PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

advertisement
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(Survey pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012)
Rizki Niawati
(Alumni Jurusan Akuntansi FE Universitas Siliwangi)
ABSTRACT
The aims of this research are to know : (1) The influence of CSR to firm
value (2) The influence of financial performance as the moderating variable in
relations between CSR and firm value.
This research sample is CSR disclosure on manufacture sector in 2012 by
using method of purposive sampling. There are 37 companies in 2012 which
fulfilling criterion as this research sample. The analysis method of this research is
simple regression analysis and multiple regression analysis.
The result of research show that the effect of CSR on firm value was not
significant. But, financial performance as the moderating variable in influence of
CSR to firm value was significant.
Keyword : CSR, Firm Value, Financial Performance.
1. PENDAHULUAN
Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki tujuan utama, yaitu untuk
memperoleh laba yang maksimal. Pada era globalisasi ini, persaingan antar
perusahaan yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk menghadapi dan
mengantisipasi segala situasi agar mampu bertahan dan tetap maju di tengah
situasi tersebut, khususnya dalam rangka pencapaian tujuan utama perusahaan
tersebut. Namun perusahaan tidak hanya dituntut mencari keuntungan/laba
semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial di masyarakat.
Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya alam
seperti perusahaan manufaktur baik secara langsung maupun yang tidak langsung
tentu memberikan dampak pada lingkungan sekitarnya seperti masalah-masalah
polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja. Adanya dampak pada
lingkungan tersebut mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya
melaksanakan tanggung jawab sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate
Social Responsibility), sebuah konsep yang tengah berkembang pesat dalam dunia
industri. Di tengah semakin berkembangnya teknologi informasi, masyarakat
menjadi semakin kritis dengan segala informasi yang menyangkut tentang semua
kegiatan perusahaan, termasuk aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan
perusahaan.
Semakin
banyaknya
bentuk
pertanggungjawaban
yang
dilakukan
perusahaan terhadap lingkungannya, maka image perusahaan menurut pandangan
masyarakat menjadi meningkat atau citra perusahaan menjadi baik. Investor lebih
berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena
semakin baiknya citra perusahaan, maka loyalitas konsumen semakin tinggi yang
dalam jangka panjang akan berpengaruh pada keuntungan perusahaan dan
peningkatan kinerja keuangan. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham
perusahaan akan meningkat. Secara teoritis, suatu perusahaan dikatakan
mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Disisi lain untuk
mengetahui perusahaan tersebut baik dan sehat dapat dilihat seberapa besar nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Apabila nilai
sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik. Semakin tinggi
harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan yang menunjukan
prospek perusahaan di masa yang akan datang, serta mencerminkan aset yang
dimiliki perusahaan.
Ira Agustine (2013) meneliti pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan
dengan kepemilikan manajemen dan profitabilitas sebagai variabel moderasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Prosentase kepemilikan
manajemen dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Prosentase kepemilikan manajemen dan profitabilitas sebagai
variabel moderating mampu mempengaruhi hubungan CSR dengan nilai
perusahaan. Secara serempak CSR, prosentase kepemilikan manajemen,
profitabilitas, interaksi antara CSR dan prosentase kepemilikan manajemen, dan
interaksi antara CSR dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
Hasil dari penelitian dari Ramadhani (2012) menunjukkan bahwa Corporate
Social Responsibility, prosentase kepemilikan dan interaksinya secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, tetapi secara parsial hanya
interaksi antara CSRdan prosentase kepemilikan manajemen yang memiliki
pengaruh sebagai variabel moderasi yang memperkuat hubungan antara CSRdan
nilai perusahaan.
Penelitian dari R. Rosiyana Dewi dan Tia Tarnia (2011) menunjukan bahwa
ROA berpengaruh secara positif terhadap nilai perusahaan, leverage berpengaruh
secara positif terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial mempengaruhi
hubungan ROA terhadap nilai perusahaan, GCG sebagai variabel pemoderasi
pengaruh antara kinerja perusahaan ( yang terdiri dari ROA, ROE, Leverage)
secara bersama-sama terhadap nilai perusahaan.
Rimba Kusumadilaga (2010) meneliti pengaruh CSR terhadap nilai
perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi
hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan.
Hasil dari penelitian Retno Endah P. menunjukan kinerja keuangan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan pengungkapan CSR dan GCG
tidak memoderasi hubungan antara kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, permasalahan
yang akan dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Corporate Social Responsibility, Kinerja Keuangan dan Nilai
Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.
2. Apakah Corporate Social Responsibility mempengaruhi Nilai Perusahaan.
3. Apakah Kinerja Keuangan mampu memoderasi pengaruh Corporate
Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan.
II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
1. Teori Stakeholder
Lima puluh tahun yang lalu, H.R. Bowen berpendapat bahwa para pelaku
bisnis memiliki kewajiban untuk mengupayakan suatu kebijakan, membuat
keputusan atau melaksanakan berbagai tindakan yang sesuai dengan tujuan dan
nilai-nilai masyarakat (Wartick dan cochran, 1985). Pendapat Bowen tersebut
telah memberikan kerangka dasar bagi pengembangan konsep tanggung jawab
sosial perusahaan.
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya
beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi
stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat
dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan
tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Rimba 2010).
Menurut Post (2002: 69), perusahaan secara simultan akan menjalankan tiga jenis
tanggung jawab kepada stakeholders yang berbeda-beda, dimana ketiga jenis
tanggung jawab tersebut harus dijalankan secara seimbang. Ketiga jenis tanggung
jawab tersebut mencakup: economic responsibility, legal responsibility dan social
responsibility.
2. Pertanggung Jawaban Sosial
Berdasar pada Trinidad and Tobaco Bureau of Standards (TTBS),
Pertanggung Jawaban Sosial atau Corporate Social Responsibility diartikan
sebagai komitmen usaha untuk bertindak etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas
hidup dari karyawan dan keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara lebih
luas (Budimanta,Prasetijo & Rudito, 2004, p.72).
Indikator indikator pengungkapan CSR yang terdapat di dalam GRI yaitu :
1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator)
2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator)
3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator)
4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performance indicator)
5. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator)
6. Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator)
3. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu bisnis
yang sedang beroperasi. Adanya kelebigan jual diatas nilai likuidasi adalah nilai
dari organisasi manajemen yang menjalankan perusahaan itu (Agus Sutarno:
2001). Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar,
seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin
(2008), karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham
secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.
4. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu
periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran
dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan
profitabilitasJumingan (2006:239). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rasio profitabilitas dengan menggunakan analisis Return on Equity, diukur
dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Rasio
Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan.
Kerangka Pemikiran
Salah satu tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan jika perusahaan
memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena
keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi,
lingkungan dan masyarakat. Oleh sebab itu dengan adanya praktik CSRyang baik,
diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor dan akan
menjadi nilai plus yang akan menambah kepercayaan para investor untuk
memutuskan berinvestasi dalam suatu perusahaan, bahwa perusahaan tersebut
akan terus berkembang dan berkelanjutan (sustainable). Para konsumen akan lebih
mengapresiasi perusahaan yang mengungkapkan CSR dibandingkan dengan
perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR, mereka akan membeli produk yang
sebagian laba dari produk tersebut disisihkan untuk kepentingan sosial
lingkungan, misalnya untuk beasiswa, pembangunan fasilitas masyarakat, program
pelestarian lingkungan, dan lain sebagainya. Hal ini akan berdampak positif
terhadap perusahaan, selain membangun image yang baik di mata para
stakeholder karena kepedulian perusahaan terhadap sosial lingkungan, juga akan
menaikkan laba perusahaan melalui peningkatan penjualan.
Secara teoritis, suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika
kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan menjadi pertimbangaan investor
saat
menginvestasikan
dana
yang
dimilikinya.
Nilai
perusahaan
akan
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat mensejahterahkan pemilik dan
pemegang saham. Nilai perusahaan dapat tercapai secara optimal apabila
perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan dapat
mengukur tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
Peningkatan kinerja keuangan akan menyebabkan peningkatan fungsi dan
aktivitas dari perusahaan. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya.
Apabila nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga
baik.Apabila perusahaan berhasil membukukan tingkat keuntungan yang besar,
maka hal ini akan memotivasi para investor untuk menanamkan modalnya pada
saham, sehingga harga saham dan permintaan akan saham pun meningkat. Harga
saham dan jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi nilai Tobin’s Q
sebagai indikator pengukuran dari nilai perusahaan, jika harga saham dan jumlah
saham yang beredar naik, maka nilai Tobin’s Q juga akan naik.
Pengungkapan sosial perusahaan diwujudkan melalui kinerja ekonomi,
lingkungan dan sosial. Semakin baik kinerja yang dilakukan perusahaan di dalam
memperbaiki lingkungannya (kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial), maka nilai
perusahaan semakin meningkat sebagai akibat dari para investor yang
menanamkan sahamnya pada perusahaan.Hal tersebut dikarenakan para investor
lebih tertarik untuk menginvestasikan modalnya pada korporasi yang ramah
lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh Katiya Nahda dan D. Agus Harjito
(2011) menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility secara signifikan
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin baik
penerapan CSR oleh perusahaan maka nilai perusahaan akan semakin meningkat.
Menurut Bowman & Haire (1976) dan Preston (1978) dalam Hackston & Milne
(1996) dalam Rimba (2010) semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka
semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Corporate Social Responsibility akan
meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat.
Tingkat profitabilitas tinggi mengindikasikan kinerja keuangan perusahaan
berjalan baik. Hasil penelitian Dahli dan Siregar (2008) juga mengindikasikan
bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggungjawab sosial terhadap lingkungan
sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan
tercermin pada keuntungan perusahaan (profit) dan peningkatan kinerja keuangan.
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis merumuskan hipotesis
penelitian yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
2) Kinerja keuangan mampu memperkuat
Responsibility terhadap nilai perusahaan.
pengaruh
Corporate
Social
Corporate
Social
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
1. Objek Penelitian
Adapun
yang
menjadi
objek
penelitian
yaitu
Responsibility yang dihitung dengan jumlah pengungkapan CSR dibagi oleh
jumlah yang harus diungkapkan, Nilai Perusahaan oleh Tobins’Q dan Kinerja
Keuangan yang diukur dengan rasio Return on Equity.
2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
metode studi dengan pendekatan deskriptif dan metode korelasional. Metode
deskriftif analisis yaitu metode penelitian yang menggambarkan situasi pada masa
sekarang, kemudian menganalisis serta menginterprestasikan data-data yang
diperoleh dengan analisa tertentu. Sedangkan penelitian korelasi atau korelasional
adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara
dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen, 2008:328).
a. Operasional Variabel
Variabel
Definisi Variabel
(1)
(2)
Corporate
Social
responsibility
diartikan sebagai komitmen
untuk bertindak
(4)
Responsibility 1. Indikator Kinerja Ekonomi
etis,
Rasio
usaha 2. Indikator Kinerja Lingkungan
beroperasi 3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja
Variabel
secara legal dan berkontribusi untuk
Independen
peningkatan ekonomi
dengan
Skala
(3)
Corporate social
(X)
Indikator
4. Indikator Kinerja HAM
bersamaan 5. Indikator Kinerja Sosial
peningkatan kualitas hidup 6. Indikator Kinerja Produk
dari karyawan dan
komuniti
lokal
secara
keluarganya,
dan
lebih
(Budimanta,Prasetijo
(Global Reporting Initiative)
masyarakat
luas
&
Rudito,
2004, p.72).
Kinerja
Rasio Profitabilitas merupakan rasio
Keuangan
untuk
(Profitabilitas)
perusahaan
(Z)
menilai
keuntungan.
Variabel
memberikan
Moderating
efektivitas
ROE = EAT saham biasa x 100%
kemampuan
dalam
Rasio
Rasio
Ekuitas saham biasa
mencari
ini
ukuran
juga
tingkat
manajemen
suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan
dan pendapatan investasi.
(Kasmir, 2011, p.196)
Nilai
Perusahaan
“Nilai
jual
sebuah
perusahaan
Tobin’s Q = (ME+Debt)/TA
sebagai suatu bisnis yang sedang
Keterangan:
Rasio
beroperasi. Adanya kelebihan jual
ME = Jumlah saham perusahaan
Variabel
diatas nilai likuidasi adalah nilai dari
beredar dikali dengan harga penutupan
Dependen
organisasi
saham
(Y)
manajemen
yang
yang
menjalankan perusahaan itu.” (Agus
Debt = (Total Utang + Persediaan –
Sutarno: 2001).
Aktiva Lancar)
TA = Nilai buku total aktiva perusahaan
Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
penelitian diambil dari laporan tahunan perusahaan yang telah diaudit dan
dipublikasikan. Data diperoleh antara lain dari Bursa Efek Indonesia,
www.idx.co.id.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang
dinyatakan dalam angka-angka, menunjukan nilai terhadap besaran variabel yang
diwakilinya.
2.Sampel penelitian
Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive
sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif
sesuaidengan
kriteria
yang
ditentukan.
Adapun
kriteria
sampel
yang
akandigunakan yaitu :
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk tahun 2012.
2. Menyediakan laporan tahunan lengkap selama tahun 2012.
3. Memiliki laba positif pada tahun 2012
4. Memiliki data yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian.
Adanya kriteria dimaksudkan agar tidak terjadi efek yang membingungkan
terhadap penelitian.
3. Sampel Perusahaan
No
Kode
Nama Perusahaan
1
AKPI
PT. Argha Karya Prima, Tbk.
2
ALDO
PT. Alkindo, Tbk.
3
ALKA
PT. Alakasa Industrindo, Tbk.
4
ALMI
PT. Alumindo, Tbk.
5
ALTO
PT. Tri Banyan Tirta, Tbk.
6
AMFG
PT. Asahimas Flat Glass, Tbk.
7
APLI
PT. AsiaPlast Industries, Tbk.
8
ARNA
PT. Arwana Citramulia, Tbk.
9
ASII
PT. Astra Internasional, Tbk.
10
AUTO
PT. Astra Outopart, Tbk.
11
BRNA
PT. Berlina, Tbk.
12
BUDI
PT. Budi Acid Jaya, Tbk.
13
DPNS
PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk.
14
ETWA
PT. Eterindo Wahatama, Tbk.
15
FASW
PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk.
16
GDST
PT. Gunawan Dianjaya Steel, Tbk.
17
GGRM
PT. Gudang Garam, Tbk
18
HMSP
PT. HM sampoerna, Tbk.
19
INAF
PT. Indofarma, Tbk.
20
INDF
PT. Indofood, Tbk.
21
INTP
PT. Indocement Tiga Roda, Tbk.
22
KAEF
PT. Kimia Farma, Tbk
23
KLBF
PT. Kalbe, Tbk
24
LION
PT. Lion Metal Works, Tbk.
25
MERK
PT. Merck, Tbk.
26
MLIA
PT. Mulia Industrindo, Tbk.
27
MYOR
PT. Mayora Indah, Tbk.
28
SIPD
PT. Sierad Produce, Tbk.
29
SKBM
PT. Sekar Bumi, Tbk.
30
SMSM
PT. Selamat Sempurna, Tbk.
31
SRSN
PT. Indo Acidatama, Tbk.
32
TCID
PT. Mandom Indonesia, Tbk.
33
TOTO
PT. Surya Toto Indonesia, Tbk.
34
TRST
PT. Trias Sentosa, Tbk
35
TSPC
PT. Tempo Scan Pacific, Tbk
36
UNVR
PT. Unilever Indonesia, Tbk.
37
VOKS
PT. Voksel Electric, Tbk.
4. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu
mempelajari catatan-catatan perusahaan yang diperlukan yang terdapat di dalam
annual report perusahaan yang menjadi sample penelitian. Pengukuran kinerja
CSR adalah melalui laporan kegiatannya, yakni dengan metode content analysis
yang merupakan suatu cara pemberian skor pada pengukuran pengungkapan sosial
laporan tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu
item infromasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi
tidak ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi
yang diperlukan ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1.
Model/Paradigma Penelitian
Corporate Social
Responsibility
(X)
Teknik Analisis Data
Kinerja Keuangan
(ROE)
(Z)
Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q)
(Y)
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui tingkat pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR), nilai perusahaan dan kinerja keuangan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah nilai minimum, nilai maximum, mean, dan standar
deviasi.
2. Analisis Linier Regresi Sederhana
Regresi linier sederhana digunakan untuk menganalisis hubungan kausal satu
variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Model yang digunakan untuk
melakukan analisis regresi sederhana adalah sebagai berikut:
Y = α + βX +
e Keterangan :
Y= Nilai Perusahaan
α =Konstanta
β=Koefisien Regresi
X=Corporate Social Responsibility
e = Nilai Residu
Nilai α dan β dalam persamaan di atas dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut:
β = n(∑XY) – (∑X)(∑Y)
2
2
n(∑x ) – (∑X)
3.Analisis Regresi Moderasi (Multiple Regression Analysis)
Tujuan analisis ini untuk mengetahui apakah variabel moderasi akan
memoderasi hubunngan antara variabel independden dan variabel dependen.
Terdapat tiga model pengujian regresi dengan variabel moderasi, yaitu uji
interaksi (MRA), uji nilai selisih mutlak dan uji residual. Dalam penelitian ini
akan digunakan uji MRA. Pada uji interaksi, model persamaan regresinya
diformulasikan sebagai berikut:
Y = α + β₁X + β₂Z + β₃XZ + e
Keterangan :
Y= Nilai Perusahaan
α =Konstanta
β₁ - β₃=Koefisien Regresi
X=Corporate Social Responsibility
Z = Kinerja Keuangan
XZ =Interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan Kinerja
Keuangan
E=Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian
4. Koefisien korelasi
Kuat atau tidaknya hubungan antara variabel x dan variabel y dapat diukur
dengan suatu nilai yang disebut koefisien korelasi. Dihitung dengan menggunakan
rumus :
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = ukuran sampel
X = variabel independen (corporate social responsibility)
Y = variabel dependen (nilai perusahaan)
Adapun interpretesi terhadap koefisien korelasi menurut Sugiyono (2004 :
216) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
SangatRendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
SangatKuat
5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dan nilai korelasi (r²)
analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Kd = r² x 100% (Sugiyono, 2004 : 216) Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi
r² = Koefisien korelasi dikuadratkan
6. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji secara serempak (uji F) dan uji
secara parsial (uji t).
Hipotesis dalam uji F:
H0:
,
,
E,
E,
x
x
E=0 H1:
E≠0
Hipotesis dalam uji t:
- H0:
=0
≠0
Ha:
- H0,1:
Ha,1:
x
x
E=0
E≠0
Kriteria keputusan yang digunakan adalah:
a. Tingkat signifikan alpha ditetapkan sebesar 5%
b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan membandingkan p value
dengan alpha
Jika p value> α (5%), maka terima Ho.
Jika p value< α (5%), maka tolak Ho.
Untuk melihat kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara serempak
dapat dilihat dari koefisien determinasi. Koefisien determinasi (adj. R2) bertujuan
untuk mengetahui bagaimana variabel bebas menjelaskan variabel terikat.
IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. CSR pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2012
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa corporate social
responsibility pada perusahaan manufaktur tahun 2012 memiliki nilai minimum
sebesar 0,0886 yaitu pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan PT.
Alakasa Industrindo, Tbk.,PT. Tri Banyan Tirta, Tbk., PT. Tempo Scan Pacific,
Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,4177 yaitu perusahaan PT. Indofood, Tbk.
Sedangkan nilai rata-rata pengungkapan CSR sebesar 0,204922 dengan nilai
standar deviasi yang lebih kecil yaitu sebesar 0,0950902. Kategori CSR yang
banyak diungkapkan dari perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini yaitu pada kategori sosial/masyarakat, kinerja lingkungan dan
kategori praktek tenaga kerja. Sedangkan kategori yang jarang diungkapkan
adalah kategori hak asasi manusia dan kategori tanggung jawab produk, karena
perusahaan lebih fokus membahas pertanggungjawaban yang dilakukannya
terhadap tenaga kerja (pihak internal perusahaan) dan tanggung jawab yang
dilakukan terhadap masyarakat sekitar perusahaan yang merupakan pihak
eksternal serta dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan terhadap
kinerja lingkungan.
2. Kinerja Keuangan pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2012
Berdasarkan perolehan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa nilai
minimum dari kinerja keuangan yang diproksi dengan return on equity (ROE)
adalah 0,0030 atau sebesar 0,3% yaitu pada perusahaan PT. Fajar Surya Wisesa,
Tbk. Nilai tertinggi kinerja keuangan ini adalah sebesar 1,2195 atau 121,95%
yaitu pada perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk. Kinerja ini tidak lepas dari
pencapaian pendapatan perusahaan consumer goods ini yang meningkat 16,87%
dari Rp 11,46 triliun menjadi Rp 13,39 triliun.Nilai rata-rata kinerja keuangan
pada tahun 2012 sebesar 0,199111 yang menunjukan bahwa nilai rata-rata ROE
yang dihasilkan perusahaan adalah sebesar 19,91%. Sementara nilai standar
deviasinya adalah 0,2288471 atau sebesar 22,88%.
3. Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Tahun 2012
Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa nilai perusahaan yang
diukur dengan Tobins’Q pada perusahaan manufaktur tahun 2012 memiliki nilai
minimum sebesar 0,1866 yaitu pada perusahaan PT. Alakasa Industrindo, Tbk.
dan nilai maksimum sebesar 13,6945 yaitu perusahaan PT. Unilever Indonesia,
Tbk., hal ini mengindikasikan bahwa pasar menilai sangat tinggi pada perusahaan
Unilever Indonesia, Tbk. Nilai rata-rata dari pengukuran Tobins’Q adalah sebesar
2,0606 yang berarti bahwa rata-rata nilai perusahaan yang dimiliki perusahaan
manufaktur di BEI pada tahun 2012 adalah lebih dari 1 yang artinya nilai
perusahaan lebih besar dari nilai aktiva yang tercatat.
4. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
Dari Tabel Coefficients dapat terlihat nilai Standardized Coefficients (Beta)
atau koefisien jalur CSR terhdapa Nilai Perusahaan (Tobins’Q) sebesar 0,228
2
2
dengan besar pengaruh (PX1Y) = 0,228 = 0,052 atau sebesar 5,2% dengan
tingkat signifikasi 0,174 yang menunjukan berada di atas 0,05 maka dapat
disimpulkan: Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti CSR terhadap Nilai
Perusahaan tidak berpengaruh signifikan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa
fenomena, yaitu:kualitas pengungkapan CSR pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2012 relatif rendah dan belum
mengikuti standar yang dikeluarkan oleh GRI, serta pengungkapan masih terbatas
pada item tertentu saja dan variabel CSR tidak dapat diukur secara langsung.
Fenomena kedua yaitu kecenderungan investor dalam membeli saham. Menurut
Portal Kementrian BUMN (2012) dalam Ira Agustine (2013), ada 3 alasan orang
membeli saham:
1. Memperoleh capital gain atau peningkatan harga saham
2. Menerima pembayaran dividen
3. Mendapatkan hak “suara” dan ikut mempengaruhi jalannya perusahaan.
Penelitian ini tidak sesuai dengan paradigma enlightenedself-interest yang
menyatakan bahwa stabilitas dan kemakmuran ekonomi jangka panjang hanya
akan dapat di capai jika perusahaan juga memasukkan unsur tanggung jawab
sosial kepada masyarakat paling tidak dalam tingkat yang minimal. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ferry Khusnul Mubarrok
(2013) dan Ira Agustine (2013) bahwa CSR tidak berpengaruh signifikan terhadap
Nilai Perusahaan.
5. Kinerja Keuangan Memoderasi Hubungan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan
Dari hasil pengujian CSR dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
diketahui bahwa, koefisien variabel Kinerja Keuangan sebesar 9,689 dengan t hitung
sebesar 8,502 dengan t tabel 1,671 sedangkan nilai sig. sebesar 0,000. Karena nilai
thitung> ttabel atau nilai sig. (0,000) < α (0,05) maka Kinerja Keuangan berpengaruh
signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Sedangkan dari pengujian
regresi variabel CSR dan Kinerja Keuangan dan variabel interaksi (perkalian
antara CSR dengan Kinerja Keuangan) terhadap Nilai Perusahaan diketahui
bahwa koefisien variabel interaksi sebesar 24,929 dengan thitung 2,104 >
ttabel1,671sedangkan nilai sig. 0,043 < α (0,05) maka variabel interaksi
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan
Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja keuangan
sebagai variabel moderating dapat memperkuat pengaruh pengungkapan CSR
terhadap nilai perusahaan ketika kinerja keuangan perusahaan meningkat.
Kesesuaian hasil penelitian dengan hipotesis dapat dijelaskan bahwa semakin
besar pengungkapan CSR akan mampu memperkuat brand positioning,
meningkatkan image perusahaan dan market share. Dengan meningkatnya market
share tersebut akan mampu meningkatkan penjualan dan menambah laba
perusahaan, sehingga rasio profitabilitas perusahaan juga akan meningkat. Dengan
meningkatnya
profitabilitas
sebagai
salah
satu
ukuran
investor
dalam
menanamkan saham akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.Hal ini
dapat dijelaskan bahwa semakin besar profitabilitas suatu perusahaan (ROE)
memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu
investor untuk membeli saham. Seiring dengan peningkatan permintaan saham
akan menyebabkan nilai perusahaan juga meningkat (Hardiyanti, 2012).
V SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasanmaka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Corporate Social Responsibility pada perusahaan manufaktur tahun 2012
memiliki nilai minimum sebesar 0,0886 dan nilai maksimum sebesar
0,4177 dengan nilai rata-rata pengungkapan sebesar 0,204922 dan nilai
standar deviasi yang lebih kecil yaitu sebesar 0,0950902. Kinerja
Keuangan pada perusahaan manufaktur tahun 2012 memiliki nilai
minimum sebesar adalah 0,0030 atau sebesar 0,3% yaitu pada perusahaan
PT. Fajar Surya Wisesa, Tbk dan nilai tertinggi kinerja keuangan ini
adalah sebesar 1,2195 atau 121,95% yaitu pada perusahaan PT. Unilever
Indonesia, Tbk. Sedangkan nilai minimum nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur tahun 2012 sebesar sebesar 0,1866 yaitu pada
perusahaan PT. Alakasa Industrindo, Tbk. dan nilai maksimum sebesar
13,6945 yaitu perusahaan PT. Unilever Indonesia, Tbk.
2. Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh signifikan terhadap
Nilai
Perusahaan.
Dalam
laporan
tahunan
perusahaan
praktek
pengungkapan CSR di Indonesia masih belum terlalu baik dijabarkan dan
tergolong rendah dengan rata-rata pengungkapan sebesar 20%, hal ini
berkaitan dengan sensitifitas para investornya terhadap pengungkapan
CSR tidak muncul dalam berinvestasi.
3. Corporate Social Responsibility dengan variabel moderasi Kinerja
Keuangan berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Hasil
penelitian ini menerima hipotesis yang diajukan, dimana keduanya
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan.
Saran
1. Penelitian selanjutnya hendaknya menambah tahun pengamatan sampel
lebih lama dan mengganti variabel moderasi seperti Laverage, Good
Corpotae Corporate Govermentdan ROA.
2. Bagi penelitian selanjutnya yang menggunakan variabel CSR, lebih teliti
dalam melakukan pembobotan yang berisi item pengungkapan CSR
perusahaan, karena pembobotan pengungkapan item CSR dengan metode
content analysis dalam penelitian ini bersifat subyektif.
3. Bagi manajemen perusahaan manufaktur diharapkan lebih terbuka dalam
mengungkapkan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tanggung
jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan tidak hanya terfokus pada
pengungkapkan indikator sosial/masyarakat saja tetapi juga indikator
pertanggung jawaban sosial perusahaan terhadap kinerja ekonomi,
lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia dan produk lebih banyak
diungkapkan.
VI DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi ke empat.
Yogyakarta: BPFE.
Angga Budi Premana. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Manufaktur Pada Bursa Efek Indonesia.Skripsi S1 UNDIP.
Ayu Sri dan dan Ary Wirajaya. 2013. Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 4.2 (2013): 358-372.
Budimanta, A, Prasetijo, A., Rudito,B., 2004, Corporate SocialResponsibility,
Jawaban bagiModel PembangunanIndonesia Masa Kini. Indonesia Center
forSustainable Development (ICSD), Jakarta.
Carningsih, 2009. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan
Antara Kinerja Keuangan dengan Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)”.
Dalam http://www.gunadarma.ac.id/liblary/articles/graduate/economy/2009/
artikel_20205242.pdf.(diakses 20 Maret 2014).
Desak Made Riza Amelia Permana. 2013. Kemampuan Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosisal Perusahaan dalam Memoderasi Hubungan antara Kienrja
Keuangan dengan Nilai Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di
Indeks Kompas 100. Tesis S2 Udayana.
Devina, Florence., Suryanto, L dan Zulaikha. 2004. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Maksi. Volume
4. Agustus : 161-177.
Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Teori, Kasus dan Solusi. Bandung:
ALFABETA.
Ferry Khusnul Mubarok. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi S1. Institut Agama Islam
Walisongo.
Gray, R., Owen, D. dan Maunders, K. (1987), Corporate Social Reporting
Accounting and Accountability, Prentice-Hall, London.
Hardiyanti, N. (2012). Analisis Pengaruh Insider Ownership, Leverage,
Profitabilitas, Firm Size, dan Dividen Payout Ratio Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI
Tahun 2007-2010). Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Ira Agustine. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan. Skripsi S1. Universitas Kristen Petra.
Katiya Nada dan D. Agus Harjito. “Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap nilai perusahaan dengan Corporate Governance sebagai variabel
moderasi. Jurnal Siasat Bisnis, Vol. 15, No. 1, Januari 2011, hlm. 1-12.
Kasmir, 2011, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada.
Mas Achmad Daniri, Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, sambutan
Menteri Negara Lingkungan Hidup pada Seminar Sehari “A Promise Gold
Rating: Sustainable CSR”, 23 Agustus 2006, www.menlh.go.id, diakses
tanggal 28 Maret 2014, hlm.18.
Pearce, jhon dan Robbinson, Jr., Manajemen Strategis. Ed. 10. Jakarta: Salemba
Empat.
Ramadhani, Laras Surya. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen
Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI. Skripsi S1 UNDIP.
Retno Endah. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
dengan Pengungkapan CSR dan GCG sebagai variabel pemoderasi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi S1
UNSIL.
Rimba Kusumadilaga. 2010. Pengaruh corporate social responsibility terhadap
nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating (Studi
Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Skripsi S1 UNDIP
Saleh, Mustaruddin, Norhayah Zulkifli, dan Rusnah Muhamad. 2010. “Corporate
Social Responsibility Disclosure and Its Relation on Institutional
Ownership”. Managerial AuditingJournal, Vol. 25, No. 6, pp. 591-613.
Sembiring, Eddy Rismanda. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di
Bursa Efek Jakarta”, jurnal Maksi Universitas Diponegoro Semarang, Vol.
6, No. 1, Januari, hlm. 69-85.
Soehartono, Irawan. 2004. Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Sutrisno.2009. “Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi”. Ekonisia:
Yogyakarta.
Wien Ika. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional
dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi S1
UNDIP.
www.globalreporting.org
www.wbcsd.org
Download