Full Text - EJournal Stikes PPNI Bina Sehat Mojokerto

advertisement
ABSTRAK
PENGARUH STRATEGI KOPING DALAM ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP
RESPONS PSIKOLOGIS PENDERITA HIV-AIDSDI POLI VCT RSUD
PROF DR SOEKANDAR MOJOSARI
OLEH:
Lutfi Wahyuni
HIV-AIDS akan mengalami berbagai macam respon psikologis yang mana dapat
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh pasien. Pasien tidak bisa menerima kenyataan bahwa
dirinya yang saat ini mengalami penyakit yang mematikan ini. Sehingga perawat diharapkan
dapat memberikan strategi koping untuk mengembalikan kualitas hidup pasien HIVAIDS.Penelitian ini bertujuan mencari ada tidaknya pengaruh strategi koping terhadap respon
psikologis penderita HIV-AIDS di Poli VCT RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari.Desain
penelitian yang digunakan yaitu One Group Pre Experimental, dengan populasi dari pasien yang
rawat jalan di Poli VCT RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari sebanyak 18 responden. Sampling
pada penelitian ini menggunakan Consecutive Sampling. Variable Independen
dalam
penelitian ini adalah strategi koping dan variabel dependennya adalah respon psikologis
penderita HIV- AIDS. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dalam bentuk
check list. Penelitian dilakukan di Poli VCT RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari Kab Mojokerto
pada bulan April-Juni 2014.Setelah didapatkan nilai dari masing-masing kriteria, selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Testdengan nilai signifikan = 0,05
untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh antara variable independent dan variable
dependen.Hasil yang ditunjukkan dari respon psikologis pasien yaitu terdapat adanya pengaruh
strategi koping terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS pada respon denial (penolakan) (p
= 0,001), terdapat adanya pengaruh strategi koping terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS
pada respon anger (p=0,210), terdapat adanya pengaruh strategi koping terhadap respon
psikologis pasien HIV/AIDS pada respon bargaining (p=0,785), tidak terdapat adanya pengaruh
strategi koping terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS pada respon depresi (p=0,261), dan
tidak terdapat adanya pengaruh strategi koping terhadap respon psikologis pada dirinya.
mengatur emosi) dan learning process. Kondisi
PENDAHULUAN
Sejak dulu sampai dengan saat ini HIV
stres tersebut akan menstimulasi hypothalamus
(Human Immuno Deficiency Virus) masih
untuk
sangat meresahkan masyarakat dan penderita
mengaktivasi ANS (Autonomic Nerve System)
itu
untuk
sendiri.
kenyataan
Pasien
bahwa
tidak
dirinya
bisa
menerima
yang
saat
ini
melepas
neuropeptida
menstimulasi
mengeluarkan
yang
medula
akan
adrenal
dan
katekolamin. Disamping itu
mematikan
hypofiseakan melepas β-endorphin dan ACTH
ini.Respons psikologis yang ditunjukkan adalah
(Adrenocorticotropic Hormone) yang akan
berupa penolakan, marah, tawar menawar,
menstimulasi
depresi,
yang
mengeluarkan kortikosteroid. Katekolamin dan
terinfeksi terus meningkat pesat dan tersebar
kortikosteroid inilah yang merupakan hormon
luas di seluruh
dunia. WHO (World Health
yang bereaksi terhadap kondisi stres dan
Organization) menyebutkan 16,3 juta penderita
mampu memodulasi system imun menjadi lebih
HIV/AIDS telah meninggal terhitung sejak
baik bila kondisi stres dapat dikendalikan. Dan
ditemukannya
dan
karena stres yang lama dan berkepanjangan
memperkirakan bahwa pada tahun 2010 jumlah
akan berdampak pada penurunan sistem imun
penderita yang terinfeksi HIV mencapai 40 juta
dan
orang. Data yang diperoleh dari RSUD Prof Dr.
penyakit.Dengan
mencermati
adanya
Soekandar Mojosari Mojokerto tahun 2010
keterkaitan
kondisi
dengan
sebanyak 52 orang dengan pengobatan dan
progresivitas penyakit maka perlu adanya
kurang lebih 200 orang yang sudah teregistrasi.
pendampingan yang tepat dan penerimaan
mengalami
penyakit
menerima.
Saat
yang
Jumlah
penyakit
ini
orang
tersebut
berkembang
ilmu
yang
mempelajari tentang modulasi sistem imun dan
kaitannya
dengan
stres
menggunakan
pendekatan
Dengan
ilmu
ini
dapat
adrenal
meningkatkan
keluarga
antara
atau
untuk
progresivitas
stres
lingkungan
agar
dapat
mengurangi stres pada pasien HIV.
yaitu
Psychoneuroimmunology.
kortek
Human Immuno Deficiency Virus adalah
retrovirus
yang
mengadung
RNA
yang
menyerang sel–sel yang mengandung limfosit–
dijelaskan bahwa stres yang dialami pasien
antigen
CD4,
makrofag,
sel
langerhans,
HIV-AIDS akan memodulasi sistem imun
mikroglia dan sel lain mencakup sel pembunuh
melalui jalur HPA (Hipothalamic-Pituitary-
alami, dan berkaitan dengan imunitas seluler.
Adrenocortical) axis dan sistem limbik (yang
Terjadi penurunan progresif jumlah sel CD4
pada darah tepi.Aktivitas sel B poliklonal
sampai saat ini masih belum jelas sel otak yang
dengan
hipergammaglobulinemia
dan
mana
kurangnya
respon
juga
beberapa peristiwa yang meskipun jarang yang
merupakan gambaran penyakit ini. Dalam 10
menyatakan bahwa virus itu juga memasuki sel
tahun, 50% individu mengalami AIDS( Millan
yang tidak mengeluarkan CD4.
& Scott,2001)
Mekanisme Koping
umum
humoral,
yang
mengeluarkan
bahan
ini.Ada
Target utama dari virus ini adalah
Menurut Lazarus (1984), koping
himpunan sel limfosit (T) yang dikeluarkan
mempunyai dua fungsi utama, yaitu mengatasi
oleh timus, yang dikenal sebagai sel T
masalah penyebab stres dan mengatur respons
helper/inducer. Sel ini pada permukaannya
emosi terhadap masalah tersebut.
membawa suatu molekul glikoprotein yang di
sebut
Koping
adalah
proses
CD4, yang tampak berikatan dengan
pemecahan masalah yang dipergunakan untuk
selubung glikoprotein dari HIV itu. Kerusakan
mengelola stress atau kejadian dimana manusia
pada CD4 yang berikatan dengan jumlah
itu berada. Kemampuan koping dan adaptasi
limfosit.Ini
terhadap stres merupakan faktor penentu yang
sebagian
paling
efek
sedikitnya
imnosupresif
merupakan
dari
virus
penting
dalam
kesejahteraan
itu.Namun, sekarang ini telah diketahui, bahwa
manusia.Mekanisme koping adalah suatu upaya
CD4 ini juga timbul walaupun dengan densitas
yang diarahkan pada pengelolaan stres.Cara
yang rendah, pada sel lainnya seperti juga sel
yang diperoleh dari keturunan/didapati untuk
limfosit helper/inducer itu.Sebagian besar sel
merespon terhadap lingkungan yang berubah,
monosit
juga
spesifik masalah atau situasi. Koping adalah
mengangkut CD4, seperti juga sel Langerhans
proses atau cara untuk merespon tergadap
pada kulit dan bagian dendritik sel darah dan
lingkungan (stimulus) untuk mencapai kondisi
kelenjar getah bening.Sel ini merupakan sel
adaptasi. Koping selalu mempunyai tujuan
tambahan
(purpsefull).Koping
dan
yang
makrofag
berguna
memang
untuk
memulai
berhubungan
dengan
timbulnya respon kekebalan dari sel limfosit.
perilaku atau keterampilan yang digunakan oleh
Sel ini tidak hanya bekerja sebagai gudang bagi
individu untuk menyeseuaikan diri dengan
virus itu namun fungsi tambahan dari sel itu
kejadian dan lingkungan. Strategi koping yang
akan terganggu. Sebagai tambahan bagi CD4
adaptif yaitu berfokus pada masalah atau
atau suatu molekul yang sangat mirip dengan
pemecahan sumber stress meliputi upaya
CD4 itu, diketahui ada di dalam otak, namun
mengubah lingkungan kerja misal dengan
mengatasi masalah interpersonal/menciptakan
(misal:pendiam, menarik diri, sedih, suasana
hubungan baru, mengubah rutinitas kerja
hati muram, sering melamun, tidak berdaya,
maupun mengubah persepsi tentang tuntutan
merasa bersalah, perubahan pada nafsu makan
kebutuhan dan kemampuan.
dan/atau pola tidur merupakan ciri yang sering
Respons Psikologis Penderita HIVAIDS;
Seperti
yang
telah
dikemukakan
timbul).
5)
kematian,
kabar bahwa dirinya positif HIV sebagai suatu
damai.(contoh:
hukuman mati.
kesedihan)
kehilangan
lain
yang
menyulut
Berusaha
menyesuaikan diri terhadap kehilangan dan
sebelumnya dimana sebagian pasien menerima
Hal ini, disertai dengan
Penerimaan;
pergumulan
berakhir,
kurang
mencari
terlibat
dengan
respons
psikologis dan tidak jarang beberapa pasien
MODEL PENELITIAN
akan menjalani sebagian atau seluruh respon
Jenis
penelitian
ini
merupakan
Dr.
penelitian “ Pra Experimental dengan desain
Elisabeth Kubler-Ross. Respons Psikologis ini
One Group Pre post test desain ”. Populasi
yaitu : 1) Penolakan; Merupakan tahapan yang
pada
memberikan
waktu
untuk
penderitaHIV-AIDS rawat jalan di poli VCT
memproses
informasi
mengaktifkan
RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari Kab
yang
Mojokerto. Sampel pada penelitian ini adalah
psikologis
yang
pertahanannya
dikemukakan
pada
oleh
pasien
dan
(misal:pasien
tidak
penelitian
ini
adalahseluruh
mempercayai diagnosa akan bertanya pendapat
sebagian penderita HIV-AIDS rawat
banyak dokter lain, tidak mau menceritakan
VCT RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari Kab
gejala yang dialaminya, tetap menunjukkan
Mojokerto. Sesuai kriteria penelitian. Sampling
perilaku rutinnya. 2) Marah; Bereaksi terhadap
dalam
masalah yang tidak selesai, harapan yang tidak
Consecutive
terpenuhi
digunakan untuk pengumpulan data berupa
(misal:merasa
bahwa
segala
penelitian
ini
sampling.
menggunkan
teknik
Instrumen
yang
sesuatunya tidak benar. Marah, bermusuhan dan
kuesioner
perilaku yang beresiko tinggi biasanya terjadi).
Psikologis terdiri dari 15 pertanyaan berbentuk
3) Tawar Menawar; Mencoba menunda hal-hal
skala Likert dan untuk praktek atau tindakan
yang tidak terelakkan (contoh: banyak berjanji,
menggunakan lembar observasi dengan pilihan
seringkali kepada Allah, berkaul). 4) Depresi;
ya / tidak. Sistem penilaian akhir yaitu dengan
Bereaksi terhadap berbagai macam kehilangan,
cara menjumlahkan seluruh item pertanyaan
persiapan
kemudian dikalikan dengan skor tertingginya,
emosional
untuk
perpisahan
untuk
di poli
mengevaluasi
Respon
dan diklasifikasikan dalam 76-100 % = Baik,
HASIL DAN PEMBAHASAN
56-75% = Cukup, <56% = kurang.
Setelah dilakukan analisis data dan
melihat hasilnya maka ada beberapa hal yang
akan dibahas, yaitu : pengaruh strategi koping
terhadap respon psikologis pasien HIV/AIDS
Instrumen
yang
digunakan
untuk
pada respon penolakan, pengaruh strategi
pengumpulan data berupa kuesioner untuk
koping terhadap respon psikologis
mengevaluasi Respon Psikologis terdiri dari 15
HIV/AIDS pada repon anger, pengaruh strategi
pertanyaan berbentuk skala Likert dan untuk
koping terhadap respon psikologis
praktek atau tindakan menggunakan lembar
HIV/AIDS pada respon bargaining, pengaruh
observasi dengan pilihan ya / tidak. Sistem
strategi koping terhadap respon psikologis
penilaian
pasien HIV/AIDS pada respon depresi dan
akhir
menjumlahkan
yaitu
seluruh
dengan
item
cara
pertanyaan
pengaruh strategi
pasien
pasien
koping terhadap respon
kemudian dikalikan dengan skor tertingginya,
psikologis pasien HIV/AIDS pada respon
dan diklasifikasikan dalam 76-100 % = Baik,
menerima.
56-75% = Cukup, <56% = kurang.
Dalam penelitian ini
analisis
data
1. Respon Denial
dilakukan setelah data dari kuisioner terkumpul
yang
kemudian
untuk
pengaruh strategi koping terhadap respon
mengetahui kelengkapan isinya, setelah data
psikologis pasien HIV/AIDS pada respon
lengkap
denial
berdasarkan
diperiksa
dikumpulkan
sub
variable
ulang
Dari analisis data diatas terdapat adanya
dan
yang
ditabulasi
diteliti,
(penolakan).Walaupun
didapatkan
sudah
signifikan
hasil
yang
tapi
pada
kemudian dilakukan perhitungan menggunakan
kenyataannya pasien ada yang masih merasakan
uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan
adanya penolakan dari dalam dirinya terlebih
pertimbangan tujuan dari penelitian ini adalah
dengan
untuk mengetahui adanya pengaruh variabel
ditunjukkan dengan jawaban pasien seperti,
independent dan variabel dependen tanpa ada
pada fase pre denial “ Kupikir mungkin ada
kelompok kontrol, skala data yang digunakan
kesalahan dalam pemeriksaan. Masa sih aku
adalah ordinal dan sampel yang digunakan
yang kena, aku pakenya gak dengan teman
bebas.
yang kena AIDS kog !“ dan ternyata pada fase
hasil
pemeriksaannya.
Hal
ini
post Denial “ Aku masih gak percaya dengan
hasilnya. Lha wong aku memang ada sakit
signifikan tapi pada kenyataannya pasien ada
livernya! Tapi aku terima-terima aja, mau
yang masih merasakan adanya kemarahan dari
diapakan lagi?”
dalam
Menurut
Folkman
terlebih
dengan
hasil
Lazarus
pemeriksaannya. Hal ini ditunjukkan dengan
mengatakan Penderita AIDS sangat mudah
jawaban pasien seperti, “ Jangan sampe ada
merasa bersalah dan menerima penolakan dari
yang tahu dengan sakit saya. Coba kalo orang
sekitarnya. Hal ini disebabkan karena anggapan
tuaku gak cerai!”. “ Suster aku minta tolong
bahwa tingkah laku mereka, terutama tingkah
rahasiakan sakitku ini sama sepupuku. Bilang
laku seksual, dapat membahayakan orang lain.
aja aku sakitnya sariawan. Aku gak mau
Emosi yang berkaitan dengan menularkan
sepupuku shock.”.“Aku takut karena sakitku ini
kuman
orang-orang
berbahaya
dapat
dan
dirinya
membuat
pasien
menjauhi
terus
dikeluarkan
dalam
pekerjaan,
masih baru ditempatku bekerja ini.Jadi tolong
kesehatan, dan bantuan masyarakat, akibat rasa
kalau mau menghubungi aku lewat HP saja
takut akan tertular dan prejudis. Ketakutan yang
jangan telepon rumah.”
irasional
dan
perumahan,
respon
yang
negatif
pekerjaanku.Apalagi
aku
merasa seperti dibuang. Diskriminasi timbul
masalah
dari
aku
aku
dari
Menurut Hunt seorang pasien menjadi
masyarakat merupakan masalah yang setiap
marah dan frustasi dapat disebabkan karena
hari secara terus menerus harus dihadapi pasien,
tidak sanggup menanggulangi virus, terhadap
keluarga, dan kelompok yang mendukung.
kesehatan involunter/pembatasan pola hidup
Oleh karena itu untuk memunculkan
yang baru merasa “terperangkap” dan masa
kembali pikiran yang positif pada pasien
depan tak menentu.Menurut Kubler dan Ross
HIV/AIDS membutuhkan waktu yang cukup
(1991) marah bereaksi terhadap masalah yang
lama. Strategi koping yang sesuai adalah
tidak selesai, harapan yang tidak terpenuhi
dengan menceritakan apa yang masih menjadi
(misal:merasa bahwa segala sesuatunya tidak
masalah pasien saat ini.
benar. Marah, bermusuhan dan perilaku yang
beresiko tinggi biasanya terjadi).
2. Respon Anger
Dari analisis data diatas terdapat adanya
Menurut peneliti adanya pengaruh strategi
koping terhadap respon psikologis penderita
pengaruh strategi koping terhadap respon
HIV/AIDS
sangat
memerlukan
informasi
psikologis pasien HIV/AIDS pada respon
terkait dengan penyakit, penularan, perawatan
anger.Walaupun hasil yang didapatkan sudah
dan tentang pengobatan.Hal tersebut diperjelas
dengan
menilai
discussion
hasil
adri
focus
yang dilaksanakan
group
pada
akhir
berpikir untuk melakukan pengobatan di luar
seperti pada pengobatan alternatif.
pertemuan dengan penderita yaitu pada tanggal
Oleh karena itu informasi yang tepat
26 Januari 2005 yang dihadiri oleh 13 pasien
dapat mengatasi perasaan tawar menawar
HIV-AIDS.
tentang
perawatan
pasien.Informasi
ini
disampaikan membutuhkan waktu yang cukup
lama, hanya saja waktu yang diberikan pada
3. Respon bargaining
Dari analisis data diatas terdapat adanya
peneliti
sangat
terbatas
sehingga
dalam
pengaruh strategi koping terhadap respon
pemantauan reaksi dari respon pasien masih
psikologis pasien HIV/AIDS pada respon
belum sempurna.
bargaining.Walaupun hasil yang didapatkan
sudah signifikan tapi pada kenyataannya pasien
4. Respon depresi
ada yang masih merasakan adanya kondisi yang
Dari analisis data diatas tidak terdapat
tawar menawar dari dalam dirinya terlebih
adanya pengaruh strategi koping terhadap
dengan
ini
respon psikologis pasien HIV/AIDS pada
ditunjukkan dengan jawaban pasien seperti, “
respon depresi.Hasil yang didapatkan tidak
Kalo aku sembuh, aku gak mau ‘pake ‘ yang
signifikan tapi pada kenyataannya pasien ada
gitu lagi. Tapi apa aku masih bisa sembuh ?
yang masih merasakan adanya kondisi yang
Obatnya apa aku bisa beli diluar ?Gimana kalo
tertekan dari dalam dirinya terlebih dengan
aku ke pengobatan alternatif saja “.
hasil pemeriksaannya. Hal ini ditunjukkan
hasil
pemeriksaannya.
Menurut
William
dialami
seringkali
Rawlin
dengan jawaban pasien seperti, “ Aku takut aku
yang terus
cepat mati. Apalagi kalo pas aku udah gak
dan
menyatakan bahwa kegagalan
menerus
Hal
menimbulkan
punya uang untuk beli obatnya.”.
pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir
Menurut Folkman dan Lazarus pasien
dengan kesimpulan bahwa semua penyebabnya
yang terus menerus depresi disebabkan karena
terletak
diri.Kegagalan
pasien tersebut mengalami kemunduran fisik
membuat orang merasa dirinya tidak berguna,
yang tak tekendali, tak hadir dalam perawatan
dan dapat membuat seorang pasien bertanya-
dalam pengaturan hidup virus selanjutnya,
tanya
melebihi
pada
dalam
kelemahan
dirinya
tentang
ketepatan
batas
pengobatannya ini.Terlebih apabila kegagalan
kemungkinan
dalam pengobatan terjadi biasanya pasien
pekerjaan,
antara
penolakan
emosional
sehat
sakit,
sosial,
dan
dan
dalam
seksual.,
menyalahkan diri sendiri dan menganggap
yang
dirinya berada dibarisan pertama yang mudah
dianggapnya sebagai suatu hukuman, terhadap
terinfeksi.
kemungkinan penyebaran infeksi ke orang
Oleh karena itu untuk membebaskan
pasien dari perasaan tertekan memerlukan
cukup
waktu
untuk
terus
telah
lainnya
lewat
dan
sehingga
terhadap
penyakit
kelakuan
ini
sebagai
homoseks atau pemakaian obat – obatan.
memberikan
Hasil analisis data di atas mendukung
dorongan. Oleh karena itu menurut peneliti
hasil uji statistik yang menunjukkan mengapa
keterlibatan perawat selama proses pengobatan
masih ada responden yang tidak mengalami
dan perawatan sangat membantu. Dorongan
perubahan respon menerima.Hal itu disebabkan
dari perawat akan sangat membantu paien
karena adanya keterbatasan waktu dalam
dalam meningkatkan kualitas hidup terkait
penelitian, sehingga waktu untuk dilakukannya
dengan menurunnya stres yang dialami pasien.
konseling
sehingga progresivitas penyakit HIV menjadi
konseling yang terus menerus dan berkelanjutan
AIDS dapat diperlambat dan umur harapan
diharapkan pasien akan sampai pada respon
hidup pasien lebih panjang.
menerima.
terbatas.
Dengan
pemberian
5. Respon Menerima
Dari analisis data diatas tidak terdapat
adanya pengaruh strategi koping terhadap
respon psikologis pasien HIV/AIDS pada
respon menerima.Hasil yang didapatkan tidak
RENCANA
signifikan yang mana pada kenyataannya pasien
PENELITIAN
ada yang masih belum menerima adanya
1. Melanjutkan
TINDAK
Program
LANJUT
kegiatan
kondisi yang tertekan dari dalam dirinya
konseling pada penderita HIV/AIDS di
terlebih dengan hasil pemeriksaannya. Hal ini
Wilayah Puskesmas Kab mojokerto
ditunjukkan dengan jawaban pasien seperti, “
2. Sosialisasi Program kegiatan konseling
Aku gak tau apa mungkin ini salah satu cobaan
pada penderita HIV/AIDS di Wilayah
Tuhan buat aku ?”.
Puskesmas Kab mojokerto
Menurut Folkman dan Lazarus seorang
3. Sosialisasi
tentang
pentingnya
pasien menerima keadaanya karena dipengaruhi
mengunjungi poli VCT bagi penderita
pula oleh rasa bersalah terhadap “pelanggaran”
HIV/AIDS
(p)=0,812. Respon menerima ini dipengaruhi
oleh rasa bersalah terhadap “pelanggaran”
KESIMPULAN
1. Strategi
koping
berpengaruh
terhadap
yang telah lewat sehingga penyakit ini
respons psikologis (penolakan) penderita
dianggapnya
HIV–AIDS,
signifikansi
terhadap kemungkinan penyebaran infeksi
(p)=0,002 Respon penolakan ini dipengaruhi
ke orang lainnya dan terhadap kelakuan
oleh
sebagai homoseks atau pemakaian obat–
emosi
menularkan
dengan
yang
nilai
berkaitan
kuman
dengan
berbahaya
dapat
sebagai
suatu
hukuman,
obatan.
membuat pasien merasa seperti dibuang.
2. Strategi koping berpengaruh terhadap respon
psikologis (marah) penderita HIV –AIDS,
dengan nilai signifikansi (p) = 0,009. Respon
marah ini dipengaruhi oleh informasi terkait
dengan penyakit, penularan, perawatan dan
tentang pengobatan.
3. Strategi koping berpengaruh terhadap respon
DAFTAR PUSTAKA
Adler, M. W. (1996). Petunjuk Penting
AIDS.EGC. Jakarta.
Arif Mansjoer. (2000). Kapita Selekta
Kedokteran.Media Aesculapius. Jakarta.
Arjatmo Tjokronegoro. (1994). Seluk Beluk
AIDS Yang Perlu Anda Ketahui.FKUI.
Jakarta.
psikologis (tawar menawar) penderita HIV –
AIDS, dengan nilai signifikansi (p) = 0,000.
Bart Smet. (1994). Psikologi Kesehatan.PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Respon tawar menawar ini dipengaruhi oleh
informasi yang tepat yang mana informasi
Budi Anna Keliat.(1992). Gangguan Konsep
Diri. EGC. Jakarta.
ini dapat mengatasi perasaan tawar menawar
Charles Abraham. (1997). Psikologi Sosial
Untuk Perawat.EGC. Jakarta.
tentang perawatan pasien.
4. Strategi koping tidak berpengaruh terhadap
respon psikologis (depresi) penderita HIV-
Christine Hancock. (1999). Kamus
Keperawatan.EGC. Jakarta.
AIDS, dengan nilai signifikansi (p)=0,261.
Respon
depresi
keterlibatan
ini
dipengaruhi
perawat
selama
oleh
proses
pengobatan dan. perawatan
5. Strategi koping tidak berpengaruh terhadap
respon psikologis (menerima) penderita
HIV-AIDS,
dengan
nilai
signifikansi
Chris dan Hertin.(2003). Terapi
Alternatif.Yayasan Surviva Paski.
Yogyakarta.
Graham Mytton. (1999). Pengantar Riset
Khalayak.UNESCO. Jakarta.
J. Guwandi. (2004). Informed Consent.FKUI.
Jakarta.
Mc Millan & Scott.(1996). Atlas Bantu
Penyakit Akibat Hubungan Seksual.
Penerbit Hipokrates. Jakarta.
Nursalam.(2003). Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
Prayetni.(1999). Konsep Koping Dalam
Pelayanan Keperawatan. Majalah Bina
Sehat. Edisi September – November.
Jakarta.
Richard D. Muma. (1997). HIV Manual Untuk
Tenaga Kesehatan.EGC. Jakarta.
Saifuddin Azwar. (1986). Seri Pengukuran
Psikologi Reliabilitas dan Validitas
Interpretasi dan Komputasi. Liberty.
Yogyakarta.
Sarlito,WS. (1995). Teori – Teori Psikologi
Sosial.PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Shelley E. Taylor. (1995). Health
Psychology.McGraw - Hill International.
Los Angeles.
Sjaifoellah Noer. (1996). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta.
Sjaiful Fahmi D. (1997).Penyakit Menular
Seksual. FK Universitas Indonesia.
Jakarta.
Stuart & Sundeen.(1998). Buku Saku
Keperawatan Jiwa.EGC. Jakarta.
Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Rineka Cipta. Jakarta.
Sutrisno Hadi. (1993). Statistik 2. Andi Offset.
Yogyakarta.
Tri Rusmi Widayatun. (1999). Ilmu Perilaku
M.A. 104. CV.Infomedika. Jakarta.
Weits and Lonnguisl.The Sociology of Health
Healing And Wellness.
Wahyu.(1992). Bimbingan Penulisan
Skripsi.Tarsito. Bandung
(2004). Buku Panduan Penyusunan Proposal
Dan Skripsi. Departemen Pendidikan
Nasional Universitas Airlangga FK
Unair Program Studi Ilmu Keperawatan.
Surabaya.
Asnani.(2002). Faktor – faktor Yang
Mempengaruhi Sikap Perawat Dalam
Memberikan ASKEP Kepada Klien Di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr.Soetomo
Surabaya.PSIK FK UNAIR angkatan II.
Surabaya.(Skripsi)
Sugeng. (2002). Strategi Koping Perawat ICU
Dalam Menghadapi Stress Kerja Di ICU
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. PSIK FK
UNAIR angkatan II. Surabaya. (Skripsi)
Dedi H. Purwadi. (2002). Bertemu Empat
Pengidap HIV ( 2 habis ).
www.indonesia.com/bernas/022002/15/U
TAMA/15uta3.htm
Dinas Informasi dan Komunikasi.(2004). Info
Penting JATIM TERBESAR
KETIGAJUMLAH PENDERITA HIV /
AIDS.www.yahoo.com/aids.htm/
Jacinta F. Rini. (2002). Konsep Diri .epsikologi .com. Jakarta
.
Wynn Wagner. (2000). Empat Petunjuk Untuk
TetapSelamat.www.yahoo.com/Health/
DiseasesandConditions/AIDSHIV/Orga
nizations
[email protected]. (2004). Pengertian
HIV/AIDS. Sanggar Kerja Yayasan
Pelita Ilmu. Jakarta.
(2003). Data Statistik Penderita HIV / AIDS
Hingga
2003.www.mx2.tempo.co.id/pdat/prs/kli
ping/aids.htm/
(2000). Warta AIDS
Jakarta.www.rad.net.id/aids
(2000). Pria dan AIDS – Suatu
Pendekatan Jender.
www.MSN.com/UNAIDS.htm/
Download