1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu golongan penyakit tidak menular (Riskesdas, 2013). Masyarakat umumnya takut terhadap kanker karena penderitaan pasien yang berat, menyedihkan, dan mematikan (Rasjidi, 2013). Dewasa ini kanker menjadi salah satu penyakit yang menjadi masalah serius kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Hal ini dikarenakan prevalensi angka kejadian kanker dari tahun ketahun terus merangkak naik dan diikuti dengan angka kematiannya yang juga meningkat (Supriyanto, 2010). Menurut World Health Organization (WHO), kanker bersama dengan penyakit kardiovaskular merupakan golongan penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian terbesar wanita di dunia. Terdapat 14% kasus kematian wanita yang disebabkan karena kanker. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Internasional Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2012 terdapat 14,1 juta kasus baru kanker di dunia dan 8,2 juta kematian karena kanker. Penyabab kematian paling banyak adalah kanker paru yaitu 1,59 juta kematian sementara kanker payudara menyebabkan 512.000 kematian (IARC, 2012). Pada laki laki terdapat kasus kanker (kecuali non-melanoma skin cancer) sebanyak 7.410.376 di dunia. Kanker paru menjadi kanker paling banyak di temukan dengan prevalensi 16,8% atau sebanyak 1.241.601 kejadian sedangkan angka mortalitasnya 23,6% atau 1.098.702 kematian. Kemudian diikuti degan kanker prostat (14,8%), kolorektum (10,1%), dan lambung (8,5%). Sementara itu pada wanita terdapat kasus kanker (kecuali nonmelanoma skin cancer) sebanyak 6.657.518, kanker dengan angka prevalensi tertinggi yaitu kanker payudara dengan jumlah kasus 1.671.149 atau 25,1% dengan jumlah mortalitasnya 521.907 atau 14,7%. Kemudian diikuti dengan kanker kolorektum 9,2% , dan serviks uteri 7,9% (IARC, 2012). Universitas Sumatera Utara 2 Angka kejadian penyakit tidak menular di Indonesia terbilang cukup tinggi seperti terdapat 1,4 kasus kanker. Prevalensi kanker tertinggi terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta (4,1 diduduki provinsi Bengkulu dengan 1,9 sedangkan di posisi ke-4 Sementara untuk estimasi jumlah penderita kanker, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi provinsi dengan estimasi jumlah kanker terbanyak yaitu sekitar 68.638 dan 61.230 orang. Dilihat dari karakteristik, prevalensi kanker pada perempuan lebih tinggi yaitu 2,2 , sedangkan pada laki-laki hanya 0,6 (Riskesdas, 2013). Di Indonesia angka kejadian kanker serviks dan kanker payudara masih menjadi kanker yang sering di jumpai pada tahun 2013. Tercatat penderita kanker serviks di Indonesia adalah 0,8 atau 98.692 jiwa. Kanker payudara menempati posisi kedua dengan perevalensi 0,5 atau 61.682 orang. Provinsi Bengkulu memiliki nilai prevalensi kanker payudara yang tergolong tinggi, dengan yang telah terdiagnosis oleh dokter yaitu 0,8 , angka ini lebih besar dibandingkan dengan provinsi Sumatera Utara yang hanya 0,4 . Estimasi jumlah absolut penderita kanker payudara di Sumatera Utara lebih tinggi di bandingkan provinsi Bengkulu yaitu 2.682 dan 705 (Pusdatin Kemenkes RI, 2015). Kanker payudara menjadi salah satu ancaman bagi kesehatan di dunia terutama di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada semua umur baik lakilaki maupun perempuan, walupun prevalensi kanker payudara memang lebih banyak terjadi pada perempuan tetapi tidak menutup kemungkinan laki-laki dapat menderita kanker ini (Elk & Morrow, 2003). Tingginya angka kejadian dan kematian pada kanker payudara ini, salah satunya disebabkan karena kurangnya tindakan pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat. Lebih dari 30% penyakit kanker dapat dicegah dengan cara mengubah faktor risiko dan pola makan pencetus kanker. Selain itu sikap untuk melakukan deteksi dini sangat berguna untuk mengetahui lebih awal akan kejadian kanker sehingga dapat di tangani secepat dan sebaik mungkin (Pusdatin Kemenkes RI, 2015). Universitas Sumatera Utara 3 Penyebab kurangnya tindakan pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat dikarenakan masih rendahnya pemahaman masyarakat tentang kanker payudara, sehingga masyarakat yang datang berobat ke dokter kebanyakan datang dengan keadaan stadium lanjut dan sulit untuk diobati. Inilah yang menjadi salah satu penyabab kenapa dari tahun ketahun angka mortalitas kanker payudara semakin tinggi (Rasjidi, 2013). Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang (Mubarak, Chayatin, Rozikin, & Supradi, 2007). Banyak hal yang dapat di lakukan seperti memberikan penyuluhan, membagikan leaflet, memasang poster, bahkan membuat iklan di televisi maupun di radio (Notoatmodjo, 2007). Terdapat berbagai macam penelitian mengenai pengaruh promosi kesehatan dengan tingkat pengetahun tentang kanker payudara, seperti penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Manado dengan kesimpulan berupa penyuluhan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri). Terdapat peningkatan yang signifikan jumlah siswi yang memiliki tingkat pengetahuan baik dari 6,2% menjadi 81,4% (Suastina, Ticoalu, & Onibala, 2013). Penelitian sejenis juga dilakukan pada siswi SMAN 2 di Kecamatan Pontianak Barat tahun 2013 berdasarkan hasil penelitian sebelum dilakukan penyuluhan hanya terdapat 1,11% siswi dengan pengetahuan baik, setelah dilakukan penyuluhan jumlah siswi yang memiliki pengetahuan baik meningkat hingga 64,84%. Hal itu menunjukan penyuluhan efektif terhadap peningkatan pengetahuan siswi (Permatasari, 2013). Sementara itu penelitian yang dilakukan di SMAN 9 Balikpapan menunjukan penggunaan video dalam melakukan penyuluhan lebih meningkat pengetahuan responden tentang SADARI dari pada kelompok Universitas Sumatera Utara 4 yang hanya mendapatkan penyuluhan biasa (Sulastri, Thaha, & Russeng, 2012). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang, “Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015”. Peneliti memilih sekolah ini karena masih kurangnya pendidikan kesehatan yang diberikan di sekolah dan rendahnya keikutsertaan siswa-siswinya dalam kegiatan seminar ataupun promosi kesehatan baik tentang kesehatan umum maupun tentang kanker terutama kanker payudara. 1.2. Rumusan Masalah Dari uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, peneliti merumuskan pertanyaan: Apakah ada pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun 2015? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun 2015. 1.3.2. Tujuan Khusus Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan sebelum dilakukannya penyuluhan. 2. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan sesudah dilakukannya penyuluhan. Universitas Sumatera Utara 5 3. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada pelajar putra dan putri kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan. 4. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara berdasarkan usia pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1. Bagi Perguruan Tinggi Sebagai bentuk realisasi Tridarma Perguruan Tinggi dalam menjalankan kewajibannya sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. 1.4.2. Bagi Istansi Terkait Penelitian Memberikan masukan kepada instansi pendidikan, kesehatan, serta pihak-pihak yang terkait tentang pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar. 1.4.3. Bagi Subjek Penelitian Menambah pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara. 1.4.4. Bagi Peneliti Sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan melalui proses perkuliahan dalam penelitian ilmiah secara mandiri. Universitas Sumatera Utara