bab v simpulan dan saran

advertisement
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yang
berjudul “Peranan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Pengendalian Biaya
Pemasaran (Studi kasus pada PT. Bikasoga)” , maka penulis menarik kesimpulan
bahwa akuntansi pertanggungjawaban telah berfungsi sebagai alat pengendalian
biaya pemasaran namun ada beberapa hal yang harus dibenahi. Hal – hal yang
menunjang kesimpulan ini yaitu telah terpenuhinya indikator peranan akuntansi
pertanggungjawaban sebagai berikut :
1. Akuntansi pertanggungjawaban telah berfungsi dengan baik
1) Akuntansi pertanggungjawaban pada PT. Bikasoga telah berfungsi dengan
baik khususnya di dalam kegiatan pemasaran. Hal ini dapat dilihat dari :
(1) PT. Bikasoga telah menyusun struktur organisasi dengan cukup baik. Hal
ini dapat dilihat dari adanya penggambaran secara jelas pembagian
wewenang dan tanggung jawab untuk tiap tingkatan manajemen dan
hubungan kerja antar bagian-bagian dalam perusahaan.
(2) Setiap bagian di dalam struktur organisasi telah menerapkan prosedur
penyusunan anggaran dengan bagian.
(3) PT. Bikasoga tidak memiliki pembagian kode rekening berdasarkan
tingkat manajemen, tetapi memiliki kode rekening perkiraan neraca dan
laba/rugi.
(4) Adanya pemisahan antara biaya terkendali dengan biaya tidak terkendali
pada
seksi
pemasaran.
Hal
ini
dapat
dilihat
dari
laporan
pertanggungjawaban seksi pemasaran yang berada di dalam divisi GPS.
(5) Laporan pertanggungjawaban seksi pemasaran telah disusun dan
dilaporkan setiap periode tertentu oleh setiap tingkat manajer, selanjutkan
laporan keuangan digunakan manajer untuk melaksanakan pengendalian.
2) Adanya karakteristik sistem akuntansi pertanggungjawaban pada PT.
Bikasoga
(1) PT. Bikasoga telah membagi pusat - pusat pertanggungjawaban sesuai
dengan struktur organisasi tetapi masih belum tepat. Sebaiknya divisi GPS
merupakan pusat pendapatan, sedangkan pusat biaya adalah divisi
Keuangan
(2) Ukuran Kinerja ditetapkan. PT. Bikasoga telah menetapkan standar untuk
mengukur kinerja dan prestasi dari tiap - tiap manajer di perusahaan.
Ukuran kinerja manajer secara keseluruhan dapat dilihat dari tingkat
kepuasan pelanggan atas jasa yang dipasarkan, standar mutu dan kualitas
yang di pasarkan. Kriteria untuk mengukur kinerja manajer pemasaran
adalah membandingkan antara biaya pemasaran dengan realisasinya.
(3) Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran. Pelaksanaan dan pengukuran anggaran oleh PT. Bikasoga telah
dilakukan dengan baik karena telah memiliki laporan pertanggungjawaban
berisi realisasi anggaran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
manajer. Pelaksanaan anggaran biaya pemasaran ditentukan berdasarkan
anggaran yang telah disusun sebelumnya.
(4) Manajer secara individual diberi penghargaan atas hukum berdasarkan
kinerja keuangan. PT. Bikasoga telah memiliki program penghargaan bagi
karyawan yang berprestasi dan memiliki kinerja yang baik. Program
hukuman saat ini hanya berupa teguran untuk kinerja yang tidak baik.
3) Pengendalian biaya pemasaran pada PT. Bikasoga dilaksanakan dengan baik
namun ada beberapa yang perlu dibenahi seperti yang dijelaskan berikut ini :
(1) Seksi
pemasaran telah menyusun target
pemasaran yang telah
diperkirakan akan dikeluarkan dan target anggaran berfungsi sebagai
pedoman kegiatan pemasaran.
(2) Pengumpulan dan pencatatan biaya pemasaran yang sebenarnya terjadi
dilakukan oleh seksi keuangan atas dasar dokumen/bukti asli transaksi
pemasaran yang sah. Seksi pemasaran tidak menyimpan dokumen
transaksi biaya pemasaran tetapi mengetahui jumlah realisasi dari seksi
keuangan untuk membuat laporan pertanggungjawaban divisi.
(3) Adanya penggolongan biaya pemasaran berdasarkan fungsi. Hal ini
tercermin dari penggolongan biaya pemasaran berdasarkan struktur
organisasi atau atas fungsi divisi GPS, berupa fungsi promosi dan
penjualan. Kegiatan pemasaran hanya di lakukan oleh divisi GPS saja,
tidak untuk semua divisi.
(4) Analisis penyimpangan biaya pemasaran yang dilakukan dengan cara
membandingkan anggaran biaya dengan realisasi biaya pemasaran.
(5) Seksi pemasaran melakukan tindakan evaluasi jika terjadi penyimpangan
yang merugikan.
4) Efektivitas biaya pemasaran pada seksi pemasaran dalam pengelolaan biaya
pemasaran belum tercapai
(1) Target biaya pemasaran dapat dikatakan kurang tercapai dengan baik. Hal
ini dapat dinilai realisasi biaya pemasaran yang melebihi batas toleransi
sebesar 15% dari anggaran biaya.
(2) Adanya inefisiensi biaya terjadi diakibatkan adanya proyek yang tidak
dianggarakan.
(3) PT. Bikasoga dapat memberikan pelayanan jasa dan fasilitas gedung
maupun sarana olah raga dengan tepat waktu.
(4) Adanya komplain tidak signifikan hanya sebesar 5-10%.
5.2
Saran
Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan,
maka penulis menyarankan :
1. kode rekening struktur organisasi sebaiknya dibuat agar memudahkan pengendalian
biaya
maupun
pendapatan
yang
terjadi
pada
masing
–
masing
pusat
pertanggungjawaban.
2. Jika ada proyek baru yang muncul dan tidak dianggarkan sebelumnya, sebaiknya
diadakan rapat untuk melakukan revisi terhadap anggaran agar biaya pemasaran
tidak selalu menyimpang dari batas toleransi untuk mengejar target pendapatan.
Selain itu, seksi pemasaran diharapkan dapat memperkirakan kondisi pasar
maupun melihat anggaran sebelumnya agar tidak terjadi kekeliruan dalam
membuat usulan anggaran, sehingga target biaya pemasaran tercapai. Hal ini
perlu dilakukan karena mempengaruhi penilaian kinerja manajer pemasaran.
3. Pembagian pusat pertanggungjawaban sesuai dengan struktur organisasi perlu
dibenahi. Sebaiknya divisi GPS merupakan pusat laba dan divisi GPS tidak
dijadikan sebagai pusat biaya. sedangkan pusat biaya adalah divisi Keuangan &
Adm.
Download