14 Bab II Landasan Teori II.1 Analisis "Net Social Gain" (NSG) PT

advertisement
14
Bab II Landasan Teori
II.1 Analisis "Net Social Gain" (NSG)
PT. Sinar Asia Fortuna sebagai suatu perusahaan tambang bahan galian
batugamping mempunyai kontribusi positif terhadap peningkatan pendapatan jika
nilai outputnya lebih besar daripada nilai inputnya, baik untuk faktor produksi
primer maupun komoditi antara. Selain itu perusahaan akan mempunyai
kontribusi tidak langsung melalui pengaruh-pengaruh eksternal terhadap sektorsektor lainnya dalam perekonomian daerah. Untuk menghitung nilai manfaat
sosial ekonomi yang diberikan oleh PT. Sinar Asia Fortuna terhadap
pengembangan wilayah di Kabupaten Rembang digunakan Analisis NSG (Net
Social Gain).
NSG adalah nilai total dari komoditi yang dihasilkan dikurangi nilai komoditas
intermedier dan faktor sebagai input plus "net external effect" (NEE), dinyatakan
dengan :
NSGj =
n
m
i=1
s=1
∑ aijPi − ∑ fsjvs + Ej
……………………………………... (1)
dimana :
NSGj =
“Net Social Gain” dari perusahaan pertambangan
n
Jenis komoditas yang diproduksi perusahaan pertambangan sebagai
=
output atau dikonsumsi sebagai input dalam proses produksi.
aij
=
Jumlah komoditas ke-i yang diproduksi oleh atau digunakan dalam
proses produksi perusahaan ke-j
Pi
=
Harga bayangan (shadow price) dari komoditas ke-i
fsj
=
Jumlah input faktor ke s yang digunakan dalam proses produksi
vs
=
Harga bayangan (shadow price) dari faktor ke-s
Ej
=
Manfaat eksternal yang diberikan/disebabkan oleh perusahaan
pertambangan ke dalam ekonomi regional/domestik.
15
Untuk suatu pengkajian khusus (studi kasus) dari produksi ekspor, NSG
didefinisikan sebagai nilai bersih dari “nilai tukar asing” yang diperoleh minus
nilai dari sumber-sumber dalam negeri yang digunakan untuk memproduksi
ekspor komoditas plus NEE (Pearson and Cownie, 1974).
Untuk mengetahui nilai total dari pendapatan domestik maka komponenkomponen asing harus dikeluarkan dahulu dari model di atas.
•
Nilai total komoditas yang dihasilkan perusahaan :
n
∑ aijPi
i=1
Nilai ini di dalamnya masih tercakup input intermedier komoditas impor maka
harus dikeluarkan dari model yang dinyatakan dengan mj.
•
Jumlah dari faktor ke-s yang digunakan dalam proses produksi dan merupakan
input proses produksi:
m
∑ fsjvs
s=1
Nilai input ini di dalamnya masih tercakup input faktor produksi yang diimport
dan harus dikeluarkan dari model, dinyatakan dengan rj
Dengan demikian secara keseluruhan model dapat dinyatakan sebagai berikut :
NSGj = (uj − mj − rj)v1 −
m
∑ fsjvs + Ej
.............................................. (2)
s=2
dimana :
uj
: Nilai pendapatan dari perusahaan eksport ke-j dalam valuta asing
mj : Nilai total dari komoditas yang diimport untuk digunakan dalam proses
produksi dari perusahaan ke-j
rj
: Nilai total dari pendapatan repatriasi dari faktor produksi milik asing yang
digunakan oleh perusahaan eksport ke-j
v1 : Harga bayangan (shadow price) dari nilai tukar asing (foreign exchange)
Persamaan (1) equivalent dengan persamaan (2). Dalam persamaan (1) komoditas
dan faktor dipisahkan sedangkan dalam persamaan (2) faktor asing dipisahkan
dari faktor domestik.
16
Persamaan (2) diformulasikan lagi menjadi tiga komponen NSG :
•
Kontribusi “economic rent” (Rj) dinyatakan dengan :
m
Rj = (uj - mj - rj)w1 -
∑ fsjws
................................................................... (3)
s=2
dimana :
•
w1
: Nilai tukar resmi
ws
: Harga pasar dari faktor ke-s
Kontribusi karena penyesuaian harga (Pj) dinyatakan dengan :
m
Pj = (uj – mj – rj)(v1 – w1) +
∑ fsj(ws – vs)
.............................................. (4)
s=2
Kontribusi terhadap NSG akan diperoleh jika harga pasar lebih tinggi dari
“shadow price” (ws>vs) dan “shadow price” valuta asing lebih tinggi dari nilai
tukar resminya (v1>w1).
•
Manfaat biaya eksternal dinyatakan dengan :
Ej =
q
q
k=1
k=1
∑ Ljk + ∑ Tjkbk
………………………………………………….. (5)
dimana :
Ljk
: Aaliran interaksi antar industri
Tjk
: Pengaruh
eksternal
yang
lain
dari
perusahaan
kepada
konsumen/produsen ke-k;
bk
:
”Social valuation” (nilai sosial) dari pengaruh eksternal lain pada
konsumen/produsen ke-k.
Jadi secara ringkas NSG sebenarnya merupakan akumulasi dari tiga pengaruh
ekonomi, yaitu rente ekonomi (economic rent), penyesuaian nilai-nilai inputoutput terhadap harga pasar dan pengaruh eksternal, dinyatakan sebagai berikut :
NSGj = Rj + Pj + Ej
…………………………………………………….. (6)
dimana :
Rj : Kontribusi “economic rent” dari perusahaan ke-j
Pj
: Kontribusi karena penyesuaian harga dari perusahaan ke-j
17
Ej : Kontribusi dari biaya eksternal yang dikeluarkan perusahaan kepada
ekonomi setempat dan aliran interaksi antar industri.
Kemudian
untuk
melengkapi
analisis
manfaat
sosial
ekonomi
perlu
membandingkan NSG dari beberapa kegiatan/waktu eksport yang berbeda dengan
output total yang dinilai pada shadow price dari valuta asing dengan
menggunakan model sebagai berikut :
NGCj =
NSGj
uj . v1
…………………………………………………… (7)
NGC (Net Gain Coefficient) menaik maka kontribusi dari kegiatan eksport
menaik. Dalam kajian ini eksport yang dimaksud adalah penjualan komoditi
keluar wilayah Kabupaten Rembang dan masih dalam wilayah negara yang sama,
dengan demikian masih menggunakan mata uang yang sama (rupiah).
II.2 Analisis "Shift Share"
Analisis "Shift Share" pertama kali diperkenalkan oleh Perloff (1960). Analisis ini
digunakan untuk menilai pertumbuhan ekonomi suatu sektor atau suatu wilayah.
Model "shift share" digunakan untuk menganalisis perubahan berbagai indikator
kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu di
suatu wilayah. Dari hasil analisis ini akan diketahui bagaimana perkembangan
suatu sektor di suatu wilayah jika dibandingkan secara relatif dengan sektor-sektor
lainnya. Dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan tenaga kerja/produksi
di suatu wilayah antara tahun dasar dengan tahun akhir analisis dibagi menjadi
tiga komponen pertumbuhan, yaitu: komponen pertumbuhan nasional, komponen
pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah.
Ketiga komponen pertumbuhan di atas secara matematik dinyatakan sebagai
berikut :
∆Yij = PNij + PPij + PPWij
Secara rinci dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y'ij - Yij = ∆Yij = Yij(Ra-1) + Yij(Ri-Ra) + Yij(ri-Ri)
18
dimana :
∆Yij
=
Perubahan dalam kesempatan kerja/produksi sektor i pada wilayah
ke j
Yij
=
Produksi/tenaga kerja dari sektor i pada wilayah ke j pada tahun
dasar analisis
Y'ij
=
Produksi/tenaga kerja dari sektor i pada wilayah ke j pada tahun
akhir analisis
Yi.
=
m
∑ Yij
=
Produk Domestik Bruto (PDB) atau tenaga kerja
j=1
(nasional) dari sektor i pada tahun dasar analisis
Y'i.
=
m
∑ Y'ij
=
Produk Domestik Bruto (PDB) atau tenaga kerja
j=1
(nasional) dari sektor i pada tahun akhir analisis
Y..
=
n
m
i=1
j=1
∑ ∑ Yij
=
Produk Domestik Bruto (PDB) atau tenaga kerja
(nasional) pada tahun dasar analisis
Y'..
=
n
m
i=1
j=1
∑ ∑ Y'ij
=
Produk Domestik Bruto (PDB) atau tenaga kerja
(nasional) pada tahun akhir analisis
ri
=
Y'ij / Yij
Ri
=
Y'i. / Yi.
Ra
=
Y'.. / Y..
(ri-1)
(Ra-1)
Persentase perubahan PDRB/tenaga kerja pada sektor i wilayah ke j
=
Persentase
perubahan
PDRB/tenaga
kerja
yang
disebabkan
kerja
yang
disebabkan
komponen pertumbuhan nasional (PNij)
(Ri-Ra) =
Persentase
perubahan
PDRB/tenaga
komponen pertumbuhan proporsional (PPij)
(ri-Ri)
=
Persentase perubahan PDRB/kesempatan kerja yang disebabkan
komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPWij)
Apabila PPij < 0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah ke j pertumbuhannya
lambat. Sedangkan apabila PPij > 0, menunjukkan bahwa sektor i pada wilayah ke
j pertumbuhannya cepat. Apabila PPWij > 0, berarti wilayah ke j mempunyai daya
19
saing yang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya untuk sektor ke i. Atau
dapat dikatakan bahwa wilayah tersebut mempunyai "comparative advantage"
untuk sektor ke i bila dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sedangkan apabila
PPWij < 0, berarti bahwa sektor i pada wilayah ke j tidak dapat bersaing dengan
baik apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Dari penjumlahan dua komponen pertumbuhan wilayah, yaitu pertumbuhan
proporsional dan pertumbuhan pangsa wilayah, dapat digunakan untuk
mengidentifikasi pertumbuhan suatu wilayah atau suatu sektor dalam suatu
wilayah. Jumlah antara kedua komponen itu disebut pergeseran bersih (PB), yang
dinyatakan dengan:
PBij = PPij + PPWij
PB.j = PP.j + PPW.j
Apabila PBij > 0, maka pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk dalam
kelompok progresif (maju). Sedangkan apabila PBij < 0, maka pertumbuhan
sektor i pada wilayah j termasuk lamban. Begitu pula apabila PB.j > 0, maka
pertumbuhan wilayah tersebut ke dalam kelompok progresif, sedangkan apabila
apabila PB.j < 0, maka pertumbuhan wilayah tersebut termasuk lamban.
Download