Karena prestasi kerja Individu

advertisement
Upah/gaji pekerja dan karyawan bisa maju (naik)
melalui beberapa jalur atau cara. Di lingkungan perusahaan
swasta, terutama perusahaan yang besar yang telah
menerapkan manajemen sumber daya manusia yang lebih
canggih, biasanya terdapat beberapa cara untuk menyelesaikan
upah dan gaji pekerja dan karyawan tergantung dari strategi
dan kebijakan yang mereka terapkan. Yang paling umum
terjadi adalah 2 *dua) cara yaitu ”Kenaikan Bersifat Umum”
(general salery increase), dan “Kenaikan Perseorangan”
(individual increase).
Istilah kenaikan gaji yang bersifat umum yang biasa
digunakan di perusahaan besar terutama
perusahaan
internasional adalah ” general salery increase” . Kenaikan ini
berlaku atau diberikan untuk semua karyawan dari semua
tingkatan, maka disebut ”Kenaikan Umum” atau Across the
Board Increase”. Dasar (alasan) dari kenaikan umum biasa
salah satu dari hal berikut:
1. kemauan perusahaan sendiri
2. Musyawarah
3. Kebiasaan
4. ketentuan pemerintah
Karena kemauan perusahaan sendiri
Yang dimaksud adalah kenaikan umum karena
kebijakan/kemauan perusahaan sendiri tanpa diminta atau
dipaksa. Hal ini dapat dilakukan oleh perusahaan yang secara
finansial mampu dan melihat bahwa hasil survei atau
penelitian yang mereka lakukan ternyata tingkat upah/gaji
mereka berbeda di bawah ”pasaran”. Dalam kasus ini besarnya
kenaikan sangat tergantung pada kemauan dan keputusan
perusahaan.
Karena kemauan perusahaan sendiri
Yang dimaksud adalah kenaikan umum karena kebijakan/kemauan
perusahaan sendiri tanpa diminta atau dipaksa. Hal ini dapat dilakukan oleh
perusahaan yang secara finansial mampu dan melihat bahwa hasil survei atau
penelitian yang mereka lakukan ternyata tingkat upah/gaji mereka berbeda di
bawah ”pasaran”. Dalam kasus ini besarnya kenaikan sangat tergantung pada
kemauan dan keputusan perusahaan.
Karena musyawarah
Yang dimaksud adalah kenaikan umum sebagai hasil atau
kesepakatan yang dicapai dari musyawarah antara pimpinan perusahaan dan
organisasi pekerja. Misalnya, yang dilakukan setahun sekali atau pada waktu
memperbaharui KKB. Dalam kasus ini, besarnya kenaikan tergantung dari hasil
musyawarah atau negosiasi antara organisasi pekerja dan pimpinan
perusahaan.
Karena kebiasaan
Yang dimaksud adalah kenaikan umum karena
kebiasaan yang sudah tercantum dalam Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB). Banyak perusahaan yang sudah mengikat dari
dalam kesepaklatan yang mewajibkan perusahaan untuk
melakukan penyelesaian upah/gaji yang biasanya dilakukan
secara priodik pada waktu yang ditetapkan. Dalam kasus
patokan tertentu yang dianggap dapat diterima, yaitu Indek
harga Konsumen (IHK) yang merupakan indikator tingkat
inflasi di Indonesia. Pelaksanaannya bervariasi. Ada yang
melakukannya secara rutin setahun sekali, misalnya setiap
tanggal 1 April, tetapi ada pula yang melakukannya dua tahun
sekali, misalnya setiap awal tahun Januari dan Juli.
Karena ketentuan pemerintah
Yang dimaksud adalah kenaikan umum karena ada ketentuan
pemerintah misalnya tentang Upah Minimum Regional (UMR) atau
UMSR. Bila tingkat upah perusahaan yang rendah berada di bawah
UMR/UMSR, perusahaan harus menaikannya. Dalam kasus ini
besarnya kenaikan minimal adalah besarnya selisih antara upah
terendah perusahaan sekarang dan besarnya UMR/UMP/UMSR.
Perli di catat bahwa setiap kali perusahaan memberikan
kenaikan upah/gaji umum, ”Patokan Gaji/Upah” yang berbentuk apa
pun yang pada saat kenaikan digunakan oleh perusahaan sebagai
panduan harus segera di-update atau disesuaikan. Yang dimaksud
adalah menaikkan angka-angka patokan gaji/upah tersebut dengan
presentase besarnya kenaikan umum yang diberikan. Apabila ini tidak
dilakukan, gaji/upah real karyawan akan melampaui patokan
gaji//upah tersebut, sehingga patokan itu menjadi tidak berguna lagi.
Dasar dari kenaikan upah/gaji perseorangan dalam perusahaan
biasanya adalah karena:
1. prestasi kerja
2. Promosi
3. masa kerja
Karena prestasi kerja Individu
Kenaikan gaji perorangan karena prestasi kerja juga bisa
disebut kenaikan berdasarkan Merit. Kenaikan berdasarkan merit
inibiasanya diberikan sebagai penghargaan atau hadiah untuk prestasi
kerja dan ”hal-hal baik” lainnya yang ditempelkan pada seorang
karyawan. Pemberian kenaikan gaji atas dasar prestasi kerja ini cukup
sukar pelaksanaannya karena memerlukan dukungan cara pengukuran
prestasi kerja yang dianggap objektif dan selama inifaktor budaya
cukup sukar diterapkan di perusahaan di Indonesia.
Karena promosi
Kenaikan gaji/upah perseorangan ini tentunya
diberikan kepada seorang karyawan yang dinaikan pangkatnya
(dipromosikan) sehingga ia menanggung beban kerja tanggung
jawab yang lebih besar. Kenaikan ini bisa juga karena kemajuan
dalam senioritas (seniority progression) yang biasanya berlaku
untuk tenaga propesional (di departemen pemerintahaan
biasanya disebut jabatan ”fungsional”) yang tidak menduduki
jabatan”struktural”.
Karena masa kerja
Kenaikan jenis ini biasanya dilaksanakanoleh perusahaan
yang bersedia mengakomodir keinginan (tuntutan) pekerja agar masa
kerja dihitungkan dalam menentukan ”kemajuan” upah pekerja.
Dengan kata lain, mereka yang mempunyai masa kerja yang lebih
lama seyogianyamempunyai upah yang lebih besar dari pada mereka
yang masa kerjanya lebih sedikit. Kebiasaan ini banyak dituntut oleh
pekerja Indonesia karena mencontoh kebiasaan yang diterapkan oleh
pemerintah untuk PNS dan TNI/Polisi yang dulu mempunyai
kebiasaan memberikan kenaikan berkala otomatis sebagai
penghargaan untuk masa kerja. Kebiasaan ini sebenarnya justru tidak
sejalan dengan jiwa dari Konvensi ILO no.100 tentang Equal
Remuneranon for Equal Job” yang disebut gembira oleh kaum pekerja.
Konvensi ini menetapkan bahwa selama ”bobot” dan ”nilai” dua atau
lebih pekerjaan sama, besarnya upah harus sama dan masa kerja tidak
menjadi pertimbangan sama sekali.
Keuntungan kenaikan gaji atau upahyang bersifat umum adalah
sebagai berikut:
1. Pekerja mendapat kaminan bahwa daya belinya akan terpelihara
dan tidak perlu mengajukan permintaan atau tuntutan, apabila
tertekan
2. Karena kepastian tersebut, tidak akan menjadi ketegangan dalam
hubungan antara pengusaha/pimpinan perusahaan dan
pekerja/organisasi pekerja, dan waktu produktif tidak terbuang
percuma untuk negosiasi yang tidak perlu!
3. Perusahaan dengan mudah memperhitungkan besarnmya
kenaikan upah yang perlu diberikan dan memasukannya dalam
anggaran tahunan perusahaan.
Banyak pimpinan perusahaan dan para pakar manajemen sumber daya
manusia yang berpendapat bahwa kebiasaan tersebut dalam jangka
panjang akan melemahkan posisi kompetitif perusahaan. Alasannya
adalah sebagai berikut:
1. Kenaikan upah umum yang diberikan secara rutin akan
mengakibatkan bahwa kenaikan biaya personel akan meningkat
lebih
2. pesat daripada kenaikan produktivitas. Dalam jangka panjang hal
ini akan menjadi beban berat untuk perusahaan yang biasanya
akan mendorong perusahaan mengambil tindakan-tindakan
efisensi seperti rasionalisasi dan penggunaan teknologi tinggi.
3. Kebiasaan kenaikan tersebut akan dianggap menjadi ”hak” oleh
pekerja dan tetap harus diberikan oleh perusahaan bagaimanapun
kondisi perusahaan.
4. Dalam kondisi ekonomi dilanda inflasi tinggi perusahaan yang
mempunyai kebiasaan ini akan dilanda kesulitan.
Dalam situasi krisis seperti sekarang yang di Indonesia sudah
berjalan dua tahun lebih, para manajer dan direktur Sumber
Daya Manusia dituntut untuk semangat kreatif dan inovatif
untuk mencari trobosan. Mereka harus menemukan cara yang
tidak enyimpang dari ketentuan normatif, wajar/layak, dan
dapat menyelamatkan perusahaan.
Sejumlah kiat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pemberian Gaji/Upah Ekstra Berbentuk Lump-Sum
2. Pemberian Sembako Cuma-Cuma
3. Pemberian Saham Perusahaan Secara Cuma-Cuma
Download