protista

advertisement
TUGAS
PERBEDAAN KARAKTERISTIK ALGA, FUNGI,
PROTISTA DAN PROTOZOA
OLEH :
KELOMPOK I
ASTRIAWATI RASYID
HAPSA A PAKI
IKE JUWITA SARI
NURAIN A RAHMAN
NURMAN HUSAIN
PARNO GUSASI
RIVAL PAKAYA
YAYUN KABULA
PROGRAM STUDI S1 BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS ILMU – ILMU PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2012
1. ALGA
2. FUNGI
3. PROTISTA
4. PROTOZOA
A.ALGA
Deskripsi
Alga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak
memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata. Alga bahkan dapat dianggap
tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan
sebagainya). Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.
Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak
dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan
yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla.
Dalam taksonomi yang banyak didukung para pakar biologi, alga tidak
lagi dimasukkan dalam satu kelompok divisi atau kelas tersendiri, namun dipisahpisahkan sesuai dengan fakta-fakta yang bermunculan saat ini. Dengan demikian
alga bukanlah satu kelompok takson tersendiri.
Klasifikasi
Alga yang bersifat bentik (hidup di dasar perairan) digolongkan menjadi :
a. epilitik (hidup di atas batu)
b. epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. epipitik (melekat pada tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b. alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena
naik turunnya air akibat pasang surut .
c. alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
Berdasarkan pigmen penyusunnya, dibedakan menjadi :
a. Bacillariophyta ( Diatom)
b. Chrysophyta (Alga pirang)
c. Phaeophyta (Alga coklat)
d. Rhodophyta (Alga merah)
e. Chlorophyta (Alga Hijau)
Berdasarkan struktur tubuh, yaitu :
- Uniseluler
: Euglenophyta, Dinoflagellata, Bacillariophyta, Chlorophyta,
Chrysophyta.
-
Multiselluler : Chlorophyta, Chrysophyta, Phaeophyta, Rodophyta.
Kelompok – kelompok Alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan.
Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat,
alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.
a. Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang
secara dominan menyelebungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain
fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil
-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis
alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrorystis sp. Atau alga cokelat raksasa
dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per
hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase
diploid dari siklus hidupnya.
1) Ciri – ciri alga cokelat
- Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak,
bercabang, atau filamen tidak bercabang.
- Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid
(cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
- Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat
menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini
berupa laminarin.
- Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar
tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat
(algin)
- Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan
jaringan transportasi pada tumbuhan darat
2) Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak
dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah litoral
sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220
meter pada air yang jernih.
3) Cara hidup
Alga cokelat bersifat autotrof. Fotosintesis terjadi di helaian yang menyerupai
daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.
4) Peranan alga cokelat dalam kehidupan
Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam
alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam
pembuatan es krim, pil, tablet, sales, obat pembersih gigi, losion, dan krem
sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan
sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan
fosfornya rendah.
5) Reproduksi
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan
reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga
cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi.
Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus,. Selain berkembang biak
secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak
dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil
membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam
reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan
sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan
benang – benang mandul (parafisis)
Anteridium berupa sel – sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama
lain pada filamen pendek bercabang – cabang yang muncul dari dasar dan tepi
konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya
sangat banyak dan tiap ooganium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40
% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000
spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa
dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu
baru yang diploid.
Contoh alga cokelat, antara lain :
a) Fucus serratus
b) Macrocystis pyrifera
c) Sargassum vulgare
d) Turbanaria decurrens
Sargassum merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga ini
banyak terdapat di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik sebelah
barat, yaitu laut Sargasso.
Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal dari
Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara dan
Inggris.
Ciri – ciri Sargassum :
a) Bentuk talus seperti pohon
b) Batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
c) Kantong udara berbentuk bulat
d) Reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat
e) Konseptakel terdapat di ujung cabang – cabang
f) Hidup di daerah litoral dan sublitoral
g) Hidup melayang di air atau melekat pada substrat
Sargassum yang hidup melayang tidak dapat berreproduksi secara seksual
tetapi dapat melakukan fragmentasi.
b. Alga Merah (Rhodophyta)
Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung
atau kemerah – merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan
mengandung klorofil a, klorofil b, serta karortenoid. Akan tetapi, warna lain
tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan
fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna
biru.
1. Ciri – ciri alga merah
a). Talus berupa helain atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang
tubuhnya dilapisi kalsium karbonat
b). Tidak memilik flagela
c). Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah
dalam tersusun tersusun dari mikrofibril, sedangkan sel sisi luar tersusun dari
lendir. Komponen kimia mikrofibril terutama adalah xilan, sedangkan
komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga
merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
d). Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di
dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang
disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan
galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah iodium
menunjukkan warna kemerah – merahan.
2. Cara hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof,
yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga
lain.
3. Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat
hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup
diperairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini
merupakan penuysun terumbu karang laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di
lautan maupun di perairan tawar.
4. Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung – ujung cabang
talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium.
Gametangium betina disebut Karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah
membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang
dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar
seperti botol.
Reproduksi
Alga bereproduksi melalui dua cara yaitu seksual dan aseksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan
pembentukan zoospora. Reproduksi secara seksual terjadi melalui isogami dan
oogami.

Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual terjadi melalui pembelahan sel menghasilkan dua sel
anak yang masing-masing akan menjadi individu baru. Reproduksi dengan cara
pembelahan sel umumnya terjadi pada alga bersel tunggal. Alga berbentuk koloni
tanpa filamen atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi melalui
fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecah-pecahnya koloni menjadi beberapa
bagian.
Selain melalui pembelahan sel dan fragmentasi, alga juga dapat bereproduksi
melalui pembentukan zoospora. Zoospora merupakan sel tunggal yang
diselubungi oleh selaput dan dapat bergerak atau berenang bebas dengan
menggunakan satu atau lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon individu
baru.

Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk
zigot dan tumbuh menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual,
yaitu isogami dan oogami.
1. Isogami
Pada tipe isogami, gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar dan
umumnya dapat bergerak. Jika zigot hasil peleburan gamet betina dengan jantan
mengalami dormansi, maka disebut zigospora.
2. Oogami
Pada tipe oogami, ukuran gamet jantan berbeda dengan ukuran gamet betina.
Gamet betina atau telur berukuran besar dan tidak bergerak, sedangkan gamet
jantan berukuran kecil dan dapat bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak
berkecambah tetapi mengalami dormansi, maka disebut oospora.
Manfaat
alga merah
Beberapa alga merah memiliki nilai ekonomi sebagai bahan makanan (sebagai
pelengkap minuman penyegar ataupun sebagai bahan baku agar-agar), Alga
merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan
lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia
misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra.
Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang
dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci
rambut.
Alga merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema spinosum,
Gelidium dan Agardhiella, bangsa Gigartinales marganya Gigartina, dan
Agardhiella, Gracilaria serta Euchema, dibudidayakan karena menghasilkan bahan
serupa gelatin yang dikenal sebagai agar-agar. Gel ini digunakan oleh para
peneliti sebagai medium biakan bakteri dan fase padat pada elektroforesis gel,
untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil, sebagai obat pencahar
(laksatif), atau sebagai makanan penutup.
Dari bangsa Gigartinales yaitu Chodrus crispus menghasilkan carrageein, yaitu
gel yang sering digunakan sebagai emulsifying agent. Alga merah sebagai bahan
makanan memiliki kandungan serat lunak yang baik bagi kesehatan usus.
Kaya Akan Antioksidan
Alga (ganggang) merah atau red algae dipandang paling ampuh menangkal
radikal bebas. Asta Xanthine, zat aktif yang terdapat pada alga merah, mempunyai
kandungan anti-oksidan 6.000 kali lebih banyak dibandingkan vitamin C dan
1.000 kali vitamin E. Karena itu, selain mempunyai kemampuan menangkal
radikal bebas secara alami, alga merah juga berfungsi sebagai anti-aging atau
mencegah penuaan.
Untuk menghasilkan zat Hematococcus
pluviallis
yang
terdapat
pada
Astaxanthine, alga merah perlu proses
yang panjang. Awalnya, alga merah tidak
bewarna merah, tetapi hijau.
Alga merah yang awalnya bewarna hijau
dimasukkan ke dalam sebuah tabung yang mendapatkan sinar matahari yang
cukup. Karena mendapat sinar matahari yang cukup, tumbuhan berklorofil
tersebut berubah warna menjadi merah.
Alga merah juga bisa digunakan untuk memperlancar sirkulasi darah,
memperbaiki sel-sel yang rusak, dan memproduksi insulin dalam darah.
Manfaat bagi budidaya perairan adalah sebagai Produsen Primer.
B. FUNGI
Deskripsi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk.
Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir,
atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang
tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama
sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi
memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan
cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh
menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk
spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah
Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh
menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar
kata Yunani μυκες, "lendir", dan λογοσ, "pengetahuan", "lambang").
Sebelum dikenalkannya metode molekuler untuk analisis filogenetik, dulu
fungi dimasukkan ke dalam kerajaan tumbuhan/plantae karena fungi memiliki
beberapa kemiripan dengan tumbuhan yaitu tidak dapat berpindah tempat, juga
struktur morfologi dan tempat hidupnya juga mirip. Seperti tanaman, kebanyakan
fungi juga tumbuh di tanah. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari
kerajaan tumbuhan dan mempunyai kerajaan sendiri karena banyak hal yang
berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga
lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan
yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh
(eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel
fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.
Klasifikasi
1. FILUM CHYTRIDIOMYCOTA
Ciri Morfologi
Chytrids bersifat uniselular, berkoloni, atau merupakan organisme yang
berfilamen yang mengambil nutrein dengan cara absorbsi dan mempunyai sebuah
alat gerak yang terletak di bagian posterior, Chytrid demikian disebut zoospora
berflagela tunggal (uniflagellated zoospores).Beberapa spesies memiliki flagedua
atau lebih ( bi- dan polyflagellated Zoospores) (Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti,
O.: 2006).
Reproduksi
Baik zoospora dan gamet dari chytrids adalah motil oleh flagela mereka,
satu pukulan cemeti per individu. Sebuah contoh spesies Chytrid water mold –
Allomyces getah adalah saprotriof ditemukan dalam air atau tanah basah. Spesies
memiliki siklus hidup yang menarik. Tallus (tubuh) memiliki rhizoid dan
memiliki batang tegak yang terdapat organ reproduksi pada akhir cabang. Siklus
hidup memiliki kemampuan untuk berubah dari generasi haploid dan diploid.
Bentuk tallus haploid jantan dan betina yang gametangia dari gamet berflagella
dilepaskan dan bergabung untuk membentuk sebuah Zigot. Gamet-gamet dan
gametangia betina menarik lawan jenis dengan menghasilkan feromon.
Berkecambah menghasilkan zigot yang diploid tallus dengan dua macam
sporangia; zoosporangia berdinding tipis yang melepaskan zoospora diploid
menghasilkan tallus diploid dan sporangia yang haploid berdinding tebal setelah
meiosis membentuk zoospora yang bertallus haploid (Anonim, 2009).
Bukti molekuler juga mendukung hipotesis bahwa khitrid merupakan
fungi yang paling primitif, yang berarti bahwa khitrid termasuk ke dalam garis
keturunan yang memisah paling awal dalam filogeni fungi. Suatu perluasan yang
masuk akal darihipotesis ini adalah bahwa fungi berevolusi dari protista yang
memiliki flagella, suatu cirri yang dipertahankan dalam kingdom fungi hanya
khitrid (Cambell; 2003).
1. FILUM ZYGOMYCOTA
Salah satukelompok besar yang penting membentuk mikorhiza, yaitu asosiasi
mutualistik Zigomisetes dengan akar tumbuhan. Hifa zigomisetes adalah hifa
senositik, dengan septa yang hanya ditemukan di tempat sel reproduksi terbentuk.
Nama divisi ini berasal dari zigosporangia, struktur resisten yang terbentuk selama
reproduksi seksual (Cambell; 2003).
Ciri Morfologi
Zygomycota adalah salah satu divisi fungi, terdiri dari dua kelas, yaitu
Trichomycetes da Zygomycetes. Ciri khas fungi fungi Zygomycetes adalah
menghasilkan zigospora berdinding tebal pada reproduksi seksual dan pada
reproduksi aseksual menghasilkan sporangium yang umumnya besar berbentuk
bulat atau semibulat yang dibentuk pada hif fertile khusus yang disebut
sporagiofor. Sporagium berisi sporagiospora. Ada juga spesies dengan
sporangium berukuran kecil yang terbentuk secara simultan, disebut sporagiola,
keseluruhannya mirip kembang kol, misalnya pada Botrytis cinerea (Gandjar, I.,
Wellyzar, S., Ariyanti, O.: 2006).
Reproduksi
Contoh yang umum dari suatu zygomycota hitam bread mold (Rhizopus
stolonifer), sebuah anggota Mucorales. Menyebar di atas permukaan roti dan
sumber makanan lain, menyebarkan hifa kedalam untuk menyerap nutrisi. Dalam
fase aseksual perkembangan sporangia hitam bulat di ujung hifa tegak, masingmasing berisi ratusan spora haploid. Seperti dalam kebanyakan zygomycetes,
reproduksi aseksual adalah bentuk yang paling umum. Reproduksi seksual pada
Rhizopus stolonifera, seperti dalam zygomycetes lain, terjadi ketika haploid hifa
konjugasi berbeda jenis berdekatan satu sama lain.
Pertumbuhan gametangia dimulai setelah gametangia kontak, dan
Plasmogami, atau fusi sitoplasma terjadi. Setelah itu terjadi Kariogami, yang
merupakan perpaduan dari inti. zygosporangia yang dihasilkan merupakan
berkromosom diploid. Zygosporangia biasanya berdinding tebal, sangat tahan
terhadap lingkungan tidak menguntungkan, dan inert metabolik. Ketika kondisi
membaik, mereka berkecambah untuk menghasilkan sporangium atau hifa
vegetatif (Anonim, 2009).
3. FILUM ASCOMYCOTA
Fungi Ascomycota mengalami meiosis setelah pembentukan zigot yang
berumur pendek dan menghasilkan meiospora dengan pembentukan sel bebas
dalam sebuah meiosporagium yang disebut askus. Ascomycota menunjukan
kompatibilitas seksual bipolar dan memiliki dinding sel yang terdiri dari dua
lapisan ( bi-layered). Pohon filogenetik berdasarkan sekuens 18S rDNA
menunjukan bahwa Ascomycota dan Basidiomycota mengalami divergensi satu
dengan yang lainnya pada era Paleozoic, sekitar 500 juta tahun yang lalu (Barbee
& Taylor dalam Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O.: 2006).
Ciri yang mendefinisikan Askomikota adalah fungi ini menghasilkan spora
seksual dalam aski (tunggal,askus) yang mirip kantung, berbeda dengan fungi
zigot, sebagaian beasr fungi kantung mengandung tahapan seksual mereka dalam
badan buah makroskopik, atu askokarpus. Askomisetes bereproduksi secara
aseksual dengan cara menghasilkan spora aseksual dalm jumlah yang amat besar,
yang sering kali tersebar oleh angin. Spora aseksual ini dihasilkan pada ujung
hifa, sering kali dalam rantai yang panjang atau dalam kelompok. Spora tersebut
tidak terbentuk di dalam sporangia, seperti halnya pada Zigomikota. Spora
terbuka seperti itu disebut konidia, dari Bahasa Yunani Yang berarti “debu”
(Cambell; 2003).
Klasifikasi Ascomycota.
Ada tiga Subfilum yang dijelaskan dan diterima:
1.Pezizomycotina adalah subfilum terbesar dan berisi semua ascomycetes yang
menghasilkan ascokarp (berbuah tubuh), kecuali untuk satu genus Neolecta masuk
kedalam subfilum Taphrinomycotina. Ini secara kasar setara dengan takson
sebelumnya, Euascomycetes. Pezizomycotina termasuk yang paling makroskopik
“ascos” seperti truffle, ergot, ascolichen, jamur cangkir (discomycetes),
pyrenomycetes, lorchel, dan jamur ulat. Hal ini juga termasuk jamur mikroskopis
seperti berbedak jamur bedak, jamur dermatophytic, dan Laboulbeniales.
2.Saccharomycotina terdiri dari sebagian besar ragi asli, seperti jamur ragi dan
jamur Candida yang bersel tunggal (uniseluler), yang berkembang biak dengan
tunas vegetatif. Sebagian besar spesies ini sebelumnya diklasifikasikan dalam
takson disebut Hemiascomycetes.
3.Taphrinomycotina termasuk kelompok dalam Ascomycota yang diakui melalui
analisis molekul (DNA).Takson ini awalnya bernama Archiascomycetes (atau
Archaeascomycetes). Meliputi baik jamur hifa (Neolecta, Taphrina), ragi fisi
(Schizosaccharomyces), dan Pneumocystis, parasit paru-paru mamalia. Gene
sequencing Ribosomal RNA tanah menunjukkan bahwa mungkin ada subfilum
keempat dari Ascomycota (disebut Tanah Clone Golongan I atau SCGI), yang
belum dijelaskan kehidupannya atau didasarkan pada tubuh berbuah. SCGI
organisme hanya dikenal dari sekuens DNA yang ditemukan di tanah di seluruh
dunia dan ditempatkan diantara Taphriomycotina dan Saccharomycotina
(Anonim. 2009).
4. FILUM BASIDIOMYCOTA
Sekitar 25.000 fungi, yang meliputi cendawan, fungi rak, puffball, dan
rust, dikelompokan ke dalam divisi Basidiomikota. Nama itu berasal dari
basidium (bahasa latin yang berarati “alas kecil “, suatu tahapan diploid sementara
dalam siklus hidup oraganisme tersebut. Bentuk basidium yang mirip gada juga
menyebabakan fungi tersebut dikenal dngan nama umum fungi gada (club fungi) ”
(Cambell; 2003).
Pohon filogenetik berdasarkan analisis sekuen nuclear small subunit
ribosomal DNA dengan jelas memperlihatkan bahwa fungi tingkat tinggi (higher
fungi) adalah kelompok yang monofiletik dengan dua sister grup yang
monofiletik, yaitu Ascomycota dan Basidiomycota. Filum Basidiomycota dibagi
kedalam tiga kelompok utama, yaitu Uridinimycetes, Hymenomycetes, dan
Ustilaginomycetes ( Sjamsuridzal dalam Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O.:
2006).
Variasi dalam Siklus-Hidup
Banyak variasi yang terjadi, ada yang kompatibel sendiri dan membentuk
secara spontan dikaryot tanpa terpisah dari tallus. Jamur ini dikatakan
homothallic, versus heterothallic yang merupakan normal spesies pasangan kawin.
Homothallic sekunder lainnya,mengandung dua nukleus yang kompatibel
bermeiosis berikut basidiospore bermigrasi ke masing-masing posisi, yang
kemudian tersebar sebagai dikaryon yang sudah ada sebelumnya. Seringkali
spesies tersebut hanya bentuk dua spora per basidium, tetapi hal itu juga
bervariasi.
Setelah meiosis, pembelahan mitosis dapat terjadi di basidium. Salah satu
dari basidiospores dapat terjadi angka ganjil melalui degenerasi dari nukleus, atau
pasangan inti, atau kurangnya migrasi inti. Sebagai contoh, spesies Craterellus
chanterelle sering memiliki 6-spora basidia, sementara beberapa spesies corticioid
sistotrema dapat memiliki 2 -, 4 -, 6 -, atau 8-spora basidia, dan salah satu jamur
yang dibudidayakan, Agaricus bisporus dapat memiliki 1 -, 2 -, 3 – atau 4-spora
basidia dalam keadaan tertentu. Kadang-kadang morfologis beberapa taksa
monokaryon dapat terbentuk sepenuhnya dan anatomis basidiomes sudah basidia
dan basidiospora dalam bentuk tidak dikaryon , diploid inti, dan meiosis.
Beberapa jumlah taksa langka telah memperluas siklus hidup diploid, tetapi pada
umumnya. Contoh ada dalam genera jamur Armillaria dan Xerula, baik di
Physalacriaceae. Basidiospora Kadang-kadang tidak terbentuk dan bagianbagian
“basidia” bertindak sebagai agen penyebaran, misalnya jeli mycoparasitic khas
jamur, Tetragoniomyces atau seluruh “basidium” bertindak sebagai “spora”,
misalnya dalam beberapa puffballs palsu (Scleroderma). Dalam genus patogenik
manusia Filobasidiella meiosis berikut 4 inti tetap berada dalam basidium tapi
terus membagi secra mitosis, masing-masing inti bermigrasi ke basidiospora
membentuk serempak yang kemudian didorong ke atas oleh organisme lain yang
terbentuk di bawah mereka, sehingga terdapat 4 paralel rantai kering
“basidiospores”.
Variasi lain terjadi, sebagian sebagai standar siklus-hidup (yang tersendiri
memiliki variasi dalam variasi) dalam perintah khusus (Anonim, 2009).
Habitat

Hidup di tempat lembab

Hidup di organisme hidup

Hidup di bangkai organism

Dapat hidup di lingkungan yang asam

Dapat hidup di lingkungan konsentrasi gula tinggi

Lumut kerak (Lichen) bisa hidup di gurun, gunung salju, kutub
Reproduksi
Aseksual
Jamur uniseluler _ kuncup/tunas dan fragmentasi
Jamur multiseluler _ spora, zoospora
Seksual
Spora seksual: zigospora, askosospora, basidiospora
Manfaat/kerugian
Peranan bagi manusia
Rhizopus oryzae _ Pembuatan tempe
Rhizopus nigricans _ Pembusukanpada makanan
Mucor javanicus _ Pembuatan tape
Mucor mucedo _ Pengurai kotoranhewan
Pilobolus sp _ Pengurai kotoranhewan
Mikoriza = zygomycotina + akar
tumbuhan _ membantu kesuburan tanaman
kerugian
a. Dapat menyebabkan penyakit pada ikan
b. Dapat mencemari air
c, Membuat kekebalan tubuh ikan berkurang
C. PROTISTA
Deskripsi
Protista merupakan organisme eukariotik uniseluler yang hidup soliter atau
berkoloni. Protista dapat digolongkan menjadi protista mirip hewan (protozoa),
protista mirip tumbuhan (alga) dan protista mirip jamur (jamur lendir/slame
mold). Bentuk tubuh organisme golongan protista amatlah beragam. Protista
memiliki cara makan yang berbeda-beda, dan dapat digolongkan dalam tiga
kategori:
1. Protista autototrof, yaitu protista yang memiliki klorofil sehingga mampu
berfotosintesis. Contohnya : Alga
2. Protista menelan makanan, dengan cara fagositosis melalui membran sel.
Contohnya: Protozoa
3. Protista saprofit dan parasit, mencerna makanan di luar sel dan menyerap sarisari makanannya. Contoh: jamur.
Morfologi
1. Umumnya uniseluler, ada beberapa yang multiseluler tetapi masih sederhana
dan belum terdeferensiasi menjadi jaringan.
2. Sel bersifat eukarotik, yaitu sudah mempunyai membran inti sel
3. Hidup di air, baik air tawar maupun laut, di tanah, seresah dan tempat-tempat
yang lembab.
4. Memiliki cara makan yang berbeda-beda, yang dapat digolongkan dalam 3
kategori, yaitu:
a. Protista autotrof, yaitu protista yg memiliki klorofil shg mampu berfotosintesis
(mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik dengan bantuan energi
matahari). Contoh : Algae ( Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta,
Phaeophyta, Chlorophyta)
b. Protista heterotrof, yaitu protista yg “menelan” makanan dengan cara
fagositosis atau memasukkan makanan melalui mulut sel. Contoh : Protozoa
(Mastigophora, Sarcodina, Ciliata, Sporozoa).
c. Protista yg mencerna makanan di luar sel (ekstraseluler) dan kemudian
menyerap hasilnya yang berupa sari-sari makanan.
Klasifikasi
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel, protista digolongkan
menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang
lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu,
Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur
lendir dan jamur air yang menyerupai jamur
Protista mempunyai anggota yg sangat banyak, sehingga untuk
mempelajarinya para ahli taksonomi membagi protista dalam 3 golongan, yaitu :
1. Protista menyerupai hewan (PROTOZOA)
Berdasarkan alat geraknya dibagi menjadi 4 Filum, yaitu :
a. Mastigophora / Flagellata ( Protista berbulu cambuk)
b. Sarcodina / Rhizopoda (Protista berkaki semu)
c. Ciliophora / Ciliata (Protista bersilia)
d. Sporozoa (Protista berspora)
2. Protista menyerupai tumbuhan (ALGAE)
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya dibagi menjadi 6 Filum, yaitu :
a. Euglenophyta (ganggang euglena)
b. Chrysophyta (ganggang perang/ keemasan)
c. Pyrrophyta (ganggang Api)
d. Phaeophyta (ganggang coklat)
e. Rhodophyta (ganggang merah)
f. Chlorophyta (ganggang hijau)
3. Protista menyerupai jamur
Dibagi menjadi 2 Filum, yaitu :
a. Myxomycota (jamur lendir)
b. Oomycota (jamur air)
Habitat
Habitat berupa air tawar, air payau maupun air laut, dapat ditemukan juga
diperairan danau, peairan sawah dan perairan rawa.
Reproduksi
Sebagian protista berkembang biak secara seksual (konjugasi), sementara
lainnya secara aseksual (fisi biner). Plasmodium falciparum, memiliki siklus
hidup biologis super kompleks yang meliputi berbagai macam makhluk hidup,
sebagian bereproduksi seksual, sebagian lain aseksual. Namun, masih belum jelas
seberapa seringnya reproduksi seksual menyebabkan pertukaran genetika antar
strain yang berbeda dari Plasmodium dan sebagian besar protista parasit adalah
clonal line yang jarang melakukan pertukaran gen dengan strain lain.
Manfaat
Selain dapat merugikan bagi manusia, protista juga dapat menguntungkan,antara
lain sebagai berikut:
1. Zooplankton di ekosistem perairan sebagian besar adalah protista berklorofil
yang berguna sebagai makanan ikan dan arthropoda air.
2. Entamoeba coli di dalam usus besar mamalia ikut berperan dalam proses
pembusukan sisa makanan.
3. Foraminifera mempunyai kerangka luar dari zat kapur dan fosilnya dalam
jumlah tertentu dapat membentuk endapan tanah globigerina yang dapat
digunakan sebagai petunjuk adanya minyak bumi.
4. Radiolaria mempunyai kerangka dari zat kersik. Radiolaria yang mati akan
meninggalkan cangkangnya dan membentuk tanah radiolaria yang dapat
digunakan sebagai bahan penggosok.
5. Paramaecium dapat juga digunakan sebagai organisme indikator terjadinya
pencemaran air oleh zat organik.
6. Chlorella selain berperan sebagai produsen di ekosistem perairan, juga dapat
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan protein sel tunggal (PST).
PROTOZOA
Deskripsi
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos artinya pertama dan
Zoon artinya hewan. Protozoa sering disebut hewan bersel satu (uniseluler).
Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri melalui organel-organel
yang secara fungsi analog dengan sistem organ pada hewan-hewan bersel banyak
(metazoa).
Morfologi
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 sampai 200 mikron.
Bentuk sel protozoa sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah.
Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu),
silia (bulu getar), atau flagellum (bulu cambuk). Beberapa kelompok protozoa
memiliki cangkang. Kebanyakan protozoa bersifat polimorfisme, yaitu memiliki
bentuk yang berbeda- beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya.
Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut
tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista.
Tropozoid akan aktif mencari makanan dan bereproduksi selama kondisi
lingkungan memungkinkan. Bila kondisi tidak memungkinkan dan mengancam
kehidupan tropozoid maka protozoa akan membentuk sista. Dalam bentuk sista,
protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah yang
tersebar pada jarak yang sangat luas. Sista dapat terbentuk dalam kondisi
lingkungan yang kekurangan nutrisi, kekeringan temperatur yang tinggi, maupun
pH yang rendah. Namun, tidak semua protozoa membentuk sista, contohnya
Trichomonas vaginalis yang merupakan organisme patogen pada organ seksual.
Beberapa protozoa ada yang bersifat pleomorfik, artinya memiliki bentuk
tropozoid yang berbeda- beda. Umumnya, organisme dengan banyak sel inang
bersifat pleomorfik, tergantung pada jenis inangnya. Morfologi tropozoid dapat
berbeda- beda di dalam jaringan tubuh yang berbeda walaupun dalam inang yang
sama. Misalnya, di dalam cairan tubuh, organisme tersebut dapat memiliki flagela,
sedangkan di dalam jaringan hati, flagela tersebut dapat hilang.
Klasifikasi
Protozoa secara tradisional dibagi atas empat kelompok filum berdasarkan
kemmpuan gerak serta tipe alat geraknya. Keempat kelompok tersebut adalah
sebagai berikut :
Organel untuk bergerak adalah Protozoa secara tradisional dibagi atas empat
kelompok filum berdasarkan kemmpuan gerak serta tipe alat geraknya. Keempat
kelompok tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Kelas Mastigophora
Bergerak dengan satu atau beberapa buah flagela .
contoh pada ceratium ,euglena,dan noctiluca.
b)
Kelas Opalinata
Organel seperti cillia berjumlah banyak sekali terdapat disuluruh permukaan
tubuh .nukleus 2 buah atau lebih .semua bersifat parasit Contohnya opalinata
.Contohnya oplina didalam usus amfimi.
c)
Kelas Sarcodina
Bergerak dengan pseudopia ,misalnya Arcella,amobea , dan Globigerina.
2. Subfilum Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak ,semua anggotanya parasit .contohnya antara
lain Plasmodium vivax ( penyebab penyakit malaria) dan spaeromyxa parasit ikan.
3. Subfilum Cilliophora
Mempunyai cillia atau organel cillia pada sebagian atau seluruh stadium
hidupnya mempunyai dua macam nuklei
a.
Kelas Holotrichia
Cillia sederhana ,terdapat diseluruh atau permukaan tubuh ; cillia adoral biasanya
tidak ada atau tidak jelas . Contoh : Paramecium dan tetrahymena.
b.
Kelas suctoria
Cilia hanya pada stadium muda ; dewasa biasanya sesile ,bertangkai dan
mempunyai tentakel . Misalnya tokophrya
c.
Kelas peritticha.
Bentuk sel seperti lonceng atau jambangan. Umumnya sesille. jajaran cilia hanya
pada bagian adoral dan memutar arah jarum jam terhadap cytostome . contoh
vorticella dan tricodhina.
Habitat
Tempat hidupnya adalah tempat yang basah yang kaya zat organik, air tawar
atau air laut sebagai zooplakton, beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan ternak. Pada spesies tertentu ada yang hidup :
 Dalam sel tubuh Hostnya
Misalnya : Saluran pencernakan makanan
 Pada otot
 Pada ginjal
 Pada alat kelamin / genetalia
 Pada cairan tubuh Hostnya
Misalnya : Dalam darah
Reproduksi
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara :
1. Aseksual (vegetatif) dengan cara
a) Pembelahan mitosis (biner)
yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti
pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner
terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara
membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena
membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
b) Spora,
Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan
membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles.
Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
2. Seksual (Generatif)
Pada dasarnya, reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan ( fission )
yang akan menghasilkan dua atau lebih sel anakan. Beberapa protozoa lain
melakukan pembelahan berulang kali ( multiple fission ). Sebelum sel membelah
masing- masing akan mendapatkan inti sel yang sama. Sejumlah kecil protozoa
memperbanyak diri dengan cara membentuk tunas ( budding ) seperti yang
dilakukan oleh sel khamir.
Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara :
1. Konjugasi Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur
dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet
jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh
nyamuk.
Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif yang
disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang melindungi
protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan.
Manfaat/kerugian untuk budidaya

Peran menguntungkan :
1. Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai
makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.
2. Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai
plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air,
terutama udang, kepiting, ikan, dll.
3. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak,
gas, dan mineral.
4. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.

Kerugian yang dapat ditimbulkan
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakitpenyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :
Jenis penyakit
Protozoa
Disentri
Entamoeba histolytica
Diare(Balantidiosis)
Balantidium coli
Penyakit tidur (Afrika)
Trypanosoma gambiense
Toksoplasmosis (kematian janin)
Toxoplasma gondii
Malaria tertiana
Plasmodium vivax
Malaria quartana
Plasmodium malariae
Malaria tropika
Plasmodium falciparum
Kalaazar
Leishmania donovani
Surra (hewan ternak)
Trypanosoma evansi
Download