BAB I - cloudfront.net

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi semakin lama semakin berkembang
pesat . Dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi tersebut tentu saja
manusia tidak hanya dapat berdiam diri dan berpangku tangan saja. Manusia harus
memiliki bekal agar dapat menghadapi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Tekhnologi juga tidak menjadi manusia yang tertinggal. Tentu saja bekal tersebut
adalah pendidikan yang setinggi-tingginya. Dengan pendidikan manusia dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki. Selain itu pendidikan juga menjadikan
manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menjadi manusia
yang bertanggung jawab sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang
Pendidikan Nasional yaitu
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa ,bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.“1
Jelaslah bahwa pendidikan itu sangat diperlukan bagi setiap manusia.
Dengan pendidikan manusia dapat meningkatkan potensinya, berakhlak mulia dan
menjadi manusia yang kreatif. Oleh karena itu diperlukan kesadaran bagi setiap
manusia terutama anak usia Sekolah Dasar. Sekolah Dasar adalah sekolah formal
1
Tim Penyusun.2003.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.hlm.9
2
pertama yang harus ditempuh dalam jenjang pendidikan. Sekolah Dasar
bertanggung jawab dalam pembentukan sikap dan pengembangan diri dalam
kehidupan pribadi dan masyarakat. Sebagaimana tercantum pada PP No.28 Tahun
2005 Tentang Tujuan Pendidikan Dasar.“Pendidikan Dasar memberikan bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai
pribadi, anggota, masyarakat dan anggota warga negara serta mempersiapkan
siswa untuk mengikuti pandidikan menengah“.2
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan pendidikan dan pengajaran
dari berbagai disiplin ilmu. Di Sekolah Dasar terdapat beberapa mata pelajaran
pokok yang harus dikuasai siswa, yaitu Agama, Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
pengetahuan Sosial (IPS). Selain itu terdapat beberapa mata pelajaran yang
termasuk di dalam mata pelajaran muatan lokal, yaitu Pendidikan Lingkungan dan
Budaya Jakarta (PLBJ) dan Bahasa Inggris.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai disiplin ilmu adalah mata pelajaran
pokok yang diajarkan di Sekolah Dasar dari kelas I sampai kelas VI. Dalam
pelajaran IPA siswa mempelajari semua yang ada di alam semesta baik itu
makhluk hidup atau benda mati. Dengan pelajaran IPA siswa diharapkan
memahami alam sekitarnya yang meliputi benda alam dan buatan manusia.
Karena dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia tidak terlepas
dari IPA. Agar pembelajaran IPA dapat tercapai dengan baik tentu diperlukan
alat-alat peraga serta buku-buku penunjang dalam pembelajaran IPA. Selain itu
2
Tim Penyusun.2006.Undang-Undang Pendidikan Nasional.Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional,hlm.15
3
keterampilan yang dimiliki guru juga sangat membantu keberhasilan dalam
pembelajaran IPA.
Siswa Sekolah Dasar akan belajar lebih efektif dan menyenangkan apabila
kegiatan belajar-mengajar IPA lebih menekankan pada penggunaan indra. Siswa
yang berada pada tahap berfikir intuitif dapat menggunakan semua indranya untuk
membantu
mendeskripsikan
benda-benda
dan
mengorganisasikan
secara
sederhana tentang sifat – sifat dan interaksi antara benda mati dan benda hidup.
Selain itu siswa sekolah dasar belum dapat berfikir secara abstrak,
melainkan harus mendapatkan pengalaman langsung dari apa yang dipelajari
dalam proses pembalajaran tersebut. Pembelajarann yang dapat memberikan
pengalaman langsung kepada siswa adalah pembelajaran yang menggunakan
pendekatan
keterampilan
proses.
Karena
keterampilan
proses
adalah
pembelajaran yang dianjurkan dalam mengajar IPA.“Pendekatan keterampilan
proses IPA adalah pembelajaran yang dianjurkan didalam mengajar IPA, selain
menggunakan pendekatan konsep, guru diminta untuk menggunakan pendekatan
keterampilan proses IPA.“3
Jelaslah bahwa selain menggunakan pendekatan konsep guru juga
dianjurkan menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran
IPA. Karena dengan menggunakan pendekatan keterampilam proses IPA siswa
dapat melakukan dan menemukan sendiri tentang peristiwa-peristiwa alam yang
ada di sekitar kita. “Pendekatan keterampilan proses IPA memungkinkan muridmurid merasakan hakikat IPA serta membuat mereka tampil melakukan kegiatan
3
Srini M.Iskandar.1996/1997.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.hlm.48
4
IPA“.4 Sehingga dengan pendekatan keterampilan proses murid-murid dapat
terampil dalam mempelajari proses dan produk IPA.
Akan tetapi masih banyak di sekolah-sekolah yang mengajarkan IPA
hanya ceramah saja dan siswa sebagai pendengar, mereka menganggap bahwa
pengajaran IPA hanya sebagai penyampaian informasi. Dalam pengajaran IPA
guru masih menggunakan tekhnik pengajaran satu arah, yaitu dari guru ke siswa.
Adalah suatu kekeliruan apabila seorang guru mengajarkan IPA dengan cara
mentransfer materi yang terdapat dalam buku teks kepada anak didiknya. Hal
yang masih ditemukan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah adalah masih
tingginya kegiatan mengajar guru yang ingin segera menyelesaikan materi
pelajaran tanpa memperhatikan proses siswa dalam memahami materi yang
diajarkan dengan alasan materi tersebut terlalu banyak dalam satu semester.
Selain itu tidak sedikit guru IPA yang mengajarkan IPA hanya sebatas
membaca buku paket saja tanpa memberikan penjelasan atau keterampilan –
keterampilan yang harus dilakukan siswa dan guru dalam materi tersebut. Mereka
beranggapan bahwa materi itu mudah karena ditemukan dalam kehidupan seharihari .Padahal meteri tersebut justru memerlukan proses agar siswa dapat mengerti
dan paham dengan meteri tersebut.
Di SD Negeri Cengkareng Timur 12 Pagi dalam pembelajaran IPA masih
menggunakan metode konvensional dimana pembelajaran terpusat pada guru
sehingga keterlibatan siswa kurang disertakan dalam pembelajaran tersebut. Di
dalam penggunaan media atau bahan ajar dalam pembelajaran keterampilan
4
Srini M Iskandar 1996/1997 ibid.hlm 51
5
proses IPA belum sepenuhnya digunakan dalam proses pembelajaran. Materi yang
memerlukan pengalaman langsung bagi siswa seperti praktikum hanya
disampaikan secara teori saja atau dengan demonstrasi oleh guru. Sehingga
pengembangan keterampilan proses IPA yang harus melibatkan murid secara aktif
tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Dan tidak jarang pula guru hanya
menugaskan siswa untuk membaca buku paket dan selanjutnya siswa ditugaskan
untuk mengerjakan latihan atau LKS tanpa memperhatikan kemampuan siswa.
Sehingga siswa menjadi bosan dan jenuh dalam belajar IPA. Hal tersebut sesuai
dengan hasil wawancara penulis kepada siswa-siswi kelas II SDN Cengkareng
Timur 12 Pagi yaitu AS, SR, dan DA. Tentu saja hal tersebut sangat berpengaruh
pada motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
Pada mata pelajaran IPA di kelas II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh guru adalah 65,
namun KKM tersebut belum dapat tercapai. Berdasarkan Ulangan Akhir Semester
(UAS) I. ternyata KKM diperoleh hasil, dari 30 orang siswa kelas II SDN
Cengkareng Timur 12 Pagi, hanya 9 orang siswa yang nilainya di atas KKM dan
21 orang siswa dibawah KKM dengan nilai tertinggi 7 dan nilai terendah 40.
Berdasarkan data tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses di kelas II SDN
Cengkareng Timur 12 Pagi Jakarta Barat.
B. Identifikasi Masalah
Setelah memperhatikan latar belakang yang yang telah diuraikan oleh
Peneliti, maka dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
6
1. Apakah penggunaan metode konvensional sudah sangat efektif dalam
pembelajaran IPA di kelas II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi ?
2. Bagaimana menciptakan pembelajaran IPA yang menyenangkan di kelas
II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi ?
3. Apakah penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam upaya
memahami konsep bagian-bagian tubuh hewan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas II SDN Cengkareng Timur 12 pagi ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasar
latar
belakang
dan
identifikasi
masalah
dan
luasnya
permasalahan yang hendak diteliti dan keterbatasan penulis dalam hal waktu,
biaya, tenaga serta kemampuan ilmu pengetahuan yang dimiliki penulis maka
penulis membatasi ruang lingkup permasalahan yang diteliti agar pembahasan
masalah lebih terarah dan terfokus pada masalah pokok.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka permasalahan yang akan diteliti
adalah.
Apakah
penggunaan
pendekatan
keterampilan
Proses
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam upaya memahami konsep bagianbagian tubuh hewan pada pembelajaran IPA di kelas II SDN Cengkareng
Timur 12 Pagi Jakarta Barat ?
D. Perumusan Masalah
Setelah memperhatikan
latar belakang,
Identifikasi
masalah dan
pembatasan masalah, Permasalahan dapat ditentukan sebagai berikut : apakah
penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam upaya memahami konsep
7
bagian-bagian tubuh hewan pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di Kelas II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi Jakarta Barat.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan
pendekatan keterampilan proses dalam upaya memahami konsep bagianbagian tubuh hewan pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi Jakarta Barat.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Dewan Guru SDN Cengkareng Timur 12 Pagi khususnya guru kelas II
agar dapat melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan
pendekatan keterampilan proses guna memberikan pengetahuan dan
pengalaman yang lebih kepada peserta didik yang diajarnya.
2. Peserta didik khususnya murid-murid SDN Cengkareng Timur 12 Pagi,
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Kepala sekolah SDN Cengkareng Timur 12 Pagi sebagai pengambil
kebijakan, dan sebagai motivasi bagi guru-gurunya untuk meningkatkan
kinerja mengajarnya khususnya dalam mata pelajaran IPA.
8
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN FOKUS PENELITIAN
A. Kerangka Teoritis
I. Pembelajaran IPA
a. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Pada zaman dahulu orang masih percaya dengan “mitos“ dan
“tahyul“. IPA tidak menggunakan hal-hal tersebut yang dapat menjurus
pada pola kerja tradisional yang tetap seperti itu dari zaman ke zaman.
Dahulu orang percaya bahwa pelangi adalah selendang bidadari, namun
kini dengan belajar IPA kita dapat mengerti bahwa pelangi adalah
pembiasan cahaya oleh bintik-bintik air di udara. IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa – peristiwa alam.
“Webster’s dalam Srini M.Iskandar : New Lollegiate Dictionary (1981)
menyatakan natural science knowledge concerned with the physical world
and its phenomena”.yang artinya ILmu Pengetahuan Alam adalah
pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.”5
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dapat
menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa alam yang berlangsung di alam
semesta, misalnya proses terjadinya hujan. Dengan belajar IPA kita dapat
5
Srini m Iskandar 1996/1997 ibid hlm.2
9
mengerti butiran-butiran air bisa turun dari langit dan kita sebut dengan
hujan.
“IPA (Ilmu Pengetahuan Ilam) adalah pendekatan untuk mengerti
kejadian-kejadian yang berlangsung di alam semesta. Mengubah
kejadian yang sangat kompleks menjadi lebih sederhana,
contohnya mengetahui keseluruhan dengan jalan mempelajari
sebagian kecil dari keseluruhan tersebut kemudian bagian – bagian
tersebut dipelajari biasanya dalam bentuk percobaan dengan tujuan
untuk mengetahui keseluruhan.“6
Selain menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang peristiwa alam yang
bersifat “mitos” dan “tahyul”, IPA juga mempelajari gejala alam yang
menyangkut makhluk hidup atau benda mati, sehingga siswa akan lebih
terampil dalam mempelajari gejala alam secara mendalam.
“IPA adalah ilmu Pengetahuan yang mempelajari gejala alam, baik
yang menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada
Prinsipnya, sains diajarkan untuk membekali siswa agar
mempunyai pengetahuan (mengetahui berbagai cara) dan
keterampilan (cara mengerjakan) yang dapat membantu siswa
untuk memahami gejala alam secara mendalam.“7
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dilepaskan dari IPA.
Dengan mempelajari IPA diharapkan siswa dapat memahami gejala-gajala
alam yang terdapat dialam sekitar, dan belajar melalui pengalaman
langsung. Bahkan dapat pula dikatakan bahwa kesejahteraan suatu bangsa
banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA.
Dengan belajar IPA siswa diharapkan dapat lebih terampil dalam
melakukan keterampilan-keterampilan proses IPA. Sehingga siswa yang
6
S.Maria Ulfa.2007.Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar.Surabaya : Surabaya Intelectual club.hlm 66.
7
Yohanes Surya.2002.IPA dibuat Asyik.PT Armandelta Selaras.hlm.v.
10
telah mengerti IPA tentu dapat mengerti suatu teknologi sebab IPA
merupakan dasar dari teknologi.
b. Pembelajaran
Sebagai mana telah kita ketahui bersama bahwa manusia selama
hidupnya akan selalu mengalami pembelajaran. Sejak manusia lahir
sampai manusia tutup usia, manusia akan selalu mengalami pembelajaan.
Bila seseorang mengalami suatu pembelajaran maka responnya akan
menjadi lebih baik. “ Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu
perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.“8
Setiap manusia yang dilahirkan di bumi ini awalnya tidak mengerti
apa-apa.
Namun
melalui
pembelajaran
dapat
diperoleh
dengan
penangkapan kejutan-kejutan (stimulus) seperti suara, pembauan dan rasa
sehingga dapat diungnkapkan melalui indra (respon) yang sederhana
secara mekanis.
“Aristoteles berpandangan tentang belajar berdasarkan prinsip
asosianisme.Dasar pandangannya adalah Awalnya manusia tidak
tahu apa-apa atau dalam keadaan kosong. Pada saat lahir jiwanya
seperti tabularasa (kertas putih belum berisi tulisan). Kemudian
pengetahuannya dibentuk oleh penangkapan perasaan-perasaan
atau kejutan-kejutan dasar seperti suara-suara, penglihatan,
pembauan dan rasa atau perasaan panas dan dingin. Selanjutnya
hal-hal yang telah diungkapkan melalui indra penglihatan yang
sederhana dan secara mekanis.“9
Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif, antara
sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar informasi. Dalam
8
9
Dimyati .Dr,Mudjiono.Drs.1999.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.hlm 9
Mulyati.Dr.M.Pd.2005.Psikologi Belajar.Yogyakarta:Andi.hlm 10
11
pembelajaran pendidik yang biasa disebut guru memberikan ilmu kepada
peserta didik sehingga terjadi proses pembelajaran.
“Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.“10
Pembelajaran memiliki arti yang mirip dengan pengajaran, walaupun
memiliki konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan guru
mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan mengenal isi pelajaran
sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan juga dapat
mempengaruhi perubahan sikap serta keterampilan peserta didik. Dari
pengertian diatas, hubungan antara pendidik dengan peserta didik harus
terbina dengan baik agar proses pembelajaran dapat dikatakan sangat
berhasil, yaitu siswa memiliki ilmu dan pengetahuan, tabiat yang baik
serta sikap dan percaya diri yang baik dalam diri siswa.
c Pembelajaran IPA
IPA sebagai pelajaran yang menyenangkan bagi siswa merupakan
proses yang dapat mengubah tingkah-laku yang relatif tetap dalam
menghadapi situasi baru. sehingga dengan melakukan pembelajaran IPA
siswa akan mengalami perubahan-perubahan yang relatif tetap.
“Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang
memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup
cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga
10
Wikipedia Indonesia,ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
12
perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap
menghadapi situasi baru.“11
Pendidikan IPA sendiri menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. “Bila
diajarkan menurut cara yang tepat, IPA merupakan suatu mata pelajaran
yang memberikan kesempatan latihan berfikir kritis.Misalnya IPA
diajarkan dengan mengikuti metoda “menemukan sendiri“.“12 Pendidikan
IPA juga di arahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar.
Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan
oleh guru dalam merencanakan pembelajaran di kelas, terutama
dalam pembelajaran IPA. Ketiga hal tersebut adalah: “(1)Seluruh
anak melewati tahapan yang sama secara beruntutan.(2)Anak
mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau
kejadian.(3)Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada
anak, tidaklah cukup untuk menjamin perkembangan intelektual
anak.“13
Diharapkan dengan mempelajari teori Piaget seorang guru terutama
guru bidang studi IPA dapat melaksanakan pembelajaran IPA dikelas
dengan lebih menyenangkan sehingga siswa dapat meningkatkan
pengetahuan dan intelektualnya. IPA mungkin sekarang belum merupakan
bagian kebudayaan bangsa kita. Tetapi kita tentu menyadari, bahwa
11
Sofia Ira Adriana.SE,S.Pd.2007.Penerapan Teori Belajar IPA dan Penalaran Siswa Sekolah
Dasar.Surabaya.Surabaya Intelectual Club.hlm16.
12
Srini M Iskandar.1996.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta.Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.hlm.17
13
Sofia Ira Adriana.2007.Penerapan Teori Belajar IPA dan Penalaran Siswa Sekolah
Dasar.SIC.hlm.49.
13
kehidupan kita makin lama makin banyak dipengaruhi oleh hasil-hasil
IPA. Bila makin banyak kehidupan kita dipengaruhi oleh IPA, maka IPA
menjadi bagian dari budaya kita.
II. Konsep Bagian-Bagian Tubuh Hewan
a. Hewan
Hewan biasa disebut juga dengan binatang adalah makhluk
ciptaan Tuhan yang ada di bumi.” Tanah air Indonesia sebagai karunia
Tuhan Yang Maha Esa yang kaya akan sumberdaya alam hayati berupa
aneka ragam jenis hewan, ikan, dan tumbuhan yang perlu dijaga dan
dilindungi kelestariannya.”14Tentunya kekayaan sumberdaya alam
tersebut merupakan modal dasar pembangunan yang sangat penting bagi
kesejahteraan rakyat. Maka sudah seharusnya kita sebagai manusia harus
menjaga kelestariaan alam dan juga keanekaragaman jenis hewan yang
ada di Indonesia.
Hewan dan tumbuhan adalah mahluk hidup yang berbeda. Bahan
asal hewan berbeda dengan tumbuhan, dimana bahan asal hewan adalah
bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah lebih lanjut, hasil dari
bahan asal hewan bahan asal hewan yang telah diolah.
“Hewan adalah eukariota multi seluler, heterotropik. Berbeda
dengan nutrisi autotrofik yang ditemukan pada tumbuhan dan
alga, hewan harus memasukkan kedalam tubuhnya molekul
organik yang telah terbentuk terlebih dahulu, hewan tidak dapat
membentuk molekul itu dari bahan kimia anorganik.Sebagian
besar hewan melakukan hal tersebut dengan cara menelan
14
http:/www.bappenas.go.id/pasisir/dokumen/UU.17-1-2009
14
(ingestion)-memakan organisme lain atau memakan bahan
organik yang terurai.”15
Sebagai makhluk hidup tentu saja hewan dapat bergerak dan
berpindah-pindah tempat.
“Hewan adalah makhluk hidup yang berpindah-pindah
tempat. Kehidupan hewan dimulai dilaut prakambium seiring dengan
terjadinya evolusi bentuk multi seluler yang hidup dengan memakan
organisme lain.”16
Berdasarkan tempat hidupnya, hewan ada yang hidup di darat,
di air dan di dua tempat yaitu di darat dan di air. Selain itu hewan juga
memiliki berbagai cara yang berbeda beda dalam melestarikan
hidupnya.
b. Bagian-Bagian Tubuh.
Bagian-bagian tubuh adalah susunan atau cabang dari tubuh.
Atau
susunan tubuh. Setiap mahluk hidup tentu memiliki tubuh
karena tubuh merupakan susunan dari mahluk hidup.”Tubuh adalah
keseluruhan jasad manusia atau binatang yang kelihatan dari bagian
ujung kaki sampai ujung rambut”.17
Pada mahluk hidup tubuh adalah bagian yang penting.
Karena tubuh juga dapat di kontraskan dengan roh, sifat dan tingkah
laku.”pada makhluk hidup, tubuh atau badan adalah bagian fisik materi
15
Campbell reece-mitchell.1987.Biologi.Ciracas.Penerbit Erlangga.hlm 202.
Ibid hlm.203
17
Tim penyusun.2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta.Departamen Pendidikan
Nasional.Balai Pustaka.hlm.1214.
16
15
seseorang atau hewan, yang dapat dikontraskan dengan roh, sifat dan
tingkah laku.“18
Tubuh makhluk hidup merupakan bagian yang tidak dapat
terlepaskan dari makhluk hidup itu sendiri. Karena tubuh makhluk hidup
dikontraskan dengan nyawa atau roh, sifat dan tingkah-laku. Tentu bila tidak
memiliki tubuh maka makhluk itu tidak bisa hidup.
c. Bagian-Bagian Tubuh Hewan.
Bagian – bagian tubuh hewan adalah susunan tubuh hewan. Setiap
hewan tentu memiliki tubuh, dan setiap tubuh hewan tersebut tentu memiliki
bagian-bagian sendiri. “Seperti tubuh tubuh kita tubuh hewan dan tumbuhan
juga terdiri dari bagian-bagian.”19 Bagian-bagian tubuh hewan juga berbedabeda berdasarkan jenisnya.
Tubuh sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Tubuh sering
digunakan dalam berbagai konteks diantaranya dihubungkan dengan
penampilan, kesehatan dan kematian.“Tubuh seseorang yang telah
meninggal disebut mayat atau jenazah, Tubuh hewan yang mati disebut
bangkai“.20
III. Pendekatan Keterampilan Proses
a. Keterampilan Proses
Dalam
pembelajaran
IPA
diperlukan
suatu
keterampilan-
keterampilanyang dapat menunjang tercapainya suatu produk IPA.
Keterampilan itu tidak hanya keterampilan fisik saja tetapi juga diperlukan
18
http:/id.wikipedia.org/wiki/tubuh.17-1-2009
Haryanto.2004.SAINS.Jakarta.Erlangga.hlm 2
20
Wikipedia.org.op.cit
19
16
keterampilan mental yang harus dikuasai dan di aplikasikan dalam kegiatan
ilmiah.
“Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait
dengan kemampun-kemampuan yang mendasar yang dimiliki,
dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah sehingga
para ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang baru.“ 21
Namun dalam penerapan keterampilan proses pada anak usia
sekolah dasar harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dan
materi yang diajarkan.
“Keterampilan proses IPA yang dikembangkan pada anak SD
merupakan modifikasi dari keterampilan proses IPA yang dimiliki
para ilmuwan sebab disesuaikan dengan tingkat perkembangan
anak dan materi yang diajarkan.“22
Dalam menguasai keterampilan proses diperlukan latihan-latihan
baik fisik maupun mental sebagai dasar kemampuan dalam mengembangkan
kemampuan dalam keterampilan.
“ Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari
latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih
tinggi.kemampuan-kemampuan
mendasar
yang
telah
dikembangkan dantelah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu
keterampilan.“23
Dengan keterampilan proses diharapkan pembelajaran IPA dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan dalam bentuk
kreativitas. Sehingga siswa bukan hanya mampu dan terampil dalam bidang
psikomotorik, melainkan juga bukan sekedar ahli menghafal. Dengan
21
S.Maria Ulfa,S.Pd .2007.Penerapan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar.Surabaya Intelectual Club.hlm.8
22
Srini M Iskandar.1996/1997.Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,hlm.48.
23
http://www.elearning-jogja.org/file.php/147/PERTEMUAN 2 doc hlm.4 /17/01/09
17
keterampilan proses guru tidak mengharapkan setiap siswa akan menjadi
ilmuan, melainkan dapat mengemukakan ide bahwa memahami IPA
sebagian bergantung pada kemampuan bergaul dengan alam seperti yang
diperbuat ilmuan.
b. Pendekatan
Pada umumnya approach diartikan sebagai pendekatan atau cara
memulai sesuatu. Menurut Muchlisoh pendekatan adalah “suatu cara yang
dianggap terbaik untuk mencapai sesuatu.“24 Sedangkan menurut
Depdiknas, pendekatan adalah “Seperangkat asumsi yang bersifat
asiomatik mengenai hakekat bahasa, pengajaran bahasa dan belajar bahasa
yang digunakan sebagai landasan dalam merancang, melakukan dan
menilai proses belajar mengajar bahas.“25
Dari pengertian-pengertian tersebut maka dapat disimpulkan,
pengertian pendekatan adalah suatu cara untuk memulai pembelajaran
hingga tercapai tujuan yang diharapkan.
c. Pendekatan Keterampilan Proses.
Pendekatan Keterampilan Proses adalah suatu proses dalam
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar yang sudah ada dalam
diri siswa. Sehingga siswa diberi kesempatan untuk bertindak secara nyata.
“Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan
atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual,
24
Dra.Muchlisoh,dkk.1995.Pendidikan Bahasa Indonesia3.Jakarta: Depdikbud.hlm.3
Hairudin,dkk.Pembelajaran Bahasa Indonesia.2007.Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional.hlm.2-21.
25
18
sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan
mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri siswa.“26
Agar memiliki keterampilan-keterampilan tersebut, maka muridmurid harus dilatih untuk melakukan kegiatan-kegiatan sehubungan
dengan keterampilan itu. Karena pada dasarnya “Pendekatan keterampilan
proses adalah aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampilan (psikomotor), selain itu pengembangan kreativitas siswa juga
ditintut“27
Agar semua aspek tersebut dapat dikembangkan pada diri siswa
maka pembelajaran IPA harus dapat dimodifikasi. Sehingga anak mampu
menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep dalam
pembelajaran IPA.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan di atas, terdapat kaitan
yang sangat erat antara pembelajaran dengan menggunakan pendekatan atau
metode pembelajaran tertentu terhadap hasil belajar siswa, khususnya
kemampuan memahami
konsep bagian-bagian tubuh
hewan.
Proses
pembelajaran yang baik dari pengaruh pendekatan keterampilan proses dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep bagian-bagian
tubuh hewan peserta didik di kelas II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi Jakarta
Barat.
26
Moedjiono,Moh.Dimyati.1992/1993.Strategi Belajar Mengajar.Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.hlm.14.
27
http:// www.elearning-jogja.org/file.php/147/Pertemuan 2.doc.hlm1
19
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berfikir yang telah
dikemukakan di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian tindakan
kelas yaitu “Dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep bagian-bagian
tubuh hewan di kelas II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi.“
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas yang disebut “Classroom
Action Research”. Yaitu kegiatan yang dilakukan guru dalam kelas melalui
refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil
belajar siswa meningkat dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sehimgga
demgan dilakukannya PTK seorang guru dapat memperbaiki pembelajaran
yang dikelolanya.”PTK dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya karena memang sasaran akhir PTK adalah
perbaikan pembelajaran.”28
Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan dengan menggunajan model
desain Kemmis dan McTaggart yang melalui beberapa langkah yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.Ke empat langkah
tersebut merupakan suatu siklus atau putaran, dimana sesudah langkah ke
empat kembali lagi ke satu dan seterusnya.
Adapun rancangan penelitian ini meliputi :
1. Tahap Persiapan
Peneliti melakukan tahap awal sebelum melakukan siklus yaitu
dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran IPA di
28
Wardani,dkk.2004.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta.Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.hlm.1.16
21
kelas II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi Jakarta Barat yang dilakukan
guru kelas tanpa menggunakan pendekatan keterampilan proses, sehingga
dari hasil pengamatan tersebut akan diperoleh hasil data siswa. Data awal
ini akan menjadi dasar bagi peneliti untuk membuat tindakan siklus
pertama.
2. Tahap perencanaan
Tahap ini peneliti merencanakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan membuat rencana pelaksaaan pembelajaran (RPP),
media berupa chart, model-model gambar hewan, kriteria penilaian dan
menyusun lembar pengamatan serta melakukan penyusunan jadwal
kolaborasi.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan yang merupakan implementasi
atau penerapan isi rancangan yang sudah direncanakan, yaitu mengenai
tindakan kelas. Peneliti menjelaskan materi sesuai dengan rencana
pembelajaran
dan
mensosialisasikan
pembelajaran
IPA
dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses. Dengan tujuan kegiatan
pembelajaran IPA di kelas menjadi lebih baik dan terjadi interaksi yang
baik antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa sehingga
pembelajaran berjalan dengan baik. Dalam kegiatan pembelajaran tetap
diadakan pengamatan dan pada akhir pembelajaran diadakan evaluasi
berupa tes guna mengetahui hasil yang diperoleh siswa selama
pembelajaran.
22
4. Tahap Observasi dan Monitoring
Tahap observasi dan monitoring ini dilakukan oleh peneliti.
Tahap ini dilakukan pada saat yang bersamaan dengan tahap tindakan
(acting). Peneliti berkolaborasi dengan pihak yang melakukan pengamatan
pada saat tindakan berlangsung. Adapun tindakan observasi dan
monitoring yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengamati tentang
keaktifan dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Dengan
menggunakan
lembar
pengamatan
yang
meliputi
yang
meliputi
penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA,
keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung, keterlibatan siswa
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, ketepatan siswa dalam
melaksanakan tugas guru dan kerjasama antar teman.
5. Tahap Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali
apa yang telah dilakukan. Dalam tahap ini peneliti dan pihak yang
melakukan pengamatan pada kegiatan pembelajaran bersama-sama
melakukan refleksi. Kemudian secara bersama-sama melakukan diskusi
tentang implementasi yang sudah dilakukan dalam tahap pelaksanaan.
6. Evaluasi dan Revisi
Tahap ini merupakan tahap penilaian tentang hasil refleksi yang
dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan pihak yang melakukan
pengamatan
setelah
melakukan
penilaian
maka
akan
ditemukan
kekurangan atau kelebihan yang terjadi ketika menerapkan pendekatan
23
keterampilan proses dalam pembelajaran IPA di kelas II SDN Cengkareng
Timur 12 Pagi Jakarta Barat. Jika terjadi kekurangan maka dapat
dilakukan kembali dengan menggunakan siklus II guna memperoleh hasil
yang lebih baik.
B. Subjek dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Cengkareng
Timur 12 Pagi Jakarta Barat yang berjumlah 30 orang siswa. Sementara
observer dalam penelitian ini adalah guru kelas II SDN Cengkareng Timur
12 Pagi juga kepala sekolah selaku observer pada saat penelitian
melaksanakan pembelajaran.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan dikelas II SDN Cengkareng Timur 12 Pagi
Jakarta Barat.
b. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai
dengan bulan Mei 2009 dengan jadwal sebagai berikut :
24
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No
Keterangan
Maret
1
1
ACC Judul
2
Penyusunan proposal skripsi bab I-III
3
Izin Penelitian ke sekolah
4
Persiapan
5
Pelaksanaan Siklus I
6
Pelaksanaan Siklus II
7
Penyusunan Bab IV dan Bab V
8
Bimbingan Skripsi
9
Sidang Skripsi
2
3
April
4
1
2
3
Mei
4
1 2 3 4
X
X
X
X
X
X
X
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik
catatan lapangan, tes dan dokumen. Teknik pengumpulan data secara rinci
adalah sebagai berikut :
1. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk memperoleh informasi tentang
rekaman kejadian-kejadian di dalam kegiatan belajar mengajar pada mata
pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
2. Tes
X
25
Tes yang dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik
kemampuan awal, perkembangan dan peningkatan kemampuan siswa
selama dikenai tindakan, dan kemampuan pada akhir siklus tindakan. Tes
dilakukan secara tertulis dan lisan.
3. Bukti Dokumen
Yaitu dokumen foto siswa dan guru tentang kegiatan pembelajaran
yang berkaitan dengan proses belajar yang dilakukan oleh guru dan siswa
selama dikenai tindakan.
D. Instrumen Penelitian
Intrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah :
1.Tes yang digunakan secara tertulis dan lisan.
a. Tes tertulis menggunakan butir soal untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah memahami tentang materi yang diberikan dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses.
b. Tes lisan digunakan untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana siswa
memahami dan mengerti tentang materi yang diberikan dengan
menggunakan pendekatan keterampilan proses.
2. Lembar penilaian performance digunakan untuk melihat ketelitian dan
ketepatan siswa di dalam melakukan perintah yang guru berikan sesuai
dengan
materi
yang
keterampilan proses.
diberikan
dengan
menggunakan
pendekatan
26
3. Lembar catatan lapangan digunakan oleh penulis untuk merekam kejadiankejadian yang terjadi selama proses pembelajaran.
4. Bukti dokumentasi berupa foto-foto tentang kegiatan pembelajaran IPA
dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.
E. Teknik Analisi Data
Teknik analisi data yang digunakan dalam memperoleh data dari hasil
tindakan yang dilakukan peneliti terhadap siswa SDN Cengkareng Timur 12
Pagi Jakarta Barat dalam pembelajaran IPA adalah :
1. Tes
a. Tes tertulis, dianalisis dengan membuat rata-rata nilai tes formatif yang
kemudian
dibuat
presentasenya.
Untuk
mengetahui
presentase
ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran IPA, penulis menggunakan
perhitungan sebagai berikut :
Jumlah siswa yang memiliki standar nilai ketuntasan belajar X 100%
Jumlah seluruh siswa
b. Tes Lisan, dianalisis dengan menghitung presentase hasil yang diperoleh
siswa . Dengan perhitungan yaitu :
Jumlah nilai yang diperoleh siswa X 100%
Jumlah nilai maksimal
2. Penilaian Performence, dengan mengkategorikan nilai yang diperoleh siswa
dalam klasifikasi baik sekali, baik, cukup dan kurang. Kemudian dihiting
presentasenya dengan perhitungan sebagai berikut :
27
Jumlah nilai yang diperoleh siswa X 100%
Jumlah nilai maksimal
Keterangan :
Baik Sekali
:4
Baik
:3
Cukup
:2
Kurang
:1
DAFTAR PUSTAKA
Adriana.SI,(2007).Penerapan Teori Belajar IPA dan Penalaran siswa. Surabaya
Intelectual Club.
Arsyad.A.(2007). Media Pembelajaran.Jakarta.PT Rajagrafindo
persad
Darmodjo.H.1991.Pendidikan IPA II.Jakarta.Departemen Pendidikan
Kebudayaan.
dan
Dimyati.&MudjionoDrs.(1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta.Rineka
Cipta..
Fathurrohmah.P&Sutikno.M.S.(2007).Strategi Belajar Mengajar.Bandung.Refika
Aditama.
Harjanto.(2006).Perencanaan Pengajaran.Jakarta.Rineka Cipta.
Iskandar..M.S(1996).Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta.Departemen
Pendidikan
dan Kebudayaan.
Iskandar..M.S(1996).Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam.Jakarta.Departemen
Pendidikan
dan Kebudayaan.
Kasbolah.K.(1998). Penelitian Tindakan Kelas
Dirjen Dikti.
Kamus
(PTK).Jakarta.Depdikbud
Besar
Bahasa
Indonesia.(2007).Departemen
Nasional.Jakarta.Balai Pustaka.
Mudjiono&Dimyati.(1992).Strategi
Belajar
Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pendidikan
Mengajar.Jakarta.Departemen
Mulyati.Dr.M.Pd.(2005).PsikologiBelajar.Yogyakarta.PenerbitAndi.
Mudjiono&Dimyati.(1992).Strategi
Belajar
Pendidikan dan
Kebudayaan..
Mengajar.Jakarta.Departemen
Purwanto.MP.(1998) Psikologi Pendidikan.Bandung.PT Remaja Rosdakarya,.
Reece.C&M.(2000).Biologi.Jakarta.Erlangga.
Surya.Y.(2002) IPA dibuat Asyik,PT Armadetta Selaras
Ulfa ,M.S(2007) Penerapan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran
Sekolah Dasar, Surabaya:Surabaya Intelektual Cl
IPA di
2
Wardani.(2004).Penelitian
Universitas Terbuka.
Tindakan
Kelas.Jakarta.Pusat
http//id.wikipedia.org/wiki/tubuh/17/01/2009
http//www.bappenas.go.id/pesisir/document/17/01/2009.
Penerbitan
Download