jaga kehamilan demi sang janin.

advertisement
Jaga Kehamilan demi sang Janin
HARIAN SINDO, Wednesday, 07 July 2010
KECACATAN bayi saat lahir terbukti dapat dicegah secara dini saat proses kehamilan
berlangsung. Bergaya hidup sehat dan mengikuti anjuran dokter adalah kunci utama.
Tidak ada hal yang paling menakutkan bagi seorang ibu hamil apabila mengetahui kemungkinan
janin yang berada di rahimnya mengalami kecacatan yang tentu saja akan mengancam kesehatan
dan kehidupannya kelak.Namun para ahli medis meyakinkan, banyak cara yang bisa dilakukan
wanita sebelum dan selama kehamilan untuk mengurangi risiko anak terlahir cacat. Sebagian
besar langkah-langkah terkait tindakan pencegahan anak terlahir cacat ini ternyata mudah dan
bisa dijalankan oleh siapa pun yang ingin mendapatkan hidup sehat.
“Wanita di usia produktif sebaiknya harus menyadari fakta bahwa mereka harus sehat,” kata Dr
Michael Katz,Wakil Kepala Bidang Penelitian dan Program Global di March of Dimes, sebuah
organisasi nirlaba terkait masalah kehamilan dan kesehatan bayi. “Mereka (para wanita) tentu
saja harus bergaya hidup sehat.Ini tentu bukan beban pekerjaan tambahan. Ini merupakan gaya
hidup yang baik,” tegas Katz yang juga seorang profesor bidang kesehatan anak dari Columbia
University dan konsultan di New York- Presbyterian Hospital, New York City, Amerika Serikat,
seperti dikutip laman healthday.com.
Diketahui, sekitar 1 dari setiap 33 anak yang lahir di Amerika Serikat memiliki beberapa jenis
cacat lahir.Menurut US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kebanyakan
kelahiran cacat terjadi saat tiga bulan pertama kehamilan dan melibatkan beberapa kelainan
struktural, fungsional, atau biokimia, yang menghasilkan anak cacat atau bahkan kematian.
Kelainan jantung merupakan jenis cacat lahir yang paling sering terjadi. Selain itu, diperkirakan
1 dari 100 atau 200 bayi yang lahir membawa kelainan ini.Kejadian cacat jantung lebih umum
karena perkembangan jantung janin paling rumit karena banyak kesempatan terjadinya hal-hal
yang tidak beres.
“Jantung adalah organisme yang sangat kompleks, dan datang selaras dengan berbagai kekuatan
yang berkembang di embrio,”kata Katz. Sering kali bayi yang baru lahir dengan cacat jantung
memiliki apa yang disebut atrial septal defectatau ventricular septal defect. Mereka lahir dengan
lubang di hati mereka. “Jantung memiliki empat kamar, dua di atas disebut atria,dua di bawah
disebut ventrikel. Mereka dipisahkan oleh dinding otot yang disebut septum,” kata Dr Adolfo
Correa, supervisor medis untuk CDC’s National Center on Birth Defects and Developmental
Disabilities.
Dalam beberapa bayi yang lahir dengan cacat jantung bawaan, dinding jantung belum tertutup
sepenuhnya.Ada lubang antara sisi kanan dan sisi kiri. “Itu (lubang) menutup jalan darah untuk
menjadi oksigen di paru-paru dan kemudian diedarkan ke organ untuk menyediakan oksigen.
Darah yang masuk ke dalam jaringan tidak mengandung oksigen seperti biasanya. Kadangkadang hal seperti itu bisa menjadikan orang cacat ringan, tetapi bisa jadi sangat parah dan berat,
dan memengaruhi tumbuh kembang anak,”papar Correa.
Correa menyebut,paparan lingkungan memainkan peran penting yang dapat menentukan apakah
seorang anak lahir cacat atau tidak. Misalnya, dua faktor utama dalam terjadinya kelainan
jantung yakni obesitas dan diabetes. Mengontrol berat badan dan kadar gula darah merupakan
kunci untuk melindungi kesehatan anak di dalam kandungan. “Wanita usia subur dapat
mendatangi dokter langganan untuk mengetahui cara-cara untuk mencapai berat badan yang
ideal untuk memastikan kehamilan mereka yang sehat.
Selain itu, bila diabetes terkontrol dengan baik, risiko cacat lahir dapat dikurangi dengan risiko
rata-rata dalam populasi wanita dengan diabetes,”katanya. Para wanita juga bisa mencegah
terjadinya cacat lahir dengan pengaturan pola makan dan memperhatikan asupan gizi dan
nutrisi.Pastikan kadar asam folat terpenuhi, baik dari makanan sehari-hari maupun suplemen
asam folat. Para ahli medis menganjurkan mengonsumsi sedikitnya 400 mikrogram asam folat
setiap hari. Kecacatan janin saat lahir lainnya yang umum terjadi, menurut catatan CDC, di
antaranya neural tube defect yaitu cacat lahir akibat tidak sempurnanya pertumbuhan dan
perkembangan sistem tabung saraf pada masa janin.
Jenisnya seperti spina bifida dan anencephaly.Cacat ini terjadi pada 1 dari 1.000 kehamilan.
Selain itu, bibir sumbing juga termasuk sering, sekitar 1 dari 700 sampai 1.000 kelahiran bayi.
Baik Correa maupun Katz sama-sama berpendapat bahwa yang perlu diubah adalah gaya hidup
sebelum seorang wanita hamil. Hal ini penting, mengingat kelainan pada tumbuh kembang janin
sering kali terjadi di masa awal kehamilan, bahkan sebelum seorang wanita menyadari dirinya
hamil. Untuk melahirkan bayi sehat tanpa komplikasi, setiap wanita disarankan untuk menjaga
kebugaran dan memenuhi gizi yang baik, bahkan sebelum terjadinya konsepsi.
Tindakan pencegahan lain bisa dilakukan selama kehamilan. Hal pertama adalah menganalisis
kembali semua obat, baik resep maupun obat bebas, yang dikonsumsi. Tanyakan kepada dokter,
obat apa yang harus dihindari karena berbahaya bagi janin. “Setiap kali seorang wanita hamil
dan meminum obat yang diresepkan dokter untuk dirinya, dia harus bertanya apakah obat ini
aman untuk dikonsumsi selama kehamilan. Jika jawaban dokter tidak tahu, hal itu perlu diteliti
lebih lanjut,” tukas Katz.
Para ibu hamil juga sebaiknya melindungi diri dari kemungkinan penularan penyakit. Hindari
bepergian jauh untuk mencegah penularan penyakit. Atau jika tak bisa dihindari, lakukan
tindakan pencegahan,seperti mengonsumsi obat antimalaria atau mendapatkan vaksin tertentu
sebelum bepergian. (rendra hanggara)
Download