tuhan adalah gembalaku - ROCK Ministry Singapore

advertisement
Kingdom News 29 April 2012
TUHAN ADALAH GEMBALAKU
Article written by Ferdiyanto Jamaludin
Mazmur 23: 1
Mazmur Daud. “TUHAN adalah gembalaku,
takkan kekurangan aku.”
Ayat di atas sudah tidak asing lagi dan sudah
menjadi hafalan bagi kita. Bahkan menurut
penelitian bahwa pasal dari ayat di atas yaitu
Mazmur 23, merupakan pasal terfavorit bagi
orang percaya di seluruh dunia. Mengapa
demikian, karena pasal ini cocok dibacakan di
berbagai macam situasi atau keadaan seperti
ucapan syukur, persekutuan, perkawinan,
bahkan di upacara penguburan orang mati.
Salah satu episode terbaik film serial klasik
“Little House on the Prairie” yang berjudul “The
Lord Is My Shepherd”, Charles dan Caroline
Ingalls bergandengan tangan mengucapkan
Mazmur 23 mencoba untuk tegar menghadapi
kematian bayi laki-laki mereka. Mereka tidak
membacakan doa mohon kekuatan, atau
meminta suatu hal yang lain, tetapi didalam
keadaannya yang sedang susah itu mereka
mengingat-ingat bahwa TUHAN tetaplah
gembala yang baik. Dan juga Film “Facing
The Giant” dimana sang pelatih menghadapi
kesulitan karna hampir dipecat dari
pekerjaannya sebagai pelatih.
Salah satu latar belakang dari penulisan
pasal ini adalah pengalaman Daud sendiri
sebagai seorang gembala sebelum dipanggil
dan diangkat oleh Tuhan menjadi raja. Dia
tahu bagaimana peran seorang gembala yang
memperhatikan dan memelihara dombadombanya. Dia tahu bagaimana melindungi
domba-dombanya dari bahaya dan binatang
buas. Oleh karena kesetiaan sang gembala
yang penuh dengan pengorbanan, maka
domba-domba itu aman, tenang dan
tentram. Terpenuhi segala kebutuhannya,
kingdomnews 02
dan dipuaskan dalam segala hal. Dan Daud
melihat, seperti itulah Tuhan terhadap orangorang yang percaya kepadaNya. Bukan itu
saja, Daud sendiri mengalami masa-masa
yang sulit dalam kehidupannya sebagai domba
Allah. Berkali-kali dia menghadapi ancaman
maut saat Saul ingin membunuhnya. Tapi dia
mengalami secara langsung bagaimana Tuhan
melindungi dan memelihara dia sama seperti
dia pernah memelihara domba-dombanya.
Dan karena itu, dia menulis, “Tuhan adalah
gembalaku, takkan kekurangan aku.” Dengan
kata lain bahwa Mazmur ini ditulis berdasarkan
sebuah pengalaman langsung dengan Tuhan.
Bukan mendengar kata atau cerita orang lain,
melainkan mengalami secara langsung.
Salah satu kebiasaan yang wajar rajaraja pada zaman dulu adalah ketika mereka
mengalami kemenangan dalam sebuah
peperangan atau menguasai kerajaan lain,
maka raja-raja tersebut akan mengadakan
pesta besar dan menunjukan kebesaran
mereka kepada para tamu undangan dan
menghadiakan hadiah yang besar serta
mengabulkan beberapa permintaan dari tamu
ataupun orang yang ada di sekitar raja pada
saat itu, tetapi dalam manuscript-manuscript
(catatan yang ditulis di atas kulit binatang
ataupun tumbuh-tumbuhan yang diolah
sebagai lembaran catatan) sebagai bukti
sejarah menuliskan bahwa raja Daud berbeda.
Dalam setiap kemenangan maupun kekalahan
yang ia alami, ia selalu menulis syair lagu atau
tulisan sebagai ungkapan isi hatinya dan pujian
kepada Tuhan. Salah satunya adalah Mazmur
23 ini.
Mazmur 23:1 dalam bahasa Ibrani, ‫סחֶא‬
ְ ‫׃ ָֽר‬
‫מזִמ ִד ָודְל הָוהְי ִיעֹר אֹל‬
ְ ‫( ר ֹו‬baca dari kanan ke kiri)
Artinya, MIZMOR LEDAVID YEHOVAH RO’I
weeklydevotional
LO EKHSAR. Saya hapus “Mazmur Daud”
menjadi “YEHOVAH RO’I LO EKHSAR” (dalam
KJV, “The LORD is my shepherd; I shall not
want”; dalam NIV, “The LORD is my shepherd,
I shall not be in want”). Frasa ke-dua saya
terjemahkan bebas adalah “aku tak perlu
ingin”, atau dengan kata lain Daud hendak
mengatakan “Kalau Tuhan Gembalaku, Aku
tidak ingin yang lain”.
Betapa indahnya ketika kita ada didalam
titik kedekatan dengan Allah, persis seperti
yang Daud tulis dalam ayat 1 ini. Seorang
teolog pernah berkata, “Tidaklah salah jika
seorang mempunyai kerinduan atau cita-cita,
berdoa memohon kesuksesan, minta lulus
ujian, minta pekerjaan, minta jodoh, minta
keturunan, minta sembuh, minta rejeki, mohon
pertolongan, minta rumah, minta apa saja.
Apalagi ada ayatnya, bukan? (Reff. Matius 7:7;
Lukas 11:9; Yohanes 15:7). Namun keinginankeinginan yang diucapkan dalam doa itu
berkaitan dengan ‘need and want’. Dan sering
kita tidak menyadari bahwa ‘not everything we
want is a need’.” “Aku tak perlu ingin” adalah
penyataan bahwa Daud telah mencapai titik
kedekatan dengan Allah - sebegitu dekatnya,
sehingga kita dapat menarik maknanya:
“Therefore I shall not want anything, I’m not
not afraid of wanting anything, because God
is my Shepherd!”
Saya teringat sebuah lagu yang pernah
dinyanyikan teman saya di Ibadah doa puasa
yang berjudul “open up the sky” yang reffnya:
“Open up the sky fall down like rain we don’t
want blessings we want You, open up the
sky fall down like fire we don’t want anything
but You”. Saya tidak mengajak jemaat Tuhan
untuk menjadi orang skeptis atau orang pasif
yang tidak boleh berbuat ini dan itu tetapi
justru karena kita percaya segala pekerjaan
yang baik itu datangnnya dari Allah untuk itu
kita harus mengerjakannnya dengan sebaikbaiknya dan berusaha mengembangkannya
untuk
kemuliaan
Tuhan.
Seharusnya
kedewasaan rohani kita mencapai seperti ini,
“Kalau Tuhan gembalaku, aku tidak ingin yang
lain”. Tidak lagi fokus kepada keadaan yang
ada; mau suka atau senang, maupun dalam
lembah kekelaman sekalipun yang membuat
kita menjadi ragu, fokus kita kepada Gembala
Agung, Ia tidak akan pernah melepaskan
genggaman tangan-Nya.
Akhirnya, Mazmur 23:1 ini merupakan
nyanyian yang mengungkapkan kepercayaan,
dan pernyataan iman yang menghalau
dukacita, kesedihan, ketidakpercayaan dan
keraguan. Syair yang tertulis dengan bahasa
yang sangat sederhana namun bermakna
jelas, akan suatu komitment, kepercayaan,
damai sejahtera, kepuasan dan berkat yang
diperoleh dari TUHAN Sang Gembala. Dalam
inkarnasiNya ke bumi, Yesus dengan makna
yang sama menyatakan diriNya dengan
bahasa yang jelas dan gamblang “Akulah
gembala yang baik” (Yohanes 10:11). Dengan
demikian TUHAN Sang Gembala yang dikenal
oleh Daud, dapat kita kenal dalam diri Yesus
Kristus. Amin
“When I hear somebody sigh, “Life is hard,” I am always tempted to ask,
“Compared to what?.” ~ Sydney J Harris
“God has promised that He will never leave you or forsake you. No matter what you go
through in life, you don’t have to go through it alone.” ~ Joyce Meyer
03 kingdomnews
weeklydevotional
take it easy
Testimony written by Andre Leuw
Beberapa minggu yang lalu, Tuhan
mengajarkan suatu hal yang sangat besar
bagi kehidupan saya. Saya menghadapi final
exam dari kelas general epistle seperti 1&2
yohanes, ibrani, yakobus dan sebagainya.
Kelas yang mengajarkan tentang surat-surat
di salam perjanjian baru yang di tulis kepada
universal, atau tidak ada specific orang yang
di tujukan. Dalam ulangan tersebut kita
cuman diberi 2 soal saja. Yang pertama kita
harus menyebutkan perbedaan dari tiap-tiap
general epistles dan yang ke dua kami disuruh
memberikan contoh dari dua general epistle
yang menggambarkan kesamaan dalam
pengajaran.
Saat saya menbaca dua soal itu, saya
mulai gugup, karena apa yang saya pelajari
berbeda dari pertanyaan ini. Bahkan di
dalam note yang dosen berikanpun tidak ada
yang memberikan info tentang pertanyaan
ini. Setelah 30 menit berlalu, saya belum
menjawab satupun, teman-teman yang
lainnya pun bingung mau jawab apa.
Saya mulai berpikir dari segala konsep
theologia mencoba menjawab pertanyaain ini.
Tiba-tiba dosen berkata, “ayo udah 40 menit
kenapa belum ada yang selesai? Soalnya
gampang sekali”, bahkan dia berkata kalau
mungkin dia perlu berdoa supaya kita bisa
selesai. Saya sudah mulai keringatan karena
sudah mulai tertekan dan berpikir kalau saya
tidak bakalan lulus pelajaran ini. Saya sudah
mencoba memikirkan segala cara dan jawaban
yang masuk akal, tetapi akhirnya malah saya
justru makin stress. Dan akhirnya di saatsaat masih bingung, saya isi perbedaannya
yaitu penulisnya, tempat di tulis, waktu
penulisannya. Terus persamaannya, saya tulis
mereka sama-sama mengajar tentang iman
kingdomnews 04
dan saling mendukung dan menguatkan satu
sama lain. Saat dosen memeriksa kertas exam
kami, saya tidak mau memikirkan hasilnya
karena saya pikir saya akan gagal. Tetapi
dosen saya katakan kalau nilai saya adalah
salah satu yang terbaik dari semua. Saya
kaget dan baru menyardari bahwa ternyata
memang itu jawaban yang dia mau.
Setelah itu ada pelajaran yang sangat
berharga yang saya pelajari. Setiap kali kita
menghadapi masalah, kadang-kadang kita
selalu/terlalu terfokus pada permasalahan itu,
dan akhirnya kita tidak mendapatkan jalan
keluar yang sebenarnya sangat gampang.
Kalau seandainya saja saya lebih rileks saat
menghadapi soal ujian itu, pasti saya dengan
mudah akan menemukan jawabannya. Tetapi
karena saya terlalu fokus dan menjadi khawatir
terlebih dahulu, akhirnya saya malah tidak bisa
berbuat apa-apa.
Tuhan sendiri sudah mengatakan kalau
segala perkara yang kita tanggung di dalam
Dia akan ada jalan keluarnya. Tetapi sering
kali kita lupa akan hal itu, dan kita malah
terfokus kepada permasalahan itu sendiri
tanpa melibatkan Tuhan. Seperti apa yang di
alami bangsa Israel saat menghadapi Goliat.
Padahal mereka adalah prajurit yang sudah
terlatih, tetapi karena mereka terfokus kepada
Goliat (masalah) yang sangat besar mereka
menjadi takut.
Kita belajar dari Daud, dia bukanlah
prajurit yang terlatih karena dia hanya
seorang pengembala domba, tapi dia bisa
mengalahkan Goliat/masalah yang mereka
hadapi saat itu. Kenapa? Karena Daud melihat
Tuhan yang dia sembah lebih besar dari pada
Goliat atau masalah itu sendiri.
Bagaimana dengan kehidupan kita?
weeklydevotional
Apakah kita masih sering terjebak dengan
masalah-masalah yang kita hadapi? Karena
kita hanya terfokus dengan masalah itu dan
kita melupakan Tuhan yang lebih besar dari
segala masalah yang kita hadapi. Dan akhirnya
kita tidak mendapat jalan keluar sama sekali.
Mari kita mau menjadi seperti Daud yang
tidak melihat berapa besar masalah itu, tapi
dia percaya Tuhannya lebih besar dan akan
membawa dia kepada jalan keluar.
Saat kita menghadapi masalah, entah
itu di sekolah, atau di kantor, mari kita mau
coba rileks sejenak, dan minta petunjuk dari
Tuhan apa yang harus kita lakukan. Karena
kebanyakan dari kita langsung melihat bahwa
kita tidak bisa menghadapi atau bahkan
menyelesaikan ini. Tapi bersama dengan
Tuhan akan ada ketenangan dan membawa
kita menjadi seorang pemenang. Tuhan
memberkati.
“Confident people don’t concentrate on their weakness; they develop and
maximize their strengths.” ~ Joyce Meyer
Berapa Tinggi Anda?
source from Renungan Harian Kita
1 Petrus 2:2-3
“Dan jadilah sama seperti bayi yang baru
lahir, yang selalu ingin akan air susu yang
murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu
bertumbuh dan beroleh keselamatan, jika
kamu benar-benar telah mengecap kebaikan
Tuhan.”
Berbicara soal tinggi badan, faktor keturunan
cukup
berperan
dalam
menentukan
batas tinggi badan seseorang. Meskipun
kita mengatur pola makan dan olahraga,
pertumbuhan fisik akan terhenti jika telah
mencapai titik puncak. Tak peduli seberapa
keras kita berusaha, jika batas itu sudah
tercapai, kita tidak dapat bertumbuh lagi
(berhenti untuk bertumbuh lebih tinggi,
meskipun kebanyakan kita cenderung
mengembang ke samping).
Namun, potensi pertumbuhan rohani
kita tidak terbatas. Seberapa “tinggi” kita,
tergantung pada keinginan kita sendiri dan
seberapa sering kita mendekatkan diri pada
ketetapan-ketetapan Bapa surgawi. Kita
tidak dibatasi gen keturunan yang diwarisi
dari orang tua. Langitlah yang menjadi batas.
Kedewasaan Kristen bukanlah kebetulan.
“Makanan” kita harus benar dan juga harus
“melatih” iman secara teratur. Jika kita tidak
menerapkan Firman Allah, tidak mungkin ada
pertumbuhan. Jika kita tidak mentaati FirmanNya, kita tidak mungkin menyadari potensi
pertumbuhan iman kita seutuhnya.
Seberapa tinggi pertumbuhan dan
kemantapan Anda di hadapan Allah saat
ini? Seberapa banyak yang sudah Anda
kembangkan tahun ini? Apapun jawaban
Anda, Anda masih dapat terus bertumbuh
lebih tinggi. Ingatlah rahasia pengendalian
pertumbuhan penduduk (meski dihambat,
tetap bertambah). Lalu, lakukanlah sesuatu.
Alkitab menegaskan, “... bertumbuhlah dalam
kasih karunia dan dalam pengenalan akan
Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus...”
(2 Petrus 3:18).
Mendekatkan diri kepada Kristus
menghasilkan pertumbuhan menjadi
serupa dengan Kristus.
05 kingdomnews
weeklydevotional
renungan singkat
what a needle can do?
source from Renungan harian
1 Korintus 12:24-25
“Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggotaanggota kita yang elok. Allah telah menyusun
tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada
anggota-anggota yang tidak mulia diberikan
penghormatan khusus, supaya jangan
terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi
supaya anggota-anggota yang berbeda itu
saling memperhatikan.”
Karena keterbatasan mata, mudah sekali
bagi kita untuk melihat apa yang tampak
wah di permukaan. Seorang nabi seperti
Samuel pun masih melihat penampilan luar
saat hendak mengurapi raja baru pengganti
Saul. Maka TUHAN berfirman padanya
untuk tidak melihat apa yang tampak mata,
perawakan tinggi atau baik parasnya.
Sementara manusia suka melihat apa yang
terlihat wah di depan mata pada kesan
pertama, tapi TUHAN tidak. Seseorang
pernah menuliskan demikian: Jangan
memandang rendah orang kecil, saat Anda
bertemu raksasa yang hebat. Saat Anda
membutuhkan jarum, apa yang pedang
dapat lakukan?
Di sini ia menekankan betapa salahnya
jika memiliki anggapan bahwa hanya halhal yang tampak hebat saja yang punya
kegunaan, padahal setiap ciptaan juga
memiliki fungsi yag krusial di waktu dan
kondisi tertentu.
Memandang yang besar membuat kita
melewatkan yang jecil. Melihat yang kaya
membuat kita melupakan yang kurang
beruntung. Lihatlah ke sekeliling, apakah
dalam hal tertentu kita lebih suka menghargai
orang tertentu saja? Pimpinan tentu orang
yang harus dihargai, tapi bagaimana dengan
bawahan Anda? Office boy, satpam atau
tukang jual makanan di kantor Anda? Jangan
lewatkan mereka. Bagikan juga perhatian
pada setiap mereka yang kelihatan biasabiasa saja. Mari kita belajar berpikir seperti
Allah. Semua ciptaan-Nya unik dan baik.
Tidak ada ciptaan Tuhan yang biasabiasa saja, semuanya luar biasa.
“God loves you. You were created by the hand of God on purpose, and
He has a wonderful plan for your life.” ~ Joyce Meyer
be MATURE!
Hebrew 5:14
“But solid food is for the mature, who by constant use have
trained themselves to distinguish good from evil.” (NIV)
Yohanes 8:32
“Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa,
yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk
membedakan yang baik dari pada yang jahat.”
kingdomnews 06
infogereja
ABOUT US...
INDONESIAN SUNDAY SERVICE
Ibadah Raya, 10.00 AM • Grand Park Hotel, Ballroom Level 4
YOUTH SERVICE
Every Saturday, 05.00 PM • Grand Park Hotel, Ballroom Level 4 • Ervita +65 8173 9355
CHILDREN’S CHURCH
Every Sunday, 10.30 AM • Grand Park Hotel • Alink +65 90664130
KOMUNITAS MESIANIK (KM)
Every 1st and 3rd Friday, 07.30 PM
KM Abraham
di kediaman Pak Benny & Ibu Helen
Ibu Helen+65 9628 3796 (East Coast)
Every Friday, 07.30 PM
KM John the Baptist
Lenny +65 9457 7470 (Toa Payoh)
KM Daniel
Ervita +65 8173 9355 (Braddell)
KM David
Sumarto +65 9144 6605 (Tiong Bahru)
KM Joshua
Ernita +65 9722 8333 (Orchard)
KM Joseph
Alink +65 90664130 (Orchard)
WOMEN GATHERING
Every 2nd and 4th Thursday, 10.30 AM
18 Newton Rd #23-03 (kediaman Ibu Linda) • Ferdi +65 8510 7534
PRAYER MEETING
Every Saturday, 12.00 PM • Novena Tower, 27 Moulmein Rise, #09-29 • Ida +65 9234 9771
Web: www.rocksg.org • Email: [email protected] • Tel: (+65) 6251 5378
ROCK MINISTRY SINGAPORE COVERED BY: Charis Christian Church
How to get us...
Grand Park hotel
270 Orchard Road, Singapore 238857
nearest MRT:
Orchard MRT (exit A - Tangs/Lucky Plaza)
Somerset MRT (exit B - 313)
Good things are meant to be shared!
Digital version (softcopy) of this Kingdom News is now available for download
Visit our website or email us to get your copy and bless your loved ones now.
07 kingdomnews
Download