Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis

advertisement
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika
Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan Kecenderungan
Etik pada Mahasiswa Akuntansi
. Gustina
Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Padang
Reni Endang Sulastri
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Padang
Abstract
This research is an empirical examination of the relationship of gender differences, business ethics
teaching and personal values as well as professional ethics among accounting students of Padang
State Polytechnic. The data was collected through questionnaires which consist of Likert scale
anwers at 1-5 scales. There were 100 questionnaires being distributed to the respondents while 99
(or equal to 99 %) of them were returned. Only 98 questionnaires can be used to be analyzed. The
findings show that there are significant differences pertaining to both personal values and ethical
behaviors between males and females accounting students. While, there is no statistical difference
between those who already taken business ethics subject and who has not taken with regard to
either personal values or professional ethics.
Key Words: Business Ethics, Gender, Personal values, professional ethics
1.
Pendahuluan
nilai-nilai personal yang dimiliki seorang
auditor.
1.1. Latar Belakang
Isu moral dan etika pada mahasiswa
akuntansi mendapat sorotan yang tajam
akhir-akhir ini. Kasus besar yang dialami
oleh Enron, WorldCom dan beberapa
perusahaan multinasional lainnya yang
diiringi
dengan
kejatuhan
Arthur
Andersen,
satu
dari
lima
besar
perusahaan audit pada saat itu, telah
mempertanyakan kredibilitas, independensi, objektifitas serta integritas para
akuntan. Skandal besar di dunia
akuntansi itu seakan membuka mata para
praktisi dan pendidik di bidang akuntansi,
bahwasanya etik dan moral tidak bisa
dilepaskan dari protesi seorang akuntan.
Meskipun
paska
skandal
tersebut
regulator di bidang akuntansi melakukan
perubahan yang signifikan terhadap
aturan kerja akuntan, seperti misalnya
membatasi pemberian jasa konsultasi di
luar jasa audit, namun tetap saja hal
tersebut
dianggap
masih
belum
menyentuh
akar
permasalahannya
(Cullinan,2004). Giacomino dan Eaton
(2003)
menyimpulkan
bahwa
permasalah-an substansialnya adalah
Singhapakdi
dan
Vitell
(1993)
memberikan bukti empirik dalam studi
mereka bahwa nilai-nilai personal yang
dimiliki seseorang akan mempengaruhi
sikap, yang pada akhirnya menentukan
bagaimana dia mengambil keputusan
dalam bisnis. Lebih lanjut, pendapat ini
didukung oleh Burdett (1998) dim ana ia
menyimpulkan bahwa jika nilai-nilai
personal yang dimiliki oleh seseorang
sejalan
dengan
nilai
dan
tujuan
perusahaannya, maka akan memberikan
efektititas dan sinergi bagi kinerja
organisasi secara keseluruhan.
Hal yang menarik adalah kesimpulan
penelitian Eaton dan Giacomino (2001)
yang menunjukkan bahwasanya terdapat
perbedaan sikap moral yang ditunjukkan
oleh lulusan akuntansi antara laki-Iaki dan
wanita. Lebih lanjut mereka menemukan
akuntan perempuan cenderung lebih
memperhatikan kepentingan organisasinya dibandingkan dengan akuntan lakilaki. Temuan ini sejalan dengan hasil
penelitian sebelumnya oleh Sweeney
(1995) yang menyimpulkan bahwa wanita
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika BIsnls terhadap Nila/-Nila/ Personal dan
Kecenderungan Etlk pada Mahasiswa Akuntansi
lebih baik dalam hal perkembangan moral
(moral development) di dunia kerja.
Loo (2002;2003) dari hasil penelitiannya
menemukan bahwa perbedaan gender
memberi pengaruh yang signifikan terhadap keputusan, orientasi serta evaluasi
yang membutuhkan pertimbangan moral
dan etika didalamnya. Hasil penelitian itu
juga menunjukkan bahwa wanita cenderung lebih konsisten dalam masalah etika,
yakni mereka lebih punya rasa tanggung
jawab serta cenderung pada keadilan.
Kenyataan di atas memotivasi peneliti
untuk melakukan studi empirik akan perbedaan nilai-nilai personal dan kecenderungan etika pad a mahasiswa jurusan
akuntansi Politeknik Negeri Padang. Hal
lain yang memberikan motifasi terhadap
studi ini adalah tanggung jawab moral
Politeknik sebagai perguruan tinggi yang
bermottokan "Berakhlak Mulia, Berfikir
Akademis dan Bertindak Profesional".
Meskipun dalam perkuliahan di jurusan
akuntansi terdapat mata kuliah etika
bisnis, namun diperlukan pengujian
secara empirik untuk mengetahui apakah
pengajarannya selama ini telah efektif
dalam memberikan perubahan terhadap
moral dan etika mahasiswa.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan tujuan penelitian diatas,
maka
peneliti
memberikan
fokus
penelitian ini pada masalah berikut :
a) Bagaimanakah
kecenderungan
nilai-nilai
personal
mahasiswa
akuntansi?
b) Apakah terdapat hubungan antara
nilai-nilai personal yang dimiliki
dengan perbedaan gender?
c) Apakah pengajaran mata kuliah
etika bisnis memberikan pengaruh
terhadap
nilai-nilai
personal
mahasiswa akuntansi ?
d) Apakah perbedaan gender dan
pengajaran mata kuliah etika bisnis
berpengaruh terhadap kecendepada mahasiswa
rungan etika
akuntansi?
12
1.3.
Tinjauan Pustaka
1.3.1. Tipulugi t~ilai Personal dan
Perbedaan Gender
Rokeach (1973) (seperti yang dikutip oleh
Giacomino dan Eaton, 2003) seorang
pionir yang melakukan penelitian nilainilai personal mendefinisikan nilai-nilai
(values) sebagai suatu kecenderungan
personal ataupun sosial seseorang yang
mempengaruhi perilaku tertentu. Lebih
lanjut, Rokeach mengklasifikasikan nilainilai personal dalam dua kelompok besar,
yaitu : instrumental values (nilai instrumen) dan terminal values (nilai akhir)
yang menunjukkan tingkatan nilai dalam
manusia. Instrumental adalah proses,
sedang terminal adalah tujuan akhimya.
Instrumental values adalah cara-cara
yang dilakukan untuk menuntun perilaku
kearah tujuan akhir, yakni terminal
values. Selanjutnya, instrumental values
dibagi lagi dalam dua sub kategori, moral
dan kompetensi. Instrumen moral lebih
difokuskan pada penerapan kebiasaan
moral dalam mencapai suatu tujuan,
misalnya, pemaaf, kejujuran, penolong,
rasa sayang, loyalitas, kepatuhan, sopansantun, dan rasa bertanggung jawab.
Sedangkan instrumen kompetensi adalah
menggunakan
kebiasaan
kompeten
dalam meraih tujuan yang tercakup dalam
nilai-nilai berikut ini : ambisius, intelektual,
bersih, imajinatif, independent, logis, dan
bisa mengontrol diri.
Musser dan Orke (1992) kemudian
mengelompokkan terminal value dalam
kategori sosial dan personal. Dimana
social terminal values akan berorientasi
pada sesuatu selain dirinya sendiri,
seperti misalnya : kedamaian dimuka
bumi, keseimbangan dalam kehidupan
sosial, Iingkungan yang terpelihara,
keamanan
keluarga,
kebebasan,
keamanan nasional, cinta yang dewasa,
serta
persahabatan
yang
abadi.
Sedangkan
kategori
kedua,
yaitu
pada
personal
lebih
berorientasi
kebutuhan pribadi seperti : hidup pribadi
yang nyaman, kesehatan, kesenangan,
Jurnal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilal Personal dan
Kecenderungan Etik pada Mahaslswa Akuntansi
penghargaan terhadap dirinya
kedewasaan dalam bertindak.
dan
Berdasarkan nilai-nilai personal ini, Musser dan Orke (1992) mengelompokkan
sistem nilai personal ke dalam matriks
yang terdiri dari empat kategori sistem
nilai, yakni Effective Crusader (Pejuang
yang efektif), Virlous Advocate (penganjur
kebajikan),
Independent
Maximizer
(Memuaskan kepentingan sendiri) dan
Honorable Egoist (egois tapi terhormat).
Tipe pertama, Effective Crusader adalah
pribadi yang memiliki nilai instrumental
kompetensi (competence instrumental
values) sekaligus nilai akhir sosial (social
terminal values) yang tinggi. Orang-orang
pada kelompok ini peduli untuk memberikan pertolongan pada orang yang ada
da/am lingkungan oranisasinya maupun
lingkungan so sial secara umum. Akan
tetapi, cara bagaimana pribadi dalam
golongan ini mencapai tujuan organisasi
dan sosialnya kadangkala tidak begitu
memberikan pengaruh pada orang lain.
Kelompok kedua, Virtous Advocates,
yang oleh Musser dan Orke (1992)
dicontohkan Mahatma Gandhi, adalah
orang-orang yang mempunyai perhatian
terhadap
tujuan
organisasi
dan
lingkungan sosialnya. Orang-orang dari
kelompok ini bisa memberikan pengaruh
pad a orang lain dalam hal cara ia
mencapai
tujuan
organisasi
dan
lingkungan sosialnya.
Kelompok ketiga adalah Independent
Maximizer, yakni orang-orang yang hanya
memberikan perhatian pada tujuan dan
kepentingan pribadinya saja. Mereka
berusaha
memenuhi
kebutuhannya
sendiri dan pada saat yang sama juga
tidak memberikan
pengaruh
atau
perhatian pada orang lain. Sedangkan
kelompok terakhir adalah Honorable
Egoist,
yakni
orang-orang
yang
menjadikan
kepentingan
pribadinya
sebagai tujuan utama. Akan tetapi,
mereka masih peduli akan moral dalam
mencapai tujuan tersebut. Mereka sensitif
terhadap kebutuhan dan kepentingan
orang lain.
Giacomino dan Eaton (2003) melakukan
studi untuk melihat perbedaan nilai-nilai
personal yang dimiliki oleh lulusan
akuntansi laki-Iaki dan wan ita dengan
memakai matriks Musser dan Orke
(1992). Disamping itu, Giacomino dan
Eaton (2003) juga melihat hubungan
antara usia dengan nilai-nilai personal.
Hasil studi mereka menunjukkan bahwa
wan ita lebih dominan dalam Virlous
Advocate di bandingkan dengan laki-Iaki.
Sebaliknya, lulusan akuntansi laki-Iaki
lebih
dominan
dalam
kelompok
Independent Maximizer dibandingkan
dengan perempuan. Sedangkan dalam
hal umur, lulu san akuntansi yang lebih
muda cenderung masuk dalam kategori
Virlous Advocate dibandingkan dengan
yang lebih tua.
Dari paparan diatas, dapat dikemukan
sebuah asumsi bahwa jenis kelamin atau
gender akan memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap nilai-nilai personal yang
dimiliki oleh seseorang dalam dunia kerja.
Sehingga, sebuah hipotesis dapat
dirumuskan sebagai berikut :
H1: Terdapat perbedaan statistik yang
signifikan antara mahasiwa akuntansi
laki-Iaki dan perempuan dalam nilainilai personal yang mereka miliki.
Disamping
mempengaruhi
nilai-nilai
personal,
perbedaan
gender juga
mempengaruhi pilihan etika seseorang
Loo (2002;2003),
sehingga hipotesis
kedua adalah :
H2: Terdapat perbedaan yang signifikan
dalam hal kecenderungan etika
antara mahasiswa akuntansi laki-Iaki
dan perempuan
1.3.2. Etika dan Pengajaran Etika
Bisnis di Perguruan Tinggi
Etika (ethics) diartikan sebagai kumpulan
dari prinsip moral yang membedakan
antara "salah" dengan "benar". (Brickley
et.al,2002) mengungkapkan bahwa etika
merupakan bagian dari filosofi yang
teorinya sudah lahir sejak dari zaman
Jumal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21
13
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan
Kecenderungan Etik pad a Mahasiswa Akuntansi
Aristoteles.
Terdapatnya perbedaan
dasar filosofi
akan mempengaruhi
perbedaan etis tidaknya suatu tindakan.
Sebagai contoh, menurut teori egoisme,
suatu perbuatan dianggap etis apabila
memberikan manfaat jangka panjang bagi
individu yang melakukannya. Sedangkan
menurut utilitarian, sesuatu itu etis jika
baik
perbuatan memberikan dampak
lebih besar daripada dampak buruknya
bagi semua pihak yang terlibat dalam
perbuatan tersebut. Sehingga Brickley
et.al (2002) menyimpulkan bahwa tidak
ada kesepakatan mengenai bagaimana
suatu perbuatan dikatakan etis atau tidak.
Adanya multidimensi dalam mengukur
etis atau tidaknya suatu perbuatan juga
telah disadari oleh Reidenbach dan Robin
(1990) serta Davis dan Welton(1991)
sebelumnya. Mereka mengungkapkan
bahwa untuk membuat suatu keputusan
yang berkaitan dengan etika, seseorang
kadangkala menggunakan lebih dari satu
alasan dan rasional. Sehingga, Davis dan
Welton(1991)
mengadopsi
model
perkem-bangan moral Kohlberg guna
menjelas-kan
kecenderungan
etika
seseorang;
a. Tahap pre-konvensional, terdiri dari
• Tahap satu yaitu : dim ana
seseorang sangat tergantung
kepada peraturan dan hukuman
dari atasannya
• Tahap kedua, dimana seseorang
mengikuti peraturan jika sejalan
dengan
kepentingannya,
berusaha menghindari hukuman,
dan melakukan tawar-menawar
dengan aturan.
b.
Tahap konvensional , yang terdiri
dari:
• Tahap
tiga,
berusaha
mendapatkan persetujuan dari
teman-teman dan keluarga, dan
ingin menjadi lebih baik dimata
sendiri
• Tahap empat, mematuhi hukum
dan
peraturan,
berusaha
14
menghindari
pelanggaran
terhadap kepentingan sosial
c.
Tahap post konvensional, terdiri
dari:
• Tahap lima, kepedulian terhadap
hak-hak orang lain, dan prinsip
keadilan yang berlaku umum.
• Tahap enam, peduli terhadap
prinsip moral yang konsisten,
persamaan hak azazi manusia,
dan menghormati harga diri
individu.
Davis dan Welton(1991) kemudian
menyimpulkan tahap yang dianggap baik
bagi pribadi dan lingkungan sosialnya
adalah ketika seseorang melewati tahap
pertengahan
konvensional.
Karena
adanya
proses perkembangan moral
dan beberapa ukuran etika, maka
seseorang bisa dihadapkan pad a situasi
yang disebut dengan dilemma etika.
Glover,et.al (1997) menyebutkan dilemma
etika bisa terjadi apabila terdapat konflik
antara nilai yang dipercayai seseorang
dengan nilai-nilai yang ada pada
perusahaan tempat ia bekerja. Oleh
sebab itu, seseorang bisa mengambil
keputusan secara etis apabila mereka
fokus pad a integritas moral yang tinggi.
Jika tidak, maka keputusan yang dia
ambil akan dipengaruhi oleh situasi pada
saat ia mengalami dilemma etika
terse but.
Saat ini banyak dibicarakan tentang
pentingnya pengajaran etik di perguruan
tinggi (Papes dan Diskin,2001). Ini bisa
dipahami, karena banyaknya skandal
yang dial ami dalam dunia bisnis akhirakhir ini, mendorong para pendidik untuk
lebih memberikan perhatinnya pada
unsur etika dan
moral terhadap
mahasiswa
yang
dididiknya
(Malone,2006). Yang menjadi perdebatan
adalah apakah pengajaran etika harus
dibuat dalam mata kuliah khusus, atau
terintegrasi ke
dalam setiap mata
pelajaran.
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Blsnls terhadap Nilai-Nilai Personal dan
Kecendel1.llgan Etik pad a Mahaslswa Akuntansi
Louma (1998) berpendapat bahwa
mengajarkan etika profesi dan aturan
dalam bisnis kepada mahasiwa tidak
menjamin mahasiswa akan menjadi lebih
etls dan bermoral. Pendapat Ini didukung
oIeh Wynd dan Mager (1989), dimana
mereka menyimpulkan dari hasil studinya
bahwa tldak ada pengaruh yang
signifikan dari pengajaran mata kuliah
etika bisnis terhadap perilaku dan moral
mahasiswa. Penelitian yang dilakukan
oleh Papes dan Diskin (2000;2001)
terhadap mahasiswa dari kelompok bisnis
juga menunjukkan hasil serupa. Meskipun
ada yang berbeda, seperti Glenn (1992)
yang menemukan
pengaruh
yang
signifikan dari mata kuliah etika bisnis
terhadap mahasiswa, akan tetapi tidak
banyak hasil penelitian lain yang
mendukung pendapat ini.
1.4. Metode Penelitian
1.4.1. Model Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode
survey, dimana variabel yang akan diuji
dalam penelitian ini ada empat, yaitu :
gender, pengajaran mata kuliah etika
bisnis, nilai personal ,dan kecenderungan
etik. Masing-masing variable ini akan diuji
dengan menggunakan kuisoner tertutup
(closed-ended questionnaire). Kuisoner
secara garis besar terdiri dari dua bag ian.
Bagian pertama mengevaluasi nilai-nilai
personal dimana untuk mengukur nilainilai personal tersebut, maka kuesioner
dikembangkan dari model Giocomino dan
Eaton (2003). Likert scale dalam skala 1
sampai 5 (sangat tidak penting-sangat
penting) digunakan untuk melihat tingkat
pentingnya suatu nilai bagi mahasiswa
akuntansi.
untuk mengantisipasi terjadinya eror
dalam
penelitian,
dimana
dengan
menyediakan skala jawaban yang lebih
Iuas
diharapkan dapat meminimalisir
bias, random eror maupun sistematik eror
(Andrews,1984).
Sedangkan perbedaan gender
dan
pengajaran mata kuliah etika
bisnis
mahasiswa
diukur
melalui
data
demograpis yang terdiri dari informasi
personalnya seperti : jenis kelamin, umur,
tingkatan kuliah, dan telah atau belum
mengambil mata kuliah etika bisnis
1.4.2. Metode Pengumpulan Data dan
Penentuan Sam pel
Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa jurusan akuntansi Politeknik
Negeri Padang. Pemilihan mahasiswa
jurusan akuntansi didasarkan banyaknya
dilema moral dan etika yang dihadapi
oleh para lulusan akuntasi di dunia kerja
pada saat ini. Sehingga permasalahan,
etika, moral, dan performa serta
kepuasan kerja akan banyak dihadapi
oleh mahasiswa akuntansi segera setelah
mereka 5ele5ai dari pendidikan.
Sedangkan sample penelitian ditentukan
dengan metode probability, tepatnya
dengan metode cluster sampling. Dengan
metrode cluster sampling, setiap anggota
dari group yang berbeda akan dipilih
secara random (Sekaran,2003). Ada dua
group yang dijadikan sample penelitian
ini, yakni kelompok mahasiswa akuntansi
yang telah mengambil mata kuliah etika
bisnis,
dan
kelompok
mahasiswa
akuntansi yang belum mengambil mata
kuliah etika bisnis.
1.4.3. Hipotesa Penelitian
Bagian kedua kuesioner mengevaluasi
kecenderungan etika pada mahasiwa
akuntansi yang akan diukur dengan
pertanyaan yang dimodifikasi dari Davis
dan Welton (1991). Likert scale dari 1
sampai 5 (sangat tidak setuju-sangat
setuju)
digunakan
untuk
melihat
kecenderungan etika responden. Alasan
penggunaan Likert Scale antara lain
Dalam penelitian ini akan diuji hipotesis
sebagai berikut :
H3: Tidak
ada
perbedaan
yang
signifikan
antara
mahasiswa
akuntansi yang telah mendapatkan
mata kuliah etika bisnis dengan
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21
15
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilal Personal dan
Kecenderungan Etik pada Mahasiswa Akuntansi
yang belum dalam hal
personal mereka.
nilai-nilai
H4: Tidak
ada
perbedaan
yang
signifikan
antara
mahasiswa
akutansi yang telah mendapatkan
mata kuliah etika bisnis dengan
yang
belum
dalam
hal
keeenderungan
etika
mereka.
Melihat
hubungan
antara
perbedaan gender dan pengajaran
mata kuliah etika bisnis
kuesioner dinyatakan tidak valid karena
ada data yang tidak diisi dan beberapa
yang raneu (isian sama untuk semua
pertanyaan). Karena itu kuesioner yang
telah diolah berjumlah 98. Untuk lebih
jelasnya data responden tampak pad a
tabel dibawah ini :
Tabel1
Data Responden
1.4.4. Metode Pengolahan Data
Untuk melihat keeenderungan nilai-nilai
personal yang dimiliki oleh lulu san
akuntansi
berdasarkan
gendemya,
ana lisa statistik dekriptif digunakan untuk
menentukan mean, median dan modus
data yang diperoleh. Setiap responden
akan dikelompokkan ke dalam matriks
nilai personal yang diraneang oleh
Musser dan Orke (1992). Sedangkan
untuk menguji semua hipotesis One-way
analysis of Variance (ANOVA) digunakan
untuk menentukan tingkat signifikan
perbedaan. Untuk hipotesis pertama dan
kedua jika hasil pengujian lebih keeil dari
0,05,maka berarti signifikan dan hipotesis
bisa
diterima
dan
menunjukkan
perbedaan gender berpengaruh terhadap
nilai-nilai personal dan keeenderungan
etika. Sedangkan untuk hipotesis ketiga
dan keempat, jika p value lebih besar dari
0,05, maka hipotesis diterima dan
menunjukkan bahwa pengajaran mata
kuliah
etika bisnis tidak berpengaruh
terhadap nilai-nilai personal mahasiswa
akuntansi dan sebaliknya.
2.
Pembahasan
2.1.
Data Responden
Responden adalah mahasiswa jurusan
akuntansi yang terdiri dari mahasiswa
tahun III yang telah mengambil mata
kuliah etika bisnis dan mahasiswa tahun
II yang belum mengambil mata kuliah
etika bisnis. Dari 100 kuesioner yang
disebarkan
99
kuesioner
yang
dikembalikan oleh responden (99%). Satu
16
Dari data yang disajikan diatas terlihat
sedikit ketidakseimbangan antara jumlah
mahasiswa
yang
laki-laki
dan
perempuan. Hal ini disebabkan karena
pada kenyataannya jumlah mahasiswa
perempuan pada jurusan akuntansi selalu
lebih banyak. Perbandingan mereka kirakira 3 : 1.
2.2.
Analisis Data
2.2.1. Analisis Deskriptif
Statistik Deskriptif digunakan untuk
menguji
hipotesa.
Yaitu
dengan
menjelaskan
dan
menerangkan
keeenderungan memusat dari data
mentah dengan bentuk rata-rata hitung,
median dan modus data. Dari data ini
dapat dilihat dan diketahui sebaran data
dan ukuran pemusatan data.
Sesuai dengan Likert scale dari 1 sampai
5 maka nilai tertinggi untuk pertanyaan
yang menyangkut nilai personal adalah
180 (5 x36). Sedangkan nilai tertinggi
untuk keeenderungan etika adalah 75 (5 x
15).
Jurnal Akuntansl & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnls terhadap Nilai-Nilal Personal dan
Kecenderungan Etik pad a Mahasiswa Akuntansi
Tabel3
Descriptive Statistics
N
Min
Max
Sum
Mean
Hipotesis yang akan kita uji pertama
adalah:
Std.
Dev.
terminal
value
98
60
90
7884 80,45
7,125
instrumen
value
98
62
90
7871 80,32
7,589
profeslonal
etik
98
22
68
4259 43,46
9,210
jenls
kelamin
98
1
2
135
,487
ValidN
(listwise)
98
1,38
Ho: Tidak terdapat perbedaan statistik
yang signifikan antara mahasiswa
laki-laki dan perempuan dalam nilainilai personal yang mereka miliki.
H1: Terdapat perbedaan statistik yang
signifikan antara mahasiswa laki-Iaki
dan perempuan dalam nilai - nilai
personal yang mereka miliki.
Dasar pengambilan keputusan adalah:
•
Pada tabel di atas terlihat bahwa dari 98
responden, berdasarkan
gendernya,
nilai-nilai personalnya yang terdiri dari
terminal value dan instrumental values
memiliki nilai rata-rata yang hampir sama
dengan standar deviasi yang tidak jauh
berbeda pula. Total untuk terminal value
dan instrumental values masing-masing
adalah 7884 dan 7871 dengan nilai
minimun adalah 60 dan 62. Selanjutnya
nilai maksimum untuk terminal dan
instrumental values adalah sama besar
yaitu 90. Standar deviasi yang sangat
keeil (tidak lebih dari 20 % dari mean)
menunjukkan variasi yang kecil.
Pada Profesional etik terlihat rata-ratanya
adalah 43,46 dengan standar deviasi
yang lebih besar dibandingkan nilai-nilai
personal yaitu 9,210. Total profesional
etikpun jauh lebih kecil, yaitu 4259
dengan nilai maksimum dan minimum
adalah 68 dan 22. Stan dar deviasi yang
cukup besar (Iebih dari 20 % dari mean)
menunjukkan adanya variasi yang cukup
besar, artinya adanya kesenjangan yang
cukup besar antara nilai profesional etik
yang tertinggi dengan yang terendah.
•
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho
diterima
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho
ditolak
Karena nilai - nilai personal yang di teliti
terdiri dari terminal dan instrumental
values maka akan dianalisa satu persatu.
Tabel4
Descriptives Terminal value
N Mean
Std.
Error
95%
Confidence Mi M
Interval for
n ax
Mean
lower Upper
Bound Bound
wanlta 61 82,97 5,762 ,738 81,49 84,44 66 90
lakl-Iaki 37 76,30 7,280 1,197 73,87 78,72 60 88
Total
98 80,45 7,125 ,720 79,02 81,88 60 90
Pada bagian ini terlihat
ringkasan
statistik.
Terlihat
sekilas
adanya
perbedaan rata-rata nilai personal yang
dimiliki
mahasiswa
laki-Iaki
dan
perempuan. Berikut akan ditampilkan
tabel Anova untuk terminal Value.
Tabel5
ANOVA terminal value
2.2.2. Pengujian Hipotesis
Sebagaimana
diuraikan
sebelumnya
bahwa
menganalisa
data
secara
kuantitatif akan digunakan alat uji OneWay analysis of Variance (ANOVA) yang
akan digunakan untuk menentukan
tingkat signifikan perbedaan.
Std.
Dev.
Sum of
Squares
Between
~roups
~thin
Groups
trotal
Mean
Square
df
1024,581
1
3899,664
96
~924,245
F
1024,581 25,223
Sig.
,OOC
40,622
97
Jumal Akuntansl & ManaJemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21
17
Hubungan anlara Gender dan Pengajaran Mala Kuliah Elika Blsnis lerhadap Nilai-Nilai Personal dan
Kecenderungan Elik pada Mahasiswa Akunlansl
Pada tabel 5 terlihat F hitung adalah
25,223 sedangkan probabilitasnya adalah
0,000. Berdasarkan F tabel diperoleh
angka 3,84. ini menunjukkan bahwa
angka F hitung jauh di atas F tabel, dan
probabilitas yang ditunjukkan < 0,05
sehingga Ho di tolak. Artinya memang
terdapat
perbedaan
statistik
yang
signifikan antara mahasiswa laki - laki
dan perempuan dalam nilai - nilai
personal yang mereka miliki. Demikian
pula dengan instrumen Value.
Tabel 6 memperlihatkan bahwa F hitung
yang diperoleh adalah 12,030 dengan
tingkat probabilitas 0,001. Seperti halnya
pada tabel 5, diperoleh F tabel sebesar
3,84 yang berarti F hitung jauh lebih
besar dari pada F tabel. Probabilitas
0,001 yang terlihat di tabel ternyata <
0,05 sehingga Ho di tolak. Oleh karena itu
bisa dipakai simpulan yang ada di
terminal value.
Tabel6
ANOVA Instrumental values
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Tabel7
ANOVA Professional ethic
Sum of
Squares
Between
Groups
Wilhin
Groups
Tolal
602,736
df
Mean
Square
1
602,736
7625,601 96
79,433
F
Sig.
7,588 ,001
8228,337 97
Pad a tabel 7 kita peroleh F hitung adalah
7,588 dengan tingkat probabilitas 0,007.
Dari tabel diperoleh F Tabelnya adalah
3,84. Hal ini menunjukkan bahwa F tabel
jauh lebih kecil dari F hitung ( 7,588)
sehingga berada di daerah penolakan.
Dari jumlah probabilitas ( 0.007 ) yang
jauh < 0,05 maka di ambil simpulan Ho di
tolak dan H2 diterima. Dengan kata lain
memang ada perbedaan yang signifikan
dalam hal kecenderungan etika (
profesional etik ) antara mahasiswa lakilaki dan perempuan
Hipotesis ketiga yang akan diuji adalah:
Sig.
H3:
Between
622,175
1 622,175 12,030 ,001
Groups
Within
4965,019 96 51,719
Groups
olal
5587,194 97
Tidak
Ada
perbedaan
yang
signifikan
antara
mahasiswa
akuntansi yang telah mendapatkan
mata kuliah etika bisnis dengan
yang belum dalam hal nilai - nilai
personal mereka
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Hipotesis kedua yang akan diuji adalah:
•
Ho:
H2:
Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan
dalam
hal
kecenderungan etika (profesional
etik ) antara mahasiswa laki - laki
dan perempuan
Terdapat perbedaan yang signifikan
dalam hal kecenderungan etika
(profesional etik) antara mahasiswa
laki - laki dan perempuan
Jika probabilitas
Hipotesis diterima
•
maka
Tabel8
Descriptives Terminal values
Std. Std.
N Mean
Oev. Error
95%
Confidence
Ma
Min
Interval for
x
Mean
Lower Upper
Bound Bound
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho
sudah
diterima
47 81,02 5,467
belum
51 79,92 8,390 1,175
77,56 82,28 60 90
Total
98 80,45 7,125
79,02 81,88 60 90
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho
ditolak
18
0,05
Perhatikan Tabel dibawah ini :
Dasar pengambilan keputusan adalah :
•
>
,797
,720
79,42 82,63 69 90
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan
Kecenderungan Etik pad a Mahasiswa Akuntansi
Pada tabel 8 dapat kita lihat berdasarkan
etika bisnisnya ( sudah mengambil mata
kuliah atau belum) terlihat jumiah ratarata yang cukup berarti. Standar deviasi
nya terlihat pun cukup besar. Ini
menunjukkan bahwa adanya variasi yang
cukup besar antara kedua data-data
tersebut.
H4: Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara mahasiswa akuntansi yang
telah mendapatkan mata kuliah etika
bisnis dengan yang belum dalam hal
kecenderungan etika (profesional
etik) mereka.
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Tabel9
ANOVA Terminal values
Sum of
Squares
Between
Groups
Within
Groups
Irotal
Mean
Square
df
29,580
1
29,580
4894,665
96
50,986
4924,245
97
• Jika probabilitas
Hipotesis diterima
F
,580
Sig.
Sum of
Squares
Between
Groups
Within
Groups
Total
df
72,576
1
5514,617
96
5587,194
97
Mean
Square
F
Sig.
72,576 1,263 ,264
57,444
Demikian pula halnya dengan instrumen
value,
sehingga
menghasilkan
kesimpulan yang sama. Hipotesis yang
keempat yang akan diuji adalah:
maka
Tabel11
ANOVA Professional ethic
Sum of
Squares
Tabel 10
ANOVA
Instrumental values
0,05
Perhatikan Tabel berikut ini :
,448
Pada tabel 9 terlihat F hitung adalah
0,580 dengan tingkat probabilitas sebesar
0,448. Karena memiliki df yang sama
dengan sebelumnya, diperoleh F tabel
sebesar 3,84. Angka ini menunjukkan
bahwa F hitung lebih kecil F tabel
sehingga F hitung terletak pada daerah
Hipotesis diterima maka dapat di tarik
kesimpulan bahwa Tidak ada perbedaan
yang signifikan
antara mahasiswa
akuntansi yang telah mendapatkan mata
kuliah etika bisnis dengan yang belum
dalam hal nilai - nilai personal mereka
atau pengajaran mata kuliah etika bisnis
tidak
berpengaruh
terhadap
nilai
personal.
>
Between
Groups
Within
Groups
Total
31,630
Mean
Square
df
F
Sig.
1 31,630 ,370 ,544
8196,707
96 85,382
8228,337
97
Pada tabel 11 diatas, dapat kita lihat F
hitung yang diperoleh adalah 0,370 dan
tingkat probabilitas 0,544. Pad a F tabel
diperoleh angka 3,84 yang berartisangat
jauh besarnya dari F hitung. Probabilitas
yang ada (0,544) pun> 0,05 seperti yang
di jadikan dasar keputusan sehingga
hipotesis di atas dapat diterima. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan antara mahasiswa yang telah
mengambil mata kuliah etika bisnis
dengan profesional etik (kecenderungan
etikanya).
3.
Kesimpulan dan Saran
3.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, baik analisis deskriptif maupun
analisis kuantitatif terhadap data yang
diperoleh maka didapatkan beberapa
kesimpulan antara lain:
1. Berdasarkan
analisis
deskriptif
diperoleh bahwa nilai rata - rata
untuk kecenderungan nilai - nilai
personal mahasiswa akuntansi
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 11-21
19
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan
Kecenderungan Etik pada Mahaslswa Akuntansi
berdasarkan gendernya hampir
merata dengan tingkat deviasi
standar yang hampir merata pula.
2. Berdasarkan analisis kuantitataif
untuk menguji hipotesis dengan alat
uji One-way analysis variance
(ANOVA) diperoleh hasil bahwa
•
•
•
•
3.2.
terdapat
perbedaan
yang
signifikan
antara mahasiswa
akuntansi berdasarkan gender
dalam nilai-nilai personalnya
terdapat
perbedaan
yang
signifikan dalam hal kecenderungan etika (profesional etika)
antara mahasiswa akuntansi lakilaki dan perempuan
tidak ada perbedaan yang berarti
antara mahasiswa akuntansi
yang telah mengambil mata
kuliah etika bisnis dengan yang
belum dalam hal nilai-nilai
personal mereka
tidak ada perbedaan yang berarti
antara mahasiswa akuntansi
yang telah mengambail mata
kuliah etika bisnis dengan yang
belum dalam hal kecenderungan
etika (profesional etik).
Brickley J.A, Smith Jr, C.W, and
Zimmerman, J.L.2002, Busines
ethics
and
organizational
architecture, Journal of Banking
and Finance, No.26,pp.1821-1835.
Burdett,J.D,1998, Beyond values
exploring the twenty-first century
organization,
Journal
of
Management development, Vol.17,
No.1, pp, 27-43.
Cohen J.R, Pant,L.W, and Sharp, D.J,
1998, The effect of gender and
academic discipline diversity on the
ethical
evaluations,
ethical
intentions, and ethical orientations
of potential public accounting
Accounting
recruits,
Horizons,Vol.12, No.3,pp.250-270.
Cullinan,C,2004. Enron as a symptom of
audit process breakdown: can the
Sarbanes-Oxley Act cure the
disease? Critical Perspectives on
Accounting, Vol. 15 pp.853-864
Davis, J.R..,and Welton, R.E, 1991,
Professional
Ethics:
Business
student's perceptions, Journal of
Business Ethics, No.10,pp.451-463.
Saran-Saran
Hamid,F,2006,
Accounting
Research Method, Course Notes,
International Islamic University
Malaysia, unpublished.
EatonT.V. and Giacomino, D.E. 2001, An
examination of personal values:
Differences between accounting
students and managers and
differences
between
genders,
Teaching Business Ethics. Vol 5,
pp.213-229.
Andrews,F.M. 1984,· Construct Validity
and error components of survey
methods: A structural modeling
approach, Public Opinion Quarterly,
Vol.48, pp.409-42.
Finegan,J, 1994, The impact of personal
values on judgments of ethical
behaviour in the workplace, Journal
of Business Ethics, No.13,pp.747755.
Betz,
M,
O'Connell,L,
and
Shepard,J.M, 1989,
Gender
differences in proclivity for unethical
behaviour, Journal of Business
Ethics, No.8,pp.321-324.
Giacomino,D.E and
Eaton,T.V, 2003,
Personal values of accounting
alumni: an empirical examination of
differences by gender and age,
Journal
of
Managerial
Issues,Vol.15, NO,3,pp.369-380.
20
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21
Daftar Pustaka
Abdul
Hubungan antara Gender dan Pengajaran Mata Kuliah Etika Bisnis terhadap Nilai-Nilai Personal dan
Kecenderungan Etik pada Mahasiswa Akuntansi
Glover, S.H, Bumpus, M.A, Logan,J.E,
and
Ciesla,J.R,
1997,
Reexamining
the
influence
of
individual values on ethical decision
making, Journal of Business Ethics,
No.16,pp.1319-1329.
Glover, S.H, Bumpus, M.A,Sharp, G.F,
and Munchus,G.A, 2002, Gender
differences in ethical decision
making, Women in Management
Review, VoI.17,No.5,pp.217-227.
Lane,J.C,1995,Ethcis
of
business
students:
some
marketing
perpective, Journal of Business
Ethics,Vol,14,pp.571-580.
Louma, G.A,1998,Can ethics be thaught
? Business and Economic Reviews,
Vol 3.No.1 ,pp. 3-5.
Loo,R,2002, Tackling ethical dilemmas in
project
management
using
vignettes, International Journal of
Project
Management,
No.20,pp.489-495.
Loo,R, 2003, Are
than men?
independent
Management
pp.169-181.
women more ethical
Findings from three
studies, Women in
Review, Vol. 18,No.4,
Management,
353.
Profil
VoI.15,No.7,pp.347-
Politeknik Universitas Andalas,
available at www.polinpdg.ac.id.
Reidenbach,R.E
and
Robin,D.P,
1990,Towards the development of a
multidimensional
scale
for
improving evaluations of business
ethics, Journal of Business Ethics,
No.9.pp.639-653.
Schul, P.L. and Wren, B.M.1992, The
Emerging Role of Women in
Industrial Selling: A Decade of
Change, Journal of Marketing
Vol. 56, No.3, pp. 38-54.
Sekaran,U,2003.Research Methods for
Business: A skill building approach,
John Willey & Son, Inc, New York,
US.
Singhapakdi,A.
and
Vitell,S.J.1993,
Personal and professional values
underlying the ethical judgment of
marketers. Journal of Business
ethics, No 12,No.7, pp.525-533.
Smith,M,2003,Research
Accounting,
Sage
London,UK.
Methods in
Publication,
Malone,F.L, 2006, The ethical attitudes of
Accounting students, The Journal of
American Academy of Business,
Cambridge, VoI.8,No.1,pp.142-146.
Sweeney,J.1995, The moral expertise of
auditors : an exploratory analysis.
Research on Accounting Ethics.Vol.·
1 pp.213-234.
Musser,S.J. and Orke,E,1992, Ethical
value system: A typology. The
journal of applied behavioral
science. Vol 28. No. 3.pp.348-362.
Wynd, W.R, and Mager,J, 1989,The
business and society courses: does
it change student attitude? Journal
of Business Ethics,VoI.8,pp.487491.
Papes,S.C, and Diskin, B.A, 2000, Ethical
perspectives : are future marketers
any different ? Teaching Business
Ethics, VoI.4,No.2,pp.207-220.
Papes,S.C,
and
Diskin,
B.A,2001,
Colleges courses in ethics: do they
rally make a difference ? The
International Journal of Educational
Jumal Akuntansi & Manajemen Vol 2 No.2 Desember 20071SSN 1858-3687 hal 11-21
21
Download