Kekuasaan dan Wewenang dalam Konteks Hubungan Sosial

advertisement
KONSEPSI HASIL :
• Imbal Hasil (return) dapat dipandang sebagai
•
•
•
penghargaan untuk investasi.
Contoh : Dana tabungan Rp. 10 juta dengan bunga
10% dipinjamkan kepada pihak lain, maka
selayaknya dikenakan bunga pinjaman minimal 10%
Dengan strategi ini , berarti pemilik dana memper oleh penghargaan yang sama seperti jika dananya
tetap ditabung/tidak dipinjamkan.
Investasi tidak selalu memberikan kepastian hasil
Kepastian hanya mungkin dalam bentuk simpanan
pada bank yang bonafid, meski masih ada risko,
minimal inflation risk
UNSUR HASIL :
Hasil dari suatu investasi tediri dari 2
unsur, yaitu :
1. Current Income, yaitu penghasilan
berjalan seperti bunga, dividen, sewa dll.
2. Capital Gain, berupa kenaikan nilai,
karena harga jual investasi lebih tinggi
dari harga belinya
Current Income (Penghasilan Berjalan)
Adalah penghasilan periodik yang diterima
secara tunai atau cepat dapat diubah menjadi
tunai yang bersumber dari pemilikan suatu
investasi, seperti :
• Bunga yang diterima dari obligasi,
• Dividen dari saham,
• Sewa dari properti dll.
Contoh :Penghasilan berjalan dari Invetasi A dan B
selama kepemilikan satu tahun :
Investasi A Investasi B
Harga Beli (awal tahun)
Uang tunai yg diterima :
• Triwulan I
• Triwulan II
• Triwulan III
• Triwulan IV
Jumlah (setahun)
Harga jual (akhir tahun)
Rp 1.000 jt
Rp. 1.000 jt
Rp. 10 jt
Rp. 20 jt
Rp. 20 jt
Rp. 30 jt
Rp. 80 jt
Rp 1.100 jt
Rp.
0 jt
Rp.
0 jt
Rp.
0 jt
Rp. 120 jt
Rp. 120 jt
Rp. 96 0 jt
Berdasarkan pernghasilan berjalan yang diterima selama
setahun , ternyata Investasi B lebih menguntungkan dari
pada Investasi A
Capital Gain
Investor tidak hanya mengharapkan untuk memperoleh penghasilan berjalan, tetapi juga pengembalian dana yang diinvestasikannya dikemudian hari atau dijual
dengan hasil yang lebih besar dari harga belinya atau
disebut capital gain; namun jika sebaliknya disebut
capital loss
• Pemegang obligasi akan memperoleh dana yang
diinvestasikan pada jatuh tempo atau investor bisa
menjualnya sebelum jatuh tempo .
• Pemegang saham, properti dan instrumen investasi
lainnya yang tidak memiliki jatuh tempo, maka pengembalian dananya tidak pasti, namun setiap saat
bisa menjualnya
Contoh : Penghasilan yang diperoleh dari Investasi
A dan Investasi B
Pada tabel 1 Investasi A memberi capital gain Rp. 100
juta t (harga jual Rp. 1.100 jt - 1.000 jt) dan Investasi B
mengalami capital loss Rp. 40 juta (harga jual Rp. 960
Rp. 1.000) dalam setahun Hasil total dari masing-2
investasi adalah :
Hasil
Investasi A Investasi B
Penghasilan berjalan
Capital gain (loss)
Hasil Total
Rp. 80 jt
Rp. 100 jt
Rp. 180 jt
Rp. 120 jt
Rp. ( 40 jt)
Rp.
80 jt
Investasi A memberi kan hasil Rp 180/1.000 x 100% = 18%
sedang Investasi B memberikan hasil Rp. 80/1.000 x 100% = 8%
Dengan demikian, Investasi A lebih unggul dari pada Investasi B
Nilai Historis dari Hasil yang
diharapkan (expected return)
• Dalam dunia investasi umum dilakukan peman tauan atas data historis dari suatu instrumen inves
tasi tertentu untuk memperkirakan kemungkinan
dimasa depan.
Contoh :
• Data historis dari suatu investasi
1 : Rp 1 juta
Nilai Pasar (Harga)
Pengha- Awal
Akhir Capital
Tahun
silan
Thn
Thn
Gain
(1)
(2)
(3)
(4)
1995
Rp 4 Rp100
Rp 95
- Rp 5
1996
3
95
99
4
1997
4
99
105
6
1998
5
105
115
10
1999
5
115
125
10
2000
3
125
120
5
2001
3
120
122
2
2002
4
122
130
8
2003
5
130
140
10
2004
5
Rata-rata Rp 4,10
140
165
15
Rp 5,50
Hasil
Total
( 5)
- 1
7
10
15
15
- 2
5
12
15
% Hasil
Total
(6)
- 1,00 %
7,37%
10,10 %
14,29 %
12,00 %
- 1,60 %
4,17 %
9,84 %
11,54 %
20 14,29 %
Rp 9,60 8,10 %
• Investasi awal Rp 100 juta (kol.2) memberi pengha -
•
•
•
silan berjalan (kol.1 ) dan capital gain/loss (kol.4) setiap tahun. Hasil total rata-2 selama 10 tahun tera khir adalah 8,10%.
Data historis dari investasi ini menunjukkan terjadinya siklus hasil lima tahunan.
Setiap tahun (1995 dan 2000) hasil negatif, diikuti
dengan empat tahun (1996-1999 dan 2001-2004) ha sil positif yang naik
Dengan analisa data historis ini, dapat dilakukan
proyeksi hasil yang diharapkan (expected return)
dimasa depan.
• Proyeksi tahun 2005, 2006 dan seterusnya dapat
dilakukan melalui dua arah, yaitu :
a. Melanjutkan trend peningkatan hasil lima tahun
terakhir, yang mengharapkan hasil total rata-rata
antara 12% sampai 15%
b. Mengikuti pola siklus hasil lima tahunan, yang
mengharapkan hasil negatif 2005 dan diikuti
kenaikan hasil positif sehingga memperkirakan
hasil total rata-rata antara 8% sampai 9%
Tingkat Hasil (rate of return)
Tingkat hasil yang dicapai atau diharapkan dari
suatu invetasi terutama tergantung pada Fakotr-2
sbb. :
1. Sifat-sifat Internal
2. Kekuatan Eksternal, dan
3. I n f l a s i
1. Sifat-Sifat Internal :
Seperti jenis instrumen investasi, cara pembelanjaan
nya, klien dari emiten dan manajemennya mempenga
ruhi tingkat hasil. Contoh :
Saham dari pabrik baja yang besar, dikelola baik,
dibelanjai sepenuhnya dengan penyertaan (equity
financed) yang kliennnya adalah perakitan/karoseri
mobil Toyota, diharapkan memberikan tingkat hasil
yang bebeda dengan pabrik garmen yang kecil,
manajemen kurang baik, dibelanjai terutam dengan
hutang (debt financed) yang kliennya toko-2 kecil
2. Kekuatan Eksternal :
Seperti perang, resesi, peraturan baru, kebijakan politik yang diluar kekuasaan emiten. Setiap instrumen
investasi terkena pengaruh yang berbeda, dimana
kekuatan eksternal yang sama akan mengakibatkan
naiknya hasil dari suatu instrumen, sedang hasil dari
instrumen lain bisa turun
3. I n f l a s i :
Cenderung memberikan pengaruh positif terhadap
jenis-2 instrumen investasi seperti properti dan pe ngaruh negatif terjadap jenis instrumen investasi
lainnya seperti saham dan obligasi
PENGUKURAN HASIL
Pengukuran hasil dari suatu investasi didasarkan
atas waktu dari penghasilan berjalan dan/atau
capital gain/loss.
Dalam hal ini ditentukan oleh 3 faktor utama,
yaitu :
1. Bunga, sebagai hasil dasr bagi penabung
2. Konsepsi Hasil selama periode investasi
ditanam
3. Nilai Waktu atas uang
1. Bunga (interest)
Tabungan pada lembaga keuangan merupakan salah
satu bentuk investasi yang paling dasar. Penabung
memperoleh bunga sebagai penghargaan atas penem patan dananya. Bunga tersebut sebagai penghasilan sedang nilai investasinya (tabungan awal) tidak memperoleh capital gain/loss
Berbagai cara perhitungan bunga :
a. Bunga sederhana, yaitu bunga yang dibayarkan ha nya pada saldo aktual selama jumlah waktu aktual
dana ybs. ditabung. Contoh :
Tabungan Rp 100 juta bunga 6% p.a selama 1,5 th.
akan memperoleh bunga : Rp 100 juta x 1,5 x 6% =
Rp. 9 juta selama periode tersebut
Jika pada akhir tengah tahun tabungannya ditarik
Rp. 50 juta, maka akan diperoleh bunga :
(Rp. 100 juta x 6/12 x 6%) + (Rp. 50 jt x 1 x 6%) =
Rp. 6 juta selama 1,5 tahun
b. Bunga Majemuk, yaitu bunga yang dibayar baik
pada tabungan awal maupun pada setiap bunga yang
terpupuk dari satu periode ke periode berikutnya
Contoh : Tabungan dengan Bunga Majemuk 5%
Tabel 1 : 1 : Rp. 1 juta
Tanggal
1-1-2002
1-1-2003
1-1-2004
Tabungan
(Penarikan)
Saldo
Awal
(1)
Rp. 1.000
(
300)
1.000
(2)
Rp. 1.000
750
1.788
Bunga
5% x (2)
(3)
Rp. 50
38
89
Saldo Akhir
(2) + (3)
(4)
Rp. 1.050
788
1.877
Bunga Rp 50 juta dari tabungan Rp. 1.000 juta selama 2002 menjadi saldo
yang mendapat bunga dalam tahun 2003, dan seterusnya
Perhitungan bunga majemuk akan menghasilkan bu nga dan saldo akhir tabungan yang lebih besar, bila
penggandaan bunga dilakukan lebih sering
Contoh : Perhitungan Bunga Majemuk tengah tahunan
5% atas tabungan awal Rp. 1.000 juta
Tabel 2 : 1 : Rp. 1 juta
Tanggal
1-1-2002
1-7-2002
1-1-2003
1-7-2003
1-1-2004
1-7-2004
Tabungan
(Penarikan)
Saldo
Awal
(1)
Rp. 1.000
(2)
Rp. 1.000
1.025
751
770
1.789
1.833
(
300)
1.000
Bunga
Saldo Akhir
5% x1/2x (2)
(2) + (3)
(3)
Rp. 25
26
19
19
45
46
(4)
Rp. 1.025
1.051
770
789
1.834
1.879
Saldo akhir 2004 pada tabel 2 adalah Rp. 1.879 juta lebih besar
dari pada saldo akhir 2004 pada tabel 1 sebesar Rp. 1.877
• Apabila perhitungan bunga dilakukan dengan cara
•
sederhana dan cara majemuk tahunan , maka tingkat bunga yang dinyatakan (stated rate of interest)
sama dengan tingkat bunga yang sebenarnya (true
rate of interest)
Tetapi apabila perhitungan bunga dilakukan dengan
cara mejemuk yang lebih sering tahunan, maka tingkat bunga yang sebenarnya akan lebih tinggi dari
tingkat bunga yang dinyatakan
Contoh :
Perhitungan bunga majemuk 5% dengan berbagai
periode
Tabel 3 : Tingkat Bunga Sebenarnya dari Berbagai
Periode Majemuk (Tingkat Bunga Dinyatakan 5%)
Periode Majemuk
• Tahunan
• Tengah Tahunan
• Triwulanan
• Bulanan
• Mingguan
• Harian
Tingkat Bunga Sebenarnya
5,000 %
5,063 %
5,094 %
5,120 %
5,125 %
5,127 %
Oleh karena periode majemuk yang berbeda mengakibatkan
tingkat bunga sebenarnya yang berlainan, maka penabung perlu
menilai bebagai alternatif tabungan sesuai dengan cara perhi tungan bunga yang dianut.
2. Hasil Selama Periode Investasi
• Hasil invetasi yang berupa penghasilan berjalan sela-
•
•
lu terealisir, karena biasanya diterima oleh investor
selama periode investasi. Sedangkan capital gain/loss
biasa terealisir apabila instrumen investasi dijual
pada akhir periode investasi , dan bersifat potensial
bila tidak dijual dan tetap dipegang
Selain itu, hasil investasi bisa positif atau negatif, dimana penghasilan berjalan negatif bisa terjadi, mi salnya dalam usaha apartemen karena tingkat
hunian yang rendah, sehingga hasil sewa < biaya
operasi, sehingga investor harus menutup defisit.
Capital loss bisa terjadi apabila nilai pasar dari instu
men investasi menurun selama periode investasi
• Dalam perhitungan jumlah hasil investasi, maka selu
ruh hasil, baik yang terealisir maupun potensial, baik yg positif maupun negatif harus diperhitungkan.
• Seluruh hasil yang diperoleh selama periode, dimana
suatu investasi dipegang/ditahan/ditanam disebut
“Hasil Periode Penanaman” atau Holding Period
Return/HPR dengan rumus :
Penghasilan berjalan + Capital Gain/loss
Nilai Investasi Awal
HPR merupakan cara yang praktis untuk menilai
pemilihan berbagai alternatif instrumen investasi
Contoh :
Perbandingan 4 instrumen investasi melalui HPR
Tabel 1 : Variabel-2 Finansial Utama dari 4 Instrumen
Investasi (1 : Rp 1 juta)
Instrumen Investasi
Tabungan Saham Biasa Obligasi Properti
Penerimaan Tunai :
Triwulan I/2004
Rp 15
Rp 10
Rp 0 Rp 0
Triwulan II/2004
15
10
50
0
Triwlan III/2004
15
10
0
0
Triwulan IV/2004
15
15
50
0
Jumlah Penghasilan
Berjalan (1)
Rp 60
Rp 45
Rp100 Rp 0
Nilai Investasi :
Akhir Tahun
Rp1.000
Rp 2.100
Rp 970 Rp 3.200
Awal Tahun (2)
1.000
2.000
1.000
3.000
Capital Gain/Loss (3) Rp
0
Rp 100 Rp ( 30) Rp 200
Hasil Total (4)
= (1) + (3)
Rp 60
Rp 145
Rp 70 Rp 200
HPR (5) = (4) : (2)
6,00%
7,25%
7,00% 6,67%
Ternyata HPR tertinggi berada pada Saham Biasa (7,25%) meskipun hasil total tertinggi diperoleh dari Properti (Rp 200 juta)
NILAI WAKTU DARI UANG
(Time Value of Money)
Makin cepat investor menerima hasil dari suatu
investasi semakin baik, karena peluan untuk
menginvestasikan kembali dan memperoleh
tambahan hasil
Jadi w a k t u menjadi faktor penting dalam
proses penilaian dan keputusan memilih
alternatif investasi, yaitu baik waktu mendatang
maupun waktu sekarang
a. Waktu Mendatang (Future Value )
Adalah jumlah dimana investasi sekarang akan
tumbuh selama periode tertentu dengan bunga
majemuk. Contoh nilai mendatang dari investasi
Rp 1.000 juta dengan bunga majemuk 8% p.a,
diperoleh dengan perhitungan :
• Jumlah akhir tahun ke-1 :
Rp 1.000 juta x (1+0,08) = Rp 1.080,00 juta
• Jumlah akhir tahun ke-2 :
Rp 1.080 juta x (1+ 0,08) = Rp 1.166,40 juta
atau dengan rumus :
FV = PV x (1+r)
Untuk menghitung nilai mendatang dapat dipergunakan Tabel Faktor Bunga Majemuk. Tabel ini menunjukkan kelipatan setiap Rp. 1 yang dihitung selama periode dan bunga tertentu, contoh :
• Investasi Rp. 1.000 juta, bunga 8% p.a selama 4
tahun adalah :
Rp. 1000 juta x 1,360 = Rp. 1.360 juta
• Investasi Rp. 1.000 juta, bunga 5 % p.a selama 4
tahun adalah :
Rp. 1000 juta x 1,216 = Rp. 1.216 juta
b. Nilai Sekarang (Present Value)
Adalah kebalikan dari Future Value, dalam arti sebagai nilai saat ini dari suatu jumlah yang akan diterima dimasa datang. Tingkat bunga untuk menghitung Nilai Sekarang disebut tingkat diskon (discount rate) contoh :
Nilai Sekarang dari Rp 1000 juta yang akan diterima 1 tahun mendatang dengan diskon 8% p.a
adalah :
PV x (1 + 0,08) = Rp. 1000 juta
PV = Rp 1000 juta / (1+0,08) = Rp. 925,93 juta
atau dengan rumus :
PV = FV/ (1+r)
Untuk menghitung Nilai Sekarang dapat dipergunakan Tabel Faktor Nilai Sekarang. Tabel ini menunjukkan kelipatan setiap Rp. 1 yang dihitung selama periode dan bunga tertentu, contoh :
• Nilai Sekarang Rp. 1.000 juta selama 4 tahun
diskon 8% p.a adalah :
Rp. 1000 juta x 0,735 = Rp. 735 juta
• Nilai Sekarang Rp. 500 juta diterima 5 th
mendatang, diskon 6 % p.a adalah :
Rp. 500 juta x 0,747 = Rp. 373,50 juta
c. PV dari Suatu Aliran Penghasilan
Jumlah yang akan diterima mendatang (FV) bisa
berupa Sekaligus (single lump sum) atau suatu aliran (stream ) yang akan diterima setiap tahun seba gai mana penerimaan hasil suatu invetasi.
Aliran tsb. bisa berupa :
• Aliran campuran (mixed stream) dimana penghasilan tahunan tsb. jumlahnya tidak selalu sama.
• Anuitas (Annuity) dimana penghasilan anuitas
tahunan tersebut jumlahnya selalu sama
Aliran Campuran (mixed stream)
Nilai Sekarang (PV) dari suatu aliran campuran penghasilan tahunan harus dihitung dengan menggunakan
Tabel Faktor PV untuk setiap tahun, kemudian dijumlahkan. Contoh : PV dari aliran campuran pengha -
silan dengan tingkat diskon 9%
Tahun
2004
2005
2006
2007
2008
(1)
Penghasilan
Rp 30 jt
40 jt
50 jt
60 jt
70 jt
(2)
Faktor PV
0,917
0,842
0,772
0,708
0,650
Jumlah Nilai Sekarang (PV)
(3) = (1) x (2)
Present Value
Rp 27,51 jt
33,68 jt
38,60 jt
42,48 jt
45,50 jt
Rp 187,77 jt
Aliran Anuitas (Annuity)
Nilai yg akan datang dari suatu Anuitas (FV Annuity)
merupakan jumlah uang pada akhir dari beberapa
periode yang akan datang jika setiap periode mulai
sekarang penambahan aliran dengan jumlah sama
Untuk mempermudah perhitungan, gunakan Tabel
Faktor FV untuk setiap Rp 1,- anuitas dengan berbagai tahun dan tingkat bunga tertentu
Contoh : Tabungan Rp. 10 juta (A) pertahun, selama 20 th. (N) , tingkat bunga 10% (r)
Nilai pada akhir tahun ke-10 (FVA10) =
Rp. 10 juta x 15,937 = Rp. 159,37 juta
Aliran Anuitas (Annuity)
Nilai Sekarang (PV) dari suatu Anuitas dapat dihitung
dengan cara yang sama seperti aliran campuran. Untuk
mempermudah perhitungan, gunakan Tabel Faktor PV
untuk setiap Rp 1,- anuitas dengan berbagai tahun dan
tingkat diskon
Contoh : PV dari Rp. 50 juta anuitas 5 th, dengan
dengan diskon 9% adalah :
Nilai Sekarang Anuitas =
Rp. 50 juta x 3,890 = Rp. 194,50 juta
Investasi Yang Layak :
Dengan menggunakan konsepsi PV maka investasi dianggap la yak apabila PV dari penerimaa (pada tingkat diskon tertentu)
sama atau melebihi nilai sekarang dari pengeluaran; dimana pengeluaran (harga beli) dari investasi dilakukan sekarang, sehing
ga pengeluaran dan Nilai Sekarangnya dianggap sama.
Dengan menggunakan contoh Tabel Perhitungan PV dari Aliran
Campuran tingkat diskon 9% , maka terdapat 3 alternatif :
1. Jika pengeluaran investasi (sekarang) sama dengan Rp 187,77
juta investor akan memperoleh tingkat hasil yang sama
dengan 8%
2. Jika pengeluaran investasi (sekarang) lebih kecil dari Rp
187,77 juta, investor akan memperoleh tingkat hasil yang
lebih besar dari 8%
3. Jika pengeluaran investasi (sekarang) lebih besar dari Rp
187,77 juta, investor akan memperoleh tingkat hasil yang
lebih kecil dari 8%
Investor akan melakukan investasi dalam kondisi alternatif 2
atau setidak-tidaknya alternatif 1
YI ELD
• Yield dari suatu investasi adalah tingkat diskon di mana Nilai Sekarang (PV) dari penerimaan (benefit)
tepat sama dengan pengeluaran investasinya (cost)
• Apabila Yield telah dihitung, maka kelayakan suatu
investasi dapat ditentukan.
• Apabila dari suatu investasi lebih besar atau sama
•
•
dengan tingkat diskon yang dikehendaki, maka
investasi tersebut dapat diterima
Investasi yang memberikan Yield dibawah tingkat
diskon yang dikehendaki tidak bisa diterima
Yield disebut pula dengan IRR dan seringkali dicari
dengan cara trial & error atau coba-coba
Contoh : Mencari Yield yang diperkirakan
Tabel Nilai Sekarang Aliran Penerimaan dari
suatu Investasi :
(1)
(2)
Tahun Penerimaan Faktor PV 8%
Ke-1
Rp 90 jt
0,926
Ke-2
Rp 100 jt
0,857
Ke-3
Rp 110 jt
0,794
Ke-4
Rp 120 jt
0,735
Ke-5
Rp 100 jt
0,681
Ke-6
Rp 100 jt
0,630
Ke-7
Rp1200 jt
0,583
Jumlah Nilai Sekarang (PV) Penerimaan
(3) = (1) x (2)
PV Penerimaan
Rp. 83,34 jt
Rp. 85,70 jt
Rp. 87,34 jt
Rp. 88,20 jt
Rp. 68,10 jt
Rp. 63,00 jt
Rp. 699,60 jt
Rp1175,28 jt
Jika pengeluaran investasi (outlay) Rp. 1.100 juta maka jumlah
PV Penerimaan Rp 1.175,28 juta > dari outlay, berarti Yield dari
investasi ini > dari tingkat diskon 8% Berapa besar Yield yang
akan mempersamakan pengeluaran investasi dengan jumlah PV
Penerimaan ?
Yield diperkirakan antara 9% - 10%, PV penerimaan dengan
menggunakan kedua tingkat diskon tersebut ada;lah :
(1)
(2)
(3)=(1)x(2)
(4)
(5)=(1)x(4)
Thn. Pener. FPV 9% PV Pener.
FPV 10%
PV Pener.
Ke-1 Rp 90
0,917 Rp 82,53 jt
0,909
Rp 81,81 jt
Ke-2 100 0,842
84,20
0,826
82,60
Ke-3 110
0,772
84,92
0,751
82,61
Ke-4 120
0,708
84,96
0,683
81,96
Ke-5 100
0,650
65,00
0,621
62,10
Ke-6 100
0,596
59,60
0,564
56,40
Ke-7 1200
0,547
656,40
0,513
615,60
Jumlah PV Pener.
1.117,61 jt
1.063,08 jt
Selisih PV penerimaan dengan diskon 9% dan outlay Rp 1.11,61
- 1.100 juta = Rp 17,61 lebih kecil dari tingkat diskon 10%, yaitu
Rp 1.063,08 - 1.100 juta = - Rp 36,92
Karena itu Yield dari investasi ini kira-kira sebesar 9%
R I S I K O (R i s k)
• Risiko adalah kemungkinan bahwa hasil nyata dari
•
•
•
suatu investasi dapat berbeda dari Hasil yang Diharapkan (expected return)
Pada umumnya, makin variable atau lebar range
kemungkinan nilai hasil dari suatu investasi, makin
besar risikonya dan sebaliknya.
Risiko dari suatu investasi langsung berkaitan dengan hasil yang diharapkan .
Pada hakekatnya investor berusaha meminimkan
risiko untuk mendapatkan tingkat hasil tertentu atau
memaksimumkan hasil untuk tingkat risiko tertentu.
Jenis Risiko Investasi yang mungkin terjadi dan
harus diperhitungkan oleh investor dalam mengambil keputusan investasi, a.l :
• Risiko Kegagalan (default risk)
• Risiko Tingkat Bunga (interest rate risk)
• Risiko Pasar (market risk)
• Risiko Manajemen (manajemen risk)
• Risiko Kemampuan Membeli (Purchasing Power)
• Risiko Politik (political risk)
• Risiko Kemampuan Pasar (marketability risk)
• Risiko Kollabilitas (collability risk)
• Risiko Konversi (conversion risk)
Hubungan timbal-balik (trade off) antara Hasil dan Risiko ditunjukkan
pada gambar :
Hasil yang Diharapkan
Fungsi Risiko Hasil
Tingkat Bebas
Risiko
Rf
R i s i k o
Keterangan :
• Makin tinggi hasil berhubungan dengan makin
tingginya risiko
• Dalam hal ini, kenaikan risiko merupakan
faktor negatif, sedangkan kenaikan Hasil
adalah faktor positif
• Titik Rf menunjukkan kemungkinan bahwa
risiko nol dapat memberikan hasil yang positif,
contoh : obligasi pemerintah
Ukuran Risiko Beta
Dalam pengukuran risiko dikenal dua teori, yaitu :
• B e t a, sebagai ukuran risiko, dan
• CAPM (Capital Asset Pricing Mode) atau Model
Perhitungan Aktiva Modal, yang menghubungkan
risiko yang diukur melalui beta dengan hasil yang
diharapkan
Beta menunjukkan bagaimana nilai dari suatu sekuritas bereaksi terhadap kekuatan pasar, dan dihitung
melalui hubungan antara hasil (historis) dari suatu sekuritas dengan hasil (historis ) dari pasar. Hasil pasar
(market return) biasanya diukur berdasarkan hasil
rata-rata dari seluruh atau sampel besar sekuritas
(IHSG)
Beta untuk pasar = 1, sedang beta dari sekuritas dinyatakan relatif terhadap nilai itu (positif atau negatif)
Contoh sampel nilai Beta secara selektif :
Beta
2,0
1,0
0,5
0
-0,5
-1,0
-2,0
Keterangan
Bergerak dengan
arah yang sama
seperti Pasar
Interprestasi
- Dua kali responsipseperti Pasar
- Sama responsif seperti Pasar
- Separoh responsif seperti Pasar
Tidak terpengaruh Pasar
Bergerak dengan - Separoh responsif seperti Pasar
arah terbalik
- Sama responsif seperti Pasar
terhadap Pasar - Dua kali responsif seperti Pasar
• Jika pasar diharapkan mengalami kenaikan
tingkat hasil 10% pada periode berikut, maka
saham dengan beta 1,50 diharapkan akan
mengalami kenaikan hasil kira-kira 1,50 x 10%
15% dan sebaliknya
• Pada umumnya, makin tinggi nilai absolut beta
(postif atau negatif) makin tinggi risiko investasi
• Tanda positif atau negatif hanya menunjukkan
apakah risiko suatu investasi sejalan (positif )
atau terbalik (negatif) dengan pasar
Seluruh risiko dari suatu investasi terdiri dari :
a. Diversifiable risk (risiko yang dapat didiversifikasi)
atau Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk), yaitu bagian dari risiko investasi seperti Risiko Kebang
krutan , manajemen. Diversifiable risk dapat dihi langkan melalui diversifikasi, yaitu dengan membuat
portofolio investasi yang didiversifikasi yang digunakan dalam upaya mengurangi risiko portofolio dengan cara mempelajari pola tingkat keuntungan (re turn) berbagai sekuritas (saham). Artinya jika satu
porsi saham mengalami kerugian maka keuntungan
dari porsi portoflio lain dapat menutupi
b. Undiversifiable risk (risiko yang tidak dapat didiversifikasi) atau Risiko Sistematis (unsystematic risk),
yaitu bagian dari risiko investasi yang berkaitan
dengan perekonomian secara makro, seperti Risiko
daya beli, politik, nilai tukar dan risiko lainnya.
Gambaran total riko (gabungan sytematic dan
unsystematic risk) adalah :
Risiko Total
Risiko Tidak
Sistematis
Risiko Sistematis
Jumlah berbagai saham = portofolio
Pemilihan Alternatif Instrumen Investasi
TRADE OFF RISIKO-HASIL INSTRUMEN INVESTASI
Properti rii dan
kekayaan lainnya
Perdag. Komoditi
Future Trading
Hasil yg Diharapkan
Reksadana
Saham Preferen
Tabungan dan
Deposito
Opsi
Saham Biasa
Saham Konvertibel
Obligasi
Bebas
Risiko
Obligasi Pem.
0
R i s i k o
• Setiap instrumen investasi memiliki berbagai perila•
•
ku risiko - hasil
Gambar diatas menunjukkan sifat-sifat risiko-hasil
dari setiap instrumen investasi
Beberapa instrumen memberikan hasil rendah dengan risiko rendah, lainnya menunjukkan hasil tinggi
dengan risiko tinggi.
Preferensi Investor
Investor memeiliki preferensi sendiri dalam menentu kan hubungan antara risiko dan hasil, yaitu seberapa
besar risiko yang dapat diterima untuk mendapatkan
hasil yang diharapkan.
Terdapat 3 preferensi risiko utama , yaitu :
a. Risk-Indiffeferent (tidak peduli risiko)
b. Risk-Everse (tidak senang risiko)
c. Risk Taker (penanggung risiko)
Ketiga bentuk perilaku preferensi tersebut
digambarkan sbb. :
FUNGSI PREFERENSI RISIKO
Hasil yang Diharapkan /
disyaratkan
0
Risk Everse
Risk Everse
0
0
Risk
Indifferent
Risk Indifferent
0
0
Risk Taker
Rf 0
0
Risk Taker
Jika risiko naik dari X1 ke X2 maka :
• Investor yang Tidak Peduli Risiko (risk
indifferent) mengharap kenaikan hasil secara
proporsional
• Investor yang Tidak Senang Risiko (risk
averse) mensyaratkan kenaikan hasil yang
lebih dari proporsional
• Investor Penanggung Risiko (risk taker) hanya
menginginkan kenaikan hasil kurang dari
proporsional.
Pada umumnya, kebanyakan investor tidak
senang risiko
Langkah-langkah yang harus dilakukan
Investor dalam memilih alternatif investasi :
a. Dengan menggunakan data hasil historis atau proyeksi, perkirakan hasil yang diharapkan selama
periode investasi (holding preriod) tertentu.
Gunakan tehnik Present Value atau Yield untuk
menjamin bahwa nilai waktu uang telah dipertimbangkan
b. Dengan menggunakan data hasil historis atau pro yeksi, nilailah risiko investasi. Gunakan penilaian
risiko secara subyektif atas hasil yang lalu dan beta
c. Evaluasi perilaku risiko hasil dari masing-2
alternatif investasi untuk menjamin bahwa hasil
yang diharapkan cukup dapat diterima sesuai
tingkat risiko tertentu
d. Pilihlah instrumen investasi yang menawarkan
hasil yang tertinggi sesuai dengan tingkat risiko
yang dapat diterima investor
• Kebanyakan investor tidak senang risiko
• Karena menghendaki instrumen yang
•
rendah risi - ko, sehingga hasil
investasinyapun rendah.
Selama investor mendapatkan hasil yang
setinggi- tingginya sesuai tingkat risiko
yang dapat diterima, berarti mereka
telah melakukan “Investasi yang Baik”
Capital Assey Pricing Model/CAPM
(Model Penilaian Harga Aset Modal)
• Adalah suatu prediksi mengenai hubungan antara
risiko dan tingkat imbal hasil harapan {expected rate
of return = E(r)} dari sebuah aset (misalkan saham)
dan hubungan antara tingkat imbal hasil saham tersebut dengan tingkat imbal saham-saham yang lain
• Konsep CAPM ini pada umumnya berguna untuk
•
mengkuantifikasikan hubungan antara risiko dan
return. Risiko yang dapat didiversifikasi dapat
dieliminasikan dengan diversifikasi sederhana.
Definisi CAPM (Jack Clark Francis) “ Teori penilaian risiko dan keuntungan aset berdasarkan koefisien
beta (indek risiko yang tidak dapat didiversifikasi) “
• Dari sekian banyak faktor makro (inflasi, suku
•
•
•
•
•
bunga kurs, kondisi politik) CAPM merangkumnya secara sederhana dengan formula yang terkenal dengan sebutan : Expected Return-Beta Rela
tionship, yaitu :
E(r) = Rf + [E(rM) - Rf ) ßj
E(r) = Hasil yang Diharapkan (expected return)
Rf = Aset dengan risiko nol
E(rM) = Risiko Pasar yang diestimasi
E(rM) - Rf = Premi Risiko Pasar ada saham
ßj = Variabel bebas risiko sistimatis yang menentukan E(r) atau keuntungan yang diharapkan
dari aset, atau ukuran risiko setiap sekuritas
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
E(r i)
E(r) = Rf + [E(rM) - Rf ) ßj
CAPM
E(r
i)
Rf
0
Defensif Aset
1
Agresif Aset
Beta
Uraian gambar diatas :
• Investor akan lebih memfocuskan atas undiversi fikasi risk dalam usaha meminimalkan risiko
pada suatu tingkat return tertentu. CAPM disebut
juga Security Market Line (SML)
• Dalam usaha memperoleh aset yang paling disu kai, investor akan tertarik atas nilai aset yg. risiko
sistimatisnya rendah
• Aset yang koefisien betanya tinggi lazimnya akan
rendah pula harga pasarnya dan relatif rendah
expected income-nya. Sebaliknya aset yang ting- kat
risiko sistimatisnya tinggi harus pula membe - rikan
expected return tinggi untuk mendorong investor
membeli aset tersebut
EFESIENSI PASAR MODAL
Pengertian :
• Pasar Modal efisien jika informasi tersedia
secara luas dan murah bagi para investor dan
semua informasi yang relevan serta yang
dapat ditentukan telah tercermin dalam
sekuritas
• Informasi disini didefinisikan sebagai serang kaian pesan yang mungkin dapat digunakan
oleh penerimanya untuk melakukan suatu
tindakan mengubah bagi kesejahteraannya
Fungsi informasi dimaksudkan untuk :
• Meningkatkan kemampuan penerimanya untuk
melakukan tindakan yang bersifat kritis
• Memperoleh nilai tertentu dari perubahan pesanpesannya
• Mendapatkan nilai positif dari pesan-pesan yang
berkolerasi
Menurut Brealy dan Myers :
“Apabila Pasar Modal efesien, maka pembelian atau
penjualan sekuritas menurut harga pasar yang berlaku
adalah suatu transaksi dengan NPV = 0 “
NPV = nol, dapat digambarkan sbb. :
• Investasi pada saham A Rp 1.000 juta, keuntungan
yang diharapkan 12% = r tanpa memperhitungkan
pajak dan biaya komisi. Satu tahun kemudian saham
A menjadi Rp 1.120 juta dalam hal ini disebut arus
kas (cash flow)
Nilai Sekarang (PV) = Cash Flow = 1.120 juta =
( 1 + r)n
1,12
Rp. 1.000 juta
Investasi …………. Rp. 1.000 juta
Nilai Sekarang (NPV) …….. Rp.
0
Jenis Efesiensi Pasar Modal
1. Efesiensi Pasar Bentuk Lemah (weak-form market
efficiency)
a. Data harga sekuritas yang lampau tercermin secara penuh
pada harga pasarnya sekarang
b. Excess return (abnormal return) tidak akan dapat diperoleh
berdasarkan pola harga yang lampau
Abnormal return adalah perbedaan antara keuntungan yang
diharapkan dengan keuntungan sebenarnya.
2. Efesiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (semi-strong form market efficiency)
a. Harga-harga sekuritas bereaksi penuh damn segera menyesuaikan atas semua informasi yang tersedia
b. Hipotesisnya, bahwa penanam modal tidak dapat memperoleh excess return berdasarkan informasi yang tersedia di
masyarakat ( publicly available information)
3. Efesiensi Pasar Bentuk Kuat (strong-form market
efficiency)
Bentuk ini menganggap :
a. Harga sekuritas sudah tercermin secara penuh atas
semua informasi (tersedia di masyarakat atau tidak)
b. Sesuai dengan bentuk efesiensi pasar setengah
kuat, bahkan pihak interen (insider) yang berhak
untuk mengakses informasi tidak akan mempero leh excess return
Pengujian Efesiensi Pasar
1. Pengujian Efesiensi Pasar Bentuk Lemah
a. Filter Rules
Logika dari filter rules adalah :
- Membeli saham jika harga pasar meningkat x% dari harga
yang terendah sebelumnya.
- Memegang saham tersebut sampai harganya jatuh x% dari
harga yang tertinggi, kemudian menjualnya dan mengambil
posisi short (menjual saham)
- Menjaga posisi short sampai harganya meningkat x%, kemudian menutup posisi short dan mengambil posisi long (beli)
- Hasil dari filter rules dibandingkan dengan return pada strategi buy-and-hold untuk saham dan interval waktu yg sama.
Hasil filter rules menunjukkan :
1. Filter rule diatas 1,5 % tidak dapat mengalahkan strategi
buy-and-hold, bahkan sebelum biaya transaksi
2. Filter rule dibawah 1,5% memperoleh sedikit excess return
sebelum biaya transaksi
b. Korelasi Serial (auto correlation)
- Mengukur koefisien korelasi antara sejumlah seri data yang
sama dengan cara menggunakan selang waktu tertentu
- Korelasi serial nol menunjukkan data tersebut benar-benar
acak (random)
- Berbagai penelitian korelasi serial tentang harga saham telah
dipublikasikan
- Berbagai jenis saham yang berbeda , berbagai selang waktu
(time lag) dan berbagai periode yang berbeda
- Pada umunya tidak dapat menditeksi pola hubungan yang
meyakinkan
2. Pengujian Efesiensi Pasar Bentuk Semi Kuat
a. Tes atas laporan pendapatan akuntansi tahunan
b. Tidak memungkinkan memperoleh laba berdasarkan
atas informasi dari laporan tahunan yang dipublikasi
c. Tes laporan akuntansi triwulanan dan pengumuman perubahan dividen memberikan informasi baru
d. Perdagangan block, pembelian dan penjualan saham dalam
jumlah besar, biasanya 10.000 lembar atau lebih
3. Pengujian Efesiensi Pasar Bentuk Kuat
Umumnya pengujian-pengujian tidak mendukung
efisiensi pasar bentuk kuat : Data SEC atas insider
trading memberi indikasi, bahwa mereka dapat mem
peroleh excess return
Implikasi Efesiensi Pasar :
Efesiensi Pasar mempunyai arti penting sbb. :
1. Jika pasar efisien, para manajer perusahaan akan
bekerja memperbaiki kinerjanya. Ini berarti perusahaan dengan prospek baik akan mempunyai
harga saham yang tinggi.
2. Pasar efisien digunakan untuk memperoleh biaya
modal . Ini berarti perusahaan dengan prospek
tinggi akan memperoleh modal pada harga yang
wajar.
3. Jika pasar efisien, Lembaga Keu. tidak akan khawatir tentang harga saham dan menaruh kepercayaan terhadap harga saham yang berlaku di
Pasar Modal
4. Pada pasar efisien, biaya iklan untuk saham baru
relatif kecil.
5. Pada pasar efisien, para manajer tidak dapat memanipulasi tehnik data akuntansi atau prosedur-2
untuk memberi gambaran perusahaan yang ber beda (window dressing)
6. Di pasar efisien para investor tidak memerlukan
sumber informasi lain, karena informasi direfleksi
pada harga saham; harga yang benar adalah
seperti terlihat di pasar
Karakteristik Pasar Efisien:
Secara umum beberapa karakteristik Pasar Modal
Efisien dadalah :
1. Harga saham akan merefleksikan secara cepat dan
akurat terhadap semua bemtuk informasi baru.
2. Harga saham bersifat random (acak), jadi harga tidak mengikuti beberapa kecenderungan maupun informasi masa lalu untuk digunakan menentukan kecenderungan harga
3. Saham yg. profitable tidak mudah untuk diprediksi,
karena harga saham di pasar siap merefleksikan
informasi yang akan datang
Download