1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam menghadapi era globalisasi, banyak tantangan yang harus dihadapi
oleh perbankan dalam rangka memenangkan persaingan. Bisnis perbankan
merupakan bisnis kepercayaan sehingga faktor keamanan bagi nasabah dalam
menyimpan dananya di bank merupakan hal yang utama dan faktor ini menjadi
andalan utama bagi Bank Syariah Mandiri dalam bersaing dengan bank
konvensional. Dalam rangka mencapai visi dan misi, perusahaan menetapkan
beberapa tujuan yang diselaraskan bagi stakeholders antara lain dengan cara
memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik serta memberikan nilai tambah
kepada nasabah demi terpeliharanya hubungan kemitraan dengan nasabah secara
berkesinambungan. Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perbankan
dapat mendorong terciptanya keberhasilan bisnis perbankan pada saat ini maupun
yang akan datang. Dengan persaingan bisnis perbankan nasional yang ketat saat ini,
salah satu bank di Jakarta yaitu Bank Syariah Mandiri sedang berbenah untuk
memperbaiki segala kekurangan, baik dari sumber daya manusia, teknologi, dan
pelayanannya. Peningkatan persaingan dapat dilihat dari kemunculan sejumlah bank
asing seperti Commonwealth Bank, HSBC, OCBC di wilayah Indonesia (Info Bank,
2010).
Untuk dapat bersaing dengan industri yang sejenis lainnya, perusahaan harus
mempunyai keunggulan kompetitif yang sangat sulit ditiru, yang salah satunya dapat
diperoleh dari karyawan yang produktif, inovatif, kreatif dan selalu bersemangat juga
loyal. Apabila dipenuhi kriteria seperti itu, diperlukan penerapan konsep dan teknik
manajemen sumber daya manusia yang tepat dengan lingkungan kerja yang
mendukung. Menurut Zenith Bank (dalam Ndule, 2012) lingkungan yang terus
berubah di dunia bisnis merupakan kesulitan besar untuk mempertahankan posisi
organisasi serta mengenali keterampilan karyawan. Tingginya pertumbuhan
perbankan saat ini membutuhkan dukungan tenaga sumber daya manusia yang
profesional, karena manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan
menentukan dalam arah dan perubahan suatu organisasi.
1
2
Murti et al (2013) misalnya, mengatakan bahwa “sumber daya manusia
memegang peran yang sangat penting, karena sumber daya manusia dipandang
sebagai faktor pendorong yang utama dalam menentukan keberhasilan suatu
perusahaan”. Lebih lanjut Ndule (2012) menyatakan bahwa hal paling penting di
antara pilihan respon terhadap dinamika lingkungan adalah fokus pada
pengembangan organisasi dan peningkatan sumber daya manusia. Dalam
mengartikan ini maka istilah pengembangan akan mencakup pengertian pelatihan
dan pendidikan sebagai sarana untuk meningkatkan ketrampilan, pengetahuan dan
keahlian karyawan. Oleh karena itu diperlukan program pengembangan sumber daya
manusia yang bertujuan untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja karyawan
dalam pelaksanaan dan pencapaian sasaran program-program kerja yang telah
ditetapkan. Perbaikan efektivitas dan efisiensi melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan karyawan dapat dilakukan melalui program pendidikan dan latihan,
sedangkan pada sisi lain peningkatan sikap karyawan terhadap pekerjaan serta tugastugasnya dapat dilakukan dengan usaha memotivasi para karyawan (Setiana et al,
2009).
Program pendidikan dan pelatihan (diklat) merupakan salah satu kegiatan
sumber daya manusia yang paling penting dalam menghadapi berbagai tantangan
perusahaan, baik di masa yang sekarang maupun yang akan datang (Andri, 2011).
Program pendidikan dan pelatihan yang efektif bermula dari mengenali kebutuhan
yang dapat dilakukan melalui suatu evaluasi atau analisis terhadap pencapaian
sasaran dan tujuan organisasi kerja yang mengidentifikasi adanya penurunan atau
keadaan produktifitas pegawai dengan prestasi kerja dibawah standar yang
ditetapkan (Sunarto, 2012). Melalui pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan
diharapkan karyawan akan semakin mampu memahami dan melaksanakan fungsinya
dalam organisasi. Disamping itu juga diharapkan pula adanya perbaikan atau
pengembangan sikap, tingkah laku, pengetahuan serta keterampilan dari para pelaku
organisasi agar tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini berarti adanya peningkatan
kualifikasi karyawan, mendapatkan posisi dan tanggung jawab yang lebih besar pada
perusahaan tersebut.
Menurut Prabu (2005, dalam Murti et al, 2013) karyawan dalam suatu
perusahaan dapat dimotivasi dengan memberikan apa yang menjadi kebutuhan dan
keinginannya. Pemberian motivasi kerja dapat menjadi sulit karena apa yang
dianggap penting bagi seseorang belum tentu penting bagi orang lain.
3
Pada dasarnya faktor-faktor motivasi dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (karakteristik pribadi) dalam
motivasi meliputi kebutuhan, keinginan dan harapan yang terdapat di dalam pribadi.
Faktor eksternal (karakteristik perusahaan) terdiri dari lingkungan kerja, gaji, kondisi
kerja, dan kebijaksanaan perusahaan, dan hubungan kerja seperti penghargaan,
kenaikan pangkat, dan tanggung jawab (Murti et al, 2013). Pada dasarnya
keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya merupakan akumulasi dari
keberhasilan unit-unit yang terdapat didalamnya dimana keberhasilan unit-unit
tersebut merupakan akumulasi dari keberhasilan semua individu yang bekerja di
dalamnya. Dengan kata lain kinerja organisasi merupakan akumulasi kinerja individu
karyawan sehingga upaya peningkatan kinerja organisasi adalah melalui peningkatan
kinerja individu karyawan (Setiana et al, 2009).
Karyawan Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu aset yang memegang
peranan penting dalam keberhasilan Bank Syariah Mandiri menjadi Lembaga
Keuangan Bank yang lebih baik. Karena dengan karyawan tersebut, kegiatan
perusahaan dapat terlaksana dengan baik, karena itu kinerjanya dituntut untuk lebih
profesional guna meraih prestasi dalam bekerja. Dalam upaya pencapaian kinerja
tersebut tidak semudah yang dibayangkan dimana proses dan kendala dalam
pencapaian tersebut dipengaruhi berbagai faktor. Karyawan berperan penting dalam
merealisasikan target laba usaha yang direncanakan perusahaan. Pada Tabel 1.1
dapat dilihat selisih realisasi dengan target laba usaha pada Bank Syariah Mandiri,
Jakarta dari tahun 2012 sampai tahun 2013.
Tabel 1.1 Selisih Realisasi dengan Target Laba Usaha pada Bank Syariah Mandiri,
Jakarta.
Tahun
2012
2013
Target Laba
Realisasi Laba
Selisisih Realisasi
Usaha (dalam
Usaha (dalam
dengan Target Laba
Usaha (dalam Rp)
Rp)
Rp)
1,119 miliar
898 juta
1 miliar
1,2 miliar
119 juta
-302 juta
Sumber : Bank Syariah Mandiri, Jakarta
Adapun juga tingkat ketidakhadiran karyawan pada Bank Syariah Mandiri
Jakarta sebagai berikut :
4
Tabel 1.2 Persentase Ketidakhadiran Karyawan Bank Syariah Mandiri Jakarta
Periode Januari – Desember 2013
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Presentase Ketidakhadiran (%)
7,17
6,45
7,18
7,62
7,96
7,45
6,99
6,80
8,34
7,88
8,88
9,45
Sumber : Bank Syariah Mandiri, Jakarta
Tabel 1.1 menunjukkan perbandingan standar kinerja dari perusahan dengan
kinerja yang dicapai karyawan, dimana karyawan mampu memenuhi target laba
usaha pada tahun 2012, sedangkan di tahun terakhir yaitu tahun 2013 karyawan tidak
mampu merealisasikan target laba usaha. Data pada tabel 1.2 diatas menunjukan
persentase ketidakhadiran karyawan selama bulan Januari - Desember 2013. Terlihat
bahwa terjadi fluktuasi, dimana terjadi ketidakhadiran tertinggi pada bulan Desember
yaitu sebesar 9,45%. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya program diklat yang
diberikan perusahaan dan motivasi yang menurun, ketika karyawan tidak hadir atau
sering bolos maka dapat terindikasi adanya masalah yang sedang dihadapi oleh
perusahaan dimana kinerja karyawannya menurun. Dari hasil wawancara pada
manajer HRD Bank Syariah Mandiri Jakarta diketahui diantaranya faktor individu
dimana hubungan antar karyawan kurang terjalin dengan baik, kurangnya kerjasama
sesama karyawan dalam satu bagian, lain bagian maupun dengan atasan,
penyelesaian tugas oleh karyawan tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan,
dan karyawan tidak disiplin atau baik berdasarkan aspek kehadiran kerja maupun
kepatuhan terhadap peraturan jam kerja, sehingga berakibat pada penyelesaian
pekerjaan tidak tepat waktu dan efisiensi waktu terabaikan, serta kurangnya
semangat kerja karyawan dalam menyelesaikan tugas karena merasa kurang puas
terhadap penghargaan yang diterima walaupun kinerjanya baik.
5
Meninjau berbagai hal diatas Bank Syariah Mandiri Jakarta menyadari bahwa
manajemen sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam
kegiatan perbankan dan perbankan menyadari betul bahwa mereka membutuhkan
karyawan-karyawan yang berkualitas untuk mendukung kegiatan operasional
perbankan.
Salah satu cara perbankan meningkatkan kuantitas karyawan-karyawan yang
berkualitas yaitu dengan cara melakukan pendidikan pelatihan secara kontinyu serta
memberikan motivasi terhadap karyawan tersebut agar dapat meningkatkan
kemampuan para karyawannya. Bank Syariah Mandiri telah menyediakan sarana
peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui beragam fasilitas pendidikan dan
pelatihan yang terdiri dari program pelatihan berbasis kompetensi, E-learning,
learning, learning center. Menurut Payaman (2005, p.15) salah satu penentu kinerja
karyawan adalah dukungan kemampuan karyawan, dimana kemampuan karyawan
ini ditentukan oleh 2 (dua) faktor, faktor pertama adalah faktor kemampuan yang
meliputi: kebugaran fisik, pendidikan, pelatihan dan pengalaman, sedangkan faktor
ke-2 (dua) adalah faktor motivasi yang meliputi : sikap dan etos kerja.
Dengan permasalahan dan kondisi yang terdapat pada Bank Syariah Mandiri,
maka peneliti melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Program Pendidikan
Pelatihan dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Bank Syariah Mandiri
Jakarta.
1.2
Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian tersebut, dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh program pendidikan pelatihan terhadap kinerja
karyawan Bank Syariah Mandiri Jakarta?
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Bank Syariah
Mandiri Jakarta?
3. Apakah terdapat pengaruh antara program pendidikan pelatihan dan motivasi
terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Jakarta?
6
1.3
Ruang Lingkup
Dalam pelaksanaan penelitian ini, lingkup penelitian dibatasi karena
keterbatasan waktu penelitian. Adapun jumlah karyawan tetap yang diteliti sebanyak
139 orang sebagai responden di Bank Syariah Mandiri Jakarta. Variabel yang diteliti
meliputi pendidikan pelatihan, motivasi dan kinerja karyawan.
1.4
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh program pendidikan pelatihan terhadap kinerja
karyawan Bank Syariah Mandiri Jakarta.
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi
terhadap kinerja karyawan Bank
Syariah Mandiri Jakarta.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara program pendidikan pelatihan dan
motivasi terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Mandiri Jakarta.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan bidang manajemen sumber
daya manusia pada khususnya dan sebagai referensi bila diadakan penelitian lebih
lanjut khususnya pada pihak yang ingin mempelajari mengenai pengaruh program
pendidikan pelatihan serta motivasi terhadap kinerja karyawan.
Manfaat bagi perusahaan :
•
Agar perusahaan memiliki gambaran tentang analisis pengaruh program
pendidikan pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan.
•
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau masukan kepada
perusahaan dalam mengelola kinerja karyawan melalui program pendidikan
pelatihan dan motivasi kerja karyawan.
•
Agar perusahaan dapat terus bertahan dan berkembang.
Manfaat bagi penulis dan pembaca :
•
Memberikan tambahan wawasan dan informasi mengenai pengetahuan
ataupun perusahaan yang bersangkutan.
•
Memberikan referensi selanjutnya yang berhubungan dengan program
pendidikan pelatihan, motivasi serta kinerja karyawan.
Download