July 2013 Inflasi 3,29% di bulan Juli. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bulan Juli 2013 terjadi inflasi sebesar 3,29%. Penyebab utama inflasi adalah kenaikan dari harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan harga pangan. Inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2013 sebesar 6,75% dan tingkat inflasi dibandingkan Juli 2012 year on year sebesar 8,6%. Sedangkan inflasi tahunan 2013 ditargetkan oleh Bank Indonesia sebesar 8,3% seiring dengan tingginya inflasi setelah kenaikan harga BBM pada bulan Juni. Neraca perdagangan Juni defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia hingga Juni 2013 masih mengalami defisit 846,6 juta dollar AS. Hal ini disebabkan impor migas Indonesia masih lebih tinggi. Secara kumulatif, neraca perdagangan periode JanuariJuni 2013 sebesar 3,31 miliar dollar AS. Untuk ekspor mencapai 91,05 miliar dollar AS dan impor masih sebesar 94,36 miliar dollar AS. Lebih rinci, impor migas periode Juni 2013 mengalami defisit 772,6 juta dollar AS. Sementara secara Januari-Juni 2013 mengalami defisit 5,821 miliar dollar AS. Untuk minyak mentah periode Juni 2013 masih defisit 272,9 juta dollar AS dan untuk periode Januari-Juni 2013 juga defisit 1,781 miliar dollar AS. Sementara itu, hasil minyak periode Juni mencapai 1,85 miliar dollar AS, sedangkan secara Januari-Juni mencapai 11,59 miliar dollar AS. Asing mengalami net sell. Sentimen negatif atas penurunan harga komoditas, dan tingginya angka inflasi mendorong IHSG mengalami penurunan 4,04% ke level 4.610. Penurunan juga disebabkan dari penarikan dana oleh pihak asing walaupun tidak sebesar di bulan Juni. Net sell ini juga seiring dengan kekhawatiran dari pihak asing akan lemahnya makroekonomi dari Indonesia seiring dengan defisit yang melebar dan berkurangnya cadangan devisa negara. Bursa global menguat. Bursa global mengalami peningkatan seiring dengan berita Fed untuk memperpanjang masa Quantitative Easing. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terus membukukan kenaikan sebesar 4.27% selama bulan Juli dan begitu pula dengan DAX (Jerman) yang mengalami kenaikan sebesar 4.67%. Bursa regional juga mengalami kenaikan. Shanghai Composite index mengalami kenaikan 1.91% selama bulan Juli. Kenaikan terjadi setelah negara Cina melaporkan perkembangan dari data manufaktur dalam negara tersebut. Sedangkan Nikkei mengalami kenaikan sebesar 7.2% sepanjang bulan seiring pelemahan Yen yang dapat meningkatkan laba perusahaan ekspor di negara tersebut. GDP triwulan II-2013 sebesar 5,81%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (GDP) pada triwulan II-2013 dibanding triwulan I2013 mencapai 2,61 % dan apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2012 mengalami pertumbuhan 5,81 % year on year. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I-2013 dibandingkan dengan semester I2012 tumbuh 5,92 %. Inflasi Indonesia dan BI Rate Sumber : Credit Suisse, CEIC DISCLAIMER Dokumen ini dibuat hanya untuk memberikan informasi dan bukan merupakan suatu bentuk penawaran untuk membeli atau permintaan untuk menjual maupun dasar yang dapat dijadikan pedoman sehubungan dengan perjanjian atau komitmen apapun atau suatu nasihat investasi. Dokumen ini dibuat berdasarkan data, proyeksi, perkiraan, antisipasi dan hipotesa yang subjektif. Analisa dan kesimpulan dalam dokumen ini merupakan bentuk ungkapan suatu pendapat berdasarkan ketersediaan data dalam kurun waktu tertentu. Dengan alasan subjektifitas ini, kami menekankan bahwa pergerakan dari variabel dan nilai ekonomi pasar keuangan bisa berubah secara drastis dari indikasi (proyeksi, perkiraan, antisipasi dan hipotesa) yang disampaikan dalam dokumen ini. Disamping itu, secara umum informasi yang diberikan dalam dokumen ini bersifat subjektif. Pendapat yang dikemukaan dalam dokumen dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan PT AXA Asset Management Indonesia dapat namun tidak berkewajiban untuk mengubah atau memperbaharui dokumen ini. Seluruh informasi dalam dokumen ini dibuat berdasarkan data publik yang dikeluarkan oleh biro resmi untuk statistik ekonomi dan pasar. PT AXA Asset Management Indonesia terlepas dari segala kewajiban yang berhubungan dengan keputusan yang didasarkan pada dokumen ini. Disamping itu, dengan dasar subjektifitas dari analisa dan pendapat ini, data, proyeksi, perkiraan, antisipasi, hipotesa dan atau pendapat tidak harus digunakan atau diikuti oleh Tim Manajemen maupun afiliasi PT AXA Asset Management Indonesia yang bertindak atas dasar pendapat sendiri dan bertindak sebagai bagian yang independen dalam Perusahaan. Dengan menerima informasi ini, penerima dokumen setuju menggunakan informasi ini hanya untuk melihat potensi dalam strategi yang ada didalamnya dan bukan untuk tujuan lain serta tidak akan mengungkapkan informasi apapun ke pihak manapun. Dilarang melakukan segala bentuk produksi ulang atas informasi ini, baik itu seluruhnya atau sebagian kecuali telah mendapat persetujuan dari PT AXA Asset Management Indonesia. PT AXA Asset Management Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin Bapepam & LK No. Kep-20/PM-MI/1992 tanggal 10 Juli 1992. PT AXA Asset Management Indonesia adalah bagian dari AXA Group yang berkedudukan di Perancis, Paris. Informasi selengkapnya mengenai AXA Group dapat ditemukan di www.axa.com