CMA - USD Repository - Universitas Sanata Dharma

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA
(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh:
WEMPIRIUS MAUK
NIM: 131434053
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA
(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL
Oleh :
Wempirius Mauk
131434053
Telah disetujui oleh :
Pembimbing
Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA
(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Wempirius Mauk
131434053
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
pada tanggal: 31 Juli 2017
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Dr. Marcellinus Andy Rudhito, M.Pd.
..............................
Sekretaris
: Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc.
..............................
Anggota
: Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ
..............................
Anggota
: Retno Herrani Setyati Catarina, M. Biotech.
.............................
Anggota
: Ika Yuli Listyarini, M.Pd.
..............................
Yogyakarta, 31 Juli 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarya, 31 Juli 2017
Penulis
Wempirius Mauk
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Wempirius Mauk
NIM
: 131434053
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
„PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA
(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL”
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Yogyakarta
Pada tanggal :
31 Juli 2017
Yang menyatakan,
Wempirius Mauk
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGARUH VARIASI DOSIS CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA
(CMA) TERHADAP HASIL SIMBIOSIS, PERTUMBUHAN TANAMAN
KEDELAI (Glicyne max (L) Merill) DAN KUALITAS TANAH PADA
MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG BATU KAPUR GUNUNG KIDUL
Wempirius Mauk
131434053
Universitas Sanata Dharma
Salah satu usaha untuk merehabilitasi lahan bekas tambang khususnya
tambang batu kapur adalah dengan memilih jenis tanaman yang bisa toleran
terhadap lingkungan kering yang kurang air. Solusi ini akan lebih efektif dengan
adanya simbiosis antara tanaman dengan cendawan mikoriza arbuskula (CMA).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dosis CMA yang paling baik untuk
mekanisme simbiosis mutualisme, pertumbuhan tanaman kedelai, infeksi akar dan
kondisi tanah, bagi pertumbuhan tanaman kedelai dibandingkan dengan kontrol
negatif (tanpa CMA).
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Perlakuan dilakukan
pada 40 sampel tanaman yang terdiri dari perlakuan A1 (5g), A2 (10g), A3 (15g),
kontrol positif (15g) dan kontrol negatif (tanpa mikoriza) yang didesain menjadi
penelitian satu faktor yakni menguji pengaruh pemberian CMA dengan dosis yang
berbeda. Pemberian dosis CMA dilakukan sejak bibit tanaman dipindahkan ke
media tanam dengan cara menaburkan di sekitar perakaran tanaman. Pengambilan
data dilakukan 5 hari sekali selama 50 hari dengan melakukan pengukuran
terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Tingkat infeksi CMA
diukur pada masa akhir pengamatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian CMA dengan dosis yang
berbeda berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kedelai. Pemberian CMA
dengan dosis 15g terbukti paling optimal bersimbiosis dengan tanaman kedelai
dan berpengaruh lebih besar bagi pertumbuhan kedelai, infeksi akar, dan kondisi
tanah, dibandingkan dengan tanaman kontrol negatif (tanpa mikoriza).
Kata kunci: CMA, kedelai, simbiosis, pertumbuhan tanaman, kualitas lahan,
tanah kapur.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
EFEECT OF VARIANCE DOSES‟S GIVING OF ARBUSKULAR
MYCORRHIZA FUNGI (AMF) TOWARD THE SIMBIOSIS, OF
KEDELAI (Glycine max (L) Merill) AND SOIL QUALITY FOR EX-LIME
MINE IN GUNUNG KIDUL
Wempirius Mauk
131434053
Sanata Dharma University
One of the reclamation efforts of ex-lime mine is by planting a certain
plant which is tolerance toward dry environments. This solution would be more
effective with the presence of symbiosis between pioneer plants with Arbuskular
Mycorrhiza Fungi (AMF). This research was conducted to identify the influence
different doses of giving of AMF for the growth of kedelai and examine it’s
symbiosis mutualism, as well as examine the effect of giving AMF for Kedelai’s
growth compared to negative control (without AMF).
This research is an experimental research. The research was conducted to
40 plant samples which consisted A1 (5g), A2 (10g), A3 (15g) plants, positive
control (15g) and negative control (without mikorza) which was designed using
one factor ANOVA as its statistical analysis become one factor research that was
examining the effectiveness of different doses giving AMF fertilizer. Different dose
of AMF since the plant were replace into plant media by spreading around those
near its roots plant. The data was collected in every 5 days for 50 days by
measuring the length of the stem, stem diameter and number of leaves. Root
length and its AMF infection rate were measured at the end of the experiment.
The results showed that the giving of different dose of AMF is significantly
affect the growth of Kedelai, 15g of giving AMF have proven most effective in
mutualistic symbiosis with the host plant and the effect of growth is greater
compared to negative control plants (without).
Keywords: CMA, kedelai, symbiosis, plant growth, soil quality, lime soil.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang berlimpah kepada Allah Bapak dan Putera-Nya, Yesus
Hamba Yahwe bersama Bunda Maria, yang senantiasa memberikan berkat,
perlindungan dan semangat serta kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan segala daya upaya telah membantu penulis. Untuk itu dari lubuk hati yang
terdalam penulis haturkan limpah terima kasih kepada mereka semua, teristimewa
kepada:
1. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J, selaku pembimbing utama yang
dengan kebaikan dan keikhlasan hatinya memberikan seluruh perhatiannya
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Kongregasi tercinta, Kongregasi Frater Hamba Hamba Kristus tempat dimana
penulis bernaung dalam menjalani hidup panggilan penulis
3. Pemimpin Umum beserta Dewan Pimpinan Umum Kongregasi dan semua
konfrater yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis
4. Orang tua, kakak, adik serta semua keluarga yang selalu dan senantiasa
memberikan dukungan kepada penulis
5. Kaprodi beserta para Dosen Pendidikan Biologi yang telah berkenan
mendampingi dan berbagi ilmu kepada penulis selama kurang lebih 4 tahun
6. Teman-teman angakatan 2013 yang dengan caranya masing-masing telah
membantu penulis hingga selesainya skripsi ini
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Semua saja yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa penulisan naskah skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis sungguh berharap akan masukan, saran serta
kritik yang membangun demi melengkapi skripsi ini agar lebih layak untuk
dibagikan kepada sesama.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat untuk memberikan
informasi kepada siapa saja yang membutuhkannya.
Penulis
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ......................v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................6
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................7
1. Bagi Peneliti .............................................................................................7
2. Bagi Masyarakat.......................................................................................7
3. Bagi Dunia Pendidikan ............................................................................7
BAB II DASAR TEORI ..........................................................................................8
A. Dasar Teori .....................................................................................................8
1. Mikoriza ...................................................................................................8
a.
Pengertian Mikoriza .........................................................................8
b.
Klasifikasi Mikoriza .........................................................................9
c.
Taksonomi Mikoriza ......................................................................10
d.
Struktur Umum Mikoriza ...............................................................12
e.
Manfaat Mikoriza ...........................................................................13
2. Kedelai (Glycine max (L) Merill) ..........................................................15
a.
Taksonomi ......................................................................................15
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b.
Morfologi .......................................................................................16
c.
Kandungan Biji Kedelai .................................................................18
d.
Syarat Tumbuh ...............................................................................19
e.
Manfaat Kedelai .............................................................................21
3. Batuan Kapur .........................................................................................22
a.
Kawasan Karst ...............................................................................22
b.
Wilayah Karst di Gunungkidul ......................................................23
c.
Tambang Kapur dan Jenis Tanah ...................................................25
B. Penelitian yang Relevan ...............................................................................28
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................30
D. Hipotesis.......................................................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................33
A. Jenis Penelitian .............................................................................................33
B. Batasan Masalah...........................................................................................34
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..................................................................34
D. Desain Penelitian .........................................................................................35
E. Alat dan Bahan .............................................................................................36
F. Prosedur Kerja ..............................................................................................37
1. Persiapan ................................................................................................37
2. Penanaman Bibit Kedelai .......................................................................39
3. Pemberian Mikoriza ...............................................................................39
4. Pemeliharaan ..........................................................................................40
5. Pengamatan dan Pengukuran .................................................................41
6. Pengamatan Infeksi Akar .......................................................................43
7. Pengamatan Tanah .................................................................................43
G. Analisis Data ................................................................................................44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................50
A. Hasil ............................................................................................................50
1. Tinggi Tanaman .....................................................................................51
2. Diameter Batang ....................................................................................53
3. Jumlah Daun ..........................................................................................55
4. Infeksi CMA ..........................................................................................57
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. CMA dan Kualitas Tanah ......................................................................59
B. Pembahasan ................................................................................................60
1. CMA dan Pertumbuhan Tanaman .........................................................60
2. Infeksi CMA ..........................................................................................62
3. CMA dan Kualitas Tanah ......................................................................63
4. Faktor Abiotik dan Biotik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
...............................................................................................................66
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 71
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER
PEMBELAJARAN BIOLOGI .................................................................72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................73
A. Kesimpulan ..................................................................................................73
B. Saran ............................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................75
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Biji Kedelai ...............................................................18
Tabel 3.1 Denah Percobaan....................................................................................36
Table 3.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Kedelai ...............................................42
Tabel 3.3 Rerata Diameter Batang Kedelai............................................................45
Tabel 3.4 Rerata Jumlah Daun Tanaman Kedelai ..................................................46
Tabel 3.5 Hasil Tinggi Tanaman Kedelai ..............................................................47
Tabel 3.6 Hasil Diameter Batang Tanaman Kedelai ..............................................48
Tabel 3.7 Hasil Jumlah Daun Tanaman Kedelai ....................................................49
Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Tiap Perlakuan ...........................................52
Table 4.2 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan ..............54
Tabel 4.3 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan ...................56
Tabel 4.4 Rata-rata Infeksi CMA ...........................................................................58
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kualitas Tanah Sebelum dan Sesudah Ditanami .....59
Tabel 4.6 pH Rata-rata Perlakuan dan Kontrol, Suhu dan Kelembapan Udara .....66
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kedelai (Glycine max (L) Merill).......................................................16
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir ...............................................................31
Gambar 4.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai ..............................................51
Gambar 4.2 Pertambahan Diameter Batang Tanaman Kedelai .............................53
Gambar 4.3 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Kedelai ...................................55
Gambar 4.5 Hasil Pengamatan Infeksi CMA .........................................................57
Gambar 4.5 Persentase Infeksi CMA .....................................................................57
Gambar 4.5 Chrysodeixis chalcites Esp ................................................................68
Gambar 4.6 Lamprosema indica F.........................................................................69
Gambar 4.7 Locusta sp ...........................................................................................70
Gambar 4.8 Akibat serangan Bean Yellow Mosaik Virus ......................................71
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I: Data Pengamatan Indikator Pertumbuhan Kedelai ............................78
A. Tinggi Tanaman ................................................................................................78
B. Diameter Batang ................................................................................................79
C. Jumlah Daun ......................................................................................................81
Lampiran II: Uji Statistik Pertumbuhan Kedelai ...................................................82
A. Uji Normalitas ...................................................................................................82
B. Uji Homogenitas ................................................................................................84
C. Uji Deskriptif dan Anova ..................................................................................84
D. Uji Post Hoc: Duncan ........................................................................................87
Lampiran III: Data Pengamatan Infeksi Mikoriza dan Faktor Eksternal
Pertumbuhan ..........................................................................................................89
A. Infeksi CMA ......................................................................................................89
B. pH, Suhu, dan Kelembapan ...............................................................................93
Lampiran IV: Implementasi Hasil Penelitian sebagai Sumber Pembelajaran
Biologi ....................................................................................................................94
A. Silabus ...............................................................................................................94
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................100
C. Instrumen Tertulis ...........................................................................................108
D. Instrumen Penilaian Sikap ...............................................................................113
E. Instrumen Penilaian Ketrampilan ....................................................................115
F. Instrumen Penilaian Portofolio ........................................................................117
Lampiran V: Dokumentasi Penelitian ..................................................................130
A. Bahan yang Digunakan ...................................................................................130
B. Lokasi dan Tata Letak Tanaman .....................................................................131
C. Perlakuan dan Pengamatan serta Pengambilan Data .......................................131
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas daratan mencapai
1.922.570 km² dan luas perairan mencapai 3.257.483 km². Sebagai salah satu
negara yang luas di dunia, Indonesia tidak hanya memiliki wilayah daratan dan
perairan yang luas tetapi juga kaya akan sumber daya alam yang terkandung di
dalamya.
Dengan potensi sumber daya alam yang berlimpah sesungguhnya kita
dapat melaksanakan proses pembangunan bangsa ini secara berkelanjutan.
Pemanfaatan secara optimal kekayaan sumber daya alam ini akan mampu
membawa kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia. Namun
demikian perlu disadari pengelolaan sumber daya alam selama ini tampaknya
lebih mengutamakan keuntungan dari segi ekonomi bagi segelintir orang, tanpa
memperhatikan kerusakan lingkungan.
Eksploitasi sumber daya alam secara
besar-besaran yang tidak memperhatikan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan dapat terlihat pada kondisi lingkungan yang mengalami degradasi baik
kualitas maupun kuantitasnya. Demikian juga dengan dampak eksploitasi mineral
yang terkandung dalam perut bumi juga mulai merusak keseimbangan dan
kelestarian alam sebagai akibat proses penggalian, pengolahan dan pembuangan
limbah yang tidak dilakukan secara benar.
Dampak eksploitasi sumber daya alam yang terjadi saat ini, eksploitasi
hasil tambang menjadi perhatian khusus. Sumber daya mineral dan pertambangan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
merupakan salah satu sektor yang memberikan andil yang cukup besar
dalam menyumbang perekonomian nasional. Sementara itu, pembangunan
pertambangan juga memiliki potensi untuk memberikan kontribusi bagi kerusakan
lingkungan. Sifat usaha pertambangan (terutama penambangan terbuka) adalah
merubah bentang alam sehingga akan menyebabkan perubahan ekosistem dan
habitat yang ada. Perubahan ini apabila terjadi dalam skala besar akan
menyebabkan gangguan keseimbangan lingkungan yang berdampak buruk bagi
kehidupan manusia. Persoalan lain di bidang pertambangan adalah kerusakan
lingkungan lokasi tambang karena tidak adanya penanganan terhadap lokasi
tambang yang sudah tidak terpakai. Lahan bekas tambang menjadi tandus
sehingga sulit ditumbuhi tumbuhan.
Jumlah lahan kritis di Indonesia diperkirakan semakin hari semakin
bertambah. Sebagian besar adalah lahan terdegradasi bekas penambangan (bahan
galian golongan C), sedang sisanya merupakan lahan kritis akibat penebangan
hutan atau bencana alam. Semua jenis tambang yang ada salah satu yang banyak
ditemukan adalah tambang batu kapur. Tambang batu kapur merupakan sumber
daya mineral yang tidak dapat diperbaharus sehingga dijumpai kerusakan
lingkungan pada lahan bekas penambangannya. Tambang batu kapur biasanya
dilakukan di kawasan batuan karst.
Kawasan karst di Indonesia mencakup luas sekitar 15,4 juta hektar dan
tersebar hampir di seluruh Indonesia. Perkiraan umur dimulai sejak 470 juta tahun
lalu sampai yang terbaru sekitar 700.000 tahun. Keberadaan kawasan ini
menunjukkan bahwa pulau-pulau Indonesia banyak yang pernah menjadi dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
laut, namun kemudian terangkat dan mengalami pengerasan. Wilayah karst
biasanya berbukit-bukit dengan banyak goa. Salah Satu kawasan karst di
Indonesia terdapat di Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Dimana
pada
kawasan
karst
tersebut
dilakukan
kegiatan
penambangan oleh masyarakat. Maraknya aktivitas penambangan di kawasan
karst Kabupaten Gunung Kidul telah berakibat pada kerusakan lahan yang
semakin meningkat. Sebagian besar aktivitas penambangan yang memicu
kerusakan lahan adalah penambangan rakyat, khususnya penambangan liar yang
tidak berizin (Dewi, 2012).
Lahan bekas tambang batu kapur sudah mengalami penurunan kualitas,
bahkan bisa dikatakan termasuk kategori kritis. Ironisnya lahan bekas tambang
tersebut ditinggalkan tanpa dilakukan reklamasi. Bila kondisi ini dibiarkan, maka
dapat menimbulkan kerusakan lahan semakin luas dan berakibat penurunan
produktivitas lahan dan tanaman. Tingginya laju lahan terdegradasi pada bekas
pertambangan (soil sickness/lahan kritis) dengan areal yang cukup luas,
merupakan cadangan potensial untuk pengembangan sektor pertanian khususnya
pangan. Karena lahan terdegradasi umumnya mempunyai perlakuan khusus dan
wilayahnya sebagian besar berada di kawasan hutan atau lahan terlantar dan
lahan sub optimal, maka kebijakannya diarahkan pada tata kelola dan
pemanfaatan sumber daya lahan yang terdegradasi melalui rehabilitasi. Langkah
penanganan untuk mengatasi penurunan kualitas lahan melalui pemanfaatkan
produk
bioteknologi, seperti pupuk dan pestisida hayati yang mengandung
mikroba bersifat ramah lingkungan. Penggunaan mikroba sebagai pupuk hayati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dapat membantu menyediakan unsur hara yang lengkap bagi tanaman,
meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah dan juga sangat penting dalam
memperbaiki struktur tanah.
Dalam RENSTRA KEMENTAN 2015-2019, salah satu strategi utama
penguatan pembangunan pertanian untuk kedaulatan pangan adalah peningkatan
ketersediaan dan pemanfaatan lahan. Cara yang dilakukan untuk meningkatkan
ketersediaan lahan dan pemanfaatan lahan adalah melakukan upaya reklamasi dan
optimasi lahan pada lahan-lahan marginal yang sementara tidak diusahakan atau
bernilai Indeks Pertanaman (IP) rendah.
Upaya–upaya yang dapat dilakukan untuk mengembalikan kualitas pada
lahan bekas tambang kapur adalah dengan memperbaiki kualitas tanah
diantaranya melalui aplikasi inokulasi CMA yang memiliki infektivitas dan
efektivitas tinggi. CMA merupakan mikroba tanah yang bersimbiosis dengan
akar tanaman khususnya akar tanaman polong-polongan. Melalui simbiosis
tersebut tanaman akan mempunyai daerah penyerapan akar yang lebih luas
sehingga proses penyerapan unsur hara menjadi lebih efisien. Selain itu
keberadaan CMA juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara terutama
Fosfat (P) yang ketersediaannya sangat rendah pada tanah kapur, memperbaiki
struktur tanah, meningkatkan serapan air serta melindungi tanaman dari patogen
akar dan unsur toksik.
CMA merupakan suatu bentuk
simbiosis mutualisme
antara jamur
(myces) dengan akar (rhiza) tumbuhan tingkat tinggi. Cendawan memperoleh
karbohidrat dalam bentuk gula sederhana (glukosa) dari tumbuhan. Sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
cendawan menyalurkan air dan hara tanah untuk tumbuhan (Hesti, 2009).
Menurut Hapsoh (2008), CMA dapat berasosiasi dengan hampir 90% spesies
tanaman tingkat tinggi. Tanaman kedelai, jagung, gandum, dan beberapa tanaman
perkebunan seperti pepaya, tebu, palem, tembakau, teh, kapas, karet, kopi, jeruk,
mente, dan apel merupakan contoh tanaman yang dapat terkolonisasi efektif oleh
mikoriza.
Tanaman kedelai merupakan salah satu tanaman legum, ditandai dengan
adanya
bintil
akar
pada
akar
tanaman
tersebut.
Adanya
bintil
akar
mengindikasikan bahwa akar tanaman kedelai dapat bersimbiosis dengan CMA.
Tanaman kedelai merupakan tanaman semusim. Kedelai termasuk salah satu
komoditas dari 5 komoditas utama yaitu, padi, jagung, kedelai, gula dan daging
sapi/kerbau yang produksinya
menjadi target swasembada pangan oleh
Kementrian Pertanian. Kelima komoditas tersebut diharapkan mencapai
swasembada pada tahun 2019. Saat ini tercatat produksi kedelai per tahun hanya
mencapai 700,000 ton sementara kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,2
juta ton per tahun (KEMENTAN 2014). Untuk mendukung peningkatan produksi
komoditas kedelai, salah satu alternatif adalah reklamasi lahan marginal dengan
kombinasi, tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merr.) dan CMA.
Kolonisasi akar kedelai oleh cendawan mikoriza diharapkan dapat
meningkatkan pertumbuhanan hasil kedelai dan konsentrasi P tanaman kedelai.
Selain itu juga dapat meningkatkan nodulasi dan fiksasi N. Perbaikan serapan hara
karena simbiosis dengan cendawan mikoriza tidak hanya terbatas pada fosfat,
tetapi juga pada berbagai unsur lain sehingga dapat meningkatkan kualitas lahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang terdegradasi akibat tambang batu kapur dan meningkatkan produksi tanaman
kedelai.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti merasa terpanggil untuk
melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Variasi Dosis Cendawan
Mikoriza Arbuskula (CMA) terhadap Hasil Simbiosis, Pertumbuhan
Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merill) dan Kualitas Tanah pada Media
Tanah Bekas Tambang Batu Kapur Gunung Kidul”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terjadi simbiosis mutualisme antara CMA dan tanaman kedelai
pada media tanah bekas tambang batu kapur?
2. Berapakah dosis yang paling baik terhadap pertumbuhan tanaman kedelai
pada media tanah bekas tambang batu kapur?
3. Berapakah dosis yang paling optimal untuk menginfeksi akar tanaman
kedelai?
4. Apakah simbiosis mutualisme antara CMA dan tanaman kedelai dapat
mempengaruhi kualitas tanah pada lahan bekas tambang kapur?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui mekanisme simbiosis mutualistik yang terjadi antara
CMA dan tanaman kedelai pada lahan bekas tambang kapur.
2. Untuk mengetahui dosis yang paling baik terhadap pertumbuhan tanaman
kedelai pada media tanah bekas tambang batu kapur
3. Untuk mengetahui dosis CMA yang paling optimal untuk infeksi akar
tanaman pada media tanah bekas tambang batu kapur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4. Untuk mengetahui pengaruh simbiosis mutualisme terhadap kualitas tanah
pada media tanah bekas tambang batu kapur
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui dosis CMA yang tepat dalam usaha meningkatkan
kualitas tanah pada pada media tanah bekas tambang batu kapur
2. Bagi Masyarakat
Membantu petani menemukan alternatif dalam usaha menyuburkan tanah
khusunya tanah pada lahan bekas tambang batu kapur
3. Bagi Dunia Pendidikan
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumbangan materi
pembelajaran biologi di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA),
khususnya pada materi pembelajaran tentang pengaruh faktor eksternal
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan kelas XII/I
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat membantu siswa memanfaatkan mikroba
yang ada di alam untuk melestarikan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Mikoriza
a. Pengertian Mikoriza
Mikorhiza adalah asosiasi mutualistik akar tumbuhaan dengan fungi. Kata
mycorhizae berarti ―akar fungi‖, yang mengacu pada struktur yang dibentuk baik
oleh sel-sel akar dan hifa dari fungi yang bergabung. Anatomi simbiosis ini
beragam, bergantung pada jenis funginya. Perluasan miselium fungi dari hifa yang
membentuk mikorhiza itu akan sangat banyak meningkatkan permukaan
penyerapan
akar
tmbuhan
tersebut.
Kedua
pasangan
terrsebut
akan
mempertukarkan mineral yang ditumpukdari tanah oleh fungi atau nutrient
organic yang disintesis oleh tumbuhan.
Mikoriza sangat penting bagi ekosistem alam dan pertanian. Lebih dari
95% dan semua tumbuhan vaskuler memiliki mikoriza. Fungi yang terlibat terikat
secara permanen dengan inangnya dan secara periodik membentuk tubuh buah
(struktur utuk reproduksi seksual). Basidiomikota , Askomikota, dan Zigomikota
semuanya memiliki anggota yang membentuk mikorhiza. Sesungguhnya,
seeparuh dari semua spesies basidiomisetes pembentuk cendawan, hidup sebagai
mikorhiza pada pohon ek, birch, dan pinus. Cendawan yang tumbuh di sekeliling
bagian dasar pohon adalah bukti-bukti permukaan akan adanya hubungan
simbiotik bawah tanah antara tumbuhan dan fungi. (Campbell, 2000)
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Menurut Brundrett (2004), mikoriza adalah asosiasi simbiotik yang
esensial untuk satu atau kedua mitra, antara cendawan (khususnya yang hidup
dalam tanah dan tanaman) dengan akar (atau organ lain yang bersentuhan dengan
substrat) dari tanaman hidup, terutama berperan untuk memindahkan hara.
Mikoriza adalah kelompok jamur tanah yang hidupnya lebih memilih untuk
bekerjasama dengan akar tanaman atau pohon, agar jamur ini mendapat pasokan
gula cair dari tanaman, dan sebaliknya jamur ini menukarkannya dalam bentuk air
dan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman (Turjaman, 2004).
Turjaman
(2004)
juga
menyebutkan
kalau
jamur
endomikoriza
mempunyai relasi yang sangat luas pada tanaman pertanian, perkebunan dan
kehutanan, dan diperkirakan lebih dari 93 % berteman dengan akar tanaman
tingkat tinggi. Sedangkan sisanya sekitar 7 % adalah jamur ektomikoriza yang
lebih memilih untuk hidup berdampingan dengan tanaman hutan dari jenis-jenis
meranti, pinus, eukaliptus dan tangkil. Pada kelompok jamur endomikoriza, hanya
dapat dibiakkan pada tanaman hidup, seperti sorgum, jagung dan Prueraria
selama empat bulan di rumah kaca. Media tumbuh yang biasa digunakan sebagai
pembawanya adalah zeolite dan tanah liat. Mikoriza dapat dicampur langsung ke
dalam media tanam, dalam waktu satu hari dapat menularkan ratusan ribu bibit
tanaman hutan di persemaian.
b.
Klasifikasi Mikoriza
Pada dasarnya cendawan mikoriza dapat dikelompokkan berdasarkan
struktur morfologi dan anatomi struktur spesifiknya (Brundrett, 2004).
Berdasarkan hal tersebut cendawan mikoriza dapat dibagi menjadi tiga yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
cendawan mikoriza arbuskula (CMA), ektomikoriza (EKM) dan mikoriza lainnya.
Dari ketiga jenis tersebut CMA merupakan kelompok cendawan mikoriza yang
paling sering diteliti dan dimanfaatkan untuk kepentingan peningkatan
pertumbuhan dan produksi tanaman.
Dari hasil kajian filogenetika dapat diketahui tanaman-tanaman Ericaceae
yang membentuk mikoriza erikoid ternyata memiliki leluhur yang sama dengan
tanaman-tanaman yang berasosiasi dengan cendawan arbutoid (Cullings, 1996),
sehingga lebih tepat jika dikatakan asosiasi arbutoid berasal dari EKM daripada
asosiasi erikoid.
Oleh sebab itu Brundrett (2004) merekomendasikan dalam
klasifikasi tipe-tipe mikoriza, sebaiknya mikoriza arbutoid dan monotropoid
diklasifikasikan sebagai subkategori dari ektomikoriza epidermis.
Dewasa ini ektendomikoriza ditakrifkan berdasarkan cendawannya dan
bukan inangnya yang secara morfologis tidak berbeda dengan mikoriza arbutoid.
Pengamatan-pengataman ektendomikoriza, yang didasarkan atas pengertian
sempit tersebut, sebagian besar terbatas pada kondisi buatan yang sangat
suburdimana pohon yang ditumbuhkan untuk kepentingan kehutanan tidak
mungkin mendapatkan keuntungan dari mikoriza, dan persaingan dengan
cendawan lainjugaterbatas (Yu et al., 2001).
c.
Taksonomi Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)
Subordo Glomineae memiki dua famili, Glomaceae dan Acaulasporaceae,
dan dicirikan oleh adanya arbuskula dan vesikula tapi tidak memiliki sel -sel
tambahan ( auxillary cell). Kedua famili tersebut masing-masing memiliki dua
genus yaitu Glomus dan Sclerocystis untuk Glomaceae, Acaulaspora dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Entrophosphora untuk Acaulasporaceae. Spesies-spesies Glomus diyakini yang
berevolusi atau muncul pertama kali di muka bumi dan kemudian diikuti oleh
anggota-anggota
famili
Acaulasporaceae
dan
Gigasporaceae.
Kedua
familitersebut diduga sudah ada pada sekitar 250 juta tahun yang lalu (Simon et
al., 1993).
Berdasarkan
ciri
morfologi
dan
histologis,
akhirnya
berhasil
diklasifikasikan tujuh jenis yang berbeda satu dengan lainnya.
endomikoriza,
khususnya
cendawan
mikoriza
arbuskula
(CMA),
Jenis
dan
ektomikoriza merupakan jenis yang paling banyak dijumpai sedangkan jenis-jenis
mikoriza arbutoid, monotropoid, ektendo, erikoid, dan orkhid dijumpai hanya
pada beberapa jenis tanaman saja (Smith dan Read, 1997).
Oehl dan Sieverding (2004) menemukan bahwa ada sebuah genus baru
dalam famili cendawan Glomeraceae, ordo Glomerales, klas Glomeromycetes,
yang diberi nama Pacispora. Spesies pencirinya adalah P. scintillans yang seperti
halnya P. dominikii dan P. chimono-bambusae, tadinya diletakkan dalam genus
Glomus dari Glomeraceae. Empat spesies baru dari genus baru tersebut yaitu
Pacispora franciscana, P. robigina, P. coralloidea dan P. boliviana. Spora-spora
genus baru ini terbentuk secara terminal pada hifa, fitur yang hanya dimiliki oleh
Glomus dan Paraglomus. Bagian dalam spora biasanya berupa dinding tiga lapis,
dari sanalah spora berkecambah langsung melalui dinding spora terluar, yang
biasanya juga terdiri dari tiga lapis. Ciri perkecambahan demikian serupa dengan
Scutellospora, Acaulospora dan Entrophospora tapi tidak dimiliki oleh Glomus
dan Paraglomus. Pembentukan mikoriza vesikular arbuskularnya, sejauh ini baru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dikonfirmasi pada dua dari ketujuh
Pacispora spp. yang ada, karakteristik
warnastruktur cendawan internalnya
dan fitur- fitur dudukan hifa
spora
(subtending hyphae) paling mirip dengan genus Glomus. Berdasarkan alasan
tersebut, Pacispora dimasukkan ke dalam Glomeraceae. Ketujuh Pacispora spp.
secara morfologi dapat dibedakan berdasarkan struktur permukaan spora,
karakteristik ornamentasi dinding spora, dan oleh warna serta ukuran spora. Tiga
Pacispora spp, dideteksi melimpah penyebarannya di dataran tinggi Swiss Alps.
Namun demikian, ditemukannya genus ini di kawasan temperate, mediterranea
dan tropika menunjukkan Pacispora memiliki penyebaran yang luas dan mampu
beradaptasi dengan berbagai lingkungan darat.
d.
Struktur Umum CMA
Hifa dari CMA tidak bersekat dan bercabang-cabang di dalam dan di
antara sel -sel korteks akar. Di dalam sel -sel yang terinfeksi terbentuk gelunggelung hifa atau cabang-cabang hifa kompleks yang dinamakan arbuskula.
Arbuskula ini diduga berperan sebagai pemindah unsur hara diantara simbion simbion.
Sedangkan struktur-struktur menggelembung yang dibentuk secara
apikal yang seringkali dijumpai pada hifa-hifa utama, struktur ini dinamakan
vesikula. Vesikulamengandung banyak lemak dan terutama berfungsi sebagai
organ simpan (Imas et al.,1989).
CMA dicirikan oleh hifa yang intraseluler, yaitu hifa menembus ke dalam
sel -sel korteks dan dari sel yang satu ke sel yang lain. Jarang sekali cendawan
dapat menembus sel -sel endodermis ke silinder pusat (stele). Di dalam sel -sel
tersebut dapat dibedakan adanya pembengkakkan-pembengkakkan miselia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
(vesikula dan arbuskula) yang pada akhirnya lenyap sebagian atau seluruhnya
karena dicerna oleh sel -sel yang dimasukinya. Di sini tidak terdapat mantel
cendawan dan pembengkakkan akar, meskipun kadang-kadang sel -sel yang
mengalami invasi yang sangat berat menunjukkan gejala-gejala pembengkakan.
Akar rambut pun berkembang secara normal, jadi tidak terdapat modifikasi
bentuk luas akar (Manan, 1994).
e.
Manfaat Mikoriza
Asosiasi simbiotik antara CMA dan akar tanaman banyak ditemui di
lingkungan alami dan dapat menghasilkan berbagai keuntungan untuk tanaman
inang. Termasuk di antaranya adalah, membantu meningkatkan penyerapan unsurunsur hara dan nutrisi yang penting bagi tanaman (Satter
et al.,
2006),
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembapan yang
ekstrim (Cho et al., 2006), membantu mengakumulasi zat-zat atau unsur-unsur
yang beracun bagi tanaman, memproteksi
dari serangan pathogen penyebab
penyakit, membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman, pertumbuhan daun
serta pertumbuhan dan kualitas buah (Subramanian et al., 2006).
Cendawan mikoriza dapat membentuk akar tanaman yang kuat, cepat
menjalar kedalam tanah, akar sehat, dan hijauan daun tajuk tanaman cepat
menutup. Akar bibit tanaman yang telah dipersenjatai CMA mampu bertahan
hidup dari kondisi lingkungan yang tidak bersahabat, CMA ini dapat membantu
logistik tanaman dan perlindungan akar tanaman dari gangguan lingkungan,
sehingga tanaman dapat hidup lebih baik di lapangan (Turjaman, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Menurut Puryono (1997) secara umum peranan mikoriza terhadap
pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut :
1. Adanya mikoriza sangat penting bagi persediaan unsur hara dan pertumbuhan
tanaman.
2. Adanya simbiose mikoriza pada akar tanaman akan dapat membantu dalam
mengatasi kekurangan unsur hara terutama Phospor (P) yang tersedia dalam
tanah. Hal ini disebabkan mikoriza mampu melepaskan ikatan Aluminium
fosfat
) dan Besi fosfat
pada tanah-tanah yang asam.
3. Mikoriza dapat meningkatkan unsur hara dengan jalan memperkecil jarak
antara akar dengan unsur hara tersebut. Hal ini terjadi melalui pembentukan
hypa pada pemukaan akar yang befungsi sebagai perpanjangan akar.
4. Dengan perluasan hypanya, mikoriza akan meningkatkan daya serap dari
elemen-elemen yang imobil dalam tanah, misalnya : P, Cu, Zn.
5. Mikoriza dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan sifat-sifat struktur
agregat tanah.
6. Mikoriza dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan
tanaman terutama di daerah yang kondisinya sangat miskin hara, pH rendah,
dan kurang air.
7. Simbiosis antar jamur dan akar tanaman dapat melindungi tanaman inangnya
terhadap serangan jamur patogen dengan cara mengeluarkan zat antibiotik.
8. CMA juga dapat menghasilkan hormon tumbuh auxin, cytokinin, giberelin,
dan vitamin yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman inang (Kemas,
2004)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Kedelai (Glycine max (L) Merill)
a. Taksonomi
Kedelai memiliki nama latin Glycine max L. Merill adalah salah satu
tanaman yang bersala dari dataran Chinayang telah ditemukan dan dibudidayakan
sejak tahun 2500 SM. Kedelai merupakan tanaman semusim, berupa semak
dengan ketinggian 10 – 200 cm, tumbuh tegak, berdaun lembut dengan bergam
morfologi, bercabang sedikit atau banyak, tergantung pada kultivar atau
lingkungan hidup (Inawati, 2000). Menurut Suprapto (2002) kedudukan tanaman
kedelai dalam sistemik tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut:
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan (taksonomi), tanaman kedelai
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Famili
: Leguminosa
Subfamili
: Papilionoideae
Genus
: Glycine
Spesies
: Glycine max (L) Merill.
Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill) termasuk dalam genus Glycine
dan famili Leguminoceae. Tanaman ini berbentuk perdu dengan tinggi kurang
lebih 20—100 cm. Tanaman ini memiliki perakaran yang cukup kuat karena tipe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
akarnya adalah tunggang.
Perkembangan akar sangat dipengaruhi oleh cara
pengolahan tanah, pemupukan, struktur, sifat fisik dan kimia tanah, air, dan faktor
penunjang lainya. Kedelai berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara) telah
dibudidayakan sejak 2500 SM. Di Indonesia tanaman ini mulai dibudidayakan
pada tahun 1750 (Danarti dan Najiyati, 1992).
b. Morfologi
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak dan
merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai meliputi akar, daun,
batang, dan biji yang dapat tumbuh dengan optimal.
Gambar 2.1 Kedelai (Glycine max L Merill)
Akar
Tanaman kedelai mmuncul dari belahan kulit biji yang ada di sekitar mesofil.
Calon akar akan tumbuh dengan cepat ke dalam tanah, sedangkan kotiledon terdiri
dari dua keeping terdapat di permukaan tanah akibat pertumbuhan yang cepat dari
hipokotil (Hidayat, 2000). Perakaran pada tanaman kedelai terdiri dari dua
macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder (serabut). Pertumbuhan akar
tunggang ini mencapai 2 m bahkan lebih sesuai dengan pertumbuhan kedelai dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
menembus bagian tanah dengan kedalaman 30 – 50 cm. sedangkan akar serabut
mencapai kedalaman 20 – 30 cm, perkecambahan akar kedelai ini tumbuh dengan
baik sekitar 3 – 4 hari (Adisarwanto, 2008).
Batang dan cabang
Batang pada tanaman kedelai terdir dari 2 tipe, yaitu determinate dan
inderterminate. Batang tipe derminate adalah batang yang tidak tumbuh lagi saat
tanaman
memasuki
fase
pembungaan.
Sementara
pertumbuhan
batang
inderterminate ditandai dengan pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun,
walaupun sudah mulai berbunga. Batang keddelai normal memiliki buku-buku
berkisar 15 30 buah.
Tanaman kedelai memiliki jumlah cabang tergantung varietas dan kondisi
tanah. Jumlah batang umumnya 250.00 sampai 500.000 per hektarnya. Walaupun
jumlah batang dan cabangnya banyak tetapi produksi belum tentu sesuai dengan
jumlah cabang tersebut.
Daun
Daun tanaman kedelai memiliki bulat oval dan lancip, kedua bentuk ini dapat
dipengaruhi oleh factor genetic. Secara umum bentuk daun kedelai ini mempunyai
bentuk daun lebar, memiliki stomata dan berjumlah 190 – 320 buah/m²
(Adisarwanto, 2008). Daun memiliki buluh dan warna cerah dan jumlahnya
bervariasi. Panjang bulu ini mencapai 1 mm bahkan lebih dan memiliki lebar
0,0025 mm tergantung dengan varietas yang digunakan.
Bunga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
tanaman kedelai adalah bunga sempurna, bunga tanaman kedelai memiliki 5
helai daun mahkota, 1 helai bendera, 2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Bunga
kedelai ini tumbuh di ketiak daun yang membentuk rangkaian bunga yang terdiri
dari 13 – 15 buah bunga di setiap tangkainya. Kedelai in memiliki warna
kemerahan dan keunguan.
Buah
Buah pada tanaman kedelai adalah buah polong (kacang-kacangan). Memiliki
warna hijau jika masih muda dan warna coklat jika sudah tua. Jumlah biji tiap
polong 1 – 5 biji, dengan permukaan bulu yang rapat, ada juga yang berbulu
jarang. Bentuk buah kedelai 1 – 2 cm dengan memiliki pembatas di bagian polong
dan biji yang tedapat di buah kedelai (Hidayat, 2000).
c. Kandungan Biji Kedelai
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Biji Kedelai Kering per 100 g
Jenis Zat Gizi
Kalori (kkal)
Kadar
331,0
Protein (gram)
34,9
Lemak (gram)
18,1
Karbohidrat (gram)
34,8
Kalsium (mg)
227,0
Fosfor (mg)
585,0
Zat besi (mg)
Vitamin A (SI)
8,0
110,0
Vitamin B1 (mg)
1,1
Air (g)
7,5
(Cahyadi, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
d. Syarat Tumbuh
Tanaman kedelai menghendaki syarat tumbuh seperti ketinggian tempat,
suhu, lama penyinaran dan curah hujan yang sesuai dengan kriterianya. Menurut
Sugeng (2001), terdapat beberapa syarat tumbuh yang dikehendaki tanaman
kedelai antara lain: ketinggian tempat, suhu, panjang hari, dan curah hujan.
Ketinggian Tempat
Kedelai merupakan tanaman beriklim tropic. Tanaman ini menghendaki
ketinggian tempat hingga 400 meter di atas permukaan laut (dpl). Tanaman
kedelai dapt hidup di tanah subur hingga kurus. Produksi tanaman kedelai akan
baik apabila dalam budidayanya tidak tergenang air. Saat tanaman muda, bibit
memerlukan air dalam jumlah ayng cukup akan tetapi kebutuhan air menurunn
sejalan dengan fase pertumbuhannya.
Suhu
Selain ketinggian tempat dan kebutuhan air, suhu merupakan faktro
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Suhu lingkungan optimal
untuk pertumbuhan kedelai yaitu 24°-30°C. Suhu tanah yang optimal dalam
proses perkecambahan yaitu 30°C. apabila suhu tanah saat penanaman benih <
15°C proses perkecambahan benih akan lambat karena benih tertekan pada
kondisi tanah yang sangat lembab. Akan tetapi, jika suhu tanah ˃ 30°C.banyak
benih yang tidak tumbuh karena mati. Hal ini dapt terjadi karena respirasi air dari
dalam biji yang terlalu cepat sehingga benih kekurangan air untuk proses
perkecambahan. Pembungaan pada tanaman kedelai menghendaki suhu
lingkungan optimal yaitu 24°-25°C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Panjang Hari
Tanaman kedelai termasuk dalam tanaman hari pendek yang artinya sangat
peka terhadap perubahan lama penyinaran. Tanaman ini tidak akan berbunga
apabila penyinarannya melebihi batas kritis, yaitu 15 jam/hari. Lama penyinaran
berpengaruh terhadap produksi polong kedelai. Apabila kebutuhan lama
penyinaran kurang dari yang dikehendaki maka kedelai akan berbunga lebih awal.
Selain itu, batang tanaman kedelai lebih pendek dari ukuran normal dengan buku
subur juga ikut pendek.
Curah Hujan
Kebutuhan air tanaman kedelai bervariasi tergantung dari stadia
pertumbuhan, kondisi iklim dan sistem pengelolaan tanamannya. Faktor
terpenting pada distribusi curah hujan adalah jumlahnya merata sehingga
kebutuhan air pada tanaman kedelai dapat terpenuhi. Air pada tanaman kedelai
sangat diperlukan saat stadia kecambah hingga akhir stadia vegetative aktif dan
saat stadia pembentukan polong, sedangkan kebutuhan air tidak sebanyak seperti
stadia awal pertumbuhan saat memasuki stadia reproduktif awal sehingga senses.
Jumlah curah hujan yang diperlukan selama masa pertumbuhan kedelai berkisar
antara 350-450 mm.
Keadaan Tanah
Kedelai
memerlukan
tanah
yang
memiliki
aerasi,
drainase,dan
kemampuan menahan air cukup baik. Pada tanah kering berpasir serta tanah
dangkal, kedelai tidak dapat tumbuh dengan baik. Jenis tanah yang sesuia bagi
pertumbuhan tanaman kedelai adalah tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dan andosol. Tanah yang cukup lembab cocok untuk budi daya tanaman kedelai.
Keadaan pH tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah
berkisara antara 5,5 – 6,5. Selain mempengaruhi penyerapan hara oleh perakaran
tanaman, tanah asam (pH tanah 4,6 – 5,5) juga memengaruhi kemampuan
penetrasi bakteri Rhizobium ke perakaran tanaman untuk membentuk bintil akar.
Pada tanah dengan nilai pH lebih dari 7, kedelai sering menampakan gejala
klorosis karena kekurangan hara besi. Pada kondisi pH 3,5 – 4,5, pertumbuhan
tanaman terhambat (tanaman tumbuh sangat kerdil) karena keracunan alumanium
atau mangan. Untuk meningkatkan pH tanah dapat dilakukan penambahan kapur
sehingga diperoleh pH tanah yang sesui bagi pertanaman kedelai (Pitojo, 2003)
e. Manfaat Kedelai
Menurut hasil penelitian, kedelai mengandung asam amino esensial, yaitu
asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfungsi untuk menunjang
pertumbuhan serta pemeliharaan tubuh. Menurut Dr. Edward R., kedelai
mengandung zat letisin. Di dalam zat letisin tersebut terdapat zat auksin yang
memberi nutrisi pada kelenjar-kelenjar tubuh dan membantu menyediakan
hormone. Letisin juga bersifat emulsify terhadap lemak (Sukirno, LIPI. Kompas,
24 Januari 1988). Sehingga, kedelai diyakini dapat mencegah penumpukan
kolestrol di dalam tubuh, mencegah timbulnya penyakit jantung koroner dan
kanker, serta menghindarkan gangguan kelenjar prostat
(Pitojo, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Dari tanaman kedelai ini, selain bijinya dimanfaatkan sebagai makanan
manusia, daun dan batangnya yang sudah agak kering pun dapat digunakan
sebagai makanan ternak, dan pupuk hijau. Tanah bekas ditanami kedelai biasanya
baik sekali untuk ditanami padi, sebab akar pada kedelai, seperti pada akar kacang
tanah dan turi, terdapat bintil-bintil yang dapat mengikat unsur N (Nitrogen) dari
udara dengan memanfaatkan aktivitas bakteri Rhizobium. Dengan demikian akarakar yang tertinggal pada saat tanaman dicabut, setelah membusuk akan sangat
berguna bagi tanaman berikutnya (AAK, 1989)
3. Batuan Kapur
a. Kawasan Karst
Kawasan karst dikenal sebagai suatu lingkungan yang memiliki daya
dukung sangat rendah, dan tidak dapat diperbaiki jikatelah mengalami kerusakan.
Karena sifatnya, daerah karst dapat disebut sebagai daerah yang sangat rentan,
atau peka terhadap pencemaran. Hal ini disebabkan banyakya rekahan pada
batuan gamping penyususn topografi karst sehingga pori-pori yang besar,
permeabilitas sekunder yang tinggi, derajat pelarutan batuan yang tinggi,
menyebabkan terjadinya lorong-lorong conduit yang merupakan sungai bawah
tanah, sehingga masukan sekecil apapun akan diterima dan terpekolasi melalui
pori-pori dan memasuki lorong-lorong sungai bawah tanah dan tersebar dengan
mudah (Adji et al., 1999)
Batu kapur, dolomit, marmer atau batuan karbonat adalah formasi utama
pembentuk batuan karst. Karst adalah tipe topografi yang dibentuk oleh batuan
kapur, gypsum, dan batuan-batuan lain yang mengalami peleburan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
membentuk lubang-lubang tanah, goa-goa dan daerah drainase bawah tanah.
Kawasan karst merupakan kawasan yang meliputi 10% wilayah permukaan bumi.
Saat ini ada perhatian besar terhadap perilaku manusia terhadap lingkungan
kawasan karst. Perhatian tersebut muncul karena dimotivasi oleh dampak yang
ditimbulkan atas kerusakan lingkungan kawasan karst terhadap kualitas kehidupan
manusia. Banyak aktivitas manusia secara negatif berakibat pada kawasan karst di
antaranya penggundulan hutan, kegiatan pertanian, urbanisasi, turisme, eksploitasi
air, penambangan dan penggalian.
Proses natural terbentuknya batuan karst terjadi selama ratusan ribu tahun.
Formasi karst terjadi dengan meliputi interaksi antara batuan karbonat dan
perairan yang sedikit asam. Asam karbonat adalah asam ringan yang terbentuk
oleh air hujan dan reaksi karbon dioksida. Pada saat air hujan melalui tanah, air
menyerap lebih banyak karbon dioksida dan menjadi lebih asam. Batuan karbonat
yang dialiri oleh air hujan yang telah menjadi asam akan membentuk rekahan dan
air merembes ke lapisan lebih rendah. Semakin sering dan banyak air yang
melalui rekahan itu, maka rekahan itu pun akan menjadi semakin besar. Dengan
cara seperti itulah goa-goa dan saluran-saluran air di batuan karst terbentuk
(William, 2001).
b. . Wilayah Karst di Gunung Kidul
Wilayah Karst di Gunungkidul tersmasyur di dunia dengan sebutan Karst
Gunung sewu yang diperkenalkan pertama kali oleh Danes (1910) dan Lehmann
(1936). Karst ini dicirikan dengan berkembangnya kubah karstt (kegelkarstt),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yaitu bentukan positif yang tumpul, tidak terjal atau sering diistilahkan kubah
sinusoidal. Kegelkarstt ini dikategorikan sebagai bagian dari tipe karst tropis.
Sebagai salah satu kawasan karst di Indonesia, Gunung Sewu dapat
dikategorikan sebagai karst jenis terbuka (bare/nackters karst) yang dicirikan oleh
bentukan karst yang merupakan fenomena termashyur dari tipografi karst yang
sangat khas berupa conical hills yang tidak dijumpai pada kawasan karstt lain di
seluruh dunia (Adji, 2009).
Gunung Sewu merupakan bagian dari zona pegunungan selatan Jawa yang
terbentuk dari pengangkatan batuan karbonat berumur Miosen (25 Juta tahun lalu)
yang kemudian larut membentuk bentang alam karst. Luas kawasan Gunung
Sewu terbentang dari Barat sampai ke Timur, dimulai dari pantai Parangtritis
hingga Teluk Pacitan. Luasnya mencapai 126.000 hektar dan mencakup 3 provinsi
yakini Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah dan Kabupaten Pacitan Jawa Timur.
Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah 1.485,36 km2 atau 46,
63% dari luas wilayah Yogyakarta dan terdiri dari 18 kecamatan serta 144 desa.
Kawasan Geopark Gunung Sewu terdiri dari 33 situs, yang terdiri dari 30 situs
geologi dan 3 situs non geologi. Wilayah Gunungkidul memiliki banyak potensi,
di antaranya sebagai obyek ekowisata hutan dan alam pegunungan, agrowisata
pertanian, wisata pantai, goa, variasi flora dan fauna, keunikan bidaya dan
kehidupan masyarakat lokal serta budayanya (Abida dkk, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. . Tambang Kapur dan Jenis Tanah
Menurut
undang-undang Direktorat Jendral Mineral dan Batubara,
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral no.4 Tahun 2009, pertambangan
adalah sebagaian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian,
pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.
Berdasarkan undang-undang yang sama juga dikatakan bahwa asas dan
tujuan pertambangan mineral dan/atau batubara dikelola berasaskan:
a. Manfaat, keadilan, dan kesimbangan;
b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
c. partisipatif, transparasnsi, dan akuntabilitas;
d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Berdasarkan jensinya, pertambangan dapat dibagi menjadi dua bagian;
1. Tambang terbuka: Semua kegiatan dilakukan di permukaan tanah. Pada
kegiatan ini, khususnya untuk bahan galian industri dinamakan quarry mining.
2. Tambang bawah tanah: Tambang bawah tanah disebut juga dengan istilah
lubang tikus (Geophering). Pertambangan ini diterapkan untuk endapan bahan
galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur sert
tersebar tidak merata. Arah penambangannya mengikuti arah bentuk endapan
atau urat bijih yang ditambang.
Berdasarkan dua jenis tambang di atas, tambang batuan kapur merupakan
jenis tambang terbuka. Batuan kapur memiliki dua ciri yaitu, non klastik: yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
terdiri dari koloni binatang laut ―gamping koral‖ penyusun utama adalah koral
dan jenis klastik: hasil rombakan batu gamping akibat erosi, trasporasi, sortasi dan
sedimentasi.
3.1 Sifat Batu Kapur
Berikut ini adalah beberapa sifat batu gamping:
a. Secara kimia terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium atau gamping
Dolomitan
b. Berat jenis = 2
c. Keras, pejal dan porous
d. Warna putih susu, abu-abu muda, coklat, merah, hitam.
e. Batu gamping metamorfosa menjadi marmer
f. Ditemukan di gua-goa gamping
3.2 Manfaat Batu Kapur
a. Campuran bahan bangunan pembuatan pondasi, plester, jalan
b. Penetral keasaman tanah
c. Bahan baku semen Portland
d. Bahan pemutih, penggosok, keramik, tahan api
e. Bahan penjernih air.
3.3 Jenis Tanah di Sekitar Wilayah Berkapur
Jenis tanah dapat dikenali pertama-tama dengan mengetahui sifat fisik
tanah itu sendiri. Secara keseluruhan sifat fisik tanah ditentukan oleh:
1. Ukuran komposisi partikel-partikel hasil pelapukan bahan penyusun tanah,
2. Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partikel-partikelnya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3. Keseimbangan antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilanganya,
4. Intensitas reaksi kimiawi dan biologis yang telah atau sedang berlangsung
(Kemas, 2005).
Berdasarkan sifat-sifat fisik tanah di atas, terdapat tiga macam jenis tanah
yang terdapat di sekitar wilayah batuan kapur, yaitu tanah grumusol, tanah kapur,
dan tanah litosol. Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan
tuffa vulkanik. Kandungan organik di dalamnya lebih rendah karena dari batuan
kapur, jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk
ditanami tanaman. Tekstur tanah ini kering dan mudah pecah, terutama saat
musim kemarau dan memiliki warna hitam. pH yang dimiliki netral hingga
alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter
dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang.
Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika
panas dan hujan. Sementara itu, tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan
kapur yang mengalami pelapukan. Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa
disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang
membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan
lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya. Selanjutnya, tanah litosol
merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang
masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya
vulkanisme. Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara
menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan
berpasir (Yulia, 2005).
B. Penelitian yang Relevan
Musfufah dkk (2016) melakukan sebuah penelitan dengan judul Uji
Kemampuan Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Lokal Bali pada
Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Tujuan dari penelitian tersebut
adalah untuk mengetahui dosis isolat CMA untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman kedelai. Percobaan dilaksanakan selama 2 bulan di Rumah Kaca Fakultas
Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Parameter yang diamati dalam
penelitian ini adalah tinggi tanaman, lebar daun, bobot basah tanaman dan bobot
kering tanaman. Hasil penelitian mennjukkan bahwa inokulasi spora CMA lokal
Bali pada tanaman kedelai (Glycine max L.) menunjukkan pengaruh yang berbeda
nyata (P<0,05) pada jumlah daun, panjang daun, bobot basah akar, dan persentase
kolonisasi mikoriza pada akar kedelai. Parameter tinggi tanaman, lebar daun,
bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman menunjukkan pengaruh yang
berbeda tidak nyata (P>0,05) pada uji ANOVA taraf 5%.
Maulana Malik (2016) melakukan sebuah penelitian tentang Pengaruh
Fungi Mikoriza Arbuskula dan Pupuk Kandang Dengan Berbagai Dosis
Terhadapa Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.) Merill) Pada
Ultisol. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh aplikasi FMA terhadap
peningkatan pertumbuhan dan produksi kedelai pada Ultisol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa; (1) aplikasi FMA mampu meningkatkan produksi tanaman
kedelai pada tanah Ultisol melalui variabel pengamatan jumlah polong per
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 20 butir
biji; (2) aplikasi pupuk kandang hingga dosis 20 ton/ha masih meningkatkan
pertumbuhan dan produksi kedelai melalui variabel tinggi tanaman, jumlah
cabang, bobot akar kering, bobot tajuk kering, serapan P tanaman, jumlah polong
per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot 20
butir biji; (3) respons tanaman kedelai pada Ultisol akibat aplikasi FMA tidak
dipengaruhi oleh dosis pupuk kandang yang diaplikasikan; (4) belum terdapat
dosis pupuk kandang optimum untuk aplikasi FMA pada tanaman kedelai.
Sementara itu, Muryanto (2012) juga melakukan peneltian yang sejenis
berjudul Uji Efektivitas dan Multiplikasi Spora Cendawan Mikoriza Arbuskula
(CMA) pada Berbagai Media Pembibitan Dalbergia latifolia dengan tujuan; 1.
Menguji efektivitas CMA pada berbagai media terhadap pertumbuhan bibit D.
latifolia, 2. Menguji inevektifitas CMA dalam berbagai media pada pembibitan D.
latifolia dan mengetahui perkembangan jumlah spora CMA dalam berbagai media
pembibitan. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas CMA terhadap tinggi bibit,
diameter batang dan jumlah daun menunjukkan rerata paling baik, khususnya
pada media tanah: pasir (1:1). Adapun jenis media tanah: pasir : arang sekam
(1:1:1) merupakan media terbaik untuk berat basah, berat akar, berat kering dan
volume akar. Campuran media tanah, sekam dan pasir merupakan media terbaik
untuk inefektivitas CMA 43% dan multiplikasi spora CMA. Selain itu, campuran
media tanah dan pasir merupakan media yang memberikan hasil terbaik untuk
parameter pertumbuhan jumlah daun, tinggi tanaman dan diameter batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Kerangka Berpikir
Aktivitas penambangan batu kapur khususnya di Gunungkidul pada
umumnya meninggalkan lahan terbuka (kritis) yang terus meningkat setiap tahun,
sementara upaya memperbaikinya melalui upaya reklamasi terhadap lahan-lahan
tersebut masing jarang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai faktor
pembatas antara lain miskin unsur hara, aktivitas mikroorganisme rendah, dan
kandungan logam berat rata-rata tinggi. Dalam rangka mengatasi faktor
penghambat yang terjadi pada lahan bekas tambang batu kapur tersebut perlu
diusahakan teknologi alternatif yang dapat dilakukan diantaranya adalah
pemilihan jenis tanaman yang adaptif, serta pemanfaatan mikroorganisme yang
dapat mendukung pertumbuhan tanaman.
Simbiosis antara akar tanaman kedelai dan CMA memiliki potensi sebagai
salah satu alternatif solusi untuk meningakatan kualitas tanah pada lahan bekas
tambang kapur yang telah mengalami degradasi. Untuk menguji potensi tersebut
perlu diadakan percobaan pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman
kedelai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Berikut adalah diagram kerangka berpikir dalam penelitian ini:
Lahan Pasca Penambangan Batuan
Kapur
Mengakibatkan degradasi lahan :
Top soil hilang Bo berkurang
P rendah
Cendawan Mikoriza Arbuskula
- Meningkatkan penyerapan unsur hara
terutama P
- Meningkatkan toleransi tanaman
terhadap kondisi lahan kritis
- Memperbaiki struktur tanah dan tidak
mencemari lingkungan
Penambah komposisi media
tanam
-
Bahan Organik (Kompos)
Top soil (Litosol, Grumosol)
Pemberian dosis CMA yang paling
optimal terhadap simbiosis CMA
dan Glycine max (L) Merill
Produktifias dan kualitas lahan
pasca penambangan batuan kapur
meningkat dengan indikator
tanaman Kedelai
(Glycine max (L) Merill) dan
perubahan kualitas tanah
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
D. Hipotesis
1. Pada media tanah bekas tambang kapur terjadi simbiosis antara CMA dan
tanaman kedelai
2. Dosis CMA yang paling baik dalam pertumbuhan tanaman kedelai pada
media tanah bekas tambang batu kapur adalah 15 g
3. Dosis CMA yang paling optimal dalam menginfeksi akar tanaman kedelai
pada media tanah bekas tambang batu kapur adlah 15 g
4. Interaksi antara CMA dan tanaman kedelai dapat mempengaruhi kualitas
tanah pada lahan bekas tambang kapur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan tipe
eksperimental. Penelitian eksperimen merupakan salah satu jenis penelitian
kuantitatif yang sangat kuat mengukur sebab akibat yaitu membandingkan efek
variansi variable bebas terhadap variabel tergantung melalui manipulasi atau
pengendalian variabel bebas tersebut (Taniredja dan Mustafidah, 2011).
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri atas variabel bebas,
variabel terikat, dan variable kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
jenis tanah serta dosis mikorisa yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman
kedelai. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun,
diameter tanaman dan tingkat infeksi akar. Variabel kontrol dalam penelitian ini
adalah umur bibit, penyiraman, dan intensitas cahaya.
Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti
pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul
sebagai akibat perlakuan
(Alsa 2004). Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang
diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan
dengan hal tersebut, Latipun
(2002) mengemukakan bahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang
dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat
manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Selanjutnya, metode
eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono 2011:72).
B. Batasan Masalah
1. Media tanam yang digunakan adalah tanah bekas tambang kapur yang di
ambil dari daerah Ponjong, Gunung Kidul.
2. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ―mikoriza plus‖ yang diperoleh dari toko pertanian.
3. Pengamatan kualitas tanah yang dilakukan meliputiu struktur tanah, warna
tanah, pH tanah dan kelembapan tanah.
4. Benih kedelai yang digunakan diperoleh dari pasar.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2017 sampai bulan Juni
2017 yang meliputi tahapan-tahapan: pengambilan sampel tanah bekas tambang
batu kapur, tanah litosol, tanah grumosol, kompos, pengambilan sampel biji
kedelai, perkecambahan biji, pembuatan media steril, eksperimen, pengumpulan
data, analisis data dan penyusunan laporan.
Tempat pengambilan sampel tanah di Gunung Kidul. Pengambilan
kompos di bak sampah daerah paingan. Pengambilan sampel biji kedelai di toko
pertanian. Perkecambahn biji untuk persiapan pembibitan dilakukan di kebun
praktek biologi. Pelaksanaan penanaman bibit kedelai dan inokulasi CMA pada
tanaman kedelai bertempat di Kebun Praktikum Biologi. Pengamatan infeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
akar oleh CMA dan pengamatan tanah sesudah penanaman kedelai yang
bersimbiosis dengan CMA dilakukan di laboratorium biologi kampus III Paingan,
Universitas Sanata Dharma yang terletak di Jl. Kepuhsari, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
D. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) atau Completely Random Design (CDR).
RAL digunakan untuk
percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam atau
homogen (Sastrosupandi, 2000).
Penerapan perlakuan dilakukan secara acak terhadap seluruh unit
percobaan. Ada tiga macam perlakuan berdasarkan dosis yaitu pemberian pupuk
Mikoriza dengan dosis 5 g/tanaman, pemberian mikoriza dengan dosis 10
g/tanaman dan pemberian pupuk Mikoriza dengan dosis 15 g/tanaman (A1, A2,
A3), pemberian pupuk mikoriza 15 g pada tanah bekas tambang kapur atau
kontrol positif dan tanah bekas tambang kapur tanpa mikoriza atau kontrol
negatif. Masing-masing perlakukan diulang sebanyak 8 kali. Total unit percobaan
adalah 40 polybag. Denah percobaan disusun secara acak dan masing-masing
polybag diberi identitas baik itu jenis perlakuan maupun kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.1 Denah Percobaan
E
(33)
E
(34)
E
(35)
E
(36)
E
(37)
E
(38)
E
(39)
D
(25)
D
(26)
D
(27)
D
(28)
D
(29)
D
(30)
D
C
(17)
C
(18)
C
(19)
C
(20)
C
(21)
C
(22)
(31)
C
(23)
B
(9)
B
(10)
B
(11)
B
(12)
B
(13)
B
(14)
B
(15)
A
(1)
A
(2)
A
(3)
A
(4)
A
(5)
A
(6)
A
(7)
E
(40)
A5.1
D
(32)
A4.1
C
(24)
A3.1
B
(16)
A2.1
A
(8)
A1.1
Unit Percobaan
Label Perlakuan
No Urut Petak
E. Alat dan Bahan
1. Alat dan bahan untuk persiapan perkecambahan biji kedelai
Untuk persiapan perkecambahan biji kedelai bahan yang diperlukan adalah
biji kedelai, air steril, dan kompos. Alat yang
digunakan adalah sendok semen, polybag kecil, bak plastik, plastik penutup dan
gelas kimia.
2. Alat dan bahan untuk sterilisasi media
Sterilisasi media bertujuan untuk menghilangkan mikroba-mikroba
patogen yang hidup dalam media tanah tersebut. Bahan-bahan yang digunakan
untuk sterilisasi media adalah tanah bekas tambang kapur, tanah grumosol, tanah
litosol, dan kompos. Alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi media adalah
seng, sekop dan karung.
2. Alat dan bahan untuk penanaman bibit kedelai dan inokulasi CMA
Bahan-bahan yang digunakan untuk penanaman bibit kedelai adalah tanah
bekas tambang kapur steril, tanah litosol steril, tanah grumosol steril, kompos dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
CMA. Alat-alat yang digunakan untuk penanaman bibit kedelai adalah polybag,
cangkul, sendok semen, ember takaran, timbangan dan kertas label.
3. Alat dan untuk mengukur pertumbuhan tanaman kedelai
Alat-alat yang digunakan adalah penggaris, meteran, jangka sorong, buku
dan alat tulis serta kamera.
4. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengamatan infeksi mikoriza
Bahan-bahan yang digunakan adalah KOH 10%, HCl 2%, trypan blue
0,05% aquades dan gliserin 50%. Sedangkan Alat-alat yang digunakan meliputi
mikroskop, kaca benda, kaca penutup, cawan petri, tabung reaksi, pipet,
gunting/cutter, gelas plastik, alat tulis dan kamera.
5. Alat dan bahan yang digunakan untuk mengamati, struktur tanah, warna tanah
dan pH tanah
Bahan-bahan yang digunakan adalah air dan tanah bekas tambang kapur murni
serta tanah bekas tambang kapur yang sudah dicampur dengan tanah litosol, tanah
grumosol dan kompos baik sebelum ditanami maupun setelah ditanami
kedelai yang bersimbiosis dengan CMA. Alat-alat yang digunakan
meliputi sendok, cawan petri, lup dan kertas pH.
6. Alat untuk mengukur suhu dan kelembapan lingkungan
Alat yang digunakan adalah thermohigrometer
F. Prosedur Kerja
1. Persiapan
a. Penyiapan lahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lahan yang digunakan untuk penelitian terlebih dahulu dibersihkan dari
gulma dan sampah, lalu dilakukan pembuatan plot percobaan berukuran 250 cm x
250 cm. Plot ini yang akan digunakan untuk meletakan polybag berisi tanaman
yang diamati.
b. Perkecambahan biji kedelai
Biji kedelai diseleksi dengan cara direndam dengan air steril. Biji yang
tenggelam dikumpulkan untuk digunakan. Biji kedelai yang sudah diseleksi,
selanjutnya ditanam pada media tanah steril dalam plastik perkecambahan. Untuk
menjaga kelembapan agar biji cepat tumbuh tempat perkecambahan ditutup
dengan plastik. Penyiraman benih dilakukan setiap 2 hari dengan cara disemprot
dengan air secara merata. Kecambah yang dipilih visualnya sehat, tingginya sama
kemudian dipindahkan ke media steril untuk dijadikan bibit yang akan diinokulasi
CMA pada media perlakuan.
c. Sterilisasi media
Tanah bekas tambang kapur, tanah litosol, tanah grumosol, dan kompos
disterilisasi dengan cara dijemur pada panas matahari selama beberapa lama
tergantung pada intensitas cahaya matahari. Tujuan dari solarisasi atau
penjemuran adalah untuk mematikan mikroba patogen yang hidup di dalam
media.
d.
Persiapan media tanam dan pengisian polybag
Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah bekas tambang kapur, tanah
grumosol, tanah litosol dan kompos. Perbandingannya adalah 3: 1: 1 : 1 untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tanah bekas tambang kapur, tanah litosol, tanah grumosol dan kompos. Sedangkan
media kontrol positif perbandingannya 6 untuk tanah bekas tambang
kapur serta mikoriza dan kontrol negatif, perbandingannya 6 untuk tanah
bekas tambang batu kapur tanpa kompos dan mikoriza. Selanjutnya campuran
diaduk hingga rata, kemudian setelah rata dilakukan penimbangan media tanam
untuk mengisi masing-masing polybag. Ukuran polybag yang digunakan adalah
ukuran 35 x 35 yang akan diisi dengan media tanam. Setelah itu dilakukan
penyusunan polybag di masing-masing blok petakan.
2. Penanaman bibit kedelai
Bibit yang sudah berumur 2 minggu dicabut dari tempat persemaian
dengan hati-hati agar tidak putus perakarannya, kemudian dibersihkan dari tanah
yang menempel. Selanjutnya ditanam pada polybag yang berisi media perlakuan.
Polybag-polybag perlakuan diletakan secara acak pada plot yang telah disediakan.
Pemeliharaan bibit dilakukan selama kurang lebih 50 hari.
3. Pemberian CMA
Mikoriza ditaburkan ke dalam tanah setelah tanaman berumur 2 minggu
dengan cara ditugal disamping tanaman dengan jarak 2 – 5 cm dari batang pokok
tanaman dan kedalaman lubang 5 cm. Pemberian disesuaikan dengan dosis
masing-masing yaitu 5 g/tanaman, 10 g/tanaman dan 15 g/tanaman.
Setelah
diberikan lalu dilakukan penutupan dengan tanah, kurang lebih ketebalan 3 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Sejak masa pertumbuhan hingga selesainya pengisian polong, tanaman
kedelai sangat memerlukan air. Saat kritis terhadap kebutuhan air adalah pada
masa awal pertumbuhan. Penyiraman bertujuan untuk menjaga agar tanah selalu
berada dalam kondisi kapasitas lapang, lembab tetapi tidak becek. Penyiraman
dilakukan setiap sore dengan takaran air sebanyak 250 ml/tanaman.
b. Penyiangan
Rerumputan atau gulma lainnya perlu dibersihkan dari tanaman kedelai.
Penyiangan bertujuan untuk menggemburkan tanah dan membuang rumput yang
tumbuh di sekitar tanaman kedelai, karena dapat menjadi pesaing dalam
penyerapan zat hara. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh
disekitar tanaman kedelai dengan tangan.
c. Pengendalian hama dan penyakit
Pada budi daya secara intensif, umumnya ditemukan hama dan penyakit.
Hama yang biasa menyerang tanaman kedelai adalah kutu daun, kumbang
daun, ulat, dan belalang. Sedangkan penyakit yang biasa menyerang tanaman
kedelai diantaranya penyakit layu bakteri, antracnose, dan virus mosaik.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit
dilakukan persiapan media tanam yang steril dan penggunaan pestisida alami
yang bisa dibuat sendiri yaitu dari cabai, sere, bawang putih, detergen, dan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
5. Pengamatan dan Pengukuran
a. Pertambahan tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan
menggunakan meteran
mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh pucuk semai. Pengukuran
tinggi awal semai dimulai setelah semai berumur 2 minggu dan pengukuran
selanjutnya dilakukan setiap 5 hari selama 50 hari pemeliharaan. Pengukuran
dilakukan terhadap semua unit percobaan.
b. Pengukuran diameter batang.
Pengukuran diameter batang menggunakan jangka sorong dan diukur pada
ketinggian sekitar 1 cm di atas pangkal batang. Pengukuran dilakukan saat
semai berumur 2 minggu selanjutnya dilakukan setiap 5 hari selama 50 hari
untuk semua unit percobaan.
c. Pengamatan pertambahan jumlah daun
Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan setelah semai berumur 2
minggu untuk semua unit percobaan, dan yang dihitung adalah jumlah daun
yang sudah terbentuk sempurna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kedelai
No
Tangga
Indikator
l
Pertumbuhan
Perlakuan
A1(5 g)
A2(10 g)
A3(15 g)
Kontrol Positif
Kontrol Negatif
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
Tinggi Tanaman
Diameter
Batang
Jumlah Daun
Keterangan:
A1(5 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g
A2(10 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g
A3(15 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g
Kontrol positif
: Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos)
Kontrol negatif
: Tanah kapur (tanpa mikoriza)
1– 8
: Ulangan
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
6. Pengamatan infeksi akar
Pengamatan infeksi akar pada penelitian ini menggunakan cara yang
dilakukan Corryanti (2007) mengikuti pewarnaan Kormanik dan McGraw
(Brundrett et al. 1996). Akar-akar lateral segar dari 3 ulangan dibersihkan dan
direndam dalam larutan KOH 10%. Untuk mempercepat pelunakan akar
kemudian dipanaskan pada suhu 70 C selama 15 menit. Selanjutnya akar dibilas
beberapa kali dengan akuades hingga bersih dari larutan KOH. Setelah itu akar
direndam dalam larutan HCl 2% selama 10 menit, lalu dilakukan kegiatan
pewarnaan dengan menambahkan tryphan blue 0,05 %. Sebelum akar diamati,
dilakukan perendaman dengan larutan gliserin 50%. Penghitungan akar terinfeksi
menggunakan rumus untuk penghitungan persentase kolonisasi akar sebagai
berikut (Giovannetti dan Mosse, 1980 dalam Nurhandayani, 2013)
∑Bidang pandang tanda (+)
% Kolonisasi mikoriza pada akar = -------------------------------------- X 100%
∑Bidang pandang keseluruhan
Tingkat infeksi akar terdiri dari 5 kelas:
1. Kelas 1 bila infeksi akar 0% - 5% (sangat rendah)
2. Kelas 2 bila infeksi akar 6% - 25% (rendah)
3. Kelas 3 bila infeksi akar 26% - 50% (sedang)
4. Kelas 4 bila infeksi akar 51% - 75% (tinggi)
5. Kelas 5 bila infeksi akar 76% - 100% (sangat tinggi)
7. Pengamatan perubahan tanah
Tanah bekas tambang batu kapur yang digunakan dilakukan
pengamatan terhadap struktur, warna serta pengukuran pH dan kelembapan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pada saat sebelum dan sesudah ditanami tanaman kedelai yang bersimbiosis
dengan CMA.
Analisa Data
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis menggunakan tes ANOVA
(Uji F, Analysis of Variance). Tes ini digunakan untuk mengetes kelompok
lebih dari dua. Misalnya 3 atau 4 kelompok, atau lebih. Secara umum uji F
dibedakan menjadi dua: (1) Anova untuk One Factor between Designs; dan (2)
Anova untuk One Factor within Subject Design. Between design digunakan
bila kelompok dites itu independen, sedangkan within design bila kelompoknya
dependen. Uji Anova yang digunakan dalam penelitian ini adalah Anova untuk
One Factor between subject designs. Uji ini digunakan untuk mengetes tiga
atau lebih kelompok yang terpisah secara independen ( Suparno, 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setelah hasil pengukuran diperoleh, kemudian dicari hasil rerata pertumbuhan dari setiap indikator dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Rerata Tinggi Tanaman Kedelai
No
A1(5 g)
A2(10 g)
A3(15 g)
Kontrol Posistif
Kontrol Nagatif
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1
Ratarata
Keterangan:
A1(5 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g
A2(10 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g
A3(15 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g
Kontrol posistif
: Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos)
Kontrol negatif
: Tanah kapur (tanpa mikoriza)
1–8
: Ulangan
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Rerata Diameter Batang Tanaman Kedelai
No
A1(5 g)
A2(10 g)
A3(15 g)
Kontrol Posistif
Kontrol Nagatif
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1
Ratarata
Keterangan:
A1(5 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g
A2(10 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g
A3(15 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g
Kontrol posistif
: Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos)
Kontrol negatif
: Tanah kapur (tanpa mikoriza)
1–8
: Ulangan
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Rerata Jumlah Daun Tanaman Kedelai
No
A1(5 g)
A2(10 g)
A3(15 g)
Kontrol Posistif
Kontrol Nagatif
1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
1
Ratarata
Keterangan:
A1(5 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 5 g
A2(10 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 10 g
A3(15 g)
: Tanah kapur + Litosol + Grumosol + Kompos + CMA 15 g
Kontrol posistif
: Tanah kapur + CMA 15 g (tanpa grumosol, litosol dan kompos)
Kontrol negatif
: Tanah kapur (tanpa mikoriza)
1–8
: Ulangan
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.6 Hasil Tinggi Tanaman Kedelai
No
Perlakuan
A1
A2
A3
A4
Jumlah Ulangan
A5
A6
A7
A8
Total
Rerata
1 A1(5 g)
2 A2(10 g)
3 A3(15 g)
4 Kontrol Positif(15 g)
5 Kontrol Negatif
Keterangan
A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan 8
Tabel 3.7 Hasil Diameter Batang Kedelai
No
Perlakuan
A1
A2
A3
A4
Jumlah Ulangan
A5
A6
A7
A8
Total
Rerata
1 A1(5 g)
2 A2(10 g)
3 A3(15 g)
4 Kontrol Positif(15 g)
5 Kontrol Negatif
Keterangan
A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.8 Hasil Jumlah Daun Kedelai
No
1
2
3
4
5
Perlakuan
A1
A2
A3
A4
Jumlah Ulangan
A5
A6
A7
A8
Total
Rerata
A1(5 g)
A2(10 g)
A3(15 g)
Kontrol Positif
Kontrol Negatif
Keterangan
A1: Ulangan 1, A2: Ulangan 2, A3: Ulangan 3, A4: Ulangan 4, A5: Ulangan 5, A6: Ulangan 6, A7: Ulangan 7, A8: Ulangan 8
Berdasarkan data-data di atas, variansinya dianalisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan nyata di antara
kelompok-kelompok perlakuan di atas. Perhitungan selanjutnya, untuk melakukan analisis digunakan program
Statistical Package for the Social Sciences (SPSS)
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Cendawan
Mikoriza Arbuskula (CMA) pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merill)
dalam media tanam tanah bekas
tambang batu kapur khususnya untuk
mengetahui dosis CMA yang paling tepat dalam pertumbuhan tanaman kedelai.
Efektifitas CMA dapat diketahui dari pertumbuhan tanaman yang meliputi, tinggi
tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Adapun infektivitas CMA dapat
diketahui melalui persentase infeksi akar dengan melihat banyaknya hifa yang
terdapat pada jaringan akar. Selanjutnya diamati juga perubahan tanah yang
terjadi sesudah ditanami kedelai yang bersimbiosis dengan CMA.
Penelitian berlangsung selama 50 hari yaitu dari tanggal 22 April sampai
tanggal 6 Juni 2017. Proses pengamatan dilakukan 5 hari sekali setiap jam 4 sore.
Indikator pertumbuhan yang dapat dilihat dalam percobaan ini adalah rata-rata
pertumbuhan ( tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun) tanaman kedelai
dan infeksi CMA. Berikut adalah grafik pertumbuhan tanaman kedelai dan infeksi
mikoriza dari perlakuan A1, A2, A3, K(+) dan K(-).
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1. Tinggi Tanaman Kedelai
Tinggi Tanaman (cm)
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
Pengukuran KeSabtu, 22 April 2017
Selasa, 6 Juni 2017
Gambar 4.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Kedelai
Pada Gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada pengukuran tinggi
tanaman kedelai masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami perubahan. Hal
ini dilihat dari peningkatan tinggi tanaman dari setiap perlakuan dan kontrol.
Pertambahan tinggi tanaman kedelai pada pengukuran ke 2 sudah ada peningkatan
akan tetapi belum terlalu tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada
pengukuran ke 3 hingga ke 10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan
perlakuan A3 atau dosis tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan
lain dan kontrol.
Rata-rata tinggi tanaman tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (cm)
A1
1
11.2
2
14.2
3
14.8
Pengukuran (Hari Ke -)
4
5
6
7
15.4 16.4 17.3 17.7
8
18.1
9
18.4
10
18.8
A2
10.8
14.3
14.8
15.5
16.4
17.3
17.6
18.3
18.9
19.9
A3
10.2
13.3
13.9
14.4
15.8
16.4
18.0
18.6
19.7
20.4
K(+)
10.9
14.2
14.6
15.3
16.5
17.1
17.6
18.4
18.8
19.3
K(-)
11.9
14.4
15.0
15.4
16.4
17.1
17.9
18.2
18.5
18.8
Perlakuan
Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa tinggi tanaman pada
perlakuan A3 (15 g) selama 50 hari merupakan yang tertinggi yakni mencapai
10,23 cm, kemudian disusul A2 (10 g), K(+) (15 g), A1 (5 g) dan K(-) (tanpa
mikoriza) dengan pertambahan tinggi 9,14 cm, 8,25 cm, 7,63 cm dan 6,88 cm.
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.833 > 0.05. Dengan demikian data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya
berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.696 dan nilai
sig. 0.600 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan
dosis yang berbeda bagi pertumbuhan tinggi tanaman memiliki varians yang sama
(homogen). Pada uji Anova, tinggi tanaman kedelai nilai probabilitasnya adalah
sig. 0.007 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima. Hal ini menunjukan
bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang tertinggi berpengaruh dan
berbeda nyata terhadap kontrol negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2. Diameter Batang
Diameter Batang (cm)
0.40
0.35
0.30
0.25
0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
Pengukuran KeSabtu, 22 April 2017
Selasa, 6 Juni 2017
Gambar 4.2 Pertambahan Diameter Batang Tanaman Kedelai
Pada Gambar 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada pengukuran diameter
batang
tanaman kedelai, masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami
perubahan. Hal ini dilihat dari peningkatan diameter batang tanaman kedelai dari
setiap perlakuan dan kontrol. Pertambahan diameter batang tanaman kedelai pada
pengukuran ke 2, ke 3, dan ke 4 sudah ada peningkatan akan tetapi belum terlalu
tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada pengukuran ke 5 hingga ke
10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan perlakuan A3 atau dosis
tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan lain dan kontrol.
Rata-rata diameter batang tanaman tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.2 di
bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.2 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (cm)
A1
1
0.17
2
0.19
3
0.22
Pengukuran (Hari Ke -)
4
5
6
7
0.23 0.26 0.29 0.29
8
0.30
9
0.31
10
0.32
A2
0.16
0.18
0.19
0.21
0.23
0.25
0.26
0.29
0.30
0.31
A3
0.17
0.19
0.20
0.21
0.25
0.26
0.29
0.31
0.32
0.35
K(+)
0.17
0.19
0.20
0.22
0.24
0.26
0.27
0.28
0.29
0.30
K(-)
0.18
0.20
0.21
0.23
0.24
0.26
0.26
0.28
0.29
0.30
Perlakuan
Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa diameter batang tanaman
pada perlakuan A3 (15 g) selama 50 hari merupakan yang terbesar yakni
mencapai 0,18 cm, kemudian disusul A2 (10 g), A1 (5 g), K(+) (15 g) dan K(-)
(tanpa mikoriza) dengan pertambahan diameter batang berturut-turut 0,15 cm,
0,14 cm, 0,12 cm dan 0,11 cm.
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.811 > 0.05. Dengan demikian data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya
berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.909 dan nilai
sig. 0.469 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan
dosis yang berbeda bagi pertumbuhan diameter batang tanaman memiliki varians
yang sama (homogen). Pada uji Anova, diameter batang tanaman kedelai nilai
probabilitasnya adalah sig. 0.001 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima.
Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang berbeda
berpengaruh dan berbeda nyata terhadap kontrol negatif sebab terdapat selisih
diameter batang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. Jumlah Daun
18.00
Jumlah Daun (helai)
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
Pengukuran Ke Sabtu, 22 April 2017
Selasa, 6 Juni 2017
Gambar 4.3 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Kedelai
Pada Gambar 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pada penghitungan jumlah
daun tanaman kedelai masing-masing perlakuan dan kontrol mengalami
perubahan. Hal ini dilihat dari peningkatan jumlah daun tanaman kedelai dari
setiap perlakuan dan kontrol. Pertambahan jumlah daun tanaman kedelai pada
pengukuran ke 2, ke 3, dan ke 4 sudah ada peningkatan akan tetapi belum terlalu
tampak perbedaan antara perlakuan dan kontrol. Pada pengukuran ke 5 hingga ke
10 sudah tampak bahwa tanaman kedelai dengan perlakuan A3 atau dosis
tertinggi memiliki pertumbuhan lebih baik dari perlakuan lain dan kontrol.
Rata-rata jumlah daun tanaman tiap perlakuan dan kontrol dapat dilihat pada
Tabel 4.3 di bawah ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.3 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Kedelai Tiap Perlakuan (helai)
A1
1
2
2
3
3
4
Pengukuran (Hari Ke -)
4
5
6
7
5
6
8
9
8
11
9
12
10
13
A2
2
3
4
5
5
8
8
11
12
13
A3
2
3
4
5
6
8
10
13
15
16
K(+)
2
3
4
5
6
6
7
9
10
12
K(-)
3
3
4
5
5
6
7
8
9
10
Perlakuan
Berdasarkan data yang ada dapat dilihat bahwa jumlah daun tanaman
kedelai pada perlakuan A3 (15g) selama 50 hari merupakan yang terbanyak yakni
mencapai 14 helai, kemudian disusul A2 (10g), A1 (5g), K(+) (15g) dan K(-)
(tanpa mikoriza) dengan pertambahan jumlah daun berturut-turut 11 helai, 11
helai, 10 helai dan 7 helai.
Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test, menunjukan bahwa nilai sig. 0.833 > 0.05. Dengan demikian data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal pada taraf signifikansi 0.05. Selanjutnya
berdasarkan uji homogenitas varians dihasilkan levene statistic 0.906 dan nilai
sig. 0.471 > 0.05 pada level probabilitas yang artinya pemberian CMA dengan
dosis yang berbeda bagi pertumbuhan jumlah daun tanaman memiliki varians
yang sama (homogen). Pada
uji Anova, jumlah daun tanaman kedelai nilai
probabilitasnya adalah sig. 0.034 < 0.05, dengan demikian hipotesis Hi diterima.
Hal ini menunjukan bahwa perlakuan pemberian CMA dengan dosis yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
berpengaruh dan berbeda nyata terhadap kontrol negatif sebab terdapat selisih
jumlah daun
5. Infeksi CMA
CMA dapat bersimbiosis dengan tanaman kedelai pada media tanah bekas
tambang batu kapur. Berikut adalah gambar infeksi CMA pada akar kedelai:
Gambar 4.4 Hasil Pengamatan Endomikoriza; A. Sel akar, B. Hifa,
C. Vesikel, D. Arbuskular
80.0%
70.0%
Infeksi Akar (%)
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%
A1(5%)
A2(10%)
A3(15%)
K(+) (15%)
Jenis Pelakuan dan Kontrol
Gambar 4.5 Presentase Infeksi Cendawan Mikoriza Arbuskula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan Gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan infeksi
CMA pada setiap perlakuan dan kontrol positif. Pemberian CMA dengan dosis
yang berbeda mempengaruhi persentase derajat infeksi akar tanaman kedelai. Dari
gambar 4.4 terlihat bahwa persentase derajat infeksi CMA yang tertinggi terdapat
pada K(+) yang diberi dosis CMA 15%, disusul berturut-turut perlakuan
A3(15%), A2(10%), dan A1(5%). Rata-rata persentase derajat infeksi CMA pada
setiap perlakuan dan kontrol positif dapat dilihat pada table 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Rata-rata Infeksi Cendawan Mikoriza Arbuskula
Perlakuan
Infeksi
Akar
A1.
1
% ratarata
infeksi
ulangan
% ratarata
infeksi
perlakuan
45.
1%
A1
A1.3
A1.5
51.8
%
51.5
%
A2.1
A2
A2.4
A2.8
64.4
%
50.0
%
53.6
%
49.5%
56%
A3.3
A3
A3.4
A3.5
69.1
%
52.0
%
64.3
%
K(+).
6
K(+)
K(+).
7
K(+).
8
72.6
%
64.0
%
64.7
%
61.8%
67.1%
Berdasarkan data pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa persentase derajat infeksi
CMA dengan kriteria sedang terdapat pada perlakuan A1(5 g) yaitu 49.5%.
Persentase derajat infeksi CMA dengan kriteria tinggi didapatkan pada perlakuan
A2(10 g), A3(15 g), dan K+(15 g) berturut-turut yaitu 56%, 61% dan 67%.
Namun dari ketiganya yang paling tinggi derajat infeksi CMA adalah K+(15g),
karena memiliki persentase tertinggi yaitu 67%. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa
infeksi
CMA
yang
paling
baik
terdapat
pada
K+(15
g).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kualitas Tanah
Tabel 4.5 Pengamatan Kualitas Tanah Sebelum dan Setelah Ditanami
Tanggal
22/04/’17
Indikator
A1
Tekstur
Warna
pH
Kelembapan
Kualitas Tanah Sebelum Ditanami
Perlakuan
A2
A3
Pasir berlempung
Putih kehitaman
5
4
Pasir berlempung
Putih kehitaman
5
3
Pasir berlempung
Putih kehitaman
5
6
K(+)
K(-)
Pasir berlempung
Putih
4,5
7
Pasir berlempung
Putih
4,5
3
Kualitas Tanah Sesudah Ditanami
Tanggal
Indikator
06/05/’17
Tekstur
Warna
pH
Kelembapan
Perlakuan
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
Lempung berpasir
Lempung berpasir
Cokelat
kehitaman
6,5
7
Lempung berpasir
Cokelat
kehitaman
Lempung berpasir
Cokelat
kehitaman
5,8
6
Pasir berlempung
Putih
6,5
7
Putih
Kecoklatan
6,3
6
6,4
4
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa kualitas tanah sebelum dan sesudah ditanami tanaman kedelai yang
bersimbiosis dengan CMA mengalami perubahan. Setiap perlakuan yang diberi dosis CMA mengalami perubahan baik dari
teksturnya, warna, pH maupun kelembapannya. Hal yang berbeda terjadi pada kontrol negatif yang tidak diberi dosis CMA
meskipun mengalami perubahan pH dan kelembapan namun tekstur dan warnanya tidak berubah. Secara umum, perubahan kualitas
tanah yang terjadi masih menjadi lahan yang bisa ditoleransi tanaman untuk tumbuh.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Pembahasan
1. CMA dan Pertumbuhan Tanaman (Tinggi Tanaman, Diameter Batang
dan Jumlah Daun)
Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran
tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yang
mengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalam
penyerapan unsur hara karena bidang penyerapan bertambah (Iskandar, 2002).
Pertumbuhan vegetatif terjadi akibat adanya pembelahan sel dan
perpanjangan sel di dalam jaringan meristematik pada titik tumbuh batang, ujungujung akar dan pada kambium. Pertambahan tinggi tanaman kedelai
terjadi
karena pembelahan sel dan perpanjangan sel di dalam jaringan meristematik pada
titik tumbuh batang. Pada rata-rata pertambahan tinggi tanaman tabel 4.1,
pemberian dosis CMA 15 g memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertambahan tinggi tanaman. Pemberian dosis CMA 15 g menunjukan perbedaan
yang signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini terjadi karena dosis yang diberikan
optimal sehingga mampu meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman.
Peningkatan efisiensi penerimaan nutrisi oleh tanaman dengan bantuan CMA
tergantung kepada tiga proses penting yaitu pengambilan nutrisi oleh miselium
dari dalam tanah, translokasi hara dalam hifa ke struktur intraradikal CMA dari
dalam tanah dan transfer hara dari CMA ke tanaman melewati permukaan yang
kompleks diantara simbion. Berdasarkan hal tersebut kemungkinan CMA sudah
optimal dalam melewati ketiga proses tersebut sehingga berpengaruh penyerapan
nutrisi dan pertumbuhan tinggi tanaman (Prayudaningsih, 2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kemampuan pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai pada tanah
bekas tambang kapur yang diberi mikoriza dengan dosis berbeda selama waktu
pengamatan ditunjukan Gambar 4.2. Perlakuan pemberian dosis CMA yang
berbeda menunjukan tingka pertumbuhan vegetatif tanaman yang berbeda. Pada
rata-rata pertambahan diameter batang tanaman kedelai dengan pemberian dosis
yang berbeda memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata. Pemberian dosis 15
g CMA menunjukan perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif.
Peningkatan pertumbuhan tinggi tanaman yang baik bisa diikuti oleh
peningkatan pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai. Bertambahnya
pertumbuhan diameter batang tanaman kedelai terjadi karena fotosintesisnya serta
cahaya matahari yang berperan merangsang aktivitas hormon dalam proses
pembentukan sel meristem ke arah diameter batang berlangsung baik. Selain itu,
simbiosis antara CMA dan akar tanaman kedelai mampu menyediakan unsur hara
yang cukup saat pertumbuhan tanaman kedelai yang mengakibatkan proses
fotosintesis berjalan aktif sehingga proses pemanjangan sel, pembelahan dan
diferensiasi sel lebih baik dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kedelai.
Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk
kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil
yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun maka
akan semakin banyak tempat mensintesis makanan dan semakin banyak pula
makanan yang dihasilkan. Perlakuan pemberian dosis CMA yang berbeda
mempengaruhi jumlah daun pada tiap perlakuan dan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pada rata-rata pertambahan jumlah helaian daun menunjukan pengaruh yang
berbeda nyata. Pemberian dosis 15 g CMA menunjukan perbedaan yang
signifikan dengan kontrol negatif. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi
dosis yang diberikan maka pertumbuhan jumlah helai daun akan semakin banyak.
Pertumbuhan tinggi tanaman akan memicu pembelahan sel pada area pucuk yang
akan membentuk daun baru sehingga suplai hara akan lebih diutamakan untuk
pertumbuhan bagian pucuk tanaman sehingga didapatkan hasil yang berbeda
nyata pada pertambahan helai daun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah
dilakukan pada tanaman surian (Anita, 2016).
2. Infeksi CMA
Persentase akar terinfeksi merupakan parameter untuk melihat bagaimana
kemampuan infektivitas CMA pada tanaman kedelai. Hal ini dapat ditunjukan
oleh hifa yang terdapat dalam akar tersebut, semakin banyak hifa di dalam akar,
maka semakin baik pula tingkat infektivitas CMA. Inokulasi CMA dapat
mempercepat pertumbuhan akar dan dapat mengubah percabangan akar, sehingga
tanaman lebih banyak mempunyai akar lateral.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh pemberian dosis CMA yang berbeda
pada pertumbuhan tanaman kedelai pada tanah kapur, infektivitas akar kedelai
terbaik terdapat pada kontrol positif yang diberi dosis CMA 15 g yaitu 67,1%
sedangkan infeksivitas terendah terdapat pada perlakuan A1 yang diberi dosis
CMA 5 g yaitu 49,5%. Pada perlakuan A2 dan A3 yang diberi dosis 10 g dan 15 g
memiliki tingkat infektivitas 56% dan 61,8%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Melihat data yang ada pemberian CMA dengan dosis yang berbeda
mempengaruhi tingkat infektivitas akar kedelai. Semakin tinggi dosis yang
diberikan maka tingkat infektivitasnya akan semakin baik. Selain itu komposisi
media juga turut mempengaruhi tingkat infektivitas. Menurut
Cooper dalam
Devian (2006) menyatakan bahwa media tanam dengan kandungan unsur P tinggi
menghambat kolonisasi dan produksi spora CMA. Media dengan kadar unsur P
rendah merupakan media yang paling tepat untuk memacu kolonisasi CMA
sehingga meningkatkan serapan unsur hara khususnya unsur hara P. Pada kontrol
positif komposisi media tanah kapur dengan CMA 15 g memiliki tingkat
infektivitas lebih baik dibandingkan dengan A3 yang komposisi medianya tanah
kapur, grumosol, litosol serta kompos dan diberi CMA 15 g. Dari komposisi
media yang ada terlihat bahwa kualitas media yang baik terdapat pada perlakuan
A3 yang diberi kompos karena dapat membantu menyediakan unsur hara bagi
tanamana khusnya P, sedangkan kontrol positif yang hanya tanah kapur dan
diberi CMA tentu mempunyai unsur P yang rendah.
3. CMA dan Perbaikan Kualitas Tanah
Kualitas tanah yang baik di suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa
indikator yaitu struktur tanah, warna tanah, pH tanah serta kelembapan tanah.
Struktur tanah merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel
primer tanah (pasir, debu dan liat). Pasir (berdiameter 2,00-0,20 mm atau 2000200 µm), debu (berdiameter 0,20-0,002 mm atau 200-2 µm) dan liat (<2 µm).
Warna tanah merupakan indikator kondisi iklim tempat tanah berkembang atau
asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu warna sering pula digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sebagai indikator kesuburan tanah atau kapasitas produksi lahan, secara umum
dikatakan bahwa makin gelap warna tanah berarti makin tinggi produktivitasnya
karena kaya akan nutrisi.
Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator
kesuburan tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah
tersebut. pH tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman dan kehidupan mikroba
tanah adalah 6,5-7,5. Kelembapan tanah menunjukan kandungan air di dalam
tanah. Oleh karena itu kelembapan dapat mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
Kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman adalah kondisi tanah yang
tidak terlalu kering juga tidak terlalu basah. Kualitas tanah dikatakan baik apabila
masing-masing indikator diatas berada pada kondisi ideal (Kemas, 2004)
Lahan bekas tambang kapur dapat digolongkan kedalam lahan kristis
yang memiliki kualitas rendah karena memiliki berbagai kendala seperti tebal
solum tipis, struktur tanah masif, ketersediaan air terbatas, terdapat berbagai
senyawa toksis (kelarutan Al tinggi, asam-asam organik, logam berat),
kandungan bahan organik rendah, pH
masam, ketersediaan hara rendah dan
berbagai permasalahan lainnya. Jenis tanah yang mendominasi lahan bekas
tambang kapur adalah tanah kapur, grumosol dan litosol. Ketiga jenis tanah
tersebut memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Akibatnya, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sangat terhambat sehingga produktivitasnya sangat
rendah. Namun demikian kualitas tanah masih bisa ditingkatkan. Revitalisasi
kualitas tanah pada lahan bekas tambang kapur akan berlangsung lebih cepat
dengan memanfaatkan mikoriza sebagai bioremediator. Artinya, keefektifan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mikoriza pada tanah marginal tersebut baik sehingga dapat meningkatkan kualitas
tanah.
Menurut Hakim, dkk. dalam Subiksa (2002), faktor-faktor yang terlibat
dalam pembentukan struktur adalah organisme, seperti benang-benang cendawan
yang dapat mengikat satu partikel tanah dengan partikel lainnya. Selain akibat dari
perpanjangan dari hifa-hifa eksternal pada cendawan mikoriza, sekresi dari
senyawa-senyawa polysakarida, asam organik dan lendir yang di produksi juga
oleh hifa-hifa eksternal, akan mampu mengikat butir-butir primer/agregat mikro
tanah menjadi butir sekunder/agregat makro. Senyawa-senyawa ini berfungsi
sebagai ―agen organik‖ dan sangat penting dalam menstabilkan agregat mikro dan
melalui kekuatan perekat dan pengikatan oleh asam-asam dan hifa tadi akan
membentuk agregat makro yang mantap.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa
Kehadiran CMA dalam tanah memberikan kontribusi terhadap perbaikan kualitas
tanah. Simbiosis CMA dengan akar tanaman kedelai mempengaruhi struktur
tanah, warna tanah, pH tanah serta kelembapan tanah (Gambar 4.5). Pembentukan
struktur tanah yang terjadi merupakan modal bagi perbaikan sifat fisik tanah yang
lain. Sifat-sifat fisik tanah yang diperbaiki akibat terbentuknya struktur tanah yang
baik seperti perbaikan porositas tanah, perbaikan permeabilitas tanah yang pada
akhirnya mempengaruhi warna tanah, pH tanah dan kelembapan tanah. Perbaikan
struktur tanah juga berpengaruh langsung terhadap perkembangan akar tanaman.
Pada lahan bekas tambang kapur dengan makin baiknya perkembangan akar
tanaman, akan lebih mempermudah tanaman untuk mendapatkan unsur hara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
air, karena memang pada lahan bekas tambang kapur faktor pembatas utama
dalam peningkatan produktivitasnya adalah kahat unsur hara dan kekurangan air.
4. Faktor Abiotik dan Biotik yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kedelai
Novriani dan Madjid (2014) menyebutkan faktor yang berpengaruh dalam
perkembangan CMA yaitu suhu, kadar air, pH, bahan organik tanah, intensitas
cahaya, ketersediaan hara, logam berat, dan fungisida. Dalam penelitian ini,
pertumbuhan kedelai yang bersimbiosis dengan CMA juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor abiotik diantaranya adalah pH tanah, cahaya matahari, suhu dan
kelembapan udara.
Berdasarkan data hasil pengamatan, diperoleh pH rata-rata perlakuan dan
kontrol, serta suhu dan kelembapan udara rata-rata sebagai berikut:
No
1
2
Tabel 4.6 pH rata-rata Perlakuan dan Kontrol, Suhu dan
Kelembaban Udara
pH rata-rata Perlakuan dan Kontrol
Suhu
Kelembaban
Udara
A1-A3
K(+)
K(-)
5,46
5,27
5,3
28,9
68,1
Menurut Kemas (2004) Nilai pH tanah dapat digunakan sebagai indikator
kesuburan tanah, karena dapat mencerminkan ketersediaan hara dalam tanah
tersebut. Setiap tanaman memerlukan jumlah hara dalam komposisi yang berbedabeda, pengetahuan tentang pengaruh pH terhadap pola ketersediaan hara tanah
dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan tanaman yang sesuai pada satu
jenis tanah. Melalui penelitian telah diketahui bahwa tanaman tertentu mempunyai
kisaran pH ideal tertentu pula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan pH pada Tabel 4.6
tanaman yang diberi perlakuan dan
kontrol positif serta kontrol negatif berada pada kisaran pH yang masih bisa
ditoleransi oleh tanaman kedelai yaitu 5,46, 5,27 dan 5,3. Menurut Pitojo (2004)
Keadaan pH tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah berkisar
antara 5,5 – 6,5. Akan tetapi pH tanah pada kisaran 4,6 – 5,5, tanaman kedelai
masih bisa tumbuh dengan baik.
Selain pH tanah faktor abiotik lain yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman kedelai adalah suhu, cahaya matahari dan kelembapan udara.
Berdasarkan data suhu rata-rata selama masa penelitian, data suhu masih
menunjukan angka yang toleran bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Suhu
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Menurut
Pitojo (2004) Suhu lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan kedelai yaitu
24°-30°C. Artinya, suhu rata-rata 28,9°C pada data pengamatan tergolong ideal
bagi pertumbuhan tanaman kedelai. Sementara itu, kelembapan udara selama
masa penelitian tergolong tinggi yaitu 68,1%. Hal ini terjadi karena dipengaruhi
oleh intensitas hujan yang cukup tinggi selama awal masa penelitian. Intensitas
hujan yang tinggi berpengaruh terhadap proses fotosintesis tanaman kedelai,
karena cahaya matahari yang dibutuhkan kurang. Tanaman kedelai memiliki
toleransi yang rendah terhadap kondisi tanah yang basah berkepanjangan.
Faktor biotik yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai adalah
serangan hama dan penyakit tanaman. Selama penelitian hama yang paling
dominan menyerang tanaman kedelai adalah Chrysodeixis chalcites Esp.,
Lamprosema indica F., dan belalang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Chrysodeixis
chalcites
Esp.
merupakan
larva
yang
membentuk
kepompong dalam anyaman daun, kemudian menjadi pupa. Daur (siklus) hidup
hama ini berlangsung selama ±30 hari. Gejala serangannya adalah larva
menyerang seluruh bagian tanaman, terutama daun-daunnya sehingga menjadi
rusak tidak beraturan. Cara pengendaliannya bisa dengan non-kimiawi dan
kimiawi. Pengendalian non-kimiawi dengan penggiliran tanaman, mengatur
waktu tanam secara serempak pada areal sehamparan, pengumpulan larva untuk
dimusnahkan. Pengendalian secara kimiawi dengan penyemprotan insektisida
selektif (Rukmana, 2005).
Pada percobaan ini, Chrysodeixis chalcites Esp. menyerang tanaman
kedelai dengan memakan daun
yang masih muda, sejak seminggu setelah
perlakuan. akibatnya daun kedelai mengalami kerusakan, sehingga dapat
mengganggu proses fotositesis. Cara yang digunakan untuk membasmi adalah
mengumpulkan larva dan dimusnahkan.
Gambar 4.5 Chrysodeixis chalcites Esp.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Jenis hama berikutnya adalah Lamprosema indica F. merupakan hama
yang menyerang tanaman kedelai dengan cara menggulung daun yang berumur 2
minggu sejak perlakuan. Bagian daun digulung serta direkatkan satu sama lain
dengan zat perekatnya. Kemudian daun dimakan sampai tulang-tulang daunnya.
Kerusakan yang dihasilkan dari hama ini adalah permanen, sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman kedelai selanjutnya.
Langkah pengendaliannya yaitu dengan mengumpulkan ulat yang menyerang
daun dan dimusnahkan. Berikut adalah morfologi daun dan ulat yang menyerang
tanaman kedelai
Gambar 4.6 Lamprosema indica F.
Hama terkahir dan yang sering menyerang tanaman kedelai sejak
perlakuan hingga akhir masa pengamatan adalah belalang. Hama ini menyerang
tanaman kedelai dengan cara memakan daun tanaman kedelai yang masih muda.
Akibatnya daun menjadi lubang bahkan ada daun yang dimakan sampai tersisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tulang daunnya. Kerusakan yang dihasilkan dari hama ini adalah permanen
sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kedelai dalam melakukan
fotosintesis. Cara pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyemprotkan
pestisida yang dibuat sendiri dari ekstrak bawang putih, sereh, dan cabai. Berikut
adalah hama dan morfologi daun tanaman kedelai:
Gambar 4.7 Locusta sp
Faktor lain yang mempengaruhi perumbuhan tanaman kedelai adalah
serangan virus. Berdasarkan hasil pengamatan dan gejala yang ditimbulkan virus
yang menyerang tanaman kedelai adalah virus mosaik kuning. Virus ini
disebabkan oleh Bean Yellow Mosaik Virus (BYNV). Gejala awal yang tampak
dari serangan virus ini adalah daun berwarna kuning berkrut dan kerdil.
Penanganan terhadap serangan virus ini adalah dengan memusnahkan
tanaman yang sudah terserang sehingga tidak menjalar ke tanaman yang lain. cara
yang lain adalah membrantas kutu aphis yang berperan sebagai vector bagi virus
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.8 Akibat serangan Bean Yellow Mosaik Virus
C. Keterbatasan Dalam Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yaitu:
1. Tanah yang digunakan untuk media tanam masih merupakan tanaman
campuran yang meliputi grumosol, litosol dan kompos
2. CMA yang digunakan belum diidentifikasi spesiesnya
3. Curah hujan yang tinggi di awal penelitian menyebabkan kondisi tanah
terlalu basah
4. Pengamatan kualitas tanah masih terbatas pada sifat fisisk (struktur,
warna, kelembapan) dan pH tanah, namun belum menganalisis lebih lanjut
kendungan unsur hara pada tanah sebelum dan sesudah perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN SEBAGAI SUMBER
PEMBELAJARAN BIOLOGI
Penelitian pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai
pada lahan bekas tambang batu kapur yang telah dilakukan memberi hasil bahwa
pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai pada lahan bekas
tambang batu kapur dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Hasil penelitian ini selanjutnya dapat diaplikasikan pada pelajaran
biologi kelas XII semester I yaitu pada materi Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan dengan kompetensi dasar:
3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
Pertumbuhan dan perkembangan pada Makhluk Hidup berdasarkan hasil
Percobaan
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang factor luar yang
mempengaruhi proses pertumtumbuhan dan perkembangan tanaman, dan
melaporkan ssecara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah
yang benar
Penelitian pengaruh dosis CMA terhadap pertumbuhan tanaman kedelai
ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi siswa mengenai pengaruh faktor
eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), penilaian
siswa, soal serta bahan ajar terlampir pada lampiran
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pemberian CMA dengan dosis yang berbeda terbukti mempengaruhi
simbiosis antara CMA dengan tanaman kedelai pada tanah bekas
tambang batu kapur.
2. Dosis CMA 15 g terbukti yang paling baik untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kedelai pada tanah bekas tambang batu kapur
dibandingkan dengan perlakuan yang sama dengan dosis yang
berbeda.
3. Dosis CMA 15 g terbukti paling optimal dalam menginfeksi akar
tanaman kedelai
4. CMA yang bersimbiosis dengan tanaman kedelai pada media tanah
lahan bekas tambang batu kapur mampu memperbaiki kualitas tanah.
B. Saran
1. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan menggunakan media tanam
yang 100% tanah bekas tambang batu kapur tanpa campuran jenis
tanah yang lain atau kompos agar media tanam tidak mempengaruhi
hasil penelitian.
2. Perlunya mengidentifikasi jenis mikoriza yang digunkan dalam penelit
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3. Penelitian sebaiknya tidak dilakukan bertepatan dengan musim hujan karena
akan mempengaruhi hasil penelitian
4. Perlu adanya analisis lanjutan terhadap unsur-unsur yang terkandung di dalam
tanah sebelum dan sesudah ditanami kedelai dengan perlakuan CMA sehingga
data mengenai perubahan kualitas tanah lebih lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
AAK, 1989, Kedelai, Kanisius, Yogyakarta.
Adisarwanto, 2008, Budidaya Kedelai Tropika, Penebar Swadaya, Jakarta.
Adji, T. N., 2009, Kondisi Daerah Tangkapan Sungai Bawah Tanah Karst Gunung
Sewu dan Kemungkinan Dampak Lingkungannya Terhadap Sumber daya
air (Hidrologis) karena Aktivitas Manusia, Fakultas Geografi Gajah Mada,
Yogyakarta.
Asir, O., 2013, Alternatif Teknik Rehabilitasi Lahan Terdegradasi pada Lahan
Bekas Galian Industri, INFO BPK Manado, 3 (2), 125-128.
Cahyadi, W., 2006, Kedelai Khasiat dan Teknologi, Bumi Aksara, Jakarta.
Campble N.A., Reece, J. B, 2010, Biologi: Edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Retna, Dewi, 2012, Implementasi Kebijakan Pelarangan Penambangan di
Kawasan Karst Kabupaten Gunung Kidul, Tesis. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Hanafiah, K.A., 2004, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Imas, et al, 1989, Mikrobiologi Tanah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Irianto, A., 2004, Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya, Kencana Prenada
Group, Jakarta.
Iskandar, Jakup, 2000, Konservasi Keanekaragaman Hayati, Jurnal Ilmiah Kehati
Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Juni-Juli 2000 (Staf peneliti
PPSDAL dan Dosen Biologi-UNPAD).
Kementerian Pertanian Republik Indonesia,
Kementerian Pertanian, Jakarta.
2014,
Renstra
2015-2019,
Malik, M., 2016, Pengaruh Aplikasi Fungi Mikoriza Arbuskular dan Pupuk
Kandang dengan Berbagai Dosis Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kedelai (Glycine max (L) Merill) pada Ultisol, Skripsi, Universitas
Lampung, Bandar Lampung.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Masfufah, R., Meitini, W., Proborini, Kawuri, R., 2016, Uji Kemampuan Spora
Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) Lokal Bali pada Pertumbuhan
Tanaman Kedelai (Glycine max L.), Jurnal Simbiosis IV, 26-30.
Muryanto, 2012, Uji Efektivitas dan Multiplikasi Spora Cendawan Mikoriza
Arbuskula (CMA) pada Berbagai Media Pembibitan Dalbergia latifolia,
Tesis, 44-50, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Oehl, F., Sieverding E., 2004, Paciospora, a new vesicular mycorrhizal fungal
genus in the glomeromycetes, Angwandle Botanik 78 (1) 71-72.
Pambudi, S., 2013, Budidaya & Khasiat Kedelai Edamame, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta.
Pitojo, S., 2003, Benih Kedelai, Kanisius, Yogyakarta.
Purwanto, 2011, Statistika untuk Penelitian, Pustaka Belajar, Yogyakrta.
Rukmana, R., 2005, Bawang Merah: Budidaya dan Pengolahan Pascapanen,
Kanisius, Yogyakarta.
Salisbury, F.B., and Ross, W.R., 1992, Plant Physiology, diterjemahkan oleh
Lukman, D.R., Sumaryono, 1, Intitut Teknologi Bandung, Bandung, 150156.
Sastrosupandi, A., 2000, Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian,
Kanisius, Yogyakarta.
Simon L., Bousquet J., Levesque RC., and Lalonde M., 1993 Origin and
Diversifikation of Endomycorrhizal Fungi and coincindence with vascular
land Plants, Nature 363:67-69
Septiyani, 2010, Uji Infektivitas dan Efektivitas Mikoriza Vesikular-Arbuskula
pada Berbagai Komposisi Media Tanam Berbasis Batuan Kapur dengan
Indikator Tanaman Jagung (Zea Mays L.), Tesis, 14, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Subiksa, 2002, Pemanfaatan Mikoriza untuk Penanggulangan Lahan Kritis, dalam
http://mbojo.wordpress.com. Diakses Tanggal 27 Mei 2016.
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta,
Bandung
Sugeng, 2001, Bercocok Tanam Polowijo, Aneka Ilmu, Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Suparno, P., 2014, Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi, USD
Press, Yogyakarta.
Smith, SE dan and Read, DJ, 1997, Mycorrhizal symbiosis, Secon edition,
Academic Press, Harcourt Brace & Company Publisher, London, Hal. 3279
Turjaman, M., 2004, Mikoriza: Inovasi Teknologi akar Sehat, Kunci Sukses
Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Majalah Kehutanan Indonesia, Jakarta.
William, H. H., 2001, Potential Environmental Impacts of Quarryng Stone in
Karst-A Literature Review, United State Department of Interior, New
York
Yulia, 2015, 18 Jenis Tanah di Indonesia, Manfaat, Persebaran, Gambarnya,
dalam http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-jenis-tanah. Diakses
22 Juni 2017
Zulkifli, 2014, Pengelolaan Tambang Berkelanjutan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1
Data Pengamatan Indikator Pertumbuhan Tanaman Kedelai
A. Tinggi Tanaman (cm)
Tanggal
Sabtu,
22 April
2017
Kamis,
27 April
2017
Selasa, 2
Mei 2017
Minggu,
7 Mei 2017
Jumat,
12 Mei
2017
Rabu,
17 Mei
2017
Senin,
22 Mei
2017
Sabtu,
27 Mei
Perlakuan
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
1
2
3
12.5
12.5
9
11.5
12
14.5
16.5
11.5
14.7
14
15.5
17
12.5
15.3
15
16.5
17.5
13
15.5
15.5
18
17.5
17
16
15.5
20.5
17.8
19.5
17
16
21
18
20
18
16.5
21.5
18.5
10
9.5
10.5
13
11.5
14.5
13
13
16.5
14.7
15.5
13.5
13.5
17.2
15
16.5
14
13.7
17.5
15.2
17.5
14.5
14
17.5
16
18
16
14.5
18
17
18.5
16.5
18.5
18.5
19
19
17
10
12
11
12
11.5
14.5
16
14.2
15
15.8
14.5
17
14.5
15.5
15.9
15
18.5
14.7
16.5
16
16.5
20
15.5
17.5
16.8
18.5
21.5
16
18
17.5
19
21.5
16.5
18
18
19.5
21.5
78
Ulangan
4
5
11.7
11
9
9.5
10.5
14.3
13.5
12.5
13.5
12
14.5
13.5
13
14
12.5
15
14
13.5
14.5
12.7
16
15.5
14
15.5
13
16
16
14.7
16
13.5
16.5
16
15
16.5
14
16.5
16.5
9
9.5
10
12
11.5
12
12
13.5
14.5
14
13
12.7
14
14.5
14.3
14
14
15
15.5
14.5
16
15.5
18.5
16
17.5
16
17
19
17
18.5
16.5
18
20
18
19.5
17
18.5
6
7
8
10
11
9.5
9
12
13
15.5
13
12.5
13.5
13.2
15.7
14
13
14.5
13.5
16
14.5
14
15
13.5
17.5
15
16.5
15.5
14
18.5
15
17
15.5
14
19
17.5
17
16.5
15
19.5
13
11
9.5
9
13
15
15
13
12
16
15.3
15.5
13.5
12.5
16.5
15.5
16.3
14
13
17
17
16.5
14.5
14
18.5
17.5
17
15
14
19.5
18
17
15.5
15
20
18
17.5
13.3
9.5
13
11.5
13
15.7
12.5
16
14.5
15.5
16.5
13.5
16.5
15
16.5
17
13.7
17
15.5
17
17
14
17.5
19
18
18
14.5
17.5
19.5
19
18
15
21
19.7
19.5
18
17.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
2017
Kamis,
1 Juni 2017
Selasa,
6 Juni 2017
20.5
18.5
16.8
21.5
18.5
21
19
17
22
19.5
21.5
19.5
17.5
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
19
18.7
20
19.5
17.5
20
19
20.5
20
17.8
22
19.5
20.5
17
18.5
18
19.5
21.5
20
18.5
18.5
19.7
21.8
21
18.5
18.5
15.5
17
14.5
17
16.5
16
17.5
14.8
17
19
16.5
17.8
15
21
21.5
19.5
17.5
18.5
22
22
20
17.8
19
22.5
24
20
18
17.5
16.5
15.5
20
19
17.5
17
16
20.5
19.5
17.5
17.5
16
15.5
20
18.5
19
17
16
20
18.5
19.5
17.5
16.5
20.5
21.5
20
20
18.5
20
22.5
20.5
20
19.5
22
22.8
20.7
20.5
Hasil Tinggi Tanaman
Perlakuan
A1
A2
A3
K (+)
K (-)
1
9.5
7
12.5
8
5.5
2
10
8.3
11.5
6.5
9
Jumlah Ulangan
3
4
5
6
9.7
5.3
8.8
6
9.8
8
9.5
9.5
10
7.5 12.5
10
6.5
8.3
12
8.5
7
4.5
8.5
5.5
Jumlah Rerata
7
5.5
8.5
8
7
7.5
8
6.2
12.5
9.8
9.2
7.5
61
73.1
81.8
66
55
7.625
9.1375
10.225
8.25
6.875
B. Diameter Batang
Tanggal
Sabtu,
22 April
2017
Perlakuan
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
Kamis,
A1
27 April
A2
2017
A3
K(+)
K(-)
Selasa, 2 Mei A1
2017
A2
A3
K(+)
K(-)
Minggu,
A1
1
2
3
0.16
0.18
0.17
0.18
0.20
0.18
0.20
0.19
0.19
0.20
0.21
0.20
0.20
0.20
0.22
0.21
0.17
0.19
0.18
0.15
0.17
0.19
0.19
0.19
0.19
0.18
0.20
0.20
0.21
0.21
0.19
0.21
0.16
0.16
0.19
0.17
0.18
0.19
0.17
0.21
0.20
0.21
0.20
0.19
0.22
0.21
0.22
0.22
Ulangan
4
5
0.18
0.15
0.17
0.18
0.18
0.22
0.17
0.19
0.18
0.19
0.28
0.19
0.22
0.19
0.20
0.30
0.21
0.15
0.17
0.17
0.18
0.22
0.17
0.19
0.19
0.18
0.29
0.18
0.19
0.22
0.21
0.23
6
7
8
0.17
0.18
0.18
0.18
0.19
0.20
0.18
0.18
0.20
0.22
0.20
0.20
0.19
0.22
0.22
0.21
0.18
0.15
0.16
0.17
0.16
0.18
0.17
0.18
0.19
0.20
0.19
0.18
0.20
0.20
0.20
0.20
0.16
0.17
0.16
0.19
0.21
0.17
0.18
0.18
0.20
0.23
0.17
0.19
0.19
0.20
0.25
0.23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
7 Mei 2017
Jumat,
12 Mei 2017
Rabu,
17 Mei 2017
Senin,
22 Mei 2017
Sabtu,
27 Mei 2017
Kamis,
1 Juni 2017
Selasa,
6 Juni 2017
0.21
0.21
0.21
0.22
0.22
0.27
0.28
0.22
0.23
0.28
0.28
0.28
0.22
0.24
0.28
0.29
0.30
0.24
0.25
0.28
0.29
0.31
0.27
0.28
0.29
0.30
0.32
0.28
0.29
0.29
0.30
0.33
0.30
0.30
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
0.21
0.21
0.21
0.21
0.25
0.22
0.24
0.23
0.22
0.29
0.23
0.17
0.26
0.23
0.29
0.27
0.28
0.27
0.25
0.29
0.28
0.33
0.27
0.26
0.29
0.31
0.35
0.29
0.28
0.30
0.32
0.37
0.30
0.28
0.23
0.23
0.22
0.22
0.27
0.26
0.23
0.23
0.23
0.29
0.28
0.26
0.25
0.27
0.30
0.28
0.28
0.28
0.27
0.31
0.31
0.33
0.28
0.28
0.31
0.32
0.36
0.30
0.29
0.32
0.32
0.42
0.31
0.30
0.20
0.23
0.20
0.21
0.30
0.22
0.25
0.21
0.22
0.33
0.24
0.26
0.24
0.24
0.33
0.25
0.27
0.28
0.25
0.33
0.30
0.28
0.28
0.26
0.34
0.30
0.27
0.29
0.27
0.35
0.32
0.32
0.29
0.28
0.21
0.22
0.22
0.22
0.26
0.24
0.25
0.24
0.23
0.32
0.27
0.28
0.24
0.24
0.33
0.28
0.30
0.25
0.25
0.33
0.28
0.31
0.27
0.27
0.35
0.29
0.32
0.28
0.28
0.35
0.30
0.35
0.33
0.29
0.20
0.20
0.25
0.23
0.27
0.21
0.23
0.29
0.25
0.27
0.23
0.23
0.32
0.27
0.28
0.24
0.25
0.32
0.27
0.29
0.25
0.28
0.33
0.29
0.29
0.26
0.30
0.33
0.30
0.32
0.28
0.32
0.24
0.30
0.21
0.21
0.21
0.21
0.22
0.24
0.25
0.24
0.24
0.24
0.25
0.28
0.26
0.25
0.24
0.28
0.32
0.27
0.26
0.25
0.34
0.36
0.28
0.27
0.25
0.34
0.36
0.29
0.29
0.26
0.36
0.40
0.30
0.30
0.21
0.20
0.23
0.28
0.26
0.21
0.25
0.23
0.29
0.28
0.23
0.30
0.26
0.31
0.29
0.24
0.30
0.28
0.31
0.32
0.27
0.32
0.28
0.32
0.33
0.29
0.33
0.30
0.33
0.34
0.30
0.34
0.30
0.34
Hasil Diameter Batang
Perlakuan
A1
A2
A3
K (+)
K (-)
1
0.13
0.13
0.16
0.12
0.10
2
0.13
0.13
0.19
0.14
0.11
Jumlah Ulangan
3
4
5
0.16 0.17 0.15
0.17 0.17 0.15
0.23 0.15 0.18
0.14 0.11 0.16
0.13 0.10 0.11
Jumlah Rerata
6
0.15
0.10
0.14
0.06
0.11
7
0.08
0.21
0.25
0.13
0.13
8
0.18
0.12
0.18
0,12
0.13
1.13
1.17
1.47
0.97
0.91
0.18
0.15
0.18
0.12
0.11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
C. Jumlah Daun (helai)
Tanggal
Sabtu,
22 April
2017
Perlakuan
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
Kamis,
A1
27 April
A2
2017
A3
K(+)
K(-)
Selasa, 2 Mei A1
2017
A2
A3
K(+)
K(-)
Minggu,
A1
7 Mei 2017
A2
A3
K(+)
K(-)
Jumat,
A1
12 Mei 2017 A2
A3
K(+)
K(-)
Rabu,
A1
17 Mei 2017 A2
A3
K(+)
K(-)
Senin,
A1
22 Mei 2017 A2
A3
K(+)
K(-)
Sabtu,
A1
27 Mei 2017 A2
A3
K(+)
K(-)
Kamis,
A1
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
6
5
7
5
5
7
7
10
6
5
8
8
12
6
10
8
11
15
7
10
9
2
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
5
4
3
4
4
5
4
4
5
4
6
5
6
5
4
6
8
6
6
5
7
8
10
7
5
7
12
12
7
9
8
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
4
5
5
4
6
6
7
5
5
7
8
8
5
5
8
9
11
7
6
9
13
14
9
6
12
Ulangan
4
5
2
2
2
2
3
3
2
3
3
4
4
4
4
4
4
4
5
6
5
4
5
5
6
6
4
9
6
7
6
5
10
8
8
7
6
10
12
9
10
7
12
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
5
4
4
5
5
5
5
5
6
6
7
7
6
10
7
8
9
7
11
8
11
10
7
13
10
13
12
7
13
6
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
3
4
5
5
5
4
6
5
5
6
6
8
7
6
7
7
11
8
7
8
8
15
8
9
12
10
17
7
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
5
4
5
5
4
5
5
5
6
5
6
5
12
10
6
8
7
11
11
6
6
8
12
14
7
8
9
8
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
6
5
7
5
6
8
5
11
6
7
11
7
13
6
7
15
11
14
8
10
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
1 Juni 2017
Selasa,
6 Juni 2017
11
16
7
11
9
11
18
8
13
A2
A3
K(+)
K(-)
A1
A2
A3
K(+)
K(-)
13
15
9
10
9
14
17
9
10
15
17
10
7
13
16
18
12
7
12
11
10
8
13
14
13
11
10
10
16
13
9
14
10
17
14
10
9
12
13
8
18
9
12
13
8
13
18
9
9
12
14
19
19
9
12
16
9
11
19
13
17
9
12
Hasil Jumlah Daun
Perlakuan
1
A1
A2
A3
K (+)
K (-)
2
6
8
16
5
10
7
12
15
6
8
3
11
14
16
9
5
Jumlah Ulangan
4
5
6
11
12
15
12
8
7
11
15
10
9
12
11
7
7
5
Jumlah Rerata
7
10
12
17
17
6
8
16
9
14
7
9
Lampiran 2
Uji Statistik Pertumbuhan Tanaman Kedelai
A. Uji Normalitas
Tinggi Tanaman
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tinggi_Tanaman
N
Normal Parameters
40
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
8.42
2.074
Absolute
.098
Positive
.098
Negative
-.058
Kolmogorov-Smirnov Z
.623
Asymp. Sig. (2-tailed)
.833
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
88
82
114
76
57
11
10.25
14.25
9.50
7.13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Diameter Batang
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Diameter_Batang
N
40
Normal Parameters
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.1407
.03931
Absolute
.101
Positive
.101
Negative
-.085
Kolmogorov-Smirnov Z
.638
Asymp. Sig. (2-tailed)
.811
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Jumlah Daun
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Jumlah_Daun
N
Normal Parameters
40
a,,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
8.6600
2.22489
Absolute
.098
Positive
.098
Negative
-.083
Kolmogorov-Smirnov Z
.623
Asymp. Sig. (2-tailed)
.833
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
B. Uji Homogenitas
Tinggi Tanaman
Test of Homogeneity of Variances
Tinggi_Tanaman
Levene Statistic
df1
.696
df2
4
Sig.
35
.600
Diameter Batang
Test of Homogeneity of Variances
Diameter_Batang
Levene Statistic
df1
.909
df2
4
Sig.
35
.469
Jumlah Daun
Test of Homogeneity of Variances
Jumlah_Daun
Levene Statistic
.906
df1
df2
4
Sig.
35
.471
C. Uji Deskriptif dan Anova
Tinggi Tanaman
Descriptives
Tinggi_Tanaman
95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
A1
8
7.6250
2.05061
.72500
5.9106
9.3394
5.30
10.00
A2
8
9.1375
1.64659
.58216
7.7609
10.5141
7.00
12.50
A3
8
10.2250
1.87598
.66326
8.6566
11.7934
7.50
12.50
K(+)
8
8.2500
1.80396
.63780
6.7418
9.7582
6.50
12.00
K(-)
8
6.8750
1.57548
.55702
5.5579
8.1921
4.50
9.00
Total
40
8.4225
2.07408
.32794
7.7592
9.0858
4.50
12.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
ANOVA
Tinggi_Tanaman
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
F
54.566
4
13.641
Within Groups
113.204
35
3.234
Total
167.770
39
Sig.
4.218
.007
Diameter Batang
Descriptives
Diameter_Batang
95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
A1
8
.1365
.03959
.01400
.1034
.1696
.05
.18
A2
8
.1465
.03320
.01174
.1187
.1743
.10
.21
A3
8
.1840
.03794
.01341
.1523
.2157
.14
.25
K(+)
8
.1218
.02993
.01058
.0967
.1468
.06
.16
K(-)
8
.1145
.01447
.00512
.1024
.1266
.10
.13
Total
40
.1407
.03931
.00622
.1281
.1532
.05
.25
ANOVA
Diameter_Batang
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
.024
4
.006
Within Groups
.036
35
.001
Total
.060
39
F
5.700
Sig.
.001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Jumlah Daun
Descriptives
Jumlah_Daun
95% Confidence Interval for Mean
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum
Maximum
A1
8
8.8125
2.94833
1.04239
6.3476
11.2774
5.50
13.00
A2
8
9.1375
1.64659
.58216
7.7609
10.5141
7.00
12.50
A3
8
10.2250
1.87598
.66326
8.6566
11.7934
7.50
12.50
K(+)
8
8.2500
1.80396
.63780
6.7418
9.7582
6.50
12.00
K(-)
8
6.8750
1.57548
.55702
5.5579
8.1921
4.50
9.00
Total
40
8.6600
2.22489
.35179
7.9484
9.3716
4.50
13.00
ANOVA
Jumlah_Daun
Sum of Squares
Between Groups
df
Mean Square
48.438
4
12.110
Within Groups
144.617
35
4.132
Total
193.056
39
F
2.931
Sig.
.034
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
D. Uji Post Hoc: Duncan
Tinggi Tanaman
Tinggi_Tanaman
a
Duncan
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
1
2
3
K(-)
8
6.8750
A1
8
7.6250
7.6250
K(+)
8
8.2500
8.2500
A2
8
A3
8
Sig.
9.1375
9.1375
10.2250
.157
.120
.235
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000.
Diameter Batang
Diameter_Batang
a
Duncan
Subset for alpha = 0.05
Perlaku
an
N
1
K(-)
8
.1145
K(+)
8
.1218
A1
8
.1365
A2
8
.1465
A3
8
Sig.
2
.1840
.077
1.000
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Jumlah Daun
Jumlah_Daun
a
Duncan
Subset for alpha = 0.05
Perlakuan
N
1
K(-)
8
6.8750
K(+)
8
8.2500
8.2500
A1
8
8.8125
8.8125
A2
8
9.1375
A3
8
10.2250
Sig.
.079
2
.083
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8.000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3
Data Pengamatan Infeksi Mikoriza dan Faktor Eksternal Pertumbuhan
A. Infeksi CMA
Perlakuan A1
Bidang
Pandang
A1.1
Rambut akar
1
+
+
+
+
+
Jumlah +
dan -
% infeksi
akar
% rata-rata
infeksi
ulangan
% infeksi
perlakuan
4
0
3
5
0
2
3
5
4
0
Rambut akar
2
5
0
2
4
0
6
3
7
0
2
+ 14
-12
53.8%
A1.3
Rambut akar
3
3
4
6
2
4
7
3
5
0
0
+10
-19
34.5%
+16
-18
47.1%
Rambut akar
1
Rambut akar
2
0
5
4
7
1
4
4
0
6
3
5
7
4
4
3
2
2
0
3
4
+15
-19
-17
50%
45.1%
51.8%
49.5%
89
Rambut akar
3
2
2
1
3
5
0
6
1
5
6
+17
44.1%
A1.5
Rambut akar
1
4
3
2
3
2
4
3
0
2
0
+19
-12
61.3%
Rambut akar
2
6
8
2
5
4
3
4
0
4
7
+13
-10
56,5%
Rambut akar
3
0
4
6
5
2
4
4
2
6
2
+20
-23
46.5%
51.5%
+18
-17
51,4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perlakuan A2
Bidang
Pandang
A2.1
Rambut akar
1
+
+
+
+
+
Jumlah +
dan -
% infeksi
akar
% rata-rata
infeksi
ulangan
% infeksi
perlakuan
6
0
7
3
4
0
8
3
5
2
Rambut akar
2
5
2
5
6
7
4
0
6
8
0
+30
-8
78.9%
A2.4
Rambut akar
3
7
1
4
7
2
0
6
3
4
7
+25
-18
58.1%
64.4%
+23
-18
56.1%
Rambut akar
1
Rambut akar
2
0
4
8
2
1
6
0
6
7
3
2
0
4
6
0
5
2
7
5
0
+16
-19
45.7%
A2.8
Rambut akar
3
8
0
5
3
4
7
6
3
2
2
+13
-18
41.9%
50.0%
Rambut akar
1
10
3
5
1
4
0
1
5
2
4
+25
-15
62.5%
Rambut akar
2
0
4
8
3
1
5
0
8
0
2
+22
-13
62.9%
Rambut akar
3
3
1
6
4
3
4
2
0
6
0
+9
-22
29.0%
+20
-9
69.0%
53.6%
56%
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perlakuan A3
Bidang
Pandang
A3.3
Rambut akar
1
+
+
+
+
+
Jumlah +
dan -
% infeksi
akar
% rata-rata
infeksi
ulangan
% infeksi
perlakuan
10
6
7
5
8
2
9
4
11
6
Rambut akar
2
8
1
8
0
7
2
9
6
5
2
+45
-23
66.2%
A3.4
Rambut akar
3
0
8
12
4
7
2
9
2
6
3
+37
-11
77.1%
69.1%
+34
-19
64.2%
Rambut akar
1
Rambut akar
2
6
4
8
5
11
9
6
3
5
6
4
2
11
9
5
6
2
1
9
0
+36
-27
57.1%
A3.5
Rambut akar
3
7
5
0
3
6
2
1
11
2
8
+31
-18
63.3%
52.0%
Rambut akar
1
12
5
8
0
10
4
8
2
9
5
+16
-29
35.6%
Rambut akar
2
4
7
2
6
2
7
3
8
3
6
+47
-16
74.6%
Rambut akar
3
9
2
5
0
8
1
7
0
4
1
+14
-34
29.2%
+33
-4
89.2%
64.3%
61.8%
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kontrol postif K(+)
Bidang
Pandang
K(+).6
Rambut akar
1
+
+
+
+
+
Jumlah +
dan -
% infeksi
akar
% rata-rata
infeksi
ulangan
% rata-rata
infeksi
perlakuan
8
2
10
0
7
4
6
3
8
2
Rambut akar
2
5
7
8
6
11
0
8
5
6
0
+39
-9
81.3%
K(+).7
Rambut akar
3
12
4
7
0
8
7
6
5
11
4
+38
-18
67.9%
72.6%
+44
-20
68.8%
Rambut akar
1
Rambut akar
2
8
0
11
7
8
3
10
1
9
6
3
3
9
2
12
7
3
6
5
5
+46
-17
73.0%
K(+).8
Rambut akar
3
9
2
8
7
5
4
9
4
8
8
+32
-23
58.2%
64.0%
Rambut akar
1
12
6
2
0
10
7
8
1
9
0
+39
-25
60.9%
Rambut akar
2
10
1
5
3
4
1
5
6
4
7
+41
-14
74.5%
Rambut akar
3
7
5
8
6
8
5
2
3
9
5
+28
-18
+34
60.9%
-24
58.6%
64.7%
67.1%
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
B. pH, Suhu, dan Kelembapan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tanggal
22/04/2017 pH
Suhu
Kelembapan
27/04/2017
pH
Suhu
Kelembapan
02/05/2017
pH
Suhu
Kelembapan
07/05/2017
pH
Suhu
Kelembapan
12/05/2017
pH
Suhu
Kelembapan
17/05/2017
pH
Suhu
Kelembapan
22/05/2017
pH
Suhu
Kelembapan
27/05/2017
pH
Suhu
Kelembapan
01/06/2017
pH
Suhu
Kelembapan
06/05/2017
pH
Suhu
Kelembaban
pH, Suhu dan Kelembaban
A1
A2
A3
5
5
5
27
91
A4
4,5
A5
4,5
4,6
4,8
4,8
4,2
4
4,8
5,2
5,5
4,8
4,5
5,2
5,2
5,8
5
4,8
5
4,8
5,6
5,2
5,3
5,2
5,5
5,8
5,2
5,5
4,9
5,7
5,9
5,5
5,8
5,3
5,7
6,3
5,8
6
5,5
6
6,6
6,2
6,2
5,8
6,5
6,8
6,3
6,4
27
81
31
63
30
66
28
64
29
64
30
62
29
63
29
63
29
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4
A. Silabus
SILABUS PEMINATAN DAN ILMU-ILMU ALAM
MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester
: XII/I
Materi
: Pertumbuhan dan Perkembangan
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
Kompetensi Inti
:
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai)
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiann, kebangsaan,
kenegaraan dan peradapan terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, mengaji dan mencipta dalam ranah konkret dan rana abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK
1.2 Menyadari dan 1. Pertumbuhan dan
mengagumi
perkembangan
pola pikir
Faktor-faktor
ilmiah dalam
yang
kemampuan
memengaruhi
mengamati
bioproses.
2. Merencanakan dan
melaksanakan
percobaan.
Mengkaji hasil
kerja ilmiah
(contoh kerja
ilmiah)
Mengidentifikasi
KEGIATAN
PEMBELAJARAN
1. Konsep Pertumbuhan
dan Perkembangan
PENILAIAN
4 JP
Test
Soal Essay
Mengamati
Non Test
Mengamati tanaman
yang ada di lingkungan
sekitar/gambar/video
Diskusi tentang
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
Diskusi tentang faktorfaktor yang
memengaruhi
pertumbahan dan
ALOKASI
WAKTU
Observasi
Kerja ilmiah,
sikap ilmiah
SUMBER
BELAJAR
Buku
Biologi
SMA
Kelas XII
Jurnal
Laporan
hasil
penelitian
Video
Kartu
gambar
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1 Berperilaku
ilmiah: teliti,
disiplin dan
tanggung jawab
dalam setiap
tindakan dan
dalam
melakukan
pengamatan dan
percobaan di
dalam
kelas/laboratori
um maupun di
luar kelas/
laboratorium
langkah-langkah
melakukan
percobaan
menurut kerja
ilmiah dari hasil
diskusi dan
mengkaji contoh
karya ilmiah dari
berbagai sumber
perkembangan tanaman.
Menanya
Siswa diminta untuk
mengajukan pertanyaan
terkait tentang
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
dan faktor–faktor yang
memengaruhinya
Portofolio
Laporan
hasil
percobaan
Mengumpulkan Data
(Eksplorasi)
3.1 Menganalisis
hubungan antara
faktor internal
dan eksternal
dengan proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada makhluk
hidup
berdasarkan
Menggali informasi
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
melalui studi literatur
dan diskusi
Menalar/ Mengasosiasi
Siswa membaca dan
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil percobaan.
4.1 Merencanakan
dan
melaksanakan
percobaan
tentang faktor
luar yang
mempengaruhi
proses
pertumbuhan
dan
perkembangan
tanaman dan
melaporkan
secara tertulis
dengan
menggunakan
tata cara
penulisan ilmiah
yang benar.
berdiskusi untuk
menganalisis faktor yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
Siswa membuat
kesimpulan tentang
konsep pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan
Mengkomunikasi
Siswa mempresentasikan
hasil kajian dan diskusi
tentang konsep
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
2. Merencanakan dan
Melakukan Percobaan
Tentang Pertumbuhan
dan Perkembangan
Tanaman Kedelai
Mengamati
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengkaji contoh karya
ilmiah dari berbagai
literatur
Mengidentifikasi
langkah– langkah dalam
melakukan percobaan
menurut kerja ilmiah
Menanya
Siswa diminta
mengajukan pertanyaan
tentang langkah-langkah
percobaan dan cara
menyusun laporan hasil
percobaan
Mengumpulkan Data
Mendiskusikan dan
membuat rancangan
percobaan
Melakukan percobaan
sesuai dengan
rancangan yang telah
disusun dan disepakati
kelompok
Melakukan
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengamatan
percobaan dan
mencatat data
Menalar/ Mengasosiasi
Mengolah data hasil
percobaan
Menjawab
permasalahan
Membuat kesimpulan
dari hasil percobaan
Mengkomunikasi
Menyususn laporan
hasil percobaan secara
tertulis
Melaporkan hasil
eksperimen secara
lisan melalui
presentase
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/ Semester
: XII/1
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi Pokok
: Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Alokasi Waktu
: 4 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3
: Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan
humaniora dengan wawasan kemanusiann, kebangsaan,
kenegaraan dan peradapan terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
KI 4
: Mengolah, menalar, mengaji dan mencipta dalam ranah konkret
dan rana abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.3
2.1
3.1
4.1
Kompetensi Dasar
Peka dan peduli terhadap
masalah lingkungan hidup,
menjaga dan menyayangi
lingkungan sebagai manifestasi
pengamalan ajaran agama yang
dianutnya
Indikator
1.3.1 Peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan hidup
yang terjadi di sekitarnya
Berperilaku ilmiah: disiplin,
2.1.1 Disiplin dalam melakukan
tanggung jawab dan bekerjasama
percobaan
dalam dalam setiap tindakan dan 2.1.2 Bertanggung jawab dalam
dalam melakukan pengamatan
melakukan percobaan
dan percobaan di dalam
2.1.3 Bekerjasama dalam melakukan
kelas/laboratorium maupun di
percobaan maupun diskusi baik di
dalam kelas maupun di luar kelas
luar kelas/laboratorium
Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada mahluk
hidup berdasarkan hasil
percobaan
3.1.1 Menjelaskan faktor internal dan
faktor eksternal yang
mempengaruhi proses pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan
3.1.2 Menganalisis hubungan antara
faktor internal dan eksternal
dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
Merencanakan dan melaksanakan 4.1.1 Merumuskan rancangan percobaan
percobaan tentang faktor luar
mengenai faktor luar yang
yang memengaruhi proses
mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, dan melaporkan secara
tanaman kedelai
tertulis dengan menggunakan
4.1.2 Melakukan penelitian tentang faktor
tatacara penulisan ilmiah yang
luar yang mempengaruhi proses
benar.
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
4.1.4 Menyampaikan hasil penelitian
dalam bentuk laporan tertulis dan
presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
C. Tujuan Pembelajaran
1.3.1.1 Melalui refleksi siswa menunjukan sikap peka dan peduli terhadap
permasalahan lingkungan.
2.1.1.1 Melalui kegiatan percobaan siswa dapat menunjukan sikap disiplin
2.1.2.1 Melalui kegiatan percobaan siswa dapat menunjukan sikap tanggung
jawab
2.1.3.1 Melalui kegiatan diskusi dan percobaan siswa dapat menunukan sikap
kerja sama
5.1.1.1 Melalui studi pustaka siswa dapat menjelaskan faktor internal dan
faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
3.1.2.1 Melalui kegiatan diskusi siswa mampu menganalisi hubungan antara
faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan
3.1.3.1 Setelah membaca dan menganalisis jurnal siswa dapat menentukan
variable-variabel yang digunakan dalam penelitian
4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa dapat merumuskan rancangan
percobaan mengenai faktor luar yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
4.1.2.1 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu melaksanakan percobaan
tentang faktor luar
yang memengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
4.1.4.1 Setelah percobaan siswa mampu membuat laporan hasil percobaan
tentang faktor luar
yang memengaruhi proses pertumbuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
perkembangan tanaman secara tertulis dengan menggunakan tata
cara penulisan ilmiah yang benar
E. Materi Pembelajaran
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
D. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Model
: Discovery
3. Metode
:5M
E. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)
b. Gambar/ Video
c. Power Point (PPT)
2. Alat
a. Alat dan Bahan
1) Timbangan
2) Meteran
3) Ember
4) Cetok
5) Thermohygro
6) Polybag
b. Bahan
1) Mikoriza
2) Benih Kedelai
3) Tanah
4) Air
3. Sumber Belajar
1)
2)
3)
4)
Buku Biologi SMA Kelas XII
Jurnal Penelitian (Judul jurnal dapat dilihat pada LKS-1)
Buku – buku sumber yang relevan
Media online yang terpercaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I (2x45 menit)
Kegiatan
Fase
(Waktu)
Pendahuluan Menyiapkan
(15 menit)
kondisi belajar
Melakukan
apersepsi,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan
memberi motivasi
siswa
Mengorganisasi
siswa dalam
kelompok belajar
Kegiatan Inti
(60 menit)
Mengamati
Kegiatan Guru dan Siswa
1. Memberikan salam, berdoa, mengecek
kehadiran siswa dan persiapan kelas
2. Guru menayangkan gambar tentang jenisjenis tanaman serta proses pertumbuhannya
pada media dan ekosistem yang berbeda
3. Guru menstimulasi siswa untuk bertanya
tentang apa yang baru saja diamati.
4. Guru menyampaikan topik materi yang
akan dipelajari
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6. Guru mengorganisasi siswa dalam
kelompok diskusi dan membagikan LKS
tentang pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan.
7. Guru memberikan waktu (10 menit) kepada
siswa untuk mengamati tumbuhan yang ada
di sekitar lingkungan sekolah.
8. Guru menampilkan gambar dan
menayangkan video terkait faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
9. Guru membagikan beberapa jurnal dan
hasil karya ilmiah untuk dibaca oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Kegiatan
(Waktu)
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
Menanya
Kegiatan
Penutup
(15 menit)
10. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
terkait pengamatan mereka terhadap
tumbuhan di sekitar lingkungan sekolah.
11. Siswa diminta untuk menyampaikan
tanggapan mereka terkait dengan video/
gambar yang dilihat.
12. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
kepada siswa terkait dengan jurnal yang
sudah dibagikan.
Mengumpulkan
13. Siswa menggali informasi dari berbagai
Informasi/
sumber (buku pelajaran, buku relevan,
Mencoba
media online) terkait konsep pertumbuhan
dan perkembangan.
Mengasosiasi/
14. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok
Menalar
untuk menjawab pertanyaan dalam yang
diberikan.
15. Siswa mengisi LKS dan mengolah
informasi dari berbagai sumber tersebut.
Mengkomunikasi- 16. Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok
kan
tersebut di depan kelas.
17. Kelompok lain diminta untuk memberikan
pertanyaan atau menanggapi hasil diskusi
kelompok yang disampaikan.
18. Guru mengkonfirmasi jawaban siswa yang
dianggap masih kurang tepat dan
menjelaskan faktor internal dan eksternal
pertumbuhan dan perkembangan secara
sistematis dan terarah.
Evaluasi
19. Guru memberikan soal post test sebanyak 3
soal terkait materi yang baru saja dipelajari.
Merangkum
20. Guru membimbing siswa untuk
merangkum hasil pembelajaran.
Refleksi
Tindak Lanjut
21. Mengajak siswa melakukan refleksi atas
manfaat dan pengetahuan yang baru
diperoleh.
22. Memberi tugas untuk menyiapkan alat dan
bahan yang digunakan dalam percobaan
tentang faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang
akan dilaksanakan pada pertemuan
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Prtemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan
Fase
(Waktu)
Pendahuluan Menyiapkan
(15 menit)
kondisi belajar
Melakukan
apersepsi,
menyampaikan
tujuan
pembelajaran dan
memberi motivasi
siswa
Mengorganisasi
siswa dalam
kelompok belajar
Kegiatan Inti
(60 menit)
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
Informasi/
Mencoba
Mengasosiasi/
Menalar
Mengkomunikasikan
Evaluasi
Kegiatan Guru dan Siswa
1. Memberikan salam, berdoa,
mengecek kehadiran siswa dan
persiapan kelas
2. Guru mengajukan pertanyaan ― Apa
factor-faktor eksternal yang paling
mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kedelai?‖
3. Guru menyampaikan kegiatan yang
akan dilakukan
4. Guru menyampaikan tujuan
pemebelajaran yang akan dicapai
melalui percobaan yang akan
dilakukan
5. Guru mengorganisasi siswa dalam
kelompok praktikum dan
membagikan LKS terkait
pengamatan pertumbuhan kedelai.
6. Siswa diminta untuk mengamati
PPT yang ditampilkan terkait
dengan prosedur kerja dalam
percobaan tentang pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan
7. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya halhal yang belum dipahami
berhubungan dengan percobaan.
8. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk melakukan
percobaan berdasarkan prosedur
kerja secara ilmiah.
9. Siswa diminta untuk berpikir kritis
dan menjawab pertanyaan yang ada
dalam LKS.
10. Siswa diminta untuk
mengkomunikasikan hal–hal yang
mereka temukan dalam kegiatan
percobaan
11. Guru memberikan post test terkait
dengan percobaan yang telah
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kegiatan
(Waktu)
Kegiatan
Penutup
(15 menit)
Fase
Merangkum
Refleksi
Tindak Lanjut
Kegiatan Guru dan Siswa
12. Guru membimbing siswa untuk
merangkum hasil pembelajaran.
13. Mengajak siswa melakukan refleksi
atas manfaat dan pengetahuan yang
baru diperoleh.
14. Guru memberi tugas kepada siswa
untuk melakukan pengamatan dan
pendataan terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman
tanaman kedelai
15. Memberi tugas kepada siswa untuk
mengerjakan laporan praktikum
secara individu dan dikumpulkan
pada pertemuan selanjutnya
H. Penilaian (Terlampir)
1. Jenis/ Teknik Penilaian
a. Tes
: test tertulis
b. Non Tes : lembar penilaian sikap, lembar penilaian keterampilan,
lembar penilaian laporan.
2. Bentuk Instrumen
Soal essay, lembar kerja siswa (LKS), rubrik penilaian siswa dan
pedoman
skoring (terlampir).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Nama
:
Kelas
:
Kelompok :
LEMBAR KERJA SISWA I
A. Judul
: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan
B. Tujuan
:
Melalui diskusi kelompok serta mengkaji pustaka siswa mampu:
1. Menjelaskan
faktor
internal
dan
faktor
eksternal
yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
2. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
C. Alat dan Bahan :
Alat
Bahan
1. Kertas HVS
1. Buku
2. Bolpoin
2. Jurnal
3. Pensil
3. Internet
D. Cara Kerja :
1. Berkumpulah dalam kelompok yang satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa
2. Bacalah jurnal yang telah dibagikan di dalam kelompok masing-masing
3. Diskusikanlah di dalam kelompok tentang faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
4. Presentasikanlah hasil diskusi kelompokmu di depan kelas
E. Hasil Kegiatan
Judul Artikel
Faktor
tanaman
eksternal
yang
mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
F. Pertanyaan
1. Apa pokok bahasan dari jurnal yang telah kalian baca?
2. Tuliskan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
3. Jelaskan hubungan antara faktor eksternal dengan proses pertumbuhan dan
perkembanga tumbuhan
4. Tentukan variabel bebas, variabel terikat dan variabel kontrol dari artikel yang
telah kalian baca
G. Jawaban
1. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………....
2. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
4. ………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
H. Kesimpulan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Nama
:
Kelas
:
Kelompok :
LEMBAR KERJA SISWA 2
A. Judul : Merancang dan Melakukan Percobaan Pengaruh Faktor Eksternal
Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
B. Tujuan
:
Melalui diskusi kelompok siswa mampu :
1. Membuat rancangan percobaan mengenai faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman
2. Melakukan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman
3. Membuat laporan ilmiah dan presentasi hasil kerja kelompok
C. Alat dan Bahan
Alat :
Bahan :
1. Bolpoin
1. Pupuk CMA
2. Log book
2. Tanah
3. Pensil
3. Air
4. Mistar
4. Bibit kedelai
5. Polybag
6. Kamera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
D. Cara Kerja
1. Siapkan polybag yang telah diisi dengan media tanah sebanyak 12 buah
2. Rendamlah biji kedelai dalam air. Pisahkan biji yang mengambang
3. Pilihlah 12 biji kedelai untuk ditanam di polybag yang sudah disiapkan
4. Siapkan pupuk CMA masing-masing 5 g untuk 3 polybag, 10 g untuk 3 polybag
dan 15 g untuk 3 polybag
5. Letakkan biji kedelai ke dalam masing-masing polybag di bagian tengah
6. Untuk perlakuan 1, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan
CMA 5 g di sekitar biji
7. Untuk perlakuan 2, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan
CMA 10 g di sekitar biji
8. Untuk perlakuan 3, letakan biji kedelai di bagian tengah polybag dan taburkan 15
g CMA di sekitar biji
9. Untuk kontrol tidak perlu diberi CMA
10. Amati setiap perlakuan dan catat hasilnya pada log book
11. Lakukan pengukuran terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, catat dalam tabel
12. Lakukan pengukuran terhadap pH tanah masing-masing perlakuan dan catat pada
tabel
13. Lakukan pengukuran suhu dan kelembaban udara dan catat pada table
14. Buatlah laporan hasil penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel 1 Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
Indikator
Pertumbu
han
Perlakuan dan Kontrol
Perlakuan 1
M M M
1 2
3
Perlakuan 2
M M M
1
2
3
Perlakuan 3
M M M
1
2
3
Kontrol
K K K
1 2 3
Tinggi
Tanaman
Jumalah
Daun
Keterangan
M1 – M3 : Perlakuan
K1 – K3 : Kontrol
Tabel 2 Hasil Pengamatan pH, Suhu dan Kelembaban Udara
Faktor
Eksternal
pH
Suhu
Kelembaban
Perlakuan
1
Perlakuan
2
Perlakuan
3
Kontrol
E. Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil pengamatan kelompokmu perlakuan manakah yang memiliki
tingkat pertumbuhan paling baik?
2. Apakah ada perbedaan antara perlakuan dan kontrol?
3. Faktor eksternal manakah yang paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kedelai?
4. Apakah hasil pengamatan sesuai dengan hipotesis yang dibuat kelompok?
F. Kesimpulan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP
Materi
Kelas/ Semester
Hari, tanggal
Indikator
: Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan
: XII/ 1
: .........................................................................................
:
2.1.1 Disiplin dalam melakukan percobaan
2.1.2 Bertanggung jawab dalam melakukan percobaan
2.1.3 Bekerjasama dalam melakukan percobaan
No
Aspek Penilaian
Disiplin Tanggung
jawab
Nama
Bekerjasama
Skor
Total
1.
2.
dst..
RUBRIK PENILAIAN SIKAP
Aspek
Disiplin
Tanggung
jawab
Bekerjasama
Skor
3
2
1
3
2
1
4
Indikator
Bila:
Masuk ke ruangan laboratorium tepat waktu
Menggunakan jas laboratorium saat melakukan
percobaan
Melakukan percobaan dengan sungguh-sungguh
dan menyelesaikan tepat waktu
Bila 2 indikator terpenuhi
Bila 1 indikator terpenuhi
Bila:
Melaksanakan tugas yang dipercayakan dalam
kelompok
Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
Mengembalikan barang yang dipinjam
Bila 2 indikator terpenuhi
Bila 1 indikator terpenuhi
Bila:
Terlibat dalam percobaan sesuai dengan kelompok
yang sudah dibagikan
Aktif dalam kerja kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3
2
1
Total Skor= 10
Memusatkan perhatian pada tujuan kelompok
Mencari jalan untuk menyatukan perbedaan
pendapat/pikiran antara diri sendiri dengan orang
lain
Bila 3 indikator terpenuhi
Bila 2 indikator terpenuhi
Bila 1 indikator terpenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
INSTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
Materi
Perkembangan
: Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
pada Tumbuhan
: XII/ I
: ....................................................................
Kelas/ Semester
Hari, tanggal
Indikator
:
4.1.2 Melaksanakan percobaan tentang faktor luar
yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Aspek
Dinilai
yang
Persiapan
Melakukan
Percobaan
Pengamatan
Skor
3
2
1
4
3
2
1
3
2
1
Skor maksimum = 10
Indikator
Bila :
1. Mempersiapkan alat
2. Mempersiapkan bahan
3. Semua persiapan relevan dengan praktikum yang
akan dikerjakan
Bila 2 indikator terpenuhi
Bila 1 indikator terpenuhi
Bila :
1. Menanam tanaman sambung nyawa dengan benar
2. Meletakan polibag ditempat yang sesuai
3. Memberi air pada tanaman yang sudah ditanam
4. Memberi pupuk cair pada tanaman
Bila 3 indikator terpenuhi
Bila 2 indikator terpenuhi
Bila 1 indikator terpenuhi
Bila:
1. Melakukan pengamatan dikelompoknya sendiri
2. Melakukan pengamatan dengan cermat dan bebas
interpretasi
3. Mencatat hasil pengamatan sesuai dengan fakta
Bila 2 indikator terpenuhi
Bila 1 indikator terpenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LEMBAR PENILAIAN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM
Indikator
No
Nama Siswa
Persiapan
1.
2.
3.
dst.
Jumlah
Skor
Melakukan
Percobaan
Pengamatan
Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen Penilaian Portofolio
Materi
Kelas/ Semester
Indikator
: Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
pada Tumbuhan
: XII/ 1
:
4.1.4.1 Setelah percobaan siswa mampu membuat laporan hasil percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar
No
Nama
Sistematika
laporan
Kelengkapan
laporan
Aspek Penilaian
Kebenaran
Ketepatan
konsep ide yang pemilihan
dipaparkan
kosakata
1.
2.
dst
117
Usaha
siswa
dalam
menyusun
laporan
Skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Rubrik Penilaian Portofolio
Aspek Penilaian
Skor
Sistematika laporan
3
Menuliskan secara terstruktur, rapi
dan mudah dibaca
2
Bila 2 indikator terpenuhi
1
Bila 1 indikator terpenuhi
3
Membuat laporan secara lengkap
memuat Judul, Isi, dan kesimpulan
2
Bila 2 indikator terpenuhi
1
Bila 1 indikator terpenhi
3
Konsep/ide yang dipaparkan
original, kreatif dan inovetif
2
Bila 2 indikator terpenuhi
1
Bila 1 indikator terpenuhi
3
Menggunakan kata sesuai dengan
EYD, setiap kata di awal kalimat
huruf kapital dan kata kerja pasif
2
Bila 2 indikator yang terpenuhi
1
Bila 1 indikator yang terpenuhi
3
Berusaha menyusun laporan dengan
sungguh-sungguh, berusaha
memperbaiki isi, tulisan rapi/ mudah
dibaca
2
Bila hanya 2 indikator yang
terpenuhi
1
Bila hanya 1 indikator yang
terpenuhi
Kelengkapan
laporan
Kebenaran konsep
ide yang
dipaparkan
Ketepatan
pemilihan kosakata
Usaha siswa dalam
menyusun laporan
Skor maksimal: 18
Indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
KISI - KISI SOAL POST TEST PERTEMUAN 1
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Alokasi Waktu
Bentuk Soal
: Biologi
: XII/I
: 15 menit
: Essay
Indikator
3.1.2
3.1.3
Mengidentifikasi faktor internal dan
faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan
Menjelaskan hubungan antara faktor
internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan
Ranah Soal
Nomor
Soal
C2
1
C2, C4
2, 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Post Test Pertemuan 1
1. Sebutkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
2. Mengapa suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman?
3. Perhatikan gambar berikut ini:
A
B
Pot A: kecambah yang diletakan ditempat gelap
Pot B: kecambah yang diletakan ditempat terang
Berdasarkan ilustrasi pada gambar diatas, jelaskan pengaruh faktor luar
terhadap pertumbuhan kecambah!
Kunci Jawaban Post Test Pertemuan 1
1. Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan antara lain:
Faktor dalam adalah hormon dan gen
Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH, kelembapan
2. Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
karena
Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Suhu
yang kurang sesuai akan menyebabkan kerja enzim di dalam sel-sel
kurang
3. Faktor luar yang mempengaruhi pertambahan panjang pada peristiwa
tersebut adalah cahaya. Kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan akan
menyebabkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih
cepat namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis dan pucat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PANDUAN SKOR SOAL POST TEST PERTEMUAN 1
No
Skor
Indikator
Soal
1.
7
Tiap menjawab 1 indikator dikalikan 1 poin maka skor
disesuaikan dengan jumlah jawaban dari siswa
Faktor dalam adalah hormon dan gen (2 indikator)
Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH,
kelembapan (5 indikator)
2.
3.
8
Bila menjawab:
4
Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
menghambat pertumbuhan
Suhu yang kurang sesuai akan menyebabkan kerja
enzim di dalam sel-sel kurang optimal sehingga proses
metabolisme akan terganggu.
Bila 1 indikator terpenuhi
10
Bila menjelaskan 5 faktor berikut:
7,5
Suhu
Cahaya matahari
Kelembapan
Air
Ketersediaan Oksigen
Bila 4 indikator yang terpenuhi
5
Bila 3 indikator terpenuhi
2,5
Bila 2 indikator terpenuhi
1
Bila 1 indikator terpenuhi
Total Skor = 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
KISI - KISI SOAL POST TEST PERTEMUAN 2
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XII/I
Alokasi Waktu
: 10 menit
Bentuk Soal
: Essay
Indikator
Ranah Soal
Nomor
Soal
4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok siswa dapat
merumuskan rancangan percobaan
mengenai faktor luar yang
mempengaruhi proses pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan
C2
1, 2
C4
3
4.1.2.1 Setelah diskusi kelompok, siswa mampu
melaksanakan percobaan tentang faktor
luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
SOAL POST TEST PERTEMUAN 2
1. Tuliskan 2 tujuan praktikum hari ini! (Skor 5)
2. Berdasarkan rancangan percobaan yang telah kalian buat di LKS, menurut
pendapatmu tanaman kedelai yang mempunyai pertumbuhan terbaik
terdapat pada dosis berapa gram? Jelaskan alasanmu! (Skor 10)
3. Mengapa tanaman kedelai yang ditanam di tanah yang kurang subur perlu
diberi cendawan mikoriza arbuskula?
Kunci Jawaban Post Test Pertemuan 2
1. Tujuan praktikum
Mengetahui cara kerja simbiosis antara CMA dan akar tanaman
kedelai
Mengetahui dosis CMA yang paling untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kedelai
2. Tanaman kedelai yang mempunyai pertumbuhan terbaik terdapat pada
dosis CMA 15 g. Hal ini terjadi karena semakin tinggi dosis CMA yang
diberikan akan semakin banyak akar tamanan kedelai yang terinfeksi
sehingga semakin luas bidang serapan unsur hara yang dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
3. Karena kehadiran CMA dapat mempengaruhi sistem akar sehingga akar
tanaman mampu menembus tanah untuk menyerap unsur hara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PANDUAN SKOR SOAL POST TEST PERTEMUAN 2
No
Skor
Indikator
Soal
1.
2.
3.
5
Bila menyebutkan 2 tujuan praktikum
2,5
Bila hanya menyebutkan 1 tujuan praktikum
10
5
Bila menjawab pada dosis 15 g
Dosis 15 g mampu menginfeksi banyak bagian akar
dari tanaman kedelai
Bila 1 indikator terpenuhi
15
Bila menjawab:
10
Tiap jenis kulit mempunyai kandungan unsur hara
yang dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman
Jika beberapa jenis kulit buah dicampur maka
komposisi unsur hara dalam pupuk cair tersebut
menjadi sangat lengkap
Pupuk cair kulit buah tersebut akan berpengaruh
positif bagi pertumbuhan tanaman sambung nyawa
Bila 2 indikator terpenuhi
5
Bila 1 indikator terpenuhi
Total Skor = 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
KISI – KISI ULANGAN HARIAN
Soal
Indikator
3.1.1 Mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup
3.1.2 Menjelaskan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup berdasarkan hasil percobaan
4.1.3 Menganalisis data hasil percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
C1
C2
C3
C4
1, 3
2
4, 5
C5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
ULANGAN HARIAN
Materi
: Pertumbuhan Dan Perkembangan
Hari, tanggal : ...........................................................
Nama
: ...........................................................
Kelas
: .............................................................
1. Sebutkan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan! (Skor 7)
2. Mengapa pH tanah yang asam berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman? (30)
3. Judul penelitian: “Pengaruh Pemberian Dosis Cendawan Mikoriza
Arbuskula (CMA) yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Kedelai
(Glycine max (L) Merill) untuk Meningkatkan Kualitas Tanah pada
Lahan Bekas Tambang Kapur”.
Berdasarkan judul tersebut, tentukan:
a. Variabel bebas
b. Variabel terikat
c. Variabel kontrol
(Skor 20)
4. Bouk melakukan percobaan pertumbuhan kecambah kedelai dengan
intensitas cahaya yang berbeda. Hasil percobaannya dapat dilihat pada
tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Kondisi
Cahaya
Gelap
Remang–
remang
Terang
1
2,3
1,5
Pertambahan tinggi pada hari ke..... (Cm)
2
3
4
5
6
3,4
5,0
5,6
6,1
8,0
1,8
2,2
2,3
2,6
3,1
7
8,6
4,5
2,7
2,9
3,0
1,3
1,3
1,5
2,2
Buatlah kesimpulan berdasarkan data percobaan dari tabel tersebut! (Skor 23)
5. Berdasarkan data hasil pengamatan jelaskan pentingnya perlakuan pada
penelitian dan peran kontrolnya.
Kunci Jawaban Ulangan Harian
1. Faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
perkembangan tumbuhan antara lain:
Faktor Internal: hormon dan gen
Faktor Eksternal: cahaya matahari, suhu, air, pH, kelembapan
2. Karena, apabila keadaan tanah terlalu asam , klorofil akan rusak sehingga
mengganggu proses fotosintesis
3. Variabel yang terdapat dalam penelitian tersebut antara lain:
Variabel bebas: Dosis mikoriza yang diberikan pada tanaman
Variabel terikat: pertumbuhan tanaman kedelai dan infeksi akar
Variabel kontrol: umur bibit, media tanam, waktu dan volume
penyiraman.
4. Berdasarkan data hasil percobaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa: semakin
rendah intensitas cahaya maka semakin cepat perkecambahannya. Peristiwa
ini disebut etiolasi.
5. Perlakuan pada penelitian berguna untuk membandingkan pertumbuhan satu
tanaman
dengan
tanaman
yang
lain.
Kontrol
digunakan
untuk
membandingkan perlakuan dengan kondisi positif atau negatif pertumbuhan
tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
RUBRIK PENILAIAN ULANGAN HARIAN
Soal essay sebanyak 5 soal dengan poin (skor) yang berbeda-beda setiap nomor
berdasarkan tingkat kesulitan soal. Total poin untuk semua soal essay adalah: 100.
No
Soal
1.
Indikator
Tiap menjawab 1 indikator dikalikan 1 poin, maka skor
disesuaikan dengan jumlah jawaban siswa.
Skor
7
Faktor dalam adalah hormon dan gen (2 indikator)
Faktor luar cahaya matahari, suhu, air, pH,
kelembapan (5 indikator)
2.
3.
4.
Bila menyebutkan dan menjelaskan:
30
Cahaya sebagai faktor utama sebagai sumber energi
yang mempengaruhi fotosintesis
Kekurangan cahaya mengganggu fotosintesis
Kekurangan cahaya menyebabkan gejala etiolasi
antara lain (batang tumbuh lebih cepat, daunnya
lemah, tipis dan pucat)
Bila 2 indikator terpenuhi
20
Bila 1 indikator terpenuhi
10
Bila menyebutkan:
20
Variabel bebas: konsentrasi pupuk cair campuran
beberapa jenis kulit buah
Variabel kontrol: pertumbuhan dan perkembangan
tanaman sambung nyawa.
Variabel terikat: umur tanaman, media tanam, waktu
dan volume penyiraman serta volume pemberian
pupuk.
Bila menyebutkan 2 variabel
15
Hanya menyebutkan 1 variabel
10
Bila:
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
5.
Menyebutkan dan menjelaskan tentang unsur hara
nitrogen yang terkandung di dalam pupuk cair daun
gamal
Menjelaskan pengaruh unsur hara nitrogen bagi
tanaman sawi caisim
Bila 1 indikator terpenuhi
10
Bila:
23
Membuat kesimpulan terkait tinggi rendahnya
intensitas cahaya terhadap kecepatan perkecambahan
Menyebutkan tentang persitiwa etiolasi
Bila 1 indikator terpenuhi
Skor Maksimal = 100
11,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran V: Dokumentasi Penelitian
A. Bahan yang Digunakan
Lokasi Tambang dan Pengambilan Media
Benih dan Bibit tanaman Kedelai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
B. Lokasi dan Tata Letak
Lokasi dan Letak tanaman
C. Perlakuan, Perawatan serta Pengambilan Data
Perlakuan dan Perawatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Pengukuran Tanaman dan pH tanah
Pengambilan Sampel dan Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Akar dan Hasil Pengamatan
Pengamatan Tanah Sebelum dan Setelah Ditanami
Download