LAPORAN PENELITIAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI DENGAN TEMAN SEBAYA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang) OLEH: ASTIWI KURNIATI NOFI NUR YUHENITA Dibiayai oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun Anggaran 2011/2012 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2012 0 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul 2. Kategori Penelitian 3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. Jenis Kelamin c. NIS d. Disiplin Ilmu e. Pangkat Golongan f. Jabatan g. Fakultas / Jurusan h. Alamat Kantor i. Telepon 4. Jumlah Anggota Peneliti j. Nama Anggota 5. Lokasi Peneilitian 6. Kerjasama dengan Institusi 7. Jumlah Biaya yang diperlukan a. FKIP UMM b. Sumber Lain : Efektivitas Bimbingan Sosial dalam Meningkatkan Kemampuan Interaksi dengan Teman Sebaya (Studi pada Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang) : Pendidikan : : Astiwi Kurniati, S.Pd : Perempuan : 217008175 : Bimbingan dan Konseling : Asisten Ahli / IIIa : Dosen : FKIP UMM / Bimbingan dan Konseling : Jl. Tidar 21 Magelang : 0293 362082 : 1 (satu) orang : Nofi Nur Yuhenita, S.Pd. : Kota Magelang :: Rp. 5.000.000,00 : Rp. 5.000.000,00 :Magelang, 2 Maret 2012 Menyetujui, Dekan FKIP UMM Ketua Peneliti Dr. Muhammad Japar, M.Si Astiwi Kurniati, S.Pd. Mengesahkan Ketua LP3M UMM Dr. Suliswiyadi, M.Ag 1 IDENTITAS PENELITIAN 1. Judul Usulan 2. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap b. NIS c. Disiplin Ilmu d. Pangkat Golongan e. Jabatan f. Fakultas / Jurusan g. Alamat Kantor h. Telepon 3. Anggota Peneliti : : Efektivitas Bimbingan Sosial dalam Meningkatkan Kemampuan Interaksi dengan Teman Sebaya (Studi pada Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang) : : Astiwi Kurniati, S.Pd. : 217008175 : Bimbingan dan Konseling : Asisten Ahli / IIIa : Dosen : FKIP UMM / Bimbingan dan Konseling : Jl. Tidar 21 Magelang : 0293 362082 No Nama dan Gelar Akademik Bidang Keahlian Bimbingan dan 1 Astiwi Kurniati, S.Pd. Konseling Bimbingan dan 2 Nofi Nur Yuhenita, S.Pd. Konseling 4. Obyek Penelitian 5. 6. 7. 8. Instansi FKIP UMM FKIP UMM : Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang yang memiliki kesulitan interaksi dengan teman sebaya Masa pelaksanaan penelitian : a. Mulai : Maret 2012 b. Berakhir : Agustus 2012 Anggaran yang diusulkan : Rp. 5.000.000,00 ( rincian terlampir) Lokasi Penelitian : Kota Magelang Hasil yang ditargetkan : Bukti empiris adanya peningkatan kemampuan berinteraksi pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang melalui Bimbingan Sosial 2 DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Ketua Peneliti Data Diri Nama Tempat Tanggal lahir Agama Status Perkawinan Alamat Rumah / Telepon-HP : Astiwi Kurniati : Jogjakarta, 14 Desember 1970 : Islam : Kawin : Pajangan RT 06/RW 05 No. 24 Kramat Magelang, (0293) 314179 / 08157955732 Pekerjaan : Dosen FKIP UMM / Program Studi BK Kantor : Jalan Tidar No. 21 Magelang Riwayat Pendidikan : 1. Pendidikan S1 IKIP Yogyakarta Tahun 1997 Pengalaman Pekerjaan : 1. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling UMM sejak tahun 2002 2. Ka. Prodi Bimbingan dan Konseling FKIP UMM tahun 2004-2011 Pengalaman Penunjang : 1. Pengawas Independen SMA/SMK/MA Tingkat Kabupaten Magelang pada Pelaksanaan Ujian Nasional TA. 2006/2007 2. Pengawas Independen SMP/MTs Tingkat Kota Magelang pada Pelaksanaan Ujian Nasional TA. 2007/2008 3. Terlibat dalam berbagai diskusi, seminar regional, seminar nasional dan workshop tahun 2002 sampai sekarang 4. Publikasi karya ilmiah di jurnal Cakrawala tahun 2009-2010 2. Anggota Peneliti Anggota I Data Diri Nama Tempat/tanggal lahir Jenis Kelamin Agama Status Perkawinan Alamat Rumah/ Telepon-HP Pekerjaan : Nofi Nur Yuhenita : Sleman, 09 November 1987 : Perempuan : Islam : Belum Kawin : Tegalrejo rt.02 rw.03 Margorejo Tempel Sleman Yogyakarta, 081578636559 : Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Univ. Muhammadiyah Magelang 3 Kantor : Fakultas Keguruan Tidar 21 Magelang Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Margorejo Tempel Sleman 2. SLTP Negeri 1 Tempel Sleman 3. SMA Negeri 1 Sleman 4. S1 Bimbingan dan Konseling UNY dan Ilmu Pendidikan Jl. 1999 2002 2005 2009 Pengalaman Kerja 1. Dosen program studi Bimbingan dan Konseling FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang tahun 2010-sekarang 2. Sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang tahun 2011-sekarang 3. Tim Auditor Internal Badan Penjaminan Mutu Universitas Muhammadiyah Magelang tahun 2010-sekarang Pengalaman Penunjang 1. Peserta kegiatan Audit Sistem Manajemen Mutu dan/atau Lingkungan tahun 2010 2. Peserta Workshop Beban Kerja Dosen dan Penyusunan Bahan Ajar tahun 2011 3. Peserta Review kurikulum program studi PG PAUD FKIP Univ. Muhammadiyah Magelang tahun 2011 4. Peserta Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling PB ABKIN dengan Pengurus Daerah ABKIN Jawa Tengah di Semarang tahun 2011 5. Peserta Workshop Penyusunan Laporan Evaluasi Diri (LED) Program Studi oleh Badan Penjaminan Mutu Univ. Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2011 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan yaitu berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu tujuan pendidikan adalah siswa dapat berinteraksi sosial dengan lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Interaksi dengan teman sebaya merupakan hubungan dengan dua atau lebih kawan atau teman sama usianya. Interaksi dengan teman sebaya mempunyai peranan yang penting dalam proses sosialisasi anak, teman sebaya memainkan peranan dalam membantu anak mengembangkan self image dan self esteem, karena memberikan sebuah standart bagi seorang anak menilai diri sendirinya. Bila anak merasa memiliki kemampuan yang sama atau lebih dibandingkan dengan teman sebayanya maka akan membentuk self image yang positif atau sebaliknya, bila anak berpikir bahwa kemampuannya dibawah teman-temannya maka akan membentuk self image. Anak-anak yang memiliki self image yang negatif ini akan mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman sebayanya, karena anak merasa minder dan malu hal ini menyebabkan anak menjadi menutup diri, egois, cuek terhadap teman sebayanya. Selain faktor diatas, kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya juga disebabkan karena anaknya mempunyai sifat pemalu sehingga 5 dalam melakukan interaksi mengalami kecemasan, takut, grogi saat berhadapan dengan teman sebayanya. Remaja merupakan suatu masa peralihan dari dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja mengalami kebinggungan dalam kehidupan yang disebabkan oleh tugas dan peran yang tidak jelas, dikelompokkan usia anak sudah tidak mungkin tetapi dikategorikan pada usia dewasapun mereka belum siap. Menurut Hurlock (2006:185) menjelaskan bahwa pada periode ini anak yang sedang berkembang mengalami pelbagai perubahan dalam tubuh, perubahan dalam status termasuk penampilan, pakaian, jangkauan pilihan dan perubahan sikap terhadap seks dan jenis kelamin, hal tersebut seringkali menyebabkan mereka berkesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebayanya. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru pembimbing atau konselor adalah kompetensi untuk menyelenggarakan Bimbingan dan Konseling (BK) yang memandirikan. Hal ini dapat diartikan bahwa layanan BK terutama bertujuan untuk menfasilitasi peserta didik (konseli) agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (Depdiknas, 2007). Oleh karena itu, guru pembimbing dituntut untuk memiliki keahlian dalam menfasilitasi perkembangan siswa dalam bidang akademik, karir, personal dan sosial. Bidang pribadi dan sosial merupakan salah satu bidang bimbingan yang strategis mengingat bahwa dalam proses perkembangannya menjadi pribadi yang mandiri sangat dimungkinkan siswa mengalami hambatan dan kesulitan serta memerlukan bimbingan (Depdiknas, 2007). 6 Bidang Bimbingan Pribadi maupun Bimbingan Sosial memiliki peran penting, mengingat bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan bidang bimbingan ini dapat mendorong perkembangan kepribadian siswa yang sering kali sangat berkaitan dengan keberhasilan siswa di bidang belajar. Kenyataannya masih banyak remaja yang kurang mampu untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Hal tetrsebut juga dialami oleh sebagian siswa SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang. Permaslahan yang terjadi pada sebagian siswa diantaranya minder, merasa takut mengungkapkan kemarahan, merasa takut dalam mengungkapkan pendapatnya, kurang berani berkata “tidak” saat diajak oleh teman atau sekelompoknya, menarik diri dari lingkungan sosialnya. Ketika hal tersebut tidak ditindaklanjuti maka hambatanhambatan tersebut akan terus berkembang dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadiannya dan aktivitas interaksi sosialnya Untuk melaksanakan upaya bantuan berbagai permasalah diatas, penulis menggunakan teknik kolaborasi dengan guru pembimbing di SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang. Kolaborasi tersebut dalam hal penyelenggarakan Bimbingan Sosial. Melalui pemberian Bimbingan Sosial diharapkan lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan interaksi dengan teman sebaya. B. Tujuan Khusus dan Kontribusi Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) membantu siswa yang mengalami permasalahan ketidakmampuan berinteraksi dengan teman sebaya; (2) mengetahui keefektifan bimbingan sosial dalam rangka meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya. 7 Kontribusi yang diberikan terhadap hasil studi ini adalah : (1) memberikan kontribusi metodologis, berupa bukti-bukti empiris dengan penelitian yang didukung dengan wawancara, hasil analisa skala, serta observasi; (2) memberikan kontribusi bagi SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang terkait dengan permasalahan-permasalahan sosial yang sering terjadi dan dialami siswa pada usia remaja. C. Keutamaan Penelitian dan Rumusan Masalah Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian ini merupakan penelitian yang menfokuskan pada penanganan atau penyelesaian permasalahan sosial yaitu ketidakmampuan siswa dalam berinteraksi dengan teman sebaya. Pada kebanyakan peneliti kasus ketidakmampuan berinteraksi dengan teman sebaya seringkali bentuk penyelesaiannya melalui konseling individu maupun kenseling kelompok, tetapi tidak pernah siswa diberikan pengetahuan atau materi yang terkait dengan pentingnya membangun hubungan atau relasi sosial. Pemahaman akan makna individu sebagai makhluk sosial yang membutuhkan hubungan dengan orang lain perlu diberikan melalui Bimbingan Sosial. Berdasarkan latar belakang maka penulis mengangkat rumusan dalam penelitian ini adalah Apakah Bimbingan Sosial efektif dalam Meningkatkan Kemampuan Berinteraksi dengan Teman Sebaya. 8 D. Manfaat Penelitian 1. Siswa Siswa merasa terbantu dari berbagai permasalahan sosial terkait dengan ketidakmampuan berinteraksi dengan teman sebaya. 2. Guru a. Dapat menambah wawasan dan pemahaman guru tentang berbagai permasalahan sosial terkait ketidakmampuan berinteraksi dengan teman sebaya yang sering dialami oleh siswa. b. Memahami bentuk-bentuk Bimbingan Sosial dalam rangka penyelesaian permasalahan sosial terkait ketidakmampuan berinteraksi dengan teman sebaya yang dialami siswa. c. Memiliki kemampuan penyelesaian permasalahan sosial terkait ketidakmampuan berinteraksi dengan teman sebaya melalui Bimbingan Sosial. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Interaksi Teman Sebaya 1. Pengertian Interaksi Teman Sebaya Teman sebaya adalah teman atau kawan yang seusia atau sama usianya. Jadi dapat disimpulkan bahwa interaksi dengan teman sebaya adalah hubungan dengan teman atau kawan yang seusia atau sama usia dalam konteks ini adalah remaja dan kelompok sebaya. Pada mulanya, secara gradual remaja meninggalkan rumah dan bergaul secara lebih luas dalam lingkungan sosialnya. Pergaulannya meluas melalui dari terbentuknya kelompok-kelompok teman sebaya (peer group) sebagai suatu wadah penyesuaian. Di dalamnya timbul persahabatan yang merupakan cirri khas pertama dan sifat interaksi dalam pergaulan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan interaksi teman sebaya adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan menjalin hubungan sosial dengan teman seusianya secara baik dan lancar. 2. Aspek-aspek Interaksi Teman Sebaya Aspek-aspek interaksi teman sebaya menurut Syafei (2002:105) adalah: a. Sebagai tempat pengganti keluarga b. Sumber untuk mengembangkan kepercayaan terhadap diri sendiri. c. Sumber kekuasaan yang melahirkan standart tingkah laku. 10 d. Perlindungan dari paksaan orang dewasa. e. Tempat untuk menjalankan sesuatu dan mencari pengalaman. Mollie dan Smart (dalam Wibowo, 2003) mengungkapkan bahwa aspek-aspek interaksi dengan teman sebaya adalah : a. Aktivitas bersama Aspek ini mengungkap mengenai bagaimana individu menggunakan waktu luangnya dengan aktivitas bersama teman-teman. b. Identitas kelompok Dalam aspek ini individu akan mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok lainnya yang dianggap sebagai lawan. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan kelompok atau keutuhan kelompoknya. c. Imitasi Aspek ini menjelaskan mengenai seberapa besar individu meniru pandangan-pandangan dan pikiran-pikiran individu lain. 3. Syarat Terjadinya Interaksi Teman Sebaya Syarat terjadinya interaksi teman sebaya menurut Soekanto (2005:65) adalah sebagai berikut: a. Adanya kontak sosial Kontak sosial tidak selalu mempunyai interaksi atau hubungan fisik karena orang dapat melakukan interaksi tidak dengan hubungan fisik, misal menggunakan telpon atau surat. Kontak sosial dapat dibedakan sebagai berikut: 11 1). kontak fisik, yaitu kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah, tetapi sebagai gejala sosial itu tidak perlu suatu hubungan badaniah. 2). kontak non fisik, yaitu kontak dapat terjadi dengan pihak lain tersebut, melalui telepon, surat, dan sebagainya yang tidak memerlukan hubungan badaniah. b. Adanya komunikasi Menurut Miller (Mulyana, 2003:54) situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Sedangkan Soekanto (2005:67) komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain. 4. Faktor yang mendasari Berlangsungnya Interaksi Proses berlangsungnya interaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Ahmadi (1999:57) faktor tersebut adalah : a. Imitasi b. Sugesti c. Identifikasi d. Simpati 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan interaksi dengan teman sebaya. Ahmadi (1999:256-266) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesulitan interaksi dengan teman sebaya, antara lain : a. Perbuatan b. Penampilan 12 c. Kemampuan berpikir d. Keadaan psikis e. Sikap dan sifat Hurlock (1980:173) menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan interaksi dengan teman sebaya antara lain : a. Kondisi fisik b. Bentuk tubuh c. Intelegensi Menurut Gerungan (2002:181-191), faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan interaksi dengan teman sebaya yaitu : a. Status sosial ekonomi b. Faktor keutuhan keluarga c. Sikap dan kebiasaan orangtua d. Status anak Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja mengalami kesulitan berinteraksi adalah : a. Faktor dari dalam individu antara lain penampilan, keadaan fisik, psikhis, sifat bentuk tubuh dan intelegensi. b. Faktor dari luar individu antara lain status sosial ekonomi, keutuhan keluarga dan sikap dan kebiasaan orangtua, status anak. 13 B. Bimbingan Sosial 1. Pengertian Bimbingan Sosial Bimbingan Sosial bertujuan untuk membantu individu untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial (Yusuf dan Nurihsan, 2009). Bimbingan Sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian konflik antar teman, penyesuaian diri dan sebagainya. Bimbingan sosial juga bermakna suatu bimbingan atau bantuan dari pembimbing kepada individu agar dapat mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik. Bimbingan Sosial atau social guidance menurut Djumhur dan Surya (dalam Tohirin, 2007) merupakan bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu dalam menyelesaikan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya. Relevan dengan pendapat diatas, menurut Mappire (2004) suatu bimbingan dikatakan bimbingan sosial apabila penekanan bimbingan kebih diarahkan pada usaha-usaha mengurangi masalah sosial. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan sosial adalah salah satu bidang Bimbingan dan Konseling yang bermakna memberikan bantuan permasalahan-permasalahan sosial sehingga individu dapat menyesuaikan diri dengan baik di lingkungan sosialnya. 14 2. Tujuan Bimbingan Sosial Berdasarkan pengertian dari Bimbingan Sosial tersebut diatas, tujuan Bimbingan Sosial adalah agar individu yang dibimbing mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan lingkungannya. Bimbingan Sosial juga bertujuan membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitankesulitan permasalahan sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar pada lingkungan sosialnya. Sedangkan menuerut dahlan (1989) tujuan Bimbingan sosial adalah agar individu mampu mengembangkan diri secara optimal sebagai makhluk sosial dan makhluk ciptaan allah SWT. 3. Aspek-aspek Bimbingan Sosial Menurut Tohirin (2007) ada beberapa aspek dalam Bimbingan Sosial, yaitu : a. Kempuan individu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya. b. Kemampuan individu dalam melakukan adaptasi. c. Kemampuan individu melakukuan hubungan sosial (interaksi sosial) di keluarga, sekolah,masyarakat. Berbagai permasalahan remaja terkait kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya adalah a. Kesulitan dalam persahabatan. b. Kesulitan dalam mencari teman c. Merasa tersaing dalam aktivitas kelompok. d. Kesulitan memperoleh penyesuaian dalam kegiatan kelompok. e. Kesulitan dalam mewujudkan hubungna yang harmonis dalam keluarga. f. Kesulitan dalam menghadapi situasi sosial yang baru. 15 C. Efektivitas Bimbingan Sosial Untuk Meningkatkan Kemampuan Berinteraksi Bimbingan Sosial yang digunakan untuk siswa yang mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya lebih berfokus pada materi-materi yang akan memberikan pemahaman pada diri siswa akan pentingnya menjalin interaksi dengan teman sebaya. Melalui pemberian Bimbingan Sosial baik secara klasikal, menggunakan dinamika kelompok ataupun dengan layanan Bimbingan Konseling yang lain siswa akan berusaha untuk melakukan proses interaksi dengan teman sebayanya, yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesama manusia. Ketidakmampuan siswa dalam melakukan interaksi dengan teman sebaya dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab baik internal maupun eksternal. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan aspek pribadi dan sosial pada tahapan perkembangan selanjutnya. Semakin bertambahnya usia, siswa atau remaja membutuhkan banyaknya jalinan kerjasama dengan orang lain, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan keberadaan orang lain untuk kelangsungan hidup. Materi Bimbingan Sosial dalam penelitian ini adalah kemampuan melaksanakan sosialisasi di lingkungan sekitar, kemampuan beradaptasi, kemampuan berinteraksi sosial di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Harapan dari materi tersebut akan memberikan kemudahan siswa dalam hubungannya dengan teman sebaya. D. Hipotesis Dari telaah literature yang dijelaskan pada tinjauan pustaka diatas, peneliti akan mengambil simpulan sementara sebagai hipotesis dan arah penelitian ini, 16 yaitu Bimbingan Sosial untuk Meningkatkan Kemampuan Berinteraksi dengan Teman Sebaya. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : ada keefektifan bimbingan sosial dalam meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya. 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Rancangan penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest Design yaitu eksperimen yang dilaksanakan dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (posttest). Tabel 1 Rancangan Penelitian One Group Pretest-Posttest Design Kelompok Prettest KE T1 Treatment X Posttest T2 (Notoatmojo, 2004) Keterangan ; T1 : Prettest T2 : Posttest KE : Kelompok Eksperiment X : Treatment Dalam penelitian ini perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai prosedur pemberian materi Bimbingan Sosial. Secara keseluruhan prosedur pemberian materi bimbingan sosial terdiri beberapa tahap, yaitu: 18 1. Membuat dan menyebarkan skala untuk mengukur kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya. 2. Menentukan jumlah subjek dari populasi dengan non random dengan pengisian angket. 3. Menggolongkan subjek sesuai dengan criteria kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya rendah. 4. Memberikan prettest. 5. Subyek dikenai perlakuan (X) sesuai dengan kisi-kisi skala kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya. 6. Memberikan posttest sama seperti pada saat pemberian pretesstes. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah individu-individu yang menjadi sasaran dalam penelitian, sehubungan dengan subjek penelitian ini, penulis akan menguraikan sebagai berikut : 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang dengan jumlah 62 siswa. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Arikunto (2004). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sampel yang termasuk dalam criteria, pemilihan tersebut digunakan dengan menggunakan hasil skala kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya. Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 19 3. Sampling Teknik sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu dengan mengambil orang-orang yang terpilih menurut cirri-ciri spesifik yang dimiliki sampel Arikunto (2004) yaitu yang memiliki dua karakteristik : masih duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama kelas VII, dan memiliki kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya yang rendah. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2004). 1. Skala Kemampuan Berinteraksi dengan Teman Sebaya Skala ini menunjukkan tinggi rendahnya kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya yang dimiliki subjek. Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert sebagai dasar penentuan skornya, dikategorikan denagn Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S),Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor skala untuk aitem favorable SS=4, S=3, TS=2,STS=1, sedangkan aitem unfavorable SS=1, S=2, TS=3, STS=4. Setelah dilakukan uji coba, maka diperoleh kisi-kisi skala sebagai berikut: 20 Tabel 2 Kisi-kisi Skala kemampuan Berinteraksi dengan Teman Sebaya No. Item Aspek Indikator 1. Pengganti keluarga 2. Pengembangan kepercayaan terhadap diri sendiri 3. Perlindungan dari paksaan orang dewasa 4. Tempat mencari pengalaman 5. Modal untuk mengembangkan moral kesadaran Jumlah Favorable Unfavorable a. Interaksi dengan lingkungan sekitar a. Mampu beradaptasi dengan pasti 1, 2,26, 28 13, 14, 15, 32 8 3, 4 16, 17 4 b. Mampu mengembangkan kemampuan diri 27, 39 33 3 a. Menjadi kelompok yang mampu bertahan dari lingkungan luar. 5, 6, 28, 40 18, 19, 34 7 b. Saling melindungi dari gangguan sosial disekitar. a. Memunculkan mengetahuan dan pengalaman a. Saling menolong 7, 8 20, 21 4 29 33 2 9, 20 22, 23 4 b. Saling berbagi dalam menyelesaikan masalah 30 36 2 11, 12, 31 24, 25, 37 6 c. Pengembangan rasa sosial Jumlah 21 21 aitem 19 aitem 40 2.Pelatihan Pelatihan adalah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar individu semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawab dengan baik (Mangkuprawira, 2002). Pelatihan Bimbingan Sosial bertujuan memberikan informasi dan pengembangan pengetahuan, sikap dan cara berpikir. Materi yang terdapat dalam pelatihan ini adalah: Tabel 3 Kisi-kisi Materi Bimbingan Sosial Aspek Indikator 1. Kemampuan a. mampu melakukan bersosialisasi sosialisasi dengan dengan teman lingkungan Tujuan a. siswa mempunyai kemampuan bersosialisasi dengan baik terhadap teman b. siswa mempunyai kemampuan bersosialisasi dengan baik terhadap guru 2. Kemampuan 1. mampu a. Siswa mempunyai beradaptasi beradaptasi kemampuan dengan baik beradaptasi dengan di lingkungan baik di lingkungan sekolah 3. Kemampuan b. mampu a. Siswa mempunyai berinteraksi berinteraksi kemampuan sosial di dengan baik berinteraksi di lingkungan di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Kegiatan Waktu Diskusi materi dan dinamika kelompok 120 menit Materi dan dinamika kelompok 120 menit Materi dan dinamika kelompok 120 menit b. mampu bersosialisasi dengan guru 22 D. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas (X) : Bimbingan Sosial 2. Variabel Terikat (Y) : Kemampuan Berinteraksi dengan Teman Sebaya. E. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel bertujuan membuat konsep operasional mengarah kepada penyusunan instrument penelitian. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Bimbingan Sosial. Bimbingan Sosial adalah salah satu bidang Bimbingan dan Konseling yang bermakna memberikan bantuan permasalahan-permasalahan sosial sehingga individu dapat menyesuaikan dengan baik di lingkungan sosialnya. 2. Kemampuan berinteraksi dengan Teman Sebaya Kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya adalah kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dan teman seusianya secara baik dan lancar. 23 menjalin hubungan sosial dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang yang beralamat di Jalan Singosari 85 Kota Magelang. Kegiatan ini dilakukan selama 3 bulan dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2012. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 62 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang. Subyek penelitian diberikan angket Kemampuan Berinteraksi dengan Teman Sebaya. Dari angket tersebut, diperoleh hasil bahwa dari sejumlah 62 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang terdapat 22 siswa yang mempunyai kemampuan interaksi dengan teman sebaya rendah, dengan hasil sebagai berikut: 24 Tabel 4. Hasil Pre Test Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Skor 78 87 88 88 77 75 86 86 81 84 85 88 90 82 89 80 83 76 85 88 90 84 Sejumlah 22 siswa tersebut selanjutnya dikenai perlakuan bimbingan sosial sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan interaksi dengan teman sebaya. Perlakuan tersebut diberikan dalam bentuk dinamika kelompok (jadwal, satuan layanan, dan materi terlampir). Setelah selesai pemberian layanan bimbingan sosial,subyek penelitian diberikan angket post test, dengan hasil sebagai berikut: 25 Tabel 5 Hasil Post Test Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Hasil 76 91 97 85 73 78 89 92 83 83 85 88 84 80 95 79 83 76 93 98 95 88 Rekapitulasi hasil perubahan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya sebelum dan sesudah perlakuan adalah sebagai berikut: 26 Tabel 6 Rekapitulasi Hasil Pre dan Post Tes Subyek Pre Post 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 78 87 88 88 77 75 86 86 81 84 85 88 90 82 89 80 83 76 85 88 90 84 76 91 97 85 73 78 89 92 83 83 85 88 84 80 95 79 83 76 93 98 95 88 Data di atas selanjutnya diolah menggunakan SPSS versi 17 dengan one sample test yang hasilnya sebagai berikut: Tabel. 7 Hasil Uji Beda N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pretes 22 122.6818 4.98938 1.06374 Postes 22 123.4091 8.73231 1.86173 Dari hasil tersebut selanjutnya variabel dianalisa deskriptif dengan hasil sebagai berikut: 27 Tabel 8. Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pretes 22 112.00 128.00 122.6818 4.98938 Postes 22 109.00 141.00 123.4091 8.73231 Valid N (listwise) 22 Nilai minimum pre test adalah 112, nilai maksimum nya sebesar 128. sedangkan nilai minimum post tes adalah 109, dan nilai maksimum sebesar 141. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil post test lebih tinggi dibanding hasil pre test, hal ini menggambarkan bahwa perlakuan berupa pemberian layanan bimbingan sosial efektif meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya. Berdasarkan perhitungan analisa data pada test of within subject contras yaitu untuk membandingkan amatan nilai pre test dan post tes. Ini ditunjukkan oleh F test 3,290 nilai probabilitas yang kurang dari 0,075 pada kolom signifikan. Artinya ada perbedaan kemampuan berinteraksi dengan teman sebaya pada saat pre dan pada saat post test. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat dikatakan bahwa layanan Bimbingan Sosial efektif untuk meningkatkan kemampuan interaksi dengan teman sebaya pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang. Perlu dijelaskan disini bahwa siswa-siswa SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang berasal dari berbagai daerah, dengan berbagai karakter yang berbeda-beda, dan berlatar belakang sosial ekonomi yang heterogen. Berdasar kondisi itulah maka setiap siswa memiliki kemampuan untuk membangun interaksi dengan teman sebaya yang berbeda- 28 beda pula. Bimbingan Sosial hanyalah salah satu dari beberapa cara/teknik untuk membantu siswa agar mampu melakukan interaksi dengan teman sebaya. Keberhasilan siswa setelah mendapatkan layanan Bimbingan Sosial dalam melakukan interaksi dengan teman sebaya tidak terlepas dari pengaruh atau faktor lain diluar pemberian bimbingan sosial, Faktor tersebut diantaranya peran guru pembimbing di SMP Muhammadiyah 1 Alternatif Kota Magelang, peran wali kelas, orangtua siswa dan lingkungan dimana anak berada. 29 C. Jadwal Penelitian KEGIATAN BULAN KE 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 PERSIAPAN - Perizinan X X XX - Diskusi awal Tim X XX Peneliti - Desain Penelitian XX XX X - Menentukan dan X XX Uji coba instrumen PELAKSANAAN - Menyiapkan bahan X XX XX dan menyebar data - Pengumpulan data X XX X - Tabulasi Data XX X - Analisa Data XX X - Mengartikan hasil X X dan Kesimpulan TAHAP AKHIR - Penyusunan X XX Laporan - Seminar dan X XX Publikasi Naskah 30 D.Rencana Anggaran a. Penyusunan dan Penggandaan Proposal b. Perijinan c. Survey Pengumpulan Data Awal d. Try out Instrumen Penelitian e. Pembuatan Modul f. Pelaksanaan Penelitian g. Dokumentasi h. Seminar Hasil Penelitian i. Penyusunan dan Penggandaan Laporan j. HR Peneliti (3 orang x 6 bulan) k. Pembantu Pelaksana l. Publikasi Hasil penelitian m. Lain-lain Rp. 125.000,00 Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00 Rp. 175.000,00 Rp. 180.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 150.000,00 Rp. 500.000,00 Rp. 350.000,00 Rp. 1.620.000,00 Rp. 200.000,00 Rp. 300.000,00 Rp. 500.000,00 + Jumlah Rp. 5.000.000,00 31 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2000. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Dahlan, MD. 1987. Latihan Kemampuan Konseling (Seni Memberikan Bantuan). Bandung: CV. Diponegoro. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Rambu Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Gerungan, WA. 2002. Psikologi Sosial. Bandung: Rafika Aditama. Hurlock, Elizabeth. 2006. Psikologi Perkembangan Sebuah Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Mappiere, Andi. 2004. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Santrock, John W. 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto. 2004. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rhineka Cipta. Tohari. 2007. Bimbingan dan Konseling Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Winkel dan MM Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi. Yusuf, Syamsu dan Nurihsan A. Juntika. 2009. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 32