21 pengaruh faktor upah minimum kabupaten, investasi dan

advertisement
PENGARUH FAKTOR UPAH MINIMUM KABUPATEN, INVESTASI
DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PENYERAPAN
TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN TANAH
BUMBU
Asruni
Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin
ABSTRAKSI
Penerapan upah minimum oleh pemerintah mempengaruhi penawaran
dan permintaan tenaga kerja dalam pasar tenaga kerja yang berakibat
pada penyerapan tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh upah minimum dan faktor investasi terhadap serta
pengeluaran pemerintah terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor
industri kecil di Kabupaten Tanah Bumbu baik secara simultan maupun
secara parsial. Hasil analisis menunjukkan bahwa upah minimum kabupaten dan pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil. Sementara
itu, investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja
disektir industri kecil, yang berarti investasi berpeluang dalam penyerapan tenaga kerja. Dari hasli penelitian ini investasi berpeluang menciptakan penyerapan tenaga kerja, Dengan demikian pengembangan investasi di Kabupaten Tanah Bumbu perlu dikembangkan untuk penyerapan tenga kerja guna mengurangi pengangguran.
Kata kunci: upah minimum kabupaten, investasi,
pemerintah, penyerapan tenaga kerja
PENDAHULUAN
pengeluaran
kan justru perusahaan besar dan konglemeratlah yang mendapat keuntungan. Studi empiris membuktikan bahwa
pertambahan nilai tambah ternyata tidak dinikmati perusahaan berskala kecil,
namum perusahaan berskala konglomerat dengan tenaga kerja lebih dari
1000 orang yang meninkmati kenaikan
nilai tambah secara absolute maupun
per rata-rata perusahaan (Kuncoro dan
Abimanyu, 1995).
Perhatian untuk menumbuhkembangkan industri kecil setidaknya dilandasi oleh tiga alasan, yaitu pertama
industri kecil menyerap banyak tenaga
kerja, kedua industri kecil memegang
peranan penting dalam ekspor non migas dan ketiga adanya urgensi untuk
struktur ekonomi dimana industri dipegang oleh usaha skala besar.
Latar Bekakang Masalah
Proses pembangunan seing kali
dikaitkan dengan proses industrialisasi.
Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu
jalur kegiatan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat
hidup yang lebih maju maupun taraf
hidup yang lebih bermutu.
Sejak tahun 1983, pemerintah
secara konsisten telah melakukan berbagai upaya deregulasi sebagai upaya
penyesuaian struktural dan restrukturisasi perekonomian. Kendati demikian
banyak yang mensinyalir deregulasi di
bidang perdagangan dan investasi tidak memberi banyak keuntungan bagi
perusahaan kecil dan menengah, bah-
21
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
Sektor industri kecil merupakan
salah satu bagian penting dalam pembentukan kemandirian daerah, yang
tentunya menjadi instrument yang tidak
dapat dipisahkan dari pembangunan
ekonomi. Dibandingkan dengan sektor
industri besar, pertumbuhan industri
kecil ini cenderung lebih tinggi, baik dari segi unit usaha maupun dalam jumlah tenaga kerja yang mampu diserap.
Sebagai gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional (PDRB)
hanya 56,7% dan dalam ekspor non
migas hanya 15%, namun sektor industri kecil member kontribusi sebesar
99% dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6%
dalam penyerapan tenaga kerja (Kompas, 14/12/2001). Hal ini lebih lanjut
menjadi sebuah optimism pemerintah
melalui Kementerian Koperasi dan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam mengandalkan sektor industri kecil
sebagai penentu tercapainya target
pertumbuhan ekonomi sebesar 7,7%
tahun 2014, selain itu juga menjadi acuan dalam mencapai target penurunan
kemiskinan pada akhir tahun 2014
sebesar 8% hingga 10%.
Penerapan Upah Minimum oleh
pemerintah mempengaruhi penawaran
dan permintaan tenaga kerja dalam
pasar tenaga kerja.Karena itu dampak
upah minimum tidak terbatas hanya
pada masalah upah, tetapi juga pada
penyerapan tenaga kerja.Yang tidak
kalah penting upah minimum juga
dapat memiliki dampak yang berbeda
terhadap berbagai kelompok pekerja.
Oleh karena itu penetapan upah minimum akan berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja dan pada akhirnya
akan berdampak pada kesempatan
kerja yang ada.
Penetapan Upah Minimum Kabupaten seperti yang telah disebutkan di
atas akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran tenaga kerja
serta dampak yang berbeda terhadap
22
berbagai kelompok pekerja, termasuk
para pelaku industri kecil di kabupaten
Tanah Bumbu. Implikasi dari perubahan permintaan tenaga kerja dalam waktu tertentu tentunya akan mempengaruhi beberapa sektor lainnya, sehingga
perlu dicermati upaya yang dilakukan
pemerintah daerah secara komprenhensif dan mencapai target serta sasaran yang ditentukan. Upaya mewujudkan peningkatan investasi di kabupaten
Tanah Bumbu harus terus berkesinambungan dan konsisten dilakukan mengingat sangat diperlukan iklim investasi
yang komprehensif ditengah semakin
membaiknya indikator makro perekonomian nasional dan cukup signifikannya
laju pertumbuhan ekonomi.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas,
maka selanjutnya dapat ditarik kesimpulan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Seberapa besar pengaruh faktor
Upaha Minimum Kabupaten terhadap penyerepan tenaga kerja pada sektor industri kecil di Kabupaten
Tanah Bumbu.
2. Seberapa besar pengaruh faktor
investasi
terhadap
penyerapan
tenaga kerja pada sektor industri
kecil di Kabupaten Tanah Bumbu
3. Seberapa besar pengaruh faktor
pengeluaran pemerintah terhadap
penyerapan tenaga kerja pada
sektor industri kecil di Kabupaten
Tanah Bumbu.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini
dapat dijadikan tolak ukur pengalaman diri peneliti dalam mengembangkan ilmu pengetahuan terhadap
kebutuhan masyarakat terutama da-
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
lam hal penyerapan tenaga kerja
pada sektor industri kecil.
2. Bagi pelaku pemerintah daerah dan
pelaku industri dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan
kebijakan, khususnya Upah Minimun
Kabuoaten, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah Daerah.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Tenaga Kerja, Angkatan
Kerja, dan Kesempatan Kerja.
Tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan
baik didalam maupun diluar hubungan
kerja guna menghasilkan barang dan
jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat (Sumarsono, 2003). Sedangkan Angkatan Kerja merupakan
penduduk usia 15 tahun ke atas yang
mempunyai pekerjaan, baik yang sedang bekerja dan sementara tidak
bekerja.
Menurut Lukisari (2007), kesempatan kerja mengandung pengertian
lapangan pekerjaan atau kesempatan
kerja yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu kegiatan ekonomi
(produksi). Dalam istilah ketenagakerjaan kesempatan kerja diartikan lowongan pekerjaan yang dapat diisi oleh
pencari kerja untuk mendapatkan kerja.
Pengupahan
Pengertian upah berdasarkan PP
No.8/1981 sebagai berikut: Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan
dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dan dinyatakan
atau dinilai dalam bentuk uang yang
ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan serta dibayarkan atas dasar suatu
perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan termasuk tunjangan,
baik untuk karyawan itu sendiri maupun
23
keluarganya. Upah Minimum adalah
upah yang ditetapkan secara minimum
regional, sektoral regional maupun sub
sektoral yang meliputi upah poko dan
tunjangan.Upah Pokok Minimum adalah upah pokok yang diatur secara minimal baik regional, sektoral maupun
sub sektoral yang merupakan upah
pokok saja tidak termasuk tunjangan.
Hubungan Upah dengan Penyerapan
Tenaga Kerja.
Perusahaan atau pemberi kerja
adalah pihak yang meminta jasa tenaga kerja yang akan dikombinasikan
dengan faktor produksi lainnya dalam
upaya menghasilkan output. Sedangkan angkatan kerja adalah pihak yang
menawarkan jasa keahlian dan kemampuannya kepada sektor riil maupun sektor lainnya, seperti pertanian,
industri manufaktur, maupun jasa-jasa.
Penentuan upah minimum oleh
pemerintah dalam rangka memperhatikan peningkatan produktivitas tenaga
kerja dan pertumbuhan produksi, perlu
diarahkan kepada peningkatan kesejahteraan dan peningkatan daya beli
golongan penerima upah yang rendah,
sehingga terjadi pemerataan pendapatan.Kenaikan pendapatan muncul dari
perubahan dalam tenaga kerja, yaitu
total jam kerja yang menghasilkan output yang lebih banyak. Perubahan produktivitas tersebut berarti perubahan
dalam kenaikan penyerapan tenaga
kerja (Lipsey, 1995).
Upah berhubungan dengan produktivitas serta penyerapan tenaga kerja, karena memiliki keterkaitan yang
sangat erat. Apabila kualitas sumber
daya manusia ditingkatkan melalui
pendidikan dan pelatihan sehingga
mempunyai keterampilan nyang tinggi,
maka upah yang akan diterima juga
meningkat. Demikian pula jika upah
yang diterima tenaga kerja sudah memadai, maka produktivitas tenaga kerja
juga meningkat, sehingga penyerapan
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
tenaga kerja juga akan meningkat. Sebaliknya apabila produktivitas kerja
rendah maka imbalan dalam bentuk
upah juga rendah sehingga dapat
menurunkan penyerapan tenaga kerja
(Lukisari, 2007).
Investasi
Menurut Sukirno (2000), investasi
adalah sebagai pengeluaran untuk
membeli barang modal dan peralatan
produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barangbarang modal dalam perekonomian
yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan.
Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa bahwa investasi
merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor pengusaha guna
membiayai kegiatan produksi untuk
mendapatkan keuntungan di masa
akan datang. Dari pengertian tersebut
Investasi dapat dikelompokkan berdasarkan kekhususan dan kegiatannya
sebagai berikut: Investasi baru, Investasi peremajaan, Investasi rasionalisasi, Investasi perluasan, Investasi
modernisasi dan Investasi diversifikasi.
Sedangkan jenis investasi berdasarkan dari pelaku terbagi atas: autonomous investment (investasi otonomi) dan induced investment (investasi
dorongan).
Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah adalah satu institusi
yang dapat melakukan beberapa hal
lebih baik dari swasta atau individu.
Fungsi pemintah menurut Stinglizt
(2000), ada tiga hal yang relevan dengan keuangan negara adalah redistribusi pendapatan, penyediaan barang
publik dan perlidungan sosial.Fungsi
distribusi merupakan fungsi utama pemerintah, dimana distribusi pendapatan
yang merata antar penduduk merupakan menjadi alat monitoring secara
berkesinambungan mengingat kekuat-
24
an mekanisme pasar yang terbentuk
tidak bisa menciptakan alokasi distribusi pendapatan yang merata.
Industri
Menurut UU No.5/1984, industri
adalah kegiatan ekonomi mengolah
bahan mentah menjadi bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi
dengan nilai yang lebih tinggi untuk
pengunaannya. Sedangkan Dumairy
(2006) industri mempunyai dua pengertian. Pertama, industri merupakan perusahaan-perusahaan penghasil kertas. Kedua, industri adalah sektor ekonomi yang didalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi
atau barang jadi.
Industri Kecil
Industri kecil merupakan semua
perusahaan yang melakukan kegiatan
mengolah barang dasar atau setengah
jadi atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang tinggi nilainya.
Menurut BPS, industri kecil adalah
industri yang menggunakan tenaga
kerja 5-19 orang, sedangkan Disperindag mendefinisikan industri kecil sebagai suatu kegiatan usaha industri atau
bisnis yang memiliki nilai investasi
sampai dengan 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
atau tempat bisnis (Kep Memperindag
No.254/WP/Kep/97, tanggal 28 Juli
1997).
Karakteristik Industri kecil sebagai berikut:
1. Tidak adanya pembagian tugas
yang jelas antara bidang administrasi dan operasional.
2. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit normal.
3. Sebagain Industri kecil ditandai dengan belum dipunyainya status badan hukum.
25
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
METODE PENELLITIAN
Penelitian ini menggunakan format penelitian kuantitatif eksplanasi,
yaitu untuk menjelaskan pengaruh satu
variabel dengan variabel lain. Penelitian ini menggunakan hipotesis, dimana
pengujian hipotesis dikembangkan dan
menyempurnakan sebuah teori.
Data utama penelitian ini adalah
data sekunder yang berasal dari BPS
Kabupaten Tanah Bumbu, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah
Kabupaten Tanah Bumbu, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Tanah Bumbu serta Dinas Perindustrian dan perdagangan dan Ekonomi
Sumber Daya Manusia Kabupaten
Tanah Bumbu.
Teknik
analisa
data
yang
digunakan peneliti adalah dengan Uji
Normalitas Data, Uji Asumsi Klasik dan
Uji Statistik, dengan teknik estimasi
model regresi dengan persamaan formulasi sebagai berikut:
Y= a+b1X1+b2X2+b3X3
Untuk melakukan pengujian hipotesis
baik secara parsial maupun simultan,
peneliti menggunakan teknik analisis
data
secara
statistic
dengan
menggunakan alat Uji t dan Uji F. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara parsial digunakan Uji t
dengan ketentuan:
1. Apabila nilai t hitung lebih besar dari
t tabel dengan alpha 5%, maka
keputusan menerima hipotesis kerja.
2. Apabila nila t hitung lebih kecil dari t
tabel dengan alpha 5%, maka keputusan menolak hipotesis kerja.
Untuk mengetahui pengaruh
yang signifikan secara simultan dengan
Uji F dengan ketentuan:
1. Apabila nilai F hitung lebih besar
dari F tabel dengan alpha 5%, maka
keputusan menerima hipotesis kerja.
2. Apabila nilai F hitung lebih kecil dari
F tabel dengan alpha 5%, maka
keputusan menolak hipotesis kerja.
HASIL ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
Dalam hasil penelitan ini, peneliti
mencoba memaparkan terhadap variabel-variabel diteliti yang menyangkut
Penyerapan Tenaga Kerja (Y), Upah
Minimum Kabupaten (UMK) /X1, Investasi (X2) dan Pengeluaran Pemerintah
(X3).Dengan menggunakan statistik
deskriptif secara proposional.
Analisis Hasil Penelitian
Dalam analisis pembahasan ini,
peneliti menfokuskan pada pengujian
hipotesis baik secara parsial maupun
secara simultan. Sebelum dilakukan Uji
Regresi perlu dilakukan Uji Normalitas
data dengan perhitungan Kolmogorov
Smirnov Test, dimana dalam hasil
perhutngannya menunjukkan bahwa
nilai dari Sig Y (0,387), X1 (0,881), X2
(0,831) dan X3 (0,194), yang semua
nilai
tersebut
berdistribusi
normal,dimana nilainya lebih besar dari
0,05.
Sedangkan hasil uji asumsi klasik
dari persamaan regresi menunjukkan
tidak terjadi multikolineritas, tidak terjadi heteroskedastisitas dan tidak terjadi autokorelasi.
Setelah dilakukan uji asumsi klasik langkah selanjutnya adalah melakukan Uji t dan Uji F untuk menginterprestasikan hasil Analisis Regresi Berganda.Hasil analisis regresi berganda
ini dilakukan untuk mengetahui Pangaruh Upah Minimum Kabupaten, Investasi dan Pengeluaran Pemerintah
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Sektor Industri Kecil di Kabupaten
Tanah Bumbu.
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
Hasil Uji secara Parsial
Berdasarkan analisis untuk mengetahui pengaruh secara parsial diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Variabel UMK (X1) memiliki tingkat
(Sig t) sebesar 0,713, dimana nilai
ini lebih besar dari α 0.05, maka Ho
diterima dan Hiditolak yang berarti
secara parsial variabel X1 tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja (Y).
2. Variabel investasi (X2) memiliki tingkat (Sig t) sebesar 0.014, dimana
nilai ini kurang dari α 0,05, maka Ho
ditolak dan Hi diterima yang berarti
secara parsial variabel X2 berpengaruh secara signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja (Y).
3. Variabel Pengeluaran Pemerintah
(X3) memiliki tingkat (Sig t) sebesar
0,709, dimana nilai ini lebih besar
dari α 0,05, maka Ho diterima dan
Hi ditolak yang berarti secara parsial
variabel X3 tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga
kerja (Y).
Hasil Uji Secara Simultan
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dengan dengan menggunakan SPSS
nilai F hitung sebesar 4,216 dengan
Signifikansi F sebesar 0.016, yang berarti nilainya lebih kecil dari 0,05.
Dalam hal ini berdasarkan Uji F
bahwa variabel UMK, Investasi dan
Pengeluaran Pemerintah berpengaruh
terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa UMK tidak berpengaruh signifik-an
terhadap terhadap penyerapan te-naga
kerja pada sektor industri kecil di Kabupaten Tanah Bumbu. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan dan penurunan upah tidak berpengaruh pada
peningkatan penyerapan tenaga kerja.
Beberapa alasan yang menyebabkan
upah minimum tidak mempengaruhi
26
penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
Tanah Bumbu, antara lain:
1. Karakteristik jenis mata pencaharian, dimana sebagian besar masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu hidup pada sektor pertambangan dan
perkebunan yang pada umumnya
tidak memiliki jaminan upah standar
minimum.
2. Karakteristik sumber daya manusia,
dimana tenaga kerja sektor pertambangan dan perkebunan umumnya perpendidikan rendah, sehingga
sektor ini yang paling mudah dalam
penyerapan tenaga kerja.
3. Sektor pertambangan dan perkebunan pekerjaan tidak dapat dengan
mudahnya digantikan oleh tenaga
mesin.
Berdasarkan hasil penelitian investasi berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Tanah Bumbu. Berarti investasi
berpeluang menciptakan penyerapan
tenaga kerja, dengan demikian pengembangan kearah investasi yang
merupakan suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau pengusaha
guna membiayai kegiatan produksi sangat diperlukan di Kabupaten Tanah
Bumbu, karena dengan peningkatan investasi dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor industri kecil. Hal ini menunjukkan bahwa
kemajuan investasi modal dapat meningkatkan kemajuan industri yang
nantinya akan meningkatkan permintaan tenaga kerja, sehingga akan
banyak terserap dengan adanya kemajuan industri.
Dari hasil penelitian bahwa pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja
pada sektor industri kecil di Kabupaten
Tanah Bumbu. Hal ini disebabkan adanya sektor industri kecil kurang dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan
perkembangannya masih dipengaruhi
oleh modal yang dimiliki dalam
27
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
memajukan industrinya. Oleh sebab itu
patut diperhatikan dalam pengeluaran
pemerintah perlu adanya konsistensi
fungsi dan peran aktif pemerintah dalam merencanakan, mengatur, mengalokasikan serta melakukan monitoring
secara komprehensif lebih kepada
sasaran yang tepat.Peningkatan alokasi pengeluaran pemerintah setiap
tahunnya tentu diharapkan dapat memacu tingkat pertumbuhan ekonomi
daerah terutama pada sektor-sektor
ekonomi yang yang dijadikan target
pencapaian pembangunan di Kabupaten Tanah Bumbu.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Upah Minimum Kabupaten tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja
sektor industri kecil di Kabupaten
Tanah Bumbu.
2. Investasi berpengaruh positif secara
signifikan terhadap penyerapan
tenaga kerja sektor industri kecil di
Kabuoaten Tanah Bumbu.
3. Pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri
kecil di Kabupaten Tanah Bumbu.
Saran-saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu dibedakan dampak upah minimum terhadap penyerapan tenaga
kerja sektoral, mengingat masingmasing sektor memiliki karakteristik
yang berbeda, baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitas tenaga kerja. Dimungkinkan kedepan
menambah jumlah sampel untuk
menambah degree of freedom.
Lebih diperlihatkan lagi adanya
penambahan.
2. Bagi Pengambil Kebijakan (Pemerintah)
Untuk lebih memacu perkembangan makro ekonomi kearah
yang lebih baik perlu ditetapkan
program, sasaran dan target yang
jelas dengan merumuskan teknis
pencapaian target yang terintegrasi. Kebijakan penetapan upah minimum kabupaten harusnya tidak
hanya mempertimbangkan faktor
ekonomi saja, akan tetapi harus juga mempertimbangkan factor social, budaya, keamanan dan lingkungan. Untuk kegiatan investasi
pemerintah
Kabupaten
Tanah
Bumbu harus membuka lebar
kegiatan tersebut secara kondusif
dengan cara kemudahan dalam
akses perijinan usaha, dukungan
infrastruktur yang memadai, peraturan-peraturan yang mendukung
penciptaan lapangan kerja dan
promosi melalui pameran atau ekspo secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Ariawati, Ratna, 2006, Usaha Kecil dan
Kesempatan Kerja, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi UGM,
Yogyakarta.
Arsyad, Lincolin, 1999, Ekonomi Pembangunan, Aditya Media, Yogyakarta.
Asian Development Bank, 2007, Jalan
Menuju Pemilihan Memperbaiki
Iklim Investasi di Indonesia, Jakarta.
Bafadal, 2004, Kebijakan Moneter Dalam Pembangunan, Makalah
Falsafah Sains Program Pascasarjana Institute Pertanian
Bogor (tidak dipublikasikan).
BPS, 2011, PDRB Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2011, Tanah
Bumbu
KINDAI Volume 10 Nomor 1, Januari – Maret 2014
Basri dan Munandar, 2009, Lanskap
Ekonomi Indonesia, Kajian dan
Renungan terhadap MasalahMasalah Struktural. Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Bungin, 2010, Metodologi Penelitian
Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta
Ilmu Sosial Lainnya, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Deperindag, 2011, Kemajuan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Tanah Bumbu, Tanah Bumbu.
Dipta, Wayan, 2006, Membangun
Jaringan Usaha Bagi Usaha
Kecil dan Menengah, Jakarta.
28
Download