View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
PENGARUH SEKAM PADI, KOMPOS DAN PUPUK KANDANG SAPI
TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA, FISIKA DAN BIOLOGI ENDAPAN
LUMPUR SIDOARJO
Slamet Santosa
Laboratorium Lingkungan dan Kelautan, Jurusan Biologi, Fmipa, Universitas Hasanuddin
Jl. Sunu, Komplek Unhas Baraya blok KX.8, Makassar 90214
Email: [email protected]
ABSTRAK
Endapan lumpur Sidoarjo terbentuk dari lumpur yang keluar dari bekas pengeboran minyak
PT. Lapindo Brantas. Endapan lumpur Sidoarjo mengandung unsur hara, liat yang tinggi
dan beberapa populasi mikroba. Sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi diketahui
dapat meningkatkan hara, memperbaiki porositas dan menambah keragaman mikroba.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sekam padi, kompos dan pupuk
kandang sapi terhadap beberapa sifat kimia, fisika dan biologi endapan lumpur Sidoarjo.
Endapan lumpur diambil di desa Siring, kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo, lalu
dikeringkan, dihancurkan (tumbuk) dan disaring dengan saringan ukuran 2 mm. Endapan
lumpur halus dicampur sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi, dan diinkubasikan
selama 5 minggu. Selanjutnya campuran tersebut dianalisis kandungan bahan organic; C
organic; N, P dan K; bobot isi dan jenis; porositas; agregat dan total mikroba. Hasil
analisis kimia menunjukkan bahwa penambahan sekam padi, kompos dan pupuk kandang
sapi pada endapan lumpur menyebabkan kandungan bahan organik meningkat dari 1,63%
menjadi antara 2,67-15,87%; C organic meningkat dari 0,94% menjadi 1,54-9,53%; N total
meningkat dari 0,12% menjadi 0,17-0,46%; P Bray 1 meningkat dari 4,86 mgkg-1menjadi
32,50-98,18 mgkg-1,; K meningkat dari 0,09 me/100g menjadi 1,02-2,39 me/100g. Hasil
analisis fisik menunjukkan penurunan bobot isi dari 1,07 gcm-3 menjadi antara 0,34-1,03
gcm-3; penurunan bobot jenis dari 2,49gcm-3 menjadi 0,77-2,43 gcm-3; peningkatan
porositas dari 57,24% menjadi 57,54-71,44%; peningkatan agregat dari 0,09 mm menjadi
0,21-1,37 mm. Hasil analisis mikrobiologi pada endapan lumpur Sidoarjo ditemukan total
bakteri 5,1x104 CFU/g dan total jamur 1,0x102 propagul/g; sekam padi total bakteri
1,56x106 CFU/g dan total jamur 3,15x104 propagul/g; kompos total bakteri 2,53x106CFU/g
dan total jamur 7,95x104 propagul/g ; pupuk kandang sapi total bakteri 5,85x104 CFU/g
dan total jamur 5,3x106 propagul/g. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penambahan
sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi dapat meningkatkan hara, memperbaiki sifat
fisik dan menambah keragaman mikroba endapan lumpur Sidoarjo..
Kata kunci : Sifat Kimia, Fisika dan Biologi, Endapan lumpur Sidoarjo
1
PENDAHULUAN
Lumpur Sidoarjo merupakan bencana nasional yang terjadi pada tahun 2006 dengan
volume awal semburan mencapai 120.000 m3/hari. Semburan lumpur tersebut
menenggelamkan sarana dan prasarana yang ada pada 8 desa, di kecamatan Porong, Besuki
dan Tanggul angin, kabupaten Sidoarjo. Saat ini semburan lumpur sudah berkurang dengan
volume semakin kecil dan lumpur dialirkan ke sungai Porong namun sebagian mengendap
di penampungan membentuk hamparan endapan yang semakin banyak dan meluas. Volume
endapan lumpur yang terbentuk di penampungan mencapai ketinggian lebih dari 10 m.
Endapan lumpur juga merupakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan manusia. Hasil analisis kimia dan fisik diketahui mempunyai kapasitas tukar
kation (KTK) 42,58 me/100g dan mengandung liat 62%, termasuk kategori tinggi.
Hanafiah (2007), menyatakan bahwa KTK tanah tinggi merupakan indikator pada
kemampuan tanah dalam menahan kation dan mempertukarkan kation-kation termasuk
kation pada tumbuhan. Kapasitas tukar kation merupakan indikator penting untuk
kesuburan tanah. Syukur dan Indah (2006), tanah dengan fraksi lempung tinggi (55%)
menyebabkan tanah mempunyai daya menahan air tinggi.
Sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi merupakan bahan organik yang
jumlahnya berlimpah dan diketahui dapat memperbaiki sifat-sifat tanah. Gusmailina dan
Komarayati (2003), menyatakan bahwa sekam padi dapat memperbaiki struktur dan tekstur
tanah. Penggunaan sekam padi mengurangi pemadatan tanah karena semakin banyak poripori. Struktur fisik tanah yang baik dapat merangsang akar tumbuh lebih baik sehingga
tingkat pengambilan hara semakin tinggi sesuai kebutuhan tanaman. Wahyono (2010),
kompos dapat menambah kesuburan tanah dan merangsang pertumbuhan akar yang sehat
serta menjadikan struktur tanah lebih baik dengan meningkatkan kadar bahan organik
tanah. Penggunaan kompos di tanah berpasir dapat meningkatkan ketersediaan air untuk
tanaman. Sedangkan pada tanah berlempung bisa meningkatkan permeabilitas air dan udara
serta meningkatkan penyerapan air sehingga mengurangi pergerakan aliran air di
permukaan tanah. Hasil penelitian Syukur (2005), penggunaan pupuk kandang sapi 20
tonha-1 dapat memperbaiki kualitas atau mutu tanah dengan meningkatkan kapasitas
menahan air.
2
Putri (2008), bahan organik mempunyai sifat remah yaitu udara, air dan akar
tumbuhan lebih mudah masuk kedalam fraksi. Sifat tersebut sangat penting yang dapat
menyebabkan akar bibit tanaman akan mudah tumbuh dan berkembang lebih baik. Sutedjo
dan Kartasaputra, (2005), bahan organik bertindak sebagai perekat antara zarah mineral
pratama. Bahan organik meningkatkan kemantapan agregat. Djayadi, dkk. (2010),
penambahan bahan organik dapat meningkatkan porositas tanah, yang diindikasikan dengan
meningkatnya proporsi makroagregat tanah. Menurut Karama dalam Wigati dkk. (2006),
bahwa bagian serat dari bahan organik meningkatkan pembentukan agregat dan granulasi
tanah. Perbaikan agregasi tanah akan memperbaiki permeabilitas dan peredaran udara tanah
lempungan. Granulasi butir-butir tanah memperbaiki daya pegang hara dan air tanah.
Berdasarkan kajian bahan organik tersebut maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan
yaitu mengetahui pengaruh sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi terhadap beberapa
sifat kimia, fisika dan biologi endapan lumpur Sidoarjo.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia dan Fisika Tanah, Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Maret sampai Agustus 2012. Bahan penelitian yang digunakan yaitu endapan lumpur
Sidoarjo, sekam padi, kompos, pupuk kandang sapi, dan zat kimia yaitu selen, asam sulfat,
tartrat, na-fenat, natrium klorida, pengektrak, kalium kromat dan sebagainya. Sedangkan
alat penelitian yaitu shaker, tabung reaksi, labu ukur, tabung kuningan, pressure plate/sand
box, oven, gelas piala, spektrofotometer, satu set ayakan, polybag, kantong plastik, sendok
tanah, timbangan, timbangan digital, saringan 2 mm, gembor, alat tulis dan seperangkat
komputer dengan software SPSS versi 12,0 untuk analisis data.
Endapan lumpur Sidoarjo kering diambil ditepi (2 m) dari tanggul penampungan
lumpur,didesa Siring, kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo. Endapan lumpur tersebut
dihancurkan (tumbuk), lalu disaring dengan saringan berukuran diameter 2 mm. Endapan
lumpur halus dengan kadar air 11% dicampur sekam padi dengan kadar air 4%, kompos
3
kadar air 6% dan pupuk kandang sapi kadar air 6%, yang masing-masing bahan berbanding
sebagai berikut.
1. Endapan lumpur Sidoarjo 20%, sekam padi 40%, kompos 20%, dan pupuk kandang
sapi 20% (M1)
2. Endapan lumpur Sidoarjo 50%, sekam padi 20%, kompos 10%, dan pupuk kandang
sapi 20% (M2)
3. Endapan lumpur Sidoarjo 50%, sekam padi 20%, kompos 20%, dan pupuk kandang
sapi 10% (M3)
4. Endapan lumpur Sidoarjo 50%, sekam padi 40% dan kompos 10% (M4)
5. Endapan lumpur Sidoarjo 50%, sekam padi 40% dan pupuk kandang sapi 10% (M5)
6. Endapan lumpur Sidoarjo 80%, kompos 10% dan pupuk k andang sapi 10% (M6)
7. Endapan lumpur Sidoarjo 80% dan sekam padi 20% (M7)
8. Endapan lumpur Sidoarjo 80% dan kompos 20% (M8)
9. Endapan lumpur Sidoarjo 80% dan pupuk kandang sapi 20% (M9)
10. Endapan lumpur Sidoarjo 100% ( M10)
Parameter penelitian yang diamati yaitu kandungan bahan organic; C organic; kadar
N, P, K; bobot jenis dan isi; porositas; agregat dan total mikroba. Untuk mengetahui faktor
yang nyata dilakukan analisis sidik ragam (ANOVA) pada taraf signifikasi 95%. Untuk
mengetahui dosis yang nyata dilakukan uji jarak berganda Duncan (Duncan Multiple Range
Test = DMRT) pada taraf signifikasi 95%
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis sifat endapan lumpur Sidoarjo, sekam padi, kompos dan pupuk
kandang sapi disajikan pada Tabel 1.
Hasil analisis kimia endapan lumpur Sidoarjo
menunjukkan bahwa ketersediaan hara N, P dan K sangat rendah tetapi mempunyai KTK
tinggi. Ketersediaan hara N, P dan K sangat rendah disebabkan diantaranya kandungan
bahan organik endapan lumpur Sidoarjo hanya 1,63%, termasuk kategori rendah. Bahan
organic yang rendah karena endapan tersebut berasal dari lumpur yang keluar pada
kedalaman yang sangat dalam. Wiguna, dkk. (2009), endapan lumpur Sidoarjo keluar dari
kedalaman ± 100 m. Menurut Prasetyo (2007), semakin kedalam tanah semakin menurun
4
kandungan bahan organik. Bahan organik dalam tanah merupakan salah satu sumber hara.
Madjid (2007), bahan organik dapat menyebabkan sifat kimia tanah berubah melalui proses
dekomposisi oleh mikroba. Dekomposisi bahan organik akan melepaskan unsur hara
kedalam larutan tanah dan juga menjadikan bahan organik ke bentuk lebih sederhana dan
bersifat koloid. Keadaan ini menyebabkan peningkatan kemampuan absorbsi tanah dan
berhubungan juga dengan KTK tanah karena bertambahnya luas permukaan partikel tanah.
Hal tersebut menyebabkan tanah mempunyai kemampuan menyimpan hara yang semakin
baik, mengurangi penguapan hara nitrogen, maupun pencucian hara-hara kation lain. Pada
akhirnya menyebabkan peningkatan kapasitas tanah untuk melepas hara kation bagi
kebutuhan pertumbuhan tanaman, baik melalui mekanisme pertukaran secara langsung
maupun mekanisme pasif yaitu proses difusi.
Tabel 1. Sifat endapan lumpur Sidoarjo, sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi
_________________________________________________________________________
No Parameter
Endapan lumpur
Sekam Kompos Pupuk kandang sapi
______________
Nilai Harkat
_________________________________________________________________________
1. pH (H2O)
7,0
6,8
7,7
7,8
2. Bahan organic (%)
1,63
40,89
17,69
2,74
3. C organik (%)
0,94
23,63
10,22
1,58
4. N total (%)
0,12
SR*
0,62
0,93
0,40
-1
5. P Bray 1 (mgkg )
4,86
SR*
6. K tersedia (me/100g) 0,09
SR*
7. KTK (me/100g)
42,58 Tinggi*
8. C/N
8,0
38
11
4
9. P total (%)
0,01
0,16
0,14
10. K Total (%)
0,35
0,45
0,25
11. Pasir (%)
3
12. Debu (%)
35
13. Liat (%)
62
14. Tekstur
Liat
15. Bobot Isi (gcm-3)
1,07
16. Bobot Jenis (gcm-3)
2,49
17. Porositas (%)
57,26
_________________________________________________________________________
SR = sangat rendah ; * = pengharkatan menurut Balai Penelitian Tanah (2005).
5
Penambahan sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi pada endapan lumpur
Sidoarjo meningkatkan kandungan bahan organik, C organik dan hara N,P dan K. Bahan
organik yang ditambahkan kedalam tanah akan terdekomposisi menghasilkan senyawa
organik yang terurai menjadi mineral dan terakumulasi dalam larutan tanah. Bahan organik
mempunyai kandungan hara rendah, agar efektif penggunaannya harus ditambahkan dalam
jumlah banyak. Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa penambahan sekam padi, kompos
dan pupuk kandang sapi ≥ 50% (M1,M2,M3,M4 dan M5) pada endapan lumpur
menyebabkan peningkatan kandungan bahan organik, C organik dan hara N,P dan K relatif
lebih tinggi dibandingkan ˂ 50% (M6, M7, M8, M9 dan M10 (Tabel 2).
Tabel 2. Sifat kimia endapan lumpur Sidoarjo setelah ditambah sekam padi, kompos dan
pupuk kandang sapi
________________________________________________________________________
Parameter
Perlakuan
________________________________________________________________
M1 M2
M3
M4
M5 M6 M7 M8 M9 M10*
________________________________________________________________________
Bahan Organik (%) 15,87 12,39 12,70 16,49 13,99 8,04 14,12 2,67 3,35 1,63
C. Organik (%)
9,17 7,16 7,34 9,53 8,09 4,65 8,16 1,54 1,93 0,94
N Total (%)
0,46 0,34 0,38 0,43 0,29 0,23 0,35 0,17 0,19 0,12
P Bray 1 (mgkg-1) 65,00 52,56 43,81 81,44 32,50 98,18 55,80 59,68 35,72 4,86
K (me/100g)
1,33 2,39 2,54
1,78 1,02 1,84 1,26 1,69 1,71 0,09
* Hanya endapan lumpur Sidoarjo
Warsiti .(2009), menyatakan bahwa penambahan bahan organik meningkatkan
kandungan bahan organik tanah sehingga mengakibatkan mengecilnya erodibilitas tanah.
Syukur dan Indah (2006), penambahan bahan organik kedalam tanah, baik itu berupa
kompos maupun pupuk kandang mengakibatkan peningkatan C organik tanah. Semakin
banyak bahan organik yang ditambahkan kedalam tanah semakin banyak pula C organik
yang dilepaskan kedalam tanah. Nursyamsi dkk. (1995), pemberian bahan organik berupa
pupuk kandang 10 tonha-1dan pupuk hijau 5 tonha-1 meningkatkan kandungan C dan N
organik serta KTK tanah.
Menurut Brady (1990) dalam Syukur dan Harsono (2008),
kotoran sapi yang diberikan kedalam tanah mengalami dekomposisi yang berakhir dengan
mineralisasi dan terbentuknya bahan yang relatif resisten yaitu humus. Humus yang
tersusun dari selulosa, lignin dan protein mempunyai kandungan C organik umumnya
sebesar 58% sehingga dapat dipahami bahwa pemberian kotoran sapi akan meningkatkan
6
jumlah humus juga berarti meningkatkan C organik tanah. Peningkatan C organik dalam
tanah juga meningkatkan bahan organik tanah.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan penambahan bahan organik sekam padi,
kompos dan pupuk kandang sapi (M1, M2, M3, M4, M5, M6, M7, M8 dsn M9)
meningkatkan kandungan bahan organik tanah, C organik dan hara N, P dan K
dibandingkan M10 (Tabel 2). Perlakuan M1 menunjukkan pengaruh yang relatif lebih
tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Madjid (2007), menyatakan bahan organik akan
terdekomposisi menjadi senyawa organik, diantaranya protein yang akhirnya terurai
menjadi N tersedia. Stevenson (1994), menyatakan bahwa ketersediaan P dalam tanah
dapat secara langsung melalui proses peruraian bahan organik dan mineralisasi atau secara
tidak langsung dengan membantu pelepasan P yang terfiksasi.
Sudadi dkk. (2007),
menyimpulkan pemberian mulsa dan pupuk kandang meningkatkan K tersedia tanah.
Hasil analisis fisik juga menunjukkan bahwa M1 menyebabkan penurunan bobot isi
(BI) dan jenis (BJ) relatif lebih tinggi. Perlakuan bahan organik menurunkan BI dan BJ
(Gambar 1) dan meningkatkan porositas dan agregat (Gambar 2). Hasil ini sesuai dengan
penelitian Sunantara et.al., (2005) bahwa penambahan pupuk kandang, sekam maupun
serbuk gergaji dapat menurunkan bobot jenis isi dan bobot jenis partikel, tetapi
meningkatkan porositas, air tersedia, pori draenase cepat dan lambat. Menurut Soetedjo
dan Kartasaputra (2005), bahan organik bertindak sebagai perekat antara zarah mineral
pratama. Bahan organik meningkatkan kemantapan agregat. Agregat yang mantap dengan
ruang pori yang cukup akan menjamin penyebaran udara dan air dalam tubuh tanah secara
optimal, keadaan yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Syukur (2005), agregasi tanah yang baik secara tidak langsung memperbaiki ketersediaan
unsur hara. Hal ini karena agregasi tanah yang baik akan menjamin tata udara dan air tanah
yang baik pula, sehingga aktivitas mikroorganisme dapat berlangsung dengan baik dan
meningkatkan ketersediaan unsur hara. Djajadi et al., (2010), penambahan bahan organik
dapat meningkatkan porositas tanah, yang diindikasikan dengan meningkatnya proporsi
makroagregat tanah.
7
Bobot isi (gcm-3)
Bobot jenis (gcm-3)
2.53
1.72
0.96
0.4
M1
1.31
0.58
M2
0.97
0.35
0.48
M3
M4
0.96
0.77
0.34
M5
2.19
M6
0.62
M7
2.37
2.43
2.49
0.97
1.03
1.07
M8
M9
M10
Gambar 1. Pengaruh sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi terhadap
bobot isi dan jenis endapan lumpur Sidoarjo
Porositas (%)
M1
58.89
66
0.51
0.41
M2
M3
Kemantapan Agregat (mm)
63.26
63.98
0.51
0.94
M4
61.86
55
0.59
M5
0.68
0.24
M6
71.44
M7
M8
58.98
57.54 57.24
1.37
0.21
M9
0.09
M10
Gambar 2. Pengaruh sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi terhadap porositas
Dan kemantapan agregat endapan lumpur Sidoarjo
Hasil analisis mikroba pada campuran endapan lumpur Sidoarjo dengan bahan
organik sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi ditemukan bakteri dan jamur. Pada
sekam padi ditemukan bakteri dengan total 1,56x106 CFU/g. Bakteri tersebut
dikelompokkan menjadi 3 isolat dengan morfologi koloni yaitu isolat A: rhizoid, lobate,
transparan, krem dan flat; isolat B: curied,undulate, tidak tembus cahaya, putih dan flat; dan
isolat C: curied, undulate, tidak tembus cahaya, putih, umbonate. Selain bakteri, pada
sekam padi juga ditemukan 2 isolat jamur yaitu Penicillium sp dan Rhizopus sp. dengan
total 3.15x104 propagul/g. Pada kompos diperoleh total bakteri 2,53x106 CFU/g dengan 3
isolat dengan morfologi koloni yaitu isolat A :circulair, tidak tembus cahaya, putih
kehijauan, cembung; isolat B: irregulair, bergerigi, transparan, krem, flat; dan isolat C:
circulair, entire, transparan, putih. Pada kompos ditemukan 2 isolat jamur yaitu Aspergillus
sp dan Aspergilus niger , dengan total jamur 7,95x104 propagul/g. Pupuk kandang sapi
ditemukan total bakteri 5,85x104 CFU/g dengan 3 isolat dengan morfologi koloni yaitu
isolat A: circulair, entire, transparan, putih; isolat B: circulair, entire, tidak tembus cahaya,
8
putih susu, flat; dan isolat C: circulair, entire, transparan, putih, cembung. Pupuk kandang
sapi juga ditemukan 1 isolat jamur yaitu Aspergillus niger, dengan total 5,3x106 propagul/g.
Menurut Tian et al. 1997 dalam Atmojo, 2003), bahan organik merupakan sumber energi
bagi makro dan mikro-fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan
menyebabkan aktivitas dan populasi mikroba dalam tanah meningkat, terutama yang
berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Beberapa
mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan
aktinomisetes.
Sugiarto (2000), bahwa kelimpahan dan keanekaragaman mikroba dan
fauna tanah pada media tumbuh kacang hijau cenderung meningkat oleh adanya aplikasi
bahan organik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis kimia, fisika dan biologi penelitian ini menyimpulkan
bahwa penambahan sekam padi, kompos dan pupuk kandang sapi pada endapan lumpur
Sidoarjo berpengaruh nyata terhadap peningkatan bahan organik tanah, C organik, hara N,
P dan K; penurunan bobot isi dan jenis; peningkatan porositas dan agregat serta keragaman
mikroorganisme. Perlakuan M1 memberikan pengaruh yang terbaik dibandingkan
perlakuan lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini didukung dan didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Kemendiknas dan Universitas Brawijaya, Malang sehingga peneliti mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga.
DAFTAR PUSTAKA
Djajadi, Bambang Helianto dan Nurul Hidayah. 2010. Pengaruh Media Tanam dan
Frekuensi Pemberian Air Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Biologi Tanah Serta
Pertumbuhan Jarak Pagar. Jurnal Littri, Vol..16 (2), h:64-69
Gusmailina, G. P. dan S. Komarayati. 2003. Pengembangan Penggunaan Arang untuk
Rehabilitasi Lahan. Bulletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Vol. 4 (1), h:
21-30.
Hanafiah, A.K. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Rajawali Press. Jakarta
9
Madjid, A. R. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. http :// dasar 2 ilmu tanah. Blog spot.com.
Diakses 5 Desember 2010
Nursyamsi, D.O. Supandi, D. Erfandi, Sholeh dan I.P.G. Wijaya Adhi. 1995. Penggunaan
Bahan Organik, Pupuk P dan K untuk Meningkatkan Produktivitas Tanah Podsolik
(Typic Kandiudult). Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Bogor
Prasetyo, B.H. 2007. Perbedaan Sifat-Sifat Tanah Vertisol Dari Berbagai Bahan Induk.
Jurnal Ilmu ilmu Pertanian indonesia, Vol. 9 (1), h: 20-31
Putri, A.I. 2008. Pengaruh Media Organik Terhadap Indek Mutu Cendana .
Pemulian Tanaman Hutan, Vol. 21 (1), h:1-8
Jurnal
Stevenson, F.J. 1994. Humus Chemistry, Genesis, Composition and Reaction. A. Willey
Interscience Pub Singapore. 496 p
Sudadi, N.H. Yuni dan Sumani. 2007. Ketersediaan K dan Hasil Kedelai Glycine max L..
Merril Pada Tanah Vertisol Yang Diberi Mulsa dan Pupuk Kandang. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan, Vol. 7(1),h : 8-12
Sugiarto. 2000. Aplikasi Bahan Organik Tanaman Terhadap Komunitas Fauna Tanah
dan Pertumbuhan Kacang Hijau (Vigna radiate) Jurnal Biodiversitas, Vol.1 (1), h: 2529
Sunantara, M., I.B. Aribawa dan I.K. Kariada. 2005. Pengaruh Berbagai Media Tumbuh
Terhadap Pertumbuhan Bibit Jeruk Bali (Citrus maxima Merr). BPPT. Bali
Sutedjo, M.M dan A.G. Kartasapoetra. 2005. Pengantar Ilmu Tanah. Rinneke Cipta.
Jakarta
Syukur, A. 2005. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-Sifat Tanah dan
Pertumbuhan Caisim di Tanah Pasir Pantai. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol.
5 (1), h:30-38
Syukur, A. dan N. M. Indah. 2006. Kajian Pengaruh Pemberian Macam Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jahe di Inceptisol, Karanganyar. Jurnal
Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol. 6 (2), h:124-131
Syukur, A. dan E.S. Harsono. 2008. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan NPK
Terhadap Beberapa Sifat Kimia dan Fisika Tanah Pasir Pantai Samas Bantul. Jurnal
Ilmu Tanah dan Lingkungan, Vol . 8 (2), h:138-145
Warsiti. 2009. Kajian Pemakaian Pupuk Kandang Sapi Pada Tanah Regosol Kelabu
Terhadap Erosi. Jurnal Orbith, Vol. 5 (1), h: 52-59
Wigati, E.S., S. Abdul, dan D.K. Bambang. 2006. Pengaruh Takaran Bahan Organik dan
Tingkat Kelengasan Tanah Terhadap Serapan Fosfor Oleh Kacang Tunggak di Tanah
Pasir Pantai. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 6 (1), h: 53-58
Wiguna, I.P.A., Wahyudi C., dan Amien Widodo. 2009. Penanggulangan Semburan
Lumpur Lapindo. PSKB., LPPM., ITS. Surabaya
10
Download