B- 9 - UNIB Scholar Repository

advertisement
[ B- 9
ol. 2 ,o.L. fahun VII, September
ANA LISA KEG AGALAN PROSES FACE MILLING CRANK CASE PADA ROTARY
MILLING MACHINE
Oleh Hendri Van Holen, Teknik Mesin. UNIB
EXPERIMENTAL STUDIES SYSTEM OF REFRIGENERATION USING by 134a
REFRIGERANT TYPE
Oleh Angky Puspmvan, Teknik Mesin, UN/8
13
STUD! PENGARUH FRAKSI VOLUME dan SUSUNAN SERAT TERHADAP
SIFAT ME KANIS KOMPOSIT POLIMER BERPENGUAT SERAT PANDAN LAUT
(PANDANUS TECTORIUS)
Oleh Hendri Hestiawan [l],Dwi Kurniml'anto [2}, Teknik Mesin, UN/8
23
PENGARUH KERENGGANGAN CELAH KATUPTERHADAP PERFORMA
MOTORBAKAREMPATLANGKAH
Oleh Agus Nurama/ [I], Yovan Witanto [2}, Teknik Mesin, UN!B
31
PERANCANGAN ALAI PENDETEKSI DAN PERINGATAN GEMPA BERPOTENSI
TSUNAMI DENGANTRANSMISI SINYALAUDIO MELALUI MEDIAJALA JALA
LISTRIK
Oleh frnanda Priyadi [1}, Meiky Enda Wijaya [2}, Teknik Mesin, UN/8
37
EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYALJALAN DANAU KOTA BENGKULU
53
Oleh Samsul 8ahri [1 },Mawardi [2},Lestarida [3}, Teknik Sipil, UN/8
PENGARUH NILAI KEKASARAN PERMUKAAN AGREGAT KASAR TERHADAP
KUAT TEKAN BETON
0/eh Mawardi, Teknik Sipil, UNIB
63
PERANCANGAN ALAT PEMBERIAN PAKAN AYAM KAMPUNG OTOMATIS
BAG I PETERNAK BERSKALA KECIL
Oleh Faisal Hadi [l},Re::.a Satria Rinaldi [2},Aflt Mirianto [3}, Teknik Sipil, UNIB
73
ISSN: 1978- 8819
VOL-2 NO. 13; Tahun VII, September 2013
.
~ J~al_Tekno_si_amempublikasikan karya !u1is di bidat_1g~ain- Teknologi, Murni Disiplin dau
Antar Disipl in, berupa penelitian dasar, perancangan dan studi pengembangan teknologi.
·-JurnaJ terbit -berkala enam bulan, n{Maret dan Septembc 1
!'
Pelindung
Pro
'"".'""'''"mad Syaifu1, M.S
li (Mitra Bestari)
.Si , M.Sc (l. ;NIH)
. c CNlll)
JNA~D)
AID)
Drs. Boko Su ilo .• M. ~om.
Muhammad Fauzi. ST, M1
Dewan Rcdaksi
Irnanda Pr1. ad·. ST.. MT.
'Nurui Iman Supardi. ST.. MP.
Penerhit
FAKULTAS TEK.~IK- UNIVERSITAS BENGKL'Ltr
Sekretariat Redaksi
Gedung Fakulta.s Teknik -- Universitas Bengkulu. Jalan Raya Kandang Limun Bengkulu 38123
Telp.: (0736) 11170.344067 Fax.: (0736) 22105 E-mail: teknosia(i{ yahoo.com
PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI DAN PERINGATAN GEMPA BERPOTENSI
TSUNAMI DENGAN TRANSJVJISI SINYAL AUDIO
MELALUI MEDIA JALA-JALA LISTRIK
Irnanda Priyad( Meiky EndaWijaya
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bengkulu
Jln. WR Supratman, Kandang Limun, Bengkulu
ABSTRACT
Tsunami can be known using detect of earthquake magnitude that cause of tsunami (>6.3 RS, on shallow water)
. The earthquake of detection process that cause of tsunami still using manually seismograf device w hich not
quite effectively as inf01mation present before tsun ami happened. The solution of the problem above is by using
magnetic levitation concept as a v ibration sensor of ea1ihquake detection. Furthe1more ~hat information of
earthquake directly delivered to microcontroller system by elech·icity medium and it giving of warning that
tsunami wil l be happened. The information of detection designing and earthquake warning cause of tsunami by
electricity medium can be used as earl y wam ing system of earthquake.
Keyword\· : vibration sensor, magnetic levitation, earthquake and tsunami detection
BAB I. PENDAHULUAN
dari mulai pantai barat Amerika Selatan,
1.1. Latar Belakang
berlanjut ke pantai barat Amerika Utara,
Indonesia
merupakan
negara
melingkar
ke
Kanada,
semenanJtmg
kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga
Kamsatschka, Jepang, Indonesia, Selandia
lempeng sabuk pegunungan aktif yaitu
Baru, dan kepulauan di Pasifik selatan.
lempeng Pasifik, lempeng Mediterania, dan
lempeng
Secara
histografi,
Indonesia
ill1
merupakan wilayah langganan gempa bumi
adalah negara
dan tsunami.Indonesia memiliki gunung
yang rawan akan keadaan seismik. Gempa
berapi dengan jumlah mencapai 240 buah
bumi terjadi apabila terjadi patahan akibat
yang sekitar 70 diantaranya masih aktif.
bergesemya
terjadi
Pasca meletusnya gunung Krakatau yang
apabila tumbukan antarlempeng terjadi di
menimbulkan tsunami besar di tahun 1883 ,
bawah permukaan laut. Indonesia berada
setidaknya telah terjadi 17 bencana tsunami
pada jalur The Pasific Ring of Fire (Cincin
besar di Indonesia selama hampir satu abad
Api Pasifik) yaitu jalur rangkaian gunung
(1900-1996).
ap1 aktif di dunia. Cincin api Pasifik
tsunami mulai clari Aceh, Nias, Yogyakarta
membentang di antara subduksi maupun
dan sebagian wilayah Jawa sudah banyak
pemisahan lempeng Pasifik dengan lempeng
memakan korban jiwa.
Indo-Australia.
mengakibatkan Indonesia
lempengan,
Hal
tsunami
Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng
Bencana gempa bumi dan
Bencana gempa bumi tidak dapat
Amerika Utara dan lempeng Nazca yang
diramalkan waktu kejadiannya.
bertabrakan
Ame1ika
disebabkan gempa dapat terjadi secara tiba-
Selatan. Cincin Api Pasifik membentang
tiba pada zona gempa bumi. Hal yang masih
dengan
lempeng
Jurna/1/miah Bidang Sa ins~ Teknologi lvfumi Disiplin dan Antm· Disiplin. Vol. 2 No. 13, Tahun Vll. September 2013
Hal ini
mungkin
dapat
adalah
dilakukan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
membangun sistem peringatan dini (early
Happy Aristiawan dan Hery Setiadi
warning sytem) yang ber:fungsi sebagai
(2006)
"alarm" damrat jika sewaktu-waktu terjadi
sistem pemanfaatan levitasi magnet sebagai
Alat-alat
gempa.
pendeteksi
gempa
dalam
penelitiannya
merancang
sensor gerak vertikal untuk deteksi getaran.
diletakkan pada daerah-daerah rawan gempa
Penelitiannya
seperti Aceh, Bengkulu, pantai selatan Jawa,
pendeteksian getaran gempa menggunakan
dan sejumlah daerah rawan gempa lainnya.
ggl (gaya gerak listrik) yang dihasilkan oleh
Dalam penelitian ini dirancang suatu alat
kumparan.
pendeteksi
tsunami
kelemahan yaitu sistem ini menggunakan
inenggunakan sensor getaran yang bekerja
komputer untuk membaca hasif pembacaan
menggunakan transmisi sinyal audio melalui
sensor dan tidak ada peringatan apa bila
media
terjadinya gempa.
menjelaskan
ten tang
!'
gempa
jala-jala
memberikan
dan
listrik.
terobosan
teknologi
Sistem
bam
dengan
di
1111
1111
masih
memiliki
.-
bidang
memanfaatkan
Sistem
Winadi
(20G7)
dalam
merancang
sensor
pos1s1
Rachmat
penelitiannya
pendeteksian levitasi magnet.
faraday untuk pendeteksi dini gempa pada
1.2. Tujuan
gedung.
Merancang
alat
Kelebihan
dari
sistem
yang
pendeteksi
dirancang dapat mendeteksi gempa dan
gempadan peringatan tsunami yang
dapat mengaktifkan sistem keamanan dalam
pnns1p
menggunakan
gedung secara otomatis. Kekurangan sistem
transmisi sinyal audio melalui media
yang dirancang hanya dapat mendeteksi
jala-jala listrik
getaran gempa maksimal 6.0 sekala richter
kerjanya
1.3. Manfaat Penelitian
a. Sebagai
dan jangkauan area hanya di sekitar gedung.
referensi
altematif
alat
Sekilas Tentang Gempa Bumi
Gempa
pendeteksi dan peringatan gempa
b. Menunjukkan ·bahwa jaringan listrik
digunakan
sebagai
alat
alat
dapat
sebagai peringatan dini
karena
batuan
dalam
bentuk
patahan
atau
pergeseran lempeng bumi. Semakin besar
energ1 yang dilepas semakin !mat gempa
transimsi sinyal audio
c. Rancangan
disebabkan
adanya pelepasan energi regangan elastis
yang dapat berpotensi tsunami
dapat
bumi
dijadikan
terhadap
bencana gempa berpotensi tsunami
yang terjacli.
Magnitudo
karakteristik
gempa
gempa
mempakan
yang
berhubungan
dengan jumlah energi total seismik yang
dilepaskan sumber gempa. Magnitudo ialah
Juma/1/mia/i Bidang Sai11s - Tek11ologi /vlumi Disipli11 da11 A11wr Disiplin Vol. 2 No. 13. Tatum VI!. September 2013
skala
be saran
gempa
pad a
sumbemya.Besaran yang digunakan untuk
mengukur suatu gempa selain magnitudo
adalah
intensitas.
didefenisikan
Intensitas
sebagai
suatu
dapat
besamya
kemsakan disuatu tempat akibat gempa
bumi yang diukur berdasarkan kemsakan
]
yang terjadi. Harga intensitas mempakan
Gambar 2.1. Perhitungan Skala Richter
'!
fungsi dari magnitudo, jarak ke episenter,
Parameter
yang
hams
diketahui
lama getaran, kedalaman gempa, kondisi
adalah amplituda maksimum yang terekam
tanah
Skala
oleh seismometer (dalam ~milimeter) dan
(MMI)
beda waktu tempuh antara gelombang-P dan
lebih
gelombang-S (dalam detik) atau jarak an tara
dan
keadaan
Intensitas
bangunan.
Modifikasi
mempakan
Mercalli
skala intensitas yang
umum dipakai.
seismometer dengan pusat -gempa (dalam
Skala Richter
kilometer).
Skala Richter didefinisikan sebagai
logari tma
(basis
10)
dari
amplituda
dicontohkan
Dalam
gambar
sebuah
di
atas
seismogram
mempunyai amplituda maksimum sebesar
maksimum,
yang
satuan
23 milimeter dan selisih antara gelombang P
mikrometer,
dari rekaman gempa oleh
dan gelombang S adalah 24 detik maka
instrumen pengukur gempa (seismometer),
dengan menarik garis dari titik 24 dt di
pada jarak 100 km dari pusat gempanya.
sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan
Sebagai
seandainyadiperoleh
maka garis tersebut akan memotong skala
rekaman gempa bumi (seismogram) dari
5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0
seismometer yang terpasang sejauh 100 km
Skala Richter.
dari pusat gempa, amplituda maksimumnya
Sekilas Tentang Tsunami
ilustrasi,
sebesar
tersebut
diukur dalam
Tsunami ditimbulkan oleh adanya
mm, maka kekuatan gempa
adalah . log
pangkat
( 10
3
mikrometer) sama dengan 3,0 skala Richter.
Untuk
menentukan
memudahkan
skala
orang
Richter
m1,
dalam
tanpa
deformasi (pembahan bentuk) pada dasar
lautan, terutama perubahan perrnukaan dasar
lautan clalam arah vertical seperti gambar
2.2.
melakukan perhitungan matematis yang
rumit, dibuatlah tabel seclerhana sepe1ii
gambar berikut :
· Gambar 2.2. Deforrnasi Pergerakan
Lempeng Bumi
Jurnal 1/miah Bidang Sains - Tekn ologi Murni Disiplin dan Anlar Disiplin Vol. 2 No. 13. Tahun VII. Seplember 2013
Pembahan pada dasar lautan tersebut
•
Morfologi (bentuk) pantai biasanya
akan diikuti dengan perubahan permukaan
pantai
lautan,
berbentuk teluk.
yang
penjalaran
mengakibatkan
mr
gelombang
timbulnya
laut
secara
terbuka
dan
landai
atau
Sensor
serentak tersebar keseluruh penjum mata-
Sensor adalah suatu peralatan yang
angin. Kecepatan rambat penjalaran tsunami
berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala
disumbemya bisa mencapai ratusan hingga
atau
ribuan km/jam, dan berkurang pada saat
pembahan suatu energi seperti energi listrik,
menuJU pantai yang kedalaman lautnya
energ1 fisika, energi kimia, energi biologi,
semakin
energ1 mekanik dan sebagainya (Sharon,
sinyal-sinyal
yang
berasal
dari
1!'
dangkal.
Walaupun
tinggi
gelombang tsunami disumbemya kurang
1982). Sensor mempakan p~ranti
dari satu meter, tetapi pada saat menghepas
sangat umum digunakan dalam suatu sistem
pantai,
instmmentasi.
tinggi
gelombang
tsunami
bisa
mencapai lebih dari 5 meter. Hal ini
didasarkan
disebabkan
instrumentasi
merambat
berkurangnya
gelombang
kecepatan
Penggunaan
atas
untuk
sensor
kebutuhan
mengindra
sistem
seperti
karena
gempa bumi. Hal tersebut Karena sistem
semakin dangkalnya kedalaman laut menuju
instmmentasi secara garis besar mempunyai
pantai, tetapi tinggi gelombangnya menjadi
prosedur dan rangkaian proses yang saling
lebih besar, karena hams sesuai dengan
berkaitan. Bermula clari proses pengukuran
hukum kekekalan energi.
getaran bumi yang ditangkap oleh sensor,
Penelitian
tsunami
yang
menunjuld<an
bahwa
tsunami dapat timbul bila kondisi tersebut
dibawah ini terpenuhi :
•
•
Gempa bumi dengan pusat eli tengah
yang mampu mengindra pembahan nilai
lautan.
variable fisis seperti getaran bumi dan
Gempa
bumi
dengan
magnitude
Gempa bumi dengan pusat gempa
•
Gempa
bumi
dengan
merespon dengan keluaran elektrik yang
proposional terhadap perubahan input.
Dalam mcmilih peralatan sensor dan
transduser yang tepat dan sesuai dengan
dangkal, kurang dari 40 Km
•
dalam bentuk satuan sekala richter.
Sensor didefinisikan sebagai alat
lebih besar dari 6.3 skala Richter
•
diolah oleh unit pengendali, clan ditampilkan
pola
sistem yang akan disensor maka perlu
mekanisme dominan adalah sesar
diperhatikan
persyaratan
umum
yatiu
naik atau sesar tumn
linieritas dan sensitivitas (Sharon, 1982).
Lokasi sesar (rupture area) eli lautan
Op-anlp
yang dalam (kolom air dalam) .
.Jumall/miah Bidang Sai11s - Tek11olog i iv!umi Disipli11 da11 Amar Disipli11. Vol. 2 No. 13. Tahu n VII. September 2013
.--.,
Penguat
Operasional
(Op-amp)
dan sebaliknya. Selain itu jumlah perubahan
merupakan kumpulan puluhan transistor dan
tegangan di saluran keluaran secara relatif
resistor dalam bentuk satu chip IC. Op Amp
tergantung
merupakan komponen aktif linear yang
dengan nilai perbandingan yang ditentukan
merupakan
oleh
penguat
gandeng
langsung
terhadap
nilai
tegangan
resistor
masukan
ekstemal.
Dengan
(direct coupling), dengan penguatan lintasan
demikian nilai penguatan model amplifier
terbuka (Open Gain) yang sang at besar dan
diatas adalah(Kartidjo, M., Djodikusumo,I.,
dapat
1996):
dipakai
untuk
menjumlahkan,
mengalikan, membagi, mendifferensialkan,
dengan
serta mengintegralkan tegangan listrik. IC
Op-amp sering dipakai untuk perhitunganperhitungan analog, instmmentasi, maupun
berbagai macam aplikasi control.
.
(penguatan)
R
Rs
=
nilai
(2.1.)
A
Noninverting Ampl(fire
Inverting AmpNfire
Penguat non-invertingpada dasamya
inverting pada dasamya
disusun menggunakan komponen ekstemal
disusun menggunakan komponen ekstemal
berupa dua buah resistor yang dihubungkan
berupa dua buah resistor yang dihubungkan
seperti terlihat pada gamba_r 2.4.
Penguat
-
seperti terlihat pada gambar 2.3.
-
-
A
-
A
I
I
I
I
V;
I
Vin
I
Gambar 2.3. Rangkaian Inverting Amplifier
·~
A
Gambar 2 4. Rangkaian Non -Inverting
Amplifier
Pada gambar 2.3, polaritas dari Vi di
tentukan oleh polaritas dari Yin, sedangkan
Dari
pengamatan
gambar
2.4,
polaritas dari Vout merupakan kebalikan
diketahui bahwa Vout memiliki fase yang
dari polaritas Yin. Bila Op-Amp ideal, maka
sam dengan Yin. Arah dari I pada RA dan
Vi sama dengan no!, karena intrinsik input
pada RB dari positif ke negatif.
resistansinya
operasmya,
sangat
tinggi.
Dengan
demikian titik A mempakan virtual ground.
Pad a
impedansi
masukan
Pada
seperti
diperlihatkan oleh sinyal akan menjadi lebih
sinyal
besar karena masukannya akan mengikuti
masukan berubah menjadi positif nilainya,
siny;:tl yang diberikan dan tidak dijaga untuk
maka saluran keluaran akan menjadi negatif
tetap
operasmya,
sa at
konstan
oleh
arus
umpan
Jurna/1/miah Bidang Sa ins - Teknologi Murni Disiplin dan An/ar Disiplin. Vol. 2 No. 13, Tahun VII. September 2013
balik
(feedback). Kondisi ini menyebabkan pada
saat
sinyal
Mikrokontroller AT89S52 sebagai
dimasukan mulai bergerak,
basis dari pembuatan alat karena jenis ini
secara otomatis sinyal dikeluaran akan
banyak dipakai serta lebih mudah untuk
mengikuti
mengendalikannya.
fasenya
sehingga
masukan
inverting akan dijaga nilai tegangannya pada
taraf yang
sama.
Reset pada mikrokontroler
Gain atau perolehan
Reset dapat dilakukan secara manual
tegangan pada model ini akan selalu lebih
maupun otomatis saat power diaktifkan
dari 1, dengan demikian nilai penguatan dari
(power on reset). Rangkaiap. reset secara
model amplifier diatas adalah(Kartidjo, M.,
manual
Djodikusumo, I., 1996):
tombol push button yang dirangkai secm·a
Vo
R8
..
-. = 1 + -dengan rula1 A (penguatan) > 1
Vz
RA
sen
(2.2)
dengan menggunakan dua komponen pasif
Penguat lnstrumentasi
yaitu resistor dan kapasitor yang dirangkai
dirangkai
dengan
memberikan
.-
Penguat instrumentasi
ini
adalah
terhadap
tegangan
positif
sedangkan reset secara otomatis dibangun
menjadi
rangkaian
differensial.(Smith,
gabungan antara penguat voltage follower
R.J.,l976)
dengan penguat diferensial
ADC (Analog Digital converter)
(Wasito.
S,
(VCC)
2001). Penguat ini akan menguatkan sinyal
ADC merupakan suatu rangkaian
dan membandingkan antara sinyal positif
atau alat yang dapat mengukur suatu sinyal
dan negatif pada masukkannya.
input berbentuk analog seperti tegangan atau
Dengan demikian nilai penguatan
model
amplifire
dapat
persamaan sebagai berikut
dilihat
pada
(Wasito.
S,
arus, kemudian mengubalmya menjadi suatu
kata biner (binary word) yang ekuivalen
dengan sinyal yang diukur tersebut. ADC
akan menghasilkan output dalam bentuk
2001):
suatu
(2.3.)
(encoded
sandi
output).
Setiap
perubahan sebesar 1 LSB dalam outptunya
menyatakan suatu harga inkremental dmi
sinyal outputnya yang berbentuk tegangan
Mikrokontroler
listrik
Mikrokontroller adalah sebuah chip
yang
berfungsi
sebagai
pengontrol
rangkaian elektronik dan umumnya dapat
menyimpan program didalamnya.
atau
arus
listrik
(Kartidjo,
M.,
Djodikusumo, I., 1996).
Display
Display
merupakan
unit
bertugas untuk menunjukkan hasil
perhitungan
aritmatik,
baik
yang
dari
sebelum,
Jurnal I/miah Bidang Sa ins - Teknologi Mumi Disiplin dan An tar Disiplin. Vol. 2 No. 13. Tahun VI/. September 2013
sedang, ataupun sesudah proses perhitungan
BAB III. METODE PENELITIAN
te.rjadi. Berbagai macam teknologi penampil
Prosedur Perancangan
telah dikembangkan saat ini, di antaranya
Prosedur
perancangan
yang
adalah LED (Light Emitting Diode).
dimaksud adalah tata cara pencapaian target
LED (Light Emitter Dioda)
perancangan sebagaimana tertulis dalam
LED adalah dioda yang mampu
tujuan penelitian. Prosedur perancangan ini
menghasilkan cahaya pada saat diberikan
antara
tegangan maju kepada kaki-kakinya(Wasito.
Spesifikasi, Desain, Prototy~ing, Verifikasi,
S, 2001) . Bahan yang umum digunakan
Validasi dan Finalisasi.
untuk LED kombinasi Galium-Arsenida
Analisis Kebutuhan
lain
Analisis
Kebutuhan,
r-
(GaAs)
~
~~
dan
Sedangkan
Galium-Fosfor
bentuk
bermacam-macam,
fabrikasinya
dari
bentuk
(GaP).
Kebutuhan pokok yang hams dapat
dapat
dilayani oleh sistem yang hendak dibangun
seperti
agar sistem yang dirancang sesuai dengan
tabung yang biasanya digunakan untuk
indikator hingga bentuk alfanumeris untuk
tujuan yang akan dicapai adalah :
•
keperluan menampilkan huruf dan angka.
Keuntungan
kecepatan
pemakaian
responnya
LED
terhadap
ada1ah
Perlunya suatu sensor yang dapat
mengindra gempa bumi.
•
Sistem
yang
dirancang
dapat
tegangan
memberikan peringatan gempa yang
yang diberikan, tahan guncangan, masa
berpotensi tsunami secara otomatis
pemakaian yang lebih lama, efisiensinya
dan terkendali.
yang tinggi, dan kemampuannya beke.rja
•
pada tegangan yang rendah.
LED
dapat
menggunakan
2001) :
= Vin- VLED
R
dapat
Spesifikasi
Komponen
peringatan
LED
dirancang
dalam satuan skala ricter.
persamaan sebagai berikut (Wasito, S.,
1
yang
menampilkan informasi gempa bumi
Untuk menentukan besar arus yang
melalui
Sistem
(2 .5)
alat
gempa
pendeteksi
berpotensi
dan
tsunami
dengan transmisi sinyal audio melalui media
jala-jala listrik yang dibangun meliputi
Ket
LED
: Arus maju LED
perangkat keras dan perangkat lunak. Secara
Vin
: Tegangan input
umum sistem alat ini mempunyai spesifikasi
VLED
: Kondisi Tegangan maju
sebagai berikut:
LED
R
: Tahanan
•
Sensor
yang
mengindra
digunakan
gempa
bumi
untuk
berupa
kumparan yang dililitkan disebuah
Jurna/1/miah Bidang Sa ins - Teknologi Murni Disip!in dan Anlar Disiplin. Vol. 2 No. 13. Tahun VII. September 2013
tabung yang didalamnya terdapat
•
•
magnet (nonfundamental sensor).
sistem.
Peringatan berupa suara sirene yang
perangkat keras (h ardware) dan perangkat
terbuat dari buzzer 12 Volt.
lunak (software).
Komponen
bagian fungsi. Berbagai kesalahan dapat
untuk
menampilkan
sistem
Sistem
meliputi
dibangun
per
llll
dilakukan evaluasi terhadap perangkat yang
menggunakan jala-jala listrik yang
sedang dibangun dan secepatnya melakukan
Komunikasi
pada
memanfaatkan
sistem
frekuensi
jala-jala
'!'
koreksi.
Tahap akhir pembangunan setiap
listrik sebagai frekuensi carrier-nya.
•
Pembangunan
ditemui dalam tahap ini. Sehingga perlu
informasi menggunakan LCD.
•
Tahap ini dilakukan pembangunan
dilalft1kan
Komponen untuk pendeteksian dan
bagian
pengendalian
(verifikasi) bagian tersebut. Jika semua
menggunakan
fungsi
bagian telah diuji, maka dilakukan integrasi
mikrokontroller AT89S52.
bagian-bagian
Desain
elektronik
dibuatditunjukkan
te-rsebut
fungsi
menjadi
sebuah sistem instrumen yang utuh.
Perangkat Keras
Rancangan
pengnJian
dalam
sistemyang
blok
digram
Validasi
Pada tahap ini dilakukan pengujlan
secara menyeluruh terhadap sistem. Validasi
seperti Gambar 3.1
...----~
meliputi pengujian fungsional dan pengujian
ketahanan
AT89s52
sistem.
Apabila
ditemukan
kesalahan dalam validasi ini dapat dilakukan
koreksi sepanjang tidak mengubah kerangka
,.-- - - - - _ _ ;: Jal -java
dasar sistem seperti yang tertulis dalam
'----~
tujuan dan analisis kebutuhan.
~---1
I
I
-
s - - =. 1
I T•-ofo kopli ;;g]
I
-
J
I
AT89s52
II__~
_
J
I
--,
~ -- ~
Siri; ; ; \J
BAB IV. HASIL DAN PENBAHASAN
4.1.Prinsip Kerja Alat
~~d~~~~~---J--L_______
Prinsip kerja alat yang dirancang
Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem
Perangkat Lunak
sebagai berikut : saat gempa bumi te.rjadi
Perangkat lunak dibangun untuk
maka magnet pada sensor akan naik tunm.
ke.rja
Dengan naik turunya magnet di dalam
keseluruhan sistem yang berpusat pada
sensor yang terbuat dari lilitan maka medan
mikrokontroller.
magnet
Proto typing
permanen akan memotong-motong lilitan.
memproses
dan
mengontrol
alur
yang
terdapat
pada
magnet
Juma/1/miaiJ Bidang Sa ins - Teknologi Mumi Disiplin dan An tar Disiplin. Vol. 2 No. 13. Tatum VII. September ] IJ/3
Lilitan yang dilewati medan magnetik akan
menjadi bilangan digital 4 bit dengan
menghasilkan
menggunakan IC HT12D. Bilangan biner 4
fluks
magnetik.
Fluks
magnetik tersebut akan akan menghasilkan
bit
gaya gerak listrik sesuai dengan besamya
dimasukkan
flugs magnetik yang dihasilkan. Gaya gerak
mikrokontroler. Hasil proses tersebut di
listrik tersebut bempa ams dan tegangan.
clalam mikrokontroler akan ditampilkan
Besamya tegangan tersebut tergantung dari
melalui
tingginya magnet pennanen yang bergerak
Apabila sekala richter
di dalam sensor. Keluaran sensor langsung
besar sama dengan 6,5 SR maka sirine yang
masuk ke rangkaian ADC, lalu tegangan
bempa buzzer akan di aktifkan hingga
sensor tersebut akan diubah menjadi digital
tombol stop buzzer ditekan.
bempa bilangan hexa 8 bit secara paralel.
4.2.Perangkat Keras
Hasil pengubahan dari analog ke digital ini
4.2.1. Rangkaian Mikrokontroler
oleh mikrokontroler akan diubah menjadi
bilangan desimal bempa sekala richter.
ditampilkan
ditampilkan.
sekala
.::.
Lalu
richter
pengubahan
dan
LCD
diproses
dan
Bagian
tersebut
akan
akan
oleh
dibandingkan.
yan~
diterima lebih
•.-
mmrmurn
sis tern
mikrokontroller AT89S52 memerlukan catu
Data hasil perhitungan sekala richter
akan
hasil
daya sebesar 5Vde. Sumber clock cliperoleh
ke
LCD
untuk
data
matang
berupa
clipasang pacla kaki
akan
dikirim
diserikan terhadap kapasitor sebesar 30pF
tersebut
dari
sebuah
kristal
(XT AL)
18
clan
12MHz
19 yang
menggunakan IC HT12E. Data bineri 4 bit
pada setiap kaki
yang dikeluarkan oleh mikrokontroler akan
pembuang tegangan ripple hasil osilator.
diubah
4.2.2. Rangkaian Catu Daya
menjadi
gelombang
RF
untuk
dipancarkan. Hasil pengubahan dari bineri 4
bit ke
gelombang RF
tersebut difilter
menggunakan
kapasitor
transformator
output
(OT)
jala-jala
listrik
disuntikkan
ke
menUJU
ke
untuk
dengan
bantuan kapasitor kopling.
yang fungsinya sebagai
Dalam sistem ini menggunakan dua
rangkaian catu claya, yaitu rangkaian catu
daya pada pemancar dan rangkaian catu
daya pada penerima.
a. Rangkaian catu daya pada pemancar
Pada pemancar membutuhkan 3 (tiga) tiga
Sinyal yang telah clikirimkan melalui
tegangan, yaitu : + 12Volt, +5Volt, -5Volt.
menggunakan
Pertama-tama tegangan jala-jala 220 V AC
kapasitor kopling yang diserikan terhadap
diturunkan menggunakan transformator CT
transformator input (IT) untuk ditemskan ke
step down menjadi 12 VAC, OVAC dan
rangkaian penerima. Sinyal yang berupa RF
12VAC, tegangan yang telah diturunkan
yang telah sampai lalu diubah kembali
tersebut
jala-jala
listrik
ditangkap
lalu
disearahkan
Jurnal 1/miah Bidang Sains - Tekn ologi J\!Jurni Disiplin dan An tar Disiplin. Vol. 2 No. 13, Tahun VIJ. September 2013
dengan
menggunakan dioda bridge yang hasilnya
berupa
penyearah
gelombang
penuh
menjadi +12VDC, OVDC(GND), -12VDC.
Jala-jala
listrik
(VAC)
Output
Transformator
(VAC)
210
15,14
Output
Dioda
Bridge
(VDC)
15,20
Output
Regulator
(VDC)
5,01
Setelah tegangan telah disearahkan lalu
difilter menggunakan kapasitor polaritas
4.2.3. Rangkaian lndikator
Pada sistem ini ada dua rangkaian
sebesar 1OOOuF baik ditegangan positif
maupun ditegangan negatif. Kapasitor ini
berfungsi sebagai pemangkas gelombang
hasil penyearahan agar didapat tegangan DC
yang
sempuma.
Untuk
mendapatkan
tegangan +5Volt dan -5Volt membutuhkan
regulator 7805 untuk +5Volt dan 7905
untuk -5Volt. Keluaran IC regulator tersebut
difilter agar tegangan yang dihasilkan lebih
sempuma kembali dengan menggunakan
Tabel 4.1. Pengukuran tegangan pada rangkaian catu
daya pa da pemancar
No
(VA
Output
Transfor
rna tor cr
(VAC)
Kcterang
an
Outpu
t
Dioda
Bridge
(VDC)
12,03
12,04
l'o sitif
Negatif
12,06
-12,05
C)
I
2
210
Output
Regulator
(VDC)
5,02
-5,06
sistem
penenma
yaitu
rangkaian
indikator
~
tsunami dan rangkaian indikator TX.
a. Rangkaian indikator tsunami
Rangkaian indikator tsunami -.:ini dibentuk
dengan menggunakan dua buah transistor
yang dirangkaian menjadi rangkaian durling
tone dan sumber suara berasaLdari buzzer.
Pada saat logika 1 (high) diberikan input
akan
mengalami
tersaturasi,
dengan
tersaturasinya transistor C828 ini maka arus
mengalir dari kolektor ke emitor yang
mengakibatkan transistor BD 139 mengalami
tersaturasi. Dengan tersat:urasinya BD 13 9
malca arus dari kolektor yang dikeluarkan
oleh buzzer mengalir ke emitor yang
b . Rangkaian catu daya pada penerima
Untuk
khususnya,
rangkaian durling tone maka transistor C828
kapasitor polaritas sebesar 470uF.
Jalajala
listri
k
indikator yang digunakan pada penenma
tidak
membutuhkan tegangan yang banyak, cukup
mengakibatkan buzzer berbunyi.
b. Rangkaian indikator transmitter (Tx)
Pada sistem ini rangkaian indikator
satu tegangan, yaitu +5Volt. Prinsip kerja
dari rangkaian catu daya pada penerima ini
sama dengan prinsip kerja dari rangkaian
catu daya pada pemancar, jadi tidak perlu di
perjelas kembali.
transmitter dibentuk dengan menggunakan
LED sebagai penampil. Saat data yang
diterima (Tx), LED akan berkedip per 4bit
data yang dikirim. Resistor yang terdapat
pada
anoda
LED
berfungsi
sebagai
penghambat agar LED tidak mudah rusak.
Tegartgan LED wama hijau adalah sebesar
Tabe l 4.2 . Pengukuran tegangan pada rangka ian catu
daya pacla pemancar
2,7 Volt (ketentuan), jadi arus yang diterima
Juma/1/mia/i Bidang Sa ins- Teknologi :Vfumi Disiplin dan An tar Disip/in. Vol. 2 No. 13. Tai11111 VII. September 2013
oleh LED dapat dihitung dengan persamaan
(2.7) adalah :
]LED=
Perangkat lunak system instrument
pengukur kecepatan benda bergerak ini
dengan bahasa C dan sebagai kompelernya
5-2,7
= 0,0049A = 4,9mA
470
menggunakan
softwareMIDE5l
pad a
dijalankan
basil
pentransferan
Gambar 4.1 . Rangkaian indikator TX
Setelah
Rangkaian konversi analog ke digital
menggunakan
IC
ADC0804 yang ditambah dengan 3 (tiga)
komponen
pasif
ekstemal.
kompelernya
4.4.Percobaan Alat
Digital
dibangun dengan
Untuk
menggunakan softwareSpiPgm v.3 .0.
4.2.4. Rangkaian Konversi Analog ke
1m
windows.
dinyatakan
sistem
lulus
pengendali
alat
UJI
selanjutnya
dilakukan implementasi.
4.4.1. Pengujian transformator isolasi
Rangkaian
Sebelum melakukan pengkoplingan
konversi analog ke digital ini difungsikan
terbadap jala-jala listrik, pengujian trafo
untuk
linieritas
isolasi bertujuan untuk mengetahui respon
sensor
frekuensi yang bekerja dan level tegangan.
mengubah
tegangan
yang
perubaban
dibasilkan
oleb
menjadi bilangan digital 8 bit. Variabel
Trafo
resistor (VR) yang dipasang pada pin 9
membloking frekuensi 50Hz jala-jala listrik
isolasi
yang
digunakan
untuk
berfungsi sebagai tegangan referensi untuk
dan
pembanding dengan masukan. Serta resistor
diberikan
(R) dan kapasitor (C) yang dipasang secara
frekuensi
parallel pada pin 19 dan 14 berfungsi
v3.4(Real
sebagai
merupakan grafik basil penguJian trafo
pembangkit
clock
untuk
mengaktifkan pengkonfersian IC ADC0804,
terlihat pada Gambar 4.13. Frekuensi yang
dibasilkan . dari gabungan rangkaian RC
yang
dipakai
dapat
dihitung
dengan
persamaan (2.6) adalah
f =
·
1
2 x 3.14x IOk x 150pF
= 106.157KHz
tegangan
pada
ada lab
penguJian
5Volt.
menggunakan
Time
Audio) .
yang
pembangkit
program
RTA
Gambar
isolasi yang dilakukan.
Tabc14.3. Pengujian transformtor isolasi (Transmi!ler)
Input Frekuensi
(KHz)
Output Frekuensi
(Volt)
0,05
0,1
0,5
5
10
15
20
?5
30
0
0
0,195
0,41
1,46
2,015
2,4
2,56
2,63
4.3.Perangkat Lunak
Jurna! flmiah Bidang Sa ins- Teknologi Murni Disiplin dan An tar Disiplin. Vol. 2 No. I 3, Tahun VII. September 2013
:
yang
4.2
Grafik hasil perbanc:lingan fre kuensi dengan tegangan
k e luaran
satu dengan yang lainnya. Tabel 4.3 dan
2: ~---~-1
~
2
+- -
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa trafo bekeija
--
---~
pada
I
c
~
frekuensi
diatas
0,5KHz
dengan
1 ,5 _;_
E
amplitude yang semakin besar dan pada
1
0 ,5 -i-
frekuensi tertentu amplituda (level tegangan
0
10
0
20
30
40
Frckuen s i (Khz)
akan turun seiring bertambahnya frekuensi.
Gambar 4.2. Grafik hasil pengujian transformator isolasi
(Transmitter)
Pengujian
Setelah pengUJian
Output Frekuensi
(Volt)
(KHz)
0,05
0,1
0,5
5
10
15
20
25
30
dilakukan
transfonnator isolasi
0
0
0,18
0,26
0,9
1,7
2,2
2,63
3,01
pada
selanjutnya
.
.
masmg-masmg
telah
dilakukan
masmg-
~
masing transformator isolasi.
Tabel 4.4. Pengujian transfonntor iso lasi (Reciever)
Input Frekuensi
m1
di
lakukan,
penguJian
secara
bersamaan dengan tujuan untuk mengetahui
apabila
sinyal
di transmisikan
teijadi
penurunan level tegangan atau- tidak serta
juga respon frekuensi yang bekeija pada
kedua transfonnator isolasi apakah terjadi
perubahan.
Tabel4.5 . Hasil pengujian transformator secara
bersa maan
Grafi k hasil perbandingan frekuensi d e ngan tegangan
keluaran
3 .5
~~
Input Frekuensi
~.
r;,0: .7 /
L - /
-.
--
0~--0
5
10
15
20
25
Output Frekuensi
(Volt)
(KHz)
0,05
0,1
0,5
5
10
15
20
25
~
3 l
30
Frekucn s i (Khz)
0
0
0
0 , 133
2, 13
2,22
2
1,84
1,84
30
G r a fik hasil perbandingan fre kue n s i d e n ga n tegangan
keluara n
Gam bar 4.3 . Grafik hasil pengujian transform ator isolasi
(Receiver)
2 ,5
-~
2
=0
~ 1 ,5
c
Pengujian
dilakukan
~
terhadap
c
""
~
C>
1
,_
~
transfonnator
isolasi
yang
transmitter dan receiver.
ada
pada
0.5
Ini dilakukan
0
-~
0
5
10
15
20
25
30
Frekuon si (Khz)
karena setiap transfonnator isolasi yang
dibuat tidak sama karakteristiknya antara
-
1-
- Hasil
-·
perbandinga_n frekuen s i dengan tega ngan keluaran
Gambar 4.4. Grafik hasil pengujian transfo rmator secara
bersamaan
Juma/1/miah Bidang Sa ins ~ Tekno/ogi Mumi Disiplin dan Alllar Disiplin. Vol. 2 No. 13. Tal111n Ill. September 2013
Dari
transformator
grafik
hasil
penguJtan
isolasi
secara
bersamaan,
Grafik hasil pengukuran tegangan sensor
terhadap besarnya getaran
1.6
menunjukkan penurunan level tegangan
-
G 1,2
dibandingkan hasil pengujian transformator
isolasi secara terpisah (transformator pada
dan
transmitter
transformator
pad a
receiver). Ini diakibatkan adanya rugi-rugi
r~
-··- _·--- __ _
1,4 -;-
~
1
iI
f
-
~ 0 ,8
~
~ 0,6
~
,_
0,4
0,2
0
-- -
i
-~1
----- - - - · - - - - - - - -
-~ -
-.---
-.--.------.-----~----
0
Getaran (SR)
pada
jalur
mungkin
transmisi
disebabkan
yang
digunakan,
adanya
l~ Hasi~ ?e~-gukur~ t~_gan~~n ;;~s~t~~-~daPbe~~~-;:;-y!-9~!;~-~ i
kondisi
transformator isolasi pada receiver yang
mengalami titik j enuh.
Gambar 4.5. Grafik hasil pengukuran tegangan
sensor terhadap besarn)f_.a getaran
Dari
4.4.2. Pengujian sensor gempa
Gambar
4.5
membuktikan
Pengujian sensor gempa dilakukan
bahwa semakin besamya getaran yang
untuk membuktikan hasil keluaran berupa
diterima oleh sensor maka semakin besar
variabel
pula tegangan yang dihasilkan oleh sensor.
tegangan
guncangan yang
terhadap
diterima
oleh
besamya
sensor.
Pengukuran variabel tegangan dilakukan
Pengukuran tegangan keluaran Op-Amp
dengan cara menggerakkan sensor secara
Pengukuran tegangan keluaran Op-
naik turun seperti teljadinya gempa bumi,
Amp difungsikan untuk mendapatkan hasil
serta membandingkannya dengan tampilan
pengukuran tegangan dari keluaran Op-Amp
pada LCD sebagai indikasi besamya getaran
dan membuktikan apakah Op-Amp yang
yang clilakukan. Tabel 4.6 menunjukkan
clibuat mengalami penguatan tegangan atau
terhadap
ticlak. Pengukuran tegangan keluaran Op-
hasil
pengukuran
tegangan
besamya getaran.
Amp ini dilakukan dengan cara memberikan
variabel resistor 1OOk tipe 100 putanin pacla
Tabel4.6. Hasil pengukuran tegangan sensor
terh acIap besarnya getaran
Output sensor
Tampilan pada
(Volt)
LCD(SR)
0,00
0,0
1,2
0,86
2,4
0,96
3,1
1,01
4,0
1,08
1,21
5,5
1,26
6,1
7,4
1,38
1,43
8,2
1,53
9,1
input non-inverting Op-Amp agar diclapat
tegangan yang tepat dan linier. Tabel 4.7
menjelaskan
tentang
keluaran
Op-Amp
terhadap
perhitungan
hasil
clan
pengukuran
perbandingan
penguatan
inverting.
Jurna! !!miah Bidang Sains- Tekno!ogi Murni Disip!in dan Antar Disip!in. Vol. 2 No. 13. Tahun VII. September 2013
non-
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Tabel 4.7 Hasil pengukuran tegangan
keluaran Op-Amp
Kesimpulan :
1. Tingkat akurasi alat sangat tergantung
beberapa hal antara lainrespon sensor
Pengukuran Op-Amp dengan faktor penguatan A
No
Input
OpAmp
(Vo lt)
Output
OpAmp(Volt)
Perhitungan
(Volt)
=
6,2
Error
(%)
terhadap getaran, kalibrasi alat dan
software aritmatik yang dihasilkan.
2. Tegangan
1
0,20
1,26
1,24
l ,59
2
0,22
1,36
2,16
3
0,24
1,39
l ,51
1,49
1,32
4
0,26
1,64
1,6 1
1,83
5
0,28
1,77
1,74
1,69
6
0,3 1
1,92
1,59
7
032
1,89
2,02
l ,98
1,98
8
0,35
2,15
2,17
0,93
9
10
0,37
2,27
2,29
0,88
0,38
2,40
2,36
Rata-rata
1,67
pada
pemancar
sangat
berpengaruh terhadap jarak pancaran.
Saran:
Agar
kontinyuitas
terganggu
keija
diperlukan
alat
accu
tidak
untuk
mengantisipasi bila teijadi pemutusan
hubungan listrik dari PLN atau dengan
menggunakan solar sel untuR: penyedia
l ,56
daya ke sistem pada pemancar.
Terlihat pada Tabel 4.7 terjadinya
error diakibatkan karena resistor
digunakan sebagai Rin dan Rf
yang
bukan
menggunakan resistor l %. Dari error ratarata sebesar l ,56% yang dihasilkan bahwa
sistem yang dibuat telah bekeija sesuai yang
diharapkan.
Jurnalllmiah Bidang Sa ins - Teknologi iv!urni Disiplin dan An tar Disip/in. Vol. 2 No. 13. Tahun VII. September 2013
DAFTAR PUSTAKA
Aristiawan, H., Setiadi, H., "Pemanfaatan
Levitasi Magnet Sebagai Sensor Gerak
V ertikal Untuk Deteksi Getaran, ITB, 2006
I.,
Kartidjo,
M.,
Djodikusuma,
"Mekatronika",
Higher
Education
Development Support Project, 1996
"Principles
Sharon,D.,
Chemistry", New York
College Publisher, 1982
of Analysis
Harcourt Brace
Smith,R.J., "Circuits Devices and Systems",
New York: John wiley & Sons, 1976
Wasito, S., "Vademekum Elektronika", PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001
Winadi, R., "Pembuatan Sensor Posisi
Faraday Untuk Pendeteksi Dini Gempa pada
gedung",
Proyek
Akhir,
PENS-ITS,
Surabaya,.2007
Juma/ f/miah Bidang Sa ins- Teknologi Murni Disiplin dan An tar Disip/in. Vol. 2 No. 13. Tahun VI!. September 2013
FORMAT PENULISAN MAKALAH JURNAL TEKNOSIA
•
(Times New Roman, font 12/ huruf besar seluruhnya /Bold/Italic/Center]
Penulis[1 ], Penulis[2]
[Times New Roman, font 10/Bold/Center]
[ 1] Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
[2] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bengkulu
StafPengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Bengkulu
[Times New Roman, font 10/ Center]
[Times New Roman, font 10/Center]
Email: teknosia@yahoocom [Times New Roman, font 9/Center1
Jl. Raya Kandang Limun, Bengkulu. Telp. (0736) 21170
ABSTRACT
[Times New Roman, font 11/Center/Italic/bold)
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris, abstrak harus dapat mencerminkan secara singkat tujuan
utama penelitian, hasil dan kesimpulan penelitian. Penjang dari abstrak tidak lebih dari 200 kara dengan
jenis huruf Times New Roman, font 10 sertajarak 1 spasi.
Ke-y words: ditulis dengan hun if TimesNew Roman, font I 0/ Italic
.....
1
mm, tab 2,7 mm. ls i makalah yang ditulis
PENDAHULUAN [[Times New
Roman, font 11/Bold]
dengan menggunakan jenis huruf
Makalah dapat ditulis dalam bahasa
New Roman, font 11 , dan menggunakan
Indonesia atau bahasa Inggris.
Times
2 kolom.
Urutan Penulisan berturut-turut:
Pendahuluan, 1eori, metodelogi, pembahasan,
Persamaan Matematika
2.
Persamaan diketik dengan jelas dan
penutup, dan daftar pustaka.
diberi
Makalah ditulis dengan menggunakan
Ms Word, maksimum terdiri dari I 0 Halaman
dengan ukuran kertas A4 (21 0 x 297 mm) dan
nomor serta menggunakan
kurung' yang diletakkan pada sisi
tanda
. bagi~n
kanan setiap pe~saman matematika tersebut,
Contoh:
jarak spasi 1,5 spasi. Jarak Spasi antara Judul
dengan Nama penulis 1 spasi, jarak nama
& =
NtBA
OJ
-
penulis dengan abstrak 2 spasi, jarak antara
judul abstract dengan isi abstrak l spasi, jarak
dimana .
Jum lah kutub
an tara isi abstrak dengan key word l ,5 spasi.
Makalab barap dicetak dengan kualitas hasil
cetakan yang jelas, dengan margin : Top 25
mm, bottom 25 mm, left 40 mm dan right 30
I
I!'
OJ
kecepatan pu(aran mesin (rad/s)
(6)
3.
4.
Tabel dan Gambar
Setiap Tabel,
termasuk
dalam
isi
makalah, harap diberi nomor yang diketikkan
pada bagian atas dari masing-masing tabel (
tidak dalam lembar tersendiri), seperti : Tabel
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka dibuat dengan standar
Contoh:
[!). Burhoe, Winslow, 199 , Lodspeaker
Handbook
and
Lexicon,
http://www.directacausiics.com/lexicon.
I!Slf
I, Tabel 2 dan seterusnya.
Contoh:
Table 0: Chemical Composition of Red Sand
[14)
(ditulis dengan times new roman 10 pt bold)
- •· · · · · · ·. ·
•Percerita&e •
· ·-. • ··
Cherp.i~a:l (:or.1p6ilnd I ·.. ·· (%) - ~
I Silica amorphous
[3]. Dubois, la.xime R, 2000, Revie':V of
com·ersion in Wind Turbines, Report
EPPOO R.03, TU Delft, Nederland
!9-44
Ferric oxide
Il-45
Aluminium oxide
Sodium monoxide
I 1-26
2-8
l-6
Titanium dioxide
/ -)
Calcium oxide
[2]. Chalmers BJ., E. Spooner, 1999, An
Axial- flux
Pennan ent
Magnet
Generator for A G earllss Wind
Ene rgy System, Transa tion on Energy
Conversion, IEEE, 'ol 14, No.2, June
.1999 p. 51
[~J-
Dunnet, S. Khenas dan H.Piggot 2001 ,
' mall Wi nd System for Battery
Chz.rging,
fhlp: homeoages. emeriJrise. nel/hugh()_pj_
ggoti '
Gambar juga diletakkkan pada bag ian isi
rnakalal~,
sepe11i
dengan rnenggunakan penornoran
Garnbar
seterusnya serta
1,
Gambar
diletakkan
2(a)
dan
pada bagian
bawah dari setiap garnbar. Gambar harap
dic etak dengan
[5].Gi ancoli, Douglas C, 1991, Physics
Principle with Applicatior.s, 3'd-ed,
Prentice Hall, London
kualitas cetak yang jelas
dengan bcrwarna atau hitam putih
Contoh :
Gambar L Alat uji lengkap
[Times New Roman, font 10/ bold/ center)
5.
Pengiriman Makalah
Makalah dapat d iserahkan ke
seketariat redaksi berupa 1 (satu )
Softcopy
dengan
menggunakan
CD/disket dan 1 (satu ) Hardcopy hasil
cetakan yang jelas. Makalah untuk
terbitan Pcriode Maret paling Iambat
diterima 1 Februari , untuk terbitan
September paling Iambat diterima 1
Agustus.
Makalah
dapat
diantar
langsung atau dikirimkan ke alamat :
Sckrctariat Redaksi :
Fakultas Teknik
Universi tas
Bengkulu, Jalan Raya Kanda ng
l .imun Bengkulu J 8123 Tel p.
(0736) 21170 Fax. : (0376) 22 105 Email: teknosia((:yyahoo.com
Download