Organisasi Nir Laba - E-Journal STIESIA Surabaya

advertisement
ORGANISASI NIRLABA :
KARAKTERISITIK DAN PELAPORAN
KEUANGAN ORGANISASI
Bambang Suryono*)
ABSTRAK
Organisasi nir laba (non profit oriented) mempunyai banyak karakterisitik yang sama
dengan organisasi yang berorientasi keuntungan pada sektor industrial dan komersial,
namun mereka memiliki perbedaan masalah. Ketiadaan motif keuntungan dan ukuran
keuntungan adalah rintangan yang mengejutkan bagi sistem penilaian prestasi yang
memadai.Kendati begitu pengambilalihan tehnik seperti meminimumkan biaya dan memaksimalkan hasil akan membentuk manajemen akuntansi yang berperan sebagai
pengendali manajemen untuk organisasi seperti itu. Organisasi nirlaba dinilai dengan
seberapa besar sumbangan yang diberikan untuk kesejahteraan komunitas atau
kepentingan yang mereka layani. Betapapuyn sulitnya pengukuran kinerja organisasi
nirlaba tetapi pertanggung jawaban keuangan kepada komunitas internal maupun yang
membutuhkan harus mengambarkan secara jelas jasa apa yang diberikan dan kemampuannya untuk memberikan jasa tersebut serta cara manajer melaksanakan tanggung
jawabnya dan aspek kinerja manajer.
Kata-kata kunci : Organisasi Nirlaba, Pelaporan Keuangan
1. PENDAHULUAN
Semua entitas apakah mereka bergerak dalam dunia usaha atau tidak, memiliki
kebutuhan yang sama dalam pendanaan untuk mempertahankan diri bagi kelang-sungan
hidupnya. Mereka mempunyai ciri yang sama yaitu tujuan yang hendak dicapai.Bagi
suatu entitas yang bergerak dalam usaha bisnis maka tujuan yang hendak dicapai adalah
keuntungan yang maksimal (dalam bentuk financial) teta-pi bagi organisasi nirlaba
wujud terca-painya tujuan bukan diukur dari masalah finansial tetapi lebih ditekankan
*)
Drs. Bambang Suryono, SH, Ak., adalah dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
pada manfaat yang diperoleh bagi komunitas yang membutuhkan organisasi nirlaba
tersebut. Organisasi nirlaba dapat dike-lompokan dalam dua kelompok utama .
Kelompok pertama ,adalah organisasi nirlaba yang membutuhkan pengeluaran modal
pendahuluan dan kemudian mem-biayai sendiri. Kelompok ini misalnya diwakili oleh
perguruan tinggi swasta,-pendapatan dari pembayaran dapat me-lebihi biaya untuk
menyediakan pelayanan yang diberikan,namun kelebihan itu dipakai untuk melanjutkan
tujuan perguruan ting-gi.Kelompok kedua yaitu oraganisasi nirlaba yang didukung oleh
sumbangan tetap atau bantuan dana,tidak dengan menjual suatu pelayanan. Kelompok
ini meliputi pemerintahan pusat dan daerah ,ditopang oleh pajak, suku bunga,
pengumpulan dana, ke-wajiban lain dan sebagainya yang sebagian besar
memaksa.Namun demikian termasuk dalam kelompok ini yang perolehan dana-nya
secara tidak memaksa dalam arti suka rela yang berasal dari sumbangan masyarakat
misalnya badan sosial, panti asuhan dan sejenisnya.
Duncan Bennet mengutip pendapat Dobbins dan Fanning (dalam Roger Cowe
1988:306 ) menggambarkan kasus sebuah universitas tetap berada pada posisi defisit
karena biaya selalu melebihi pendapatan.Tabel 1 berikut menggambarkan tentang
kinerja operasional universitas yang dimaksud tersebut.
Tabel 1
Pendapatan dan pengeluaran universitas
Pendapatan :
SPP
Bantuan Penelitian
Bantuan Pemerintah
$
2.800.000
870.000
7.610.000

11.350.000

Pengeluaran :
Biaya Pendidikan
Biaya penelitian
Biaya fasilitas mahasiswa dan staf
Biaya pemeliharaan,perlengkapan dan biaya lain-lain
Biaya administrasi dan angsuran pinjaman
Defisit
6.890.000
780.000
200.000
2.670.000
1.210.000

11.750.000

400.000


78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
93
Dari ilustrasi tersebut nampak adanya defisit operasional , namun perlu diingat bahwa
perguruan tinggi sebagai institusi nirlaba harus dipandang lebih, dalam konteks
sosialnya dibanding dengan konteks finansialnya. Mempertimbangkan kemajuan suatu
perguruan tinggi tidak hanya dari aspek finansialnya saja tetapi lebih dari itu harus
dilihat pula manfaat yang dihasilkan untuk masyarakat, dan biaya terkait apa bagi
masyarakat. Tabel 2 be-rikut ini memperlihatkan satu cara pendekatan kuantifikasi suatu
penilaian
seperti
itu.
Tabel 2
Keuntungan dan biaya Universitas
$
Keuntungan:
Nilai tambahan dari mahasiswa
Nilai penelitian
X XXX XXX
X XXX XXX

XX XXX XXX

Biaya:
Biaya pendidikan
Biaya Penelitian
Biaya administrasi dan lain lain
Keuntungan “sosial”
6.890.000
780.000
4.080.000

11.750.000

X XXX XXX

Celakanya, manfaat(keuntungan) yang dapat dinikmati oleh masyarakat tersebut, sulit
untuk dapat dikuantisir secara tegas. Namun demikian paling tidak meman-dang keberhasilan pengelolaan suatu perguruan tinggi tidak hanya dilihat dari besarnya surplus yang
dapat dinikmati para pengelolanya tetapi lebih ditekankan pada pemanfaatan surplus tersebut bagi pengembangan perguruan tinggi yang bersangkutan. Inilah salah satu hal yang
membedakan pengelolaan organisasi komersial dengan organisasi nirlaba.
2. YAYASAN SEBAGAI ORGANISASI NIRLABA
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo (1997:53) mengklasifikasikan berbagai bentuk pemilikan
perusahaan yang berorientasi profit oriented antara lain ; usaha perseorangan; firma; perseroan komanditer; perseroan terbatas ; perusahaan daerah ; perusahaan negara umum;

Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
61
perusahaan negara jawatan dan koperasi. Sedang bentuk yayasan bukanlah untuk mencari
keuntungan, melainkan lebih menitik beratkan pada usaha usaha sosial.
Alma Buchari (1993:49) yayasan dikatakan merupakan suatu badan hukum ,karena
harta yayasan merupakan harta terpisah dari harta harta pengurusnya. Menurut peradilan
dan hukum, yayasan adalah suatu badan hukum yang bisa bertindak atas nama
sendiri.Pada umumnya yayasan bergerak dalam bidang sosial (nirlaba). Guna mencapai
tujuannya yayasan berusaha mengumpulkan uang atau barang lainnya dari sumbangan,
wakaf dan sebagainya. Dalam mengumpulkan dana ini kadang kadang yayasan mendirikan usaha usaha tertentu dibawah koordinasi yayasan.
3. KARAKTERISTIK ORGANISASI NIRLABA
Beberapa karakteristik yang membedakan organisasi nirlaba dengan organisasi laba
dapat diuraikan sebagai berikut :
Tidak adanya pengukuran laba
Gambaran seperti yang ditunjukkan pada tabel 2 ,menunjukan betapa sulitnya menghitung keberhasilan usaha nirlaba secara kuantitatif. Banyak organisasi laba mempunyai
banyak sasaran, dan tidak ada cara yang layak untuk mengkombinasikan ukuran beberapa
keluaran. Tidak adanya ukuran laba menjadikan proses kendali manajemen menjadi sulit.
Pada hakikatnya keuntungan adalah perbedaan antara biaya dari masukan organisasi
dengan hasilnya (output). Biaya dalam organisasi nirlaba dapat dihitung dengan mudah
layaknya seperti pada organisasi laba, sebaliknya keluaran sulit ditentukan secara kuantitatif. Dengan demikian tidak ada ukuran tunggal prestasi organisasi nirlaba dan hampir
tidak mungkin membandingkan organisasi terpisah secara efektif dan realistik.
Tidak selalu bergantung pada kekuatan pasar
Aktivitas organisasi komersial (profit oriented) diatur oleh mekanisme pasar. Organisasi
ini harus bertindak dalam batas penawaran dan permintaan yang diciptakan pasar. Barang/jasa yang dihasilkan haruslah mengikuti jaman, berharga layak dan kompetitif. Beberapa organisasi nirlaba juga mendapatkan seluruh atau sebagian besar sumber dananya
dari penjualan, misalnya sebagian besar rumah sakit, sekolah dan perguruan tinggi
swasta yang tergantung terutama pada uang kuliah, termasuk juga organisasi riset yang
sumber dananya berasal dari kontrak dengan proyek proyek tertentu. Organisasi laba semacam ini dikatakan sebagai organisasi yang didukung klien, dimana dalam mempertimbangkan kekuatan pasar sama keberadaannya dengan organisasi komersial. Berbeda
dengan organisasi nirlaba yang dananya berasal dari dukungan dana diluar pendapatan
dari jasa yang mereka berikan. Organisasi ini dinamakan organisasi yang didukung dana
masyarakat. Pada organisasi yang didukung masyarakat tidak ada hubungan antara

78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
banyaknya klien dengan suksesnya organisasi. Bertambahnya klien dapat menimbulkan
beban bagi sumber daya. Karena itu pada organisasi yang berorientasi pada laba (komersial) klien baru merupakan peluang yang sangat dicari, sedangkan pada organisasi yang
didukung masyarakat, klien baru mungkin merupakan beban yang harus diterima dengan
rasa curiga dan cemas.
Ketiadaan komparatif pertanggung jawaban.
Organisasi komersial selalu mempertimbangkan setiap usulnya untuk para pemilik dan
krediturnya. Pemilik / pemegang saham mengharapkan bahwa perusahaan akan di
jalankan sesuai kepentingan terbaik mereka dan mereka membutuhkan laporan tetap dari
hasil operasi tersebut. Keuntungan yang diperoleh biasanya diperuntukkan bagi
pemegang saham sebagai deviden, bunga pinjaman untuk kreditur, pajak bagi pemerintah
dan menyediakan dana bagi aktivitas atau investasi dimasa mendatang. Mengingat sifat
organisasi nirlaba yang tanpa kepemilikan seperti layaknya pada organisasi komersial
maka pertanggung jawaban operasional kemungkinan tidak seakurat pada organisasi
komersial. Selain itu dengan sifat alamiahnya banyak organisasi nirlaba dikelola oleh
para amatir yang jam kerjanya tidak penuh, dan kerap kali tidak digaji. Dengan
mekanisme kendali yang kurang ketat dan terutama karena sifat tradisionalis, mayoritas
organisasi nirlaba telah mengabaikan pemakaian akuntan manajemen dan sistem
informasi yang komprehensip dan canggih. Mereka lebih terlena menjaga sistem yang
diciptakan sendiri secara santai dan motivasi atas pengembangan inovatif sangatlah
lamban.
4. AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN
Kebanyakan sistem akuntansi komersial mengikuti prinsip akuntansi yang diterima
secara umum. ( generally accepted accounting principles ). Organisasi nirlaba mengikuti
prinsip yang berbeda,begitu berbedanya sehingga subyek akuntansi nirlaba diajarkan
seba gai mata kuliah sendiri.
Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber
daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba
memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang
tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut.
Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi timbul transakasi tertentu
yang jarang atau bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis, misalnya
penerimaan sumbangan. Namun demikian dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil
dalam berbagai bentuk sehingga sering kali sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada
umumnya. Pada beberapa bentuk organisasi nirlaba, meskipun tidak ada kepemilikan,

Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
organisasi tersebut mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan kebutuhan operasinya
dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya pengukuran jumlah,
saat dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran penting bagi pengguna laporan
keuangan organisasi tersebut, seperti kreditur dan pemasok dana lainnya. Organisasi
semacam ini memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan organisasi bisnis
pada umumnya. Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki
kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai :
(a) Jasa yang diberikan oleh organisasi nirlaba dan kemampuannya untuk terus
memberikan jasa tersebut.
(b) Cara manajer melaksanakan tanggung jawabnya dan aspek kinerja manajer.
Kemampuan organisasi untuk terus memberikan jasa dikomunikasikan melalui
laporan posisi keuangan yang menyediakan informasi mengenai aktiva, kewajiban, aktiva
bersih, dan informasi mengenai hubungan diantara unsur unsur tersebut. Laporan ini
harus menyajikan secara terpisah aktiva bersih baik yang terikat maupun yang tidak
terikat penggunaanya. Pertanggung jawaban manajer mengenai kemampuannya
mengelola sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui
laporan aktivitas dan laporan arus kas. Laporan aktivitas harus menyajikan informasi
mengenai perubahan yang terjadi dalam kelompok aktiva bersih.
IAI ( PSAK No.45 ) memberikan batasan karakteristik organisasi nirlaba sebagai berikut
:
a. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.
b. Menghasilkan barang dan / atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu
entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para
pendiri atau pemilik entitas tersebut.
c. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembal, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber
daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
5. LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA
Laporan Keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir
periode laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan,
dan catatan atas laporan keuangan.
Tujuan Laporan Keuangan.

78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
Secara rinci, tujuan laporan keuangan termasuk catatan atas laporan keuangan, adalah
untuk menyajikan informasi mengenai :
a. Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.
b. Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat
aktiva bersih.
c. Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya.
d. Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh pinjaman
dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada likuiditasnya.
e. Usaha jasa suatu organisasi.
Setiap laporan keuangan menyediakan informasi yang berbeda, dan informasi dalam
suatu laporan keuangan biasanya melengkapi informasi dalam laporan keuangan yang
lain.
Laporan Posisi Keuangan.
Tujuan Laporan Posisi Keuangan.
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban, dan aktiva bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur
tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan
bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu
para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai :
a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan mencakup organisasi secara keseluruhan dan harus menyajikan
total aktiva, kewajiban dan aktiva bersih.
Klasifikasi Aktiva dan Kewajiban.
Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara
aktiva dan kewajiban. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aktiva
dan kewajiban yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif
homogen. Sebagai contoh, organisasi biasanya melaporkan masing-masing unsur aktiva
dalam kelompok yang homogen, seperti :
a. Kas dan setara kas ;
b. Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain ;
c. Persediaan ;
d. Sewa ; asuransi ; dan jasa lainnya yang dibayar dimuka ;
e. Surat berharga / efek dan investasi jangka panjang ;

Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
f.
Tanah, gedung, peralatan, serta aktiva tetap lainnya yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa.
Kas atau aktiva lain yang dibatasi penggunaannya oleh penyumbang harus disajikan
terpisah dari kas atau aktiva lain yang tidak terikat penggunaannya.
Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut :
a. Menyajikan aktiva berdasarkan urutan likuiditas, dan kewajiban berdasarkan tanggal
jatuh tempo.
b. Mengelompokkan aktiva ke dalam lancar dan tidak lancar, dan kewajiban ke dalam
jangka pendek dan jangka panjang.
c. Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aktiva atau saat jatuh temponya
kewajiban termasuk pembatasan penggunaan aktiva, pada catatan atas laporan
keuangan.
Klasifikasi Aktiva Bersih atau Tidak Terikat.
Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aktiva bersih
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yaitu : terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
dalam catatan atas laporan keuangan.
Pembatasan permanen terhadap (1) aktiva, seperti tanah atau karya seni,yang
disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual, atau (2) aktiva
yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen
dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aktiva bersih yang
penggunaannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf
dan warisan yang menjadi dana abadi ( endowment ).
Pembatasan temporer terhadap (1) sumbangan berupa aktivitas operasi tertentu, (2)
investasi untuk jangka waktu tertentu, (3) penggunaan selama periode tertentu dimasa
depan, atau (4) pemerolehan aktiva tetap, dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam
kelompok aktiva bersih yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang dapat
berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.
Aktiva bersih tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang,
sumbangan, dan deviden atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh
pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aktiva bersih tidak terikat dapat
berasal dari sifat organisasi, lingkungan operasi, dan tujuan organisasi yang tercantum
dalam akte pendirian, dan dari perjanjian kontraktual dengan pemasok, kreditur dan
pihak lain yang berhubungan dengan organisasi. Informasi mengenai batasan-batasan
tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.

78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
Laporan Aktivitas.
Tujuan Laporan Aktivitas.
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai (a) pengaruh
transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva bersih, (b) hubungan
antar transaksi, dan peristiwa lain, dan (c) bagaimana penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan berbagai program atau jasa, informasi dalam laporan aktivitas, yang
digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya,
dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak lainnya untuk
(a) mengevaluasi kinerja dalam suatu periode, (b) menilai upaya, kemampuan, dan
kesinambungan organisasi dan memberikan jasa, dan (c) menilai pelaksanaan tanggung
jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aktiva bersih selama suatu periode. Perubahan aktiva bersih dalam laporan
aktivitas tercermin pada aktiva bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
Perubahan Kelompok Aktiva Bersih.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen, terikat
temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan Dan Kerugian.
Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,
kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai
pengurang aktiva bersih tidak terikat.
Sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, terikat permanen,
atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumbangan
terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan
sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan
sebagai kebijakan akuntansi.
Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan
aktiva lain ( atau kewajiban ) sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aktiva
bersih tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas.
Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan dalam aktiva
bersih, organisasi dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi
atau non-operasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau
belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.
Informasi Pendapatan Dan Beban.

Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun
demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban
terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari
transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian organisasi dan
manajemen. Misalnya, keuntungan dan kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak
digunakan lagi.
Informasi Pemberian Jasa.
Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa
utama dan aktivitas pendukung.
Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditur,
dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunaan sumber daya. Disamping
penyajian klasifikasi beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan untuk
menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya,
berdasarkan gaji , sewa, listrik, bunga, penyusutan.
Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa
kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan
atau misi organisasi. Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang
dilaksanakan melalui berbagai program utama.
Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa.
Umumnya, aktivitas pendukung meliputi aktivitas manajemen dan umum, pencarian
dana, dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi
pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan dan aktivitas
administratif lainnya, dan semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program
pemberian jasa atau pencarian dana. Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan
kampanye pencarian dana ; pengadaan daftar alamat penyumbang ; pelaksanaan acara
khusus pencarian dana ; pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan
lainnya ; dan pelaksanaan aktivitas lain dalam rangka pencarian dana dari individu,
yayasan, pemerintah dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian
anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
Laporan Arus Kas.
Tujuan Laporan Arus Kas.
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
Klasifikasi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas.

78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan
berikut ini :
a. Aktivitas pendanaan :
1) penerimaan dari penyumbang yang penggunaanya dibatasi untuk jangka panjang.
2) Penerimaan kas dari sumbangan dan pengahasilan investasi yang penggunaanya
dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau
peningkatan dana abadi (endowment)
3) Bunga dan deviden yang dibatasi penggunaanya untuk jangka panjang.
b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan non kas ;
sumbangan beruppa bangunan atau aktiva investasi.
6. CONTOH BENTUK LAPORAN KEUANGAN
Organisasi Nirlaba
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 19X0 dan 19X1
(dalam jutaan)

19X1
19X0
Aktiva
Kas Dan Setara Kas
Piutang Bunga
Persediaan dan Biaya Dibayar
Dimuka
Piutan Lain lain
Investasi Lancar
Rp.
188
5.325
Rp
1.525
7.562
1.150
4.175
2.500
6.750
3.500
2.500
Aktiva terikat untuk investasi dalam
-tanah ,bangunan dan peralatan
Investasi jangka panjang
154.250
158.975
545.175
508.750
Jumlah Aktiva
Kewajiban dan Aktiva Bersih
Hutang dagang
Pendapatan diterima dimuka
yang dapat dikembalikan
Hutang lain lain

Rp. 730.550

Rp
6.425
1.625
2.187

Rp. 696.200

Rp.
2.625
3.250

Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
Hutang wesel
Kewajiban tahunan
Hutang Jangka Panjang
4.213
13.750
____________
Rp. 26.575
2.850
4.250
16.250
___________
Rp. 30.850
Jumlah Kewajiban
Aktiva bersih:
Tidak terikat
Rp. 288.070
Terikat temporer (Catatan B)
60.855
Terikat permanen(Catatan C)
355.050
------------------Jumlah Aktiva Bersih
Rp. 703.975
Rp. 259.175
63.675
342.500
-----------------Rp. 665.350
Jumlah Kewajiban dan Aktiva
Bersih
Rp. 730.550
==========
Rp.696.200
==========
Organisasi Nirlaba
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 19X1
(dalam jutaan rupiah)
Perubahan Aktiva Bersih Tidak Terikat :
Pendapatan dan penghasilan:
Sumbangan
Rp. 21.600
Jasa Layanan
13.500
Penghasilan Investasi Jangka Panjang (catatan E)
14.000
Penghasilan investasi lain-lain (catatan E)
2.125
Penghasilan bersih investasi jangka panjang belum direalisasi
20.570
Lain-lain
375
----------------Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat
Rp. 72.170
Aktiva Bersih yang Berakhir Pembatasannya (Catatan D) :
Pemenuhan program pembatasan
29.975
Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan
3.750
Berakhirnya pembatasan waktu
3.125
----------------Jumlah aktiva yang telah berakhir pembatasannya
36.850
----------------
78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan lain
109.020
-----------------
Beban dan Kerugian :
Program A
Program B
Program C
Manajemen dan umum
Pencarian dana
Jumlah Beban (Catatan F)
Kerugian akibat kebakaran
Jumlah Beban dan Kerugian
Kenaikan Jumlah Aktiva Bersih Tidak Terikat
32.750
21.350
14.400
6.050
5.375
--------------79.925
200
--------------80.125
--------------Rp. 28.895
---------------
Perubahan Aktiva Bersih Terikat Temporer :
Sumbangan
Rp. 20.275
Penghasilan investasi jangka panjang (Catatan E)
6.450
Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan
dari investasi jangka panjang (Catatan E)
7.380
Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan
(75)
Aktiva bersih terbebaskan dari pembatasan (Catatan D)
(36.850)
--------------Penurunan Aktiva Bersih Terikat Temporer
(2.820)
--------------Perubahan Dalam Aktiva Bersih Terikat Permanen :
Sumbangan
700
Penghasilan dari investasi jangka panjang (Catatan E)
300
Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan
dari investasi jangka panjang (Catatan E)
11.550
--------------Kenaikan Aktiva Bersih Terikat Permanen
12.550
-------------Kenaikan Aktiva Bersih
38.625
Aktiva Bersih Pada Awal Tahun
665.350
--------------
Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
Aktiva Bersih Pada Akhir Tahun
Rp. 703.975
========
Organisasi Nirlaba
Laporan Arus Kas
(Metode Langsung)
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 19X1
(dalam jutaan rupiah)

Aliran Kas dari Aktivitas Operasi :
Kas dari pendapatan jas
Rp. 13.050,0
Kas dari penyumbang
20.075,0
Kas dari piutang lain-lain
6.537,5
Bunga dan deviden yang diterima
21.425,0
Penerimaan lain-lain
375,0
Bunga yang dibayarkan
(955,0)
Kas yang dibayarkan kepada karyawan dan suplier
(59.520,0)
Hutang lain-lain yang dilunasi
(1.063,5)
----------------Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi
(75,0)
----------------Aliran Kas dari Aktivitas Investasi :
Ganti rugi dari asuransi kebakaran
625,0
Pembelian peralatan
(3.750,0)
Penerimaan dari penjualan investasi
190.250,0
Pembelian investasi
(187.250,0)
----------------Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi
(125,0)
---------------Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan :
Penerimaan dari kontribusi berbatas dari :
Investasi dalam endownment
500,0
Investasi dalam endownment berjangka
175,0
Investasi bangunan
3.025,0
Investasi perjanjian tahunan
00,0
----------------4.200,0
----------------
78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
Aktivitas pendanaan lain :
Bunga dan deviden berbatas untuk reinvestasi
Pembayaran kewajiban tahunan
Pembayaran hutang wesel
Pembayaran kewajiban jangka panjang
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan
Kenaikan (Penurunan) bersih dalam kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada awal tahun
Kas dan setara kas pada akhir tahun
Rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih menjadi kas bersih
yang digunakan untuk aktivitas operasi :
Perubahan dalam aktiva bersih
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aktiva bersih
menjadi kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi :
Depresiasi
Kerugian akibat kebakaran
Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan
Kenaikan piutang bunga
Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka
Kenaikan dalam piutang lain-lain
Kenaikan dalam hutang dagang
Penurunan dalam penerimaan dimuka yang dapat dikembalikan
Penurunan dalam hutang lain-lain
Sumbangan terikat untuk investasi jangka panjang
Bunga dan deviden terikat untuk investasi jangka panjang
Penghasilan bersih terealisasikan dan belum terealisasikan
dari investasi jangka panjang
Kas bersih diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi
Data tambahan untuk aktivitas investasi dan pendanaan non kas :
Peralatan yang diterima sebagai hibah
750,0
(363,0)
(2.850,0)
(2.500,0)
---------------(4.962,5)
---------------Rp. (762,5)
---------------Rp.
(962,5)
1.150,0
---------------187,5
=========
38.625,0
8.000,0
200,0
75,0
(1.150,0)
975,0
(812,5)
3.800,0
(1.625,0)
(1.062,5)
(6.850,0)
(750,0)
(39.500,0)
--------------Rp. (75,0)
Rp.
350,0

Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan
200,0
Catatan Atas Laporan Keuangan.
Ilustrasi Catatan A menguraikan kebijakan pengungkapan yang diwajibkan yang
menyebabkan Catatan B dan Catatan C wajib disajikan. Catatan D, E, dan F,
menyediakan informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan oleh organisasi nirlaba.
Semua jumlah dalam ribuan rupiah.
Catatan A.
Organisasi menyajikan hadiah atau wakaf berupa kas atau aktiva lain sebagai
sumbangan terikat jika hibah atau wakaf tersebut diterima dengan persyaratan yang
membatasi penggunaan aktiva tersebut. Jika pembatasan dari penyumbang telah
kadaluwarsa, yaitu pada saat masa pembatasan telah berakhir atau pembatasan tujuan
telah dipenuhi, aktiva bersih terikat temporer digolongkan kembali menjadi aktiva bersih
tidak terikat dan disajikan dalam laporan aktivitas sebagai aktiva bersih yang dibebaskan
dari pembatasan.
Organisasi menyajikan hibah atau wakaf berupa tanah, bangunan dan peralatan sebagai
sumbangan tidak terikat kecuali jika ada pembatasan yang secara eksplisit menyatakan
tujuan pemanfaatan aktiva tersebut dari penyumbang. Hibah atau wakaf untuk aktiva
tetap dengan pembatasan eksplisit yang menyatakan tujuan pemanfaatan aktiva tersebut
dan sumbangan berupa kas atau aktiva lain yang harus digunakan untuk memperoleh
aktiva tetap disajikan sebagai sumbangan terikat. Jika tidak ada pembatasan eksplisit
dari pemberi sumbangan mengenai pembatasan jangka waktu penggunaan aktiva tetap
tersebut, pembebasan pembatasan dilaporkan pada saat aktiva tetap tersebut
dimanfaatkan.
Catatan B.
Aktiva bersih terikat temporer untuk periode keuangan adalah sebagai berikut :
Aktivitas Program A :
Pembelian peralatan
Rp.
Penelitian
Seminar dan publikasi
Aktivitas Program B :
Perbaikan kerusakan peralatan
Seminar dan publikasi
Aktivitas Program C :
7.650
10.640
3.800
5.600
5.395

78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
Umum
Bangunan dan peralatan
Perjanjian perwalian tahunan
Untuk periode setelah 31 Desember, 19X1
Catatan C.
Aktiva bersih terikat permanen dibatasi untuk :
Investasi tahunan, penghasilannya dibelanjakan untuk mendukung :
Aktivitas Program A
Aktivitas Program B
Aktivitas Program C
Kegiatan lain organisasi
7.420
5.375
7.125
7.850
--------------Rp. 60.855
---------------
Rp. 68.810
34.155
34.155
204.930
---------------Rp. 342.050
Dana yang penghasilannya untuk ditambahkan pada jumlah
sumbangan mula-mula hingga mencapai nilai Rp.2.500
5.300
Polis asuransi kematian yang penerimaan ganti rugi asuransi atas
kematian pihak yang diasuransikan tersedia untuk mendanai aktivitas umum
200
Tanah yang harus digunakan untuk area rekreasi
7.500
--------------Rp.355.050
========
Catatan D
Aktiva bersih yang dibebaskan dari pembatasan penyumbang melalui terjadinya beban
tertentu atau terjadinya kondisi yang disyaratkan oleh penyumbang.
Tujuan pembatasan yang dicapai :
Beban Program A
Rp. 14.500
Beban Program B
11.500
Beban Program C
3.975
-----------------Rp. 29.975
-----------------Peralatan untuk program A yang dibeli dan dimanfaatkan
3.750
-----------------Pembatasan waktu yang telah terpenuhi :
Jangka waktu yang telah dipenuhi
Rp.
2.125
Kematian penyumbang tahunan
1.000
Rp.
3.125
----------------
Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
Rp. 36.850
=========
Catatan E.
Investasi dicatat sebesar nilai pasar atau nilai apraisal, dan penghasilan (atau kerugian)
yang telah terealisasikan atau belum terealisasikan dapat dilihat dari laporan aktivitas.
Organisasi menginvestasikan kelebihan kas diatas kebutuhan harian dalam investasi
lancar. Pada tanggal 31 Desember 19X1, Rp.1.400 diinvestasikan pada investasi lancar
dan menghasilkan Rp.850 per tahun. Sebagian besar investasi jangka panjang dibagi ke
dalam dua kelompok. Kelompok A adalah dana permanen dan tidak diwajibkan untuk
menaikkan nilai bersihnya. Kelompok B adalah jumlah yang oleh badan perwalian
ditujukan untuk investasi jangka panjang. Tabel berikut ini menunjukkan investasi
jangka panjang organisasi.
Investasi awal tahun
Hibah tersedia untuk investasi :
Untuk dana permanen
Untuk dana temporer
Untuk dana perwalian tahunan
Jumlah yang ditarik untuk penyumbang
tahunan yang meninggal
Kembalian investasi (neto, setelah
dikurangi beban Rp.375)
Deviden, bunga, dan sewa
Penghasilan terealisasi dan belum
terealisasikan
Jumlah kembalian investasi
Jumlah tersedia untuk operasi
tahun berjalan
Penghasilan dana perwalian untuk
tahun berjalan dan masa depan
Investasi akhir tahun
Kelp.A
410.000
Kelp.B
82.000
500
Lain-lain
16.750
200
175
500
15.000
5.000
Jumlah
508.750
700
175
500
(1.000)
(1.000)
750
20.750
30.000
9.500
39.500
------------------------------------------------------45.000 14.500
750
60.250
(18.750)
(5.000)
(23.750)
(450)
(450)
---------------------------------------------------436.750 90.000
16.925 545.175
==============================
Komponen dalam setiap kelompok investasi dan kepemilikan investasi lain-lain pada
tanggal 31 Desember 19X1 disajikan dalam tabel berikut ini :
Kelpk.A
Kelpk.B Lain-lain Jumlah

78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
Aktiva bersih terikat permanen
Aktiva bersih terikat temporer
Aktiva bersih tidak terikat
Rp.342.050
5.500 347.550
26.880
11.425 38.305
67.820 91.500
159.320
------------------------------------------------------Rp.436.000 90.000
16.925 545.175
==============================
Badan perwalian (board of trustees) menerapkan peraturan yang mensyaratkan dana
endownment permanen dinilai sebesar nilai nyata (real value) atau daya beli (purchasing
power) kecuali penyumbang secara eksplisit menyatakan penggunaan apresiasi neto
yang disyaratkan. Untuk memenuhi tujuan dana manajemen menetapkan bahwa
apresiasi neto dipertahankan secara permanen sebesar jumlah yang diperlukan untuk
menyesuaikan nilai mata uang historis dana sumbangan dengan menggunakan indeks
harga konsumen. Setiap kelebihan diatas dana endownment permanen dapat digunakan
untuk tujuan lain yang telah ditentukan (approprition). Pada tahun 19X1, total
kembalian investasi kelompok A adalah Rp.18.000 (10,6 persen), dan dari jumlah
tersebut Rp.4.620 ditahan secara permanen untuk mempertahankan nilai nyata (real
value) sumbangan tersebut. Sisanya sebesar Rp.13.380 tersedia untuk tujuan lain yang
telah ditentukan oleh dewan perwalian.
Catatan F.
Beban yang terjadi adalah :
Manajemen
Program
Gaji, Upah
Biaya lain-lain
Supplies dan perjalanan
Biaya jasa dan profesional
Kantor dan pekerjaan
Depresiasi
Bunga
Jumlah Beban
Total
(Rp)
37.787,5
11.875,0
7.887,5
7.100,0
6.320,0
8.000,0
955,0
79.925,0
A
(Rp)
18.500,0
5.187,5
2.162,5
400,0
2.900,0
3.600,0
B
(Rp)
9.750,0
1.875,0
2.500,0
3.725,0
1.500,0
2.000,0
C
(Rp)
4.312,5
4.312,5
1.225,0
1.500,0
1.125,0
1.425,0
32.750,0
21.350,0
14.400,0
& Umum
Pencaria
n
Dana
(Rp)
2.825,0
(Rp)
2.400,0
600,0
500,0
545,0
625,0
955,0
6.050,0
1.400,0
975,0
250,0
350,0
5.375,0
7. DAFTAR PUSTAKA
Alma Buchari, Pengantar Bisnis,Penerbit Alfabeta ,Bandung 1993

Karakteristik dan Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Bambang Suryono)
77
Anthony,Dearden and Bedford, Management Control System,6th Edition,alih bahasa
Agus Maulana, Binarupa Aksara,Jakarta 1993
Basu Swastha,Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Moderen, Penerbit Liberty,Yogyakarta 1997
Cowe Roger, Handbook of Management Accounting ,second edition ,alih bahasa
Hermawan Sulisyiyon, Penerbit PT Elex Media Komputindo,Jakarta 1990
Ikatan Akuntan Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba,Divisi Publikasi Ikatan Akuntan Indonesia ,Jakarta
1993
Larson Kermit D, Financial Accounting,
Il.60430,Boston MA 02116 , 1989
fourth
edition,Irwin,Homewood


78
Ekuitas Vol.3 No.2 Juni 1999 : 59-78
Download