Model dalam Perspektif Ilmu Komunikasi

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Pengantar
Ilmu
Komunikasi
Model Komunikasi
Fakultas
Program Studi
FIKOM
Marcomm
Tatap Muka
07
Kode MK
Disusun Oleh
85001
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Deskripsi
Kompetensi
Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi
membahas mengenai pengertian model,
fungsi dan manfaat model, tipologi model.
Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan
mahasiswa
dapat
memahami
dan
mampu
menjelaskan pengertian model, fungsi dan manfaat
model, tipologi model.
Pengertian Model
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan
menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut.
sendiri.
Model
hanya
sebagai
alat
untuk
Model jelas bukan fenomena itu
menjelaskan
fenomena.
Kita
sering
mencampuradukkan antara model komunikasi dengan fenomena komunikasi. Sebagai alat
untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan tersebut. Hanya
saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi. Artinya ada nuansa komunikasi
lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.
Menurut Sereno dan Mortensen, (dalam Mulyana. 2001:121) model komunikasi adalah
deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model
merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang
tidak perlu dalam “dunia nyata”.
Pakar komunikasi yang lain, Aubrey Fisher, mengatakan bahwa model adalah analogi
yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang
penting dari fenomena yang dijadikan model. Model dapat dikatakan sebagai gambaran
informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang
lebih disederhanakan. Atau seperti dikatakan Werner J.Severin dan James W. Tankard, Jr.
Model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan
antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori. Oleh
karena kita memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam model, suatu model
mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini pada gilirannya mengimplikasikan suatu teori
mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi suatu teori
yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara-cara untuk
memperbaiki konsep-konsep.
2015
1
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fungsi dan Manfaat Model
Gordon Wiseman dan Larry Barker (dalam Mulyana, 2001:123) menjelaskan tiga fungsi
model komunikasi:

Melukiskan proses komunikasi

Menunjukkan hubungan visual

Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.
Deutcsch menyebutkan bahwa model mempunyai 4 fungsi:

Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati.

Heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui)

Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang
kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak.

Pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.
Menurut Irwin D.J. Bross, menjelaskan beberapa manfaat model:
-
Menyediakan kerangka rujukan untuk memikirkan masalah bila model awal tidak
berhasil memprediksi.
-
Model mungkin menyarankan kesenjangan informasional yang tidak segera
tampak dan konsekuensinya dapat menyarankan tindakan yang berhasil.
-
2015
2
Terbukanya problem abstraksi.
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tipologi Model
Semua Model
Model Mental
Model Simbolik
Model Matematik
Model Verbal
Model Fisik
Model Ikonik
Model Analog
a. Model verbal:
Model verbal adalah model atau teori yang dinyatakan dengan kata-kata, meskipun
bentuknya sangat sederhana. Misalnya: Definisi komunikasi Lasswell, model SMCR David
Berlo, dll. Model verbal sangat berguna, terutama untuk menyatakan hipotesis atau
menyajikan suatu hasil penelitian. Model ini sering dibantu dengan grafik, diagram atau
gambar, contohnya model struktur organisasi
b. Model Ikonik:
Model yang penampilan umumnya (rupa bentuk, tanda-tanda) menyerupai objek yang
dimodelkan, seperti modek pesawat terbang, boneka, mannequin, maket sebuah gedung
atau kompleks perumahan, model pesawat terbang, model bumi (globe) dll.
Perangkat yang ditunjukkkan model pesawat terbang misalnya boleh jadi meliputi
mesin pesawat, interior pesawat, kendali yang dapat dioperasikan, bahkan mekanisme
radionya. Model pesawat terbang jauh lebih mudah dipelajari daripada pesawat terbang
yang sebenarnya karena berbagai alasan. Akan tetapi ada bahaya oversimplifikasi.
Sebagian ciri pesawat terbang yang sebenarnya mungkin terabaikan bila kita terlalu
memperhatikan modelnya. Inilah resiko mempelajari fenomena lewat model.
2015
3
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. Model analog:
Mempunyai fungsi seperti yang dimodelkan, meskipun bentuk fisik tidak serupa, seperti
komputer yang fungsinya menyerupai otak manusia.
d. Model Matematik:
Penggunaan model matematik ini lazim dalam mempelajari atau mengembangkan ilmu
pengetahuan alam. Misalnya, model Isaac Newton (E = mc2 ) dan Albert Einstein.
Model dalam Perspektif Ilmu Komunikasi
Pada dasarnya model komunikasi juga mempunyai sifat dan fungsi yang mirip dengan
model-model lain yang telah dibahas. Hanya saja, oleh karena dalam ilmu sosial, termasuk ilmu
komunikasi, terdapat berbagai perspektif atau paradigma, maka lazimnya terdapat berbagai
model untuk menjelaskan suatu fenomena yang diamati. Oleh karena sifat fenomena sosial
yang sangat cair, dinamis, dan berubah-ubah, yang membedakan perilaku manusia dengan
perilaku objek alam yang dianggap statis, pembuatan model fenomena sosial menjadi lebih
sulit. Bukanlah suatu hal yang aneh bila dalam ilmu komunikasi terdapat dua model komunikasi
yang tampak bertentangan, seperti model S-R (stimulus-respons) dan model interaksional.
Berdasarkan paradigma yang berbeda itu, ilmuwan sosial yang berpandangan
objektif/positivistik, yang menganggap bahwa ada keteraturan dalam perilaku manusia
(manusia cenderung dianggap pasif), seperti perilaku alam, tidak jarang menggunakan model
matematik, misalnya dalam bentuk hipotesis yang harus diuji melalui perhitungan statistik.
Sedangkan di sisi lain ilmuwan sosial berpandangan subyektif/interpretif/fenomenologis, yang
menganggap bahwa manusia aktif, biasanya lebih banyak menggunakan model verbal. Akan
tetapi, untuk menjelaskan fenomena komunikasi secara umum atau mendasar, kedua kubu
tersebut sama-sama sering menggunakan model diagramatik, sebagai salah satu versi dari
model simbolik. Hanya saja, penggunaan model diagramatik juga memang lebih lazim di
kalangan ilmuwan positivis daripada dikalangan ilmuwan fenomenologis, seperti yang tampak
pada model-model komunikasi yang bersifat linear yang akan kita bahas berikutnya.
2015
4
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model-model Komunikasi
Menurut John Fiske (1990) setidaknya terdapat dua mazhab utama dalam studi
komunikasi. Mazhab pertama melihat komunikasi sebagai transmisi pesan. Dalam mazhab ini
mereka tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan
menerjemahkannya (decode), dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan
media komunikasi. Mereka melihat komunikasi sebagai suatu proses yang dengannya seorang
pribadi mempengaruhi perilaku atau state of mind pribadi yang lain. Mazhab ini cenderung
berbicara tentang kegagalan komunikasi, dan melihat ke tahap-tahap dalam proses tersebut
guna mengetahui di mana kegagalan tersebut terjadi. Mazhab ini oleh Fiske disebut dengan
“mazhab proses”.
Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Hal ini
berkenaan dengan bagaimana pesan berinteraksi dengan orang-orang dalam menghasilkan
makna.
Kedua mazhab ini tercermin dari beragam model-model komunikasi yang akan kita
pelajari secara singkat.
a. Model Lasswell
Lasswell memberi kita model lain. Meski model ini sering digunakan secara spesifik
dalam komunikasi massa. Dia menegaskan bahwa untuk memahami proses komunikasi
massa kita perlu mempelajari setiap tahapan dalam modelnya.
Who
Says What
In Which Channel
To Whom
With What Effect?
Model ini masih tetap linear: model ini melihat komunikasi sebagai transmisi pesan.
Model ini mengungkapkan isu “efek” dan bukannya makna. Efek secara tak langsung
2015
5
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menunjukkan adanya perubahan yang bisa diukur dan diamati pada penerima yang
disebabkan unsur-unsur yang bisa diidentifikasi dalam prosesnya.
Model memiliki keterbatasan. Model ini dikritik karena mengisyaratkan kehadiran
komunikator dan pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi penerima dan karenanya
komunikasi dianggap sebagau suatu proses persuasif. Juga selalu dianggap bahwa pesanpesan pasti ada efeknya.
Lasswell juga dikritik karena menghilangkan elemen-elemen feedback. Intinya model
ini terlalu menyederhanakan masalah.
b. Model S-M-C-R (Model Berlo)
Model ini memiliki beberapa unsur, yaitu: S = source (sumber atau komunikator); M
= message (pesan); C = channel (saluran), sedangkan R = receiver (penerima/komunikan).

Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan baik individu maupun kelompok.

Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam suatu kode simbolik, seperti bahasa
atau isyarat.

Saluran adalah medium yang membawa pesan

Penerima: orang yang menjadi sasaran komunikasi.
Berlo juga menggambarkan kebutuhan penyandi (encoder) dan penyandi balik
(decoder) dalam proses komunikasi. Encoder bertanggung jawab
mengekspresikan
maksud sumber dalam bentuk suatu pesan. Senada dengan itu, penerima membutuhkan
seorang penyandi balik (decoder) untuk menerjemahkan pesan yang ia terima.
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor-faktor:
keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan
dikembangkan berdasarkan elemen, struktur, isi, perlakuan dan kode. Salurannya
berhubungan dengan panca indra: melihat, mendengar, menyentuh, membaui, dan
merasai.
Keterbatasan model ini adalah meskipun Berlo menganggap komunikasi sebagai
suatu proses, model ini menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis. Selain itu
2015
6
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
model ini tidak menjelaskan umpan balik, dan komunikasi non verbal tidak dianggap penting
dalam mempengaruhi orang lain.
c. Model Shannon dan Weaver (The Mathematical Theory of Communication)
Model ini sering juga disebut model teori informasi. Claude Shannon adalah seorang
insinyur pada bell telephone. Warren Weaver mengembangkan konsep Shannon untuk
menerapkannya pada semua bentuk komunikasi.
Karya mereka berkembang selama Perang Dunia Kedua di Bell Telephone
Laboratories di AS, dan perhatian utama mereka adalah untuk menentukan cara di mana
saluran (channel) komunikasi dapat digunakan secara sangat efisien. Bagi mereka, saluran
utamanya adalah kabel telepon dan gelombang radio. Mereka mencetuskan suatu teori
yang memungkinkan mereka mendekati masalah bagaimana mengirim sejumlah informasi
yang maksimum melalui saluran yang ada, dan bagaimana mengukur kapasitas dari suatu
saluran yang ada untuk membawa informasi.
Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik
atau mencipta ulang pesan tersebut. Dengan kata lain, model Shannon Weaver
mengasumsikan
bahwa
sumber
informasi
menghasilkan
suatu
pesan
untuk
dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter)
mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Saluran (channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal dari transmitter ke penerima
(receiver). Dalam percakapan, sumber informasi ini adalah otak, transmitternya adalah
mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan), yang ditransmisikan
lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni mekanisme pendengaran,
melakukan operasi yang sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan merekonstruksi
pesan dari sinyal. Sasaran (destination) adalah otak orang yang menjadi tujuan pesan itu.
Suatu konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap
rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan
yang disampaikan. Noise ini dapat berupa gangguan psikologis dan gangguan fisik.
2015
7
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Model ini memiliki kelemahan, model ini memberikan gambaran yang parsial
mengenai proses komunikasi. Sekali lagi komunikasi dipandang sebagai fenomena statis
dan satu arah. Juga tidak ada konsep umpan balik yang terjadi dalam penyandian dan
penyandian balik pada model ini.
d. Model ABX Newcomb
Tak semua model adalah linear. Model Newcomb merupakan salah satu model yang
memperkenalkan kita pada bentuk yang secara mendasar berbeda. Model ini bentuknya
segitiga. Namun, signifikansi utama model ini terkait dengan kenyataan bahwa ini
merupakan model pertama yang memperkenalkan pada peran komunikasi dalam suatu
masyarakat atau dalam relasi sosial. Bagi Newcomb, peran itu sederhana saja – menjaga
keseimbangan dalam sistem sosial.
Komponen minimal sistem ABX adalah sebagai berikut:
1) Orientasi A terhadap X termasuk sikap baik terhadap X sebagai objek untuk didekati
atau dihindarkan maupun terhadap ciri-ciri kognitif.
2) Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama
3) Orientasi B terhadap X
4) Orientasi B terhadap A.
Dalam model ini, komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif di mana orangorang mengorientasikan dirinya terhadap lingkungan. Ini adalah suatu model tindakan
komunikatif dua orang yang disengaja (intensional). Model ini mengisyaratkan bahwa
setiap sistem apapun mungkin ditandai oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan
bahwa setiap perubahan dalam bagian mana pun dari sistem tersebut akan menimbulkan
suatu ketegangan terhadap keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan secara
psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan
keseimbangan.
Cara kerja model ini adalah sebagai berikut: A dan B adalah komunikator dan
penerima, mereka bisa saja para individu, atau manajemen dan serikat kerja, atau
pemerintah dan rakyat. X adalah bagian dari lingkungan sosial mereka. ABX adalah
2015
8
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebuah sistem, yang berarti relasi internalnya saling bergantung: Bila A berubah, maka B
dan X pun akan berubah; atau bila A merubah relasinya pada X, maka B pun akan
mengubah relasinya baik pada X maupun pada A.
Bila A dan B adalah sahabat, dan X adalah sesuatu atau seseorang yang dikenal
keduanya, maka akan menjadi penting A dan B memiliki sikap yang mirip terhadap X. Bila
itu yang terjadi, maka sistem akan berada dalam keseimbangan. Namun bila A menyukai B
sedangkan B sebaliknya pada A, maka A dan B akan berada di bawah tekanan untuk
berkomunikasi. Hal yang sangat penting adalah tempat X di dalam lingkungan sosialnya,
dan yang mendesak adalah dorongan keduanya untuk berbagi orientasi terhadapnya.
Contoh lain dalam penerapan model ini: bila seorang pria yang memutuskan untuk
menikahi seorang wanita yang menurut sebagian orang kurang pantas baginya, terus saja
meminta pendapat orang-orang lain yang kira-kira mendukung keputusannya itu dan
menghindari pendapat yang bertentangan.
e. Model Interaksional
Model interaksional ini merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh
para ilmuwan sosial yang menggunakan perspektif interaksi simbolik.
Tiga premis dasar model ini:
1) manusia bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap lingkungan
sosialnya (simbol verbal, simbol non verbal, lingkungan fisik).
2)
makna itu berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu
dengan lingkungan sosialnya.
3)
makna diciptakan, dipertahankan dan diubah lewat proses penafsiran yang dilakukan
individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya.
2015
9
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Littlejohn, Stephen. 1996. Theories of Human Communication. Wadsworth Publishing Company
Inc Belmont.
Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya
Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka
2015
10
Pengantar Ilmu Komunikasi
Reddy Anggara, S. IKom., M. IKom
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download