BAB V PENUTUP Pada hakikatnya, tidak semua orang memilih untuk menikah di usia dini, banyak faktor yang menyebabkan orang memilih untuk menikah pada usia dini dan membentuk keluarga muda. Namun juga tidak dipungkiri bahwa menikah muda juga merupakan pilihan bagi beberapa orang. Pada dasarnya, semuanya dengan tujuan yang baik dan telah menjadi pilihan. Menjadi keluarga muda di tengah masyarakat di lingkungan desa bukanlah hal yang mudah bagi beberapa orang. Terlebih apabila dilihat dari sebab terjadinya pernikahan usia dini, seringkali dipandang sebelah mata. Seringkali dianggap ketidakmampuan bagi anak yang belum cukup umur tetapi sudah berkeluarga. Apalagi ketika penyebab pernikahan dini oleh kehamilan diluar nikah, mereka merasa memiliki beban menanggung malu atas perbuatannya. Selain itu bukan hanya dilihat dalam kehidupan sosial saja, perekonomian pada keluarga muda seringkali menjadi permasalahan yang cukup serius bagi beberapa orang. Kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga muda yang menikah pada usia dini di Desa Terong memang cukup beragam, baik dilihat dari kehidupan sosialnya, dari perekonomiannya hingga dilihat dari kesehatannya. A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pendekatan terhadap beberapa keluarga muda di Desa Terong, teruatama yang ada pada Pedukuhan Saradan, Terong II, dan Terong I, penyebab pernikahan dini secara garis besar dari 6 sampel keluarga muda tersebut, rata – rata disebabkan atas dasar faktor ekonomi rendah dan kehamilan diluar nikah. Sebab pernikahan juga berpengaruh dalam sikap dan cara bersosialisasi di masyarakat lingkungan sekitar. Bagi yang menikah dikarenakan kehamilan diluar nikah terjadi, lebih cenderung merasa sungkan dan malu untuk tampil di masyarakat. harus menunggu beberapa waktu untuk penyesuaian. Terlebih di lingkungan desa, hal tersebut sebagai aib dan akan menjadi pembicaraan warga dalam kurun waktu tertentu. Akan tetapi nantinya seiring waktu, akan hilang sendiri. Pernikahan yang disebabkan karena kehamilan diluar nikah, untuk kesiapan para pelaku memang kurang. Sehingga ketika sudah berkeluarga mereka belum siap menerima tanggung jawab sebagai orang tua. Usia yang masih muda juga berpengaruh dalam keturutsertaan pada kegiatan yang ada di lingkungan, mereka cenderung masih malu. Dalam hal ini, mereka merasakan sanksi dalam masyarakat, karena telah melakukan perbuatan yang melanggar nilai dan norma. Sedikit berbeda dengan keluarga muda yang menikah atas dasar keinginan sendiri, mereka tidak merasa sungkan dan canggung untuk bertemu dengan tetangga atau masyarakat sekitar, karena memang tidak ada hal buruk yang mereka lakukan. Namun tidak lantas mereka turut aktif dalam kegiatan. Pada keluarga muda, tidak banyak yang mengikuti kegiatan perkumpulan di lingkungan sekitar. Selain disebabkan karena kesibukan, disebabkan pula karena masih memiliki rasa sungkan harus berkumpul bersama dengan masyarakat yang usianya lebih tua. Sehingga dalam keikutsertaan kegiatan di masyarakat, pada keluarga mua di Desa Terong hanya pada kegiatan semacam kerja bakti dan rewang atau kegiatan lain yang mengharuskan mereka turut serta agar tetap dinaggap dalam linkgungan masyarakat. Namun pada kegiatan seperti arisan ataupun perkumpulan kegiatan yang biasanya diikuti oleh orang yang lebih tua dari usia mereka, biasanya mereka segan untuk mengikuti. Bukan lantas berarti apatis dalam kegiatan, selain karena alasan masih sungkan dikarenakan pula mereka menyadari kondisi ekonomi. Apabila semua kegiatan seperti arisan mereka ikuti, dalam hal keuangan nantinya merasa belum mencukupi. Sehingga kebanyakan dari keluarga muda tersebut memilah milah mana yang perlu diikuti mana yang bukan. Meskipun ada beberapa contoh keluarga muda di Desa Terong yang tidak begitu peduli dengan lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Hampir sebagian besar keluarga muda masih tinggal bersama orang tua, adapun yang bertempat tinggal sendiri, namun jarak tempat tinggal dengan tempat tinggal orang tua masih dekat. Ketergantungan keluarga muda kepada orang tua masih tinggi. Dari 6 keluarga muda, 5 diantaranya mereka tinggal bersama atau didekat rumah orang tua pihak perempuan. Selain alasan masih tergantung secara finansial, dalam perihal mengasuh anak, mereka masih membutuhkan bantuan orang tua. Kemudian untuk fungsi sosialisasi dan pendidikan bagi anak pada keluarga muda bagi yang sudah memiliki anak, mereka tidak ada kendala berlebih. Anak diizinkan untuk berbaur dengan lingkungan di sekitar selayaknya untuk usia anak, tidak ada larangan bagi anak untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitar. Pada dasarnya masyarakat desa memang lebih memiliki kecenderungan antar masyarakat lebih saling mengenal satu dengan lainnya, lebih memiliki rasa kepedulian yang tinggi. Sehingga semenjak usia dini anak memang harus diperkenalkan dengan lingkungan sekitar. Kemudian untuk pendidikan anak, pada keluarga muda rata - rata usia anak mereka masih di bawah 5 tahun, selain pendidikan yang diajarkan sejak dini dalam keluaraga di Desa Terong juga disediakan kegiatan PAUD, selain tujuan untuk pendidikan bagi anak – anak di sekitar, bertujuan juga untuk lebih memperkenalkan anak dengan teman – teman sebaya mereka. Lain halnya dalam hal kesehatan keluarga muda, terutama pada istri, sebagian besar dari mereka ikut serta dalam program keluarga berencana, dengan menggunakan alat kontrasepsi untuk mengatur kehamilan dan jarak kelahiran anak. Meskipun pendidikan mereka banyak yang tidak sampai lulus SMA/SMK namun dari saran serta himbauan baik dari keluarga, masyarakat atau bahkan tenaga kesehatan sekitar, mereka tetap berusaha memahami serta mengikuti program tersebut. Meskipun satu dari enam istri pada keluarga muda tersebut tidak peduli dengan program keluarga muda tersebut. Kemudian untuk jaminan kesehatan bagi keluarga muda, belum banyak yang memiliki jaminan kesehatan yang disediakan pemerintah, dengan alasan proses yang cukup repot dan biaya yang tidak sedikit bagi mereka. Perekonomian yang masih dalam tahap awal bagi keluarga muda, membuat mereka masih merasa belum sejahtera. Terlebih pada keluarga muda yang menikah disebabkan karena kehamilan dahulu, mereka menikah tanpa persiapan dan perencanaan yang matang untuk kedepannya. Faktor latar belakang pendidikan cukup berpengaruh dalam modal mencari pekerjaan bagi mereka. Terlebih bagi yang belum memiliki ijazah SMA/SMK atau tidak memiliki kemampuan khusus, maka kesempatan mereka dalam memperoleh pekerjaan semakin sedikit. Padahal mereka dituntut untuk bekerja demi menghidupi keluarga. Dari enam keluarga hanya ada satu kepala keluarga yang sudah menyatakan sejahtera meskipun dengan penghasilan yang tidak seberapa, namun diiringi dengan gaya hidup yang sewajarnya sehinga mampu memenuhi kebutuhan sehari – hari, seperti sandang, papan dan pangan. Sedangkan pada lima keluarga lainnya belum berai mengklaim bahwa keluarga mereka sejahtera, karena sebagian besar mereka masih tergantung dengan orang tua mereka serta belum mampu memeuhi kebutuhan keluarga secara maksimal. Satu kepala keluarga yang menyatakan bahwa ia dan keluarganya meskipun keadaan yang belum dekat dengan kata mewah dan berkecukupan dari mata orang lain, akan tetapi bagi dirinya dan keluarga sudah merasa cukup dengan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhannya tanpa harus merepotkan orang tua ataupun orang lain. Bukan berarti lantas hanya berpangku tangan dan mengandalkan orang tua, empat dari kepala rumah tangga tetap bekerja, meskipun sebagian tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka harapkan. Akan tetapi mereka sadar diri bahwa kemampuan mereka terbatas. Satu kepala keluarga lainnya, terpaksa bergantung kepada orang tua karena dituntut untuk menyelesaikan pendidikan hingga jenjang yang tertinggi, sedangkan satu orang kepala keluarga lainnya bergantung kepada orang tua karena tidak merasa terbebani dengan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga meskipun tidak bekerja. Sehingga keluarga muda di Desa Terong memang belum banyak yang merasa dirinya sejahtera, karena keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan, baik kebutuhan primer ataupun sekunder. Namun dalam hal disharmonisasi keluarga untuk keluarga muda yang telah menikah dalam jangka waktu kurang dari atau sama dengan 5 tahun, belum ditrunjukkan dalam keenam keluarga tersebut. B. Saran Keluarga muda yang merupakan keluarga baru, sesungguhnya hanyalah membutuhkan dukungan dan dorongan dari keluarga terdekat dan lingkunan terdekat. Baik dari sebab apapun mereka memulai menjadi keluarga. Namun dukungan dan dorongan yang diberikan dari keluarga ataupun masyarakat di sekitar tidak lantas membuat mereka manja dan tergantung. Tetapi mendukung dan mendorong untuk selalu berusaha untuk menjadi keluarga yang mandiri yang mampu memenuhi kebutuhan pokok. Terutama bagi kepala keluarga, agar dapat memberikan rasa tanggung jawab yang besar atas keluarga yang dipimpinnya. Memberikan fungsi keluarga yang terbaik. Selain itu kerja sama baik dari suami dan istri sangatlah diperlukan, untuk menciptakan keluarga yang harmonis, keluarga yang slaing menghargai, dan keluarga yang merasakan suka dan duka bersama. Komunikasi dengan baik juga diperlukan antara pasangan suami istri, untuk meminimalisir seringnya terjadi salah paham ataupun percekcokan. Kesejahteraan dalam keluarga mustahil tercapai apabila tidak adanya kerjasama antara individu – individu di dalamnya. Komunikasi yang baik juga sangat diperlukan dalam berumah tangga, pengertian serta transparasi suami dan istri dapat meminimalisir terjadinya perselisihan. Bagi keluarga muda itu sendiri hendaknya juga mendekatkan diri kepada masyarakat dan lingkungan sekitar, agar keberadaan mereka di tengah masyarakat desa dapat tetap dianggap sebagai warga, dan tidak menjadi buah bibir karena ketidakikutsertaan dalam kegiatan masyarakat. Selain itu, berinteraksi sosial lebih intens dengan masyarakat memudahkan untuk mendapat informasi serta apabila dalam kesulitan akan lebih mudah mendapatkan bantuan dari masyarakat sekitar.