31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

advertisement
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di hutan Cagar Alam Tangale Kabupaten
Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, dari awal bulan Juli, sampai
akhir bulan Juli baik dari tahap persiapan hingga pelaporan hasil akhir dari penelitian.
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
3.2.1
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey langsung
di lapangan.
3.2.2 Teknik Pengmpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menjelajahi seluruh kawasan
Hutan Cagar Alam Tangale yang telah ditetapkan sebagai lokasi penelitian.
3.3 Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan untuk mengukur faktor lingkungan yaitu:
1) Soil Tester digunakan untuk mengukur pH tanah
2) Higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban
3) Termometer digunakan untuk mengukur suhu
Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi yakni:
1) GPS digunakan untuk menentukan posisi geografis titik pengambilan data
2) Kamera digunakan untuk mengambil gambar tumbuhan sebagai bukti fisik
31
3) Alat tulis menulis digunakan untuk mencatat hasil penelitian
4) Buku catatan lapangan
5) Parang atau pisau untuk keperluan pengambilan sampel di lapangan
6) Etiket gantung digunakan untuk penandaan jenis tumbuhan
7) Spidol white board digunakan untuk menulis nama jenis tumbuhan pada etiket
8) Kantong plastik ukuran 40x60 cm digunakan untuk menyimpan sampel
9) Kantong plastik ukuran 80x120 cm digunakan untuk menyimpan kumpulan
sampel yang ada di dalam plastik ukuran 40x60
10) Sasak digunakan untuk menyimpan sampel yang telah diambil
11) Kertas merang digunakan untuk melapisi sampel
12) Kertas koran digunakan untuk pembatas setiap sampel
13) Amplop digunakan untuk menyimpan bagian sampel yang mudah gugur dan
sulit untuk ditempel
14) Oven digunakan untuk proses pengeringan sampel
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Semua spesies yang tergolong famili Araceae
2) Aqudest digunakan untuk membersihkan spesimen
3) Spiritus, alkohol 70 %, selotip dan lem digunakan untuk membuat herbarium.
31
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Tahap Observasi
Tahap awal yang dilakukan adalah observasi langsung ke lokasi yaitu di hutan
Cagar Alam Tangale untuk mengetahui gambaran dan kondisi lapangan yang akan
dijadikan objek penelitian guna mendapatkan data yang diharapkan.
3.4.2 Tahap Pengambilan Sampel
Proses pengambilan sampel, peneliti menjelajahi di seluruh kawasan Cagar
Alam Tangale yang telah di tetapkan sebagai lokasi penelitian. Setiap dijumpai jenis
famili Araceae diukur titik koordinatnya dengan menggunakan GPS, mengukur faktor
lingkungan seperti kelembaban udara menggunakan Higrometer, suhu udara
menggunakan termometer dan pH tanah menggunakan Soil tester.
3.4.3 Tahap Identifikasi
Tahap identifikasi dilakukan dengan cara mengidentifikasi spesies tumbuhan
dari famili Araceae yang ditemukan di lokasi penelitian dengan panduan kunci
identifikasi tumbuhan Practical Plant Identification (Cullen, 2006).
3.4.4 Tahap Pembuatan Herbarium
Herbarium dibuat dari spesimen yang telah dewasa, tidak terserang hama,
penyakit atau kerusakan fisik lain. Tumbuhan herba seluruh habitus disertakan,
seperti akar, batang, daun, bunga dan buah. Herbarium kering digunakan untuk
spesimen yang mudah dikeringkan, misalnya daun, batang, bunga dan akar. Sedang
herbarium basah digunakan untuk spesimen yang berair, lembek, dan sulit
dikeringkan, misalnya buah. (Lawren dalam Setyawan 2008).
31
Tahapan dalam pembuatan herbarium yaitu:
1. Sampel tumbuhan termasuk etiket gantung yang menyertai dikeluarkan dari
kantong plastik dan diletakkan di dalam kertas merang.
2. Posisi sampel diatur sedemikian rupa yang mempresentasikan keseluruhan
bagian tumbuhan pada kondisi aslinya (keadaan saat tumbuhan tersebut
hidup)
dan
menunjukan
morfologi
semua
bagian
sampel
untuk
memaksimalkan informasi tumbuhan tersebut.
3. Penyusunan sampel saat dipres juga harus memperhatikan spesies sampel yang
dikoleksi. Tumbuhan dengan organ tebal, kaku atau spesies tumbuhan sukulen
sebaiknya disusun di bagian luar dekat dengan sasak pres pada posisi tegak
agar terkena panas lebih banyak dan mempercepat proses pengeringan.
4. Setiap 3-5 tumpukan kertas merang dibatasi oleh kertas karton, kemudian
sejumlah maksimal 10 tumpukan karton tersebut diatur sedemikian rupa
dijepit sasak pres kemudian diikat dan dikencangkan dengan sabuk sasak .
5. Sampel tumbuhan yang telah dipres kemudian dikeringkan. Pengeringan dapat
dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 50 0C. Proses pengeringan
berkisar 2-3 hari tergantung pada spesies tumbuhan, kelembaban dan
temperatur tempat yang digunakan.
6. Spesimen yang telah dikeringkan kemudian dipindahkan secara hati-hati ke
kertas herbarium.
7. Tempel spesimen menggunakan selotip.
31
8. Bagian tumbuhan yang mudah lepas atau rontok dari bagian lainnya misalnya
bunga dan biji maka bagian tersebut disimpan di dalam amplop kemudian
ditempelkan di kanan atas pada ertas herbarium.
9. Tempel label herbarium dibagian kanan bawah kertas herbarium menggunakan
lem.
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif kualitatif yakni mengidentifikasi tumbuhan dari famili Araceae yang
ditemukan dengan menggunakan panduan kunci identifikasi Practical Plant
Identification (Cullen, 2006).
.
Download