23 abstrak meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

advertisement
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
ABSTRAK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
VIII B SMP NEGERI 6 RSBI BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM
GERAK MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN WORKSHEET
BERBASIS WEB
Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti
Pembelajaran IPA Biologi di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin masih
sering menggunakan cara yang konvensional. Padahal di sekolah tersebut
sudah dilengkapi dengan jaringan internet, namun hal tersebut belum
dimanfaatkan dengan baik terutama dalam kegiatan pembelajaran IPA
Biologi. LKS (worksheet) merupakan perangkat pembelajaran sebagai
pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran
(RP) yang berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soalsoal (pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa). Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa,
mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran pada konsep
sistem gerak manusia dengan menggunakan worksheet berbasis web dan
meningkatkan aktivitas guru. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang dirancang sebanyak 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari 2 kali
pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 6
RSBI Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 24 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan worksheet berbasis
web pada konsep sistem gerak manusia dapat meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa. Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus 1 ke
siklus 2. Secara umum, kualitas aktivitas guru dalam pengelolaan
pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 juga mengalami peningkatan.
Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2.
Pada siklus 1 terjadi peningkatan dari 43,48% menjadi 62,5%, sedangkan
pada siklus 2 terjadi peningkatan dari 87,5% menjadi 95,83%. Hasil
selama proses pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami
peningkatan yaitu dari 88,17 menjadi 92,59 dengan kategori baik.
Penggunaan worksheet berbasis web dalam kegiatan pembelajaran
mendapatkan respon positif dari siswa. Sebanyak 64,17% siswa
menyatakan setuju dengan pembelajaran, sangat setuju sebanyak
19,16%, ragu-ragu sebanyak 15% dan tidak setuju sebanyak 1,67%.
Kata Kunci: worksheet berbasis web, aktivitas dan hasil belajar,
sistem gerak manusia
23
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
PENDAHULUAN
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk
inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Selain itu, IPA juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah
yang dapat diidentifikasi. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana
untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan (Anonim a, 2010).
Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan pemecahan masalah
dirasakan cocok untuk diterapkan pada pembelajaran IPA Biologi.
Salah satu materi pelajaran IPA Biologi di SMP/MTs kelas VIII
Semester ganjil adalah sistem gerak manusia. Berdasarkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) di SMP kelas VIII, konsep
mengenai Sistem Gerak Manusia diajarkan pada semester ganjil dengan
kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai yaitu mendeskripsikan sistem
gerak pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap kegiatan
pembelajaran di kelas VIII di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin ternyata
pembelajaran IPA Biologi masih sering menggunakan cara yang
konvensional melalui ceramah, mencatat materi pelajaran, serta belajar
berkelompok (diskusi) untuk menjawab LKS sehingga ketuntasan klasikal
pada mata pelajaran ini hanya mencapai 57,89%. Padahal di SMP Negeri
6 RSBI Banjarmasin sudah dilengkapi dengan jaringan internet, namun
sayangnya hal tersebut belum dimanfaatkan dengan baik terutama dalam
kegiatan pembelajarannya, khususnya pembelajaran IPA Biologi.
24
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
Salah satu solusi pembelajaran yang dapat dipilih adalah dengan
menggunakan
pembelajaran
dengan
woorksheet
berbasis
web,
khususnya pada materi sistem gerak pada manusia. Apalagi di SMP
Negeri 6 RSBI Banjarmasin sudah dilengkapi dengan jaringan internet
yang dapat membantu siswa untuk menemukan materi pelajaran yang
mereka perlukan.
Penelitian dengan menggunakan worksheet berbasis web ini
belum pernah dilakukan di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin. Oleh sebab
itu, pembelajaran ini dirasakan perlu untuk diperkenalkan dalam proses
pembelajaran, terutama IPA Biologi agar dapat menambah keragaman
pembelajaran di sekolah. Penelitian tentang pembelajaran berbasis web
pernah
dilakukan
oleh
Rahmah
(2011)
dengan
hasil
penelitian
menunjukkan peningkatan ketuntasan klasikal siswa dari siklus 1 ke siklus
2 dari 80% menjadi 100%. Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan
adalah memperhatikan penjelasan guru dan siswa lain, mengunduh
(download) materi penjelasan dari situs web yang telah disediakan,
membaca materi dari situs web, berdiskusi antar siswa atau kelompok.
Sedangkan untuk aktivitas gurunya mengalami penurunan dalam
membimbing
siswa
mengunduh
materi
pelajaran
dengan
media
powerpoint dari web, membimbing siswa membuat atau menulis
rangkuman pelajaran dan memberikan evaluasi. Respon siswa dalam
pembelajaran yaitu 87,1% yang berarti menyenangkan dalam mengikuti
pembelajaran.
Rajiyah
(2010)
juga
menunjukkan
keberhasilan
dalam
penggunaan pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) dengan
efektivitas sebesar 70,67%. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa secara klasikal setelah menggunakan pemecahan
masalah
mengalami
peningkatan
dari
78,00%
menjadi
92,59%.
Keterampilan sosial siswa saat melakukan aktivitas pembelajaran
meningkat dari kategori baik (76%) menjadi sangat baik (96,88%).
25
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
Atas dasar pertimbangan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin pada Konsep
Sistem Gerak Manusia dengan Menggunakan Worksheet Berbasis Web”.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Kasihani (1999) dalam Sukayati (2008) menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan PTK adalah penelitian praktis, bertujuan untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas
dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Tahapan-tahapan dalam
penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan
(observasi) dan refleksi.
Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian di SMP Negeri 6 RSBI Banjarmasin yang
beralamat di Jl. Veteran Gg. Sempati RT. 30 No. 6 Banjarmasin yang
dilaksanakan pada semester ganjil, dengan waktu penelitian pada bulan
Nopember sampai Desember 2012.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII B SMP
Negeri 6 RSBI Banjarmasin tahun ajaran 2012/2013. Jumlah siswa pada
kelas tersebut adalah 24 orang yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan
15 orang siswa perempuan.
Teknik Pengumpulan Data
Hasil penelitian yang berupa data kuantitatif adalah data yang
diambil dari nilai postest, hasil penilaian LKS, aktivitas guru, observasi
kinerja proses, kinerja psikomotor, keterampilan sosial dan perilaku
berkarakter siswa. Sedangkan penelitian data kualitatif berupa data hasil
observasi terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran.
26
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilaksanakan sesuai dengan jenis data yang
telah dikumpulkan sebagai berikut:
a. Analisis data hasil observasi yang tergolong data kuantitatif dilakukan
secara deskriptif dari hasil postest dengan cara menghitung
ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai
berikut:
Ketuntasan Individual =
Ketuntasan Klasikal =
Jumlah skor
Jumlah skor maksimal
x 100%
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Jumlah seluruh siswa
x 100%
Keterangan:
Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan ≥ 75%.
Ketuntasan klasikal: Jika ≥ 85% dari seluruh siswa yang mencapai
ketuntasan ≥ 75% .
b. Analisis data hasil belajar siswa yang tergolong data kuantitatif
dilakukan secara deskriptif dari hasil nilai postest dan LKS dengan
cara menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual
dengan menggunakan rumus yag sama dengan analisis data proses
belajar siswa. Penilaian LKS menggunakan kategori yakni baik (76100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%), dan buruk (< 40%).
c.
Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kualitatif seperti
aktivitas siswa dilakukan secara deskriptif.
Indikator Keberhasilan Penelitian
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi semua
komponen indikator kuantitatif dan indikator kualitatif (Arikunto, dkk. 2010).
Kedua indikator di atas dilihat dari pergeseran hasil siklus 1 dan siklus 2.
a. Indikator kuantitatif terdiri atas:
1) Siswa mencapai ketuntasan secara individual (skor ≥ 75) dan
ketuntasan secara klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa telah
mencapai ketuntasan.
27
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
2) Hasil selama proses pembelajaran berdasarkan pada kategori
Arikunto, yakni baik (76-100%), sedang (56-75%), kurang (40-55%),
dan buruk (< 40%).
b. Indikator kualitatif adalah apabila aktivitas siswa telah menunjukkan
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2 atau dominasi aktivitas guru
menunjukkan penurunan dari siklus 1 ke siklus 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Siklus 1 dan 2
Pada
siklus
1
aktivitas
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan
pembelajaran sudah tergolong baik, namun masih ada beberapa siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan
adapula yang asyik dengan pekerjaan lain, misalnya bermain dengan
laptop mereka. Hampir semua kelompok juga sudah membawa laptop dan
flashdisk seperti yang diinstruksikan oleh guru. Aktivitas siswa dalam
mendengarkan penjelasan guru tentang masalah yang akan dipecahkan
sudah bagus meskipun pada siklus 1 ini masih ada beberapa siswa yang
tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru, sehingga
aktivitas ini masih harus ditingkatkan lagi pada siklus 2. Aktivitas siswa
dalam perumusan hipotesis sudah cukup bagus. Pada siklus 1, ditemukan
beberapa siswa yang tidak membaca website yang telah dibagikan oleh
guru dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang akan
dipecahkan. Pada aktivitas terakhir (pembuatan kesimpulan), hanya ada
sedikit siswa yang mampu menyampaikan kesimpulan yang diperolehnya
tersebut. Hal ini disebabkan karena siswa merasa malu atau kurang
percaya diri dalam menyampaikan pendapat mereka atau merasa jika
kesimpulan yang mereka punya sama saja dengan kesimpulan yang
sudah dikemukakan oleh teman mereka. Sehingga hal ini menyebabkan
hanya ada sedikit siswa saja yang berpartisipasi dalam aktivitas
pembuatan kesimpulan.
28
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
Berdasarkan
penelitian
yang
dilaporkan
oleh
Rifki
(2008)
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kepercayaan diri dengan
prestasi belajar. Artinya, semakin kuat atau tinggi rasa percaya diri siswa,
maka akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya.
Pada siklus 2 aktivitas siswa pada saat mengikuti kegiatan
pembelajaran sudah lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa pada
siklus 1. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah
lebih baik. Tidak ada lagi kelompok yang tidak membawa laptop dan
flashdisk. Pada saat guru menjelaskan masalah yang akan dipecahkan,
semua siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Aktivitas siswa dalam berdiskusi untuk merumuskan hipotesis juga sudah
lebih baik dari siklus 1. Tidak hanya aktivitas-aktivitas tersebut yang
mengalami peningkatan, pada aktivitas membaca website yang telah
dibagikan oleh guru dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan
masalah yang akan dipecahkan juga lebih baik dari siklus 1, dan pada
aktivitas pembuatan kesimpulan juga sudah mengalami peningkatan.
Peningkatan aktivitas ini menunjukkan bahwa minat siswa
terhadap pembelajaran sudah bagus dan siswa juga terbiasa dengan
pembelajaran yang digunakan. Seseorang yang berminat terhadap suatu
aktivitas akan memperhatikan aktivitas tersebut secara konsisten dengan
rasa senang. Minat tidak hanya diekspresikan melalui pernyataan yang
menunjukkan bahwa anak didik lebih menyukai sesuatu daripada yang
lainnya, tetapi dapat juga dapat diimplementasikan melalui partisipasi aktif
dalam suatu kegiatan (Djamarah, 2011).
29
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 dan Siklus 2
2.1 Hasil Belajar yang diperoleh dari Nilai Postest
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai postest terdapat pada Gambar
1.
100
87,5
62,5
80
60
95,83
43,48
40
Pertemuan 1
20
Pertemuan 2
0
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 1. Ketuntasan Hasil Belajar Klasikal yang diperoleh dari nilai
postest
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus.
Pada siklus 1 pertemuan 1, ketuntasan klasikalnya sebesar 43,48%,
kemudian meningkat menjadi 62,5% pada pertemuan kedua. Pada siklus
2, ketuntasan klasikal siswa juga mengalami peningkatan. Pada
pertemuan 1, ketuntasan klasikalnya sebesar 87,5 % dan meningkat
menjadi 95,83% pada pertemuan kedua. Peningkatan hasil belajar ini
menunjukkan bahwa siswa sudah mengalami proses belajar. Menurut
Hamalik (2011) bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu
menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Peningkatan hasil belajar ini juga dilaporkan pada penelitian
sebelumnya seperti penelitian yang dilakukan oleh Selviana (2007), Hasbi
(2008) dan Rajiyah (2010) dan terjadi peningkatan hasil belajar yang
didapat dari hasil postest.
30
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
2.2 Hasil Selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan Siklus 2
Data kuantitatif juga diperoleh dari hasil selama kegiatan
pembelajaran yang diambil dari nilai LKS (worksheet) yang dikerjakan
secara berkelompok. Nilai LKS (worksheet) selama proses pembelajaran
dapat dilihat pada Gambar 2.
100
92,59
95
88,17
90
Siklus 1
85
Siklus 2
80
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 2. Hasil selama Proses Pembelajaran pada Siklus 1 dan
Siklus 2
Peningkatan hasil belajar proses selama kegiatan pembelajaran
tergolong dalamn kategori baik. Pada siklus 1, skor rata-rata dari keenam
kelompok adalah sebesar 88,17 dan meningkat pada siklus 2 menjadi
92,59. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah terbiasa dengan
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu, peningkatan ini juga
disebabkan karena siswa dapat memahami LKS (worksheet) yang
diberikan oleh guru dengan baik, sehingga mereka tidak mengalami
kesulitan pada saat mengerjakan LKS tersebut. Hal ini berdampak pada
peningkatan nilai yang mereka dapatkan. Menurut Hamdani (2011) LKS
yang digunakan siswa harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa.
31
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
2.3 Kinerja Proses pada Siklus 1 dan Siklus 2
Pada lembar penilaian proses, terdapat rincian tugas yang
dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran terutama pada saat
melakukan diskusi. yang dinilai oleh siswa itu sendiri serta oleh guru yang
diwakilkan oleh observer Ringkasan data kinerja proses tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3.
100
80,1 82,29
86,04 88,44
80
60
40
Pertemuan 1
20
Pertemuan 2
0
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 3. Rata-rata Kinerja Proses pada Siklus 1 dan
2
Rata-rata kinerja proses siswa selama kegiatan pembelajaran
meningkat pada setiap siklus. Pada siklus 1 terjadi peningkatan dari
80,1% menjadi 82,29% dan pada siklus 2 terjadi peningkatan dari 86,04%
menjadi 88,44%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa siswa sudah
terbiasa dengan tugas yang diberikan dan juga pembelajaran yang
digunakan oleh guru, sehingga siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan hal ini berpengaruh terhadap nilai kinerja proses yang
mereka dapatkan. Menurut Rusman (2011) keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran sangat tergantung dari pemanfaatan potensi yang
dimiliki oleh siswa itu sendiri. Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam
menjalani proses belajar mengajar merupakan
salah
satu kunci
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Pada tahap ini siswa
mengalami proses pembelajaran, dari yang awalnya tidak tahu menjadi
tahu seperti yang dikatakan dalam Trianto (2011) bahwa belajar diartikan
sebagai proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu,
32
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil,
dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru serta bermanfaat bagi
lingkungan maupun individu itu sendiri.
2.4 Kinerja Psikomotor pada Siklus 1 dan Siklus 2
Pada lembar penilaian psikomotor berisi tugas yang dilakukan
oleh siswa selama proses pembelajaran. Secara singkat rata-rata kinerja
psikomotornya seperti tercantum pada Gambar 4.
100
95
90
84,9 86,04
88,02
90,73
85
Pertemuan 1
80
Pertemuan 2
75
Siklus 1
Siklus 2
Gambar 4. Rata-rata Kinerja Psikomotor pada Siklus 1 dan 2
Rata-rata kinerja psikomotor meningkat dari siklus 1 ke siklus 2.
Pada siklus 1 pertemuan 1, rata-rata kinerja psikomotor siswa sebesar
84,9 dan kemudian mengalami peningkatan pada menjadi 86,04. Pada
siklus 2, meningkat dari 88,02 menjadi 90,73. Hal ini dikarenakan siswa
sudah terbiasa dengan kinerja psikomotor yang mereka laksanakan dan
mereka ulang pada setiap pertemuan, sehingga pada saat pertemuan
berikutnya
siswa
sudah
tidak
mengalami
melaksanakan tugas kinerja tersebut.
33
kesulitan
lagi
dalam
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
2.5 Perilaku Berkarakter Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2
Perilaku berkarakter siswa yang diamati meliputi bekerja sama
maupun bertanggung jawab. Rata-rata hasil pengamatan terhadap
perilaku berkarakter siswa dapat dilihat pada Gambar 5.
300
250
200
150
100
50
0
267,66
A
94,2
B
38,13
C
0
D
Gambar 5. Perilaku Berkarakter Siswa pada Siklus 1 dan 2
Perilaku
berkarakter
siswa
baik
bekerja
sama
maupun
bertanggung jawab pada kedua siklus tergolong dalam kategori A (sangat
baik) dengan jumlah 94,2. Kategori B (memuaskan) dengan jumlah
267,66. Kategori C (menunjukkan kemajuan) dengan jumlah 38,13 dan
tidak ada
perilaku berkarakter siswa
yang memperoleh nilai D
(memerlukan perbaikan). Namun secara umum, perilaku berkarakter
siswa berada pada kategori B atau memuaskan dengan jumlah 267,66
untuk kedua siklus.
34
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
2.6 Keterampilan Sosial pada Siklus 1 dan Siklus 2
Keterampilan sosial siswa pada siklus 1 dan 2 meliputi
menyumbang ide atau pendapat dan menjadi pendengar yang baik. Ratarata hasil pengamatan terhadap keterampilan sosial siswa dapat dilihat
pada Gambar 6.
276,26
300
200
A
85,43
38,33
100
0
B
0
C
D
Gambar 6. Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus 1 dan 2
Keterampilan sosial siswa yang meliputi menyumbang ide atau
pendapat dan menjadi pendengar yang baik berada pada kategori A
(sangat baik) dengan jumlah 85,43. Kategori B (memuaskan) dengan
jumlah 276,26, kategori C (menunjukkan kemajuan) dengan jumlah 38,33
dan tidak ada perilaku berkarakter siswa yang memperoleh nilai D
(memerlukan perbaikan). Namun secara umum, perilaku berkarakter
siswa berada pada kategori B atau memuaskan dengan jumlah 276,26
untuk kedua siklus.
35
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
3. Aktivitas Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran
Aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran merupakan salah
satu aspek yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Ringkasan data
hasil observasi aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dapat dilihat
pada Gambar 7.
20
18 18,5
15
10
4 3,5
5
Siklus 1
3 3,5
4 3,5
3,5 4
0
1
6
2
3
4
Siklus 2
3,5 4
5
Gambar 7. Rata-Rata Aktivitas Guru pada Siklus 1 dan Siklus 2
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa ada beberapa
aktivitas guru yang mengalami peningkatan dan adapula beberapa
aktivitas guru yang mengalami penurunan dari siklus 1 ke siklus 2. Pada
aktivitas 1 (melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sesuai
dengan RPP) terjadi peningkatan rata-rata aktivitas dari 18 menjadi 18,5.
Pada aktivitas 2 dan 4 (menginstruksikan kepada siswa untuk menyiapkan
laptop sebagai alat pembantu dalam memecahkan permasalahan dan
membimbing siswa merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dalam
memecahkan masalah) terjadi penurunan rata-rata aktivitas guru dari 4
menjadi 3,5. Pada aktivitas 3 (menjelaskan secara umum masalah yang
dipecahkan) memiliki peningkatan rata-rata aktivitas yang sama, yaitu dari
3 menjadi 3,5. Pada aktivitas 5 dan 6 (membimbing siswa menguji
hipotesis atau berusaha memecahkan masalah yang dihadapi dengan
data yang diperoleh dari website yang dibagikan oleh guru dan
membimbing membuat kesimpulan) mengalami peningkatan selama siklus
1 ke siklus 2 dari 3,5 menjadi 4.
36
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
Dalam sistem belajar mengajar yang sifatnya klasikal (bersamasama dalam satu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar
mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Oleh karena itu, proses
belajar mengajar di kelas harus dapat mengembangkan cara belajar siswa
untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan
apa yang telah diperoleh dalam proses belajar tersebut. Dalam
menyajikan bahan pelajaran, guru harus mengikutsertakan para siswanya
secara aktif baik individual maupun kelompok (Suryosubroto, 2009).
4. Respon Siswa Terhadap Pembalajaran
Ringkasan data respon siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan worksheet berbasis web dapat dilihat pada Gambar 8.
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
64,17
Sangat Setuju
19,16
Setuju
15
1,67 0
Ragu-Ragu
Tidak Setuju
Gambar 8. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan worksheet
berbasis web
Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web
mendapatkan respon positif dari siswa. Respon positif dari siswa juga
dapat kita lihat dari angket yang dibagikan. 19,16% siswa menyatakan
sangat setuju dengan pembelajaran melalui penggunaan worksheet
berbasis web dan 64,17% dari seluruh siswa menyatakan setuju. Hal ini
diduga disebabkan oleh komponen pembelajaran yang digunakan dapat
membantu berlangsungnya kegiatan pembelajaran dan pembelajaran
dengan menggunakan worksheet berbasis web ini merupakan hal baru
bagi siswa dan belum pernah digunakan oleh guru maupun siswa dalam
pembelajaran biologi. Selain itu, masih ada 15% yang ragu-ragu dengan
37
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
pembelajaran ini dan 1,67% siswa yang tidak setuju dengan pernyataan
yang terdapat di dalam angket.
Adanya
respon
negatif
yang
diberikan
siswa
terhadap
pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web disebabkan
karena siswa masih memiliki minat yang rendah terhadap kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web.
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat memiliki
pengaruh yang besar terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat
terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguhsungguh karena ada daya tarik baginya (Djamarah, 2002).
5. Tahap Refleksi
pada siklus 1 terdapat beberapa kekurangan dan menjadi
pertimbangan untuk memasuki siklus 2. Berdasarkan data hasil
pengamatan pada siklus 1 pertemuan 1, masih ada aktivitas siswa yang
rendah, salah satunya adalah aktivitas membuat kesimpulan dan
diharapkan akan mengalami peningkatan pada siklus 2, sehingga pada
siklus 2 guru akan lebih menekankan lagi kepada siswa untuk lebih aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam
kegiatan
pembelajaran,
guru
juga
dituntut
untuk
menumbuhkan keberanian siswa agar tidak takut untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, siswa perlu dibiasakan berani
mengambil keputusan untuk mengacungkan tangan untuk bertanya
ataupun menjawab pertanyaan guru ataupun pertanyaan dari temannya
(Rusman, 2011), sama halnya dengan pembuatan kesimpulan guru juga
dituntut untuk menumbuhkan keberanian siswa dalam menyampaikan
pendapat
mereka.
Selain
aktivitas membuat
atau menyampaikan
kesimpulan, masih ada beberapa aktivitas yang perlu ditingkatkan lagi
pada siklus 2. Aktivitas tersebut adalah menyiapkan peralatan pendukung
yang
digunakan
dalam
pembelajaran
38
(laptop
dan
flashdisk),
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
memperhatikan penjelasan guru, membaca isi website yang dibagikan
oleh guru dan mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang
akan dipecahkan.
Sedangkan
untuk
penilaian
terhadap
kinerja
proses
dan
psikomotor pada siklus 1, keduanya sudah bagus dengan kategori
memuaskan. Untuk aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran pada
siklus 2, diharapkan guru mengurangi dominasinya dalam kegiatan
pembelajaran,
misalnya
mengurangi
dominasinya
pada
kegiatan
menginstruksikan siswa untuk menyiapkan laptop, membimbing siswa
merumuskan hipotesis, membimbing siswa menguji hipotesis dan
membimbing siswa membuat kesimpulan. Dengan pengurangan dominasi
aktivitas guru ini diharapkan pembelajaran pada siklus 2 akan membuat
siswa menjadi lebih aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Sementara itu, untuk hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai
postest serta nilai LKS (worksheet) juga mengalami peningkatan dari
pertemuan 1 ke pertemuan 2. Meskipun demikian, pada siklus 1 ini
indikator keberhasilan penelitian belum mampu tercapai karena tingginya
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal masih belum mencapai
85%, sehingga perlu dilanjutkan pada siklus 2 dan semua kekurangan
yang terdapat pada siklus 1 diharapkan tidak terjadi lagi pada siklus 2.
Untuk mengatasi hal ini, salah satu cara yang dilakukan guru adalah
memotivasi siswa dan lebih menekankan lagi kepada siswa untuk benarbenar mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik agar mereka
memperoleh hasil yang baik pula.
39
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
6. Kendala dan Solusi Selama Penelitian
Kendala yang ditemukan selama kegiatan penelitian yaitu
kegiatan pembelajaran pada saat penelitian belum berjalan secara efektif
dan efisien, hal ini disebabkan karena guru kurang memperhatikan alokasi
waktu dalam kegiatan pembelajaran seperti yang tertulis di dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salah satu solusi yang dapat
digunakan dalam mengatasi kendala ini yaitu hendaknya guru lebih
memperhatikan lagi alokasi waktu yang telah ditetapkan di dalam RPP
sehingga kegiatan pembelajaran dapat terorganisasi dengan baik.
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web dapat
meningkatkan aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2. Aktivitasaktivitas tersebut adalah: mengikuti kegiatan pembelajaran dan
memperhatikan penjelsana guru, menyiapkan laptop dan flashdisk,
mendengarkan
penjelasan
guru
tentang
masalah
yang
akan
dipecahkan, berdiskusi untuk merumuskan hipotesis, membaca
website yang telah dibagikan oleh guru dan mengumpulkan data dari
website yang berkaitan dengan masalah yang akan dipecahkan dan
membuat kesimpulan.
2. Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web dapat
meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal dari
siklus 1 ke siklus 2. Pada siklus 1 terjadi peningkatan dari 43,48%
menjadi 62,5%, sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan dari
87,5% menjadi 95,83%.
3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara umum adalah
positif. Siswa menyatakan setuju sebesar 64,17%, sangat setuju
sebesar 19,16%, ragu-ragu sebesar 15% dan tidak setuju sebesar
1,67%.
40
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
4. Pembelajaran dengan menggunakan worksheet berbasis web dapat
meningkatkan kualitas aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran
dari siklus 1 ke siklus 2.
Saran
1. Pembelajaran
dengan menggunakan worksheet berbasis web
hendaknya dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam
pembelajaran
biologi,
mengingat
pembelajaran
ini
dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep sistem
gerak manusia.
2. Kegiatan pembelajaran pada saat penelitian sepenuhnya belum
berjalan secara efektif dan efisien, oleh sebab itu guru hendaknya
memperhatikan
alokasi
waktu
yang
digunakan
agar
kegiatan
pembelajaran terorganisasi dengan baik.
3. Pada
saat
melakukan
apersepsi
dan
motivasi,
guru
dapat
mengkolaborasikan kegiatan pembelajaran dengan penggunaan video
atau media pembelajaran yang lainnya agar siswa merasa tertarik
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
4. Agar siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran,
sebaiknya guru mengurangi dominasi atau perannya dalam proses
belajar mengajar.
5. Untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar, sebaiknya website
yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dibuat atau
dipersiapkan terlebih dahulu oleh guru.
41
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
DAFTAR PUSTAKA
Anonim
a. 2009. http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/09/ipa-smpmts.pdf. Diakses pada tanggal 21 September 2012.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Djamarah, Syaiful B. 2002. Psikologi Belajar Edisi. PT Rineka Cipta.
Jakarta.
. 2011. Psikologi Belajar Edisi. PT Rineka Cipta.
Jakarta.
Hamalik. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia. Bandung.
Hasbi, Rusdi. 2008. Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa Kelas XI
IPA1 SMA PGRI 6 Banjarmasin pada Materi Ajar Teori Kinetik Gas
dan Termodinamika dengan menerapkan Metode Problem Solving
dalam Setting Direct Instruction. PMIPA FKIP Banjarmasin. Skripsi
tidak dipublikasikan.
Rajiyah. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif dengan
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Materi Ajar
Peralatan Optik di SMA Negeri 8 Banjarmasin. PMIPA FKIP
UNLAM. Banjarmasin. Skripsi tidak dipublikasikan.
Rifki, Mustofa. 2008. Pengaruh Rasa Percaya Diri Terhadap Prestasi
Belajar Siswa di SMA Islam Almaarif Singosari Malang.
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Rusman.
2011.
Model-Model
Pembelajaran
Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.
mengembangkan
Selviana, Rika. 2007. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Diklat Kewirausahaan
di SMK Ardjuna 01 Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Malang. Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan.
42
Jurnal Wahana-Bio Volume XIV Desember 2015
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta.
Jakarta.
Sukayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.
Yogyakarta.
Trianto.
2011. Mendesain Model Pembelajaran
Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
43
Inovatif-Progresif.
Download