analisis hasil belajar ipa siswa pada konsep

advertisement
ANALISIS HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP
HUBUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP DENGAN
LINGKUNGANNYA MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL JIGSAW.
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh
SHITA ADITYA
NIM. 109018300070
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
SHITA ADITYA (109018300070), “Analisis Hasil Belajar IPA Siswa Pada
Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, April 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil belajar IPA pada konsep
hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya melalui pembelajaran
kooperatif model jigsaw. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskiptif. Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor. Populasi terjangkau dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor. Sampel ini
diambil menggunakan teknik Purposive Sampling. Proses analisis data dilakukan
dengan penyusunan urutan kedudukan peserta didik menjadi tiga ranking,
dilakukan dengan mengelompokan peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu
rangking atas ( kelompok peserta didik yang kemampuan tinggi), ranking tengah (
kelompok peserta didik dengan kemampuan sedang), dan renking bawah
(kelompok peserta didik dengan kemampuan rendah). Dari hasil analisis yang
telah dilakukan secara keseluruhan hasil belajar IPA siswa melalui pembelajaran
kooperatif model jigsaw adalah dalam kategori sedang karena frekuensi paling
tinggi terdapat pada kategori tingkat kemampuan sedang yaitu 53,33% dari 30
siswa yang dijadikan sempel.
Kata Kunci : Kooperatif model Jigsaw dan Hasil Belajar.
i
ABSTRACT
SHITA ADITYA (109018300070), “Analysis of Students In Science Class
Concept Relationships With Environment Beings Through Cooperative
Learning Jigsaw". Thesis Department of Elementary School Teacher Education,
Faculty of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University Syarif Hidayatullah
Jakarta, April 2014
This study aims to analyze the results of study on the concept of the relationship
between the science of living things with their environment through cooperative
learning jigsaw . The method used in this study is a research method deskiptif .
The target population in this study were all students of SDN 02 Muhara Citeureup
-Bogor . Population affordable in this study were all fourth grade students at SDN
Muhara 02 Citeureup-Bogor. Samples were taken using purposive sampling
technique. The process of data analysis done with the preparation of learners
standing order into three ranks , performed by classifying the students into three
levels , namely the ranking of the top (Group Of High Ability Learners), the
middle rank (Group Of Learners With The Ability To Moderate) , and bottom
renking (Groups Of Learners With Low Ability). From the analysis that has been
carried out on the whole the results of students' science learning through
cooperative learning jigsaw is in the medium category because the highest
frequency contained in the category of moderate skill level is 53.33 % of the 30
students who made sempel .
Keywords : Cooperative Learning Jigsaw model and results .
ii
KATA PENGANTAR
Bismillaahhirrahmanirahiim,
Assalaamu’alaikun warahmatullahi wabarakaatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena dengan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Hubungan Antar
Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran Kooperatif
Model Jigsaw”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan ke haribaan Sang
Penuntun Nabi Muhammad SAW. yang mendidik dan membawa umatnya dari
zaman kegelapan menjadi zaman yang terang benderang.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
sarjana pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Meskipun melalui banyak hambatan yang peneliti alami dalam
penyusunan skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya
peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Adapun ucapan terima kasih yang
disampaikan Penulis kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.
iii
2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
3. Dedi Irwandi, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Drs. Mu’arif , SAM,
M.Pd selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar dan penuh pengertian
membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai materi
yang berhubungan dengan skripsi ini.
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak membantu dan mengembangkan ilmu selama peneliti mengikuti
proses perkuliahan.
5. SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor, khususnya Kepala Sekolah, guru kelas IV,
siswa-siswi kelas IV, dan staf yang telah membantu dan memberikan
kesempatan
kepada
penulis
untuk
melaksanakan
penelitian
demi
terselesaikannya skripsi ini.
6. Teristimewa untuk kedua orang tua, Ibu Siti Choiriyah S,Pd dan Bapak
Kusoy Trisna yang tak henti mendoakan, melimpahkan kasih sayangnya, dan
memberikan dukungan moril maupun materiil kepada penulis.
7. Seluruh keluarga besar Sinan Hadi, dan untuk adikku Shifa Adriyanti yang
telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Kawan-kawan seperjuangan Asri anita, Lulu apriyanti, Miftahul Janah, Rizki
Chairani, Asep Sulaeman, Yuli Sapriyanti atas semua canda tawa dan waktu
yang telah dilewati bersama dan selalu memotivasi selama penyusunan
skripsi ini.
9. Kawan-kawan bimbingan Siti Fauziyah Alpiana, Edah Zubaidah, Dwi
Kurniati dan Annisa Nurul aini yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada
penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
10. Untuk semua rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2009.
iv
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada kami khususnya dan para
pembaca pada umumnya. Amin.
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh
Jakarta, 20 Januari 2014
Shita Aditya
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................... i
ABSTRACK ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR. ................................................................................. x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 8
D. Rumusan Masalah .................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORIT DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Hasil Belajar IPA
1. Pembelajaran IPA di SD........................................................ 10
2. Prinsip Pembelajaran IPA ..................................................... 11
3. Tujuan Pembelajaran IPA...................................................... 11
4. Pengertian Hasil belajar IPA.................................................. 12
B. Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Koopratif ....................................... 16
2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kooperatif ...................... 20
3. Ciri-ciri Pembelajaranm Kooperatif ...................................... 22
4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif .......................... 22
5. Macam-macam pembelajaran Kooperatif .............................. 24
6. Jigsaw sebagai salah satui pembelajaranan kooperatif .......... 27
a. Pengertian Jigsaw ............................................................ 27
b. Kelebihan Dan Kekurangan Jigsaw ................................. 28
vi
c. Langkah-Langkah Jigsaw ................................................ 29
C. Materi Konsep hubungan antar makhluk hidup dengan
lingkungannya ............................................................................. 32
D. Penelitian yang Relevan... ......................................................... 36
E. Kerangka Berpikir .................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 39
B. Metode Penelitian ..................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel ................................................................. 39
D. Prosedur Penelitian ...................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41
F. Instrumen Penelitian..................................................................... 41
1. Penyusunan Kisi-Kisi............................................................. 42
2. Uji Coba Instrumen................................................................ 42
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .......................................................................... 50
1. Analisis Data Hasil Belajar IPA .......................................... 50
B. Pembahasan .............................................................................. 57
C. Keterbatasan Peneliti ................................................................ 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 61
B. Implikasi .................................................................................. 61
C. Saran ........................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
: Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ................. 23
Tabel 3.1
: Indeks Reliabilitas Soal ........................................................... 43
Tabel 3.2
: Kriteria Tingkat Kesukaran Soal .............................................. 44
Tabel 3.3
: Klasifikasi Daya Pembeda ....................................................... 45
Tabel 3.4
: Rekapitulasi Analisis Butir Soal .............................................. 46
Tabel 3.5
: Kisi-Kisi Instrumen Yang Sudah Valid .................................... 47
Tabel 4.1
: Patokan Menyuun Tiga Ranking .............................................. 52
Tabel 4.2
: Konversi Nilai ......................................................................... 52
Tabel 4.3
: Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Tinggi............................ 52
Tabel 4.4
: Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Sedang .......................... 54
Tabel 4.5
: Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Rendah .......................... 56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Kisi- Kisi Instrumen
Lampiran 2
: Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 3
: Kunci Jawaban Soal Uji Coba Instrumen Penelitian
Lampiran 4
: Hasil Perhitungan ANATEST Skor Data Bobot
Lampiran 5
: Hasil Perhitungan ANATEST Reliabilitas Tes
Lampiran 6
: Hasil Perhitungan ANATEST Daya Pembeda
Lampiran 7
: Hasil Perhitungan ANATEST Tingkat Kesukaran
Lampiran 8
: Hasil Perhitungan ANATEST Korelasi Skor Butir Dengan Skor Total
Lampiran 9
: Instrumen Tes Hasil Belajar
Lampiran 10 : Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar
Lampiran 11 : RPP Pertemuan Ke 1
Lampiran 12 : RPP Pertemuan Ke 2
Lampiran 13 : Perhitungan Skor Hasil Belajar IPA Siswa
Lampiran 14 : Perhitungan Mean dan Standar Deviasi
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
: Ilustrasi Kelompok Jigsaw ................................................... 30
Gambar 2.2
: Ilustrasi Yang Menunjukan Tim Jigsaw ............................... 31
Gambar 2.3
: Bagan Pelaksanaan Jigsaw ................................................... 32
Gambar 4.1
: Kurva Normal ...................................................................... 51
Gambar 4.2
: Kategori tingkat kemampuan tinggi melalui model jigsaw ... 53
Gambar 4.3
: Kategori tingkat kemampuan sedang melalui model jigsaw .. 55
Gambar 4.4
: Kategori tingkat kemampuan rendah melalui model jigsaw .. 56
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan kita. Ini
berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu
berkembang dalam pendidikan.
Karena pada dasarnya manusia dalam
melaksanakan kehidupannya tidak lepas dari pendidikan. Sebab, pendidikan
berfungsi sebagai meningkatkan kualitas manusia itu sendiri. Sebagai mana tertera
dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan
Nasional
berfungsi
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung
jawab.1
Tentunya diperlukan kesadaran yang tinggi baik dari pihak siswa maupun
guru yang mengajar. Pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu proses dengan
metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan2. Perubahan pengetahuan,
pemahaman dan cara bertingkah laku dapat terjadi karena proses pembelajaran.
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik
dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah
1
UU R.I NO.20 Th. 2003 Tentang Sisdiknas Dan Peraturan Pemerintah R.I Nomer 47
Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008), H..6
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Emaja
Rosdakarya, 2010) H, 10
1
2
maupun masyarakat.3 Pendidikan di Indonesia, secara formal diawali oleh
pendidikan pada level sekolah dasar. Pendidikan dasar merupakan pendidikan
yang menjadi landasan bagi terlaksananya jejang pendidikan berikutnya.
Pendidikan dasar memegang peranan sangat penting bagi jenjang pendidikan
selanjutnya. Oleh karena itu, pendidikan pada level sekolah dasar harus
berlangsung dan berhasil mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Sekolah merupakan sarana mengajar antara guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik, dimana guru sebagai pemegang peranan utama.
Kedua elemen ini sangat menentukan terdirinya proses belajar mengajar
disekolah. Guru sebagai tenaga pengajar tentunya akan berfikir keras tentang
bagaimana pengajaran yang ia ajarkan kepada siswa agar dapat dimengerti dan
dipahami oleh mereka dengan cepat. Tentunya ini tidak lepas dengan strategi
pembelajaran yang diterapkan oleh guru tersebut.
Berhasilnya suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
ditunjukan oleh dikuasainya materi pelajaran oleh peserta didik. Keberhasilan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru dalam
menyusun program pembelajaran dengan metode yang tepat.
Sebagai seorang guru profesional, guru harus mempunyai pengetahuan
dan persediaan strategi-strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang
diketahuinya harus dan bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari diruang kelas.
Meski demikian guru yang baik tidak akan terpaku pada strategi itu saja. Guru
yang ingin maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan strategi dan
teknik-teknik
pembelajaran
yang
pasti
akan
selalu
bermanfaat
dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Guru bisa memilih dan juga
memodifikasi sendiri teknik-teknik pembelajaran pada setiap bab sesuai situasi
kelas mereka. Dalam satu jam/sesi pelajaran, guru juga bisa memakai lebih dari
satu teknik.
Setiap Sekolah di Indonesia selalu menggunakan kurikulum. Kurikulum
disusun secara Nasional sesuai dengan tingkatan Sekolah. Dalam pasal 1 Butir 19
3
Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya 2010) H,1
3
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.4 Kurikulum
dapat mencakup lingkup yang sangat luas, yaitu sebagai program pengajaran pada
suatu jenjang pendidikan, dan dapat pula menyangkut lingkup yang sangat sempit,
seperti program pengajaran suatu mata pelajaran untuk beberapa jam pelajaran.
Setiap praktik pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan
tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan
pribadi, kemampuan sosial ataupun kemampuan bekerja. untuk menyampaikan
bahan pelajaran, ataupun mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut
diperlukan metode penyampaian serta alat-alat bantu tertentu. Untuk menilai hasil
dan proses pendidikan, juga diperlukan cara-cara dan alat penilaian tertentu.
Keempat hal tersebut yaitu tujuan, bahan ajar, metode, alat, dan penilaian
merupakan komponen-komponen utama kurikulum. 5
Kurikulum bukanlah hanya berisi rencana pelajaran (Bidang Studi)
disebuah lembaga pendidikan saja, akan tetapi semua aktifitas yang secara nyata
terjadi dalam proses pendidikan dilembaga tersebut yang dapat mempengaruhi
anak didik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, kurikulum
harus mengandung tujuan, isi (materi), metode pengajaran, dan evaluasi.IPA
merupakan salah satu mata pelajaran yang merupakan bagian dari kurikulum.
IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang berbagai gejala alam yang ada
dimuka bumi. IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan
manusia
melalui
pemecahan
masalah-masalah
yang
dapat
diidentifikasikan. dengan mempelajari IPA peserta didik dapat mengetahui gejalagejala alam yang terjadi dilingkungannya. Dengan mempelajari IPA peserta didik
juga dapat melakukan percobaan-percobaan tentang alam. Penerapan IPA perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di
4
Undang- Undang R.I No.20 Th. 2003 Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pemerintah R.I
Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008). H.4
5
Nana Syaodih . Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010) H. 3
4
tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar
untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan
kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Sebelumnya kita harus tahu bagaimana tujuan dari Mata Pelajaran IPA di
SD/MI karena dengan memahami arti dari tujuan pembelajaran maka akan
semakin tahu bagaimana seharusnya model pembalajarannya.Mata Pelajaran IPA
di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. : (1)
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2)Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep (3) IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positip
dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi
antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat, (4) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan, (5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam
memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, (6) Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan , (7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. 6
Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan image pada peserta didik
tentang IPA adalah suatu bidang studi yang sulit untuk dipelajari.kelemahan
pembelajaran IPA selama ini adalah pembelajaran IPA yang lebih menekankan
pada menghafal sejumlah konsep, kurang menekankan pada hasil belajar. Hal ini
dibuktikan melihat nilai raport siswa dengan disertai wawancara dengan guru,
hambatan yang sering ditemui pada saat kegiatan belajar mengajar adalah hasil
belajar yang masih rendah. Hal tersebut pada dasarnya tidak lepas dari peran guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Hal ini erat kaitannya dengan
pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu metode ceramah. Faktor yang
6
Izza Aliyatul Muna, Metode Eksperimen Dengan Pemanfaatan Peralatan Dari
Lingkungan Sekitar Untuk Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar ( Ponorogo: Cendikia, Vol.8 N0. 1
Januari-Juni 2010,H. 51-52
5
menjadi penyebab rendahnya nilai hasil belajar siswa adalah : Kurangnya minat
dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, Guru dalam kegiatan
belajar mengajar tidak menggunakan media dan alat peraga yang inovatif guru
dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah sehingga membuat siswa
merasa cepat bosan, Penjelasan materi pelajaran lebih berpusat pada guru
sehingga tidak tercipta kondisi keaktifan dari siswa dan sering kali apa yang
disampaikan guru tidak diserap oleh siswa dengan baik.
Melihat
permasalahan
tersebut
guru
hendaknya
lebih
bisa
mengembangkan model pembelajaran yang ada, agar bisa menarik minat dan
perhatian siswa terhadap mata pelajaran tersebut. Pembelajaran IPA seharusnya
diselenggarakan secara interaktif, inpiratif dalam suasana menyenangkan,
menggairahkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.Untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru
harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan caracara
pengimplementasikan
model-model
pembelajaran
kedalam
proses
pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan
tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa–siswa di
kelas. Demikian juga pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas
sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan
pembelajaran. Tanpa pemahaman terhadap berbagi kondisi ini, model yang
dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peranserta siswa secara
optimal dalam pembelajaran dan pada akhirnya tidak dapat memberi sumbangan
yang besar terhadap pencapaian hasil belajar
Metode pengajaran yang masih sering digunakan adalah metode ceramah,
diskusi kelompok kecil dan tanya jawab, cara pengajaran seperti ini belum
memberikan hasil yang maksimal sehingga siswa cenderung pasif dan bosan
dalam belajar. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa tidak maksimal.
Berkaitan dengan hasil belajar, rendahnya hasil belajar IPA siswa dikarenakan
siswa kurang memahami pelajaran yang diberikan guru. Ini disebabkan karna
6
guru dalam mengajar hanya menerangkan pelajaran dengan membaca buku,
sehingga siswa sulit mengerti pelajaran tersebut dan mereka kurang mendapatkan
kesempatan untuk berdiskusi atau belajar berkelompok dengan teman-teman
untuk bertukar pikiran. Akibatnya siswa hanya mengetahui pelajaran itu dari guru
saja. Sehingga siswa mudah lupa dengan materi-materi yang telah dipelajari
Melihat permasalahan tersebut, hendaknya guru dapat memberikan variasi
dalam metode belajar demi meningkatkan hasil belajar siswa melalui
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
dimana siswa belaja dalam kelompok kecil, saling membantu untuk memahami
suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta
kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tertinggi. 7 Inti dari
pembelajaran kooperatif adalah adanya kerjasama.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Desak Nyoman Purwati. Program Studi
Pendidikan Dasar, Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia. yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran IPA
Siswa Kelas IV SD Saraswati Tabanan. Menunjukan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil
belajar IPA dibandingkan dengan hasil belajar dengan model konvensional. 8
Adapun kendala-kendala berdasarkan penelitian tersebut dikarenakan
masih rendahnya nilai hasil mata pelajaran IPA . Hal ini nampak jelas dari ratarata hasil belajar siswa yang masih di bawah kriteria ketuntasan minimum. Hal ini
disebabkan karena pada proses pembelajaran IPA tidak dikembangkan
kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis. Proses pembelajaran di
kelas diarahkan kepada kemampuan untuk menghapal informasi, otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
7
Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), Cet Ke-1, H. 130
8
Desak Nyoman Purwati.Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil
Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Saraswati
Tabanan. Http://Pasca.Undiksha.Ac.Id/E-Journal/Index.Php/Jurnal_Pendas/Article/View/511/303
Diakses Pada 01 Juli 2013 Pukul 20.07 WIB
7
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari.
Sangat banyak penelitian yang dilakukan tepisah oleh orang-orang yang
berbeda dalam konteks
yang
berlainan mengenai penggunaan metode
pembelajaran Cooperative learning. Pada umumnya hasil-hasil penelitian tersebut
mendukung penggunaan metode pembelajaran cooperative learning. Data tersebut
menunjukan bahwa suasana belajar cooperative learning menghasilkan prestasi
yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologi yang
lebih baik dari pada suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan memisahmisahkan siswa (johnson & jhonson) 9
Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa model, salah satunya adalah
model Jigsaw. Melalui pembelajaran kooperatif model Jigsaw siswa dilatih untuk
bekerjasama,
mendengarkan,
dan
menghargai
pendapat
teman,
mampu
berinteraksi dan berkomunikasi antar siswa, serta bertanggung jawab dalam
penguasaan materi yang sudah menjadi tugasnya. Model jigsaw ini merupakan
pembelajaran yang mengutamakan aktifitas dan kreatifitas berfikir siswa dalam
kegiatan kelompok. Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan
informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil10. Pembelajaran
jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif
dan saling membantu menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. 11
Dengan demikian pembelajaran kooperatif metode jigsaw bisa menjadi
pertimbangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Melihat dari persoalan ini, ternyata tidak hanya satu sekolah yang hasil
belajar IPA nya masih rendah, bahkan hampir sebagian besar masih banyak
sekolah-sekolah yang hasil belajar IPA masih di bawah KKM. Berdasarkan
wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di SDN Muhara 02 Citeureup tahun
ajaran 2012-2013, diperoleh hasil belajar IPA siswa yang masih rendah. Hal ini
9
Anita lie, mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas, (jakarta: PT.
Grasindo, 2002) h,7
10
Sudarmaji, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011),
H. 62
11
Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), Cet Ke-1, h. 143
8
dilihat dari nilai hasil latihan dan ulangan IPA masih ada yang belum mencapai
kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 65. Dengan melihat rendahnya hasil
belajar bidang Studi IPA, tentu perlu dilakukan sebuah usaha dalam mengatasinya
guna meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan paparan diatas maka penulis merasakan perlu melakukan
penelitian masalah ini dengan mengangkat judul “Analisis Hasil Belajar IPA
Siswa Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya
Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah
yang terjadi terkait dengan Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw
terhadap Hasil Belajar IPA yaitu:
1. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
2. Guru dalam mengajar hanya menerangkan pelajaran dengan membaca
buku
3. Rendahnya hasil belajar IPA dibandingkan mata pelajaran lain
4. Pembelajaran ceramah membuat siswa merasa cepat bosan.
5. Pembelajaran berpusat pada guru
6. Nilai siswa untuk mata pelajaran IPA masih di bawah KKM
C. Pembatasan Masalah
Untuk lebih memperjelas dan mempermudah pokok bahasan dalam
penelitian, maka untuk mengarahkan penelitian ini perlu batasan masalah. Maka
fokus masalah dibatasi hanya pada aspek-aspek berikut:
1. Pembelajaran yang digunakan Untuk Penelitian Ini melalui Pembelajaran
Kooperatif Model Jigsaw.
2. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah Hanya Mengukur
Hasil Belajar IPA ranah kognitif pada konsep hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada, maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Hasil Belajar IPA Pada Konsep
Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran
Kooperatif Model Jigsaw?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis Hasil Belajar IPA Pada
Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui
Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan, pengetahuan tentang pembelajaran dalam proses belajar
mengajar
b. Memberi informasi tentang pengaruh pembelajaran kooperatif
khususnya dengan Pembelajaran Kooperatif model Jigsaw untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa
c. Dapat menjadi dasar bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut dan
lebih mendalam
2. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa, hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dan
sebagai bahan masukan tentang salah satu strategi pembelajaran yang
dapat digunakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA.
b. Bagi guru IPA, dapat memberikan alternatif pembelajaran untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran IPA di kelas, sebagai upaya
meningkatkan hasil belajar IPA
c. Bagi sekolah, diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai
masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan penelitian
tentang penerapan Pembelajaran Kooperatif model Jigsaw.
BAB II
DESKRIPSI TORITIS
A. Hasil Belajar IPA
1.
Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam pembelajaran,
guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami
berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk
belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang
berbagai gejala alam yang ada dimuka bumi. IPA sangat perlu disekolah dasar
karena dengan mempelajari IPA peserta didik dapat mengetahui gejala-gejala
alam yang terjadi dilingkungannya. Dengan mempelajari IPA peserta didik juga
dapat melakukan percobaan-pecobaan tentang alam.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan
yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP
(Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta, konsep, atau prinsipsaja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan
membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut
menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. 1
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Sekolah Dasar (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional 2006), H. 484-485
10
11
2.
Prinsip Pembelajaran IPA
a.
Prinsip motivasi adalah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu
kegiatan. Motivasi ada yang berasal dari dalam (instrinsik) dan ada yang
timbul dari luar (ekstrinsik)
b.
Prinsip latar yaitu pada hakekatnya peserta didik sudah mempunyai
pengetahuan awal. Oleh karena itu guru harus mengetahui pengetahuan
keterampilan, dan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik.
c.
Prinsip menemukan. Pada dasarnya peserta didik memiliki rasa keingintahuan
yang besar sehingga berusaha untuk mencari dan menemukan. Maka berikan
kesempatan kepada peserta didik supaya merasa senang.
d.
Prinsip belajar sambil melakukan (learning by doing) pengalaman belajar
dengan cara praktek merupakan hasil belajar yang tidak mudah terlupakan,
maka sebaiknya peserta didik diarahkan untuk melakukan kegiatan belajar
secara langsung.
e.
Prinsip belajar sambil bermain, bermain merupakan kegiatan yang
menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, maka setiap pembelajaran
perlu diciptakan suasana menyenangkan dengan permainan 2.
3.
Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam kurikulum 2006 (KTSP) disebutkan bahwa pendidikan IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta, sehingga ipa bukan
hanya penguasaan kumpulan ilmu-ilmu pengetahuan yang berupa fakta, konsep,
dan prinsip-prinsip saja, maka dari itu tujuan pendidikan IPA di SD/MI dalam
kurikulum 2006 (KTSP) dirumuskan sebagai berikut:
a)
Dapat meyakini terhadap keyakinan tuhan yang maha esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, keteraturan alam ciptaan-nya.
b) Mengembangklan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep ipa yang
bermanfaat sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2
Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi
Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011), h,189
12
c)
Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif, dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara ipa, lingkungan, tekhnologi dan
masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidikialam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e)
Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan.
f)
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam sebagai salah satu ciptaan
tuhan.
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan ipa sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.3
4.
Pengertian Hasil belajar IPA
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaktif dengan lingkungan. Secara umum
belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku, akibat interaksi individu
dengan lingkungannya. Jadi perubahan prilaku adalah hasil belajar. Artinya,
seseorang dikatakan telah belajar, jika ia dapat melakukan sesuatu yang tidak
dapat dilakukan sebelumnya. 4 Jadi belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa
yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri
dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Belajar adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku
yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.5 Belajar merupakan proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu.belajar adalah proses
yang diarahkan kepada tujuan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. 6
Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian
3
Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi
Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011), h,193
4
Sumiati, Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung : Cv Wacana Prima, 2011) h, 38
5
Zikri Neni Iska. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta :Kizi Brothers 2011). h. 65
6
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Sinar Baru
Algensindo , 2004) h,28
13
tingkah laku yang berlangsung secara progresif. 7 Kegiatan belajar sesungguhnya
dilakukan oleh semua makhluk yang hidup, mulai dai bentuk kehidupan yang
sederhana sampai dengan yang kompleks. 8
Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan tingkah laku
pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan
penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga bentuk kecakapan, keterampilan,
sikap, pengertian, harga diri, minat , watak, penyesuaian diri. Jadi dapat dikatakan
bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju
perkembangan manusia seutuhnya.
Proses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal peserta didik
itu sendiri dan faktpr eksternal, yaitu pengaturan kondisi belajar.9 Ada beberapa
faktor dalam belajar antara lain : motivasi untuk belajar, tujuan yang hendak
dicapai, dan situasi yang mempengaruhi proses belajar.
a.
Motivasi untuk belajar
Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan yang muncul dalam diri sendiri
untuk bertingkah laku. Dorongan itu pada umumnya diarahkan untuk mencapai
sesuatu atau bertujuan. Itu sebabnya sering mendengar istilah motif dan dorongan,
dikaitkan dengan prestasi atau keberhasilan, yang dikenal dengan motif
berprestasi (Achivement Motive). Hal ini berarti bahwa keinginan mencapai suatu
keberhasilan merupakan pendorong untuk bertingkah laku atau melakukan
kegiatan belajar.
b.
Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang hendak diyuju oleh proses
pembelajaran. Dalam setiap kegiatan sepatutnya mempunyai tujuan. Sebagaimana
motivasi, tujuan sebagai salah satu faktor yang terdapat dalam belajar seharusnya
timbul dan ada pada diri siswa.
c.
Situasi yang mempengaruhi proses belajar
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya 2010). h, 88
8
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, ( Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 106
9
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2007) H. 24
14
Faktor situasi atau keadaan yang mempengaruhi proses belajar pada siswa
berkaitan dengan diri siswa sendiri, keadaan belajar, proses belajar, guru yang
memberi pelajaran teman belajar dan bergaul, serta program belajar yang
ditempuh merupakan faktor penting dalam belajar. 10
Dalam dunia pendidikan, khususnya dibidang pengajaran, evaluasi sering
didasarkan pada “hasil” dari proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu
atau setelah suatu topik materi diajarkan. Sedangkan “hasil” proses belajar
mengajar tersebut pada umumnya didapatkan melalui pengukuran terhadap
kemampuan atau penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diajarkan.
Sedangkan evaluasi pada umumnya didasarkan pada hasil pengukuran.
Sudjana mengatakan Hasil Belajar adalah kemampuan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya, yang meliputi
kemampuan-kemampuan Kognitif , Afektif, dan Psikomotor.
Hasil Belajar merupakan faktor penting dalam pendidikan, secara umum
belajar dapat dipandang sebagai perwujudan nilai yang diperoleh siswa melalui
proses belajar mengajar. Belajar adalah usaha mengubah tingkah laku, jadi adanya
hasil belajar pada diri seseorang ditandai dengan perubahan tingkah laku, oleh
sebab itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah
laku siswa telah terjadi proses belajar.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan
potensial
atau
kapasitas
yang
dimiiki
seseorang.
Penguasaan hasil belajar oelh seseorang dapat dilihat dari prilakunya, baik prilaku
dalam
bentuk
penguasaan
pengetahuan,
keterampilan
berfikir
maupun
keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar ini dapat
dilihat dari penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran yang ditempuhnya.
Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di
10
Sumiati. Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung : Cv Wacana Prima, 2011). h, 59-60
15
sekolah dilambangkan dengan angka-angka atau huruf,seperti angka 0-10 pada
pendidikan dasar dan menengah dan huruf A, B, C, D pada pendidikan tinggi. 11
Selain belajar, hasil belajar juga mempunyai berbagai faktor yang mempengaruhi.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor
dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
belajar yang dicapai. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar adalah :
1) Faktor raw input (yakni factor murid/anak itu sendiri) di mana tiap anak
memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam:
a)
Kondisi fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam
keadaan capek,tidak dalam keadaan cacat jasmani, seperti kakinya atau
tangannya(karena ini akan mengganggu kondisi fisiologis), dan sebagainya, akan
sangat membantu dalam proses dan hasil belajar. Di samping kondisi yang umum
tersebut, yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi proses dan hasil
belajar adalah kondisi panca indera, terutama indera penglihatan dan pendengaran.
b) Kondisi psikologis
Di bawah ini faktor psikologis yang dianggap utama dalam mempengaruhi
proses dan hasil belajar adalah :Minat, Kecerdasan, Bakat, Motivasi.
2) Faktor environmental input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan
alami ataupun lingkungan social. Kondisi lingkungan juga mempengaruhi
proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik/alam
dan lingkungan sosial.
a)
Lingkungan fisik/alami termasuk di dalamnya adalah seperti keadaan suhu,
kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Belajar pada keadaan udara
yang segar, akan lebih baik hasilnya dari pada belajar dalam keadaan udara
yang panas dan pengap.
11
Nana Syaodih S, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), h. 102-103
16
b) Lingkungan sosial yang lain, seperti suara mesin pabrik, hiruk pikuk lalu
lintas, gemuruhnya pasar, dan sebagainya juga berpengaruh terhadap proses
dan hasil belajar. Karena itulah disarankan agar lingkungan sekolah didirikan
di tempat yang jauh dari keramaian pabrik, lalu lintas dan pasar.
3) Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari:
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya
dirancangkan sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini
diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar
yang telah dirancangkan. Faktor-faktornya yaitu: 12
a)
Kurikulum
b) Program/bahan pengajaran
c)
Sarana dan fasilitas
d) Guru (tenaga pengajar)
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA
merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran
yang ditunjukan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai
memberikan materi pembelajaran IPA pada satu pokok bahasan.
B. Pembelajaran Kooperatif
1.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Pembelajaran kooperatif
bernaung dalam teori kontruktivis. Pembelajaran kooperatif bukanlah suatu
pembelajaran yang baru. Pembelajaran ini bernaung dibawah konstruktivistik,
dimana siswa secara aktif memperoleh pengetahuan baru, dan guru hanya sebagai
fasilitator.Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka berdiskusi dengan
temannya. Menurut Trianto, dalam pembelajaran kooperatif siswa saling bekerja
sama untuk memecahkan masalah-masalah yang komplek.13 Jadi hakikatnya kerja
12
H. Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005), h. 103
Trianto, mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, jakarta : kencana prenada media
group, 2009 cet.I h. 56
13
17
sama dalam kelompok sejawat menjadi aspek yang penting dalam pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dapat dipandang sebagai model, karena mempunyai
uraian materi ajar, media dan waktu. Selain itu belajar kooperatif dapat dipandang
sebagai suatu model belajar, karena pembelajaran kooperatif adalah bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas
oleh guru, yang didalamnya terdapat penerapan suatu pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu
memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan
penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran
kooperatif. 14 Secara etimologis, kooperatif berarti bekerja bersama-sama, bersedia
membantu. Pembelajaran kooperatif mengandung pengertian bekerja bersamasama dalam memcapai tujuan bersama.
Beberapa definisi tentang pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh
para tokoh, diantaranya menurut Davidson dan Worshman adalah model
pembelajaran yang sistematis dengan mengelompokan siswa untuk tujuan
menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif yang mengintegrasikan
ketrampilan sosial yang bermuatan akademis.
Pembelajaran
Kooperatif
(Cooperative
Learning)
merupakan
model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan, yaitu antara empat
sampai enam orang yang merupakan latar kemampuan, akademik, jenis kelamin,
ras, atau suku yang berbeda. Setiap anggota kelompok akan mempunyai
ketergantungan positif pada kelompoknya. Ketergantungan positif ini kemudian
akan menimbulkan tanggang jawab individual terhadap kelompok dan
keterampilan antar personal (interpersonal intellegence) dari setiap anggota.
Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk
14
Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan Dan
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, (Jakarta: Penada Media
Group, 2010) H. 56
18
keberhasilan kelompok, sehingga setiap individual akan memiliki kesempatan
yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok 15
Kagan mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi
instruksional yang melibatkan interaksi siswa secara kooperatif dalam
mempelajari suatu topik sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. 16
Roger, dkk. menyatakan cooperative learning is group learning organized in
sach a way that learning is based on the socially structured change of information
beeetwen learner is held accountable for his or her own learning and is motivated
to increase the learning if other. (pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas
pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran
harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompokkelompok pembelajaran yang didalamnya setiap pembelajar bertangggung jawab
atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran
anggota-anggota yang lain). Sementara itu,Parker mendefinisikan kelompok kecil
kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi
mencapai tujuan sementara.17
Strategi pembelajaran kooperatif beranjak dari pemikiran “getting better
together” yang menekankan pada pemberian kesempatan yang lebih luas dan
suasana yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh, dan mengembangkan
pengetahuan, sikap,nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat
bagi kehidupan masyarakat.pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran
berkelompok. Posamentier secara sederhana menyebutkan belajar secara
kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan
memberikan mereka sebuah tugas atau beberapa tugas.Pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga
15
Walija, Pembelajaran Keterampilan Menulis Menggunakan Strategi Belajar Kooperatif.
Education Indonesia.1, 2010, H.70
16
Masitoh, Strategi Pembelajaran ( Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia 2009) H. 232
17
Miftahul Huda et al, Op. Cit, h. 29
19
siswa bekerja bersama untuk memaksimalkan pembelajaran mereka dan antara
mereka. 18 Inti dari pembelajaran kooperatif adalah adanya kerjasama.
Menurut
Sanjaya
pembelajaran kooperatif
merupakan
suatu
model
pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu
antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda atau heterogen. 19 Sedangkan
menurut Davinson dan Worsham dalam bukunya strategi pembelajaran sains
mengungkapkan
pengertian
pembelajaran
kooperatif
sebagai
berikut:
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang sistematis dengan
mengelompokan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang
efektif yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan akademis.Ada
empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu : (1) adanya
peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar
setiap anggota kelompok; (4) adanya tujuan yang harus dicapai. 20
Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa
bekerja dalam kelompok kecil, saling membantu dalam belajar, kelompok belajar
terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan beragam. Kekhasan kooperatif adalah
siswa ditempatkan dalam kelompok kooperatif dan tinggal bersama dalam satu
kelompok untuk beberapa minggu atau bulan. Siswa biasanya dilatih
keterampilan-keterampilan spesifik muntuk membantumereka bekerja sama
dengan baik, misalnya menjadi pendengar yang baik memberikan penjelasan
dengan baik, mengajukan pertanyaan dengan benar dan lain-lain. 21 Roger dan
david johnsen menyatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
belajar kooperatif . untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model
pembelajaran kooperatif harus diterapkan yaitu: (1) Saling Tergantung Secara
18
Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian Uin Jakarta,
2009), Cet Ke-1, H. 130
19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta
: Prenanda Media Group, 2006), H, 242
20
Wina ,Op. Cit.,h. 241.
21
Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi
Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011), h,86
20
Positif (2) Tanggung Jawab Perseorangan (3) Tatapa Muka (4) Komunikasi Antar
Anggota, (5) Evaluasi Proses Kelompok.22
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil
tersebut siswa saling belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman
belajar optimal baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.
Strategi belajar kooperatif mempunyai dampak pembelajaran sekaligus, yaitu
disamping peningkatan prestasi akademik peserta didik (Student Achievement),
penerimaan terhadap teman yang dianggap lemah, harga diri, norma akademik,
penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan kepada orang lain. 23
Pembelajaran kooperatif merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan
dorongan prestasi siswa. Dengan memiliki doronganatau motivasi yang positif
seseorang siswa akan menunjukan minatnya.
2.
Tujuan dan manfaat pembelajaran kooperatif
Diawal telah disebutkan, bahwa ide utama dari belajar kooperatif adalah
siswa bekerja sama untuk belajar bertanggung jawab pada kemajuan belajar
temannya. Johnson & johnson menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif
adalah memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun kelompok.24
Cooperative learning dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar
lebih baik, sikap tolong-menolong dan beberapa prilaku sosial. Tujuan utama
dalam penerapan model belajar mengajar secara kelompok bersama temantemannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan
pendapat mereka secara berkelompok. Ada banyak alasan yang membuat
pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan.
22
Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikan
Ruang Kelas, (Jakarta: PT. Gramedia. 2002) h, 31
23
Walija, Pembelajaran Keterampilan Menulis
Kooperatif, (Jakarta : Education Indonesia. 2010) h.71
24
Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif,
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
h.57
Cooperative Learning Di RuangMenggunakan
Strategi
Belajar
Progresif, Konsep Landasan Dan
(KTSP), (Jakarta : Kencana 2010).
21
Penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan pencapaian
prestasi para siswa dan akibat-akibat positif lainnya yang dapat mengembangkan
hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam
bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri, alasan lain adalah tumbuhnya
kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berfikir, menyelesaikan masalah,
dan mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan
mereka, dan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang sangat baik
untuk mencapai hal-hal semacam itu.25
Anita Lie
mengungkapakan bahwa ada beberapa manfaat proses
pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
a.
Siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerja sama dengan siswa
yang lain.
b.
Siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan.
c.
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat.
d.
Mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri)
e.
Meningkatkan motivasi, harga diri dan sikap positif.
f.
Meningkatkan hasil belajar siswa 26
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Ludgren pembelajaran kooperatif
memiliki manfaat antara lain 27 :
a.
Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas
b.
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
c.
Memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah.
d.
Memperbaiki kehadiran.
e.
Angka putus sekolah menjadi rendah.
f.
Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar.
g.
Prilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
h.
Konflik antar pribadi berkurang.
25
Robert E. Slavin. Cooperative learning teori,riset dan praktek (london: allymand bacon,
2005) h.4-5
26
Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), Cet Ke-1, h. 135-136
27
Ibid , h 136
22
i.
Sikap apatis berkurang.
3.
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
Ciri-ciri lain dari strategi pembelajaran kooperatif menurut Stahl yaitu:
a.
Belajar bersama dengan teman,
b.
Selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman,
c.
Saling mendengarkan pendapat diantara anggota kelompok,
d.
Belajar dari teman sendiri dalam kelompok,
e.
Belajar dalam kelompok kecil,
f.
Produktif berbicara atau saling mengemukakan pendapat,
g.
Keputusan tergantung pada siswa sendiri,
h.
Siswa aktif,
Sedangkan
menurut
Johnson
dan
Johnson
mengemukakan
ciri-ciri
pembelajaran kooperatif adalah;
1) Terdapat saling ketergantungan yang positif diantara anggota kelompok,
2) Dapat dipertanggung jawabkan secara individu,
3) Heterogen,
4) Berbagi kepemimpinan,
5) Berbagi tanggung jawab,
6) Menekankan pada tugas dan kebersamaan,
7) Menentukan kebersamaan sosial,
8) Peran guru/dosen mengamati proses balajar siswa
9) Efektifitas belajar tergantung pada kelompok
4.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif. Enam tahap pembelajaran itu dirangkum
oleh Ibrahim seperti pada tabel berikut:
23
Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif28
FASE
TINGKAH LAKU GURU
Fase-1
Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaiakna tujuan dan pelajaran yang ingin dicapai pada
memotivasi siswa
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase-2
Guru menyajikan informasi kepada
Menyajikan informasi
siswa dengan jalan demontrasi atau
lewat bahan bacaan.
Fase-3
Guru
menjelaskan kepada
Mengorganisasikan siswa ke bagaimanacaranya
siswa
membentuk
dalam kelompok-kelompok kelompok belajar dan membantu
belajar
setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien.
Fase-4
Guru
Membimbing kelompok
kelompok belajar pada saat mereka
bekerja dan belajar
mengerjakan tugas mereka.
Fase-5
Guru
Evaluasi
tentang materi yang telah dipelajari
atau
membimbing
mengevaluasi
masing-masing
kelompok-
hasil
belajar
kelompok
mempersentasikan hasil kerjanya.
Fase-6
Guru mencari cara-cara untuk
Memberikan penghargaan
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok.
Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan
dikehendaki
untuk
bekerja
sama
pada
suatu tugas
bersama.
Mereka
mengkordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam pembelajaran
kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu sama lain untuk
28
Muslimin Ibrahim, Dkk., Pembelajaran Kooperatif (Surabaya : 2001) UnesaUniversitas Press, Cet Ke-2 H, 10
24
menycapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi penghargaan tersebut
seandainya mereka berhasil sebagai kelompok. 29
5.
Macam-macam model pembelajaran kooperatif
Beberapa kata kunci dalam pembelajaran kooperatif adalah learning together,
cooperative, working in team. Model pembelajaran kooperatif dapat disajikan
dengan menggunakan berbagai metode, seperti Teaching Game Team (TGT),
Number Head Together (NHT), Studen Teams Achievement Division(STAD),
Team Accelerated Instruction (TAI), Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC)30, investigasi kelompok ( Group Investigation) , model Make
A Match ( Membuat pasangan) dan Jigsaw. Berikut akan di paparkan secara
ringkas mengenai beberapa pendekatan pembelajaran kooperatif.
a.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teaching Game Team)
Model pembelajaran kooperatif jenis ini mengadopsi pembelajaran mandiri
siswa dengan saling bertanta antar kelompok secara bergantian. Tahap
pembelajarannya adalah sebagai berikut:
Guru memberikan penjelasan umum tentang materi yang akan dipelajari.
Siswa dikelompokan kedalam beberapa kelompok anggota 5-6 orang. Siswa
mendiskusikan penjelasan guru serta materi yang diberikan, setelah selesai salah
satu kelompok bertanya kepada kelompok yang ditunjuk terkait materi yang telah
didiskusikan. Apabila pertanyaan tidak dapat dijawab maka kelompok yang
bersangkutan tidak mendapatkan nilai. Setelah itu setiap kelompok bergantian
mengajukan
pertanyaan
kepada
kelompok
lain.guru
mengevaluasi
dan
menyimpulkan pembelajaran.
b.
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achievement
Division)
Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh slavin yang ide
dasarnya adalah belajar kelompok dengan mengandalkan kelompok prestasi.
Adapun tahapan pembelajaran adalah sebagai berikut:
29
Muslim Ibrahim, dkk.,Pembelajaran Kooperatif....h.5-6
Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), Cet Ke-1, h. 137
30
25
Membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara
heterogen. Guru menyajikan pelajaran. Guru memberi tugas kepada setiap
kelompok. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Memberi
evaluasi dan menarik kesimpulan.
c.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together)
Model pembelajaran kooperatife tipe NHT (kepala bernomor) merupakan
pengembangan dari model kooperatif tipe TGT model ini dikembangkan pertama
kali oleh kagan. Ciri khususnya adalah pembelajaran kelompok melalui
penyelesaian tugas dengan saling membagi ide. Setiap kelompok harus
memastikan bahwa anggotanya memahami dan menguasai tugas, sehingga semua
siswa memahami konsep bersamaan. Tahapan pembelajaran kooperatif tipe NHT
adalah sebagai berikut: siswa dibagi dalam dua kelompok dimana setiap siswa
dalam kelompok memiliki nomor. Guru memberikan tugas kepada masing-masing
kelompok. Guru memanggil nomor siswa untuk menjawab tugas.
d.
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada
pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai
SD). Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading
composition) adalah sebuah model pembelajaran yang sengaja dirancang untuk
mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan keterampilan-keterampilan
berbahasa lainnya baik pada jenjang pendidikan tinggi maupun jenjang dasar.
Pada tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini siswa tidak hanya
mendapat kesempatan belajar melalui presentasi langsung oleh guru tentang
keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga teknik menulis sebuah komposisi
(naskah). CIRC dikembangkan untuk menyokong pendekatan pembelajaran
tradisional pada mata pelajaran bahasa yang disebut “kelompok membaca berbasis
keterampilan”. Pada model pembelajaran CIRC ini siswa berpasang-pasangan di
dalam kelompoknya
e.
Team Accelerated Instruction (TAI)
Team
Accelerated
Instruction (TAI)
digunakan
pada
pembelajaran
matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK). TAI juga mirip dengan STAD
26
dalam hal komposisi tim. Tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini
sebenarnya
adalah
penggabungan
dari
pembelajaran
kooperatif
dengan
pembelajaran individual. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI, siswa
mengikuti tingkatan yang bersifat individual berdasarkan tes penempatan, dan
kemudian dapat maju ke tahapan selanjutnya berdasarkan tingkat kecepatannya
belajar. Jadi, setiap anggota kelompok sebenarnya belajar unit-unit materi
pelajaran yang berbeda.
f.
Investigasi kelompok (Group Investigation)
Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan
teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan
beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan
unit materi ( pokok bahasan) yang akan diajarkan dan kemudian membuat atau
menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya setiap kelompok mempersentasikan
atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas untuk berbagi saling tukar
informasi
g.
Model Make A Match ( Membuat Pasangan) 31
Model make a match ( membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari
metode dalam pembelajaran kooperatif. Penerapan metode ini adalah dimulai
dengan teknik, yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban/sial sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokan kartunya
lalu diberi poin.
h.
Jigsaw
Jigsaw merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran kooperatif.
Pengertian jigsaw adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki
kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok lain dengan
suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan sesuatu.
31
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru ( Jakarta:
Rajagrafindo Persada 2011) h.223
27
6. Jigsaw sebagai salah satu pembelajaran kooperatif
a.
Pengertian jigsaw
Arti jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan juga yang
menyebutkannya dengan istilah puzzel yaitu sebuah teka-teki menyusun potongan
gambar. Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja
gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara
bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. 32
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diuji coba oleh Aronson et al sebagai
metode cooperative learning. Teknik ini biasa digunakan dalam pengajaran
membaca, menulis mendengarkan ataupun berbicara. Teknik ini menggabungkan
kegiatan membaca, menulis mendengarkan ataupun berbicara. Pendekatan ini
bisa pula digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan
alam,ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama dan bahasa. Teknik ini cocok
untuk semua kelas/tingkatan. 33
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab setiap siswa akan
merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok yang lain. Dengan
demikian, siswa saling ketergantungan satu dengan yang lain dan harus bekerja
sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
Metode
pembelajaran
tipe
jigsaw
dapat
meningkatkan
“positive
interdependence”, serta saling pengertian diantara siswa. Hal ini disebabkan oleh
karakteristik pembentukan kelompok siswa, dimana masing-masing siswa
memiliki tugas yang setara.34 Pembelajaran jigsaw adalah salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu
32
Rusman , Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru.
(Jakarta : Rajawali Press, 2011). H. 217
33
Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperative Learning, (Jakarta: Pt
Gramedianwidiasarana Indonesia, 2002), Cet Ke-1, H. 69
34
Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan Profesi
Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011) H, 86-87
28
menguasai materi untuk mencapai prestasi yang maksimal. 35 Jigsaw dikatakan
dapat meningkatkan hasil belajar karena a) siswa tidak tertekan dalam belajar b)
meningkatkan jumlah partisipasi siswa dalam kelas c) mengurangi kebutuhan
daya saing dan d) mengurangi dominasi guru dalam kelas.
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar
menjadi komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam
kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap
anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/ subtopik yang
ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok
yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi
yang terdiri dari dua atau tiga orang. 36 Siswa-siswa ini bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam : a) belajar dan menjadi ahli dalam
subtopik bagiannya; b) merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik
bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut
kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai “ahli” dalam subtopiknya dan
mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada teman-temannya.
Ahli dalam subtopik lainnya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh siswa
bertanggung jawab untuk menunjukan penguasaannya terhadap seluruh materi
yang ditugaskan oleh guru.
b. Kelebihan dan kekurangan jigsaw
Metode pembelajaran jigsaw mempunyai kelebihan dan kekurangan.
1) Kelebihan dari metode jigsaw
Jigsaw memiliki kelebihan yaitu membantu peserta didik (siswa) dalam
memahami
dan
menerapkan konsep-konsep.
Menumbuhkan kemampuan
kerjasama. Dapat berfikir kritis dan aktif, mengembangkan keterampilan sosial,
dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik. Siswa diberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk aktif mengkontruksi pengetahuannya. Memberi
35
Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009), Cet Ke-1, h. 143
36
Afrisanti Lusita, Buku Pintar Menjadi Guru Kreatif, Insfiratif, Dan Inovatif,
(Yogyakarta : Araska, 2011), H, 80
29
peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang. Belajar saling menghargai
atau menerima keragaman. Bertukar informasi dan belajar bertanggung jawab.
Dapat mencegah keagresifan dalam sistem kompetisi, efektif dan efisien.
Jhonson & jhonson melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif
model jigsaw yang hasilnya menunjukan bahwa interaksi kooperatif memiliki
pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut adalah 37 :
a)
Meningkatkan hasil belajar
b) Meningkatkan daya ingat
c)
Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi
d) Mendorong tumbuhnya motivasi instrinsik (kesadaran individu)
e)
Meningkatkan hubungan manusia yang heterogen
f)
Menciptakan sikap anak yang positif terhadap sekolah
g) Meningkatkan sikap positif terhadap guru
h) Meningkatkan harga diri anak
i)
Meningkatkan prilaku penyesuaian sosial yang positif
j)
Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong.
2) Kekurangan dari metode jigsaw
Kekurangan adalah sulit untuk menguasai kelas, sulit mengorganisasikan
tempat duduk. Murid cenderung ramai dan tidak berdiskusi. Jika ada salah salah
satu anggotakelompok yang tidak kompak maka akan mempengarui nilai
kelompoknya.
c.
Langkah-langkah jigsaw
Pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw, terdapat kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan
siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.
Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu
kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan
37
Rusman , Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru.
(Jakarta : Rajawali Press, 2011). H 219
30
tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok
ahli digambarkan sebagai berikut (Arends, 1997) :
Kelompok asal
Kelompok Ahli
Gambar 2.1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw
Langkah-langkah pelaksanaan teknik Jigsaw menurut anita lie,
adalah
sebagai berikut :
1) Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi 4-5 bagian
2) Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan pengalaman
mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan pelajaran hari ini.
3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat.
4) Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama, sedangkan
siswa yang kedua menerima bagian kedua dan seterusnya
5) Kemudian, siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masingmasing.
6) Setelah selesai siswa saling berbagi mengenai bagan yang dibaca atau
dikerjakan masing-masing.
7) Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan bagian
cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.
8) Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam bahan
pelajaran hari itu.
31
Kelompok asal 5 atau 6 orang yang heterogen dikelompokan
Gambar 2.2 Ilustrasi Yang Menunjukan Tim Jigsaw 38
Dalam buku lain dituliskan langkah-langkah pembelajaran jigsaw adalah
sebagai berikut (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes,And Snapp, 1978): 39
a)
Siswa dikelompokan kedalam = 4 anggota tim
b) Tiap orang dalam tim diberi materi yang berbeda
c)
Tiap orang dalam tim dibagi bagian materi yang ditugaskan.
d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang
sama bertemu dengan kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka.
e)
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguhsungguh.
f)
Tiap tim ahli mempersentasikan hasil diskusi
g) Guru memberi evaluasi
h) Penutup
38
Ibid ,h. 58
Yatim prianto, paradigma baru pembelajaran: sebagai referensi bagi guru/pendidik
dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan berkualitas, (jakarta : kencana 2009), h. 271272
39
32
Gambar 2.3 Bagan Pelaksanaan Jigsaw40
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tipe jigsaw adalah ;
a)
Menggunakan strategi tutor sebaya
b) Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok asal (home) dan kelompok ahli.
c)
Dalam kelompok ahli peserta didik belajar secara kooperatif menuntaskan
topik yang sama sampai mereka menjadi ahli
d) Dalam kelompok asal setiap siswa saling “ mengajarkan” keahlian masingmasing.
C. Materi konsep Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri,
termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan.
Makanan manusia berasal dai tumbuhan dan hewan. Sementara itu, hewan
peliharaan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia.
40
Ibid, h. 272
33
1.
Hubungan antar makhluk hidup
Amati lingkungan di sekitarmu dengan saksama! Pada beberapa makhluk
hidup, terdapat hubungan yang bersifat khusus. Hubungan khusus antarmakhluk
hidup disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu simbiosis
mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis komensalisme. 41 Dalam suatu
lingkungan ada berbagai macam hubungan antarmakhluk hidup. Ada hubungan
yang saling menguntungkan dan ada pula hubungan yang tidak saling
menguntungkan. Untuk lebih memahaminya, perhatikan uraian berikut ini:
a.
Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
bersifat saling menguntungkan. Kamu tentu pernah melihat seekor lebah yang
sedang hinggap di atas bunga untuk menghisap madu. Pada waktu lebah hinggap
dibunga kaki-kaki lebah menyentuh serbuk sari bunga sehingga kaki yang
ditempeli serbuk sari tersebut akan menempel pada putik apabila lebah bergerak
di sekitar bunga. Serbuk sari kemudian bertemu dengan putik maka terjadilah
penyerbukan. Setelah terjadi proses penyerbukan maka terjadilah proses
pembuahan. Kerjasama yang terjadi antara bunga dan lebah ini disebut simbiosis
mutualisme. Contoh lainnya adalah burung jalak yang memakan kutu di
punggung kerbau.
Antara Bunga Dan Lebah
b. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan
41
Budi Wahyono, Ilmu pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas IV (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h,59
34
makhluk hidup lainnya mengalami kerugian.Ada kalanya hubungan antarmakhluk
yang satu diuntungkan dan yang lainnya dirugikan. Pernahkah kalian melihat
tanaman tali putri melilit pada tanaman pagar? Bagaimanakah keadaan induk
tanaman tersebut? Apakah mereka dapat tumbuh subur? Dapatkah kamu
menjelaskannya? Hubungan antar makhluk hidup yang salah satunya dirugikan
disebut simbiosis parasitisme. Contoh lainnya dapat kamu temukan pada pohon
mangga yang ditempeli benalu. Benalu termasuk tumbuhan parasit, benalu hidup
pada tumbuhan atau makhluk hidup lain sehingga merugikan makhluk hidup yang
ditumpanginya. Tumbuhan yang ditumpangi benalu disebut tumbuhan inang.
c.
Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. Hubungan
antar makhluk hidup dimana yang satu diuntungkan sedang yang lainnya tidak
diuntungkan atau dirugikan disebut simbiosis komensalisme. Misalnya ikan hiu
dengan ikan remora. Pada saat ikan hiu memperoleh makanan sisa-sisa makanan
tersebut dimakan oleh ikan remora. Ikan remora mendapatkan keuntungan dari
ikan hiu. Sedangkan ikan hiu tidak dirugikan dengan keberadaan ikan remora.
Salah satu contoh simbiosis komensalisme
Suatu jenis burung yang buas memangsa ulat di pohon secara tidak langsung
membantu tumbuhan yang daunnya menjadi makanan ulat. Apabila burung
pemangsa jumlahnya berkurang maka jumlah ulat semakin banyak dan tumbuhan
yang menjadi makan ulat menjadi berkurang. Dengan demikian, secara tidak
langsung
antara
burung
dengan
tumbuhan
terdapat
bentuk
saling
ketergantungan. Kotoran cacing tanah akan menjadi humus yang diperlukan
bagi tumbuhan. Sementara, daun-daun tumbuhan yang berjatuhan dan membusuk
menjadi bahan makanan cacing tanah. Contoh di atas menunjukkan hubungan
makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan ini disebut ekosistem. Tikus
yang ada di sawah memakan padi. Semakin banyak jumlah tikus semakin banyak
pula padi yang dimakan oleh tikus. Namun demikian, terdapat hewan yang
terbiasa memakan tikus misalnya ular sawah. Ular sawah dapat mengurangi hama
tikus. Cacing tanah dapat membantu kesuburan tanah dengan membentuk rongga.
35
2.
Rantai Makanan
Kita sering melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran
di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat katak, tikus, atau ular.
Apakah hewan-hewan tersebut saling berhubungan? Apa yang terjadi jika padang
rumput yang berada di permukaan bumi ini lenyap. Hubungan saling
ketergantungan antar makhluk hidup dapat berupa hubungan makan dan dimakan.
Hubungan ini akan membentuk rantai makanan. Jadi Rantai makanan adalah
perjalanan makan dan dimakan dengan urutan tertentu antar makhluk hidup.
Contoh Salah Satu Rantai Makanan
Contoh Rantai Makanan Sawah42
3.
Jaring-Jaring Makanan
Rumput sebagai produsen tidak hanya dimakan oleh belalang saja, tetapi
juga dimakan oleh burung dan hewan lainnya. Ular tidak hanya memakan
42
Budi Wahyono, Ilmu pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas IV (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) h,62
36
katak saja tetapi juga memakan tikus, ayam, dan hewan lainnya. Sekumpulan
rantai makanan ini saling berhubungan satu dan yang lainnya membentuk jaring
jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Contoh Jaring-Jaring Makanan
Pada jaring-jaring makanan tersebut terdapat beberapa rantai makanan. di
antaranya adalah sebagai berikut:
1) Padi → Tikus → Elang → Pengurai
2) Padi → Tikus → Musang → Elang → Pengurai
3) Padi → Burung → Musang → Elang → Pengurai
4) Padi → Burung → Elang → Pengurai
D. Penelitian yang Relevan
1.
Yulnita Sari,dkk, dalam skripsi yang berjudul Penerapan Model Kooperatif
Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IVA SDN
001 Seikijang Kecamatan Bandar Seikijang, Pelalawan. Hasil penelitian
menunjukan bahwa penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
dapat meningkatkan hasil belajar IPA, peningkatan yang terjadi adalah
sebesar (70.3%) yaitu (66.8%) pada siklus I menjadi (73.8%) pada siklus ke
II. Penelitian ini juga memberikan hasil terjadinya peningkatan
2.
Diana Supriyatin. dalam skripsinya yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar
Dengan Metode Jigsaw Dan Ekspositori Pada Konsep Elektrolit Dan
Nonelektrolit Terintegrasi Nilai, Skripsi, Jurusan Pendidikan IPA, Program
Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Iniversitas
37
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa
hasil belajar siswa menggunakan metode jigsaw lebih baik dibandingkan
dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran ekspositori pada
konsep Elektrolit Dan Nonelektrolit Terintegrasi Nilai. Siswa memberi
respon positif terhadap metode jigsaw.
3.
Enny Sulistyowati, 2005. Dalam skripsinya yang berjudul pengaruh
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar matematika SMPN
1 kromogen. Hasil penelitian menunjukan hasil belajar siswa yang diajar
dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw lebih tinggi dibanding siswa
yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
E. Kerangka Berpikir
Permasalahan yang dihadapi didunia pendidikan sangat kompleks. Salah
satunya adalah pengajaran yang monoton. Seorang guru diminta profesional
dalam menghadapi siswa.
Pembelajaran IPA selalu dianggap pelajaran yang sulit. Alasnnya pun
bermacam-macam dari materi yang terlalu rumit dan sulit dipahami, hingga
menyampaikan materi yang monoton, yaitu ceramah dan mencatat. Anggapan
yang melekat pada siswa ini berusaha dihilangkan oleh guru, dengan cara
mengubah strategi mengajar yang selama ini mereka gunakan dengan harapan
dapat meningkatkan hasil belajar.
Dalam meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan adanya penggunaan
model, strategi, atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu model yang
digunakan adalah jigsaw. Pembelajaran dengan model jigsaw dapat diterapkan
dalam mata pelajaran IPA karena dapat digunakan untuk meningkatkan peranaktif
siswa dikarenakan model ini melibatkan siswa secara menyeluruh di dalam kelas.
Sehingga dapat meningkatkan kemempuan memori dan belajar selama proses
pembelajaran yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
baik dari segi afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
38
Adapun kerangka berpikir ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Pendekatan awal kurang tepat
Pembelajaran Kooperatif
Model Jigsaw
Hasil belajar IPA meningkat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Muhara 02 yang beralamat di Jln. Kp
Muhara RT 01 RW 08 Desa Citeureup - Bogor. Waktu yang penulis gunakan
untuk mengadakan penelitian ini adalah pada semester ganjil tahun ajaran
2013/2014, yaitu pada tanggal 21 Oktober – 30 November 2013.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskiptif. Metode penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya yang
berlangsung saat ini atau saat yang lampau. Disamping itu, penelitian ini juga
merupakan penelitian dimana pengumpulan datanya dilakukan untuk menjawab
pertanyaan yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang.
Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama yakni
menggambarkan secara sistematik fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat. Pada penelitian ini peneliti hanya menganalisi hasil belajar
IPA siswa.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 1 Populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Muhara 02 Citeureup-Bogor. Populasi
terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Muhara 02
Citeureup-Bogor. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteleti.
Sampel diambil dari populasi, Sampel ini diambil menggunakan teknik Purposive
Sampling, yaitu Teknik pengambilan sempel dengan pertimbangan tertentu.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 173.
39
40
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IV-B SDN Muhara 02 Citeureup
semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.
Yang kemudian dikelompokan menjadi tiga kategori kelompok, yaitu kelompok
tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah. Siswa dikelompokan berdasarkan
standar deviasi yang diolah dari data ulangan harian siswa.
D. Prosedur penelitian
Secara garis besar, prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan yaitu: tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Tahap-tahap penelitian
tersebut, diuraikan sebagai berikut:
1.
Tahap persiapan
Adapun langkah-langkah tahap persiapan adalah sebagai berikut:
a.
Menganalisis Standar kompetensi dan Kompetensi dasar dengan KTSP yang
dipergunakan sekarang, serta menganalisis materi pada buku teks atau paket
untuk menentukan bahasan yang pembelajarannya dapat menggunakan
pembelajaran kooperatif model jigsaw. Pada penelitian ini pokok bahasan
yang dipilih adalah hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya.
b.
Membuat
RPP
yang
sesuai
dengan
langkah-langkah
pembelajaran
kooperatifmodel jigsaw
c.
Membuat atau menyusun instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data
yang dibuat oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing
d.
Menguji instrumen
Pengujian validitas instrumen penelitian tes hasil belajar diperbaiki sesuai
dengan saran para ahli selanjutnya instrumen diuji cobakan kepada siswa
kelas 5 SD untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda. Hasil validitas instrumen dikonsultasikan kepada dua dosen
pembimbing. Apabila lingkungan tersebut telah disetujui oleh para ahli, maka
instrumen tersebut akan digunakan untuk penelitian
e.
Menghubungi guru dan kepala sekolah untuk menentukan waktu pelaksanaan
penelitian
f.
Mempersiapkan dan membuat surat ijin penelitian
41
2.
Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan yaitu pertemuan
pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan pertama dan kedua menggunakan
pembelajaran kooperatif model jigsaw. Adapun tahapan-tahapan sebagai berikut:
a)
Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5-6 orang)
b) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagibagi menjadi beberapa sub bab
c)
Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya
d) Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok ahli untuk mendiskusikannya
e)
Setiap angggota kelompok ahli telah kembali kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya.
f)
Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan
evaluasi individu.2
3.
Tahap penyelesaian
Tahap penyelesaian diantaranya: mengolah data hasil penelitian, menganalisis
dan membahas hasil penelitian, menarik kesimpulan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah tes hasil belajar. Tes
yang digunakan yaitu tes objektif pada konsep hubungan antar makhluk hidup
dengan lingkungannya. Tes objektif adalah suatu tes yang disusun dimana setiap
pertanyaan tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih. 3
F. Instrumen penelitian
Adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu, Tes. Tes adalah serentetan
petanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
2
Trianto, model-model pembelajaan inovatif berorientasi kontruktivisme konsep, landasan teoritispraktis dan implementasinya ( jakarta : prestasi pustaka 2007) h. 56-57
3
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT.Rineka Cipta. 2010) H, 170
42
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok.4 Macam tes yang akan digunakan adalah tes prestasi,
yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah
mempelajari sesuatu. Instrumen tes untuk mengukur aspek kognitif hasil belajar
siswa, bentuk tes pada penelitian ini berupa tes objektif pada konsep hubungan
khusus antarmahluk hidup yaitu pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan 4 pilihan
jawaban.
1.
Penyusunan kisi-kisi
Sebelum membuat instumen, telebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen agar
soal yang dibuat mengacu pada indikator. Penjabaran konsep untuk menjadi
butir-butir soal memperhatikan ranah pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2).
Kisi-kisi tes kemampuan pada pokok bahasan hubungan khusus antarmahluk
hidup sebanyak 6 indikator dan 30 pertanyaan. Kisi-kisi instrumen secara lengkap
dapat dilihat pada lampiran.
2.
Uji coba Instrumen
Untuk instrumen tes uji coba instrumen dilakukan guna melihat kualitas soal
yang digunakan. Instrumen tes dalam penelitian ini harus memiliki 4 kriteria
kelayakan yaitu: validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
Adapun penjelasan mengenai uji coba instrumen tes diantaranya sebagai berikut:
Instrumen penelitian diuji coba terlebih dahulu pada kelas 5 yang terdiri dari 42
siswa. pengujian instrumen dilakukan dikelas 5 karena sudah mempelajari materi
hubungan khusus antarmahluk hidup.
a.
Uji Validitas instrumen
Validitas berasal dari kata Validity, yang berarti tepat atau sahih, yakni sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurannya. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan-tingkatan
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: PT Rineka
Cipta. 2010) H, 193
43
tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa indonesia “valid”
disebut dengan istilah “sahih”. 5
Peneliti menggunakan program ANATES (lihat lampiran) untuk mengetahui
validitas setiap butir soal, Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen
peneliitian, dari 30 soal yang diujicobakan diperoleh 23 soal yang valid.
b) Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas berasal dari kara rely dan ability atau reliability, yaitu
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsitensi, dapat pula
diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena insterumen
tersebut sudah baik. Perhitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
program AnatestV4.
Tabel 3.1 Indeks Reliabilitas Soal
Keterangan
< 0,20
Tidak Ada Reliabilitas
0,21 – 0,40
Reliabilitas Rendah
0,41 – 0,70
Reliabilitas Sedang
0,71 – 0,90
Reliabilitas Tinggi
0,90 – 1,00
Reliabilitas Sangat Tinggi
1,00
Reliabilitas Sempurna
Untuk mengetahui reliabilitas butir soal peneliti menggunakan program
ANATES.
diperoleh
Berdasarkan
hasil
perhitungan
uji
reliabilitas
instrumen,
sebesar 0,75. Hal ini berarti instrumen tersebut memiliki
reliabilitas yang tinggi dan memenuhi persyaratan instrumen yang baik.
5
H.64
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
44
c.
Taraf Kesukaran Butir Soal
Taraf kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
suatu soal. Tingkat kesukaran dari suatu tes digunakan untuk mengetahui apakah
tiap butir soal termasuk dalam kategori mudah, sedang atau sukar.Soal yang baik
adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Adapun rumus untuk
menentukan tingkat kesukaran soal adalah sebagaii berikut:
Rumus mencari P adalah6 :
Dimana :
P = Indeks Kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes
Klasifikasi taraf kesukaran sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal
Indeks tingkat kesukaran
Kriteria
0 – 0.30
Sukar
0.31 – 0.70
Sedang
0.71 – 1.00
Mudah
>1.00
Sangat mudah
Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal peneliti menggunakan
program ANATES Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal
instrumen penelitian, diperoleh 3 butir soal dengan tingkat kesulitan “sukar”, 20
butir soal dengan tingkat kesulitan “sedang”, 4 butir soal dengan tingkat kesulitan
“mudah”.dan 3 butir soal dengan tingkat kesulitan “sangat mudah”
6
H,208
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara. 1995)
45
d. Daya Pembeda
Daya beda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan
kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang
kurang pandai. Perhitungan daya pembeda pada penelitian ini menggunakan
program ANATESTV4. Adapuan rumus yang digunakan untuk menentukan daya
pembeda adalah:
daya pembeda
= Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
= Banyaknya peserta kelompok atas
= Banyaknya peserta kelompok bawah
=
= proposi peserta kelompok atas yang menjawab benar
=
= proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3.3 Klasifikasi daya pembeda7
Klasifikasidayabeda
Kriteria
0,00 – 0,20
Jelek
0,20 – 0,40
Cukup
0,40 – 0,70
Baik
0,70 – 1,00
Baik Sekali
D< 0
Soal dibuang
Untuk mengetahui daya pembeda butir soal peneliti menggunakan program
ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda butir soal intrumen,
7
223
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara. 1995) H,
46
diperoleh 1 butir soal dengan daya beda “sangat jelek”, 6 butir soal dengan daya
beda “jelek”, 15 butir soal dengan daya beda “cukup”, 7 butir soal dengan daya
beda “baik”. dan 1 butir soal dengan daya beda “sangat baik”. Berdasrkan hasil
perhitungan uji validitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran dari tiap soal dapat
dilihat rekapitulasi analisis butir soal. Dari 30 soal yang telah diuji coba, diperoleh
20 soal yang valid, dengan reliabilitas 0,75.
Tabel 3.4 Rekapitulasi Analisis Butir Soal
No Soal
Nilai Validitas
Validitas
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
0,317
0,185
0,351
-0,122
0,393
0,390
0,377
0,393
0,058
0,425
0,321
0,312
0,389
0,319
0,105
0,335
0,141
0,585
0,332
0,304
0,358
0,114
0,371
0,393
0,314
0,304
0,378
0,161
0,393
0,403
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Digunakan
Tidak digunakan
Digunakan
Digunakan
47
Peneliti hanya menggunakan 20 butir soal. Hal ini berdasarkan pada proporsi
keterwakilan masing-masing indikator, untuk soal nomor 2,4,9,15,17,22,dan 28
tidak digunakan karena soal tersebut tidak valid sehingga soal tersebut tidak
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Oleh sebab itu peneliti hanya
menggunakan soal no 1, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16 ,18, 19, 20, 21,23, 24,
25, 26, 27, 29,30 untuk mengukur kemampuan siswa. Namun butir soal nomor 12
tidak digunakan karena daya pembedanya jelek, sama dengan soal nomor 25 dan
26 soal tidak digunakan karena indikator untuk soal nomor 25dan 26 sudah
terwakili
Tabel 3.5 Kisi- Kisi Instrumen Yang Sudah Valid
No
1.
2.
3.
4.
5.
Indikator
Menjelaskan pengertian
Simbiosis
Mengidentifikasi perbedaan
antara simbiosis
Menjelaskan manfaat dan
kerugian yang terjadi akibat
hubungan antar makhluk hidup.
Menjelaskan perbedaan rantai
makanan dan jaring-jaring
makanan
Menjelaskan unsur-unsur yang
terdapat pada rantai makanan
6.
Tingkat kemampuan
C1
1, 2*,
4*, 5
7,8
15*,16,
17*,18,
19
24,25,
26, 28*
Mendeskripsikan contoh rantai
makanan di sawah, di kebun
dan di laut
Jumlah total
15
Keterangan: * menunjukan soal tidak valid.
C2
9*,10,
11,13
14
C3
3
6,
12
Jumlah
Soal
5 soal
8 soal
1 soal
5 soal
20,21,
22*,23,
27
29, 30
12
9 soal
2 soal
3
30 soal
G. Teknik Analisis Data
Pada proses analisis deskriptif yang digunakan setelah data dikumpulkan
maka langkah selanjutnya data di deskripsikan dan dianalisis. Penyusunan urutan
48
kedudukan peserta didik menjadi tiga ranking, dilakukan dengan mengelompokan
peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu rangking atas ( kelompok peserta didik
yang kemampuan tinggi), ranking tengah ( kelompok peserta didik dengan
kemampuan sedang), dan renking bawah (kelompok peserta didik dengan
kemampuan rendah).
Penentuan ranking menjadi tiga tingkatan ini berdasarkan pada konsep dasar
yang menyatakan bahwa distribusi skor-skor hasil belajar peserta didik pada
umumnya membentuk kurva normal (Kurva Simetrik) ,dimana sebagian besar (
68,26 %) peserta didik terletak dibagian tengah kurva sebagai kelompok kategori
“Sedang” atau “Cukup”, sebagian kecil ( yaitu
15,87 % ) peserta didik terletak
di daerah atas kurva sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam
kategori “Tinggi” dan sebagian kecil lainnya (
15,87 % ) terletak di daerah
bawah kurva, sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kategori
“Rendah”. 8
Dengan demikian maka dalam menentukan kedudukan seseorang siswa,
terlebih dahulu kelas dibagi menjadi 3 kelompok kemudian dari pengelompokan
itu dapat diketahui dia termasuk kelompok mana.
Langkah-langkah untuk menentukan kedudukan siswa dalam 3 rangking:
1.
Menjumlahkan skor semua siswa
2.
Mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (Deviasi Standar atau
standar deviasi)
a.
Mean (Rata-Rata Hitung)
=
b.
∑
Standar Deviasi
∑
√
8
∑
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013) H.449
49
3.
Menentukan batas-batas kelompok
a.
Kelompok atas
Semua siswa yang mempunyai skor sebanyak skor rata-rata plus satu standar
deviasi keatas
b.
Kelompok sedang
Semua siswa yang mempunyai skor antara -1 SD dan + 1 SD
c.
Kelompok rendah
Semua siswa yang mempunyai skor – 1SD dan yang kurang dari itu.
Patokan untuk menentukan rangking atas, rangking tengah dan rangking
bawah adalalah sebagai berikut:
ATAS
MEAN + 1 SD
TENGAH
MEAN - 1 SD
BAWAH
BAB IV
DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan tes hasil belajar siswa
melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw sebanyak 20 butir soal pilihan
ganda dengan 4 pilihan jawaban. Sebelum dilakukan tes akhir hasil belajar,
instrumen tersebut diujicoba terlebih dahulu kepada sampel yang sudah diajarkan
materi hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya yaitu pada siswa
kelas 5 SDN Muhara 02 Citeureup. Setelah dilakukan uji validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembeda diperoleh 20 butir soal yang digunakan
sebagai instrumen penelitian. Data hasil belajar IPA siswa disajikan dalam bentuk
tabel dan diagram lingkaran.
1. Analisis Data Hasil Belajar IPA
Pada pembahasan sebelumnya peneliti telah mengemukakan bahwa salah
satu tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam menyusun penelitian ini
adalah tes. Soal-soal pada tes yang ditujukan kepada siswa SDN Muhara 02. Hasil
penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif
dilakukan dengan cara mendeskripsikan setiap hasil belajar IPA siswa apakah
mengalami peningkatan dari ulangan IPA sebelum materi Hubungan antar
makhluk hidup dengan lingkungannya. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan
dengan menggunakan statistika yang mencakup perhitungan Mean dan standar
deviasi.
Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa penyusunan
urutan kedudukan peserta didik dibagi menjadi tiga ranking, dilakukan
pengelompokan peserta didik menjadi tiga tingkatan, yaitu: Rangking Atas
(kelompok peserta didik dengan kemampuan tinggi), Ranking Tengah (kelompok
peserta didik dengan kemampuan sedang), dan Ranking Bawah (kelompok peserta
didik dengan kemampuan rendah).
50
51
Penentuan ranking menjadi tiga tingkatan ini berdasarkan pada konsep
dasar yang menyatakan bahwa distribusi skor-skor hasil belajar peserta didik pada
umumnya membentuk kurva normal (Kurva Simetrik), dimana sebagian besar
( 68,26%) peserta didik terletak di bagian tengah kurva sebagai kelompok
kategori “Sedang” atau “Cukup”, sebagian kecil (yaitu
15,87%) peserta didik
terletak di daerah atas kurva sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam
kategori “Tinggi” dan sebagian kecil lainnya ( 15,87%) terletak di daerah bawah
kurva, sebagai kelompok peserta didik yang termasuk dalam kategori “Rendah”. 1
Rangking
Bawah
Rangking
Atas
15,87%
68,26%
15,87%
Rangking
Tengah
M – SD
M
M +SD
Gambar 4.1 Kurva Normal
Setelah mengetahui tingkat kedudukan siswa sebelumnya, selanjutnya
peneliti ingin melihat apakah terjadi perubahan dari siswa yang masuk dalam
kelompok peserta didik dengan kemampuan tinggi, kelompok peserta didik
dengan kemampuan sedang dan kelompok peserta didik dengan kemampuan
rendah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw pada materi hubungan antar
makhluk hidup dengan lingkungannya.
1
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2013) h.449
52
Diketahui bahwa rata-rata yang diperoleh melalui pembelajaran kooperatif
model jigsaw adalah 74,5 dan standar deviasi 8,40 (lihat lampiran). Selanjutnya
peneliti menghitung patokan untuk menentukan ranking atas, ranking tengah dan
rangking bawah adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Patokan Menyusun Tiga Ranking
ATAS
MEAN + I SD = 74,5 + 8,40 = 82,9
TENGAH
MEAN + I SD = 74,5 - 8,40 = 66,1
BAWAH
Tabel 4.2 Konversi Nilai
Nilai hasil belajar
Melalui jigsaw
Rangking
82,9 ke atas
Atas
66,1 – 82,9
Tengah
66,1 ke bawah
Bawah
Pada tabel 4.3 akan dipaparkan data siswa kategori tingkat kemampuan
tinggi melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw.
Tabel 4.3 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Tinggi
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama
Siswa
Levinda
Nuriyanti
Salsa Aprilia
Shevy O
Siti Silfa
Silvya Z
Yogi P
Yosi Diana
Kategori Tingkat Kemampuan
Melalui Model Jigsaw
Tinggi
Sedang
Rendah








53
Tabel 4.3 menunjukan bahwa dari 8 siswa yang berada pada kategori
tingkat kemampuan tinggi, hanya 6 siswa yang tetap berada pada kategori tingkat
kemampuan tinggi dengan persentase sebesar 75%. Sedangkan 25% siswa yaitu
sebanyak 2 anak mengalami perubahan kategori, yaitu menjadi kategori tingkat
kemampuan sedang.
Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat
kemampuan tinggi melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah
ini:
Kategori siswa tingkat kemampuan tinggi
Melalui model jigsaw (%)
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Kategori tingkat
kemampuan tinggi melalui
model jigsaw
Tinggi
Sedang
Rendah
75%
25%
0
Gambar 4.2 kategori siswa tingkat kemampuan tinggi
melalui model jigsaw
Dari gambar 4.2 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat
kemampuan tinggi melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 75%
siswa kategori tingkat kemampuan tinggi tetap berada pada kategori siswa tingkat
kemampuan tinggi, sedangkan 25% siswa kategori tingkat kemampuan tinggi
berubah menjadi kategori siswa berkemampuan sedang. Persentasi tersebut
menunjukan bahwa untuk masing-masing siswa kategori tingkat kemampuan
54
tinggi mengalami perubahan setelah melalui pembelajaran kooperatif model
jigsaw.
Siswa kategori tingkat kemampuan sedang melalui pembelajaran
kooperatif model jigsaw dapat dilihat dalam tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Sedang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Nama
Siswa
Alif Faturahman
Alif Iqbal
Ferdi W
Galih
M. Pringgo
M. Alim
Miko Aditya
Okta S
Putri Rahayu
Rafi Arya
Ramdani
Sinta Kaniya
Soniati
Septia Nurul
Syifa Aulia
Wiranti
Kategori Tingkat Kemampuan
Melalui Model Jigsaw
Tinggi
Sedang
Rendah
















Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 16 siswa yang berada pada kategori
tingkat kemampuan sedang, Setelah melalui pembelajaran kooperatif model
jigsaw tingkat kemampuan beberapa siswa mengalami perubahan. Hanya 12 siswa
yang tetap berada pada kategori tingkat kemampuan sedang dengan persentase
sebesar 75%. Sedangkan 12,5% siswa yaitu sebanyak 2 siswa mengalami
perubahan kategori sedang menjadi kategori tingkat kemampuan tinggi dan 12,5%
siswa yaitu sebanyak 2 siswa mengalami perubahan kategori sedang menjadi
kategori tingkat kemampuan rendah.
55
Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat
kemampuan sedang melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah
ini:
Kategori siswa tingkat kemampuan sedang
Melalui model jigsaw (%)
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 4.3 ketegori siswa tingkat kemampuan sedang
melalui model jigsaw
Dari gambar 4.3 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat
kemampuan tinggi melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 75%
siswa kategori tingkat kemampuan sedang tetap berada pada kategori siswa
tingkat kemampuan sedang, sedangkan 12,5% siswa kategori tingkat kemampuan
sedang mningkat menjadi kategori siswa berkemampuan tinggi, dan 12,5% siswa
kategori
tingkat
kemampuan
sedang
berubah
menjadi
kategori
siswa
berkemampuan rendah. Persentasi diatas juga menunjukan bahwa untuk masingmasing siswa kategori tingkat kemampuan sedang mengalami peningkatan dan
pnurunan pada setiap kategorinya setelah melalui pembelajaran kooperatif model
jigsaw.
Siswa kategori tingkat kemampuan rendah melalui pembelajaran
kooperatif model jigsaw dapat dilihat dalam tabel 4.5 di bawah ini:
56
Tabel 4.5 Siswa Kategori Tingkat Kemampuan Rendah
No.
1
2
3
4
5
6
Kategori Tingkat Kemampuan
Melalui Model Jigsaw
Tinggi
Sedang
Rendah






Nama
Siswa
M. Hilman
M. Jowan
Rhandi
Rika Jesika
Rivaldian
Suci Vemalia
Tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 6 siswa yang berada pada kategori
tingkat kemampuan rendah, hanya 4 siswa yang tetap berada pada kategori tingkat
kemampuan rendah dengan persentase sebesar 66,70%. Sedangkan 33,30% siswa
yaitu sebanyak 2 anak mengalami perubahan kategori, yaitu menjadi kategori
tingkat kemampuan sedang.
Penyajian data berbentuk diagram batang ketegori siswa tingkat
kemampuan rendah melalui model jigsaw dapat dilihat pada gambar 4.4 dibawah
ini:
Kategori siswa tingkat kemampuan rendah
Melalui model jigsaw (%)
66.70%
33.30%
0%
Tinggi
Sedang
Rendah
Gambar 4.4 Kategori siswa tingkat kemampuan rendah
melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw
57
Dari gambar 4.4 ditunjukan data tentang kategori siswa tingkat
kemampuan rendah melalui model jigsaw. Setelah melalui model jigsaw, 66,70%
siswa kategori tingkat kemampuan rendah tetap berada pada kategori siswa
tingkat kemampuan rendah, 33,30% siswa kategori tingkat kemampuan rendah
meningkat menjadi kategori siswa berkemampuan sedang. Persentasi diatas juga
menunjukan bahwa untuk masing-masing siswa kategori tingkat kemampuan
rendah mengalami perubahan pada setiap kategorinya melalui pembelajaran
kooperatif model jigsaw.
Setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw secara keseluruhan
dari 30 sampel siswa diperoleh 8 orang siswa yang masuk kedalam kategori siswa
tingkat kemampuan tinggi dengan persentase sebesar
x 100 = 26,67%, dan 16
siswa masuk dalam kategori tingkat kemampuan sedang dengan persentase
sebesar
x 100= 53,33%, sedangkan pada kategori tingkat kemampuan rendah
terdapat 6 siswa dengan persentase sebesar
x 100 = 20%.
B. Pembahasan
Setelah melakukan penelitian melalui pembelajaran kooperatif model
jigsaw, diperoleh hasil penelitian bahwa hasil belajar IPA siswa pada konsep
hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya melalui pembelajaran
kooperatif model jigsaw beberapa siswa mengalami perubahan dari setiap
kategorinya.
Hal ini dilihat dari kategori tingkat kemampuan awal siswa yang masuk
dalam kelompok peserta didik tingkat kemampuan tinggi berubah menjadi tingkat
kemampuan sedang, kelompok peserta didik tingkat kemampuan sedang berubah
menjadi tingkat kemampuan tinggi dan rendah, serta kelompok peserta didik
tingkat kemampuan rendah menjadi tingkat kemampuan sedang. Dimana dari 30
siswa terdapat 8 siswa yang masuk kedalam kategori tingkat kemampuan tinggi
setelah melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw terdapat 75% siswa yang
tetap berada pada kategori tinggi dan 25% siswa berubah kategori sedang. 16
siswa yang masuk dalam kategori tingkat kemampuan sedang, setelah melalui
58
pembelajaran kooperatif model jigsaw 12,5% siswa mengalami perubahan
kategori, menjadi kategori tingkat kemampuan tinggi, 75% siswa tetap berada
pada kategori sedang, dan 12,5% siswa berubah kategori, menjadi kategori tingkat
kemampuan rendah. Untuk 6 siswa yang masuk mategori tingkat kemampuan
rendah, terdapat 33,3% siswa yang mengalami perubahan kategori, menjadi
kategori tingkat kemampuan sedang, dan 66,7% siswa tetap berada pada kategori
tingkat kemampuan rendah. Berdasarkan dari hasil pengujian tersebut dapat
dilihat bahwa hasil belajar IPA siswa melalui pembelajaran kooperatif model
jigsaw mengalami perubahan pada setiap kategorinya
Hal ini menegaskan tentang fungsi dan tujuan pembelajaan koopeatif
model jigsaw yaitu dapat memberikan motivasi kepada siswa dan ketika siswa
belajar kelompok terjadi kerjasama yang baik siswa saling membantu temannya,
semua aktif mengerjakan tugas yang guru berikan dan masing-masing siswa bebas
mengeluarkan pendapat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran
Kooperatif metode jigsaw memacu siswa untuk saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya tanpa membedakan kemampuan, keaktifan dan jenis kelamin. Selain
dituntut untuk saling bekerja sama dengan anggota kelompok lainnya siswa juga
dituntut untuk mengajarkan teman dalam kelompoknya sendiri. karena sistem
belajar bersifat berkelompok dan heterogen menuntut seluruh siswa bekerja sama
dalam satu kelompoknya agar dapat menghasilkan hasil belajar yang maksimal.
Disini guru hanya sebagai fasilitator yang mengontrol selama proses
pembelajaran.
Dalam model kooperatif jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan
untuk mengemukakan pendapat dan mengelolah informasi, dapat meningkatkan
keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat
menyampaikan informasi kepada kelompok lain2. Selain itu pembelajaran
kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak.
Pengaruh positif tersebut adalah meningkatkan hasil belajar, meningkatkan daya
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaloisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011) cet. 4. h. 218.
59
ingat, dapat digunakan untuk mencapai tahap penalaran tingkat tinggi, mendorong
tumbuhnya motivasi instristik (kesadaran individu), meningkatkan hubungan antar
manusia yang heterogen, meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah,
meningkatkan sikap positif terhadap guru, meningkatkan harga diri anak,
meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif dan meningkatkan
keterampilan hidup bergotong-royong.
Pelaksanaan pembelajaran sebelumnya yang diajarkan dengan konvesional
(ceramah). Ceramah yang sering digunakan dalam pembelajaran konvensional
tidak dapat dipandang baik atau jelek. Ceramah dapat dipandang jelek apabila
penggunaannya tidak memenuhi prinsip-prinsip ceramah. Artinya guru tidak
dapat menyesuaikan antara tujuan yang akan dicapai dengan prinsip penggunaan
metodenya, dan dipandang baik apabila dalam penggunaannya telah memenuhi
prinsip ceramah.
Siswa melakukan kegiatan membaca dan mendengarkan materi yang
diajarkan oleh guru tanpa adanya interaksi antara siswa dengan siswa lainnya.
Siswa mengerjakan LKS, kemudian terkadang diselingi tanya jawab antara guru
dengan siswa, sehingga hanya beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari
guru, sedangkan siswa lain hanya mendengarkan. Pada kelas yang menggunakan
model jigsaw siswa lebih berperan aktif, siswa tidak hanya menghafal tetapi juga
terlibat dalam proses berfikir dan mencari pemahaman dari informasi yang sedang
dipelajari. Dengan demikian konsep yang dikuasai akan meningkat, sehingga hasil
belajar siswa juga akan meningkat.
Desak Nyoman Purwanti dkk, menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif model jigsaw berdampak lebih baik secara signifikan terhadap hasil
belajar IPA dibandingkan dengan hasil belajar dengan model konvensional.3
Proses pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw sesuai dengan karakteristik yang
dimiliki siswa sekolah dasar yang lebih mudah mengingat sesuatu berdasarkan
hasil penemuannya melalui pentutoran teman sebaya maupun dari hasil diskusi
kelompok. Pentutoran teman sebaya akan menuntut setiap siswa untuk mampu
3
Desak Nyoman Purwati Dkk, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil
Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD Saraswati
Tabanan (E-Journal Program Pasca Sarjana Universitas Ganesha Vol 3 Th 2013)
60
mentransfer materi yang didapatnya pada kelompok ahli kepada anggota
kelompok asalnya. Tuntutan ini akan menumbuhkan semangat setiap anggota
kelompok untuk meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya dengan belajar
lebih baik lagi dan akhirnya juga berpengaruh terhadap meningkatnya hasil
belajar siswa.
Berdasarkan data dan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar IPA siswa pada konsep hubungan antar makhluk hidup dengan
lingkungannya melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw mengalami
perubahan pada setiap kategorinya.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, hal ini perlu
diungkapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi siapa saja
yang memerlukan hasil penelitian ini.
1) Peneliti hanya melakukan penelitian pada pokok bahasan hubungan antar
mahluk
hidup
dengan
lingkungannya
sehingga
belum
dapat
digeneralisasikan pada pokok bahasan IPA lainnya.
2) Siswa belum sepenuhnya terkontrol karena belum terbiasa dengan
pembelajaran kooperatif model jigsaw sehingga pada kondisi awal terdapat
siswa yang belum bisa bekerja secara kooperatif atau siswa sulit diatur.
3) Manajemen waktu dalam pembelajaran ini sangatlah penting karena dalam
pembelajaran ini dilakukan beberapa tahapan sehingga diperlukan waktu
yang lebih lama.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis yang telah dilakukan secara keseluruhan hasil belajar IPA
siswa melalui pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah dalam kategori
sedang karena frekuensi paling tinggi terdapat pada kategori tingkat kemampuan
sedang yaitu 53,33% dari 30 siswa yang dijadikan sempel.
B. Implikasi
Hasil penelitian menunjukan hasil belajar IPA siswa melalui pembelajaran
kooperatif model jigsaw adalah dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini dapat
memberi petunjuk perlunya peningkatan terhadap hasil belajar IPA siswa.
Berdasakan kesimpulan dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan implikasi
baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1.
Implikasi teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Dapat
memperluas pengetahuan mengenai penggunaan pembelajaran kooperatif
metode jigsaw pada konsep hubungan antar mahluk hidup dengan
lingkungannya terhadap hasil belajar siswa. Sebagai referensi bagi peneliti
lain yang akan mengadakan penelitian lanjut yang berkaitan dengan
penelitian ini.
2.
Implikasi paktis
Implikasi paktis dalam penelitian ini adalah dapat digunakan metode jigsaw
sebagai alternatif metode pembelajaran yang efektif dalam menyampaikan
materi hubungan antar mahluk hidup dengan lingkungannya.
C. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan dan implikasi diatas, ada beberapa hal yang
akan penulis sarankan, diantaranya :
61
62
1.
Bagi guru
a.
Pembelajaran kooperatif model jigsaw disarankan lebih sering diterapkan
karena model pemblajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b.
Pembelajaran kooperatif model jigsaw disarankan lebih memperhatikan
alokasi waktu sehingga pada pelaksanaannya seluruh tahapan model jigsaw
dapat bermakna bagi siswa.
c.
Guru harus lebih bisa mengkondisikan siswa agar siswa menjadi terbiasa
dengan pembelajaran kooperatif model jigsaw.
2.
Bagi penelitian selanjutnya
a.
Perlu dilakukan penelitian pada materi pembelajaran IPA yang lainnya
b.
Hendaknya bimbingan dilakukan secara merata pada setiap kelompok siswa
agar mengurangi peluang siswa bercanda dalam proses pembelajaran yang
sedang berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Asra,Sumiati, Metode Pembelajaran, (Bandung : Cv Wacana Prima, 2011)
Ahmadi,Abu Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005)
Aliyatul Muna, Izza Metode Eksperimen Dengan Pemanfaatan Peralatan Dari
Lingkungan Sekitar Untuk Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar ( Ponorogo:
Cendikia, Vol.8 N0. 1 Januari-Juni 2010
Arifin, Zainal .Penelitian Pendidikan Metode Dan Paradigm Baru……Cetakan
Pertama
Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara.
1995)
Arikunto,Suharsimi
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010
Asra,Sumiati. Metode Pembelajaran, (Bandung : Cv Wacana Prima, 2011).
Ibrahim, Muslim Dkk.,Pembelajaran Kooperatif....
L. Silberman,Melvin Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,(Bandung:
Nusamedia Dengan Penerbit Nuansa, 2011)
Lamiran,Sudarmaji
Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu Pengaruhnya
Terhadap Konsep Pembelajaran Sekolah Swasta Dan Negeri, ( Jakarta:
Prestasi Pustakaaraya 2011)
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Pt.Rineka Cipta. 2010)
Masitoh, Strategi Pembelajaran ( Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia 2009)
Neni Iska, Zikri . Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta :Kizi Brothers 2011).
Nyoman Purwati,Desak
Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap
Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran Ipa Siswa
Kelas IV SD Saraswati Tabanan (E-Journal Program Pasca Sarjana
Universitas Ganesha Vol 3 Th 2013)
Panitia Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru, Modul Pendidikan Dan Latihan
Profesi Guru (Bogor :Universitas Pakuan, 2011),
Purwati.Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SD
Saraswati Tabanan. Http://Pasca.Undiksha.Ac.Id/EJournal/Index.Php/Jurnal_Pendas/Article/View/511/303 Diakses Pada 01
Juli 2013 Pukul 20.07 WIB
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru (
Jakarta: Rajagrafindo Persada 2011)
Sanjaya,Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta : Prenanda Media Group, 2006)
Sari,Yulnita
Penerapan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IVA SDN 001 Seikijang Kecamatan Bandar
Seikijang, Pelalawan
Sudarmaji, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, ( Jakarta: Prestasi Pustaka,
2011)
Sudjana, Metode Statistika (Bandung: Tarsito, 2002) Cet-3
Sudjana,Nana Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. (Bandung : Sinar Baru
Algensindo , 2004)
Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian
Buku Tentang Statistika Yang
Paling Komprehensif (Jakarta : Ufuk Press 2012)
Syah,Muhibbin
Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010)
Syaodih,Nana Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek ( Bandung : Pt
Remaja Rosdakarya 2010)
Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep Landasan
Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ktsp),
(Jakarta : Kencana 2010).
Trianto, Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Konsep, Landasan
Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP,
(Jakarta: Penada Media Group, 2010)
UU R.I NO.20 Th. 2003 Tentang Sisdiknas Dan Peraturan Pemerintah R.I Nomer
47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar, (Bandung: Citra Umbara, 2008)
Wahyono, Budi Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas IV (Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008)
Walija, Pembelajaran Keterampilan Menulis Menggunakan Strategi Belajar
Kooperatif. Education Indonesia.1, 2010
Zulfiani,Dkk,Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian Uin
Jakarta, 2009), Cet Ke-1
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN
Mata Pelajaran
:
Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/semester
:
IV (tiga) / 1(satu)
Alokasi Waktu
:
3 X 30 menit
Jumlah soal
:
30
Bentuk soal
: PG
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan Lingkungannya
Kompetensi
Materi
Dasar
Pokok
Indikator
Bentuk
Naskah
Nomor
Kunci
Ranah
Soal
Soal
soal
jawaban
Soal
5.1
Makhluk
Menjelaskan
PG
Hubungan saling ketergantungan 1
Mengidentifika
hidup dan
pengertian
antara mahluk hidup dan
si beberapa
lingkungannya
Simbiosis
lingkungannya disebut....
jenis hubungan
a. Simbiosis
khas
b. Rantai Makanan
(simbiosis) dan
c. Ekosistem
A
C1
hubungan
d. Jaring-Jaring
“makan dan
Makanan
dimakan” antar
Hubungan antarmakhluk hidup
makhluk hidup
yang bersifat saling
(rantai
menguntungkan
makanan)
disebut ….
2
B
C1
3
C
C2
4
A
C1
a. Saprofitisme
b. Simbiosis Mutualisme
c. Simbiosis Parasitisme
d. Simbiosis Komensalisme
Yang tidak termasuk macam
simbiosis adalah ....
a. Simbiosis Mutualisme
b. Simbiosis Komensalisme
c. Komunitasisme
d. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah
hubungan timbal balik antara....
a. Dua makhluk hidup yang
satu diuntungkan dan
yang lain dirugikan
b. Dua mahluk hidup yang
saling menguntungkan
c. Dua mahluk hidup yang
sama-sama dirugikan
d. Dua makhluk hidup yang
keduanyatidak
diuntungkan jugatidak
dirugikan
Hubungan antarmakhluk hidup
dimana yang satu diuntungkan
sedang yang lainnya tidak
diuntungkan atau dirugikan
disebut....
a. Parasitisme
b. Komersialisme
c. Komensalisme
d. Mutualisme
5
C
C1
Mengidentifikasi
Berikut ini ada beberapa jenis
perbedaan antara
tanaman.
simbiosis
(1) Tanaman Anggrek
6
C
C3
7
C
C1
(2) Tanaman Benalu
(3) Tanaman Paku Sarang
(4) Tanaman Tali Putri
Tanaman yang hidupnya
simbiosis komensalisme adalah .
...
a. (1), (2)
b. (2), (3)
c.
(1), (3)
d. (2), (4)
Di bawah ini yang merupakan
contoh dari simbiosis
komensalisme adalah ......
a.
b.
c.
d.
Tumbuhan dibawah ini yang
bergantung kepada tumbuhan
8
B
C1
lain adalah...
a. Rumput
b. Benalu
c. Alang-alang
d. Jamur
Hubungan antara dua makhluk
hidup berikut termasuk
simbiosis
parasitisme, kecuali ….
a. Ikan remora yang
mendapatkan sisa
makanan dari ikan hiu
b. Kutu kepala yang
menempel di kulit kepala
manusia
c. Benalu yang menyerap
sari makanan tumbuhan
yang ditumpanginya
d. Tali putri yang
9
A
C2
membelittumbuhan lain
dan mengambil airnya
Perhatikan gambar di bawah ini. 10
D
C2
D
C2
Kerbau dan burung jalak
termasuk ke dalam sismbiosis....
a. Komensalisme
b. Parasitisme
c. Komersialisme
d. Mutualisme
Kutu yang hinggap di tubuh
hewan dan menghisap darah
hewan yang dihinggapinya
11
seperti kerbau, merupakan
contoh dari simbiosis ....
a. Mutualisme
b. Komensalisme
c. Komunitasisme
d. Parasitisme
Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar di atas
termauk simbiosis mutualisme
karena . . . .
a. Bunga dibantu
penyerbukan oleh kupukupu dan kupu-kupu
mendapat makanan dari
bunga
12
A
C3
b. Bunga kehabisan
makanan oleh kupu-kupu
karenakupu-kupu
mendapat makanan dari
bunga
c. Bunga dibantu
penyerbukan oleh kupukupu, dan kupu-kupu
tidak mendapat makanan
dari bunga
d. Bunga dibantu
penyerbukan oleh angin,
dan kupu-kuputidak
mendapat makanan dari
bunga.
Bunga raflesia dan tumbuhan
inangnya termasuk jenis
simbiosis parasitisme karena.....
a. Bunga raflesia mendapat
13
A
C2
keuntungan dengan
menghisap makanan
yang dibuat tumbuhan
inangnya.
b. Bunga raflesia dirugikan
oleh tumbuhan inang
c. Bunga raflesia dan
tumbuhan inang samasama mendapat untung
d. Bunga raflesia dan
tunbuhan inang tidak
diuntungkan dan
tidakdirugikan
Menjelaskan
Dibawah ini adalah manfaat
manfaat dan
dari hubungan antarmakhluk
kerugian yang
hidup adalah...
terjadi akibat
a. Keseimbangan Alam
hubungan
b. Saling Membantu
antarmakhluk
Mempertahankan Hidup
14
B
C2
hidup.
c. Saling Membunuh
d. Saling Merugikan
Menjelaskan
Jenis hewan yang membantu
perbedaan rantai
petani menggemburkan tanah
makanan dan
adalah....
jaring-jaring
a. Cacing
makanan
b. Belalang
15
A
C1
16
B
C1
17
A
C1
c. Jangkrik
d. Katak
peristiwa makan dan dimakan
yang terjadi pada makhluk hidup
disebut....
a. Simbiosis
b. Rantai Makanan
c. Jaring-Jaring Makanan
Ekosistem
Rantai makanan biasanya
dimulai dengan ....
a. Tumbuhan
b. Herbivore
c. Karnivora
d. Omnivore
Padi dapat membuat sendiri
18
C
C1
19
B
C1
20
C
C2
makanannya, maka padi disebut
....
a. Konsumen
b. Ekosistem
c. Produsen
d. Komunitas
Hewan yang memakan produsen
atau tumbuhan disebut .....
a. Pengurai
b. Konsumen
c. Produsen
d. Rantai Makanan
Menjelaskan
Berikut ini yang bertindak
unsur-unsur yang
sebagai produsen alam adalah.....
terdapat pada
a. Hewan
rantai makanan
b. Manusia
c. Tumbuhan
d. Benda mati
Hewan pemakan tumbuhan
21
A
C2
22
C
C2
merupakan konsumen
tingkat....
a. I
b. II
c. III
d. IV
Padi- tikus –ular sawah – elang
Pada rantai makanan diatas,
elang merupakan.....
a. Konsumen tingkat
pertama
b. Konsumen tingkat kedua
c. Konsumen tingkat ketiga
d. Konsumen tingkat
keempat
Dalam sebuah ekosistem
23
B
C2
24
D
C1
terdapat ular, tikus, padi dan
serigala. Hewan yang bertindak
sebagai konsumen kedua
adalah...
a. Padi
b. Ular
c. Tikus
d. Serigala
Jika tikus punah, hewan yang
akan mengalami kelaparan
adalah....
a. anjing
b. tikus
c. elang
d. ular
Pada rantai, makanan tumbuhan
25
B
C1
26
C
C1
27
C
C2
sebagai produsen karena
memiliki . . . .
a. Warna Buah
b. Warna Hijau Daun
c. WarnaBunga
d. WarnaBatang
Bakteri dan jamur bertindak
sebagai.......pada sebuah
ekosistem
a. Produsen
b. Konsumen
c. Pengurai
d. Konsumen I
Jika di sebuah kebun yang
terdapat pohon kedelai, ulat,
musang, ayam, katak, pengurai
dan capung. Maka, akan terjadi
rantai makanan sebagai berikut .
...
a. Pohon kedelai- capungulat
b. Pohon kedelai -musangpengurai
c. Pohon kedelai - ulat ayam - musang pengurai
d. Pohon kedelai - ayam –
pengurai – musang
Perhatikan gambar dibawah ini!
28
C
C1
Gambar di atas termasuk
kedalam ....
a. rantai makanan
b. simbiosis
c. jaring-jaring makanan
d. produsen
Mendeskripsikan
Urutan rantai makanan yang
contoh rantai
benar di bawah ini adalah ....
makanan di
a. fitoplankton -
sawah, di kebun
zooplankton - ikan kecil
dan di laut
– ikansedang,- ikan besar
b. fitoplankton zooplankton - ikan kecil
– ikan besar- ikan sedang
c. fitoplankton - ikan besar
- zooplankton - ikan kecil
– ikansedang,
d. zooplankton - ikan kecil
– ikansedang,- ikan besar
29
A
C2
Perhatikan gambar dibawah ini!
30
Gambar di atas termasuk rantai
makanan di......
a. Kebun
b. Laut
c. Hutan
d. Sawah
Jumlah
30 soal
D
C2
Lampiran 2
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Nama
:
Kelas
: IV/ 1
Sekolah
: SDN MUHARA 02
Materi
: Makhluk Hidup Dan Lingkungannya
Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang paling tepat!
1. Hubungan saling ketergantungan antara mahluk hidup dan lingkungannya
disebut....
a. Simbiosis
b. Rantai Makanan
c. Ekosistem
d. Jaring-Jaring Makanan
2. Hubungan antarmakhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan
disebut ….
a.
Saprofitisme
b.
Simbiosis Mutualisme
c.
Simbiosis Parasitisme
d.
Simbiosis Komensalisme
3. Yang tidak termasuk macam simbiosis adalah ....
a. Simbiosis Mutualisme
b. Simbiosis Komensalisme
c. Komunitasisme
d. Simbiosis Parasitisme
4. Simbiosis parasitisme adalah hubungan timbal balik antara....
a. Dua makhluk hidup yang satu diuntungkan dan yang lain dirugikan
b. Dua mahluk hidup yang saling menguntungkan
c. Dua mahluk hidup yang sama-sama dirugikan
d. Dua makhluk hidup yang keduanya tidak diuntungkan juga tidak
dirugikan
5. Hubungan antarmakhluk hidup dimana yang satu diuntungkan sedang
yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut....
a. parasitisme
b. komersialisme
c. komensalisme
d. mutualisme
6. Berikut ini ada beberapa jenis tanaman.
(1) Tanaman Anggrek
(2) Tanaman Benalu
(3) Tanaman Paku Sarang
(4) Tanaman Tali Putri
Tanaman yang hidupnya simbiosis komensalisme adalah . . . .
a.
(1), (2)
b.
(2), (3)
c.
(1), (3)
d.
(2), (4)
7. Di bawah ini yang merupakan contoh dari simbiosis komensalisme adalah
......
a.
b.
c.
d.
8. Tumbuhan dibawah ini yang bergantung kepada tumbuhan lain adalah...
a. Rumput
b. Benalu
c. Alang-alang
d. jamur
9. Hubungan antara dua makhluk hidup berikut termasuk simbiosis
parasitisme, kecuali ….
a. ikan remora yang mendapatkan sisa makanan dari ikan hiu
b. kutu kepala yang menempel di kulit kepala manusia
c. benalu yang menyerap sari makanan tumbuhan yang ditumpanginya
d. tali putri yang membelit tumbuhan lain dan mengambil airnya
10. Perhatikan gambar di bawah ini.
Kerbau dan Burung Jalak termasuk ke dalam sismbiosis....
a. Komensalisme
b. parasitisme
c. Komersialisme
d. Mutualisme
11. Kutu yang hinggap di tubuh hewan dan menghisap darah hewan yang
dihinggapinya seperti kerbau, merupakan contoh dari simbiosis ....
a. mutualisme
b. komensalisme
c. komunitasisme
d. parasitisme
12. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar di atas termauk simbiosis mutualisme karena ...
a. bunga dibantu penyerbukan oleh kupu-kupu dan kupu-kupu
mendapat makanan dari bunga
b. bunga kehabisan makanan oleh kupu-kupu karena kupu-kupu
mendapat makanan dari bunga
c. bunga dibantu penyerbukan oleh kupu-kupu, dan kupu- kupu tidak
mendapat makanan dari bunga
d. bunga dibantu penyerbukan oleh angin, dan kupu-kupu tidak
mendapat makanan dari bunga.
13. Bunga raflesia dan tumbuhan inangnya termasuk jenis simbiosis
parasitisme karena.....
a. Bunga raflesia mendapat keuntungan dengan menghisapnmakanan
yang dibuat tumbuhan inangnya.
b. Bunga raflesia dirugikan oleh tumbuhan inang
c. Bunga raflesia dan tumbuhan inang sama-sama mendapat untung
d. Bunga raflesia dan tunbuhan inang tidak diuntungkan dan
tidakdirugikan
14. Dibawah ini adalah manfaat dari hubungan antarmakhluk hidup adalah...
a. Keseimbangan Alam
b. Saling membantu mempertahankan hidup
c. Saling membunuh
d. Saling merugikan
15. Jenis hewan yang membantu petani menggemburkan tanah adalah....
a. Cacing
b. Belalang
c. Jangkrik
d. Katak
16. Peristiwa makan dan dimakan yang terjadi pada makhluk hidup disebut....
a. Simbiosis
b. Rantai makanan
c. Jaring-jaring makanan
d. Ekosistem
17. Rantai makanan biasanya dimulai dengan ....
a. Tumbuhan
b. Herbivore
c.
Karnivora
d. Omnivore
18. Padi dapat membuat sendiri makanannya, maka padi disebut ....
a. Konsumen
b. Ekosistem
c. Produsen
d. Komunitas
19. Hewan yang memakan produsen atau tumbuhan disebut .....
a. Pengurai
b. Konsumen
c. Produsen
d. Rantai Makanan
20. Berikut ini yang bertindak sebagai produsen alam adalah.....
a. Hewan
b. Manusia
c. Tumbuhan
d. Benda mati
21. Hewan pemakan tumbuhan merupakan konsumen tingkat....
a. I
b. II
c. III
d. IV
22. Padi- tikus –ular sawah – elang
Pada rantai makanan diatas, elang merupakan.....
a. Konsumen tingkat pertama
b. Konsumen tingkat kedua
c. Konsumen tingkat ketiga
d. Konsumen tingkat keempat
23. Dalam sebuah ekosistem terdapat ular, tikus, padi dan serigala. Hewan
yang bertindak sebagai konsumen kedua adalah...
a. Padi
b. Ular
c. Tikus
d. Serigala
24.
Jika tikus punah, hewan yang akan mengalami kelaparan adalah....
a. anjing
b. tikus
c. elang
d. ular
25. Pada rantai, makanan tumbuhan sebagai produsen karena memiliki . . . .
a.
warna buah
b.
warna hijau daun
c. warna bunga
d. warna batang
26. Bakteri dan jamur bertindak sebagai.......pada sebuah ekosistem
a. Produsen
b. Konsumen
c. Pengurai
d. Konsumen I
27. Jika di sebuah kebun yang terdapat pohon kedelai, ulat, musang, ayam,
katak, pengurai dan capung. Maka, akan terjadi rantai makanan sebagai
berikut . . . .
a. pohon kedelai - capung- Ulat
b. pohon kedelai - musang -pengurai
c. Pohon Kedelai - ulat - ayam - Musang -Pengurai
d. pohon kedelai - ayam – pengurai – musang
28. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar di atas termasuk kedalam ....
a. Rantai makanan
b. Simbiosis
c. Jaring-jaring makanan
d. Produsen
29. Urutan rantai makanan yang benar di bawah ini adalah ....
a. Fitoplankton - zooplankton - ikan kecil – ikan sedang,- ikan besar
b.
Fitoplankton - zooplankton - ikan kecil – ikan besar- ikan sedang
c. Fitoplankton - ikan besar - zooplankton - ikan kecil – ikan sedang,
d. zooplankton - ikan kecil – ikan sedang,- ikan besar
30. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar di atas termasuk rantai makanan di......
a. kebun
b. laut
c. hutan
d. sawah
Lampiran 3
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
1. A
11. D
21. A
2. B
12. A
22. C
3. C
13. A
23. B
4. A
14. B
24. D
5. C
15. A
25. B
6. C
16. B
26. C
7. C
17. A
27. C
8. B
18. C
28. C
9. A
19. B
29. A
10. D
20. C
30. D
Lampiran 4
SKOR DATA DIBOBOT
=================
Jumlah Subyek
=
Butir soal
=
Bobot utk jwban benar =
Bobot utk jwban salah =
Nama berkas: D:\SKRIPSI
No Urt
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
No Subyek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
42
30
1
0
DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA
Kode/Nama
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
EE
FF
GG
HH
II
JJ
KK
LL
MM
NN
OO
PP
Benar
18
9
9
15
12
12
14
20
19
22
18
19
15
10
25
21
20
14
23
17
26
20
17
19
16
15
16
16
14
20
17
8
10
15
19
12
17
20
15
17
19
13
Salah
12
21
21
15
18
18
16
10
11
8
12
11
15
20
5
9
10
16
7
13
4
10
13
11
14
15
14
14
16
10
13
22
20
15
11
18
13
10
15
13
11
17
Kosong
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Skr Asli
18
9
9
15
12
12
14
20
19
22
18
19
15
10
25
21
20
14
23
17
26
20
17
19
16
15
16
16
14
20
17
8
10
15
19
12
17
20
15
17
19
13
Skr Bobot
18
9
9
15
12
12
14
20
19
22
18
19
15
10
25
21
20
14
23
17
26
20
17
19
16
15
16
16
14
20
17
8
10
15
19
12
17
20
15
17
19
13
Lampiran 5
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 16,50
Simpang Baku= 4,21
KorelasiXY= 0,60
Reliabilitas Tes= 0,75
Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
No. Subyek
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Kode/Nama Subyek
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
BB
CC
DD
EE
FF
GG
HH
II
JJ
KK
LL
MM
NN
OO
PP
Skor Ganjil
9
5
5
7
5
5
5
10
9
9
7
11
6
3
13
10
9
7
10
7
14
8
8
10
9
6
8
8
7
9
9
4
4
7
11
6
7
11
8
9
8
8
Skor Genap
9
4
4
8
7
7
9
10
10
13
11
8
9
7
12
11
11
7
13
10
12
12
9
9
7
9
8
8
7
11
8
4
6
8
8
6
10
9
7
8
11
5
Skor Total
18
9
9
15
12
12
14
20
19
22
18
19
15
10
25
21
20
14
23
17
26
20
17
19
16
15
16
16
14
20
17
8
10
15
19
12
17
20
15
17
19
13
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA
No.Urut
1
2
No Subyek
21
15
Kode/Nama Subyek
U
O
Skor
26
25
1
1
1
1
2
2
1
1
3
3
1
1
4
4
1
-
5
5
1
1
6
6
1
7
7
1
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
19
10
16
8
17
22
30
38
9
Jml Jwb Benar
S
J
P
H
Q
V
DD
LL
I
23
22
21
20
20
20
20
20
19
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
9
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
No Subyek
21
15
19
10
16
8
17
22
30
38
9
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
U
O
S
J
P
H
Q
V
DD
LL
I
Skor
26
25
23
22
21
20
20
20
20
20
19
8
8
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
9
9
1
1
1
1
1
1
6
10
10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
11
11
1
1
1
1
1
1
6
12
12
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
13
13
1
1
1
1
4
14
14
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
No Subyek
21
15
19
10
16
8
17
22
30
38
9
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
U
O
S
J
P
H
Q
V
DD
LL
I
Skor
26
25
23
22
21
20
20
20
20
20
19
15
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
16
16
1
1
1
1
1
1
1
1
8
17
17
1
1
1
1
1
1
1
7
18
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
19
19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
20
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
21
21
1
1
1
1
4
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
No Subyek
21
15
19
10
16
8
17
22
30
38
9
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
U
O
S
J
P
H
Q
V
DD
LL
I
Skor
26
25
23
22
21
20
20
20
20
20
19
22
22
1
1
1
1
1
1
6
23
23
1
1
1
1
1
1
6
24
24
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
25
25
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
26
26
1
1
1
1
1
1
1
7
27
27
1
1
1
1
1
1
1
1
8
28
28
1
1
1
1
1
1
6
No.Urut
1
2
3
4
5
6
No Subyek
21
15
19
10
16
8
Kode/Nama Subyek
U
O
S
J
P
H
Skor
26
25
23
22
21
20
29
29
1
1
1
1
1
1
30
30
1
1
1
1
1
1
7
8
9
10
11
17
22
30
38
9
Jml Jwb Benar
Q
V
DD
LL
I
20
20
20
20
19
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
11
Kelompok Asor
Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
No Subyek
18
29
42
5
6
36
14
33
2
3
32
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
R
CC
PP
E
F
JJ
N
GG
B
C
FF
Skor
14
14
13
12
12
12
10
10
9
9
8
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
5
3
3
1
1
1
1
1
1
1
1
8
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
8
5
5
1
1
1
3
6
6
1
1
7
7
1
1
1
1
1
5
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
No Subyek
18
29
42
5
6
36
14
33
2
3
32
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
R
CC
PP
E
F
JJ
N
GG
B
C
FF
Skor
14
14
13
12
12
12
10
10
9
9
8
8
8
1
1
1
3
9
9
1
1
1
1
1
5
10
10
1
1
2
11
11
1
1
2
12
12
1
1
1
1
1
1
1
1
8
13
13
0
14
14
1
1
1
1
1
1
6
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
No Subyek
18
29
42
5
6
36
14
33
2
3
32
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
R
CC
PP
E
F
JJ
N
GG
B
C
FF
Skor
14
14
13
12
12
12
10
10
9
9
8
15
15
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
16
16
1
1
1
1
1
5
17
17
1
1
1
1
1
5
18
18
1
1
2
19
19
1
1
1
1
4
20
20
1
1
1
1
1
5
21
21
1
1
2
No.Urut
1
2
3
4
5
6
No Subyek
18
29
42
5
6
36
Kode/Nama Subyek
R
CC
PP
E
F
JJ
Skor
14
14
13
12
12
12
22
22
1
1
-
23
23
1
1
-
24
24
1
1
1
1
1
25
25
1
1
1
1
26
26
1
-
27
27
1
1
-
28
28
1
7
8
9
10
11
14
33
2
3
32
Jml Jwb Benar
N
GG
B
C
FF
No.Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
No Subyek
18
29
42
5
6
36
14
33
2
3
32
Jml Jwb Benar
Kode/Nama Subyek
R
CC
PP
E
F
JJ
N
GG
B
C
FF
10
10
9
9
8
Skor
14
14
13
12
12
12
10
10
9
9
8
1
3
2
29
29
1
1
1
3
30
30
1
1
1
1
4
1
1
7
1
1
6
1
1
3
1
3
1
2
Lampiran 6
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 42
Klp atas/bawah(n)= 11
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA
No Butir Baru
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
No Butir Asli
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Kel. Atas
6
7
11
6
7
6
9
9
6
9
6
10
4
9
10
8
7
11
9
9
4
6
6
10
9
7
8
6
10
11
Kel. Bawah
2
5
8
8
3
1
5
3
5
2
2
8
0
6
9
5
5
2
4
5
2
3
2
7
6
3
3
2
3
4
Beda
4
2
3
-2
4
5
4
6
1
7
4
2
4
3
1
3
2
9
5
4
2
3
4
3
3
4
5
4
7
7
Indeks DP (%)
36,36
18,18
27,27
-18,18
36,36
45,45
36,36
54,55
9,09
63,64
36,36
18,18
36,36
27,27
9,09
27,27
18,18
81,82
45,45
36,36
18,18
27,27
36,36
27,27
27,27
36,36
45,45
36,36
63,64
63,64
Lampiran 7
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 42
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA
No Butir Baru
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
No Butir Asli
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jml Betul
15
24
38
25
18
10
26
18
18
21
17
38
14
31
33
24
26
22
25
28
11
15
11
36
33
19
22
19
24
32
Tkt. Kesukaran(%)
35,71
57,14
90,48
59,52
42,86
23,81
61,90
42,86
42,86
50,00
40,48
90,48
33,33
73,81
78,57
57,14
61,90
52,38
59,52
66,67
26,19
35,71
26,19
85,71
78,57
45,24
52,38
45,24
57,14
76,19
Tafsiran
Sedang
Sedang
Sangat Mudah
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sangat Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sukar
Sedang
Sukar
Sangat Mudah
Mudah
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Lampiran 8
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 42
Butir Soal= 30
Nama berkas: D:\SKRIPSI DAN DLL\VALIDITAS INSTRUMEN BARU SHITA.ANA
No Butir Baru
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
No Butir Asli
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Korelasi
0,317
0,185
0,351
-0,122
0,393
0,390
0,377
0,393
0,058
0,452
0,321
0,312
0,389
0,319
0,105
0,335
0,141
0,585
0,332
0,304
0,358
0,114
0,371
0,393
0,314
0,305
0,378
0,167
0,393
0,403
Signifikansi
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Sangat Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2)
10
15
20
25
30
40
50
P=0,05
0,576
0,482
0,423
0,381
0,349
0,304
0,273
P=0,01
0,708
0,606
0,549
0,496
0,449
0,393
0,354
Bila koefisien = 0,000
df (N-2)
60
70
80
90
100
125
>150
P=0,05
0,250
0,233
0,217
0,205
0,195
0,174
0,159
P=0,01
0,325
0,302
0,283
0,267
0,254
0,228
0,208
berarti tidak dapat dihitung.
Lampiran 9
INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Nilai
Nama
:
Kelas
: IV/ 1
Sekolah
: SDN MUHARA 02
Materi
: Makhluk Hidup Dan Lingkungannya
Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang paling tepat!
1. Hubungan saling ketergantungan antara mahluk hidup dan lingkungannya
disebut....
a. Simbiosis
b. Rantai Makanan
c. Ekosistem
d. Jaring-Jaring Makanan
2. Yang tidak termasuk macam simbiosis adalah ....
a. Simbiosis Mutualisme
b. Simbiosis Komensalisme
c. Komunitasisme
d. Simbiosis Parasitisme
3. Hubungan antarmakhluk hidup dimana yang satu diuntungkan
sedang yang lainnya tidak diuntungkan atau dirugikan disebut....
a. Parasitisme
b. Komersialisme
c. Komensalisme
d. Mutualisme
4. Berikut ini ada beberapa jenis tanaman.
(1) Tanaman Anggrek
(2) Tanaman Benalu
(3) Tanaman Paku Sarang
(4) Tanaman Tali Putri
Tanaman yang hidupnya simbiosis komensalisme adalah . . . .
a. (1), (2)
b. (2), (3)
c. (1), (3)
d. (2), (4)
5. Di bawah ini yang merupakan contoh dari simbiosis komensalisme adalah
......
a.
b.
b.
d.
6. Tumbuhan dibawah ini yang bergantung kepada tumbuhan lain adalah...
a. Rumput
b. Benalu
c. Alang-alang
d. Jamur
7. Perhatikan gambar di bawah ini.
Kerbau dan burung jalak termasuk ke dalam sismbiosis....
a. Komensalisme
b. Parasitisme
c. Komersialisme
d. Mutualisme
8. Kutu yang hinggap di tubuh hewan dan menghisap darah hewan
yangdihinggapinya seperti kerbau, merupakan contoh dari simbiosis ....
a.
Mutualisme
b.
Komensalisme
c.
Komunitasisme
d.
Parasitisme
9. Bunga raflesia dan tumbuhan inangnya termasuk jenis simbiosis
parasitisme karena.....
a.
Bunga raflesia mendapat keuntungan dengan menghisapnmakanan
yang dibuat tumbuhan inangnya.
b.
Bunga raflesia dirugikan oleh tumbuhan inang
c.
Bunga raflesia dan tumbuhan inang sama-sama mendapat untung
d.
Bunga raflesia dan tunbuhan inang tidak diuntungkan dan tidak
dirugikan
10. Dibawah ini adalah manfaat dari hubungan antarmakhluk hidup adalah...
a.
Keseimbangan Alam
b.
Saling Membantu Mempertahankan Hidup
c.
Saling Membunuh
d.
Saling Merugikan
11. peristiwa makan dan dimakan yang terjadi pada makhluk hidup disebut....
a.
Simbiosis
b.
Rantai Makanan
c.
Jaring-Jaring Makanan
d.
Ekosistem
12. Padi dapat membuat sendiri makanannya, maka padi disebut ....
a.
Konsumen
b.
Ekosistem
c.
Produsen
d.
Komunitas
13. Hewan yang memakan produsen atau tumbuhan disebut .....
a.
Pengurai
b.
Konsumen
c.
Produsen
d.
Rantai Makanan
14. Berikut ini yang bertindak sebagai produsen alam adalah.....
a.
Hewan
b.
Manusia
c.
Tumbuhan
d.
Benda mati
15. Hewan pemakan tumbuhan merupakan konsumen tingkat....
a.
I
b.
II
c.
III
d.
IV
16. Dalam sebuah ekosistem terdapat ular, tikus, padi dan serigala. Hewan
yang bertindak sebagai konsumen kedua adalah...
a.
Padi
b.
Ular
c.
Tikus
d.
Serigala
17.
Jika tikus punah, hewan yang akan mengalami kelaparan adalah....
a.
Anjing
b.
Tikus
c.
Elang
d.
Ular
18. Jika di sebuah kebun yang terdapat pohon kedelai, ulat, musang, ayam,
katak, pengurai dan capung. Maka, akan terjadi rantai makanan sebagai
berikut . . . .
a.
PohonKedelai- Capung-Ulat
b.
PohonKedelai -Musang-Pengurai
c.
PohonKedelai - Ulat -Ayam - Musang -Pengurai
d.
PohonKedelai - Ayam – Pengurai – Musang
19. Urutan rantai makanan yang benar di bawah ini adalah ....
a.
Fitoplankton - Zooplankton - Ikan Kecil – IkanSedang,- Ikan Besar
b.
Fitoplankton - Zooplankton - Ikan Kecil – Ikan Besar- Ikan Sedang
c.
Fitoplankton - Ikan Besar - Zooplankton - Ikan Kecil – IkanSedang,
d.
Zooplankton - Ikan Kecil – IkanSedang,- Ikan Besar
20. Perhatikan gambar dibawah ini!
Gambar di atas termasuk rantai makanan di......
a.
Kebun
b.
Laut
c.
Hutan
d.
Sawah
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
1. A
11. B
2. C
12. C
3. C
13. B
4. C
14. C
5. B
15. A
6. B
16. B
7. D
17. D
8. D
18. C
9. A
19. A
10. B
20. D
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SDN MUHARA 02
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester
: IV/1
Materi Pokok
: Makhluk Hidup dan Lingkungannya
Waktu
: 2 x 35 menit (1 X pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup
dengan Lingkungannya
B. Kompetensi Dasar :
5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan
hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan)
C. Indikator :
- Menjelaskan pengertian Simbiosis
- Mengidentifikasi Perbedaan antara Simbiosis
- Menjelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan
antarmakhluk hidup.
D. Tujuan Pembelajaran :
Melalui pembelajaran kooperatif metode jigsaw diharapkan siswa dapat:
- Menjelaskan pengertian Simbiosis
- Mengidentifikasi Perbedaan antara Simbiosis
- Menjelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan
antarmakhluk hidup.
E. Materi Pokok
Hubungan khusus antarmahluk hidup disebut simbiosis. Simbiosis dapat
dibedakan menjadi tiga, Simbiosis Mutualisme, Simbiosis Parasitisme, Simbiosis
Komensalisme.
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
bersifat saling menguntungkan. Contohnya, simbiosis antara seekor kerbau
dengan burung jalak. Kerbau memperoleh keuntungan dengan habisnya kutukutu
yang menempel di tubuhnya, sedangkan burung jalak merasa untung karena
mendapatkan makanan berupa kutu. Contoh lainnya adalah hubungan antara
kupukupu atau lebah dengan tanaman berbunga.
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan
makhluk hidup lainnya mengalami kerugian. Misalnya, hubungan antara tanaman
jeruk dengan benalu, bunga raflesia dengan inangnya, dan kutu dengan hewan
tempat ia tinggal.
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain. Contoh
simbiosis komensalisme adalah ikan hiu dan ikan remora, hubungan antara
tumbuhan paku atau anggrek dengan pohon besar dan anemon laut dengan ikan
badut.
F. Strategi Pembelajaran
Strategi Kooperatif
G. Metode Pembelajaran
Jigsaw
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
 Kegiatan Awal

Pendahuluan (7 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
- Memberi Salam, Berdoa Dan
- Menjawab Salam, Berdoa
Absensi
- Guru menjelaskan metode
pembelajaran jigsaw dan
Nilai Karakter
- Religius
Bersama
- Menyimak Tujuan
Pembelajaran
- Rasa Ingin
Tahu
Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
- Melakukan Apersepsi
- Mengikuti Apersepsi
- Motivasi
- Kegiatan Inti
Eksplorasi (13 menit)
Kegiatan Guru
- Untuk mengetahui
Kegiatan Siswa
- Siswa Menjawab
pengetahuan siswa, guru
Pertanyaan Yang
memberikan pertanyaan. Apa
Diberikan Guru
Nilai Karakter
- Rasa Ingin
Tahu
yang dimaksud dengan
simbiosis?
- Guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 4
orang ( kelompok asal)
- Siswa membentuk
kelompok
- Tekun
- Elaborasi (30 menit)
Kegiatan Guru
 Guru membagikan materi
Kegiatan Siswa
- Menerima materi
pembelajaran pada
pembelajaran yang guru
masing-masing siswa
berikan
Nilai Karakter
- Tekun
disetiap kelompok asal
yang diberi permasalahan
yang berbeda. Siswa 1 :
menjelaskan pengertian
dan contoh simbiosis
mutualisme, Siswa 2 :
menjelaskan pengertian
dan contoh simbiosis
komensalisme. Siswa 3 :
menjelaskan pengertian
dan contoh simbiosis
parasitisme. Siswa 4 :
menjelaskan manfaat dan
kerugian yang terjadi
akibat hubungan antar
makhluk hidup.
- Guru meminta siswa
membaca dan
- siswa menjelaskan hasil
- Percaya diri
diskusi
memahami materi yang
dibagikan kepada setiap
siswa.
- Guru meminta siswa
yang mendapatkan
materi yang sama untuk
berkumpul membetuk
- siswa berkumpul
membentuk kelompok
ahli dan
mendiskusikannya
- Tekun
satu kelompok ahli dan
mendiskusikan materi
yang mereka dapatkan.
- Setelah mendiskusikan
- siswa kembeli ke
dengan kelompok ahli,
kelompok awal dan
Guru meminta siswa
menjelaskan materi
untuk kembeli ke
kepada setiap anggota
kelompok asal dan
kelompok.
- Kerja sama
menjelaskan materi
kepada setiap anggota
kelompok.
- Guru meminta salah satu
perwakilan kelompok
- Siswa mempresentasikan
- Percaya diri
hasil diskusi
untuk mempersentasikan
hasil diskusi
- Konfirmasi (10 menit)
Kegiatan Guru
- Guru menanamkan konsep
tentang materi yang di
Kegiatan Siswa
- Siswa Memperhatikan
Nilai Karakter
- Tekun
Guru
diskusikan.
- Guru Bertanya Jawab
- Siswa Menanyakan
Tentang Hal-Hal Yang
Tentang Hal –Hal Yang
Belum mereka pahami
Belum Diketahui
- Memberikan Penguatan
Dan Penyimpulan
- Siswa memperhatikan
guru
- Tekun
- Rasa ingin
tahu
- Penutup (10 menit)
Kegiatan Guru
- Guru mengevaluasi dengan
memberikan kuis untuk
Kegiatan Siswa
- Siswa mengerjakan kuis
yang guru berikan
Nilai Karakter
- Tanggung
jawab
melihat kemampuan
kognitif siswa
- Menanyakan perasaan
siswa setelah pembelajaran
- Menutup pembelajaran dan
- Menyampaikan perasaan
- Tekun
setelah pembelajaran
- Berdoa bersama
- Religius
berdoa bersama
A. Media/Alat/Bahan
Buku Paket IPA Untuk SD/MI Kelas IV Yang Relevan, Spidol , Papan Tulis.
Budi Wahyono, Dkk. Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV.
(Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) H, 59-61
B. Jenis Penilaian
Keaktifan Siswa Dan Hasil Kuis
Indikator
-
Menjelaskan pengertian
Jenis
Tes
Essay
Instrumen
1. Jelaskan pengertian
Simbiosis
simbiosis mutualisme,
Mengidentifikasi
parasitisme, dan
Perbedaan antara
komensalisme?
Simbiosis
-
Bentuk
2. Jelaskan manfaat dan
Menjelaskan manfaat
kerugian yang terjadi
dan kerugian yang
akibat hubungan
terjadi akibat hubungan
antarmakhluk hidup!
antarmakhluk hidup.
3. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan
simbiosis?
4. Berikan contoh peristiwa
simbiosis mutualisme,
parasitisme,
komensalisme pada tabel
dibawah ini!
Citeureup, Oktober 2013
Mengetahui,
Guru kelas IV
Peneliti
Ismalia, S.Pd
Shita Aditya
QUIS
INDIVIDU
NILAI:
NAMA:
KELAS :
A. Kerjakanlah soal-soal berikut!
1. Jelaskan pengertian simbiosis mutualisme, parasitisme, dan
komensalisme?
2. Jelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan antarmakhluk
hidup!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan simbiosis?
4. Berikan contoh peristiwa simbiosis mutualisme, parasitisme,
komensalisme pada tabel dibawah ini!
No.
Pernyataan
Termasuk Pada
Simbiosis
1
Lebah dan tanaman
bunga
2
Benalu dengan pohon
inang
3
Ikan remora dengan
hiu
4
Badak
dan
burung
jalak
5
......
Mutualisme
6
......
Komensalisme
7
.....
Parasitisme
Alasan
Kunci jawaban
1. - Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
bersifat saling menguntungkan
- Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan,
sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami kerugian
- Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup
yang menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain.
1. Manfaatnya yaitu Untuk mempertahankan hidup, dan keugiannya akan
mengalami kepunahan
2. Hubungan khusus antarmahluk hidup disebut simbiosis
3. Lihat pada tabel
No. Soal
Termasuk pada
simbiosis apa
1
Lebah dan tanaman
bunga
2
Benalu dengan pohon
inang
3
Ikan remora dengan
hiu
4
Badak dan burung
jalak
5
......
Mutualisme
6
......
Komensalisme
7
.....
Parasitisme
Alasan
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelompok ahli)
Tujuan : Memahami hubungan khusus antar mahluk hidup
Tim ahli
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6. .......................
7. .......................
Diskusi :
1. Menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis mutualisme
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelompok ahli)
Tujuan : Memahami hubungan khusus antarmahlukhidup
Tim ahli
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6. .......................
7. .......................
Diskusi :
2. Menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis komensalisme. Siswa
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelompok ahli)
Tujuan : Memahami hubungan khusus antarmahlukhidup
Tim ahli
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6. .......................
7. .......................
Diskusi :
3. Menjelaskan pengertian dan contoh simbiosis parasitisme.
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelompok ahli)
Tujuan : Memahami hubungan khusus antarmahlukhidup
Tim ahli
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6. .......................
7. .......................
Diskusi :
4. Menjelaskan manfaat dan kerugian yang terjadi akibat hubungan
antarmakhluk hidup.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: SDN MUHARA 02
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester
: IV/1
Materi Pokok
: Makhluk Hidup dan Lingkungannya
Waktu
: 2 x 35 menit (1 X pertemuan)
A. Standar Kompetensi :
5. Memahami hubungan sesama makhluk hidup dan antara makhluk hidup
dengan Lingkungannya
B. Kompetensi Dasar :
5.1 Mengidentifikasi beberapa jenis hubungan khas (simbiosis) dan
hubungan “makan dan dimakan” antar makhluk hidup (rantai makanan)
C. Indikator :
-
Menjelaskan perbedaan rantai makanan dan jaring- jaring makanan
-
Menjelaskan unsur-unsur yang terdapat pada rantai makanan
-
Mendeskripsikan contoh rantai makanan di sawah, di kebun dan di
laut
D. Tujuan Pembelajaran :
Melalui pembelajaran kooperatif metode jigsaw di harapkan siswa dapat:
-
Menjelaskan perbedaan rantai makanan dan jaring- jaring makanan
-
Menjelaskan unsur-unsur yang terdapat pada rantai makanan
-
Mendeskripsikan contoh rantai makanan di sawah, di kebun dan di
laut
E. Materi Pokok
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antarmahluk hidup
dengan urutan tertentu. Contoh rantai makanan adalah daun  (dimakan)
belalang  (dimakan) burung. Kelompok rantai makanan yang saling
behubungan disebut jaring-jaring makanan. Rantai makanan tersusun atas
produsen dan konsumen. Pada rantai makanan tersebut daun merupakan bagian
dari tumbuhan yang dapat memasak makanan sendiri disebut produsen. Hewan
pemakan tumbuhan disebut konsumen pertama, sedangkan hewan pemakan
konsumen pertama disebut konsumen kedua.
Ekosistem merupakan tempat berlangsungnya hubungan antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem
alam dan ekosistem buatan. Contoh ekosistem alam adalah hutan, danau, laut, dan
padang pasir. Contoh ekosistem buatan adalah sawah, waduk, kolam, dan
akuarium. Contoh Rantai makanan pada suatu ekosistem, misalnya pada
ekosistem sawah: padi  tikusular elang. Di lautan, yang menjadi produsen
adalah fitoplankton, yaitu sekumpulan tumbuhan hijau yang sangat kecil
ukurannya dan melayang-layang dalam air. Konsumen I adalah zooplankton
(hewan pemakan fitoplankton), sedangkan konsumen II-nya adalah ikan-ikan
kecil, konsumen III-nya adalah ikan-ikan sedang, konsumen IV-nya adalah ikanikan besar.
F. Strategi Pembelajaran
Strategi Kooperatif
G. Metode Pembelajaran
Jigsaw
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
 Kegiatan Awal

Pendahuluan (7 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
- Memberi Salam, Berdoa Dan
- Menjawab Salam, Berdoa
Absensi
- Guru menjelaskan metode
pembelajaran jigsaw dan
Nilai Karakter
- Religius
Bersama
- Menyimak Tujuan
Pembelajaran
- Rasa Ingin
Tahu
Menyampaikan Tujuan
Pembelajaran
- Melakukan Apersepsi
- Mengikuti Apersepsi
- Motivasi
- Kegiatan Inti
Eksplorasi (13 menit)
Kegiatan Guru
- Untuk mengetahui
Kegiatan Siswa
- Siswa Menjawab
pengetahuan siswa, guru
Pertanyaan Yang
memberikan pertanyaan. Apa
Diberikan Guru
Nilai Karakter
- Rasa Ingin
Tahu
yang dimaksud dengan rantai
makanan?
- Guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok
kecil yang terdiri dari 4
orang
- Siswa membentuk
kelompok
- Tekun
- Elaborasi (30 menit)
Kegiatan Guru
 Guru membagikan materi
Kegiatan Siswa
- Menerima materi
pembelajaran pada
pembelajaran yang guru
masing-masing siswa
berikan
Nilai Karakter
- Tekun
disetiap kelompok asal
yang diberi permasalahan
yang berbeda.
Siswa 1 : menjelaskan dan
menyusun rantai
makanan sawah
Siswa 2 : menjelaskan dan
menyusun rantai
makanan laut
Siswa 3 : menjelaskan dan
menyusun rantai
makanan kebun.
Siswa 4 : menjelaskan
contoh dan menyusun
jaring-jaring makanan.
- Guru meminta siswa
membaca dan
memahami materi yang
- siswa menjelaskan hasil
- Percaya diri
diskusi
dibagikan kepada setiap
siswa.
- Guru meminta siswa
yang mendapatkan
- siswa berkumpul
materi yang sama untuk
membentuk kelompok
berkumpul membetuk
ahli dan
satu kelompok ahli dan
mendiskusikannya
- Tekun
mendiskusikan materi
yang mereka dapatkan.
- Setelah mendiskusikan
- siswa kembeli ke
dengan kelompok ahli,
kelompok awal dan
Guru meminta siswa
menjelaskan materi
untuk kembeli ke
kepada setiap anggota
kelompok awal dan
kelompok.
- Kerja sama
menjelaskan materi
kepada setiap anggota
kelompok.
- Guru meminta salah satu
perwakilan kelompok
- Siswa mempresentasikan
- Percaya diri
hasil diskusi
untuk mempersentasikan
hasil diskusinya didepan
kelas.
- Konfirmasi (10 menit)
Kegiatan Guru
- Guru menanamkan konsep
tentang materi yang di
Kegiatan Siswa
- Siswa Memperhatikan
Nilai
Karakter
- Tekun
Guru
diskusikan.
- Guru Bertanya Jawab
- Siswa Menanyakan
Tentang Hal-Hal Yang
Tentang Hal –Hal Yang
Belum mereka pahami
Belum Diketahui
- Memberikan Penguatan
Dan Penyimpulan
- Siswa memperhatikan
guru
- Tekun
- Rasa ingin
tahu
- Penutup (10 menit)
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
- Guru memberikan kuis
Nilai Karakter
- Siswa mengerjakan kuis
untuk melihat kemampuan
- Tanggung
yang guru berikan
jawab
kognitif siswa
- Menanyakan perasaan
- Menyampaikan perasaan
siswa setelah pembelajaran
- Menutup pembelajaran dan
- Tekun
setelah pembelajaran
- Berdoa bersama
- Religius
berdoa bersama
A. Media/Alat/Bahan
Buku Paket IPA Untuk SD/MI Kelas IV Yang Relevan, Spidol , Papan Tulis.
Budi Wahyono, Dkk. Ilmu Pengetahuan Alam 4 Untuk SD/MI Kelas IV.
(Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008) H, 61-64
B. Jenis Penilaian
Keaktifan Siswa Dan Hasil Kuis
Indikator
- Menjelaskan
Bentuk
Tes
Jenis
Essay
Instrumen
1. Jelaskan apa yang dimahsud
perbedaan rantai
dengan produsen dan
makanan dan jaring-
konsumen?
jaring makanan
- Menjelaskan unsurunsur yang terdapat
pada rantai makanan
- Mendeskripsikan
contoh rantai
makanan di sawah, di
kebun dan di laut
2. Jelaskan perbedaan rantai
makanan dengan jaring-jaring
makanan?
3. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan rantai makanan dan
berikan contohnya!
4. Apa yang akan terjadi apabila
tidak ada pengurai?
5. Gambarkan rantai makanan di
sawah!
Citeureup, Oktober 2013
Mengetahui,
Guru kelas IV
Peneliti
Ismalia, S.Pd
Shita Aditya
Quis
Individu
NAMA :
KELAS:
NILAI:
A. Kerjakanlah soal-soal berikut di Buku tugasmu!
1. Jelaskan apa yang dimahsud dengan produsen dan konsumen?
2. Jelaskan perbedaan rantai makanan dengan jaring-jaring makanan?
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rantai makanan dan berikan
contohnya!
4. Apa yang akan terjadi apabila tidak ada pengurai?
5. Gambarkan rantai makanan di sawah!
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelompok ahli)`
Tujuan : Memahami hubungan khusus antar makhluk hidup
Tim ahli
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6. .......................
7. .......................
Diskusi :
1. Menjelaskan dan menyusun rantai makanan sawah
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelompok ahli)
Tujuan : Memahami hubungan khusus antar makhluk hidup
Tim ahli
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6. .......................
7. .......................
Diskusi :
2. Menjelaskan dan menyusun rantai makanan laut
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelompok ahli)
Tujuan : Memahami hubungan khusus antar makhluk hidup
Tim ahli
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6. .......................
7. .......................
Diskusi :
3. menjelaskan dan menyusun rantai makanan kebun.
LEMBAR KERJA SISWA
(Kelompok ahli)
Tujuan : Memahami hubungan khusus antar makhluk hidup
Tim ahli
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6. .......................
7. .......................
Diskusi :
4. Menjelaskan contoh dan menyusun jaring-jaring makanan
Lampiran 13
PERHITUNGAN SKOR HASIL BELAJAR IPA SISWA
NAMA
Alif Fathurahman
Alif Iqbal
Ferdi W
Galih
Levinda
M. Hilman
M. Jowan
M. Pringgo
M.Alim Triyanto
Miko Aditya
Nuryanti
Okta Syahputra
Putri Rahayu
Rafi Arya
Ramdhani
Rhandi
Rika Jesika
Rivaldian
Salsa Aprilia
Shevy Octavian
Sinta Kaniya
Siti Silfa
Soniati
Septia Nurul
Suci Vemalia
Syifa Auliya
Sylvia Z
Wiranti
Yogi Prihartanti
Yosi Diana
X
65
75
75
75
85
60
60
85
80
65
85
85
70
75
70
60
70
60
85
80
75
85
70
75
70
70
85
75
80
85
2235
X2
4225
5625
5625
5625
7225
3600
3600
7225
6400
4225
7225
7225
4900
5625
4900
3600
4900
3600
7225
6400
5625
7225
4900
5625
4900
4900
7225
5625
6400
7225
168625
Lampiran 14
a. Mean (Rata-Rata Hitung)
=
∑
=
= 74,5
b. Standar Deviasi
∑
√
=√
=√
=√
= 8,401389
∑
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Shita Aditya panggilan Shita lahir di Bogor pada tanggal
22 september 1991 dari pasangan suami istri Bapak Kusoy Trisna dan Ibu Siti
Choiriyah. Peneliti adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Peneliti sekarang
bertempat tinggal di Jl. KH. Natsir Kp. Lemper RT 01/06 No. 23 Kecamatan
Citeureup Kabupaten Bogor.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri Citeureup 07 lulus
tahun 2003, SMP Negeri 01 Citeureup lulus tahun 2006, SMA Negeri 01
Citeureup lulus tahun 2009, dan mulai tahun 2009 mengikuti program S1 PGMI
UIN Jakarta sampai dengan sekarang. Pada semester akhir tahun 2014 penulis
telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis Hasil Belajar IPA Siswa
Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya
Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw”.
Download