Ulasan Pasar Maret 2015

advertisement
March 2015
Inflasi 0,17% di bulan Maret. Pada bulan Maret
2015 terjadi inflasi sebesar 0.17%, lebih baik
daripada perkiraan pasar yang sebesar 0.22%. Hal
ini membuat tingkat deflasi tahun kalender 2015
(YTD) sebesar 0.44% dan tingkat inflasi tahun ke
tahun sebesar 6.38% (YoY). Inflasi disebabkan
adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh
naiknya beberapa indeks komponen pengeluaran
seperti transportasi, makanan jadi, dan kesehatan.
Neraca perdagangan Februari surplus. Neraca
perdagangan pada Februari 2015 mengalami
surplus hingga US$ 738 juta, lebih tinggi dari
perkiraan pasar yang sebesar US$ 635 juta. Ekspor
Indonesia pada Februari mengalami penurunan
sebesar -8.0% dibanding bulan Januari. Hal ini
disebabkan melemahnya harga CPO dan batu bara
pada bulan Februari. Namun demikian, impor pada
Februari mengalami penurunan yang lebih besar
yakni -8.4% MoM menjadi US$11.6 miliar. Perlu
dicatat pada Februari kemarin untuk pertama
kalinya sejak Juli 2012 terjadi surplus Minyak dan
Gas.
Bursa global bergerak mix. Bursa Amerika Serikat
mengalami penurunan, Dow Jones Industrial
Average (DJIA) turun 1.97% selama bulan Maret.
Sedangkan Indeks saham Eropa seperti DAX
(Jerman) dan CAC (Perancis) mengalami kenaikan
sebesar 4.95% dan 1.66% selama Maret akibat
dampak positif dari QE yang diluncurkan oleh Bank
Sentral Eropa (ECB).
Pergerakan Rupiah dan obligasi. Sepanjang Maret
2015, Rupiah mengalami depresiasi 1.1%. Rupiah
ditutup pada posisi 13,074/US$ di akhir Maret. Hal
yang sama terjadi di pasar obligasi. SUN
benchmark FR069 (5thn) ditutup turun sebesar
1.6% ke level 102.5369 pada akhir Maret.
Penurunan lebih dalam terjadi di tenor panjang,
SUN benchmark FR070 (10thn) turun 3.4% ke level
106.0977. Pelemahan Rupiah dan pasar Obligasi
disebabkan oleh penguatan Dollar AS atas mata
uang lain di dunia. Hal ini adalah dampak mulai
terlihatnya perbaikan ekonomi AS ditambah
ketidakpastian waktu kenaikan suku bunga The
Fed.
IHSG mengalami kenaikan. Window dressing yang
dilakukan pelaku pasar pada hari terakhir
perdagangan bursa Q1 membuat IHSG pada 31
Maret 2015 mencatatkan rekor tertingginya. IHSG
ditutup pada level 5,518.675 atau naik 1.25%
dibanding akhir Februari 2015. Saham-saham
berkapitalisasi besar menjadi pendorong utama
kenaikan IHSG tersebut.
Sumber : CIMB Securities
DISCLAIMER
Dokumen ini dibuat hanya untuk memberikan informasi dan bukan merupakan suatu bentuk penawaran
untuk membeli atau permintaan untuk menjual maupun dasar yang dapat dijadikan pedoman sehubungan
dengan perjanjian atau komitmen apapun atau suatu nasihat investasi. Dokumen ini dibuat berdasarkan
data, proyeksi, perkiraan, antisipasi dan hipotesa yang subjektif. Analisa dan kesimpulan dalam dokumen ini
merupakan bentuk ungkapan suatu pendapat berdasarkan ketersediaan data dalam kurun waktu tertentu.
Dengan alasan subjektifitas ini, kami menekankan bahwa pergerakan dari variabel dan nilai ekonomi pasar
keuangan bisa berubah secara drastis dari indikasi (proyeksi, perkiraan, antisipasi dan hipotesa) yang
disampaikan dalam dokumen ini.
Disamping itu, secara umum informasi yang diberikan dalam dokumen ini bersifat subjektif. Pendapat yang
dikemukaan dalam dokumen dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan PT
AXA Asset Management Indonesia dapat namun tidak berkewajiban untuk mengubah atau memperbaharui
dokumen ini.
Seluruh informasi dalam dokumen ini dibuat berdasarkan data publik yang dikeluarkan oleh biro resmi
untuk statistik ekonomi dan pasar. PT AXA Asset Management Indonesia terlepas dari segala kewajiban yang
berhubungan dengan keputusan yang didasarkan pada dokumen ini.
Disamping itu, dengan dasar subjektifitas dari analisa dan pendapat ini, data, proyeksi, perkiraan, antisipasi,
hipotesa dan atau pendapat tidak harus digunakan atau diikuti oleh Tim Manajemen maupun afiliasi PT AXA
Asset Management Indonesia yang bertindak atas dasar pendapat sendiri dan bertindak sebagai bagian yang
independen dalam Perusahaan.
Dengan menerima informasi ini, penerima dokumen setuju menggunakan informasi ini hanya untuk melihat
potensi dalam strategi yang ada didalamnya dan bukan untuk tujuan lain serta tidak akan mengungkapkan
informasi apapun ke pihak manapun. Dilarang melakukan segala bentuk produksi ulang atas informasi ini,
baik itu seluruhnya atau sebagian kecuali telah mendapat persetujuan dari PT AXA Asset Management
Indonesia.
PT AXA Asset Management Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin Bapepam & LK No.
Kep-20/PM-MI/1992 tanggal 10 Juli 1992. PT AXA Asset Management Indonesia adalah bagian dari AXA
Group yang berkedudukan di Perancis, Paris. Informasi selengkapnya mengenai AXA Group dapat
ditemukan di www.axa.com
Download