Gambar 4.5. Peta Isopach Net Sand Unit Reservoir “Z” dengan Interval Kontur 5 Kaki Fasies Pengendapan Reservoir “Z” Berdasarkan komposisi dan susunan litofasies, maka unit reservoir “Z” merupakan fasies tidal distributary channel. Asosiasi fasies tersebut tersusun oleh batupasir sedang - kasar berwarna coklat terang - coklat gelap pada bagian bawah dan kemudian berubah secara berangsur menjadi batupasir sangat halus - halus berwarna coklat terang - coklat gelap pada bagian atasnya dengan tingkat kekompakan butiran semakin meningkat ke arah atas. Jika dihubungkan dengan model pengendapan pada Estuarine Environment Model berdasarkan Dalrymple, 1992, maka dapat diinterpretasikan bahwa asosiasi fasies ini berada pada Upper Estuarine. - 50 - 4.3.2. Unit Reservoir “Y” Analisis fasies pengendapan pada interval reservoir “Y” hanya didasarkan pada karakteristik log (elektrofasies) karena pada unit reservoir “Y” tidak memiliki data batuan intibor. Berdasarkan log gamma ray, asosiasi fasies pada unit reservoir “Y” memperlihatkan karakteristik atau pola yang sama dengan unit reservoir “Z” yaitu motif bell-shape yang mengindikasikan fasies tidal distributary channel dengan nilai gamma ray (GR) rendah (14 – 18 GAPI) pada kedalaman 5245’ TVDSS – 5252’ TVDSS dengan ketebalan ± 7 kaki (Gambar 4.6.). Karakteristik log tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai dasar pendekatan elektrofasies untuk asosiasi fasies tidal distributary channel pada sumur-sumur yang tidak memiliki data batuan intibor. Porositas rata-rata dari reservoir yaitu sebesar 25%. NPHI GR 0 -80 SP Resistivity 150 20 0.2 0.6 20 1.7 RHOB 0 2.7 Gambar 4.6. Letak Unit Reservoir “Y” Pada Data Log di Kedalaman 5245’ TVDSS Data seismik menunjukkan pola refleksi yang relatif kontinyu. Kontinuitas refleksi tersebut menunjukkan konsistensi kemenerusan lateral refleksi Penelusuran horizon pada data seismik dilakukan pada horizon yang mendekati top reservoir “Y” yang memiliki refleksi relatif kuat dan menerus secara lateral. Pada peta struktur kedalaman top reservoir ”Y” menunjukkan tinggian berada pada bagian selatan dan relatif berarah baratlaut-tenggara dengan kedalaman yang semakin bertambah ke arah utara dan baratlaut. Struktur geologi yang berkembang umumnya didominasi oleh sesar-sesar normal berarah utara-selatan - 51 - litostratigrafi) baratlaut-tenggara, relatif tidak berkembang. Ketebalan fasies tidal distributary channel semakin ke arah baratlaut relatif semakin berkurang atau menipis. Pada penampang stratigrafi (korelasi litostratigrafi) baratlaut-tenggara II, fasies tidal distributary channel (reservoir “Y”) hanya berkembang baik serta relatif menerus di bagian tengah. Sedangkan di sebelah tenggara, juga berkembang tetapi tidak menerus karena adanya perubahan fasies (Lampiran 5). Pada penampang stratigrafi (korelasi litostratigrafi) barat-timur di sebelah barat, fasies tidal distributary channel (reservoir “Y”) berkembang baik serta relatif menerus, tetapi semakin ke arah tengah hanya reservoir “Z” yang berkembang serta relatif menerus. Pada bagian tengah, relatif tidak berkembang. Sedangkan yang berkembang baik serta relatif menerus di sebelah timur hanyalah reservoir “Z” (Lampiran 5). Ketebalan Net Sand dan Posisi Reservoir “Y” di Kedalaman Berdasarkan data log yang tersedia, maka ketebalan net sand pada masingmasing sumur dapat dihitung seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini (Tabel 4.2.) : Sumur Logan 08 Logan 06 Logan 10 Logan 12 Logan 01 Logan 03 Logan 04 Logan 14 Logan 02 Logan 07 SW Logan A-03 SW Logan A-06st SW Logan A-05 SW Logan A-08st2 Ketebalan Net Sand (Kaki) 0 7 0 0 0 15 22 10 15 0 0 0 50 7 - 53 - Kedalaman (TVDSS) 5245 - 5252 4943 - 4958 4752 - 4774 4900 – 4910 5094 - 5109 4801 – 4851 4780 - 4787 SW Logan A-02 SW Logan A-06 SW Logan A-09 4868 - 4900 0 0 32 Tabel 4.2. Data Kedalaman dan Ketebalan Net Sand Unit Reservoir “Y” Geometri dan distribusi reservoir menunjukkan pola asosiasi fasies tidal distributary channel. Pada peta ini terlihat dengan jelas adanya pola penyebaran umum tidal distributary channel yang relatif berarah baratlaut-tenggara (Gambar 4.8.). Arah aliran atau sumber sedimen dari fasies tidal distributary channel ini diperkirakan berasal dari arah baratlaut menuju tenggara atau dari arah utara menuju selatan. Gambar 4.8. Peta Isopach Net Sand Unit Reservoir “Y” dengan Interval Kontur 5 Kaki - 54 - Fasies Pengendapan Reservoir “Y” Karena berdasarkan karakteristik log gamma ray reservoir “Y” serupa dengan karakteristik log gamma ray reservoir “Z”, maka dapat diinterpretasikan bahwa asosiasi fasies pada unit reservoir “Y” mengindikasikan fasies tidal distributary channel. Sama halnya dengan unit reservoir “Z”, jika dihubungkan dengan model pengendapan pada Estuarine Environment Model berdasarkan Dalrymple, 1992, maka dapat diinterpretasikan bahwa asosiasi fasies ini berada pada Upper Estuarine. 4.3.3. Unit Reservoir “X” Reservoir “X” teridentifikasi pada batuan intibor Sumur Logan 06 di kedalaman 5126’ TVDSS – 5139’ TVDSS. Reservoir “X” tersusun oleh litofasies Sr, Sf, dan Sp dengan ketebalan asosiasi fasies ± 13 kaki. Berdasarkan log gamma ray, asosiasi fasies ini cenderung memperlihatkan motif pola log cylindrical dengan nilai gamma ray (GR) rendah (10 – 22 GAPI) (Gambar 4.9.). - 55 - NPHI GR 0 SP -80 Resistivity 150 20 0.2 0.6 20 RHOB 1.7 0 2.7 Reservoir X Batupasir, coklat terang, sisipan karbon, pasir halus hingga sedang, matriks lempung, non karbonatan, terpilah sedang, membundar tanggung, kemas tertutup, porositas sedang, mineral mafik, struktur sedimen berupa flaser, current ripples, kompak - getas. Batupasir, coklat gelap hingga terang, sisipan karbon, pasir sedang hingga kasar, matriks lempung, non karbonatan, terpilah sedang hingga buruk, membundar tanggung, kemas terbuka, porositas sedang, mineral mafik, struktur sedimen berupa flaser, lapisan silang siur sejajar, getas. Gambar 4.9. Letak Interval Batuan Intibor Unit Reservoir “X” Pada Data Log di Kedalaman 5126’ TVDSS Karakteristik log tersebut di atas digunakan sebagai dasar pendekatan elektrofasies untuk asosiasi fasies tidal sand bar pada sumur-sumur yang tidak memiliki data batuan intibor. Porositas rata-rata dari reservoir yaitu sebesar 19.5%. Berdasarkan analisis petrografi yang dilakukan oleh PT Robertson Utama Indonesia pada tahun 2001, pada interval reservoir “X” di kedalaman 5126’ SSTVD menunjukkan litologi berupa Quartz Arenite Sandstone (Gambar 4.10). - 56 - Gambar 4.10. Gambar Sayatan Tipis Pada Interval Reservoir “X” di Kedalaman 5126’ SSTVD (PT Robertson Utama Indonesia, 2001) Data seismik menunjukkan pola refleksi yang relatif kontinyu. Kontinuitas refleksi tersebut menunjukkan konsistensi kemenerusan lateral refleksi Penelusuran horizon pada data seismk dilakukan pada horizon yang mendekati top reservoir “X” yang memiliki refleksi relatif kuat dan menerus secara lateral (Gambar 4.11). - 57 -