c. matriks rencana tindak ix-24

advertisement
C.
MATRIKS RENCANA TINDAK
REPETA 2004
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
1. Memantapkan Perwujudan Otonomi Daerah
1.1
Peningkatan Kapasitas
1. Menyusun pengelolaan SDM aparatur daerah
a. Tersedianya sistem informasi pengelolaan
Aparat Pemerintah Daerah
melalui penyediaan sistem informasi,
SDM aparatur pemerintah daerah.
instrumen analisis, sistem penghargaan dan
b. Terlaksananya analisis kebutuhan peningkatan
penghukuman.
kapasitas aparat pemerintahan daerah (analisis
kebutuhan diklat, sarana prasarana, dan
kesejahteraan) dan teridentifikasinya kebutuhan
diklat prioritas.
c. Tersedianya sistem penghargaan dan
penghukuman disertai pemberian insentif
moril/material yang memadai maupun
pemberian disinsentif moril/material.
d. Tersusunnya pedoman standar kompetensi
aparatur daerah dan analisa kinerja jabatan.
No.
e. Tersedianya sistem jaringan dokumentasi dan
informasi yang sama di pusat dan daerah.
2. Memberikan fasilitasi penyelenggaraan diklat
kepada lembaga diklat daerah dalam bentuk
penyusunan manual dan pedoman.
IX-24
a. Tersusunnya manual dan pedoman diklat
daerah.
b. Tersusunnya desain pedoman sistem
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
belajar dan karakteristik aparatur pemerintah
daerah.
c. Terbentuknya jaringan kerja antar lembaga
diklat daerah dengan lembaga diklat lainnya,
lembaga profesi dan perguruan tinggi.
Instansi Pelaksana
Kantor Meneg PAN,
Depdagri, BKN, Pemda.
Depdagri, Instansi Teknis,
LAN, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Pemda.
Program RAPBN 2004
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Peningkatan Kapasitas
SDM.
3. Peningkatan Kapasitas dan
Pengembangan Kemampuan
Sumber Daya Iptek.
Kantor Meneg PAN.
Kantor Meneg PAN, Instansi
Teknis, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Pemda.
Depdagri, Kantor Meneg
PAN, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Pemda,
Instansi Teknis.
LAN, Depdagri, Instansi
Teknis.
LAN, Depdagri, Instansi
Teknis.
LAN, Depdagri, Instansi
Teknis.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Peningkatan Kapasitas
SDM.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
3. Melaksanakan bimbingan teknis dan
a. Tersusunnya modul diklat dan media
fungsional aparatur daerah dan asosiasi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
daerah, terutama untuk aparatur di daerahbelajar.
daerah pemekaran baru, perbatasan, daerah
b. Tersedianya tenaga pengajar yang cukup untuk
miskin dan daerah yang sumberdaya alamnya
penyelenggaraan diklat di daerah.
terbatas, serta daerah pasca konflik.
c. Terlaksananya diklat dengan prioritas tinggi
bagi target grup strategis pimpinan pemerintah
daerah, yaitu:
i. Diklat kepemimpinan
ii. Diklat bagi pimpinan dan anggota DPRD
iii. Diklat bagi calon anggota DPRD
iv. Diklat hasil rencana tindak lanjut bagi
pejabat eselon II propinsi, kabupaten/kota.
d. Terlaksananya diklat yang bertujuan untuk
percepatan penerapan desentralisasi dan
otonomi daerah serta ketahanan NKRI pada
wilayah baru hasil pemekaran, perbatasan,
daerah miskin, daerah dengan SDA terbatas
dan daerah pasca konflik.
e. Terlaksananya diklat di bidang
penyelenggaraan pemerintahan yang bebas
KKN dan pelayanan publik yang baik.
4. Mengembangkan pelayanan sistem informasi
a. Tersusunnya sistem penanganan pengaduan
pengaduan masyarakat.
masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan aparatur dalam
menangani pengaduan masyarakat.
5. Menyiapkan/evaluasi kerangka kebijakan
pelatihan nasional SDM aparatur daerah.
a. Tersedianya instrumen monev diklat yang
dapat mengukur efektivitas input, proses, hasil
dan dampak diklat.
b. Terlaksananya monitoring dan evaluasi diklat.
c. Terlaksananya kaji ulang terhadap pedoman
dan kurikulum silabi diklat prioritas bagi
pemerintah daerah.
Instansi Pelaksana
LAN, Pemda, Depdagri,
Instansi Teknis.
LAN, Depdagri, Pemda,
Instansi Teknis.
Depdagri, Pemda, Instansi
Teknis.
Program RAPBN 2004
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Peningkatan Kapasitas
SDM.
Depdagri, Pemda, Instansi
Teknis.
LAN, Depdagri, Instansi
Teknis.
Kantor Meneg PAN,
Depdagri, Pemda, Instansi
Teknis.
Kantor Meneg PAN, Pemda,
Depdagri, Instansi Teknis.
Kantor Meneg PAN,
Depdagri, Pemda, Instansi
Teknis, Kantor Meneg
PPN/Bappenas.
Depdagri, Instansi Teknis,
Kantor Meneg
PPN/Bappenas.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Instansi
Teknis.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Peningkatan Kapasitas
SDM.
3. Pengawasan Aparatur
Negara.
4. Peningkatan Kapasitas dan
Pengembangan Kemampuan
Sumberdaya Iptek.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Peningkatan Kapasitas
SDM.
IX-25
No.
1.2
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan Pemerintahan
Daerah
IX-26
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
1. Menata dan memantapkan struktur dan
a. Tersedianya revisi pedoman dan analisa
kelembagaan manajemen pemerintah daerah
penetapan pemekaran, penggabungan dan
terutama yang dapat meningkatkan
penghapusan daerah otonom.
kredibilitas kelembagaan menjadi bebas
b. Tersusunnya model kelembagaan bagi daerah
KKN guna mendukung perwujudan
otonom baru.
pemerintahan yang baik (good governance).
c. Terbentuknya struktur organisasi dan
manajemen pemerintah daerah yang mengikuti
kaidah organisasi yang maju dan norma
pemerintahan yang baik.
d. Terlaksananya sosialisasi dan implementasi
kerangka nasional pengembangan dan
peningkatan kapasitas dalam rangka
desentralisasi.
e. Terfasilitasi kebijakan otonomi daerah bagi
daerah otonom pemekaran.
f. Tersusunnya hasil pengkajian dan penetapan
pedoman tentang kewenangan wajib per-bidang
pada daerah otonom.
g. Tersedianya hasil pengkajian pengembangan
daerah untuk peningkatan status administrasi
pemerintahan.
h. Terlaksananya sosialisasi dan kodefikasi
administrasi pemerintahan pemerintah daerah.
2. Mengembangkan hubungan kerja lembaga di
lingkungan pemerintah daerah secara
horizontal dan vertikal serta antara
pemerintah daerah dengan masyarakat.
a. Tersusunnya Rancangan Keppres tentang
hubungan eksekutif dan legislatif.
3. Melaksanakan evaluasi kelembagaan yang
dikembangkan dalam rangka penyesuaianpenyesuaian untuk dukungan kepentingan
kebijakan nasional dalam kerangka NKRI.
a. Tersusunnya sistem evaluasi dan pelaporan
kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang desentralistik.
b. Terlaksananya evaluasi terhadap implementasi
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh
DPOD, seperti evaluasi pelaksanaan
pembentukan daerah otonom baru, evaluasi
kemampuan pelaksanaan kewenangan daerah
dan kajian harmonisasi dan sosialisasi otonomi.
b. Tersosialisasinya pedoman umum hubungan
eksekutif dan legislatif.
Instansi Pelaksana
Depdagri, Depkeu, Setneg,
Kantor Meneg PAN, Kantor
Meneg PPN/Bappenas.
Depdagri, Depkeu, Kantor
Meneg PAN.
Depdagri, Depkeu, Kantor
Meneg PAN, Pemda, BKN,
LAN.
Program RAPBN 2004
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
3. Peningkatan Pelayanan
Publik.
Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Depdagri,
Instansi Teknis.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Depkeu.
Depdagri, LAN, Kantor
Meneg PAN.
Depdagri, Pemda.
Depdagri, BPN, BPS,
BAKOSURTANAL, Kantor
Meneg PPN/Bappenas.
Depdagri, Depkeu, Kantor
Meneg PPN/Bappenas,
Pemda.
Depdagri, Pemda, LAN.
Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Depdagri,
Pemda.
Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Depdagri,
Kantor Meneg PAN, Depkeu,
Setneg.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
3. Peningkatan Pelayanan
Publik.
4. Pemberdayaan Masyarakat.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
REPETA 2004
Rencana Tindak
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan
pemerintah daerah.
Indikator Kinerja
a. Terlaksananya pembinaan umum terhadap
perumusan mekanisme kerja antar legislatif dan
eksekutif di daerah dalam perencanaan,
penganggaran, pengawasan dan
pertanggungjawaban.
b. Terlaksananya pembinaan dan bimbingan
pelaksanaan kewenangan antar strata
pemerintahan serta antar legislatif dan
eksekutif di daerah dalam menjalankan fungsi
pemerintahan.
c. Meningkatnya peran dan fungsi pemerintah
propinsi sebagai wakil pemerintah pusat di
daerah.
d. Meningkatnya peran badan perencanaan di
daerah.
5. Menyusun standar operasional kerja masingmasing unit pemerntah daerah dan standar
pelayanan minimum.
1.3
Penataan Pengelolaan
Keuangan Daerah
1. Menyusun manual keuangan daerah berbasis
kinerja (MAKUDA) terutama untuk
meningkatkan pengelolaan keuangan daerah
secara baik, transparan, dan bebas KKN.
2. Mengembangkan pedoman dan menganalisis
kapasitas dalam penyusunan rencana
peningkatan pendapatan daerah.
3. Merestrukturisasi pengelolaan BUMD dan
unit usaha daerah lainnya yang menjadi
sumber pendapatan daerah.
a. Tersusunnya pedoman pelayanan dasar dan
standar pelayanan minimal sebagai acuan
daerah dalam menjalankan fungsi pemerintahan
di daerah.
b. Tersusunan standar penyusunan daftar
kewenangan dan kewenangan wajib daerah
otonom.
Tersusunnya manual keuangan daerah
(MAKUDA).
a.
Tersusunnya pedoman dan analisa kapasitas
dalam penyusunan rencana peningkatan
pendapatan daerah yang dapat memberikan
kemudahan dan kepastian investasi di daerah.
b. Terfasilitasinya daerah dalam penyusunan
perda pajak dan retribusi, serta mekanisme
perijinan yang tidak memberatkan investasi di
daerah.
Tersedianya struktur baru model pengelolaan
BUMD dan unit usaha daerah lainnya yang
menjadi sumber pendapatan daerah.
Instansi Pelaksana
Depdagri, Depkeu, LAN,
Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Kantor
Meneg PAN.
Depdagri, LAN, Kantor
Meneg PAN.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Kantor
Meneg PAN, Instansi Teknis,
Pemda.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Instansi
Teknis, Pemda
Depdagri, Kantor Meneg
PAN, Depkeu.
Program RAPBN 2004
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
3. Peningkatan Pelayanan
Publik.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Peningkatan Pelayanan
Publik.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas.
Depdagri, Pemda, LAN,
Depkeu.
Depkeu, Depdagri,
Depperindag, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Pemda.
Depkeu, Depdagri,
Depperindag, BKPM, Pemda.
Depkeu, Depdagri, Pemda.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Pengembangan
Kelembagaan Keuangan.
3. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Peningkatan Penerimaan
Negara
3. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Peningkatan Penerimaan
Negara.
3. Pengembangan
Kelembagaan Keuangan.
IX-27
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
No.
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
4. Menata pengelolaan keuangan daerah yang
Terbentuknya struktur kelembagaan pengelolaan
lebih akuntabel (good governance).
keuangan daerah yang lebih akuntabel (good
governance).
5. Memperbaiki berbagai instrumen
pengelolaan keuangan daerah yang berkaitan
dengan perencanaan anggaran, pengelolaan
aset daerah, sistem akuntansi dan informasi
keuangan daerah, pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran daerah dan instrumen
penganggaran serta pengawasan keuangan
yang transparan dan bertanggungjawab.
1.4
Penguatan Lembaga Non
Pemerintah
IX-28
Depdagri, BPKP, Pemda.
Tersusunnya mekanisme dan dokumen
perencanaan anggaran.
b. Tersedianya instrumen pengelolaan aset
daerah.
c. Tersusunnya sistem akuntasi dan informasi
keuangan daerah.
d. Terselenggaranya pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran
daerah.
e. Tersedianya instrumen penganggaran dan
pengawasan yang transparan dan bertanggung
jawab.
Tersusunnya konsepsi perbaikan mekanisme
pinjaman daerah, sumber pinjaman, dan penerbitan
obligasi daerah.
Depdagri, Depkeu, Pemda,
BPKP.
1. Menguatkan lembaga non pemerintah.
Terlaksananya bimbingan teknis lembaga non
pemerintah.
Depdagri, Pemda.
2. Meningkatkan sistem komunikasi dan
informasi program-program pembangunan.
Terciptanya komunikasi dan konsultasi antar
lembaga non pemerintah, pemerintah, dunia usaha,
asosiasi dan masyarakat, dan meningkatnya
informasi program pembangunan.
Depdagri, Pemda, BPKP.
3. Meningkatkan kemampuan teknis anggota
DPRD.
BPKP, Depdagri, Pemda.
4. Melaksanakan sosialisasi berbagai produk
hukum kepada LSM.
Meningkatnya kemampuan DPRD dalam
merumuskan kebijakan politik dan komunikasi
politik.
Terselenggaranya sosialisasi berbagai produk
hukum kepada LSM.
5. Mengembangkan model komunikasi lintas
pelaku dalam perumusan kebijakan publik,
perencanaan pembangunan, dan pemantauan
(good governance).
Tersusunnya model komunikasi lintas pelaku
dalam perumusan kebijakan publik, perencanaan
pembangunan, dan pemantauan (good
governance).
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas Bappenas,
BPKP, Pemda.
6. Menyusun mekanisme tindak lanjut pinjaman
daerah, sumber pinjaman, dan penerbitan
obligasi daerah.
a.
Instansi Pelaksana
Depkeu.
Depdagri, Pemda.
Program RAPBN 2004
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Pengembangan
Kelembagaan Keuangan.
3. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah.
2. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
3. Peningkatan Kapasitas
SDM.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Peningkatan Penerimaan
Negara.
3. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Pemberdayaan Masyarakat
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
3. Pemberdayaan Masyarakat.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Pemberdayaan Masyarakat.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Pemberdayaan Masyarakat.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
3. Pemberdayaan Masyarakat.
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
6. Mengembangkan kerjasama dengan PT dan
a. Tersedianya berbagai analisa terhadap
lembaga lainnya dalam analisa kebijakan
kebijakan publik.
publik.
b. Meningkatnya partisipasi lembaga non
pemerintah dan masyarakat dalam
pembangunan.
c. Terbentuknya kerjasama dengan lembaga
profesi dan perguruan tinggi dalam menangani
pengaduan masyarakat.
2. Meningkatkan Pengembangan Potensi Wilayah
2.1
Peningkatan Ekonomi
1. Menyiapkan sarana dan prasarana, dan
Terbangunnya sarana dan prasarana, terciptanya
Wilayah
mengembangkan keterpaduan jaringan dan
akses, dan terciptanya keterpaduan jaringan dan
pengelolaan prasarana dan sarana ekonomi
pengelolaan prasarana dan sarana ekonomi inter
wilayah, termasuk kawasan transmigrasi.
dan antar daerah.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
Instansi Pelaksana
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Pemda.
Depdagri, Pemda.
Depkimpraswil, Depperindag,
Pemda, Depnakertrans, Dept.
Kelautan dan Perikanan,
BKPM, Kantor Meneg
PPKTI.
Depperindag, Deptan, Kantor
Meneg Koperasi dan UKM,
Kantor Meneg PPKTI,
Pemda.
Mengembangkan sistem informasi
pengembangan ekonomi wilayah: data base,
jaringan promosi dan publikasi.
3.
Meningkatkan koordinasi dalam penyediaan
akses bagi daerah dan masyarakat lokal
untuk mendapatkan modal, alih teknologi,
dan manajemen produksi serta pemasaran.
4.
Meningkatkan kerjasama antara pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha dalam dan luar
negeri dalam pengembangan kawasan,
termasuk menyediakan informasi terpadu
kemitraan di bidang agribisnis dan
agroindustri di kawasan transmigrasi.
Mengembangkan kelembagaan dan pola
kemitraan antarpelaku ekonomi.
a. Terciptanya usaha-usaha ekonomi dan peluang
berusaha masyarakat.
b. Terkoordinasinya pembiayaan untuk
pembangunan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk peningkatan ekonomi di
daerah.
Terciptanya kelembagaan dan pola kemitraan antar
pelaku ekonomi.
Depperindag, BKPM, Pemda,
Depnakertrans.
Mengembangkan area produksi baru dan
optimalisasi pemanfaatan areal yang kurang
produktif.
a. Terwujudnya ekstensifikasi dan intensifikasi
areal produksi/wilayah/kawasan.
b. Berkembang dan tumbuhnya pusat-pusat
pertumbuhan baru.
Pemda, Deptan,
Depnakertrans, Kantor Meneg
PPKTI.
5.
6.
1. Pengembangan Otonomi
Daerah
2. Penataan Kelembagaan dan
Ketatalaksanaan.
3. Pemberdayaan Masyarakat.
Depdagri, Pemda.
2.
a. Terwujudnya sistem informasi pengembangan
ekonomi wilayah dan terbukanya informasi
bagi daerah dan masyarakat lokal untuk
mendapatkan modal, alih teknologi, dan
manajemen produksi serta pemasaran, dalam
rangka pengembangan potensi ekonomi lokal.
b. Terselenggaranya kesempatan bagi masyarakat
untuk mendapatkan modal dalam
pengembangan potensi ekonominya.
c. Terselenggaranya promosi dan publikasi
peluang investasi.
Terciptanya forum temu usaha antara pemerintah,
pengusaha dan masyarakat dan antardaerah.
Program RAPBN 2004
1.
2.
3.
4.
Pengembangan Wilayah.
Pemberdayaan Masyarakat.
Pengembangan Prasarana
dan Sarana Permukiman.
Transmigrasi.
Pemda, Kantor Meneg
Koperasi dan UKM.
Depperindag, Deptan, BKPM,
Kantor Meneg Kop & UKM.
IX-29
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
7.
8.
9.
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Mengembangkan/ menumbuhkan pusata. Berkembangnya usaha ekonomi masyarakat.
pusat pertumbuhan baru.
b. Berkembangnya/tumbuhnya pusat-pusat
pertumbuhan baru.
Menumbuhkembangkan potensi ekonomi
perdesaan.
Meningkatkan aksesibilitas antar daerah.
10. Mengembangkan SDM untuk meningkatkan
produktivitas tenaga kerja melalui
pengembangan pendidikan dan pelatihan
serta pemerataan pelayanan kesehatan.
11. Mengembangkan ekonomi dan pengelolaan
SDA sesuai dengan spesialisasi sektorsektor ekonomi produktif dan unggulan dari
wilayah yang bersangkutan, terutama pada
kawasan-kawasan yang berpotensi untuk
cepat tumbuh seperti Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu
(KAPET), kawasan andalan, kawasan
pembangunan strategis (strategic
development region) termasuk kawasan
pelabuhan dan perdagangan bebas Sabang.
12. Mengembangkan kelembagaan melalui
penguatan kelembagaan sejalan dengan
pelaksanaan otonomi daerah dan
desentralisasi, dengan meningkatkan peran
lembaga-lembaga seperti Kerjasama
Ekonomi Subregional (BIMP-EAGA,
AIDA, IMS-GT dan IMT-GT), Badan
Pengelola KAPET, Dewan Maritim, Dewan
Ketahanan Pangan, Komite
Penganggulangan Kemiskinan, forum
kerjasama antara daerah.
IX-30
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pedesaan.
a. Meningkatnya mobilitas penduduk ke daerah
terpencil dan terisolasi.
b. Terbukanya daerah terpencil.
Tersedianya SDM yang berkualitas dalamrangka
pengembangan ekonomi daerah.
a.
b.
Terciptanya iklim investasi kawasan yang
kondusif untuk memacu ekonomi wilayah.
Tersedianya rencana pengembangan kawasan
pada setiap kawasan andalan bagi
pengembangan ekonomi wilayah.
a. Terciptanya sinergi kemitraan yang saling
menguntungkan di daerah.
b. Terjalinnya kerjasama Sub Regional BIMPEAGA, AIDA, dan lain-lain.
c. Terselenggaranya kerjasama investasi kawasan.
Instansi Pelaksana
Pemda, Deptan,
Depkimpraswil, Kantor
Meneg PPKTI,
Depnakertrans.
Pemda, Depdagri, Deptan.
Pemda, Depkimpraswil.
Depdiknas, Depkes, Pemda.
Deptan, Depperindag,
Dephut, Depnakertrans,
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM, Dept. Kelautan dan
Perikanan, BKPM,
Depkimpraswil.
Deptan, Depperindag,
Dephut, Depnakertrans,
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM, Dept. Kelautan dan
Perikanan, BKPM,
Depkimpraswil.
Program RAPBN 2004
No.
2.2
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
Pengembangan Wilayah
Strategis dan Cepat
Tumbuh
REPETA 2004
Instansi Pelaksana
Rencana Tindak
1. Memfasilitasi pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh antara lain
melalui pemberian bantuan teknis,
pembinaan, penyediaan prasarana dasar,
pengembangan skim transmigrasi,
pengkajian.
Indikator Kinerja
Meningkatnya perkembangan wilayah strategis
dan cepat tumbuh.
2. Mendorong penyelenggaraan forum-forum
peningkatan koordinasi dan sinkronisasi
antarprogram dan antarinstansi dalam
kerangka kerjasama dan kemitraan antara
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat
luas.
Terselenggaranya forum-forum peningkatan
koordinasi dan sinkronisasi antarprogram dan
antarinstansi dalam kerangka kerjasama dan
kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan
masyarakat luas.
Deptan, Depperindag,
Dephut, Depnakertrans,
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM, Dept. Kelautan dan
Perikanan, Depdagri, Kantor
Meneg PPKTI.
3. Membantu pengembangan jaringan
perdagangan antardaerah dan antarnegara,
dengan kerjasama ekonomi antara
pemerintah, swasta, dan masyarakat, dan
antarnegara, seperti IMT-GT, IMS-GT,
BIMP-EAGA, AIDA.
a.
Depperindag, Depkimpraswil,
Depdagri.
b.
4. Meningkatkan kualitas SDM dan institusi
pengelola pengembangan ekonomi wilayah,
serta memfasilitasi peningkatan akses
masyarakat dan pengusaha lokal terhadap
sumber-sumber permodalan, pasar, peluang
usaha dan minat investasi.
5. Mendorong pengembangan sistem dan
jaringan data dan informasi serta promosi
potensi unggulan daerah.
Berkembangnya jaringan perdagangan
antardaerah dan antarnegara, dengan
kerjasama ekonomi antara pemerintah,
swasta, dan masyarakat, dan antarnegara,
seperti IMT-GT, IMS-GT, BIMP-EAGA,
AIDA, dan lainnya.
Terlaksananya SKB pengawasan
pengangkutan kayu.
Deptan, Depperindag,
Dephut, Depnakertrans,
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM, Dept. Kelautan dan
Perikanan.
Meningkatnya kualitas SDM dan manajemen
institusi pengelola pengembangan ekonomi
wilayah, meningkatnya akses terhadap sumbersumber permodalan, teknologi, pasar, peluang
usaha dan minat investasi.
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM.
Berkembangnya sistem dan jaringan data dan
informasi serta promosi potensi unggulan daerah.
Kantor Meneg Kominfo.
Program RAPBN 2004
1. Pembangunan dan
Pembinaan Kehutanan.
2. Transmigrasi.
3. Pengembangan Agribisnis.
4. Pengembangan Usaha
Kecil dan Menengah.
5. Pengembangan
Sumberdaya Perikanan.
6. Pengelolaan dan
Pendayagunaan Pulaupulau Kecil.
7. Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha PKMK.
1. Peningkatan Ketahanan
Pangan dan Agribisnis.
2. Pengembangan
Kewirausahaan dan
Dayasaing PKMK.
3. Pengembangan Wilayah.
4. Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga
Tenaga Kerja.
5. Penataan Struktur Industri.
6. Pengembangan
Sumberdaya Perikanan.
1. Pengembangan Ekspor.
2. Peningkatan Kerjasama
Ekonomi Luar Negeri.
3. Pengembangan Industri
Kecil dan Menengah.
4. Pengembangan Wilayah.
5. Pengembangan Prasarana
dan Sarana Permukiman.
6. Pembangunan dan
Pembinaan Kehutanan.
Pengembangan Kewirausahaan
dan Daya Saing PKMK.
Pengembangan Informasi
Komunikasi dan Media Massa.
IX-31
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
No.
2.3
Pembangunan Perdesaan
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
6. Mengembangkan dan menerapkan riset dan
Berkembangnya penerapan riset dan teknologi
teknologi yang antisipatif terhadap kebutuhan pengembangan produk unggulan daerah.
pengembangan produk unggulan daerah.
Program RAPBN 2004
Kantor Meneg Ristek, BPPT.
Peningkatan Iptek Dunia Usaha
dan Daerah.
1. Pengembangan Wilayah.
2. Peningkatan/Pembangunan
Transportasi Jalan.
3. Pemberdayaan Masyarakat.
4. Pengembangan Lalu Lintas
Angkutan Jalan.
5. Pengembangan
Transportasi Sungai,
Danau, dan
Penyeberangan.
Pengembangan Lembaga Usaha
dan Lembaga Perdagangan.
7. Memfasilitasi pengembangan jaringan dan
peningkatan pelayanan dan pengelolaan
sarana dan prasarana fisik dan ekonomi.
Berkembangnya jaringan, pelayanan dan
pengelolaan sarana dan prasarana fisik dan
ekonomi.
Depkimpraswil, Dephub.
8. Memfasilitasi penciptaan iklim usaha melalui
penyederhanaan perijinan, pemberian
insentif, pembuatan peraturan dan
standardisasi produk-produk unggulan
daerah.
1. Membangun prasarana dan sarana sosial
ekonomi di perdesaan.
Membaiknya iklim usaha yang mendorong peluang
berusaha dan investasi di daerah.
Depperindag.
Terpenuhinya kebutuhan prasarana dan sarana
sosial ekonomi.
Depkimpraswil, Depdagri,
Pemda.
2. Menguatkan lembaga dan organisasi
ekonomi masyarakat.
Meningkatnya kemampuan manajemen usaha
ekonomi kelompok masyarakat.
Depdagri, Depkimpraswil,
Deptan, Pemda.
3. Mengembangkan jaringan produksi dan
pemasaran.
a.
Depdagri, Depkimpraswil,
Deptan, Pemda.
4. Mengelola pemanfaatan SDA yang
berkelanjutan.
5. Mengembangkan data dasar profil desa.
IX-32
Instansi Pelaksana
Berfungsinya lembaga dan organisasi ekonomi
masyarakat.
b. Berkembangnya jaringan produksi dan
pemasaran.
Terjaganya kelestarian SDA dan berkurangnya
kerusakan lingkungan hidup.
Terwujudnya data dasar profil desa dan
teridentifikasinya bentuk-bentuk penanganan
sesuai dengan tipologi desa.
Depdagri, Depkimpraswil,
Deptan, Pemda.
Depdagri, Depkimpraswil,
Deptan.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
3. Program Pengembangan
Prasarana dan Sarana.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
1. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
6. Mempercepat pengembangan prasarana dan
Meningkatnya aksesibilitas di desa-desa tertinggal,
sarana perdesaan di desa tertinggal.
terutama terhadap pelayanan dasar.
7. Mengembangkan desa pusat pertumbuhan
dan kawasan agropolitan untuk mendukung
sistem agribisnis melalui pendekatan urbanrural linkages dan pengembangan ekonomi
lokal.
Depdagri, Depkimpraswil,
Deptan, Pemda.
9. Menyempurnakan struktur organisasi
pemerintahan desa dan organisasi sosial
masyarakat.
Terwujudnya struktur organisasi pemerintahan
desa dan organisasi sosial masyarakat.
Depdagri, Pemda.
10. Mengembangkan partisipasi masyarakat
dalam penataan ruang kawasan perdesaan.
Meningkatnya kapasitas organisasi pemerintahan
desa dan organisasi sosial masyarakat.
Depdagri, Pemda.
11. Mengembangkan industri kecil dan rumah
tangga di kawasan perdesaan.
a.
Depdagri, Depkimpraswil,
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM, Pemda.
b.
2.4
Pembangunan Perkotaan
Depkimpraswil, Deptan,
Depdagri, Pemda.
Berkembangnya desa pusat pertumbuhan dan
kawasan agropolitan untuk mendukung sistem
agribisnis.
b. Berkembangnya jaringan kerja sistem
agribisnis.
c. Meningkatnya kesempatan kerja di perdesaan.
d. Terlaksananya kajian keterkaitan perkotaan
dan perdesaan
Tersusunnya NSPM bidang prasarana dan sarana
serta pelayanan dasar perdesaan.
8. Menyiapkan penyempurnaan NSPM bidang
prasarana dan sarana serta pelayanan dasar
perdesaan.
a.
Instansi Pelaksana
Meningkatnya jumlah industri kecil dan rumah
tangga di kawasan perdesaan.
Meningkatnya kesempatan kerja di perdesaan.
Depdagri, Depkimpraswil,
Deptan.
1. Meningkatkan penanggulangan kemiskinan
di perkotaan dengan pendekatan
pemberdayaan masyarakat.
Bertambahnya cakupan lokasi kegiatan
penanggulangan kemiskinan.
Depkimpraswil, Depdagri.
2. Mendukung pengembangan kawasan
agropolitan.
a. Bertambahnya dukungan terhadap
pengembangan kawasan agropolitan.
b. Terlaksananya kajian keterkaitan perkotaan dan
perdesaan.
Depkimpraswil, Depdagri,
Deptan, Pemda.
2. Menyempurnakan RPP Pengelolaan
Kawasan Perkotaan.
Terwujudnya Peraturan Pemerintah tentang
Pengelolaan Kawasan Perkotaan.
Depkimpraswil, Depdagri.
Program RAPBN 2004
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
3. Program Pengembangan
Wilayah.
4. Program Pengembangan
Prasarana dan Sarana.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
3. Program Pengembangan
Wilayah.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pengembangan
Prasarana dan Sarana.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
1. Program Pemberdayaan
Masyarakat
2. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pengembangan
Wilayah.
3. Program Pengembangan
Prasarana dan Sarana.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Penataan Ruang.
IX-33
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
No.
2.5
Pengembangan Perumahan
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
3. Menyusun kebijakan dan strategi nasional
Tersusunnya kebijakan dan strategi nasional
pengembangan kawasan perkotaan
pengembangan kawasan perkotaan metropolitan
metropolitan yang berkembang pesat.
yang berkembang pesat.
4. Menyiapkan dan menyempurnakan NSPM
Tersedianya rumusan peraturan dan standar
pelayanan publik serta prasarana dan sarana
pelayanan perkotaan.
perkotaan.
5. Meningkatkan kualitas dan pelaksanaan
Terwujudnya perbaikan kawasan permukiman di
rencana tata ruang kota.
perkotaan berdasarkan rencana tata ruang kota.
Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
Depkimpraswil, Depdagri.
Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
Depkimpraswil, Depdagri,
Pemda.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pengembangan
Prasarana dan Sarana.
3. Program Peningkatan
Kualitas Lingkungan.
4. Program Penataan Ruang.
Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pemberdayaan
Masyarakat.
Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pengembangan
Prasarana dan Sarana.
3. Program Peningkatan
Kualitas Lingkungan.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pengembangan
Prasarana dan Sarana.
1. Program Pengembangan
Perkotaan dan Perdesaan.
2. Program Pengembangan
Prasarana dan Sarana.
Pengembangan Perumahan.
Terselenggaranya fasilitasi untuk peningkatan
kapasitas dan kinerja pengelolaan kota.
Terselenggaranya forum-forum lintas pelaku
dalam pembangunan perkotaan.
Depkimpraswil, Depdagri,
Pemda.
Depkimpraswil, Depdagri,
Pemda.
8. Merumuskan pola pengelolaan sektor
ekonomi informal.
9. Meningkatkan produktifitas ekonomi dan
budaya kota melalui peningkatan fungsi
kawasan dan revitalisasi kota.
Terlaksananya kajian pola-pola pengelolaan sektor
ekonomi formal di perkotaan.
a. Terwujudnya perbaikan permukiman di
perkotaan melalui revitalisasi kota.
b. Terwujudnya kota-kota dengan fungsi
kawasan baru.
Depkimpraswil, Depdagri,
Depnakertrans, Pemda.
Depkimpraswil, Pemda.
10. Memfungsikan kembali prasarana dan sarana
perkotaan yang rusak akibat bencana alam
dan kerusuhan sosial.
Terwujudnya prasarana dan sarana kota yang
direhabilitasi akibat bencana alam dan kerusuhan
sosial.
Depkimpraswil, Depdagri,
Pemda.
11. Mengembangkan sarana dan prasarana
perkotaan terutama di kota-kota kecil dan
menengah yang tertinggal.
Terwujudnya prasarana pengelolaan limbah,sistem
pengelolaan sampah, pengembangan sistem
drainase di perkotaan dan pembangunan jalan baru,
terutama di kota menengah dan kota kecil.
Terselenggaranya mekanisme dan sistem
penyediaan perumahan yang bertumpu pada
swadaya masyarakat.
Jumlah rumah susun sederhana sewa.
Depkimpraswil, Depdagri,
Pemda.
Jumlah RS/RSS yang dibangun.
Depkimpraswil, Perumnas.
a.
Depkimpraswil, Depkeu.
1. Memfasilitasi pembangunan rumah secara
swadaya bagi masyarakat berpenghasilan
sangat rendah.
2. Memfasilitasi penyediaan rumah susun
sederhana sewa.
3. Memfasilitasi kepemilikan rumah sederhana
dan sangat sederhana.
4. Meningkatkan efisiensi pasar perumahan
primer dan sekunder.
Peningkatan jumlah masyarakat yang
memiliki hunian yang layak.
Tersedianya konsep sistem pembiayaan
perumahan nasional.
Program RAPBN 2004
Depkimpraswil, Depdagri.
6. Mengembangkan fasilitasi penguatan
kapasitas aparat pengelolaan kota.
7. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan
dunia usaha dalam pembangunan perkotaan.
b.
IX-34
Instansi Pelaksana
Depkimpraswil.
Depkimpraswil, Perumnas.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
REPETA 2004
Rencana Tindak
5. Membentuk lembaga pembiayaan
perumahan.
Indikator Kinerja
Terbentuknya lembaga pembiayaan perumahan.
6. Memperkuat lembaga dan SDM di daerah
dalam kelembagaan penyelenggaraan bidang
perumahan termasuk pembiayaan
perumahan.
7. Mengembangkan regulasi dan kebijakan
insentif fiskal bagi swasta yang berkiprah
dalam penyediaan hunian bagi karyawannya.
8. Memutakhirkan dan menyusun peraturan,
perundangan, norma, pedoman dan standar
teknis bangunan dan lingkungan perumahan permukiman.
9. Mengembangkan mekanisme subsidi hunian
perumahan bagi masyarakat miskin dan
berpendapatan rendah, antara lain melalui
subsidi bunga dan/atau subsidi uang muka.
10. Menyediakan prasarana dan sarana dasar
perumahan - permukiman yang layak huni
bagi pengungsi akibat kerusuhan sosial dan
bencana alam termasuk transmigrasi.
11. Memfasilitasi akses mendapatkan hunian
bagi masyarakat miskin dan berpenghasilan
rendah
12. Menata dan meningkatkan kualitas
lingkungan permukiman kumuh.
13. Memberikan dukungan prasarana dan sarana
perumahan dan permukiman untuk penyiapan
kawasan siap bangun dan lingkungan siap
bangun oleh pemerintah daerah.
14. Memfasilitasi terbangunnya lembaga
informasi dan komunikasi penyelenggaraan
perumahan.
15. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan
pengembangan kebijakan dan program
perumahan.
16. Memperkuat lembaga pengawasan
konstruksi, keselamatan bangunan dan
pemadam kebakaran
Mantapnya kelembagaan penyelenggaraan bidang
perumahan serta terbentuknya lembaga dan sistem
pembiayaan perumahan di propinsi/kabupaten/kota
Instansi Pelaksana
Program RAPBN 2004
Depkimpraswil, Depkeu,
Perumnas, Kantor Meneg
BUMN, Pemda.
Depkimpraswil
Tersedianya insentif fiskal bagi swasta.
Depkimpraswil.
Termutakhirkannya peraturan, perundangan,
norma, pedoman dan standar teknis bangunan dan
lingkungan perumahan - permukiman.
Depkimpraswil.
a.
Tersusunnya pola-pola subsidi yang tepat
sasaran.
b. Peningkatan jumlah masyarakat yang tinggal
pada hunian yang layak.
Tersedianya prasarana dan sarana dasar perumahan
yang layak huni bagi pengungsi akibat kerusuhan
sosial dan bencana alam termasuk transmigrasi.
Depkimpraswil.
Tersedianya akses bagi masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah dalam mendapatkan
perumahan.
Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman
kumuh.
Terwujudnya lingkungan permukiman yang tertata
dalam bentuk Kasiba/Lisiba.
Depkimpraswil
Tersedianya informasi dan wadah komunikasi
dalam penyelenggaraan perumahan bagi seluruh
lapisan masyarakat.
Terwujudnya sinergi kebijakan dan program
perumahan.
Depkimpraswil.
Meningkatnya kinerja lembaga pengawasan
konstruksi.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
IX-35
No.
2.6
2.7
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
Pengembangan
Permukiman
Pembangunan Wilayah
Tertinggal
IX-36
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
1. Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana
a. Meningkatnya rasio pelayanan prasarana dan
dan sarana permukiman seperti jalan, air
sarana permukiman.
minum, air limbah, drainase dan
b. Meningkatnya usia pakai prasarana dan sarana
pengendalian banjir serta persampahan di
permukiman.
kota metropolitan, besar, sedang dan kecil.
c. Tersedianya sistem pengelolaan sampah di kota
metropolitan, besar, sedang, dan kecil.
d. Terwujudnya prasarana pengelolaan limbah di
perkotaan.
e. Terwujudnya pengembangan sistem drainase
perkotaan di kota besar, sedang, dan kecil.
f. Bekurangnya kawasan banjir/daerah genangan.
2. Meningkatkan pelayanan air minum dan
Meningkatnya cakupan pelayanan air minum dan
sanitasi untuk masyarakat miskin, daerah
sanitasi untuk masyarakat miskin, daerah rawan air
rawan air dan kawasan nelayan.
dan kawasan nelayan.
3. Memberikan bantuan teknis peningkatan
Meningkatnya efisiensi pengelolaan PDAM.
pengelolaan PDAM.
4. Meningkatkan kemampuan pengelolaan
a. Meningkatnya kualitas pengelolaan prasarana
prasarana dan sarana permukiman.
dan sarana permukiman.
b. Terwujudnya lingkungan permukiman yang
sehat, aman teratur dan serasi.
5. Revitalisasi kawasan melalui peningkatan
Meningkatnya kualitas kawasan.
pelayanan sarana dan prasarana.
6. Mendayagunakan kawasan strategis
Meningkatnya fungsi dan kualitas kawasan
perkotaan dan perdesaan.
strategis perkotaan dan perdesaan.
7. Melestarikan bangunan bersejarah dan
Meningkatnya kualitas dan meningkatnya
kawasan tradisional.
kelestarian kawasan bersejarah dan tradisional.
8. Menyempurnakan norma, standar, dan
Diperbaharuinya norma, standar, dan pedoman
pedoman teknis prasarana dan sarana
teknis prasarana dan sarana permukiman.
permukiman.
9. Melaksanakan penguatan lembaga pengawas
Meningkatnya kinerja lembaga pengawas
konstruksi, keselamatan bangunan dan
konstruksi.
pemadam kebakaran.
10. Menerapkan tata lingkungan permukiman
Terwujudnya lingkungan permukiman yang sehat,
melalui pengembangan permukiman skala
aman teratur dan serasi.
besar.
11. Melaksanakan kajian pembentukan lembaga
Terbentuknya badan regulator penyelenggaraan
regulasi independen di bidang
pelayanan air bersih/minum, sanitasi dan
penyelenggaraan prasarana dan sarana
persampahan.
dengan kerjasama pemerintah – swasta.
1. Memfasilitasi pengembangan usaha
Meningkatnya perkembangan usaha ekonomi lokal
ekonomi lokal, termasuk sarana
yang bertumpu pada pemanfaatan sumberdaya
pemasarannya yang bertumpu pada
alam, budaya, adat istiadat dan kearifan tradisional
pemanfaatan SDA, budaya, adat istiadat,
secara berkelanjutan.
dan kearifan tradisional dengan pemberian
bantuan DAK.
Instansi Pelaksana
Depkimpraswil.
Program RAPBN 2004
1. Pengembangan Prasarana
dan Sarana Permukiman.
2. Pengembangan Perkotaan
dan Perdesaan.
3. Peningkatan Kualitas
Lingkungan.
4. Pengembangan Perumahan.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil, Pemda.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil.
Depkimpraswil
Depkimpraswil
Depkeu, Depdagri, Depsos
1. Pengembangan Usaha
Kecil dan Menengah.
2. Peningkatan Peranan
Masyarakat dalam
Pengelolaan SDA dan LH.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
2.
Pengembangan Daerah
Perbatasan
Instansi Pelaksana
Program RAPBN 2004
Kantor Menneg PP-KTI,
Depnakertrans, Dephub,
Depkimpraswil, Dephut,
Depsos.
1. Pengembangan dan
Pembinaan Usaha Nasional
2. Transmigrasi.
3. Pengembangan Wilayah.
4. Pengembangan Usaha
Perhutanan Rakyat.
5. Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan
Irigasi, Rawa, dan Jaringan
Pengairan Lainnya.
6. Pengembangan Potensi
Kesejahteraan Sosial.
1. Pengembangan Produk
Pariwisata
2. Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan, Konservasi,
dan Rehabilitasi SDA.
3. Pengembangan dan
Pengelolaan Konservasi
Sungai, Danau, dan
Sumber Air Lainnya.
4. Pengembangan
Sumberdaya Perikanan.
5. Pengembangan dan
Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan.
1. Penataan Ruang.
2. Pengembangan Wilayah.
3.
Mendorong pengembangan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil tertinggal melalui
pengembangan kegiatan pariwisata bahari
dengan basis panorama, budaya lokal dan
ekowisata serta berbagai kegiatan lain.
Berkembangnya wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil termasuk kawasan pelestarian alam laut
dengan meningkatnya perkembangan kegiatan
pariwisata bahari dan berbagai kegiatan lain.
Dept. Kelautan dan
Perikanan, Kantor Meneg
Budpar, Dephut.
4.
Memfasilitasi penataan ruang termasuk
pemanfaatan potensi wilayah melalui
bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi
mengenai rencana tata ruang.
Mengidentifikasi permasalahan sosial,
ekonomi, politik dan keamanan di KTI dan
wilayah tertinggal lainnya, serta
merumuskan strategi pembangunannya.
Melaksanakan perundingan dan penetapan
batas maritim dengan negara tetangga,
pengajuan amandemen alur laut kepulauan
Indonesia (ALKI) kepada IMO,
menyelesaikan masalah perbatasan.
Terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah
tertinggal secara optimal.
Depkimpraswil.
Teridentifikasinya permasalahan sosial, ekonomi,
politik dan keamanan serta rumusan kebijakan
pelaksanaan pengembangan KTI dan wilayah
tertinggal lainnya.
Disepakatinya garis batas maritim dengan negara
tetangga, amandemen alur laut kepulauan
Indonesia (ALKI) disahkan, berkurangnya
sengketa perbatasan.
Kantor Menneg
PP-KTI, Depdagri
Pengembangan Wilayah
Deplu, Depdagri, Mabes TNI.
Peningkatan Kerjasama
Internasional.
5.
2.8
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Memfasilitasi pengembangan wilayah
a. Meningkatnya perkembangan wilayah
tertinggal, khususnya di KTI termasuk di
tertinggal.
permukiman transmigrasi lama, melalui
b. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat suku
penyediaan permukiman, sarana dan
terasing.
prasarana dasar, transportasi dan
c. Tersedianya cadangan kawasan hutan untuk
komunikasi.
permukiman baru/transmigrasi.
1.
IX-37
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
2.
3.
4.
Memberi nama geografi, menyusun RUU
tentang batas wilayah kedaulatan NKRI,
menyelesaikan masalah wilayah perbatasan
RI dengan negara tetangga.
5.
Membangun tugu batas, dermaga, suar,
sarana komunikasi, pos TNI; meningkatkan
patroli udara dan maritim; melaksanakan
survei hidrografi dan memutakhirkan peta
ALKI; pemeliharaan titik-titik koordinat.
Membuka dan meningkatkan pelayanan
imigrasi, bea cukai, dan karantina di pos
lintas batas.
6.
a.
b.
Instansi Pelaksana
Program RAPBN 2004
BAKOSURTANAL.
Peningkatan Akses Informasi
SDA dan LH.
Deplu, Dept. Energi dan SD
Mineral, Mabes TNI, Dept.
Kelautan dan Perikanan.
1.
Peningkatan Kerjasama
Internasional.
2. Pengembangan Wilayah.
3. Pengembangan Dukungan
Pertahanan.
1. Pembentukan Peraturan
dan Perundang-undangan.
2. Pengembangan Otonomi
Daerah.
Berkurangnya pulau tanpa nama.
Ditetapkannya UU batas wilayah kedaulatan
NKRI.
c. Terselesaikannya masalah wilayah perbatasan
RI dengan negara tetangga.
a. Berkurangnya gangguan keamanan.
b. Berkurangnya pencurian sumberdaya laut dan
darat.
c. Tersedianya data hidrografi dan peta ALKI.
Depdagri.
Dephan, Mabes TNI, Dept.
Kelautan dan Perikanan,
Depdagri.
1. Pengembangan Dukungan
Pertahanan.
2. Pengembangan Wilayah.
Terbukanya pos-pos baru dan lancarnya pelayanan
imigrasi, bea cukai, dan karantina.
Dept. Kehakiman dan HAM,
Depkeu, Deptan, Dephut,
Mabes TNI.
Deplu, Depkimpraswil,
Depperindag, Deptan,
Dephut, Dept. Kelautan dan
Perikanan, Kantor Meneg
PPKTI.
Depkimpraswil.
1. Pengembangan Wilayah.
2. Pembentukan Peraturan
Perundangan-undangan.
3. Pembangunan dan
Pembinaan Kehutanan.
4. Pengembangan Agribisnis.
1. Pengembangan Wilayah.
2. Peningkatan Kerjasama
Ekonomi Luar Negeri.
7.
Meningkatkan kerjasama ekonomi subregional secara bilateral dan multilateral
kawasan.
a.
b.
c.
d.
8.
Memfasilitasi penyusunan, legalisasi
peraturan penataan ruang dan
pengembangan kawasan; bantuan
pembangunan dan rehabilitasi jaringan jalan,
jaringan irigasi, prasarana air baku dan
sarana permukiman di beberapa wilayah
perbatasan.
Memberikan bantuan pembangunan
permukiman transmigrasi, bantuan
pendirian balai latihan kerja di beberapa
wilayah perbatasan.
a.
b.
c.
9.
IX-38
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Meratifikasi konvensi PBB tentang hukum
Terlaksananya ratifikasi konvensi hukum
perjanjian internasional dan batas wilayah
internasional tentang batas wilayah antar negara
antar negara berupa delimitasi dan
berupa delimitasi dan demarkasi batas dalam
demarkasi batas dalam bentuk peta dan titik
bentuk peta dan titik koordinat batas, tersedianya
koordinat batas, meningkatkan penentuan
peta ALKI dan peta lingkungan pantai Indonesia
peta ALKI dan peta lingkungan pantai
(LPI).
Indonesia (LPI).
Menyelesaikan garis batas landas kontinen
Terselesaikannya garis batas landas kontinen di
di wilayah perbatasan, penetapan perjanjian
wilayah perbatasan.
batas ZEE dengan Thailand dan PNG.
d.
e.
f.
a.
b.
Terlaksananya kerjasama ekonomi.
Terlaksananya pengelolaan sumberdaya.
Terbangunnya prasarana.
Meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat
di wilayah perbatasan.
Tersusunnya peraturan penataan ruang.
Semakin berkembangnya kawasan perbatasan.
Meningkatnya aksesibilitas ke/dari wilayah
perbatasan.
Meningkatnya luas lahan pertanian.
Tersedianya air bersih.
Terbangunnya permukiman layak huni.
Berkembangnya permukiman transmigrasi.
Berdirinya BLK.
Depnakertrans.
1. Pengembangan Wilayah.
2. Pengembangan Sarana dan
Prasarana Permukiman.
3. Pengembangan Perumahan.
4. Pengembangan Jalan dan
Jembatan.
1. Transmigrasi.
2. Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga
Kerja.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
10. Memberikan bantuan pembangunan dan
a. Terbangunnya prasarana dan sarana
pengadaan prasarana dan sarana transportasi
transportasi darat, laut dan udara.
darat, laut dan udara; menyediakan subsidi
b. Meningkatnya lalulintas orang, barang dan
angkutan di wilayah perbatasan tertentu;
informasi ke/dari wilayah perbatasan.
membangun pos dan telekomunikasi di
sejumlah desa perbatasan.
11. Mengembangkan IKM, meningkatkan
kemampuan teknologi industri, menata
struktur industri, mengembangkan distribusi
nasional, mengembangkan ekspor,
memberikan bantuan pembangunan
peralatan, membangun pasar di beberapa
kawasan perbatasan; mengkaji pendirian
kawasan berikat di Sangihe Talaud,
mengkaji pengembangan daerah Entikong,
Nunukan, Sangir, Talaud dan Belu.
12. Perencanaan, pengelolaan, dan rehabilitasi
kawasan konservasi.
2.9
Penataan Ruang
Instansi Pelaksana
Dephub.
Meningkatnya aktivitas industri dan perdagangan
di beberapa kawasan perbatasan.
Depperindag.
Dephut.
13. Memfasilitasi pengelolaan pulau-pulau
perbatasan di 8 propinsi; mengendalikan
sumberdaya ikan, ekosistem laut dan jasa
kelautan nasional; meratifikasi STCW-F dan
Torremolinos serta sosialisasi konvensi
hukum laut internasional.
1. Menyusun peraturan perundang-undangan
pelaksanaan UU No. 24 Tahun 1992 tentang
Penataan Ruang.
a. Terpeliharanya kawasan konservasi.
b. Mantapnya status hukum kawasan hutan
secara internasional.
a. Meningkatnya kesejahteraan keluarga nelayan
di 8 propinsi.
b. Terpeliharanya sumberdaya kelautan.
c. Diundangkannya STCW-F dan Torremolinos.
d. Memasyarakatnya konvensi hukum laut
internasional.
a. Ditetapkannya amandemen UU No. 24/1992.
b. Tersusunnya peraturan penjelasan UU No.
24/1992.
2.
a.
Menyusun dan meninjau kembali rencana
tata ruang pulau, propinsi, kabupaten, kota,
dan kawasan-kawasan khusus untuk
menjamin keterpaduan pembangunan antar
wilayah dan antar sektor serta untuk
mencegah kerusakan lingkungan.
b.
Tersusunnya rencana tata ruang pulau,
propinsi, kota, kabupaten, dan kawasan yang
terpadu dan dapat mencegah kerusakan
lingkungan.
Tersusunnya peraturan tentang rencana tata
ruang pulau untuk menjamin keterpaduan
pembangunan antar wilayah dan antar sektor.
Dept. Kelautan dan
Perikanan.
Depdagri, Depkimpraswil,
Dept. Kelautan dan
Perikanan., Dephan, LAPAN,
BPN, Kantor Meneg
PPN/Bappenas.
Depkimpraswil, Dept.
Kelautan dan Perikanan.,
Depdagri.
Program RAPBN 2004
1. Pengembangan Lalu Lintas
Angkutan Jalan.
2. Pengembangan
Transportasi Sungai,
Danau, dan
Penyebarangan.
3. Pengembangan Pelayanan
Transportasi Udara.
1. Pengembangan Usaha
Kecil dan Menengah.
2. Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri.
3. Penataan Struktur Industri.
4. Pengembangan Distribusi
Nasional.
5. Peningkatan Kerjasama
Ekonomi Luar Negeri.
6. Pengembangan Ekspor.
Pembangunan dan Pembinaan
Kelautan.
1. Pengelolaan dan
Pendayagunaan Pulaupulau Kecil.
2. Peningkatan Pertambahan
Ekonomi Sektor Kelautan
dan Perikanan.
1. Penataan Ruang.
2. Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan.
Penataan Ruang.
IX-39
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
No.
3.
4.
5.
6.
7.
2.10
Pengelolaan Pertanahan
IX-40
1.
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Mendayagunakan RTRWN, RTRWP, dan
a. Pendayagunaan RTRWN dalam pembangunan
RTRWK terutama di kawasan strategis
nasional yang sinkron dengan penataan ruang
nasional.
maritim dan sumberdaya kelautan serta di
kawasan strategis nasional terutama kawasan
rawan bencana alam dan daerah perbatasan.
b. Tersusunnya rencana zonasi pesisir dan pulaupulau kecil pada 5 gugus pulau terluar dan
pada 2 wilayah perbatasan darat.
Menyusun pedoman, pemberian bimbingan,
a. Tersusunnya 5 pedoman dan panduan untuk
arahan, supervisi mengenai kebijakan dan
penataan ruang pesisir dan pulau-pulau kecil.
rencana tata ruang.
b. Tersusunnya NSPM penataan ruang daratan
untuk mendorong otonomi daerah.
c. Terselenggaranya forum penataan ruang untuk
konsultasi publik.
Meningkatkan kapasitas aparat daerah
a. Terbentuknya kelembagaan penataan ruang di
khususnya dalam pengendalian pemanfaatan
daerah.
ruang dan pelayanan informasi penataan
b. Tersusunnya basis data dan profil tata ruang
ruang kepada masyarakat luas.
kawasan tertentu.
c. Terselenggaranya pelatihan penataan ruang
dan GIS di 10 propinsi dan 25 kabupaten.
d. Tersusunnya data dasar spasial kawasan
khususnya kawasan perbatasan.
Melaksanakan sosialisasi rencana dan
a. Terselenggaranya kampanye pada masyarakat,
kebijakan penataan ruang terutama di
pendampingan kelompok masyarakat.
kawasan strategis nasional dan kawasan
b. Terbentuknya sistem informasi publik dalam
lindung untuk memantapkan sistem
kegiatan penataan ruang di tingkat nasional
monitoring yang melibatkan masyarakat.
dan daerah.
c. Terselenggaranya sosialisasi dan orientasi
penataan ruang daratan, pesisir dan pulaupulau kecil.
Memantapkan koordinasi dan konsultasi
a. Terwujudnya koordinasi penataan ruang
antara pusat dan daerah serta antar lembaga
melalui BKTRN.
eksekutif dan legislatif, kerjasama antar
b. Mantapnya koordinasi dan konsultasi antara
daerah dan konsultasi dengan lembaga dan
pusat-daerah, antara eksekutif-legislatif,
organisasi masyarakat dalam kegiatan
pemerintah-organisasi masyarakat.
penataan ruang di tingkat nasional dan
c. Terpantaunya kegiatan penataan di pusat dan
daerah.
daerah.
Memantapkan dan meningkatkan kapasitas
a. Meningkatnya kapasitas kelembagaan dan tata
kelembagaan dan SDM pertanahan di pusat
laksana agraria/pertanahan di pusat dan daerah
dan khususnya daerah dalam rangka
untuk mengemban tugas pembangunan dan
pelaksanaan program-program pembaruan
pembaruan agraria serta pelayanan pertanahan
agraria dan otonomi bidang pertanahan.
dalam rangka otonomi daerah.
b. Meningkatnya SDM di bidang agraria/
pertanahan yang handal dan profesional
khususnya di daerah.
Instansi Pelaksana
Program RAPBN 2004
Depkimpraswil, Dept.
Kelautan dan Perikanan..
Penataan Ruang.
Depdagri, Depkimpraswil,
Dept. Kelautan dan
Perikanan, Pemda.
Penataan Ruang.
Depkimpraswil, Dept.
Kelautan dan Perikanan.,
BPN, BAKOSURTANAL,
Depdagri, Pemda.
1. Penataan Ruang.
2. Pengembangan dan
Peningkatan Akses
Informasi SDA dan LH.
Depdagri, Depkimpraswil,
Dept. Kelautan dan
Perikanan, LAPAN,
BAKOSURTANAL.
Penataan Ruang.
Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Depdagri,
Depkimpraswil, Pemda.
Penataan Ruang.
BPN, Pemda (Kanwil BPN,
Kantor/Dinas Pertanahan
serta Pemda Propinsi dan
Kabupaten/Kota).
1. Pengelolaan Pertanahan.
2. Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur Negara.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
2.
3.
4.
5.
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Melanjutkan peningkatan pelayanan
a. Meningkatnya kualitas pelayanan pertanahan
pertanahan di daerah yang didukung sistem
yang dilakukan secara sederhana, aman
informasi pertanahan yang handal dan
terjangkau dan transparan baik di pusat dan
transparan termasuk melaksanakan
daerah.
inventarisasi dan registrasi pertanahan.
b. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi
pertanahan yang lengkap, akurat dan mutakhir
untuk menunjang pelayanan dan pembangunan
serta dapat diakses masyarakat secara mudah,
murah dan cepat.
Melanjutkan pengendalian penggunaan tanah
Meningkatnya pelaksanaan penatagunaan tanah
sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
dan pengendalian pemanfaatan tanah yang tertib
termasuk pemantapan sistem perijinan yang
hukum dan berwawasan lingkungan.
berkaitan dengan pemanfaatan ruang atau
penggunaan tanah di daerah, termasuk lokasi
transmigrasi.
Melanjutkan penataan penguasaan dan
a. Tersedianya data penguasaan, pemilikan,
pemilikan tanah agar sesuai dengan prinsip
penggunaan dan pemanfaatan tanah.
keadilan dan menjunjung supremasi hukum,
b. Berkurangnya ketimpangan struktur
dengan mengacu pada hasil inventarisasi
penguasaan, pemilikan dan pemanfaatan
Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
tanah.
Pemanfaatan Tanah (P4T).
Melanjutkan kegiatan inventarisasi dan
Meningkatnya penyelesaian konflik dan masalah
penyelesaian masalah/ kasus pertanahan.
pertanahan secara sistimatis dan mendasar.
6. Melanjutkan pelaksanaan pengkajian dan
penjabaran peraturan perundang-undangan
yang berkaitan dengan pembaruan agraria
dan otonomi bidang pertanahan.
3. Meningkatkan Keberdayaan Masyarakat
3.1
Penguatan Organisasi
1. Melakukan promosi model kerjasama
Masyarakat
pembangunan sektoral dan daerah (formal
dan informal) dalam rangka pemberdayaan
masyarakat melalui seminar, lokakarya, dan
komunikasi elektronik (website).
Program RAPBN 2004
BPN, Kementerian
Lingkungan Hidup, Pemda
(Kanwil BPN, Kantor/Dinas
Pertanahan serta Pemda
Propinsi dan
Kabupaten/Kota).
1. Pengelolaan Pertanahan.
2. Pengembangan dan
Peningkatan Akses Informasi
SDA dan LH.
3. Penelitian Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi.
BPN, Depnakertrans.
1. Pengelolaan Pertanahan.
2. Transmigrasi.
BPN.
Pengelolaan Pertanahan.
BPN.
1. Pengelolaan Pertanahan.
2. Peningkatan Kesadaran
Hukum dan Pengembangan
Budaya Hukum.
BPN, Dept. Kehakiman dan
HAM
1. Pembentukan Peraturan
Perundangan-undangan.
2. Peningkatan Kesadaran
Hukum dan Pengembangan
Budaya Hukum.
Meningkatnya keserasian kebijakan penataan
ruang dan penggunaan tanah.
BPN.
Pengelolaan Pertanahan.
Tersusunnya model (blue print) model kerjasama
pembangunan sektoral dan daerah dalam rangka
pemberdayaan masyarakat.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Kantor
Meneg Kominfo .
1.
a.
b.
7. Melanjutkan pengkajian dan sinkronisasi
kebijakan tata ruang dan pertanahan.
Instansi Pelaksana
Meningkatnya kelengkapan peraturan
perundang-undangan dibidang
agraria/pertanahan nasional yang
mengakomodasi rasa keadilan masyarakat,
kebutuhan pembangunan dan otonomi daerah.
Meningkatnya kesadaran dalam penerapan
hukum agraria/pertanahan disemua sektor
pembangunan dan masyarakat.
2.
3.
Program Pemberdayaan
Masyarakat.
Program Pengembangan
Otonomi Daerah.
Program Pengembangan
Wilayah Tertinggal.
IX-41
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
No.
3.2
Pemberdayaan Masyarakat
Miskin
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
2. Memberntuk forum pemerhati kerjasama
Terbentuknya forum pemerhati kerjasama
pembangunan sektoral dan daerah dalam
pembangunan sektoral dan daerah dalam rangka
rangka pemberdayaan masyarakat tingkat
pemberdayaan masyarakat tingkat nasional dan
nasional dan daerah.
daerah.
5. Mengidentifikasi dan menganalisis regulasi
Terinventarisasi regulasi dan kebijakan
dan kebijakan pembangunan sektoral dan
pembangunan sektoral dan daerah yang ditujukan
daerah yang ditujukan bagi pemberdayaan
bagi pemberdayaan masyarakat.
masyarakat.
6. Memfasilitasi penghapusan berbagai
Berkurangnya berbagai peraturan (regulasi) yang
peraturan (regulasi) yang menghambat
menghambat perkembangan sosial, ekonomi, dan
perkembangan sosial, ekonomi, dan politik
politik masyarakat.
masyarakat.
7. Menguatkan peran dan fungsi lembaga
masyarakat sebagai wadah partisipasi
masyarakat dalam pembangunan.
1. Merumuskan strategi penanggulangan
kemiskinan 2005-2015 secara partisipatif
dengan masyarakat.
2.
3.
IX-42
Mengembangkan model pemberdayaan
masyarakat yang meliputi percepatan
pemulihan sosial ekonomi masyarakat di
daerah pasca konflik, pengembangan
kolaborasi LSM dan pemerintah untuk
pemberdayaan masyarakat, peningkatan
jaringan kerja untuk pembangunan ekonomi
lokal, pengembangan investasi sosial
ekonomi daerah untuk pemberdayaan
masyarakat.
Menajamkan targeting dan penguatan
delivery system program kemiskinan.
Meningkatnya peran dan fungsi lembaga
masyarakat sebagai wadah partisipasi masyarakat
dalam pembangunan.
a. Terbangunnya konsensus diantara stakeholder
untuk bersama-sama menanggulangi
kemiskinan.
b. Tersedianya data dan informasi tentang
fenomena kemiskinan.
c. Terumuskannya strategi, kebijakan dan
program penanggulangan kemiskinan.
d. Terumuskannya sistem monitoring dan evaluasi
dalam penanggulangan kemiskinan.
a. Tersusunnya model pemberdayaan masyrakat
di daerah pasca konflik.
b. Terbangunnya kerjasama antar pemerintah dan
LSM.
c. Terbentuknya jaringan antar stakeholder dan
antar institusi.
d. Termobilisasinya investasi berbasis kemitraan.
e. Berkembangnya lembaga keuangan mikro.
Terbangunnya sistem targeting dan delivery
system yang dengan tepat diterima oleh sasaran.
Instansi Pelaksana
Depdagri.
Program RAPBN 2004
4.
Program Pembangunan
Perdesaan.
Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Depdagri,
Kantor Menko Kesra, Kantor
Menko Perekonomian.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Dept.
Kehakiman dan HAM,
Kantor Menko Kesra, Kantor
Menko Perekonomian.
Depdagri.
Kantor Menko Kesra, Kantor
Menko Perekonomian,
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas.
1.
2.
3.
4.
Depdagri, Bappenas, Kantor
Menko Perekonomian, Kantor
Menko Kesra, Kantor Menko
Polkam,Depsos, Depkes,
Depkimpraswil, Depdiknas.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas.
Depdagri, KADIN,
Deperindag.
Depdagri, KADIN,
Deperindag.
Bank Indonesia, Kantor
Meneg Koperasi dan UKM.
Depkes, Depdiknas, BULOG,
Depkimpraswil, Dept.
Kelautan dan Perikanan,
Deptan, Depsos, BKKBN,
Depdagri, Depkes,
Deperindag, Kantor Meneg
Koperasi dan UKM.
Program Pemberdayaan
Masyarakat.
Program Pengembangan
Otonomi Daerah.
Program Pengembangan
Wilayah Tertinggal.
Program Pembangunan
Perdesaan.
No.
REPETA 2004
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
4.
5.
6.
7.
3.3
Peningkatan Keswadayaan
Masyarakat
1.
2.
3.
4.
Rencana Tindak
Memfasilitasi pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat melalui
instrumen pendekatan pembangunan
partisipatif.
Menganalisis sinkronisasi program-program
penanggulangan kemiskinan dengan
orientasi penciptaan kesempatan kerja,
pengembangan kapasitas pemberdayaan dan
perlindungan sosial.
Memfasilitasi penyediaan bantuan modal
usaha, pendampingan, dan pembangunan
prasarana pendukung pengembangan usaha
masyarakat miskin.
Mendorong peran dan tanggung jawab
pemerintah daerah dalam pelaksanaan
program penanggulangan kemiskinan.
Menyusun kebijakan dan program
kerjasama pembangunan sektoral dan daerah
untuk keswadayaan masyarakat.
Indikator Kinerja
a. Terfasilitasi pelaksanaan program
pemberdayaan masyarakat melalui instrumen
pendekatan pembangunan partisipatif.
b. Adanya suatu forum kemitraan sebagai suatu
wadah untuk menggerakkan seluruh
stakeholders baik dalam fungsi perencanaan
maupun pengendalian.
Terbangunnya sinkronisasi program-program
penanggulangan kemiskinan dengan orientasi
penciptaan kesempatan kerja, pengembangan
kapasitas pemberdayaan dan perlindungan sosial.
Terlaksananya penyediaan bantuan modal usaha,
pendampingan, dan pembangunan prasarana
pendukung pengembangan usaha masyarakat
miskin.
Meningkatnya peran dan tanggung jawab
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pogram
penanggulangan kemiskinan.
Terbentuknya sinkronisasi kebijakan dan program
kerjasama pembangunan sektoral dan daerah untuk
pemberdayaan masyarakat.
Mengembangkan dan memutakhirkan basis
data perencanaan kerjasama pembangunan
sektoral dan daerah dalam rangka
keswadayaan masyarakat.
Memobilisasi sumberdaya (alam, keuangan,
kelembagaan, aset pengalaman) untuk
meningkatkan keswadayaan masyarakat.
a.
Mengembangkan jaringan kerja antar pelaku
dalam kegiatan keswadayaan masyarakat.
Berkembangnya jaringan kerja antar pelaku
(pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam
kegiatan keswadayaan masyarakat.
Tersedianya basis data perencanaan kerjasama
pembangunan sektoral dan daerah dalam
rangka keswadayaan masyarakat.
b. Panduan (guideline) penyusunan program.
Termobilisasi sumberdaya (alam, keuangan,
kelembagaan, aset pengalaman) untuk
meningkatkan keswadayaan masyarakat.
Instansi Pelaksana
Program RAPBN 2004
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Kantor
Meneg Koperasi dan UKM,
Depperindag, Depsos, Dept.
Kelautan dan Perikanan.
Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Kantor
Menko Perekonomian.
Depkes, Depdiknas,
Depkimpraswil, Dept.
Kelautan dan Perikanan,
Deptan, Depsos, BKKBN,
Depdagri, Deperindag,
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM, Kantor Meneg PPKTI.
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas, Kantor
Menko Kesra.
Depkes, Depdiknas,
Depkimpraswil, Dept.
Kelautan dan Perikanan,
Deptan, Depsos, BKKBN,
Depdagri, Depperindag,
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM.
BPS, Depdagri, Kantor
Meneg PPN/Bappenas.
1.
2.
3.
4.
Program Pemberdayaan
Masyarakat.
Program Pengembangan
Otonomi Daerah.
Program Pengembangan
Wilayah Tertinggal.
Program Pembangunan.
Perdesaan
Depkes, Depkimpraswil,
Dept. Kelautan dan
Perikanan, Deptan, BKKBN,
Depdagri, Depperindag,
Kantor Meneg Koperasi dan
UKM.
Depdagri, Depperindag,
Deptan.
IX-43
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
5. Melaksanakan metode perencanaan
Terlaksananya metode perencanaan partisipatif
partisipatif pembangunan masyarakat desa
pembangunan masyarakat desa dalam rangka
dalam rangka penciptaan keswadayaan
penciptaan keswadayaan masyarakat dalam
masyarakat dalam pembangunan.
pembangunan melalui forum musyawarah
pembangunan desa dan diskusi unit desa kerja
pembangunan di kecamatan.
4. Mempercepat Penanganan Khusus Nanggroe Aceh Darussalam, Papua dan Maluku
4.1
Penanganan Khusus
1. Mempercepat penyelesaian berbagai
Terselesaikannya berbagai peraturan perundangan
Nanggroe Aceh
peraturan perundangan dari pelaksanaan
dari pelaksanaan otonomi khusus di NAD dan
Darussalam, Papua dan
otonomi khusus di NAD dan Papua.
Papua.
Maluku
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
2.
3.
4.
Memantapkan kapasitas kelembagaan
pemerintah daerah dalam penerapan
Undang-undang Otonomi Khusus di NAD
dan Papua.
Menyelenggarakan bantuan teknis,
supervisi, dan evaluasi terhadap pelaksanaan
Undang-undang Otonomi Khusus di NAD
dan Papua.
Melakukan upaya pemulihan keamanan dan
penegakan hukum di NAD.
Instansi Pelaksana
Program RAPBN 2004
Depdagri, Kantor Meneg
PPN/Bappenas.
Depdagri, Dept. Kehakiman
dan HAM
1.
Pembentukan Peraturan dan
Peraturan Perundangundangan
2. Pengembangan Otonomi
Daerah.
Pengembangan Otonomi
Daerah.
Meningkatnya kapasitas kelembagaan pemerintah
daerah dalam penerapan Undang-undang Otonomi
Khusus di NAD dan Papua.
Depdagri.
Terselenggarakannya bantuan teknis, supervisi,
dan evaluasi terhadap pelaksanaan otonomi khusus
di NAD dan Papua.
Depdagri.
Pengembangan Otonomi
Daerah.
Berkurangnya gangguan keamanan dan tegaknya
keadilan di NAD.
Kantor Menko Polkam,
TNI/Polri, Kejagung.
1.
2.
3.
5.
IX-44
Memfasilitasi pemulihan kehidupan
masyarakat melalui rehabilitasi prasarana
dan sarana permukiman termasuk kawasan
transmigrasi, pendidikan, kesehatan,
ekonomi lokal, agama dan perkantoran
pemerintah di Propinsi Maluku dan Maluku
Utara.
Pulihnya kehidupan masyarakat di Maluku dan
Maluku Utara.
Depkimpraswil, Dephub,
Depdiknas, Depkes, Depag,
Depnakertrans, Kantor
Meneg PPKTI.
1.
2.
3.
4.
5.
Pengembangan Keamanan
Dalam Negeri.
Pengembangan Dukungan
Pertahanan.
Penuntasan Kasus KKN
dan Pelanggaran HAM.
Pengembangan Perumahan,
Rehabilitasi Transportasi
Jalan, Pendidikan Dasar,
dan Prasekolah.
Pendidikan Menengah dan
Tinggi.
Pendidikan Luar Sekolah.
Upaya Kesehatan.
Penanganan Daerah
Khusus.
No.
Program Pembangunan
Nasional (PROPENAS)
6.
REPETA 2004
Rencana Tindak
Indikator Kinerja
Mendorong percepatan pemberdayaan
Meningkatnya keberdayaan masyarakat lokal
masyarakat lokal melalui penguatan sistem
Papua.
pendidikan, kesehatan, transmigrasi lokal,
ekonomi dan sosial-budaya masyarakat,
serta pemekaran wilayah Papua.
Instansi Pelaksana
Depdiknas, Depkes, Deptan,
Depperindag, Dept. Kelautan
dan Perikanan,
Depnakertrans, Kantor Meneg
Koperasi dan UKM, Kantor
Meneg PPKTI.
Program RAPBN 2004
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pendidikan Dasar dan
Prasekolah.
Pendidikan Menengah dan
Tinggi.
Upaya Kesehatan.
Pengembangan Agribisnis.
Pengembangan Usaha
Kecil dan Menengah.
Sumberdaya Perikanan.
Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga
Kerja.
Penanganan Daerah
Khusus.
IX-45
Download