KAJIAN ESTIMASI POTENSI DAN PENENTUAN KAWASAN IKAN DI

advertisement
KAJIAN ESTIMASI POTENSI DAN PENENTUAN KAWASAN IKAN
DI PERAIRAN ROKAN HILIR DAN BENGKALIS
PEKANBARU, BALITBANG RIAU, 28/12/2016. Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Provinsi Riau, bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Riau, mengadakan kajian penelitian ‘Kajian
Estimasi Potensi dan Penentuan Kawasan Ikan di Perairan Rokan Hilir dan Bengkalis
Provinsi Riau’ pada tahun 2012 lalu. Kajian penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten
Rokan Hilir dan Bengkalis.
Wilayah perikanan dan kelautan merupakan lahan produktif yang dapat dijadikan
tempat untuk memenuhi kebutuhan pangan baik skala rumah tangga maupun sebagai
sumber devisa Negara. Pengelolaan wilayah tersebut merupakan tanggung jawab setiap
provinsi demi kesejahteraan warganya khususnya para nelayan sekitar.
Dalam upaya pengelolaan yang mengedepankan kepentingan masyarakat dan
lingkungan disektor perikanan, maka pemerintah harus melakukan pengaturan atas
penggunaaan sumberdaya perikanan. Peranan pemerintah adalah mengalokasikan
penggunaan sumberdaya bersama agar tercapai kepuasan bersama yang optimal dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini juga didukung oleh definisi perikanan
secara legal melalui pengertian yang dituangkan dalam aturan perundang-undangan.
Undang-Undang No 31 Tahun 2004 Bab l pasal 1 ayat 1 tentang perikanan yang diubah
dalam UU No 45/2009 mendefinisikan perikanan sebagai: “semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.”
Pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan dan kelautan khususnya pemanfaatan
di bidang perikanan belum memberikan hasil yang optimal ditandai dengan
produktivitas yang rendah, kurangnya sumbangsih bidang perikanan ke PAD daerah,
rendahnya taraf hidup nelayan. Sehingga dipandang perlu melakukan kajian terhadap
potensi sumberdaya perikanan dan kelautan Provinsi Riau sebagai dasar untuk
pengembangan dan perencanaan selanjutnya.
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah teridentifikasinya potensi
sumberdaya dan kendala pemanfaatan sumber daya alam kelautan di wilayah Provinsi
Riau khususnya di Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Bengkalis, sehingga dapat
terwujud pemanfaatan sumber daya alam kelautan yang optimal dan terlestarikan.
Hasil lain yang diharapkan adalah mendorong terjadinya Transfer of Knowledge dan
Transfer of Skill bagi masyarakat sekitar maupun Aparatur Pemerintah Daerah yang
terlibat dalam proses kegiatan penelitian.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah memberikan gambaran daerah potensi
penangkapan ikan di area survei sehingga dapat memberi masukkan kepada nelayan
lokasi yang potensi untuk penangkapan ikan. Selain penentuan daerah tangkap juga
diidentifikasi kawasan potensi budidaya berdasarkan informasi kondisi oseanografi
perairan. Pesisir Rokan Hilir, berdasarkan dengan hasil sounding terhadap stok ikan,
maka harus ditutup dari kegiatan penangkapan ikan komersial menggunakan jaring,
pukat dan jermal. Pesisir Bengkalis, berdasarkan dengan hasil sounding terhadap stok
ikan, maka harus tertutup dari kegiatan penangkapan ikan apapun. Kegiatan pendugaan
stok ikan seperti ini, sepatutnya dilakukan sedikitnya dua kali setahun atau pada musim
kemarau dan musim penghujan, sebagai penanda pergantian musim di wilayah
Indonesia khususnya pesisir Riau. Kawasan potensi penangkapan untuk target ikan
pelagis adalah di perairan Pulau Jemur, sedangkan untuk target ikan demersal
ditemukan hampir di sepanjang jalur survei dari perairan Pulau Jemur hingga perairan
Bengkalis. Potensi kawasan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya tersebar di
sepanjang pesisir perairan Provinsi Riau. Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi pengelolaan perikanan Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Bengkalis
dalam membuat kebijakan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang bertujuan demi
kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Berdasarkan hasil dari kajian penelitian tersebut, dihasilkan beberapa
rekomendasi di antaranya:
1. Mengingat kondisi Stok ikan di perairan Riau (Rokan Hilir dan Bengkalis) yang
sudah memasuki tahap “punah” secara ekologis, maka, kegiatan pendugaan stok
dan penegakan hukum membatasi kegiatan penangkapan ikan serta penentuan
musim menangkap ikan menjadi hal yang patut didahulukan.
2. Pesisir Rokan Hilir masih mampu menghidupi masyarakat nelayan pesisir,
dengan tidak menggunakan alat penangkap ikan yang eksploitif seperti jaring,
pukat atau jermal.
3. Pesisir Bengkalis banyak ditemukan ikan berukuran kecil, akan teta[I tidak layak
untuk di ekploitasi.
Nilai TAC (Total Allowable Catch) sudah tidak
memungkinkan untuk menyokong kehidupan nelayan artisanal.
4. Kondisi sedimentasi yang tinggi, rendahnya stok ikan di kedua wilyah studi,
memaksa nelayan untuk mencari daerah tangkapan keluar dari Selat Malaka.
kondisi ini perlu mendapat dukungan dari pihak terkait untuk menyediakan
armada yang mampu untuk menjangkau dan mampu bersaing di daerah perairan
internasional,
5. Hal lain yang dapat dijadikan alternatif sebagai sumber mata pencarian adalah
kegiatan budidaya, berdasarkan kondisi oseanografi yang diperoleh selama
survei, kawasan potensi budidaya tersebar di pesisir sepanjang perairan
Provinsi Riau.
6. Masukkan kepada nelayan untuk mencoba menggunakan alat tangkap dasar
seperti bubu, berdasarkan hasil survey pada akhir tahun 2012ditemukan banyak
kelompok ikan demersal, hal ini karena banyak masukan unsur hara dari
sedimen yang berasal dari sungai, dan nelayan di perairan Provinsi Riau masih
banyak yang menggunakan jaring gillnet, yang merupakan jaring di kolom
perairan.
7. Perlu pengelolaan yang baik untuk hasil tangkapan nelayan, sehingga nelayan
akan tertarik untuk mengumpulkan dan menjual ikan di tempat pelelangan ikan
(TPI) resmi, hal ini dapat dilakukan jika pihak terkait mau menjamin harga jual
yang tinggi bagi nelayan sekitar, juga sebagai control atas kuota jumlah ikan yang
diperbolehkan untuk ditangkap.
8. Kegiatan budidaya perikanan perairan pesisir berbasis masyarakat dan
berwawasan lingkungan sudah seharusnya dimulai, guna:
a) Melindungi kepunahan ikan endemik, bernilai ekonomis dan sosial-budaya,
seperti terubuk.
b) Mempertinggi diversifikasi usaha perikanan, dengan produk ikan, kerang,
teripang dan produk perikanan lainnya.
c) Pengayaan sumberdaya ikan melalui “restoking” guna menunjang kegiatan
perikanan tangkap masyarakat pesisir.
d) Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat pesisir melalui usaha
budidaya ikan dan kegiatan perikanan tangkap berbasis budidaya.
e) Menjaga kedaulatan RI melalui kegiatan perikanan budidaya di laut dan
perikanan tangkap berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, khususnya
wilayah pulau Jemur.
Sumber :
Badan Penelitian dan Pengembangan Riau. 2012. Kajian Estimasi Potensi dan
Penentuan Kawasan Ikan di Perairan Rokan Hilir dan Bengkali Provinsi Riau.
Pekanbaru: Balitbang Riau.
Download