MUTU PELAYANAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN

advertisement
MUTU PELAYANAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS KECAMATAN
KEMBANGAN JAKARTA BARAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
Reizky Riyadi
NIM: 1110054100031
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H / 2015 M
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Reizky Riyadi, NIM 1110054100031, Kesejahteraan Sosial, Mutu Pelayanan
Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat.
Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan masyarakat. Untuk itu
seluruh masyarakat membutuhkan pelayanan yang bermutu untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya. Puskesmas merupakan pihak terdepan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
diharapkan oleh masyarakat, terutama pelayanan untuk peserta Jaminan
Kesehatan yang bersifat wajib bagi seluruh masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan
peserta Jaminan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian
deskriptif. Metode pengumpulan data penelitian dengan menggunakan angket dan
diukur dengan menggunakan skala Likert.
Dimensi mutu yang menjadi pengukur mutu pelayanan kesehatan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat ini
terbentuk dari delapan dimensi mutu pelayanan kesehatan yaitu dimensi
kompetensi teknis, akses terhadap pelayanan, efektivitas, hubungan antar
manusia, efisiensi, kelangsungan pelayanan, keamanan, serta kenyamanan dan
kenikmatan.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa mutu pelayanan kesehatan peserta
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat
adalah Baik, yaitu dengan persentase sebesar 83,25%.
Kata Kunci : Jaminan Kesehatan Nasional, Mutu Pelayanan Kesehatan
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berbagai nikmat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mutu Pelayanan Kesehatan Peserta
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta
Barat”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah atas Nabi Muhammad
Rasulullah SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga
zaman yang terang benderang seperti sekarang ini, dan beliau juga telah menjadi
suri tauladan terbaik bagi umat manusia, keluarga, para sahabat, dan para
pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan lembar demi lembar skripsi ini, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah semata-mata hasil jerih
payah usaha penulis sendiri, melainkan berkat kontribusi yang tidak ternilai
harganya dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu, dengan penuh rasa hormat dan
ketulusan hati perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang
mendalam kepada:
1.
Bapak Dr. Arief Subhan, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
jajarannya.
2.
Ibu Siti Napsiyah, M.SW. selaku Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
iii
3.
Bapak Ahmad Zaky, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan pengarahan dan perhatian terkait perkuliahan penulis.
4.
Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan
ilmunya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran kepada penulis, dari awal
perkuliahan hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5.
Bapak Amirudin, M.Si. selaku dosen pembimbing penulis yang tidak bosanbosannya meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya dengan penuh kesabaran
memberikan bimbingan, petunjuk, dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6.
Bapak Ismet Firdaus, M.Si. selaku penguji I dan Ibu Wati Nilamsari, M.Si.
selaku penguji II yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran
kepada penulis saat ujian skripsi berlangsung.
7.
Ibu dr. Hj. Irma Sufriani, Kepala Puskesmas Kecamatan Kembangan yang
telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada seluruh staf dan petugas atas
bantuan yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8.
Kedua orangtua penulis, Bapak Suhartono dan Ibu Sumarni, terimakasih atas
kasih sayang, doa, dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis baik
dari segi moril maupun materil. Kepada kedua kakak kandung penulis, Wilis
Apryanti, S.E. dan Harry Fitrianto, terimakasih atas dukungan, perhatian, doa,
dan semangat yang selama ini selalu berikan kepada penulis.
9.
Kepada My Sohib Restu Cinthya Ayu, S.E. yang selalu sabar dan ikhlas
memberikan masukan kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
iv
10. Sahabat-sahabat The Running Man, Bruther SV, dan Happup-Geng.
Terimakasih untuk doa, bantuan, dan masukan yang dicurahkan kepada
penulis untuk penulisan skripsi ini. Terimakasih banyak telah menemani dan
menghibur penulis ketika penulis merasa jenuh dengan perkuliahan hingga
waktu penyelesaian skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat Kessos 2010, terimakasih atas kebersamaan kalian dalam
suka maupun duka dari awal perkuliahan hingga saat ini, semoga kita tetap
akan tetap kompak dan solid. Bersama Kita Maju!
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah
banyak menyumbangkan kontribusinya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Hanya harapan dan doa yang penulis panjatkan, semoga semua pihak yang
membantu dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridho dan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Maka dari itu
sangatlah diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat
menyempurnakan skripsi ini.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang
sangat besar, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca
dan berkeinginan untuk mengeksplorasinya lebih lanjut.
Akhirul Kalam, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, Januari 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... ix
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................ 1
BAB II
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 9
1. Pembatasan Masalah................................................................... 9
2. Perumusan Masalah .................................................................... 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian........................................................ 9
1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
2. Manfaat Penelitian ...................................................................... 9
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 10
E. Sistematika Penulisan.................................................................... 11
LANDASAN TEORITIS ................................................................... 13
BAB III
A. Mutu Pelayanan Kesehatan ........................................................... 13
1. Pengertian Mutu........................................................................ 13
2. Pengertian Pelayanan Kesehatan .............................................. 14
3. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan ........................................ 17
4. Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan.......................................... 20
B. Jaminan Kesehatan Nasional......................................................... 25
1. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional .................................. 25
2. Prinsip-Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional ........................... 29
4. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional........................................ 30
5. Hak dan Kewajiban Peserta Jaminan Kesehatan Nasional....... 32
6. Iuran Jaminan Kesehatan Nasional........................................... 33
7. Fasilitas Kesehatan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional 35
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 37
1. Subjek dan Objek Penelitian..................................................... 37
2. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 37
B. Model dan Desain Penelitian......................................................... 38
C. Populasi dan Sampel...................................................................... 39
1. Populasi..................................................................................... 39
vi
BAB IV
2. Sampel ...................................................................................... 39
D. Instrumen Penelitian...................................................................... 41
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 42
1. Data Primer ............................................................................... 42
2. Data Sekunder........................................................................... 43
F. Uji Instrumen................................................................................. 43
1. Uji Validitas.............................................................................. 43
2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 44
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data............................................ 45
1. Teknik Pengolahan Data........................................................... 45
2. Teknik Analisis Data ................................................................ 45
3. Intepretasi Data ......................................................................... 47
TEMUAN DAN ANALISIS DATA .................................................. 49
BAB V
A. Gambaran Umum Lembaga .......................................................... 49
B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen ........................ 58
1. Uji Validitas.............................................................................. 58
2. Uji Reliabilitas .......................................................................... 58
C. Klasifikasi Responden ................................................................... 59
D. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 62
E. Analisis dan Interpretasi Data ....................................................... 73
PENUTUP........................................................................................... 75
A. Kesimpulan.................................................................................... 75
B. Saran .............................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Perbedaan Sistem Asuransi Sosial dan Asuransi Komersial.............. 26
Peta Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2012-2019 ....................... 27
Instrumen Penelitian........................................................................... 41
Skor Item Skala Likert ....................................................................... 47
Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kecamatan Kembangan ......... 54
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 59
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ....................................... 60
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan .............................. 61
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............. 62
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kompetensi Teknis ................. 63
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Akses Terhadap Pelayanan ..... 64
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Efektivitas ............................... 65
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Hubungan Antar Manusia ....... 66
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Efisiensi................................... 67
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kelangsungan Pelayanan ........ 69
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Keamanan ............................... 70
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kenyamanan dan Kenikmatan 71
Kategori Nilai Jawaban Responen ..................................................... 73
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
- Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 2
- Surat Izin Penelitian
Lampiran 3
- Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 4
- Angket/Kuisioner
Lampiran 5
- Uji Validitas
Lampiran 6
- Uji Reliabilitas
Lampiran 7
- Tabulasi Jawaban Responden
Lampiran 8
- Brosur
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bidang kesehatan merupakan salah satu disiplin yang mempengaruhi
perkembangan dan praktek dari ilmu Kesejahteran Sosial. Bahkan bidang
kesehatan dianggap sebagai salah satu indikator utama dari berkembangnya
kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah geografis tertentu.
Kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah tersebut antara lain dapat
dilihat dari beberapa indikator dari indeks pembangunan manusia (human
development indeks) yang masih menempatkan indikator seperti angka
kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, angka harapan hidup, dan
angka harapan hidup sehat.1
Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu
(AKI) masih cukup tinggi, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 dari 100.000
kelahiran, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) diperkirakan 34 bayi
meninggal dari 100.000 kelahiran.Angka tersebut masih jauh dari target
nasional tahun 2015 dimana AKI Indonesia diharapkan dapat terus menurun
hingga 102/100.000 kelahiran. Sementara untuk AKB diharapkan dapat terus
ditekan menjadi 32/100.000 kelahiran.2
Sebagian besar masyarakat di
Indonesia merupakan kalangan
masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang tentu saja sangat rentan
1
Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteran Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta: FISIP
UI Press, 2005), h. 65.
2
Lampung Post, “Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Masih Tinggi.” Artikel
diakses pada 18 Maret 2014 pukul 21.17 dari http://lampost.co/berita/angka-kematian-ibu-danbayi-di-indonesia-masih-tinggi
1
2
terhadap masalah kesehatan. Berbagai kalangan masyarakat terutama
masyarakat
miskin
menghadapi
berbagai
masalah
kesehatan
seperti
keterbatasan akses layanan kesehatan dan rendahnya status kesehatan yang
berdampak pada rendahnya daya tahan mereka untuk bekerja mencari nafkah,
terbatasnya kemampuan anak dari keluarga untuk tumbuh dan berkembang,
dan rendahnya derajat kesehatan ibu. Penyebab utama dari rendahnya derajat
kesehatan masyarakat miskin selain kurangnya kecukupan pangan adalah
keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan dasar, rendahnya mutu layanan
kesehatan dasar, kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat,
rendahnya pendapatan, dan mahalnya biaya jasa kesehatan.3
Padahal di dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H dan UndangUndang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap
orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu setiap
individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap
kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak
hidup sehat bagi penduduknya terutama bagi masyarakat miskin dan tidak
mampu.
Di dalam “Declaration of Human Right” Pasal 25 ayat 1 yang dikutip
oleh Moenir juga menyatakan bahwa setiap orang berhak atas hidup yang
menjamin kesehatan dan keadaan baik bagi dirinya dan keluarganya, termasuk
soalmakanan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatannya serta usahausaha sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan diwaktu mengalami
3
Tim Strategi Nasional, Penanggulangan Kemiskinan (T.tp.: Tim Penyusun Komite
Penanggulangan Kemiskinan, t.t.), h. 15.
3
pengangguran, janda, lanjut usia, atau mengalami kekurangan nafkah dan lainlain, karena kendala diluar kekuasaannya.4
Selain itu di dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 juga
ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh
akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga
mempunyai kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan sosial.5
Untuk mewujudkan komitmen tersebut, pemerintah bertanggung jawab
atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi kesehatan perorangan.
Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah dengan
menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan,
diantaranya adalah melalui PT Askes (Persero) yang melayani antara lain
pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk
masyarakat miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui
skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan
Daerah
(Jamkesda).
Namun
demikian,
skema-skema
tersebut
masih
terfragmentasi, terbagi-bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi sulit
terkendali.
Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang
No.40 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU No. 40 Tahun 2004
ini mengamanatkan bahwa jaminan sosial wajib bagi seluruh penduduk
4
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.
35.
5
Kementerian Kesehatan RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, 2013), h. 9-10.
4
termasuk Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) melalui
suatu
Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Undang-Undang No. 24 Tahun 2011
juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS,
yang terdiri atas BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk
Jaminan Kesehatan Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang
implementasinya dimulai 1 Januari 2014. Secara operasional, pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Nasional dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Presiden, antara lain Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012
tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI), Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013
tentang Jaminan Kesehatan, dan Peta Jalan Jaminan Kesehatan Nasional
(Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).6
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.7
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan, Murti Utami
mengklaim per tanggal 7 Februari 2014 jumlah penerima manfaat layanan
Jaminan Kesehatan Nasional melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan telah mencapai 116.497.209 jiwa yang menjadi penerima
6
Kementerian Kesehatan RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, 2013), h. 9-10.
7
Kementerian Kesehatan RI, “Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?” Artikel
diakses pada 1 Maret 2014 pukul 21.56 dari http://www.jkn.kemkes.go.id/detailfaq.php?id=1
5
layanan. Jumlah Penerima Bantuan Iuran (PBI) mencapai 86.400.000 jiwa.
Sedangkan yang mendaftar melalui jalur mandiri sudah mencapai 499.918
jiwa. Selain Penerima Bantuan Iuran dan juga peserta mandiri, masih ada lagi
penerima layanan BPJS kategori lain. Jumlahnya pun saat ini telah mencapai
29.597.291 jiwa.8
Dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional yang dijalankan oleh
BPJS Kesehatan, diharapkan seluruh masyarakat terutama masyarakat miskin
yang selama ini mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
yang layak dan bermutu karena keterbatasan finansial.
Namun faktanya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
tentang Jaminan Kesehatan Nasional itu sendiri, kemudahan pengobatan
dengan menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional pun belum sepenuhnya
berhasil, karena panjangnya birokrasi dan kurangnya sarana dan prasarana
pendukung program Jaminan Kesehatan Nasional tersebut. Selain itu jumlah
penduduk yang mencapai dua ratus jiwa juga menjadi faktor penghambat usaha
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat Indonesia
keseluruhan.
Dalam menjalankan program layanan Jaminan Kesehatan Nasional
tersebut, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan berbagai fasilitas kesehatan
seperti Puskesmas, Posyandu, dan rumah sakit untuk membuka pintu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya mereka yang berpenghasilan
rendah.
8
Akbar Dongoran, “Peserta BPJS Kesehatan Sudah Tembus 116 Juta Jiwa.” Artikel
diakses pada 22 Februari 2014 pukul 0.07 dari http://techno.okezone.com/read/2014/02/
13/457/940086/peserta-bpjs-kesehatan-sudah-tembus116-juta-jiwa
6
Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Dimana para petugas
atau tenaga kesehatan Puskesmas (dokter dan perawat) mempunyai peran dan
tanggung jawab yang besar mengenai masalah kesehatan masyarakat.
Terutama dalam hal pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan yang bermutu akan memberikan
kepuasan bagi diri pasien yang berefek pada keinginan pasien untuk kembali
kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif.
Program Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan ini tentunya akan semakin berjalan maksimal jika diiringi dengan
mutu pelayanan kesehatan yang baik diberikan oleh penyedia jasa kesehatan.
Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan seperti BPJS Kesehatan memang
selalu dilakukan, namun hal ini tidak akan berhasil tanpa adanya kontribusi
dari masyarakat.
Kesadaran masyarakat tentang mutu pelayanan kesehatan tentunya juga
dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat itu sendiri, hal ini terbukti
bahwa sejak BPJS Kesehatan menjangkau untuk semua kalangan masyarakat,
banyak berbagai masukan perbaikan, kritik, dan saran ditujukan kepada
pelayanan kesehatan di Indonesia yang bertujuan agar mutu pelayanan
kesehatan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini mendorong banyak pihak
melakukan penelitian mengenai mutu pelayanan kesehatan di Indonesia.
Berdasarkan paparan di atas, merajuk pada kualitas dan mutu pelayanan
kesehatan dengan program terdahulu, peneliti memaparkan penelitian terdahulu
7
yang dapat mengantar pada permasalahan yang sering muncul, sehingga
diperoleh acuan yang semakin menguatkan untuk melakukan penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Retno Eka Pratiwi pada tahun 2013
mengenai Kualitas Pelayanan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat bagian
Rawat Jalan di Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember membuktikan bahwa
mutu atau kualitas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Sumbersari
belum memberikan kepuasan dalam diri pasien. Karena harapan yang harapan
pasien lebih tinggi dari persepsi tentang mutu pelayanan kesehatan yang
dirasakan oleh pasien peserta Jamkesmas.
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rully Dedy
Setiawan pada tahun 2010 mengenai Kualitas Pelayanan Puskesmas
Karangdowo Kabupaten Klaten kepada Pasien Jamkesmas membuktikan
bahwa mutu atau kualitas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas
Karangdowo belum sepenuhnya berjalan maksimal. Masih terdapat beberapa
dimensi pelayanan kesehatan yang belum berjalan secara maksimal dirasakan
oleh para peserta Jamkesmas.
Untuk mengetahui sejauh mana peserta Jaminan Kesehatan Nasional
sadar akan mutu pelayanan kesehatan yang baik, peneliti mencoba melakukan
penelitian terhadap pasien peserta Jaminan Kesehetan Nasional yang
menggunakan fasilitas kesehatan di Puskesmas Kecamatan Kembangan.
Puskesmas
Kecamatan
Kembangan
dipilih
sebagai
lokasi
penelitian
karenaPuskesmas Kecamatan Kembangan merupakan salah satu Puskesmas
8
yang memiliki fasilitas terlengkap dan memiliki pasien peserta Jaminan
Kesehatan Nasional terbanyak di Jakarta Barat.9
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis tertarik
untuk meneliti tentang “Mutu Pelayanan Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan
Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat”.
9
Data Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat.
9
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembatasan dalam penelitian ini lebih terarah, maka penulis
mencoba memberikan batasan permasalahan yang akan diteliti antara lain:
a.
Penelitian ini dilakukan terhadap pasien peserta Jaminan Kesehatan
Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan.
b.
Penelitian ini dibatasi pada mutu pelayanan kesehatan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta
Barat.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumuskan masalah
dalam penelitian ini, yaitu bagaimana mutu pelayanan kesehatan peserta
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta
Barat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu pelayanan
kesehatan peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1) Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain di masa
yang akan datang.
10
2) Memberikan sumbangan keilmuan dan pengetahuan, khususnya
untuk mahasiswa Kesejahteraan Sosial.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau
referensi pihak-pihak terkait dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan Puskesmas Kecamatan Kembangan.
D. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang
berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan
skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan
mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penulisan
skripsi ini.
Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini, penulis
menggunakan literatur berupa skripsi, yaitu:
1. Nama : Rully Dedy Setiawan
Judul : Kualitas Pelayanan Puskesmas Karangdowo Kabupaten Klaten
kepada Pasien Jamkesmas
Dalam penelitian ini membahas tentang kualitas pelayanan kesehatan yang
dilihat dari sudut pandang pasien peserta Jamkesmas yang merupakan
program sebelum program Jaminan Kesehatan Nasional. Yang menjadi
pembeda antara penelitian ini dengan penelitian penulis adalah pendekatan
yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
sedangkan penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.
11
2. Nama
Judul
: Retno Eka Pratiwi
: Kualitas Pelayanan Peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat
bagian Rawat Jalan di Puskesmas Sumbersari Kabupaten
Jember.
Dalam penelitian ini juga membahas kualitas pelayanan kesehatan yang
dilihat dari sudut pandang pasien peserta Jamkesmas. Namun yang
menjadi pembeda antara penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
penelitian ini hanya terfokus pada pelayanan rawat jalan, sedangkan
penelitian penulis mencakup mutu pelayanan kesehatan secara umum.
Setelah penulis melihat beberapa penelitian yang terkait teori ataupun
tema seputar permasalahan yang diangkat, maka penulis menggunakan teori
dimensi mutu pelayanan kesehatan menurut Lori Di Prete Brown. Sedangkan
untuk teknis penulisan
penelitian penulis mengacu pada buku pedoman
penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi,
dkk. yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development
Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
E. Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan dan menguraikan secara jelas mengenai hal-hal
yang terkandung dalam skripsi ini, maka penulis membagi sistematika
penyusunannya menjadi lima bab. Dan masing-masing bab dibagi ke dalam
sub-sub bab, dengan perincian sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
12
BAB II Kerangka Teoritis yang meliputi: Mutu, Pelayanan Kesehatan,
dimensi mutu pelayanan kesehatan, syarat-syarat pelayanan kesehatan, dan
Jaminan Kesehatan Nasional.
BAB III Metodologi Penelitian yang meliputi: Ruang Lingkup
Penelitian, Model dan Desain Penelitian, Populasi dan Sampel, Instrumen
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Uji Instrumen, dan Teknik Pengolahan
Data, Analisa Data, dan Intepretasi Data.
BAB IV Gambaran Umum mengenai Puskesmas Kecamatan
Kembangan Jakarta Barat dan data hasil penelitian yang telah didapatkan
berikut analisis data berdasarkan statiska.
BAB V Penutup yang meliputi: Kesimpulan dan Saran.
13
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian Mutu
Banyak pendapat tentang mutu, pendapat yang dikemukakan
agaknya berbeda-beda namun saling melengkapi yang dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang apa yang dimaksud dengan mutu.
Seorang pakar mutu DR. Armand V. Feigenbaum yang dikutip oleh
Wijono bahwa mutu produk dan jasa adalah seluruh gabungan sifat-sifat
produk atau jasa pelayanan dari pemasaran, engineering, manufaktur, dan
pemeliharaan dimana produk dan jasa pelayanan dalam penggunaanya
akan bertemu dengan harapan pelanggan.1
Mutu juga memiliki banyak pengertian lain, menurut Azwar
beberapa diantaranya yang dianggap cukup penting adalah:
a. Mutu adalah tingkatan kesempurnaan dari penampilan sesuatu yang
sedang diamati.
b. Mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program.
c. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa
yang di dalamnya terkandung sekaligus pengertian rasa aman atau
pemenuhan kebutuhan para pengguna.
1
Djoko Wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol I, (Surabaya: Airlangga
University Press, 1999), Cet. Ke-1, h. 3.
13
14
d. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.2
Dari definisi di atas terdapat beberapa persamaan, yaitu dari elemenelemen sebagai berikut:
a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
b. Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan.
c. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah, apa yang dianggap
bermutu pada saat ini belum mungkin dianggap kurang bermutu pada
masa mendatang.3
Maka dapat disimpulkan bahwa mutu adalah kemampuan suatu
produk, baik itu barang maupun jasa atau layanan untuk memenuhi
keinginan pelanggannya. Sehingga setiap barang atau jasa selalu dipacu
untuk memenuhi mutu yang diminta pelanggan melalui pasar.
2. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Menurut Moenir, pelayanan hakikatnya adalah serangkaian
kegiatan, karena itu pelayanan merupakan proses. Sebagai proses,
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi
seluruh kehidupan dalam masyarakat.4
Definisi pelayanan yang sangat sederhana diberikan oleh
Ivanecevich, Lorenzi, Skinner, dan Crosby dalam Ratminto dan Winarsih
bahwa pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat
2
Azrul Azwar, Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu (Jakarta: Yayasan
Penerbitan IDI, 1996), h. 48.
3
M. N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 3.
4
Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.
27.
15
diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan
peralatan.5
Sedangkan definisi yang lebih rinci menurut Gronroos dalam
Ratminto dan Winarsih menyatakan bahwa pelayanan adalah suatu
aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak
dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
pemberi layanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen/pelanggan.6
Selanjutnya Sampara dalam Sinambela berpendapat bahwa
pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung
antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediakan kepuasan pelanggan.7
Pengertian pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba yang
dikutip oleh Azwar adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara
individu atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara, meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.8
Sedangkan menurut Benyamin Lumenta pelayanan kesehatan
adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit,
5
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan-Pengembangan Konseptual,
Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2006), h. 2.
6
Ibid., h. 2
7
Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik, (Teori, Kebijakan, dan
Implementasi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 5.
8
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996), Cet.
Ke-1, h. 35.
16
semua upaya dan kegiatan peningkatan dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan oleh sebuah lembaga yang ditujukan kepada masyarakat.9
Selanjutnya Institute of Medicine (IOM) mengemukakan bahwa
mutu pelayanan kesehatan adalah suatu langkah ke arah peningkatan
pelayanan kesehatan baik untuk individu maupun untuk populasi sesuai
dengan keluaran (outcome) kesehatan yang diharapkan dan sesuai dengan
pengetahuan profesional terkini. Pemberian pelayanan kesehatan harus
mencerminkan ketepatan dari penggunaan pengetahuan terbaru secara
ilmiah, klinis, teknis, interpersonal, manual, kognitif, organisasi, dan
unsur-unsur manajemen pelayanan kesehatan.10
Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Azwar bahwa
mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di satu pihak dapat menimbulkan
kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan
kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.11
Berdasarkan pengertian mutu pelayanan kesehatan yang telah
dijabarkan sebelumnya, mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai
tingkat terbaik yang dihasilkan untuk memuaskan setiap pemakai jasa
pelayanan dimana penyelenggarannya sesuai dengan standar pelayanan,
9
Benyamin Lumenta, Pelayanan Medis Citra, Konflik dan Harapan Tinjauan Fenomena
Sosial. (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 15.
10
Gemala R. Hatta, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan
Kesehatan, (Jakarta: UI Press, 2008), h. 37.
11
Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan (Jakarta: Binarupa Aksara, 1996),
Cet. Ke-1, h. 51.
17
kode etik, dan pengetahuan sehingga memperkecil tingkat kesakitan atau
kematian.
3. Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan
Mutu merupakan fenomena yang komprehensif dan dan multi
facet. Menurut Lori Di Prete Brown dalam bukunya Quality Assurance of
Health Care in Developing Countries yang dikutip oleh Djoko Wijono,
kegiatan menjaga mutu dapat menyangkut dimensi berikut:
a. Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis terkait dengan keterampilan, kemampuan, dan
penampilan petugas, manajer dan staf pendukung. Kompetensi teknis
berhubungan dengan bagaimana cara petugas mengikuti standar
pelayanan
yang
telah
ditetapkan
dalam
hal
dapat
dipertanggungjawabkan atau diandalkan (dependability), ketepatan
(accuracy), ketahanan uji (reliability), dan konsistensi (consistency).
b. Akses terhadap pelayanan
Pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial,
ekonomi, budaya, organisasi, atau hambatan bahasa.
c. Efektivitas
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektivitas yang
menyangkut norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai
standar yang ada.
d. Hubungan antar manusia
Hubungan antar manusia yang baik menanamkan kepercayaan dan
kredibilitas dengan cara menghargai, menjaga rahasia, menghormati,
18
responsif, dan memberikan perhatian. Hubungan antar manusia yang
kurang baik akan mengurangi efektivitas dari kompetensi teknis
pelayanan kesehatan.
e. Efisiensi
Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal
daripada memaksimalkan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya
yang dimiliki. Pelayanan kurang baik karena norma yang tidak efektif
atau pelayanan yang salah harus dikurangi atau dihilangkan. Dengan
cara ini kualitas dapat ditingkatkan sambil menekan biaya.
f. Kelangsungan pelayanan
Klien akan menerima pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan
(termasuk rujukan) tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi prosedur
diagnosa dan terapi yang tidak perlu. Klien harus mempunyai akses
terhadap pelayanan rutin dan preventif yang diberikan oleh petugas
kesehatan
yang
mengetahui
riwayat
penyakitnya.
Klien
juga
mempunyai akses rujukan untuk pelayanan yang spesialistis dan
menyelesaikan pelayanan lanjutan yang diperlukan.
g. Keamanan
Mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang
berkaitan dengan pelayanan.
h. Kenyamanan dan kenikmatan
Dalam dimensi kenyamanan dan kenikmatan berkaitan dengan
pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung dengan
efektivitas klinis, tetapi dapat mengurangi kepuasan pasien dan
19
bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh
pelayanan berikutnya.12
Sedangkan Parasuraman, Zeithaml, dan Berry menganalisis
dimensi kualitas jasa berdasarkan lima aspek komponen mutu. Kelima
komponen mutu pelayanan dikenal dengan nama ServQual. Kelima
dimensi mutu menurut Parasuraman dkk. meliputi:
a. Responsiveness
Dimensi ini dimasukkan ke dalam kemampuan petugas kesehatan
menolong pelanggan dan melayani sesuai prosedur dan bisa memenuhi
harapan pelanggan. Dimensi ini merupakan penilaian mutu pelayanan
yang paling dinamis. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan
cenderung meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan kemajuan
teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki oleh pelanggan.
b. Reliability
Kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan tepat
waktu dan akurat sesuai dengan yang ditawarkan (seperti dalam
brosur). Dari kelima dimensi kualitas jasa, reliability dinilai paling
penting oleh para pelanggan.
c. Assurance
Kriteria ini berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan dan sifat
petugas yang dapat dipercaya oleh pelanggan. Pemenuhan terhadap
kriteria pelayanan ini akan mengakibatkan pengguna jasa merasa
terbebas dari resiko.
12
Djoko Wijono, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol I, (Surabaya: Airlangga
University Press, 1999), Cet. Ke-1, h.35-37.
20
d. Empathy
Kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian khusus staf
kepada setiap pengguna jasa, memahami kebutuhan mereka, dan
memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika para
pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya. Peranan SDM kesehatan
sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan karena mereka dapat
langsung memenuhi kepuasan para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
e. Tangible
Mutu jasa pelayanan kesehatan juga dapat dirasakan secara langsung
oleh
penggunananya
dengan
menyediakan
fasilitas
fisik
dan
perlengkapan yang memadai. Para penyedia layanan kesehatan akan
mampu bekerja secara optimal sesuai dengan keterampilannya masingmasing.13
4. Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan akan dirasakan berkualitas oleh para
pelanggannya jika penyampaiannya dirasakan melebihi harapan para
pengguna layanan. Penilaian para pengguna jasa pelayanan ditujukan
kepada penyampaian jasa, kualitas pelayanan, atau cara penyampaian jasa
tersebut kepada para pemakai jasa.
Kualitas jasa pelayanan akan sangat ditentukan apabila kebutuhan
atau ekspektasi para pengguna jasa bisa terpenuhi dan diterima tepat
waktu. Untuk itu para penyedia jasa pelayanan kesehatan harus mampu
memenuhi harapan pengguna jasa.
13
h. 10-11.
A. A. Gde Muninjaya, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Jakarta: EGC, 2011),
21
Menurut Azwar, agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan tersebut, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang
dimaksud paling tidak mencakup hal sebagai berikut:
a. Tersedianya dan berkesinambungan
Syarat yang pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan
kesehatan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta
bersifat berkesinambungan (continous). Artinya semua jenis pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta
keberadaannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang
dibutuhkan.
b. Dapat diterima dan wajar
Syarat pokok yang kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah dapat
diterima
(acceptable)
oleh
masyarakat
serta
bersifat
wajar
(appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan
dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan
yang bertentangan dengan keyakinan adat istiadat, kebudayaan,
keyakinan, dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat tidak wajar,
bukanlah suatu pelayanan kesehatan yang baik.
c. Mudah dicapai
Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
dicapai (accesible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang
dimaksudkan disini adalah terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian
untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.
22
Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan
saja, dan sementara itu tidak ditemukan di daerah pedesaan, bukanlah
pelayanan kesehatan yang baik.
d. Mudah dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian keterjangkauan
yang dimaksudkan disini terutama dari sudut biaya. Untuk dapat
mewujudkan kesehatan yang seperti ini harus dapat diupayakan biaya
pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal dan karena itu hanya
mungkin dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat saja, bukanlah
pelayanan kesehatan yang baik.
e. Bermutu
Syarat pokok kesehatan yang baik adalah mutu (quality). Pengertian
mutu yang dimaksudkan disini adalah menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang di satu
pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan di pihak lain
tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar
yang telah ditetapkan.14
Untuk memenuhi harapan para pelanggan, tingkat kualitas atau
mutu pelayanan kesehatan harus selalu dirancang dengan baik dan
pengendalian tingkat keunggulan juga harus dilakukan dengan tepat.
14
Ibid., h. 38-39.
23
Faktor yang digunakan oleh konsumen untuk mengukur kualitas
atau mutu dari sebuah jasa adalah outcome, process, dan image dari jasa
tersebut. Menurut Gronroos yang dikutip oleh Muninjaya, ketiga kriteria
berikut dijabarkan menjadi 6 unsur:
a. Professionalism and skills
Di bidang pelayanan kesehatan, kriteria ini berhubungan dengan
outcome, yaitu tingkat kesembuhan pasien. Pelanggan menyadari
bahwa jasa pelayanan kesehatan dihasilkan oleh SDM yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan profesional yang berbeda. Institusi
penyedia pelayanan kesehatan harus menjamin reputasi dokter dan
petugas kesehatan lainnya yang bekerja pada institusi pelayanan
kesehatan tersebut. Dokter dan petugas kesehatan menjadi faktor
produksi utama yang akan menentukan hasil (outcome) pelayanan
kesehatan, termasuk yang akan menjamin tingkat kepuasan para
penggunanya.
b. Attitudes and behavior
Kriteria sikap dan perilaku staf akan berhubungan dengan proses
pelayanan. Pelanggan institusi jasa pelayanan kesehatan akan
merasakan kalau dokter dan paramedis rumah sakit sudah melayani
mereka dengan baik sesuai dengan SOP pelayanan. Situasi ini
ditunjukkan oleh sikap dan perilaku positif staf yang akan membantu
para pengguna pelayanan kesehatan mengatasi keluhan sakitnya.
24
c. Accessibility and flexibility
Kriteria pelayanan ini berhubungan dengan proses pelayanan. Pengguna
jasa pelayanan akan merasakan bahwa institusi penyedia pelayanan
jasa, lokasi, jam kerja, dan sistemnya dirancang dengan baik untuk
memudahkan para penggunaan mengakses pelayanan sesuai dengan
kondisi pengguna jasa (fleksibilitas), yaitu disesuaikan dengan keadaan
sakit pasien, jarak yang harus ditempuh, tarif pelayanan, dan
kemampuan ekonomi pasien atau keluarga untuk membayar tarif
pelayanan.
d. Reliability and trustworthiness
Kriteria pelayanan ini juga berhubungan dengan proses pelayanan.
Pengguna jasa pelayanan kesehatan bukan tidak memahami resiko yang
mereka hadapi jika memilih jasa pelayanan yang ditawarkan oleh
dokter. Misalnya operasi caesar pada sebuah persalinan.
e. Recovery
Kriteria pelayanan ini juga berhubungan dengan proses pelayanan.
Pelanggan memang menyadari kalau ada kesalahan atau resiko akibat
tindakan medis yang diambil, tetapi para pengguna jasa pelayanan
mempercayai bahwa institusi penyedia jasa pelayanan sudah melakukan
perbaikan (recovery) terhadap mutu pelayanan yang ditawarkan kepada
publik untuk mengurangi resiko medis yang akan diterima pasien.
f. Reputation and credibility
Kriteria pelayanan ini berhubungan dengan image. Pelanggan akan
meyakini benar bahwa intitusi penyedia jasa pelayanan kesehatan
25
memang memiliki reputasi baik, dapat dipercaya, dan punya nilai
(rating) tinggi di bidang pelayanan kesehatan.15
Kebanyakkan penilaian para pengguna jasa pelayanan kesehatan
seperti yang dijabarkan dari kriteria penilaian tersebut di atas lebih
mementingkan proses pelayanan dibandingkan outcome. Atas dasar itu,
menjaga mutu sebuah pelayanan kesehatan akan sangat ditentukan oleh
kemampuan manajemen dan komite medik rumah sakit dalam menjaga
reputasi institusi dan kepercayaan pelanggan terhadap para dokter dan para
medis serta tetap menjaga dan mengasah keterampilan dan profesionalisme
tenaga medis dan paramedisnya sesuai dengan tingkat perkembangan
teknologi kedokteran.
B. Jaminan Kesehatan Nasional
1. Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan
agar
peserta
memperoleh
manfaat
pemeliharaan
kesehatan
dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh
pemerintah. Jaminan ini disebut Jaminan Kesehatan Nasional karena
semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang
dikelola oleh BPJS Kesehatan termasuk orang asing yang telah bekerja
paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. 16
15
A. A. Gde Muninjaya, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan (Jakarta: EGC, 2011),
h. 8-10.
16
Kementerian Kesehatan RI, Buku Saku FAK BPJS Kesehatan (Jakarta: Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2013), h. 11.
26
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di
Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme
Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan
Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi
dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak.17
Kelebihan sistem asuransi sosial di bandingkan dengan asuransi
komersialantara lain:18
Tabel 1
Perbedaan Sistem Asuransi Sosial dan Asuransi Komersial
Asuransi Sosial
Kepesertaan bersifat wajib
(untuk semua penduduk)
Non Profit
Manfaat komprehensif
Asuransi Komersial
Kepesertaan bersifat sukarela
Profit
Manfaat sesuai dengan premi yang
dibayarkan.
Sumber: Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
Dengan penetapan Jaminan Kesehatan Nasional oleh BPJS
Kesehatan, maka Indonesia memasuki era baru dimana akan terbentuk
sebuah sistem tunggal layanan medis untuk seluruh penduduk yang
mampu mengendalikan belanja biaya kesehatan. Untuk itu perlu disusun
peta jalan (road map) yang akan menjadi pegangan bagi semua pihak
17
Kementerian Kesehatan RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, 2013), h. 16.
18
Ibid., h. 17.
27
untuk memahami dan mempersiapkan diri berperan aktif dalam
beroperasinya BPJS yang telah dimulai pada 1 Januari 2014 dan mencapai
cakupan universal, satu Jaminan Kesehatan untuk seluruh penduduk
Indonesia pada tahun 2019.19
Tabel 2
Peta Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2012-2019
Sasaran 2014
Sasaran 2019
BPJS Kesehatan mulai beroperasi.
BPJS Kesehatan mengelola jaminan kesehatan
setidaknya bagi 121,6 juta peserta.
Paket manfaat medis yang dijamin adalah
seluruh pengobatan untuk seluruh penyakit.
Namun, masih ada perbedaan kelas perawatan
di rumah sakit bagi yang mengiur sendiri dan
bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI).
BPJS Kesehatan beroperasi dengan baik.
Seluruh penduduk Indonesia mendapat
jaminan kesehatan melalui BPJS Kesehatan.
Paket manfaat medis dan non medis (kelas
perawatan) sudah sama, tidak ada perbedaan,
untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat.
Jumlah dan sebaran fasilitas pelayanan
kesehatan (termasuk tenaga dan alat-alat)
sudah memadai untuk menjamin seluruh
penduduk memenuhi kebutuhan medis.
Seluruh
peraturan
pelaksanaan
telah
Seluruh
peraturan
pelaksanaan
yang
disesuaikan secara berkala untuk menjamin
merupakan turunan UU SJSN dan UU BPJS
kualitas layanan yang memadai dengan harga
telah diundangkan dan diterbitkan.
keekonomian yang layak.
Paling sedikit 75 % peserta menyatakan puas, Paling sedikit 85 % peserta menyatakan puas,
baik dalam layanan di BPJS maupun layanan baik dalam layanan di BPJS maupun layanan
di fasilitas kesehatan yang dikontrak BPJS.
di fasilitas kesehatan yang dikontrak BPJS.
Paling sedikit 65% tenaga dan fasilitas Paling sedikit 80% tenaga dan fasilitas
kesehatan menyatakan puas atau mendapat kesehatan menyatakan puas atau mendapat
pembayaran yang layak dari BPJS.
pembayaran yang layak dari BPJS.
BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan BPJS dikelola secara terbuka, efisien, dan
akuntabel.
akuntabel.
Sumber: Buku Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia
Rencana
aksi
pengembangan
fasilitas
kesehatan tersusun dan mulai dilaksanakan.
2. Prinsip-Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional
Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut:20
19
Chazali H. Situmorang, Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia, (Depok: Cinta
Indonesia, 2013), h. 251-252.
20
Kementerian Kesehatan RI, Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, (Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, 2013), h. 17-19.
28
a. Prinsip Kegotong-royongan
Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu
membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu
yang sakit atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu
yang sakit.
b. Prinsip Nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented).
Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya
kepentingan peserta. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat adalah
dana amanat, sehingga hasil pengembangannya, akan dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.
c. Prinsip Portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah
pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
d. Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi
seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan
ekonomi rakyat dan pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan
program.
29
e. Prinsip Dana Amanat
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
badan-badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam
rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
f. Prinsip Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Sosial
Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk
sebesar-besar kepentingan peserta.
3.
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional terdiri atas 2 (dua) jenis,
yaitu manfaat medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis
meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk
pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional
mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
kebutuhan medis.21
Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian
pelayanan:
a. Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan
mengenai pengelolaan faktor resiko penyakit dan perilaku hidup bersih
dan sehat.
b. Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri
Pertusis Tetanus dan Hepatitis B (DPTHB), Polio, dan Campak.
21
Ibid., h. 30.
30
c. Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi,
dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi
keluarga berencana. Vaksin untuk imunisasi dasar dan alat kontrasepsi
dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.
d. Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko
penyakit tertentu.
Meskipun manfaat yang dijamin dalam Jaminan Kesehatan
Nasional bersifat komprehensif, masih ada manfaat yang tidak dijamin
meliputi:
a. Tidak sesuai prosedur;
b. Pelayanan di luar Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS.
c. Pelayanan bertujuan kosmetik;
d. General checkup, pengobatan alternatif;
e. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, pengobatan impotensi;
f. Pelayanan kesehatan pada saat bencana; dan
g. Pasien Bunuh Diri/ Penyakit yang timbul akibat kesengajaan untuk
menyiksa diri sendiri/ Bunuh Diri/ Narkoba.22
4. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional meliputi:
a. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI): Fakir miskin dan
orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
22
Ibid., h. 31-32.
31
b. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI), terdiri
dari:
1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya
a) Pegawai Negeri Sipil;
b) Anggota TNI;
c) Anggota Polri;
d) Pejabat Negara;
e) Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri;
f) Pegawai Swasta; dan
g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan f yang
menerima Upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling
singkat 6 (enam) bulan.
2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
a) Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan
b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.
Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam)
bulan.
3) Bukan pekerja dan anggota keluarganya
a) Investor;
b) Pemberi Kerja;
c) Penerima Pensiun, terdiri dari : Pegawai Negeri Sipil yang berhenti
dengan hak pensiun; Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti
dengan hak pensiun; Pejabat Negara yang berhenti dengan hak
pensiun; Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun
32
yang mendapat hak pensiun; Penerima pensiun lain; dan Janda,
duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang
mendapat hak pensiun.
d) Veteran;
e) Perintis Kemerdekaan;
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan; dan
g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan e yang
mampu membayar iuran.23
5. Hak dan Kewajiban Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
a. Hak Peserta
1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh
pelayanan kesehatan;
2) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta
prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan; dan
4) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau
tertulis ke Kantor BPJS Kesehatan.24
b. Kewajiban Peserta
1) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang
besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
23
Kementerian Kesehatan RI , Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan
(Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2013), h.1-2.
24
Ibid., h. 4.
33
2) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,
perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas
kesehatan tingkat I;
3) Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan
oleh orang yang tidak berhak;
4) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.25
6.
Iuran Jaminan Kesehatan Nasional
Iuran jaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan
secara teratur oleh peserta, pemberi kerja dan/ atau pemerintah untuk
program jaminan kesehatan. Atas dasar iuran yang dibayarkan setiap
peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat
pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis
pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang diperlukan.
a. Bagi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran
dibayar oleh Pemerintah.
b. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga
Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota
Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri
sebesar 5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan
ketentuan : 3% (tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 2% (dua
persen) dibayar oleh peserta.
25
Ibid., h. 5.
34
c. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN,
BUMD dan Swasta sebesar 4,5% (empat koma lima persen) dari Gaji
atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh
Pemberi Kerja dan 0,5% (nol koma lima persen) dibayar oleh Peserta.
d. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari
anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar
sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan,
dibayar oleh pekerja penerima upah.
e. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan
penerima upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:
1) Sebesar Rp.25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas
III.
2) Sebesar Rp.42.500,- (empat puluh dua ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas
II.
3) Sebesar Rp.59.500,- (lima puluh sembilan ribu lima ratus rupiah) per
orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas
I.
f. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan
janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan, iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45%
(empat puluh lima persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan
35
ruang III/a dengan masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar
oleh Pemerintah.
g. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan.26
7.
Fasilitas Kesehatan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
Fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
terdiri dari:
a. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama:
1) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Non Perawatan dan
Puskesmas Perawatan (Puskesmas dengan Tempat Tidur).
2) Fasilitas Kesehatan milik Tentara Nasional Indonesia (TNI)
3) Fasilitas Kesehatan milik Polisi Republik Indonesia (POLRI), terdiri
dari Poliklinik Induk POLRI, Poliklinik Umum POLRI, Poliklinik
Lain milik POLRI dan Tempat Perawatan Sementara (TPS) POLRI.
4) Praktek Dokter Umum / Klinik Umum, terdiri dari Praktek Dokter
Umum Perseorangan, Praktek Dokter Umum Bersama, Klinik Dokter
Umum / Klinik 24 Jam, Praktek Dokter Gigi, Klinik Pratama, RS
Pratama.
b. Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan:
1) Rumah Sakit, terdiri dari RS Umum (RSU), RS Umum Pemerintah
Pusat (RSUP), RS Umum Pemerintah Daerah (RSUD), RS Umum
TNI, RS Umum Bhayangkara (POLRI), RS Umum Swasta, RS
Khusus, RS Khusus Jantung (Kardiovaskular), RS Khusus Kanker
(Onkologi), RS Khusus Paru, RS Khusus Mata, RS Khusus Bersalin,
26
Kementerian Kesehatan RI, Buku Panduan Layanan bagi Peserta BPJS Kesehatan
(Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2013), h. 21-23.
36
RS Khusus Kusta, RS Khusus Jiwa, RS Khusus Lain yang telah
terakreditasi, RS Bergerak dan RS Lapangan.
2) Balai Kesehatan, terdiri dari: Balai Kesehatan Paru Masyarakat, Balai
Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Ibu dan Anak dan Balai
Kesehatan Jiwa.
c. Fasilitas kesehatan penunjang yang tidak bekerjasama secara langsung
dengan BPJS Kesehatan namun merupakan jejaring dari fasilitas
kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjutan
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, meliputi:
1) Laboratorium Kesehatan
2) Apotek
3) Unit Transfusi Darah
4) Optik.27
27
Ibid., h. 26-28.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pasien
yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan
Kembangan dengan menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Alasan pengambilan subjek ini adalah karena subjek ini sangat tepat sebagai
bahan penelitian, dimana mereka mengetahui alur program Jaminan
Kesehatan Nasional dan menggunakannya secara langsung, sehingga hasil
penelitian akan lebih objektif karena jawaban yang diberikan adalah
berdasarkan pengalaman mereka sendiri dan bukan berdasarkan informasi di
media elektronik atau cerita dari orang lain. Sedangkan yang menjadi objek
dalam penelitian ini adalah mutu pelayanan kesehatan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kembangan sebagai
salah satu fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
selaku pemberi layanan Jaminan Kesehatan Nasional yang beralamat di
Jalan Topas Raya Blok F II/3 RT 08/011 Komplek Taman Meruya Ilir
Kelurahan Meruya Utara Jakarta Barat.
Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, terhitung sejak Agustus
2014 hingga Oktober 2014.
37
38
B. Model dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena pendekatan
kuantitatif dapat menghasilkan data yang lebih akurat. Pendekatan kuantitatif
ini merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan
pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang
kokoh.1 Penelitian kuantitatif bersifat objektif, karena pada dasarnya penulis
dapat melihat secara langsung sebuah keadaan yang sebenarnya terjadi.
Sedangkan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi
uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan
mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri baik satu variabel atau lebih
(independent).2 Metode ini bertujuan untuk menuturkan dan menafsirkan data
yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi
saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya.3 Dalam penelitian ini
penulis berusaha untuk mendeskripsikan mengenai mutu pelayanan kesehatan
peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat secara faktual, akurat, dan sistematis.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang penulis gunakan adalah
metode penelitian survei, penelitian survei adalah penelitian yang mengambil
1
Syamsir Salam dan Jaenal Arifin, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 36.
2
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, (Jakarta: Referensi Gaung
Persada Press Group, 2013) Cet. ke-5 h. 62
3
M. Subana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. ke-2,
h. 89.
39
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok.4
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan elemen dan unsur yang menjadi objek
penelitian. Populasi bisa berbentuk lembaga, individu, kelompok, dokumen,
atau konsep. Sehingga objek-objek ini biasa menjadi objek penelitian. 5
Dalam penelitian ini populasinya adalah Penerima Bantuan Iuran (PBI)
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta
Barat yang berjumlah 90.311 orang.6
Hal ini berangkat dari asumsi bahwa populasi ini merupakan
gambaran terbaik untuk pengambilan bukti dan merupakan elemen yang
sangat tepat untuk meneliti mutu pelayanan kesehatan peserta Jaminan
Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat
karena mereka secara langsung terlibat dalam program Jaminan Kesehatan
Nasional sehingga dapat memilih pernyataan dengan akurat dan
menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara
representatif atau mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil
yang diamati.7
4
Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1995), h. 3.
M. Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2008) Cet. ke-3 h. 99.
6
Data Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2013.
7
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta, Referensi (Gaung
Persada Press Group, 2013), Cet. ke-5 h. 70.
5
40
Adapun teknik pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian
ini adalah teknik Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling),
Simple Random Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam
suatu populasi untuk dijadikan sampel.8
Sedangkan dalam menentukan ukuran sampel peneliti menggunakan
Teknik Solvin yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
N
n=
1 + N. e
n
= Sampel
N
= Jumlah Populasi
e
= Perkiraan Tingkat Kesalahan.9
Presisi yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 10%.
Berdasarkan rumus tersebut, jumlah sampel yang diperoleh untuk penelitian
ini dari populasi sebesar 90.311 orang adalah sebagai berikut:
90.311
n=
= 99,89
1 + 90.311(10%)
Maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 orang.
8
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. Ke-2, h. 144.
9
Ibid., h. 149.
41
D. Instrumen Penelitian
Tabel 3
Instrumen Penelitian
Variabel
Sub Variabel/
Definisi
Penelitian
Dimensi
Operasional
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
1. Kompetensi
Teknis
2. Akses Terhadap
Pelayanan
3. Efektivitas
4. Hubungan
Antar Manusia
5. Efisiensi
6. Kelangsungan
Pelayanan
Indikator
Terkait dengan
keterampilan,
kemampuan dan
penampilan petugas
pelayanan kesehatan.
 Kesigapan petugas pemberi pelayanan
kesehatan
 Penampilan petugas pemberi
pelayanan kesehatan
 Keterampilan petugas pemberi
pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan
yang tak terhalang
keadaan geografis,
sosial, ekonomi, dan
budaya.
 Administrasi pelayanan kesehatan
 Keadilan pemberian pelayanan
kesehatan
 Biaya pelayanan kesehatan
Menyangkut norma
pelayanan kesehatan
dan petunjuk klinis
sesuai standar yang
ada.
 Jumlah petugas pelayanan kesehatan
 Ketelitian pemberian pelayanan
kesehatan
Berkaitan
dengan interaksi
antara petugas
kesehatan dengan
pasien.
 Perhatian petugas pelayanan kesehatan
 Sikap petugas pelayanan kesehatan
 Penerimaan keluhan
Pemberian pelayanan
kesehatan yang
optimal dengan sumber
daya yang dimiliki.
 Kecepatan pemberian pelayanan
kesehatan
 Kedisiplinan petugas pelayanan
kesehatan
 Prosedur pelayanan kesehatan
Pelayanan yang
diberikan lengkap
sesuai yang dibutuhkan
tanpa interupsi,
berhenti atau
mengulangi prosedur
diagnosis dan terapi
yang tak perlu.
 Rekam medis pemberi pelayanan
kesehatan
 Kejelasan informasi
 Pemberian rujukan
42
7. Keamanan
8. Kenyamanan
dan
Kenikmatan
Berarti
mengurangi resiko
cedera, infeksi, efek
samping dan bahaya
lain yang berkaitan
dengan pelayanan
kesehatan.
 Pemberian obat-obatan
 Peralatan yang digunakan pemberi
pelayanan kesehatan
Berkaitan dengan
pelayanan kesehatan
yang tak berhubungan
langsung dengan
efektifitas klinis, tapi
dapat mempengaruhi
kepuasan pasien dan
bersedianya untuk
kembali menggunakan
fasilitas kesehatan.
 Kebersihan lingkungan tempat
pelayanan kesehatan
 Fasilitas tempat pelayanan kesehatan
 Kerahasiaan pasien
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi proses
penelitian ini, penulis melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari:
1. Data Primer
a. Angket
Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang
lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia
memberikan respons sesuai dengan permintaan.10
Dalam penelitian ini angket disebar kepada peserta Jaminan
Kesehatan Nasional
yang menggunakan fasilitas di Puskesmas
Kecamatan Kembangan sebanyak 100 angket.
10
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), Edisi
kedua, h. 100.
43
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang berkaitan dengan
masalah penelitian, dapat berupa buku, majalah, artikel, foto, gambar,
dan lain-lain.11
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dokumentasi
berupa foto-foto, brosur, dan buku-buku yang ada kaitannya dengan
penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder penelitian ini diperoleh dari penelitian kepustakaan,
yaitu dengan membaca, memahami, dan menginterpretasikan buku-buku
dan dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
F. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan suatu alat pengukur untuk mengukur apa
yang diukur guna menunjukkan tingkat keshahihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid akan memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya
instrumen yang kurang valid berarti validitasnya rendah.12
Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh
kuesioner tersebut. Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada
pernyataan-pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti
11
Nana Danapriatna dan Roni Setiawan, Pengantar Statistika, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2005), Cet. ke-1, h. 9.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta: 2002), h. 141.
44
karena dianggap tidak relevan. Item instrumen dianggap valid jika r hitung
> r table, dan dianggap memenuhi syarat kofisien dengan n = 100 taraf
kesalahan 5% diperoleh 0,197 dan taraf kesalahan 1% = 0,256.13
Untuk melihat tingkat validitas, angka korelasi yang diperoleh (rhitung) harus dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi (r-tabel)
dengan tingkat signifikansi 0,05 dan derajat bebas n-2 maka dapat didapat
nilai r-tabel.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.
Dengan kata lain reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur
di dalam mengukur suatu gejala yang sama.14
Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur.
Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran makin tidak reliabel alat
pengukur tersebut. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,6 maka data tersebut
mempunyai realibilitas kurang baik, sedangkan cronchbach alpha > 0,7
dapat diterima, dan cronchbach alpha > 0,8 adalah baik.15
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alvabeta,
2009), h. 333.
14
Ibid., h. 141.
15
Duwi Priyatno, 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2009), h. 172.
45
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, selanjutnya adalah mengolah data. Dalam
pengolahan data peneliti melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah
berhasil dikumpulkan dari lapangan. Tujuan dilakukan editing adalah
untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang
terdapat pada catatan lapangan.16
b. Koding
Koding adalah kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data
yang termasuk kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibentuk
dalam bentuk angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data
atau identitas data yang akan dianalisis.17
c. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penempatan data ke dalam bentuk tabel
sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya
mampu meringkas agar memudahkan dalam proses analisis data.18
2. Teknik Analisis Data
Setelah dilakukan pengumpulan data, langkah berikutnya adalah
melakukan pengolahan data agar data yang masih terkesan bertebaran dapat
disusun sehingga lebih mudah dimanfaatkan dalam analisis oleh alat
16
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), Cet. Ke-2, h. 206.
17
Ibid., h. 208.
18
Ibid., h. 208.
46
analisisnya untuk menjawab tujuan penelitian. 19 Dalam penelitian ini
penulis menggunakan analisis univariat. Analisis univariat adalah analisa
yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa
univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran
sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi
informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik,
tabel, dan grafik yang dilengkapi dengan narasi singkat.20
Untuk mendapatkan deskriptif persentase, penulis menggunakan
rumus yang dikemukakan oleh Sudjana yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
F
P = x 100%
N
P
= Angka persentase
F
= Frekuensi jawaban
N
= Jumlah responden
100%
= Bilangan tetap.21
19
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia, 2002), h. 149.
Soekidjo Notoatmodjo, Metode Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.
20
188.
21
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 129.
47
Penelitian ini menggunakan Skala Likert sebagai skala pengukuran
instrumen. Berikut ini adalah skor item Skala Likert:
Tabel 4
Skor Item Skala Likert
No.
Alternatif Jawaban
Positif
Negatif
1.
Sangat Setuju
5
1
2.
Setuju
4
2
3.
Ragu-ragu
3
3
4.
Tidak Setuju
2
4
5.
Sangat Tidak Setuju
1
5
Skala Likert dalam menafsirkan data relatif mudah. Skor yang lebih
tinggi menunjukkan sikap yang lebih tinggi taraf atau intensitasnya
dibanding dengan skor yang lebih rendah.22
3. Intepretasi Data
Untuk memberikan intepretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh
digunakan pedoman intepretasi sebagaimana dikemukakan oleh Arikunto
adalah sebagai berikut:
1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 75%-100%.
2. Cukup Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 55%-75%.
3. Kurang Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40%-55%.
4. Tidak Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 0%-40%.23
22
S. Nasution, Metode Research: Penelitian Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 63.
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2009), Cet. Ke-3, h. 35.
23
48
Untuk menentukan presentase digunakan perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan Nilai Harapan (NH), nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
2. Menghitung Nilai Skor (NS), nilai ini merupakan rata-rata sebenarnya
yang diperoleh dari hasil penelitian.
3. Menentukan kategori yaitu dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
24
NS
P=
x 100%
NH
P
= Angka presentase
NS
= Nilai Skor
NH
= Nilai Harapan
100%
= Nilai Konstanta.24
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2005), h. 144.
49
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Lembaga
1. Kondisi Geografi
Puskesmas Kecamatan Kembangan terletak di Jalan Topas Raya
Blok F II/3 RT 08/011 Komplek Taman Meruya Ilir, Kelurahan Meruya
Utara Jakarta Barat, dibangun pada tahun 1997/1998 dengan dana APBD
dengan luas tanah 3500m2 dan luas bangunan 2500m2.
Batas-batas wilayah Kecamatan Kembangan adalah sebagai
berikut:
a. Utara
: Propinsi Banten Dan Kali Pesanggrahan.
b. Barat
: Kecamatan Kebon Jeruk, Kelurahan kedoya.
c. Selatan
: Jalan Alur Taman Alfa Indah dan Jalan Hamka Jakarta
Selatan.
d. Timur
: Kecamatan Cengkareng, Kelurahan Rawa Buaya.
Puskesmas Kecamatan Kembangan membawahi 8 Puskesmas
kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat
yaitu, Puskesmas Kembangan Utara, Puskesmas Kembangan Selatan,
Puskesmas Meruya Utara, Puskesmas Meruya Selatan I, Puskesmas
Meruya Selatan II, Puskesmas Joglo I, Puskesmas Joglo II, dan Puskesmas
Srengseng.
49
50
2. Visi dan Misi
a.
Visi
Menjadi pusat pelayanan kesehatan prima yang profesional menuju
masyarakat sehat dan mandiri.
b.
Misi
 Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
 Meningkatkan sarana dan prasarana
 Mengembangkan dan meningkatkan jenis pelayanan
 Mengembangkan sistem manajemen mutu
 Meningkatkan peran serta masyarakat
 Meningkatkan kemitraan
 Meningkatkan sistem informasi kesehatan
3. Tujuan dan Sasaran
a.
Tujuan

Mengembangkan jenis pelayanan

Meningkatkan mutu pelayanan

Meningkatkan kualitas dan kuantitas

Meningkatkan peralatan medis dan non medis

Meningkatkan perencanaan, stratifikasi, minilokakarya, kerjasama
antar karyawan

Meningkatkan tertib administrasi kepegawaian

Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral
51
b. Sasaran

Terwujudnya pelayanan yang dapat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat

Seluruh karyawan puskesmas kecamatan kembangan sesuai standar

Terlaksananya penilaian kinerja karyawan

Tersusunnya pemetaan karyawan

Tersedianya peralatan medis dan non medis dengan standar
pelayanan

Terlaksananya perencanaan startifikasi minilokarya puskesmas

Terlaksananya tertib administarsi

Terlaksananya kerja sama dengan lintas sektoral

Tersedianya kader-kader yang terlatih
4. Kebijakan Mutu
Puskesmas Kecamatan Kembangan bertekad mewujudkan pelayanan
prima yang profesional bertaraf internasional selalu dilakukan perbaikan
berkelanjutan dan tidak melanggar aturan yang berlaku.
5. Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan terdiri atas :
a. Upaya Kesehatan Wajib adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang harus
diselenggarakan oleh setiap Puskesmas meliputi :

Upaya promosi kesehatan

Upaya kesehatan lingkungan
52

Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

Upaya perbaikan gizi masyarakat

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

Upaya pengobatan dasar
b. Upaya Kesehatan Pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan
Wajib Puskesmas Telah terlaksana secara optimal dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan tercapai, meliputi :

Upaya kesehatan sekolah

Upaya kesehatan olah raga

Upaya perawatan kesehatan masyarakat

Upaya kesehatan gigi dan mulut

Upaya kesehatan jiwa

Upaya kesehatan mata

Upaya kesehatan usia lanjut

Upaya pembinaan pengobatan tradisional
6. Jenis Pelayanan
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dengan menyeimbangkan
upaya pencegahan dengan upaya pengobatan kuratif. Jenis Pelayanan di
puskesmas meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan
 Rawat jalan kesehatan dasar (pemeriksaan, pengobatan dan obatobatan)
 Rawat jalan kesehatan semi spesialis dan atau spesialis
53
 Perawatan tindakan khusus
 Rawat jalan penunjang kesehatan sederhana
 Rawat inap rumah bersalin
 Lain-lain pelayanan kesehatan
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
 Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
 Pencegahan dan pemeberantasan penyakit tidak menular
 Peningkatan gizi komunitas
 Peningkatan survelans dan epidemiologi
 Peningkatan kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja
 Peningkatan pelayanan kesehatan dasar
 Peningkatan pesan serta masyarakat
c.
Manajemen
 Manajemen mutu
 Manajemen sumber daya manusia
 Manajemen keuangan
 Sarana dan prasarana
 Sistem informasi
54
7. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM ) yang terdapat di Puskesmas Kecamatan
Kembangan adalah sebagai berikut :
Tabel 5
Sumber Daya Manusia di Puskesmas Kecamatan Kembangan
No.
Sumber daya Manusia
Jumlah
1.
Dokter Spesialis
1
2.
Dokter Umum
13
3.
Dokter Gigi
13
4.
Bidan
15
5.
Perawat
22
6.
Perawat Gigi
39
7.
Apoteker
1
8.
Asisten Apoteker
1
9.
Ahli Gizi
1
10.
Tenaga Sanitasi
3
11.
Analis Laboraturium
1
12.
Pekarya Kesehatan
1
13.
Tata Usaha
10
14.
Supir
1
15.
Lain-lain
2
JUMLAH
124
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kembangan Tahun 2013.
8. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang ada di Puskesmas Kecamatan Kembangan
adalah :
a. Unit Radiologi
b. EKG
55
c. Klinik Gizi
d. Rumah Bersalin
e. Layanan siaga 24 jam
f. Poli Umum
g. Poli Gigi
h. Poli Spesialis Penyakit Dalam
i. Poli KB
j. Klinik MTBS
k. Laboratorium Klinis
l. Poli Kanker
m. Poli PTM (Penyakit Penyakit Tidak Menular)
n. Layanan Jarum Suntik Steril
o. Pelayanan IVA Test Untuk Srining Kanker Rahim
p. Poli PAL
q. Rawat Inap
r. Poli PKPR
s. Poli Jiwa
t. Poli IMS
56
9. Susunan Organisasi
Bagan Susunan Organisasi Puskesmas Kecamatan Kembangan
Kepala Puskesmas
Kecamatan
dr. Hj. Irma Sufriani
Sub Bagian
Tata Usaha
Wasiran, S.Sos
Koordinator
Pelayanan
Koordinator
Penunjang
drg. Lia Wijayanti
dr. Arinda
Satuan Pelayanan Kesehatan
Medis Umum
dr. Rosmawati W.
Kesehatan gigi
dan Mulut
drg. Engeltruda W.
K.
Kesehatan Ibu
dan Anak
Satuan Pelayanan
penunjang
Lab.
Farida
Apotek
Indri Mulyani
B, Ssi, Apt
RO
Jaka Maulana
dr. Bryce Szendi
A..
Gawat Darurat
dan Bencana
dr. Abdul Aziz
Gizi
Diany Lucia, Skm
RB
Rukmini
KB
Tuti Pudji Astuti
Puskesmas Kelurahan (Kepala
Puskesmas)
1. Kembangan Utara (dr.
Rosmawati W.)
2. Kembangan Selatan (drg. F.T.
Julisbet)
3. Joglo I (drg. Yennifri)
4. Joglo II (dr. Nikmah)
5. Meruya Utara (dr. Maria C.
Hartati)
6. Meruya Selatan I (drg.Ani Riani
B.)
7. Meruya Selatan II (dr. A. Tiku L.
Parura)
8. Srengseng (dr. Yasmin)
SUB KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
MTBS
Su dr. Arinda
L 24 Jam
dr. Irmawati
PTM
dr. Rosmawati W.
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan
Kembangan Tahun 2013.
57
10. Kemitraan Terhadap Akademik dan Perguruan Tinggi
 Kerjasama dengan Universitas Kedokteran Tarumanegara
 Kerjasama dengan Universitas Kedokteran Gigi Trisakti
 Kerjasam dengan FK UKRIDA
 Kerjasama dengan Akademi Kebidanan STIKES Banten
 Kerjasama dengan AKBID Muhamadyah Tangerang
 Kerjasama AKBID Medistra
 Kerjasama dengan AKBID Harapan Kita
 Kerjasama dengan AKBID Widya Karsa Jayakarta
 Kerjasama dengan AKBID Husni Thamrin
 Kerjasama dengan AKBID Pelita Persada
 Kerjasama dengan AKPER Swakarsa
 Kerjasama dengan AKBID RS Jakarta
 Kerjasama dengan AKBID RS Baktiasih / Tangerang
11. Hambatan dan Permasalahan
 Sarana dan prasarana masih belum lengkap (seperti Incenerator, IPAL,
Komputer)
 SDM yang masih kurang.
 Peran serta masyarakat dalam UKBM (Usaha Kesehatan Berbasis
Masyarakat) belum optimal.
 Pengumpulan data masih terlambat dari masing–masing program.
58
B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Butir instrumen dianggap valid jika r hitung > r tabel, dan dianggap
memenuhi syarat koefisien dengan n = 100 taraf kesalahan 5% diperoleh
0,197 melalui bantuan Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS versi 17.0.
Seluruh pernyataan yang berjumlah 22 butir yang terdiri dari 20
butir favorable dan 2 untuk butir unfavorable dianggap valid karena
memperoleh rata-rata lebih besar dari r-tabel.
2. Uji Reliabilitas
Melalui perhitungan dengan menggunakan bantuan software
Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS versi 17.0, nilai koefisien reabilitas
Cronbach Alpha pada variabel mutu pelayanan kesehatan didapatkan nilai
reliabilitas sebesar 0,913. Dengan hasil koefisien reabilitas (Alpha) ini dapat
dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal, artinya data instrumen
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data atau
mengukur objek yang sudah ditetapkan karena instrumen tersebut sudah
tergolong baik.
C. Klasifikasi Responden
Dalam penelitian yang dilakukan tentang mutu pelayanan kesehatan
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan
Jakarta Barat, penulis menemukan data-data yang relevan penelitian tersebut.
Banyak Peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang menilai positif mutu
pelayanan kesehatan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan Kembangan.
Namun beberapa diantaranya mempunyai penilaian berbeda terhadap
59
pelayanan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari penilaian responden tentang
mutu pelayanan kesehatan mulai dari dimensi kompetensi teknis, akses
terhadap
pelayanan,
efektivitas,
efisiensi,
hubungan
antar
manusia,
kelangsungan pelayanan, kemanan, serta dimensi kenyamanan dan kenikmatan
yang diberikan oleh pihak Puskesmas Kecamatan Kembangan.
Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, yaitu dari bulanAgustus
2014 sampai dengan bulan Oktober 2014. Yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah pasien Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
Nasional yang menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di Puskesmas
Kecamatan Kembangan Jakarta Barat.
Dari 100 angket yang telah disebar, peneliti mendapatkan data
mengenai identitas responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan
pendidikan terakhir responden.
Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 6
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase
Pria
44
44%
Wanita
56
56%
Total
100
100%
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah pasien yang
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kartu Jaminan Kesehatan
Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan lebih banyak wanita
60
dibandingkan dengan pria. Wanita berjumlah 56 responden atau sebesar 56%
sedangkan pria berjumlah 44 responden atau sebesar 44%.
Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 7
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia
Frekuensi
Presentase
< 25 tahun
9
9%
26-40 tahun
54
54%
41-55 tahun
27
27%
>56 tahun
10
10%
Total
100
100%
Berdasarkan
Tabel
7
dapat
diketahui
bahwa
pasien
yang
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kartu Jaminan Kesehatan
Nasional lebih banyak yang berusia antara 26-40 tahun yang berjumlah 54
responden atau sebesar 54%. Selanjutnya yang berusia antara 41-55 tahun
berjumlah 27 responden atau sebesar 27%, pasien yang berusia lebih dari 56
tahun berjumlah 10 responden atau sebesar 10%, sedangkan yang berusia
kurang dari 25 tahun hanya 9 responden atau sebesar 9%.
61
Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan
Frekuensi
Presentase
Buruh/Karyawan Swasta
27
27%
Ibu Rumah Tangga
46
46%
Pedagang
9
9%
Lain-lain
18
18%
Total
100
100%
Berdasarkan
Tabel
8
dapat
diketahui
bahwa
pasien
yang
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan kartu Jaminan Kesehatan
Nasional lebih banyak pasien yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yang
berjumlah 46 responden atau sebesar 46%. Selanjutnya disusul oleh pasien
yang berprofesi sebagai buruh yang berjumlah 27 responden atau sebesar 27%,
yang berprofesi sebagai pedagang berjumlah 9 responden atau sebesar 9%, dan
yang berprofesi lainnya (PNS, wiraswasta, pelajar, pensiun, dll) berjumlah 18
responden atau sebesar 18%.
Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
62
Tabel 9
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Presentase
SD
16
16%
SMP
28
28%
SMA
45
45%
D3-S1
11
11%
Total
100
100%
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa pasien yang menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan dengan kartu Jaminan Kesehatan Nasional lebih
banyak yang berpendidikan terakhir SMA yang bejumlah 45 responden atau
sebesar 45%. Selanjutnya disusul oleh pasien yang berpendidikan terakhir SMP
yang berjumlah 28 responden atau sebesar 28%, berpendidikan terakhir SD
berjumlah 16 responden atau sebesar 16%, dan yang berpendidikan terakhir
D3-S1 berjumlah 11 responden atau sebesar 1%.
D. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pengumpulan data yang peneliti lakukan terhadap 100
responden mengenai Mutu Pelayanan Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan
Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, maka diperoleh
data sebagai berikut:
63
Tabel 10
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kompetensi Teknis
No.
1.
2.
3.
Pernyataan
Petugas Puskesmas selalu siap
membantu pasien.
Penampilan petugas Puskesmas
rapi.
Petugas Puskesmas terampil
dalam memberikan pelayanan.
x = 421,33
SS
S
R
TS
STS
Skor
23
61
13
3
0
404
58
42
0
0
0
458
19
69
8
3
1
402
1264
Tabel 10 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui
bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan
Kembangan dalam hal kompetensi teknis sudah sangat baik, baik dalam hal
kesiapan, penampilan, dan keterampilan petugas dalam memberikan pelayanan.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai kesigapan
petugas pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 23 responden, yang menjawab setuju berjumlah 61 responden, yang
menjawab ragu berjumlah 13 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 3
responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa
petugas Puskesmas selalu siap membantu pasien.
Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai penampilan petugas
pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 58 responden dan yang menjawab setuju berjumlah 42 responden.
Tidak ada responden yang menjawab ragu dan tidak setuju bahkan sangat tidak
setuju bahwa penampilan petugas Puskesmas rapi.
Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai keterampilan
petugas pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
64
berjumlah 19 responden, yang menjawab setuju berjumlah 69 responden, yang
menjawab ragu berjumlah 8 pasien, yang menjawab tidak setuju berjumlah 3
responden, dan hanya 1 responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa
petugas Puskesmas terampil dalam memberikan pelayanan.
Tabel 11
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Akses Terhadap Pelayanan
No.
1.
2.
3.
Pernyataan
Proses administrasi di
Puskesmas mudah.
Petugas tidak membedabedakan suku, agama, dan
status pasien dalam
memberikan pelayanan.
Biaya pelayanan di Puskesmas
benar-benar gratis.
x = 424,33
SS
S
R
TS
STS
Skor
29
52
15
4
0
406
45
49
3
3
0
436
43
49
4
4
0
431
1273
Tabel 11 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui
bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan
Kembangan dalam hal akses terhadap pelayanan sudah sangat baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai administrasi
pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 29
responden, yang menjawab setuju berjumlah 52 responden, yang menjawab
ragu berjumlah 15 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 4 responden,
dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa proses
administrasi di Puskesmas mudah.
Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai keadilan pemberian
pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 45
responden dan yang menjawab setuju berjumlah 49 responden, yang menjawab
65
ragu dan tidak setuju sama-sama hanya 3 responden, dan tidak ada responden
yang menjawab sangat tidak setuju bahwa petugas tidak membeda-bedakan suku,
agama, dan status pasien dalam memberikan pelayanan.
Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai biaya
pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 43
responden, yang menjawab setuju berjumlah 49 responden, yang menjawab
ragu berjumlah 4 pasien, yang menjawab tidak setuju berjumlah 4 responden,
dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa petugas
Puskesmas terampil dalam memberikan pelayanan.
Tabel 12
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Efektivitas
No.
Pernyataan
1. Jumlah petugas Puskesmas
sudah cukup dalam
memberikan pelayanan.
2. Petugas Puskesmas teliti dalam
memberikan pelayanan.
x = 406,50
SS
S
R
TS
STS
Skor
29
57
5
9
0
406
21
67
10
2
0
407
813
Tabel 12 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui bahwa
selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan Kembangan
dalam hal efektivitas sudah sangat baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai jumlah
petugas pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 29 responden, yang menjawab setuju berjumlah 57 responden, yang
menjawab ragu berjumlah 5 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 9
responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa
jumlah petugas Puskesmas sudah cukup dalam memberikan pelayanan.
66
Hal tersebut didukung oleh jawaban responden mengenai ketelitian
pemberian pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 21 responden dan yang menjawab setuju berjumlah 67 responden,
yang menjawab ragu berjumlah 10 responden, yang menjawab tidak setuju
hanya 2 responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak
setuju bahwa petugas Puskesmas teliti dalam memberikan pelayanan.
Tabel 13
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Hubungan Antar Manusia
No.
Pernyataan
1. Petugas Puskesmas
memberikan perhatian terhadap
keadaan pasien.
2. Petugas Puskesmas ramah dan
sabar dalam memberikan
pelayanan.
3. Petugas Puskesmas menerima
dan mendengarkan keluhan
pasien dengan baik.
x = 400,33
SS
S
R
TS
STS
Skor
17
61
16
6
0
389
35
49
10
6
0
413
22
60
13
5
0
399
1201
Tabel 13 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui
bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan
Kembangan dalam hal hubungan antar manusia sudah sangat baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai perhatian
petugas pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 17 responden, yang menjawab setuju berjumlah 61 responden, yang
menjawab ragu berjumlah 16 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 6
responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa
Petugas Puskesmas memberikan perhatian terhadap keadaan pasien.
67
Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai sikap petugas
pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 35
responden dan yang menjawab setuju berjumlah 49 responden, yang menjawab
ragu berjumlah 10 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 6 responden,
dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa Petugas
Puskesmas ramah dan sabar dalam memberikan pelayanan.
Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai penerimaan
keluhan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 22 responden,
yang menjawab setuju berjumlah 60 responden, yang menjawab ragu
berjumlah 13 pasien, yang menjawab tidak setuju berjumlah 5 responden, dan
tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa Petugas
Puskesmas menerima dan mendengarkan keluhan pasien dengan baik.
Tabel 14
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Efisiensi
No.
1.
2.
3.
Pernyataan
Petugas Puskesmas tepat waktu
dalam memberikan pelayanan.
Petugas Puskesmas datang ke
Puskesmas sesuai jam
kerjanya.
Prosedur pelayanan Puskesmas
berbelit belit.
x = 397,33
SS
S
R
TS
STS
Skor
20
55
21
4
0
391
27
65
8
0
0
219
4
5
12
63
16
382
1192
Tabel 14 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui
bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan
Kembangan dalam hal efisiensi sudah sangat baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai Kecepatan
pemberian pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
68
berjumlah 20 responden, yang menjawab setuju berjumlah 55 responden, yang
menjawab ragu berjumlah 21 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 4
responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa
Petugas Puskesmas tepat waktu dalam memberikan pelayanan.
Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai kedisiplinan
petugas pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 27 responden dan yang menjawab setuju berjumlah 65 responden,
yang menjawab ragu berjumlah 8 responden, dan tidak ada responden yang
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju bahwa petugas Puskesmas
datang ke Puskesmas sesuai jam kerjanya.
Hal tersebut didukung dari jawaban persepsi responden mengenai
prosedur pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju hanya
berjumlah 4 responden, yang menjawab setuju hanya berjumlah 5 responden,
yang menjawab ragu berjumlah 12 pasien, yang menjawab tidak setuju
berjumlah 63 responden, dan yang menjawab sangat tidak setuju berjumlah 16
responden bahwa Petugas Puskesmas menerima dan mendengarkan keluhan
pasien dengan baik.
69
Tabel 15
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kelangsungan Pelayanan
No.
1.
2.
3.
Pernyataan
Rekam medis pasien di
Puskesmas tercatat dengan
baik.
Petugas Puskesmas
memberikan penjelasan yang
lengkap dalam memberikan
pelayanan.
Petugas Puskesmas
memberikan rujukan sesuai
dengan kebutuhan pasien.
x = 401,33
SS
S
R
TS
STS
Skor
19
58
21
2
0
394
14
70
13
3
0
395
29
58
12
1
0
415
1204
Tabel 15 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui
bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan
Kembangan dalam hal kelangsungan pelayanan sudah sangat baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai rekam
medis pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju
berjumlah 19 responden, yang menjawab setuju berjumlah 58 responden, yang
menjawab ragu berjumlah 21 responden, yang menjawab tidak setuju hanya 2
responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa
rekam medis pasien di Puskesmas tercatat dengan baik.
Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai kejelasan informasi,
responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 14 responden dan yang
menjawab setuju berjumlah 70 responden, yang menjawab ragu berjumlah 13
responden, yang menjawab tidak setuju hanya 3 responden, dan tidak ada
responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa petugas Puskesmas
memberikan penjelasan yang lengkap dalam memberikan pelayanan.
70
Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai pemberian
rujukan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 29 responden,
yang menjawab setuju berjumlah 58 responden, yang menjawab ragu
berjumlah 12 pasien, yang menjawab tidak setuju hanya berjumlah 1
responden, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa
Petugas Puskesmas memberikan rujukan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Tabel 16
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Keamanan
No.
1.
2.
Pernyataan
Obat-obatan yang diberikan
petugas Puskesmas sesuai
dengan resep dokter.
Alat yang digunakan petugas
Puskesmas dalam melayani
pasien layak digunakan.
x = 413,50
SS
S
R
TS
STS
Skor
17
81
2
0
0
415
27
60
11
2
0
412
827
Tabel 16 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui
bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan
Kembangan dalam hal keamanan sudah sangat baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai pemberian
obat-obatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 17 responden,
yang menjawab setuju berjumlah 81 responden, yang menjawab ragu hanya
berjumlah 2 responden, dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju bahwa obat-obatan yang diberikan petugas Puskesmas
sesuai dengan resep dokter.
Hal tersebut didukung oleh jawaban responden mengenai peralatan
yang digunakan pemberi pelayanan kesehatan, responden yang menjawab
71
sangat setuju berjumlah 27 responden, yang menjawab setuju berjumlah 60
responden, yang menjawab ragu berjumlah 11 pasien, yang menjawab tidak
setuju hanya berjumlah 2 responden, dan tidak ada responden yang menjawab
sangat tidak setuju bahwa alat yang digunakan petugas Puskesmas dalam
melayani pasien layak digunakan.
Tabel 17
Mutu Pelayanan Kesehatan Dimensi Kenyamanan dan Kenikmatan
No.
1.
2.
3.
Pernyataan
Kondisi lingkungan Puskesmas
kotor.
Fasilitas fisik seperti gedung
dan ruang tunggu Puskesmas
layak untuk digunakan.
Data dan rahasia pasien
tersimpan dengan aman.
x = 424,67
SS
S
R
TS
STS
Skor
2
8
6
50
34
406
49
49
2
0
0
447
29
64
6
1
0
421
1274
Tabel 17 menunjukkan bahwa banyak responden yang menyetujui
bahwa selama ini pelayanan yang diberikan pihak Puskesmas Kecamatan
Kembangan dalam hal kenyamanan dan kenikmatan sudah sangat baik.
Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban responden mengenai kebersihan
lingkungan tempat pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat
setuju hanya berjumlah 2 responden, yang menjawab setuju hanya berjumlah 8
responden, yang menjawab ragu hanya berjumlah 6 responden, yang menjawab
tidak setuju berjumlah 50 responden, dan yang menjawab sangat tidak setuju
berjumlah 34 responden bahwa kondisi lingkungan Puskesmas kotor.
Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai fasilitas tempat
pelayanan kesehatan, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 49
responden dan yang menjawab setuju berjumlah 49 responden, yang menjawab
72
ragu hanya berjumlah 2 responden, dan tidak ada yang menjawab tidak setuju
dan sangat tidak setuju bahwa fasilitas fisik seperti gedung dan ruang tunggu
Puskesmas layak untuk digunakan.
Hal tersebut didukung dari jawaban responden mengenai kerahasiaan
pasien, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah 29 responden, yang
menjawab setuju berjumlah 64 responden, yang menjawab ragu berjumlah 6
pasien, yang menjawab tidak setuju hanya berjumlah 1 responden, dan tidak
ada responden yang menjawab sangat tidak setuju bahwa data dan rahasia
pasien tersimpan dengan aman.
E. Analisis dan Interpretasi Data
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diintepretasikan.
Intepretasi hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-rata
setiap dimensi variabel penelitian.
73
Berikut ini data dari hasil penyebaran angket terhadap 100 responden
yang terdiri dari delapan dimensi:
Tabel 18
Kategori Nilai Jawaban Responen
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Dimensi
Kompetensi
Teknis
Akses Terhadap
Pelayanan
Efektivitas
Hubungan Antar
Manusia
Efisiensi
Kelangsungan
Pelayanan
Keamanan
Kenyamanan
dan Kenikmatan
Rata-rata
Skor
Nilai
Harapan
(NH)
1264
3 x 5 = 15
1273
3 x 5 = 15
813
2 x 5 = 10
1201
3 x 5 = 15
1192
3 x 5 = 15
1204
3 x 5 = 15
827
2 x 5 = 10
1274
3 x 5 = 15
9048
22x5 =110
Nilai Skor
(NS)
P = NS/NH x 100%
1264/100 =
12,64/15 x 100% =
12,64
84,27%
1273/100 =
12,73/15 x 100% =
12,73
84,87%
813/100 =
8,13/10 x 100% =
8,13
81,3%
1201/100 =
12,01/15 x 100% =
12,01
80,07%
1192/100 =
11,92/15 x 100% =
11,92
79,47%
1204/100 =
12,04/15 x 100% =
12,04
80,27%
827/100 =
8,27/10 x 100% =
8,27
82,7%
1274/100
12,74/15 x 100% =
=12,74
84,93%
9048/100 =
90,48/110 x 100% =
90,48
83,25%
Kategori
Nilai
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di bab sebelumnya,
maka diperoleh hasil penelitian bahwa mutu pelayanan kesehatan peserta
Jaminan Kesehatan Nasional di Puskesmas Kecamatan Kembangan sudah
tergolong baik, dengan hasil persentase sebesar 83,25%.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
memberikan beberapa saran sebagai pertimbangan dalam penyempurnaan
penelitian selanjutnya, baik berupa saran teoritis dan saran praktis. Adapun
saran teoritis dan saran praktis adalah sebagai berikut:
1. Saran teoritis
a. Dalam melakukan adaptasi terhadap alat ukur penelitian yang sudah ada
(baku), sebaiknya penelitian selanjutnya menggunakan bahasa yang lebih
mudah dipahami oleh responden.
b. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan alat ukur
yang berbeda dan lebih terbaru dari alat ukur pada penelitian ini. Agar
mendapat perbandingan antara alat ukur pada penelitian ini dengan alat
ukur pada penelitian selanjutnya.
74
75
2. Saran praktis
a. Pihak Puskesmas harus dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan
mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada peserta Jaminan
Kesehatan Nasional.
b. Pemerintah melalui instansi-instansi terkait harus lebih mensosialisasikan
lagi program Jaminan Kesehatan Nasional kepada masyarakat luas.
76
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta, 2005.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta: 2002.
Arikunto, Suharsimi dan Safruddin Abdul Jabar, Cepi. Evaluasi Program
Pendidikan PedomanTeoritis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Azwar, Azrul. Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu. Jakarta: Yayasan
Penerbitan IDI, 1996.
Azwar, Azrul. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara,
1996.
Dongoran, A. “Peserta BPJS Kesehatan Sudah Tembus 116 Juta Jiwa.”
Artikeldiakses pada 22 Februari 2014 pukul 0.07 dari
http://techno.okezone.com/read/2014/02/13/457/940086/peserta-bpjskesehatan-sudah-tembus-116-juta-jiwa.
A. Gde Muninjaya, A. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC,
2011.
Burhan Bungin, M. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Grup, 2008.
Danapriatna, Nana dan Setiawan, Roni. Pengantar Statistika. Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2005.
H. Situmorang, Chazali. Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia. Depok: Cinta
Indonesia, 2013.
Idrus, Muhammad Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga, 2009.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi Gaung
Persada Press Group, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. “Apa itu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?”
Artikel diakses pada 1 Maret 2014 pukul 21.56 dari
http://www.jkn.kemkes.go.id/detailfaq.php?id=1.
Kementerian Kesehatan RI. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta:
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, 2013.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buku Saku FAK BPJS Kesehatan. Jakarta :
Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan., 2013.
Kementerian Kesehatan RI. “Tentang Pembiayaan Kesehatan.” Artikel diakses
pada
26
Maret
2014
pukul
21.30
dari
http://www.ppjk.depkes.go.id/index2.php?option=com_content&do_pd
f=1&id=84.
Lampung Post. “Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Masih Tinggi.”
Artikel
diakses
pada
18
Maret
2014
pukul
21.17
darihttp://lampost.co/berita/angka-kematian-ibu-dan-bayi-di-indonesiamasih-tinggi.
Lumenta, Benyamin. Pelayanan Medis Citra, Konflik dan Harapan Tinjauan
Fenomena Sosial. Yogyakarta: Kanisius, 1989.
Moenir. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
77
Nasution, S. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Notoatmodjo, Soekidjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
2005.
N. Nasution, M. Manajemen Mutu Terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Priyatno, Duwi. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2009.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005..
Poltak Sinambela, Lijan. Reformasi Pelayanan Publik, (Teori, Kebijakan, dan
Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Ratminto dan Septi Winarsih, Atik. Manajemen Pelayanan-Pengembangan
Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan
Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Rukminto Adi, Isbandi. Ilmu Kesejahteran Sosial dan Pekerjaan Sosial. Jakarta:
FISIP UI Press, 2005.
R. Hatta, Gemala. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: UI Press, 2008.
Salam, Syamsir dan Arifin, Jaenal. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006.
Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES, 1995.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011.
Subana, M. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alvabeta, 2009.
Tim Strategi Nasional. Penanggulangan Kemiskinan. Tim Penyusun Komite
Penanggulangan Kemiskinan.
Umar, Husein. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia, 2002.
Wijono, Djoko. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Vol I. Surabaya:
Airlangga University Press, 1999.
LAMPIRAN
ANGKET PENELITIAN
Nama/Inisial Responden
:
Jenis Kelamin
:L/P
Usia
: ....... Tahun
Pendidikan Terakhir
: SD / SMP / SMA / D3-S1 / S2-S3
Pekerjaan
Lainnya
: Buruh / Ibu Rumah Tangga / Pedagang /
Petunjuk:
1. Isilah dengan tanda (X) pada pilihan jawaban yang anda setujui.
2. Jawablah dengan jujur yang sesuai dengan hati nurani anda.
3. Kerahasiaan jawaban dijaga oleh peneliti.
4. Keterangan pilihan jawaban tersebut adalah:
SS = Sangat Setuju
S
= Setuju
R
= Ragu
TS = Tidak Setuju
STS= Sangat Tidak Setuju
NO
1.
PERNYATAAN
Petugas Puskesmas datang ke Puskesmas
sesuai jam kerjanya.
2.
Penampilan petugas Puskesmas rapi.
3.
Petugas Puskesmas terampil dalam
memberikan pelayanan.
4.
Prosedur pelayanan Puskesmas berbelit belit.
5.
Biaya pelayanan di Puskesmas benar-benar
gratis.
6.
Proses administrasi di Puskesmas mudah.
7.
Petugas Puskesmas selalu siap membantu
SS
S
R
TS
STS
pasien.
8.
Obat-obatan yang diberikan petugas Puskesmas
sesuai dengan resep dokter.
9.
Petugas Puskesmas ramah dan sabar dalam
memberikan pelayanan.
10. Petugas tidak membeda-bedakan suku, agama,
dan status pasien dalam memberikan
pelayanan.
11.
Petugas Puskesmas memberikan penjelasan
yang lengkap dalam memberikan pelayanan.
12. Petugas Puskesmas teliti dalam memberikan
pelayanan.
13. Petugas Puskesmas tepat waktu dalam
memberikan pelayanan.
14.
Petugas Puskesmas memberikan perhatian
terhadap keadaan pasien.
15.
Data dan rahasia pasien tersimpan dengan
aman.
16.
Kondisi lingkungan Puskesmas kotor.
17. Alat yang digunakan petugas Puskesmas dalam
melayani pasien layak digunakan.
18. Fasilitas fisik seperti gedung dan ruang tunggu
Puskesmas layak untuk digunakan.
19. Petugas Puskesmas menerimadan
mendengarkan keluhan pasien dengan baik.
20.
Rekam medis pasien di Puskesmas tercatat
dengan baik.
21. Petugas Puskesmas memberikan rujukan sesuai
dengan kebutuhan pasien.
22. Jumlah petugas Puskesmas sudah cukup dalam
memberikan pelayanan.
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
100
100.0
0
.0
100
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.913
22
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Butir1
86.29
79.642
.481
.911
Butir2
85.90
81.364
.356
.913
Butir3
86.46
77.402
.564
.909
Butir4
86.66
76.105
.500
.911
Butir5
86.17
80.284
.302
.915
Butir6
86.42
75.943
.610
.908
Butir7
86.44
74.411
.826
.903
Butir8
86.33
80.264
.592
.910
Butir9
86.35
76.896
.499
.911
Butir10
86.12
76.794
.623
.908
Butir11
86.53
76.938
.680
.907
Butir12
86.41
76.507
.724
.906
Butir13
86.57
74.147
.777
.904
Butir14
86.59
74.931
.716
.905
Butir15
86.27
80.846
.339
.913
Butir16
86.42
78.751
.304
.917
Butir17
86.36
77.687
.563
.909
Butir18
86.01
81.384
.320
.913
Butir19
86.49
74.374
.768
.904
Butir20
86.54
76.837
.615
.908
Butir21
86.33
80.345
.341
.913
Butir22
86.42
74.994
.626
.907
Tabulasi Skor Jawaban Responden
No
Responden
Jenis
Kelamin
Usia
1.
R1
1
2
3
1
96
2.
R2
1
2
3
1
95
3.
R3
2
3
1
2
101
4.
R4
2
2
2
3
85
5.
R5
2
1
3
4
89
6.
R6
2
2
3
2
90
7.
R7
1
2
2
1
108
8.
R8
2
2
2
2
91
9.
R9
2
2
2
2
95
10.
R10
1
2
2
2
101
11.
R11
2
2
1
2
84
12.
R12
2
2
3
2
92
13.
R13
2
2
3
2
100
14.
R14
2
3
3
4
92
15.
R15
1
1
4
4
85
16.
R16
1
2
2
1
91
17.
R17
1
2
4
4
96
18.
R18
2
2
3
2
91
19.
R19
2
1
3
3
75
20.
R20
2
3
3
2
84
21.
R21
2
2
2
2
97
22.
R22
2
2
1
2
91
23.
R23
2
3
1
2
89
24.
R24
1
2
3
4
91
25.
R25
1
3
1
1
110
26.
R26
1
2
1
1
84
27.
R27
1
3
1
1
93
28.
29.
30.
R28
R29
R30
2
2
1
3
2
2
2
2
3
2
3
4
95
87
92
31.
R31
2
1
3
3
77
32.
R32
1
1
3
2
81
33.
R33
2
2
3
1
101
34.
R34
1
2
2
1
98
35.
R35
2
2
2
2
62
36.
R36
2
1
3
4
93
Pendidikan Pekerjaan
Jumlah
37.
R37
2
4
2
2
104
38.
R38
2
2
3
4
99
39.
R39
1
2
2
1
96
40.
R40
2
3
2
2
85
41.
R41
1
2
3
1
99
42.
R42
1
3
2
1
88
43.
R43
2
4
4
2
89
44.
R44
2
3
3
4
87
45.
R45
2
1
4
4
85
46.
R46
1
3
1
3
110
47.
R47
1
3
3
3
89
48.
R48
2
2
3
2
91
49.
R49
1
2
3
1
95
50.
R50
2
2
3
2
93
51.
R51
2
2
3
1
92
52.
R52
2
4
1
2
106
53.
R53
2
1
2
1
74
54.
R54
1
3
4
1
100
55.
R55
1
2
3
1
87
56.
R56
2
2
2
2
94
57.
R57
2
2
1
2
84
58.
R58
1
2
3
2
84
59.
R59
2
3
2
2
102
60.
R60
1
2
3
1
87
61.
R61
2
2
3
2
84
62.
R62
2
2
3
2
98
63.
R63
2
2
2
2
73
64.
R64
1
2
3
1
87
65.
R65
2
3
1
2
92
66.
R66
2
3
2
2
85
67.
R67
2
3
1
2
110
68.
R68
1
2
3
1
92
69.
R69
1
4
4
4
76
70.
R70
2
2
2
1
92
71.
R71
1
4
3
4
104
72.
R72
2
1
3
2
78
73.
R73
2
3
3
2
108
74.
R74
1
3
3
2
92
75.
R75
1
3
4
1
72
76.
R76
2
3
2
2
88
77.
R77
2
3
1
2
91
78.
R78
1
2
3
4
78
79.
R79
1
2
3
4
90
80.
R80
2
2
3
2
88
81.
R81
1
3
2
3
89
82.
R82
1
2
3
2
91
83.
R83
1
2
3
1
84
84.
R84
2
3
1
2
110
85.
R85
2
3
2
2
94
86.
R86
1
3
2
2
87
87.
R87
2
2
2
2
94
88.
R88
2
2
3
2
92
89.
R89
2
4
4
4
89
90.
R90
1
2
1
3
85
91.
R91
2
4
3
2
88
92.
R92
1
2
2
1
67
93.
R93
1
3
1
4
94
94.
R94
1
4
2
1
92
95.
R95
2
4
4
2
76
96.
R96
2
2
4
4
82
97.
R97
1
2
3
3
97
98.
R98
1
2
3
1
89
99.
R99
1
2
3
1
92
100.
R100
1
4
4
4
76
Correlations
Butir1 Butir2 Butir3 Butir4 Butir5 Butir6 Butir7 Butir8 Butir9 Butir10 Butir11 Butir12 Butir13 Butir14 Butir15 Butir16 Butir17 Butir18 Butir19 Butir20 Butir21 Butir22 Total
Butir1
.325**
.377**
.247*
.076
.459**
.419**
.355**
.229*
.342**
.400**
.336**
.374**
.384**
.213*
.167
.180
.201*
.342**
.210*
.141
.403**
.528**
.001
.000
.013
.453
.000
.000
.000
.022
.000
.000
.001
.000
.000
.034
.097
.074
.044
.001
.036
.163
.000
.000
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.325**
1
.346**
.280**
.028
.355**
.254*
.312**
.308**
.299**
.257**
.390**
.357**
.010
.097
.311**
.153
.216*
.152
-.015
.009
.134
.403**
Sig. (2-tailed)
.001
.000
.005
.780
.000
.011
.002
.002
.003
.010
.000
.000
.919
.336
.002
.129
.031
.130
.880
.927
.184
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.377**
.346**
1
.295**
.146
.465**
.437**
.448**
.347**
.322**
.420**
.416**
.408**
.352**
.235*
.196
.341**
.324**
.448**
.295**
.214*
.413**
.615**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.003
.148
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.018
.050
.001
.001
.000
.003
.032
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.247*
.280**
.295**
1
.146
.448**
.462**
.182
.235*
.154
.234*
.292**
.451**
.447**
.242*
.389**
.336**
.320**
.312**
.321**
.097
.348**
.572**
Sig. (2-tailed)
.013
.005
.003
.148
.000
.000
.070
.019
.127
.019
.003
.000
.000
.015
.000
.001
.001
.002
.001
.337
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.076
.028
.146
.146
1
.410**
.252*
.346**
.183
.316**
.276**
.129
.106
.356**
.011
.262**
.170
.087
.283**
.275**
-.035
.019
.374**
Sig. (2-tailed)
.453
.780
.148
.148
.000
.011
.000
.068
.001
.005
.202
.295
.000
.910
.008
.091
.388
.004
.006
.733
.854
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.459**
.355**
.465**
.448**
.410**
1
.595**
.351**
.351**
.469**
.318**
.534**
.476**
.462**
.082
.269**
.219*
.077
.507**
.269**
.121
.367**
.662**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.415
.007
.029
.449
.000
.007
.231
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.419**
.254*
.437**
.462**
.252*
.595**
1
.509**
.414**
.707**
.609**
.716**
.721**
.705**
.324**
.149
.509**
.138
.761**
.571**
.451**
.533**
.849**
Sig. (2-tailed)
.000
.011
.000
.000
.011
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.139
.000
.172
.000
.000
.000
.000
.000
Pearson Corr.
1
Sig. (2-tailed)
N
Uji Validitas
Butir2
Butir3
Butir4
Butir5
Butir6
Butir7
N
Butir8
Butir9
Butir10
Butir11
Butir12
Butir13
Butir14
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.355**
.312**
.448**
.182
.346**
.351**
.509**
1
.299**
.449**
.579**
.431**
.370**
.348**
.243*
.157
.373**
.270**
.532**
.386**
.327**
.354**
.621**
Sig. (2-tailed)
.000
.002
.000
.070
.000
.000
.000
.002
.000
.000
.000
.000
.000
.015
.118
.000
.007
.000
.000
.001
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.229*
.308**
.347**
.235*
.183
.351**
.414**
.299**
1
.414**
.424**
.493**
.409**
.219*
.088
.312**
.209*
.270**
.380**
.226*
.169
.368**
.565**
Sig. (2-tailed)
.022
.002
.000
.019
.068
.000
.000
.002
.000
.000
.000
.000
.028
.381
.002
.037
.007
.000
.024
.093
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.342**
.299**
.322**
.154
.316**
.469**
.707**
.449**
.414**
1
.534**
.622**
.549**
.429**
.308**
.059
.342**
.138
.538**
.320**
.370**
.329**
.668**
Sig. (2-tailed)
.000
.003
.001
.127
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.002
.559
.000
.172
.000
.001
.000
.001
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.400**
.257**
.420**
.234*
.276**
.318**
.609**
.579**
.424**
.534**
1
.630**
.612**
.547**
.247*
.073
.424**
.309**
.627**
.435**
.264**
.487**
.716**
Sig. (2-tailed)
.000
.010
.000
.019
.005
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.013
.471
.000
.002
.000
.000
.008
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.336**
.390**
.416**
.292**
.129
.534**
.716**
.431**
.493**
.622**
.630**
1
.744**
.534**
.234*
.129
.414**
.171
.632**
.430**
.245*
.552**
.756**
Sig. (2-tailed)
.001
.000
.000
.003
.202
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.019
.201
.000
.089
.000
.000
.014
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.374**
.357**
.408**
.451**
.106
.476**
.721**
.370**
.409**
.549**
.612**
.744**
1
.643**
.338**
.205*
.461**
.179
.664**
.569**
.374**
.632**
.809**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.295
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.001
.041
.000
.074
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.384**
.010
.352**
.447**
.356**
.462**
.705**
.348**
.219*
.429**
.547**
.534**
.643**
1
.212*
.137
.608**
.154
.792**
.763**
.239*
.492**
.754**
Sig. (2-tailed)
.000
.919
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.028
.000
.000
.000
.000
.034
.175
.000
.127
.000
.000
.017
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Butir15
Butir16
Butir17
Butir18
Butir19
Butir20
Butir21
Butir22
Pearson Corr.
.213*
.097
.235*
.242*
.011
.082
.324**
.243*
.088
.308**
.247*
.234*
.338**
.212*
.229*
.216*
.320**
.119
.203*
.152
.280**
.395**
Sig. (2-tailed)
.034
.336
.018
.015
.910
.415
.001
.015
.381
.002
.013
.019
.001
.034
.022
.031
.001
.236
.042
.131
.005
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.167
.311**
.196
.389**
.262**
.269**
.149
.157
.312**
.059
.073
.129
.205*
.137
.229*
1
.147
.220*
.115
.174
.002
.185
.397**
Sig. (2-tailed)
.097
.002
.050
.000
.008
.007
.139
.118
.002
.559
.471
.201
.041
.175
.022
.145
.028
.255
.084
.987
.065
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.180
.153
.341**
.336**
.170
.219*
.509**
.373**
.209*
.342**
.424**
.414**
.461**
.608**
.216*
.147
1
.261**
.629**
.623**
.165
.346**
.612**
Sig. (2-tailed)
.074
.129
.001
.001
.091
.029
.000
.000
.037
.000
.000
.000
.000
.000
.031
.145
.009
.000
.000
.101
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.201*
.216*
.324**
.320**
.087
.077
.138
.270**
.270**
.138
.309**
.171
.179
.154
.320**
.220*
.261**
1
.012
.130
-.001
.338**
.372**
Sig. (2-tailed)
.044
.031
.001
.001
.388
.449
.172
.007
.007
.172
.002
.089
.074
.127
.001
.028
.009
.907
.198
.989
.001
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.342**
.152
.448**
.312**
.283**
.507**
.761**
.532**
.380**
.538**
.627**
.632**
.664**
.792**
.119
.115
.629**
.012
1
.741**
.416**
.534**
.800**
Sig. (2-tailed)
.001
.130
.000
.002
.004
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.236
.255
.000
.907
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.210*
-.015
.295**
.321**
.275**
.269**
.571**
.386**
.226*
.320**
.435**
.430**
.569**
.763**
.203*
.174
.623**
.130
.741**
1
.308**
.406**
.661**
Sig. (2-tailed)
.036
.880
.003
.001
.006
.007
.000
.000
.024
.001
.000
.000
.000
.000
.042
.084
.000
.198
.000
.002
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.141
.009
.214*
.097
-.035
.121
.451**
.327**
.169
.370**
.264**
.245*
.374**
.239*
.152
.002
.165
-.001
.416**
.308**
1
.387**
.404**
Sig. (2-tailed)
.163
.927
.032
.337
.733
.231
.000
.001
.093
.000
.008
.014
.000
.017
.131
.987
.101
.989
.000
.002
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
.403**
.134
.413**
.348**
.019
.367**
.533**
.354**
.368**
.329**
.487**
.552**
.632**
.492**
.280**
.185
.346**
.338**
.534**
.406**
.387**
1
.680**
Pearson Corr.
1
TOTAL
Sig. (2-tailed)
.000
.184
.000
.000
.854
.000
.000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.005
.065
.000
.001
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Pearson Corr.
.528**
.403**
.615**
.572**
.374**
.662**
.849**
.621**
.565**
.668**
.716**
.756**
.809**
.754**
.395**
.397**
.612**
.372**
.800**
.661**
.404**
.680**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.000
100
Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
100
100.0
0
.0
100
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.913
22
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Butir1
86.29
79.642
.481
.911
Butir2
85.90
81.364
.356
.913
Butir3
86.46
77.402
.564
.909
Butir4
86.66
76.105
.500
.911
Butir5
86.17
80.284
.302
.915
Butir6
86.42
75.943
.610
.908
Butir7
86.44
74.411
.826
.903
Butir8
86.33
80.264
.592
.910
Butir9
86.35
76.896
.499
.911
Butir10
86.12
76.794
.623
.908
Butir11
86.53
76.938
.680
.907
Butir12
86.41
76.507
.724
.906
Butir13
86.57
74.147
.777
.904
Butir14
86.59
74.931
.716
.905
Butir15
86.27
80.846
.339
.913
Butir16
86.42
78.751
.304
.917
Butir17
86.36
77.687
.563
.909
Butir18
86.01
81.384
.320
.913
Butir19
86.49
74.374
.768
.904
Butir20
86.54
76.837
.615
.908
Butir21
86.33
80.345
.341
.913
Butir22
86.42
74.994
.626
.907
Tabulasi Skor Jawaban Responden
No
Responden
Jenis
Kelamin
Usia
1.
R1
1
2
3
1
96
2.
R2
1
2
3
1
95
3.
R3
2
3
1
2
101
4.
R4
2
2
2
3
85
5.
R5
2
1
3
4
89
6.
R6
2
2
3
2
90
7.
R7
1
2
2
1
108
8.
R8
2
2
2
2
91
9.
R9
2
2
2
2
95
10.
R10
1
2
2
2
101
11.
R11
2
2
1
2
84
12.
R12
2
2
3
2
92
13.
R13
2
2
3
2
100
14.
R14
2
3
3
4
92
15.
R15
1
1
4
4
85
16.
R16
1
2
2
1
91
17.
R17
1
2
4
4
96
18.
R18
2
2
3
2
91
19.
R19
2
1
3
3
75
20.
R20
2
3
3
2
84
21.
R21
2
2
2
2
97
22.
R22
2
2
1
2
91
23.
R23
2
3
1
2
89
24.
R24
1
2
3
4
91
25.
R25
1
3
1
1
110
26.
R26
1
2
1
1
84
27.
R27
1
3
1
1
93
28.
29.
30.
R28
R29
R30
2
2
1
3
2
2
2
2
3
2
3
4
95
87
92
31.
R31
2
1
3
3
77
32.
R32
1
1
3
2
81
33.
R33
2
2
3
1
101
34.
R34
1
2
2
1
98
35.
R35
2
2
2
2
62
36.
R36
2
1
3
4
93
Pendidikan Pekerjaan
Jumlah
37.
R37
2
4
2
2
104
38.
R38
2
2
3
4
99
39.
R39
1
2
2
1
96
40.
R40
2
3
2
2
85
41.
R41
1
2
3
1
99
42.
R42
1
3
2
1
88
43.
R43
2
4
4
2
89
44.
R44
2
3
3
4
87
45.
R45
2
1
4
4
85
46.
R46
1
3
1
3
110
47.
R47
1
3
3
3
89
48.
R48
2
2
3
2
91
49.
R49
1
2
3
1
95
50.
R50
2
2
3
2
93
51.
R51
2
2
3
1
92
52.
R52
2
4
1
2
106
53.
R53
2
1
2
1
74
54.
R54
1
3
4
1
100
55.
R55
1
2
3
1
87
56.
R56
2
2
2
2
94
57.
R57
2
2
1
2
84
58.
R58
1
2
3
2
84
59.
R59
2
3
2
2
102
60.
R60
1
2
3
1
87
61.
R61
2
2
3
2
84
62.
R62
2
2
3
2
98
63.
R63
2
2
2
2
73
64.
R64
1
2
3
1
87
65.
R65
2
3
1
2
92
66.
R66
2
3
2
2
85
67.
R67
2
3
1
2
110
68.
R68
1
2
3
1
92
69.
R69
1
4
4
4
76
70.
R70
2
2
2
1
92
71.
R71
1
4
3
4
104
72.
R72
2
1
3
2
78
73.
R73
2
3
3
2
108
74.
R74
1
3
3
2
92
75.
R75
1
3
4
1
72
76.
R76
2
3
2
2
88
77.
R77
2
3
1
2
91
78.
R78
1
2
3
4
78
79.
R79
1
2
3
4
90
80.
R80
2
2
3
2
88
81.
R81
1
3
2
3
89
82.
R82
1
2
3
2
91
83.
R83
1
2
3
1
84
84.
R84
2
3
1
2
110
85.
R85
2
3
2
2
94
86.
R86
1
3
2
2
87
87.
R87
2
2
2
2
94
88.
R88
2
2
3
2
92
89.
R89
2
4
4
4
89
90.
R90
1
2
1
3
85
91.
R91
2
4
3
2
88
92.
R92
1
2
2
1
67
93.
R93
1
3
1
4
94
94.
R94
1
4
2
1
92
95.
R95
2
4
4
2
76
96.
R96
2
2
4
4
82
97.
R97
1
2
3
3
97
98.
R98
1
2
3
1
89
99.
R99
1
2
3
1
92
100.
R100
1
4
4
4
76
Download