PRILAKU MODUL 2 1-E - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL 2
RISET KONSUMEN
PENDAHULUAN
Bidang riset konsumen dikembangkan sebagai perluasan bidang riset
pemasaran, hampir semata-mata memfokuskan perhatiannya pada perilaku konsumen,
bukannya pada aspek-aspek lain dalam proses pemasaran. Hasil-hasil riset pasar dan juga
hasil riset konsumen digunakan untuk memperbaiki pengambilan keputusan manajerial.
Alasan pertama mempelajari perilaku konsumen adalah untuk memungkinkan para pemasar
meramalkan bagaimana para konsumen akan bereaksi terhadap berbagai pesan promosi
dan untuk memahami cara mereka mengambil keputusan membelinya, maka mereka dapat
merancang strategi pemasaran dan pesan-pesan promosi yang dapat mempengaruhi
konsumen dengan cara yang diingini (yaitu: membeli produk atau jasa tersebut).
Terdapat 2 macam metodologi Riset Konsumen yaitu:
1.Riset Kuantitatif
2.Riset Kualitatif
Riset Kuantitatif (Positivisme) :
·
Sifatnya deskriptif.
·
Memungkinkan pemasar untuk "memperkirakan" perilaku konsumen karena
mencoba memahami pengaruh berbagai masukan promosi terhadap
konsumen
·
Metode penelitian termasuk eksperimen, survei teknik, dan pengamatan.
·
menemukan suatu gambaran, pengalaman dan penggeneralisasian.
·
Cocok untuk analisis statistic yang canggih
Riset Kualitatif :
·
Terdiri dari wawancara mendalam, kelompok-kelompok fokus, analisis
kiasan, riset kolase, dan teknik proyektif.
http://www.mercubuana.ac.id
1
Enam Tahapan Riset Konsumen:
o
Menentukan tujuan riset
o
mengumpulkan dan mengevaluasi data sekunder
o
merancang studi riset primer
o
mengumpulkan data primer
o
menganalisis data
o
menyiapkan laporan mengenai hasil riset
A. MENYUSUN TUJUAN RISET
Langkah pertama dalam proses riset konsumen adalah menentukan dengan
teliti tujuan studi. Merupakan hal penting bagi para manajer pemasaran dan peneliti
untuk menyepakati dari awal maksud dan tujuan studi untuk menjamin agar
rancangan riset itu tepat. Pernyataan tujuan yang dipertimbangkan secara teliti
membantu menentukan jenis dan mutu informasi yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, jika maksud studi adalah mencari gagasan baru mengenai
produk atau kampanye promosi, maka studi kualitatiflah yang biasanya dilakukan,
dimana para responden menghabiskan waktu yang cukup lama untuk berhadapan
muka dengan pewawancara-analis professional yang sangat terlatih yang juga
melakukan analisis.Karena biaya tiap-tiap wawancara tinggi, sampel responden
dalam jumlah kecil saja yang dipelajari, dengan demikian, hasil risetnya tidak dapat
diproyeksikan ke pasar. Jika maksud studi adalah untuk mengetahui berapa orang
dalam populasi (dalam persen) yang menggunakan produk tertentu dan seberapa
sering mereka menggunakannya, maka studi kuantitatif yang dapat dianalisis dengan
komputerlah yang dapat dilakukan.
B. MENGUMPULKAN DATA SEKUNDER
Pencarian data sekunder biasanya mengiringi pernyataan tujuan. Informasi
sekunder adalah setiap data yang pada awalnya dihasilkan untuk tujuan tertentu
yang berbeda dengan riset yang sedang ditangani. Informasi ini meliputi hasil riset
yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh berbagai organisasi luar, data
yang dihasilkan di dalam perusahaan untuk studi sebelumnya, juga berupa informasi
pelanggan yang dikumpulkan oleh bagian penjualan atau bagian kredit perusahaan.
http://www.mercubuana.ac.id
3
·
Digunakan secara luas oleh peneliti interpretivist untuk proses pembelian dan
konsumsi.
Eksperimentasi:
·
Dapat digunakan untuk menguji daya tarik penjualan relatif dari banyak jenis
variable seperti desain kemasan, harga penawaran promosi, tema iklan
·
Hanya satu variabel yang dimanipulasi pada satu waktu, sedangkan elemen
lain nya dibiarkan tetap
·
Dapat dilakukan di laboratorium atau di lapangan dengan pemakaian
instrumentasi khusus, seperti kamera pengamat untuk mempelajari gerakan
mata orang ketika mereka melihat berbagai iklan yang bersaing.
Survei:
Dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Survei wawancara perorangan
Sering berlangsung di rumah atau di daerah perbelanjaan eceran, atau yang
disebut “pencegatan di Mall”. Pencegatan di mall lebih sering digunakan daripada
wawancara di rumah karena sering terjadi para wanita yang bekerja tidak ada di
rumah dan kebanyak orang enggan mengijinkan orang asing masuk ke rumah
mereka.
b. Survei melalui telepon
Beberapa perusahaan riset pasar telah berusaha membuat survey telepon
otomatis, tetapi banyak responden yang kurang bersedia berinteraksi dengan
suara elektronik daripada pewawancara hidup.
c. Survei melalui pos
Dilakukan dengan mengirimkan kuisioner langsung ke rumah konsumen.
Kendala utama cara ini adalah rendahnya tingkat jawaban responden dan
rendahnya tingkat pengembalian kuisioner.
d. Survei On-Line
Dalam cara ini responden diarahkan untuk masuk ke situs pemasar atau home
pages, dengan demikian sampel cenderung dipilih sendiri dank arena itu hasilhasilnya tidak dapat diproyeksikan kepada populasi yang lebih besar. Para
peneliti percaya bahwa jawaban tanpa nama di internet mendorong para
http://www.mercubuana.ac.id
5
Download