c. Klasifikasi Nilai Sosial.

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Tentang Nilai-Nilai Sosial
a. Pengertian Nilai Sosial
Menurut Horton dan Hunt dalam J.Dwi Narwoko & Bagong Suyanto (2004:
35) nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman berarti atau tidak berarti.
Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang, tetapi tidak
menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu salah atau benar. Nilai adalah suatu
bagian penting dari kebudayaan. Suatu tindakan dianggap sah artinya secara moral
dapat diterima kalau harmonis dengan nilai-nilai yang disepakati dan dijunjung oleh
masyarakat di mana tindakan itu dilakukan.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang
menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Di
bawah ini akan dijelaskan lebih lanjut beberapa definisi nilai sosial dari beberapa ahli
Menurut Horton dan Hunt dalam J.Dwi Narwoko & Bagong Suyanto (2004: 35) yaitu
1) Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk umum yang telah
berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau
buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu
sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. tak heran apabila
13
antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata
nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan
karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara
pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena
dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turuntemurun.
2) Drs. Suparto mengemukakan bahwa nilai-nilai sosial memiliki fungsi umum
dalam masyarakat. Di antaranya nilai-nilai dapat menyumbangkan seperangkat
alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain
itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam
memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang
untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika
menghadapi
konflik,
biasanya
keputusan
akan
diambil
berdasarkan
pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai
alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai
tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga
berfungsi sebagai alat pengawas (kontrol) perilaku manusia dengan daya tekan
dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang
dianutnya.
3) Kimball Young Mengemukakan nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan
sering tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
14
4) A.W.Green Nilai sosial adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung
disertai emosi terhadap objek.
5) M.Z.Lawang Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan,yang pantas, berharga,dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari
orang yang bernilai tersebut.
6) D.Hendropuspito. Menyatakan nillai sosial adalah segala sesuatu yang dihargai
masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan
kehidupan manusia.
7) Prof Dr Notonegoro, nilai sosial dibagi menjadi 3: Nilai material, yakni segala
sesuatu yang berguna bagi unsur fisik manusia, misalnya makanan, air, atau
pakaian. Nilai vital, yakni segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
mengadakan kegiatan dan aktivitas. Nilai kerohanian, yakni segala sesuatu
yang berguna bagi batin atau kerohanian manusia.
Nilai (value) mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan, benda, cara
untuk mengambil keputusan apakah sesuatu yang bernilai benar (mempunyai nilai
kebenaran), indah (nilai keindahan/estetik), religius (nilai ketuhanan). Nilai
merupakan kumpulan sikap dan perasaan-perasaan yang diwujudkan melalui perilaku
yang mempengaruhi perilaku sosial orang yang memiliki nilai. Nilai merupakan sikapsikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar
untuk merumuskan yang benar dan penting.
Nilai sosial lahir dari kebutuhan kelompok sosial akan seperangkat ukuran
untuk mengendalikan beragam kemauan warganya yang senantiasa berubah dalam
15
berbagai situasi. Suatu masyarakat akan tahu mana yang baik dan mana atau buruk,
benar atau salah, dan boleh atau dilarang. Nilai sosial yang terbukti langgeng dan
(tahan zaman) akan membaku menjadi sistem nilai budaya. Berdasarkan sistem yang
abstrak dinamika kehidupan masyarakat menjadi terarah dan stabil.
b. Ciri-Ciri Nilai Sosial
Bagong suyanto(2004: 35) ciri-ciri nilai sosial adalah sebagai berikut:
1) Tercipta dari proses interaksi antar manusia secara intensif dan bukan perilaku
yang dibawa sejak lahir.
2) Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi sosialisasi, akulturasi,
dan difusi.
3) Berupa ukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhankebutuhan sosial.
4) Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia.
5) Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda-beda bagi tindakan
manusia. Dapat mempengaruhi kepribadian individu sebagai anggota
masyarakat.
6) Konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi sosial antarwarga
masyarakat. Artinya nilai sosial merupakan sebuah bangunan kukuh yang
berisi kumpulan aspek moral dan mentalitas yang baik yang tercipta dalam
sebuah masyarakat melalui interaksi yang dikembangkan oleh anggota
kelompok tersebut.
16
7) Ditransformasikan dan bukan dibawa dari lahir. Artinya tidak ada seorangpun
yang sejak lahir telah dibekali oleh nilai sosial. Mereka akan mendapatkannya
setelah berada di dunia dan memasuki kehidupan nyata. Hal ini karena nilai
sosial diteruskan dari satu orang atau kelompok kepada orang atau kelompok
lain melalui proses sosial, seperti kontak sosial, komunikasi, interaksi,
sosialisasi, difusi, dan lain-lain.
8) Terbentuk melalui proses belajar. Nilai sosial diperoleh individu atau
kelompok melalui proses pembelajaran secara bertahap, dimulai dari
lingkungan keluarga. Proses ini disebut dengan sosialisasi, di mana seseorang
akan mendapatkan gambaran tentang nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
9) Nilai memuaskan manusia dan dapat membantu manusia dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosialnya. Artinya dengan nilai manusia mampu
menentukan tingkat kebutuhan dan tingkat pemenuhan kebutuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Kesesuaian antara kemampuan dan tingkat kebutuhan
ini akan mengakibatkan kepuasan bagi diri manusia.
10) Sistem nilai sosial bentuknya beragam dan berbeda antara kebudayaan yang
satu dengan kebudayaan yang lain. Mengingat kebudayaan lahir dari perilaku
kolektif yang dikembangkan dalam sebuah kelompok masyarakat, maka secara
otomatis sistem nilai sosial yang terbentuk juga berbeda, sehingga terciptalah
sistem nilai yang bervariasi.
17
11) Masing-masing nilai mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap setiap orang
dalam masyarakat. Artinya tingkat penerimaan nilai antarmanusia dalam sebuah
kelompok atau masyarakat tidak sama, sehingga menimbulkan pandangan yang
berbeda-beda antara satu dan yang lainnya.
12) Nilai-nilai sosial memengaruhi perkembangan pribadi seseorang, baik positif
maupun negatif. Adanya pengaruh yang berbeda akan membentuk kepribadian
individu yang berbeda pula. Nilai yang baik akan membentuk pribadipribadi
yang baik, begitupun yang sebaliknya. Contohnya orang yang hidup dalam
lingkungan
yang lebih mengutamakan kepentingan individu daripada
kepentingan kelompok mempunyai
kecenderungan membentuk pribadi
masyarakat yang egois dan ingin menang sendiri.
13) Asumsi-asumsi dari bermacam-macam objek dalam masyarakat. Asumsi adalah
pandangan-pandangan orang mengenai suatu hal yang bersifat sementara karena
belum dapat diuji kebenarannya. Biasanya asumsi-asumsi ini bersifat umum
serta melihat objek-objek faktual yang ada dalam masyarakat.
c. Klasifikasi Nilai Sosial.
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
nilai dominan dan nilai mendarah daging (internalized value).
1. Nilai dominan
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai
lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
18
a. Banyak orang yang menganut nilai tersebut. Contoh, sebagian besar anggota
masyarakat menghendaki perubahan ke arah yang lebih baik di segala bidang,
seperti politik, ekonomi, hukum, dan sosial.
b. Berapa lama nilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat.
c. Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut. Contoh,
orang Indonesia pada umumnya berusaha pulang kampung (mudik) di hari-hari
besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal.
d.
Prestise atau kebanggaan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut. Contoh,
memiliki mobil dengan merek terkenal dapat memberikan kebanggaan atau
prestise tersendiri.
2. Nilai mendarah daging (internalized value)
Nilai mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan
kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses
berpikir atau pertimbangan lagi (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah
tersosialisasi sejak seseorang masih kecil. Umumnya bila nilai ini tidak
dilakukan, ia akan merasa malu, bahkan merasa sangat bersalah. Contoh,
seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada
keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung
jawab. Demikian pula, guru yang melihat siswanya gagal dalam ujian akan
merasa gagal dalam mendidik anak tersebut. Bagi manusia, nilai berfungsi
sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan
19
perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan
hidup seseorang dalam masyarakat.
Rangkaian nilai sosial (sistem sosial) menurut Notonegoro dalam
Idianto M. (2004: 110) yang sangat kompleks dapat dikelompokkan seperti
berikut.
1) Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia atau
benda-benda nyata yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan fisik manusia.
2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar dapat
melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kehidupannya.
3) Nilai rohani, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan
rohani (spiritual) manusia yang dapat bersifat universal.
Nilai rohani dibedakan menjadi:
1) Nilai kebenaran dan nilai empiris, yaitu nilai yang bersumber dari proses
berpikir teratur menggunakan akal manusia dan ikut dengan fakta-fakta yang
telah menjadi (logika, rasio).
2) Nilai keindahan, yaitu nilai-nilai yang bersumber dari unsur rasa manusia
(perasaan dan estetika).
3) Nilai moral, yaitu nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan
keburukan, bersumber dari kehendak atau kemauan (karsa dan etika).
20
4) Nilai religius, yaitu nilai ketuhanan yang berisi kenyakinan/kepercayaan
manusia terhadap Tuhan Yang maha Esa.
d. Peran Nilai Sosial
Nilai sosial dalam Idianto M. (2004: 111) memiliki peran sebagai berikut:
1) Alat untuk menentukan harga sosial, kelas sosial seseorang dalam struktur
stratifikasi sosial, misalnya kelompok ekonomi kaya (upper class), kelompok
masyarakat menengah (middle class) dan kelompok masyarakat kelas rendah
(lower class).
2) Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan bertingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat (berperilaku pantas).
3) Memotivasi dan memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan dirinya
dalam perilaku sesuai dengan yang diharapkan oleh peran-perannya dalam
mencapai tujuan.
4) Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk saling bekerja sama untuk
mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai sendiri.
5) Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat
baik.
21
e. Jenis-Jenis Nilai Sosial
Di masyarakat kita dapat menjumpai berbagai nilai yang dianut demi
kebaikan bersama anggota masyarakat. Ada beberapa jenis nilai sosial dilihat
dari sifat, ciri, dan tingkat keberadaannya.
1.
Berdasarkan Sifatnya
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal tujuh jenis nilai dilihat
dari sifatnya, yaitu nilai kepribadian, kebendaan, biologis, kepatuhan hukum,
pengetahuan, agama, dan keindahan.
a. Nilai kepribadian, yaitu nilai yang dapat membentuk kepribadian seseorang,
seperti emosi, ide, gagasan, dan lain sebagainya.
b. Nilai kebendaan, yaitu nilai yang diukur dari kedayagunaan usaha manusia
untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Biasanya jenis nilai ini
disebut dengan nilai yang bersifat ekonomis.
c. Nilai biologis, yaitu nilai yang erat hubungannya dengan kesehatan dan unsur
biologis manusia. Misalnya dengan melakukan olahraga untuk menjaga
kesehatan.
d. Nilai kepatuhan hukum, yaitu nilai yang berhubungan dengan undang-undang
atau peraturan negara. Nilai ini merupakan pedoman bagi setiap warga negara
agar mengetahui hak dan kewajibannya.
22
e. Nilai pengetahuan, yaitu nilai yang mengutamakan dan mencari kebenaran
sesuai dengan konsep keilmuannya.
f. Nilai agama, yaitu nilai yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan
yang dianut oleh anggota masyarakat. Nilai ini bersumber dari masing-masing
ajaran agama yang menjelaskan sikap, perilaku, perbuatan, perintah, dan
larangan bagi umat manusia.
g. Nilai keindahan, yaitu nilai yang berhubungan dengan kebutuhan akan estetika
(keindahan) sebagai salah satu aspek dari kebudayaan.
2. Berdasarkan Tingkat Keberadaannya
Kita mengenal dua jenis nilai berdasarkan tingkat keberadaannya, yaitu
nilai yang berdiri sendiri dan nilai yang tidak berdiri sendiri.
1) Nilai yang berdiri sendiri, yaitu suatu nilai yang diperoleh semenjak manusia
atau benda itu ada dan memiliki sifat khusus yang akhirnya muncul karena
memiliki nilai tersebut. Contohnya pemandangan alam yang indah, manusia
yang cantik atau tampan, dan lain-lain.
2) Nilai yang tidak berdiri sendiri, yaitu nilai yang diperoleh suatu benda atau
manusia karena bantuan dari pihak lain. Contohnya seorang siswa yang pandai
karena bimbingan dan arahan dari para gurunya. Dengan kata lain nilai ini
sangat bergantung pada subjeknya.
23
B. Tinjauan Tentang Pasar Modern dan Pasar Tradisional
Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli barang dan
jasa. Di pasar antara penjual dan pembeli akan melakukan transaksi. Transaksi adalah
kesepakatan dalam kegiatan jual-beli. Syarat terjadinya transaksi adalah ada barang
yang diperjual belikan, ada pedagang, ada pembeli, ada kesepakatan harga barang, dan
tidak ada paksaan dari pihak manapun. Seiring perkembangan kota, pasar menjadi
lahan interaksi masyarakat yang kompleks. Perubahan sosial ditunjukkan secara nyata
dengan hadirnya pasar modern diberbagai kota. Hal ini karena disebabkan masyarakat
perkotaan sangat terbuka menerima berbagai hal yang bersifat modern dari luar.
Kabupaten Maros khususnya, salah satu kota berkembang yang sampai hari ini sibuk
membenahi infrastruktur dan berbagai macam kebutuhan masyarakat kota, diantaranya
telah hadir pasar modern (pasar swalayan) yang mampu menggeser keberadaan pasar
tradisional. Hal ini dilihat dari antusiaisme masyarakat perkotaaan yang secara aktif
berbelanja di pasar modern. Sejalan dengan waktu, pasar modern telah memberikan
kebutuhan masyarakat perkotaan, baik itu pelayanan, harga barang yang terjangkau,
keamanan dan kenyamanan berbelanja (Suryadarma, dkk. 2007).
1. Macam-Macam Pasar Modern
Secara garis besar, pasar dapat dikelompokkan menjadi enam macam, yaitu:
pasar menurut jenis barang yang diperjual belikan, waktu bertemunya penjual dan
pembeli, luas kegiatan distribusi, fisik pasar serta menurut bentuk dan strukturnya.
Berikut ini akan kita bahas macam-macam pasar tersebut. (Suryadarma, dkk. 2007)
24
a. Pasar Menurut Barang yang Diperjual Belikan
Pasar menurut barang yang diperjual belikan dibedakan menjadi dua, yaitu
pasar barang konsumsi dan pasar faktor produksi.
b. Pasar Barang Konsumsi
Pasar barang konsumsi adalah pasar yang memperjualbelikan barang-barang
konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Barang yang diperjual belikan
pada pasar barang konsumsi dapat langsung digunakan oleh konsumen. Contoh pasar
barang konsumsi yaitu pasar beras, pasar tekstil, pasar sayur-mayur, pasar buahbuahan, dan pasar kelontong.
c. Pasar Faktor Produksi
Pasar barang produksi adalah pasar yang memperjualbelikan beberapa faktor
produksi yang berguna bagi kelancaran proses produksi, seperti tembakau, beras, kopi,
minyak bumi, tembaga, balai latihan kerja, mesin cetak, mesin tekstil, dan bursa efek.
Pada pasar ini, para pemilik usaha (pengusaha) berperan sebagai pembeli, sedangkan
penjualnya adalah pemilik faktor produksi. Berdasarkan pemilikan faktor produksi,
pasar barang produksi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pasar faktor produksi
alam, pasar factor produksi tenaga kerja, dan pasar faktor produksi modal.
25
d. Pasar faktor produksi alam
Pasar faktor produksi alam adalah kegiatan pertemuan antara calon penjual dan
calon pembeli faktor produksi alam. Pasar ini berupa pasar abstrak, barang yang
diperdagangkan tidak berada di tempat. Mereka bertemu hanya untuk mengadakan
perjanjian jual beli. Misalnya pasar tembakau di Bremen (Jerman), pasar kopi di Sao
Paulo (Brasil), dan pasar karet di New York (Amerika Serikat).
e. Pasar faktor produksi tenaga kerja
Pasar faktor produksi tenaga kerja adalah pasar yang menyediakan jasa tenaga
kerja. Jasa itu diberikan kepada para pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja dan
dengan memberi imbalan upah atau gaji. Pasar tenaga kerja terjadi apabila pemilik
perusahaan menggunakan jasa tenaga kerja dan terjadi perjanjian-perjanjian kerja
antara pemilik perusahaan, tenaga kerja, dan serikat kerja. Misalnya bursa tenaga
kerja.
f. Pasar faktor produksi modal
Pasar faktor produksi modal adalah pasar yang mempertemukan antara penjual
dan pembeli atas modal yang berjangka waktu panjang. Modal yang diperdagangkan
di pasar modal berbentuk surat berharga. Surat berharga dapat berupa saham dan
obligasi. Contoh pasar faktor produksi modal yaitu Bursa Efek Indonesia gabungan
antara BEJ dengan BES.
26
g. Pasar Menurut Waktu Bertemunya Penjual dan Pembeli
Pasar menurut waktu bertemunya penjual dan pembeli dibedakan menjadi lima
macam, yaitu pasar kaget, pasar harian, pasar mingguan, pasar bulanan, dan pasar
tahunan. (Esther dan Dikdik, 2003).
1. Pasar Kaget
Pasar kaget adalah pasar sesaat yang terjadi ketika terdapat sebuah keramaian
atau perayaan. Contoh pasar kaget antara lain pada saat merayakan ulang tahun suatu
daerah terdapat pasar malam, dan sebagainya.
2. Pasar Harian
Pasar harian adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
berlangsung setiap hari dan barang-barang yang diperjualbelikan merupakan barangbarang kebutuhan sehari-hari. Contoh pasar sayur-mayur, pasar beras, pasar buah, dan
pasar daging.
3. Pasar Mingguan
Pasar mingguan adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
berlangsung seminggu sekali. Contoh pasar mingguan yaitu pasar kliwon, pasar pon,
pasar wage, pasar pahing, dan pasar legi.
27
4. Pasar Bulanan
Pasar bulanan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu bulan
dan biasanya menjual barang-barang tertentu. Pasar jenis ini sudah jarang ditemukan.
Meskipun ada itu hanya terdapat pada daerah tertentu saja. Contoh: pasar hewan, dan
sebagainya.
5. Pasar Tahunan
Pasar tahunan adalah pasar yang diselenggarakan satu kali dalam satu tahun,
dan biasanya bertujuan untuk memperkenalkan produk baru. Biasanya pasar ini
dilakukan pada saat menjelang hari-hari besar. Contoh pasar tahunan: Pekan Raya
Jakarta, Pasar Malam Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta, dan Pekan Semalam
dilaksanakan setiap bulan Syawal.
h. Pasar Menurut Luasnya Kegiatan Distribusi
Pembagian pasar menurut luasnya kegiatan distribusi disebabkan beberapa hal
yaitu sifat barang, kelancaran transportasi dan jumlah serta penyebaran konsumen
yang membutuhkan barang-barang (Kotler,1996:165).Pasar menurut luasnya kegiatan
distribusi dibedakan menjadi empat macam, yaitu pasar setempat, pasar daerah, pasar
nasional, dan pasar internasional.
1. Pasar Setempat
Pasar setempat adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
hanya meliputi tempat tertentu. Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut
berupa barang-barang konsumsi atau barang-barang keperluan seharihari. Pasar
28
setempat disebut juga pasar lokal atau pasar tradisional. Contoh: pasar sayur-mayur di
Tawangmangu, pasar ikan di tempat pelelangan ikan, dan pasar buah di Malang.
2. Pasar Daerah
Pasar daerah adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
meliputi wilayah tertentu, misalnya wilayah kabupaten atau provinsi. Pedagangpedagang yang ada di pasar daerah biasanya para pedagang besar yang melayani
pedagang-pedagang eceran. Barang yang diperdagangkan sebagian besar adalah
barang konsumsi dari hasil industri seperti perlengkapan mandi, alat-alat dapur,
pakaian, dan kebutuhan perlengkapan sekolah. Contoh: Pasar Johar (Semarang), Pasar
Kliwon (Kudus), Pasar Baru (Jakarta), Pasar Klewer (Solo).
3. Pasar Nasional
Pasar nasional adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang
meliputi wilayah suatu negara. Barang-barang yang dikonsumsi masyarakat seluruh
negara seperti barang konsumsi, barang produksi, surat berharga, saham, valuta asing,
dan modal. Contoh: pasar modal, pasar valas, dan pasar bahan mentah.
4. Pasar Internasional
Pasar internasional adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli dari
berbagai negara di seluruh dunia. Barang-barang yang diperdagangkan di pasar
tersebut berupa komoditi yang diminati konsumen internasional. Contoh: pasar karet
di New York, pasar tembakau di Bremen, pasar intan di Amsterdam, pasar minyak
bumi di Uni Emirat Arab, dan pasar kopi di Sao Paulo.
i. Pasar Menurut Fisik Pasar
29
Menurut (winarni,1997 ) Pasar menurut sifat atau jenis barang yang
diperjualbelikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pasar konkrit dan pasar nyata.
1. Pasar Konkrit (Pasar Nyata)
Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli yang dilakukan secara langsung. Penjual dan pembeli bertemu untuk
melakukan transaksi jual beli (tawarmenawar). Barang-barang yang diperjualbelikan
di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis barang yang ada di tempat tersebut. Contoh
pasar konkrit yaitu pasar tradisional, supermarket, dan swalayan. Namun ada juga
pasar konkrit yang menjual satu jenis barang. Misalnya pasar buah hanya menjual
buahbuahan, pasar hewan hanya melayani jual beli hewan, pasar sayur hanya menjual
sayur-mayur. Pasar konkrit pada kenyataannya dapat dikelompokkan menjadi berbagai
bentuk yaitu pasar konkrit berdasarkan manajemen pengelolaan, manajemen
pelayanan, jumlah barang yang dijual, banyak sedikit barang yang dijual, dan ragam
barang yang dijual.
2. Berdasarkan manajemen pengelolaan
a. Pasar tradisional
Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta,
koperasi, dan swadaya masyarakat. Tempat usahanya dapat berbentuk toko, kios, los,
dan tenda yang menyediakan barang-barang konsumsi sehari-hari masyarakat. Pasar
tradisional biasanya dikelola oleh pedagang kecil, menengah, dan koperasi. Proses
30
penjualan dan pembelian dilakukan dengan tawar-menawar. Para
pengelolanya
bermodal kecil. Contoh pasar tradisional antara lain Pasar Lawang (Malang) dan Pasar
Senen (Jakarta). (Wikipedia, 2007).
b. Pasar modern
Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan
koperasi yang dikelola secara modern. Pada umumnya pasar modern menjual barang
kebutuhan sehari-hari dan barang lain yang sifatnya tahan lama. Modal usaha yang
dikelola oleh pedagang jumlahnya besar. Kenyamanan berbelanja bagi pembeli sangat
diutamakan. Biasanya penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar
modern yaitu plaza, supermarket, hipermart, dan shopping centre.
3. Berdasarkan manajemen pelayanan
Menurut Pasar berdasarkan pada manajemen pelayanan dapat dibagi
menjadi.(Wikipedia, 2007)
a. Pasar swalayan (supermarket)
Pasar swalayan adalah pasar yang menyediakan barang-barang kebutuhan
masyarakat, pembeli bisa memilih barang secara langsung dan melayani diri sendiri
barang yang diinginkan. Biasanya barang-barang yang dijual barang kebutuhan seharihari sampai elektronik. Seperti sayuran, beras, daging, perlengkapan mandi sampai
radio dan televisi.
31
b. Pertokoan (shopping centre)
Shopping centre (pertokoan) adalah bangunan pertokoan yang berderet-deret di
tepi jalan. Biasanya atas peran pemerintah ditetapkan sebagai wilayah khusus
pertokoan. Shopping centre berbentuk ruko yaitu perumahan dan pertokoan, sehingga
dapat dijadikan tempat tinggal pemiliknya atau penyewa.
c. Mall/plaza/supermall
Mall/plaza/supermall adalah tempat atau bangunan untuk usaha yang lebih
besar yang dimiliki/disewakan baik pada perorangan, kelompok tertentu masyarakat,
atau koperasi. Pasar ini biasanya dilengkapi sarana hiburan, rekreasi, ruang pameran,
gedung bioskop, dan seterusnya.
4. Berdasarkan jumlah barang yang dijual
a. Pasar eceran
Pasar eceran adalah tempat kegiatan atau usaha perdagangan yang menjual
barang dalam partai kecil. Contoh toko-toko kelontong, pedagang kaki lima, pedagang
asongan, dan sebagainya.
b. Pasar grosir
Pasar grosir adalah tempat kegiatan/usaha perdagangan yang menjual barang
dalam partai besar, misalnya lusinan, kodian, satu dos, satu karton, dan lain-lain. Pasar
32
grosir dimiliki oleh pedagang besar dan pembelinya pedagang eceran. Contoh: Alfa
gudang rabat, pusat-pusat grosir, makro, dan sebagainya.
c. Pasar Abstrak (Pasar Tidak Nyata)
Pasar abstrak (pasar tidak nyata) adalah pasar yang kegiatan jual beli barang
atau jasa yang diperdagangkannya dilakukan berdasarkan contoh-contoh yang
kualitasnya sudah ditentukan. Barang yang dijualnya pun tidak tersedia di tempat.
Transaksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli juga tidak harus bertemu secara
langsung. Mereka dapat melakukannya melalui telepon, surat, internet, dan telegram.
Contoh dan bentuk barang bisa dilihat melalui brosur, internet, televisi, majalah,
koran, tabloid, dan lain-lain. Contoh Pak Petrus yang tinggal di Kupang ingin membeli
komputer pentium 4 merk “A” keluaran terbaru seperti yang diiklankan di televisi.
Prosedur jual beli dilakukan melalui telepon untuk mencari kesepakatan harga. Setelah
agen komputer yang ada di Bandung menyetujui harganya, barang siap dikirimkan
dengan catatan Pak Cahyo sudah mentransfer uangnya di bank. Kesepakatan harga
yang disetujui serta barang yang dicontohkan dalam televisi termasuk contoh pasar
tidak nyata (pasar abstrak). Pasar abstrak dapat berupa pasar uang, pasar modal, pasar
barang berjangka, pasar tenaga kerja, dan pasar valuta asing. (Esther dan Dikdik,
2003).
33
2.
Peranan Pasar
Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian. Berikut ini
beberapa peranan pasar.
1. Peranan Pasar bagi Produsen
Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi produsen yaitu membantu
memperlancar penjualan hasil produksi dan dapat pula digunakan sebagai tempat
untuk mempromosikan atau memperkenalkan barang dan jasa hasil produksi. Selain
itu produsen juga dapat memperoleh barang atau jasa yang akan digunakan untuk
keperluan proses produksi.
2. Peranan Pasar bagi Konsumen
Pasar mempunyai peranan yang sangat penting bagi konsumen, karena
konsumen mudah untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Apabila pasar
semakin luas, konsumen akan semakin mudah memperoleh barang atau jasa yang
dibutuhkan.
3. Peranan Pasar bagi Pembangunan
Peranan pasar bagi pembangunan adalah menunjang kelancaran pembangunan
yang sedang berlangsung. Upaya dalam meningkatkan pembangunan, pasar berperan
membantu menyediakan segala macam barang dan jasa yang bermanfaat bagi
34
pembangunan. Pasar juga dapat dijadikan sumber pendapatan pemerintah untuk
membiayai pembangunan melalui pajak dan retribusi.
4. Peranan Pasar bagi Sumber Daya Manusia
Kegiatan perdagangan di suatu pasar membutuhkan tenaga kerja yang tidak
sedikit. Semakin luas suatu pasar, semakin besar tenaga kerja yang dibutuhkan.
Dengan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan, berarti pasar turut membantu
mengurangi pengangguran, memanfaatkan sumber daya manusia, serta membuka
lapangan kerja.
3.
Hubungan antara Pasar dengan Distribusi
Pasar merupakan bagian dari kegiatan distribusi yang berfungsi menyalurkan
atau menyampaikan barang dari produsen kepada konsumen melalui para pedagang.
Barang-barang yang dihasilkan oleh produsen bukan untuk dikonsumsi sendiri, tetapi
perlu disebarluaskan kepada masyarakat umum. Pasar dalam kegiatan distribusi
memiliki peranan yang cukup penting. Berikut ini fungsi hubungan antara pasar
dengan distribusi. (Esther dan Dikdik, 2003).
C. Teori Pertukaran
Menurut George Homans(George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2004). Dalam
berinteraksi dengan individu lainnya maka seorang individu akan mempertimbangkan
apa keuntungan dan kerugian yang menjadi konsekwensi dari interaksi tersebut.
35
Semakin menguntungkan tindakan interaksi tersebut maka akan dipertahankan dan
sebaliknya apabila merugikan bagi keduanya ataupun salah satu pihak maka mereka
akan memutuskan untuk menyudahi interaksi tersebut.
Inti dari teori pertukaran Homans terdapat pada sekumpulan proposisi pokok.
Meskipun beberapa proposisi Homans menerangkan setidaknya dua individu yang
berinteraksi, namun ia menunjukkan bahwa proposisi tersebut berdasarkan prinsip
psikologis. Proposisi Homans bersifat psikologis karena dua alasan, yang pertama
yaitu proposisi tersebut dinyatakan dan diuji secara empiris oleh orang yang menyebut
dirinya sendiri psikolog. Alasan yangz kedua, proposisi itu bersifat psikologis karena
menerangkan fenomena individu dalam masyarakat. Maksudnya, proposisi itu lebih
fokus mengenai perilaku manusia individual daripada perilaku masyarakat dan
perilaku manusia sebagai manusia.
Homans berpendirian bahwa proposisi umum psikologi yang mengubah atau
mempengaruhi perilaku manusia lebih karena akibat dari interaksi dengan manusia
lain, daripada interaksi atau pengaruh dari lingkungan fisik. Homans juga setuju
dengan pendirian Durkheim yang menyatakan interaksi menimbulkan sesuatu yang
baru. Ia juga menyatakan bahwa sesuatu yang baru muncul itu dapat dijelaskan dengan
prinsip psikologi. Sebagai contoh, Homans menggunakan konsep sosiologi tentang
norma. Norma tidak secara otomatis memaksa, namun individu yang menyesuaikan
diri mereka. Mereka merasa mendapat keuntungan dengan menyesuaikan diri itu dan
36
psikologilah
yang
dapat
menjelaskan
pengaruh
perilaku
yang
dianggap
menguntungkan.
Homans pun mencoba mengembangkan teori yang memusatkan perhatian pada
psikologi, manusia dan bentuk-bentuk dasar kehidupan sosial. Menurut Homans, teori
ini membayangkan perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, dalam bentuk nyata
atau tidak nyata, dan kurang lebih sebagai pertukaran hadiah atau biaya (cost-reward),
sekurang-kurangnya antara dua orang. Karena itu, Homans bertekad untuk
mengembangkan proposisinya yang memusatkan perhatian pada level psikologi ini
sebagai landasan teori pertukarannya. Dalam teori ini ada enam proposisi utama, yatu :
1. Proposisi sukses
Semakin sering seseorang memperoleh penghargaan dari tindakannya itu maka
semakin besar kemungkinan orang itu untuk mengulangi tindakanya lagi di masa
datang. Seseorang yang sedang pacaran, apabila seseorang memberikan hadiah pada
pasangannya pada hari-hari tertentu, kemudian pasangannya menjadi lebih senang,
maka kemungkinan orang itu melakukan tindakan yang sama di masa depan menjadi
lebih besar. Tetapi menurut Homans hadiah yang diberikan secara teratur dalam waktu
yang tertentu akan menyebabkan kebosanan pada penerima hadiah itu. Misalnya
contoh diatas tadi. Dengan memberikan hadiah secara teratur pasangan akan menjadi
bosan karena udah tidak lagi menjadi sebuah kejutan yang diharapkan dari sudah
tindakan.
37
2. Proposisi tindakan
Apabila di masa lalu ia mendapatkan sebuah dorongan untuk melakukan
sebuah tindakan, dan dari tindakan itu ia mendapatkan hadiah, maka besar
kemungkinan orang itu akan mengulangi tindakan itu bila mendapat dorongan yang
sama. Kita lihat contoh diatas. Seorang laki-laki yang ingin membahagiakan seorang
wanita, ia memberikan sebuah hadiah. Dengan hadiah itu pasangannya menjadi
senang maka apabila laki-laki tadi ingin menyenagkan pasangannya lagi, maka besar
3. Proposisi nilai
Makin tinggi nilai hadiah itu bagi dirinya, maka besar kemungkinan seseorang
itu akan mengulangi tindakan itu. Dari contoh diatas seorang laki-laki yang berhasil
membuat pasanganya bahagia dengan hadiah itu maka ia akan mengulangi
tindakannya itu karena nilai yang di dapat sangat besar baginya yaitu kebahagian yang
diperoleh dari hadiay yang diberikan
4. Proposisi kejemuan
Makin sering seseorang mendapat hadiah yang sama dan teratur maka nilai
hadiah yang diberikan itu semakin berkurang. Hadiah yang sama yang diberikan akan
mengurangi nilai hadiah itu karena hadiah itu sudah tidak menjadi sesuatu yang sangat
diharapkan. Homans mencotohkan tindakan seorang penjudi. Seorang penjudi tidak
setiap hari dapat menang. Hadiah yang didapatkan tidak teratur kadang menang dan
38
kadang kalah. Mendapat hadiah yang tidak teratur akan membuat seseorang menjadi
lebih sering melakukan tindakan itu.
5. Proposisi persetujuan
Apabila seseorang mendapatkan hadiah yang tak ia inginkan malah mendapat
hukuman maka orang itu akan marah. Apabila seorang laki-laki memberikan hadiah
pada perempuan tapi hadiah dianggap tidak berarti maka orang itu akan marah. Begitu
juga sebaliknya, apabila tindakannya mendapatkan hadiah seperti yang ia inginkan
atau bahkan lebih, mka orang itu akan merasa senang
6. Proposisi rasionalitas
Dalam memilih tindakan alternative seseorang akan memilih tindakan yang
bernilai lebih besar dari masa lampau berdasarkan perhitungan rasionalitas.
Dari teori diatas dapat kita lihat kalau individu selalu bertindak untuk
mendapatkan keuntungan. Interaksi yang tidak menguntungkan akan ditinggalkan dan
mencari altrnatif yang lain yang lebih menguntungkan. Sesuai dengan teori ekonomi
yaitu modal sekecil-kecilnya dan untung sebesar-besarnya. Jadi manusia bertindak
pasti tindakannya itu menguntungksn diri sendiri. Apabila manusia bertindak untuk
kepentingan orang lain saya rasa itu tidak benar karena meskipun bertindk untuk orang
lain akhirnya juga kembali kepada dirinya sendiri untuk mendapatlkan keuntungan.
selagi tindakanya bermanfaat dan menghasilkan hadiah yang diinginkannya maka
tindakan itu akan terus dilangsungka dan begitu juga sebaliknya.
39
a. Dinamika Perilaku Kelompok Kecil
Homans memilih kelompok kecil untuk analisa deskriptifnya, sebagian karena
kelompok itu merupakan satuan dasar yang terdapat dalam semua tipe struktur sosial
lainnya dan semua satuan budaya, dan sebagiannya karena keterlibatan dalam,
kelompok itu demikian merembesnya dalam pengalaman manusia.
Ada tiga konsep utama yang digunakan George Homans untuk menggambarkan
kelompok kecil, yaitu :
4.
Kegiatan, adalah perilaku aktual yang digambarkan pada tingkat yang sangat
konkret
5.
Interaksi, adalah kegiatan apa saja yang merangsang atau dirangsang oleh
kegiatan orang lain
6.
Perasaan, suatu tanda yang bersifat eksternal atau yang bersifat perilaku yang
menunjukkansuatu keadaan internal
b. Dasar-Dasar Psikologis bagi Transaksi Pertukaran
Homans membangun teori pertukarannya pada landasan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip yang diambil dari psikologi perilaku dan ekonomi dasar. Dari psikologi
perilaku diambil suatu gambaran mengenai perilaku manusia dbentuk oleh hal-hal
yang memperkuat atau yang memberikannya dukungan yang berbeda-beda. Dari
ekonomi dasar, Homans mengambil konsep-konsep seperti biaya, imbalan, dan
keuntungan. Meskipun gambaran tentang perilaku manusia ini sudah dikembangkan
40
dengan menjelaskan pertukaran ekonomi di pasar, tujuan |Homans adalah untuk
memperluasnya sehingga mencakup pertukaran sosial juga.
c. Penerapan Prinsip-prinsip Pertukaran Dasar
Proposisi-proposisi yang terdahulu memberikan dasar bagi analisa atas sejumlah
konsep sosiologi baku seperti jenjang sosial, konformitas normative dan inovasi,
pengaruh, penghargaan, status, dan otoritas.
Kelompok dimana semua anggotanya sangat kompak, harus memperlihatkan
konformitas yang tinggi terhadap norma-norma kelompok, karena konformitas itu
dihargai dengan dukungan oleh rekan-rekannya, dan sebaliknya. Ada beberapa
kelompok yang ditandai oleh kompetisi dan konflik daripada kekompakan sosial atau
sikap acuh tak acuh. Dalam kelompok seperti itu, pertukaran akan meliputi
penggunaan hukuman atau biaya dan dukungan positif yang bersifat langsung atau pun
tidak langsung.
d. Mikro ke Makro
Di tingkat individual Blau dan Homans tertarik pada proses yang sama.
Tetapi konsep pertukaran sosial Blau terbatas pada tindakan yang tergantung pada
reaksi pemberian hadiah dari orang lain. Tindakan yang segera berhenti bila reaksi
yang di harapkan tidak kunjung datang. Orang saling tertarik karena berbagai alasan
yang membujuk untuk membangun kelompok sosial. Orang yang terlibat dalam ikatan
kelompok tak selalu dapat saling memberikan hadiah secara setara.
41
Bila satu orang membutuhkan sesuatu dari orang lain, tetapi tidak memberikan
apapun yang sebanding sebagai tukarannya, maka akan tersedia empat kemungkinan.
1. Orang itu dapat memaksa orang lain untuk membantunya.
2. Orang itu akan mencari sumber lain untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Orang itu dapat mencoba terus bergaul dengan baik tanpa mendapatkan yang
dibutuhkannya dari orang lain.
4. Den paling penting, orang itu mungkin menundukkan diri terhadap orang lain
dan dengan demikian memberikan orang lain itu “penghargaan yang sama”
dalam antar hubungan mereka.
e. Norma dan Nilai
Menurut Blau (George Ritzer-Douglas J. Goodman, 2004). Mekanisme yang
menengahi antara struktur sosial yang kompleks itu adalah norma dan nilai(konsensus
nilai) yang ada masyarakat.
Kesepakatan bersama atas nilai dan norma digunakan sebagai media
kehidupan sosial dan sebagai mata rantai yang menghubungkan transaksi sosial.
Norma dan nilai memungkinkan pertukaran sosial tak langsung dan menentukan
proses integrasi dan diferensiasi sosial dalam struktur sosial yang kompleks dan
menetukan perkembangan organisasi dan reorganisasi sosial di dalamnya.(Peter M.
Blau, 1964:255)
Menurutnya konsensus nilai mengganti pertukaran tak langsung dengan
pertukaran ;angsung. Seorang anggota menyesuaikan diri dengan norma kelompok
dan mendapat persetujuan karena penyesuaian diri itu dan mendapat persetujuan
42
implisit karena menyatakan bahwa penyesuaian diri memberikan kontribusi atas
pemeliaraan dan stalibitas kelompok.
D. Teori Variabel Berpola
a) Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons
Tradisi pemikiran para fungsionalis barat mengenai teori fungsionalisme
struktural berangkatdari analogi sistem biologi yang melihat jasad atau badan sebagai
sebuah sistem. Karena merupakan sebuah sistem, badan terdiri dari kesatuan
komponen-komponen pembentuk yang bekerjasama dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dan pemeliharaan diri. Berdasarkan analogitersebut, para ahli mengamati
masyarakat sebagai sebuah rangkaian komponen beserta fungsinya masing-masing
yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Sistem Sosial sekali lagi, dapat digaris bawahi bahwa sistem sosial yang
dirumuskan oleh Parsons dan beberapa sosiolog lainnya menekankan sifat
interrelationship atau saling keterhubungan dan saling ketergantungan antar unsurunsur struktural dalam kehidupan sosial. Dalam prosesinteraksi sosial anggota
masyarakat melaksanakan hubungan timbal balik dengan cara menyesuaikan diri.
Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi satu
dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat,
kebiasaan atau norma yang berlaku. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret.
Beberapa sistem sosial yang ada dalam masyarakat adalah.
43
1) Sistem mata pencaharian
2) Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
3) Bahasa
4) Sistem kepercayaan
Kekuasaan,
kemasyarakatan
kewenangan,
dimana
individu
dan
kepemimpinan
berkumpul,
dalam
bertemu,
dan
satu
sistem
berinteraksi
untuk memenuhi kebutuhan hidup, keberadaan seorang pemimpin menjadi suatu
keniscayaan. Bahwa kehidupan bermasyarakat di atur oleh norma atau tata tertib. Agar
norma tersebut berjalan sesuatu aturan yang berlaku dan ditaatiatau dilaksanakan oleh
anggota masyarakat, maka diperlukan satu lembaga yang memiliki kewenangan untuk
mengadakan pengawasan dan tinjauan. Seyogyanya pula suatu lembaga masyarakat
memiliki pemimpin yang memimpin pelaksanaan sistem operasional norma
masyarakat.
Talcott Parsons melahirkan teori fungsional tentang perubahan. Dalam
teorinya, Parsons menganalogikan perubahan sosial pada masyarakat seperti halnya
pertumbuhan pada mahkluk hidup. Komponen utama pemikiran Parsons adalah
adanya proses diferensiasi. Parsons berpendapat bahwa setiap masyarakat tersusun
dari sekumpulan subsistem yang berbeda berdasarkan strukturnya maupun
berdasarkan makna fungsionalnya bagi masyarakat yang lebih luas. Ketika masyarakat
berubah, umumnya masyarakat tersebut akan tumbuh dengan kemampuan yang lebih
44
baik untuk menanggulangi permasalahan hidupnya. Dapat dikatakan Parsons termasuk
dalam golongan yang memandang optimis sebuah proses perubahan.
Teori struktural fungsional mengansumsikan bahwa masyarakat merupakan
sebuah sistem yang terdiri dari berbagai bagian atau subsistem yang saling
berhubungan. Bagian-bagian tersebut berfungsi dalam segala kegiatan yang dapat
meningkatkan kelangsungan hidup dari sistem. Fokus utama dari berbagai pemikir
teori fungsionalisme adalah untuk mendefinisikan kegiatan yang dibutuhkan untuk
menjaga kelangsungan hidup sistem sosial. Terdapat beberapa bagian dari sistem
sosial yang perlu dijadikan fokus perhatian, antara lain ; faktor individu, proses
sosialisasi, sistem ekonomi, pembagian kerja dan nilai atau norma yang berlaku.
Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat
menjadi suatu kesatuan atas dasar kesepakatan dari para anggotanya terhadap nilainilai tertentu yang mampu mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat
tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam
suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat adalah merupakan kumpulan
sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling memiliki
ketergantungan.
b) Interaksi Simbolik
Karakteristik dasar ide ini adalah suatu hubungan yang terjadi secara alami
antara manusia dalam masyarakat dan hubungan masyarakat dengan individu.
45
Interaksi yang terjadi antar individu berkembang melalui simbol-simbol yang mereka
ciptakan. Realitas sosial merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi pada beberapa
individu dalam masyarakat. Interaksi yang dilakukan antar individu itu berlangsung
secara sadar dan berkaitan dengan gerak tubuh, vokal, suara, dan ekspresi tubuh, yang
kesemuanya itu mempunyai maksud dan disebut dengan “simbol”.
Pendekatan interaksi simbolik yang dimaksud Parson mengacu pada tiga
premis utama, yaitu:
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada
sesuatu itu bagi mereka.
2. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan oleh orang lain, dan
3. Makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang
Berlangsung.
c) Tindakan dan Teori Sistem Talcott Parson
Teori
Tindakan,
yaitu
individu
melakukan
suatu
tindakan
berdasarkan
berdasarkanpengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau
situasitertentu. Tindakan individu itu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai
tujuanatas sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat. Teori Max Weber ini dikembangkan
olehTalcott Parsons yang menyatakan bahwa aksi/action itu bukan perilaku/behavour.
Aksimerupakan tindakan mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu
prosesmental yang aktif dan kreatif. Talcott Parsons beranggapan bahwa yang utama
bukanlahtindakan individu melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntut dan
mengatur perilaku itu. Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai
46
akanmengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu. Talcott Parsons juga beranggapanbahwa
tindakan individu dan kelompok itu dipengaruhi oleh system sosial, system budaya dansystem
kepribadian dari masing-masing individu tersebut. Talcott Parsons juga melakukanklasifikasi tentang
tipe peranan dalam suatu system sosial yang disebutnya Pattern Variables,yang didalamnya berisi
tentang interaksi yang avektif, berorientasi pada diri sendiri danorientasi kelompok.
Teori Sistem: yaitu, suatu kerangka yang terdiri dari beberapa elemen / sub elemen /
subsystem yang saling berinteraksi dan berpengaruh. Konsep system digunakan untukmenganalisis
perilaku dan gejala sosial dengan berbagai system yang lebih luas maupundengan sub system yang
tercakup di dalamnya. Contohnya adalah interaksi antar keluargadisebut sebagai system, anak
merupakan sus system dan masyarakat merupakan suprasystem, selain kaitannya secara vertikal juga
dapat dilihat hubungannya secara horizontal suatusystem dengan berbagai system yang sederajat.
Dalam pandangan Talcott Parsons,masyarakat dan suatu organisme hidup merupakan system yang
terbuka yang berinteraksi dansaling mempengaruhi dengan lingkungannya. System kehidupan ini
dapat dianalisis melaui duadimensi yaitu : interaksi antar bagian-bagian / elemen-elemen yang
membentuk system daninteraksi / pertukaran antar system itu dengan lingkungannya. Talcott Parsons
membangunsuatu teori system umum / Grand Theory yang berisi empat unsure utama yang tercakup
dalamsegala system kehidupan, yaitu : Adaptation, Goal Attainment, Integration dan Latent
PatternMaintenance.
47
E. Kerangka konseptual
a. Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan
yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.Seperti; sekolah,
keluarga, perkumpulan, Negara semua adalah masyarakat. Dalam ilmu sosiologi kita
mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban dan masyarakat
petambayan.Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi antara anggotaanggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka. Kalau pada masyarakat
patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-angotanya.
Unsur-unsur suatu masyarakat
a. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak.
b. Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
c. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju
kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Bila dipandang cara terbentuknya masyarakat:
1. Masyarakat paksaan, misalnya negara, masyarakat tawanan
2. Masyarakat mardeka
3. Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya, seperti:
geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau
keturunan.
4. Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn kedunian
atau kepercayaan.
48
Masyarakat merupakan gabungan dari individu-individu, oleh karena itu setiap
idividu harus bisa menjadi masyarakat yang modern, dalam arti tanggap akan
perubahan-perubahan zaman, untuk itu masyarakat harus bisa menguasai IPTEK yang
semangkin hari semakin berkembang pesat.
Untuk lebih jelas modernisasi adalah peroses perubahan masyarakat dan kebudayaan
dalam seluruh aspeknya, dari sistem tradisional menuju ke sistem yang modern.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain :

Perkembangan ilmu

Perkembangan teknologi

Perkembangan industri

Perkembangan ekonomi
Proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang dikehendaki dan
direncanakan, biasanya dinamakan modernisasi. Proses ini pada intinya berarti
meningkatkan kemampuan dari masyarkat yang bersangkutan untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya yang mencakup :

Kebutuhan akan sandang

Keselamatan terhadap harta benda dan jiwa

Kesempatan yang wajar untuk dihargai

Mendapat kasih sayang dari sesamanya

Kesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuan atau potensi
49
b. Modernisasi
Modernisasi menunjukkan suatu proses dari serangkaian upaya untuk menuju
atau menciptakan nilai-nilai (fisik, material, dan sosial) yang bersifat atau
berkualifikasi universal, rasional, dan fungsional. Lazimnya, modernisasi selalu
dipertentangkan dengan nilai-nilai tradisi. Modernisasi berasal dari kata modern yang
berarti maju, modernity atau modernitas, yang diartikan sebagai nilai-nilai yang
keberlakuannya dalam aspek ruang, waktu, dan kelompok sosialnya lebih luas atau
universal. Konsep yang lazim dipertentangkan dengan modern adalah tradisi, yang
berarti barang yang diperoleh seseorang atau kelompok melalui proses pewarisan
secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Umumnya tradisi meliputi sejumlah
norma yang keberlakuannya tergantung kepada ruang atau tempat, waktu, dan
kelompok atau masyarakat tertentu. Artinya keberlakuannya terbatas, tidak bersifat
universal seperti yang berlaku bagi nilai-nilai atau values.
Menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu proses pembangunan
yang memberikan kesempatan ke arah perubahan demi kemajuan. juga menjelaskan
bahwa Modernisasi identik dengan suatu bentuk dari perubahan sosial yang biasanya
terarah dan didasarkan pada suatu perencanaan. Istilah modernisasi sering
dipersamakan secara keliru dengan westernisasi dan sekularisasi. Modernisasi,
westernisasi, dan sekularisasi memang memiliki beberapa persamaan antara lain
berasal dari barat, mempunyai kepentingan terhadap berbagai aspek keduniawian,
merupakan hasil perbandingan dari berbagai aspek kehidupan manusia yang
dirasionalkan, serta berwujud proses perubahan.
50
c. Sosial Ekonomi
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu
menghadapi masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia
adalah kenyataan bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat
pemuas kebutuhan manusia jumlahnya terbatas. Beberapa faktor yang memengaruhi
sehingga jumlah kebutuhan seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain:

Faktor ekonomi

Faktor lingkungan sosial budaya

Faktor fisik

Faktor pendidikan

Faktor moral
Sosial ekonomi masyarakat tidak lepas dari penjelasan mengenai konsep
motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok
yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara hirarkis ini adalah
sebagai berikut :

Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini
terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan,
kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas
lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau
bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi
organisasi.
51

Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini
mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam
kedudukan, jabatan, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia
dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya
jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.

Kebutuhan sosial (Social Needs). Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat
(kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan
diikutsertakan, meningkatkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan
tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam
organisasi.

Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Kebutuhan akan kedudukan dan
promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbol-simbol dalam
statusnya seseorang serta prestise yang ditampilkannya.

Kebutuhan
mempertinggi
kapasitas
kerja
(Self
actualization).
Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini
merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya)
dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita
diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan
manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi
untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri
sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan
52
pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh
manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang
dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya
masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai
hasil untuk sasaran-sasaran organisasi.
d. Pasar modern
Secara sederhana, definisi pasar selalu dibatasi oleh anggapan yang menyatakan antara
pembeli dan pejual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual
beli. Namun, pengertian tersebut tidaklah sepenuhnya benar karena seiring kemajuan
teknologi, internet, atau malah hanya dengan surat. Pembeli dan penjual tidak bertemu
secara langsung, mereka dapat saja berada di tempat yang berbeda atau berjauhan.
Artinya, dalam proses pembentukan pasar, hanya dibutuhkan adanya penjual, pembeli,
dan barang yang diperjualbelikan serta adanya kesepakatan antara penjual dan
pembeli.
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis
ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli
melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan
dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti; buah, sayuran,
daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan
lama, seperti piring, gelas, pisau, kipas, dan lain-lain. Berbeda dengan pasar
tradisional yg identik dengan lingkungannya yang kotor, pasar modern justru
53
kebalikannya. Maka dari itu, masyarakat sekarang cenderung memilih pasar modern
sebagai tempat belanja guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Contoh dari pasar
modern adalah pasar swalayan, hypermarket, supermarket, dan minimarket.
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang
menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dalam pasar
modern dan pasar tradisional memiliki beberapa nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial pasar
tradisional dapat kita ketahui bahwa keadaan pasar tidak teratur, tradisi masyarakat
dalam berbelanja yaitu terjadi tawar-menawar antara penjual dan pembeli,
terbentuknya tali silaturahmi antara penjual dan pembeli dan sifatnya tertutup.
Sedangkan nilai-nilai sosial pasar modern
memiliki keadaan pasar yang teratur,
sifatnya tertutup, nyaman dalam berbelanja (memiliki ace, bersih, dsb) dan barangbarang yang ada di pasar modern harga sudah ditetapkan bercode atau daftar harga dan
biasanya terdapat discon. Dari perbedaan diatas antara Nilai-nilai sosial pasar
tradisional dengan nilai-nilai sosial pasar modern dalam hal itu masyarakat ada yang
merespon secara positif dan juga secara negatif.
54
F. Skema Konseptual
NILAI-NILAI SOSIAL DALAM PASAR MODERN
(Study Kehadiran Alfamart Di Kelurahan Pettuadae
Kecamatan Turikale Kabupaten Maros)
 Tidak teratur
 Tradisi tawarmenawar
 Tali silaturahmi antara
penjual dan pembeli
 Tertutup
Nilai-nilai social pasar
tradisional
Nilai-nilai social pasar
modern





Teratur
Terbuka
Nyaman
Ada daftar harga
Discon
Respon masyarakat
 Positif
 negatif
55
Download