memahami fantasi seksual dalam konteks hubungan kelamin manusia

advertisement
Memahami Fantasi Seksual Dalam Konteks Hubungan Kelamin Manusia
MEMAHAMI FANTASI SEKSUAL DALAM KONTEKS
HUBUNGAN KELAMIN MANUSIA
Agoes Dariyo
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, Jakarta
[email protected]
ABSTRACT
Every human has sexual imagination. In the context of human development, fantation
has the role of play to improve the cognitive aspect. Piaget believe that fantation can
be done by the two first year old of children. The fantation always can grow and
develop because the stimulation of internal and external. In the context of sexual
relationship (intercourse), sexual fantation can drive the arousal of sex of the male and
the female. Everyone can get and find the benefit of the sexual fantation. This article
want to explain the human fantation of sexual.
Keywords: Sexual fantation, passion, intercourse, sexual satisfaction
Pendahuluan
Apakah setiap orang memiliki fantasi
seksual? Apa saja isi dan gambaran fantasi
seksual yang dialami oleh setiap orang?
Apakah fantasi seksual hanya terjadi pada
orang dewasa? Banyak orang menanyakan
masalah ini. Perempuan ingin mengetahui
bagaimana fantasi seksual laki-laki, demikian pula sebaliknya, laki-laki ingin mengetahui fantasi seksual perempuan. Pada
prinsipnya, setiap orang, baik laki-laki
maupun perempuan memiliki fantasi
seksual yang bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan gairah seksual.
Tinjauan Teori
Fantasi
Fantasi merupakan aktivitas kognitif yang ditandai dengan upaya menghadirkan suatu pengalaman semu ke dalam
pemikiran. Kemampuan ini, menurut Piaget
(Papalia, 2004), didasari oleh kemampuan
representasi mental (mental representation). Oleh karena itu, fantasi erat
kaitannya dengan kemampuan seseorang
berkhayal dan mengembangkan khayalan.
Ia akan merasakan apa yang dikhayalkan,
seolah-olah terjadi dalam kehidupan nyata.
Kemampuan berfantasi menunjukkan proses kerja fungsi otak yang belum tersalurkan secara efektif dalam aktifitas nyata
yang berhubungan dengan orang lain.
Fantasi bersifat individual, maka aktivitas
fantasi selalu unik.
Fantasi Seksual
Tak seorang pun dapat mencegah
atau menghalangi orang lain untuk
melakukan kegiatan berfantasi. Setiap
orang berhak untuk berfantasi, termasuk
fantasi yang berhubungan dengan aktivitas
seksual. Yang dimaksud dengan fantasi
seksual (seksual fantation) ialah aktivitas
yang disengaja maupun tak sengaja dari
seseorang untuk menghadirkan suatu
khayalan yang berhubungan erat dengan
kegiatan seksual. Seseorang yang sudah
memiliki kematangan fisiologis, pada
dasarnya sudah dapat melakukan fantasi
seksual. Fantasi seksual dapat timbul setiap
saat tanpa disengaja maupun disengaja.
Seorang remaja yang belum atau
sudah memiliki pacar bisa saja langsung
membayangkan keinginan untuk melakukan
kegiatan seksual. Fantasi seksual akan
mendorong seseorang untuk mewujudkan
gairah seksual. Namun fantasi seksual dapat
timbul karena dorongan gairah seksual yang
ada pada diri seseorang. Fantasi seksual
dapat dilanjutkan dengan perilaku seksual
secara nyata, seperti melakukan ciuman,
pelukan bahkan hubungan seksual dengan
pacar atau pasangan cintanya.
Jurnal Psikologi Vol. 4 No. 2, Desember 2006
95
Memahami Fantasi Seksual Dalam Konteks Hubungan Kelamin Manusia
Kreativitas Fantasi Seksual
Berfantasi merupakan upaya untuk
menciptakan gambaran-gambaran maya
dalam pemikiran seseorang. Kemampuan
berfantasi dimungkinkan karena proses
kerja otak sebelah kanan (right hemesphere) untuk menciptakan suatu situasi
yang berhubungan dengan perilaku seksual.
Proses kreativitas akan terjadi dalam fantasi
seksual. Seorang individu akan menghadirkan obyek fantasi ke dalam pikiran,
seolah-olah fantasi tersebut terjadi secara
nyata.
Adapun isi fantasi seksual antara
lain: proses kegiatan hubungan seksual,
organ-organ seksual, obyek-obyek yang
dimanfaatkan untuk kepentingan alat kelamin, film-film porno, dan cerita-cerita
porno. Fantasi seksual akan merangsang
organ seksual dan bahkan mungkin mempengaruhi perilaku seksual. Misalnya, pada
kasus pemerkosaan seringkali hal itu
diawali dengan fantasi seksual, yang langsung merangsang gairah seksual pada diri
seseorang.
Fantasi
Fakta
Seksual
sebagai
Sebuah
Disadari atau tidak, diterima atau
tidak, fantasi seksual merupakan sebuah
fakta yang tidak dapat diingkari oleh setiap
orang. Sebagai konsekuensi dari kematangan biologis dan kognitif, fantasi seksual
akan muncul pada setiap individu. Sebagai
seorang dokter yang memahami karakteristik perkembangan libido seksual,
Sigmund Freud mengakui bahwa fantasi
seksual telah terjadi pada anak-anak pada
masa phallic. Walaupun obyek fantasi
seksual anak-anak masih sederhana, yaitu
berhubungan dengan kedua orangtuanya,
namun fantasi seksual benar-benar sebuah
kenyataan (Hall, Lindsay & Campbell,
1998). Menginjak masa remaja maupun
dewasa, fantasi seksual dianggap sebagai
cara tepat untuk menyalurkan kebutuhan
libido seksual yang paling privasi, murah,
aman dan nyaman.
Dengan fantasi seksual, tak jarang
seseorang laki-laki maupun perempuan
akan meneruskannya dengan melakukan
kegiatan onani atau masturbasi sehingga
96
mereka mencapai kepuasan seksual
(orgasme). Bahkan mereka yang sudah
menikah, namun tak mampu mencapai
kepuasan seksual selama hubungan seksual
dengan pasangan seks-nya, mereka pun
kerap melakukan fantasi seksual dengan
tujuan mencapai orgasme secara pribadi
(Miracle, Miracle & Baumeister, 2003).
Fungsi dan Manfaat Fantasi Seksual
Fantasi seksual mengandung gambaran-gambaran yang indah tentang cinta
dan gairah hubungan seksual. Para ahli
seksologi seperti miracle, at al, (2003),
mengemukakan ada beberapa fungsi dan
manfaat fantasi seksual yaitu: (1) Mengurangi Rasa Bersalah atau Kecemasan, (2)
Proses Fore-Play untuk Merangsang Gairah
Seksual, (3) Menjamin Keamanan dalam
Menikmati Gairah Seksual Pribadi,
(4) Keperluan Terapi Seksual.
Mengurangi
Kecemasan
Rasa
Bersalah
atau
Masyarakat yang dipengaruhi oleh
nilai-nilai tradisional, kolot atau konservatif, memandang masalah seksual hanya
boleh dilakukan oleh mereka yang sudah
menikah dan tidak boleh dibicarakan secara
terbuka; Oleh karena itu orang cenderung
diam, menutup-nutupi dan mengabaikan
masalah-masalah seksual. Selain itu,
dominasi nilai-nilai sosial sangat dipengaruhi oleh kekuasaan kaum laki-laki.
Kehidupan kaum perempuan cenderung
menempati posisi inferior. Karena itu,
hubungan seksual antara suami-istri hanya
dilakukan atas dasar keinginan/kehendak
pihak laki-laki, sementara perempuan hanya
menunggu inisiatif laki-laki. Akibatnya
keadaan atau suasana hubungan seksual
hanya dapat dinikmati oleh pihak laki-laki,
sementara
perempuan
tak
mampu
menikmati keindahan bercinta. Dengan
demikian, banyak perempuan yang mengalami perasaan cemas, takut, atau berdosa
bila mengajukan tuntutan guna memenuhi
kebutuhan libido seksualnya. Dalam
keadaan seperti ini, banyak perempuan
yang melakukan fantasi seksual agar dapat
menyalurkan libido seksual dan mengu-
Jurnal Psikologi Vol. 4 No. 2, Desember 2006
Memahami Fantasi Seksual Dalam Konteks Hubungan Kelamin Manusia
rangi rasa cemas, berdosa atau takut
(releasing anxiety or guilty).
Proses Fore-Play untuk Merangsang
Gairah Seksual
Sebelum melakukan hubungan
seksual, kegiatan pendahuluan (foreplay)
akan bermanfaat untuk kelancaran proses
hubungan seksual agar mencapai orgasme
bersama. Masing-masing mungkin melakukan fantasi seksual sambil merangsang
organ seksual agar siap melakukan hubungan seksual. Organ vagina siap menerima
penetrasi penis, sedangkan organ penis
berereksi untuk melakukan penetrasi
seksual.
Sementara itu, bagi remaja atau
mereka yang belum menikah, berfantasi
seksual dapat merangsang gairah seksual
sehingga dapat melakukan masturbasi atau
onani. Dalam hal ini, fantasi dan gairah
seksual (fantasy and seksual desire)
seringkali berjalan bersama-sama. Orang
yang memiliki gairah seksual tinggi cenderung sering melakukan fantasi seksual;
sedangkan mereka yang gairah seksualnya
rendah cenderung kurang melakukan
fantasi seksual (Miracle, at al, 2003).
Menjamin Keamanan dalam Menikmati Gairah Seksual Pribadi
Tak ada seorang pun yang dapat
mengganggu kesenangan individu yang
sedang melakukan fantasi seksual (Safety
with excitement). Berfantasi seksual bersifat
unik, pribadi dan terjamin privasinya.
Mereka yang belum menikah maupun yang
sudah menikah dapat melakukan fantasi
seksual untuk mencapai kenikmatan seksual
(orgasme) dengan cara onani atau masturbasi.
Mereka yang belum menikah, berfantasi seksual merupakani cara aman dan
efektif untuk penyaluran libido seksual
sendiri, tanpa dibayang-bayangi oleh perasaan berdosa (guilty feeling) atau rasa takut
untuk bertanggung-jawab terhadap perilaku
seksualnya.
Dalam kenyataan banyak pula
pasangan yang telah menikah namun tidak
memperoleh orgasme pada saat melakukan
hubungan seksual dengan pasangan seks-
nya, menyalurkan libido seksualnya dengan
berfantasi seksual. Seringkali fantasi seksual ini disertai dengan kegiatan onani atau
masturbasi. Dalam jangka panjang, kegiatan fantasi seksual bagi pasangan yang telah
menikah cenderung akan mengganggu
komunikasi seksual antara suami-istri.
Masalah ini akan menjadi bom waktu yang
setiap saat meledak dan merusak keharmonisan rumah-tangga. Oleh sebab itu,
penting membicarakan masalah fantasi dan
kehidupan seksual secara bersama-sama
untuk mewujudkan kebahagiaan suamiistri.
Keperluan Terapi Seksual
Para penderita gangguan seksual,
seperti frigiditas maupun impotensi, seringkali harus melakukan terapi seksual dengan
cara menggugah daya fantasinya (Master,
Johnson & Kolodny, 1985).
Frigiditas ditandai dengan kesulitan
organ vagina untuk menerima penetrasi
penis ketika melakukan hubungan seksual.
Seorang perempuan seringkali dibayangi
oleh perasaan takut, kuatir atau cemas
sebelum melakukan hubungan seksual.
Keadaan ini mengganggu perangsangan
organ seksualnya. Seorang perempuan yang
mengalami frigiditas cenderung merasa
sakit, menghindar atau menolak pada saat
melakukan hubungan seksual. Karena itu,
terapi seksual dengan cara fantasi untuk
merangsang gairah seksual akan tepat untuk
perempuan yang mengalami frigiditas.
Demikian pula, penderita impotensi
laki-laki yang mengalami kesulitan ereksi
organ penisnya, perlu melakukan fantasi
seksual dalam proses kegiatan terapi
seksual. Seorang terapis akan memandu
pasien/klien untuk melakukan fantasi seksual, dengan menghadirkan bayangan atau
gambaran organ seks atau tubuh pasangan
seks-nya; dengan tujuan untuk merangsang
gairah libido seksualnya. Apabila proses
ereksi organ penis terjadi dengan baik,
maka seorang klien disarankan untuk
melanjutkannya dalam hubungan seksual
yang sebenarnya dengan pasangan seksnya.
Jurnal Psikologi Vol. 4 No. 2, Desember 2006
97
Memahami Fantasi Seksual Dalam Konteks Hubungan Kelamin Manusia
Faktor-Faktor Perkembangan Fantasi Seksual
Kreativitas berfantasi seksual bagi
setiap individu dipengaruhi oleh stimulasi
eksternal yang pernah dilihat, didengar atau
dirasakannya sebelumnya. Berbagai media
seperti buku-buku (cerita fiksi, non fiksi,
komik), internet, majalah maupun film-film
porno memberi pengaruh besar terhadap
perkembangan fantasi seksual seseorang.
Apa yang pernah dibaca, didengar maupun
dilihat secara langsung, akan segera
direkam, disimpan dan ditandai dalam
otaknya (Miracle, at al, 2003). Otak berfungsi sebagai penyimpan data informasi
(information storage) penting bagi setiap
individu. Setiap saat data tersebut dapat
dipanggil kembali (recall) untuk dimanfaatkan sebagai bahan aktivitas bersama
dengan orang lain, pada saat berpacaran,
bercinta atau berhubungan seksual.
Bagi sebagian orang, bahan fantasi
seksual dapat memberi inspirasi untuk
melakukan eksperimen ketika berhubungan
seksual, untuk mencoba berbagai gaya dan
teknik hubungan seksual yang baru, agar
dapat menghindari kebosanan bercinta. Ide
mencoba hal-hal yang baru dalam bercinta,
dapat datang dari pasangan laki-laki mau
pun dari perempuan. Mereka yang hanya
memiliki satu jenis teknik bercinta, dengan
adanya berbagai informasi variasi teknik
bercinta, tentu saja hal ini akan meningkatkan frekuensi dan gairah untuk bercinta
dengan pasangannya (Byer, Shainberg, &
Galliano, 1999).
Agar dapat dilakukan bersamasama, tanpa merasa canggung atau malumalu, sebaiknya antar pasangan mengkomunikasikan terlebih dahulu agar tidak
mengganggu aktivitas hubungan seksual.
Komunikasi cinta yang gagal, akan
menurunkan gairah untuk melakukan hubungan seksual. Akibatnya justru menimbulkan masalah-masalah perilaku seksual
baru, seperti hiposeksual disorder, desire
disorder, frigiditas atau impotensi (Moglia,
& Knoewles, 1993 ).
Fantasi seksual dapat sangat bermanfaat untuk meningkatkan gairah dan
kepuasan hubungan seksual. Namun bila
terfokus hanya pada fantasi seksual,
pasangan seks akan merasa tidak dihargai
sebagai seorang pribadi yang sedang
melakukan aktivitas hubungan seksual
bersama. Oleh karena itu, berfantasi seksual
bersifat relatif dan tidak mutlak perlu untuk
dilakukan bagi setiap orang, tergantung
pada situasi.
Tabel 1
Gambaran Fantasi Seksual pada Kelompok Heteroseksual (laki-laki dan perempuan) dan
Homoseksual
1
2
Laki-laki
Observasi terhadap kegiatan seksual.
Membayangkan perilaku homoseksual.
Pengalaman seksual kelompok
HETEROSEKSUAL
Perempuan
Observasi terhadap kegiatan seksual.
HOMOSEKSUAL
Laki-laki (gay)
Perempuan (gay)
Membayangkan hubungan seksual dengan
Membayangkan anatomi seksual laki-laki.
lawan seks-nya.
Hubungan seksual dengan laki-laki.
Membayangkan dengan pasangan lawan
Hubungan seksual dengan perempuan.
jenisnya.
Hubungan seksual dengan laki-laki yang tidak dikenal.
Membayangkan pengalaman seksual di
Pengalaman seksual kelompok gay.
masa lalu.
Membayangkan
pengalaman
seksual
sadistic (sadistic imaginary).
Sumber: Moglia, 1993
Pendekatan-Pendekatan
Fantasi Seksual
Teoritis
Di bawah ini dijabarkan 3 pendekatan teoritis untuk menjelaskan fantasi
98
seksual, yaitu (1) teori perkembangan
kognitif, (2) psikoseksual dan (3) proses
informasi.
Masing-masing
memiliki
Jurnal Psikologi Vol. 4 No. 2, Desember 2006
Memahami Fantasi Seksual Dalam Konteks Hubungan Kelamin Manusia
karakteristik yang berbeda-beda, meski pun
esensinya sama.
Teori Perkembangan Kognitif dari
Piaget
Sejak munculnya teori perkembangan kognitif dari Piaget, diakui bahwa
kematangan
perkembangan
kognitif
seorang individu ditandai dengan kemampuan untuk berfantasi. Kemampuan
berfantasi diawali dengan kemampuan
permanensi obyek (object permanence),
yaitu kemampuan untuk mengingat letak
atau posisi suatu benda, walaupun benda
tersebut tersembunyi atau berubah posisinya. Selain itu, kemampuan fantasi harus
ditopang dengan kemampuan decen-tration,
yaitu kemampuan untuk memberi perhatian
pada pihak atau orang lain. Seseorang dapat
memikirkan apa yang dipikirkan oleh orang
lain (Papalia, Olds & Feldman, 2004). Ini
berarti anak telah melampaui fase
egosentris, yaitu masa di mana anak tidak
lagi memandang sesuatu dari sudut
pandangnya sendiri, melainkan dari
perspektif pemikiran orang lain.
Tahap operasi formal (Formal
operation stage), menurut pandangan
Piaget, ditandai dengan kemampuan
berpikir rasional, logis dan hipotetis.
Seorang individu akan mudah mengembangkan daya imajinasi yang berhubungan
dengan masalah-masalah seksual.
Teori Psikoseksual dari Freud
Menurut Sigmund Freud, kepuasan
yang berpusat pada area kelamin terjadi
pada masa phallic yaitu ketika anak-anak
menginjak usia antara 3-5 tahun. Seorang
anak laki-laki kadang melakukan onani, dan
anak perempuan kadang melakukan
masturbasi (Hall, Lindsey & Campbell,
1998). Dalam tahap latency, kehidupan
fantasi seksual tidak nampak, tetapi tertekan ke dalam alam bawah sadar (subcounscioussness), sehingga tidak nampak.
Namun, ketika menginjak masa genital
(genital stage), fantasi seksual akan muncul, seiring dengan kematangan seksual
anak.
Dorongan libido seksual yang
menggebu-gebu menyebabkan seseorang
terdorong untuk menyalurkannya. Terjadi
konflik antara unsur id dengan super-ego,
dorongan seksual ditekan ke alam bawah
sadar. Akibatnya seseorang hanya dapat
melakukan fantasi-fantasi seksual dalam
mimpi.
Teori Prosesing Informasi
Daya ingat seseorang akan
tertanam
kuat
dalam
penyimpanan
(storage) ketika terjadi proses penginderaan
terhadap lingkungan sosial yang memberi
stimulasi terhadap organ pendengaran,
penglihatan, penciuman, perabaan maupun
pengecapan. Bila seseorang secara sadar
berkonsentrasi untuk menyerap informasi
eksternal maka otak segera membantu
menyimpan informasi–informasi penting
untuk diendapkan dalam file-penyimpanan.
File penyimpanan yang berisi berbagai data
informasi akan mudah dipergunakan
kembali ketika individu memanggilnya.
Namun proses pemanfaatan informasi
tersebut sangat tergantung pada kesetiaan
dan kekuatan daya ingat seseorang
(Feldman, 2005).
Bila sesudah melakukan proses
penyimpanan informasi, lalu dalam waktu
yang relatif singkat seseorang langsung
memanfaatkan dengan cara memanggilnya
lagi, proses ini dinamakan proses penyimpanan jangka pendek (short term memory –
STM); sedangkan pemanggilan kembali
infomasi dalam jangka waktu panjang
disebut long term memory (LTM).
Dalam konteks fantasi seksual,
seseorang melakukan fantasi seksual
dengan cara memanggil dan menciptakan
infomasi yang tersimpan untuk dikeluarkan
kembali. Fantasi seksual seringkali
dimanfaatkan untuk kepentingan perangsangan gairah seksual. Akibatnya fantasi
seksual seringkali disertai dengan kesiapan
untuk mengekspresikan perilaku seksual.
Pada individu yang mengalami gangguan
seksual (sukar ereksi, frigiditas), fantasi
seksual cenderung sulit diiringi dengan
gairah rangsangan seksual.
Jurnal Psikologi Vol. 4 No. 2, Desember 2006
99
Memahami Fantasi Seksual Dalam Konteks Hubungan Kelamin Manusia
External
stimulation:
Pendidikan,
pelatihan
Televisi
Internet
Telepon
Panca-indera :
Penglihatan
Pendengaran
Penciuman
Perabaan
Pengecapan
(masalah seksual )
Encoding
Memory
Daya ingat jangka
pendek (STM)
Problem solving
Fantasi seks
Kreativitas fantasi
Daya ingat jangka
panjang (LTM)
Sumber:Feldman, Robert S, 2005
Gambar 1
Skema teori proses informasi
Isi Fantasi Seksual
Bila ditelusuri secara teliti, ada
beberapa isi fantasi seksual, yaitu:
(1) Eksperimentasi dalam Fantasi Seksual,
(2) Fantasi Gaya Hubungan Seksual.
Pembahasan
Eksperimentasi dalam Fantasi Seksual
Sejak masa anak usia tengah
(middle childhood), individu telah mampu
melakukan fantasi seksual. Stimulasi
internal maupun eksternal akan mudah
direspon dengan fantasi khusus yang
berhubungan dengan masalah seksual.
Stimulasi internal (internal stimulation)
adalah rangsangan yang dipengaruhi oleh
impuls, dorongan atau motif seksual. Hal
ini terjadi khususnya pada individu yang
telah matang secara fisiologis. Sedangkan
yang dimaksud dengan stimulasi eksternal
(external stimulation) adalah rangsangan
yang diperoleh melalui proses penglihatan,
pendengaran maupun perabaan terhadap
obyek, gambar atau orang lain, berkaitan
dengan masalah seksual.
Individu berani bereksperimen
membuat gambaran fantasi seksual yang
pernah dilihat dari gambar porno, bacaan
100
porno, film porno atau didengar dari orang
lain. Bagi mereka yang telah mampu
melakukan fungsi reproduksi, fantasi seksual bukan lagi sekedar imajinasi di otak,
akan tetapi benar-benar direalisasikan
dengan melakukan aktivitas seksual secara
nyata. Oleh karena itu, fantasi seksual
bermanfaat untuk meningkatkan gairah
seksual dan bahkan meningkatkan kepuasan
hubungan seksual dengan pasangan
seksualnya.
Fantasi Gaya Hubungan Seksual
Seseorang yang telah mencapai
kematangan fisiologis, isi fantasi seksualnya berkaitan erat dengan gaya-gaya
perilaku berhubungan seksual dengan
lawan jenisnya. Mungkin saja, ada seseorang yang miskin dalam berfantasi
seksual. Mereka ini cenderung menggunakan gaya hubungan seksual yang
konservatif, monoton dan dikenal secara
umum oleh masyarakat. Namun mereka
yang memiliki kekayaan fantasi seksual,
idenya variatif, kreatif dan inovatif. Ada
banyak gaya berhubungan seksual, seperti
man on top, female in the down, atau
sebaliknya, doogy style. Isi fantasi yang
berhubungan dengan gaya-gaya perilaku
Jurnal Psikologi Vol. 4 No. 2, Desember 2006
Memahami Fantasi Seksual Dalam Konteks Hubungan Kelamin Manusia
seksual tersebut, dapat diterapkan dalam
berhubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dengan banyaknya variasi fantasi
seksual, seseorang dapat mengembangkan
kebahagiaan bercinta dengan pasangannya
dan mencegah timbulnya kebosanan dalam
kehidupan mereka sebagai suami-istri.
Kesimpulan
Fantasi seksual (sexual fantation)
merupakan ekspresi kebebasan setiap orang
untuk mengembangkan daya imajinasi yang
berhubungan dengan masalah seksual.
Seseorang dapat menemukan kesenangan
dan keasyikan tersendiri, yang dapat
ditindak-lanjuti dengan aktivitas hubungan
seksual, sesuai dengan kekayaan variasi
fantasi seksualnya. Semakin kaya fantasi
seksual, semakin mempengaruhi seseorang
untuk bereksperimen dalam melakukan
hubungan seksual dengan pasangan
seksualnya. Fantasi seksual dapat meningkatkan taraf kepuasan seksual dalam
hubungan seksual, serta dapat menambah
kebahagiaan hidup pasangan suami-istri.
Daftar Pustaka
Feldman, Robert S, “Understanding
Psychology”, 7th ed, McGraw Hill,
New York, 2005.
Miracle, Miracle & Baumeister, “Human
Sexuality, Meeting Your Basic
Needs”, Pearson Education, New
Jersey, 2003.
Hall, C. S, Lindsay, G & Campbell, J. B,
“Theories of Personality”, (4th
edition), John Wiley & Sons, New
York, 1998.
Moglia, R. F & Knoewles, J, “All About
Sex: A Family Resource on Sex and
Sexuality”, Three Rivers Press, new
York, 1993.
Papalia,
Olds,
Feldman,
“Human
Development”, 9th ed, McGraw
Hill, New York, 2004.
Jurnal Psikologi Vol. 4 No. 2, Desember 2006
101
Download