evaluasi kualitatif kampanye politik partai golkar dalam pemilihan

advertisement
EVALUASI KUALITATIF KAMPANYE POLITIK PARTAI
GOLKAR DALAM PEMILIHAN UMUM CALON
LEGISLATIF KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Ilmu Jurnalistik
Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh:
BOBBY WIBAWA PRASETYA
NIM. 091685
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Barang siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, maka
ALLAH memudahkan baginya jalan menuju surga.
(HR. Muslim : 2699)
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Kedua Orang Tuaku, Teruntuk Mamahku Tersayang yang sangat luar
biasa. Terimakasih untuk doa dan kasih sayang tak kan pernah
terbayarkan
ABSTRAK
BOBBY WIBAWA PRASETYA. NIM. 6662091685. SKRIPSI. EVALUASI
KUALITATIF KAMPANYE POLITIK PARTAI GOLKAR DALAM PEMILIHAN
UMUM CALON LEGISLATIF KABUPATEN LEBAK TAHUN 2014.
PEMBIMBING I : MIA DWIANNA W, S.SOS., M.I.KOM DAN PEMBIMBING 2 :
YOKI YUSANTO, S.SOS., M.I.KOM
Partai Golkar Kabupaten Lebak menjadi partai peserta pemilu tahun 2014, Partai Golkar
melakukan kampanye politik untuk mencapai perolehan suara yang besar, namun untuk
mencapai target yang diharapkan perlu adanya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti
tentang kampanye politik Partai Golkar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi
kampanye politik Partai Golkar, apakah dalam melakukan kampanye Partai Golkar sudah
mengikuti cetak biru kampanye, bagaimana realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar,
serta bagaimana kinerja pelaksanaan selama proses kampanye. Penelitian ini
menggunakan model Nowak dan Warneryd yang dijelaskan oleh McQuail dan Windahl
(1993). Model ini merupakan model tradisional kampanye. Pada model ini proses
kampanye dimulai dari tujuan yang hendak dicapai dan diakhiri dengan efek yang
diinginkan. Model ini terdapat elemen kampanye yaitu efek yang diharapkan, persaingan
komunikasi, objek komunikasi, populasi target dan kelompok penerima, saluran, pesan,
komunikator dan efek yang dicapai. Fokus penelitian ini pada DPD Partai Golongan
Karya Kabupaten Lebak. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dan teknik penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan
data adalah dengan melakukan wawancara bertahap, observasi, foto, kepustakaan
literature. Hasil dan kesimpulan penelitian ini bahwa dalam hasil yang dicapai Partai
Golkar sangat baik karena ada unsur-unsur pokok kampanye seperti perekrutan dan
pelatihan personel kampanye, mengontruksi pesan, menyeleksi penyampaian pesan
kampanye, dan menyeleksi saluran kampanye. Serta didukung oleh elemen-elemen dari
model kampanye Nowak dan Warneryd maka hasilnya akan memenuhi tujuan Partai
Golkar. Saran untuk Partai Golkar Evaluasi kampanye mampu meningkatkan dan
memaksimalkan hasil yang dicapai oleh sebuah partai politik. Partai Golkar Kabupaten
Lebak diharapkan tidak cepat merasa puas dengan hasil yang dicapai, apalagi pemilihan
umum kali ini tujuan dari Partai Golkar sangatlah jauh dari yang diharapkan. Partai
Golkar Kabupaten Lebak harus bahu-membahu untuk mengembalikan citra politik partai
di masyarakat dari semua elemen di partai.
i
ABSTRACT
BOBBY WIBAWA PRASETYA. NIM. 6662091685. THESIS. EVALUATION
QUALITATIVE A POLITICAL CAMPAIGN PARTAI GOLKAR IN AN
ELECTION OF A CANDIDATE LEGISLATURES DISTRICT LEBAK 2014.
ADVISER I : : MIA DWIANNA W, S.SOS., M.I.KOM AND ADVISER II : YOKI
YUSANTO, S.SOS., M.I.KOM
Partai Golkar Kabupaten Lebak be a participanting in the general elections 2014, Partai
Golkar do a political campaign to reach it’s a great noise, but to achieve the target
expected need of evaluation conducted by researchers about a political campaign Partai
Golkar .The purpose of this research is to The purpose of this research is to evaluate a
political campaign golkar, whether in conducting campaign golkar has followed
blueprints campaign how the realization of campaign blueprints golkar, and how the
performance of the campaign during the process. The research also use the model Nowak
and Warneryd described by McQuail and Windahl (1993). This model is a traditional
model campaign. On the model of these processes campaign begins to the point of will
achieved and the ends with the desired effect. This model campaign there are elements
that is intended effect, competiting communication, communication object, target
populating and receiving group, the channel, the message,the communicator, and the
obtained effect. The research is focused on DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak. The
research method in this research is qualitative approach anda this technique used
purposive sampling. The technique of collecting data in this research are interview,
observation, pictures, and literature. The results and conclusions of this research that in
achieved results golkar very good because there are basic elements of a campaign as
recruitment and training of personnel campaign constructed a message, select message
dissemination campaign channel and select campaign. Supported by elements of a model
campaign nowak and warneryd then it gives Partai Golkar will accomplishes its intended
purpose. Suggestions to the Partai Golkar campaign be able to improve evaluation and
maximize the results by a political party. Partai Golkar district lebak expected that it will
quickly feel satisfied with the results achieved, Moreover these elections are the purpose
of Partai Golkar be far away from the expected. Partai Golkar district lebak have to
work to restore the image of a political party in society of all elements in the party.
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
rakhmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul “Evaluasi Kualitatif Kampanye Politik Partai Golkar Dalam
Pemilihan Umum Calon Legislatif Kabupaten Lebak Tahun 2014”. Solawat serta
salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW,
beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi dan melengkapi salah
satu syarat menempuh ujian sarjana program S1 (Strata Satu) pada program studi Ilmu
Komunikasi Konsentrasi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang selalu memotivasi dan memberikan
dukungannya kepada peneliti. Penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan hati
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.PD selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa atas kontribusinya sebagai pemimpin di kampus peneliti.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan sebagai
dosen penguji sidang.
4. Ibu Mia Dwiana, S.Sos., M.I.Kom. selaku dosen pembimbing I skripsi dan
dosen penguji sidang, terimakasih karena telah membantu memberikan arahan
serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
iii
5. Bapak Yoki Yusanto, S.Sos., M.IKom. selaku dosen pembimbing II skripsi
sekaligus dosen pembimbing akademik, terima kasih sudah membantu
memberikan arahan serta masukan untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Rahmi Winangsih, Dra., M.Si selaku ketua penguji sidang skripsi
7. Ibu Nina Yuliana, S.Sos, M.Si selaku anggota penguji sidang skripsi
8. Bapak/Ibu Dosen jurusan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan
ilmu kepada penulis. Tak lupa juga untuk para staf dan karyawan jurusan Ilmu
Komunikasi.
9. Inu Ainul Hayat selaku Wakil Sekretaris DPD Partai Golongan Karya
Kabupaten Lebak, yang telah membantu memberikan data yang diperlukan oleh
peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan segalanya baik moril
maupun materil serta doa tulus yang selalu menyertai setiap langkah penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
11. Sahabat Warzien yang selalu menemani (Gladio, Fajrin, Mola, Eggy, Ega, Aan,
Yoga, Kojil, Anwar, Danis, Ucup dan Mbot), terimakasih.
12. Sahabat KOJO yang rela menjalani kebersamaan hampir 5 tahun di kampus
tercinta (Arif, Bayu, Cony, Danang, Dany. Dwi, Fachri, Hamas, Iskandar,Isank,
Jawa, Kori, Niken, Paleo, Piras, Rahmi, Randi, Tiwi dan Yanuar) Sukses Jo.
13. Teman-teman seperjuangan Ilmu Komunikasi 2009 atas segala canda tawa serta
keceriaan. Terimakasih telah memberikan kesan yang sulit dilupakan dalam
hidup peneliti.
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan baik dari segi
kemampuan penyajian maupun pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti dalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan
kesalahan yang ada, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis
iv
untuk memperbaiki kesalahan dan melengkapi kekurangan. Akhirnya, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Serang, Oktober 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK…………………………………………………………….…………………..i
ABSTRACK………………………………………………………………………….…..ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………......................iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………….........................ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………..x
DAFTAR LAMPIRAN……………………….…………………………………………xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..5
1.3 Identifikasi Masalah…………………………………………………………………...5
1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………...6
1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………….6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Politik……………………………………………………………………7
vi
2.2 Evaluasi Kampanye………………………………………………………………….13
2.3 Kampanye Politik…………………………………………………………………….16
2.4 Efek dan Tujuan Kampanye………………………………………………………….19
2.4.1 Jenis dan Tipe Kampanye………………………………………………….20
2.4.2 Media Kampanye Politik…………………………………………………..22
2.5 Strategi dan Teknik dalam Kampanye……………………………………………….23
2.6 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behaviour)…………………………..24
2.6.1 Model Proses Komunikasi Kampanye……………………………………..26
2.7 Kerangka Pemikiran………………………………………………………………….29
2.8 Penelitian Sebelumnya……………………………………………………………….31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian………………………………………………………………..34
3.2 Informan Peneliti…………………………………………………………………….36
3.3 Objek Penelitian……………………………………………………………………...39
3.4 Jenis Data…………………………………………………………………………….39
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………...40
3.6 Analisis Data………………………………………………………………………....43
4.7 Uji Validitas………………………………………………………………………….45
4.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian………………………………………………………...47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………………………………………………..51
4.1.1 Partai Golkar……………………………………………………………….51
vii
4.1.2 Paradigma Partai Golkar…………………………………………………...52
4.1.3 Visi Partai Golkar………………………………………………………….54
4.1.4 Misi Partai Golkar………………………………………………………….57
4.2 Deskripsi Informan…………………………………………………………………..58
4.2.1 Informan Kunci…………………………………………………………….59
4.2.2 Informan Pendukung……………………………………………………….61
4.3 Hasil Penelitian dan Pembahasan……………………………………………………61
4.3.1 Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya…………………………….66
4.3.2 Realisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya………………….84
4.3.3 Kinerja Pelaksanaan Kampanye Selama Proses Kegiatan Kampanye Partai
Golongan Karya………………………………………………………………….92
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………102
5.2 Saran………………………………………………………………………………..103
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya………………………………………………………...32
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian……………………………………………………………...48
Tabel 4.3.1 Bagan Kategorisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya………...67
Tabel 4.3.2 Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Partai Golkar…….76
Tabel 4.3.3 Bagan Kategorisasi Realisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan
Karya……………………………………………………………………………………..84
Tabel 4.3.4 Bagan Kategorisasi Kinerja Pelaksanaan Kampanye……………………….92
Tabel 4.3.5 Perolehan Suara Partai Golkar………………………………………………94
Tabel 4.3.6 Bagan Perbandingan Evaluasi Kampanye…………………………………101
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 A Model of A Communication Campaign………………….…………..….26
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir………………………………………………….30
Gambar 4.1.1 Logo Partai Golkar……………………………………………………......51
Gambar 4.2.1 Informan 1………………………………………………………………...59
Gambar 4.2.2 Informan 2…………………………………………………………….......60
Gambar 4.3.1 Slogan Partai Golongan Karya 2014……………………………………...91
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 :
Foto Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 2 :
Pedoman Observasi
Lampiran 3 :
Pedoman Wawancara
Lampiran 4 :
Hasil Wawancara
Lampiran 5 :
Struktur Organisasi Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak
Lampiran 6 :
Laporan Akuntan Independen Atas Penerapan Prosedur Disepakati
Dan Audit Kepatuhan
Lampiran 7 :
Perolehan Suara Calon DPRD Legislatif Partai Golongan Karya
Kabupaten Lebak 2014
Lampiran 8 :
Curiculum Vitae
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mengevaluasi kesuksesan sebuah kampanye bukanlah hal yang
mudah. Kebanyakan evaluasi kampanye hanya berupa daftar dari
perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan hasil dari kegiatan yang
dianalisis sehingga menghasilkan beberapa faktor yang menjadi baik
buruknya sebuah kegiatan kampanye.
Proses kampanye tidak selalu mengalir lancar sesuai apa yang
diuraikan dalam cetak biru kampanyenya. Masalah pembatasan waktu dan
anggaran, ego, politik, semuanya dapat mengakibatkan kampanye berjalan
menuju arah yang salah. Panduan dari cetak biru kampanye saja tidak
menghentikan kekeliruan-kekeliruan yang mungkin terjadi. Karenanya,
pengalaman mempraktikan kampanye merupakan hal yang sangat
berharga, terutama pada tahap-tahap awal kampanye
Kampanye sering kali memiliki banyak tujuan. Bukan hanya tujuan
yang dikemukakan kepada publik, seperti meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap sesuatu, tetapi juga tujuan pribadi yang tersembunyi.
Seperti ada calon legislatif yang mengkampanyekan partainya guna dapat
menjadi anggota DPRD dan memikirkan keuntungan tersendiri. Bila
dalam kampanyenya tidak jujur terhadap tujuan dan objektif yang
sebenarnya, paling tidak selama rapat perencanaan kampanye.
2
Untuk mengevaluasi kampanye harus dilakukan dimulai dari
melihat apa saja perencanaan kampanye yang akan dilakukan, apakah
perencanaan kampanye yang dilakukan berjalan dengan baik atau tidak,
bagaimana realisasi dari perencanaan kampanye. Apakah realisasi
kampanye sudah berjalan baik atau tidak, apa saja hasil evaluasi
kampanye.
Partai Golkar sebagai partai besar di Indonesia yang dalam setiap
pemilu selalu masuk dalam peringkat tiga besar suara terbanyak ini
memiliki cetak biru kampanye. Partai Golkar di Indonesia, memiliki
simpatisan yang begitu banyak dan memiliki basis daerah yang begitu
kuat. Pada Pemilu 1999 sebagai Pemilu pertama di era Reformasi dan
diikuti oleh 48 partai politik diantaranya 11 partai berbasis islam,
menghantarkan PDI Perjuangan memperoleh 35.689.073 suara, Golkar
23.741.749 suara, PPP dengan 11.329.905 suara, Partai Kebangkitan
Bangsa dengan 13.336.982 suara, Partai Amanat Nasional dengan
7.528.956 suara, Partai Bulan Bintang dengan 2.049.708 suara, dan Partai
Keadilan Sejahtera dengan 1.436.565 suara. Sedangkan Pemilu 2004
sebagai Pemilu kedua di era Reformasi, pesertanya justru berkurang
dibandingkan Pemilu 1999 menjadi 24 partai politik. Perolehan suara
tertinggi diraih oleh Partai Golkar dengan 24.480.757 suara yang
kemudian diikuti oleh PDI Perjuangan dengan 21.026.629 suara, PKB
dengan 11.989564 suara, PPP dengan 9.248.764 suara, Partai Demokrat
dengan 8.455.225 suara, Patai Keadilan Sejahtera dengan 8.325.020 suara,
3
PAN dengan 7.303.324 suara, PBB dengan 2.907.487 suara, Partai
Bintang Reformasi dengan 2.764.998 suara dan Partai Damai Sejahtera
dengan 2.414.254 suara.
Untuk pemilu 2014 ini, diikuti oleh 12 Partai Politik dan 3 Partai
Lokal Aceh yang ikut serta dalam pemilihan sekarang yaitu Partai
Nasdem, Partai Golkar, PDIP, Partai Demokrat, Partai Keadilan Sosial,
Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai
Gerindra, PAN, Partai Hanura, PBB dan PKP Indonesia serta Partai Damai
Aceh, Partai Nasional Aceh dan Partai Aceh.
Partai Golkar di Kabupaten Lebak memiliki simpatisan yang begitu
banyak dan basis daerah yang begitu kuat. Dalam pemilu 2009, Partai
Golkar Kabupaten Lebak mendapat 9 kursi di DPRD Kabupaten Lebak.
Ini merupakan hasil yang buruk dari sebelumnya yang mendapat 13 kursi
pada masa Ketua Umum Alm H. Tb. Farid Mukim.
Untuk pemilu 2014, menurut H. Mas Yogi Rochmat Abdulirohi
selaku Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak mengatakan bahwa
Partai Golkar Kabupaten Lebak menargetkan suara sekitar 170.000 suara
atau sama dengan 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak. Apakah pada
pemilu 2014, suara yang ditargetkan oleh Partai Golkar Kabupaten Lebak
akan tercapai.
Sebelum dilaksanakannya pemilu 2014, di Kabupaten Lebak
menggelar pemilihan kepala daerah calon bupati dan calon wakil bupati
yang melibatkan dua pasangan calon yaitu Hj. Iti Octavia Jayabaya – H.
4
Ade Sumardi dan Ir. H. Amir Hamzah – H. Kasmin. Partai Golkar
Kabupaten Lebak mengusung pasangan calon Ir. H. Amir Hamzah dan H.
Kasmin selaku Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak.
Dalam prosesnya, pasangan yang diusung oleh Partai Golkar pada
pemungutan suara kalah dari pasangan Hj. Iti Octavia Jayabaya – H. Ade
Sumardi, tetapi tim sukses dari Ir. H. Amir Hamzah – H. Kasmin menilai
adanya kecurangan saat penghitungan suara dan melaporkan kasus ini
KPU Lebak dan Mahkamah Konstitusi. Pelaporan yang dilakukan oleh tim
sukses Partai Golkar ke Mahkamah Konstitusi didukung oleh Ratu Atut
Chosiyah selaku Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten sekaligus
Gubernur Banten.
Adanya kasus suap yang melibatkan nama Partai Golkar dan Ratu
Atut dan melibatkan nama Mahkamah Konstitusi meembuat nama citra
Partai Golkar di Banten khususnya di Kabupaten Lebak menurun.
Bagaimana dengan Partai Golkar dalam menghadapi pemilu 2014 nanti.
Untuk mengetahui bagaimana proses kampanye Partai Golkar pada
pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak 2014, peneliti
mengikuti proses awal kampanye Partai Golkar sampai sesudah
pemungutan suara pemilu calon legislatif.
Melihat alasan-alasan diatas wajar kiranya bila para ahli kampanye
kemudian menempatkan evaluasi sebagai bagian proses kampanye yang
tak terpisahkan, dimulai dari perencanaan yang meliputi analisis situasi
dan
konseptualisasi
desain
kampanye
dilanjutkan
dengan
tahap
5
pelaksanaan yang merupakan penerapan dan enyesuaian dari rancangan
yang telah dibuat, kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan
untuk menilai kefektifan kampanye.
Dari latar belakang diatas, maka penulis ingin mengetahui dan
mengevaluasi kampanye politik Partai Golkar dengan melakukan
penelitian dengan judul, “Evaluasi Kualitatif Terhadap Kampanye
Politik Partai Golkar Dalam Pemilihan Umum Calon Legislatif
Kabupaten Lebak Tahun 2014”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
diatas,
maka
peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana evaluasi kualitatif terhadap kampanye politik Partai
Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak
tahun 2014 ?
1.3 Identifikasi Masalah
Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cetak biru kampanye ?
2. Bagaimana realisasi cetak biru kampanye ?
3. Bagaimana kinerja pelaksanaan kampanye selama proses
kegiatan kampanye ?
6
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk :
1. Untuk menjelaskan cetak biru kampanye.
2. Untuk menjelaskan realisasi cetak biru kampanye.
3. Untuk menjelaskan kinerja atau pelaksanaan kampanye selama
proses kegiatan kampanye.
1.5 Manfaat Penelitian
Didalam melakukan penelitian ini, penulis mengharapkan ada
manfaat/kegunaan yang dapat diambil baik bagi diri penulis sendiri
maupun bagi masyarakat pada umumnya. Manfaat/kegunaan penelitian ini
dibedakan kedalam dua bentuk, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan
memperkaya
khazanah
pengetahuan
dibidang
komunikasi,
khusunya kajian tentang komunikasi politik.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang
kegiatan kampanye politik, khusunya kegiatan kampanye politik
Partai Golkar dalam Pemilihan Umum calon legislatif Kabupaten
Lebak tahun 2014 secara langsung.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Politik
Komunikasi merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan
dalam keseharian manusia dalam berbagai bidang. Di dalam setiap realitas
kehidupan politik pasti terjadi komunikasi. Komunikasi tidak hanya tampil
dalam bentuk aksi-aksi protes menuntut hak yang terampas maupun
menyuarakan aspirasi tetapi kehidupan politik meniscayakan adanya rapat,
pidato, kampanye, kontrak antar lembaga, siding dalam parlemen,
perundingan atau negosisasi.
Secara
etismologis
Komunikasi
berasal
dari bahasa latin
communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Untuk
pengertian secara definitif komunikasi dinyatakan oleh Carl I. Hoveland
sebagai berikut: “Communication is the process by which an individual
transmit stimuli (usually verbal symbols) to modify the behaviour of
another individuals.” (Komunikasi adalah sebuah proses dimana seorang
individu mengirim atau mentransfer stimulan (yang biasanya berupa
lambing-lambang verbal) – untuk mengubah prilaku individu lain).
Menurut Littlejohn didalam komunikasi terdapat level atau
tingkatan komunikasi yakni Komunikasi Antar Personal, Komunikasi
Kelompok, Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Massa.
8
Komunikasi Antar Personal adalah komunikasi yang melibatkan
antar sesame orang atau individu dan biasanya face to face. Komunikasi
Kelompok adalah komunikasi atau hubungan antar individu didalam
kelompok kecil, dan biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan.
Komunikasi Organisasi lebih kompleks lagi, karena hubungannya tidak
hanya melibatkan antar individu akan tetapi antara individu dan kelompokkelompok. Sedangkan Komunikasi Massa adalah komunikasi yang
melibatkan ranah publik, dan memuat banyak hubungan, yakni hubungan
antarpersonal, kelompok, dan organisasi.1
Harold D. Laswell menyatakan bahwa cara terbaik untuk
menerangkan proses komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan: Who
Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect (Siapa
Mengatak Apa, Melalui Siaran, Kepada Siapa, dan Dengan Efek Apa).
Jawaban dari pertanyaan tersebut menunjukan bahwa komunikasi meliputi
lima unsur sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan, yakni:

Komunikator (communicator, source, sender)

Pesan (Message)

Media (channel, media)

Komunikan
(communicant,
communicare,
receiver,
recipient)

1
Efek (effect, impact, influence)
Littlejohn, Stephen W. 1998. Theories of Communication. USA : Wardworths Publishing
Company, hal. 17
9
Lebih
lanjut
lagi
Lasswell
mengemukakan
bahwa fungsi
komunikasi meliputi 3 hal, yaitu:
1. The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan).
Fungsi
ini
merupakan
kegiatan
mengumpulkan
dan
menyebarkan informasi mengenai peristiwa dalam suatu
lingkungan, seperti penggarapan dan penyampaian berita.
2. The correlation of the parts of society in responding to the
environment (korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat
ketika menanggapi lingkungan). Fungsi ini merupakan kegiatan
interpretasi terhadap informasi mengenai peristiwa-peristiwa
yang terjadi di lingkungan, seperti propaganda-propaganda dan
tajuk rencana.
3. The transmission of the social heritage from one generation to
the next (transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke
generasi
yang
lain).
Fungsi
ini
merupakan
kegiatan
pengkomunikasikan informasi, nilai, dan norma sosial dari
generasi yang satu ke generasi yang lain atau dari anggota
kelompok
kepada
pendatang
baru,
seperti
kegiatan
pendidikan/pembelajaran.2
Source-Message-Channel-Receiver Theory. SMCR merupakan
singkatan dari Source (sumber) – Message (pesan) – Channel
(saluran/media) – Receiver (penerima). Pada rumus S-M-C-R, khusus
2
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya
Bakti, hal. 253.
10
mengenai C (channel) yang berarti saluran atau media dua pengertian,
yakni primer dan sekunder. Saluran primer adalah media yang merupakan
lambang, misalnya bahasa, gambar atau warna yang digunakan dalam
komunikasi tatap muka (face to face communication), sedangkan saluran
sekunder adalah media berwujud, baik media massa misalnya surat kabar,
televisi atau radio, maupun media non massa misalnya surat telepon atau
poster.
Untuk masyarakat perkotaan atau kelas menengah keatas,
komunikasi melalui media massa sangat efektif karena pola hidup mereka
yang sibuk tidak member mereka peluang untuk melakukan komunikasi
langsung dengan orang lain. Apalagi kalau mereka tidak mempunyai
kepentingan langsung dengan komunikator. Bagi mereka, media massa
cetak dan elektronik merupakan cara yang paling efektif
untuk
mengetahui dan menyampaikan umpan balik setiap pesan politik yang ada.
Sementara itu untuk masyarakat pedesaan, apalagi masyarakat
pedalaman yang secara literial tidak mempunyai tradisi membaca, pesan
politik hanya bias disampaikan oleh sistem komunikasi tradisional. Dalam
konteks ini, komunikasi yang paling efektif adalah dengan menggunakan
sistem komunikasi lokal yang sesuai dengan budaya masyarakat.
Pendekatan-pendekatan interpersonal dengan tokoh-tokoh lokal yang
11
menjadi pengatur lalu
lintas opini menjadi kunci keberhasilan dalam
sistem komunikasi tradisional ini.3
Menurut McQuail (1992: 472-243) mengatakan bahwa “Political
Communication all processes of information (including facts, opinions,
beliefs, etc) transmission, exchange and search angaged in by participants
in the course of institutionalized political activities” (Komunikasi Politik
adalah semua proses penyampaian informasi, termasuk fakta, pendapat,
keyakinan-keyakinan dan seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu
semua yang dilakukan oleh para partisipan dalam konteks kegiatan politik
yang lebih bersifat melembaga).4
“Political Communication is a sub-field of political science and
communication that deals with productions dissemination, procession and
effects of information, both through media and interpersonally, within a
political context. This includes the study of the media, the analysis of
speeches by politicians and those that are trying to influence the political
process, and formal and informal conversations among members of the
public, among other aspects.”
Sedangkan
pengertian
komunikasi
politik
menurut
Lord
Windlesham seperti yang dikutip oleh Dan Nimmo adalah sebagai berikut:
“Political communication is the deliberate of a political message
by a sender to a receive behave in a way might not oyherwise have done.”
3
M. Rizwan Haji Ali. 2007. Strategi Politik Memenangkan Pilkada Damai, Tulisan opini didalam
www.acehinstitute.org.
4
Parwito. 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta:
Jalasutra, hal. 2.
12
(Komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara
sengaja dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan
untuk membuat komunikan berprilaku tertentu).
Jadi yang menjadi inti permasalahan dan pembahasan pada
komunikasi politik adalah isi pesan dan tujuannya. Dari definisi tentang
komunikasi politik diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
komunikasi politik, maka politik adalah isi pesan dan atau tujuan dari
sebuah komunikasi politik.
Dalam studi komunikasi politik terdapat tiga elemen penting yang
saling berhubungan erat dalam menciptakan proses komunikasi politik.
Pertama adalah organisasi poliitik seperti partai politik, organisasi
masyarakat, kelompok penekan, organisasi ‘peneror’ dan pemerintah.
Sedang yang kedua adalah media dan ketiga adalah warga Negara.
Didalam kehidupan-kehidupan berdemokrasi, maka kegiatan komunikasi
politik sangat lazim dilakukan, terlebih lagi ketika memasuki proses
menjelang pemilu maupun pilkada. Pada saat proses tersebut berlangsung,
maka aktivitas komunikasi politik terlihat dimana-mana dan sangat tinggi
sekali intensitasnya.
Didalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan
transparan, maka setiap kontestan membutuhkan sesuatu metode yang
dapat memfasilitasi mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan
politik, isu politik, ideoligi partai, karakteristik pemimpin dan program
kerja partai kepada masyarakat. Dengan metode dan strategi yang tepat
13
maka diharapkan segala sesuatu yang menjadi cita-cita dan harapan partai
politik dapat tercapai.
Jadi untuk dapat memenangkan sebuah pemilihan kepala daerah
(Pilkada) maka pendekatan dan komunikasi politik harus dijalankan secara
optimal oleh para kontestan. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk
mengidentifikasi besaran (size) pendukungnya, massa mengambang dan
pendukung kontestan lainnya.
2.2 Evaluasi Kampanye
Evaluasi kampanye diartikan sebagai upaya sistematis untuk
menilai berbagai aspek yang berkaitan dengan proses pelaksanaan dan
pencapaian tujuan kampanye. Dari definisi tersebut dapat diperoleh
gambaran bahwa evaluasi kampanye tidak hanya dilakukan pada saat
kampanye telah berakhir, namun juga ketika kampanye tersebut masih
berlangsung. Definisi tersebut juga menunjukkan adanya dua aspek pokok
yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi yakni bagaimana
kampanye dilaksanakan dan apa hasil yang dicapai sebagai konsekuensi
pelaksanaan program tersebut.5
Membuat perencanaan yang matang sebenarnya bukan sesuatu
yang sulit. Tim perencana kampanye dapat merumuskan perencanaan
berdasarkan lima pertanyaan sederhana yaitu : apa yang ingin dicapai?
5
Ibid, hal. 210
14
Siapa yang akan menjadi sasaran? Pesan apa yang akan disampaikan?
Bagaimana mengevaluasinya?.6
Terkait dengan proses pelaksanaan, terdapat dua hal yang menjadi
fokus perhatian yakni bagaimana cetak biru kampanye direalisasikan dari
waktu ke waktu serta bagaimana kinerja pelaksanaan kampanye selama
proses kegiatan tersebut berlangsung. Secara singkat penilaian terhadap
proses implementasi rancangan kampanye dapat dilakukan dengan
menganalisis catatan harian kampanye yang berisis berbagai data dan fakta
sebagai hasil proses pemantauan (monitoring), pengamatan dilapangan dan
wawancara yang dilakukan untuk mendapat umpan balik. Hasil dari
evaluasi proses ini harus didapatkan saat itu juga karena akan digunakan
untuk proses kampanye selanjutnya. Jika permasalahan muncul dalam
kampanye yang sedang berlangsung maka harus dapat diselesaikan dan
dicari solusinya saat itu juga agar kampanye tidak berujung pada
kegagalan. Disini terlihat bahwa evaluasi ini hampir tidak berbeda dengan
kegiatan pemantauan pada tahap pelaksanaan. Kenyataannya memang
demikian adanya.
Pada evaluasi proses pelaksanaan kampanye juga dilakukan
penilaian terhadap kinerja pelaksanaan kampanye baik pada tataran
individuala maupun kolektif (tim kerja). Unsur-unsur penilaian tersebut
dapat didasarkan pada rincian dan kelengkapan rencana kerja yang dibuat,
pemenuhan target kerja, kualitas pekerjaan, ketepatan waktu penyelesaian,
6
Ibid, hal. 145
15
kemampuan mencari alternatif pemecahan saat menghadapi masalah atau
bisa juga dikombinasikan dari semua itu.
Berkaitan dengan aspek pencapaian tujuan kampanye, beberapa hal
yang menjadi pusat perhatian adalah perubahan kesadaran, sikap dan
perilaku publik sesuai tujuan yang telah ditentukan, pemenuhan fungsi
media dan evaluasi efisiensi biaya.
Menurut Gregory (2000) pakar kampanye inggris, mengemukakan
lima alasan penting lainnya mengapa evaluasi perlu dilaksanakan.
Pertama, evaluasi dapat memfokuskan usaha yang dilakukan. Jika Anda
tahu bahwa Anda akan dinilai berdasarkan kriteria tertentu maka Anda
akan memfokuskan usaha Anda pada hal-hal yang menjadi prioritas
pencapaian tujuan. Kedua, evaluasi menunjukkan keefektifan pelaksana
kampanye dalam merancang dan mengimplementasikan programnya. Bila
dalam suatu program kampanye Anda berhasil menunjukkan keefektifan
kerja, maka itu akan meningkatkan kredibilitas Anda sebagai pelaksana
kampanye. Ketiga, adalah memastikan efisiensi biaya. Kampanye selalu
melibatkan biaya yang besar, dan penyelenggara kampanye tidak ingin
dana dan berbagai sumber lain terbuang sia-sia. Mereka selalu
menghendaki adanya pencapaian tujuan yang berarti sebagai ganti biaya
yang dikeluarkan sudah jelas peruntukannya. Keempat, evaluasi
membantu pelaksanaan untuk menetapkan tujuan secara realistis, jelas dan
terarah. Disini berbagai hal yang tidak relevan akan dengan cepat
diidentifikasi dan langsung disingkirkan. Terakhir, evaluasi akuntabilitas
16
pelaksana kampanye. Dalam hal ini pelaksana kampanye dapat
mempertanggungjawabkan segala kebijakan, tindakan bahwa rancangan
kampanye yang telah dibuat sebelumnya.
Melihat alasan-alasan diatas wajar kiranya bila para ahli kampanye
kemudian menempatkan evaluasi sebagai bagian proses kampanye yang
tak terpisahkan, dimulai dari perencanaan yang meliputi analisis situasi
dan
konseptualisasi
desain
kampanye,
dilanjutkan
dengan
tahap
pelaksanaan yang merupakan penerapan dan penyesuaian dari rancangan
yang telah dibuat, kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan
untuk memulai keefektifan kampanye.7
2.3 Kampanye Politik
Kampanye politik pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari
komunikasi politik. Untuk dapat menyusun sebuah kampanye politik yang
efektif, maka kita harus dapat memahami komunikasi politik terebih
dahulu. Komunikasi politik menjadi hal sangat penting yang harus
dilakukan oleh setiap elit politik. Karena komunikasi politik menjadi kunci
yang utama bagi partai politik maupun kandidat dalam menyampaikan
pesan kepada massa maupun pendukungnya.
Identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan
potensi suara yang akan diperoleh pada saat pencoblosan dan juga untuk
mengidentifikasi strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-
7
Ibid, hal. 211
17
masing kelompok pemilih. Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap
kontestan maupun partai politik , karena pesaing juga secara intens
melakukan upaya-upaya untuk memenangkan persaingan politik.8
Banyak sekali definisi mengenai kampanye yang dikemukakan
oleh para ahli, diantaranya:
Rice dan Paisley: “Someone’s intention to
influence someone
else’s beliefs or behavior using communicated appeals.” (Kampanye
diartikan sebagai keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan
atau tingkah laku orang lain dengan menggunakan daya tarik komunikasi.)
Sedangkan menurut Kotler dan Roberto (1989), “Campaign is an
organized conducted by one group (the change agent) which intends to
persuade others (the target adopter), to accept, modify, or abandon
certains idea, attitudes practices and behavior.” (Kampanye ialah sebuah
upaya yang dikelola, oleh suatu kelompok (agen perubahan) yang
ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar bias menerima,
memodifikasi, atau membuang ide, sikap dan prilaku tertentu.)9
“A political campaign is an organized effort which seeks to
influence the decision making process within a specific group. In
democracies, political campaigns often refer to electoral campaigns,
wherein representatives are chosen of referendums are decided.” (Sebuah
kampanye politik adalah usaha yang teroganisir yang berusaha untuk
8
Firmanzah. 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, hal. 123
9
Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, hal.284
18
mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam suatu kelompok
tertentu. Dalam demokrasi, kampanye politik sering menyebut pemilu
kampanye, dimana wakil-wakilnya dipilih atau referendum yang
memutuskan.)10
Dari definisi diatas, maka setiap aktifitas kampanye komunikasi
setidaknya harus mengandung empat hal yakni:
1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek
atau dampak tertentu.
2. Jumlah khalayak sasaran besar.
3. Biasanya dipusatkan pada kurun waktu tertentu.
4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir.
Kampanye adalah bagian dari bentuk komunikasi, yakni proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media
sehingga menimbulkan efek tertentu. Dari proses komunikasi tersebut,
maka yang dimaksud dengan komunikator adalah pelaksana kampanye itu
sendiri (the campaigner) tentang sesuatu kegiatan (the campaign setting),
yaitu isi pesan yang disampaikan melalui media tertentu (the channel)
dengan tujuan untuk mempengaruhi komunikan (the audience), dan
dengan harapan membawa dampak tertentu padda diri khalayak (the
effects).11
10
Daniel Kreiss and Philip N. Howard. 2010. Political Campaign. International Journal of
Communication 4. Licensed under the Creative Commons Attribution, diposting 23 Oktober 2013.
11
Suwardi, Harsono. 2008. Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah
Tahun 2008. UNS : Skripsi, hal. 16
19
2.4 Efek dan Tujuan Kampanye
Efek komunikasi dalam kampanye merupakan bagian penting
dalam pencapaian tujuan kampanye. Efek yang diharapkan timbul dari
proses komunikasi dalam kampanye adalah: 12
1.
Dampak Kognitif
Komunikan mengetahui atau meningkat intelektualitasnya. Pesan
ditujukan kepada pikiran si komunikan. Tujuan komunikator
berkisar pada upaya mengubah pikiran komunikan.
2.
Dampak Afektif
Komunikan tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu,
misalnya sedih, gembira, marah dan sebagainya.
3.
Dampak Behavioral
Dampak ini adalah dampak yang paling tinggi kadarnya, timbul
pada diri komunikan dalam bentuk prilaku, tindakan atau tindakan.
Didalam konteks antar partai maka terdapat tiga tujuan kampanye,
yakni:
1. Ada upaya untuk membangkitkan kesetiaan alami para
pengikut partai dan agar meraka memilih sesuai dengan
kesetiaan itu.
2. Ada kegiatan untuk menjajaki warga Negara yang tidak terikat
pada partai dan menurut istilah Kenneth Burke untuk
menciptakan pengidentifikasi di antara golongan independen.
12
Nimmo, Dan. 1993. Komunikai Politik. Bandung : Remaja Rosdakarya, hal. 192
20
3. Ada kampanye yang ditujukan pada oposisi, bukan dirancang
untuk mengalihkan kepercayaan dan nilai anggota partai,
melainkan untuk meyakinkan rakyat bahwa keadaan lebih baik
jika dalam kampanye ini mereka memilih kandidat dari partai
lain.
Sedangkan pengertian kampanye yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah kampanye didalam dunia politik atau kampanye
dalam konteks Pemilu, dalam hal ini adalah kampanye pemilihan bupati
maupun wakil bupati. Untuk dapat membedakan perbedaan antara
kampanye sosial (social campaigns) dengan kampanye komersial
(political campaigns), maka kita harus mengetahui jenis atau tipe
kampanye yang digunakan.
2.4.1 Jenis dan Tipe Kampanye
Berbagai jenis maupun tipe kampanye pada dasarnya ditentukan
oleh motivasi yang melatar belakangi diselenggarakannya sebuah program
kampanye. Dan motivasi inilah yang akan menentukan kea rah mana
kampanye ini akan digerakkan dan tujuan apa yang akan dicapai.
Berdasarkan ketertarikan antara motivasi dan tujuan kampanye tersebut,
Charkes U. Larson membagi jenis kampanye ke dalam tiga kategori,
yakni: 13:
1. Product Oriented Campaigns : Kampanye yang berorientasi
pada produk. Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh
13
Ibid. hal. 11
21
keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan
memperkenalkan produk dan melipat gandakan penjualan
sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan. Kampanye
jenis ini sering juga disebut dengan commercial campaign atau
corporate campaigns.
2. Candidate Oriented Campaigns : Sebuah kampanye yang
berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat
untuk meraih kekuasaaan politik. Tujuan dari kampanye ini
antara lain adalah memenangkan dukungan masyarakat
terhadap kandidat-kandidat yang diajukan oleh partai politik
agar
dapat
menduduki
jabatan-jabatan
politik
yang
diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Kampanye jenis
ini sering juga disebut dengan political campaigns.
3. Ideologically or Cause Oriented Campaigns : Bentuk
kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat
khusus dan sering kali berdimensi pada perubahan sosial.
Kampanye ini juga ditujukan untuk menangani masalahmasalah sosial melalui perubahan sikap dan prilaku publik yang
terkait. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan social
change campaigns.
Jadi untuk jenis kampanye yang sesuai dengan penelitian ini adalah
kampanye yang berorientasi pada kandidat atau candidate oriented
campaigns. Hal ini karena kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar
22
maupun Tim Sukses dari calon legislatif adalah kampanye yang bertujuan
untuk memenangkan Partai Golkar dalam Pemilihan Presiden 2014.
2.4.2 Media Kampanye Politik
Didalam pustaka komunikasi politik terdapat enam media
kampanye yakni mingling printed matter, rallies, speech, radio dan TV
spot; dan joint forum of debate.14
Mingling berarti bergaul. Kampanye dengan media ini adalah
kandidat pergi menemui calon pemilih ke tempat masing-masing dan tidak
mengarahkan mereka ke satu tempat. Kandidat mendatangi pemilih
disuatu pasar, mall, stasiun dan tempat lainnya.
Kedua, printed matter adalah media kampanye berupa barang
cetakan yang berupa lambang partai, foto kandidat, tanda anggota, brosurbrosur yang berisi program partai / kandidat, stiker yang disebarluaskan
pada rakyat pemilih, sehingga mereka mengenal kandidat dan partai yang
mengusung.
Ketiga,
rallies
merupakan
media
kampanye
yang
paling
menggairahkan dan melibatkan banyak orang secara langsung seperti yang
sudah dikenal di Indonesia sampai sekarang, misalnya arak-arakan atau
pawai missal.
Keempat, speech yakni media kampanye yang berupa pidato.
Biasanya dilakukan sesudah arak-arakan massa atau pawai, berkumpul
14
Suwarno, PJ. 2009. Mengurangi Bentrokan Kampanye (Strategi Pemasaran Politik Dalam
Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2008. UNS : Skripsi, hal. 16
23
satu tempat atau di tanah lapang. Tetapi pidato yang mengikuti kampanye
arak-arakan tersebut sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai bentuk
kampanye pidato. Pidato itu merupakan bagian dari media rallies, sebab
isinya masih bertujuan untuk menggairahkan massa. Biasanya pidato
tersebut melibatkan artis (celebrity endorsement).
Kelima, radio dan tv spot. Media kampanye ini di Indonesia sudah
dimulai dengan istilah kampanye dialogis. Namun dapat dikemas lebih
umu seperti misalnya dibuka dengan tanya jawab denganpenonton atau
pendengar di rumah dengan hubungan langsung, sehingga maksud
kampanye untuk memperkenalkan kandidat atau partai pada pemilih dapat
benar-benar tercapai.
Terakhir, adalah kampanye dengan media joint forum or debate.
Dalam forum ini para kandidat akan diuji kemampuannya dalam
memaparkan visi, misi dan programnya serta menjawab dan member
solusi atas pertanyaan dari panelis. Dengan metode seperti ini, maka
publik bisa mengetahui kecakapan dari masing-masing kandidat atau calon
bersaing.
2.5 Strategi dan Teknik dalam Kampanye Politik
Menjelang pelaksanaan Pemilu, maka partai politik atau kandidat
calon bupati pasti selalu melakukan upaya atau strategi untuk
mendapatkan suara atau massa sebanyak-banyaknya. Upaya-upaya untuk
mempengaruhi pemilih tersebut dapat dilakukan melalui strategi
24
komunikasi politik dan menerapkan strategi kampanye politik. Pemasaran
politik merupakan serangkain aktivitas terencana, strategi tetapi juga
taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan
makna politik kepada para pemilih.15
Onong Uchjana Effendi menjelaskan bahwa strategi pada
hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)
untuk mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi
yang merupakan paduan dan perencanaan komunikasi dengan manajemen
komunikasi yakni untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
komunikasi harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara
praktis harus dilakukan, daalam arti kata bahwa pendekatan (approach)
bias berbeda-beda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.16
Agar dapat memenangkan dalam bidang politik, maka diperlukan
suatu strategi yang tepat. Strategi merupakan sesuatu yang sangat penting
dalam kehidupan politik, tanpa adanya suatu strategi yang baik maka
partai politik tidak akan mampu bersaing dan memenangkan persaingan
politik.17
15
Nursal, Adman. 2004. Political Marketing : Strategi Memenangkan Pemilihan Umum, Sebuah
Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Hal. 21
16
Effendi, Onong Uchjana. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, hal. 32
17
Herru, Achmad. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung, Yogyakarta :
Galang Press, hal. 15
25
2.6 Teori Perilaku Terencana (Theory of Planned Behaviour)
Teori perilaku terencana menjelaskan bahwa faktor utama yang
menentukan terbentuknya suatu perilaku adalah tujuan perilaku itu sendiri.
Suatu perilaku tidak terbentuk begitu saja tanpa adanya perencanaan atau
kesadaran seseorang akan tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku
tersebut. Kesadaran akan tujuan tertentu akan membawa individu untuk
membuat rencana membentuk sebuah perilaku dalam suatu situasi tertentu.
Jadi, landasan utama perilakunya adalah tujuan perilaku itu sendiri. Pada
dasarnya, tujuan sebuah perilaku ditentukan oleh faktor-faktor berikut:
1. Sikap terhadap perilaku. Ini menyangkut kepercayaan individu
terhadap konsekuensi positif dan negatif dari sebuah perilaku, serta
peritmbangan-pertimbangan penting yang ada pada masing-masing
konsekuensi tersebut. Perilaku akan terlaksana jika individu merasa
konsekuensi positifnya lebih besar daripada konsekuensi negatifnya.
2. Norma subjektif yang berhubungan dengan perilaku. Ini menyangkut
kepercayaan individu berkenaan dengan pemikiran orang-orang yang
mempunyai arti penting bagi dirinya terhadap perilaku tersebut. Hal
ini berhubungan erat dengan sejauh mana individu termotivasi agar
dapat memenuhi harapan orang-orang tersebut.
3. Persepsi terhadap pengawasan perilaku. Ini adalah persepsi individu
mengenai kekuatan faktor eksternal yang akan sangat mempengaruhi
tingkat kemudahan atau kesulitan munculnya perilaku tersebut.
26
2.6.1 Model Proses Komunikasi Kampanye
Menurut McQuail dan Windahl (1993) model kampanye Nowak
dan Warneryd merupakan salah satu contoh model tradisional kampanye.
Pada model ini proses kampanye dimulai dari tujuan yang hendak dicapai
dan diakhiri dengan efek yang diinginkan. Model ini merupakan deskriptif
dari bermacam-macam proses kerja dalam kampanye. Pada model
kampanye Nowak dan Warneryd ini terdapat delapan elemen kampanye
yang harus diperhatikan yaitu : Intended effect (efek yang diharapkan),
Competiting communication (persaingan komunikasi), Communication
object (objek komunikasi), Target population and Receiving group
(populasi target dan kelompok penerima), The channel (saluran), The
message (pesan), The communicator/sender (komunikator/penerima), The
obtained effect (efek yang dicapai).
(Nowak dan Warneryd)
Gambar 2.1 : A Model of A Communication Campaign
Competiting
Intended
Effect
Communication
Objective
Target
Message
Receiving
Group
Channel
Communicator
Sumber : Rosady Ruslan, 2008:128
Obtained
Effect
27
Penjelasan unsur-unsur (element) dalam suatu bagan dari Model of
Communication Campaign, yaitu sebagai berikut :18
1. Intended Effect (efek yang diharapkan). Efek yang hendak
dicapai harus dirumuskan dengan jelas. Dengan demikian,
penentuan elemen-elemen lainnya akan lebih mudah dilakukan.
Kesalahan
umum
yang
sering
terjadi
adalah
terlalu
“mengagung-agungkan” potensi efek kampanye, sehingga efek
yang ingin dicapai menjadi tidak jelas dan tegas.
2. Competiting communication (persaingan komunikasi). Agar
suatu kampanye menjadi efektif, maka perlu diperhitungkan
potensi gangguan dari kampanye yang bertolak belakang
(counter campaign).
3. Communication object (objek komunikasi). Objek kampanye
biasanya dipusatkan pada satu hal saja, karena untuk objek
yang berbeda menghendaki metode komunikasi yang berbeda.
Ketika objek kampanye telah ditentukan, pelaku kampanye
akan dihadapkan lagi pada pilihan apa yang akan ditonjolkan
atau ditentukan pada objek tersebut.
4. Target populating and receiving group (populasi target dan
kelompok penerima). Kelompok penerima adalah bagian dari
populasi target. Agar penyebaran pesan lebih mudah dilakukan
18
Ibid. 22-24
28
maka penyebaran pesan lebih baik ditujukan pada opinion
leader (pemuka pendapat) dari populasi target. Kelompok
penerima dan populasi target dapat diklarifikasikan menurut
sulit atau mudahnya mereka dijangkau oleh pesan kampanye.
Mereka yang tidak membutuhkan atau tidak terterpa pesan
kampanye adalah bagian dari kelompok yang sulit dijangkau.
5. The channel (saluran). Saluran yang digunakan dapat
bermacam-macam tergantung karakteristik kelompok penerima
dan jenis kampanye. Media dapat menjangkau hampir seluruh
kelompok, namun bila tujuannya adalah mempengaruhi
perilaku maka akan lebih efektif bila dilakukan melalui saluran
antarpribadi.
6. The message (pesan). Pesan dapat dibentuk sesuai dengan
karakteristik kelompok yang menerimanya. Pesan juga dapat
dibagi kedalam tiga fungsi yakni : menumbuhkan kesadaran,
mempengaruhi, serta memperteguh dan meyakinkan penerima
pesan bahwa pilihan atau tindakan mereka adalah benar.
7. The communicator / sender (komunikator / pengirim pesan).
Komunikator dapat dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu,
misalnya seorang ahli atau seorang yang dipercaya khalayak,
atau malah seseorang yang memiliki kedua sifat tersebut.
Pendeknya komunikator harus memiliki kredibilitas dimata
penerima pesannya.
29
8. The obtained effect (efek yang dicapai). Efek kampanye
meliputi efek kognitif (perhatian, peningkatan pengetahuan dan
kesadaran), afektif ( berhubungan dengan perasaan, mood dan
sikap), dan konatif (keputusan bertindak dan penerapan)
2.7 Kerangka Pemikiran
Pemilihan umum merupakan sebuah tolak ukur untuk menentukan
apakah sebuah negara telah menerapkan demokrasi atau tidak.
Penyelenggaraan pemilihan umum dengan transparasi kepada masyarakat
serta kebebasan berpendapat masyarakat dan kebebasan untuk memilih
merupakan cerminan partisipasi dan aspirasi aktif masyarakat dalam
penerapan demokrasi. Setiap masyarakat yang telah memenuhi persyaratan
sebagai pemilih memiliki hak untuk memberikan suaranya dalam setiap
pemilihan umum termasuk pemilihan calon legislatif.
Dalam melakukan evaluasi kampanye politik Partai Golkar,
diawali dengan merancang cetak biru kampanye para calon legislatif dan
Partai Golkar, setelah direalisasikan selanjutnya melakukan perencanaan
kampanye dengan merencanakan target suara yang akan didapat partai dan
efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk kampanye pada masa kampanye.
Selanjutnya tahap pelaksanaan kampanye, peneliti menganalisis pada masa
kampanye Partai Golkar. Terakhir melakukan evaluasi kampanye yang
berisi tentang evalusi kampanye partai golkar, apakah sudah memenuhi
30
target suara? Apakah biaya yang dikeluarkan sama dengan rancangan
anggaran kampanye?.
Konseptualisasi kerangka berfikir peneliti terhadap masalah yang
diangkat dalam penelitian ini terdapat dalam gambar berikut:
Gambar 2.2
BAGAN KERANGKA BERFIKIR
CETAK BIRU
KAMPANYE
DIREALISASIKAN
PERENCANAAN
KAMPANYE
EFISIENSI BIAYA
TARGET SUARA
PELAKSANAAN
KAMPANYE
EVALUASI
KAMPANYE
Sumber : Peneliti
31
2.8 Penelitian Sebelumnya
Telah banyak sekali diadakan penelitian tentang studi Kampanye
Politik yang relevan, diantaranya :
Penelitian tentang Manajemen Kampanye yang dilakukan oleh
Drara Novia Dwi Astrini (2013). Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora,
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Penelitian ini mengambil studi
tentang Manajemen Kampanye Public Relations Dalam Menghadapi Isu
(Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Factory Visit di PT. Djarum Kudus).
Dari penelitian tersebut didapatkan suatu kesimpulan bahwa, Salah satu
kegiatan PR yang membutuhkan proses terencana adalah kegiatan
kampanye perusahaan, dimana dalam program dan pelaksanaannya
mengfungsikan kerja seseorang PR sehingga dikenal dengan istilah
Kampanye PR. Peneliti memperoleh data Corporate Affairs PT. Djarum
telah melakukan tahapan manajemen kegiatan kampanye PR ini untuk
menghadapi isu perusahaan.
Penelitian tentang Audit Komunikasi Kampanye yang lain adalah
penelitian oleh Gagah Kharisma Purbaya (2013), yakni mengambil studi
tentang Audit Komunikasi Kampanye Program Stop Buang Air Besar
Sembarangan Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan metode penelitian evaluatif dengan pendekatan
kualitatif. Berdasarkan penelitian tersebut, diambil kesimpulan bahwa
Dalam hasil yang dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Serang telah
mencapai hasil yang baik sebagaimana dengan yang telah ditargetkan.
32
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang mampu mengatasi kemacetan tersebut
sebelum menjadi masalah yang besar. Dapat mengatur efektivitas
komunikasi dan sejauh mana hasil telah tercapai.
Dari beberapa penelitian tentang kampanye diatas, maka sangat
jelas sekali bahwa Komunikasi yang terjadi dalam suatu kegiatan
kampanye menjadi kunci dari keberhasilan menyampaikan pesan.
33
TABEL 2.1 PENELITIAN SEBELUMNYA
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Tahun Penelitian
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Drara Novia Dwi
Astrini
Manajemen
Kampanye Public
Relations Dalam
Menghadapi Isu (Studi
Deskriptif Kualitatif
Kegiatan Factory Visit
di PT. Djarum Kudus)
2013
Deskriptif Kualitatif
Menggunakan metode
kampanye untuk
menghadapi isu
perusahaan
Lebih kepada
manajemen kampanye
dengan menggunakan
bantuan Public
Relations untuk
mengahadapi isu
perusahaan
Kesimpulan
Penelitian
Salah satu kegiatan PR
yang membutuhkan
proses terencana
adalah kegiatan
kampanye
perusahaan, dimana
dalam program dan
pelaksanaannya
mengfungsikan kerja
seseorang PR sehingga
dikenal dengan istilah
Kampanye PR. Peneliti
memperoleh data
Corporate Affairs PT.
Djarum telah
melakukan tahapan
manajemen kegiatan
kampanye PR ini untuk
menghadapi isu
perusahaan.
Sumber
Skripsi Perpustakaan
FISIP UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Gagah Kharisma
Purbaya
Audit Komunikasi
Kampanye Program
Stop Buang Air Besar
Sembarangan Pada
Dinas Kesehatan
Kabupaten Serang
Bobby Wibawa
Prasetya
Evaluasi Kampanye
Politik Partai Golkar
Dalam Pemilihan
Umum Calon Legislatif
Kabupaten Lebak
2013
2013
Kualitatif
Untuk mencapai
target yang diinginkan
dalam melakukan
kampanye.
Perbedaan pada jenis
kampanye. Jika yang
lain termasuk jenis
kampanye politik.
Skripsi ini termasuk
jenis kampanye
dengan metode audit
komunikasi.
Dalam hasil yang
dicapai Dinas
Kesehatan Kabupaten
Serang telah
mencapai hasil yang
baik sebagaimana
dengan yang telah
ditargetkan. Dinas
Kesehatan Kabupaten
Serang mampu
mengatasi kemacetan
tersebut sebelum
menjadi masalah yang
besar. Dapat
mengatur efektivitas
komunikasi dan
sejauh mana hasil
telah tercapai.
2014
Kualitatif
Menargetkan
besarnya suara yang
akan didapat pada
pemilu.
Menganalisis
kampanye Partai
Golkar dari awal masa
kampanye sampai
sesudah pemilu.
Skripsi Perpustakaan
FISIP Untirta Serang
Sumber : Peneliti
Mengevaluasi hasil
dari pemilihan umum
besar suara Partai
Golkar di Kabupaten
Lebak. Dan melihat
evaluasi kampanye
dari sudut pandang
tim sukses calon
legislatif.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk
menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Metode
yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
dugunakan untuk melihat kondisi objek alamiah (sebagai lawannya dalam
eksperimen) dimana peneliti adalah instrument kunci, tehnik pengumpulan
datan dilakukan dengan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menakankan makna
daripada generalisasi.19
Melalui pendekatan metode kualitatif, peneliti berupaya untuk
memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai Evaluasi Kualitatif
Terhadap Kampanye Politik Kampanye Politik Partai Golkar Dalam
Pemilihan Umum Calon Legislatif Kabupaten Lebak Tahun 2014.
Pendekatan kualitatif dipilih agar peneliti mendapatkan pemahaman yang
dalam terhadap permasalahan yang ada.
Dengan menggunakan pendekatan kualitatif maka data yang
didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel dan bermakna
sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Dapat ditemukan data yang
19
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, hal. 1
35
bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas
dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, etos kerja, dan
budaya yang dianut seorang atau sekelompok orang dalam lingkungan
kerjanya.20
Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam-dalamnya
melalui
pengumpulan
data
sedalam-dalamnya.21
Sebagai peneliti ilmu komunikasi dengan metode kualitatif dalam analisis
datanya tidak menggunakan bantuan ilmu statistik, tetapi menggunakan
rumus 5W + 1H (Who, What, When, Where, Why dan How).22
a.
What (data dan fakta yang dihasilkan)
Data dan fakta yang dihasilkan dari penelitian ini adalah
jawaban dari evaluasi kualitatif terhadap kampanye politik
Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif
Kabupaten Lebak tahun 2014.
b.
Who (siapa saja yang bias menjadi informan kunci)
Dalam penelitian ini, yang menjadi informan adalah Ketua
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, selaku orang
yang bertanggung jawab atas program kampanye Partai
Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten
Lebak tahun 2014.
20
Ibid, Hal. 181
Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, hal. 56
22
Mardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk PR. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, hal.58
21
36
c. Where (dimana sumber informasi penelitian bias digali atau
ditemukan)
Dalam penelitian ini, tempat yang bias dijadikan lokasi untuk
meneliti adalah kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak
dan observasi ke lapangan yang bertempat di Stadion Ona
Rangkabitung.
d. How (bagaimana proses data itu berlangsung)
Penelitian ini menjelaskan bagaimana evaluasi kualitatif
terhadap kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan
umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014 yaitu
dengan melihat perencanaan dan proses kampanye calon
legislatif dan kampanye Partai Golkar, serta evaluasi setelah
kampanye.
e. Why (Mengapa)
Why memberikan pemahaman lebih dalam dari hasil
penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, pertanyaan Why
akan
menjawab
analaisis
lebih
dalam
atau
penafsiran/intrepetasi lebih dalamada apa dibalik fakta dan
data hasil penelitian itu, mengapa bisa terjadi seperti itu.
3.2 Informan Peneliti
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel sumber data
37
dengan pertimbangan tertentu, menentukan subyek atau obyek sesuai
dengan tujuan, menetapkan tempat yang sudah ditentukan, contohnya
orang tersebut dianggappaling mengerti tentang subyek penelitian.23
Sampel sebagai sumber data hendaknya yang menjadi informan
peneliti memiliki kriteria sebagai berikut : 24
1.
Informan yang menguasai atau memahami sesuatu melalui
proses enkulturisasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar
diketahui tetapi juga dihayati ;
2.
Informan tergolong masih sedang berkecimpung pada
kegiatan yang diteliti ;
3.
Informan
mempunyai
waktu
yang
memadai
untuk
memberikan informasi ;
4.
Informan
tidak
cendrung memberikan
informasi
hasil
kemasannya sendiri.
Peneliti mengambil sampel penelitian yang kemudian disebut key
informan yakni, Pertama, Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak
yang memiliki tanggung jawab atas kampanye Partai Golkar dalam
pemilihan umum calon legislatif periode 2014 -2019.
Informan adalah orang-orang yang memberi informasi baik tentang
dirinya atau orang lain mengenai suatu kejadian kepada peneliti. Dalam
buku Moleong (2006) menjelaskan informan sebagai orang yang
23
24
Sugiyono, 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Alfabeta, Hal. 57
Ibid, Hal. 57
38
imanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian.25
Karakteristik anggota informan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Pria/wanita dengan usia yang tidak ditentukan
2. Warga Lebak
3. Praktisi politik
4. Berwawasan luas mengenai ilmu politik
5. Bergelut dalam dunia politik di Lebak
6. Masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang kampanye
politik Partai Golkar dan mengikuti jadwal kampanye Partai
Golkar
Dari kriteria diatas, peneliti menentukan informan penelitian
berdasarkan tiga kelompok :
a. Informan utama (key informan), dalam penelitian ini yang
menjadi informan kunci adalah Ketua Ketua DPD Partai
Golkar Kabupaten Lebak. dalam hal ini Ketua DPD Partai
Golkar yang memiliki berkompeten dalam bidang politik dan
mampu menjelaskan permasalahan tentang pemilu ini.
b. Informan ahli, yaitu para ahli yang sangat memahami dan
memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan
penelitian dan tidak dibatasi dengan wilayah tempat tinggal,
25
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bamndung : Remaja Rosdakarya, hal.
132
39
misalnya para akademisi, budayawan, tokoh masyarakat dan
tokoh agama. Dalam penelitian ini yang menjadi informan ahli
adalah para politikus di Kabupaten Lebak
3.3 Obyek Penelitian
Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini maka yang menjadi
objek dari penelitian adalah berbagai tahapan maupun kegiatan kampanye
politik yang dilakukan oleh Calon Legislatif Partai Golkar menjelang
Pemilu Kab. Lebak 2013. Penelitian ini juga dilakukan di kantor DPD
Partai Golkar Lebak .
Secara lebih konkrit yang menjadi objek penelitian ini adalah
elemen-elemen atau segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan
maupun kampanye politik baik yang dilakukan oleh Tim Sukses Calon
Legislatif maupun Partai Golkar pada Pemilu Kab. Lebak 2014.
3.4 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan 2 jenis data:
1. Sumber Data Primer
Adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari objek
penelitian atau lapangan. Dalam penelitian ini data-data diperoleh
langsung dari sumber di lokasi penelitian, diantaranya dengan mengikuti
dan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan kampanye politik Partai
Golkar dalam Pemilihan Umum Calom Legislatif 2014 dan melakukan
40
wawancara dengan Tim Sukses kampanye Partai Golkar . Selain itu,
peneliti juga mendokumentasikan berbagai kegiatan yang diikuti selama
proses kampanye Partai golkar.
2. Sumber Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh peneliti dalam bentuk data yang sudah
berupa publikasi terkait dengan penelitian untuk melengkapi data primer.
Sumber data pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kepustakaan yang didapat dari buku-buku pendukung, artikel koran,
majalah, jurnal, hasil dokumentasi, skripsi dan informasi yang diperoleh
dari berbagai media massa.
Dalam penelitian ini didapatkan data-data yang berhubungan
dengan kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar. Data ini
didapat dari artikel berbagai surat kabar antara lain adalah pemberitaan
tentang kegiatan Kampanye Partai Golkar yang didapat lewat surat kabar
Radar Banten, Kabar Banten, dll. Informasi seputar kampanye lewat media
internet. Selain itu, juga didapat data berupa arsip kegiatan kampanye yang
berasal dari DPD Parta Golkar Lebak maupun arsip data.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua, yakni data
primer dan data sekunder. Untuk pengumpulan data primer dapat
dilakukan dengan berbagai cara antara lain:
1. Wawancara atau Interview
41
Wawancara atau Interview merupakan suatu cara yang dilakukan
oleh penulis untuk mendapatkan informasi secara detail mengenai
berbagai hal yang berhubungan dengan Partai Golkar. Kegiatan ini
dilakukan dengan melakukan Tanya jawab kepada beberapa narasumber
atau informan. Dalam pelaksanaan wawancara, pertanyaan pokok yang
diajukan adalah mengenai bagaimana kegiatan kampanye politik yang
dilakukan oleh partai Golkar dan berbagai persiapan Partai Golkar dalam
Pemilu 2014.
Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah pelaksanaan Pemilu
2014 antara rentang waktu Maret- September 2014. Dalam pelaksanaan
wawancara peneliti menghampiri langsung narasumber masing-masing
seperti Kantor DPD Partai Golkar Lebak dan kediaman pribadi
narasumeber.
Dalam penelitian ini maka jenis wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara (interview guide). Jenis interview
guide pada umumnya dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang
lebih mendalam dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan
yang menjadi pokok dari minat penelitian.26 Dalam metode ini,
pewawancara biasanya menyiapkan pertanyaan-pertanyaan singkat yang
akan dikembangkan sesuai konteks dan situasi wawancara. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah langkah-langkah sistematis datda yang
masuk.
26
Parwito, 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta :
Jalasutra, hal. 70
42
Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan-pertanyaan
yang mendetail, akan tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi
yang ingin didapatkan dari informan. Sehingga nanti dapat dikembangkan
oleh pewawancara ketika melakukan wawancara dengan narasumber.
2.
Observasi atau Pengamatan
Penelitian dengan menggunakan metode observasi biasanya
dilakukan untuk mealacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala
komunikasi terkait dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan cultural
masyarakat27. Observasi yang dilakukan adalah bersifat non sistematis,
artinya tidak menggunakan instrumen atau alat pengamatan dalam
mengamati aktivitas dan pelaksanaan kegiatan kampanye politik Partai
Golkar dalam menghadapi Pemilihan Umum 2014.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara
participant observasion, namun sebatas active participant observasion,
yakni peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalamkegiatan
kampanye pemenangan Partai Golkar, dan dalam ini peneliti tidak menjadi
bagian dari kelompok yang diteliti.
Pada tahapan observasi, peneliti mengamati segala bentuk kegiatan
kampanye politik yang dilakukan oleh Partai Golkar secara langsung atau
melakukan pengamatan melalui media massa. Observasi ini dilakukan
dalam kurun waktu bulan Maret 2014 sampai dengan September 2014.
27
Parwito, 2007. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : LKiS, hal. 111
43
Sebelum massa kampanye dimulai, peneliti mengamati segala
bentuk kegiatan politik Partai Golkar melalui media massa. Selain itu,
peneliti juga melakukan pendekatan atau menjalin komunikasi secara
langsung dengan pengurus DPD Partai Golkar Lebak, yakni dimulai sejak
bulan Maret 2014.
Pada masa kampanye, peneliti juga menghadiri dan mengikuti
rangkaian kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar, antara
lain adalah kegiatan kampanye terbuka, kampanye dialogis maupun
kegiatan kampaye debat. Selain itu penulis juga mendapat kesempatam
untuk mengikuti kegiatan konsolidasi atau rapat internal yang dilakukan
oleh DPD Partai Golkat Lebak dalam menentukan target suara.
3.6 Analisis Data
Analisis adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan.
Menyusun berarti menggolongkannya dalam pola, tema dan kategori.
Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan
transkrip wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah
dikumpulkan untuk menimgkatkan pemahaman peneliti mengenai materi
tersebut dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan apa yang sudah
ditemukan kepada orang lain. Teknis analisis data dalam penelitian ini
menggunakan model analisis data menurut Miles dan Huberman ada tiga
jenis kegiatan dalam analisis data :
44

Reduksi. Reduksi bukan sesuatu yang terpisah dari analisis.
Ia merupakan bagian dari analisis. Reduksi data adalah
suatu bentuk analisis
yang mempertajam, memilih,
memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu
cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi
data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir.
Bahkan sebelum data secara aktuual dikumpulkan, reduksi
data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti.
Sebagaimana
pengumpulan
data
berproses,
terdapat
beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data (membuat
rangkuman, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus,
membuat pemisahan-pemisahan, menulis memo-memo).

Model data (data display). Kita mendefinisikan model
sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang
membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Bentuk yang paling sering dari model data
kualitatif selama ini adalah teks naratif. Penyajian data
yang sederhana dan mudah dipahami adalah cara utama
untuk menganalisis data deskriptif kualitatif yang valid.
Penyajian ini bisa dalam bentuk matriks, grafik, atau bagan
yang
dirancang
untuk
menghubungkan
informasi.
Penyajian data yang peneliti lakukan adalah mengenai
evaluasi kualitatif terhadap kampanye politik PartaGolkar
45
dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak
tahun 2014.

Penarikan/verifikasi
kesimpulan.
Dari
permulaan
pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan
apakah
makna
sesuatu,
mencatat
keteraturan,
pola,
penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat,
dan proposisi-proposisi.
3.7 Uji Validitas
Validitas membuktikan bahwa apa yang diamati oleh peneliti
sesuai dengan kenyataan, dan apakah penjelasan yang diberikan tentang
dunia memang sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi. Validitas
dibedakan menjadi 2, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal merupakan ukuran kebenaran data yang diperoleh
dengan instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh
mengukur variabel yang sebenarnya. Bila ternyata tidak, data yang
diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran seperti yang diharuskan dalam
penelitian, dan dengan sendirinya hasil penelitian tidak dapat dipercaya.
Dalam penelitian kualitatif, validitas internal dapat ditimbulkan oleh
berbagai faktor, antara lain (a) perubahan waktu, situasi dan pematangan;
(b) pengaruh pengamat / peneliti; (c) seleksi dan regresi; (d) mortalitas; (e)
kedangkalan kesimpulan. Validitas internal mengusahakan tercapainya
aspek kebenaran atau the truth value hasil penelitian sehingga dapat
46
dipercaya, atau menurut istilah penelitian naturalistic mempunyai
credibility atau kredibilitas.
Validitas eksternal berkenaan dengan generalisasi, yakni sampai
manakah generalisasi yang dirumuskan berlaku bagi kasus-kasus lain
diluar penelitian. Penelitian kualitatif tidak melakukan sampling acak juga
tidak
mengadakan
pengolahan
statistik
untuk
mempertahankan
generalisasi dan validasi eksternal. Validitas eksternal antara lain harus
memungkinkan perbandingan dengan hasil studi dan untuk dapat diadakan
perbandingan oleh peneliti lain, harus ada deskripsi dan definisi yang jelas
tentang tiap komponen seperti konsep yang dikembangkan, ciri-ciri
populasi, sampling, situasi lokasi, unit analis, dan sebagainya sehingga
dapat dipahami orang lain sesuai dengan pemahaman peneliti sendiri.
Kekaburan dalam hal ini mengurangi sifat keilmiahan studi itu.
Pada penelitian kualitatif, jumlah sampel yang biasanya kecil tidak
menguntungkan dalam mengadakan generalisasi yang dapat dipercayai
sepenuhnya. Kepercayaan dapat ditingkatkan bila penelitian dilakukan
dalam beberapa lokasi. Apa yang ditemukan dalam suatu kelompok belum
tentu berlaku bagi kelompok lain sehingga perlu mempelajari beberapa
kelompok lain sampai tercapai taraf ketuntasan dan diperoleh kesamaan
kesimpulan mengenai suatu gejala atau konsep sehingga peneliti
melakukan cara uji validitas dengan menggunakan teknik triangulasi data
yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
47
yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai
pembanding terhadap data itu.28
Dalam penelitian ini, dalam melakukan teknik triangulasi data
tidak hanya bertanya dengan Komisi Pemilihan Umum dalam hal ini DPD
Partai Golkar sebagai informan utama/key informan penelitian, namun
juga kepada tim sukses calon legislatif. Hasil wawancara yang didapat dari
Ketua DPD Partai Golkar dicek kebenarannya sesuai yang terjadi
dilapangan. Selain itu juga dapat dilihat melalui observasi dilapangan. Hal
ini bertujuan agar data yang didapat dapat teruji kevalidannya antara key
informan dengan informan ahli lainnya.
3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian
Penelitian mengenai “Evaluasi Kualitatif Terhadap Kampanye
Politik Partai Golkar Dalam Pemilihan Umum Calon Legislatif Kabupaten
Lebak 2014” akan dilakukan di Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten
Lebak dan Stadion Ona Rangkasbitung.
Jadwal penelitian ini dimulai dari bulan Maret 2014 – bulan
September 2014 sejak dimulainya masa kampanye (pra pemilu) sampai
sesudah pemilihan (pasca pemilu) :
28
Lexy Moleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 178
48
TABEL 3.1 JADWAL PENELITIAN
NO
KEGIATAN
1 Observasi
Penyusunan
2 Proposal
Pengumpulan
3 Data 1
4 Skripsi Bab 1-3
Pengumpulan
5 Data 2
6 Skripsi Bab 4-5
7 Sidang
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
Sumber : Peneliti
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini peneliti akan memaparkan mengenai profil singkat
objek penelitian yang diteliti, Partai Golkar dan para elemen Partai Golkar
yang merupakan objek penelitian, gambaran umum mengenai evaluasi
kualitatif kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan umum calon
legislatif Kabupaten Lebak 2014. Untuk mengetahui cetak biru kampanye
Partai Golkar dan Bagaimana realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar
serta meneliti kinerja perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi setelah
kampanye.
Dimana penelitian ini menggunakan teori perilaku terencana dan
metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.
Penelitian
kualitatif
merupakan
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data-data berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh
orang atau perilaku yang diamati. Pada penelitian kualitatif, peneliti
dituntut agar dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan oleh
sumber data. Pada penelitian kualitatif, bukan sebagaimana seharusnya apa
yang dipikirkan oleh peneliti tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang
terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh sumber
data.
50
Dengan melakukan penelitian melalui pendekatan deskriptif maka
peneliti memaparkan, menjelaskan, menggambarkan data yang diperoleh
oleh peneliti melalui wawancara mendalam yang dilakukan dengan para
informan.
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam
(in-depth interview) atau wawancara tidak terstruktur yang bertujuan untuk
mengetahui pandangan personal informan. Dalam melakukan wawancara
ini, peneliti membutuhkan waktu selama 2 bulan yaitu bulan Mei dan Juni
2014.
Peneliti mewawancarai beberapa informan yakni Sekretaris DPD
Partai Golkar Kabupaten Lebak, Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar serta
Informan pendukung yakni, Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu
Partai Golkar Kabupaten Lebak.
Agar pembahasan lebih sistematis dan terarah, peneliti membagi
kedalam 3 pembahasan yaitu:
1. Deskripsi Objek Penelitian
2. Deskripsi Informan
3. Hasil Penelitian
51
4.1
Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1
Partai Golkar
Gambar 4.1.1
Logo Partai Golongan Karya
Partai Golkar yang didirikan pada 20 Oktober 1964 di Jakarta,
sebuah partai yang mengusung asas berdasarkan pancasila dengan
mempunyai tujuan partai yaitu :
1.
Mempertahankan, mengamankan, mengamalkan pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
2.
Mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana dimaksudkan
dalam Undang-Undang Dasar 1945.
3.
Menciptakan masyarakat adil dan makmur merata materil dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4.
Mewujudkan
kedaulatan
rakyat
dalam
rangka
mengembangkan kehidupan demokrasi Pancasila yang
52
menjunjung tinggi dan menghormati kebenaran, keadilan,
hokum, dan hak asasi manusia.29
4.1.2
Paradigma Partai Golkar
Paradigma baru Partai Golkar ini berisi pokok-pokok doktrin, visi,
misi dan platform politik. Didalam perumusan paradigma baru ini ada
terkandung aspek pembaruan sekaligus kesinambungan. Aspek pembaruan
ditunjukkan melalui perubahan struktur atau kelembagaan, dan aspek
kesinambungan tampak pada kekukuhan Partai Golkar untuk tetap
berideologi Pancasila dan doktrin karya dan kekaryaan.
Perubahan ini disamping dimaksudkan untuk meluruskan sejumlah
kekeliruan lama, juga diarahkan untuk mewujudkan Partai Golkar yang
mandiri, demokratis, kuat solid, berakar, dan responsif. Dengan paradigma
baru Partai Golkar diharakan menjadi partai politi modern dalam
pengertiannya yang sebenarnya. Yakni, tidak lagi sebagai ”Partainya
Penguasa” (the ruler’s party) yang hanya menjadi mesin pemilu atau alat
politik untuk melegitimasi kekuasaan.
Pembaruan paradigma itu sendiri didorong oleh faktor utama yang
berasal dari diri Partai Golkar sendiri, yakni jati diri dan watak Golkar
sebagai kekuatan pembaru. Sebagaimana disebutkan pada point keempat
dari Ikrar Panca Bhakti Golongan Karya, etos atau semangat pembaruan
pada sejatinya merupakan fitrah atau sikap dasar Partai Golkar sejak
29
Dhakidae, Daniel. 2009. Partai-Partai Politik Indonesia (Ideologi dan Program) 2004-2009.
Jakarta : Kompas hal. 395-396
53
kelahirannya. Fitrah inilah yang mendorong dilakukannya pembaruan ini.
Dengan demikian, pembaruan paradigma ini merupakan pengejawantahan
belaka dari fitrah tersebut.
Paradigma baru Partai Golkar ini telah mulai diwujudkan melalui
pembaruan internal, terutama terhadap struktur atau kelembagaan
organisasi yang selama ini mempunyai akses yang terlalu besar terhadap
organisasi yang membatasi kemandirian Partai Golkar.
Langkah-langkah pembaruan kelembagaan tersebut juga diikuti
dengan diwujudkannya prinsip kedaulatan di tangan anggota. Yaitu
mekanisme pengambilan setiap keputusan organisasi dilakukan secara
lebih terbuka, demokratis, dari bawah (bottom-up), dan dengan
pemungutan suara secara langsung. Melalui mekanisme yang demokratis
ini maka terbukalah peluang bagi kader-kader untuk memimpin partai
karena memang dalam persepektif demokrasi kesempatan dan peluang
perlu deisediakan untuk semua, sehingga tidak terjadi pemusatan
pandangan pada pesona figur tunggal yang mengarah pada kultus individu.
Implikasi lain dari serangkaian pembaharuan tersebut adalah sangat
berarti, yakni Partai Golkar menjadi benar-benar mandiri dan mampu
mewujudkan tegasnya asas kedaulatan di tangan anggota sebagai salah
satu prinsip utama dari partai yang modern, demokratis, dan mengakar.
Partai Golkar bertumpu hanya pada kekuatannya sendiri, tidak
mengandalkan kekuatan di luar dirinya, dan selanjutnya dapat mengambil
54
keputusan-keputusan organisasional secara independen tanpa campur
tangan dari pihak luar atau golongan mana pun.
4.1.3
Visi Partai Golkar
Sejalan dengan cita-cita Para Bapak Pendiri Negara (the founding
fathers) kita bahwa tujuan kita bernegara adalah melindungi segenap
tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan ikut menciptakan
perdamaian dunia, maka Partai Golkar sebagai pengemban cita-cita
proklamasi menegaskan visi perjuangannya untuk menyertai perjalanan
bangsa mencapai cita-citanya.
Partai Golkar berjuang demi terwujudnya Indonesia baru yang
maju, modern, bersatu, damai, adil dan makmur dengan masyarakat yang
beriman dan bertaqwa, berakhlak baik, menjunjung hak asasi manusia,
cinta tanah air, demokratis, dan adil dalam tatanan masyarakat madani
yang mandiri, terbuka, egaliter, berkesadaran hukum dan lingkungan,
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja dan
semangat kekaryaan, serta disiplin yang tinggi.
Dengan visi ini maka Partai Golkar hendak mewujudkan
kehidupan politik nasional yang demokratis melalui pelaksanaan agendaagenda reformasi politik yang diarahkan untuk melakukan serangkaian
koreksi terencana, melembaga dan berkesinambungan terhadap seluruh
bidang kehidupan. Reformasi pada sejatinya adalah upaya untuk menata
55
kembali sistem kenegaraan kita disemua bidang agar kita dapat bangkit
kembali dalam suasana yang lebih terbuka dan demokratis. Bagi Partai
Golkar, upaya mewujudkan kehidupan politik yang demokratis yang
bertumpu pada kedaulatan rakyat adalah cita-cita sejak kelahirannya.
Keterbukaan adalah nilai kemanuasiaan yang hakiki yang
merupakan nafas dari gerakan reformasi. Atas dasar pandangan
keterbukaan tersebut, kita harus menciptakan sistem sosial politik yang
terbuka atau transparan dengan struktur dan proses politik yang dapat
secara efektif benar-benar mencerminkan kedaulatan rakyat. Untuk itu
maka peluang bagi rakyatuntuk ikut berpartisipasi aktif dalam prosesproses politik mutlak dibuka seluas-luasnya. Kebebasan untuk berserikat,
berkumpul dan menyampaikan pendapat semakin terjamin dan dilindungi
oleh Undang-Undang.
Sendi utama masyarakat madani adalah supremasi hukum. Oleh
karena itu negara kita adalah negara hukum maka supremasi hukum harus
dtempatkan sebagai pilar utama dalam rangka mewujudkan sistem politik
yang demokratis dan berdasarkan hukum. Partai Golkar memandang
bahwa reformasi hukum tidak terbatas hanya pada penyempurnaan sarana
dan prasarana, materi dan aparatur hukum, tetapi juga budaya hukum.
Di bidang ekonomi, visi Partai Golkar adalah ekonomi rakyat atau
kerakyatan atas dasar keyakinan bahwa hanya sistem perekonomian inilah
yang menjamin rakyat makin sejahtera. Pembangunan ekonomi dalam
paradigma lama yang terlampau menekankan pertumbuhan dengan tulang
56
punggung konglomerasi ternyata justru membawa negara dan bangsa
Indonesia terjerembab ke dalam krisis ekonomi yang sangat parah.
Konglomerasi semu dan sangat rapuh terhadap goncangan ekonomi global.
Dalam konteks ini, maka paradigma ekonomi kerakyatan justru memiliki
potensi yang sangat kuat bagi fundamental ekonomi kita.
Dengan visi ekonomi kerakyatan ini, maka usaha kecil, menengah,
dan koperasi akan dikembangkan dan diperkuat sebagai pilar utama
perekonomian nasional. Partai Golkar menginginkan di masa depan usaha
menengah, kecil dan koperasi menjadi ujung tombak perberdayaan
masyarakat dalam pengertian yang sebenarnya. Tanpa upaya-upaya
pemberdayaan rakyat, maka tujuan menciptakan masyarakat madani akan
semakin jauh dari gapaian kita. Untuk itu sejalan dan searah dengan visi
menciptakan kesejahteraan rakyat, perhatian terhadap upaya penguatan
usaha menengah, keci, koperasi menjadi prioritas yang diutamakan.
Dibidang sosial budaya, Partai Golkar mencita-citakan penguatan
budaya bangsa yang mampu melahirkan bangsa yang kuat, yakni bangsa
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi atau keterampilan, memiliki etos kerja
yang tinggi, memiliki disiplin sosial yang tangguh dan memiliki etika yang
kuat. Untuk menuju terciptanya bangsa yang kuat semacam itu, maka
perlu
dikembangkan
suasana
dan
iklim
yang
mendukung bagi
berkembangna budaya ilmu (etos intelektualisme), budaya kerja (etos
57
kerja), budaya displin, dan budaya hidup etis dan religius di kalangan
masyarakat.
Partai Golkar memandang kerukunan sebagai basis bagi integrasi
bangsa. Untuk itu, maka kehidupan sosial budaya yang berkeadilan dan
terjembataninya
kesenjangan
sosial
ekonomi
antarindividu,
antarkelompok, antara kota-desa, antara Jawa-luar Jawa, dan antara pusatdaerah, menjadi agenda yang penting yang harus dipentingkan. Demikian
juga halnya, pengembangan kehidupan beragama dan kerukunan
antarumat beragam menjadi kepedulian Partai Golkar.
Dengan visi ini pula Partai Golkar hendak mengembangkan pola
hubungan sosial yang lebih harmonis dan dilandasi oleh semangat
persamaan manusia. Pandangan yang diskrimatif dan tidak adil terhadap
suatu kelompok tertentu harus dihapuskan dari segenap masyarakat kita,
dan diganti dengan pandangan yang diliputi oleh semangat kekeluargaan,
kebersamaan dan persaudaraan sejati antarwarga negara.
4.1.4
Misi Partai Golkar
Dalam rangka mengaktualisasikan doktrin dan mewujudkan visi
tersebut, Partai Golkar dengan ini menegaskan misi perjuangannya, yakni:
menegakkan, mengamalkan, dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi bangsa untuk memperkokoh Negara Kesatuan
Republik Indonesia; dan mewujudkan cita-cita Proklamasi melalui
pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang untuk mewujudkan
58
masyarakat yang demokratis, menegakkan supremasi hukum, mewujudkan
masyarakat kesejahteraan rakyat dan hak-hak asasi manuasia.
Dalam rangka membawa misi mulia tersebut Partai Golkar
melaksanakan fungsi-fungsi sebagai sebuah partai politik modern, yaitu:
1.
Mempertegas
komitmen
mengartikulasikan
dan
untuk
menyerap,
memperjuangkan
memadukan,
aspirasi
serta
kepentingan rakyat sehingga menjadi kebijakan politik yang
bersifat publik.
2.
Melakukan rekrutmen kader-kader yang berkualitas melalui
sistem pretasi (merit system) untuk dapat diplih oleh rakyat
untuk menduduki posisi-posisi politik atau jabatan-jabatan
publik. Dengan posisi atau jabatan politik ini maka para kader
dapat mengontrol atau mempengaruhi jalannya pemerintahan
untuk
diabdikan
sepenuhnya
bagi
kepentingan
dan
kesejahteraan rakyat.
3.
Meningatkan proses pendidikan dan komunikasi politik yang
dialogis dan partisipatif, yaitu membuka diri terhadap berbagai
pikiran, aspirasi dan kritik dari masyarakat.30
4.2
Deskripsi Informan
Dalam bab ini peneliti akan menguraikan deskripsi informan, yaitu
mengenai evaluasi kualitatif kampanye politik Partai Golkar dalam
30
Ibid. hal, 397
59
pemilihan umum calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014. Seperti
yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa peneliti
menggunakan dua
macam informan, yaitu informan kunci (key informant) dan informan
pendukung.
Adapun hasil penelitian ini berdasarkan hasil wawancara,
literature/kepustakaan dan foto. Berikut ini adalah beberapa profil yang
diwawancarai oleh peneliti :
4.2.1
Informan Kunci (Key Informant)
1. Informan 1
Gambar 4.2.1
Informan Kunci H. Mas Yogi Rochmat Abdulirohi
Informan 1 ini lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 ini menjabat
sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak pada masa bhakti
2009-2015. Beliau juga terpilih lagi sebagai Anggota Dewan Perwakilan
60
Rakyat Daerah Kabupaten Lebak (DPRD Kab. Lebak) untuk ketiga
kalinya untuk periode 2014-2019, sebelumnya beliau menjabat sebagai
Anggota DPRD Kabupaten Lebak pada periode 2004-2009 dan 20092014. Beliau pernah mengikuti Pendidikan Kader Politik Partai Golkar di
Pusdiku Lembang Bandung. Pada tahun 1987, beliau pernah mengikuti
Pelatihan Administratur Diklat PU di Bandung.
2. Informan 2
Gambar 4.2.2
Informan Kunci Inu Ainul Hayat
Informan 2 ini lahir pada tanggal 24 November 1966 ini menjabat
sebagai Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak pada masa
bhakti 2009-2015. Beliau sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua
AMPG Rangkasbitung pada periode 2002 s/d 2007 dan menjadi Ketua
AMPG Kabupaten Lebak pada periode 2007 s/d sekarang serta pernah
menjabat sebagai Bendahara Umum Satkar Ulama pada 2002 s/d 2005.
61
Pada pemilu tahun 2014 sekarang, beliau mencalonkan diri sebagai Calon
Legsilatif DPRD Kabupaten Lebak.
4.2.2 Informan Pendukung
1. Suhalim
Bapak yang lahir pada tanggal 8 Mei 1970 ini menjabat sebagai
Wakil Ketua Bagian Pemenangan DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak
pada masa bhakti 2009-20015. Beliau sebelumnya hanya menjadi staf di
DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, beliau baru bergabung dengan
Partai Golkar pada tahun 2010, pendidikan beliau hanya sampai duduk
dibangku SMA. Pada pemilu kali ini beliau dipercaya sebagai tim pencari
data suara Partai Golkar.
4.3
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian in berfokus kepada adalah evaluasi kualitatif kampanye
politik Partai Golkar dalam pemilihan umum calon legislatif Kabupaten
Lebak 2014 dengan lokasi penelitian di Kabupaten Lebak. Dalam
penelitian ini sistem wawancara dilakukan pada dua tempat,yang pertama
Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, peneliti datang langsung
kepada staff yang berada di dalam Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten
Lebak dan menanyakan bagaimana evaluasi kampanye politik yang
dilakukan oleh Partai Golkar , dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang
sudah peneliti susun sebagai pedoman wawancara.
62
Sebelum melakukan wawancara tentunya peneliti melakukan
observasi lapangan terlebih dahulu, peneliti mengumpulkan data-data dari
masyarakat dan pengamat politik yang tahu tentang kondisi politik di
Kabupaten Lebak. Begitu pula peneliti melakukan observasi dengan
mengikuti kampanye Politik Partai Golkar yang bertempat di Stadion Ona
Rangkasbitung.
Wawancara yang peneliti dilakukan bertahap, dikarenakan
keterbatasan peneliti dan waktu yang tidak memadai, beberapa kali
peneliti dating langsung untuk melakukan wawancara, namun untuk
memwawancarai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak amatlah
sulit, hal ini dikarenakan kesibukan beliau sebagai Pengusaha, maka
peneliti mewawancari Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak
yaitu H. Mas Yogi Rochmat yang baru pada hari Rabu tanggal 18 Juni
2014 sekitar pukul 10.00 WIB Peneliti bisa melakukan wawancara
langsung dengan beliau, di tahap wawancara ini, peneliti menyiapkan
sejumlah pertanyaan kemudian merekam jawaban atau informasi yang
didapatkan dari informan dan menulis hal-hal yang penting dalam
wawancara tersebut. Daftar pertanyaan dari jawaban narasumber dapat
dilihat dilembar lampiram.
Tidak hanya Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak,
peneliti juga mewawancarai Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar
Kabupaten Lebak sekaligus Calon Legislatif DPRD Kabupaten Lebak dari
Partai Golkar Ainul Hayat sebagai informan tambahan, peneliti
63
menanyakan hal-hal yang serupa dan lebih mendalam karena Calon
Legislatif DPRD Kabupaten Lebak dari Partai Golkar ini yang ikut serta
sebagai peserta pemilihan umum dan juga melakukan kampanye bersama
partai maupun perorangan. Pada bulan Maret 2014 sebelumnya peneliti
melakukan mencari data dengan mendatangi Kantor DPD Partai Golkar
Kabupaten Lebak dan bertemu dengan staf disana, peneliti mengambil
nama-nama calon legislatif yang akan maju sebagai peserta pemilu.
Peneliti mencari data penelitian naturalistik yang diperoleh dari
sumber bukan manusia, diantaranya dokumen dan bahan statistik.
Dokumen terdiri atas tulisan pribadi, seperti buku harian, pamphlet, buku
saku, stiker, surat-surat dan dokumen resmi lainnya. Peneliti juga
mengambil data-data tentang calon legislatif Partai Golkar dari situs resmi
Partai Golkar serta tambahan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Tempat yang kedua adalah lokasi kampanye yang dilaksanakan di
Stadion Ona Rangkasbitung. Peneliti sangat mengenal lokasi yang
dijadikan penelitian tersebut, dikarenakan kediaman peneliti hanya
berjarak kurang lebih 5 kilo meter, hal ini memudahkan peneliti untuk
melakukan observasi kelapangan. Peneliti mengikuti pawai kampanye
yang mengelilingi Kota Rangkasbitung, pada tanggal 5 April 2014 dan
mewawancarai seorang simpatisan dari Partai Golkar sebagai informan
tambahan, peneliti melakukan wawancara dengan beliau dan mengikuti
jalannya kampanye. Selain itu peneliti pun mencari data-data lainnya
seperti dokumentasi kegiatan.
64
Hasil wawancara langsung yang peneliti lakukan dengan key
informan merupakan data primer dan sumber pokok dalam penelitian.
Sedangkan hasil dokumentasi dan literature, kepustakaan yang dilakukan
oleh peneliti merupakan data sekunder. Data-data yang diperoleh dari hasil
wawancara
langsung
kepada
informan
dilengkapi
dengan
hasil
dokumentasi dan literature, kepustakaan dan foto-foto yang dapat
menggambarkan situasi disaat kegiatan kampanye tersebut dilaksanakan
Kemudian data tersebut dijabarkan secara jelas dan terbuka
sehingga dengan demikian data disimpulkan hasil dari penelitian mengenai
evaluasi kualitatif kampanye politik Partai Golkar dalam pemilihan umum
calon legislatif Kabupaten Lebak tahun 2014.
Dalam rangka mencapai target dan tujuan Partai Golkar dalam
pemilihan umum calon legislatif diperlukan adanya kerja keras dari
seluruh elemen di Partai Golkar untuk mendapatkan suara terbanyak dalam
pemiluhan umum calon legislatif 2014 yang akhirnya akan mendapatkan
kesempatan untuk Partai Golkar mengirimkan calonnya untuk maju dalam
pemilihan presiden nanti.
Partai Golkar Kabupaten Lebak terus-menerus menjalankan
kampanye sebelum pemilihan umum calon legislatif, Partai Golkar
Kabupaten Lebak menargetkan suara sebanyak 170.000 suara sama
dengan 13 Kursi di DPRD Kabupaten Lebak, Pada tahun 2006- 2010
Partai Golkar Kabupaten Lebak saat diketuai oleh Alm H. Tb. AM. Farid
65
Mukim, Partai Golkar mempunyai jumlah kursi di DPRD sebanyak 13
kursi itu merupakan pencapaian tertinggi Partai Golkar.
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Informan 1 selaku
Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak dalam wawancara dengan
peneliti :
“…sebenarnya Partai Golkar saat ini memiliki
target suara itu sekitar 170.000 di Kabupaten Lebak
dengan target kursinya sekitar 13 kursi di DPRD
Kabupaten
Lebak
ini.
Partai
Golkar
ingin
mengulang pada saat ketuanya Alm H. Tb. AM.
Farid Mukim, pada saat itu kita (Partai Golkar)
mendapat 13 kursi”.31
Sejarah memang dapat membuat acuan sebuah partai untuk meningkatkan
kualitas dan mewujudkan tujuan partai itu sendiri. Maka Partai Golkar
ingin mencapai masa kejayaan pada saat kepemimpinan Alm H. Tb. AM.
Farid Mukim.
Sesuai dengan uraian diatas kita dapat melihat bahwa Partai Golkar
sangat optimis untuk mencapai target suara itu dan juga betapa pentingnya
evaluasi kampanye politik yang harus dilakukan Partai Golkar dalam
pemenangan pemilihan umum calon legislatif dari mulai perencanaan
kampanye, kampanye dan yang terakhir evaluasi kampanye. Untuk
31
Wawancara dengan Informan 1 selaku Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak, pada
tanggal 18 Juni 2014
66
mengetahui seberapa jauh kinerja Partai Golkar dalam pemenangan
pemilihan umum calon legislatif di Kabupaten Lebak.
4.3.1
Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya
Sebelum melakukan kampanye, Partai
Golkar lebih dulu
melakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang dilakukan Partai
Golkar dengan melakukan perencanaan kampanye yang sesuai dengan
cetak biru kampanye partai yang telah dibuat dengan serangkaian diskusi
atau rapat yang dilakukan secara tertutup dengan mengumpulkan semua
calon legislatif yang akan bertarung pada pemilihan umum calon legislatif
Kabupaten Lebak. Setelah hasil rapat disepakati yang berupa cetak biru
kampanye partai, langkah selanjutnya adalah persiapan masing-masing
calon untuk melaksanakan kampanye Partai Golkar pada tanggal 5 April
2014 nanti.
Berikut ini merupakan bagan kategorisasi cetak biru kampanye
Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak 2014 :
67
Tabel 4.3.1
Bagan Kategorisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan
Karya
Cetak Biru
Kampanye
Target
Informan 1
Informan 2
Observasi
Partai Golkar saat ini memiliki target
suara itu sekitar 170.000 di Kabupaten
Lebak dengan target kursinya sekitar
13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak
Partai Golkar setiap masa bhakti ada
yang namanya Orientasi Penugasan
Fungsionaris Partai Golkar Tingkat
Kabupaten Lebak, dalam Orientasi
Penugasan Fungsionaris Partai Golkar
terdapat target yang harus dicapai yaitu
memenangkan Pilkada ≥ 60% suara,
memenangkan Pileg 21% (optimis) s/d
30% (pesimis)
Didalam observasinya, target
menjadi menjadi observasi
pertama, target disini
merupakan khalayak atau
masyarakat selaku
memegang suara dalam
pemilu
Pesan yang mempengaruhi masyarakat,
mengubah pola piker masyarakat,
bekerja sama dengan media setempat
Strateginya terdapat pokok-pokok,
seperti perkaderan, peningkatan kesra,
perkuat basis daerah dan pencitraan
Strategi merupakan kosep
yang harus terstruktur dan
perlu dimatangkan terlebih
dahulu
Faktor yang menjadi hambat kampanye
adalah masyarakat tidak memahami isi
pesan, masyarakat tidak tahu akan isu
politik di daerahnya dan mudah
dipengaruhi oleh money politic
Faktor yang menjadi penunjang
kampanye adalah monopolization,
canalization, supplementation, making
personal connection dan creation of
news opinions
Sebelum melakukan
kampanye, perlu juga untuk
mengobservasi faktor-faktor
yang jadi penghambat atau
penunjang kampanye
Penganggaran dana kampanye dibuat
secara baik dan terstruktur dengan
membuat deskripsi keterangan
selengkap mungkin di bawah
rangkuman anggaran dana kampanye
tersebut
Mengobservasi anggaran
harus lebih teliti, karena
dalam kampanye nanti
anggaran kampanye akan
lebih besar dari perencanaan
anggaran
Evaluasi adalah bagian proses
kampanye yang tak terpisahkan
Mengobservasi dalam tahap
evaluasi sangatlah penting,
partai akan tahu apa saja
yang kurang dalam
kampanye dan apa yang
menjadi kelebihan dari cetak
biru kampanye mereka
Strategi
Faktor
Anggaran
Dana kampanye yang dikeluarkan oleh
Partai Golkar yaitu sekitar 3 miliar
lebih, dana ini mencakup sumbangan
dari partai, sumbangan dari para calon
legislatif, dan sumbangan perorangan.
Dana kampanye pengeluarannya
meliputi pengeluaran operasi,
pengeluaran modal dan pengeluaran
lainnya
Evaluasi
Mengevaluasi semua dari memulai
perencanaan yang meliputi analisis
situasi dan konseptualisasi desain
kampanye, dilanjutkan dengan tahap
pelaksanaan yang merupakan
penerapan dan penyesuaian dari
rancangan yang telah dibuat , kemudian
diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan
untuk menilai keefektivan kampanye
Sumber : Peneliti
68
Dengan adanya kategorisasi ini, peneliti dapat mengevaluasi cetak
biru kampanye Partai Golkar dengan terstruktur. Evaluasi perencanaan
kampanye dari mulai target, strategi, faktor, anggaran dan evaluasi.
Evaluasi dalam perencanaan komunikasi berperan penting dalam hal
memberi tinjauan atas perencanaan komunikasi. Evaluasi pada dasarnya
adalah
menilai
sejauh
mana
pencapaian
hasil
yang
diperoleh
(performance outcome).32
Didalam perencanaan kampanye ada beberapa faktor yaitu analisis
masalah, penyusunan tujuan, identifikasi dan segmentasi masalah,
menentukan pesan, strategi dan taktik, alokasi waktu dan sumber daya,
evaluasi dan tinjauan, menyajikan rencana kampanye.
Cetak biru kampanye yang dimaksud oleh DPD Partai Golkar
Kabupaten Lebak adalah strategi pemenangan pemilu yang benar-benar
melalui suatu Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat
Kabupaten Lebak yang telah disepakati sebagai peraturan partai untuk
memperkuat basis Partai Golkar menuju kemenangan pemilu 2014.
Hal ini senada dengan apa yang diucapkan oleh Informan 2 selaku
Wakil
Sekretaris
DPD
Partai
Golkar
Kabupaten
Lebak
wawancaranya dengan peneliti :
“…didalam cetak biru kampanye Partai Golkar
setiap masa bhakti ada yang namanya Orientasi
32
Widjajanto, Kenmada. 2013. “Perencanaan Komunikasi Konsep dan Aplikasi”. Ultimus :
Bandung, hal. 226
dalam
69
Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat
Kabupaten Lebak, dalam Orientasi Penugasan
Fungsionaris Partai Golkar terdapat target yang
harus dicapai yaitu memenangkan Pilkada ≥ 60%
suara, memenangkan Pileg 21% (optimis) s/d 30%
(pesimis) dan yang terakhir memenangkan Pilpres
dengan calon yang diusulkan dari Partai Golkar”.33
Sebelum melakukan perencanaan kampanye, dalam Orientasi
Penugasan Fungsionaris Partai Golkar melakukan strategi pokok yaitu
perkaderan, peningkatan kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan yang
dilakukan oleh Partai Golkar.
Pokok strategi Partai Golkar yaitu : 34
1. Pengkaderan
a. Pembentukan Kader/Perkaderan

Perkaderan Struktural → Kader Teritorial dan
Fungsionaris Partai

Perkaderan Fungsional → Kader Fungsional

Perkaderan Khusus → Fungsionaris Partai

PKPM → Simpatisan dan Anggota
b. Pendayagunaan Kader
33
Wawancara dengan Informan 2 selaku Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak,
pada tanggal 20 Juni 2014
34
Arsip Partai Golongan Karya. 2008. “Kumpulan Materi Orientasi Penugasan Fungsionaris
Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak”. Rangkasbitung, hal. 109-104
70

Penugasan

Peningkatan Kualitas

Evaluasi dan Penilaian

Promosi
2. Peningkatan Kesra
a. Aksi Simpati

Program Pemberdayaan Masyarakat

PKPM

Aksi Relawan

Program Korbid dan Penggalangan Fungsional
b. Kebijakan Yang Berpihak Pada Rakyat

Memperjuangkan Kebijakan Yang Berpihak
Kepada Rakyat (Forum Legislatif)

Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Oleh
Fungsi Yang Menjadi Pejabat Eksekutif (Forum
Pemerintahan)
3. Perkuat Basis Daerah
a. Pemenangan Pilkada
b. Orientasi Program di Daerah
c. Reses Anggota FPG
d. Penugasan Fungsionaris
e. Pembentukan Pokar
f. Penggalangan Teritorial
71
4. Pencitraan
a. Pembentukan Opini/Kontra Opini
b. Komunikasi Intensif Dengan Pelaku Media
c. Riset Pencitraan Partai
d. Liputan Seluruh Kegiatan Partai dan FPG →
Muara Pada Masa Kampanye
e. Sinergi Dengan Media Massa
Didalam tahap perencanaan kampanye yang meliputi strategi Partai
Golkar, seharusnya Partai Golkar mendapatkan suara yang besar dalam
pemilihan umum calon legislatif 2014. Karena dalam tahap perencanaan
kampanye ini Partai Golkar sudah melakukan persiapan dari mulai
perkaderan, peningkatan kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan, itu
semua juga tergantung dengan kinerja pelaksanaan Partai Golkar nantinya.
Hal ini pun diperkuat dengan pendapat Informan Pendukung selaku
staf Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar
Kabupaten Lebak dalam wawancaranya :
“…di Partai Golkar dalam strateginya terdapat
pokok-pokok,
seperti
perkaderan,
peningkatan
kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan”.35
35
Wawancara dengan Informan Pendukung selaku Wakil Ketua Bagian Pemenangan Pemilu DPD
Partai Golkar Kabupaten Lebak, pada tanggal 20 Juni 2014
72
Analisis terhadap strategi yang dipilih didasari pemikiran bahwa
strategi-startegi tersebut dianggap perlu penilaian.36 Peneliti menganalisis
evaluasi strategi perencanaan kampanye Partai Golkar Kabupaten Lebak,
peneliti menilai bahwa strategi perencanaan kampanye Partai Golkar
sudah baik, tetapi peneliti menemukan bahwa banyak calon dari Partai
Golkar yang tidak mengikuti Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai
Golkar, para calon yang tidak mengikuti Orientasi Penugasan Fungsionaris
ini hanya memberikan bantuan kepada partai yang mengusung. Peneliti
menilai bahwa cara ini sangatlah salah, karena mereka yang tidak megikuti
Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar akan buta akan
perkembangan politik di Kabupaten Lebak dan bagaimana mereka sikap
mereka jika mereka terpilih.
Untuk membuat penyusunan anggaran menjadi mudah dan
terstruktur, maka alokasi dana tersebut hendaknya dikelompokan kedalam
kategori-kategori tertentu. Ada beberapa kategori pos-pos pendanaan yang
dapat digunakan pada hampir semua jenis kampanye yang secara relatif
seudah menjadi standar (Simmons 1990), yaitu : 37
a. Personel inti (key personel), yang terdiri dari administrator,
staff dan keperluan untuk tenaga baru yang diproyeksikan.
b. Temporary employees atau orang-orang yang bekerja secara
penuh melakukan pekerjaan staf untuk waktu-waktu tertentu
saja atau tenaga paruh waktu yang digunakan untuk membantu
36
37
Ibid hal. 247
Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, hal.185-186
73
tugas staf. Mereka tidak dikontrak, dan hanya bekerja pada saat
dibutuhkan.
c. Tenaga kerja kontrak (contracted personel service), yaitu
tenaga yang dikontrak untuk jangka waktu tertentu misalnya
konsultan, peneliti, dan penulis naskah.
d. Tunjangan tambahan (fringe benefits), yaitu berbagai tunjangan
yang secara hukum harus diberikan kepada tenaga kerja,
misalnya asuransi keselamatan kerja.
e. Jasa produksi (production service), yaitu berbagai macam
produksi khusus yang tidak bisa dilaksanakan sendiri dan harus
dikerjakan oleh pihak lain, misalnya produksi iklan televisi,
pamphlet atau spanduk.
f. Jasa pemeliharaan (maintenance service), berkaitan dengan jasa
pemeliharaan
dan
perbaikan
berbagai
peralatan
yang
berhubungan dengan kampanye, seperti komputer, video atau
proyektor.
g. Materi daur ulang (disposable materials), yaitu benda-benda
yang secara total habis digunakan dan tak bisa digunakan lagi
setelah kampanye misalnya kertas.
h. Benda-benda modal (capital), berupa mesin tik, komputer,
mesin fax, file cabinets dan benda-benda lain yang tetap dapat
digunakan setelah kampanye usai.
74
i. Biaya media (media charges), yaitu biaya untuk penggunaan
media, baik media elektronik seperti televisi dan radio, maupun
media cetak seperti koran dan majalah.
j. Biaya distribusi (traffic cost), maksudnya adalah biaya yang
digunakan untuk mendistribusikan berbagai materi seperti
biaya mengirim surat dan biaya pengiriman proposal.
k. Biaya transportasi (transportation costs), yaitu biaya yang
digunakan
untuk
berpergian
para
tenaga
kerja
dalam
melakukan tugasnya.
l. Biaya komunikasi (communication costs), berupa biaya yang
digunakan untuk penggunaan media komunikasi seperti telepon
atau internet.
m. Sewa tempat (work space), ini dianggarkan untuk menyewa
tempat konferensi pers, rapat, atau event.
n. Entertainment. Entertainment disini adalah makan siang atau
makan malam untuk para pekerja, jasa catering untuk rapat,
serta kebutuhan lain yang dapat menghibur dan memberi
kesenangan pada pekerja.
o. Biaya tak terduga (contingency reserve). Dana ini disediakan
untuk keperluan yang tiba-tiba dan tak terduga, besarnya
berkisar antara 5 sampai 15 persen dari total biaya keseluruhan.
Ketika membuat perhitungan ini, harus diingat untuk menghitung
sumber daya yang memang sudah ada sebelumnya, misalnya komputer,
75
kertas dan benda-benda lainnya agar mengurangi biaya kampanye yang
diperlukan. Jika ternyata ada hal lain yang perlu dibayar sedangkan
anggaran sudah selesai dibuat, maka yang harus dilakukan adalah
memasukkan data-data baru tersebut dengan disertai tanda kurung, lalu
perlihatkan secara keseluruhan anggaran terbaru yang telah dikoreksi
tersebut kepada semua tim perencana. Setelah itu, hitung kembali dana
total secara keseluruhan dan salinlah dalam format yang baik dan benar.
Dibawah ini adalah Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana
Kampanye Partai Golongan Karya Pemilihan Umum Calon Legislatif
2014 yang disusun dan di laporkan oleh Akuntan Independen Atas
Penerapan Prosedur Disepakati dan Audit Kepatuhan oleh Drs. Chaeroni
dan Rekan :
76
Tabel 4.3.2
Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Partai
Golkar
NO
A
URAIAN
JUMLAH Rp
SALDO AWAL
Kas di Rekening Nomor : 0048118739100
930,000
Jumlah Saldo Awal
B
930,000
Penerimaan
1
Partai Politik
2
Para Calon Legislatif
128,007,000
3
Sumbangan Perseorangan
2,903,492,800
53,750,000
Jumlah Penerimaan
C
3,085,249,800
Pengeluaran
1
Pengeluaran Operasi
a. Pertemuan Terbatas
b. Pertemuan Tatap Muka
c. Media Massa Cetak dan Media Massa Elektronik
3,500,000
d. Penyebaran Bahan Kampanye Kepada Umum
53,750,000
e. Pemasangan Alat Peraga di Tempat Umum
2,000,000
f. Rapat Umum
122,507,000
g. Kegiatan Lain Yang Tidak Melanggar Larangan Kampanye dan Peraturan Perundang-Undangan
Sub Jumlah (1)
2
2,903,492,800
3,085,249,800
Pengeluaran Modal
Sub Jumlah (2)
3
D
8,344
Pengeluaran Lain-lain
Sub Jumlah (3)
8,344
Jumlah Pengeluaran
3,085,258,144
SALDO AKHIR
Kas di Rekening Nomor : 0048118739100
921,656
Jumlah Saldo Akhir
Sumber : Drs. Chaeroni dan Rekan (Laporan Akuntan
Independen Dana Kampanye Partai Golkar Kabupaten Lebak
Tahun 2014)
Laporan dana kampanye ini termasuk dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan
DPRD dan peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 17 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye peserta Pemilu Anggota
921,656
77
DPR, DPD dan DPRD sebagaimana telah diubah dengan peraturan KPU
Nomor 1 Tahun 2014 sebagai berikut :
1.
Bahwa, Partai Politik Peserta Pemilu menyerahkan Laporan
Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (paling lambat
15 (lima belas) hari setelah tanggan pemungutan suara)
beserta laporan-laporan lainnya yang terkait.
2.
Bahwa,
Partai
Politik
Peserta
melakukan
pencatatan
penerimaan dan pengeluaran dana kampanye dimulai sejak 3
(tiga) hari setelah ditetapkan sebagai peserta pemilu dan
ditutup 1 (satu) minggu sebelum penyampaian laporan
penerimaan dan pengeluaran dana kampanye kepada KAP.
3.
Bahwa, Partai Politik Peserta Pemilu menempatkan dana
kampanye berupa uang, pada rekening khusus dana
kampanye partai politik peserta pemilu pada Bank.
4.
Bahwa, partai politik peserta pemilu mematuhi jumlah
penrimaan sumbangan (mencakup uang dan/atau jasa yang
dapat dinilai dengan uang, termasuk hutang dan diskon
pembeliaan barang atau jasa yang melebihi batas kewajaran
transaksi jual beli secara umum)
yang dilaporkan dalam
LPPDK tidak boleh melebihi jumlah dibawah ini :
a. Rp.
1
perorangan
miliar
untuk
penyumbang
78
b. Rp.
7.5
miliar
untuk
penyumbang
kelompok dan/atau badan usaha non
pemerintah
5.
Bahwa, partai politik peserta pemilu mematuhi penyerahan
laporan sebagai berikut sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan :
a. Penerimaan sumbangan periode I dan II
b. Pembukaan rekening khusus kampanye
c. Laporan dana awal kampanye
6.
Bahwa, apabila terdapat partai politik peserta pemilu
menerima sumbangan yang dilarang maka akan mematuhi
ketentuan sebagai berikut :
a. Dilarang
menggunakan
sumbangan
tersebut
b. Menyetorkan sumbangan yang dilarang
ke Kas Negara; dan
c. Melaporkan sumbangan yang dilarang
7.
Bahwa, sumber dana kampanye calon anggota DPR dan
DPRD bersumber dari kekayaan pribadi dan partai politik
peserta pemilu yang bersangkutan.
8.
Baahwa partai politik peserta pemilu mematuhi lingkup
waktu pencatatan penerimaan dan pengeluaran laporan awal
79
dana kampanye dan rekening khusus dana kampanye meliputi
:
a. Lingkup waktu pencatatan penerimaan
dan pengeluaran laporan rekening khusus
dana kampanye dimulai sejak 3 (tiga) hari
ditetapkan sebagai partai poliyik peserta
pemilu
sampai
dengan
pembukaan
rekening khusus dana kampanye
b. Lingkup waktu pencatatan penerimaan
dan pengeluaran laporan awal dana
kampanye
dimulai
sejak
pembukaan
rekening khusus dana kampanye sampai
dengan paling lambat 14 (empat belas)
hari
sebelum
hari
pertama
jadwal
pelaksanaan pemilu dalam bentuk rapat
umum
9.
Bahwa, partai politik pemilu membuka dan melaporkan
rekening khusus dana kampanye peserta pemilu :
a. Dimulai 3 (tiga) hari setelah partai politik
peserta pemilu ditetapkan sebagai partai
politik peserta pemilu dan paling lambat
14 (empat belas) hari sebelum hari
80
pertama jadwal pelaksanaan kampanye
dalam bentuk rapat umum.
b. Pada bank pemerintah atau bank bukan
pemerintah yang mempunyai perwakilan
di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota
diseluruh Wilayah Indonesia.
c. Atas nama partai politik peserta pemilu,
apabila rekening khusus dana kampanye
partai politik peserta pemilu bukan atas
nama partai politik peserta pemilu yang
bersangkutan,
keterangan /
menerangkan
wajib
surat
disertai
surat
pernyataan
rekening
yang
tersebut
dipergunakan sebagai rekening khusus
dana kampanyr partai politik peserta
pemilu yang bersangkutan.
10.
Bahwa, partai politik peserta pemilu membuat laporan
rekening khusus dana kampanye pemilu yang dilaporkan
mencakup :
a. Sumber perolehan saldo awal atau saldo
pembukaan
b. Rincian perhitungan penerimaan dan
pengeluaran
yang
sudah
dilakukan
81
sebelumnya
apabila
saldo
awal
merupakan sisa dari penerimaan dan
dengan
peruntukan
kampanye
yang
diperoleh sebelum periode pembukaan
rekening khusus dana kampanye.
11.
Bahwa, partai politik peserta pemilu membuat laporan awal
dana kampanye pemilu yang dilaporkan mencakup :
a. Informasi daftar penyumbang
b. Jumlah penerimaan dan pengularan dana
kampanye berupa uang dan/atau jasa
setelah
tanggal
pembukaan
rekening
khusus sampai dengan paling lambat 14
(empat belas) hari sebelum hari pertama
jadwal pelaksanaan kampanye pemilu
dalam bentuk rapat umum
c. Jumlah penerimaan dan pengeluaran dana
kampanye sebagaimana tercatat dalam
rekening khusus dana kampanye dari
Bank sejak dibuka sampai dengan paling
lambat 14 (empat belas) hari sebelum hari
pertama jadwal pelaksanaan kampanye
pemilu dalam bentuk rapat umum
82
Hal ini diperkuat dengan apa yang diucapkan oleh Informan 1
dalam wawancaranya dengan peneliti :
“…dana kampanye yang dikeluarkan oleh Partai
Golkar yaitu sekitar 3 miliar lebih, dana ini
mencakup sumbangan dari partai, sumbangan dari
para calon legislatif, dan sumbangan perorangan.
Dana
kampanye
pengeluarannya
meliputi
pengeluaran operasi, pengeluaran modal dan
pengeluaran lainnya”.38
Hal ini pun diperkuat dengan pendapat Informan 2 dalam
wawancaranya :
“…Penganggaran dana kampanye dibuat secara
baik dan terstruktur dengan membuat deskripsi
keterangan
selengkap
mungkin
di
bawah
rangkuman anggaran dana kampanye tersebut”.39
Dengan adanya Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye
Pemilihan Umum (LPPDKP) legislatif tahun 2014 Partai Golkar, maka
ada keterbukaan didalam partai politik peserta pemilu terutama Partai
38
39
Ibid. Informan 1
Ibid. Informan 2
83
Golkar. Laporan dana merupakan suatu laporan dana kampanye pemilu
yang
menyajikan
informasi
mengenai
saldo
awal,
penerimaan,
pengeluaran, dan saldo akhir dana kampanye pemilu. Lingkup perikatan
prosedur yang disepakati hanya mencakup transaksi penerimaan dan
pengeluaran dana kampanye pemilu yang tercatat dalam LPPDKP, dan
tidak mencakup saldo awal dan saldo akhir LPPDKP.
LPPDKP ini juga tidak menjelaskan secara rinci dalam anggaran,
dikarenakan semuanya sudah termasuk dalam kategori-kategori atau pospos. jika memakai keterangan yang panjang itu justru akan memecahkan
konsentrasi saat meneliti dan memeriksa tabel anggaran LPPDKP Partai
Golkar.
84
4.3.2
Realisasi Cetak Biru Kampanye Partai Golongan Karya
Tabel 4.3.3
Bagan Kategorisasi Realisasi Cetak Biru Kampanye Partai
Golongan Karya
Cetak Biru
Kampanye
Informan 1
Informan 2
Observasi
Partai Golkar mempersiapkan
kampanye untuk pemilu
legislatif butuh waktu kurang
lebih satu tahun
Dengan strategi memperkuat basis
Partai Golkar didaerah sudah
dijalankan dari jauh-jauh hari dan
pencitraan yang harus didukung
oleh media massa setempat serta
pembentukan opini dari masyarakat
Dalam strategi di
realisasi cetak biru
kampanye ini,
menjalankan strategi
dengan terstruktur dan
matang, karena saat
pelaksanaan nanti,
terjadinya kesalahan
saat kampanye minim
Dalam bentuk press release
kami membuatnya dalam
bentuk arsip dan disimpan di
dalam kantor
Partai Golkar membuat press
release dan hal ini perlu agar
memudahkan para wartawan untuk
membuat pemberitaan mengenai
kami
Mengobservasi media
yang kan direalisasi
juga penting, media
karena bagaimana
penggunaan media
akan mempengaruhi
masyarakat
Dalam realisasi cetak biru
adanya evaluasi juga sangat
perlu
Partai Golkar dapat mengetahui
hasil dan apa saja kesalahan Partai
Golkar saat melakukan kampanye
Mengobservasi dalam
tahap evaluasi
sangatlah penting,
partai akan tahu apa
saja yang kurang dalam
kampanye dan apa
yang menjadi kelebihan
dari realisasi cetak biru
kampanye
Strategi
Media
Evaluasi
Sumber : Peneliti
Berbicara mengenai realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar
Kabupaten Lebak melakukan kampanye berdasarkan cetak biru kampanye
Partai, dengan mengacu pada cetak biru Partai Golkar maka partai
85
mengharapkan hasil yang positif, dengan adanya bagan kategorisasi
realisasi cetak biru kampanye akan memudahkan peneliti meneliti dan
mengevaluasi realisasi cetak biru kampanye dan pencapaian-pencapaian
target yang sudah di tentukan.
Dalam kategorisasi realisasi Partai Golkar terdapat beberapa faktor
yang harus dievaluasi oleh peneliti, yaitu strategi kampanye, media yang
digunakan, dan bagaimana evaluasinya. Semua berdasarkan cetak biru
kampanye Partai Golkar.
Partai Golkar mempunyai tujuan yang harus dicapai, namun perlu
kerja keras dari seluruh elemen di partai untuk mencapai tujuan tersebut.
Partai Golkar Kabupaten Lebak merencanakan kampanye dimulai dari
Januari 2013, semenjak dikeluarkannya Laporan Penerimaan dan
Pengeluaran Dana Kampaye Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014
Partai Golkar Kabupaten Lebak. Proses untuk melakukan suatu kampanye
memerlukan waktu yang lama, karena sebelum memulai suatu kampanye
Partai Golkar harus melakukan perencanaan kampanye terlebih dahulu,
didalam perencanaan kampanye terdapat rencana anggaran partai untuk
kampanye pemilu, dan target suara yang akan diperoleh oleh partai.
Menurut Infroman 1 dalam wawancaranya dengan peneliti
memaparkan hasil yang dicapai dalam kegiatan kampanye Pemilihan
Umum Legislatif Partai Golkar Tahun 2014 sebagai berikut :
86
“…Proses realisasi cetak biru kampanye Partai
Golkar memerlukan waktu yang lama untuk
dipersiapkan
terlebih
dahulu.
Partai
Golkar
mempersiapkan kampanye untuk pemilu legislatif
butuh waktu kurang lebih satu tahun itu setelah
laporan
akuntan
independen
atas
penerapan
prosedur disepakati dan audit kepatuhan atas
laporan
penerimaan
dan
pengeluaran
dana
kampanye pemilihan umum legislatif tahun 2014
Partai Golkar Kabupaten Lebak.”.40
Perlu adanya waktu yang cukup lama untuk menjalan kampanye pemilu
legislatif tahun 2014, hal ini dikarenakan Partai Golkar Kabupaten Lebak
ingin benar-benar pada pemilu ini mencapai target dengan memperoleh
suara sebanyak 170.000 atau 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak
Hal ini ditegaskan pula Informan 2 dalam wawancaranya dengan
peneliti :
“…dalam kampanyenya, Partai Golkar sangat kerja
keras pada pemilu ini untuk menjadi partai nomor
satu
di
Kabupaten
Lebak.
Dengan
strategi
memperkuat basis Partai Golkar didaerah sudah
40
Ibid. Informan 1
87
dijalankan dari jauh-jauh hari dan pencitraan yang
harus didukung oleh media massa setempat serta
pembentukan opini dari masyarakat.”.41
Realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar menurut peneliti
sudah baik, tetapi jika tidak didukung oleh empat unsur-unsur pokok
kampanye
yaitu
perekrutan
dan
pelatihan
personel
kampanye,
mengontruksi pesan, menyeleksi penyampaian pesan kampanye, dan
menyeleksi saluran kampanye. Serta didukung oleh elemen-elemen dari
model kampanye Nowak dan Warneryd maka hasilnya akan memenuhi
tujuan Partai Golkar.
Dalam perekrutan dan pelatihan personel kampanye, sebenarnya
kegiatan kampanye merupakan kerja sama tim dengan demikian
membutuhkan banyak personel (juga lembaga) yang akan terlibat
didalamnya. Penentuan siapa saja yang terlibat sebagai pelaksana
kampanye (campaign organizer) merupakan langkah awal dalam
melaksanakan kampanye. Orang-orang yang akan menjadi personel harus
diseleksi secara teliti dengan memperhatikan aspek motivasi, komitmen,
kemampuan bekerjasama, dan pengalaman yang bersangkutan dalam kerja
sejenis.42
Setelah melakukan perekrutan kampanye, Partai Golkar harus
segera melakukan pelatihan untuk para personel dalam menghadapi
41
42
Ibid. Informan 2
Ibid hal. 200
88
pemilhan umum calon legislatif dengan kemampuan-kemampuan yang
sudah
ditentukan
oleh
Partai
seperti
kemampuan
wawancara,
mengorganisasikan pertemuan publik, persentasi, menulis naskah pidato,
menulis press release dan berbagai media komunikasi seperti fotografi
atau mesin fotocopy.
Model kampanye Nowak dan Warneryd, proses kampanye Partai
Golkar dimulai dari tujuan yang hendak dicapai oleh Partai Golkar dan
diakhiri dengan efek yang diinginkan yaitu mendapat 170.000 suara.
Model kampanye ini meliputi efek yang diharapkan, persaingan
komunikasi, objek komunikasi, populasi target dan kelompok penerima,
saluran, pesan, komunikator dan efek yang dicapai. Yang perlu
diperhatikan oleh Partai Golkar dan peneliti pada model kampanye ini
adalah masing-masing elemennya saling berhubungan, jika perubahan
yang terjadi pada satu elemen akan mengakibatkan perubahan pada elemen
lainnya. Hal ini terutama terjadi bila yang berubah aalah efek atau tujuan
kampanye yang dikehendaki oleh Partai Golkar. Tujuan kampanye pada
model ini tidak bersifat rigid / tetap, tetapi dapat berubah, meskipun
kampanye sedang berlangsung
Pesan kampanye memiliki berbagai dimensi yang meliputi pesan
verbal, nonverbal dan visual. Namun apapun dimensinya, secara umum
kontruksi
pesan kampanye
harus didasarkan pada pertimbangan
kesederhanaan (simplicity), kedekatan (familiarity) dengan situasi
khalayak, kejelasan (clarity), keringkasan ( conciseness), kebaruan
89
(novelty), konsistensi, kesopanan (courtessy) dan kesesuaian dengan objek
kampanye, kesederhanaan dapat membuat pesan mudah dipahami dan
sekaligs diingat.43
Pesan yang diusung oleh Partai Golkar pada pemilihan umum
calon legislatif 2014 yaitu ”…Suara Golkar, Suara Rakyat….”, slogan ini
memenuhi unsur kesederhanaan, kebaruan, kejelasan dan keringkasan.
Gambar 4.3.1
Slogan Partai Golongan Karya 2014
Pada umumnya faktor pokok yang harus diperhatikan dalam
menyeleksi pelaku kampanye adalah kesesuaian tokoh tersebut dengan
objek kampanye, media yang digunakan, dan kredibitas yang bersangkutan
dimata publik. Objek kamapanye umumnya dijadikan dasar pertimbangan
pertama dalam menetapkan penyampaian pesan kampanye. Tidak setiap
orang cocok untuk objek kampanye tertentu.
Berkaitan dengan keutamaan berbagai jenis media massa. Atkin
dan Arkin, sebagaimana yang dikutip Pfau dan Parrot (1993), menyatakan
bahwa radio merupakan media yang utama dalam hal kecepatan
menyiarkan berita aktual. Televisi memiliki ruang lingkup yang lebih luas
daripada radio. Televisi juga merupakan massa yang paling terpecaya di
mata publik, dan memiliki kemampuan tinggi dalam mempengaruhi
43
Ibid hal. 201
90
khalayak. Sedangkan harian umum berfungsi untuk menyediakan
informasi secara detail dari peristiwa yang terjadi. Pelaku kampanye
seringkali memanfaatkan semua media tersebut untuk menyampaikan
pesan yang sesuai dengan khalayak yang dibidik.44
DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak melakukan kegiatan
kampanye dengan membuat press release sebagai bahan informasi yang
kemudian disebarkan melalui berbagai macam media massa internal
maupun eksternal oleh Bagian Informasi dan Komunikasi Partai Golkar
Kabupaten Lebak. Hal ini dijelaskan oleh Informan 1
wawancaranya dengan peneliti :
“…kegiatan kampanye yang partai lakukan selalu
kami buatkan laporan sebagai bentuk data kami,
apakah dalam kampanye Partai Golkar mengalami
kemajuan dari segi simpatisan dari kampanyekampanye sebelumnya. Dan jika dalam bentuk press
release kami membuatnya dalam bentuk arsip dan
disimpan di dalam kantor, dan jika para wartawan
dari
media
massa
cetak
maupun
menginginkannya kita berikan”.45
44
45
Ibid hal. 202-203
Ibid. Informan 1
elektronik
dalam
91
Walaupun secara umum media massa adalah saluran utama dari
kegiatan kampanye, namun perlu juga diperhitungkan hal lain yang
menjadi keterbatasan institusi media massa.46
Media massa yang menjadi alat publikasi ketika kegiatan
kampanye berlangsung membuat masyarakat menyadari bahwa sangat
ramainya kegiatan kampanye menjelang pemilu. Dalam membuat press
release DPD Partai Golkar tidak langsung memberikan kepada media
massa dengan cara mengirimkannya, tetapi DPD Partai Golkar Kabupaten
Serang menunggu permintaan para wartawan media massa cetak maupun
elektronik meminta ijin untuk meiput atau hanya meminya laporannya saja
dalam bentuk press release. Hal ini disampaikan oleh Informan 2 dalam
wawancaranya dengan peneliti
“…ya, Partai Golkar membuat press release dan
hal ini perlu agar memudahkan para wartawan
untuk membuat pemberitaan mengenai kami, serta
ketika ada pembaca mereka tahu bagaimana Partai
Golkar melakukan kampanye, dengan adanya media
menjadi hal positif bagi kami”.47
Penggunaan media sangatlah penting untuk mempengaruhi
masyarakat, Partai Golkar hendaknya harus memakai jasa media massa
46
47
Ibid hal. 92
Ibid. Informan 2
92
yang sejauh ini sangat berpengaruh dalam suatu kampanye. Penggunaan
media juga harus didukung dengan efisiensi biaya yang harus dikeluarkan
oleh Partai Golkar, pemilihan media yang harus dipilih oleh Partai Golkar
dengan mengukur dan menganalisis kesempatan untuk melihat format dan
isi pesan kampanye, nilai respons, biaya per penayangan pesan kampanye
partai,dan akibat yang ditimbulkan oleh pesan kampanye.
93
4.3.3
Kinerja
Pelaksanaan
Kampanye
Selama
Proses
Kegiatan Kampanye Partai Golongan Karya
Tabel 4.3.4
Bagan Kategorisasi Kinerja Pelaksanaan Kampanye
Partai Golongan Karya
Cetak Biru
Kampanye
Informan 1
Partai Golkar saat ini memiliki
target suara itu sekitar 170.000
di Kabupaten Lebak dengan
target kursinya sekitar 13 kursi
di DPRD Kabupaten Lebak
Target
Hasil
Faktor
Evaluasi
Hasil yang diperoleh oleh
Partai Golkar pada pemilu
legislatif tahun 2014 sangatlah
jauh dari target kami yang
sekitar 170.000 suara atau
sama dengan 13 kursi di
DPRD tetapi kami hanya
mendapat sekitar 97.000 suara
saja atau sama dengan 8 kursi,
ini sangat buruk sekali.
Adanya Faktor Pemilukada
Kabupaten Lebak yang
mempengaruhi suara Partai
Golkar
Menjadi lebih baik lagi bagi
Partai Golkar, mungkin
kejadian ini menjadi pelajaran
bagi seluruh elemen-elemen
yang ada di Partai Golkar di
Kabupaten maupun di
Provinsi. Kinerja selanjutnya
untuk Partai Golkar untuk
memperbaiki citra partai
Informan 2
Partai Golkar setiap masa
bhakti ada yang namanya
Orientasi Penugasan
Fungsionaris Partai Golkar
Tingkat Kabupaten Lebak,
dalam Orientasi Penugasan
Fungsionaris Partai Golkar
terdapat target yang harus
dicapai yaitu memenangkan
Pilkada ≥ 60% suara,
memenangkan Pileg 21%
(optimis) s/d 30% (pesimis)
Observasi
Didalam observasinya, target menjadi
menjadi observasi pertama, target disini
merupakan khalayak atau masyarakat
selaku memegang suara dalam pemilu
Suara yang diperoleh Partai
Golkar pemilu sekarang
sangatlah jauh dari target kita,
mungkin ini juga dampak dari
Pemilukada kemaren
Mengobservasi hasil pemilu, bahwa
semua elemen yang ada didalam Partai
Golkar harus lebih kerja keras untuk
mendapatkan hasil yang maksimal,
hasil yang buruk sama dengan kinerja
yang buruk pula
Kasus suap Pemilukada yang
membuat suara Partai Golkar
jatuh
Partai Golkar harus lebih peduli oleh
faktor-faktor yang membuat suara
partai merosot, dan harus segera diatasi
Mengadakan rapat umum
setelah penghitungan suara dan
saling bertukar fikiran didalam
elemen partai
Sumber : Peneliti
Mengevaluasi semua dari memulai
perencanaan yang meliputi analisis
situasi dan konseptualisasi desain
kampanye, dilanjutkan dengan tahap
pelaksanaan yang merupakan
penerapan dan penyesuaian dari
rancangan yang telah dibuat , kemudian
diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan
untuk menilai keefektivan kampanye
94
Kinerja yang maksimal akan dicapai jika sebuah proses dalam
menjalankannya lancar dan baik. Kinerja pelaksanaan Partai Golkar
meliputi yang didalam cetak biru kampanye yang sesuai dengan cetak biru
kampanye yang ada dan dalam realisasinya pun sudah sesuai dengan cetak
biru kampanye tetapi masih terdapat faktor yang menjadi penghambat
terjadinya kampanye yang baik dan benar.
Pada pemilu kali ini suara Partai Golkar tidak memenuhi dari target
yang diharapkan oleh Partai sekitar 170.000 suara, Partai Golkar hanya
mendapatkan 97.826 suara kurang 72.174 suara, ini merupakan pencapaian
terburuk Partai Golkar sebelum dibawah kepemimpinan H. Kasmin, S.Ap
yaitu H. Herry Djuhaeri Partai Golkar hanya mendapat 9 kursi di DPRD
Kabupaten Lebak.
Hasil yang dicapai oleh Partai Golkar setelah proses pemungutan
suara di Kabupaten Lebak mencapai jumlah suara sebesar 97.826 suara
yang didapat dari 6 Dapil (daerah pemilihan) yang ada di Kabupaten
Lebak dengan target 170.000 suara.
95
Tabel 4.3.5
Perolehan Suara Partai Golkar Perdaerah
NO
KECAMATAN
JUMLAH SUARA
1
Rangkasbitung
6,420
2
Kalang Anyar
2,031
3
Cibadak
5,584
4
Warunggunung
3,177
5
Sajira
1,140
6
Maja
5,905
7
Curugbitung
1,929
8
Cipanas
2,316
9
Lebak Gedong
10
Sobang
3,319
11
Muncang
2,502
12
Cirinten
13
Bojongmanik
1,025
14
Leuwidamar
5,071
15
Cimarga
5,122
16
Cilograng
2,468
17
Cibeber
6,328
18
Bayah
8,733
19
Cihara
3,394
20
Panggarangan
5,667
21
Wanasallam
3,255
22
Malingping
3,820
23
Cijaku
2,719
24
Cigemlong
2,414
25
Banjarsari
4,378
26
Gunungkencana
3,859
27
Cileles
2,200
28
Cikulur
2,159
Jumlah
DAERAH PEMILIHAN
JUMLAH SUARA
TIAP DAPIL
JUMLAH
KURSI
LEBAK I
17,212
2
LEBAK II
11,418
1
LEBAK III
17,802
1
LEBAK IV
26,590
2
LEBAK V
12,208
1
LEBAK VI
12,596
1
97,826
8
128
763
97,826
Sumber : Arsip Partai Golongan Karya Kabupaten
Lebak
96
Hal ini dibenarkan oleh Informan 1 dalam wawancaranya dengan
peneliti sebagai berikut :
“…hasil yang diperoleh oleh Partai Golkar pada
pemilu legislatif tahun 2014 sangatlah jauh dari
target kami yang sekitar 170.000 suara atau sama
dengan 13 kursi di DPRD tetapi kami hanya
mendapat sekitar 97.000 suara saja atau sama
dengan 8 kursi, ini sangat buruk sekali.”.48
Adanya faktor yang mempengaruhi suara Partai Golkar saat ini di
Kabupaten Lebak, tidak ada yang salah dengan kampanye yang dilakukan
oleh Partai Golkar. Tentunya untuk mencapai target yang menjadi tujuan
kita tidaklah mudah, semua sudah dilakukan dengan teratur dan terlaksana
dengan
baik
tetapi
masih
ada
hambatan
atau
faktor
yang
mempengaruhinya.
Pada kinerja pelaksanaan, banyak faktor yang menjadi penunjang
dan penghambat kampanye, seperti faktor yang menunjang adalah faktor
didalam cetak biru kampanye tersampaikan kepada masyarakat, serta
faktor penghambat kampanye yaitu issue pilkada Kabupaten Lebak yang
menjatuhkan citra politik Partai Golkar di Kabupaten Lebak
48
Ibid. Informan 1
97
Faktor yang mempengaruhi suara Partai Golkar pada pemilu
legislatif yaitu issue suap dalam pemilukada Kabupaten Lebak 2014.
Banyak masyarakat yang mendapatkan infomasi dan issue yang membuat
mereka tertarik dan memberikan respon tentang hal ini, tetapi mereka
hanya sekedar tahu tentang issue Partai Golkar, mereka tidak tahu lebih
mendalam tentang issue yang mereka dengar. Jika masyarakat semakin
tinggi tingkat keterlibatan dengan issue tersebut, masyarakt juga akan tahu
apa tujuan kampanye Partai Golkar yang ingin menghapus issue miring
tentang Partai Golkar di Kabupaten Lebak.
Hal ini dibenarkan oleh Informan 1 dalam wawancaranya dengan
peneliti sebagai berikut :
“…suara yang diperoleh Partai Golkar pemilu
sekarang sangatlah jauh dari target kita, mungkin
ini juga dampak dari Pemilukada kemaren”.49
Dampak yang ditimbulkan sangatlah besar bagi Partai Golkar, namun
dalam hal ini Informan 1 menceritakan betapa sulitnya untuk mengubah
pola pikir masyarakat, Informan 1 menjelaskan dalam wawancaranya
dengan peneliti :
49
Ibid. Informan 1
98
“…untuk mengubah pola pikir masyarakat dan
melupakan sejenak kejadian pemilukada kemarin
sangat sulit sekali, sebelum adanya kasus suap ke
MK yang dilakukan oleh adiknya Gubenur Banten,
suara Partai Golkar sangatlah besar, sekarang
sangatlah berbeda banyak juga masyarakat melihat
Partai Golkar sebagai partai yang mempunyai
banyak kasus, apalagi kasus suap Gubernur Banten
sampai sekarang belum beres ”.50
Dari kejadian ini Partai Golkar Kabupaten Lebak dapat
berintopeksi sendiri bagi partainya dan harus lebih bisa menjaga amanat
dari masyarakat yang selalu mendukung Partai Golkar. Informan 1 dalam
wawancaranya dengan peneliti sebagai berikut :
“…untuk menjadi lebih baik lagi bagi Partai
Golkar, mungkin kejadian ini menjadi pelajaran
bagi seluruh elemen-elemen yang ada di Partai
Golkar di Kabupaten maupun di Provinsi. Kinerja
selanjutnya untuk Partai Golkar untuk memperbaiki
citra partai.”.51
50
51
Ibid. Informan 1
Ibid. Informan 1
99
Kejadian yang dialami oleh Partai Golkar adalah sebuah proses
untuk menjadi partai yang lebih dewasa, solid dan lebih baik. Untuk hasil
suara yang diperoleh Partai Golkar semuanya adalah kinerja dari semua
elemen yang ada di Partai Golkar Kabupaten Lebak.
Peneliti juga menanyakan apa yang dimaksud dengan evaluasi
kampanye kepada Informan 1 dalam wawancaranya :
“…Mengevaluasi semua dari memulai perencanaan
yang meliputi analisis situasi dan konseptualisasi
desain
kampanye,
dilanjutkan
dengan
tahap
pelaksanaan yang merupakan penerapan dan
penyesuaian dari rancangan yang telah dibuat ,
kemudian diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan
untuk menilai keefektivan kampanye”.52
Apakah DPD Partai Golkar Kabupaten Lebak melakukan evaluasi
kampanye pada saat setelah penghitungan suara, hal ini kemudian di
jelaskan oleh Informan 1 dalam wawancaranya dengan peneliti :
“…untuk secara formal partai belum sempat
melakukan evaluasi setelah penghitungan suara.
52
Ibid. Informan Pendukung
100
Namun secara pasti partai melakukan pertemuan
secara internal partai di kantor ”.53
Dalam pernyataannya dari Informan 2, menjelaskan bahwa secara
formal dalam DPD Partai Golkar
belum pernah melakukan evaluasi
setelah penghitungan suara. Hal ini pun diperkuat oleh Informan 2 dalam
wawancaranya dengan peneliti :
“…ya kami secara khusus belum pernah melakukan
evaluasi kampanye setelah penghitungan suara
seperti yang Anda jelaskan, namun dalam artian
yang sama kami sering bertukaran pendapat dalam
beberapakali pada setiap tahunnya diluar rapat
umum partai, kami membahas tentang rencana
kerja Partai Golkar dan hambatan-hambatan yang
ada dalam rencana kerja partai, hasilnya baik atau
buruknya itu tergantung kinerja orang-orang yang
berada di partai”.54
Setiap kegiatan kampanye yang dilakukan DPD Partai Golkar Kabupaten
Lebak dari mulai perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi kampanye
perlu dilakukan adanya laporan, sebagai bentuk tahap pengevaluasian
53
54
Ibid. Informan Pendukung
Ibid. Informan 2
101
apakah data-data dalam kegiatan kampanye sesuai dengan cetak biru
kampanye atau tidak.
Sejauh ini, peneliti menganalisis bahwa kampanye yang dilakukan
oleh Partai Golkar sangat baik tetapi ada faktor yang tidak bisa diatasi
seperti masih adanya kader-kader partai yang diusung oleh Partai Golkar
bukan dari Orientasi Fungsionaris Partai Golkar, kader-kader ini
pengetahuan politiknya pun rendah, seharusnya Partai Golkar harus lebih
selektif memilih kader-kader yang berkualitas. Yang terakhir adalah faktor
issue Pemilukada Kabupaten Lebak yang melibatkan nama Partai Golkar,
ini seharusnya semua elemen di Partai Golkar bisa mengatasi adanya issue
ini, semua anggota harus siap membersihkan issue yang menjatuhkan
Partai Golkar.
Dengan demikian melakukan evaluasi kampanye memang tidak
mudah apalagi murah. Setidaknya 10-15% anggaran kampanye harus
disisihkan untuk melakukan evaluasi program secara professional. Tetapi
jumlah tersebut sebenarnya tidak berarti apa-apa bila dibandingkan dengan
kemungkinan gagalnya kampanye, yang berarti pula menyia-nyiakan
seluruh anggaran yang telah dikeluarkan.55
55
Ibid hal. 219
102
Tabel 4.3.6
Bagan Perbandingan Evaluasi Kampanye
Evaluasi
Kampanye
Target
Strategi
Faktor
Cetak Biru Kampanye
Evaluasi target dari cetak biru
kampanye Partai Golkar untuk
target 170.000 suara dengan
menggunakan kampanye
model Nowak dan Warneryd
akan tercapai.
Evaluasi dari strategi cetak
biru kampanye yang
dilakukan oleh peneliti.
Strategi yang dipakai oleh
Partai Golkar sangat baik
dikarenakan dalam cetak biru
kampanye terdapat model
Nowak dan Warneryd
Faktor yang terdapat didalam
cetak biru kampanye, yaitu
faktor pendukung seperti
pesan yang akan disampaikan
dan media yang
menyampaikan pesan tersebut
serta elemen-elemen yang
didalam partai seperti tim
sukses dari partai dan si calon
legislatif
Realisasi Cetak Biru
Kampanye
Realisasi dari target cetak biru
kampanye dengan mengetahui
bagaimana suatu target akan
tercapai jika dalam realisasinya
sama dengan cetak biru
kampanye
Evaluasi strategi pada saat
realisasi sangat jelas bahwa
Partai Golkar sangat berhati-hati
dalam melakukan kampanye,
Partai Golkar melakukan
kampanye mengikuti cetak biru
kampanye dan tidak ada yang
keluar dari cetak biru kampanye
Faktor yang didalam realisasi
hanya menjalankan faktor-faktor
pendukung yang terdapat
didalam cetak biru kampanye
Sumber : Peneliti
Kinerja Pelaksanaan
Dalam kinerja pelaksanaan, target yang
dicapai tidak sesuai dengan cetak biru
kampanye. Target yang ingin dicapai oleh
partai 170.000 suara, pada pemilu 2014
hanya mendapat 97.826 suara, jauh dari
target yang dicanangkan.
Pada saat kinerja pelaksanaan kampanye
Partai Golkar, strategi yang dipakai oleh
Partai Golkar menurut cetak biru
kampanye, sesuai dengan cetak biru
kampanye tetapi ada faktor lain yang
membuat suara dari Partai Golkar tidek
mencapai target yang diharapkan
Pada kinerja pelaksanaan, banyak faktor
yang menjadi penunjang dan penghambat
kampanye, seperti faktor yang menunjang
adalah faktor didalam cetak biru kampanye
tersampaikan kepada masyarakat, serta
faktor penghambat kampanye yaitu issue
pilkada Kabupaten Lebak yang
menjatuhkan citra politik Partai Golkar di
Kabupaten Lebak
103
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Cetak biru kampanye yang dilakukan oleh Partai Golkar Kabupaten
Lebak sangat baik, karena dalam cetak biru kampanye partai terdapat
strategi pemenangan pemilu yang benar-benar melalui suatu Orientasi
Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak yang
telah disepakati sebagai peraturan partai untuk memperkuat basis
Partai Golkar menuju kemenangan pemilu 2014.
2. Realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar menurut peneliti sudah
baik, karena sudah melakukan empat unsur-unsur pokok kampanye
yaitu perekrutan dan pelatihan personel kampanye, mengontruksi
pesan, menyeleksi penyampaian pesan kampanye, dan menyeleksi
saluran kampanye. Serta sudah sesuai dengan elemen-elemen dari
model kampanye Nowak dan Warneryd hasilnya mencapai tujuan
Partai Golkar.
3. Kinerja pelaksanaan kampanye Partai Golkar sangat baik tetapi Pada
kinerja pelaksanaan, banyak faktor yang menjadi penunjang dan
penghambat kampanye, seperti faktor yang menunjang adalah faktor
didalam cetak biru kampanye tersampaikan kepada masyarakat, serta
faktor penghambat kampanye yaitu issue pilkada Kabupaten Lebak
yang menjatuhkan citra politik Partai Golkar di Kabupaten Lebak
104
5.2 Saran
1. Evaluasi kampanye dapat lebih mengembangkan dan memperbaiki
kinerja organisasi partai politik dalam melakukan program kampanye.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan atau referensi
bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya
dalam evaluasi kualitatif kampanye politik dan kegiatan kampanye
lainnya.
2. Evaluasi kampanye mampu meningkatkan dan memaksimalkan hasil
yang dicapai oleh sebuah partai politik. Partai Golkar Kabupaten
Lebak diharapkan tidak cepat merasa puas dengan hasil yang dicapai,
apalagi pemilihan umum kali ini tujuan dari Partai Golkar sangatlah
jauh dari yang diharapkan. Partai Golkar Kabupaten Lebak harus bahumembahu untuk mengembalikan citra politik partai di masyarakat dari
semua elemen di partai.
3. Sebuah partai maupun organisasi harus selalu melakukan evaluasi
yang baik dan benar. Agar ketika sebuah masalah menghambat sebuah
partai atau organisasi tersebut telah memiliki kiat-kiat tertentu untuk
segera dihadapi atau dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Dhakidae, Daniel. 2009. Partai-Partai Politik Indonesia (Ideologi dan Program). Jakarta :
Kompas
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra Aditya
Bakti
. 2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Firmanzah. 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas. Jakarta. Yayasan Obor
Indonesia
Herry, Achmad. 2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung. Yogyakarta :
Galang Press
Krisyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
Littlejohn, Stephen W. 1998. Theories of Communication. USA : Wardworths Publishing
Company
Mardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk PR. Bandung : Simbiosa Rekatama
Media
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nimmo, Dan. 1993. Komunikasi Politik. Bandung : Remaja Rosdakarya
Nursal, Adman. 2004. Political Marketing (Strategi Memenangkan Pemilihan Umum, Sebuah
Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden). Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Parwito. 2007. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : LKiS
. 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan. Yogyakarta :
Jalasutra
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye. Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Widjajanto, Kenmada. 2013. Perencanaan Komunikasi Konsep dan Aplikasi. Bandung : Ultimus
Jurnal :
Daniel Kreiss and Philip N. Howard. 2010. Political Campaign. International Journal of
Communication 4. Licensed under the Creative Commons Attribution (diposting 23
Oktober 2013)
Sumber lain :
Haji Ali, M Rizwan. 2007. Strategi Politik memenangkan Pilkada Damai. (Tulisan opini dalam
www.acehinstitute.org)
Suwardi, Harsono. 2008. Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah
Tahun 2008. UNS : Skripsi
Suwarno, PJ. 2009. Mengurangi Bentrokan Kampanye (Strategi Pemasaran Politik Dalam
Pemilihan Gubernur Jawa Tengah Tahun 2008. UNS : Skripsi
Arsip Partai Golongan Karya. 2008. Kumpulan Materi Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai
Golkar Tingkat Kabupaten Lebak. Rangkasbitung
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN
Suasana Kampanye Partai Golkar
Pengamanan Kampanye
Simpatisan Mendengarkan Pidato Salah Satu Caleg
Salah Satu Caleg Menggelar Rapat Bersama Masyarakat
PEDOMAN OBSERVASI
1. Mengobservasi cetak biru kampanye

Meneliti tentang cetak biru kampanye Partai Golongan Karya

Meneliti tentang cetak biru kampanye para calon legislatif
2. Mengobservasi visi misi

Meneliti tentang visi misi Partai Golongan Karya

Meneliti tentang visi misi calon legislatif
3. Mengobservasi pelaksanaan kampanye

Meneliti bagaimana kampanye berlangsung

Meneliti jumlah simpatisan Partai Golongan Karya
4. Mengobservasi evaluasi kampanye

Meneiti faktor-faktor penghambat keberhasilan kampanye

Meneliti faktor-faktor penunjang keberhasilan kampanye
PEDOMAN WAWANCARA
Informan Kunci
1. Mengetahui cetak biru kampanye Partai Golongan Karya
Mencari jawaban atas pertanyaan : Bagaimana cetak biru kampanye Partai Golongan
Karya dan faktor apa saja yang harus dipersiapkan selama proses perencanaan kampanye
Partai Golongan Karya.
2. Mengetahui realisasi cetak biru kampanye Partai Golongan Karya
Mencari jawaban atas pertanyaan : bagaimana merealisasikan cetak biru kampanye
Partai Golongan Karya dan apa saja yang melatarbekakangi proses realisasi cetak biru
kampaye Partai Golongan Karya.
3. Mengetahui kinerja pelaksanaan kampanye selama proses kegiatan kampanye
Mencari jawaban atas pertanyaan : Bagaimana kinerja pelaksanaan kampanye selama
proses kegiatan kampanye dan evaluasi apa saja yang harus dilakukan oleh Partai
Golongan Karya dengan hasil pemilihan umum calon legislatif.
Informan Pendukung
1. Mengetahui cetak biru kampanye Partai Golongan Karya
Mencari jawaban atas pertanyaan : Faktor apa saja yang harus dipersiapkan selama proses
perencanaan kampanye Partai Golongan Karya.
2. Mengetahui realisasi cetak biru kampanye Partai Golongan Karya
Mencari jawaban atas pertanyaan : Apa saja yang melatarbekakangi proses realisasi
cetak biru kampaye Partai Golongan Karya.
3. Mengetahui kinerja pelaksanaan kampanye selama proses kegiatan kampanye
Mencari jawaban atas pertanyaan : Evaluasi apa saja yang harus dilakukan oleh Partai
Golongan Karya dengan hasil pemilihan umum calon legislatif.
HASIL WAWANCARA
Key Informan
1. H. Mas Yogi Rochmat Abdulirohi
1. Apa target Partai Golkar pada pemilu sekarang ?
Sebenarnya Partai Golkar saat ini memiliki target suara itu sekitar 170.000 di
Kabupaten Lebak dengan target kursinya sekitar 13 kursi di DPRD Kabupaten Lebak
ini. Partai Golkar ingin mengulang pada saat ketuanya Alm H. Tb. AM. Farid Mukim,
pada saat itu kita (Partai Golkar) mendapat 13 kursi
2. Berapa anggaran dana kampanye Partai Golkar ?
Dana kampanye yang dikeluarkan oleh Partai Golkar yaitu sekitar 3 miliar lebih, dana
ini mencakup sumbangan dari partai, sumbangan dari para calon legislatif, dan
sumbangan perorangan. Dana kampanye pengeluarannya meliputi pengeluaran
operasi, pengeluaran modal dan pengeluaran lainnya
3. Bagaimana proses cetak biru kampanye Partai Golkar ?
Proses realisasi cetak biru kampanye Partai Golkar memerlukan waktu yang lama
untuk dipersiapkan terlebih dahulu. Partai Golkar mempersiapkan kampanye untuk
pemilu legislatif butuh waktu kurang lebih satu tahun itu setelah laporan akuntan
independen atas penerapan prosedur disepakati dan audit kepatuhan atas laporan
penerimaan dan pengeluaran dana kampanye pemilihan umum legislatif tahun 2014
Partai Golkar Kabupaten Lebak
4. Apakah Partai Golkar membuat sebuah laporan setelah kampanye ?
Kegiatan kampanye yang partai lakukan selalu kami buatkan laporan sebagai bentuk
data kami, apakah dalam kampanye Partai Golkar mengalami kemajuan dari segi
simpatisan dari kampanye-kampanye sebelumnya. Dan jika dalam bentuk press
release kami membuatnya dalam bentuk arsip dan disimpan di dalam kantor, dan jika
para wartawan dari media massa cetak maupun elektronik menginginkannya kita
berikan
5. Apakah hasil yang diperoleh Partai Golkar sudah mencapai target ?
Hasil yang diperoleh oleh Partai Golkar pada pemilu legislatif tahun 2014 sangatlah
jauh dari target kami yang sekitar 170.000 suara atau sama dengan 13 kursi di DPRD
tetapi kami hanya mendapat sekitar 97.000 suara saja atau sama dengan 8 kursi, ini
sangat buruk sekali
6. Faktor apa yang mempengaruhi suara Partai Golkar ?
suara yang diperoleh Partai Golkar pemilu sekarang sangatlah jauh dari target kita,
mungkin ini juga dampak dari Pemilukada kemaren. Untuk mengubah pola pikir
masyarakat dan melupakan sejenak kejadian pemilukada kemarin sangat sulit sekali,
sebelum adanya kasus suap ke MK yang dilakukan oleh adiknya Gubenur Banten,
suara Partai Golkar sangatlah besar, sekarang sangatlah berbeda banyak juga
masyarakat melihat Partai Golkar sebagai partai yang mempunyai banyak kasus,
apalagi kasus suap Gubernur Banten sampai sekarang belum beres
7. Bagaimana cara Partai Golkar untuk mengatasi issue yang beredar ?
untuk menjadi lebih baik lagi bagi Partai Golkar, mungkin kejadian ini menjadi
pelajaran bagi seluruh elemen-elemen yang ada di Partai Golkar di Kabupaten
maupun di Provinsi. Kinerja selanjutnya untuk Partai Golkar untuk memperbaiki citra
partai. Mengevaluasi semua dari memulai perencanaan yang meliputi analisis situasi
dan konseptualisasi desain kampanye, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan yang
merupakan penerapan dan penyesuaian dari rancangan yang telah dibuat , kemudian
diakhiri dengan evaluasi yang ditujukan untuk menilai keefektivan kampanye
8. Apakah Partai Golkar melakukan evaluasi ?
untuk secara formal partai belum sempat melakukan evaluasi setelah penghitungan
suara. Namun secara pasti partai melakukan pertemuan secara internal partai di kantor
2. Inu Ainul Hayat
1. Apa isi cetak biru kampanye ?
Didalam cetak biru kampanye Partai Golkar setiap masa bhakti ada yang namanya
Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar Tingkat Kabupaten Lebak, dalam
Orientasi Penugasan Fungsionaris Partai Golkar terdapat target yang harus dicapai
yaitu memenangkan Pilkada ≥ 60% suara, memenangkan Pileg 21% (optimis) s/d
30% (pesimis) dan yang terakhir memenangkan Pilpres dengan calon yang diusulkan
dari Partai Golkar
2. Disinggung tentang anggaran, bagaimana cara membuat anggaran yang baik ?
Penganggaran dana kampanye dibuat secara baik dan terstruktur dengan membuat
deskripsi keterangan selengkap mungkin di bawah rangkuman anggaran dana
kampanye tersebut
3. Strategi apa yang diterapkan Partai Golkar pada pemilu sekarang ?
Dalam kampanyenya, Partai Golkar sangat kerja keras pada pemilu ini untuk menjadi
partai nomor satu di Kabupaten Lebak. Dengan strategi memperkuat basis Partai
Golkar didaerah sudah dijalankan dari jauh-jauh hari dan pencitraan yang harus
didukung oleh media massa setempat serta pembentukan opini dari masyarakat.
4. Apakah ada media yang mengkampanyekan Partai Golkar ?
ya, Partai Golkar membuat press release dan hal ini perlu agar memudahkan para
wartawan untuk membuat pemberitaan mengenai kami, serta ketika ada pembaca
mereka tahu bagaimana Partai Golkar melakukan kampanye, dengan adanya media
menjadi hal positif bagi kami
5. Apakah Partai Golkar melakukan evaluasi ?
ya kami secara khusus belum pernah melakukan evaluasi kampanye setelah
penghitungan suara seperti yang Anda jelaskan, namun dalam artian yang sama kami
sering bertukaran pendapat dalam beberapakali pada setiap tahunnya diluar rapat
umum partai, kami membahas tentang rencana kerja Partai Golkar dan hambatanhambatan yang ada dalam rencana kerja partai, hasilnya baik atau buruknya itu
tergantung kinerja orang-orang yang berada di partai
Informan Pendukung
1. Suhalim
1. Strategi apa yang diterapkan Partai Golkar pada pemilu sekarang ?
Di Partai Golkar dalam strateginya terdapat pokok-pokok, seperti perkaderan,
peningkatan kesra, perkuat basis daerah dan pencitraan
2. Apakah Partai Golkar melakukan evaluasi ?
Sejauh ini Partai Golkar belum pernah melakukan evaluasi, mungkin hanya sekedar
tukar pendapat dengan didalam internal partai.
3. Bagaimana Partai Golkar menyikapi isu yang beredar ?
Partai Golkar segera melakukan pendekatan lebih dalam dengan masyarakat melalui
kampanye calon legislatif.
STRUKTUR ORGANISASI
DPD PARTAI GOLONGAN KARYA
KABUPATEN LEBAK
Keputusan Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Provinsi
Banten tentang revitalisasi komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah
Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak masa bhakti 2009-2015.
1. Pengesahan revatilisasi komposisi dan personalia Dewan Pimpinan Daerah
Partai Golongan Karya Kabupaten Lebak masa bhakti 2009-2015,
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan.
2. Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris, Wakil-wakil Sekretaris dan Bendahara,
Wakil-wakil Bendahara merupakan pengurus harian yang bersifat kolektif.
3. Pengurus pleno Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya Kabupaten
Lebak adalah semua personalia pengurus sebagaimana tercantum dalam
lampiran surat keputusan.
4. Dengan ditetapkan ini maka keputusan Dewan Pimpinan Daerah Partai
Golongan
Karya
Provinsi
Banten
Nomor
I/GOLKAR/VII/2012 tanggal 15 Agustus
:
SKEP-36/DPD-
2012 tentang Revitalisasi
Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya
Kabupaten Lebak Masa Bhakti 2009-2015, dinyatakan dicabut dan tidak
berlaku lagi.
Komposisi dan Personalia Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya
Kabupaten Lebak Masa Bhakti 2009-20015 (Hasil Revitalisasi)
NO
NAMA
JABATAN
1
H. KASMIN
Ketua
2
H. ENCUP SUPRANI
Wakil Ketua Bidang Organisasi
3
H. RHS. WIRYADINATA, SH
Wakil Ketua Bidang Kaderisasi dan Keanggotaan
4
Ir. H. YUDI HENDRIAWAN, MRE
Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu
5
H. Tb. ATMAKUSUMAH, S.Sos
Wakil Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat
6
H. MEDI MARSINUN, SH
Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM
7
HILMAN LAKSANA, S.Pd
Wakil Ketua Bidang Tani dan Nelayan
8
Hj. LIES MASIE RUDY E. SUHERMAN Wakil Ketua Bidang Tenaga Kerja dan UMKM
9
IYAT SUPRIYATNO LUKITO
Wakil Ketua Bidang Pemuda, Olahraga dan Seni
10
H. YAYA SUHARYA
Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan
11
Hj. HERNAWATI ASIK
Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan
12
Drs. H. YUSUF HIDAYAT
Wakil Ketua Bidang Keagamaan
13
H. DJAMALUDIN, S.Ag
Wakil Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi
14
H. MAS YOGI ROCHMAT. A
Sekretaris
15
SITI MARIAM
Wakil Sekretaris
16
PIPIT CHANDRA, A.Md
Wakil Sekretaris
17
H. TATANG SUWARNA
Wakil Sekretaris
18
AINUL HAYAT
Wakil Sekretaris
19
DEDI HADIPRIATNA
Wakil Sekretaris
20
Hj. RATU MINTARSIH
Wakil Sekretaris
21
H. IWAN KUSNADI, SH
Bendahara
22
Hj. ATI SUHARTI YUSIN, S.Sos
Wakil Bendahara
23
Hj. RITA HERLINA, A.Md
Wakil Bendahara
24
H. ARJA
Wakil Bendahara
25
H. DJAHADI
Wakil Bendahara
26
H. APANG AFANDI
Wakil Bendahara
27
TRISNA HIDAYAT, S.Sos
Ketua Bagian Organisasi
28
MOCH. KUSEN, SH, Msi
Wakil Ketua Bagian Organisasi
29
IRFAN PERMANA
Anggota Bagian Organisasi
30
Drs. H. AMAT SAEPUDIN, M.Pd.I
Ketua Bagian Kaderisasi dan Keanggotaan
31
DJURIAH D. SUHERMAN
Wakil Ketua Bagian Kaderisasi dan Keanggotaan
32
DEDI WIHARJA, SE
Ketua Bagian Pemenangan Pemilu
33
SUHALIM
Wakil Ketuan Bagian Pemenangan Pemilu
34
H. ENCE MUSYANIF
Ketua Bagian Pengabdian Masyarakat
35
Hj. OOM SUHAYATI
Wakil Ketua Bagian Pengabdian Masyarakat
36
BAMBANG
Anggota Bagian Pengabdian Masyarakat
37
BAYU SULAEMAN
Ketua Bagian Hukum dan HAM
38
M. RANHY. H
Wakil Ketua Bagian Hukum dan HAM
39
NANANG KOSIM
Anggota Bagian Hukum dan HAM
40
IYANG, SP
Ketua Bagian Tani dan Nelayan
41
TATA SASMITA
Wakil Ketuan Bagian Tani dan Nelayan
42
ALI HAMBALI
Ketua Bagian Naker, Koperasi dan UKM
43
IIS ISNAENI
Wakil Ketua Bagian Naker, Koperasi dan UKM
44
RUYANI
Anggota Bagian Naker, Koperasi dan UKM
45
ADANG TAMBAK
Ketua Bagian Pemuda, Olahraga dan Seni
46
DENDA PERMANA
Wakil Ketua Bagian Pemuda, Olahraga dan Seni
47
UUS MUKTI, S.Sos
Anggota Bagian Pemuda, Olahraga dan Seni
48
BAHTIAR ARIFIN
Ketua Bagian Pendidikan dan Pelatihan
49
KURTUBI
Wakil Ketua Bagian Pendidikan dan Pelatihan
50
AHMAD BAEHAKI
Anggota Bagian Pendidikan dan Pelatihan
51
Hj. EMI MUNJI
Ketua Bagian Pemberdayaan Perempuan
52
Hj. INAWATI KIPLI
Wakil Ketua Bagian Pemberdayaan Perempuan
53
KH. BUKHORI
Ketua Bagian Keagamaan
54
Hj. ENE HAMIDAH
Wakil Ketua Bagian Keagamaan
55
BAMBANG, SP
Anggota Bagian Keagamaan
56
H. DAYAT
Ketua Bagian Informasi dan Komunikasi
57
ARI SUKARI
Wakil Ketua Bagian Informasi dan Komunikasi
Rangkasbitung,
Ketua
Sekretaris
H. KASMIN, S.Ap.
H. Mas. YOGI ROCHMAT, A.
2009
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Photo
Curriculum Vitae
Data Pribadi / Personal Details
Nama / Name
: Bobby Wibawa Prasetya
Alamat / Address
: Jalan Jendral Sudirman No.8L
Kp. Papanggo RT 02/02
Cijoropasir, Rangkasbitung - Banten
Kode Post / Postal Code
: 42316
Nomor Telepon / Phone
: +628978494292
Email
: [email protected]
Jenis Kelamin / Gender
: Laki-laki
Tanggal Kelahiran / Date of Birth
: 11 Oktober 1991
Status Marital / Marital Status
: Belum menikah
Warga Negara / Nationality
: Indonesia
Agama / Religion
: Islam
Riwayat Pendidikan dan Pelatihan
Educational and Professional Qualification
Periode
Sekolah / Institusi / Universitas
1997-2003
SDN Cijoropasir VI Rangkasbitung
2003-2006
SMP Negeri 2 Rangkasbitung
2006-2009
SMA Negeri 1 Rangkasbitung
2009
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang
Pendidikan Non Formal / Training – Seminar
1. Workshop dan Lomba Karya Pers Kampus GATRA 2011
2. Pelatihan Presenting HIMAKOM 2010
3. Workshop Manajemen Pers Mahasiswa 2010
4. Training Event Organizer PT.SARANA 2013
Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.
(Bobby Wibawa Prasetya)
Download