II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Batik 2.1.1. Pengertian batik Secara

advertisement
6
II.
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Batik
2.1.1. Pengertian batik
Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa, ―amba‖ yang
berarti lebar, luas, kain; dan ―titik‖ yang berarti titik atau matik (kata kerja
membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah ―batik‖, yang
berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang
luas atau lebar. Batik juga mempunyai pengertian segala sesuatu yang
berhubungan dengan membuat titik-titik tertentu pada kain mori. Dalam
bahasa Jawa, ―batik‖ ditulis dengan ―bathik‖, mengacu pada huruf jawa
―tha‖ yang menunjukan bahwa batik adalah rangkaian dari titik-titik yang
membentuk gambaran tertentu. Batik sangat identik dengan suatu tehnik
(proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelodoran. Salah satu ciri
khas batik adalah cara penggambaran motif pada kain yang menggunakan
proses pemalaman, yaitu menggoreskan malam (lilin) yang ditempatkan
pada wadah yang bernama canting dan cap. (Wulandari, 2011)
2.1.2. Perlengkapan Batik
Menurut Wulandari (2011) terdapat beberapa perlengkapan dalam
membatik. Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan dari
waktu ke waktu. Adapun peralatannya antara lain :
1.
Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan
mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambo yang
dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindahpindah.
2.
Bandul
Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukan ke dalam
kantong. Fungsi pokoknya adalah untuk menahan agar mori yang baru
dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup anginatau tertarik oleh si
pembatik secara tidak sengaja.
7
3.
Wajan
Wajan adalah perkakas untuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari
logam baja atau tanah liat.
4.
Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan
adalah kompor berbahan bakar minyak. Kompor ini berfungsi sebagai
perapian dan pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk membatik.
5.
Taplak
Taplak adalah kain untuk menutup paha pembatik agar tidak terkena
tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.
6.
Saringan Malam
Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki
banyak kotoran.
7.
Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil
cairan, terbuat dari tembaga dan bambo sebagai pegangannya. Canting
ini digunakan untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam.
8.
Mori
Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori
bermacam-macam dan jenisnya sangat mennetukan baik buruknya kain
batik yang dihasilkan.
9.
Malam (lilin)
Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik.
Sebenarnya malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya malam
akan diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari
membatik sampai batikan menjadi kain.
10. Dhingklik (Tempat Duduk)
Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik.
Biasanya terbuat dari bambo, kayu, plastik, atau besi.
11. Pewarna Alami
Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik.
8
2.2.
Konsep Usaha Kecil dan Menengah
2.2.1. Definisi Usaha Kecil dan Menengah
Berdasarkan Undang-undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil
dikatakan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk
memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersial
dengan kriteria sebagai berikut :
1.
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus
juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,(satu milyar rupiah);
2.
milik Warga Negara Indonesia;
3.
berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Menengah atau Usaha Besar.
4.
berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
2.2.2. Bidang atau Jenis Usaha Kecil
Dalam Keppres No. 127 Tahun 2001 menyebutkan jenis-jenis usaha
yang tergolong pada usaha kecil dan usaha menengah. Berikut jenis-jenis
usaha tersebut:
1.
Sektor Pertanian
Peternakan Ayam Buras
2.
Sektor Kelautan dan Perikanan
a. Perikanan tangkap dengan menggunakan kapal kurang dan 30
GT/90 PK dilakukan di perairan sampai dengan 12 mil laut.
b. Perikanan budidaya meliputi pembenihan dan pembesaran ikan di
air tawar, air payau, dan laut.
c. Penangkapan ikan hias air tawar.
9
3.
Sektor Kehutanan
a. Pengusahaan Peternakan Lebah Madu;
b. Pengusahaan Hutan Tanaman Aren, Sagu, Rotan, Kemiri, Bambu,
dan Kayu Manis.
c. Pengusahaan Sarang Burung Walet di Alam
d. Pengusahaan Hutan Rakyat Asam (pemungutan dan pengolahan biji
asam)
e. Pengusahaan Hutan Tanaman Penghasil Arang
f. Pengusahaan Hutan Tanaman penghasil Getah-getahan
g. Pengusahaan Hutaan Tanaman Penghasil Bahan-bahan Minyak
Atsiri (minyak pinus/terpentin minyak lawang, minyak tengkawang,
minyak kayu puti, minyak kenanga, minyak akar wangi, dan lainlain)
4.
Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral
Pertambangan Rakyat
5.
Sektor Usaha dan Perdagangan
a. Usaha makanan dan minuman olahan yang melakukan pengawetan
dengan proses pengasinan, penggaraman, pemanisan, pengasapan,
pengeningan, perebusan, penggorengan, dan fermentasi dengan
cara-cara tradisional.
b. Usaha penyempurnaan benang dan serat alam maupun buatan
menjadi benang bermotif/celup, ikat dengan menggunakan alat yang
digerakkan tangan.
c. Usaha tekstil dan produk tekstil meliputi pertenunan, perajutan,
pembatikan, dan pembordiran yang memiliki ciri dikerjakan dengan
ATBM, atau alat yang digerakkan tangan termasuk butik, peci,
kopiah, dan sejenisnya.
d. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan :
1)
Bahan bangunan/rumah tangga : Bambu, Nipah, Sirap, Anang,
dan Sabut.
2)
Bahan usaha : Getah-getahan, Kulit kayu, Sutera alam, dan
Gambir.
10
6.
Sektor Perhubungan
Angkutan
pedesaan
darat
dan
angkutan
sungai,
danau,
dan
penyeberangan dengan menggunakan kapal 30 GT.
7.
Sektor Telekomunikasi
Jasa telekomunikasi meliputi warung telekomunikasi, warung internet,
dan instalasi kabel ke rumah dan gedung.
8.
Sektor Kesehatan
Jasa Profesi Kesehatan/Pelayanan Medik/Pelayanan Kefarmasian :
1)
Praktek perorangan tenaga kesehatan.
2)
Praktek tenaga berkelompok tenaga kesehatan
3)
Sarana Pelayanan kesehatan dasar.
4)
Pusat /Balai/Stasiun penelitian kesehatan.
5)
Apotik, praktik profesi Apoteker.
6)
Rumah bersalin
7) Praktek Pelayanan Medik Tradisional (akupuntur, pijat refleksi,
panti pijat tradisional).
8)
Jasa perdagangan obat dan makanan :
a) Toko Obat;
b) Retailer Obat Tradisional, Jamu Gendong, Kios/took jamu;
c) Kolektor/pengumpul simplisia
2.2.3. Kelebihan dan Kelemahan Usaha Kecil
Menurut Musa Hubeis (2009) terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan dari UKM. Adapun kelebihan dari UKM antara lain :
1.
Dasar pengembangan kewirausahaan
2.
Organisasi internal sederhana
3.
Mampu meningkatkan ekonomi kerakyatan/padat karya (lapangan
usaha dan lapangan kerja) berorientasi ekspor dan substitusi impor
(perkokoh struktur industri dan perolehan devisa)
4.
Aman bagi perbankan dalam memberi kredit
5.
Bergerak di bidang usaha yang cepat menghasilkan
6.
Mampu memperpendek rantai distribusi
7.
Fleksibilitas dan adaptabilitas dalam pengembangan usaha.
11
Sedangkan kekurangan yang dimiliki UKM adalah sebagai berikut:
1.
SDM lemah dalam kewirausahaan dan manajerial
2.
Keterbatasan keuangan
3.
Ketidakmampuan aspek pasar
4.
Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi, prasarana dan sarana
5.
Ketidakmampuan menguasai informasi
6.
Tidak didukung kebijakan dan regulasi memadai, serta perlakuan pelaku
usaha besar (usaha besar)
7.
Tidak terorganisasi dalam jaringan dan kerja sama
8.
Sering tidak memenuhi standar
9.
Belum memenuhi kelengkapan aspek legalitas.
2.3.Konsep Biaya
2.3.1. Pengertian Biaya
Menurut Hansen dan Mowen (2005), biaya adalah kas atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi.
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Pada
perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti
pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan
pendapatan, maka biaya tersebut dinyatakan kadaluarsa (beban).
Sedangkan menurut Horngren, et al (2008), biaya (cost) adalah
sumber daya yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk
mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya (seperti bahan langsung atau iklan)
biasanya diukur dalam jumlah uang yang harus dibayarkan dalam rangka
mendapatkan barang atau jasa.
2.3.2. Klasifikasi Biaya
Menurut Hansen dan Mowen (2005), perilaku biaya adalah istilah
umum untuk menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan
perubahan output. Biaya-biaya bereaksi pada perubahan output dengan
berbagai cara. Biaya tetap adalah suatu biaya yang dalam jumlah total tetap
konstan dalam rentang yang relevan ketika tingkat output aktivitas berubah.
12
Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total, bervariasi secara
proporsional terhadap perubahan output.Oleh karena itu, biaya variabel naik
ketika output naik, dan akan turun ketika output turun. Sedangkan suatu
biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel.
Sedangkan menurut Kuswadi (2005) biaya dibagi menjadi tiga,
yaitu:
1.
Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya Tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah
berapa pun besarnya penjualan atau produksi yang dhasilkan. Biaya
tetap biasanya berupa biaya tidak langsung (biaya overhead), yaitu
biaya yang dikeluarkan tidak atas dasar jumlah produksi atau besarnya
volume penjualan. Semakin besar volume penjualan semakin kecil
biaya tetap per unitnya. Jadi, biaya tetap per unit berubah-ubah sesuai
jumlah produksi. Pengeluaran biaya tetap biasanya berhubungan dengan
suatu periode sehingga biasa dinamakan biaya periode (period cost).
2.
Biaya Variabel (variable cost)
Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya sampai
batas tertentu berubah-ubah secara proporsional. Kebalikan dari biaya
tetap, biaya variabel per unit merupakan biaya yang bersifat tetap, tetapi
biaya total variabel berubah-ubah.
3.
Biaya Semi Variabel (semi fixed cost)
Biaya Semi Variabel atau semi fixed cost adalah biaya yang yang
secara mutlak sulit digolongkan ke dalam biaya variabel atau biaya
tetap. Contoh dari biaya semivariabel adalah pemakaian listrik dalam
lingkungan pabrik. Dalam perhitungan titik impas, biaya semi variabel
dibebankan secara presentasi ke dalam biaya tetap dan biaya variabel.
Penentuan besarnya persentase bergantung pada penilaian dan kebijakan
perusahaan.
13
2.4. Konsep Analisis Biaya-Volume-Laba
Analisis
biaya-volume-laba
(cost-volume-profit
analysis/CVP)
menguji perilaku pendapatan total, biaya total , dan laba operasi ketika
terjadi perubahan dalam tingkat output, harga jual, biaya variabel per unit,
atau biaya tetap produk (Horngren et al, 2008).
Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit analysis = analisis
CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan
pengambilan
keputusan.
Karena
analisis
biaya-volume-laba
(CVP)
menekankan pada keterkaitan biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, maka
semua informasi keuangan perusahaan terkandung didalamnya. Analisis
CVP dapat juga menyinggung banyak isu lainnya, seperti : jumlah unit yang
harus dijual untuk mencapai tittik impas; dampak pengurangan biaya tetap
terhadap titik impas; dan dampak kenaikan harga terhadap laba. (Honsen and
Mowen, 2005).
Menurut Horngren et al (2008) analisis CVP didasarkan pada
beberapa asumsi :
1. Perubahan tingkat pendapatan dan biaya hanya disebabkan oleh
perubahan jumlah unit produk (atau jasa) yang diproduksi dan dijual.
Jumlah unit output merupakan satu-satunya pemicu pendapatan sekaligus
pemicu biaya. Jika pemicu biaya merupakan faktor yang menimbulkan
biaya, pemicu pendapatan (revenue driver) adalah sebuah variabel, seperti
volume, yang menjadi penyebab timbulnya pendapatan.
2. Biaya total dapat dipisahkan ke dalam komponen tetap yang tidak
berubah mengikuti perubahan tingkat output dan komponen variabel yang
berubah mengikuti tingkat output .
3. Ketika disajikan secara grafik, perilaku pendapatan total dan biaya total
bersifat linear (yaitu dapat digambarkan secara garis lurus) ketika
dihubungkan dengan tingkat output dalam rentang (dan periode waktu
yang relevan.
4. Harga jual, biaya variabel perunit, serta biaya tetap total (dalam rentang
dan periode waktu yang relevan) telah diketahui dan konstan .
14
5. Analisis mencakup satu produk atau mengasumsikan bahwa proporsi
produk yang berbeda ketika perusahaan menjual beragam produk adalah
tetap konstan ketika tingkat unit yang terjual total berubah.
6. Seluruh pendapatan dan biaya dapat ditambahkan, dikurangkan, dan
dibandingkan tanpa memperhitungkan nilai waktu dari uang.
2.5.
Konsep Titik Impas
2.5.1. Pengertian Titik Impas
Menurut Rony (1990) analisis titik impas merupakan sarana bagi
manajemen untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan
jumlah biaya sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan atau
kerugian .
Titik Impas (break even point) adalah titik di mana total pendapatan
sama dengan total biaya, yaitu titik dimana laba sama dengan nol (Hansen
and Mowen, 2005). Sedangkan menurut Kuswadi (2005) titik pulang pokok
atau break event point (BEP) adalah titik yang menunjukan kombinasi
tingkat volume penjualan dan harga jual perusahaan, yang tidak
mendapatkan laba ataupun menderita rugi.
2.5.2. Pendekatan dalam Penentuan Titik Impas
Menurut Hansen dan Mowen (2005) terdapat dua pendekatan dalam
menentukan titik impas yaitu titik impas dalam unit dan titik impas dalam
dollar penjualan. Titik impas dalam unit diartikan jumlah atau kuantitas unit
yang diproduksi untuk mencapai laba normal. Sedangkan titk impas dalam
dollar penjualan dapat diartikan konversi dari ukuran unit yang dijual
menjadi ukuran pendapatan penjualan untuk menghasilkan laba normal.
Menurut Hansen dan Mowen (2005) terdapat beberapa hal yang
harus dipahami dalam menggunakan alat analisis titik impas yaitu :
1.
Perubahan dalam biaya variabel per-unit mengakibatkan perubahan
dalam kontribusi marjin dan titik impas
2.
Perubahan dalam harga jual per-unit mengakibatkan perubahan dalam
kontribusi marjin dan titik impas.
15
3.
Perubahan dalam jumlah biaya tetap mengakibatkan perubahan dalam
titik impas tapi tidak merubah kontribusi marjin.
4.
Kombinasi perubahan biaya tetap dan variabel pada arah yang sama
mengakibatkan perubahan tajam dan ekstrim pada titik impas.
2.5.3. Manfaat Analisis Titik Impas
Menurut Kuswadi (2005) terdapat beberapa manfaat dalam
penggunaan analisis titik impas, yaitu :
1.
Untuk mengetahui hubungan volume penjualan (produksi), harga jual,
biaya produksi, dan biaya-biaya lain serta mengetahui laba rugi
perusahaan.
2.
Sebagai sarana merencanakan laba (profit planning)
3.
Sebagai alat pengendalian (controlling) kegiatan operasi yang sedang
berjalan.
4.
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
5.
Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang
berkaitan dengan kebijakan perusahaan, misalnya menentukan usaha
yang perlu dihentikan atau yang harus tetap dijalankan ketika
perusahaan dalam keadaan tidak mampu menutup biaya-biaya tunai.
2. 6. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang terkait dan mendukung penelitian ini
adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Renny A. F. (2006).
Penelitiannya menganalisis penerapan Cost-Volume-Profit analisis dalam
menunjang rencana pencapaian laba tahun 2006 pada PT. X. Penelitian
Renny A. F. (2006) bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
pertumbuhan biaya-biaya operasional yang terjadi pada perusahan
selamaperiode 2003-2005, mengetahui dan menganalisis pertumbuhan
penjualan produk selama periode tahun 2003 sampai 2005, dan
menganalisis penerapan analisis CVP pada perusahaan berdasarkan
pertumbuhan biaya-biaya operasional dan pertumbuhan penjualan produk
yang terjadi selama periode tahun 2003 sampai 2005.
16
Metode penelitian yang dilakukan adalah menganalisis laporan
biaya-biaya operasional, kemudian memisahkan semua biaya-biaya yang
telah dikeluarkan perusahaan menjadi biaya tetap, biaya semivariabel, dan
biaya variabel. Selanjutnya membuat analisis break even point,sehingga
dapat menghasilkan gambaran titik dimana perusahaan tidak mendapat laba
maupun mengalami kerugian. Dan terakhir adalah membuat analisis CVP.
Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat tiga alternatif dalam
memaksimumkan laba pada PT. X. Alternatif pertama adalah menaikkan
harga jual produk sebanyak 6%. Alternatif kedua adalah meningkatkan
volume penjualan sebesar 15% dengan peningkatan iklan sebesar 20%. Dan
alternatif ketiga yaitu dengan menaikkan harga jual 10% dengan penurunan
volume penjualan 5%. Dari ketiga alternatif tersebut yang terbaik adalah
alternatif ketiga.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh
Flaviana M (2011). Penelitiannya menganalisis biaya-volume-laba sebagai
alat pengambilan keputusan taktis dalam perencanaan manajerial pada
usaha budi daya udang galah Mitra Gemah Ripah Karangpawitan
Kabupaten Garut. Penelitian Flaviana M (2011) bertujuan untuk
mengidentifikasi biaya apa saja yang terjadi dalam usaha budi daya udang
galah ―Mitra Gemah Ripah‖, menentukan jumlah volume penjualan yang
harus dicapai agar mencapai break even point, dan menganalisis jumlah
produk tahap pendederan dan pembesaran yang dapat diproduksi untuk
mencapai tingkat laba yang diharapkan.
Metode
yang
dilakukan
dalam
penelitian
diawali
dengan
mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel serta menghitung jumlah
dari kedua jenis biaya tersebut serta biaya total keseluruhan. Tahapan
selanjutnya adalah menghitung jumlah pendapatan sehingga dapat diketahui
jumlah keuntungan yang didapat. Tahap terakhir adalah menghitung jumlah
titik impas dengan analisis break even point serta menghitung jumlah
produksi yang harus dijual dalam mencapai target laba yang diharapkan
berdasarkan persamaan titik impas.
17
Hasil dari penelitian ini adalah usaha budi daya ―Mitra Gemah
Ripah‖ dapat menggunakan analisis CVP untuk mengetahui kuantitas yang
harus dicapai untuk mendapatkan target laba. Penambahan kapasitas usaha
dapat dilakukan melalui penerapan inovasi dan teknologi yang lebih baik
atau dengan perluasan kolam budi daya.
Download