BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa anak

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa anak-anak merupakan masa penting dalam proses pertumbuhan.
Dalam kehidupan sehari-hari dunia anak tidak terlepas dari bermain dan belajar.
bermain merupakan suatu proses pertumbuhan yang mendasar pada anak. Salah
satu komponen bermain yaitu bergerak, gerak adalah suatu ciri makhluk hidup
dan merupakan komponen untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Melalui
gerak itulah manusia mencapai beberapa tujuan seperti pertumbuhan fisik,
mental, dan sosial. Sedangkan belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis
yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
Pada usia 7-12 tahun merupakan masa sekolah dasar, diketahui mereka
mempunyai keinginan besar untuk bermain. Pada masa ini, anak-anak selalu
melakukan aktivitas dan bermacam-macam kegiatan yang dilakukannya.
Namun disisi lain permainan anak mulai bergeser pada pola permainan modern.
Saat ini, anak cendrung lebih suka terhadap alat-alat yang berteknologi tinggi
dan permainan modern lainnya, seperti menonton tv, bermain playstation,
internet, games online dan games pc lainnya. Permainan modern saat ini
cendrung bersifat statis yang mengakibatkan anak kurang dalam aktivitas fisik.
Tidak hanya itu kebiasaan menggunakan alat transportasi saat berangkat
sekolah juga mengurangi aktivitas fisik anak-anak hingga tuntutan belajar yang
sangat tinggi juga mengurangi aktifitas fisik anak.
Aktivitas yang kurang bergerak itulah yang dapat mengakibatkan
penurunan kebugaran jasmani pada anak. Padahal kebugaran jasmani sangat
berhubungan dengan kesehatan otak dan akan berdampak pada proses belajar
yang merupakan salah satu kegiatan rutin pada usia sekolah. Selain
dengan kesehatan otak, kebugaran jasmani juga sangat bermanfaat
1
2
terhadap proses kardiopulmonal, metabolisme tubuh, peredaran darah dan frekuensi
nadi. Sehingga kebugaran jasmani merupakan salah satu indikator dalam
menentukan derajat kesehatan orang. Dengan fisik yang sehat dan bugar, anak-anak
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan optimal termasuk belajar.
Salah satu komponen yang terpenting dalam proses belajar yaitu konsentrasi.
konsentrasi
merupakan
pemusatan
pikiran
terhadap
suatu
hal
dengan
mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Dimana dalam
belajar konsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap mata pelajaran dengan
mengenyampingkan semua hal yang tidak berhubungan dengan pelajaran.
(Slameto,2003).
mempengaruhi
Konsentrasi akan tercapai dengan baik jika faktor-faktor yang
konsentrasi
belajar
terpenuhi.
Ada
beberapa
hal
yang
mempengaruhi konsentrasi belajar, yaitu terdiri dari faktor eksternal dan faktor
internal. Lingkungan merupakan faktor eksternal sedangkan faktor internal yang
mempengaruhi
konsentrasi
belajar
adalah
tingkat
intelegensi/kecerdasaan,
perhatian, minat, bakat, motif, faktor kesehatan dan faktor kelelahan. Namun
faktanya dalam kondisi saat ini dimana anak-anak yang lebih cendrung menyukai
melakukan aktivitas yang bersifat statis, sehingga hal ini akan berdampak negatif
terhadap faktor internal yang mempengaruhi konsentrasi belajar. Faktor internal
yang akan berpengaruh berupa: tingkat intelegensi, faktor kesehatan dan faktor
kelelahan, yang mengakibatkan konsentrasi menurun. Salah satu cara untuk
meningkatkan faktor internal tersebut bisa dengan olahraga yang teratur.
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur
melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dengan tujuan tertentu. Ada banyak
macam bentuk olahraga, salah satunya yaitu senam aerobic. Senam aerobic
merupakan salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan fungsi organ
kardiopulmonal, sistem metabolisme dan kesehatan otak. Gerakan-gerakan yang
dilakukan dalam senam aerobic memiliki berbagai macam gerakan yang
dengan kebutuhan dalam pencapaian program latihan yang diinginkan. Salah satu
yang mempengaruhi pencapaian program latihan tersebut adalah intensitas.
Intensitas merupakan salah satu komponen yang menentukan kualitas suatu latihan.
3
Intensitas dipengaruhi oleh kenaikan denyut jantung. Intensitasnya latihan aerobic
untuk anak-anak berkisar antara 35% - >70% denyut jantung maksimal (American
College of Sports Medicine, 2013). Denyut jantung maksimal dapat diukur dari
menggunakan rumus. Intensitas mempengaruhi kualitas manfaat yang akan didapat
dari senam aerobic itu sendiri. Senam aerobic berdasarkan intensitasnya terbagi
menjadi 3, yaitu Senam aerobic low intensity, moderate intensity dan high intensity.
Senam aerobik high intensity adalah jenis senam aerobik yang intensitasnya
>70% denyut jantung dengan ciri-ciri gerakan yang meloncat-loncat dengan
frekuensi gerak yang cepat. Sedangkan senam aerobik low intensity merupakan
senam aerobik yang intensitasnya berkisar antara 35% hingga 54% denyut jantung
maksimal dengan ciri-ciri gerakan berupa hentakan lembut dan frekuenis gerakan
yang lambat.
Pada sebuah kesimpulan penelitian “Exploring Link Beetwen Physical Activity,
Fitness and Cognitive Function, 2013” menjelaskan bahwa dasar olahraga senam
aerobic adalah gerak, gerakan berulang-ulang yang dihasilkan akan menghasilkan
implus ke CNS sehingga hubungan sinapsis saraf akan terbentuk dan akan
meningkatan aktivitas neuroelektrik dalam otak, proses ini akan berpengaruh
terhadap penerimaan sumber informasi. Semakin seringnya latihan yang dilakukan
semakin banyaknya sel saraf yang saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya
melalui hubungan antar sel saraf (sinaps) sehingga proses hantaran rangsangan
akan dipercepat dan akan mempengaruhi proses penerimaan sumber informasi.
Senam aerobic juga akan berdampak pada peningkatan asupan nutrisi dan oksigen
diotak karena aliran darah otak yang lancar. Selain itu menurut Center for Disease
Control and Prevention (CDC) pada penelitian efek physiology dari senam aerobic
terhadap otak dapat meningkatkan peredaran darah otak, tekanan darah, oksigen
yang meningkat, peningkatan produksi neurotrophin, pertumbuhan sel saraf
dihipocamppus, level neurotransmitter, perkembangan hubungan saraf, densitas
saraf dan peningkatan volume jaringan otak. (Hasbrouck, 2013)
Menurut CDC’S Journal prevention of Chronic disease “Effect of Aerobic
Exercise on Cognition” (2013) bahwa olahraga teratur tidak hanya memiliki efek
4
yang baik bagi fisik karna membantu melindungi tubuh dari berbagai penyakit,
juga bagi kesehatan otak. Tubuh manusia dapat merasakan beberapa manfaat
aktivitas aerobic (seperti penurunan berat badan) perlahan-lahan dan bila olahraga
dilakukan berulang kali. Namun, beberapa penelitian menunjukkan manfaat
olahraga bagi kesehatan dan kecerdasan otak bisa datang dirasakan seseorang jauh
lebih cepat. Satu studi yang dipublikasi pada 2013 dalam journal of clinical dan
diagnostic research, menemukan, bahwa latihan intensitas sedang yang dilakukan
selama 30 menit dapat meningkatkan kemampuan mengingat, perencanaan,
penalaran dan memperpendek jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
tes kognitif.
Peran fisioterapi pada masalah ini dari berbagai aspek, yaitu meliputi
promotion
dan
preventif.
Menurut
Kemenkes
RI
nomor
1363/MENKES/SK/XII/2001 tentang registrasi dan izin praktek, Fisioterapi
merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan oleh individu dan atau
kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi
tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan,
fungsi
Seiring
dan komunikasi.
berjalannya waktu peran dan pelayanan fisioterapi sangat luas, yang
mencangkup masalah kesehatan otak yang dapat ditingkatkan melalui aktivitas
aerobic (olahraga) dengan intensitas tertentu. Berdasarkan penjabaran diatas maka
peneliti tertarik memaparkan tentang masalah pada anak usia sekolah dalam bentuk
skripsi dengan judul Pemberian Senam Aerobic Low Intensity dan High Intensity
terhadap Peningkatan Konsentrasi pada Anak Usia 7-12 tahun.
B. Identifikasi Masalah
Konsentrasi
adalah
pemusatan
pikiran
terhadap
suatu
hal
dengan
mengenyampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan (Slameto,2003).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003).
5
Menurut pengertian tersebut bahwa belajar merupakan suatu proses , suatu kegiatan
bukan suatu hasil atau tujuan. Dimana dalam belajar, konsentrasi berarti pemusatan
pikiran terhadap mata pelajaran dengan mengenyampingkan semua hal yang tidak
berhubungan dengan pelajaran. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
konsentrasi belajar adalah
pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah
laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian
mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai bidang studi.
Ada beberapa hal yang berpengaruh terhadap konsentrasi belajar, berupa
faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal yang mempengaruhi
konsentrasi belajar yaitu tingkat intelegensi/kecerdasaan, perhatian, minat, bakat,
motif, faktor kesehatan dan faktor kelelahan sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu berupa lingkungan seperti pengaruh suara,
pencahayaan, temperatur, design belajar dan modalitas belajar.
Penurunan konsentrasi terjadi akibat salah satu faktor yang mempengaruhi
konsentrasi belajar tidak terpenuhi. Umumnya, terkait pada kondisi anak pada saat
ini yang lebih cendrung meyukai kegiatan yang statis akan berpengaruh terhadap
faktor internal yaitu tingkat intelengsi, perhatian, faktor kesehatan dan faktor
kelelahan. Tingkat intelegensi dan perhatian berhubungan erat dengan kematang
saraf, sedangkan faktor kesehatan dan faktor kelelahan berhungan erat dengan pola
hidup yang sehat. Pola hidup yang sehat dapat dicapai dengan senam aerobic,
senam aerobic akan mempengaruhi sistem kardiopulmonal dan metabolisme tubuh
sehingga akan meningkatkan heart rate, peredaran darah, volume VO2 Max dalam
tubuh.
Proses konsentrasi merupakan aktivitas penghantar rangasangan oleh
saraf-saraf berfikir yaitu lobus frontalis otak besar (serebrum). Manusia akan
berkonsentrasi hanya ketika mendapat ransangan yang potensial. Potensial aksi
diterima oleh dendrit atau badan sel akan diteruskan keakson untuk selanjutnya
diteruskan kembali ke sel yang lain. Rangsangan yang potensial ini akan membuat
selubung mielin semakin menebal (mielinisasi) yang mengakibatkan akan semakin
6
cepatnya hantaran rangsangan. Potensial aksi ditimbulkan oleh adanya sensasi yang
dirasakan oleh tubuh. Sense berarti otak mendapatkan informasi tentang keadaan
sekitar dan tubuh. Sense tersebut bisa berupa bau, suara, sentuhan dan cahaya.
kaitan senam aerobic dengan konsentrasi, ada unsur gerak, aktivitas fisik dan
fisik yang terstruktur. Semakin banyak dan sering gerakan yang dilakukan, semakin
banyak potensial aksi yang terjadi yang mengakibatkan terjadinya hubungan antar
sel, semakin cepat dalam menerima informasi.
Intervensi senam aerobic sangat signifikan, manfaat yang didapat tidak hanya
sistem respiratory namun juga dalam konteks belajar. Mengamati masalah dan
penelitian terdahulu tentang senam aerobic yang telah dijabarkan dalam latar
belakang, peneliti ingin melakukan penelitian tingkat konsentrasi pada anak usia
7-12 tahun dengan pemberian senam aerobic low intensity dan high intensity.
C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah senam aerobic low intensity dapat meningkatkan konsentrasi belajar
pada anak usia 7-12 tahun?
2.
Apakah senam aerobic high intensity dapat meningkatkan konsentrasi
belajar pada anak usia 7-12 tahun?
3.
Apakah ada perbedaan senam aerobic low intensity dan high intensity
terhadap konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun?
4.
Apakah senam aerobic low intensity dapat meningkatkan VO2 Max pada
anak usia 7-12 tahun?
5.
Apakah senam aerobic high intensity dapat meningkatkan VO2 Max pada
anak usia 7-12 tahun?
6.
Apakah ada perbedaan senam aerobic low intensity dan high intensity
terhadap VO2 Max pada anak usia 7-12 tahun?
7
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum :
a.
Untuk dapat mengetahui perbedaan pemberian senam aerobic low intensity
dan high intensity terhadap konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun.
b.
Untuk dapat mengetahui perbedaan pemberian senam aerobic low intensity
dan high intensity terhadap VO2 Max pada anak usia 7-12 tahun.
2. Tujuan khusus :
a. Untuk dapat mengetahui tingkat konsentrasi belajar pada anak usia 7-12
tahun dengan senam aerobic low intensity.
b. Untuk dapat mengetahui tingkat konsentrasi belajar pada anak usia 7-12
tahun dengan senam aerobic high intensity.
c. Untuk dapat mengetahui tingkat VO2 Max pada anak usia 7-12 tahun
dengan senam aerobic low intensity.
d. Untuk dapat mengetahui tingkat VO2 Max pada anak usia 7-12 tahun
dengan senam aerobic high intensity.
E. Manfaat Penilitian
1. Bagi institusi pendidikan fisioterapi
a. Dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi penelitian selanjutnya
yang membahas hal yang sama.
b. Dapat menambah wawasan khasanah ilmiah dalam dunia pendidikan pada
khususnya.
2. Bagi institusi pelayanan fisioterapi
Dalam penilitian ini penulis berharap agar dalam praktek lapangan fisioterapi
mampu mengajak generasi muda untuk menjalankan gaya hidup sehat dengan
aktifitas fisik (olahraga) dan menjadikkannya rutinitas.
8
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti ingin mengetahui efektivitas pemberian senam aerobic terhadap
peningkatan konsentrasi belajar pada anak usia 7-12 tahun.
b. Peneliti ingin mengetahui efektivitas pemberian senam aerobic terhadap
peningkatan VO2 Max pada anak usia 7-12 tahun.
c. Sebagai wacana pembelajaran dalam melakukan penelitian.
Download