ANALISIS HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW. Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Oleh SHITA ADITYA NIM. 109018300070 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ABSTRAK SHITA ADITYA (109018300070), “Analisis Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil belajar IPA pada konsep hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskiptif. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor. Sampel ini diambil menggunakan teknik Purposive Sampling. Proses analisis data dilakukan dengan penyusunan urutan kedudukan peserta didik menjadi tiga ranking, dilakukan dengan mengelompokan peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu rangking atas ( kelompok peserta didik yang kemampuan tinggi), ranking tengah ( kelompok peserta didik dengan kemampuan sedang), dan renking bawah (kelompok peserta didik dengan kemampuan rendah). Dari hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan hasil belajar IPA siswa melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah dalam kategori sedang karena frekuensi paling tinggi terdapat pada kategori tingkat kemampuan sedang yaitu 53,33% dari 30 siswa yang dijadikan sempel. Kata Kunci : Kooperatif model Jigsaw dan Hasil Belajar. i ABSTRACT SHITA ADITYA (109018300070), “Analysis of Students In Science Class Concept Relationships With Environment Beings Through Cooperative Learning Jigsaw". Thesis Department of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2014 This study aims to analyze the results of study on the concept of the relationship between the science of living things with their environment through cooperative learning jigsaw . The method used in this study is a research method deskiptif . The target population in this study were all students of SDN 02 Muhara Citeureup -Bogor . Population affordable in this study were all fourth grade students at SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor. Samples were taken using purposive sampling technique. The process of data analysis done with the preparation of learners standing order into three ranks , performed by classifying the students into three levels , namely the ranking of the top (Group Of High Ability Learners), the middle rank (Group Of Learners With The Ability To Moderate) , and bottom renking (Groups Of Learners With Low Ability). From the analysis that has been carried out on the whole the results of students' science learning through cooperative learning jigsaw is in the medium category because the highest frequency contained in the category of moderate skill level is 53.33 % of the 30 students who made sempel . Keywords : Cooperative Learning Jigsaw model and results . ii KATA PENGANTAR Bismillaahhirrahmanirahiim, Assalaamu’alaikun warahmatullahi wabarakaatuh. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena dengan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw”. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan ke haribaan Sang Penuntun Nabi Muhammad SAW. yang mendidik dan membawa umatnya dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Meskipun melalui banyak hambatan yang peneliti alami dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun ucapan terima kasih yang disampaikan Penulis kepada: 1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. iii 2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Dedi Irwandi, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Drs. Mu’arif , SAM, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar dan penuh pengertian membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai materi yang berhubungan dengan skripsi ini. 4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama peneliti mengikuti proses perkuliahan. 5. SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor, khususnya Kepala Sekolah, guru kelas IV, siswa-siswi kelas IV, dan staf yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini. 6. Teristimewa untuk kedua orang tua, Ibu Siti Choiriyah S,Pd dan Bapak Kusoy Trisna yang tak henti mendoakan, melimpahkan kasih sayangnya, dan memberikan dukungan moril maupun materiil kepada penulis. 7. Seluruh keluarga besar Sinan Hadi, dan untuk adikku Shifa Adriyanti yang telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kawan-kawan seperjuangan Asri anita, Lulu apriyanti, Miftahul Janah, Rizki Chairani, Asep Sulaeman, Yuli Sapriyanti atas semua canda tawa dan waktu yang telah dilewati bersama dan selalu memotivasi selama penyusunan skripsi ini. 9. Kawan-kawan bimbingan Siti Fauziyah Alpiana, Edah Zubaidah, Dwi Kurniati dan Annisa Nurul aini yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 10. Untuk semua rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2009. iv Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada kami khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh Jakarta, 20 Januari 2014 Shita Aditya v DAFTAR ISI ABSTRAK................................................................................................... i ABSTRACK ............................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix DAFTAR GAMBAR. ................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 8 C. Pembatasan Masalah ................................................................. 8 D. Rumusan Masalah .................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9 F. Manfaat Penelitian .................................................................... 9 BAB II KAJIAN TEORIT DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Hasil Belajar IPA 1. Pembelajaran IPA di SD........................................................ 10 2. Prinsip Pembelajaran IPA ..................................................... 11 3. Tujuan Pembelajaran IPA...................................................... 11 4. Pengertian Hasil belajar IPA.................................................. 12 B. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Koopratif ....................................... 16 2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif ...................... 20 3. Ciri-ciri Pembelajaranm Kooperatif ...................................... 22 4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif .......................... 22 5. Macam-macam pembelajaran Kooperatif .............................. 24 6. Jigsaw sebagai salah satui pembelajaranan kooperatif .......... 27 a. Pengertian Jigsaw ............................................................ 27 b. Kelebihan Dan Kekurangan Jigsaw ................................. 28 vi c. Langkah-Langkah Jigsaw ................................................ 29 C. Materi Konsep hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya ............................................................................. 32 D. Penelitian yang Relevan... ......................................................... 36 E. Kerangka Berpikir .................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 39 B. Metode Penelitian ..................................................................... 39 C. Populasi dan Sampel ................................................................. 39 D. Prosedur Penelitian ...................................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41 F. Instrumen Penelitian..................................................................... 41 1. Penyusunan Kisi-Kisi............................................................. 42 2. Uji Coba Instrumen................................................................ 42 G. Teknik Analisis Data ................................................................ 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .......................................................................... 50 1. Analisis Data Hasil Belajar IPA .......................................... 50 B. Pembahasan .............................................................................. 57 C. Keterbatasan Peneliti ................................................................ 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 61 B. Implikasi .................................................................................. 61 C. Saran ........................................................................................ 61 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN vii DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................. 23 Tabel 3.1 : Indeks Reliabilitas Soal ........................................................... 43 Tabel 3.2 : Kriteria Tingkat Kesukaran Soal .............................................. 44 Tabel 3.3 : Klasifikasi Daya Pembeda ....................................................... 45 Tabel 3.4 : Rekapitulasi Analisis Butir Soal .............................................. 46 Tabel 3.5 : Kisi-Kisi Instrumen Yang Sudah Valid .................................... 47 Tabel 4.1 : Patokan Menyuun Tiga Ranking .............................................. 52 Tabel 4.2 : Konversi Nilai ......................................................................... 52 Tabel 4.3 : Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Tinggi............................ 52 Tabel 4.4 : Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Sedang .......................... 54 Tabel 4.5 : Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Rendah .......................... 56 viii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kisi- Kisi Instrumen Lampiran 2 : Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Lampiran 3 : Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Lampiran 4 : Hasil Perhitungan ANATEST Skor Data Bobot Lampiran 5 : Hasil Perhitungan ANATEST Reliabilitas Tes Lampiran 6 : Hasil Perhitungan ANATEST Daya Pembeda Lampiran 7 : Hasil Perhitungan ANATEST Tingkat Kesukaran Lampiran 8 : Hasil Perhitungan ANATEST Korelasi Skor Butir Dengan Skor Total Lampiran 9 : Instrumen Tes Hasil Belajar Lampiran 10 : Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Lampiran 11 : RPP Pertemuan Ke 1 Lampiran 12 : RPP Pertemuan Ke 2 Lampiran 13 : Perhitungan Skor Hasil Belajar IPA Siswa Lampiran 14 : Perhitungan Mean dan Standar Deviasi ix DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 : Ilustrasi Kelompok Jigsaw ................................................... 30 Gambar 2.2 : Ilustrasi Yang Menunjukan Tim Jigsaw ............................... 31 Gambar 2.3 : Bagan Pelaksanaan Jigsaw ................................................... 32 Gambar 4.1 : Kurva Normal ...................................................................... 51 Gambar 4.2 : Kategori tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw ... 53 Gambar 4.3 : Kategori tingkat kemampuan sedang melalui model jigsaw .. 55 Gambar 4.4 : Kategori tingkat kemampuan rendah melalui model jigsaw .. 56 x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan kita. Ini berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. Karena pada dasarnya manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Sebab, pendidikan berfungsi sebagai meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Sebagai mana tertera dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.1 Tentunya diperlukan kesadaran yang tinggi baik dari pihak siswa maupun guru yang mengajar. Pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan2. Perubahan pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku dapat terjadi karena proses pembelajaran. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah 1 UU R.I NO.20 Th. 2003 Tentang Sisdiknas Dan Peraturan Pemerintah R.I Nomer 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008), H..6 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Emaja Rosdakarya, 2010) H, 10 1 2 maupun masyarakat.3 Pendidikan di Indonesia, secara formal diawali oleh pendidikan pada level sekolah dasar. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang menjadi landasan bagi terlaksananya jejang pendidikan berikutnya. Pendidikan dasar memegang peranan sangat penting bagi jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, pendidikan pada level sekolah dasar harus berlangsung dan berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Sekolah merupakan sarana mengajar antara guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, dimana guru sebagai pemegang peranan utama. Kedua elemen ini sangat menentukan terdirinya proses belajar mengajar disekolah. Guru sebagai tenaga pengajar tentunya akan berfikir keras tentang bagaimana pengajaran yang ia ajarkan kepada siswa agar dapat dimengerti dan dipahami oleh mereka dengan cepat. Tentunya ini tidak lepas dengan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru tersebut. Berhasilnya suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru ditunjukan oleh dikuasainya materi pelajaran oleh peserta didik. Keberhasilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru dalam menyusun program pembelajaran dengan metode yang tepat. Sebagai seorang guru profesional, guru harus mempunyai pengetahuan dan persediaan strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang diketahuinya harus dan bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari diruang kelas. Meski demikian guru yang baik tidak akan terpaku pada strategi itu saja. Guru yang ingin maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan strategi dan teknik-teknik pembelajaran yang pasti akan selalu bermanfaat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Guru bisa memilih dan juga memodifikasi sendiri teknik-teknik pembelajaran pada setiap bab sesuai situasi kelas mereka. Dalam satu jam/sesi pelajaran, guru juga bisa memakai lebih dari satu teknik. Setiap Sekolah di Indonesia selalu menggunakan kurikulum. Kurikulum disusun secara Nasional sesuai dengan tingkatan Sekolah. Dalam pasal 1 Butir 19 3 Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010) H,1 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.4 Kurikulum dapat mencakup lingkup yang sangat luas, yaitu sebagai program pengajaran pada suatu jenjang pendidikan, dan dapat pula menyangkut lingkup yang sangat sempit, seperti program pengajaran suatu mata pelajaran untuk beberapa jam pelajaran. Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan pribadi, kemampuan sosial ataupun kemampuan bekerja. untuk menyampaikan bahan pelajaran, ataupun mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu. Untuk menilai hasil dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat penilaian tertentu. Keempat hal tersebut yaitu tujuan, bahan ajar, metode, alat, dan penilaian merupakan komponen-komponen utama kurikulum. 5 Kurikulum bukanlah hanya berisi rencana pelajaran (Bidang Studi) disebuah lembaga pendidikan saja, akan tetapi semua aktifitas yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan dilembaga tersebut yang dapat mempengaruhi anak didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, kurikulum harus mengandung tujuan, isi (materi), metode pengajaran, dan evaluasi.IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai gejala alam yang ada dimuka bumi. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. dengan mempelajari IPA peserta didik dapat mengetahui gejalagejala alam yang terjadi dilingkungannya. Dengan mempelajari IPA peserta didik juga dapat melakukan percobaan-percobaan tentang alam. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di 4 Undang- Undang R.I No.20 Th. 2003 Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah R.I Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008). H.4 5 Nana Syaodih . Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010) H. 3 4 tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Sebelumnya kita harus tahu bagaimana tujuan dari Mata Pelajaran IPA di SD/MI karena dengan memahami arti dari tujuan pembelajaran maka akan semakin tahu bagaimana seharusnya model pembalajarannya.Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. : (1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2)Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep (3) IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan , (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. 6 Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan image pada peserta didik tentang IPA adalah suatu bidang studi yang sulit untuk dipelajari.kelemahan pembelajaran IPA selama ini adalah pembelajaran IPA yang lebih menekankan pada menghafal sejumlah konsep, kurang menekankan pada hasil belajar. Hal ini dibuktikan melihat nilai raport siswa dengan disertai wawancara dengan guru, hambatan yang sering ditemui pada saat kegiatan belajar mengajar adalah hasil belajar yang masih rendah. Hal tersebut pada dasarnya tidak lepas dari peran guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hal ini erat kaitannya dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu metode ceramah. Faktor yang 6 Izza Aliyatul Muna, Metode Eksperimen Dengan Pemanfaatan Peralatan Dari Lingkungan Sekitar Untuk Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar ( Ponorogo: Cendikia, Vol.8 N0. 1 Januari-Juni 2010,H. 51-52 5 menjadi penyebab rendahnya nilai hasil belajar siswa adalah : Kurangnya minat dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, Guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak menggunakan media dan alat peraga yang inovatif guru dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa merasa cepat bosan, Penjelasan materi pelajaran lebih berpusat pada guru sehingga tidak tercipta kondisi keaktifan dari siswa dan sering kali apa yang disampaikan guru tidak diserap oleh siswa dengan baik. Melihat permasalahan tersebut guru hendaknya lebih bisa mengembangkan model pembelajaran yang ada, agar bisa menarik minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Pembelajaran IPA seharusnya diselenggarakan secara interaktif, inpiratif dalam suasana menyenangkan, menggairahkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.Untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan caracara pengimplementasikan model-model pembelajaran kedalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa–siswa di kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagi kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peranserta siswa secara optimal dalam pembelajaran dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan yang besar terhadap pencapaian hasil belajar Metode pengajaran yang masih sering digunakan adalah metode ceramah, diskusi kelompok kecil dan tanya jawab, cara pengajaran seperti ini belum memberikan hasil yang maksimal sehingga siswa cenderung pasif dan bosan dalam belajar. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa tidak maksimal. Berkaitan dengan hasil belajar, rendahnya hasil belajar IPA siswa dikarenakan siswa kurang memahami pelajaran yang diberikan guru. Ini disebabkan karna 6 guru dalam mengajar hanya menerangkan pelajaran dengan membaca buku, sehingga siswa sulit mengerti pelajaran tersebut dan mereka kurang mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi atau belajar berkelompok dengan teman-teman untuk bertukar pikiran. Akibatnya siswa hanya mengetahui pelajaran itu dari guru saja. Sehingga siswa mudah lupa dengan materi-materi yang telah dipelajari Melihat permasalahan tersebut, hendaknya guru dapat memberikan variasi dalam metode belajar demi meningkatkan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belaja dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. 7 Inti dari pembelajaran kooperatif adalah adanya kerjasama. Penelitian yang dilaksanakan oleh Desak Nyoman Purwati. Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan. Menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan hasil belajar dengan model konvensional. 8 Adapun kendala-kendala berdasarkan penelitian tersebut dikarenakan masih rendahnya nilai hasil mata pelajaran IPA . Hal ini nampak jelas dari ratarata hasil belajar siswa yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimum. Hal ini disebabkan karena pada proses pembelajaran IPA tidak dikembangkan kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan untuk menghapal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk 7 Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet Ke-1, H. 130 8 Desak Nyoman Purwati.Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan. Http://Pasca.Undiksha.Ac.Id/E-Journal/Index.Php/Jurnal_Pendas/Article/View/511/303 Diakses Pada 01 Juli 2013 Pukul 20.07 WIB 7 memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Sangat banyak penelitian yang dilakukan tepisah oleh orang-orang yang berbeda dalam konteks yang berlainan mengenai penggunaan metode pembelajaran Cooperative learning. Pada umumnya hasil-hasil penelitian tersebut mendukung penggunaan metode pembelajaran cooperative learning. Data tersebut menunjukan bahwa suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologi yang lebih baik dari pada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisahmisahkan siswa (johnson & jhonson) 9 Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa model, salah satunya adalah model Jigsaw. Melalui pembelajaran kooperatif model Jigsaw siswa dilatih untuk bekerjasama, mendengarkan, dan menghargai pendapat teman, mampu berinteraksi dan berkomunikasi antar siswa, serta bertanggung jawab dalam penguasaan materi yang sudah menjadi tugasnya. Model jigsaw ini merupakan pembelajaran yang mengutamakan aktifitas dan kreatifitas berfikir siswa dalam kegiatan kelompok. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil10. Pembelajaran jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. 11 Dengan demikian pembelajaran kooperatif metode jigsaw bisa menjadi pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Melihat dari persoalan ini, ternyata tidak hanya satu sekolah yang hasil belajar IPA nya masih rendah, bahkan hampir sebagian besar masih banyak sekolah-sekolah yang hasil belajar IPA masih di bawah KKM. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SDN Muhara 02 Citeureup tahun ajaran 2012-2013, diperoleh hasil belajar IPA siswa yang masih rendah. Hal ini 9 Anita lie, mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas, (jakarta: PT. Grasindo, 2002) h,7 10 Sudarmaji, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), H. 62 11 Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet Ke-1, h. 143 8 dilihat dari nilai hasil latihan dan ulangan IPA masih ada yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 65. Dengan melihat rendahnya hasil belajar bidang Studi IPA, tentu perlu dilakukan sebuah usaha dalam mengatasinya guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan paparan diatas maka penulis merasakan perlu melakukan penelitian masalah ini dengan mengangkat judul “Analisis Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw.” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang terjadi terkait dengan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw terhadap Hasil Belajar IPA yaitu: 1. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran 2. Guru dalam mengajar hanya menerangkan pelajaran dengan membaca buku 3. Rendahnya hasil belajar IPA dibandingkan mata pelajaran lain 4. Pembelajaran ceramah membuat siswa merasa cepat bosan. 5. Pembelajaran berpusat pada guru 6. Nilai siswa untuk mata pelajaran IPA masih di bawah KKM C. Pembatasan Masalah Untuk lebih memperjelas dan mempermudah pokok bahasan dalam penelitian, maka untuk mengarahkan penelitian ini perlu batasan masalah. Maka fokus masalah dibatasi hanya pada aspek-aspek berikut: 1. Pembelajaran yang digunakan Untuk Penelitian Ini melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw. 2. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah Hanya Mengukur Hasil Belajar IPA ranah kognitif pada konsep hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya 9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang ada, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Hasil Belajar IPA Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw?” E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis Hasil Belajar IPA Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan, pengetahuan tentang pembelajaran dalam proses belajar mengajar b. Memberi informasi tentang pengaruh pembelajaran kooperatif khususnya dengan Pembelajaran Kooperatif model Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa c. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dan sebagai bahan masukan tentang salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA. b. Bagi guru IPA, dapat memberikan alternatif pembelajaran untuk diterapkan dalam proses pembelajaran IPA di kelas, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPA c. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan penelitian tentang penerapan Pembelajaran Kooperatif model Jigsaw. BAB II DESKRIPSI TORITIS A. Hasil Belajar IPA 1. Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai gejala alam yang ada dimuka bumi. IPA sangat perlu disekolah dasar karena dengan mempelajari IPA peserta didik dapat mengetahui gejala-gejala alam yang terjadi dilingkungannya. Dengan mempelajari IPA peserta didik juga dapat melakukan percobaan-pecobaan tentang alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. 1 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Sekolah Dasar (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 2006), H. 484-485 10 11 2. Prinsip Pembelajaran IPA a. Prinsip motivasi adalah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi ada yang berasal dari dalam (instrinsik) dan ada yang timbul dari luar (ekstrinsik) b. Prinsip latar yaitu pada hakekatnya peserta didik sudah mempunyai pengetahuan awal. Oleh karena itu guru harus mengetahui pengetahuan keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik. c. Prinsip menemukan. Pada dasarnya peserta didik memiliki rasa keingintahuan yang besar sehingga berusaha untuk mencari dan menemukan. Maka berikan kesempatan kepada peserta didik supaya merasa senang. d. Prinsip belajar sambil melakukan (learning by doing) pengalaman belajar dengan cara praktek merupakan hasil belajar yang tidak mudah terlupakan, maka sebaiknya peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan belajar secara langsung. e. Prinsip belajar sambil bermain, bermain merupakan kegiatan yang menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, maka setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana menyenangkan dengan permainan 2. 3. Tujuan Pembelajaran IPA Dalam kurikulum 2006 (KTSP) disebutkan bahwa pendidikan IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta, sehingga ipa bukan hanya penguasaan kumpulan ilmu-ilmu pengetahuan yang berupa fakta, konsep, dan prinsip-prinsip saja, maka dari itu tujuan pendidikan IPA di SD/MI dalam kurikulum 2006 (KTSP) dirumuskan sebagai berikut: a) Dapat meyakini terhadap keyakinan tuhan yang maha esa berdasarkan keberadaan, keindahan, keteraturan alam ciptaan-nya. b) Mengembangklan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep ipa yang bermanfaat sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2 Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011), h,189 12 c) Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara ipa, lingkungan, tekhnologi dan masyarakat. d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidikialam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan. f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam sebagai salah satu ciptaan tuhan. g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan ipa sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.3 4. Pengertian Hasil belajar IPA Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaktif dengan lingkungan. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Jadi perubahan prilaku adalah hasil belajar. Artinya, seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan sebelumnya. 4 Jadi belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Belajar adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.5 Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu.belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. 6 Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian 3 Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011), h,193 4 Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung : Cv Wacana Prima, 2011) h, 38 5 Zikri Neni Iska. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta :Kizi Brothers 2011). h. 65 6 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Sinar Baru Algensindo , 2004) h,28 13 tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 7 Kegiatan belajar sesungguhnya dilakukan oleh semua makhluk yang hidup, mulai dai bentuk kehidupan yang sederhana sampai dengan yang kompleks. 8 Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga bentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat , watak, penyesuaian diri. Jadi dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan manusia seutuhnya. Proses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal peserta didik itu sendiri dan faktpr eksternal, yaitu pengaturan kondisi belajar.9 Ada beberapa faktor dalam belajar antara lain : motivasi untuk belajar, tujuan yang hendak dicapai, dan situasi yang mempengaruhi proses belajar. a. Motivasi untuk belajar Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul dalam diri sendiri untuk bertingkah laku. Dorongan itu pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu atau bertujuan. Itu sebabnya sering mendengar istilah motif dan dorongan, dikaitkan dengan prestasi atau keberhasilan, yang dikenal dengan motif berprestasi (Achivement Motive). Hal ini berarti bahwa keinginan mencapai suatu keberhasilan merupakan pendorong untuk bertingkah laku atau melakukan kegiatan belajar. b. Tujuan yang hendak dicapai Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang hendak diyuju oleh proses pembelajaran. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan. Sebagaimana motivasi, tujuan sebagai salah satu faktor yang terdapat dalam belajar seharusnya timbul dan ada pada diri siswa. c. Situasi yang mempengaruhi proses belajar 7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Pt Remaja Rosdakarya 2010). h, 88 8 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 106 9 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2007) H. 24 14 Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses belajar pada siswa berkaitan dengan diri siswa sendiri, keadaan belajar, proses belajar, guru yang memberi pelajaran teman belajar dan bergaul, serta program belajar yang ditempuh merupakan faktor penting dalam belajar. 10 Dalam dunia pendidikan, khususnya dibidang pengajaran, evaluasi sering didasarkan pada “hasil” dari proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu atau setelah suatu topik materi diajarkan. Sedangkan “hasil” proses belajar mengajar tersebut pada umumnya didapatkan melalui pengukuran terhadap kemampuan atau penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan. Sedangkan evaluasi pada umumnya didasarkan pada hasil pengukuran. Sudjana mengatakan Hasil Belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, yang meliputi kemampuan-kemampuan Kognitif , Afektif, dan Psikomotor. Hasil Belajar merupakan faktor penting dalam pendidikan, secara umum belajar dapat dipandang sebagai perwujudan nilai yang diperoleh siswa melalui proses belajar mengajar. Belajar adalah usaha mengubah tingkah laku, jadi adanya hasil belajar pada diri seseorang ditandai dengan perubahan tingkah laku, oleh sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi proses belajar. Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiiki seseorang. Penguasaan hasil belajar oelh seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di 10 Sumiati. Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung : Cv Wacana Prima, 2011). h, 59-60 15 sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf,seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. 11 Selain belajar, hasil belajar juga mempunyai berbagai faktor yang mempengaruhi. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar adalah : 1) Faktor raw input (yakni factor murid/anak itu sendiri) di mana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam: a) Kondisi fisiologis Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan capek,tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau tangannya(karena ini akan mengganggu kondisi fisiologis), dan sebagainya, akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar. Di samping kondisi yang umum tersebut, yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah kondisi panca indera, terutama indera penglihatan dan pendengaran. b) Kondisi psikologis Di bawah ini faktor psikologis yang dianggap utama dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :Minat, Kecerdasan, Bakat, Motivasi. 2) Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami ataupun lingkungan social. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam dan lingkungan sosial. a) Lingkungan fisik/alami termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada keadaan udara yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara yang panas dan pengap. 11 Nana Syaodih S, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 102-103 16 b) Lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya juga berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena itulah disarankan agar lingkungan sekolah didirikan di tempat yang jauh dari keramaian pabrik, lalu lintas dan pasar. 3) Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari: Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah dirancangkan. Faktor-faktornya yaitu: 12 a) Kurikulum b) Program/bahan pengajaran c) Sarana dan fasilitas d) Guru (tenaga pengajar) Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pembelajaran IPA pada satu pokok bahasan. B. Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori kontruktivis. Pembelajaran kooperatif bukanlah suatu pembelajaran yang baru. Pembelajaran ini bernaung dibawah konstruktivistik, dimana siswa secara aktif memperoleh pengetahuan baru, dan guru hanya sebagai fasilitator.Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka berdiskusi dengan temannya. Menurut Trianto, dalam pembelajaran kooperatif siswa saling bekerja sama untuk memecahkan masalah-masalah yang komplek.13 Jadi hakikatnya kerja 12 H. Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), h. 103 Trianto, mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, jakarta : kencana prenada media group, 2009 cet.I h. 56 13 17 sama dalam kelompok sejawat menjadi aspek yang penting dalam pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif dapat dipandang sebagai model, karena mempunyai uraian materi ajar, media dan waktu. Selain itu belajar kooperatif dapat dipandang sebagai suatu model belajar, karena pembelajaran kooperatif adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru, yang didalamnya terdapat penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif. 14 Secara etimologis, kooperatif berarti bekerja bersama-sama, bersedia membantu. Pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bekerja bersamasama dalam memcapai tujuan bersama. Beberapa definisi tentang pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh para tokoh, diantaranya menurut Davidson dan Worshman adalah model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif yang mengintegrasikan ketrampilan sosial yang bermuatan akademis. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan, yaitu antara empat sampai enam orang yang merupakan latar kemampuan, akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda. Setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif pada kelompoknya. Ketergantungan positif ini kemudian akan menimbulkan tanggang jawab individual terhadap kelompok dan keterampilan antar personal (interpersonal intellegence) dari setiap anggota. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk 14 Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, (Jakarta: Penada Media Group, 2010) H. 56 18 keberhasilan kelompok, sehingga setiap individual akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok 15 Kagan mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi instruksional yang melibatkan interaksi siswa secara kooperatif dalam mempelajari suatu topik sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. 16 Roger, dkk. menyatakan cooperative learning is group learning organized in sach a way that learning is based on the socially structured change of information beeetwen learner is held accountable for his or her own learning and is motivated to increase the learning if other. (pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompokkelompok pembelajaran yang didalamnya setiap pembelajar bertangggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain). Sementara itu,Parker mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan sementara.17 Strategi pembelajaran kooperatif beranjak dari pemikiran “getting better together” yang menekankan pada pemberian kesempatan yang lebih luas dan suasana yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap,nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran berkelompok. Posamentier secara sederhana menyebutkan belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah tugas atau beberapa tugas.Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga 15 Walija, Pembelajaran Keterampilan Menulis Menggunakan Strategi Belajar Kooperatif. Education Indonesia.1, 2010, H.70 16 Masitoh, Strategi Pembelajaran ( Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia 2009) H. 232 17 Miftahul Huda et al, Op. Cit, h. 29 19 siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan pembelajaran mereka dan antara mereka. 18 Inti dari pembelajaran kooperatif adalah adanya kerjasama. Menurut Sanjaya pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda atau heterogen. 19 Sedangkan menurut Davinson dan Worsham dalam bukunya strategi pembelajaran sains mengungkapkan pengertian pembelajaran kooperatif sebagai berikut: Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis.Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu : (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; (4) adanya tujuan yang harus dicapai. 20 Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil, saling membantu dalam belajar, kelompok belajar terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan beragam. Kekhasan kooperatif adalah siswa ditempatkan dalam kelompok kooperatif dan tinggal bersama dalam satu kelompok untuk beberapa minggu atau bulan. Siswa biasanya dilatih keterampilan-keterampilan spesifik muntuk membantumereka bekerja sama dengan baik, misalnya menjadi pendengar yang baik memberikan penjelasan dengan baik, mengajukan pertanyaan dengan benar dan lain-lain. 21 Roger dan david johnsen menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap belajar kooperatif . untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran kooperatif harus diterapkan yaitu: (1) Saling Tergantung Secara 18 Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta, 2009), Cet Ke-1, H. 130 19 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Prenanda Media Group, 2006), H, 242 20 Wina ,Op. Cit.,h. 241. 21 Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011), h,86 20 Positif (2) Tanggung Jawab Perseorangan (3) Tatapa Muka (4) Komunikasi Antar Anggota, (5) Evaluasi Proses Kelompok.22 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Strategi belajar kooperatif mempunyai dampak pembelajaran sekaligus, yaitu disamping peningkatan prestasi akademik peserta didik (Student Achievement), penerimaan terhadap teman yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan kepada orang lain. 23 Pembelajaran kooperatif merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan prestasi siswa. Dengan memiliki doronganatau motivasi yang positif seseorang siswa akan menunjukan minatnya. 2. Tujuan dan manfaat pembelajaran kooperatif Diawal telah disebutkan, bahwa ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Johnson & johnson menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok.24 Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik, sikap tolong-menolong dan beberapa prilaku sosial. Tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar secara kelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. 22 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan Ruang Kelas, (Jakarta: PT. Gramedia. 2002) h, 31 23 Walija, Pembelajaran Keterampilan Menulis Kooperatif, (Jakarta : Education Indonesia. 2010) h.71 24 Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan h.57 Cooperative Learning Di RuangMenggunakan Strategi Belajar Progresif, Konsep Landasan Dan (KTSP), (Jakarta : Kencana 2010). 21 Penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian prestasi para siswa dan akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri, alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka, dan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang sangat baik untuk mencapai hal-hal semacam itu.25 Anita Lie mengungkapakan bahwa ada beberapa manfaat proses pembelajaran kooperatif sebagai berikut: a. Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama dengan siswa yang lain. b. Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan. c. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat. d. Mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri) e. Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif. f. Meningkatkan hasil belajar siswa 26 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ludgren pembelajaran kooperatif memiliki manfaat antara lain 27 : a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas b. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi c. Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah. d. Memperbaiki kehadiran. e. Angka putus sekolah menjadi rendah. f. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar. g. Prilaku mengganggu menjadi lebih kecil. h. Konflik antar pribadi berkurang. 25 Robert E. Slavin. Cooperative learning teori,riset dan praktek (london: allymand bacon, 2005) h.4-5 26 Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet Ke-1, h. 135-136 27 Ibid , h 136 22 i. Sikap apatis berkurang. 3. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif Ciri-ciri lain dari strategi pembelajaran kooperatif menurut Stahl yaitu: a. Belajar bersama dengan teman, b. Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, c. Saling mendengarkan pendapat diantara anggota kelompok, d. Belajar dari teman sendiri dalam kelompok, e. Belajar dalam kelompok kecil, f. Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat, g. Keputusan tergantung pada siswa sendiri, h. Siswa aktif, Sedangkan menurut Johnson dan Johnson mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah; 1) Terdapat saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok, 2) Dapat dipertanggung jawabkan secara individu, 3) Heterogen, 4) Berbagi kepemimpinan, 5) Berbagi tanggung jawab, 6) Menekankan pada tugas dan kebersamaan, 7) Menentukan kebersamaan sosial, 8) Peran guru/dosen mengamati proses balajar siswa 9) Efektifitas belajar tergantung pada kelompok 4. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Enam tahap pembelajaran itu dirangkum oleh Ibrahim seperti pada tabel berikut: 23 Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif28 FASE TINGKAH LAKU GURU Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan Menyampaiakna tujuan dan pelajaran yang ingin dicapai pada memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada Menyajikan informasi siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan. Fase-3 Guru menjelaskan kepada Mengorganisasikan siswa ke bagaimanacaranya siswa membentuk dalam kelompok-kelompok kelompok belajar dan membantu belajar setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4 Guru Membimbing kelompok kelompok belajar pada saat mereka bekerja dan belajar mengerjakan tugas mereka. Fase-5 Guru Evaluasi tentang materi yang telah dipelajari atau membimbing mengevaluasi masing-masing kelompok- hasil belajar kelompok mempersentasikan hasil kerjanya. Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk Memberikan penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama. Mereka mengkordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk 28 Muslimin Ibrahim, Dkk., Pembelajaran Kooperatif (Surabaya : 2001) UnesaUniversitas Press, Cet Ke-2 H, 10 24 menycapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok. 29 5. Macam-macam model pembelajaran kooperatif Beberapa kata kunci dalam pembelajaran kooperatif adalah learning together, cooperative, working in team. Model pembelajaran kooperatif dapat disajikan dengan menggunakan berbagai metode, seperti Teaching Game Team (TGT), Number Head Together (NHT), Studen Teams Achievement Division(STAD), Team Accelerated Instruction (TAI), Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)30, investigasi kelompok ( Group Investigation) , model Make A Match ( Membuat pasangan) dan Jigsaw. Berikut akan di paparkan secara ringkas mengenai beberapa pendekatan pembelajaran kooperatif. a. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teaching Game Team) Model pembelajaran kooperatif jenis ini mengadopsi pembelajaran mandiri siswa dengan saling bertanta antar kelompok secara bergantian. Tahap pembelajarannya adalah sebagai berikut: Guru memberikan penjelasan umum tentang materi yang akan dipelajari. Siswa dikelompokan kedalam beberapa kelompok anggota 5-6 orang. Siswa mendiskusikan penjelasan guru serta materi yang diberikan, setelah selesai salah satu kelompok bertanya kepada kelompok yang ditunjuk terkait materi yang telah didiskusikan. Apabila pertanyaan tidak dapat dijawab maka kelompok yang bersangkutan tidak mendapatkan nilai. Setelah itu setiap kelompok bergantian mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain.guru mengevaluasi dan menyimpulkan pembelajaran. b. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achievement Division) Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh slavin yang ide dasarnya adalah belajar kelompok dengan mengandalkan kelompok prestasi. Adapun tahapan pembelajaran adalah sebagai berikut: 29 Muslim Ibrahim, dkk.,Pembelajaran Kooperatif....h.5-6 Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet Ke-1, h. 137 30 25 Membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen. Guru menyajikan pelajaran. Guru memberi tugas kepada setiap kelompok. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Memberi evaluasi dan menarik kesimpulan. c. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) Model pembelajaran kooperatife tipe NHT (kepala bernomor) merupakan pengembangan dari model kooperatif tipe TGT model ini dikembangkan pertama kali oleh kagan. Ciri khususnya adalah pembelajaran kelompok melalui penyelesaian tugas dengan saling membagi ide. Setiap kelompok harus memastikan bahwa anggotanya memahami dan menguasai tugas, sehingga semua siswa memahami konsep bersamaan. Tahapan pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut: siswa dibagi dalam dua kelompok dimana setiap siswa dalam kelompok memiliki nomor. Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok. Guru memanggil nomor siswa untuk menjawab tugas. d. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD). Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading composition) adalah sebuah model pembelajaran yang sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun jenjang dasar. Pada tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini siswa tidak hanya mendapat kesempatan belajar melalui presentasi langsung oleh guru tentang keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga teknik menulis sebuah komposisi (naskah). CIRC dikembangkan untuk menyokong pendekatan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran bahasa yang disebut “kelompok membaca berbasis keterampilan”. Pada model pembelajaran CIRC ini siswa berpasang-pasangan di dalam kelompoknya e. Team Accelerated Instruction (TAI) Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK). TAI juga mirip dengan STAD 26 dalam hal komposisi tim. Tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini sebenarnya adalah penggabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI, siswa mengikuti tingkatan yang bersifat individual berdasarkan tes penempatan, dan kemudian dapat maju ke tahapan selanjutnya berdasarkan tingkat kecepatannya belajar. Jadi, setiap anggota kelompok sebenarnya belajar unit-unit materi pelajaran yang berbeda. f. Investigasi kelompok (Group Investigation) Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi ( pokok bahasan) yang akan diajarkan dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya setiap kelompok mempersentasikan atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas untuk berbagi saling tukar informasi g. Model Make A Match ( Membuat Pasangan) 31 Model make a match ( membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Penerapan metode ini adalah dimulai dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/sial sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya lalu diberi poin. h. Jigsaw Jigsaw merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran kooperatif. Pengertian jigsaw adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok lain dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. 31 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru ( Jakarta: Rajagrafindo Persada 2011) h.223 27 6. Jigsaw sebagai salah satu pembelajaran kooperatif a. Pengertian jigsaw Arti jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan juga yang menyebutkannya dengan istilah puzzel yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. 32 Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji coba oleh Aronson et al sebagai metode cooperative learning. Teknik ini biasa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis mendengarkan ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis mendengarkan ataupun berbicara. Pendekatan ini bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam,ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama dan bahasa. Teknik ini cocok untuk semua kelas/tingkatan. 33 Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. Dengan demikian, siswa saling ketergantungan satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Metode pembelajaran tipe jigsaw dapat meningkatkan “positive interdependence”, serta saling pengertian diantara siswa. Hal ini disebabkan oleh karakteristik pembentukan kelompok siswa, dimana masing-masing siswa memiliki tugas yang setara.34 Pembelajaran jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu 32 Rusman , Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta : Rajawali Press, 2011). H. 217 33 Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning, (Jakarta: Pt Gramedianwidiasarana Indonesia, 2002), Cet Ke-1, H. 69 34 Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011) H, 86-87 28 menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. 35 Jigsaw dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar karena a) siswa tidak tertekan dalam belajar b) meningkatkan jumlah partisipasi siswa dalam kelas c) mengurangi kebutuhan daya saing dan d) mengurangi dominasi guru dalam kelas. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/ subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang. 36 Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam : a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada teman-temannya. Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. b. Kelebihan dan kekurangan jigsaw Metode pembelajaran jigsaw mempunyai kelebihan dan kekurangan. 1) Kelebihan dari metode jigsaw Jigsaw memiliki kelebihan yaitu membantu peserta didik (siswa) dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep. Menumbuhkan kemampuan kerjasama. Dapat berfikir kritis dan aktif, mengembangkan keterampilan sosial, dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik. Siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk aktif mengkontruksi pengetahuannya. Memberi 35 Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet Ke-1, h. 143 36 Afrisanti Lusita, Buku Pintar Menjadi Guru Kreatif, Insfiratif, Dan Inovatif, (Yogyakarta : Araska, 2011), H, 80 29 peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang. Belajar saling menghargai atau menerima keragaman. Bertukar informasi dan belajar bertanggung jawab. Dapat mencegah keagresifan dalam sistem kompetisi, efektif dan efisien. Jhonson & jhonson melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif model jigsaw yang hasilnya menunjukan bahwa interaksi kooperatif memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah 37 : a) Meningkatkan hasil belajar b) Meningkatkan daya ingat c) Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi d) Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik (kesadaran individu) e) Meningkatkan hubungan manusia yang heterogen f) Menciptakan sikap anak yang positif terhadap sekolah g) Meningkatkan sikap positif terhadap guru h) Meningkatkan harga diri anak i) Meningkatkan prilaku penyesuaian sosial yang positif j) Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong. 2) Kekurangan dari metode jigsaw Kekurangan adalah sulit untuk menguasai kelas, sulit mengorganisasikan tempat duduk. Murid cenderung ramai dan tidak berdiskusi. Jika ada salah salah satu anggotakelompok yang tidak kompak maka akan mempengarui nilai kelompoknya. c. Langkah-langkah jigsaw Pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan 37 Rusman , Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. (Jakarta : Rajawali Press, 2011). H 219 30 tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 1997) : Kelompok asal Kelompok Ahli Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw Langkah-langkah pelaksanaan teknik Jigsaw menurut anita lie, adalah sebagai berikut : 1) Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi 4-5 bagian 2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengalaman mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran hari ini. 3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat. 4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan siswa yang kedua menerima bagian kedua dan seterusnya 5) Kemudian, siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masingmasing. 6) Setelah selesai siswa saling berbagi mengenai bagan yang dibaca atau dikerjakan masing-masing. 7) Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa. 8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan pelajaran hari itu. 31 Kelompok asal 5 atau 6 orang yang heterogen dikelompokan Gambar 2.2 Ilustrasi Yang Menunjukan Tim Jigsaw 38 Dalam buku lain dituliskan langkah-langkah pembelajaran jigsaw adalah sebagai berikut (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes,And Snapp, 1978): 39 a) Siswa dikelompokan kedalam = 4 anggota tim b) Tiap orang dalam tim diberi materi yang berbeda c) Tiap orang dalam tim dibagi bagian materi yang ditugaskan. d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dengan kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguhsungguh. f) Tiap tim ahli mempersentasikan hasil diskusi g) Guru memberi evaluasi h) Penutup 38 Ibid ,h. 58 Yatim prianto, paradigma baru pembelajaran: sebagai referensi bagi guru/pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas, (jakarta : kencana 2009), h. 271272 39 32 Gambar 2.3 Bagan Pelaksanaan Jigsaw40 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tipe jigsaw adalah ; a) Menggunakan strategi tutor sebaya b) Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok asal (home) dan kelompok ahli. c) Dalam kelompok ahli peserta didik belajar secara kooperatif menuntaskan topik yang sama sampai mereka menjadi ahli d) Dalam kelompok asal setiap siswa saling “ mengajarkan” keahlian masingmasing. C. Materi konsep Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal dai tumbuhan dan hewan. Sementara itu, hewan peliharaan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia. 40 Ibid, h. 272 33 1. Hubungan antar makhluk hidup Amati lingkungan di sekitarmu dengan saksama! Pada beberapa makhluk hidup, terdapat hubungan yang bersifat khusus. Hubungan khusus antarmakhluk hidup disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme. 41 Dalam suatu lingkungan ada berbagai macam hubungan antarmakhluk hidup. Ada hubungan yang saling menguntungkan dan ada pula hubungan yang tidak saling menguntungkan. Untuk lebih memahaminya, perhatikan uraian berikut ini: a. Simbiosis Mutualisme Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan. Kamu tentu pernah melihat seekor lebah yang sedang hinggap di atas bunga untuk menghisap madu. Pada waktu lebah hinggap dibunga kaki-kaki lebah menyentuh serbuk sari bunga sehingga kaki yang ditempeli serbuk sari tersebut akan menempel pada putik apabila lebah bergerak di sekitar bunga. Serbuk sari kemudian bertemu dengan putik maka terjadilah penyerbukan. Setelah terjadi proses penyerbukan maka terjadilah proses pembuahan. Kerjasama yang terjadi antara bunga dan lebah ini disebut simbiosis mutualisme. Contoh lainnya adalah burung jalak yang memakan kutu di punggung kerbau. Antara Bunga Dan Lebah b. Simbiosis Parasitisme Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan 41 Budi Wahyono, Ilmu pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas IV (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h,59 34 makhluk hidup lainnya mengalami kerugian.Ada kalanya hubungan antarmakhluk yang satu diuntungkan dan yang lainnya dirugikan. Pernahkah kalian melihat tanaman tali putri melilit pada tanaman pagar? Bagaimanakah keadaan induk tanaman tersebut? Apakah mereka dapat tumbuh subur? Dapatkah kamu menjelaskannya? Hubungan antar makhluk hidup yang salah satunya dirugikan disebut simbiosis parasitisme. Contoh lainnya dapat kamu temukan pada pohon mangga yang ditempeli benalu. Benalu termasuk tumbuhan parasit, benalu hidup pada tumbuhan atau makhluk hidup lain sehingga merugikan makhluk hidup yang ditumpanginya. Tumbuhan yang ditumpangi benalu disebut tumbuhan inang. c. Simbiosis Komensalisme Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. Hubungan antar makhluk hidup dimana yang satu diuntungkan sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut simbiosis komensalisme. Misalnya ikan hiu dengan ikan remora. Pada saat ikan hiu memperoleh makanan sisa-sisa makanan tersebut dimakan oleh ikan remora. Ikan remora mendapatkan keuntungan dari ikan hiu. Sedangkan ikan hiu tidak dirugikan dengan keberadaan ikan remora. Salah satu contoh simbiosis komensalisme Suatu jenis burung yang buas memangsa ulat di pohon secara tidak langsung membantu tumbuhan yang daunnya menjadi makanan ulat. Apabila burung pemangsa jumlahnya berkurang maka jumlah ulat semakin banyak dan tumbuhan yang menjadi makan ulat menjadi berkurang. Dengan demikian, secara tidak langsung antara burung dengan tumbuhan terdapat bentuk saling ketergantungan. Kotoran cacing tanah akan menjadi humus yang diperlukan bagi tumbuhan. Sementara, daun-daun tumbuhan yang berjatuhan dan membusuk menjadi bahan makanan cacing tanah. Contoh di atas menunjukkan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan ini disebut ekosistem. Tikus yang ada di sawah memakan padi. Semakin banyak jumlah tikus semakin banyak pula padi yang dimakan oleh tikus. Namun demikian, terdapat hewan yang terbiasa memakan tikus misalnya ular sawah. Ular sawah dapat mengurangi hama tikus. Cacing tanah dapat membantu kesuburan tanah dengan membentuk rongga. 35 2. Rantai Makanan Kita sering melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat katak, tikus, atau ular. Apakah hewan-hewan tersebut saling berhubungan? Apa yang terjadi jika padang rumput yang berada di permukaan bumi ini lenyap. Hubungan saling ketergantungan antar makhluk hidup dapat berupa hubungan makan dan dimakan. Hubungan ini akan membentuk rantai makanan. Jadi Rantai makanan adalah perjalanan makan dan dimakan dengan urutan tertentu antar makhluk hidup. Contoh Salah Satu Rantai Makanan Contoh Rantai Makanan Sawah42 3. Jaring-Jaring Makanan Rumput sebagai produsen tidak hanya dimakan oleh belalang saja, tetapi juga dimakan oleh burung dan hewan lainnya. Ular tidak hanya memakan 42 Budi Wahyono, Ilmu pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas IV (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h,62 36 katak saja tetapi juga memakan tikus, ayam, dan hewan lainnya. Sekumpulan rantai makanan ini saling berhubungan satu dan yang lainnya membentuk jaring jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat pada gambar berikut ini. Contoh Jaring-Jaring Makanan Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan. di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Padi → Tikus → Elang → Pengurai 2) Padi → Tikus → Musang → Elang → Pengurai 3) Padi → Burung → Musang → Elang → Pengurai 4) Padi → Burung → Elang → Pengurai D. Penelitian yang Relevan 1. Yulnita Sari,dkk, dalam skripsi yang berjudul Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IVA SDN 001 Seikijang Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalawan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA, peningkatan yang terjadi adalah sebesar (70.3%) yaitu (66.8%) pada siklus I menjadi (73.8%) pada siklus ke II. Penelitian ini juga memberikan hasil terjadinya peningkatan 2. Diana Supriyatin. dalam skripsinya yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Dengan Metode Jigsaw Dan Ekspositori Pada Konsep Elektrolit Dan Nonelektrolit Terintegrasi Nilai, Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Iniversitas 37 Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa menggunakan metode jigsaw lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran ekspositori pada konsep Elektrolit Dan Nonelektrolit Terintegrasi Nilai. Siswa memberi respon positif terhadap metode jigsaw. 3. Enny Sulistyowati, 2005. Dalam skripsinya yang berjudul pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar matematika SMPN 1 kromogen. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw lebih tinggi dibanding siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. E. Kerangka Berpikir Permasalahan yang dihadapi didunia pendidikan sangat kompleks. Salah satunya adalah pengajaran yang monoton. Seorang guru diminta profesional dalam menghadapi siswa. Pembelajaran IPA selalu dianggap pelajaran yang sulit. Alasnnya pun bermacam-macam dari materi yang terlalu rumit dan sulit dipahami, hingga menyampaikan materi yang monoton, yaitu ceramah dan mencatat. Anggapan yang melekat pada siswa ini berusaha dihilangkan oleh guru, dengan cara mengubah strategi mengajar yang selama ini mereka gunakan dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan adanya penggunaan model, strategi, atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang digunakan adalah jigsaw. Pembelajaran dengan model jigsaw dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPA karena dapat digunakan untuk meningkatkan peranaktif siswa dikarenakan model ini melibatkan siswa secara menyeluruh di dalam kelas. Sehingga dapat meningkatkan kemempuan memori dan belajar selama proses pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotorik. 38 Adapun kerangka berpikir ini dapat digambarkan sebagai berikut. Pendekatan awal kurang tepat Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Hasil belajar IPA meningkat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Muhara 02 yang beralamat di Jln. Kp Muhara RT 01 RW 08 Desa Citeureup - Bogor. Waktu yang penulis gunakan untuk mengadakan penelitian ini adalah pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, yaitu pada tanggal 21 Oktober – 30 November 2013. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskiptif. Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Disamping itu, penelitian ini juga merupakan penelitian dimana pengumpulan datanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yakni menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat. Pada penelitian ini peneliti hanya menganalisi hasil belajar IPA siswa. C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 1 Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteleti. Sampel diambil dari populasi, Sampel ini diambil menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu Teknik pengambilan sempel dengan pertimbangan tertentu. 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 173. 39 40 Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IV-B SDN Muhara 02 Citeureup semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Yang kemudian dikelompokan menjadi tiga kategori kelompok, yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah. Siswa dikelompokan berdasarkan standar deviasi yang diolah dari data ulangan harian siswa. D. Prosedur penelitian Secara garis besar, prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Tahap-tahap penelitian tersebut, diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan Adapun langkah-langkah tahap persiapan adalah sebagai berikut: a. Menganalisis Standar kompetensi dan Kompetensi dasar dengan KTSP yang dipergunakan sekarang, serta menganalisis materi pada buku teks atau paket untuk menentukan bahasan yang pembelajarannya dapat menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw. Pada penelitian ini pokok bahasan yang dipilih adalah hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya. b. Membuat RPP yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatifmodel jigsaw c. Membuat atau menyusun instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data yang dibuat oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing d. Menguji instrumen Pengujian validitas instrumen penelitian tes hasil belajar diperbaiki sesuai dengan saran para ahli selanjutnya instrumen diuji cobakan kepada siswa kelas 5 SD untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Hasil validitas instrumen dikonsultasikan kepada dua dosen pembimbing. Apabila lingkungan tersebut telah disetujui oleh para ahli, maka instrumen tersebut akan digunakan untuk penelitian e. Menghubungi guru dan kepala sekolah untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian f. Mempersiapkan dan membuat surat ijin penelitian 41 2. Tahap pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan pertama dan kedua menggunakan pembelajaran kooperatif model jigsaw. Adapun tahapan-tahapan sebagai berikut: a) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang) b) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagibagi menjadi beberapa sub bab c) Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya d) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya e) Setiap angggota kelompok ahli telah kembali kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya. f) Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan evaluasi individu.2 3. Tahap penyelesaian Tahap penyelesaian diantaranya: mengolah data hasil penelitian, menganalisis dan membahas hasil penelitian, menarik kesimpulan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah tes hasil belajar. Tes yang digunakan yaitu tes objektif pada konsep hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Tes objektif adalah suatu tes yang disusun dimana setiap pertanyaan tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih. 3 F. Instrumen penelitian Adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu, Tes. Tes adalah serentetan petanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur 2 Trianto, model-model pembelajaan inovatif berorientasi kontruktivisme konsep, landasan teoritispraktis dan implementasinya ( jakarta : prestasi pustaka 2007) h. 56-57 3 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2010) H, 170 42 keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.4 Macam tes yang akan digunakan adalah tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Instrumen tes untuk mengukur aspek kognitif hasil belajar siswa, bentuk tes pada penelitian ini berupa tes objektif pada konsep hubungan khusus antarmahluk hidup yaitu pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan 4 pilihan jawaban. 1. Penyusunan kisi-kisi Sebelum membuat instumen, telebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen agar soal yang dibuat mengacu pada indikator. Penjabaran konsep untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan ranah pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2). Kisi-kisi tes kemampuan pada pokok bahasan hubungan khusus antarmahluk hidup sebanyak 6 indikator dan 30 pertanyaan. Kisi-kisi instrumen secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. 2. Uji coba Instrumen Untuk instrumen tes uji coba instrumen dilakukan guna melihat kualitas soal yang digunakan. Instrumen tes dalam penelitian ini harus memiliki 4 kriteria kelayakan yaitu: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Adapun penjelasan mengenai uji coba instrumen tes diantaranya sebagai berikut: Instrumen penelitian diuji coba terlebih dahulu pada kelas 5 yang terdiri dari 42 siswa. pengujian instrumen dilakukan dikelas 5 karena sudah mempelajari materi hubungan khusus antarmahluk hidup. a. Uji Validitas instrumen Validitas berasal dari kata Validity, yang berarti tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes 4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010) H, 193 43 tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”. 5 Peneliti menggunakan program ANATES (lihat lampiran) untuk mengetahui validitas setiap butir soal, Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen peneliitian, dari 30 soal yang diujicobakan diperoleh 23 soal yang valid. b) Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas berasal dari kara rely dan ability atau reliability, yaitu keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsitensi, dapat pula diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena insterumen tersebut sudah baik. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program AnatestV4. Tabel 3.1 Indeks Reliabilitas Soal Keterangan < 0,20 Tidak Ada Reliabilitas 0,21 – 0,40 Reliabilitas Rendah 0,41 – 0,70 Reliabilitas Sedang 0,71 – 0,90 Reliabilitas Tinggi 0,90 – 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi 1,00 Reliabilitas Sempurna Untuk mengetahui reliabilitas butir soal peneliti menggunakan program ANATES. diperoleh Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, sebesar 0,75. Hal ini berarti instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan memenuhi persyaratan instrumen yang baik. 5 H.64 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 44 c. Taraf Kesukaran Butir Soal Taraf kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar.Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Adapun rumus untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah sebagaii berikut: Rumus mencari P adalah6 : Dimana : P = Indeks Kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar JS = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes Klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut : Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Indeks tingkat kesukaran Kriteria 0 – 0.30 Sukar 0.31 – 0.70 Sedang 0.71 – 1.00 Mudah >1.00 Sangat mudah Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal peneliti menggunakan program ANATES Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrumen penelitian, diperoleh 3 butir soal dengan tingkat kesulitan “sukar”, 20 butir soal dengan tingkat kesulitan “sedang”, 4 butir soal dengan tingkat kesulitan “mudah”.dan 3 butir soal dengan tingkat kesulitan “sangat mudah” 6 H,208 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 1995) 45 d. Daya Pembeda Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Perhitungan daya pembeda pada penelitian ini menggunakan program ANATESTV4. Adapuan rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah: daya pembeda = Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar = Banyaknya peserta kelompok atas = Banyaknya peserta kelompok bawah = = proposi peserta kelompok atas yang menjawab benar = = proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.3 Klasifikasi daya pembeda7 Klasifikasidayabeda Kriteria 0,00 – 0,20 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik Sekali D< 0 Soal dibuang Untuk mengetahui daya pembeda butir soal peneliti menggunakan program ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal intrumen, 7 223 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara. 1995) H, 46 diperoleh 1 butir soal dengan daya beda “sangat jelek”, 6 butir soal dengan daya beda “jelek”, 15 butir soal dengan daya beda “cukup”, 7 butir soal dengan daya beda “baik”. dan 1 butir soal dengan daya beda “sangat baik”. Berdasrkan hasil perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran dari tiap soal dapat dilihat rekapitulasi analisis butir soal. Dari 30 soal yang telah diuji coba, diperoleh 20 soal yang valid, dengan reliabilitas 0,75. Tabel 3.4 Rekapitulasi Analisis Butir Soal No Soal Nilai Validitas Validitas Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 0,317 0,185 0,351 -0,122 0,393 0,390 0,377 0,393 0,058 0,425 0,321 0,312 0,389 0,319 0,105 0,335 0,141 0,585 0,332 0,304 0,358 0,114 0,371 0,393 0,314 0,304 0,378 0,161 0,393 0,403 Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Digunakan Tidak digunakan Digunakan Digunakan 47 Peneliti hanya menggunakan 20 butir soal. Hal ini berdasarkan pada proporsi keterwakilan masing-masing indikator, untuk soal nomor 2,4,9,15,17,22,dan 28 tidak digunakan karena soal tersebut tidak valid sehingga soal tersebut tidak mengukur apa yang seharusnya diukur. Oleh sebab itu peneliti hanya menggunakan soal no 1, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16 ,18, 19, 20, 21,23, 24, 25, 26, 27, 29,30 untuk mengukur kemampuan siswa. Namun butir soal nomor 12 tidak digunakan karena daya pembedanya jelek, sama dengan soal nomor 25 dan 26 soal tidak digunakan karena indikator untuk soal nomor 25dan 26 sudah terwakili Tabel 3.5 Kisi- Kisi Instrumen Yang Sudah Valid No 1. 2. 3. 4. 5. Indikator Menjelaskan pengertian Simbiosis Mengidentifikasi perbedaan antara simbiosis Menjelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antar makhluk hidup. Menjelaskan perbedaan rantai makanan dan jaring-jaring makanan Menjelaskan unsur-unsur yang terdapat pada rantai makanan 6. Tingkat kemampuan C1 1, 2*, 4*, 5 7,8 15*,16, 17*,18, 19 24,25, 26, 28* Mendeskripsikan contoh rantai makanan di sawah, di kebun dan di laut Jumlah total 15 Keterangan: * menunjukan soal tidak valid. C2 9*,10, 11,13 14 C3 3 6, 12 Jumlah Soal 5 soal 8 soal 1 soal 5 soal 20,21, 22*,23, 27 29, 30 12 9 soal 2 soal 3 30 soal G. Teknik Analisis Data Pada proses analisis deskriptif yang digunakan setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya data di deskripsikan dan dianalisis. Penyusunan urutan 48 kedudukan peserta didik menjadi tiga ranking, dilakukan dengan mengelompokan peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu rangking atas ( kelompok peserta didik yang kemampuan tinggi), ranking tengah ( kelompok peserta didik dengan kemampuan sedang), dan renking bawah (kelompok peserta didik dengan kemampuan rendah). Penentuan ranking menjadi tiga tingkatan ini berdasarkan pada konsep dasar yang menyatakan bahwa distribusi skor-skor hasil belajar peserta didik pada umumnya membentuk kurva normal (Kurva Simetrik) ,dimana sebagian besar ( 68,26 %) peserta didik terletak dibagian tengah kurva sebagai kelompok kategori “Sedang” atau “Cukup”, sebagian kecil ( yaitu 15,87 % ) peserta didik terletak di daerah atas kurva sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kategori “Tinggi” dan sebagian kecil lainnya ( 15,87 % ) terletak di daerah bawah kurva, sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kategori “Rendah”. 8 Dengan demikian maka dalam menentukan kedudukan seseorang siswa, terlebih dahulu kelas dibagi menjadi 3 kelompok kemudian dari pengelompokan itu dapat diketahui dia termasuk kelompok mana. Langkah-langkah untuk menentukan kedudukan siswa dalam 3 rangking: 1. Menjumlahkan skor semua siswa 2. Mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (Deviasi Standar atau standar deviasi) a. Mean (Rata-Rata Hitung) = b. ∑ Standar Deviasi ∑ √ 8 ∑ Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) H.449 49 3. Menentukan batas-batas kelompok a. Kelompok atas Semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-rata plus satu standar deviasi keatas b. Kelompok sedang Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan + 1 SD c. Kelompok rendah Semua siswa yang mempunyai skor – 1SD dan yang kurang dari itu. Patokan untuk menentukan rangking atas, rangking tengah dan rangking bawah adalalah sebagai berikut: ATAS MEAN + 1 SD TENGAH MEAN - 1 SD BAWAH BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi data Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan tes hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw sebanyak 20 butir soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Sebelum dilakukan tes akhir hasil belajar, instrumen tersebut diujicoba terlebih dahulu kepada sampel yang sudah diajarkan materi hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya yaitu pada siswa kelas 5 SDN Muhara 02 Citeureup. Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda diperoleh 20 butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Data hasil belajar IPA siswa disajikan dalam bentuk tabel dan diagram lingkaran. 1. Analisis Data Hasil Belajar IPA Pada pembahasan sebelumnya peneliti telah mengemukakan bahwa salah satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun penelitian ini adalah tes. Soal-soal pada tes yang ditujukan kepada siswa SDN Muhara 02. Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap hasil belajar IPA siswa apakah mengalami peningkatan dari ulangan IPA sebelum materi Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistika yang mencakup perhitungan Mean dan standar deviasi. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa penyusunan urutan kedudukan peserta didik dibagi menjadi tiga ranking, dilakukan pengelompokan peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu: Rangking Atas (kelompok peserta didik dengan kemampuan tinggi), Ranking Tengah (kelompok peserta didik dengan kemampuan sedang), dan Ranking Bawah (kelompok peserta didik dengan kemampuan rendah). 50 51 Penentuan ranking menjadi tiga tingkatan ini berdasarkan pada konsep dasar yang menyatakan bahwa distribusi skor-skor hasil belajar peserta didik pada umumnya membentuk kurva normal (Kurva Simetrik), dimana sebagian besar ( 68,26%) peserta didik terletak di bagian tengah kurva sebagai kelompok kategori “Sedang” atau “Cukup”, sebagian kecil (yaitu 15,87%) peserta didik terletak di daerah atas kurva sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kategori “Tinggi” dan sebagian kecil lainnya ( 15,87%) terletak di daerah bawah kurva, sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kategori “Rendah”. 1 Rangking Bawah Rangking Atas 15,87% 68,26% 15,87% Rangking Tengah M – SD M M +SD Gambar 4.1 Kurva Normal Setelah mengetahui tingkat kedudukan siswa sebelumnya, selanjutnya peneliti ingin melihat apakah terjadi perubahan dari siswa yang masuk dalam kelompok peserta didik dengan kemampuan tinggi, kelompok peserta didik dengan kemampuan sedang dan kelompok peserta didik dengan kemampuan rendah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw pada materi hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya. 1 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) h.449 52 Diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah 74,5 dan standar deviasi 8,40 (lihat lampiran). Selanjutnya peneliti menghitung patokan untuk menentukan ranking atas, ranking tengah dan rangking bawah adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Patokan Menyusun Tiga Ranking ATAS MEAN + I SD = 74,5 + 8,40 = 82,9 TENGAH MEAN + I SD = 74,5 - 8,40 = 66,1 BAWAH Tabel 4.2 Konversi Nilai Nilai hasil belajar Melalui jigsaw Rangking 82,9 ke atas Atas 66,1 – 82,9 Tengah 66,1 ke bawah Bawah Pada tabel 4.3 akan dipaparkan data siswa kategori tingkat kemampuan tinggi melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw. Tabel 4.3 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Tinggi No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama Siswa Levinda Nuriyanti Salsa Aprilia Shevy O Siti Silfa Silvya Z Yogi P Yosi Diana Kategori Tingkat Kemampuan Melalui Model Jigsaw Tinggi Sedang Rendah 53 Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 8 siswa yang berada pada kategori tingkat kemampuan tinggi, hanya 6 siswa yang tetap berada pada kategori tingkat kemampuan tinggi dengan persentase sebesar 75%. Sedangkan 25% siswa yaitu sebanyak 2 anak mengalami perubahan kategori, yaitu menjadi kategori tingkat kemampuan sedang. Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini: Kategori siswa tingkat kemampuan tinggi Melalui model jigsaw (%) 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Kategori tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw Tinggi Sedang Rendah 75% 25% 0 Gambar 4.2 kategori siswa tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw Dari gambar 4.2 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 75% siswa kategori tingkat kemampuan tinggi tetap berada pada kategori siswa tingkat kemampuan tinggi, sedangkan 25% siswa kategori tingkat kemampuan tinggi berubah menjadi kategori siswa berkemampuan sedang. Persentasi tersebut menunjukan bahwa untuk masing-masing siswa kategori tingkat kemampuan 54 tinggi mengalami perubahan setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw. Siswa kategori tingkat kemampuan sedang melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat dilihat dalam tabel 4.4 di bawah ini: Tabel 4.4 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Sedang No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama Siswa Alif Faturahman Alif Iqbal Ferdi W Galih M. Pringgo M. Alim Miko Aditya Okta S Putri Rahayu Rafi Arya Ramdani Sinta Kaniya Soniati Septia Nurul Syifa Aulia Wiranti Kategori Tingkat Kemampuan Melalui Model Jigsaw Tinggi Sedang Rendah Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 16 siswa yang berada pada kategori tingkat kemampuan sedang, Setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw tingkat kemampuan beberapa siswa mengalami perubahan. Hanya 12 siswa yang tetap berada pada kategori tingkat kemampuan sedang dengan persentase sebesar 75%. Sedangkan 12,5% siswa yaitu sebanyak 2 siswa mengalami perubahan kategori sedang menjadi kategori tingkat kemampuan tinggi dan 12,5% siswa yaitu sebanyak 2 siswa mengalami perubahan kategori sedang menjadi kategori tingkat kemampuan rendah. 55 Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat kemampuan sedang melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini: Kategori siswa tingkat kemampuan sedang Melalui model jigsaw (%) 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tinggi Sedang Rendah Gambar 4.3 ketegori siswa tingkat kemampuan sedang melalui model jigsaw Dari gambar 4.3 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 75% siswa kategori tingkat kemampuan sedang tetap berada pada kategori siswa tingkat kemampuan sedang, sedangkan 12,5% siswa kategori tingkat kemampuan sedang mningkat menjadi kategori siswa berkemampuan tinggi, dan 12,5% siswa kategori tingkat kemampuan sedang berubah menjadi kategori siswa berkemampuan rendah. Persentasi diatas juga menunjukan bahwa untuk masingmasing siswa kategori tingkat kemampuan sedang mengalami peningkatan dan pnurunan pada setiap kategorinya setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw. Siswa kategori tingkat kemampuan rendah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat dilihat dalam tabel 4.5 di bawah ini: 56 Tabel 4.5 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Rendah No. 1 2 3 4 5 6 Kategori Tingkat Kemampuan Melalui Model Jigsaw Tinggi Sedang Rendah Nama Siswa M. Hilman M. Jowan Rhandi Rika Jesika Rivaldian Suci Vemalia Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 6 siswa yang berada pada kategori tingkat kemampuan rendah, hanya 4 siswa yang tetap berada pada kategori tingkat kemampuan rendah dengan persentase sebesar 66,70%. Sedangkan 33,30% siswa yaitu sebanyak 2 anak mengalami perubahan kategori, yaitu menjadi kategori tingkat kemampuan sedang. Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat kemampuan rendah melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah ini: Kategori siswa tingkat kemampuan rendah Melalui model jigsaw (%) 66.70% 33.30% 0% Tinggi Sedang Rendah Gambar 4.4 Kategori siswa tingkat kemampuan rendah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw 57 Dari gambar 4.4 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat kemampuan rendah melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 66,70% siswa kategori tingkat kemampuan rendah tetap berada pada kategori siswa tingkat kemampuan rendah, 33,30% siswa kategori tingkat kemampuan rendah meningkat menjadi kategori siswa berkemampuan sedang. Persentasi diatas juga menunjukan bahwa untuk masing-masing siswa kategori tingkat kemampuan rendah mengalami perubahan pada setiap kategorinya melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw. Setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw secara keseluruhan dari 30 sampel siswa diperoleh 8 orang siswa yang masuk kedalam kategori siswa tingkat kemampuan tinggi dengan persentase sebesar x 100 = 26,67%, dan 16 siswa masuk dalam kategori tingkat kemampuan sedang dengan persentase sebesar x 100= 53,33%, sedangkan pada kategori tingkat kemampuan rendah terdapat 6 siswa dengan persentase sebesar x 100 = 20%. B. Pembahasan Setelah melakukan penelitian melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw, diperoleh hasil penelitian bahwa hasil belajar IPA siswa pada konsep hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw beberapa siswa mengalami perubahan dari setiap kategorinya. Hal ini dilihat dari kategori tingkat kemampuan awal siswa yang masuk dalam kelompok peserta didik tingkat kemampuan tinggi berubah menjadi tingkat kemampuan sedang, kelompok peserta didik tingkat kemampuan sedang berubah menjadi tingkat kemampuan tinggi dan rendah, serta kelompok peserta didik tingkat kemampuan rendah menjadi tingkat kemampuan sedang. Dimana dari 30 siswa terdapat 8 siswa yang masuk kedalam kategori tingkat kemampuan tinggi setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw terdapat 75% siswa yang tetap berada pada kategori tinggi dan 25% siswa berubah kategori sedang. 16 siswa yang masuk dalam kategori tingkat kemampuan sedang, setelah melalui 58 pembelajaran kooperatif model jigsaw 12,5% siswa mengalami perubahan kategori, menjadi kategori tingkat kemampuan tinggi, 75% siswa tetap berada pada kategori sedang, dan 12,5% siswa berubah kategori, menjadi kategori tingkat kemampuan rendah. Untuk 6 siswa yang masuk mategori tingkat kemampuan rendah, terdapat 33,3% siswa yang mengalami perubahan kategori, menjadi kategori tingkat kemampuan sedang, dan 66,7% siswa tetap berada pada kategori tingkat kemampuan rendah. Berdasarkan dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA siswa melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw mengalami perubahan pada setiap kategorinya Hal ini menegaskan tentang fungsi dan tujuan pembelajaan koopeatif model jigsaw yaitu dapat memberikan motivasi kepada siswa dan ketika siswa belajar kelompok terjadi kerjasama yang baik siswa saling membantu temannya, semua aktif mengerjakan tugas yang guru berikan dan masing-masing siswa bebas mengeluarkan pendapat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran Kooperatif metode jigsaw memacu siswa untuk saling berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa membedakan kemampuan, keaktifan dan jenis kelamin. Selain dituntut untuk saling bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya siswa juga dituntut untuk mengajarkan teman dalam kelompoknya sendiri. karena sistem belajar bersifat berkelompok dan heterogen menuntut seluruh siswa bekerja sama dalam satu kelompoknya agar dapat menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Disini guru hanya sebagai fasilitator yang mengontrol selama proses pembelajaran. Dalam model kooperatif jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengelolah informasi, dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasi kepada kelompok lain2. Selain itu pembelajaran kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah meningkatkan hasil belajar, meningkatkan daya 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaloisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) cet. 4. h. 218. 59 ingat, dapat digunakan untuk mencapai tahap penalaran tingkat tinggi, mendorong tumbuhnya motivasi instristik (kesadaran individu), meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen, meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah, meningkatkan sikap positif terhadap guru, meningkatkan harga diri anak, meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif dan meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong. Pelaksanaan pembelajaran sebelumnya yang diajarkan dengan konvesional (ceramah). Ceramah yang sering digunakan dalam pembelajaran konvensional tidak dapat dipandang baik atau jelek. Ceramah dapat dipandang jelek apabila penggunaannya tidak memenuhi prinsip-prinsip ceramah. Artinya guru tidak dapat menyesuaikan antara tujuan yang akan dicapai dengan prinsip penggunaan metodenya, dan dipandang baik apabila dalam penggunaannya telah memenuhi prinsip ceramah. Siswa melakukan kegiatan membaca dan mendengarkan materi yang diajarkan oleh guru tanpa adanya interaksi antara siswa dengan siswa lainnya. Siswa mengerjakan LKS, kemudian terkadang diselingi tanya jawab antara guru dengan siswa, sehingga hanya beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, sedangkan siswa lain hanya mendengarkan. Pada kelas yang menggunakan model jigsaw siswa lebih berperan aktif, siswa tidak hanya menghafal tetapi juga terlibat dalam proses berfikir dan mencari pemahaman dari informasi yang sedang dipelajari. Dengan demikian konsep yang dikuasai akan meningkat, sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat. Desak Nyoman Purwanti dkk, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan hasil belajar dengan model konvensional.3 Proses pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa sekolah dasar yang lebih mudah mengingat sesuatu berdasarkan hasil penemuannya melalui pentutoran teman sebaya maupun dari hasil diskusi kelompok. Pentutoran teman sebaya akan menuntut setiap siswa untuk mampu 3 Desak Nyoman Purwati Dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan (E-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Ganesha Vol 3 Th 2013) 60 mentransfer materi yang didapatnya pada kelompok ahli kepada anggota kelompok asalnya. Tuntutan ini akan menumbuhkan semangat setiap anggota kelompok untuk meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya dengan belajar lebih baik lagi dan akhirnya juga berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. Berdasarkan data dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa pada konsep hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw mengalami perubahan pada setiap kategorinya. D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, hal ini perlu diungkapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi siapa saja yang memerlukan hasil penelitian ini. 1) Peneliti hanya melakukan penelitian pada pokok bahasan hubungan antar mahluk hidup dengan lingkungannya sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan IPA lainnya. 2) Siswa belum sepenuhnya terkontrol karena belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw sehingga pada kondisi awal terdapat siswa yang belum bisa bekerja secara kooperatif atau siswa sulit diatur. 3) Manajemen waktu dalam pembelajaran ini sangatlah penting karena dalam pembelajaran ini dilakukan beberapa tahapan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama. BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan hasil belajar IPA siswa melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah dalam kategori sedang karena frekuensi paling tinggi terdapat pada kategori tingkat kemampuan sedang yaitu 53,33% dari 30 siswa yang dijadikan sempel. B. Implikasi Hasil penelitian menunjukan hasil belajar IPA siswa melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini dapat memberi petunjuk perlunya peningkatan terhadap hasil belajar IPA siswa. Berdasakan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan implikasi baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Implikasi teoritis Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Dapat memperluas pengetahuan mengenai penggunaan pembelajaran kooperatif metode jigsaw pada konsep hubungan antar mahluk hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar siswa. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian lanjut yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Implikasi paktis Implikasi paktis dalam penelitian ini adalah dapat digunakan metode jigsaw sebagai alternatif metode pembelajaran yang efektif dalam menyampaikan materi hubungan antar mahluk hidup dengan lingkungannya. C. Saran Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi diatas, ada beberapa hal yang akan penulis sarankan, diantaranya : 61 62 1. Bagi guru a. Pembelajaran kooperatif model jigsaw disarankan lebih sering diterapkan karena model pemblajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa b. Pembelajaran kooperatif model jigsaw disarankan lebih memperhatikan alokasi waktu sehingga pada pelaksanaannya seluruh tahapan model jigsaw dapat bermakna bagi siswa. c. Guru harus lebih bisa mengkondisikan siswa agar siswa menjadi terbiasa dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw. 2. Bagi penelitian selanjutnya a. Perlu dilakukan penelitian pada materi pembelajaran IPA yang lainnya b. Hendaknya bimbingan dilakukan secara merata pada setiap kelompok siswa agar mengurangi peluang siswa bercanda dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Asra,Sumiati, Metode Pembelajaran, (Bandung : Cv Wacana Prima, 2011) Ahmadi,Abu Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005) Aliyatul Muna, Izza Metode Eksperimen Dengan Pemanfaatan Peralatan Dari Lingkungan Sekitar Untuk Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar ( Ponorogo: Cendikia, Vol.8 N0. 1 Januari-Juni 2010 Arifin, Zainal .Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigm Baru……Cetakan Pertama Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 1995) Arikunto,Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Asra,Sumiati. Metode Pembelajaran, (Bandung : Cv Wacana Prima, 2011). Ibrahim, Muslim Dkk.,Pembelajaran Kooperatif.... L. Silberman,Melvin Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,(Bandung: Nusamedia Dengan Penerbit Nuansa, 2011) Lamiran,Sudarmaji Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu Pengaruhnya Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta Dan Negeri, ( Jakarta: Prestasi Pustakaaraya 2011) Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Pt.Rineka Cipta. 2010) Masitoh, Strategi Pembelajaran ( Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia 2009) Neni Iska, Zikri . Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta :Kizi Brothers 2011). Nyoman Purwati,Desak Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran Ipa Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan (E-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Ganesha Vol 3 Th 2013) Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011), Purwati.Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan. Http://Pasca.Undiksha.Ac.Id/EJournal/Index.Php/Jurnal_Pendas/Article/View/511/303 Diakses Pada 01 Juli 2013 Pukul 20.07 WIB Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru ( Jakarta: Rajagrafindo Persada 2011) Sanjaya,Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Prenanda Media Group, 2006) Sari,Yulnita Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IVA SDN 001 Seikijang Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalawan Sudarmaji, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011) Sudjana, Metode Statistika (Bandung: Tarsito, 2002) Cet-3 Sudjana,Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Sinar Baru Algensindo , 2004) Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Buku Tentang Statistika Yang Paling Komprehensif (Jakarta : Ufuk Press 2012) Syah,Muhibbin Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010) Syaodih,Nana Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek ( Bandung : Pt Remaja Rosdakarya 2010) Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp), (Jakarta : Kencana 2010). Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, (Jakarta: Penada Media Group, 2010) UU R.I NO.20 Th. 2003 Tentang Sisdiknas Dan Peraturan Pemerintah R.I Nomer 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008) Wahyono, Budi Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas IV (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) Walija, Pembelajaran Keterampilan Menulis Menggunakan Strategi Belajar Kooperatif. Education Indonesia.1, 2010 Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta, 2009), Cet Ke-1 Lampiran 1 KISI-KISI INSTRUMEN Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/semester : IV (tiga) / 1(satu) Alokasi Waktu : 3 X 30 menit Jumlah soal : 30 Bentuk soal : PG Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya Kompetensi Materi Dasar Pokok Indikator Bentuk Naskah Nomor Kunci Ranah Soal Soal soal jawaban Soal 5.1 Makhluk Menjelaskan PG Hubungan saling ketergantungan 1 Mengidentifika hidup dan pengertian antara mahluk hidup dan si beberapa lingkungannya Simbiosis lingkungannya disebut.... jenis hubungan a. Simbiosis khas b. Rantai Makanan (simbiosis) dan c. Ekosistem A C1 hubungan d. Jaring-Jaring “makan dan Makanan dimakan” antar Hubungan antarmakhluk hidup makhluk hidup yang bersifat saling (rantai menguntungkan makanan) disebut …. 2 B C1 3 C C2 4 A C1 a. Saprofitisme b. Simbiosis Mutualisme c. Simbiosis Parasitisme d. Simbiosis Komensalisme Yang tidak termasuk macam simbiosis adalah .... a. Simbiosis Mutualisme b. Simbiosis Komensalisme c. Komunitasisme d. Simbiosis Parasitisme Simbiosis parasitisme adalah hubungan timbal balik antara.... a. Dua makhluk hidup yang satu diuntungkan dan yang lain dirugikan b. Dua mahluk hidup yang saling menguntungkan c. Dua mahluk hidup yang sama-sama dirugikan d. Dua makhluk hidup yang keduanyatidak diuntungkan jugatidak dirugikan Hubungan antarmakhluk hidup dimana yang satu diuntungkan sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut.... a. Parasitisme b. Komersialisme c. Komensalisme d. Mutualisme 5 C C1 Mengidentifikasi Berikut ini ada beberapa jenis perbedaan antara tanaman. simbiosis (1) Tanaman Anggrek 6 C C3 7 C C1 (2) Tanaman Benalu (3) Tanaman Paku Sarang (4) Tanaman Tali Putri Tanaman yang hidupnya simbiosis komensalisme adalah . ... a. (1), (2) b. (2), (3) c. (1), (3) d. (2), (4) Di bawah ini yang merupakan contoh dari simbiosis komensalisme adalah ...... a. b. c. d. Tumbuhan dibawah ini yang bergantung kepada tumbuhan 8 B C1 lain adalah... a. Rumput b. Benalu c. Alang-alang d. Jamur Hubungan antara dua makhluk hidup berikut termasuk simbiosis parasitisme, kecuali …. a. Ikan remora yang mendapatkan sisa makanan dari ikan hiu b. Kutu kepala yang menempel di kulit kepala manusia c. Benalu yang menyerap sari makanan tumbuhan yang ditumpanginya d. Tali putri yang 9 A C2 membelittumbuhan lain dan mengambil airnya Perhatikan gambar di bawah ini. 10 D C2 D C2 Kerbau dan burung jalak termasuk ke dalam sismbiosis.... a. Komensalisme b. Parasitisme c. Komersialisme d. Mutualisme Kutu yang hinggap di tubuh hewan dan menghisap darah hewan yang dihinggapinya 11 seperti kerbau, merupakan contoh dari simbiosis .... a. Mutualisme b. Komensalisme c. Komunitasisme d. Parasitisme Perhatikan gambar dibawah ini! Gambar di atas termauk simbiosis mutualisme karena . . . . a. Bunga dibantu penyerbukan oleh kupukupu dan kupu-kupu mendapat makanan dari bunga 12 A C3 b. Bunga kehabisan makanan oleh kupu-kupu karenakupu-kupu mendapat makanan dari bunga c. Bunga dibantu penyerbukan oleh kupukupu, dan kupu-kupu tidak mendapat makanan dari bunga d. Bunga dibantu penyerbukan oleh angin, dan kupu-kuputidak mendapat makanan dari bunga. Bunga raflesia dan tumbuhan inangnya termasuk jenis simbiosis parasitisme karena..... a. Bunga raflesia mendapat 13 A C2 keuntungan dengan menghisap makanan yang dibuat tumbuhan inangnya. b. Bunga raflesia dirugikan oleh tumbuhan inang c. Bunga raflesia dan tumbuhan inang samasama mendapat untung d. Bunga raflesia dan tunbuhan inang tidak diuntungkan dan tidakdirugikan Menjelaskan Dibawah ini adalah manfaat manfaat dan dari hubungan antarmakhluk kerugian yang hidup adalah... terjadi akibat a. Keseimbangan Alam hubungan b. Saling Membantu antarmakhluk Mempertahankan Hidup 14 B C2 hidup. c. Saling Membunuh d. Saling Merugikan Menjelaskan Jenis hewan yang membantu perbedaan rantai petani menggemburkan tanah makanan dan adalah.... jaring-jaring a. Cacing makanan b. Belalang 15 A C1 16 B C1 17 A C1 c. Jangkrik d. Katak peristiwa makan dan dimakan yang terjadi pada makhluk hidup disebut.... a. Simbiosis b. Rantai Makanan c. Jaring-Jaring Makanan Ekosistem Rantai makanan biasanya dimulai dengan .... a. Tumbuhan b. Herbivore c. Karnivora d. Omnivore Padi dapat membuat sendiri 18 C C1 19 B C1 20 C C2 makanannya, maka padi disebut .... a. Konsumen b. Ekosistem c. Produsen d. Komunitas Hewan yang memakan produsen atau tumbuhan disebut ..... a. Pengurai b. Konsumen c. Produsen d. Rantai Makanan Menjelaskan Berikut ini yang bertindak unsur-unsur yang sebagai produsen alam adalah..... terdapat pada a. Hewan rantai makanan b. Manusia c. Tumbuhan d. Benda mati Hewan pemakan tumbuhan 21 A C2 22 C C2 merupakan konsumen tingkat.... a. I b. II c. III d. IV Padi- tikus –ular sawah – elang Pada rantai makanan diatas, elang merupakan..... a. Konsumen tingkat pertama b. Konsumen tingkat kedua c. Konsumen tingkat ketiga d. Konsumen tingkat keempat Dalam sebuah ekosistem 23 B C2 24 D C1 terdapat ular, tikus, padi dan serigala. Hewan yang bertindak sebagai konsumen kedua adalah... a. Padi b. Ular c. Tikus d. Serigala Jika tikus punah, hewan yang akan mengalami kelaparan adalah.... a. anjing b. tikus c. elang d. ular Pada rantai, makanan tumbuhan 25 B C1 26 C C1 27 C C2 sebagai produsen karena memiliki . . . . a. Warna Buah b. Warna Hijau Daun c. WarnaBunga d. WarnaBatang Bakteri dan jamur bertindak sebagai.......pada sebuah ekosistem a. Produsen b. Konsumen c. Pengurai d. Konsumen I Jika di sebuah kebun yang terdapat pohon kedelai, ulat, musang, ayam, katak, pengurai dan capung. Maka, akan terjadi rantai makanan sebagai berikut . ... a. Pohon kedelai- capungulat b. Pohon kedelai -musangpengurai c. Pohon kedelai - ulat ayam - musang pengurai d. Pohon kedelai - ayam – pengurai – musang Perhatikan gambar dibawah ini! 28 C C1 Gambar di atas termasuk kedalam .... a. rantai makanan b. simbiosis c. jaring-jaring makanan d. produsen Mendeskripsikan Urutan rantai makanan yang contoh rantai benar di bawah ini adalah .... makanan di a. fitoplankton - sawah, di kebun zooplankton - ikan kecil dan di laut – ikansedang,- ikan besar b. fitoplankton zooplankton - ikan kecil – ikan besar- ikan sedang c. fitoplankton - ikan besar - zooplankton - ikan kecil – ikansedang, d. zooplankton - ikan kecil – ikansedang,- ikan besar 29 A C2 Perhatikan gambar dibawah ini! 30 Gambar di atas termasuk rantai makanan di...... a. Kebun b. Laut c. Hutan d. Sawah Jumlah 30 soal D C2 Lampiran 2 SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN Nama : Kelas : IV/ 1 Sekolah : SDN MUHARA 02 Materi : Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang paling tepat! 1. Hubungan saling ketergantungan antara mahluk hidup dan lingkungannya disebut.... a. Simbiosis b. Rantai Makanan c. Ekosistem d. Jaring-Jaring Makanan 2. Hubungan antarmakhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan disebut …. a. Saprofitisme b. Simbiosis Mutualisme c. Simbiosis Parasitisme d. Simbiosis Komensalisme 3. Yang tidak termasuk macam simbiosis adalah .... a. Simbiosis Mutualisme b. Simbiosis Komensalisme c. Komunitasisme d. Simbiosis Parasitisme 4. Simbiosis parasitisme adalah hubungan timbal balik antara.... a. Dua makhluk hidup yang satu diuntungkan dan yang lain dirugikan b. Dua mahluk hidup yang saling menguntungkan c. Dua mahluk hidup yang sama-sama dirugikan d. Dua makhluk hidup yang keduanya tidak diuntungkan juga tidak dirugikan 5. Hubungan antarmakhluk hidup dimana yang satu diuntungkan sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut.... a. parasitisme b. komersialisme c. komensalisme d. mutualisme 6. Berikut ini ada beberapa jenis tanaman. (1) Tanaman Anggrek (2) Tanaman Benalu (3) Tanaman Paku Sarang (4) Tanaman Tali Putri Tanaman yang hidupnya simbiosis komensalisme adalah . . . . a. (1), (2) b. (2), (3) c. (1), (3) d. (2), (4) 7. Di bawah ini yang merupakan contoh dari simbiosis komensalisme adalah ...... a. b. c. d. 8. Tumbuhan dibawah ini yang bergantung kepada tumbuhan lain adalah... a. Rumput b. Benalu c. Alang-alang d. jamur 9. Hubungan antara dua makhluk hidup berikut termasuk simbiosis parasitisme, kecuali …. a. ikan remora yang mendapatkan sisa makanan dari ikan hiu b. kutu kepala yang menempel di kulit kepala manusia c. benalu yang menyerap sari makanan tumbuhan yang ditumpanginya d. tali putri yang membelit tumbuhan lain dan mengambil airnya 10. Perhatikan gambar di bawah ini. Kerbau dan Burung Jalak termasuk ke dalam sismbiosis.... a. Komensalisme b. parasitisme c. Komersialisme d. Mutualisme 11. Kutu yang hinggap di tubuh hewan dan menghisap darah hewan yang dihinggapinya seperti kerbau, merupakan contoh dari simbiosis .... a. mutualisme b. komensalisme c. komunitasisme d. parasitisme 12. Perhatikan gambar dibawah ini! Gambar di atas termauk simbiosis mutualisme karena ... a. bunga dibantu penyerbukan oleh kupu-kupu dan kupu-kupu mendapat makanan dari bunga b. bunga kehabisan makanan oleh kupu-kupu karena kupu-kupu mendapat makanan dari bunga c. bunga dibantu penyerbukan oleh kupu-kupu, dan kupu- kupu tidak mendapat makanan dari bunga d. bunga dibantu penyerbukan oleh angin, dan kupu-kupu tidak mendapat makanan dari bunga. 13. Bunga raflesia dan tumbuhan inangnya termasuk jenis simbiosis parasitisme karena..... a. Bunga raflesia mendapat keuntungan dengan menghisapnmakanan yang dibuat tumbuhan inangnya. b. Bunga raflesia dirugikan oleh tumbuhan inang c. Bunga raflesia dan tumbuhan inang sama-sama mendapat untung d. Bunga raflesia dan tunbuhan inang tidak diuntungkan dan tidakdirugikan 14. Dibawah ini adalah manfaat dari hubungan antarmakhluk hidup adalah... a. Keseimbangan Alam b. Saling membantu mempertahankan hidup c. Saling membunuh d. Saling merugikan 15. Jenis hewan yang membantu petani menggemburkan tanah adalah.... a. Cacing b. Belalang c. Jangkrik d. Katak 16. Peristiwa makan dan dimakan yang terjadi pada makhluk hidup disebut.... a. Simbiosis b. Rantai makanan c. Jaring-jaring makanan d. Ekosistem 17. Rantai makanan biasanya dimulai dengan .... a. Tumbuhan b. Herbivore c. Karnivora d. Omnivore 18. Padi dapat membuat sendiri makanannya, maka padi disebut .... a. Konsumen b. Ekosistem c. Produsen d. Komunitas 19. Hewan yang memakan produsen atau tumbuhan disebut ..... a. Pengurai b. Konsumen c. Produsen d. Rantai Makanan 20. Berikut ini yang bertindak sebagai produsen alam adalah..... a. Hewan b. Manusia c. Tumbuhan d. Benda mati 21. Hewan pemakan tumbuhan merupakan konsumen tingkat.... a. I b. II c. III d. IV 22. Padi- tikus –ular sawah – elang Pada rantai makanan diatas, elang merupakan..... a. Konsumen tingkat pertama b. Konsumen tingkat kedua c. Konsumen tingkat ketiga d. Konsumen tingkat keempat 23. Dalam sebuah ekosistem terdapat ular, tikus, padi dan serigala. Hewan yang bertindak sebagai konsumen kedua adalah... a. Padi b. Ular c. Tikus d. Serigala 24. Jika tikus punah, hewan yang akan mengalami kelaparan adalah.... a. anjing b. tikus c. elang d. ular 25. Pada rantai, makanan tumbuhan sebagai produsen karena memiliki . . . . a. warna buah b. warna hijau daun c. warna bunga d. warna batang 26. Bakteri dan jamur bertindak sebagai.......pada sebuah ekosistem a. Produsen b. Konsumen c. Pengurai d. Konsumen I 27. Jika di sebuah kebun yang terdapat pohon kedelai, ulat, musang, ayam, katak, pengurai dan capung. Maka, akan terjadi rantai makanan sebagai berikut . . . . a. pohon kedelai - capung- Ulat b. pohon kedelai - musang -pengurai c. Pohon Kedelai - ulat - ayam - Musang -Pengurai d. pohon kedelai - ayam – pengurai – musang 28. Perhatikan gambar dibawah ini! Gambar di atas termasuk kedalam .... a. Rantai makanan b. Simbiosis c. Jaring-jaring makanan d. Produsen 29. Urutan rantai makanan yang benar di bawah ini adalah .... a. Fitoplankton - zooplankton - ikan kecil – ikan sedang,- ikan besar b. Fitoplankton - zooplankton - ikan kecil – ikan besar- ikan sedang c. Fitoplankton - ikan besar - zooplankton - ikan kecil – ikan sedang, d. zooplankton - ikan kecil – ikan sedang,- ikan besar 30. Perhatikan gambar dibawah ini! Gambar di atas termasuk rantai makanan di...... a. kebun b. laut c. hutan d. sawah Lampiran 3 KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN 1. A 11. D 21. A 2. B 12. A 22. C 3. C 13. A 23. B 4. A 14. B 24. D 5. C 15. A 25. B 6. C 16. B 26. C 7. C 17. A 27. C 8. B 18. C 28. C 9. A 19. B 29. A 10. D 20. C 30. D Lampiran 4 SKOR DATA DIBOBOT ================= Jumlah Subyek = Butir soal = Bobot utk jwban benar = Bobot utk jwban salah = Nama berkas: D:\SKRIPSI No Urt 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 No Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 42 30 1 0 DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA Kode/Nama A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II JJ KK LL MM NN OO PP Benar 18 9 9 15 12 12 14 20 19 22 18 19 15 10 25 21 20 14 23 17 26 20 17 19 16 15 16 16 14 20 17 8 10 15 19 12 17 20 15 17 19 13 Salah 12 21 21 15 18 18 16 10 11 8 12 11 15 20 5 9 10 16 7 13 4 10 13 11 14 15 14 14 16 10 13 22 20 15 11 18 13 10 15 13 11 17 Kosong 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Skr Asli 18 9 9 15 12 12 14 20 19 22 18 19 15 10 25 21 20 14 23 17 26 20 17 19 16 15 16 16 14 20 17 8 10 15 19 12 17 20 15 17 19 13 Skr Bobot 18 9 9 15 12 12 14 20 19 22 18 19 15 10 25 21 20 14 23 17 26 20 17 19 16 15 16 16 14 20 17 8 10 15 19 12 17 20 15 17 19 13 Lampiran 5 RELIABILITAS TES ================ Rata2= 16,50 Simpang Baku= 4,21 KorelasiXY= 0,60 Reliabilitas Tes= 0,75 Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Kode/Nama Subyek A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z AA BB CC DD EE FF GG HH II JJ KK LL MM NN OO PP Skor Ganjil 9 5 5 7 5 5 5 10 9 9 7 11 6 3 13 10 9 7 10 7 14 8 8 10 9 6 8 8 7 9 9 4 4 7 11 6 7 11 8 9 8 8 Skor Genap 9 4 4 8 7 7 9 10 10 13 11 8 9 7 12 11 11 7 13 10 12 12 9 9 7 9 8 8 7 11 8 4 6 8 8 6 10 9 7 8 11 5 Skor Total 18 9 9 15 12 12 14 20 19 22 18 19 15 10 25 21 20 14 23 17 26 20 17 19 16 15 16 16 14 20 17 8 10 15 19 12 17 20 15 17 19 13 KELOMPOK UNGGUL & ASOR ====================== Kelompok Unggul Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA No.Urut 1 2 No Subyek 21 15 Kode/Nama Subyek U O Skor 26 25 1 1 1 1 2 2 1 1 3 3 1 1 4 4 1 - 5 5 1 1 6 6 1 7 7 1 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 19 10 16 8 17 22 30 38 9 Jml Jwb Benar S J P H Q V DD LL I 23 22 21 20 20 20 20 20 19 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 6 1 1 1 1 1 1 1 9 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No Subyek 21 15 19 10 16 8 17 22 30 38 9 Jml Jwb Benar Kode/Nama Subyek U O S J P H Q V DD LL I Skor 26 25 23 22 21 20 20 20 20 20 19 8 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 9 9 1 1 1 1 1 1 6 10 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 11 11 1 1 1 1 1 1 6 12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 13 13 1 1 1 1 4 14 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No Subyek 21 15 19 10 16 8 17 22 30 38 9 Jml Jwb Benar Kode/Nama Subyek U O S J P H Q V DD LL I Skor 26 25 23 22 21 20 20 20 20 20 19 15 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 16 16 1 1 1 1 1 1 1 1 8 17 17 1 1 1 1 1 1 1 7 18 18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 19 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 20 20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 21 21 1 1 1 1 4 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No Subyek 21 15 19 10 16 8 17 22 30 38 9 Jml Jwb Benar Kode/Nama Subyek U O S J P H Q V DD LL I Skor 26 25 23 22 21 20 20 20 20 20 19 22 22 1 1 1 1 1 1 6 23 23 1 1 1 1 1 1 6 24 24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 25 25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 26 26 1 1 1 1 1 1 1 7 27 27 1 1 1 1 1 1 1 1 8 28 28 1 1 1 1 1 1 6 No.Urut 1 2 3 4 5 6 No Subyek 21 15 19 10 16 8 Kode/Nama Subyek U O S J P H Skor 26 25 23 22 21 20 29 29 1 1 1 1 1 1 30 30 1 1 1 1 1 1 7 8 9 10 11 17 22 30 38 9 Jml Jwb Benar Q V DD LL I 20 20 20 20 19 1 1 1 1 10 1 1 1 1 1 11 Kelompok Asor Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No Subyek 18 29 42 5 6 36 14 33 2 3 32 Jml Jwb Benar Kode/Nama Subyek R CC PP E F JJ N GG B C FF Skor 14 14 13 12 12 12 10 10 9 9 8 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 5 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 8 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 8 5 5 1 1 1 3 6 6 1 1 7 7 1 1 1 1 1 5 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No Subyek 18 29 42 5 6 36 14 33 2 3 32 Jml Jwb Benar Kode/Nama Subyek R CC PP E F JJ N GG B C FF Skor 14 14 13 12 12 12 10 10 9 9 8 8 8 1 1 1 3 9 9 1 1 1 1 1 5 10 10 1 1 2 11 11 1 1 2 12 12 1 1 1 1 1 1 1 1 8 13 13 0 14 14 1 1 1 1 1 1 6 No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No Subyek 18 29 42 5 6 36 14 33 2 3 32 Jml Jwb Benar Kode/Nama Subyek R CC PP E F JJ N GG B C FF Skor 14 14 13 12 12 12 10 10 9 9 8 15 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 16 16 1 1 1 1 1 5 17 17 1 1 1 1 1 5 18 18 1 1 2 19 19 1 1 1 1 4 20 20 1 1 1 1 1 5 21 21 1 1 2 No.Urut 1 2 3 4 5 6 No Subyek 18 29 42 5 6 36 Kode/Nama Subyek R CC PP E F JJ Skor 14 14 13 12 12 12 22 22 1 1 - 23 23 1 1 - 24 24 1 1 1 1 1 25 25 1 1 1 1 26 26 1 - 27 27 1 1 - 28 28 1 7 8 9 10 11 14 33 2 3 32 Jml Jwb Benar N GG B C FF No.Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 No Subyek 18 29 42 5 6 36 14 33 2 3 32 Jml Jwb Benar Kode/Nama Subyek R CC PP E F JJ N GG B C FF 10 10 9 9 8 Skor 14 14 13 12 12 12 10 10 9 9 8 1 3 2 29 29 1 1 1 3 30 30 1 1 1 1 4 1 1 7 1 1 6 1 1 3 1 3 1 2 Lampiran 6 DAYA PEMBEDA ============ Jumlah Subyek= 42 Klp atas/bawah(n)= 11 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Kel. Atas 6 7 11 6 7 6 9 9 6 9 6 10 4 9 10 8 7 11 9 9 4 6 6 10 9 7 8 6 10 11 Kel. Bawah 2 5 8 8 3 1 5 3 5 2 2 8 0 6 9 5 5 2 4 5 2 3 2 7 6 3 3 2 3 4 Beda 4 2 3 -2 4 5 4 6 1 7 4 2 4 3 1 3 2 9 5 4 2 3 4 3 3 4 5 4 7 7 Indeks DP (%) 36,36 18,18 27,27 -18,18 36,36 45,45 36,36 54,55 9,09 63,64 36,36 18,18 36,36 27,27 9,09 27,27 18,18 81,82 45,45 36,36 18,18 27,27 36,36 27,27 27,27 36,36 45,45 36,36 63,64 63,64 Lampiran 7 TINGKAT KESUKARAN ================= Jumlah Subyek= 42 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jml Betul 15 24 38 25 18 10 26 18 18 21 17 38 14 31 33 24 26 22 25 28 11 15 11 36 33 19 22 19 24 32 Tkt. Kesukaran(%) 35,71 57,14 90,48 59,52 42,86 23,81 61,90 42,86 42,86 50,00 40,48 90,48 33,33 73,81 78,57 57,14 61,90 52,38 59,52 66,67 26,19 35,71 26,19 85,71 78,57 45,24 52,38 45,24 57,14 76,19 Tafsiran Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sangat Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Sangat Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Lampiran 8 KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL ================================= Jumlah Subyek= 42 Butir Soal= 30 Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA No Butir Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 No Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Korelasi 0,317 0,185 0,351 -0,122 0,393 0,390 0,377 0,393 0,058 0,452 0,321 0,312 0,389 0,319 0,105 0,335 0,141 0,585 0,332 0,304 0,358 0,114 0,371 0,393 0,314 0,305 0,378 0,167 0,393 0,403 Signifikansi Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) 10 15 20 25 30 40 50 P=0,05 0,576 0,482 0,423 0,381 0,349 0,304 0,273 P=0,01 0,708 0,606 0,549 0,496 0,449 0,393 0,354 Bila koefisien = 0,000 df (N-2) 60 70 80 90 100 125 >150 P=0,05 0,250 0,233 0,217 0,205 0,195 0,174 0,159 P=0,01 0,325 0,302 0,283 0,267 0,254 0,228 0,208 berarti tidak dapat dihitung. Lampiran 9 INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR Nilai Nama : Kelas : IV/ 1 Sekolah : SDN MUHARA 02 Materi : Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang paling tepat! 1. Hubungan saling ketergantungan antara mahluk hidup dan lingkungannya disebut.... a. Simbiosis b. Rantai Makanan c. Ekosistem d. Jaring-Jaring Makanan 2. Yang tidak termasuk macam simbiosis adalah .... a. Simbiosis Mutualisme b. Simbiosis Komensalisme c. Komunitasisme d. Simbiosis Parasitisme 3. Hubungan antarmakhluk hidup dimana yang satu diuntungkan sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut.... a. Parasitisme b. Komersialisme c. Komensalisme d. Mutualisme 4. Berikut ini ada beberapa jenis tanaman. (1) Tanaman Anggrek (2) Tanaman Benalu (3) Tanaman Paku Sarang (4) Tanaman Tali Putri Tanaman yang hidupnya simbiosis komensalisme adalah . . . . a. (1), (2) b. (2), (3) c. (1), (3) d. (2), (4) 5. Di bawah ini yang merupakan contoh dari simbiosis komensalisme adalah ...... a. b. b. d. 6. Tumbuhan dibawah ini yang bergantung kepada tumbuhan lain adalah... a. Rumput b. Benalu c. Alang-alang d. Jamur 7. Perhatikan gambar di bawah ini. Kerbau dan burung jalak termasuk ke dalam sismbiosis.... a. Komensalisme b. Parasitisme c. Komersialisme d. Mutualisme 8. Kutu yang hinggap di tubuh hewan dan menghisap darah hewan yangdihinggapinya seperti kerbau, merupakan contoh dari simbiosis .... a. Mutualisme b. Komensalisme c. Komunitasisme d. Parasitisme 9. Bunga raflesia dan tumbuhan inangnya termasuk jenis simbiosis parasitisme karena..... a. Bunga raflesia mendapat keuntungan dengan menghisapnmakanan yang dibuat tumbuhan inangnya. b. Bunga raflesia dirugikan oleh tumbuhan inang c. Bunga raflesia dan tumbuhan inang sama-sama mendapat untung d. Bunga raflesia dan tunbuhan inang tidak diuntungkan dan tidak dirugikan 10. Dibawah ini adalah manfaat dari hubungan antarmakhluk hidup adalah... a. Keseimbangan Alam b. Saling Membantu Mempertahankan Hidup c. Saling Membunuh d. Saling Merugikan 11. peristiwa makan dan dimakan yang terjadi pada makhluk hidup disebut.... a. Simbiosis b. Rantai Makanan c. Jaring-Jaring Makanan d. Ekosistem 12. Padi dapat membuat sendiri makanannya, maka padi disebut .... a. Konsumen b. Ekosistem c. Produsen d. Komunitas 13. Hewan yang memakan produsen atau tumbuhan disebut ..... a. Pengurai b. Konsumen c. Produsen d. Rantai Makanan 14. Berikut ini yang bertindak sebagai produsen alam adalah..... a. Hewan b. Manusia c. Tumbuhan d. Benda mati 15. Hewan pemakan tumbuhan merupakan konsumen tingkat.... a. I b. II c. III d. IV 16. Dalam sebuah ekosistem terdapat ular, tikus, padi dan serigala. Hewan yang bertindak sebagai konsumen kedua adalah... a. Padi b. Ular c. Tikus d. Serigala 17. Jika tikus punah, hewan yang akan mengalami kelaparan adalah.... a. Anjing b. Tikus c. Elang d. Ular 18. Jika di sebuah kebun yang terdapat pohon kedelai, ulat, musang, ayam, katak, pengurai dan capung. Maka, akan terjadi rantai makanan sebagai berikut . . . . a. PohonKedelai- Capung-Ulat b. PohonKedelai -Musang-Pengurai c. PohonKedelai - Ulat -Ayam - Musang -Pengurai d. PohonKedelai - Ayam – Pengurai – Musang 19. Urutan rantai makanan yang benar di bawah ini adalah .... a. Fitoplankton - Zooplankton - Ikan Kecil – IkanSedang,- Ikan Besar b. Fitoplankton - Zooplankton - Ikan Kecil – Ikan Besar- Ikan Sedang c. Fitoplankton - Ikan Besar - Zooplankton - Ikan Kecil – IkanSedang, d. Zooplankton - Ikan Kecil – IkanSedang,- Ikan Besar 20. Perhatikan gambar dibawah ini! Gambar di atas termasuk rantai makanan di...... a. Kebun b. Laut c. Hutan d. Sawah Lampiran 10 KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR 1. A 11. B 2. C 12. C 3. C 13. B 4. C 14. C 5. B 15. A 6. B 16. B 7. D 17. D 8. D 18. C 9. A 19. A 10. B 20. D RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SDN MUHARA 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/1 Materi Pokok : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Waktu : 2 x 35 menit (1 X pertemuan) A. Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya B. Kompetensi Dasar : 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan) C. Indikator : - Menjelaskan pengertian Simbiosis - Mengidentifikasi Perbedaan antara Simbiosis - Menjelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antarmakhluk hidup. D. Tujuan Pembelajaran : Melalui pembelajaran kooperatif metode jigsaw diharapkan siswa dapat: - Menjelaskan pengertian Simbiosis - Mengidentifikasi Perbedaan antara Simbiosis - Menjelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antarmakhluk hidup. E. Materi Pokok Hubungan khusus antarmahluk hidup disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, Simbiosis Mutualisme, Simbiosis Parasitisme, Simbiosis Komensalisme. Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan. Contohnya, simbiosis antara seekor kerbau dengan burung jalak. Kerbau memperoleh keuntungan dengan habisnya kutukutu yang menempel di tubuhnya, sedangkan burung jalak merasa untung karena mendapatkan makanan berupa kutu. Contoh lainnya adalah hubungan antara kupukupu atau lebah dengan tanaman berbunga. Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami kerugian. Misalnya, hubungan antara tanaman jeruk dengan benalu, bunga raflesia dengan inangnya, dan kutu dengan hewan tempat ia tinggal. Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. Contoh simbiosis komensalisme adalah ikan hiu dan ikan remora, hubungan antara tumbuhan paku atau anggrek dengan pohon besar dan anemon laut dengan ikan badut. F. Strategi Pembelajaran Strategi Kooperatif G. Metode Pembelajaran Jigsaw H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal Pendahuluan (7 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa - Memberi Salam, Berdoa Dan - Menjawab Salam, Berdoa Absensi - Guru menjelaskan metode pembelajaran jigsaw dan Nilai Karakter - Religius Bersama - Menyimak Tujuan Pembelajaran - Rasa Ingin Tahu Menyampaikan Tujuan Pembelajaran - Melakukan Apersepsi - Mengikuti Apersepsi - Motivasi - Kegiatan Inti Eksplorasi (13 menit) Kegiatan Guru - Untuk mengetahui Kegiatan Siswa - Siswa Menjawab pengetahuan siswa, guru Pertanyaan Yang memberikan pertanyaan. Apa Diberikan Guru Nilai Karakter - Rasa Ingin Tahu yang dimaksud dengan simbiosis? - Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang ( kelompok asal) - Siswa membentuk kelompok - Tekun - Elaborasi (30 menit) Kegiatan Guru Guru membagikan materi Kegiatan Siswa - Menerima materi pembelajaran pada pembelajaran yang guru masing-masing siswa berikan Nilai Karakter - Tekun disetiap kelompok asal yang diberi permasalahan yang berbeda. Siswa 1 : menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis mutualisme, Siswa 2 : menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis komensalisme. Siswa 3 : menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis parasitisme. Siswa 4 : menjelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antar makhluk hidup. - Guru meminta siswa membaca dan - siswa menjelaskan hasil - Percaya diri diskusi memahami materi yang dibagikan kepada setiap siswa. - Guru meminta siswa yang mendapatkan materi yang sama untuk berkumpul membetuk - siswa berkumpul membentuk kelompok ahli dan mendiskusikannya - Tekun satu kelompok ahli dan mendiskusikan materi yang mereka dapatkan. - Setelah mendiskusikan - siswa kembeli ke dengan kelompok ahli, kelompok awal dan Guru meminta siswa menjelaskan materi untuk kembeli ke kepada setiap anggota kelompok asal dan kelompok. - Kerja sama menjelaskan materi kepada setiap anggota kelompok. - Guru meminta salah satu perwakilan kelompok - Siswa mempresentasikan - Percaya diri hasil diskusi untuk mempersentasikan hasil diskusi - Konfirmasi (10 menit) Kegiatan Guru - Guru menanamkan konsep tentang materi yang di Kegiatan Siswa - Siswa Memperhatikan Nilai Karakter - Tekun Guru diskusikan. - Guru Bertanya Jawab - Siswa Menanyakan Tentang Hal-Hal Yang Tentang Hal –Hal Yang Belum mereka pahami Belum Diketahui - Memberikan Penguatan Dan Penyimpulan - Siswa memperhatikan guru - Tekun - Rasa ingin tahu - Penutup (10 menit) Kegiatan Guru - Guru mengevaluasi dengan memberikan kuis untuk Kegiatan Siswa - Siswa mengerjakan kuis yang guru berikan Nilai Karakter - Tanggung jawab melihat kemampuan kognitif siswa - Menanyakan perasaan siswa setelah pembelajaran - Menutup pembelajaran dan - Menyampaikan perasaan - Tekun setelah pembelajaran - Berdoa bersama - Religius berdoa bersama A. Media/Alat/Bahan Buku Paket IPA Untuk SD/MI Kelas IV Yang Relevan, Spidol , Papan Tulis. Budi Wahyono, Dkk. Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) H, 59-61 B. Jenis Penilaian Keaktifan Siswa Dan Hasil Kuis Indikator - Menjelaskan pengertian Jenis Tes Essay Instrumen 1. Jelaskan pengertian Simbiosis simbiosis mutualisme, Mengidentifikasi parasitisme, dan Perbedaan antara komensalisme? Simbiosis - Bentuk 2. Jelaskan manfaat dan Menjelaskan manfaat kerugian yang terjadi dan kerugian yang akibat hubungan terjadi akibat hubungan antarmakhluk hidup! antarmakhluk hidup. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan simbiosis? 4. Berikan contoh peristiwa simbiosis mutualisme, parasitisme, komensalisme pada tabel dibawah ini! Citeureup, Oktober 2013 Mengetahui, Guru kelas IV Peneliti Ismalia, S.Pd Shita Aditya QUIS INDIVIDU NILAI: NAMA: KELAS : A. Kerjakanlah soal-soal berikut! 1. Jelaskan pengertian simbiosis mutualisme, parasitisme, dan komensalisme? 2. Jelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antarmakhluk hidup! 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan simbiosis? 4. Berikan contoh peristiwa simbiosis mutualisme, parasitisme, komensalisme pada tabel dibawah ini! No. Pernyataan Termasuk Pada Simbiosis 1 Lebah dan tanaman bunga 2 Benalu dengan pohon inang 3 Ikan remora dengan hiu 4 Badak dan burung jalak 5 ...... Mutualisme 6 ...... Komensalisme 7 ..... Parasitisme Alasan Kunci jawaban 1. - Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan - Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami kerugian - Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. 1. Manfaatnya yaitu Untuk mempertahankan hidup, dan keugiannya akan mengalami kepunahan 2. Hubungan khusus antarmahluk hidup disebut simbiosis 3. Lihat pada tabel No. Soal Termasuk pada simbiosis apa 1 Lebah dan tanaman bunga 2 Benalu dengan pohon inang 3 Ikan remora dengan hiu 4 Badak dan burung jalak 5 ...... Mutualisme 6 ...... Komensalisme 7 ..... Parasitisme Alasan LEMBAR KERJA SISWA (Kelompok ahli) Tujuan : Memahami hubungan khusus antar mahluk hidup Tim ahli 1. ....................... 2. ....................... 3. ....................... 4. ....................... 5. ....................... 6. ....................... 7. ....................... Diskusi : 1. Menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis mutualisme LEMBAR KERJA SISWA (Kelompok ahli) Tujuan : Memahami hubungan khusus antarmahlukhidup Tim ahli 1. ....................... 2. ....................... 3. ....................... 4. ....................... 5. ....................... 6. ....................... 7. ....................... Diskusi : 2. Menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis komensalisme. Siswa LEMBAR KERJA SISWA (Kelompok ahli) Tujuan : Memahami hubungan khusus antarmahlukhidup Tim ahli 1. ....................... 2. ....................... 3. ....................... 4. ....................... 5. ....................... 6. ....................... 7. ....................... Diskusi : 3. Menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis parasitisme. LEMBAR KERJA SISWA (Kelompok ahli) Tujuan : Memahami hubungan khusus antarmahlukhidup Tim ahli 1. ....................... 2. ....................... 3. ....................... 4. ....................... 5. ....................... 6. ....................... 7. ....................... Diskusi : 4. Menjelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antarmakhluk hidup. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SDN MUHARA 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Kelas/Semester : IV/1 Materi Pokok : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Waktu : 2 x 35 menit (1 X pertemuan) A. Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya B. Kompetensi Dasar : 5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan) C. Indikator : - Menjelaskan perbedaan rantai makanan dan jaring- jaring makanan - Menjelaskan unsur-unsur yang terdapat pada rantai makanan - Mendeskripsikan contoh rantai makanan di sawah, di kebun dan di laut D. Tujuan Pembelajaran : Melalui pembelajaran kooperatif metode jigsaw di harapkan siswa dapat: - Menjelaskan perbedaan rantai makanan dan jaring- jaring makanan - Menjelaskan unsur-unsur yang terdapat pada rantai makanan - Mendeskripsikan contoh rantai makanan di sawah, di kebun dan di laut E. Materi Pokok Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antarmahluk hidup dengan urutan tertentu. Contoh rantai makanan adalah daun (dimakan) belalang (dimakan) burung. Kelompok rantai makanan yang saling behubungan disebut jaring-jaring makanan. Rantai makanan tersusun atas produsen dan konsumen. Pada rantai makanan tersebut daun merupakan bagian dari tumbuhan yang dapat memasak makanan sendiri disebut produsen. Hewan pemakan tumbuhan disebut konsumen pertama, sedangkan hewan pemakan konsumen pertama disebut konsumen kedua. Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alam dan ekosistem buatan. Contoh ekosistem alam adalah hutan, danau, laut, dan padang pasir. Contoh ekosistem buatan adalah sawah, waduk, kolam, dan akuarium. Contoh Rantai makanan pada suatu ekosistem, misalnya pada ekosistem sawah: padi tikusular elang. Di lautan, yang menjadi produsen adalah fitoplankton, yaitu sekumpulan tumbuhan hijau yang sangat kecil ukurannya dan melayang-layang dalam air. Konsumen I adalah zooplankton (hewan pemakan fitoplankton), sedangkan konsumen II-nya adalah ikan-ikan kecil, konsumen III-nya adalah ikan-ikan sedang, konsumen IV-nya adalah ikanikan besar. F. Strategi Pembelajaran Strategi Kooperatif G. Metode Pembelajaran Jigsaw H. Langkah-Langkah Pembelajaran Kegiatan Awal Pendahuluan (7 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa - Memberi Salam, Berdoa Dan - Menjawab Salam, Berdoa Absensi - Guru menjelaskan metode pembelajaran jigsaw dan Nilai Karakter - Religius Bersama - Menyimak Tujuan Pembelajaran - Rasa Ingin Tahu Menyampaikan Tujuan Pembelajaran - Melakukan Apersepsi - Mengikuti Apersepsi - Motivasi - Kegiatan Inti Eksplorasi (13 menit) Kegiatan Guru - Untuk mengetahui Kegiatan Siswa - Siswa Menjawab pengetahuan siswa, guru Pertanyaan Yang memberikan pertanyaan. Apa Diberikan Guru Nilai Karakter - Rasa Ingin Tahu yang dimaksud dengan rantai makanan? - Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang - Siswa membentuk kelompok - Tekun - Elaborasi (30 menit) Kegiatan Guru Guru membagikan materi Kegiatan Siswa - Menerima materi pembelajaran pada pembelajaran yang guru masing-masing siswa berikan Nilai Karakter - Tekun disetiap kelompok asal yang diberi permasalahan yang berbeda. Siswa 1 : menjelaskan dan menyusun rantai makanan sawah Siswa 2 : menjelaskan dan menyusun rantai makanan laut Siswa 3 : menjelaskan dan menyusun rantai makanan kebun. Siswa 4 : menjelaskan contoh dan menyusun jaring-jaring makanan. - Guru meminta siswa membaca dan memahami materi yang - siswa menjelaskan hasil - Percaya diri diskusi dibagikan kepada setiap siswa. - Guru meminta siswa yang mendapatkan - siswa berkumpul materi yang sama untuk membentuk kelompok berkumpul membetuk ahli dan satu kelompok ahli dan mendiskusikannya - Tekun mendiskusikan materi yang mereka dapatkan. - Setelah mendiskusikan - siswa kembeli ke dengan kelompok ahli, kelompok awal dan Guru meminta siswa menjelaskan materi untuk kembeli ke kepada setiap anggota kelompok awal dan kelompok. - Kerja sama menjelaskan materi kepada setiap anggota kelompok. - Guru meminta salah satu perwakilan kelompok - Siswa mempresentasikan - Percaya diri hasil diskusi untuk mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas. - Konfirmasi (10 menit) Kegiatan Guru - Guru menanamkan konsep tentang materi yang di Kegiatan Siswa - Siswa Memperhatikan Nilai Karakter - Tekun Guru diskusikan. - Guru Bertanya Jawab - Siswa Menanyakan Tentang Hal-Hal Yang Tentang Hal –Hal Yang Belum mereka pahami Belum Diketahui - Memberikan Penguatan Dan Penyimpulan - Siswa memperhatikan guru - Tekun - Rasa ingin tahu - Penutup (10 menit) Kegiatan Guru Kegiatan Siswa - Guru memberikan kuis Nilai Karakter - Siswa mengerjakan kuis untuk melihat kemampuan - Tanggung yang guru berikan jawab kognitif siswa - Menanyakan perasaan - Menyampaikan perasaan siswa setelah pembelajaran - Menutup pembelajaran dan - Tekun setelah pembelajaran - Berdoa bersama - Religius berdoa bersama A. Media/Alat/Bahan Buku Paket IPA Untuk SD/MI Kelas IV Yang Relevan, Spidol , Papan Tulis. Budi Wahyono, Dkk. Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV. (Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) H, 61-64 B. Jenis Penilaian Keaktifan Siswa Dan Hasil Kuis Indikator - Menjelaskan Bentuk Tes Jenis Essay Instrumen 1. Jelaskan apa yang dimahsud perbedaan rantai dengan produsen dan makanan dan jaring- konsumen? jaring makanan - Menjelaskan unsurunsur yang terdapat pada rantai makanan - Mendeskripsikan contoh rantai makanan di sawah, di kebun dan di laut 2. Jelaskan perbedaan rantai makanan dengan jaring-jaring makanan? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan berikan contohnya! 4. Apa yang akan terjadi apabila tidak ada pengurai? 5. Gambarkan rantai makanan di sawah! Citeureup, Oktober 2013 Mengetahui, Guru kelas IV Peneliti Ismalia, S.Pd Shita Aditya Quis Individu NAMA : KELAS: NILAI: A. Kerjakanlah soal-soal berikut di Buku tugasmu! 1. Jelaskan apa yang dimahsud dengan produsen dan konsumen? 2. Jelaskan perbedaan rantai makanan dengan jaring-jaring makanan? 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan berikan contohnya! 4. Apa yang akan terjadi apabila tidak ada pengurai? 5. Gambarkan rantai makanan di sawah! LEMBAR KERJA SISWA (Kelompok ahli)` Tujuan : Memahami hubungan khusus antar makhluk hidup Tim ahli 1. ....................... 2. ....................... 3. ....................... 4. ....................... 5. ....................... 6. ....................... 7. ....................... Diskusi : 1. Menjelaskan dan menyusun rantai makanan sawah LEMBAR KERJA SISWA (Kelompok ahli) Tujuan : Memahami hubungan khusus antar makhluk hidup Tim ahli 1. ....................... 2. ....................... 3. ....................... 4. ....................... 5. ....................... 6. ....................... 7. ....................... Diskusi : 2. Menjelaskan dan menyusun rantai makanan laut LEMBAR KERJA SISWA (Kelompok ahli) Tujuan : Memahami hubungan khusus antar makhluk hidup Tim ahli 1. ....................... 2. ....................... 3. ....................... 4. ....................... 5. ....................... 6. ....................... 7. ....................... Diskusi : 3. menjelaskan dan menyusun rantai makanan kebun. LEMBAR KERJA SISWA (Kelompok ahli) Tujuan : Memahami hubungan khusus antar makhluk hidup Tim ahli 1. ....................... 2. ....................... 3. ....................... 4. ....................... 5. ....................... 6. ....................... 7. ....................... Diskusi : 4. Menjelaskan contoh dan menyusun jaring-jaring makanan Lampiran 13 PERHITUNGAN SKOR HASIL BELAJAR IPA SISWA NAMA Alif Fathurahman Alif Iqbal Ferdi W Galih Levinda M. Hilman M. Jowan M. Pringgo M.Alim Triyanto Miko Aditya Nuryanti Okta Syahputra Putri Rahayu Rafi Arya Ramdhani Rhandi Rika Jesika Rivaldian Salsa Aprilia Shevy Octavian Sinta Kaniya Siti Silfa Soniati Septia Nurul Suci Vemalia Syifa Auliya Sylvia Z Wiranti Yogi Prihartanti Yosi Diana X 65 75 75 75 85 60 60 85 80 65 85 85 70 75 70 60 70 60 85 80 75 85 70 75 70 70 85 75 80 85 2235 X2 4225 5625 5625 5625 7225 3600 3600 7225 6400 4225 7225 7225 4900 5625 4900 3600 4900 3600 7225 6400 5625 7225 4900 5625 4900 4900 7225 5625 6400 7225 168625 Lampiran 14 a. Mean (Rata-Rata Hitung) = ∑ = = 74,5 b. Standar Deviasi ∑ √ =√ =√ =√ = 8,401389 ∑ RIWAYAT HIDUP PENULIS Shita Aditya panggilan Shita lahir di Bogor pada tanggal 22 september 1991 dari pasangan suami istri Bapak Kusoy Trisna dan Ibu Siti Choiriyah. Peneliti adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jl. KH. Natsir Kp. Lemper RT 01/06 No. 23 Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor. Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri Citeureup 07 lulus tahun 2003, SMP Negeri 01 Citeureup lulus tahun 2006, SMA Negeri 01 Citeureup lulus tahun 2009, dan mulai tahun 2009 mengikuti program S1 PGMI UIN Jakarta sampai dengan sekarang. Pada semester akhir tahun 2014 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw”.