bab ii tinjauan pustaka

advertisement
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen merupakan suartu bentuk pelaporan berupa
informasi
yang disajikan berupa laporan-laporan sebagai suatu satuan untuk
kepentingan pihak internal perusahaan dalam melaksanakan proses manajemen
yang
meliputi
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
dan
pengendalian.
Mulyadi (2001:2) menyatakan bahwa akuntansi manajemen dapat
dipandang dari dua sudut, yaitu akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe
akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Sebagai
suatu sistem akuntansi, akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan
informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan
yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan
memakai intern organisasi. Sebagai salah satu sistem informasi, akuntansi
manajemen merupakan tipe akuntansi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai
satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan
pengelolaan perusahaan. Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang
merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang
dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi.
S. Munawir (2002:287) dalam bukunya yang berjudul Auditing Modern
menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah proses dalam suatu organisasi
14
15
untuk menghasilkan informasi untuk digunakan manajemen dalam perencanaan,
implementasi, dan pengawasan aktivitas organisasi”.
Dalam buku Henry Simamora (1999:12) juga mengemukakan bahwa
akuntansi
manajemen
adalah
proses
pengidentifikasian,
pengukuran,
penghimpunan, penganalisisan, penyusunan, penafsiran, dan penyampaian
informasi
yang membantu para manajer dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Hansen dan Mowen (2006:5) menyatakan bahwa akuntansi manajemen
adalah
suatu
proses
mengidentifikasi,
mengumpulkan,
mengukur,
mengklasifikasikan, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna
internal dalam merencanakan, mngendalikan dan membuat keputusan.
2.1.1 Jenis Akuntansi Manajemen
Informasi merupakan suatu fakta, data pengamatan, persepsi, atau sesuatu
yang lain menambah pengetahuan. Informasi yang digunakan manajemen dalam
pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi manajemen dan merupakan
informasi yang utama yang dimiliki perusahaan. Informasi akuntansi manajemen
di gunakan oleh pimpinan perusahaan di dalam menunjang pelaksanaan fungsifungsi manajemen, khususnya fungsi perencanaan dan pengawasan.
Terdapat tiga tipe informasi akuntansi manajemen menurut Mulyadi
(2001:17) yaitu :
1.
2.
3.
Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information)
Informasi
Akuntansi
Diferensial
(Differential
Accounting
Information)
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility Accounting
Information).
16
Ketiga informasi akuntansi manajemen tersebut meliputi aktiva,
pendapatan dan atau biaya. Informasi akuntansi manajemen menyangkut
informasi
masa lalu dan informasi masa yang akan datang tergantung untuk apa
informasi itu disajikan.
2.1.2 Informasi
Akuntansi
Differensial
(Differential
Accounting
Information)
Dalam pengambilan keputusan, manajemen menggunakan berbagai
masukan di dalam model pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen
digunakan manajemen dalam rangka menjalankan fungsinya. Fungsi manajemen
yang utama adalah perencanaan, koordinasi, dan pengendalian. Untuk itu
diperlukan informasi akuntansi yang benar-benar akurat agar manajemen dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Menurut Mulyadi (2001:115) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Manajemen:
“Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang
dihubungkan dengan pemilihan alternatif. Informasi akuntansi diferensial
merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan atau biaya dalam alternatif
tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan yang lain”.
Menurut S. Munawir (2002:305) informasi akuntansi diferensial adalah
informasi biaya yang akan terjadi dimasa depan (future cost) yang diperkirakan
akan berbeda untuk setiap alternatif dan bermanfaat bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan memilih salah satu alternatif tindakan yang terbaik.
Adapun manfaat informasi akuntansi diferensial dalam pengambilan
keputusan jangka pendek menurut Mulyadi (2001:126) yaitu :
1.
Membeli atau membuat sendiri (make or buy decision)
17
2.
3.
4.
Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell or process
further)
Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau
kegiatan usaha suatu bagian perusahaan (stop or continue product
line)
Menerima atau menolak pesanan khusus (special order decision).
Informasi akuntansi diferensial terdiri dari biaya diferensial (differential
cost), pendapatan differensial (differential revenue), dan aktiva differensial
(differential asset).
2.2
Biaya
2.2.1
Pengertian Biaya
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan akan mengeluarkan biaya untuk
setiap aktivitasnya. Oleh karena itu, dibutuhkan informasi yang akurat mengenai
biaya agar perusahaan bisa mengetahui berapa besar laba/rugi yang diperoleh.
Menurut Mulyadi (2009:9), dalam buku Akuntansi Biaya dijelaskan bahwa
biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang
telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.
Mursyidi (2008:14) dalam buku Akuntansi Biaya menjelaskan bahwa
biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta
lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dibebankan pada saat ini maupun untuk
masa yang akan datang.
Sedangkan menurut S. Munawir (2002:307)
“Cost (biaya atau tepatnya harga perolehan) didefinisikan sebagai nilai kas
atau setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang
diperkirakan akan memberikan manfaat saat kini atau masa depan pada
organisasi”
.
18
Hansen dan Mowen (2006:35), dalam buku Akuntansi Manajemen menjelaskan
bahwa :
“Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang
atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa
datang untuk organisasi. Kita sebut ekuivalen kas karena aset non-kas
dapat ditukar untuk barang dan jasa yang diinginkan”.
Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomi oleh suatu organisasi atau entitas usaha untuk
memperoleh barang dan jasa yang diukur dengan suatu uang yang memiliki
manfaat di masa yang akan dating.
2.2.2
Biaya Diferensial
Studi biaya diferensial bersifat jangka pendek. Studi ini tidak berfungsi
untuk perencanaan strategis karena studi tersebut mengabaikan dampak jangka
panjang dari keputusan. Dalam jangka panjang, semua biaya harus dapat ditutup
atau perusahaan tidak akan menjadi untung. Untuk pengambilan keputusan
mengenai penetapan harga pokok dan bauran produk jangka panjang, perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas memberikan informasi berguna. Tetapi, untuk proyek
atau aktivitas yang jangka waktunya tidak melampaui periode sekarang, studi
biaya diferensial memberikan informasi yang relevan.
Terdapat beberapa definisi biaya diferensial menurut beberapa ahli
diantaranya Mulyadi (2001:118) mengemukakan bahwa biaya diferensial adalah
biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda (differ) atau
terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai
macam alternatif.
19
Sementara itu S. Munawir (2002:498) mendefinisikan biaya diferensial
dapat juga disebut biaya relevan, karena biaya relevan adalah semua biaya yang
mempengaruhi
suatu pengambilan keputusan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya
diferensial adalah biaya yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda dan
akan mempengaruhi suatu pengambilan keputusan.
2.3
Anallisis Pengambilan Keputusan
Menurut Ulbert Silalahi (2002:207),
“Pengambilan keputusan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang
(pimpinan) atau sekelompok orang (antar pimpinan dan bawahan) dalam
usaha memecahkan dan mencari problema yang dihadapi dengan
merumuskan, menetapkan berbagai alternatif. Satu dari berbagai alternatif
yang dianggap paling baik, tepat dari rasional dipilih untuk dilaksanakan”.
Menurut Mulyadi (2001:108) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi
Manajemen, pengambilan keputusan dilaksanakan melalui empat tahap yang
berurutan berikut:
1. Pengakuan dan perumusan masalah
2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasian konsekuensinya
masing-masing
3. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif yang memuaskan
4. Implementasi dan penindakannya.
Dari penjelasan di atas, pengambilan keputusan merupakan suatu tindakan
dari seorang (pimpinan) atau sekelompok orang untuk memecahkan permasalahan
dan memilih satu alternatif sebagai satu keputusan yang diambil.
20
2.3.1 Keputusan Investasi
Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau
lebih
aset selama waktu periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi, sehingga tujuan perusahaan
dalam pencapaian keuntungan dapat tercapai. Seperti yang dikemukakan oleh
Santosa
(2001:41) investasi berdasarkan jangka waktunya bisa dibedakan menjadi
dua, yaitu investasi pada aktiva lancar yang berjangka pendek (kurang dari
setahun) dan investasi pada aktiva tetap yang berjangka panjang (lebih dari
setahun). Investasi pada aktiva tetap merupakan investasi pada aktiva riil, seperti
pembelian bangunan, tanah, mesin-mesin untuk produksi dan lainnya. Dalam
prakteknya, investasi atau usulan suatu investasi bisa diperluas hingga berupa
pengenalan proyek baru, penggantian peralatan, penelitian dan pengembangan,
eksplorasi dan lainnya.
Keputusan invesatasi pada prinsipnya adalah memutuskan apakah suatu
proyek atau usulan investasi bisa dilaksanakan atau tidak.
Menurut Santosa (2001:41), pada umumnya, langkah-langkah dalam
pengambilan keputusan pada usulan investasi adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Adanya usulan investasi
Memperkirakan aliran kas (cash flow)
Menguji profitabilitas investasi
Memutuskan diterima ataukah tidak usulan investasi tersebut
Investasi digolongkan ke dalam beberapa kategori seperti yang
dikemukakan oleh Riyanto (1998:113) dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan terdapat berbagai cara dalam menggolongkan usulan-
21
usulan investasi. Salah satu usulan penggolongan investasi didasarkan menurut
kategori dibawah ini:
1.
2.
3.
4.
Investasi penggantian
Investasi penambahan kapasitas
Investasi penambahan jenis produk baru
Investasi lain-lain
Pada umumnya keputusan mengenai investasi penggantian adalah yang
paling sederhana, yaitu misalnya suatu aktiva yang sudah aus (wear out) atau
usang yang harus diganti dengan aktiva baru, kalau produksi akan tetap
dilanjutkan. Secara umum dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari keputusan
mengenai investasi penggantian dapat diperhitungkan dengan lebih mudah.
Investasi penambahan kapasitas, termasuk dalam investasi jenis ini
misalnya investasi untuk menambah mesin atau pendirian pabrik baru.
Pengambilan keputusan mengenai investasi penambahan kapasitas baru
memperhitungkan kenaikan penghasilan dan kenaikan biaya akibat adanya
penambahan kapasitas.
Investasi
penambahan
jenis
produk
baru
yaitu
investasi
untuk
menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk yang telah
diproduksi pada saat ini. Karena ini menyangkut produk baru, maka mempunyai
tingkat ketidakpastian yang besar.
2.3.2
Investasi Dalam Aktiva Tetap
1.
Pengertian dari Aktiva Tetap
Menurut Munawir (2002:139), aktiva tetap memiliki pengertian :
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mempunyai umur relatif
permanen (memberikan manfaat kepada perusahaan secara bertahun-tahun
yang dimiliki dan digunakan untuk operasi sehari-hari dalam rangka
22
kegiatan normal dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali (bukan
barang dagang) serta nilainya relatif material)”.
Aktiva tetap menurut Mulyadi (2005 :593) dapat diartikan sebagai
kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih
dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
2.
Capital Budgeting
Capital budgeting merupakan alat yang harus dikuasai oleh manajer,
terutama dalam hal pengambilan keputusan investasi dalam melihat cash flow
yang dapat dihasilkan perusahaan dimasa mendatang. Dalam hal ini manajer harus
jeli dalam melihat dan memilih satu dari berbagai alternatif yang ada. Sebelum
memilih, manajer harus melakukan evaluasi, pembandingan dan pada akhirnya
ialah pemilihan dari pilihan yang ada dan kegiatan inilah yang disebut Capital
Budgeting.
Riyanto (1998:112) mengemukakan bahwa
“Keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran dana dimana jangka waktu pengembalian dana tersebut
melebihi waktu satu tahun dikatakan sebagai capital budgeting. Batas
jangka waktu satu tahun tersebut tidak mutlak, yang termasuk dalam
golongan pengeluaran dana ini ialah pengeluaran dana untuk pembelian
aktiva tetap (plan investment) berupa tanah, bangunan, mesin dan
peralatan lainnya. Capital budgeting mempunyai arti yang sangat penting
bagi perusahaan karena dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka
waktu yang panjang, ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama
waktu yang panjang atau lama sampai keseluruhan dana yang tertanam
dapat diperoleh kembali oleh perusahaan. Ini akan berpengaruh bagi
penyediaan dana untuk keperluan lain”.
23
2.3.3 Niai Waktu dari Uang
Pada dasarnya nilai waktu uang menyatakan bahwa setiap individu
berpendapat
kalau nilai uang saat ini adalah lebih berharga daripada nanti. Dengan
demikian, mereka akan lebih suka membayar jumlah yang sama pada waktu yang
akan datang daripada saat ini. Hal inilah yang sering disebut dengan time
preference.
Menurut Van Horne (1997:15), menyatakakn bahwa dalam setiap
perekonomian
ketika time preference menghasilkan tingkat bunga yang positif,
maka selama itu nilai waktu dari uang akan tetap merupakan konsep yang penting.
Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan.
Pemahaman nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan.
Banyak keputusan dan teknik dalam manajemen keuangan yang memerlukan
pemahaman nilai waktu uang, biaya modal, analisis keputusan investasi
(penganggaran modal), analisis alternatif dana dan penilaian surat berharga.
Pemahaman-pemahaman tersebut merupakan contoh teknik dan analisis yang
memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang. Manajer keuangan juga perlu
memahami konsep nilai waktu uang yang diperlukan dalam mengambil keputusan
ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan keputusan
ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih.
2.3.4
Forecast Penjualan
Salah satu tugas pokok dari pimpinan perusahaan atau pimpinan lembaga
yang lain adalah planning, yaitu menyusun rencana untuk kegiatan periode yang
akan datang. Pimpinan perusahaan banyak terlibat pada persoalan dimana harus
membuat
dan
menggunakan
ramalan
(prediction
forecasting),
yakni
24
memperkirakan sesuatu pada waktu-waktu yang akan datang berdasarkan data
waktu lampau (historis) yang telah disusun dalam laporan-laporan statistik.
Ramalan
dalam ilmu sosial termasuk didalamnya ilmu ekonomi tidak akan
diperoleh hasil dengan ketelitian 100%. Data ekonomi begitu kompleks, begitu
luas dan banyak dan satu sama lain saling berhubungan erat. Walaupun masa
mengandung ketidakpastian, ramalan dapat dibuat berdasarkan pola-pola
depan
tertentu
yang dapat diperoleh dari sifat-sifat data statistik yakni bahwa apa yang
terjadi di masa depan itu mengkuti apa yang telah terjadi di masa lampau
(Djarwanto, 1998 : 263-264).
Menurut Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007:35), Forecast Penjualan
adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen potensial pada
suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu juga, yakni
semua proyeksi didasarkan seperti masa lalu.
Metode-metode dalam forecast dapat dikelompokan menjadi :
a.
Forecast berdasar pendapat
Digunakan untuk menyusun forecast penjualan maupun forecast
kondisi bisnis pada umumnya, sedang yang dijadikan sumber-sumber
pendapat yang digunakan sebagai dasar melakukan forecast adalah
pendapat salesman, pendapat sales manager, pendapat para ahli, atau bisa
juga survey konsumen.
b.
Forecast berdasarkan perhitungan statistik
Metode forecast yang didasarkan pada perhitungan fisik biasanya
digunakan pada perhitungan data yang lebih objektif. Menurut Djarwanto
25
(1998:270), ada beberapa metode dalam menghitung analisis trend, salah
satu nya adalah metode bebas. Metode ini sangat sederhana dan tidak
memerlukan perhitungan yang
rumit. Data dari hasil pengamatan di
gambarkan dalam suatu diagram pencar, kemudian di tarik garis lurus
secara bebas melalui diagram pencar tersebut. Metode ini menghasilkan
nilai trend yang kasar.
2.3.5
Konsep Aliran Kas (Cash Flow)
Pada umumnya kas diperlukan perusahaan karena tiga alasan yaitu untuk
transaksi, untuk berjaga-jaga dan untuk spekulasi guna mengambil keuntungan.
Karena alasan itulah perusahaan dituntut untuk mempunyai ketersediaan kas yang
cukup dan juga perusahaan harus bisa mengelola arus kas tersebut.
Pengertian arus kas menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:257) menjelaskan
bahwa
”Arus kas merupakan suatu laporan yang memberikan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada
suatu periode tertentu dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan:
operasi, penbiayaan dan investasi”.
Pengertian arus kas menurut Harry Supangkat (2003:33) yaitu: “ringkasan
mengenai transaksi dalam bentuk kas yang berasal dari tiga macam kegiatan yang
dilakukan perusahaan yaitu Kegiatan Operasi, Kegiatan Investasi dan Kegiatan
Pendanaan”.
Menurut Dewi Astuti (2004:23) laporan arus kas yaitu: “suatu laporan
yang mengungkapkan informasi mengenai arus kas dimasa lampau maupun arus
kas yang dianggarkan”.
26
Sedangkan menurut Darsono dan Ashari (2005:90), mengemukakan
bahwa: “Arus Kas yaitu suatu laporan yang memuat informasi tentang sumber dan
pengguanaan
kas perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau
satu tahun”
Melakukan manajemen kas merupakan tugas yang sulit karena
pelaksanaannya
harus dilakukan secara tepat. Apabila kas yang dimiliki terlalu
sedikit,
maka kegiatan tidak dapat dilakukan dengan baik karena kas tidak cukup
untuk membiayai kegiatan perusahaan. Tetapi sebaliknya apabila perusahaan
memiliki kas yang terlalu banyak maka akan timbul kesan bahwa perusahaan
tidak dapat memanfaatkan kesempatan untuk memperoleh pengembalian yang
lebih besar, sebab dalam keadaan normal tingkat pengembalian uang kas akan
sangat rendah.
2.3.6 Metode Untuk Menilai Suatu Investasi
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan investasi. Yang dimaksud kriteria investasi adalah alat bantu
manajemen perusahaan untuk menilai usulan proyek investasi yang digunakan
dalam pengambilan keputusan investasi.
Pada dasarnya kriteria investasi dapat digolongkan menjadi dua golongan
yaitu:
a.
Kriteria investasi yang mendasarkan pada konsep keuntungan /
income adalah Average Rate Of Return atau sering juga disebut
Accounting Rate of Return.
b.
Kriteria investasi yang mendasar pada konsep Cash Flow
27
Husnan dan Enny Pudjiastuti (1999:206) kriteria investasi yang mendasar
pada konsep keuntungan adalah dengan menggunakan metode average rate of
return.
Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan
average invesment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam prosentase. Angka ini
kemudian diperbandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Metode
ini sangat
sederhana, sehingga mudah penggunaannya.
Dalam penelitian kali ini akan dibahas tiga metode penilaian investasi
yang mendasar pada konsep cash flow atau aliran kas yaitu :
1.
Pay-back Period Method
Salah satu metode yang pada umumnya digunakan untuk menentukan
perlu tidaknya penambahan atau penggantian aktiva tetap perusahaan. Dalam payback period method faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu
usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembalian
investasi. Oleh karena itu dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai
berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh
manajemen, jumlah kas bersih rata-rata pertahun atau biaya diferensial tunai yang
menutup investasi yang direncanakan. Pay-Back Period Method bukan merupakan
pengukuran kemampuan menghasilkan laba (profitabilitas) suatu investasi tetapi
mengukur jangka waktu pengembalian suatu investasi.
Payback Period
=
Jumlah Investasi x 1 tahun
Proceeds tahunan
Apabila proceeds tiap tahunnya tidak sama jumlahnya, maka payback
period dihitung dengan mengurangkan investasi dengan proceeds tahun pertahun,
28
sehingga keseluruhan investasi dapat diperoleh kembali. Kriteria pengambilan
keputusannya adalah sebagai berikut :
a.
Apabila payback period dari investasi yang diusulkan lebih pendek
dari payback period maksimal atau yang ditentukan oleh perusahaan, maka
usulan investasi itu dapat diterima, sebaliknya kalau payback period lebih
panjang maka usulan investasi tersebut ditolak.
b.
Apabila kita harus memilih salah satu dari beberapa usulan investasi,
maka dipilih yang mempunyai payback period yang paling cepat.
Masalah utama dari metode ini adalah sulitnya menentukan periode
payback maksimum yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka
pembanding. Sedangkan kelemahan yang lain adalah diabaikannya nilai waktu
dari uang dan diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Untuk mengatasi
kelemahan diabaikannya nilai waktu uang adalah dengan menggunakan
discounted payback dimana aliran kas operasional tersebut dan juga terminal cash
flow yang di-discounted-kan dengan tingkat bunga yang dianggap relevan. Namun
cara discounted payback hanya mengatasi kelemahan diabaikannya nilai waktu
dari uang (Husnan dan Enny Pudjiastuti, 1999:209).
2.
Net Present Value Method
Dalam metode ini sudah diperhitungkan nilai waktu dari uang. Metode ini
menghitung present value aliran kas masuk dan aliran kas keluar (outlays) dari
suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga tertentu. Metode ini
memperhatikan proceeds maupun time value of money.
29
Menurut Brigham dan Houston (2001:256) merumuskan NPV sebagai
berikut :
n
NPV  
t=0
CFt
( 1 + k )t
Dimana ,
K
: discount rate yang digunakan, penentuan dari tingkat bunga
tertentu
tersebut menunjukkan atau mendasarkan pada required net of return
yang diinginkan dan disajikan dalam tabel present value dari Rp 1,00
CFt
: cash flow pada periode t
n
: periode terakhir cash flow
t
: periode tahun
Dalam metode ini yang pertama-tama dihitung adalah nilai sekarang
(present value) dari proceeds yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu.
Kemudian jumlah present value (PV) dari keseluruhan proceeds selama usianya
dikurangi dengan PV dari jumlah investasinya. Selisih antara PV dari keseluruhan
proceeds dengan PV dari pengeluaran modal dinamakan nilai sekarang netto
(NPV). Apabila jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar
daripada PV dari investasinya maka NPV-nya positif sehingga usul investasi dapat
diterima.
Apabila harus memilih dalam menentukan alternatif investasi maka atas
dasar metode pilihlah dengan investasi dimana NPV positif yang paling besar.
30
3.
Metode Internal Rate of Return
IRR adalah metode yang sudah memperhitungkan nilai waktu dari uang.
Metode
ini dipergunakan untuk mengetahui tingkat bunga yang akan menjadikan
jumlah nilai akhir sekarang dari proceeds yang diharapkan akan diterima sama
dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal. Pada dasarnya internal rate
of return
dapat dicari dengan cara trial and error dengan serba coba-coba
(Riyanto,
1998: 120).
Dalam menggunakan IRR dipergunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menghitung PV dari proceeds tiap tahunnya atas dasar tingkat bunga
yang dipilih. Dengan menggunakan 2 tingkat bunga yang dipilih diadakan
interpolasi untuk menemukan tingkat bunga yang mendekati rate
sesungguhnya.
b.
Dari interpolasi yang dihasilkan NPV positif dan negatif, maka dapat
diketahui IRR sebenarnya yng terletak antara 2 tingkat bunga yang dipilih.
Dengan membandingkan interpolasi menurut Riyanto (1998 : 120) dapat
merumuskan sebagai berikut :
r = P 1  C1
P2 – P1
C2 – C1
Dimana,
r : Internal Rate of Return
P1 : Tingkat bunga ke-1
P2 : Tingkat bunga ke-2
31
C1 : NPV ke-1
C2 : NPV ke-2
Apabila tingkat bunga (r) lebih besar atau sama (r≥) dengan tingkat bunga
yang disyaratkan, maka investasi dikatakan menguntungkan. Dan jikalau
sebaliknya yaitu lebih kecil maka merugikan. Dengan metode ini jika dihadapkan
pada beberapa usulan investasi maka alternatif investasi yang dipilih adalah
dengan
IRR yang paling besar.
2.3.7
Pengaruh Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Secara umum inflasi akan mempengaruhi semua kegiatan ekonomi
termasuk didalamnya masalah investasi. Dalam kondisi demikian masalah
depresiasi menjadi begitu relevan apalagi disertai adanya pajak pendapatan.
Depresiasi merupakan pengurang pendapatan kena pajak, dengan asumsi
tidak ada inflasi maka nominal income sama dengan real income. Dengan
mempertimbangkan inflasi maka adanya penghematan kas sebesar inflasi tersebut.
Meskipun cash flow dengan adanya inflasi menjadi lebih besar, tetapi aliran kas
tersebut juga harus dideflasikan dengan tingkat inflasi tersebut (Sartono,
1997:279).
Download