BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seringkali orang beranggapan bahwa film animasi adalah film yang ditujukan untuk anak-anak dengan jalan cerita yang ringan dan menghibur. Tapi pada kenyataannya, banyak ditemukan film animasi, khususnya film pendek dengan target market penonton diatas usia kanak-kanak. Hal ini dapat diukur dari beberapa faktor yang disuguhkan oleh film-film yang dimaksud. Seperti kempleksitas cerita, tema dan genre yang tidak sesuai untuk penonton berusia dini, sampai ke twist ending ataupun pemaknaan yang terlalu tersirat untuk sebuah animasi ringan. Berbeda dengan film animasi yang beredar di pasaran, film pendek animasi menjadi wadah yang lebih fleksibel untuk menyalurkan idealisasi si pembuatnya, tanpa terbebani oleh keuntungan yang mesti diraih dari pemutaran film tersebut. Faktor-faktor yang telah disebutkan diatas juga lebih banyak ditemukan di film pendek, meskipun genre seperti horor juga ditemukan di filmfilm major, tapi penceritaannya lebih dibuat ringan dan tetap dapat dinikmati oleh anak-anak. Di Indonesia sendiri, film animasi sudah mulai berkembang.yang ditandai dengan mulai diterimanya karya-karya animasi milik lokal di televisi swasta. Selain film animasi komersil yang beredar di pasaran yang menjadi penanda perkembangan animasi di Indonesia, film animasi pendek buatan lokal juga semakin bertambah jumlah dan juga kualitasnya. Namun secara genre, animasi di Indonesia masih dikuasai oleh genre komedi dan slice of life. Hal ini masih belum mematahkan pandangan masyarakat umum yang masih skeptis khususnya terhadap animasi lokal, bahwa animasi adalah film ringan untuk anak-anak. Lewat kesempatan ini, penulis ingin membuat sebuah film pendek animasi berjudul “Imej” yang bercerita tentang kekontrasan antara situasi yang dihadapi seorang pria bernama Jemi dengan refleksi dirinya yang bernama Imej. Film ini memiliki cerita yang kompleks, sedikit menyentuh isu psikologis, dan plot cerita 1 2 yang berpotensi untuk membingungkan audiens sehingga target market dari “Imej” kurang cocok jika berusia dibawah remaja. Diharapkan melalui film ini, penulis bisa mematahkan stigma masyarakat tentang film animasi adalah film anak-anak, dan menarik minat penonton berusia diatas remaja untuk tertarik menonton film animasi. 1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir Ruang lingkup untuk proyek tugas akhir ini adalah, penggunaan pendekatan teknik desain komunikasi visual dan animasi untuk membuat karya audio visual yang dikerjakan secara digital dengan sedikit dialog dan tanpa narasi dalam bentuk short animation 3D.