ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SOFA PADA UD PRIMA MEUBEL DI TANJUNG REDEB Mursyidin STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb ABSTRACT The purpose of this study was conducted to determine the cost of goods sold sofa in UD.Prima Furniture in Tanjung Redeb 2015 as well as to compare the cost of goods sold sofa set by UD Prima Furniture in Tanjung Redeb 2015 by determining the cost of goods sold based on cost accounting theory approach. Based on the results of this analysis is known that there is a big difference between cost of gods sold calculation sofa production assigned by UD.Prima Furniture with a calculation of the cost of goods sold based on cost accounting theory approach with the full costing method. The difference is greater the cost of goods sold sofa production per unit between the company and the theory is due to differences in recognizing the magnitude of the amount of overhead costs both fixed and variable. The hypothesis is rejected because the cost of good sold calculation sofa set by UD Prima Furniture in Tanjung Redeb greater than the cost of goods sold calculation based on approach to accounting theory. Key word : Cost of goods sold, full costing method industri yang didirikan maupun yang PENDAHULUAN Kemajuan dunia usaha dewasa ini beroperasi tentu memiliki suatu tujuan jauh berkembang dengan pesat, baik atau rencana yang akan dicapai. Dari dalam skala besar maupun kecil dan juga sekian banyak tujuan yang hendak dicapai perkembangan di sektor industri yang perusahaan adalah untuk mendapatkan memiliki peran penting dalam sektor keuntungan atau laba. perekonomian. Banyaknya perusahaan Adapun komponen pembentuk industri yang terus menerus bermunculan, laba adalah pendapatan yang diperoleh akan dari hasil penjualan produk dan jasa yang menimbulkan suatu persaingan diantara industri sejenis maupun yang dihasilkan tidak sejenis untuk dapat menguasai pasar sedangkan biaya adalah pengorbanan yang akan hasil produk perusahaan tersebut. harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk Perusahaan-perusahaan memproduksi atau menghasilkan barang atau industri- Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 oleh suatu perusahaan, 83 maupun jasa. Menurut Mulyadi (1992) seat, sofa 2 seat, sofa 3 seat dan sofa 4 biaya tersebut disebut sebagai biaya harga seat. pokok atau harga pokok produksi. Untuk menentukan besarnya usahanya memproduksi tersebut sofa diperlukan biaya produksi yang haruslah tepat dan akurat sehingga harga berupa biaya bahan baku, biaya tenaga pokok yang menunjukkan biaya Dalam terjadi harga juga akan kerja langsung dan biaya overhead pabrik, pokok yang dimana sesungguhnya. Didalam kesemuanya itu merupakan elemen pembentuk harga pokok produksi. penentuan harga pokok Dalam melakukan perhitungan harga produksi, informasi yang dibutuhkan oleh pokok produksi, UD Prima Meubel di manajemen adalah informasi mengenai Tanjung Redeb menetapkan berdasarkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan metode full costing. biaya overhead perusahaan. Ketiga jenis Metode full costing merupakan biaya tersebut harus ditentukan secara metode penentuan harga pokok produksi cermat, baik dalam pencatatan maupun yang memperhitungkan semua unsur biaya penggolongan. Sehingga informasi harga produksi ke dalam harga pokok produksi, pokok produksi yang dihasilkan dapat yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya diandalkan baik untuk penentuan harga tenaga kerja langsung dan biaya overhead jual produk maupun untuk perhitungan pabrik baik yang berperilaku tetap maupun laba rugi periodik. variabel pada periode yang bersangkutan UD Prima Meubel adalah salah tanpa melihat biaya tersebut sudah sesuai satu perusahaan yang beralamat di Jalan atau tidak dibebankan dalam perhitungan S.M. harga pokok produksi. Aminuddin di Tanjung Redeb Kabupaten Berau merupakan perusahaan industri kecil dan menengah Ketidaktepatan dalam menentukan yang harga pokok produksi akan berakibat pada memproduksi sofa dari satu atau beberapa kebijaksanaan yang diambil oleh pihak macam bahan baku dalam satu proses manajemen dalam menentukan harga jual produksi. Adapun sofa yang diproduksi produk cenderung tinggi dan sebaliknya UD Prima Meubel terdiri dari sofa single harga jual akan kompetitif dipasaran Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 84 apabila harga pokok yang ditetapkan lebih biaya teliti. dikeluarkan karena akan sangat sulit Perusahaan yang overhead pabrik yang telah memproduksi menentukan biaya overhead pabrik untuk barang secara bersama, akan mengalami masing-masing jenis produk mengingat masalah dalam mengalokasikan biaya biaya overhead pabrik dikeluarkan dan bersama yang diserap oleh masing-masing digunakan untuk keperluan bersama jenis berbagai jenis produk. Untuk produk. Masalah utama dalam mengalokasikan biaya bersama tersebut mengalokasikan biaya bersama ini UD adalah memilih metode alokasi biaya Prima bersama yang adil dan tepat untuk dipakai. menggunakan metode nilai jual relatif. Hal ini sangatlah di Tanjung Redeb karena Metode nilai jual relatif dihitung perbedaan metode alokasi yang dipakai berdasarkan persentase nilai jual berbagai akan mengakibatkan perbedaan dalam jenis produk yang dihasilkan perusahaan, menentukan biaya yang diserap oleh jadi biaya bersama yang dikeluarkan masing-masing jenis produk. Perbedaan dikalikan dalam menentukan biaya yang diserap penjualan berbagai jenis produk. Nilai jual oleh masing-masing jenis produk akan yang dimaksud dalam metode ini adalah berakibat perkalian pada penting Meubel kebijaksanaan yang diambil oleh pihak manajemen perusahaan antara persentase volume jumlah penjualan terhadap harga jual. terhadap harga jual produk cenderung tidak tepat pula. dengan Berdasarkan hal-hal tersebut di penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: produksi berbagai jenis produknya, UD “Analisis harga Prima Meubel di Tanjung Redeb tidak berdasarkan jenis sofa pada UD Prima memperlakukan biaya bersama terhadap Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2014”. Dalam atas, melakukan aktivitas maka pokok produksi biaya yang telah dikeluarkan karena UD Prima Meubel di Tanjung Redeb tidak mengetahui apa itu biaya bersama. Dalam diberlakukan melakukan biaya bersama analisis, terhadap Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 85 TINJAUAN PUSTAKA dengan cara-cara tertentu serta penafsiran Pengertian Akuntansi Biaya terhadapnya”. Dalam suatu perusahaan Berdasarkan beberapa pendapat manajemen memerlukan informasi tentang tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa biaya, yang akuntansi biaya adalah sebagai salah satu diinginkan dan informasi biaya tersebut unsur yang menyediakan informasi bagi terdapat di dalam akuntansi biaya. R.A. kepentingan-kepentingan manajemen untuk Supriyono (2003) menyatakan bahwa: membantu mengelola perusahaan dimana “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang terdapat tiga tujuan pokok yaitu penentuan akuntansi alat harga pokok produk, pengendalian biaya, dan dan pengambilan keputusan khusus. guna mencapai yang manajemen tujuan merupakan dalam memonitor merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya”. Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat penting bagi suatu perusahaan karena dapat memberikan Menurut Ralph S. Polimeni dan informasi berdasarkan fakta-fakta yang James A yang dikutip oleh Kamaruddin relevan. Akmad (2003) mendefinisikan akuntansi perusahaan dapat membuat keputusan yang biaya sebagai berikut: Akuntansi biaya terbaik untuk perusahaan dan mengevaluasi adalah pengidentifikasian, kinerja yang telah dicapai perusahaan penafsiran aneka tersebut. diperlukan untuk Soeprihanto proses perangkuman informasi dan yang perencanaan dan Sehingga Murti pihak Sumarni (2003) manajemen dan John menyatakan pengendalian, pendapatnya mengenai tujuan akuntansi pengambilan keputusan manajemen serta biaya sebagai berikut: Tujuan atau manfaat perhitungan biaya atau harga pokok dari akuntansi biaya adalah menyediakan barang yang diproduksi. salah satu informasi yang diperlukan Sedangkan (2005) manajemen dalam mengelola perusahaan menyatakan bahwa: “Akuntansi biaya yaitu informasi biaya yang bermanfaat adalah proses pencatatan, penggolongan, untuk: Penentuan harga pokok yang peringkasan dihasilkan perusahaan dengan tepat dan dan Mulyadi penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 86 teliti, Perencanaan dan pengendalian biaya beli dan Pengambilan keputusan khusus. yang tertunda pembebanannya atau belum Pengertian Biaya dimanfaatkan dalam hubungannya dengan Biaya merupakan elemen yang barang-barang kekayaan/jasa-jasa realisasi penghasilan. terdapat di suatu perusahaan yang sangat Henry Simamora (2002) perlu diperhatikan oleh pihak manajemen mendefinisikan biaya sebagai berikut: agar dapat mengendalikan perusahaan Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang sehingga tujuan perusahaan tersebut dapat diharapkan memberikan manfaat pada saat tercapai yaitu memperoleh laba sebesar ini atau di masa yang akan datang bagi mungkin dengan cara menekan biaya organisasi. Disebut setara dengan kas serendah mungkin. Setiap perusahaan yang (cash equivalent) karena sumber-sumber menciptakan atau menambah kegunaan non kas dapat ditukarkan dengan barang suatu atau jasa yang dikehendaki. barang atau jasa memerlukan pengorbanan atas faktor-faktor produksi. Dalam dunia akuntansi banyak dikenal asumsi-asumsi/konsep Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapatlah disimpulkan dasar bahwa terdapat empat unsur pokok dalam yang biaya, yaitu biaya merupakan pengorbanan dikemukakan oleh pakar-pakar akuntansi, sumber ekonomis, diukur dalam satuan kebanyakan dari mereka memberikan uang, yang terjadi atau yang secara definisi sebagai berikut: potensial akan terjadi dan pengorbanan mengenai definisi M.P. biaya (cost) Simangunsong (2001) menyatakan bahwa:”Biaya (cost) adalah tersebut untuk tujuan tertentu. Harga Pokok Produksi pengorbanan sumber ekonomi yang diukur Dalam membahas pengertian harga dengan uang untuk mencapai tujuan pokok, tidak terlepas dari harga pokok tertentu”. Menurut Slamet Sugiri (2002) produksi dan harga pokok penjualan. Hal definisi biaya (cost) sebagai berikut: Biaya ini disebabkan harga pokok merupakan (cost) adalah pengorbanan sumber daya suatu dasar yang nantinya akan digunakan ekonomis dalam tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya atau dengan menetukan harga jual. Ada beberapa definisi harga pokok produksi kata lain cost merupakan bagian dari harga Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 87 menurut beberapa ahli ekonomi yaitu sebagai berikut: Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk menentukan harga jual Mulyadi (2005) menyatakan minimum yang dapat menutup semua biaya bahwa: “Harga pokok produksi adalah usaha yang telah dikorbankan. Selain itu pengorbanan sumber ekonomi dalam juga bertujuan untuk penghitungan nilai pengolahan bahan baku menjadi persediaan, pengawasan efesiensi biaya, Supriyono (2003) perencanaan laba dan keperluan dasar produk”.R.A. mendefinisikan harga pokok produksi pengambilan keputusan. sebagai berikut: Harga perolehan atau Adolph Matz, Milton F. Usry dan harga pokok adalah jumlah yang dapat Lawrence H. Hamer (2002) menyatakan diukur dalam satuan uang dalam bentuk: bahwa tujuan penentuan harga pokok Kas yang dibayarkan, Nilai aktiva lainnya produksi adalah sebagai berikut: (a) Untuk yang diserahkan atau dikorbankan, Nilai menetapkan biaya-biaya menurut barang- jasa yang diserahkan atau dikorbankan dan barang yang diproduksi, menurut proses, Hutang Tambahan satuan dan bagian. (b) Untuk mengontrol modaldalam rangka pemilikan barang atau pengeluaran yang berhubungan dengan jasa yang diperlukan perusahaan baik pada proses masa lalu (harga perolehan yang telah administrasi dari perusahaan. (c) Untuk terjadi) maupun pada masa datang (harga memberikan suatu dasar guna menafsir perolehan yang akan terjadi). biaya dari suatu barang hasil produksi, yang Berdasarkan timbul, beberapa pendapat produksi, untuk dapat diambil kesimpulan bahwa harga memberikan pokok manajemen adalah merupakan dan sehingga kemungkinan menguntungkan yang telah dikemukakan di atas, maka produksi distribusi, penetapan harga. (d) kemungkinan agar Untuk kepada mendasarkan pengorbanan sumber ekonomis dalam kebijaksanaan, operasinya pada rangka pemilihan barang dan jasa atau keterangan yang diberikan oleh bagian juga dapat diartikan pengorbanan ekonomi biaya. dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 88 Pengumpulan data ini dilakukan untuk METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada UD Prima Meubel yang beralamat di Jalan S.M. memperoleh data sekunder. Dalam melakukan Aminuddin di Tanjung Redeb Kabupaten hipotesis Berau. Penelitian ini difokuskan pada diperlukan masalah pokok membuktikan hipotesis yang diajukan. produksi berdasarkan metode Full Costing Adapun alat analisis yang digunakan pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb adalah sebagai berikut: tahun 2015. Adapun jenis sofa pada UD a. Perhitungan perhitungan harga yang pengujian diajukan analisis maka untuk harga pokok Prima Meubel di Tanjung Redeb ada produksi berdasarkan metode full empat, yaitu sofa single seat, sofa 2 seat, costing. sofa 3 seat dan sofa 4 seat. Mulyadi Guna memperoleh data yang menyatakan perhitungan harga bahwa pokok diperlukan dalam penelitian ini maka persatuan berdasarkan metode full penulis menggunakan teknik pengumpulan costing dilakukan dengan rumus data sebagai berikut: dan cara penghitungan seperti di 1. Penelitian research) dilakukan lapangan adalah (field work penelitian yang langsung ke bawah ini : media Harga Produk/Satuan penelitian yang akan diteliti guna = memperoleh data yang diperlukan. 2. Penelitian research) kepustakaan adalah (library penelitian yang dilaksanakan dengan membaca dan mengutip buku literatur, Biaya Produksi yg dikeluarkan selama periode tertentu Volume yg di hasilkan dalam periode yg bersangkutan tulisan- tulisan serta laporan-laporan yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variable Biaya overhead pabrik tetap Harga pokok produksi Volume produksi Harga pokok produksi/Unit b. Perbandingan harga Rpxxx Rpxxx Rpxxx Rpxxx Rpxxx xxx Unit Rpxxx/Unit pokok produksi sofa per satuan yang ditetapkan Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 oleh UD Prima 89 Meubel di Tanjung Redebtahun pokok produksi berdasarkan 2015 dengan penentuan harga pendekatan akuntansi biaya dapat c. dilihat pada Tabel 1. berikut ini: Tabel 1. Perbandingan Harga Pokok Produksi Sofa per Satuan yang ditetapkan oleh UD Prima Meubel di Tanjung RedebTahun 2015 dengan Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Teori Akuntansi Biaya Keterangan Perbandingan Harga Pokok Produksi Selisih Lebih (Kurang) (Rp/Unit) Menurut Menurut Perusahaan Teori (Rp/Unit) (Rp/Unit) HPP/Satuan Rpxxx Rpxxx Rpxxx Sumber: James D. Willson dan John B. Campbell (2002: 422). Telah Dimodifikasi yang dihitung berdasarkan metode full HASIL PENELITIAN Berdasarkan biaya produksi costing menurut UD Prima Meubel di tahun 2015 tersebut di atas, maka Tanjung Redeb tahun 2015 dapat harga pokok produksi sofa per satuan dilihat pada Tabel 2. berikut ini: Tabel 2 Harga Pokok Produksi Sofa Menurut UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Elemen Satuan Harga Pokok Produksi Sofa Harga Pokok Sofa Sofa Sofa Sofa Produksi Single Seat 2 Seat 3 Seat 4 Seat Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 52.610.757,91 112.908.532,93 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 22.464.000,00 54.740.000,00 69.136.000,00 71.300.000,00 217.640.000,00 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 7.732.026,98 19.134.814,24 23.427.944,12 24.924.071,81 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 18.526.153,92 32.514.923,84 40.110.018,52 42.541.853,73 133.692.950,00 Jumlah Produksi Rp 101.332.938,81 219.298.271,01 Unit 96,00 70,00 58,00 46,00 270,00 1.055.551,45 3.132.832,44 4.706.950,68 6.242.608,64 3.262.201,28 Biaya Volume Produksi Harga Pokok Rp/Unit Produksi/Satuan 140.329.176,65 148.394.071,86 454.242.539,35 75.218.857,14 273.003.139,28 287.159.997,40 880.794.346,49 Sumber: UD Prima Meubel di Tanjung Redeb, 2015. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 90 ANALISIS DAN PEMBAHASAN yang telah dikemukakan oleh Mulyadi Analisis (2005: 186) untuk menemukan jawaban Berdasarkan hasil penelitian yang atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah diperoleh, baik berupa data kuantitatif telah dikemukakan oleh penulis. Untuk maupun kualitatif yang didukung oleh lebih jelasnya akan disajikan sebagai dasar teori dan metode penelitian yang berikut: telah dikemukakan pada bab terdahulu, Langkah pertama yang harus maka dilakukan perhitungan harga pokok dilakukan dalam proses perhitungan ini produksi sofa. Mengingat UD Prima adalah Meubel produksi di Tanjung Redeb telah menjumlahkan yang semua berhubungan biaya dengan memisahkan biaya produksi sofa kepada produksi sofa, sehingga dapat diketahui masing-masing jenis sofa, maka data-data total biaya produksi untuk menghitung yang telah penulis peroleh dapat langsung harga pokok produksi sofa. Untuk lebih dilakukan jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. berikut perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing ini: Tabel 3 Biaya Produksi Sofa pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Elemen Biaya Produksi Satuan Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Jumlah Sofa Single Seat Biaya Produksi Sofa Sofa 3 Seat Sofa 2 Seat Sofa 4 Seat Jumlah Rp 52.610.757,91 112.908.532,93 140.329.176,65 148.394.071,86 454.242.539,35 Rp 22.464.000,00 54.740.000,00 69.136.000,00 71.300.000,00 217.640.000,00 Rp 7.732.026,98 19.134.814,24 23.427.944,12 24.924.071,81 75.218.857,14 Rp 18.526.153,92 32.514.923,84 40.110.018,52 42.541.853,73 133.692.950,00 Rp 101.332.938,81 219.298.271,01 273.003.139,28 287.159.997,40 880.794.346,49 Sumber: UD Prima Meubel di Tanjung Redeb, 2015. Langkah harus dimasukkan dalam perhitungan harga dilakukan dalam proses perhitungan ini pokok produksi. Adapun biaya-biaya yang adalah memisahkan biaya-biaya tidak tidak seharusnya kedua yang dimasukkan yang seharusnya dimasukkan dalam dalam perhitungan harga pokok produksi terdapat perhitungan harga pokok produksi tetapi pada biaya overhead pabrik baik yang oleh UD Prima Meubel di Tanjung Redeb bersifat tetap maupun variabel. Pada biaya Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 91 overhead pabrik tetap, biaya yang tidak adalah seharusnya biaya sedangkan menurut penulis besarnya biaya penyusutan aktiva tetap (bangunan kantor overhead pabrik tetap pada tahun 2013 dan kendaraan sepeda motor), sedangkan adalah sebesar Rp 67.165.285,71. Angka pada biaya overhead pabrik variabel ini didapatkan dari pengurangan biaya adalah biaya listrik kantor. Biaya-biaya ini overhead pabrik tetap menurut perusahaan tidak penulis masukkan dalam perhitungan sebesar harga pokok produksi karena biaya-biaya penyusutan aktiva tetap bangunan kantor ini tidak berhubungan langsung dalam sebesar Rp 5.853.571,43 dan penyusutan proses produksi sofa dan biaya-biaya ini aktiva tetap kendaraan sepeda motorsebesar lebih tepatnya dimasukan ke dalam biaya Rp operasional biaya biaya overhead pabrik variabel pada tahun administrasi dan umum, namun karena 2013 adalah sebesar Rp 131.236.530,00. fokus penelitian ini pada perhitungan Angka ini didapatkan dari pengurangan harga pokok produksi, maka penulis tidak biaya overhead pabrik variabel menurut akan perusahaan sebesar Rp 133.692.950,00 dimasukkan khususnya menyajikan adalah pada laporan laba rugi komparatif. Menurut besarnya Rp. Rp 133.692.950,00, 75.218.857,14 2.178.571,43, dengan perusahaan sebesar sedangkan dengan besarnya biaya listrik kantor sebesar Rp 2.456.420,00. Untuk lebih jelasnya biaya overhead pabrik tetap pada tahun penyesuaian biaya overhead pabrik dapat 2015 adalah sebesar Rp 75.218.857,14 dan dilihat pada Tabel 4. berikut ini: besarnya biaya overhead pabrik variabel Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 92 Tabel 4. Jenis Sofa Penyesuaian Biaya Overhead Pabrik Produksi Sofa pada Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Elemen Harga Pokok Produksi Single Seat Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Jumlah Biaya Produksi 2 Seat 3 Seat 4 Seat Satuan 52.610.757,91 - 52.610.757,91 Rp 22.464.000,00 - 22.464.000,00 Rp 7.732.026,98 827.856,66 6.904.170,32 Rp 18.526.153,92 252.504,58 18.273.649,34 Rp 101.332.938,81 1.080.361,23 100.252.577,58 96,00 96,00 96,00 1.055.551,45 11.253,76 1.044.297,68 112.908.532,93 - 112.908.532,93 54.740.000,00 - 54.740.000,00 19.134.814,24 2.048.736,17 17.086.078,07 32.514.923,84 624.885,06 31.890.038,77 219.298.271,01 2.673.621,23 216.624.649,78 70,00 70,00 70,00 3.132.832,44 38.194,59 3.094.637,85 140.329.176,65 - 140.329.176,65 69.136.000,00 - 69.136.000,00 23.427.944,12 2.508.395,22 20.919.548,90 40.110.018,52 765.085,68 39.344.932,84 273.003.139,28 3.273.480,90 269.729.658,38 58,00 58,00 58,00 4.706.950,68 56.439,33 4.650.511,35 148.394.071,86 - 148.394.071,86 71.300.000,00 - 71.300.000,00 24.924.071,81 2.668.583,39 22.255.488,42 42.541.853,73 813.944,68 41.727.909,05 287.159.997,40 3.482.528,07 283.677.469,33 46,00 46,00 46,00 6.242.608,64 75.707,13 6.166.901,51 880.794.346,49 10.509.991,43 870.284.355,06 Volume Produksi Unit Harga Pokok Rp/Unit Produksi/Satuan Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Variabel Jumlah Biaya Produksi Rp Volume Produksi Unit Harga Pokok Rp/Unit Produksi/Satuan Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Variabel Jumlah Biaya Produksi Rp Unit Pokok Rp/Unit Rp Total Volume Produksi Unit Total Harga Pokok Produksi/Satuan Rp/Unit Sumber: Penyesuaian Harga Pokok Produksi Sofa Menurut Biaya Tidak Menurut UD Prima Masuk Penulis Meubel Perhitungan Rp Volume Produksi Unit Harga Pokok Rp/Unit Produksi/Satuan Biaya Bahan Baku Rp Biaya Tenaga Kerja Rp Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp Biaya Overhead Pabrik Rp Variabel Jumlah Biaya Produksi Rp Volume Produksi Harga Produksi/Satuan Total Biaya Produksi UD Prima 270,00 270,00 270,00 3.262.201,28 38.925,89 3.223.275,39 Diolah dari hasil penelitian, 2015. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 93 Berdasarkan data yang terdapat produksi sofa dapat dilihat pada Tabel pada Tabel 4., maka total biaya 5. berikut ini: produksi yang berhubungan dengan Tabel 5. Biaya Produksi Sofa pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Menurut Penulis Satua n Elemen Biaya Produksi Sofa Biaya Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Jumlah Sofa Single Seat Sofa 2 Seat Sofa 3 Seat Sofa 4 Seat Jumlah Rp 52.610.757,91 112.908.532,93 140.329.176,65 148.394.071,86 454.242.539,35 Rp 22.464.000,00 54.740.000,00 69.136.000,00 71.300.000,00 217.640.000,00 Rp 6.904.170,32 17.086.078,07 20.919.548,90 22.255.488,42 67.165.285,71 Rp 18.273.649,34 31.890.038,77 39.344.932,84 41.727.909,05 131.236.530,00 Rp 100.252.577,58 216.624.649,78 269.729.658,38 283.677.469,33 870.284.355,06 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Langkah ketiga yang harus volume produksi sofa. Untuk lebih dilakukan dalam proses perhitungan ini jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut adalah menjumlahkan volume produksi ini: sofa, sehingga dapat Tabel 6. diketahui total Volume Produksi Sofa pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Jenis Sofa Single Seat 2 Seat 3 Seat 4 Seat Jumlah Volume Produksi (Unit) 96,00 70,00 58,00 46,00 270,00 Sumber: UD Prima Meubel di Tanjung Redeb, 2015. Berdasarkan tabel sebelumnya, Mulyadi (2005: 186) dan telah ditetapkan maka dapat dilakukan perhitungan harga penulis sebagai alat analisis. Untuk lebih pokok produksi sofa berdasarkan metode jelasnya akan disajikan sebagai berikut: full costing yang telah dikemukakan oleh 1. Harga Pokok Produksi Sofa Single Seat Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 94 Besarnya harga pokok produksi sofa seat adalah sebesar Rp 100.252.577,58, single sedangkan harga pokok produksi sofa seat dihitung berdasarkan besarnya biaya bahan baku, yaitu per satuan dihitung dengan membagi harga sebesar Rp 52.610.757,91 ditambah pokok produksi sofa single seat sebesar dengan biaya tenaga kerja langsung Rp sebesar Rp 22.464.000,00 ditambah produksi sofa single seat sebesar 96,00 biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp unit, sehingga besarnya harga pokok 6.904.170,32 ditambah biaya overhead produksi sofa per satuan sofa single seat pabrik adalah variabel sebesar Rp 100.252.577,58 sebesar Rp dengan volume 1.044.297,68/unit. 18.273.649,34, maka besarnya harga Adapun perhitungannya dapat dilihat pada pokok produksi sofa pada sofa single Tabel berikut ini: Tabel 7. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sofa Single Seat Berdasarkan Metode Full Costing Keterangan Nominal Biaya bahan baku (Rp) (1) 52.610.757,91 Biaya tenaga kerja langsung (Rp) (2) 22.464.000,00 Biaya overhead pabrik tetap (Rp) (3) 6.904.170,32 Biaya overhead pabrik variabel (4) 18.273.649,34 Harga Pokok Produksi (Rp) (5) = (1)+(2)+(3)+(4) 100.252.577,58 Volume Produksi (Unit) (6) 96,00 Harga Pokok Produksi/Satuan (Rp/Unit) (7)=(5):(6) 1.044.297,68 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Berdasarkan pada 112.908.532,93 ditambah dengan biaya Tabel di atas diketahui bahwa dengan tenaga kerja langsung sebesar Rp jumlah 54.740.000,00 ditambah biaya overhead biaya perhitungan produksi Rp 100.252.577,58 dan pabrik tetap sebesar Rp 17.086.078,07 volume produksi 96,00 unit, maka ditambah harga pokok produksi sofa single seat variabel sebesar Rp 31.890.038,77, adalah sebesar Rp 1.044.297,68/unit. maka besarnya harga pokok produksi 2. Harga Pokok Produksi Sofa 2 Seat biaya overhead pabrik sofa pada sofa 2 seat adalah sebesar Rp Besarnya harga pokok produksi sofa 2 216.624.649,78, sedangkan seat dihitung berdasarkan besarnya pokok sofa biaya bahan baku, yaitu sebesar Rp dihitung dengan membagi harga pokok Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 produksi per harga satuan 95 produksi sofa 2 seat sebesar Rp produksi sofa per satuansofa 2 seat 216.624.649,78 adalah sebesar dengan volume produksi sofa 2 seat sebesar 70,00 unit, sehingga besarnya harga pokok Adapun Rp 3.094.637,85/unit. perhitungannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 8. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sofa 2 Seat Berdasarkan Metode Full Costing Keterangan Nominal Biaya bahan baku (Rp) (1) 112.908.532,93 Biaya tenaga kerja langsung (Rp) (2) 54.740.000,00 Biaya overhead pabrik tetap (Rp) (3) 17.086.078,07 Biaya overhead pabrik variabel (4) 31.890.038,77 Harga Pokok Produksi (Rp) (5) = (1)+(2)+(3)+(4) 216.624.649,78 Volume Produksi (Unit) (6) 70,00 Harga Pokok Produksi/Satuan (Rp/Unit) (7)=(5):(6) 3.094.637,85 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Berdasarkan perhitungan pada Tabel di overhead pabrik variabel sebesar Rp atas diketahui bahwa dengan jumlah 39.344.932,84, maka besarnya harga biaya produksi Rp 216.624.649,78 dan pokok produksi sofa pada sofa 3 seat volume produksi 70,00 unit, maka adalah sebesar Rp 269.729.658,38, harga pokok produksi sofa 2 seat sedangkan harga pokok produksi sofa adalah sebesar Rp 3.094.637,85/unit. per satuan dihitung dengan membagi harga pokok produksi sofa 3 seat 3. Harga Pokok Produksi Sofa 3 Seat Besarnya harga pokok produksi sofa 3 sebesar Rp 269.729.658,38 dengan seat dihitung berdasarkan besarnya volume produksi sofa 3 seat sebesar biaya bahan baku, yaitu sebesar Rp 58,00 unit, sehingga besarnya harga 140.329.176,65 ditambah dengan biaya pokok produksi sofa per satuansofa 3 tenaga kerja langsung sebesar Rp seat 69.136.000,00 4.650.511,35/unit. ditambah overhead pabrik tetap sebesar 20.919.548,90 ditambah biaya Rp biaya adalah perhitungannya sebesar dapat Rp Adapun dilihat pada Tabel berikut ini: Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 96 Tabel 9. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sofa 3 Seat Berdasarkan Metode Full Costing Keterangan Nominal Biaya bahan baku (Rp) (1) 140.329.176,65 Biaya tenaga kerja langsung (Rp) (2) 69.136.000,00 Biaya overhead pabrik tetap (Rp) (3) 20.919.548,90 Biaya overhead pabrik variabel (4) 39.344.932,84 Harga Pokok Produksi (Rp) (5) = (1)+(2)+(3)+(4) 269.729.658,38 Volume Produksi (Unit) (6) 58,00 Harga Pokok Produksi/Satuan (Rp/Unit) (7)=(5):(6) 4.650.511,35 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Berdasarkan perhitungan pada Tabel di pabrik variabel sebesar Rp atas diketahui bahwa dengan jumlah 41.727.909,05, maka besarnya harga biaya produksi Rp 269.729.658,38 dan pokok produksi sofa pada sofa 4 seat volume produksi 58,00 unit, maka adalah sebesar Rp 283.677.469,33, harga pokok produksi sofa 3 seat sedangkan harga pokok produksi sofa adalah sebesar Rp 4.650.511,35/unit. per satuan dihitung dengan membagi harga pokok produksi sofa 4 seat 4. Harga Pokok Produksi Sofa 4 Seat Besarnya harga pokok produksi sofa 4 sebesar Rp 283.677.469,33 dengan seat dihitung berdasarkan besarnya volume produksi sofa 4 seat sebesar biaya bahan baku, yaitu sebesar Rp 46,00 unit, sehingga besarnya harga 148.394.071,86 ditambah dengan biaya pokok produksi sofa per satuansofa 4 tenaga kerja langsung sebesar Rp seat 71.300.000,00 6.166.901,51/unit. ditambah overhead pabrik tetap sebesar biaya Rp 22.255.488,42 ditambah biaya overhead adalah perhitungannya sebesar dapat Rp Adapun dilihat pada Tabel 10. berikut ini: Tabel 10. Perhitungan Harga Pokok Produksi Sofa 4 Seat Berdasarkan Metode Full Costing Keterangan Nominal Biaya bahan baku (Rp) (1) 148.394.071,86 Biaya tenaga kerja langsung (Rp) (2) 71.300.000,00 Biaya overhead pabrik tetap (Rp) (3) 22.255.488,42 Biaya overhead pabrik variabel (4) 41.727.909,05 Harga Pokok Produksi (Rp) (5) = (1)+(2)+(3)+(4) 283.677.469,33 Volume Produksi (Unit) (6) 46,00 Harga Pokok Produksi/Satuan (Rp/Unit) (7)=(5):(6) 6.166.901,51 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 97 Berdasarkan pada dengan menggunakan metode full costing di atas diketahui bahwa dengan yang dilakukan penulis, maka selanjutnya jumlah biaya produksi Rp283.677.469,33 akan dibandingkan dengan harga pokok dan volume produksi 46,00 unit, maka produksi harga pokok produksi sofa 4 seat adalah perusahaan. sebesar Rp6.166.901,51/unit. perbandingan antara perhitungan penulis Tabel Berdasarkan perhitungan perhitungan harga pokok produksi sofa per satuan tahun 2013 Tabel 11. sofa per satuan menurut Untuk lebih jelasnya dengan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 11. berikut ini: Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Sofa Per Satuan Menurut Perusahaan dengan Teori pada Tahun 2015 Perbandingan Harga Pokok Produksi Sofa/Satuan Selisih Menurut Perusahaan Menurut Teori Lebih (Metode Full Costing) (Metode Full Costing) (Kurang) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) Bulan Single Seat 1.055.551,45 1.044.297,68 11.253,76 2 Seat 3.132.832,44 3.094.637,85 38.194,59 3 Seat 4.706.950,68 4.650.511,35 56.439,33 4 Seat 6.242.608,64 6.166.901,51 75.707,13 Jumlah 181.594,81 Rata-rata 45.398,70 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Berdasarkan Tabel di atas Pembahasan diketahui bahwa terjadi selisih lebih besar Berdasarkan perhitungan di atas antara perhitungan harga pokok produksi diketahui bahwa harga pokok produksi sofa yang ditetapkan oleh UD Prima sofa per unit yang ditetapkan UD Prima Meubel Meubel di Tanjung Redeb tahun 2015 di Tanjung Redeb dengan perhitungan harga pokok produksi sofa untuk berdasarkan 1.055.551,45, sedangkan menurut penulis metode full pendekatan teori akuntansi biaya. costing sofa single seat sebesar Rp secara teori sebesar Rp 1.044297,68, untuk sofa 2 seat menurut UD Prima Meubel Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 98 sebesar Rp 3.132.832,44, sedangkan dimana UD Prima Meubel di Tanjung menurut penulis Rp 3.094637,85, untuk Redeb mengakui besarnya biaya overhead sofa 3 seat menurut UD Prima Meubel pabik sebesar Rp 4.706.950,68 sedangankan 75.218.857,14 yang terdiri dari sofa single menurut penulis Rp 4.650.511,35, untuk seat sebesar Rp 7.732.026,98, sofa 2 seat sofa 4 seat sebesar Rp 6.242.608,64 dan sebesar Rp 19.134.814,24, sofa 3 seat menurut penulis sebesar Rp 6.166.901,51. sebesar Rp 23.427.944,12 dan sofa 4 seat tetap adalah sebesar Rp Maka terjadi selisih antara harga sebesar Rp 24.924.071,81 dan besarnya pokok produksi sofa per unit yang biaya overhead pabrik variabel adalah ditetapkan UD Prima Meubel di Tanjung sebesar Rp 133.692.950,00 yang terdiri Redeb dengan menurut penulis tahun 2015 dari untuk Rp 18.526.153,92, sofa 2 seat sebesar Rp 11.253,76, untuk sofa 2 seat sebesar Rp 32.514.923,84, sofa 3 seat sebesar Rp 38.194,59, untuk sofa 3 seat sebesar 40.110.018,52 dan sofa 4 seat sebesar Rp Rp 56.439,33 dan untuk sofa 4 seat 42.541.853,73, sedangkan menurut penulis sebesar Rp 75.707,13. besarnya biaya overhead pabrik tetap pada sofa single seat sebesar Ternyata dari hasil analisis dapat sofa tahun single 2015 seat adalah sebesar sebesar Rp Rp diketahui bahwa terjadi selisih lebih besar 67.165.285,71. Angka ini didapatkan dari antara perhitungan harga pokok produksi pengurangan biaya overhead pabrik tetap sofa yang ditetapkan oleh UD Prima menurut Meubel 75.218.857,14 dengan penyusutan aktiva di Tanjung Redeb tahun perusahaan sebesar Rp 2015dengan perhitungan harga pokok tetap bangunan kantor sebesar produksi sofa berdasarkan metode full 5.875.000,00 dan penyusutan aktiva tetap costing pendekatan teori akuntansi biaya. kendaraan sepeda motor sebesar Rp Terjadinya perbedaan atau selisih lebih 2.178.571,43, sedangkan besarnya biaya besar perhitungan harga pokok produksi overhead pabrik variabel pada tahun 2013 sofa per satuan antara perusahaan dengan adalah sebesar Rp 131.236.530,00. Angka teori hal ini dikarenakan perbedaan dalam ini didapatkan dari pengurangan biaya mengakui besarnya jumlah biaya overhead overhead pabrik baik bersifat tetap maupun variabel, perusahaan sebesar Rp 133.692.950,00 Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 pabrik variabel Rp menurut 99 dengan biaya listrik kantor sebesar Rp 2.456.420,00. 3. Selisih antara harga pokok produksi sofa per unit yang ditetapkan UD Berdasarkan hal tersebut di atas, Prima Meubel di Tanjung Redeb maka hipotesis yang telah dikemukakan Kabupaten Berau tahun 2015 dengan penulis dalam hal ini ditolak karena menurut penulis tahun 2013 untuk perhitungan harga pokok produksi sofa sofa single seat sebesar Rp 11.253,76, yang telah ditetapkan oleh UD Prima untuk Meubel di Tanjung Redeb tahun 2013 38.194,59, untuk sofa 3 seat sebesar lebih besar dari perhitungan harga pokok Rp 56.439,33 dan untuk sofa 4 seat produksi berdasarkan metode full costing sebesar Rp 75.707,13. sofa 2 seat sebesar Rp pendekatan teori akuntansi biaya. Saran KESIMPULAN DAN SARAN 1. UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Kesimpulan Kabupaten Berau diharapkan benar- 1. Perhitungan harga pokok produksi benar membebankan biaya-biaya yang sofa yang telah ditetapkan oleh UD seharusnya Prima Meubel di Tanjung Redeb produksi sofa, sehingga perhitungan Kabupaten Berau tahun 2015 lebih harga pokok produksi sofa menjadi besar dari pada perhitungan harga tepat dengan penggolongan biaya pokok produksi berdasarkan metode produksi maupun pengumpulan biaya full costing pendekatan teori akuntansi produksi, biaya, sehingga hipotesis yang penulis memperhatikan kemukakan ditolak. yang masuk ke dalam kriteria biaya 2. Terjadinya perbedaan atau selisih overhead terjadi pada hendaknya perusahaan unsur-unsur pabrik. biaya Karena biaya dengan lebih besar perhitungan harga pokok adanya kesalahan, walaupun sedikit produksi perusahaan dalam melakukan pengumpulan biaya dengan teori dikarenakan perbedaan produksi, maka informasi harga pokok dalam mengakui besarnya jumlah produksi tidak relevan dan hasilnya biaya overhead pabrik baik bersifat akan berdampak pada perusahaan. sofa antara tetap maupun variabel. 2. Dari hasil evaluasi penentuan harga pokok Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 produksi hendaknya 100 perusahaan Tinggi Ilmu Yogyakarta. memperhatikan penyusunan harga pokok yang benar, sehingga informasi harga pokok produksi dapat tersaji dengan wajar. Dengan informasi harga pokok produksi yang wajar inilah, maka akan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajemen, sehingga keputusan dapat diambil dengan tetap dan dapat mendukung keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Akmad Kamaruddin, 2003, Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya & Pengambilan Keputusan, Edisi I, Cetakan Kelima, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Baridwan Zaki, 2002, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Keenam, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Blocher, Edward J., Kung H. Chen dan Thomas W. Lin, 2004, Manajemen Biaya, Diterjemahkan oleh Susty Ambarriani, Buku Pertama, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Gaspersz Vincent, 2003, Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan Bisnis, Edisi Revisi dan Perluasan, Diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jusup Al. Haryono, 2002, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid Kesatu, Edisi Keenam, Cetakan Kedua, Sekolah Ekonomi YKPN, Kartadinata Abas, 2003, Akuntansi dan Analisis Biaya: Suatu Pendekatan terhadap Tingkah Laku Biaya, Cetakan Kelima, Rineka Cipta, Jakarta. Mardiasmo, 2000, Akuntansi Keuangan Dasar I, Edisi Kesepuluh, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Matz, Adolph, Milton F. Usry dan Lawrence H. Hamer, 2002, Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian, Diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo, Jilid Pertama, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima, Erlangga, Jakarta. Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, UPP AMP Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Niswonger C. Rollin, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, 2001, Prinsipprinsip Akuntansi, Terjemahan Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Jilid Satu, Edisi Keduapuluh, Erlangga, Jakarta. Simamora Henry, 2002, Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Simangunsong, MP., 2003, Pelajaran Akuntansi Biaya, Cetakan Kesepuluh, Karya Utama, Jakarta. Sugiri Slamet, 2002, Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, UPP AMP Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Sumarni Murti dan John Soeprihanto, 2003, Pengantar Bisnis: Dasar- Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 101 dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi Kelima, Cetakan Keempat, Liberty, Jakarta. Supriyono R.A., 2003, Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku Pertama, Edisi Kedua, Cetakan Keempatbelas, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Syahrul dan Muhammad Afdi Nijar, 2003, Kamus Akuntansi, Cetakan Kedua, Citra Harta Prima, Jakarta. Tunggal Amin Widjaja, 2003, Dasardasar Akuntansi Bank, Edisi Kelima, Cetakan Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta. Willson James D. dan John B. Campbell, 2002, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Diterjemahkan oleh Paul A. Rajoe dan Ichsan Setyobudi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Erlangga, Jakarta. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 102