BAB III DATA PERUSAHAAN

advertisement
BAB III
DATA PERUSAHAAN
III.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Sebagai pendukung penulisan skripsi ini penulis melakukan observasi pada PT
Patra Jasa. Untuk mendapatkan data serta keterangan yang dibutuhkan penulis
melakukan wawancara dengan beberapa pihak terkait yang berhubungan langsung
dengan departemen keuangan.
PT Patra Jasa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang property dan hotel yang
beralamat di Jalan Gatot Subroto Kav. 32-34, Jakarta Pusat. Cikal bakal PT Patra Jasa
adalah berasal dari pendirian perusahaan “Maatschppij Tot Exlpoitatie van Onroerende
Goederen Tjampea” berdasarkan akta notaris Meester Nicolas August Mispelblom Van
Altena no.13 tanggal 2 Maret 1950. Kemudian pada tanggal 17 Juli 1975 namanya
diubah menjadi PT Patra Jasa berdasarkan akta notaris Achmad Daroqutni no.18 tanggal
18 Juli 1975 dan dimuat dalam buku register Kantor Pengadilan Negeri Jakarta no. 4027
tanggal 24 November 1975 dan Berita Negara Republik Indonesia no.102 tanggal 23
Desember 1975 serta telah diubah dengan akte notaris no. 29 tanggal 8 November 1988
dibuat dihadapan notaris Ny. Sinta Susikto, SH di Jakarta.
Pada tahun 1975 PT Patra Jasa berperan sebagai operator atas aset Pertamina,
dan mulai tahun 1988-2000 secara bertahap Pertamina menyerahkan aset sebagai
penyertaan modal sehingga struktur permodalannya 99,99 % dimiliki PT Pertamina
(Persero) dan 0.01 % dimiliki oleh PT Elnusa dan dengan demikian PT Patra Jasa
merupakan anak perusahaan dari PT Pertamina dan secara otomatis menjadi BUMN.
37
Terakhir perusahaan ini diubah dengan Akte Notaris Ilmiawan Dekrit Supatmo, SH no.9
tanggal 6 September 2002 yang telah memperoleh persetujuan oleh Menteri Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia no.C-18597 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 September 2002,
telah didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada tanggal 19 November 2002 serta telah
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia no.95 tanggal 26 November 2002.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang hospitality maka perusahaan ini
memiliki banyak fasilitas yang disewakan sebagai sumber income-nya yang terdiri dari:
1. Perhotelan sebanyak 7 unit hotel yang terletak di Parapat, Anyer, Jakarta,
Bandung, Cirebon, Semarang, dan Bali.
2. Sewa perumahan sebanyak 132 unit yang terletak di Kuningan Rasuna Said,
Jakarta Selatan.
3. Sewa perkantoran sebanyak 1 unit gedung perkantoran (22 lantai) yang
terletak di Jalan Gatot Subroto
III.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Dengan berjalannya waktu maka perusahaan yang maju juga ikut berkembang
sehingga mengalami perubahan di segala bidang begitu juga yang terjadi pada
perusahaan ini. Berkembangnya perusahaan telah merubah struktur organisasi
perusahaan ini. Berikut ini penulis gambarkan struktur organisasi PT Patra Jasa dan
Uraian tugas tiap jabatan :
38
STRUKTUR ORGANISASI PT. PATRA JASA
RUPS
D ew an
K o n s o rs iu m
D ire k tu r U ta m a
D ire k tu r O p e ra s i
D ire k tu r O p e ra s i
C o rp o ra te
S e c re ta ry
Ka. SPI
K e p a la
D iv is i H o te l
K e p a la D iv is i
P ro p e rty
K e p a la D iv is i
Pengem bangan
U saha
K e p a la D iv is i S D M
K e p a la D iv is i C o n tro lle r
K e p a la D iv is i T re a s u ry
B U D G E T IN G
P A JA K
AKUNTANSI
IN V E S T A S I
TREASURY
Gambar 3.1
Sumber SDM PT Patra Jasa
1. Direktur Utama
39
•
Menetapkan arah, sasaran dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
perusahaan.
•
Mengkoordinasi para direktur dibawahnya dan kepala-kepala divisi.
•
Menentukan langkah/tindakan yang perlu diambil untuk meningkatkan
pendapatan di masa datang.
•
Merumuskan dan menjalankan kebijakan perusahaan secara keseluruhan.
•
Mengangkat
dan
memberhentikan
serta
menilai
dan
meminta
pertanggungjawaban dari para bawahannya.
•
Mengkoordinir tugas-tugas direktorat, divisi dan departemen dalam
menjalankan kegiatan perusahaan.
2. Direktur (Direktorat) Operasi
•
Menyusun rencana kegiatan operasional, yang kemudian diajukan kepada
direktur untuk mendapat persetujuannya.
•
Mengawasi,
mengarahkan
serta
memastikan
pelaksanaan
kegiatan
operasional agar dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
bertanggung jawab atas kelancaran operasional perusahaan.
•
Menyusun rencana kerja perusahaan yang digunakan sebagai dasar untuk
mengelola jalannya operasi perusahaan.
3. Direktur (Direktorat) Keuangan dan Umum
•
Bertanggung jawab atas perencanaan dan seluruh transaksi keuangan
perusahaan.
•
Merencanakan untuk memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut
untuk meningkatkan nilai perusahaan.
40
•
Memeriksa laporan keuangan yang telah disusun oleh bagian akuntansi dan
mengadakan analisa atas laporan keuangan tersebut.
•
Memberi laporan kepada direktur utama mengenai keadaan keuangan
perusahaan.
•
Memimpin, mengontrol dan membuat keputusan penting mengenai keuangan
perusahaan.
•
Memimpin dan bertanggung jawab baik dari sesi operasional maupun non
operasional dalam seluruh kegiatan keuangan yang dijalankan.
4. Kepala Sistem Pengendalian Intern
•
Membantu direksi dalam mengawasi jalannya seluruh unit organisasi sesuai
dengan prosedur peraturan kebijaksanaan direksi.
•
Memberikan pertimbangan kepada direksi untuk pemutusan kasus-kasus
kecurangan yang ditemukan dalam unit-unit organisasi.
•
Membantu segenap unit organisasi dalam memperbaiki dan meluruskan
kegiatan yang tidak sesuai dengan peraturan serta kebijaksanaan yang
berlaku.
•
Mendorong efisiensi di semua lini operasi perusahaan.
•
Mengawasi
prosedur-prosedur
dan
pelaksanaannya
dalam
operasi
perusahaan.
•
Memberikan saran kepada direktur utama sehubungan dengan fungsinya
sebagai pengawas intern.
•
Melindungi aset-aset perusahaan yaitu yang meliputi sumber daya termasuk
data informasi.
41
5. Kepala Divisi Hotel
•
Bertanggung jawab kepada Direktur Operasi.
•
Melakukan control terhadap seluruh hotel yang dimiliki perusahaan.
•
Menerima laporan dari setiap branch/hotel tentang jumlah pengguna hotel.
•
Menerima laporan keuangan pada setiap akhir periode dari masing-masing
hotel.
•
Mengambil kebijakan dan tindakan untuk meningkatkan angka sewa kamar
hotel.
•
Memberikan laporan setiap akhir periode kepada Direktur Operasi mengenai
kegiatan hotel selama periode berjalan.
6. Kepala Divisi Pengembangan Usaha
•
Bertanggung jawab penuh terhadap Direktur Operasi.
•
Mengambil kebijakan atau tindakan tertentu untuk mengembangkan
usaha perusahaan.
•
Merumuskan kebijakan program tertentu yang menunjang perkembangan
usaha.
7. Kepala Divisi SDM
•
Merencanakan sistem kepegawaian perusahaan yang menyangkut sistem
penerimaan pegawai, penggajian, pensiun, sistem imbalan dan perencanaan
kepegawaian perusahaan tersebut.
•
Membuat sistem dan melaksanakan pelatihan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan baik untuk pelatihan manajemen maupun untuk pengembangan
karir demi kemajuan perusahaan.
42
•
Memberikan pembinaan kepada pegawai untuk lebih meningkatkan
penghayatan budaya kerja perusahaan.
•
Mengangkat dan memberhentikan karyawan serta memberikan penghargaan
dan sanksi.
8. Kepala Divisi Controller
•
Menerima pertanggung jawaban kinerja bagian budgeting dan akuntansi
•
Menerima dan memeriksa laporan keuangan yang dibuat oleh bagian
akuntansi.
•
Menerima dan memeriksa laporan perbandingan keuangan yang dibuat oleh
bagian budgeting.
•
Mensahkan laporan penganggaran sesuai periode yang terkait.
•
Mensahkan seluruh laporan keuangan sesuai dengan periode yang terkait.
•
Menganalisa laporan keuangan berdasarkan bukti yang ada dan memberikan
saran jika diperlukan.
•
Mengawasi serta mengkoordinir kegiatan pembukuan atau pencatatan oleh
seksi akuntansi umum dan akuntansi biaya agar sesuai dengan kebijaksanaan
akuntansi yang telah ditetapkan oleh perusahaan
9. Budgeting
•
Bertanggung jawab membuat anggaran keuangan perusahaan
•
Membuat laporan dan perbandingan terhadap yang direncanakan dan
realisasi keuangannya.
•
Menetapkan rencana substantif dan rencana keuangan perusahaan untuk
jangka waktu tertentu.
43
•
Menyiapkan dan melaporkan laporan kinerja pada setiap akhir bulan kepada
Kepala Divisi Controller.
•
Merencanakan besarnya laba yang akan diperoleh dan biaya yang harus
dikeluarkan untuk periode berjalan.
10. Akuntansi
•
Menyelenggarakan pembukuan dan mencatat transaksi-transaksi umum yang
terjadi ke dalam jurnal.
•
Mengecek kebenaran pencatatan bukti-bukti transaksi yang ada.
•
Menyusun laporan keuangan pada setiap akhir periode tertentu.
•
Menyelenggarakan pembukuan dan mencatat biaya-biaya yang terjadi di
perusahaan.
•
Mengecek kebenaran dari pengalokasian biaya.
•
Membuat laporan biaya pengeluaran dari setiap hotel yang dimiliki
perusahaan.
11. Kepala Divisi Treasury
•
Mengatur serta mengawasi kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas sesuai
dengan kebijaksanaan keuangan perusahaan.
•
Mengawasi serta mengkoordinir tugas kasir.
•
Menyetor uang kas yang berasal dari pendapatan yang diterima melalui kasir
ke bank.
•
Mengendalikan uang yang masuk dan keluar dari kas perusahaan.
44
12. Pajak
•
Menerima, menghimpun, meneliti, menginput bukti potong PPh 23, PPh
pasal 4 ayat 2 (final), PPH 23, PPh 25, PPh 26 dan faktur pajak dari
perumahan, perkantoran, dan kantor pusat.
•
Membuat rekonsiliasi antara saldo Laba/Rugi komersial dengan saldo
menurut penghitungan pajak.
•
Membuat SSP dan permohonan pembayaran PPh 23, 25, dan 26 yang
dipungut Kantor pusat paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan PPN
paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.
•
Membuat SPT masa dan tahunan dan melaporkannya ke Kantor Pelayanan
Pajak BUMN.
•
Melayani pengambilan bukti potong dan faktur pajak.
•
Menerima SPPT PBB dan membayar ke Kas Negara setiap tahun, paling
lambat pada bulan Agustus.
•
Membuat koreksi fiskal.
•
Koordinasi dengan fungsi keuangan yang ada di Kantor Pusat ataupun unit
usaha lainnya yang berhubungan dengan pajak.
•
Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan pihak KPP BUMN.
•
Menghadiri undangan/panggilan dari KPP BUMN dan Kantor Pelayanan
PBB.
•
Menyiapkan
data/laporan
pajak
internal/eksternal.
45
tertentu
atas
permintaan
pihak
13. Investasi
•
Bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Treasury.
•
Membantu Kepala Divisi Treasury dan Direktur Keuangan dan umum untuk
mengambil keputusan berinvestasi.
•
Menghitung tingkat pengembalian yang akan diterima oleh perusahaan pada
setiap akhir periode.
•
Memantau perkembangan perusahaan tempat berinvestasi untuk memberikan
masukan kepada Kepala Direktur Keuangan dan umum untuk tetap
melanjutkan atau menghentikan investasi.
14. Treasury
•
Bertanggung jawab kepada Kepala Divisi Treasury
•
Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.
•
Menyusun arus kas secara periodik.
•
Memeriksa laporan penerimaan kas dan buktinya.
•
Memeriksa penagihan terhadap piutang dagang yang telah jatuh tempo.
15. Corporate Secretary
•
Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama
•
Membantu direksi dalam bidang administrasi dan korespondensi.
•
Membuat notulen rapat.
•
Merangkum dan melaksanakan kegiatan kesekretarisan perusahaan.
III.3 KEBIJAKAN YANG DIAMBIL PERUSAHAAN
Sebagai perusahaan BUMN yang cukup besar maka PT Patra Jasa melakukan
kebijakan-kebijakan tertentu yang cukup berpengaruh terhadap keuangan perusahaan.
46
Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan bagian keuangan dari perusahaan
tersebut dan memfokuskan pada kebijakan yang diambil perusahaan untuk bagian
akuntansi dan perpajakannya, di antaranya :
Kebijakan Dalam Akuntansi :
1. Pelaksanaan Administrasi Pembukuan
Pelaksanaan administrasi pembukuan PT Patra Jasa berdasarkan pedoman pokok
sesuai dengan keputusan Direktur PT Patra Jasa. Pembukuan dilaksanakan
dengan sistem desentralisasi, dimana masing-masing unit dari 7 unit hotel/motel
yang ada menyusun laporan keuangannya sendiri. Sejak tanggal 1 Oktober 1998
dilakukan pemisahan terhadap kegiatan usaha perusahaan yang semula digabung
menjadi unit-unit usaha atas usaha unit perkantoran, unit perumahan, dan unit
trading, dan sejak Mei 2001 unit trading dilebur ke kantor pusat. Unit
perkantoran, perumahan dan kantor pusat juga menyusun laporan keuangannya
sendiri, sehingga laporan keuangan PT Patra Jasa merupakan laporan keuangan
gabungan Kantor Pusat dan unit-unitnya, dan sejak Januari 2004 perusahaan
memakai sistem SAP untuk proses transaksinya.
2. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disajikan dengan menggunakan metode langsung dan tidak
langsung. Arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
3. Transaksi dalam Mata Uang Asing
Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam Rupiah. Transaksi-transaksi
dalam tahun berjalan yang berkaitan dengan mata uang asing dicatat dengan nilai
tukar yang berlaku pada perusahaan yang ditetapkan setiap bulan berdasarkan
47
kurs Bank Indonesia. Sesuai dengan memo Kepala Divisi Controller penyusunan
laporan keuangan per 31 Desember 2005, aktiva dan pasiva moneter dalam
valuta asing pada tanggal neraca dikonversikan ke dalam Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Laba atau rugi dari transaksi valuta
asing dibebankan pada laba rugi periode berjalan.
4. Transaksi dengan Perusahaan Afiliasi
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa didefinisikan
sebagai berikut :
ƒ
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau
dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan
perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow
subsidiaries)
ƒ
Perusahaan asosiasi
ƒ
Perorangan yang memiliki, baik secara secara langsung maupun tidak
langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang
berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan
tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga terdekat adalah mereka
yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut
dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor)
ƒ
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan
tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan
kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi
48
dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang
tersebut; dan,
ƒ
Perusahaan dimana suatu kepentingan subtantial dalam hak suara dimiliki
baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang
penjelasannya telah diuraikan atau setiap orang tersebut mempunyai
pengaruh signifikan atas perusahaan yang bersangkutan. Ini mencakup
perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau
pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan
yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan
pelapor.
5. Piutang dan Penyisihan Piutang
Piutang usaha disajikan sebesar nilai nominal dikurangi dengan penyisihan
piutang ragu-ragu.
Penyisihan piutang dihitung berdasarkan analisis umur piutang (aging schedules)
sebagai berikut:
•
Piutang yang berumur 0 sampai dengan 12 bulan tidak dibentuk penyisihan
piutang.
•
Piutang yang berumur di atas 12 bulan sampai dengan 24 bulan dibentuk
penyisihan 50 %.
•
Piutang yang berumur lebih dari 24 bulan dibentuk penyisihan 100 %.
6. Persediaaan (Hotel / Motel)
Persediaan
barang/bahan
dibukukan
dan
disajikan
berdasarkan
nilai
perolehannya sesuai kelompoknya dan dibebankan sebagai beban (expense) saat
49
digunakan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted
average). Hal ini didasarkan Memo SM. Akuntansi dan Anggaran No. 149/ABPJ/M/VIII/2003 tanggal 7 Agustus 2003.
7. Investasi
Investasi pada perusahaan lain kurang dari 20 % dari modal saham perusahaan
tersebut, dinilai dengan harga perolehannya.
8. Aktiva Tetap dan Penyusutannya
Sesuai dengan keputusan Direksi PT Patra Jasa No. 005/SOP/ABP/PJ/P/04/03
tanggal 1 Januari 2004 dijelaskan bahwa barang yang dibeli dan menjadi beban
PT Patra Jasa dibukukan sebagai aktiva tetap berdasarkan harga perolehannya
per unit/item sebesar Rp 4.000.000. Selanjutnya penyusutan aktiva tetap dihitung
berdasarkan prosentase tetap dari harga perolehannya (metode garis lurus)
dengan taksiran umur pemakaian sebagai berikut :
•
Rumah dan gedung selama 20 tahun atau penyusutan 5 % per tahun.
•
Mesin dan peralatan berat selama 8 tahun atau penyusutan 12,5 % per tahun.
•
Inventaris dan peralatan selama 8 tahun atau penyusutan 12.5 % per tahun.
•
Kendaraan bermotor selama 8 tahun atau penyusutannya 12.5 % per tahun.
9. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan
sewa
perumahan
dan
perkantoran
diakui
pada
saat
penggunaan/pemanfaatan perumahan dan ruang perkantoran. Pendapatan unit
hotel diakui pada saat penggunaan/pemanfaatan kamar hotel, makanan dan
minuman serta lain-lain pendapatan yang terdapat pada billing tamu hotel.
50
Beban diakui pada saat pembebanan atau pembayaran pada saat terjadinya dan
sesuai dengan masa manfaatnya.
10. Kas dan Setara Kas
Untuk tujuan pelaporan arus kas, kas dan setara kas yang terdiri atas jumlah yang
dapat dibayarkan tunai, saldo bank dan deposito berjangka, yang dimiliki masa
jatuh tempo dalam tiga bulan.
11. Cadangan Pensiun / Pembayaran Pesangon
Cadangan biaya pesangon, dibentuk untuk mengantisipasi pembayaran pesangon
bagi karyawan yang akan mencapai masa pensiun, dilakukan secara periodik.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi
aktuarial dan dampak perubahan asumsi aktuarial diakui sebagai beban atau
pendapatan selama estimasi sisa masa kerja sesuai dengan saran dari aktuaris
independent berkualitas.
Kebijakan Dalam Perpajakan :
PT Patra Jasa yang bergerak di bidang usaha property dan hotel telah
mendaftarkan diri untuk menjadi wajib pajak badan sehingga memiliki NPWP/NPPKP
dengan nomor 01.000.505.6-051.000, dengan Kelompok Lingkungan Usaha (KLU)
55110 dan tercatat di Kantor Direktorat Jendral Pajak wilayah Jakarta khusus dan
melakukan kewajiban perpajakannya di Kantor Pelayanan Pajak khusus Badan Usaha
Milik Negara. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan ini terhadap
kegiatan perpajakannya antara lain :
1. Pajak Penghasilan Badan
Perusahaan menentukan pajak penghasilan badan dengan menggunakan balance
sheet liability method, sesuai dengan penerapan akuntansi pajak tangguhan atas
51
pajak penghasilan dalam PSAK no. 46, mengenai “ Akuntansi Pajak
Penghasilan”.
Penerapan akuntansi pajak tangguhan menggambarkan pengaruh-pengaruh
perbedaan waktu antara laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan
untuk tujuan perpajakan dengan tarif pajak penghasilan badan maksimal 30%.
2. Aktiva dan penyusutannya
Aktiva-aktiva berwujud yang dimiliki oleh PT Patra Jasa disusutkan dengan
menggunakan metode garis lurus dengan umur estimasi aktiva yang
bersangkutan telah ditentukan sesuai dengan ketetapan dari Menteri Keuangan.
Selain aktiva berwujud, perusahaan ini juga memiliki aktiva tidak berwujud yang
juga disusutkan (diamortisasi) juga dengan metode garis lurus dengan besar
prosentase penyusutan dan estimasi umur aktiva ditentukan sesuai dengan
ketentuan.
3. Proporsional Biaya Non Deductable
PT Patra Jasa yang bergerak di bidang penyewaan mengakibatkan semua
pendapatan yang diterima dari usaha sewa khusunya atas sewa kantor tersebut
dikenakan final begitu juga dengan perlakuan terhadap biayanya (biaya Deffered
Charged Head Office ) yang tidak diakui sebagai biaya pengurang penghasilan
bruto.
Untuk itu pada tahun pajak 2005 perusahaan mengambil kebijakan untuk
menetapkan konstanta pengurang biaya deffered charged agar dapat diakui
sebagai pengurang penghasilan bruto yaitu sebesar 43.26 %.
4. Pelaksanaan Tax Planning
52
Untuk pelaksanan kegiatan perpajakan Patra Jasa tidak melakukan perencanaan
apapun dan tetap melaksanakan kewajibannya sebagai wajib pajak badan sesuai
dengan ketetapan yang telah disahkan oleh Direktorat Jendral Perpajakan.
Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh PT Patra Jasa mempengaruhi laporan
keuangannya. Adapun laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laba/Rugi yang
menjadi dasar dalam perhitungan SPT-nya sebagai berikut :
53
PT Patra Jasa
Neraca
31 Desember 2005
( dalam rupiah )
AKTIVA LANCAR
Kas dan Setara kas
24.549.361.272
Piutang Usaha (Bersih)
10.956.799.679
Piutang Lain-lain
559.192.741
Persediaan
1.973.275.207
Uang Muka Pajak
2.242.637.942
Pembayaran dimuka/panjar
470.316.541
Aktiva lancar lainnya
1.571.454.697
JUMLAH AKTIVA LANCAR
PENYERTAAN
42.323.038.079
10.000.003
AKTIVA TETAP
Nilai Perolehan
466.621.561.030
Akumulasi Penyusutan
(164.304.196.972)
NILAI BUKU AKTIVA TETAP
54
302.317.364.058
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN
4.194.212.301
AKTIVA LAIN-LAIN
19.158.831.201
JUMLAH AKTIVA
368.003.445.642
KEWAJIBAN DAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
KEWAJIBAN LANCAR
Utang usaha
5.148.603.424
Utang warranty deposit
8.942.560.579
Biaya akan dibayar
5.233.112.351
Utang pajak
3.923.503.978
Persekot Uang Muka Jatuh tempo 1 tahun
3.686.588.274
Hasil diterima dimuka Jatuh tempo 1 tahun
10.407.635.488
Utang kepada Afiliasi - Jangka pendek
11.654.102.754
Utang lancar lain-lain
1.133.216.858
Pesangon pensiun – Jangka Pendek
2.418.564.383
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR
52.547.888.089
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Uang muka penjualan tanah
3.276.423.800
Hasil diterima dimuka jatuh tempo lebih 1 tahun
8.471.364.266
Utang afiliasi jangka panjang
92.344.275.230
Pesangon pensiun – jangka panjang
31.755.274.452
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
55
135.847.337.748
EKUITAS
Modal
Modal saham ditempatkan dan disetor penuh 54.882 lbr
Saham, nominal Rp 1.000.000/lbr
54.882.000.000
Tambahan modal disetor
652.900.798
Selisih Penilaian kembali Aktiva Tetap
Laba ditahan
38.755.362
124.034.563.645
JUMLAH EKUITAS
179.608.219.805
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
56
368.003.445.642
PT PATRA JASA
LAPORAN LABA RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2005
(dalam RUPIAH)
PENDAPATAN USAHA
Hasil Hotel / Motel
71.967.284.718
Hasil Perumahan
19.953.525.238
Hasil Perkantoran
34.916.570.559
Kantor Pusat
______________________
JUMLAH PENDAPATAN USAHA
126.837.380.515
BEBAN USAHA
BEBAN HOTEL / MOTEL
Beban Usaha
10.238.490.099
Beban Usaha Lain-lain
44.493.306.739
Beban Overhead
52.285.998
Beban Penyusutan Aktiva Tetap
Beban Amortisasi
15.867.865.953
2.704.286.934
JUMLAH BEBAN HOTEL / MOTEL
57
73.356.235.723
BEBAN UNIT USAHA
Perumahan
9.209.600.486
Perkantoran
14.000.867.703
Beban Penyusutan Aktiva Tetap
Beban Amortisasi
7.469.451.673
300.516.029
JUMLAH BEBAN UNIT USAHA
30.980.435.891
BEBAN KANTOR PUSAT
Beban Usaha
15.742.878.438
Beban Penyusutan Aktiva Tetap
Beban Amortisasi
1.212.675.876
501.898.315
JUMLAH BEBAN KANTOR PUSAT
JUMLAH BEBAN USAHA
LABA ( RUGI ) USAHA
17.457.452.629
121.794.124.243
________________
5.043.256.272
PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN
Pendapatan lain-lain
2.308.898.298
Beban lain-lain
(19.067.298.826)
JUMLAH PENDAPATAN DAN BEBAN LAIN-LAIN (16.758.400.528)
_________________
LABA ( RUGI ) SEBELUM PAJAK
(11.715.144.256)
58
PENYISIHAN PAJAK PENGHASILAN
Pajak Kini
-
Pendapatan Pajak Tangguhan
1.311.116.034
JUMLAH PENYISIHAN PAJAK PENGHASILAN
LABA ( RUGI ) PERIODE BERJALAN
1.311.116.034
_________________
(13.026.260.290)
59
Berikut ini adalah rincian beban-beban atas Hotel/Motel yang merupakan bagian
Laporan Laba/Rugi tahun 2005 :
Personnel exp.
18,917,937,216.00
Operating exp.
3,594,805,758.00
Office exp.
2,459,311,147.00
Tax and license exp
7,709,865.00
Ent. & donation exp.
504,200,786.00
Professional exp.
370,617,458.00
Operation equip. exp.
2,569,770,727.00
Envi, health, safety exp.
13,636,369.00
Energy cost
10,748,038,918.00
Travel cost
714,737,845.00
Rent exp.
541,598,556.00
Outsourcing
48,407,331.00
Repair & maintenance
963,296,632.00
Marketing exp.
574,089,450.00
Miscellaneous
132,912,667.00
Property tax
1,457,418,666.00
Property rent
874,817,348.00
Total
44,493,306,739.00
Tabel 3.1
Sumber : Laporan Keuangan PT Patra Jasa tahun 2005
60
Land imporvement
Building int-cost
Building add & renov
Mec & elec int cost
Mec & elec add & renov
Furni & fixint cost
Furni & fix add & renov
Vehichle
Others asset
Koreksi fis. Depre & amort
TOTAL
177,252,476.00
5,723,884,820.00
849,216,721.00
5,728,466,450.00
326,246,942.00
1,477,752,937.00
202,964,105.00
128,823,531.00
1,253,257,971.00
15,867,865,953.00
Tabel 3.2
Sumber Tabel : Laporan Keuangan PT Patra Jasa tahun 2005
Barter agrrement
Inventory Asset
Inf. Tech system
Suspend exp.
Certification exp.
63,264,501.00
2,388,751,723.00
223,587,888.00
3,974,032.00
24,708,790.00
2,704,286,934.00
TOTAL
Tabel 3.3
Sumber : Laporan Keuangan PT Patra Jasa tahun 2005
61
Di bawah ini adalah uraian atas beban-beban pusat sepanjang tahun 2005 :
Personnel exp.
Office exp.
Ent. & donation
Professional fee
Operation equip.
Envi.health, & safety
Energy cost
Travel exp.
Rent exp.
Outsourcing exp.
Repair & maintenance
Marketing exp.
Miscellaneous
Property tax
Rental car exp.
Tax & license
TOTAL
10,345,582,777.00
978,065,105.00
81,008,196.00
805,158,255.00
149,086,240.00
37,410,000.00
331,472,534.00
801,296,140.00
1,303,691,728.00
195,622,329.00
146,412,407.00
146,507,418.00
75,789,450.00
290,236,259.00
42,794,000.00
12,745,600.00
15,742,878,438.00
Tabel 3.4
Sumber : Laporan Keuangan PT Patra Jasa tahun 2005
62
Building int cost
Building add & renov
Mec & elec int cost
Mec & elec add & renov
Furni & fix int cost
Vehichle
Koreksi fiskal Depre & Amort
TOTAL
633,752,656.00
85,186,021.00
381,236,653.00
3,571,417.00
57,931,054.00
50,998,075.00
1,212,675,876.00
Tabel 3.5
Sumber : Laporan Keuangan PT Patra Jasa tahun 2005
Amort.exp.invent. Aset
Amort exp IT Systm.
Amort certifi. Exp.
TOTAL
49,738,363.00
440,507,628.00
11,652,324.00
501,898,315.00
Tabel 3.6
Sumber : Laporan Keuangan PT Patra Jasa tahun 2005
63
Download