SKRIPSI PENGARUH INFEKSI BAKTERI Enterobacter sp. DENGAN

advertisement
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI Enterobacter sp. DENGAN INJEKSI
INTRAPERITONEAL TERHADAP KELULUSHIDUPAN
IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
Oleh :
GATOT MAHENDRA
BONDOWOSO – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RINGKASAN
GATOT MAHENDRA. Pengaruh Infeksi Bakteri Enterobacter sp. dengan
Injeksi Intraperitoneal Terhadap Kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) Dosen Pembimbing Dr. Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si. dan Sapto
Andriyono, S.Pi., M.T.
Bakteri Enterobacter sp. diketahui memiliki berbagai aktivitas enzim salah
satunya adalah aktivitas proteolitik. Bakteri Enterobacter sp. juga diketahui
bertindak sebagai patogen oportunistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh injeksi bakteri Enterobacter sp. terhadap kelulushidupan ikan. Penelitian
ini dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) sebagai rancangan
percobaan. Perlakuan yang digunakan adalah menyuntikkan bakteri secara intra
peritoneal dengan konsentrasi yang berbeda, yaitu kontrol (tanpa perlakuan), 108
sel/ml, 107 sel/ml, 106 sel/ml dan NaCl 0,9%, masing-masing perlakuan diulang
sebanyak 3 kali. Parameter utama yang diamati adalah survival rate (SR) atau
derajat kelangsungan hidup dari ikan uji (O. niloticus) dan pengamatan secara
gejala klinis yaitu keaktifan mencari makan, pembengkakan atau pendarahan pada
kulit dan insang serta tingkah laku ikan selama pemeliharaan. Parameter
penunjang yang diamati adalah kualitas air meliputi suhu, pH dan salinitas yang
telah ditetapkan terhadap hasil penelitian. Analisis data pengamatan gejala klinis
ikan uji menggunakan menggunakan metode deskriptif dan Analisis Ragam
Varian (ANOVA) pada survival rate (derajat kelangsungan hidup. Uji lebih lanjut
untuk mengetahui perlakuan terbaik dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa infeksi bakteri Enterobacter
sp. dengan injeksi intraperitoneal berpengaruh terhadap kelulushidupan ikan nila
(Oreochromis niloticus). Nilai SR terendah pada perlakuan konsentrasi 108 sel/ml
yaitu 53,3% dan nilai SR tertinggi pada konsentrasi 106 sel/ml yaitu 80%.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SUMMARY
GATOT MAHENDRA. Effect of Bacteria Infections Enterobacter sp. with
Injected Intraperitoneally on Survival Rate of Tilapia (Oreochromis niloticus).
Academic Advisor Dr. Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si. and Sapto Andriyono,
S.Pi., M.T.
Enterobacter sp. known to have a variety of enzyme activity one of which
is a proteolytic activity, so it can be used as one of the candidate probiotic bacteria.
Enterobacter sp. also known to act as an opportunistic pathogen. This study aims
to determine the effect of the injection of Enterobacter sp. the survival of fish.
This study was conducted using a completely randomized design (CRD) as the
experimental design. The treatments used were injected intra peritoneal bacteria
with different concentrations, ie control (no treatment), 108 cells/ml, 107 cells/ml,
106 cells/ml and NaCl 0,9%, the treatment was repeated 3 times respectively, The
main parameters measured were survival rate (SR) or the degree of survival of test
fish (O. niloticus) and the clinical symptoms observation that the activity of
foraging, swelling or bleeding of the skin and gills and fish behavior during
maintenance. Parameters measured were supporting water quality include
temperature, pH and salinity have been assigned to the research results. Clinical
symptoms observation data analysis using the test fish using descriptive and
analytical methods Variety Varian (ANOVA) on the survival rate (the degree of
survival). Further tests to determine the best treatment Duncan's Multiple Range
Test.
Based on the survey results revealed that bacterial infection Enterobacter
sp. with the intraperitoneal injection effect on survival of tilapia (Oreochromis
niloticus). SR lowest value in treatment concentration 108 cells/ml is 53.3% and
the value of the highest magnitude at a concentration of 106 cells/ml is 80%.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul Pengaruh Infeksi Bakteri Enterobacter sp. dengan Injeksi
Intraperitoneal Terhadap Kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Skripsi ini disusun berdasarkan kegiatan Penelitian yang dilaksanakan pada bulan
Juni-Juli 2015.
Penulis menyadari bahwa laporan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
sehingga kritik dan saran sangat diperlukan oleh penulis demi perbaikan dan
kesempurnaan laporan atau kegiatan yang akan datang, akhirnya penulis berharap
semoga laporan skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi bagi
semua pihak
Bondowoso, 30 Juni 2016
Penulis
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Skripsi ini banyak
melibatkan orang-orang yang sangat berjasa dan berarti bagi penulis. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat serta ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:.
1.
Ibu Dr. Mirni Lamid, drh., MP. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga.
2.
Ibu Dr. Rr. Juni Triastuti, S.Pi., M.Si. dan Bapak Sapto Andriyono, S.Pi.,
MT. selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu serta
memberikan petunjuk, arahan, dan bimbingan kepada penulis sejak
penyusunan Usulan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
3.
Ibu Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., MP., Ibu Rahayu Kusdarwati, Ir., M.Kes.
dan Bapak Sudarno, Ir., M. Kes. selaku dosen penguji yang telah memberikan
saran dan ktitik dalam penyempurnaan laporan skripsi ini.
4.
Ibu Muryanti serta kedua adikku Welli Moerdiono dan Bram Indra Triatmoko
yang selalu memberikan doa dan dukungan secara moril dan materi.
5.
Agung W, Agung P, Andre, Muhandis, Faizal, Bagus, Hanna, Ade, Ica,
Ardilas, Devri, Roby, Titom Gusmana Putra Perdana S.Pi dan teman-teman
“Octopus 2011” yang turut memberikan inspirasi dan semangat dalam
menyelesaikan laporan skripsi ini.
6.
Mas Hartono, Mas Okky, Mbak Kimbun, Mas Teto, Mas Eko, Mbak Dyah
Sunaring, Mas Jambrong dan teman-teman “Piranha 2010” yang turut
memberikan masukan dan semangat dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
7.
Mas Icang, Mbak Vivin, Mas Dandi, Mas Aris, Mas Feri, Mas Harya, Mas
Rio, Mbak Selvi dan teman-teman “GoldFish 2009” yang turut memberikan
masukan dan semangat dalam menyelesaikan laporan skripsi ini.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .............................................................................................. iv
SUMMARY ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vi
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
I
PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan .............................................................................................. 4
1.4 Manfaat ............................................................................................ 4
II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
2.1 Enterobacter sp ................................................................................
2.1.1 Klasifikasi dan Jenis Enterobacter sp........................................
2.1.2 Karakter Bakteri Enterobacter sp..............................................
2.1.3 Asal Bakteri Enterobacter sp. ...................................................
2.1.4 Kegunaan Bakteri Enterobacter sp............................................
5
5
6
7
8
2.2 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) .....................................................
2.2.1 Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ................................
2.2.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Nila .............................................
2.2.3 Kegunaan Ikan Nila sebagai Subyek Penelitian .........................
8
8
9
10
2.3 Metode Injeksi Bakteri pada Ikan ...................................................... 10
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS .................................. 12
3.1 Konseptual Penelitian ........................................................................ 12
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.2 Hipotesis .......................................................................................... 13
IV METODOLOGI ...................................................................................... 15
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 15
4.2 Materi Penelitian .............................................................................. 15
4.2.1 Alat Penelitian .......................................................................... 15
4.2.2 Bahan Penelitian ....................................................................... 15
4.3 Prosedur Penelitian .......................................................................... 16
4.3.1 Rancangan Penelitian................................................................ 16
4.3.2 Variabel Penelitian ................................................................... 17
4.4 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................
4.4.1 Sterilisasi Alat dan Bahan .........................................................
4.4.2 Persiapan Ikan Nila...................................................................
4.4.3 Pembuatan Konsentrasi Isolat Bakteri Enterobacter sp.. ...........
4.4.4 Penyuntikan Bakteri pada Hewan Uji........................................
4.4.5 Pemeliharaan Ikan Nila .............................................................
4.4.6 Penghitungan Kelangsungan Hidup (Survival Rate) ..................
4.4.7 Pengamatan Gejala Klinis .........................................................
17
17
19
20
21
21
22
22
4.5 Parameter Pengamatan ...................................................................... 23
A. Parameter Utama .......................................................................... 23
B. Parameter Pendukung ................................................................... 23
4.6 Analisis Data .................................................................................... 23
V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 24
5.1 Hasil .................................................................................................
5.1.1 Survival Rate ...........................................................................
5.1.2 Pengamatan Gejala Klinis Hewan Uji .....................................
5.1.3 Kualitas Air.............................................................................
24
24
25
26
5.2 Pembahasan ...................................................................................... 27
VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 32
6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 32
6.2 Saran ................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 33
LAMPIRAN ................................................................................................. 42
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Tingkat Kelulushidupan Ikan nila (Oreochromis niloticus) ....................... 24
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Bakteri Enterobacter sp. ........................................................................... 5
2. Diagram Kerangka Konseptual ................................................................. 14
3. Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 18
4. Grafik Tingkat Kelangsungan Hidup Hewan Uji (Oreochromis niloticus)
selama Pemeliharaan 2 Minggu ............................................................... 25
5. Ikan Uji (Oreochromis niloticus) yang Terinfeksi Bakteri Enterobacter
sp. dengan Konsentrasi 108 sel/ml............................................................ 26
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Hasil Uji Identifikasi Bakteri Enterobacter sp. dari 7 Isolat Berbeda yang
Diambil dari Sponge Haliclona sp. .......................................................... 42
2. Hasil Uji Biokimia Bakteri Enterobacter sp. dari 7 Isolat Berbeda yang Diambil
dari Sponge Haliclona sp. ....................................................................... 43
3. Pengamatan Kelulushidupan (Survival Rate) ............................................. 44
4. Pengamatan Suhu Harian .......................................................................... 45
5. Pengamatan pH Harian ............................................................................. 47
6. Hasil Analisis Statistika Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) pada Uji Patogenitas Bakteri Enterobacter sp.
Menggunakan SPSS Versi 20 ................................................................... 49
7. Ikan Uji (Oreochromis niloticus) yang Terinfeksi Bakteri Enterobacter
sp. dengan Konsentrasi 108 sel/ml. ............................................................ 50
8. Pengamatan Gejala Klinis Ikan Nila (Oreochromis niloticus) selama
Pemeliharaan 2 Minggu ........................................................................... 51
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI …
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bakteri Enterobacter sp. berasal dari keluarga Enterobacteriaceae
menghasilkan enzim protease yang mempunyai aktivitas proteolitik (Grimont and
Grimont, 2006). Feby and Nair (2010) mengungkapkan bahwa bakteri
Enterobacter sp. menghasilkan enzim komersial penting seperti amilase, protease,
gelatinase, lipase, deoksiribonukleat, fosfatase dan urease. Setyati dan Subagiyo
(2012) menyatakan bahwa bakteri yang mempunyai aktivitas proteolitik
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan enzim protease yang disekresikan
ke lingkungannya. Enzim protease ini selanjutnya bekerja menghidrolisis
senyawa-senyawa bersifat protein menjadi oligopeptida, peptida rantai pendek
dan asam amino. Bakteri Enterobacter sp. memiliki enzim amilase yang berfungsi
merombak amilum yang terdapat dalam pakan. Sedangkan selulosa bersifat tidak
dapat dicerna sehingga dibutuhkan enzim selulase untuk mencerna selulosa lebih
baik (Mohapatra et al., 2003).
Bakteri Enterobacter sp. diketahui juga bertindak sebagai patogen
oportunistik (menyebabkan sakit apabila sistem pertahanan tubuh organisme
menurun atau telah terserang penyakit sebelumnya), termasuk E. aerogenes, E.
sakazakii,
E. gergoviae dan E. agglomerans. Enterobacter sp. dapat
menimbulkan infeksi nosokomial (infeksi silang yang ditularkan kepada ikan
yang berada di lingkungan yang kurang sehat atau perlakuan kurang steril) dan
juga memiliki endotoksin dan eksotoksin yang merupakan syarat bakteri patogen
(Sanders and Sanders, 1997). Spesies bakteri Enterobacter sp. yang tidak patogen
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
adalah Enterobacter cloacae dikarenakan tidak memiliki eksotoksin maupun
endotoksin tetapi menghasilkan enzim β-galaktosidase yang bermanfaat bagi usus
ikan (Yuningtyas, 2011).
Sifat Enterobacter sp. menginfeksi inang menurut Darfeuille-Michaud et
al. (1990) yaitu keberadaan suatu reseptor pada permukaan bakteri yang tersusun
atas protein atau glikoprotein menyebabkan bakteri mampu melakukan perlekatan
spesifik dengan membran sel. Kapsul polisakarida yang mengelilingi bakteri juga
berfungsi untuk memperkuat ikatan antara bakteri dengan sel, sehingga bakteri
dapat terus menempel dan membentuk koloni. Setelah melakukan adhesi dan
kolonisasi, bakteri dapat melepaskan toksin ke dalam sel. Pelepasan toksin dapat
mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan tekanan osmotik dalam sel sehingga
akhirnya terjadi kematian sel
Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan spesies yang berasal dari
kawasan Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya di Afrika. Bentuk tubuh
memanjang, pipih kesamping dan warna putih kehitaman. Jenis ini merupakan
ikan konsumsi air tawar yang banyak dibudidayakan di lebih dari 85 negara. Saat
ini, ikan nila telah tersebar ke Negara beriklim tropis dan subtropis, sedangkan
pada wilayah beriklim dingin tidak dapat hidup dengan baik (Dinas Kelautan dan
Perikanan Propinsi Sulawesi Tengah, 2010).
Mengingat bahwa ikan nila cukup banyak diminati masyarakat dan
memiliki batas toleransi yang cukup luas yaitu antara 0–45 ppt maka ikan nila
berpotensi untuk dibudidayakan di daerah pantai dengan perairan payau. Salinitas
merupakan salah satu faktor fisiologis yang berpengaruh terhadap pemanfaatan
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pakan ikan. Pengaruh salinitas melalui tekanan osmotiknya terhadap pertumbuhan
dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung
salinitas yaitu efek osmotiknya terhadap osmoregulasi dan pengaruh secara tidak
langsung salinitas mempengaruhi organisme akuatik melalui perubahan kualitas
air (Gilles and Pequex, 1983 dalam Fitria, 2012).
Keberhasilan dalam budidaya ikan nila selalu terkait dengan pengelolaan
lingkungan dan daya tahan tubuh ikan. Faktor fisik, kimia, dan biologis air
berperan dalam pengaturan homeostatis tubuh ikan nila yang digunakan untuk
aktivitasnya. Perubahan sampai batas tertentu dapat menyebabkan ikan menjadi
stres dan terserang penyakit. Apabila ikan nila stres maka berpotensi terjangkit
penyakit infeksi bakteri (Irianto dkk., 2006).
Mariyono dan Sundana (2002) menjelaskan bahwa terdapat berbagai cara
untuk menginfeksikan bakteri ke dalam tubuh ikan nila. Salah satu yang paling
efektif yaitu dengan penyuntikan intraperitoneal. Cara intraperitoneal lebih
disukai karena bakteri lebih cepat masuk dan mengenai organ target, namun perlu
dilakukan secara cermat agar tidak mengenai usus karena dapat menimbulkan
pendarahan. Berdasarkan teori tersebut maka dilakukan penelitian pengaruh
injeksi bakteri Enterobacter sp. secara intraperitoneal terhadap kelulushidupan
ikan nila (Oreochromis niloticus).
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah penelitian ini
adalah apakah infeksi bakteri Enterobacter sp. dengan injeksi intraperitoneal
berpengaruh terhadap kelulushidupan pada ikan nila?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh infeksi bakteri Enterobacter sp. dengan injeksi
intraperitoneal terhadap kelulushidupan ikan nila.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah tentang
pengaruh infeksi bakteri Enterobacter sp. dengan injeksi intraperitoneal terhadap
kelulushidupan ikan nila.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Enterobacter sp.
2.1.1 Klasifikasi dan Jenis Enterobacter sp.
Klasifikasi dan tatanama bakteri Enterobacter sp. menurut Garrity et al.
(2004) adalah sebagai berikut :
Kingdom
Phylum
Class
Order
Family
Genus
Species
: Bacteria
: Proteobacteria
: Gamma Proteobacteria
: Enterobacteriales
: Enterobacteriaceae
: Enterobacter
: Enterobacter sp.
Bakteri Enterobacter sp. terdiri dari 14 jenis sub kelompok namun yang
paling sering ditemukan adalah spesies Enterobacter aerogenes, Enterobacter
cloacae, Enterobacter agglomerans dan Enterobacter sakazakii. Ada beberapa
jenis bakteri dari genus Enterobacter yang jarang ditemukan yaitu Enterobacter
taylorae, Enterobacter gergoviae, Enterobacter asburiae dan Enterobacter
amnigenus (Sanders and Sanders, 1997).
Gambar 1. Bakteri Enterobacter sp. (Warren, 2015)
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.1.2 Karakter Bakteri Enterobacter sp.
Enterobacter sp. merupakan bakteri gram negatif, bersifat fakultatif
anaerobik, berbentuk batang dan bisa bergerak (motil), alat gerak tersebut berupa
flagella peritrik yaitu flagela yang secara merata tersebar diseluruh permukaan sel.
Apabila bakteri Enterobacter sp. dikembangbiakkan pada media buatan maka
menampakkan aktivitas mengubah glukosa, selanjutnya membentuk asam dan
gas. Bakteri tersebut mereduksi nitrat menjadi nitrit. Bakteri ini dapat membentuk
kapsul, sitrat dan asetat yang dapat digunakan sebagai sumber karbon satusatunya (Pelczar and Chan, 1986).
Mohapatra et al. (2003) menyatakan bahwa bakteri Enterobacter sp
merupakan penghasil enzim protease, amilase dan selulase. Enzim protease
memiliki aktivitas proteolitik yang mengkatalisis pemutusan ikatan peptida pada
protein menjadi sederhana dan mudah dicerna (Kosim dan Putra, 2010), enzim
amilase dibutuhkan dalam perombakan pati (Bahri dkk., 2012) dan enzim selulase
merupakan enzim pemecah selulosa yang memiliki rantai panjang glukosa
menjadi rantai pendek sehingga mudah dicerna (Hidayat, 2005). Utami dkk.
(2012) memperjelas bahwa bakteri penghasil protease umumnya dapat
dimanfaatkan sebagai probiotik yang memberikan keuntungan bagi manusia dan
hewan karena dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen. Sebagian besar
bakteri Enterobacter sp. memiliki faktor-faktor patogenitas antara lain endotoksin
dan enterotoksin. Eksotoksin berasal dari bakteri yang hidup dan dapat
dinetralisasi oleh antitoksin, contoh eksotoksin adalah enterotoksin. Endotoksin
adalah toksin yang berasal dari dinding sel bakteri yang dilepaskan saat bakteri
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mati (biasanya bakteri dari Gram-negatif) (Karsinah, 1994 dalam Dewi, 2008).
Salah satu informasi mengenai eksotoksin dan endotoksin bakteri Enterobacter
sp. berdasarkan laporan dari Pagotto et al. (2003) dalam Dewi (2008) yaitu
mengenai kandungan enterotoksin dari E. sakazakii yang mampu melisis sel epitel
secara in vitro dengan menunjukkan Cytophatic Effect (CPE) sel tersebut.
Enterotoksin adalah substansi yang mempunyai efek toksik pada usus halus,
menyebabkan pelepasan cairan ke dalam ileum. Enterotoksin merupakan toksin
yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif seperti halnya E. sakazakii dan
tergolong sebagai golongan eksotoksin yang dapat menyebabkan diare.
Bakteri Enterobacter cloacae merupakan satu-satunya bakteri yang tidak
patogen terhadap ikan karena tidak menghasilkan eksotoksin dan endotoksin
namun menghasilkan enzim β-galaktosidase yang dapat merombak laktosa
menjadi glukosa dan galaktosa yang mudah dicerna di dalam usus ikan
(Yuningtyas, 2011). E. cloacae menghasilkan enzim β-galaktosidase, arginin
dihidrolase dan ornitin dekarboksilase (Huber et al., 1994).
2.1.3 Asal Bakteri Enterobacter sp.
Grimont and Grimont (2006) menjelaskan habitat asli Enterobacter sp.
tidak diketahui hingga sekarang, tetapi Enterobacter sp. tersebar luas pada
lingkungan, makanan, air, tanah dan sayuran. Enterobacter sp. berkembang biak
dengan baik pada usus dari semua hewan berdarah panas dan biasanya tidak ada
pada usus ikan dan hewan berdarah dingin. Keller et al., (1998) menambahkan
bahwa organ yang sering menjadi tempat berkembang biak bakteri Enterobacter
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sp. pada tubuh hewan berdarah dingin adalah usus kemudian menyebar ke organ
lain seperti ginjal dan hati.
2.1.4 Kegunaan Bakteri Enterobacter sp.
Bakteri Enterobacter sp memiliki aktivitas antibakteri. Senyawa
antibakteri yang dihasilkan oleh bakteri pada umumnya merupakan metabolit
sekunder yang tidak digunakan untuk proses pertumbuhan, tetapi untuk
pertahanan diri dan kompetisi dengan mikroba lain dalam mendapatkan nutrisi,
habitat, oksigen, cahaya dan lain-lain (Muchlis, 2013). Nurfadilah (2013)
menambahkan bahwa antibakteri adalah senyawa yang digunakan untuk
mengendalikan pertumbuhan bakteri yang bersifat merugikan. Antibakteri
menghambat sintesis dinding sel bakteri atau mengubah struktur (susunan)
dinding sel, kemudian mengganggu fungsi sel membran dan mempengaruhi
sintesis protein atau metabolisme asam nukleat.
2.2 Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
2.2.1 Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Adapun klasifikasi lengkap yang telah dirumuskan oleh Saanin (1984)
adalah sebagai berikut :
Filum
Sub-filum
Kelas
Sub-kelas
Ordo
Sub-ordo
Famili
Genus
Spesies
SKRIPSI
: Chordata
: Vertebrata
: Osteichtyes
: Acanthoptherigii
: Percomorphi
: Percoidea
: Cichlidae
: Oreochromis
: Oreochromis niloticus
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Ikan nila termasuk kelompok Tilapia yang memiliki bentuk tubuh
memanjang, ramping dan relatif pipih. Salah satu sifat biologi ikan nila yang
penting sehingga ikan ini cocok untuk dibudidayakan adalah respon yang luas
terhadap pakan yakni dapat tumbuh dengan memanfaatkan pakan alami serta
pakan buatan. Kebiasaan makan nila diperairan alami adalah plankton, tumbuhan
air yang lunak. Benih nila suka mengkonsumsi zooplankton seperti Rotatoria,
Copepoda dan Cladocera; sedangkan termasuk alga yang menempal. Pada
perairan umum anakan nila sering terlihat mencari makan di bagian dangkal.
Sedangkan Nila dewasa di tempat yang lebih dalam. Nila dewasa mampu
mengumpulkan makanan berbentuk plankton dengan bantuan lendir (mucus)
dalam mulut. (Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sulawesi Tengah, 2010).
2.2.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Nila
Suparinto dan Susiana (2011) mengemukakan bahwa tempat hidup ikan
nila biasanya berada pada perairan yang dangkal dengan arus yang tidak begitu
deras, ikan ini tidak suka hidup di perairan yang bergerak (mengalir), akan tetapi
jika dilakukan perlakuan terhadap ikan nila seperti pengadaptasian terhadap
lingkungan air yang mengalir maka ikan nila juga bisa hidup baik pada perairan
yang mengalir. Setiyono dkk. (2012) mengungkapkan bahwasannya ikan nila
dapat hidup pada kadar oksigen terlarut berkisar antara 4,31-5,23 mg/l, pH
berkisar antara 6,7-7 dan suhu berkisar antara 26,2°-28,9°C. Tingkat
kelangsungan hidup ikan nila normal tanpa perlakuan adalah 80% (SNI, 1999).
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.2.3 Kegunaan Ikan Nila sebagai Subyek Penelitian
Ikan nila telah banyak dijadikan sebagai subyek penelitian dikarenakan
potensinya yang cukup besar dalam bidang industri perikanan. Berdasarkan
laporan Fatimah (2005) dalam Perdana (2011) bahwa beberapa bakteri proteolitik
berhasil diasosiasikan dengan saluran pencernaan ikan nila dengan metode kultur
konvensional diantaranya dari genus Aeromonas dan Enterobacter. Selain itu juga
ikan nila memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perubahan salinitas dan
suhu yang luas.
2.3
Metode Infeksi Bakteri pada Ikan
Metode perendaman adalah metode yang paling mudah digunakan. Cara
aplikasi metode ini dengan cara mencampurkan bakteri dengan media hidup ikan
(Sekkin and Kum, 2012). Mariyono dan Sundana (2002) menambahkan bahwa
dengan cara ini bakteri dapat menginfeksi ikan dengan jumlah banyak namun ikan
dapat mengalami stres karena waktu perendaman relatif singkat. Modifikasi lain
dari metode perendaman adalah penyemprotan yaitu ikan ditaruh di dalam wadah
dan diberi air setengah badan ikan agar mudah digeser pada waktu disemprot
bakteri.
Metode infeksi bakteri pada ikan dengan cara peroral dinilai tidak efektif
pada ikan yang telah sakit sebelum diberi perlakuan karena biasanya tidak mau
makan selama 12-24 jam. Metode ini menggunakan pakan ikan sebagai
perantaranya (Reimschuessel and Miller, 2006 dalam Sekkin and Kum, 2012).
Metode peroral biasanya lebih menguntungkan karena dapat menginfeksi ikan
dalam jumlah banyak (Mariyono dan Sundana, 2002).
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Injeksi bakteri pada ikan dibagi menjadi dua, injeksi intraperitoneal dan
injeksi intramuskular. Injeksi intraperitoneal adalah injeksi yang paling sering
digunakan. Ikan harus berpuasa selama 24 jam sebelum dilakukan proses injeksi.
Posisi untuk injeksi intraperitoneal adalah antara sirip perut dan anus. Ukuran
rata-rata ikan yang akan diinjeksi kurang lebih 35 gram. Injeksi yang tidak benar
dapat
menyebabkan
luka
pada
bagian
peritoneal,
kegagalan
ovulasi,
meningkatkan kematian pasca injeksi, mengakibatkan reaksi lokal (Brown, 2001
dalam Sekkin and Kum, 2012).
Noga (2010) dalam Sekkin and Kum (2012) menjelaskan bahwa injeksi
intramuskular adalah injeksi yang dilakukan pada bagian otot punggung. Teknik
penyuntikan ini baik digunakan pada ikan yang memiliki panjang lebih dari 13 cm
atau berat melebihi dari 15 gram. Penyuntikkan sebaiknya dilakukan secara
perlahan. Kelemahan dari injeksi intramuskular yaitu menyebabkan kerusakan
sisik di sekitar sirip punggung dan dapat menyebabkan bekas luka permanen.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Bakteri Enterobacter sp. diketahui memiliki aktivitas antibakteri,
menghasilkan enzim protease, amilase dan selulase serta memiliki karakterisasi
yang dapat dilihat dari sifat biokimia yang meliputi indol, metil merah, Voges
Proskauer/VP, citrat, motilitas, urease, Triple Sugar Iron Agar/TSIA, ONPG dan
uji gula-gula: glukosa, laktosa dan sukrosa (Darmawati dkk., 2013). Spesies
bakteri Enterobacter sp. juga diketahui memiliki endotoksin dan eksotoksin yang
bersifat racun dan bersifat patogen oportunistik (menimbulkan sakit terhadap ikan
apabila kondisi ikan dalam keadaan kurang sehat atau telah terinfeksi oleh
patogen lain sebelumnya).
Spesies
bakteri
Enterobacter
sp.
yang
bersifat
patogen
adalah
Enterobacter sakazakii, Enterobacter aerogenes, Enterobacter gergoviae dan
Enterobacter agglomerans (Sanders and Sanders, 1997) sedangkan bakteri yang
tidak bersifat patogen adalah Enterobacter cloacae dikarenakan tidak memiliki
eksotoksin dan endotoksin namun memiliki enzim β-galaktosidase yang berguna
untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa sehingga tidak
menyebabkan diare pada organisme (ikan) dan dapat mempertahankan kerusakan
dinding usus dikarenakan kerja usus tidak terlalu berat dalam mencerna laktosa
(Yuningtyas, 2011).
Pemberian bakteri pada ikan dapat dilakukan secara peroral, perendaman
dan penyuntikan. Teknik penyuntikan yang paling sering dilakukan terdapat dua
cara yaitu secara intraperitoneal dan intramuskular. Cara intraperitoneal lebih
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
banyak dilakukan pada penelitian tentang bakteri dikarenakan bakteri dapat cepat
masuk ke dalam tubuh ikan, namun perlu dilakukan secara cermat agar tidak
mengenai usus karena dapat mengakibatkan pendarahan (Mariyono dan Sundana,
2002).
Ikan sehat mempunyai kemampuan untuk mempertahankan diri dari
serangan berbagai macam penyakit karena memiliki mekanisme pertahanan diri
(sistem imun) yang sangat bergantung kepada daya tahan ikan dan kondisi
lingkungan. Jika daya tahan ikan menurun atau kondisi lingkungan kurang
menunjang, maka ikan akan mengalami stres, sehingga dapat menurunkan
kemampuannya dalam mempertahankan diri dari berbagai serangan penyakit.
Akhirnya proses kehidupan ikan terganggu dan mudah terserang penyakit
(Afrianto dan Liviawaty, 1992)
3.2
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian yang digunakan adalah
H0
: Pemberian bakteri Enterobacter sp. dengan injeksi intraperitoneal tidak
dapat meningkatkan kelulushidupan pada ikan nila (Oreochromis
niloticus).
H1
: Pemberian bakteri Enterobacter sp. dengan injeksi intraperitoneal dapat
meningkatkan kelulushidupan pada ikan nila (Oreochromis niloticus).
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bakteri Enterobacter sp.
Eksotoksin dan Endotoksin
Enzim β-galaktosidase
Cara Pengujian Bakteri
Oral
Penyuntikan
Intramuscular
Intraperitoneal
Kelebihan : Bakteri Cepat
masuk ke dalam tubuh ikan
Perendaman
Kekurangan : Dapat Mengenai Usus
Sehingga Menimbulkan Pendarahan
Tingkat Survival Rate
Ikan Uji
Keterangan :
: Aspek Yang Diteliti
: Aspek Yang Tidak Diteliti
Gambar 2. Diagram Kerangka Konseptual
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
IV METODOLOGI
4.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Fakultas
Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan 22 Juni – 5 Juli 2015.
4.2
Materi Penelitian
4.2.1 Alat Penelitian
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian ini adalah cawan petri, pipet
ukur, gelas ukur, tabung reaksi, erlenmeyer, autoclave, bunsen, timbangan
analitik, inkubator, refregerator, tisu, kapas, rak tabung reaksi, tabung reaksi,
mikrotube, vortex, jarum ose, sentrifuge, oven, mikroskop cahaya, kran infus,
wadah toples, tandon, set aerasi, set listrik, blower, termometer, refraktometer, pH
meter, DO meter, penggaris, timbangan digital dan spuit volume satu mililiter.
4.2.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila sebagai hewan
uji dengan ukuran 11-12 cm yang dibeli dari Pasar Ikan Gunungsari, Surabaya.
Bakteri Enterobacter sp. didapatkan dari isolat murni yang merupakan hasil
isolasi dari sampel sponge Haliclona sp., media TSB (Tryptic Soy Broth), NaCl
0,9%, 1% BaCl2, 1% H2SO4, air laut steril, akuades, alkohol 70%, spirtus.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.3
Prosedur Penelitian
4.3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini ini bersifat eksperimental dengan menggunakan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari lima perlakuan dan tiga kali ulangan.
Rancangan Acak Lengkap digunakan apabila media dan bahan percobaan seragam
atau dapat dianggap seragam (Kusriningrum, 2008). Penggunaan ikan nila
(Oreochromis niloticus) dikarenakan ikan ini toleran terhadap perubahan salinitas
yang luas dari 0-45 ppt (Gilles and Pequex, 1983 dalam Fitria, 2012), sehingga
sangat sesuai dengan bakteri Enterobacter sp. yang dapat hidup pada tingkat
salinitas 30 ppt. Teknik penyuntikan dilakukan pada bagian intra peritoneal yaitu
pada bagian perut ikan nila. Perlakuan pada penelitian ini mengacu pada
penelitian Dewi (2008) yang menggunakan tikus putih sebagai hewan uji dengan
konsentrasi 108, 107 dan 106 sel/ml yaitu sebagai berikut :
Kontrol
: ikan nila tanpa pemberian bakteri Enterobacter sp. dan NaCl.
Perlakuan 1 : ikan nila diinjeksi bakteri Enterobacter sp. dengan konsentrasi
108 sel/ml pada bagian intra peritoneal.
Perlakuan 2 : ikan nila diinjeksi bakteri Enterobacter sp. dengan konsentrasi
107 sel/ml pada bagian intra peritoneal.
Perlakuan 3 : ikan nila diinjeksi bakteri Enterobacter sp. dengan konsentrasi
106 sel/ml pada bagian intra peritoneal.
Perlakuan 4 : ikan nila diinjeksi larutan fisiologis NaCl 0,9% pada bagian intra
peritoneal.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.3.2
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas, variabel tergantung
dan variabel kontrol. Variabel bebas penelitian ini adalah konsentrasi bakteri yang
digunakan pada ikan nila. Variabel tergantung adalah teknik injeksi bakteri pada
ikan nila. Variabel kontrol adalah ikan nila, bakteri Enterobacter sp. dan kualitas
air yang meliputi suhu, pH dan salinitas.
4.4 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan meliputi sterilisasi alat dan bahan, persiapan
hewan uji, penentuan konsentrasi bakteri Enterobacter sp. secara injeksi intra
peritoneal dan pengamatan gejala klinis. Diagram alir penelitian dapat dilihat pada
Gambar 4.
4.4.1 Sterilisasi Alat dan Bahan
Ikan nila dipelihara dalam wadah toples plastik volume 10 liter. Toples
dan seluruh peralatan yang akan digunakan selama penelitian dicuci dan dibilas
terlebih dahulu dengan sabun cuci agar steril setelah itu dijemur di bawah sinar
matahari. Media pemeliharaan ikan nila didapatkan dari sumur bor Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga dengan kandungan salinitas 30 ppt
yang telah diuji menggunakan refraktometer dan menampungnya dalam tandon
1000 liter. Media yang akan digunakan diberi kaporit dengan dosis 30 ppm
(Praditia, 2009), kemudian diendapkan dan dilakukan pemberian aerasi dengan
menggunakan blower selama 24 jam (Arief dkk., 2010).
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Persiapan alat dan bahan
Adaptasi lingkungan meliputi
suhu dan salinitas selama 7
hari
Persiapan hewan uji
Isolat murni bakteri
Enterobacter sp.
Penentuan konsentrasi bakteri dengan
8
menggunakan metode McFarland 10 ,
7
6
10 dan 10 sel/ml;
Injeksi Intraperitoneal
Kontrol:
Perlakuan 1 :
Perlakuan 2 :
Perlakuan 3 :
Perlakuan 4 :
Ikan nila
tanpa injeksi
bakteri
Enterobacter
sp.
Ikan nila diinjeksi
0,1 ml/ekor
bakteri
Enterobacter sp.
konsentrasi 108
Ikan nila
diinjeksi 0,1
ml/ekor bakteri
Enterobacter sp.
konsentrasi 107
Ikan nila diinjeksi
0,1 ml/ekor
bakteri
Enterobacter sp.
konsentrasi 106
Ikan nila
diinjeksi 0,1
ml/ekor NaCl
0,9% secara
intra
Pemeliharaan dilakukan selama 14 hari dengan
pemberian pakan buatan tiga kali sehari serta
pengontrolan kualitas air (suhu, pH dan salinitas) dan
penggantian air setiap hari sebanyak 20%
Ikan Mati
Penghitungan SR (Survival Rate)
setiap hari selama 14 hari
Ikan Hidup
Pengamatan gejala klinis meliputi :
Keaktifan mencari makan, pembengkakan
atau pendarahan pada kulit dan insang
serta tingkah laku ikan
Analisis Data
Gambar 3. Diagram Alir Penelitian
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sterilisasi alat-alat yang berbahan kaca dengan menggunakan autoclave.
Pertama mencuci alat-alat yang berbahan kaca dengan air tawar, dikeringkan,
kemudian dibungkus dengan alumunium foil. Setelah itu dimasukkan ke dalam
autoclave, kemudian autoclave dioperasikan dengan suhu 121oC dan tekanan satu
atmosfer selama 15 menit. Setelah proses selesai, alat-alat dikeluarkan dari
autoclave dan disimpan pada wadah yang steril. Sterilisasi bertujuan
menghilangkan mikroorganisme yang tidak diinginkan dari alat dan bahan yang
akan digunakan.
4.4.2 Persiapan Ikan Nila
Ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai hewan uji dibeli dari pasar ikan
Gunungsari dengan ukuran 11-12 cm/ekor sebanyak lima ekor yang dipelihara
dalam lima liter media pemeliharaan (SNI, 1999) dikarenakan uji patogenitas
bakteri Enterobacter sp. dilakukan secara injeksi (Masithah dkk., 2006). Ikan
terlebih dahulu diaklimatisasi dengan media yang baru sebelum diberikan
perlakuan meliputi aklimatisasi suhu dan salinitas. Tahapan adaptasi suhu adalah
kantong plastik yang berisi ikan diapung-apungkan ke wadah adaptasi berupa bak
plastik, kemudian kantong plastik dibuka secara perlahan dan dibiarkan ikan
keluar dengan sendirinya. Aklimatisasi suhu berlangsung selama enam jam
(Sufianto, 2008), setelah itu dilanjutkan ke tahapan adaptasi salinitas.
Peningkatan salinitas media ikan nila secara bertahap dilakukan dengan
mengalirkan air bersalinitas 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 ppt dari dalam bak stok ke
dalam akuarium selama 48 jam sampai salinitas media ikan nila dalam akuarium
mencapai salinitas yang telah ditetapkan yaitu 30 ppt. Metode ini berdasarkan
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
modifikasi penelitian yang dilakukan Watanabe (1984) dalam Triastuti (2014).
Adaptasi salinitas ikan terhadap media yang baru dilakukan selama 48 jam dengan
dilakukan pemberian pakan tiga kali sehari dengan jumlah pakan yang diberikan
3% dari biomasa ikan (Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2011).
Adaptasi ini bertujuan untuk menghindari hewan uji agar tidak stress saat
diberikan perlakuan selama penelitian.
4.4.3 Pembuatan Konsentrasi Isolat Bakteri Enterobacter sp.
Pembuatan konsentrasi isolat bakteri Enterobacter sp. dilakukan secara
bersamaan dengan persiapan hewan uji. Metode pembuatan konsentrasi bakteri
Enterobacter sp. berdasarkan standar kekeruhan McFarland (Perilla et al., 2003).
Langkah awal yaitu menyiapkan larutan McFarland komersial 0,5 yang berisi
1.175% barium chloride dihydrate (BaCl2) dan 1% sulfuric acid (H2SO4) setelah
itu, menyiapkan satu tabung yang berisi 10 ml media kultur cair (TSB-SW).
Langkah selanjutnya mengambil bahan isolat Enterobacter sp. dari mikrotube
menggunakan
jarum
ose,
setelah
itu
menanamnya
pada
media
dan
menginkubasinya selama 24 jam. Setelah selesai diinkubasi, tahap berikutnya
yaitu melakukan sentrifugasi pada kecepatan 1500 rpm selama tiga menit, lalu
membuang supernatannya. Endapan bakteri Enterobacter sp. hasil sentrifugasi
kemudian dicampurkan dengan larutan NaCl 0,9% sampai volumenya sama
dengan volume awal sebelum supernatan dibuang. Tahap terakhir yaitu
melakukan pengamatan dengan membandingkan antara turbiditas kultur bakteri
dengan larutan standar McFarland 0,5. Jika suspensi bakteri yang digunakan
terlalu keruh dibandingkan larutan standar McFarland 0,5 maka perlu
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pengenceran lagi dengan NaCl 0,9% sampai kecerahannya sama dengan standar
McFarland 0,5 dan sebaliknya.
4.4.4 Penyuntikan Bakteri pada Hewan Uji
Suspensi bakteri Enterobacter sp. sebanyak 0,1 ml disuntikkan secara intra
peritoneal dengan jarum suntik 1 ml pada lima ekor ikan nila tiap ulangan.
Penyuntikan dilakukan secara perlahan dan lembut dengan cara menutup bagian
mata ikan nila dengan kain bersih bertujuan menghindari ikan nila supaya tidak
stres setelah proses penyuntikan. Ikan nila yang telah disuntik selanjutnya
dimasukkan ke dalam toples plastik volume 10 liter dan telah diisi lima liter air
bersalinitas 30 ppt dan dibiarkan selama 14 hari serta dilakukan pengontrolan
setiap hari. Metode ini merupakan modifikasi dari penelitian Mangunwardoyo
dkk. (2010).
4.4.5 Pemeliharaan Ikan Nila
Injeksi yang dilakukan adalah injeksi bakteri secara intraperitoneal dengan
konsentrasi 108, 107 dan 106 sel/ml (Dewi, 2008) dan NaCl 0,9% (Sabariah, 2010)
sebanyak 0,1 ml/ekor (Aryanto, 2011). Pemeliharaan ikan nila setelah dilakukan
injeksi yaitu selama 14 hari pada wadah pemeliharan dan dilengkapi aerasi
(Masithah dkk., 2006). Pakan buatan diberikan dengan kandungan protein 25%
yaitu berupa pelet dengan nama produk Hi Pro Vite® 781-3 sebanyak tiga kali
sehari dengan jumlah pakan yang diberikan 3% dari biomassa ikan (Pusat
Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, 2011).
Pergantian air dilakukan sebanyak 20% setiap hari untuk menjaga kualitas
air tetap optimal (Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tengah, 2010) dan dilakukan penjagaan kualitas air yang meliputi suhu 25°C30°C, pH 6,5-8,5 dan salinitas 30 ppt (SNI, 1999) agar tetap optimal. Pada akhir
pemeliharaan dilakukan penghitungan terhadap kelangsungan hidup ikan dan
dibandingkan dengan kontrol (tanpa injeksi bakteri Enterobacter sp.).
4.4.6 Penghitungan Kelangsungan Hidup (Survival Rate)
Penghitungan kelangsungan hidup (survival rate) ikan nila dilakukan pada
akhir masa pemeliharaan kemudian dibandingkan dengan saat awal pemeliharaan.
Menurut Effendie (1997) kelangsungan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus)
dapat dihitung dengan persamaan (1) berikut ini :
 Nt 
SR  
 x100% …………………………………... (1)
 No 
Keterangan :
SR : Survival Rate atau derajat kelangsungan hidup (%)
Nt : Jumlah ikan nila yang hidup diakhir penelitian (ekor)
No : Jumlah ikan nila yang hidup diawal penelitian (ekor)
4.4.7 Pengamatan Gejala Klinis
Gejala Klinis adalah tanda-tanda awal yang terdapat pada ikan yang
disebabkan oleh serangan hama dan penyakit ikan, berupa kelainan atau
perubahan fisik, tingkah laku yang dapat dilihat secara visual (SK-BKIPM, 2015).
Pengamatan gejala klinis dilakukan dengan pengamatan secara langsung tanpa
menggunakan alat. Gejala yang diamati yaitu keaktifan mencari makan seperti
respon terhadap pemberian pakan (cepat atau lambat), pembengkakan atau
pendarahan pada kulit dan insang contohnya terdapat luka pada daerah bekas
suntikan (inflamasi) serta tingkah laku ikan nila seperti cara berenang ikan masih
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
sempurna atau tidak (Haryani dkk., 2012) selama pemeliharaan dibandingkan
dengan ikan nila yang tidak diberi perlakuan (kontrol).
4.5 Parameter Pengamatan
A. Parameter Utama
Parameter utama dalam penelitian ini adalah survival rate (SR) atau derajat
kelangsungan hidup dari ikan nila dan pengamatan gejala klinis yaitu keaktifan
mencari makan, pembengkakan atau pendarahan pada kulit dan insang serta
tingkah laku ikan selama pemeliharaan (Hartini dkk., 2013).
B. Parameter Pendukung
Parameter pendukung digunakan untuk melengkapi data dari parameter
utama. Parameter pendukung dalam penelitian ini adalah kualitas air meliputi
suhu, pH dan salinitas yang telah ditetapkan terhadap hasil penelitian (Hartini
dkk., 2013).
4.6 Analisis Data
Data hasil uji patogenisitas diaplikasikan terhadap ikan nila dicatat setiap
hari kemudian dianalisa secara statistik dengan bantuan software SPSS versi 20.
Pengamatan secara gejala klinis pada ikan nila dianalisa secara deskriptif.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Survival Rate
Data survival rate pada tiap perlakuan yang diberikan pada hewan coba
(Oreochromis niloticus) dapat dilihat pada Lampiran 1. Dari hasil penelitian
didapatkan
kelulushidupan
berkisar
53,33%-80%.
Data
kelulushidupan
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat Kelulushidupan Ikan nila (Oreochromis niloticus)
Perlakuan
Kelulushidupan (%) ± SD
Kontrol
80,00a ± 0,00
P1 (108 sel/ml bakteri Enterobacter sp)
53,33b ± 11,55
P2 (107 sel/ml bakteri Enterobacter sp.)
73,33a ± 11,55
P3 (106 sel/ml bakteri Enterobacter sp.)
80,00a ± 20,00
P4 (NaCl 0,9%)
60,00a ± 0,00
Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri Enterobacter
sp. yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap tingkat kelulushidupan
ikan nila. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan menunjukkan bahwa tingkat
kelulushidupan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 dan kontrol yaitu sebesar
80%. Tingkat kelulushidupan terendah adalah perlakuan P1 (53,33%). Standar
deviasi yang terlalu besar menunjukkan ketidakakuratan data.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
a
ab
Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)
a
b
Kontrol
P1
ab
P2
P3
P4
Perlakuan
Gambar 4. Grafik Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan nila (Oreochromis niloticus)
Selama Pemeliharaan 2 Minggu
Keterangan : P1 = penyuntikan dengan konsentrasi 108 sel/ml bakteri Enterobacter sp.; P2 =
penyuntikan dengan konsentrasi 107 sel/ml bakteri Enterobacter sp.; P3 = penyuntikan dengan
konsentrasi 106 sel/ml bakteri Enterobacter sp.; P4 = penyuntikan dengan NaCl 0,9%.huruf yang
berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)
5.1.2 Pengamatan Gejala Klinis Ikan Nila
Hasil pengamatan gejala klinis ikan nila kontrol didapatkan bahwa ikan
kontrol yang masih hidup adalah 80% selama dua minggu pemeliharaan dan tidak
mengalami gangguan ataupun gejala klinis lain. Pada ikan yang diinjeksi bakteri
Enterobacter sp. dengan konsentrasi 108 sel/ml (P1) hanya tersisa 40% pada dua
minggu pemeliharaan dan gejala klinis yang terjadi adalah berenang pasif, nafsu
makan berkurang dan terdapat luka mulai hari keempat.
Pengamatan gejala klinis ikan yang diinjeksi bakteri Enterobacter sp.
dengan konsentrasi 107 sel/ml (P2) adalah berenang pasif, nafsu makan rendah dan
terdapat luka dimulai pada hari keenam serta ikan yang tersisa 60% pada dua
minggu pemeliharaan. Ikan uji yang diinjeksi bakteri Enterobacter sp. dengan
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
konsentrasi 106 sel/ml (P3) tidak menampakkan gejala klinis yang berbeda
signifikan dengan ikan kontrol, hanya terdapat sedikit luka sejak hari keempat dan
ikan yang tersisa dari total keseluruhan ikan yang diujikan selama pemeliharaan
dua minggu adalah 80%.
Gejala klinis ikan uji yang diinjeksi NaCl 0,9% pada bagian
intraperitoneal mulai terlihat pada hari ketiga, dalam hal kemampuan berenang
mulai pasif dan terdapat luka serta nafsu makan menurun pada hari keenam. Ikan
uji yang tersisa adalah 60% pada dua minggu pemeliharaan. Data pengamatan
gejala klinis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
Gambar 5. Ikan Uji (Oreochromis niloticus) yang Terinfeksi Bakteri Enterobacter
sp. dengan konsentrasi 108 sel/ml.
Keterangan : lingkaran berwarna merah adalah bagian tubuh ikan yang luka akibat bakteri
Enterobacter sp.
5.1.3 Kualitas Air
Hasil penjagaan parameter kualitas air pemeliharaan ikan nila selama 2
minggu adalah sebagai berikut suhu air berkisar 27°-30°C, pH air berkisar 6,5-8,5
dan salinitas air 30 ppt. Hasil penjagaan kualitas air menunjukkan bahwa kualitas
air yang ada di dalam wadah pemeliharaan dalam keadaan sangat baik. Data
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
penjagaan parameter kualitas air selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2 dan
Lampiran 3.
5.2 Pembahasan
Enterobacter sp. merupakan bakteri gram negatif, bersifat fakultatif
anaerobik, berbentuk batang dan bisa bergerak (motil), alat gerak tersebut berupa
flagella peritrik yaitu flagela yang secara merata tersebar diseluruh permukaan sel
(Pelczar and Chan, 1986). Mohapatra et al. (2003) mengungkapkan bahwa bakteri
Enterobacter sp. juga merupakan penghasil enzim protease, amilase dan selulase.
Selain itu, Muchlis (2013) berpendapat bahwa bakteri Enterobacter sp. juga
memiliki aktivitas antibakteri. Namun, bakteri Enterobacter sp. juga memiliki
faktor-faktor patogenitas antara lain endotoksin dan enterotoksin seperti yang
diungkapkan oleh Karsinah (1994) dalam Dewi (2008). Bakteri patogen dapat
menyebabkan penyakit apabila memiliki kemampuan untuk merusak jaringan
(invasiveness) dan menghasilkan toksin (toxigenesis) (Todar, 2002).
Pada penelitian pengaruh injeksi bakteri Enterobacter sp. ini dilakukan
dengan melihat survival rate (derajat kelangsungan hidup/SR) ikan nila
(Oreochromis niloticus) serta tingkah laku (pengamatan gejala klinis) ikan selama
pemeliharaan. Derajat kelangsungan hidup merupakan peluang hidup suatu
individu dalam waktu tertentu (Effendie, 1997). Perlakuan penyuntikan bakteri
Enterobacter sp. dengan konsentrasi 108 sel/ml (P1) pada ikan nila menunjukkan
hasil yang sangat rendah terhadap kelangsungan hidup ikan nila dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan konsentrasi
108 sel/ml bakteri Enterobacter sp. tidak dapat mendukung kelangsungan hidup
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ikan nila dibandingkan dengan P3 maupun konsentrasi yang berbeda lainnya
bahkan bersifat patogen dalam konsentrasi tersebut. Hal ini sesuai dengan
pendapat Dewi (2008) yang menyatakan tingkat kematian akibat bakteri
Enterobacter sp yang diinfeksikan melalui rute intraperitoneal sangat tinggi pada
dosis 107 sel/ml dan 108 sel/ml. Hal ini juga didukung oleh pendapat Herfiani dkk.
(2011) bahwa terjadinya kematian pada ikan sangat berkaitan dengan faktor-faktor
patogenisitas bakteri, kecepatan perkembangbiakan patogen, maupun faktor
pertahanan inang dalam melawan patogen.
Hasil pengamatan pada ikan kontrol dan P4 (penyuntikan NaCl 0,9%)
terjadi kematian yang tidak wajar, tiba-tiba ikan mati. Hal ini dimungkinkan
karena ada perubahan terhadap kualitas air diluar kendali dan tidak terdeteksi pada
ikan kontrol dan P4. Ada beberapa parameter yang tidak diukur seperti ammonia,
karbon dioksida. Kemungkinan perubahan ini yang menyebabkan kematian pada
ikan kontrol dan P4.
Hal ini sesuai dengan pendapat Boyd (1979) bahwa
perubahan ammonia dan karbondioksida secara fluktuatif dan dalam jumlah yang
tinggi menyebabkan racun bagi ikan.
Gejala klinis yang diamati pada ikan uji adalah kemampuan berenang,
nafsu makan dan adanya luka pada daerah permukaan tubuh. Gejala klinis pada
tiap perlakuan adalah sama hanya saja waktu timbulnya gejala klinis dan jumlah
mortalitas tiap perlakuan yang berbeda. Gejala klinis yang paling cepat terlihat
adalah pada perlakuan ikan uji yang diinjeksi bakteri Enterobacter sp. dengan
konsentrasi 108 sel/ml (P1) yaitu pada hari keempat pemeliharaan sehingga pada
hari ke-14 pemeliharaan, ikan uji P1 tersisa 40% dari total keseluruhan ikan yang
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
diujikan. Hal ini mengindikasikan jika bakteri Enterobacter sp. dengan
konsentrasi 108 sel/ml dapat menyebabkan mortalitas yang cepat dan tinggi pada
ikan uji. Pagotto et al (2003) dalam Dewi (2008) juga menyampaikan bahwa
bakteri Enterobacter sp. dengan konsentrasi 108 sel/ml dapat menyebabkan
mortalitas pada hari ketiga setelah infeksi.
Mekanisme yang dapat mematikan ikan dari bakteri Enterobacter sp. yaitu
dengan menonaktifkan enzim, merubah target obat dan merubah kemampuan obat
untuk masuk dan menumpuk di sel-sel (Sanders and Sanders, 1997). Hal ini
diperjelas oleh Todar (2002) yang menyatakan bahwa mekanisme mematikan dari
bakteri Enterobacter sp. ada dua yaitu pertama, memiliki kemampuan menyerang
jaringan yang meliputi pembentukan kolonisasi, merubah mekanisme pertahanan
inang dan menghasilkan zat ekstraselluler yang dapat membantu penyerangan
jaringan inang dan kedua, memiliki kemampuan menghasilkan racun yang
meliputi eksotoksin dan endotoksin. Eksotoksin dilepaskan dari sel bakteri dan
dapat bertindak di luar jaringan yang bukan merupakan habitat bakteri untuk
tumbuh dan berkembang sedangkan endotoksin dapat dilepaskan dari sel bakteri
yang tumbuh atau dari sel yang segaris sebagai akibat dari pertahanan inang yang
efektif (misalnya lisozim) atau kegiatan antibiotik tertentu (misalnya penisilin dan
sefalosporin).
Rute yang dilalui bakteri Enterobacter sp. setelah dilakukan injeksi
intraperitoneal dijelaskan oleh Gayton and Hall (1996) dalam Dewi (2008) bahwa
infeksi bakteri Enterobacter sp. melalui rute intraperitoneal akan melalui
pembuluh limfa diseluruh tubuh. Dinding pembuluh limfa tipis mudah ditembus
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
oleh makromolekul dan sel-sel dari jaringan pengikat, tidak dijumpai adanya
barrier yang mencegah bahan-bahan antigenik. Sel bakteri dapat dengan mudah
melintasi epidermis dan epitel membrana mukosa yang membatasi ruangan dalam
tubuh, yang apabila luput dari pengrusakan oleh fagosit dalam darah maka akan
berproliferasi dan menghasilkan toksin yang mudah masuk dalam limfa kemudian
dapat mematikan sel di dalam limfa dan mempengaruhi organ lainnya sehingga
menyebabkan kematian.
Parameter kualitas air pada awal dan akhir pengamatan menunjukkan
kisaran yang layak untuk media budidaya ikan nila. Kisaran suhu selama
penelitian masih berada dalam kisaran normal untuk pemeliharaan ikan nila yaitu
27°-30°C. Ikan nila dapat hidup pada suhu 25°-30°C (SNI, 1999). Suhu air secara
langsung dapat mempengaruhi respon fisiologi, reproduksi dan pertumbuhan ikan.
Effendie (1997) menyatakan bahwa perubahan suhu akan mempengaruhi
kecepatan perkembangan mekanisme pertahanan dan pembentukan antibodi,
selain itu perubahan suhu dapat menjadi penyebab stres yang akan mempengaruhi
kesehatan ikan.
Selama penelitian nilai pH masih berada dalam kisaran normal yang sesuai
untuk pemeliharaan ikan nila yaitu berkisar antara 6,5-8,5. Boyd (1979)
menyatakan bahwa air dengan pH kurang dari 4 akan membunuh ikan, antara 6,58,5 baik untuk ikan budidaya, pH lebih dari 8,5 akan membahayakan ikan dan pH
11 akan membunuh ikan. Ikan nila dapat hidup pada pH 6,5-8,5 (SNI, 1999).
Kandungan salinitas dalam media pemeliharaan ikan nila selama
penelitian adalah 30 ppt, nilai ini masih sesuai dengan toleransi salinitas dari ikan
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
nila yang dapat hidup pada salinitas 0-45 ppt (Gilles and Pequex, 1983 dalam
Fitria, 2012). Pernyataan ini juga didukung oleh laporan dari Setiawati dan
Suprayudi (2003) yang menyatakan bahwa nilai laju pertumbuhan harian rata-rata
ikan nila semakin meningkat dengan meningginya kadar salinitas mulai dari 10
ppt.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa infeksi bakteri Enterobacter
sp. dengan injeksi intraperitoneal berpengaruh terhadap kelulushidupan ikan nila
(Oreochromis niloticus). Nilai SR terendah pada perlakuan konsentrasi 108 sel/ml
yaitu 53,3% dan nilai SR tertinggi pada konsentrasi 106 sel/ml yaitu 80%.
6.2
Saran
Diperlukan ketelitian dalam melakukan penelitian pengaruh injeksi bakteri
Enterobacter sp. secara intraperitoneal terhadap kelulushidupan ikan nila
(Oreochromis niloticus) terutama mengenai kontrol terhadap segala aspek yang
mempengaruhi agar dapat sesuai dengan hasil yang diharapkan.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, A. 2006. Isolasi dan Identifikasi Mikroba Simbion Sponge Axinella sp.
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 11 (3) : 1-5. 5 hal.
Afrianto, E. dan E. Liviawaty. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan.
Kanisius. Yogyakarta. hal 20-21.
Anggriani, R., Iskandar. dan A. Taofiqurohman. 2012. Efektivitas Penambahan
Bacillus sp. Hasil Isolasi dari Saluran Pencernaan Ikan Patin Pada Pakan
Komersial Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan
Nila Merah (Oreochromis niloticus). Jurnal Perikanan dan Kelautan, 3 (3)
: 75-83. 9 hal.
Arief, M., I. Puspitasari. dan R. Kusdarwati. 2010. Pengaruh Pemberian Beberapa
Bakteri Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias
sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, 2 (2). 6 hal.
Aryanto, E. W. 2011. Patogenisitas Streptococcus agalactiae Pada Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 62 hal.
Azhar, F. 2011. Vibriosis Pada Pendederan Ikan Kerapu Bebek Cromileptes
altivelis Di Pulau Payung Kepulauan Seribu. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 31 hal.
Bahri, S., M. Mirzan. dan M. Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase dari
Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.). Jurnal Natural
Science, 1 (1) : 132-143. 12 hal.
Boyd, C. F. and F. Lichtkoppler. 1979. Water Quality Management in Pond Fish
Culture. Auburn University. Alabama. 30 p.
Darfeuille-Michaud, A., D. Aubel., G. Chauviere., C. Rich., M. Bourges., A.
Servin. and B. Joly. 1990. Adhesion of Enterotoxigenic Eschericia coli to
the Human Colon Carcinoma Cell Line CaCO2 in Culture. Infection and
Immunity, 58 (4) : 893-902. 10 p.
Darmawati, S., L. Sembiring., W. Asmara. dan W. T. Artama. 2013.
Keanekaragaman Spesies Bakteri Pada Kultur Darah Widal Positif Asal
Kota Semarang Berdasarkan Karakter Fenotipik. Seminar Nasional IX
Pendidikan Biologi FKIP UNS. 6 hal.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dewi, L. F. 2008. Studi Histopatologi Pengaruh Infeksi Enterobacter sakazakii
Dengan Rute Intraperitoneal Pada Mencit (Mus musculus) Neonatus.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 118 hal.
Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. 2010. Petunjuk
Teknis Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila Oreochromis niloticus.
Palu. 29 hal.
Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta.
hal 130.
Feby, A. and S. Nair. 2010. Sponge-Associated Bacteria of Lakshadweep Coral
Reefs, India:Resource For Extracellular Hydrolytic Enzymes. Advances in
Bioscience and Biotechnology, 330-337. 8 p.
Fitria, A. S. 2012. Analisis Kelulushidupan dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila
Larasati (Oreochromis niloticus) F5 D30-D70 pada Berbagai Salinitas.
Journal of Aquaculture Management and Technology, 1 (1) : 18-34. 17
hal.
Fujaya, Y. 2002. Fisiologi Ikan dasar Pengembangan Teknologi Perikanan.
Rineka Cipta. Jakarta.
Fuller, R. 1989. A review: probiotics in man and animals. Journal of Applied
Bacteriology, 66 : 365-378. 14 p.
Garrity, G. M., J. A. Bell. and T. G. Lilburn. 2004. Taxonomic Outline of The
Prokaryotes Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology, Second Edition.
Springer. 116 p.
Gatesoupe, F. J. 1999. The Use of Probiotics in Aquaculture. Aquaculture, 180 :
147-165. 19 p.
Graeber, I., I. Kaesler., M. S. Borchert., R. Dieckmann., T. Pape., R. Lurz., P.
Nielsen., H. von Dohren., W. Michaelis. and U. Szewzyk. 2008.
Spongiibacter marinus gen. nov., sp nov., A Halophilic Marine Bacterium
Isolated From The Boreal Sponge Haliclona sp 1. International Journal of
Systematic and Evolutionary Microbiology, 58 (3) : 585-590. 6 p.
Grimont, F. and P. A. D. Grimont. 2006. The Genus Enterobacter. Journal
Prokaryotes, 6 : 197-214. 18 p.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Haetami, K., Abun. dan Y. Mulyani. 2008. Studi Pembuatan Probiotik BAS
(Bacillus licheniformis, Aspergillus niger, dan Sacharomices cereviseae)
sebagai Feed Suplement serta Implikasinya terhadap Pertumbuhan Ikan
Nila Merah. Laporan Penelitian Universitas Padjadjaran. Jatinangor. 53
hal.
Hardiyani, S. 2014. Uji Patogenisitas dan Studi in vivo Bakteri Biokontrol
Bacillus sp. D2.2 Terhadap Vibrio alginolyticus Pada Pemeliharaan Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei). Skripsi. Universitas Lampung. Bandar
Lampung. 41 Hal.
Hartini, S., A. D. Sasanti. dan F. H. Taqwa. 2013. Kualitas Air, Kelangsungan
Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Gabus (Channa striata) yang
Dipelihara dalam Media dengan Penambahan Probiotik. Jurnal Akuakultur
Rawa Indonesia, 1 (2) : 192-202. 11 Hal.
Haryani, A., R. Grandiosa., I. D. Buwono. dan A. Santika. 2012. Uji Efektivitas
Daun Pepaya (Carica papaya) untuk Pengobatan Infeksi Bakteri
Aeromonas hydrophila pada Ikan Mas Koki (Carassius auratus). Jurnal
Perikanan dan Kelautan, 3 (3) : 213-220. 8 hal.
Hidayat, I. 2005. Pengaruh pH terhadap Aktivitas Endo-1,4-β-Glucanase Bacillus
sp. AR 009. Jurnal Biodiversitas, 6 (4) : 242-244. 3 hal.
Hidayat, W. W. 2008. Densitas dan Ukuran Gamet Spons Aaptos aaptos (Schmidt
1864) Hasil Transplantasi di Habitat Buatan Ancol, DKI Jakarta. Skripsi.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 84 hal.
Huber, R. E., M. N. Gupta. and S. K. Khare. 1994. The Active Site and
Mechanism of The β-Galactosidase From Escherichia Coli. International
Journal Biochemistry, 26 (3): 309-318. 10 p.
Irianto, A., Hernayanti. dan N. Iriyanti. 2006. Pengaruh Suplementasi Probiotik
A3-51 Terhadap Derajat Imunitas Oreochromis niloticus Didasarkan pada
Angka Kuman pada Ginjal Setelah Uji Tantang dengan Aeromonas
hydrophila dan Aeromonas salmonicida achromogenes. Jurnal Perikanan,
8 (2) : 144-152. 9 hal.
Iversen, C. and S. Forsythe. 2003. Risk Profile of Enterobacter sakazakii, an
Emergent Pathogen Associated With Infant Milk Formula. Trends in Food
Science and Technology, 14 : 443-454. 12 p.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Jusadi, D., E. Gandara dan I. Mokoginta. 2004. Pengaruh Penambahan Probiotik
Bacillus sp. pada Pakan Komersil terhadap Konversi Pakan dan
Pertumbuhan Ikan Patin Pangasius hypophthalmus. Jurnal Akuakultur
Indonesia, 3 (1) : 15-18. 4 hal.
Karunasagar, I., I. Karunasagar. and R. K. Umesha. 2005. Microbial Diseases in
Shrimp Aquaculture. University of Agricultural Sciences. India. 14 p.
Keller, R., M. Z. Pedroso., R. Ritchmann. and R. M. Silva. 1998. Occurrence of
Virulence-Associated Properties in Enterobacter cloacae. Journal
Infection and Immunity, 66 (2) : 645-649. 5 p.
Kennedy, J., P. Baker., C. Piper., P. D. Cotter., M. Walsh., M. J. Mooij., M. B.
Bourke., M. C. Rea., P. M. O’oconor., R. P. Ross., C. Hill., F. O’gara., J.
R. Marchesi and A. D. W. Dobson. 2009. Isolation and Analysis of
Bacteria with Antimicrobial Activities from the Marine Sponge Haliclona
simulans Collected from Irish Waters. Marine Biotechnology, 11 : 384396. 30 p.
Kesarcodi-Watson, A., H. Kaspar., M. J. Lategan. and L. Gibson. 2008. Probiotics
in Aquaculture: The Need, Principles and Mechanisms of Action and
Screening Processes. Aquaculture, 274 : 1-14. 14 p.
Kosim, M. dan S. R. Putra. 2010. Pengaruh Suhu Pada Protease dari Bacillus
subtilis. Prosiding Skripsi Semester Genap 2009-2010. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Surabaya. 7 hal.
Kusriningrum, R. S. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press.
Surabaya. hal 77-170.
Mangunwardoyo, W., R. Ismayasari. dan E. Riani. 2010. Uji Patogenisitas dan
Virulensi Aeromonas hydrophila Stanier pada Ikan Nila (Oreochromis
niloticus Lin.) Melalui Postulat Koch. Jurnal Riset Akuakultur, 5 (2) : 245255. 11 hal.
Mariyono.dan A. Sundana. 2002. Teknik Pencegahan dan Pengobatan Penyakit
Bercak Merah pada Ikan Air Tawar yang Disebabkan oleh Bakteri
Aeromonas hydrophila. Buletin Teknik Pertanian, 7 (1). 4 hal.
Masithah, E. D., L. Sulmartiwi. dan J. Triastuti. 2006. Uji Patogenitas Bakteri
Pektinolitik Terhadap Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal), Upaya
Seleksi Bahan Pengembangan Probiotik Penekan Pertumbuhan
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Microcystis aeruginosa. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga.
Surabaya. 5 hal.
Mohapatra, B. R., M. Bapuji. and A. Sree. 2003. Production of Industrial
Enzymes (Amylase, Carboxymethylcellulase And Protease) by Bacteria
Isolated From Marine Sedentary Organisms. Acta Biotechnologica, 23 (1)
: 75-84. 10 p.
Muchlis, A. R. F. 2013. Skrining Bakteri Simbion Spons Asal Perairan Pulau
Polewali Dan Pulau Sarappolompo Sebagai Penghasil Antibakteri
Terhadap Bakteri Patogen Pada Manusia Dan Ikan. Skripsi. Universitas
Hasanuddin. Makassar. 69 hal.
Muntiha, M. 2001. Teknik Pembuatan Preparat Histopatologi Dari Jaringan
Hewan dengan Pewarnaan Hematoksilin dan Eosin (H&E). Temu Teknis
Fungsional Non Peneliti 2001. 8 hal.
Naiola, E. dan N. Widhyastuti. 2007. Semi Purifikasi Dan Karakterisasi Enzim
Protease Bacillus sp. Berkala Penelitian Hayati, 13 : 51-56. 6 hal.
Nofiani, R., S. Nurbetty. dan A. Sapar. 2009. Aktivitas Antimikroba Ekstrak
Metanol Bakteri Berasosiasi Spons Dari Pulau Lemukutan, Kalimantan
Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 1 (2) : 33-41. 9 hal.
Nurfadilah. 2013. Uji Bioaktifitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Lamun dari
Kepulauan Spermonde, Kota Makassar. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Makassar. 56 hal.
Nurhayati, T., M. G. Suhartono., L. Nuraida. dan S. B. Poerwanto. 2006.
Karakterisasi Awal Inhibitor Protease dari Bakteri yang Berasosiasi
dengan Spons Asal Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Jurnal Hayati, 13
(2) : 58-64. 7 hal.
Pelczar, M. J. and E. C. S. Chan. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi Volume 2.
Universitas Indonesia Press. Jakarta. hal 949.
Perdana, A. B. 2011. Studi Keanekaragaman Genetik Bakteri dari Usus Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) Melalui Teknik Metagenom Sequence Based.
Skripsi. Universitas Indonesia. Depok. 75 hal.
Perilla, M .J., G. Ajello., C. Bopp., J. Elliott., R. Facklam., J. S. Knapp., T.
Popovic., J. Wells. and S. F. Dowell. 2003. Manual for the Laboratory
Identification and Antimicrobial Susceptibility Testing of Bacterial
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pathogens of Public Health Importance in the Developing World. CDC
National Center for Infectious Diseases and WHO. Atlanta. 383 p.
Praditia, F. P. 2009. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Melalui Pakan
Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Windu Penaeus
monodon. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 52 hal.
Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. 2011. Materi Penyuluhan Budidaya
Ikan Nila (Oreochromis niloticus). www.pusluh.kkp.go.id. 28 April 2015.
59 hal.
Reha, W., A. Noor., A. Ahmad., N. L. Nafie dan D. Salama. 2013. Karakterisasi
Protein Aktif dari Spons dan Mikroba Simbionnya Sebagai Usaha Awal
Menuju Agen Imunostimulan. Jurnal Marina Chemica Acta, 14 (1). 11 hal.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta. Bandung. hal
84.
Sabariah. 2010. Seleksi Bakteri Probiotik dari Saluran Pencernaan Untuk
Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan Jelawat Leptobarbus hoeveni
blkr. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 73 hal.
Sanders, W. E. JR. and C. C. Sanders. 1997. Enterobacter spp.: Pathogens Poised
to Flourish at the Turn of the Century. Clinical Microbiology Reviews, 10
(2) : 220–241. 22 p.
Santavy, D. L. and R. R. Colwell. 1990. Comparison of Bacterial Communities
Associated with The Caribbean Sclerosponge Ceratoporella nicholsoni
and Ambient Seawater. Marine Ecology-Progress Series, 67 : 73-82. 10 p.
Santoso, B. B., F. Basuki. dan S. Hastuti. 2013. Analisa Ketahanan Tubuh Benih
Hibrida Nila Larasati (Oreochromis niloticus) Generasi 5 (F5) yang di
Infeksi Bakteri Streptococcus agalactiae dengan Konsentrasi Berbeda.
Journal of Aquaculture Management and Technology, 2 (3) : 64-75. 12
hal.
Saputro, M. N. B. 2008. Karakterisasi α-Amilase dan Glukoamilase Dari Bakteri
Proteolitik Asal Pencernaan Ikan Nila Gift. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 25 hal.
Schmidt, G. 2010. Secondary Metabolites in the Arctic Sponge Haliclona viscosaSpatial and Temporal Variation. Dissertation. Universität CaroloWilhelmina. Braunschweig. 259 p.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sekkin, S and C. Kum. 2012. Antibacterial Drugs in Fish Farms:Application and
Its Effects. www.intechopen.com. 28 Maret 2016. 35 p.
Setiawati, J. E., Tarsim., Y. T. Adiputra dan S. Hudaidah. 2013. Pengaruh
Penambahan Probiotik Pada Pakan Dengandosis Berbeda terhadap
Pertumbuhan, Kelulushidupan, Efisiensi Pakan Dan Retensi Protein Ikan
Patin (Pangasius hypophthalmus). Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Budidaya Perairan, 1 (2). 12 hal.
Setiawati, M. dan M. A. Suprayudi. 2003. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan
Nila Merah (Oreochromis sp.) yang Dipelihara pada Media Bersalinitas.
Jurnal Akuakukltur Indonesia, 2 (1) : 27-30. 4 hal.
Setiyono, E., R. Sri dan B. Fajar. 2012. Analisis Genetic Gain Ikan Nila Pandu F5
Pada Pendederan I-III. Journal Of Aquaculture Management and
Technology, I (1) : 77-86. 10 Hal.
Setyati, W. A. dan Subagiyo. 2012. Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim
Ekstraseluler (Proteolitik, Amilolitik, Lipolitik dan Selulolitik) yang
Berasal dari Sedimen Kawasan Mangrove. Jurnal Ilmu Kelautan, 17 (3) :
164-168. 6 hal.
Shanmughapriya, S., G. S. Kiran., J. Selvin., R. Gandhimathi., T. B. Baskar., A.
Manilal. and S. Sujith. 2009. Optimization, production, and partial
characterization of an alkalophilic amylase produced by sponge associated
marine bacterium Halobacterium salinarum MMD047. Biotechnology and
Bioprocess Engineering, 14 (1) : 67-75. 1 p.
Standar Nasional Indonesia. 1999. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis
niloticus Bleeker) Kelas Induk Pokok (Parent Stock). Badan Standarisasi
Nasional. Jakarta. 11 hal.
Soeseno, S. 1983. Budidaya Ikan dan Udang dalam Tambak. Gramedia. Jakarta.
hal 72-73.
Sufianto, B. 2008. Uji Transportasi Ikan Maskoki (Carassius auratus Linnaeus)
Hidup Sistem Kering dengan Perlakuan Suhu dan Penurunan Konsentrasi
Oksigen. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 135 hal.
Suparno. 2005. Kajian Bioaktif Spons Laut (Porifera: Demospongiae) Suatu
Peluang Alternatif Pemanfaatan Ekosistem Karang Indonesia dalam
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bidang Farmasi. Makalah Pribadi Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor.
Bogor. 20 hal.
Suparinto, C. dan R. Susiana. 2011. Kiat Sukses Budidaya Ikan Nila. Yogyakarta :
Lily Publisher.
Surat Keputusan Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan. 2015. Petunjuk Teknis Pemantauan Hama dan Penyakit Ikan
Karantina. Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil
Perikanan. Jakarta. 47 hal.
Swidan, N. 2009. Factors Affecting the Growth and Survival of Probiotic in Milk.
Thesis. University of Wales Institute. Cardiff. 201 p.
Taylor, M. W., R. Radax., D. Steger. and M. Wagner. 2007. Sponge-Associated
Microorganisms: Evolution, Ecology, and Biotechnological Potential.
Microbiology and Molecular Biology Reviews, 71 (2) : 295–347. 53 p.
Todar, K. 2002. Mechanisms of Bacterial Pathogenicity:Endotoxins. University of
Wisconsin. 8 p.
Triastuti, J. 2014. Pengaruh Induksi Hipersalinitas Terhadap Gangguan
Perkembangan dan Kejadian Kelainan pada Embrio Larva Ikan Nila
(Oreochromis niloticus L.) Jatimbulan. Disertasi. Universitas Airlangga.
Surabaya. hal 28.
Utami, L. S., S. Syukur. dan Jamsari. 2012. Isolasi Bakteri Probiotik Penghasil
Protease dan Laktase dari Fermentasi Kakao Varietas Hijau. Chemical
Program, 5 (2). 6 hal.
Verschuere, L., G. Rombaut., P. Sorgeloos. and W. Verstraete. 2000. Probiotic
Bacteria as Biological Control Agents in Aquaculture. Microbiology and
Molecular Biology Reviews, 64 (4) : 655-671. 17 p.
Wang, Y., J. Li. and J. Lin. 2008. Probiotics in Aquaculture: Challenges and
Outlook. Journal Aquaculture, 281 : 1-4. 4 p.
Warren,
B.
P.
2015.
Enterobacter
sp.
psf.org/ent_6/ent_6.home.html. 23 agustus 2015. 1 p.
http://genome.jgi-
Widanarni., Sukenda. dan M. Setiawati. 2008. Bakteri Probiotik dalam Budidaya
Udang:Seleksi, Mekanisme Aksi, Karakterisasi, dan Aplikasinya Sebagai
Agen Biokontrol. Jurnal llmu Pertanian Indonesia, 13 (2). 10 hal.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Yuliati, P., K. Tutik., Rusmaedi dan S. Siti. 2003. Pengaruh Padat Penebaran
Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Dederan Ikan Nila Gift (Oroechromis
niloticus) di Kolam. Jurnal Iktiologi Indonesia. III (2) : 63-66. 4 Hal.
Yuningtyas, S. 2011. Purifikasi, Amobilisasi, dan Karakterisasi β-Galaktosidase
dari Enterobacter cloacae serta Potensinya terhadap Susu UHT. Tesis.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 81 hal.
Yuwono. 2013. Mikrobiologi Kedokteran. Universitas Sriwijaya. Palembang. Hal
63.
Zhang, H., F. Zhang. and Z. Li. 2009. Gene Analysis, Optimized Production and
Property of Marine Lipase from Bacillus pumilus B106 Associated with
South China Sea Sponge Halichodria rugosa. World Journal of
Microbiology and Biotechnology, 25 (7) : 1267-1274. 8 p.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 1. Hasil Uji Identifikasi Bakteri Enterobacter sp. dari 7 Isolat
Berbeda yang Diambil dari Sponge Haliclona sp.
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
SKRIPSI
+
+
+
+
+
+
+
B3
C6
D8
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
E57
F62
GATOT MAHENDRA
G67
-
-
-
-
-
-
-
Katalase Oksidase
A2
ISOLAT
Gula
+
+
+
+
+
+
+
Mo + / In
F As/As
Mo + / In
F As/As
Mo + / In
F As/As
Mo + / In
F As/As
Mo + / In
F As/As
Mo + / In
F As/As
-
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
-
-
-
-
-
-
+
+
+
+
+
+
+
Glukosa Laktosa Sukrosa Arabinosa Manitol Inositol Maltosa
Mo + / In
F As/As
-
Motilitas /
O/F TSIA
Indol
Uji Biokimia
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2. Hasil Uji Biokimia Bakteri Enterobacter sp. dari 7 Isolat
Berbeda yang Diambil dari Sponge Haliclona sp.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 6. Hasil analisis statistika tingkat kelangsungan hidup ikan
nila (Oreochromis niloticus) pada uji patogenitas
bakteri Enterobacter sp. menggunakan SPSS versi 20
Descriptives
Tingkat Kelangsungan Hidup
N
P0
P1
P2
P3
P4
Total
3
3
3
3
3
15
Mean
Std. Deviation Std. Error
80.0000
.00000
.00000
53.3333
11.54701
6.66667
73.3333
11.54701
6.66667
80.0000
20.00000 11.54701
60.0000
.00000
.00000
69.3333
14.86447
3.83799
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
80.0000
80.0000
80.00
80.00
24.6490
82.0177
40.00
60.00
44.6490
102.0177
60.00
80.00
30.3172
129.6828
60.00
100.00
60.0000
60.0000
60.00
60.00
61.1017
77.5650
40.00
100.00
ANOVA
Tingkat Kelangsungan Hidup
Sum of
Squares
Between
1760.000
Groups
Within Groups
1333.333
Total
3093.333
df
Mean Square
4
440.000
10
14
F
3.300
Sig.
.049
133.333
Tingkat Kelangsungan Hidup
Duncan
Subset for alpha =
0.05
Perlakuan
N
1
2
P1
3 53.3333
P4
3 60.0000 60.0000
P2
3 73.3333 73.3333
P0
3
80.0000
P3
3
80.0000
Sig.
.070
.076
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 7. Dokumentasi Pengamatan Gejala Klinis Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) Hari ke-14.
A
B
C
D
E
Keterangan : A : Ikan Kontrol (Tanpa Penyuntikan Bakteri Enterobacter sp.)
B : Ikan disuntik Bakteri Enterobacter sp. konsentrasi 108 sel/ml
C : Ikan disuntik Bakteri Enterobacter sp. konsentrasi 107 sel/ml
D : Ikan disuntik Bakteri Enterobacter sp. konsentrasi 106 sel/ml
E : Ikan disuntik Larutan NaCl 0,9%
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PENGARUH INFEKSI BAKTERI…
GATOT MAHENDRA
Download