strategi pengembangan teknologi informasi pada

advertisement
STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI
PADA BANK SULSELBAR
DEVELOPMENT STRATEGY OF INFORMATION TECHNOLOGY AT
SULSELBAR BANK
Ari Hidayat,1 Haris Maupa,2 Yansor Djaya 3
1
2,3
Divisi IT, Bank Sulselbar Makassar
Magister Management, Universitas Hasanuddin,Makassar
Alamat Korespondensi :
Ari Hidayat
Rumah : JL. Sunu Blok P Nomor 8 Kompleks Unhas
Kantor : Jl. Dr. Ratulangi Nomor 16
HP : 08124183219
Email : [email protected]
2
Abstrak
Penelitian ini bertujuan memformulasikan strategi pengembangan TI di Bank Sulselbar. Penelitian ini
dilakukan di Bank Sulselbar Cabang Makassar selama bulan April sampai Mei 2012.
Penelitian ini didesain dengan bentuk kuantitatif dan menggunakan metode survai. Populasi penelitian
ini seluruh pegawai bagian pengembangan TI (Teknologi Informasi) pada Bank Sulselbar sebanyak 20 orang.
Sampel dipilih secara purposive yakni orang yang menjadi penentu kebijakan dalam hal strategi pengembangan
TI sebanyak 8 orang. Data dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi strategis utama pengembangan TI Bank Sulselbar berada
pada kuadran I, yaitu strategi agresif dengan menerapkan strategi SO (Strenght-Opportunity). Hal ini
menunjukkan bahwa dengan dukungan dana yang sangat memadai, ketersediaan pihak penyedia jasa keamanan
TI dan adanya dukungan arsitektur informasi yang cukup lengkap, maka Bank Sulselbar seharusnya
mengoptimalkan fungsi dan peran TI agar lebih mandiri. Selain itu, dalam usahanya memenuhi kebutuhan
bisnis Bank Sulselbar, TI juga perlu memperhatikan perkembangan bisnis perbankan dan tren perbankan agar
mampu memberikan nilai strategis bagi perkembangan Bank Sulselbar.
Kata kunci : strategi, pengembangan teknologi informasi.
Abstract
This study aims to formulate strategies for IT development in Bank Sulselbar. The research was conducted at
Branch Bank Sulselbar Makassar during April until May 2012.
This study was designed by using the quantitative and survey methods. The population of the study is
all employees of IT (information technology) development of Bank Sulselbar which consists of 20 people.
Purposively selected sample of the person who determines the policy in terms of IT development strategy is 8
people. Data were analyzed using SWOT analysis.
The results showed that the main strategic positioning of IT development Sulselbar Bank is in quadrant
I, which is an aggressive strategy or known as the strategy of SO (Strength-Opportunity). This shows that with
adequate financial support, availability of the IT security services provider and the existense of information
architecture, Bank Sulselbar should optimize the function and role of IT to be more independent. In addition,
to meet the business needs of Bank Sulselbar, IT will also need to pay attention the development of banking
business and banking trends will be able to provide strategic value to the development of Bank Sulselbar.
Keyword : strategy, information technology development
3
PENDAHULUAN
Perbankan merupakan salah satu sektor yang menghadapi persaingan bisnis yang
cukup ketat. Perusahaan perbankan berusaha menarik nasabah sebanyak-banyaknya demi
kelangsungan hidup perusahaan. Salah satunya adalah mengandalkan penggunaan teknologi
informasi (TI) yang bisa memudahkan para nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.
Berbagai sistem, teknologi dan fitur canggih diperkenalkan. Demikian pula halnya dengan
Bank Sulselbar, yang memiliki visi dan misi dalam pengembangan sektor perbankan di
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Ward dan Pepard (2002) dalam bukunya Strategic Planning for Information System
mengatakan, untuk mendukung strategi bisnis sebuah perusahaan diperlukan suatu strategi
Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (TI). Dalam beberapa dekade belakangan ini
dengan kemajuan TI, para pelaku bisnis perbankan banyak mengalami perubahan. Efisiensi
dan efektivitas kerja sangat dirasakan pengaruhnya terutama perangkat editor audio dan video
berbasis komputer menggantikan mesin analog. Dengan harga memori yang cenderung
menurun dan kecepatan komputer terus meningkat disertai oleh kapasitas penyimpanan data
semakin besar serta ditemukannya teknologi kompresi file audio dan video yang semakin
baik, maka TI sangat feasible dan reliable untuk diimplementasikan.
Sistem Informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-orang, hardware,
software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang dipergunakan untuk
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Suatu
sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Maupa, 2009).
Menurut Umar (2002), alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi suatu
organisasi adalah Matrik SWOT Analisis SWOT dalam pengembangan TI adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunity), namun
secara bersamaan dan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Proses pengambilan keputusan strategi dikaitkan
dengan pengembangan misi, tujuan,
strategi, dan kebijakan Bank Sulselbar. Dengan demikian perencanaan strategi (strategic
planning) harus menganalisis faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Penggunaan teknologi informasi pada bank
Sulselbar terdiri dari strategi inti TI yang mencakup pengembangan organisasi dan SDM TI,
pengelolaan investasi, pengelolaan aset TI, manajemen perubahan, pengelolaan masalah,
4
peningkatan kualitas layanan yang berkelanjutan serta tata pamong TI. Penelitian ini berupaya
mengkaji sistem yang masih dapat dipertahankan dan mengembangkan sistem yang mampu
meningkatkan kinerja layanan Bank Sulselbar.
Pada hakekatnya teknologi informasi
bukanlah bidang steril dari pengaruh bidang lain, tetapi teknologi informasi merupakan alat
bantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi manusia. Pemanfaatan teknologi
informasi dapat memberikan implikasi kinerja yang lebih baik pada teknologi informasi
(Goodhue, 1995)
Strategi pengembangan TI ini diharapkan meningkatkan kinerja bank lebih baik lagi
di tahun 2012 seiring dengan membaiknya perekonomian di Sulselbar.Perekonomian
Sulselbar pada 2011 menunjukkan kinerja yang baik dengan tingkat pertumbuhan ekonomi
Sulsel pada kisaran 8,4% year on year (YoY). Perekonomian Sulsel tumbuh jauh melampaui
pertumbuhan
ekonomi
nasional
yang
sebesar
6,5%
YoY.
(www.seputar-
indonesia.com/edisicetak/content/view/460841/).
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Bank Sulselbar Cabang Makassar. Waktu penelitian
selama 2 bulan, April– Mei 2012.
Penelitian ini didesain dengan bentuk kuantitatif dan
menggunakan metode survai.
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
yang diperoleh langsung dari obyek penelitian dalam hal ini data yang diperoleh melalui
kuisioner, wawancara dan observasi langsung. Data yang diperoleh dari berbagai sumber di
luar obyek penelitian, seperti literatur-literatur, telaah pustaka dan bahan-bahan tertulis
lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Populasi penelitian ini seluruh pegawai bagian
pengembangan IT (information technology) pada Bank Sulselbar sebanyak 20 orang. Sampel
dipilih secara purposive yakni orang yang menjadi penentu kebijakan dalam hal strategi
pengembangan IT sebanyak 8 orang.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT untuk
merumuskan strategi pengembangan sistem teknologi informasi akademik. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dan dapat meminimalkan kelemahan (weakness)
dan ancaman (threat).
5
HASIL
Faktor Internal
Berdasarkan data pada Tabel 1, menunjukkan bahwa skor total untuk faktor internal
kekuatan (strength) adalah sebesar 3,849. Angka ini diperlukan sebagai proses untuk
mengetahui di posisi mana titik potong (E) dalam Diagram SWOT. Tabel di atas juga
menunjukkan bahwa skor total untuk faktor internal kelemahan (weakness) adalah sebesar 2,1396. Angka ini juga diperlukan sebagai proses untuk mengetahui pada posisi mana titik
potong (E) dalam Diagram SWOT berada.
Untuk mengetahui pada kuadran mana letak faktor lingkungan internal dalam Diagram
SWOT maka digunakan analisis yang disebut analisis faktor internal. Hasil analisis ini dapat
diketahui dengan menggunakan rumus Kekuatan dikurangi Kelemahan (KekuatanKelemahan). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat analis di bawah ini:
Analisis faktor internal
= Kekuatan - Kelemahan
= (3,849/8) - (-2,962/7)
= 0,481 - (-0,423)
= 0,904 (angka positif)
Faktor Eksternal
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa skor total untuk faktor eksternal peluang
(opportunity) adalah sebesar 3,260. Angka ini diperlukan sebagai proses untuk mengetahui
pada posisi mana titik potong (E) dalam Diagram SWOT berada.
Tabel 2 ini juga menunjukkan bahwa skor total untuk faktor eksternal ancaman
(threats) adalah sebesar -2,438. Angka ini juga diperlukan sebagai proses untuk mengetahui
pada posisi mana titik potong (E) dalam Diagram SWOT berada.
Untuk mengetahui pada kuadran mana letak faktor lingkungan eksternal dalam
Diagram SWOT maka digunakan analisis yang disebut analisis faktor eksternal. Hasil analisis
ini dapat diketahui dengan menggunakan rumus Peluang dikurangi Ancaman (PeluangAncaman). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat analis di bawah ini:
Analisis faktor eksternal =
Peluang - Ancaman
= (3,260/4) - (-2,438/4)
= 0,815 – (- 0,609)
= 1,424 (angka positif)
6
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3, terlihat bahwa daerah yang paling luas
terdapat pada kuadran pertama dengan luas 12,548
yang berati bahwa
strategi
pengembangan IT Bank Sulselbar memiliki sejumlah faktor internal kekuatan dan sejumlah
faktor eksternal peluang untuk mengatasi
faktor internal kelemahan dan faktor eksternal
ancaman, sehingga strategi yang paling tepat adalah strategi
memperbaiki kondisi internal kelemahan dan eksternal
agresif yakni berusaha
ancaman dengan memanfaatkan
sejumlah kekuatan internal yang dimiliki dan peluang eksternal yang ada. Strategi agresif
merupakan strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented
strategy).
Penentuan strategi agresif didasarkan pada kondisi empirik, dimana
pengembangan IT Bank Sulselbar menghadapi ancaman eksternal dan kelemahan internal,
sehingga perlu segera diantisipasi dan diperbaiki melalui sinergitas secara lebih agresif
antara peluang eksternal dan kekuatan internal yang dimiliki.
Strategi agersif ini
dimaksudkan bahwa pihak-pihak yang berkepentingan dan penentu kebijakan harus
mengambil langkah-langkah strategis yang lebih konkrit dan cepat agar pengembangan IT
Bank Sulselbar dapat segera dilakukan dengan tetap memperhitungkan kondisi empirik yang
dihadapi.
Dengan dipilihnya strategi agresif ini menunjukkan bahwa dengan dukungan dana
yang sangat memadai, ketersediaan pihak penyedia jasa keamanan TI dan adanya dukungan
arsitektur
informasi
yang
cukup
lengkap,
maka
Bank
Sulselbar
seharusnya
mengorganisasikan secara mandiri divisi IT yang masih bergabung dengan divisi akuntansi
sehingga dapat meningkatkan fungsi dan peran IT. Selain itu, dalam usahanya memenuhi
kebutuhan bisnis Bank Sulselbar, TI juga perlu memperhatikan perkembangan bisnis
perbankan dan tren perbankan agar mampu memberikan nilai strategis bagi perkembangan
Bank Sulselbar.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa strategi pengembangan IT pada Bank
Sulselbar harus segera dilakukan untuk mengantisipasi ancaman dari luar dan mengatasi
kelemahan dari dalam melalui pemanfaatan kekuatan yang dimiliki serta peluang yang berasal
dari luar Bank Sulselbar. Penentuan strategi utama yakni strategi SO yang merupakan
strategi yang berupaya meraih peluang dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sejalan
dengan pendapat Umar (2002) yang menyatakan bahwa strategi SO merupakan strategi yang
menggunakan kekuatan internal suatu organisasi untuk meraih peluang-peluang yang ada di
luar. Jika suatu organisasi memiliki banyak kelemahan, maka organisasi tersebut harus
mengatasi kelemahan itu agar menjadi kuat. Sedangkan jika suatu organisasi memiliki banyak
7
ancaman, maka organsiasi tersebut harus berusaha menghindarinya dan berkonsentrasi pada
peluang-peluang yang ada.
Pentingnya strategi pengembangan IT pada bank Sulselbar dalam mengantisipasi
persaingan bisnis dalam sektor perbankan juga sejalan dengan pendapat Ward dan Peppar
(2002) bahwa untuk mendukung strategi bisnis sebuah perusahaan diperlukan suatu strategi
Sistem Informasi (SI) dan Teknologi Informasi (IT) untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kerja. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Turban et.al (1999) dan Davis (2000)
bahwa manfaat penggunaan sistem informasi manajemen dalam lingkungan organisasi adalah
meningkatkan efisiensi operasional, memperkenalkan inovasi serta membangun sumbersumber informasi strategis.
Pengembangan IT pada Bank Sulselbar merupakan suatu keharusan karena informasi
merupakan asset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan
manajemen yang efektif dari Bank Sulselbar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka
disimpulkan
bahwa posisi
strategis utama pengembangan IT Bank Sulselbar berada pada kuadran I, yaitu strategi
agresif
dengan menerapkan
strategi SO (Strenght-Opportunity). Hal ini menunjukkan
bahwa bahwa dengan dukungan dana yang sangat memadai, ketersediaan pihak penyedia jasa
keamanan TI dan adanya dukungan arsitektur informasi yang cukup lengkap, maka Bank
Sulselbar seharusnya mengoptimalkan fungsi dan peran IT agar lebih mandiri.. Selain itu,
dalam usahanya memenuhi kebutuhan bisnis Bank Sulselbar, TI juga perlu memperhatikan
perkembangan bisnis perbankan dan tren perbankan agar mampu memberikan nilai strategis
bagi perkembangan Bank Sulselbar.
Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, hasil penelitian ini memberikan implikasi
teoritis bahwa strategi SO (agresif)
merupakan kunci keberhasilan yang prioritas dan
dianggap layak diterapkan guna pengembangan IT Bank Sulselbar.
menyarankan :
1. Optimalisasi manajemen pihak penyedia jasa TI
2. Melakukan kajian IT outsourcing
3. Pengembangan fitur-fitur ATM
4. Pengembangan website
5. Implementasi card management system
6.
Pengembangan sistem home banking
Untuk itu penulis
8
Strategi WT, penulis sarankan agar tidak pernah menjadi pilihan, karena strategi ini
akan menunjukkan bahwa pengembangan IT Bank Sulselbar memiliki sejumlah kelemahan
sehingga tidak mampu menghadapi ancaman yang berasal dari luar. Dengan kondisi ini,
maka strategi pengembangan IT Bak Sulselbar akan mengalami strategi defensif yang
merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, karena menghadapi berbagai ancaman
dan kelemahan internal. Sedangkan Strategi ST dan Strategi WO dapat dijadikan sebagai
strategi tambahan dan strategi alternatif bagi pengembangan IT di masa yang akan datang.
Implikasi praktis dari hasil penelitian ini adalah agar mendapat perhatian bagi para
pihak yang berkepentingan dan menentukan kebijakan (decision maker), dalam hal ini adalah
pihak manajemen Bank Sulselbat untuk mengembangkan IT berdasarkan temuan penelitian.
Dengan demikian segera mengambil langkah-langkah untuk segera memulai pengembangan
IT untuk kepentingan bisnis Bank Sulselbar.
DAFTAR PUSTAKA
Goodhue, D. L. (1995). Understanding User Evolution of Information Systems, Journal of
Management Science.
Maupa, Haris. (2010).
Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ITC) dalam
Lingkungan Persaingan Organisasi : Sebuah Tinjauan Strategis Bidang Ilmu Sistem
Informasi Manajemen (SIM.).”. Orasi Ilmiah Diucapkan pada Upacara Penerimaan
Jabatan Guru Besar Dalam Bidang Ilmu Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada
Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin di depan Rapat Senat Terbuka Luar Biasa
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Radjab, Enny dan Idayanti. (2010).
Pratama, Makassar.
Sistem Informasi Manajemen.
CV.Cahaya Aulia
Rangkuti. F. (2009). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Taylor, D.edgar. (1995). Internetworking Handbook, Mc.GrawHill Book Co, Singapore
Turban, Efraim, et al. (1999). Information Technology for Management Making Coinnection
for Strategic Advantage, 2 nd edition. John Willey & Sons, Inc.
Umar, Husein. (2003). Strategic Management in Action (Konsep, Teori dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis, Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep
Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger), Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
9
Tabel 1. Perhitungan Bobot dan Rating Faktor Internal Kekuatan (Strength) dan
Kelemahan (Weakness)
No
Pernyataan
Bobot
Rating
Skor
Kekuatan
1.
Arsitektur TI sudah mampu beradaptasi
perkembangan TI dan kebutuhan bisnis
dengan
0,124
3,850
0,477
2.
Antarmuka
sistem yang dapat menjembatani
komunikasi antara sistem bank dengan sistem yang
dimiliki partner bisnis dan entitas lain
0,116
3,500
0,406
3.
Database nasabah yang lengkap dan sesuai ketentuan
yang berlaku
0,124
3,750
0,465
4.
Jaringan komunikasi yang cepat
0,129
4,000
0,516
5.
Website yang intuitif dan informatif
0,129
3,900
0,503
6.
Memiliki Anti money loundering system
0,129
3,950
0,509
7.
Memiliki server aplikasi yang selalu dikembangkan
sehingga mampu menangani lonjakan transaksi yang
tinggi
0,119
4,000
0,476
8.
Keamanan sistem yang terjamin
Jumlah
0,126
1
3,950
-
0,497
3,849
0,125
-2,750
-0,344
0,123
-2,350
-0,679
Kelemahan
1.
Organisasi TI yang belum mandiri
2.
SDM TI belum
pendidikan TI
3.
SDM TI yang masih kurang
0,175
-2,500
-0,437
4.
Fungsi organisasi TI yang belum lengkap
0,179
-3,450
-0,617
5.
Masih tingginya manajemen resiko TI
0,134
-1,750
-0,234
6.
IT governance yang belum efektif
0,134
-2,300
-0,308
7.
Masih minimnya kelengkapan data center bank
Jumlah
0,125
1
-3,450
-0,343
-2,962
seluruhnya
berlatar
belakang
10
Tabel 2. Perhitungan Bobot dan Rating Faktor Eksternal Peluang (Opportunity) dan
Ancaman (Threats)
No
Pernyataan
Bobot
Rating
Skor
Cukup banyaknya sistem pengamanan informasi yang
dikembangkan oleh pihak penyedia jasa keamanan TI
0,264
3,250
0,858
0,261
3,300
0,861
0,237
3,700
0,877
0,237
2,800
0,664
Peluang
1.
Peluang pengembangan sistem home banking
2.
Banyaknya pihak penyedia jasa TI yang profesional
3.
Peningkatan harapan nasabah terhadap kualitas layanan
4.
Jumlah
1
3,260
Ancaman
1.
Masih rendahnya pemahaman nasabah
penggunaan electronic delivery channel
2.
terhadap
0,223
-2,850
-0,636
Masih tingginya praktek pencucian uang
0,219
-2,600
-0,569
3.
Masih tingginya antrian-antrian dalam pelayanan
0,239
-2,500
-0,597
4.
Masih tingginya ancaman terhadap jaminan keamanan
sistem TI
Jumlah
0,318
-2,000
-0,636
1
-2,438
Tabel 3. Luasan Tiap Kuadran dan Prioritas Strategi
Kuadran
Posisi Kuadran
Rangking
3,849 X 3,260
Luasan
Kuadran
12,548
I
Prioritas
Strategi
Agresif
I
II
(-2,962) X (3,260)
9,656
II
Konservatif
III
3,849 X (-2,438)
-9,388
III
Diversifikasi
IV
(-2, 962) X (-2,438)
7,221
IV
Defensif
11
Download