BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham yang bisa ditingkatkan dengan harga saham yang
dimiliki.Menurut Sukirni (2012:2) menyatakan bahwa tujuan jangka panjang
perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.Tingginya nilai
perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Nilai
perusahaan akan terlihat dari harga pasar sahamnya.
Menurut Sudarti (2013:19) melalui laporan keuangan perusahaan, para
investor dan analisis dapat melakukan penilaian kinerja keuangan dan prospek
pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang memiliki prospek untuk terus tumbuh
(growth) dan kemampuan menghasilkan laba dari tahun ke tahun akan menjadi
pertimbangan utama para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Hal
ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan mampu memberikan
kemakmuran bagi pemegang saham melalui kenaikan harga saham di pasar
(capital gain) dan pembagian dividen tahunan yang dilakukan manajemen
perusahaan.
Manajer memiliki wewenang dalam menentukan proses penyusunan
laporan keuangan sehingga lebih banyak mengetahui mengenai informasi kondisi
dan prospek perusahaan daripada pemegang saham (principal) maka manajer
mempunyai tanggung jawab menyampaikan informasi laporan keuangan kepada
pemegang saham namun informasi penting yang dimiliki manajer tidak semua
disampaikan
pemegang
saham
tergantung
apakah
informasi
tersebut
menguntungkan atau tidak bagi manajer sehingga timbul adanya asymmetric
information merupakan perbedaan kemampuan mengakses informasi antara
manajemen dan investor yang bisa mengakibatkan perubahan nilai perusahaan.
Manajer memungkinkan untuk membuat keputusan yang tidak sesuai
dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham sehingga memotivasi manajer
untuk mengutamakan kepentingan pribadi agar memperoleh peningkatkan
pendapatan secara maksimal dan tidak memperhatikan pemegang saham yang
memiliki kepentingan untuk memperoleh deviden.Perbedaan kepentingan tersebut
dapat menyebabkan ketidakselarasan hubungan antarpihak.
Teori
keagenan menjelaskan
hubungan
antara
pemegang saham
(principlal) dengan manajer (agent).Sebagai pengelola perusahaan manajer
memiliki tanggung jawab untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham.
Masalah keagenan (agency problem) terjadi akibat adanya pemisahan kepemilikan
dan pengelolaan serta tidak memiliki resiko yang sama dengan pemegang saham.
Isu mengenai corporate governance ini mulai mengemuka sejak tahun
1998 Indonesia mengalami masa krisis ekonomi.Salah satu penyebabnya adalah
lemahnya corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan baik
perusahaan swasta maupun perusahaan yang dimiliki pemerintah (BUMN) yang
mengakibatkan investor ragu untuk menanamkan modalnya sehingga semakin
memperburuk kesulitan keuangan perusahaan.
Kasus perusahaan di Indonesia yang berkaitan dengan kebutuhan
akangood corporate governance seperti terjadi pada PT Kimia Farma tahun 2001,
pihak audit tidak berhasil menemukan adanya penggelembungan laba yang
disebabkan kesalahan pencatatan akuntansi pada laporan keuangan. Oleh karena
itu, perusahaan tidak memenuhi salah satu prinsip good corporate governance
yaitu transparasi yang dapat menyebabkan pemegang saham menjadi rugi karena
membeli saham dengan informasi keuangan yang tidak sesuai dengan perusahaan.
Umumnya perusahaan terbuka di Indonesia dimiliki dan dikontrol oleh
satu keluarga atau grup atau pemerintah (World Bank, 2010).Dalam hal ini, yang
menjadi persoalan adalah kecenderungan pemegang saham pengendali untuk
mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan mereka, tetapi dapat
merugikan kepentingan pemegang saham non pengendali.
Good corporate governance perlu diterapkan untuk melindungi investor
dari pengelola perusahaan yang melakukan tindakan yang merugikan investor.
Pengelola perusahaan dalam melaksanakan kegiatan manajerial harus diawasi
dalam operasi perusahaan agar menghasilkan nilai perusahaan yang maksimal
bagi para pemegang saham dengan memperhatikan kepentingan pihak
lainnya.Jika terdapat masalah antara manajemen dengan pemegang saham
mengatasinya yaitu dengan membuat perjanjian yang disepakati kedua pihak agar
tidak ada yang merasa dirugikan.
Adanya masalah-masalah konflik kepentingan dan biaya-biaya agensi
yang akan timbul maka diperlukan suatu konsep yang lebih jelas mengenai
perlindungan terhadap para stakeholders. Untuk itu, berkembang suatu konsep
yang memperhatikan dan mengatur kepentingankepentingan para pihak yang
terkait dengan pemilik dan pengoperasional suatu perusahaan yang dikenal
dengan konsep corporate governance (Jao dan Pagalung, 2011:3).
Mekanisme corporate governance yang diterapkan dengan tepat di dalam
perusahaan, dapat meningkatkan efektifitas perusahaan tersebut sehingga dapat
melaporkan kegiatan usahanya dengan baik melalui laporan keuangan sebagai
sumber informasi kepada stakeholder.Perusahaan yang telah menerapkan
corporate governance dengan baik seharusnya dapat meminimalkan risiko
keputusan yang salah satu nya hanya dapat menguntungkan salah satu pihak saja.
Dengan begitu, tentu saja keputusan yang diambil akan semakin matang bisa
meningkatkan nilai perusahaan.
Bernhart dan Rosenstein 1998 (dalam Siallagan dan Machfoedz, 2006:2)
juga menyatakan beberapa mekanisme corporate governance seperti mekanisme
internal, struktur dan dewan komisaris, serta mekanisme eksternal seperti pasar
untuk kontrol perusahaan diharapkan dapat mengatasai masalah keagenan
tersebut.
Kemampuan dewan komisaris untuk mengawasi merupakan fungsi yang
positif dari porsi dan independensi dari dewan komisaris eksternal. Komite audit
yang bertanggung jawab untuk mengawasi laporan keuangan, mengawasi audit
eksternal, dan mengamati sistem pengendalian internal perusahaan.
Kebijakan dividen dalam suatu perusahaaan merupakan hal yang
kompleks karena melibatkan kepentingan banyak pihak yang terkait. Tujuan
investasi pemegang saham adalah untuk meningkatkan kesejahteraanya dengan
memperoleh return dari dana yang di investasikan. Sedang bagi pihak manajemen
perusahaan lebih berorientasi pada peningkatan nilai perusahaan. Kreditur
membutuhkan informasi mengenai kebijakan dividen ini untuk menilai dan
menganalisa kemungkinan return yang akan diperoleh jika memberikan pinjaman
kepada suatu perusahaan menurut Analisa (2011:22).
Manajer berfungsi terhadap kebijakan dividen, keputusan mengenai laba
yang dimiliki perusahaan apakah akan dibagikan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen kas atau dalam bentuk laba ditahan untuk investasi perusahaan di
masa datang. Pemilihan kebijakan tersebut perlu dianalisis oleh perusahaan karena
bisa mempengaruhi nilai perusahaan.
Dividen digunakan sebagai sinyal bagi prospek perusahaan di masa
datang.Kenaikan dividen diartikan oleh pasar sebagai sinyal positif dan sebaliknya
pengurangan dividen digunakan sebagai sinyal negatif bagi prospek perusahaan.
Perusahaan dapat mengurangi pembayaran dividen karena memerlukan dana
untuk investasi. Tetapi karena adanya informasi aimetrik mengakibatkan apa yang
diinginkan oleh manajemen tidak dipahami secara benar oleh investor dan pasar
menurut Sartono (2001).
Penelitian mengenai nilai perusahaan telah beberapa kali dilakukan.
Variabel independen yang dipergunakan beragam akan tetapi dari hasil peneliti
variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit, dewan
komisaris dan kebijakan dividen masih terdapat ketidakkonsistenan. Sedangkan
variabel dependen yang digunakan adalah nilai perusahaan yang diproksikan
menggunakan PBV (Price Book Value).
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan?
2. Apakah kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan?
3. Apakah
komisaris
independen
mempunyai
pengaruh
terhadap
nilai
perusahaan?
4. Apakah komite audit mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan?
5. Apakah kebijakan dividen mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk menguji pengaruh komisaris independen terhadap nilai perusahaan.
4. Untuk menguji pengaruh komite audit terhadap nilai perusahaan.
5. Untuk menguji pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan
1.4 Manfaat Penelitian
1.
Kontribusi Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan,
referensi serta bahan evaluasi dalam mengkaji komite audit, komisaris
independen, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan kebijakan
dividen terhadap nilai perusahaan.
2. Kontribusi Praktis
Memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan mengenai faktorfaktor
yang
mempengaruhi
nilai
perusahaan
yang
dapat
dijadikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian perlu
melakukan pembatasan dalam bentuk ruang lingkup penelitian. Adapun ruang
lingkup penelitian ini adalah:
1. Penelitian membahas tentang struktur kepemilikan yang meliputi struktur
kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional), good
corporate governance (komisaris independen dan komite audit) dan kebijakan
dividen terhadap nilai perusahaan.
2. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah perusahan
manufaktur yang terdaftar dibursa efek indonesia selama periode 2011-2014.
Perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu
yaitu: perusahaan yang terdaftar dibursa efek indonesia dan sahamnya aktif
diperdagangkan selama tahun 2011-2014. Perusahan sektor keuangan yang
menerbitkan laporan tahunan selama tahun 2011-2014 secara berturut-turut.
Download