salinan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan

advertisement
SALINAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 42 TAHUN 2012
TENTANG
PEDOMAN PEMANFAATAN SISTEM E-MONITORING SERAPAN ANGGARAN
UNTUK PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROGRAM,
KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa untuk mendukung pemantauan dan pengendalian
pelaksanaan
program,
kegiatan
dan
anggaran
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang efektif
dan efisien, perlu memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi;
b.
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Pedoman
Pemanfaatan Sistem e-Monitoring Serapan Anggaran
Untuk Pemantauan dan Pengendalian Pelaksanaan
Program, Kegiatan dan Anggaran di Lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
: 1.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
2.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
www.bphn.go.id
3.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663;
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
6.
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 53 Tahun 2010 tentang Perubahan
Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2022
tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara;
7.
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 47
Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara;
8.
Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P
Tahun 2011;
9.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi di Lingkungan Departemen Pendidikan
Nasional;
-2www.bphn.go.id
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 38 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2011 tentang
Koordinasi dan Pengendalian Program di Lingkungan
Kementerian Pendidikan Nasional;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
TENTANG
PEDOMAN
PEMANFAATAN
SISTEM
EMONITORING SERAPAN ANGGARAN UNTUK PEMANTAUAN
DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROGRAM, KEGIATAN
DAN
ANGGARAN
DI
LINGKUNGAN
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kementerian adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Sekretaris Jenderal adalah Sekretaris Jenderal Kementerian.
Inspektur Jenderal adalah Inspektur Jenderal Kementerian.
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga atau satuan kerja serta disahkan oleh Direktur Jenderal
Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai
dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan.
Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga yang selanjutnya disebut
RKA-K/L
adalah
dokumen
rencana
keuangan
tahunan
Kementerian/Lembaga yang disusun menurut Bagian Anggaran
Kementerian/Lembaga.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat.
Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah satuan kerja di
lingkungan Kementerian yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai
dari dana APBN Kementerian.
Program merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan
misi Kementerian/Lembaga yang rumusannya mencerminkan tugas dan
fungsi unit Eselon I atau unit Kementerian/Lembaga yang berisi kegiatan
untuk mencapai hasil dengan indikator kinerja yang terukur.
-3www.bphn.go.id
10. Kegiatan merupakan penjabaran dari program yang rumusannya
mencerminkan tugas dan fungsi satker atau penugasan tertentu
Kementerian/Lembaga yang berisi komponen kegiatan untuk mencapai
output dengan indikator kinerja yang terukur.
11. Pemantuan adalah kegiatan mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana
pembangunan,
mengidentifikasi
serta
mengantisipasi
permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil
tindakan sedini mungkin.
12. Pengendalian
adalah
serangkaian
kegiatan
manajemen
yang
dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
13. Pencatatan adalah kegiatan memindahkan data dalam lembaran kertas
menjadi data elektronik.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi satuan kerja di
lingkungan Kementerian dalam menjalankan sistem pemantauan dan
pengendalian berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan
menggunakan sistem e-Monitoring Serapan Anggaran.
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan mendorong satker untuk memanfaatkan
sistem e-Monitoring Serapan Anggaran dalam pemantauan dan
pengendalian pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang efektif dan efisien.
(3) Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Menteri ini meliputi
pemantauan dan pengendalian berbasis sistem e-Monitoring Serapan
Anggaran, mekanisme pencatatan dan pelaporan, petugas sistem eMonitoring Serapan Anggaran, pengawasan, penghargaan dan sanksi.
BAB III
PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN BERBASIS SISTEM E-MONITORING
Pasal 3
(1) Sistem e-Monitoring Serapan Anggaran merupakan sistem terintegrasi
berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan untuk
membantu proses pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran di lingkungan Kementerian.
-4www.bphn.go.id
(2) Pemantauan dan pengendalian melalui sistem e-Monitoring Serapan
Anggaran bertujuan untuk membantu penyusunan laporan pemantauan,
analisis laporan pemantauan, pengintegrasian data rencana dan realisasi,
serta pelaporan satker kepada unit utama dan alat kendali bagi
pelaksana/penanggung jawab program dan kegiatan.
(3) Petunjuk teknis penggunaan sistem e-Monitoring Serapan Anggaran akan
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Sekretaris Jenderal Kementerian.
Pasal 4
(1) Data dasar yang digunakan dalam pemantauan dan pengendalian berbasis
sistem e-Monitoring Serapan Anggaran meliputi:
a. data perencanaan program, kegiatan dan anggaran; dan
b. data pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran.
(2)
Data dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengikuti ketentuan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 5
Setiap unit eselon I, eselon II, dan Satker, wajib memanfaatkan sistem eMonitoring Serapan Anggaran dalam melaksanakan pemantauan dan
pengendalian.
BAB IV
MEKANISME PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pasal 6
(1) Pencatatan data transaksi yang dilakukan oleh satuan kerja dicatat sesuai
dengan jenis transaksi serta dokumen sumber yang digunakan.
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah perubahan data
dan informasi yang terkait dengan data dasar yang menyebabkan
terjadinya penyesuaian terhadap perencanaan serta perkembangan
pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran.
(3) Pencatatan transaksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
setelah transaksi divalidasi oleh pelaksana kegiatan.
(4) Mekanisme pencatatan oleh satuan kerja tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
-5www.bphn.go.id
Pasal 7
(1) Perkembangan pencapaian pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran
di satker yang telah dicatat dalam sistem e-Monitoring Serapan Anggaran
dilaporkan secara tertulis dan dikirim melalui fasilitas sistem e-Monitoring
Serapan Anggaran.
(2) Laporan yang dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Menteri melalui
Sekretaris Jenderal u.p Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar
Negeri dan Kepala Biro Keuangan.
(3) Pentahapan pelaporan dalam sistem e-Monitoring Serapan Anggaran
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
BAB V
PETUGAS SISTEM E-MONITORING SERAPAN ANGGARAN
Pasal 8
(1)
Kepala satker menetapkan petugas pelaporan e-Monitoring Serapan
Anggaran dan disampaikan kepada Sekretaris Jenderal u.p Biro
Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri untuk mendapatkan akun eMonitoring Serapan Anggaran.
(2)
Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas koordinator dan
operator yang berasal dari unit kerja yang relevan dengan fungsi
pemantauan, pengendalian dan/atau evaluasi.
(3)
Koordinator bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan penyusunan
pelaporan dengan memanfaatkan sistem e-Monitoring Serapan Anggaran
dan melakukan verifikasi laporan yang sudah dicatat dalam sistem eMonitoring Serapan Anggaran.
(4)
Operator bertanggungjawab untuk melakukan pencatatan data transaksi
ke dalam sistem e-Monitoring Serapan Anggaran.
(5)
Petugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dirangkap.
(6)
Apabila terjadi perubahan petugas, Kepala satker segera menetapkan
petugas e-Monitoring Serapan Anggaran pengganti dan disampaikan
kepada Sekretaris Jenderal u.p Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar
Negeri paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja.
-6www.bphn.go.id
Pasal 9
Persyaratan untuk menjadi petugas
Kementerian adalah sebagai berikut:
e-Monitoring
Serapan
Anggaran
a.
pegawai negeri sipil;
b.
menguasai microsoft office (microsoft word, microsoft excel dan microsoft
powerpoint);
c.
menguasai bahasa Inggris (pasif);
d.
mengetahui substansi yang berkaitan dengan pemantauan, pengendalian
dan evaluasi;
e.
memiliki komitmen tinggi dalam menjalankan tugas; dan
f.
pelaksana/petugas pelaporan bulanan dengan menggunakan format B.19
dan Laporan Triwulanan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 39
Tahun 2006.
Pasal 10
(1) Satuan kerja wajib mengalokasikan anggaran untuk mengoperasionalkan
sistem e-Monitoring Serapan Anggaran.
(2) Petugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) diberikan
honorarium setiap bulan sesuai dengan ketentuan.
Pasal 11
(1)
Sekretaris
Jenderal
bertanggungjawab
melakukan
pengawasan,
pembinaan dan koordinasi seluruh kegiatan pelaksanaan sistem eMonitoring Serapan Anggaran.
(2)
Inspektorat Jenderal dapat melaksanakan pengawasan fungsional atas
dasar laporan yang dihasilkan dari sistem e-Monitoring
Serapan
Anggaran.
(3)
Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaporkan kepada Menteri secara periodik.
BAB VII
PENGHARGAAN
Pasal 12
Kementerian akan memberikan penghargaan setahun sekali kepada satker
yang berprestasi dalam melaksanakan e-Monitoring Serapan Anggaran.
-7www.bphn.go.id
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 13
Pada saat mulai berlakunya Peraturan Menteri ini, petunjuk teknis atau
petunjuk operasional yang telah ada masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dan belum diganti dengan Peraturan Menteri ini.
Pasal 14
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 Juni 2012
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 12 Juni 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 598
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
TTD.
Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM.
NIP196108281987031003
-8www.bphn.go.id
SALINAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NOMOR 42 TAHUN 2012
TENTANG
PEDOMAN PEMANFAATAN SISTEM E-MONITORING SERAPAN ANGGARAN
UNTUK PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROGRAM,
KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan
I.
Mekanisme Pencatatan
Pencatatan dalam sistem e-Monitoring Serapan Anggaran adalah
memindahkan data dalam lembaran kertas menjadi data elektronik. Datadata dalam sistem e-Monitoring Serapan Anggaranmeliputi data perencanaan,
data pelaksanaan, dan data pendukung.
a. Data Perencanaan sistem e-Monitoring Serapan Anggaran Kementerian
Data Perencanaan sistem e-Monitoring Serapan Anggaran Kementerian
adalah data awal yang diinput ke dalam sistem aplikasi e-Monitoring
Serapan Anggaran yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
meliputi:
(1) Data RKAKL
RKA-KL adalah dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang disusun
menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga. Data-data yang
terdapat dalam RKA-KL diinput ke dalam sistem sebagai data awal.
(2) Data DIPA
DIPA adalah dokumen dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau satuan kerja serta disahkan oleh
Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan
berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan. Datadata yang terdapat di dalam DIPA diinput ke dalam sistem sebagai data
awal.
(3) Data Satuan Kerja
Data satuan kerja yaitu data yang berisi mengenai informasi umum
mengenai satuan kerja.
(4) POK (Petunjuk Operasional Kegiatan)
Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) merupakan petunjuk bagi pejabat
satuan kerja untuk melaksanakan kegiatan. Data-data dalam POK
diinput ke dalam sistem sebagai data awal perencanaan kegiatan.
b. Data Pelaksanaan sistem e-Monitoring Serapan Anggaran Kementerian
(daya serap anggaran)
Data pelaksanaan sistem e-Monitoring Serapan Anggaran Kementerian
adalah data realisasi pelaksanaan kegiatan baik anggaran mau fisik yang
diinput kedalam sistem e-Monitoring Serapan Anggaran. Data tersebut
antara lain SPM, SP2D dan data pendukung lainnya.
(1) Surat Perintah Membayar (SPM)
SPM
adalah
dokumen
yang
diterbitkan
oleh
pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk
untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen
lain yang dipersamakan. Data-data SPM merupakan data realisasi
berdasarkan pelaksanaan kegiatan dan laporan keuangan.
www.bphn.go.id
(2)
(3)
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku kuasa
bendahara umum negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban
APBN berdasarkan SPM. Dasar dari realisasi pemantauan keuangan
berasal dari SPM dan SP2D serta fisik pelaksanaan kegiatan per
masing masing sub komponen input dan paket pengadaan barang
dan jasa.
Data pendukung
Data pendukung dalam sistem e-Monitoring Serapan Anggaran yaitu
data dukung pelaksanaan sub komponen input, paket pengadaan
barang dan jasa, serta permasalahan dan kendala.
II. Mekanisme Pelaporan
a. Pelaporan sistem e-Monitoring Serapan Anggaran merupakan kegiatan
yang dilakukan untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan
akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambilan
keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan kebijakan
yang relevan. Di dalam pelaksanaannya kegiatan pelaporan dilakukan
secara berkala dan berjenjang.
b. Berkala adalah pelaporan yang ditentukan berdasarkan periodisasi
waktu yaitu 1 (satu) bulan, 3 (tiga) bulan (triwulan), dan 6 (enam) bulan
(semester) atau tahunan.
c. Berjenjang adalah dari satu unit kerja paling bawah dalam suatu
organisasi sampai kepada pucuk pimpinan organisasi, misalnya dari
penanggungjawab kegiatan kepada penanggungjawab program dan
penanggungjawab program kepada pimpinan kementerian/lembaga.
Berjenjang juga mengandung arti dari satu tingkat pemerintahan kepada
tingkat pemerintahan yang lebih tinggi, misalnya dari kabupaten/kota
kepada provinsi, dan selanjutnya kepada pemerintah pusat.
d. Laporan keuangan dalam sistem e-Monitoring Serapan Anggaran adalah
cetak laporan dari aplikasi sistem e-Monitoring Serapan Anggaran berupa
laporan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran berdasarkan
periode waktu yang telah ditentukan. Laporan yang disusun oleh satuan
kerja adalah:
- Laporan bulanan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran (Form
B.19)
- Laporan Triwulanan PP 39/2006 (Form A,B,C)
e. Tahapan Pelaporan Sistem e-Monitoring Serapan Anggaran
Rincian mengenai tahapan pelaporan Sistem e-Monitoring Serapan
Anggaran dapat dilihat pada diagram berikut ini:
www.bphn.go.id
Keterangan :
1. Operator di tingkat satuan kerja (SKPD, UPT/ESELON II) menginput data
awal perencanaan yang berisi data Pagu RKA-KL, DIPA dandata mengenai info
satuan kerja.
2. Pejabat Pelaporan (Pimpinan SKPD, UPT/ESELON II) satuan kerja
memverifikasi data awal perencanaan yang diinput oleh operator.
3. Operator menginput data rencana kegiatan per PPK, per sub komponen input
serta paket pengadaan barang dan jasa.
4. Pejabat Pelaporan kemudian memverifikasi data rencana kegiatan.
5. Data rencana kegiatan yang telah diverifikasi dikirim kepada Pimpinan Unit
Utama (Sekretariat Unit Utama).
6. Pimpinan Unit Utama (Sekretariat Unit Utama) memverifikasi data awal dari
satuan kerja.
7. Operator menginput data hasil dari realisasi pelaksanaan program, kegiatan
dan anggaran baik fisik dan keuangan berdasarkan data pendukung dan
SPM/SP2D.
8. Pejabat Pelaporan memverifikasi data hasil dari realisasi pelaksanaan
program, kegiatan dan anggaran.
9. Laporan realisasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran dilaporkan ke
Pimpinan Unit Utama (Sekretariat Unit Utama).
10. Pimpinan Unit Utama (Sekretariat Unit Utama) melakukan verifkasi, analisis
dan evaluasi terhadap kinerja realisasi fisik dan anggaran, serta kendala dan
permasalahan dalam laporan realisasi pelaksanaan program, kegiatan dan
anggaran satuan kerja.
11. Pimpinan Unit Utama (Sekretariat Unit Utama) melakukan koordinasi dan
konsolidasi laporan pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran satuan
kerja.
12. Pimpinan Unit Eselon I melakukan validasi terhadap laporan pelaksanaan
program, kegiatan dan anggaran sebagaimana yang dimaksud dalam point
11.
13. Pimpinan Unit Eselon I menyampaikan laporan realisasi pelaksanaan
program, kegiatan dan anggaran sebagaimana dimaksud pada poin 12,
disampaikan kepada Menteri (Sekretariat Jenderal).
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA,
TTD.
MOHAMMAD NUH
Salinan sesuai dengan aslinya.
Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
TTD.
Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H., M.H., DFM.
NIP196108281987031003
www.bphn.go.id
Download