BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas setiap orang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam
menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan kesadaran
bahwa hal tersebut bagian dari olahraga atau latihan fisik untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesegaran jasmani, sadar tanpa paksaan
serta menjadi suatu bagian darikebutuhan hidup seseorang. Macam dan jenis
olahraga sangatlah banyak, mulai dariyang dilakukan perorangan atau
individu sampai yang dilakukan oleh kelompok. Kesegaran jasmani adalah
kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan baik
tanpa mengalami suatu kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan
tenaga yang cukup untuk menghadapi beban tambahan apabila diperlukan
(Mabes AD, 2007).
Kesegaran jasmani merupakan suatu derajat sehat dinamis seseorang yang
menjadi kemampuan jasmani dasar agar dapat melaksanakan tugas yang
harus dilaksanakan. Maka dari itu setiap personil harus memiliki kesadaran
yang tinggi akan pentingnya pemeliharaan dan pembinaan jasmani untuk
menjalankan tugas sehari – hari dalam mendukung tugas pokok sebagai
prajurit sehingga tidak akan merasakan kelelahan yang berarti. Jasmani
adalah salah satu unsur kemampuan fisik manusia, yang sangat diutamakan
1 2 sebagai Prajurit TNI AD sehingga dalam hal pembinaan tidak kalah
pentingnya dengan pembinaan unsur lainnya seperti mental dan intelektual.
Dalam bidang kesehatan, hal ini sangat mempunyai arti penting bagi setiap
orang karena kesehatan aktifitas setiap hari. Sedangkan dalam organisasi TNI
AD seorang prajurit harus dapat membina jasmaninya merupakan sesuatu
yang sangat penting dalam melangsungkan kehidupan dan agar tubuhnya
menjadi sehat dan dapat melakukan pekerjaan dengan baik, kesegaran
jasmani merupakan salah satu peran penting dalam penyelenggaraan,
pembentukan,
peningkatan,
dan
pemeliharaan
jasmani
militer
baik
perorangan maupun satuan dilaksanakan secara maksimal, agar terwujud
kondisi jasmani yang prima yang diperlukan guna mendukung pelaksanaan
tugas pokok dalam menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayah daratan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan untuk mempertinggi daya tempur
dalam pengamanan wilayah konflik. Terutama olah raga lari sangat penting
didalam mendukung tugas pokok prajurit intuk mendapatkan karier yang
lebih baik dan sebagai tolak ukur kesegaran jasmani prajurit.
Lari jarak jauh merupakan sebuah nomor lari yang dilakukan pada lintasan
yang jauh yaitu 3000 m keatas, 5000 m, dan 10000 m. Lari jarak jauh sering
juga disebut dengan lari marathon dimana setiap peserta lari wajib untuk
mengelola staminanya demi menempuh jarak lari yang jauh ini. Ketahanan
fisik menjadi kunci utama dalam nomor lari jarak jauh ini, karena dengan
memperhatikan kecepatan dan ketahanan fisik yang dimiliki, pelari dapat
menempuh jarak yang jauh ini dengan lancar dan cepat.
3 Kebugaran jasmani merupakan pengukuran kemampuan fungsional
maksimal yang dimiliki seseorang pada saat dilakukan pengukuran,
kemampuan fungsional diukur dari besaran kemampuan gerak yang dapat
dilakukan, besaran kemampuan gerak ditentukan oleh kemampuan tubuh
menghasilkan daya atau energi, kontraksi otot (otot melakukan kerja)
sehingga ada energi yang dipindahkan dari otot ke beban eksternal yang
mempengaruhi otot rangka sehingga dapat meningkatkan kekuatan otot, daya
tahan otot, level aktivitas dan mobilitas ekstremitas/anggotecara efisien.
Untuk mewujudkan kualitas fisik yang prima tersebut pembinaan jasmani
dilaksanakan secara periodik, sistimatis dan terpadu meliputi pengukuran
postur tubuh yang harmonis sehingga dapat memenuhi tuntutan tugas, tes
kesegaran jasmani (kesegaran lari 3200 meter) berdasarkan keputusan Kepala
Staf Angkatan Darat nomor Kep/107/IV/2013, tangggal 03 April 2013
tentang pemberlakuan test kesegaran jasmani lari 3200 meter dilingkungan
TNI Angkatan Darat, kesegaran jasmani lari sangat mendukung bagi karier
seorang prajurit sehingga dapat memenuhi terciptanya daya tahan tubuh yang
prima, dan menunjang tes ketangkasan jasmani yang lain (halang rintang,
lintas medan, kecepatan mars, ketahanan mars, mountainering, loncat
kendaraan, renang militer, beladiri militer, cross country dan lain - lain)
sehingga dapat memenuhi terwujudnya kerja otot tubuh yang maksimal.
Kesegaran jasmani terdiri dari komponen - komponen kesegaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitnes) diantaranya daya
tahan jantung paru, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan
4 komposisi tubuh. Sedangkan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan (skill related fitnes) diantaranya koordinasi, keseimbangan,
kecepatan reaksi, kecepatan, tenaga ledak dan kelincahan.
Kemampuan aerobik dan anaerobik sama - sama memiliki kontribusi
terhadap kesehatan tetapi dengan cara dan waktu yang berbeda, dalam
kebugaran otot dapat meningkatkan massa otot sehingga dapat membakar
lemak
dan
membantu
mempertahankan
gerakan.
Latihan
dalam
meningkatkan kebugaran otot membantu menghindari proses kemerosotan
tulang seperti osteoporosis, kebugaran otot sangat penting dilakukan untuk
menghindari masalah pada pinggang dan punggung dalam hal cedera.
Kesegaran jasmani pada prajurit ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
diantaranya : umur, tenaga, jenis serat otot, sehingga ketiga faktor ini dapat
mempengaruhi ketidaksegaran jasmani oleh sebab itu perlu adanya suatu
upaya yang dapat meningkatkan kemampuan jasmani prajurit sesuai dengan
tingkat kecakapan yang harus dimiliki yaitu kesegaran jasmani yang baik.
Untuk penilaian kesegaran jasmani lari 3200 meter dibedakan berdasarkan
golongan umur dimulai dari umur 18 tahun sampai 57 tahun, untuk penilaian
berdasarkan scor dimulai dari 0-100, di nilai dengan ukuran waktu tercepat.
Agar latihan kesegaran jasmani mencapai hasil yang baik sesuai dengan
ketetapan maka latihan harus dilaksanakan secara bertingkat, bertahap dan
berlanjut dengan penambahan beban latihan secara bertahap. Kesegaran
jasmani (anaerobic fitness/muscular fitness) bertujuan untuk meningkatkan
koordinasi, keseimbangan, kelincahan atau keterampilan, kecepatan, tenaga
5 ledak, dan kelenturan pada otot yang dibutuhkan dalam mengatasi atau
menghadapi rintangan secara cepat dan tepat.
Fisioterapi yang merupakan salah satu profesi kesehatan yang bertanggung
jawab terhadap gerak dan kemampuan fungsional sangatlah berperan dalam
menangani kondisi spondyloarthrosis lumbal secara professional. Sesuai
dengan PERMENKES NO 80 TAHUN 2013 BAB I, pasal 1, ayat 2
dicantumkan bahwa : ”Fisioterapi merupakan pelayanan yang ditujukan
kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
(Fisik, Elektroterapeutik dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi”.
Oleh karena itu fisioterapi sebagai tenaga kesehatan harus mempunyai
kemampuan dan keterampilan guna memaksimalkan potensi gerak yang ada
sehubungan dengan peran fisioterapi yaitu mengembangkan (promotif),
mencegah (preventif), mengobati (kuratif) dan mengembalikan (rehabilitatif)
terhadap gerak dan fungsi seseorang. Hal ini menandakan bahwa peran
fisioterapi adalah menyeluruh.
Peran fisioterapi dalam kegiatan militer sangat dibutuhkan karena berperan
dalam kebugaran jasmani dan prestasi yang berhubungan dengan olahraga,
berbagai bentuk latihan, penanganan atau pencegahan terhadap timbulnya
cedera dan dalam pemulihan postur yang baik, bisa diberikan latihan salah
satunya dengan latihan core stability untuk meningkatkan kecepatan lari
6 untuk mendapatkan perolehan waktu yang cepat sehingga nilai yang dicapai
lebih baik pada kesegaran jasmani.
Latihan adalah proses yang sistimatis dari berlatih atau bekerja yang
dilakukan secara berulang dengan kian hari kian meningkat jumlah beban
atau pekerjaannya, kapasitas seseorang dapat meningkat jika melakukan
latihan dengan beban mendekati maksimal dan secara bertahap terus
meningkat.
Latihan core stability mencakup gabungan kekuatan, kelincahan,
keseimbangan, dan fleksibilitas dari otot yang mengontrol trunk dan spine,
sehingga keberhasilan dari latihan fungsional tergantung dari latihan core
stability, meskipun latihan core stability sering dikaitkan dengan olahraga
perut itu sebenarnya jauh lebih komprehensif daripada tipe abdominal atau sit
up rutin. Latihan core stability merupakan suatu latihan yang menggunakan
kemampuan dari trunk, lumbal, spine, pelvic, hip, otot-otot perut, dan otototot kecil sepanjang spine. Otot-otot tersebut berkerja bersama untuk
membentuk kekuatan yang bertujuan mempertahankan spine sesuai dengan
aligment tubuh yang simetri dan menjadi lebih stabil.
Pemberian latihan core stability dengan tujuan untuk mempertahankan
daya tahan otot rangka (good stability good mobility), dengan memperhatikan
core stability dalam setiap gerakan latihan jasmani,
maka kita dapat
memelihara postur dengan baik dalam melakukan gerakan serta menjadi dasar
untuk semua gerakan pada lengan dan tungkai dengan stabilitas postur,
karena core stability menggambarkan kemampuan untuk mengontrol atau
7 mengendalikan posisi dan gerakan sentral pada tubuh diantaranya head and
neck alignment, alignment pada vertebral, column thorax dan pelvis
stability/mobility dan ankle and hip strategis ( saunders 2008).
Core stability adalah kemampuan untuk mengontrol posisi dan gerak dari
thrunk sampai pelvic yang digunakan untuk melakukan gerakan secara
optimal dalam proses perpindahan kontrol tekanan dan gerakan saat aktifitas,
core stability merupakan salah satu faktor penting dalam postural set ( Irfan,
2010). Faktor - faktor yang berkaitan dengan peningkatan kesegaran jasmani
ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam latihan intensitas, durasi, dan
frekuensi. Intensitas merupakan yang paling penting dari ketiga faktor di
dalam penerapan prinsip latihan dengan beban yang mendekati maksimal.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat topik
ini dengan bentuk penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan
judul “ Pengaruh penambahan latihan core stability terhadap pada latihan lari
jarak 3200 meter terhadap peningkatan kesegaran jasmani prajurit Brigif 15
kujang II cimahi”.
B. Identifikasi Masalah
Gerak dan olahraga merupakan tingkatan walau untuk menuju
kesemaptaan jasmani dalam mencapai kesegaran jasmani yang dibutuhkan
oleh prajurit secara umum, yang mempunyai koordinasi, keseimbangan,
kecepatan, tenaga ledak dan kelincahan gerak tubuh dalam menghadapi
pekerjaan fisik relatif lama dan berat.
8 Latihan bertujuan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot yang
diperlukan untuk pekerjaan, selama latihan akan terjadi suatu pengaruh yang
besar terhadap sistim organ - organ tubuh dan sistim otot yang berhubungan
dengan sistim neuromuskuler. Latihan ini akan memberikan efek terhadap
sistim ini adalah berupa peningkatan daya tahan otot, kekuatan otot dan
fleksibilitas. Salah satu bentuk dari latihan tersebut adalah latihan core
stability.
Apabila nilai kesegaran jasmani prajurit rendah dibawah standar yang
telah ditentukan maka pembinaan kesegaran jasmani pada prajurit kurang
maka berdampak pada fisik prajurit dan akan mengakibatkan tidak dapat
menjalankan tugas pokok secara maksimal dan kesegaran jasmani ini sangat
menentukan lulus dan tidaknya bagi anggota yang akan melaksanakan UKP,
kursus dan pendidikan terutama kesegaran jasmani lari.
Pembina kesegaran jasmani prajurit harus memperhatikan atau menjaga
faktor - faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani (umur, tenaga, jenis
serat otot, dan daya tahan) agar fisik dan jasmani setiap prajurit proporsional
dan tidak mengalami kelelahan dalam menjalankan tugas pokok seorang
prajurit.
Untuk hal tersebut diperlukan suatu latihan yang bersifat teratur dan
terarah asehingga perlu memahami dosis latihan pada program latihan yang
diberikan, metode pemberian latihan menurut resep FITT yang meliputi
frekuensi, intensitas, dosis dan macam latihan. Latihan yang telah diberikan
dan penambahan latihan core stability dengan menggunakan otot - otot
9 punggung dan perut secara ritmis dan kontinyu, sehingga akan meningkatkan
kekuatan otot dan memberikan dasar yang kokoh dimana semua otot dapat
bekerja untuk memenuhi gerakan dalam merangsang kemampuaan fungsi
stabilitas postur dan mobility (fungsi gerak) sehingga dapat mencegah cedera
dan meningkatkan performa prajurit.
Oleh sebab itu dalam penelitian lebih lanjut akan dibahas lebih jauh
tentang pengaruh penambahan latihan core stability pada latihan lari jarak
3200 meter terhadap peningkatan kesegaran jasmani prajurit Brigif 15 kujang
II cimahi”.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah dan judul yang telah disebutkan diatas
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh latihan lari jarak 3200 meter terhadap peningkatan
kesegaran jasmani prajurit di Brigif 15 kujang II Cimahi ?
2. Apakah ada pengaruh penambahan latihan core stability pada lari jarak
3200 meter terhadap peningkatan kesegaran jasmani prajurit di Brigif 15
kujang II Cimahi?
3. Apakah ada perbedaan pengaruh antara penambahan latihan core stability
pada lari jarak 3200 meter dengan latihan lari 3200 meter terhadap
peningkatan kesegaran jasmani prajurit di Brigif 15 kujang II Cimahi?
10 D. Tujuan Penulisan
1. TujuanUmum
Untuk mengetahui perbedaan pengaruh penambahan latihan core
stability pada latihan lari jarak 3200 meter terhadap peningkatan kesegaran
jasmani pada prajurit di Brigif 15 kujang II Cimahi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh latihan lari jarak 3200 meter terhadap
peningkatan kesegaran jasmani lari prajurit di Brigif 15 kujang II
Cimahi.
b. Untuk mengetahui pengaruh penambahan latihan core stability pada
latihan lari jarak 3200 meter terhadap peningkatan kesegaran jasmani
prajurit di Brigif 15 kujang II Cimahi.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Satuan
Hasil penelitian ini bagi Satuan Brigif 15 kujang II dapat digunakan
sebagai evidence based practice tentang latihan kesegaran jasmani lari
jarak 3200 meter dengan penambahan latihan core stability untuk bahan
perencanaan pembuatan program peningkatan kesegaran jasmani dan
meningkatkan kesegaran jasmani lari secara baik dan optimal.
2. Bagi Peneliti
Dengan skripsi ini akan berguna dalam meningkatkan ilmu
pengetahuan dan kemampuan dalam mempelajari, mengidentifikasi
11 masalah,
menganalisa
dan
mengambil
suatu
keputusan
serta
mengembangkan teori - teori yang selama ini ada.
3. Bagi Fisioterapi
Memberikan gambaran tentang pengaruh latihan core stability pada
latihan lari jarak 3200 meter terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada
prajurit.
Download