Analisis Strategi Komunikasi Organisasi dalam

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
Dalam penelitian yang berjudul “ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI
ORGANISASI DALAM PENCITRAAN INTERNAL THE BELLEZZA
SUITES JAKARTA PERIODE JANUARI – APRIL 2013”, penulis
menggunakan teori yang terkait dengan judul yang dibuat oleh penulis, teori yang
terkait adalah sebagai berikut.
2.1.1 Komunikasi Organisasi
Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi
dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat
terpenting komunikasi organisasi adalah penciptaan pesan, penafsiran, dan
penanganan
kegiatan
anggota
organisasi.
Bagaimana
komunikasi
berlangsung dalam organisasi dan apa maknanya bergantung pada konsepsi
seseorang mengenai organisasi. (Pace & Faules, 2010 : 34)
Komunikasi dalam organisasi penting berfungsi sebagai adanya
penciptaan dan pendistribusian pesan dari satu anggota kepada anggota
organisasi yang lainnya. Pesan tersebut diciptakan, ditafsirkan, dan dicipta
ulang dalam suatu proses berkelanjutan. Dicipta ulang fungsinya agar apa
yang dikerjakan di dunia nyata dapat sesuai dengan pesan yang telah
diterima.
9
Dari beberapa definisi mengenai komunikasi organisasi para ahli, ada
beberapa hal umum yang dapat disimpulkan, yaitu komunikasi organisasi
terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh
lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal; komunikasi organisasi
meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media; komunikasi organisasi
meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan /
skilnya. (Muhammad, 2011 : 67)
Komunikasi organisasi hanya terjadi dalam sistem yang terbuka, karena
merupakan organisasi segala informasi yang ada tidak tertutup melainkan
diberitahukan secara umum kepada seluruh anggota organisasi. Konteks
dalam
komunikasi
organisasi
harus
diperhatikan
sehingga
mampu
mengetahui bagaimana strategi dalam penyampaian pesan dan penerimaan
pesan serta strategi dalam mengolah pesan. Dalam komunikasi organisasi
terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu orang serta sikap orang
tersebut ketika memperoleh informasi, perasaan orang tersebut bila menerima
informasi tersebut dan hubungan serta keterampilan / skil.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal merupakan komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya
berupa cara kerja didalam organisasi, produktifitas, dan berbagai pekerjaan
yang harus dilakukan didalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan,
pernyataan, jumpa pers dan surat-surat resmi. Sedangkan informasi informal
merupakan komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. (Romli, 2011 :
2)
Komunikasi pada umumnya cenderung menggunakan komunikasi
informal karena manusia memiliki keegoisan dalam dirinya maupun dalam
berorganisasi,
sehingga
manusia
lebih
menginginkan
kepentingan
individualnya diutamakan dibandingkan kepentingan bersama. Namun,
mayoritas perusahaan lebih menggunakan komunikasi formal, karena
manusia akan cenderung besar kepala jika segala keinginannya diikuti.
2.1.2 Public Relations
Public Relations pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi, kendati
agak lain dengan kegiatan komunikasi lainnya, karena ciri hakiki dari
komunikasi Public Relations adalah two way communications (komunikasi
dua arah/timbal balik). Arus komunikasi timbal balik ini yang harus
dilakukan dalam kegiatan Public Relations, sehingga terciptanya umpan balik
yang merupakan prinsip pokok dalam Public Relations. Public Relations
disebut sebagai salah satu bidang ilmu komunikasi praktis, yaitu penerapan
ilmu komunikasi pada suatu organisasi/perusahaan dalam melaksanakan
fungsi manajemen. (Soleh Soemirat & Elvinaro Ardianto, 2010 : 11)
Public Relations pada intinya berfungsi untuk menumbuhkan baik antara
segenap komponen pada suatu lembaga/perusahaan dalam pemberian
pengertian, menumbuhkan motivasi serta partisipasi. Semuanya bertujuan
untuk menumbuhkembangkan kemauan baik dan memperoleh opini publik
yang menguntungkan.
Inti dari Public Relations senantiasa berkenaan dengan kegiatan
penciptaan pemahaman melalui pengetahuan. Melalui kegiatan-kegiatan
tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak positif. Dengan
demikian, Public Relations merupakan suatu bentuk komunikasi yang
berlaku untuk semua jenis organisasi, baik bersifat komersial maupun nonkomersial di sektor publik (pemerintah) maupun privat (pihak swasta).
Sebagai fungsi manajemen, Public Relations bertanggung jawab mengelola
dan mengembangkan reputasi perusahaan. Sebagai fungsi manajemen, Public
Relations mengembangkan komunikasi antara perusahaan dan publik yang
dianggap penting untuk menciptakan dan mempertahankan goodwill dan
mutual understanding publik terhadap tujuan, kebijakan, dan kegiatan
perusahaan. (Nova, 2011 : 47)
Public Relations dapat dikatakan secara umum sebagai kegiatan untuk
meningkatkan reputasi baik perusahaan dan mempertahankan reputasi baik
tersebut agar tetap stabil. Dengan fungsinya, Public Relations harus
mengembangkan komunikasi antara perusahaan dan publik sebaik-baiknya
dan sebaliknya. Karena komunikasi yang baik tersebut mampu menciptakan
dan mempertahankan kemauan baik serta hubungan yang mampu mengerti
satu sama lain.
Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu
organisasi
yang
bersifat
komersial
maupun
yang
non-komersial.
Kehadirannya tidak bisa dicegah, telepas dari kita menyukainya atau tidak.
Anda tidak bisa memutuskan untuk menghadirkan atau sebaliknya
meniadakan Public Relations. Sebenarnya, Public Relations terdiri dari
semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang
bersangkutan dengan siapa saja yang menjalin kontak dengannya. Setiap
orang pada dasarnya juga selalu mengalami Public Relations, kecuali jika ia
terisolasi dan tidak menjalin kontak dengan manusia yang lainnya. (Frank
Jefkins, 2003 : 9)
Manusia dalam berkomunikasi harus meniadakan keegoisannya agar
tidak menuntut semaunya sendiri. Komunikasi tidak bisa dilakukan bila
hanya satu arah, namun lebih cenderung dua arah karena umpan balik dari
lawan bicara selalu diutamakan.
2.2
Teori Khusus
2.2.1 Strategi Komunikasi Organisasi
Terdapat beberapa strategi komunikasi organisasi yang bisa diterapkan
untuk kelancaran jalannya organsasi. Menurut Gibson, dkk, strategi
komunikasi perlu dilakukan tindakan-tindakan berikut (Ulbert. 2007):
a. Mendorong saling mempercayai
Komunikasi itu dimulai dari suasana saling percaya yang
diciptakan antara komunikator dan komunikan. Kalau tidak ada
unsur saling mempercayai, komunikasi tidak akan berhasil. Tidak
adanya rasa saling percaya akan menghambat komunikasi
b. Meningkatkan umpan balik
Kesalahpahaman dapat dikurangi jika proses umpan balik
dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi
sama pentingnya dengan komunikasi antarpribadi. Seorang
komunikator memerlukan adanya mekanisme umpan balik
sehingga mereka tahu apakah pesannya sudah dipahami oleh
komunikan
c. Mengatur arus informasi
Mengatur arus informasi agar tidak memberikan beban
informasi kepada pihak komunikan. Hanya informasi penting dan
yang diperlukan oleh komunikan yang disampaikan. Komunikasi
diatur mutunya, jumlahnya, dan cara penyampaiannya. Informasi
yang disampaikan harus sistematis, ringkas dan memilki bobot
kepentingan yang cukup
d. Pengulangan
Pengulangan
membantu
komunikan
untuk
menginterpretasikan pesan yang tidak jelas atau terlalu sulit untuk
dapat dipahami pada saat pertama kali didengar. Bagi seorang
manajer,
permasalahan-permasalahan
penting
yang
tidak
disampaikan kepada bawahan dapat diulangi paling tidak dua tiga
kali.
e. Menggunakan bahasa yang sederhana
Bahasa yang kompleks, istilah-istilah teknis dan jaringan
menyebabkan komunikasi sulit dipahami oleh komunikan.
Hampir setiap gagasan dapat disampaikan dalam bahasa yang
sederhana sehingga setiap orang dapat memahaminya.
f. Penetapan waktu
Suatu permasalahan dalam komunikasi di mana komunikator
mulai menyampaikan pesan pada saat penerima belum siap untuk
mendengarkannya. Beberapa orang menjumpai bahwa pesan yang
disampaikan kepadanya tidak sistematis sehingga mereka tidak
dapat menghubungkan satu topik dengan topik yang lain secara
sistematis. Oleh karenanya cara yang tepat adalah dengan
mengelola waktu untuk berkomunikasi sehingga pesan yang
disampaikan tersusun dengan baik, ringkas dan mudah dipahami
Sama halnya dengan komunikasi pada umumnya, strategi komunikasi
organisasi digunakan dalam membuat strategi komunikasi yang baik dalam
organisasi. Langkah strategi yang tepat akan menentukan pencapaian yang
tepat pula.
2.2.2 Komunikasi ke Bawah
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari tingkat
atas ke tingkat bawah melalui hierarki organisasi. Bentuk aliran komunikasi
dari atas ke bawah berupa prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana
melakukan tugas, umpan balik terhadap prestasi bawahan, penjelasan tentang
tujuan organisasi dan lain sebagainya. Salah satu kelemahan komunikasi dari
atas ke bawah adalah ketidakakuratan informasi karena harus melewati
beberapa tingkatan. Pesan yang disampaikan dengan suatu bahasa yang tepat
untuk suatu tingkat, tetapi tidak tepat, untuk tingkat paling bawah yang
menjadi sasaran dari informasi tersebut. (Romli, 2011 : 176)
Hambatan yang terjadi seharusnya dapat diperbaiki dengan membuat
laporan tertulis atau notulen hasil morning briefing dari masing – masing
atasan. Sehingga bawahan mampu untuk meningkatkan kualitas kinerja
sesuai dengan yang diharapkan masing – masing kepala divisi dalam
perusahaan.
2.2.3 Komunikasi ke Atas
Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan umpan
balik tentang seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan
memberikan informasi
tentang prestasinya,
praktik serta
kebijakan
organisasi. Komunikasi dari bawah ke atas dapat berbentuk laporan tertulis
maupun lisan, kotak saran, pertemuan kelompok dan lain sebagainya.
Permasalahan utama yang terjadi dalam komunikasi dari bawah ke atas
adalah bias dan penyaringan atas informasi yang disampaikan oleh bawahan.
Komunikasi dari bawah ke atas digunakan untuk memonitor prestasi
organisasi. Bawahan seringkali memberikan informasi yang kurang benar
kepada atasannya, terutama untuk informasi yang tidak mengenakkan.
Akibatnya, komunikasi dari bawah ke atas seringkali dikatakan sebagai
penyampaian informasi yang menyenangkan atasan dan bukan informasi
yang perlu diketahui oleh atasan. (Romli, 2011 : 176)
Hambatan yang disebut di atas, sebaiknya diminimalisir dengan adanya
briefing antar kepala divisi perusahaan atau meeting rutin dengan seluruh
kepala divisi perusahan. Metode lainnya bukan hanya dari laporan lisan
bawahan, namun juga disertakan laporan tertulis setiap harinya dan laporan
tersebut di kontrol oleh atasan.
2.2.4 Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah pertukaran pesan di antara orang-orang
yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang mengalir
menurut fungsi dalam organisasi diarahkan secara horizontal. Pesan ini
biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti
koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling memberi
informasi. (Muhammad, 2011 : 121)
Komunikasi horizontal perlu dilakukan untuk mengetahui tugas masingmasing kepala bagian, bukan hanya kontrol terhadap tugas bawahan, tetapi
saling mengetahui tugas yang diemban oleh masing-masing kepala bagian.
Komunikasi horizontal penting dilakukan agar masalah yang terjadi baik itu
internal maupun eksternal dapat dikomunikasikan dengan baik oleh masingmasing kepala bagian.
2.2.5 Citra
Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi mehamami sekali
perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan tidak hanya dengan melepaskan diri
terhadap terbentuknya suatu kesan publik negative. Dengan kata lain, citra
perusahaan adalah fragile commodity (komoditas yang rapuh atau mudah
pecah). Namun kebanyakan perusahaan meyakini bahwa citra perusahaan
yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka
panjang. Citra dengan sengaja perlu diciptakan agar bernilai positif. Citra
merupakan asset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi, dengan
istilah yang lain, yaitu Favourable Opinion (Soleh Soemirat & Elvinaro
Ardianto, 2010 : 111)
Citra merupakan istilah baru yang sangat menarik. Bagi perusahaan baru,
citra itu sangat perlu diciptakan agar energi positif dari citra yang sengaja
diciptakan dapat dirasakan baik itu dari pihak perusahaan maupun publik.
Bagi perusahaan yang sudah lama dibangun, citra tetap perlu dipertahankan,
karena bila reputasi baik, nama perusahaan serta produk yang bernaung
dalam perusahaan dapat dinilai baik oleh konsumen, lingkungan, dan
investor.
2.2.6 Citra Internal
Menurut Rosilawati, dalam Jurnal Ilmu Komunikasi, Citra dapat
tercermin melalui semua aspek yang terdapat di dalam organisasi. Mulai dari
logo, lokasi perusahaan,
penataan tempat, kualitas produk, kualitas
pelayanan dan citra pun dapat tercermin dari perilaku dan sikap karyawan
organisasi terhadap customer dan stakeholdernya. Karyawan tentu saja dapat
memperkuat dan menciptakan brand image (citra merek) bagi produk dan
organisasinya. Perilaku karyawan yang dapat membantu pembentukan
brand–building adalah courtesy (perilaku menghormati), responsiveness
(tanggung jawab), reliability (dapat diandalkan) dan empati terhadap
orang/pihak
lain.
Perilaku
seperti
itu
dapat
ditunjukkan
untuk
mengkontribusikan persepsi konsumen atas kualitas jasa dan meningkatkan
loyalitas dan retensi konsumen. (2008 : 154)
2.2.7 Media Internal
Menurut Fabiansyah, dalam Jurnal Manajemen,
Media internal
merupakan salah satu media bentuk kegiatan Public Relation, sudah
seharusnya diarahkan kepada pencapaian tujuan dari perusahaan atau
lembaga itu sendiri. Jadi media internal adalah suatu berita mengenai
kegiatan suatu perusahaan dan biasanya diberitakan untuk khalayak internal
atau tertentu yang diterbitkan secara teratur. (2006 : 2)
2.3 Penelitian Terdahulu
Menurut K. Punjaisri dan Wilson A dalam Journal of Brand Management,
perusahaan yang berhasil meningkatkan citra perusahaan merupakan perusahaan
yang karyawannya mampu berorganisasi dengan baik, karena semuanya
bergantung terhadap sikap dan perilaku karyawan itu sendiri. Pencitraan internal
meupakan sarana untuk menciptakan merk perusahaan yang kuat. Dan komunikasi
organisasi merupakan jalan terbaik dalam meningkatkan citra internal tersebut.
Komunikasi organisasi antar karyawan diperlukan baik dalam pembentukan serta
perkembangan citra internal.
Komunikasi memang mampu berorganisasi atau berjalan dengan baik apabila
karyawan mampu berkomunikasi dengan baik pula. Pencitraan internal dapat
tercipta dengan adanya komunikasi antar bidang dalam organisasi yang baik.
Menurut C. King dan Grace D dalam Journal of Brand Management,
pencitraan internal berawal dari persepsi karyawan terhadap perusahaan. Persepsi
muncul dari keseharian karyawan dalam bekerja. Word of mouth karyawan
didalam dan diluar itulah yang berperan penting terhadap terbentuknya citra
internal
Awal dari persepsi ialah komunikasi, bila komunikasi dari atas ke bawah
ataupun sebaliknya baik, maka word of mouth karyawan didalam dan diluar
lingkungan kerja pun akan baik. Terbentuknya citra dari word of mouth yang
merupakan persepsi dari karyawan yang bersangkutan.
Menurut Pangumpia, dalam Jurnal “Acta Diurna” Voll II/No.2/2013, Para
karyawan di semua tingkatan dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan
berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah kebijakan
organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat
harus diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di
atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan
tujuan.
Menurut Furqon, dalam Jurnal Manajemen, Para karyawan di semua tingkatan
dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua
masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan dengan
kedudukan mereka. Para pegawai di semua tingkat harus diberi kesempatan
berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan
serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan.
2.4 Kerangka Pemikiran
Analisis Strategi Komunikasi Organisasi
dalam Pencitraan Internal The Bellezza
Suites
Teori Umum :
Teori Khusus :
- Komunikasi Organisasi
- Komunikasi ke Atas
 Definisi dari para ahli
- Komunikasi ke Bawah
serta Peran Komunikasi
- Komunikasi Organisasi
Organisasi
- Citra
- Public Relations
- Citra Internal
 Definisi serta Peran
- Media Internal
Public Relations
Metodologi yang digunakan : Metode Kualitatif Deskriptif
Narasumber : Pihak Internal The Bellezza Suites, Kepala Divisi
Bagian Operasional dan Staff Operasional
Hal yang ingin dicapai :
Mengetahui bagaimana strategi komunikasi organisasi dalam
pencitraan internal serta bagaimana penggunaan media internal dalam
pencitraan internal The Bellezza SUites
Tabel 2.1 Kerangka Pemikiran
2.5 Kerangka Teori
Komunikasi Organisasi
- Definisi dan Peran
Komunikasi ke bawah
- Definisi
Komunikasi ke atas
- Definisi
Komunikasi Horizontal
- Definisi
Strategi Komunikasi
Organisasi
Public Relations
- Definisi dan Peran
Citra
Citra Internal
Media Internal
Tabel 2.2 Kerangka Teori
2.6 Asumsi
Menurut penulis, komunikasi organisasi yang baik dilakukan dan dikoordinasi
secara terus menerus mampu meningkatkan reputasi perusahaan baik secara
internal maupun eksternal. Citra internal dapat dibentuk secara sengaja bergantung
pada sikap dan perilaku dari karyawan dari perusahaan itu sendiri. Komunikasi
dilakukan bukan hanya antar bawahan, namun atasan dengan bawahan, bawahan
dengan atasan, dan atasan dengan atasan.
Download