Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 KERAGAMAN SERANGGA AKUATIK SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR DI DANAU LAUT TAWAR, TAKENGON BIODIVERSITY OF AQUATIC INSECTS AS BIOINDICATOR OF WATER QUALITY IN LAUT TAWAR LAKE, TAKENGON Suwarno1 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh1 Jalan Syekh Abdur Rauf No. 3 Darussalam Banda Aceh 23111 [email protected] ABSTRAK Kualitas perairan dapat diperkirakan berdasarkan keberadaan jenis serangga akuatik yang ada di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung komposisi dan keanekaragaman serangga akuatik di Danau Laut Tawar, Takengon, Propinsi Aceh sebagai bioindikator kualitas perairan. Sampel serangga dikoleksi menggunakan jaring surber pada lima desa yang ambil secara acak di pinggiran Danau Laut Tawar. Komposisi serangga akuatik dihitung dalam persen dan keanekaragaman serangga dianalisis dengan rumus Shannon-Wiener. Analisis kualitas air dilakukan dengan analisa Storet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga akuatik yang tertangkap di Danau Laut Tawar terdiri dari 22 genus, yang tergolong ke dalam 18 famili dan enam ordo. Komposisi pada setiap lokasi bervariasi tergantung pada kondisi habitat. Ordo Odonata mendominasi komposisi serangga yang didapatkan dengan delapan genus disusul oleh Coleoptera dan Trichoptera masing-masing empat genus. Jumlah individu dari genus Ischanura paling banyak didapatkan yaitu 21,74%, disusul oleh genus Aeshna (11,74%) dan Pantala (10,43%). Keragaman genus serangga akuatik di Danau Laut Tawar ini tergolong sedang dengan nilai indeks H’=2,68. Serangga-serangga dari ordo Ephemeroptera, Trichoptera dan Lepidoptera (Elophila) dapat dijadikan sebagai bioindikator air yang bersih. Kata kunci : serangga akuatik, keanekaragaman, bioindikator. Danau Laut Tawar ABSTRACT The water quality is predicted based on the aquatic insects which found in their habitat. The research aimed to know the composition and biodiversity of aquatic insects in Laut Tawar Lake, Takengon, Aceh Province as bioindicator of water quality. The samples were collected randomize in five villages where surrounding of Laut Tawar lake. The composition of insect were calculated in percentage, and the Shannon-Wiener index were used for calculated of insects aquatic biodiversity. The water quality was analyse by the Storet analysis. The result showed that the aquatic insects which were collected in Laut Tawar lake consist of 22 genera, followed in 18 family and 6 order. Composition of insects aquatic variously in each location and depend on the water quality of habitats. Order Odonata was dominate the aquatic insects in Laut Tawar lake with 8 genera and followed by Coleoptera and Trichoptera with 4 genera each. The number of individual of genus Ischanura which collected was the highest (21,74%) followed by Aeshna (11,74%) and Pantala (10,43%). The index genus biodiversity of aquatic insects in Laut Tawar lake was the middle level (H’=2,68). The Ephemeropthera, Trichoptera and Lepidoptera (Elophila) are the insects which used as bioindicator of the clean water. Key words : aquatic insects, biodiversity, bioindicator, Laut Tawar lake 461 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 1. PENDAHULUAN Serangga merupakan kelompok makroinvertebrata yang paling sukses pada habitat perairan tawar (akuatik). Kondisi ini ditunjukkan dengan komposisi, kehadiran dan sebaran yang luas serta kemampuan serangga menyesuaikan diri dengan berbagai tipe habitat perairan tawar [1], dan merupakan komponen penyusun komunitas dasar perairan [2]. Kelompok serangga ini dapat hidup pada habitat perairan yang beragam seperti sungai, alur, selokan, sawah, dan danau [2]. Serangga akuatik yang umum dijumpai pada habitat perairan adalah ordo-ordo Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Lepidoptera, Odonata, Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera [2], [3]. Serangga akuatik dapat dijadikan sebagai indikator kualitas suatu perairan. Ordo Ephemeroptera, Plecoptera, dan Trichoptera (EPT) adalah kelompok serangga yang sering dijumpai pada perairan yang bersih dan sangat sensitif terhadapat perubahan faktor fisika kimia perairan [3], [4]. Sementara itu, pada perairan yang berkualitas sedang sampai bersih dijumpai serangga-serangga dari ordo Coeloptera, Hemiptera dan Odonata sedangkan Diptera banyak dijumpai pada perairan yang kotor [1]. Kualitas perairan cenderung mengalami penurunan, akibat berbagai macam aktivitas manusia di sekitar perairan [5]. Selain itu, perubahan faktor fisika kimia perairan sangat berkaitan dengan musim [4], [6]. Faktor fisika kimia perairan, kondisi substrat perairan, kecepatan arus dan keberadaan tumbuhan air dapat mempengaruhi sebaran dan populasi serangga akuatik [7]. Keanekaragaman serangga akuatik pada perairan yang masih alami relatif lebih tinggi dibanding perairan yang sudah tercemar (kotor). Selanjutnya pada perairan yang tidak bersih atau tercemar penyebaran individu tidak merata dan cenderung di dominasi oleh spesies tertentu. Jika terjadi penurunan populasi serangga akuatik di suatu perairan, mengindikasikan terjadinya penurunan kualitas dari perairan tersebut baik biologi, fisika, atau kimia [1]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan keragaman serangga akuatik di Danau Laut Tawar, Takengon Propinsi Aceh. Adanya aktivitas manusia, pertanian, variasi substrat, masukan air dari daratan, faktor fisika kimia air dan populasi tumbuhan di seputaran danau diduga akan mempengaruhi keragaman serangga akuatik di danau tersebut. 462 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 2. METODE PENELITIAN 2.1. Lokasi Studi Penelitian dilakukan pada lima desa (Bintang, Boom, Klitu, Murpar dan Toweran) di sekitar Danau Laut Tawar (04°36′43″N dan 096°55′25″E) pada bulan Mei-Juni 2012. Danau Laut Tawar terletak di Kabupaten Aceh Tengah, Propinsi Aceh dengan ketinggian sekitar 1200 m diatas permukaan laut. Danau Laut Tawar berukuran panjang sekitar 16 km, lebar 4 km dan kedalaman maksimum sekitar 80 m serta dikelilingi oleh perbukitan dengan ketinggian mencapai 2000 m [8]. 2.2. Pengkoleksian serangga akuatik Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan jala surber. Serangga akuatik dikoleksi pada bagian tepi danau sepanjang 10 meter pada tiap-tiap lokasi sampling dan diulang sebanyak tiga kali pengambilan. Pengkoleksian dilakukan pada substrat, tumbuhan air dan batuan atau kerikil. Sampel yang terkumpul di dalam surber, kemudian di tuangkan ke dalam nampan. Selanjutnya, sampah dedaunan atau batu-batu yang masuk ke dalam surber net dipisahkan atau dibersihkan. Sampel selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik dan disortir di base camp. Sampel yang sudah disortir selanjutnya dimasukkan dalam botol sampel dan diberi alkohol 80% dan dilabel. Sampel diidentifikasi di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah. 2.3. Pengukuran kualitas air Sampel air diambil pada tiga stasiun yang berbeda pada setiap lokasi/desa. Parameter kualitas air berupa suhu, pH, DO, kekeruhan, TDS dan daya hantar listrik diukur secara in-situ dengan menggunakan Water Quality Checker digital. Parameter kualitas air lainnya dianalisis di laboratorium. Sampel air pada kedalaman 1 meter dari permukaan diambil dengan menggunakan water sampler. Selanjutnya, air yang telah didapat dimasukkan dalam jirigen volume 2 liter dan dimasukkan dalam ice box pada suhu lebih kurang 4oC. Prameter kualitas air berupa alkalinitas, amonium, BOD, COD, coliform, nitrat (NO3), nitrit (NO2), timbal (Pb), phosphat (PO4), sulfat (SO4), TSS, dan zat organik dilakukan di laboratorium Bapedal Banda Aceh. Analisis terhadap kualitas air Danau Laut Tawar dilakukan dengan metode Storet yaitu dengan membandingan data kualitas air dengan baku mutu air yang tertuang dalam 463 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003. Selanjutnya status mutu air diklasifikasikan dalam empat kelas, yaitu: - Kelas A : baik sekali, skor = 0 memenuhi baku mutu - Kelas B : baik, skor = -1 s/d -10 cemar ringan - Kelas C : sedang, skor = -11 s/d -30 cemar sedang - Kelas D : buruk, skor ≥ -31 cemar berat 2.4. Identifikasi sampel Serangga akuatik yang telah didapat kemudian diidentifikasi di laboratorium dengan menggunakan bantuan mikroskop serta buku acuan determinasi serangga akuatik seperti Aquatic Entomology [9], Aquatic Insect of China Useful for Monitoring Water Quality [10], dan A guide to Freshwater Life in Singapore [11]. 2.5. Analisis Data Data yang didapatkan dianalisa secara deskriptif dalam bentuk tabel dan gambar. Analisa data dilakukan dengan menghitung Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener [12]. Dengan rumus indeks keanekaragama sebagai beriukut, yaitu : H ' Pi ln Pi Dimana : Pi ni N Keterangan : H ' = Indeks keanekaragaman Pi = Perbandingan jumlah individu genus ke-i dengan jumlah total individu (ni/N) ni = Jumlah individu genus ke-i N = Jumlah total individu 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga akuatik yang tertangkap di Danau Laut Tawar sebanyak 230 individu yang tergolong kedalam 6 ordo, 18 famili dan 22 genus (Tabel 1). Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa serangga yang tertangkap di Desa Mupar baik dari jumlah ordo, familia, genus maupun individu adalah yang terbanyak sedangkan yang paling sedikit tertangkap di Desa Bintang. Tingginya jumlah serangga yang tertangkap di Desa Mupar terkait dengan kualitas air yang terdapat di kawasan tersebut. 464 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 Tabel 1. Jumlah ordo, famili dan genus serangga yang tertangkap di Danau Laut Tawar No 1 2 3 4 5 Lokasi Desa Bintang Desa Boom Desa Kelitu Desa Mupar Desa Toweran Total Ordo 3 3 4 5 4 6 Familia 6 7 13 14 8 18 Genus 7 8 13 14 8 22 Individu 27 32 57 74 40 230 Kondisi fisika-kimia perairan sangat mempengaruhi kelimpahan dan sebaran serangga akuatik. Hasil analisis storet terhadap 18 parameter kualitas air menunjukkan bahwa kualitas air di stasiun Desa Mupar tergolong sangat baik sekali, Kelas A (memenuhi baku mutu), dengan skor 0, sebaliknya kualitas air di stasiun Desa Bintang tergolong buruk, kelas D (tercemar berat) dengan skor yang didapat adalah -33. Stasiun Boom dan Toweran menunjukkan klasifikasi mutu air sedang, Kelas C yaitu cemar sedang dengan skor -18, sedangkan stasiun Desa Klitu kualitas airnya tergolong baik, kelas B (cemar ringan) ditunjukkan pada stasiun dengan skor -9. Hasil analisis storet pada lima stasiun di danau laut tawar disajikan pada Lampiran. Kelimpahan dan sebaran serangga akuatik sangat tergantung pada kondisi fisika-kimia perairan, substrat, arus dan ketersedian makanan. Beberapa serangga akuatik seperti ordo Odonata dan Coleoptera berasosiasi dengan tumbuhan air yang ada di habitatnya. Odonata meletakkan telur pada tumbuhan air dan setalah menetas nimfa yang masih kecil mencari makanan dan berlindung atau menempel pada tumbuahan air tersebut. Sementara itu, sebagai serangga fitofag, ordo Coleoptera memanfaatkan tumbuhan air sebagai makanannya. [13]. Tingginya keragaman jenis serangga air yang terdapat di stasiun Desa Mupar dan dan juga Klitu sangat terkait dengan kualitas air danau di kawasan tersebut. Hasil analisis storet juga dapat dibuktikan dengan keberadaan serangga air yang didapatkan (Tabel 2). Jenis-jenis serangga yang terdapat di kedua lokasi ini umumnya mempunyai kisaran toleransi yang sempit terhadap kualitas air. Jenis-jenis ini hanya dapat hidup dan berkembang biak pada kondisi air yang bersih sampai tercemar ringan. Serangga-serangga tersebut tergolong ke dalam ordo Ephemeroptera dan Trichoptera. Kondisi substrat perairan yang berpasir atau berkerikil di kedua stasiun pengambilan sampel juga menjadi tempat yang sesuai bagi kelompok Ephemeroptera dan Trichoptera. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa keberadaan serangga Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera sangat berkaitan dengan kondisi substrat dan penetrasi cahaya yang sampai ke perairan. 465 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 Ketiga kelompok serangga ini lebih memilih kondisi substrat dan sedimen yang stabil seperti batuan dan kerikil serta adanya naungan [7]. Tabel 2. Komposisi Serangga akuatik yang terdapat di Danau Laut Tawar No 1 2 3 4 5 Ordo Coleoptera Ephemeropte ra 6 7 8 9 10 11 12 13 Hemiptera Lepidoptera Odonata 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Trichoptera Familia Genus Dystiscidae Colymbetes Cybister Hydrophilus Psephenus Callibaetis Hydrophiliidae Psephenidae Baetidae Ephemerellida e Belastomatida e Notonectidae Pyralidae Aeshnidae Amphipterygid ae Coenagrionida e Corduliidae Gomphidae Libellulidae Macromiidae Brachycentrida e Leptocoridae Limnephilidae 1 3 3 Lokasi 2 3 4 5 Sphaerodema Enithares Elophila Aeschnoplhebia Aeshna Philloganga 4 2 Ischanura 7 Pantala Megalogomphus Libellula Macromia Micrasema Triaenodes Limnephilus Pseudostenophyl ax 3 4 6 4,35 2 4 6 3 Cloeon Belastoma 6 Jlh (%) 1,74 0,43 4,35 2,17 3,91 3 5 1 2 1 2 2 3 2 5 3 9 2 8 5 7 6 6 5 9 5 4 6 2 8 4 2 5 2 4 2 7 5 6 3 4 2 1 2 6,96 1,74 0,87 1,30 0,87 11,74 0,87 21,74 10,43 3,91 5,22 4,78 0,87 4,35 3,91 3,48 2 3 7 5 4 100,0 7 2 6 5 0 0 Keterangan: 1 = Desa Bintang; 2 = Desa Boom; 3 = Desa Mupar; 4 = Desa Klitu; 5 = Desa Toweran Total individu Rendahnya kualiatas air di stasiun Desa Bintang akibat adanya bahan pencemar yang masuk ke dalam danau melalui water inlet. Beberapa bahan pencemar tersebut diantaranya adalah limbah kotoran manusia dan peternakan, limbah pertanian dan rumah tangga. Akibat bahan cemaran ini total coliform, COD, amonium, dan nitrat menjadi tinggi dan melebihi ambang baku mutu perairan (Tabel 3). Tingginya nilai timbal (Pb) pada air di stasiun 466 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 Desa Bintang diduga karena adanya buangan limbah elektronik oleh masyarakat yang berdomisili di hulu water intake danau. Akibat rendahnya kualitas air ini maka keberadaan serangga air juga sangat terbatas baik dari jenis maupun populasinya (Tabel 2). Tabel 3. Hasil analisis parameter kualitas air pada lima stasiun/desa di Danau Laut Tawar Station/Dessa Boom Klitu Mupar Toweran No Parameter Metode Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Suhu TDS TSS Secchi depth Alkalinitas Amonium BOD COD DO Thermometer TDS meter Gravimetri Secchi disc Titrimetri Spektrofotometri Winkler Refluk DO meter 24 45 8 2 114 0,08 0,88 34.723 5,9 10 Coliform 2400 250 11 12 13 14 15 Conductivity Nitrat (NO3) Nitrit (NO2) Pb (Timbal) pH Phosphat (PO4) Sulfat (SO4) Zat Organik SPC Conductivity meter Brusin Spektrofotometri AAS pH meter mg/l mg/l mg/l m mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l MPN/100 ml µS/Cm mg/l mg/l mg/l mg/l 163 0,03 0,07 0,30 7,22 mg/l mg/l mg/l 0,02 0,43 14,03 16 17 18 Spektrofotometri Spektrofotometri Titrimetri Bintang 25 24,5 108 84 4 4 2 1,5 120 112 0,29 0,02 0,64 1,11 90.281 20.834 3,31 5,4 19,5 35,5 5 1,5 236 0,01 0,93 6.944 6,4 25 110 7 2 112 0,06 0,48 20.834 4,8 210 23 170 173,2 0,12 0,01 0,09 7,1 159,3 0,01 0,03 < 0,01 7,85 366 0,02 0,02 < 0,01 7,38 162,3 0,05 0,01 0,05 7,59 0,21 0,33 15,81 0,08 0,18 13,44 0,01 0,11 6,90 0,05 0,22 9,28 Data pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa dari enam ordo serangga akuatik yang tertangkap, Odonata merupakan ordo yang mendominasi baik dari jumlah famili (38,89%), maupun jumlah individu (59,57%) dari total serangga yang tertangkap. Kondisi ini diduga erat kaitannya dengan keberadaan tumbuhan air seperti eceng gondok (Eichornia crassipes) dan Hydrilla yang berada di lokasi pengambilan sampel. Nimfa capung biasanya menempel pada tumbuhan air ini untuk mencari makan dan berlindung. Ischanura yang tergolong ke dalam sub ordo Zygoptera (capung jarum) adalah yang paling banyak tertangkap (21,74%), terutama di Desa Toweran. Nimfa serangga ini berukuran kecil dan berwarna hijau atau coklat. Ischanura di lokasi ini banyak ditemukan pada Hydrilla yang terdapat pada dasar perairan danau. Selain Ischanura, kelompok capung 467 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 yang juga banyak di dapat adalah Aeshna (11,74%) dan Pantala (10,43%). Kedua genus capung ini merupakan serangga yang umum dijumpai pada kawasan perairan yang tercemar sedang sampai bersih. Hal yang cukup menarik adalah didapatkannya genus Megalogomphus pada stasiun Desa Klitu dan Desa Mupar. Genus ini berukuran besar, berwarna hijau atau coklat dan umumnya ditemukan pada kawasan perairan yang bersih dan bebas dari polusi. Nymfa Megalogomphus ini biasanya hidup pada substrat yang berpasir dan bersih. Jumlah individu dari kelompok odonata yang paling sedikit tertangkap adalah Aeshnophlebia dan Philloganga, masing-masing sebanyak 2 individu. Belum diketahui secara pasti sedikitnya jumlah individu dari kedua genus ini. Penelitian lebih lanjut dengan rentang waktu yang lebih panjang diperlukan untuk mendapatkan jawaban ini. Serangga yang merupakan indikator untuk kualitas perairan bersih juga didapatkan dalam penelitian ini yaitu Ephemeroptera dan Trichoptera masing-masing berjumlah 19 dan 29 individu, serta satu larva Elophila (Lepidoptera). Serangga akuatik dari ordo Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera (EPT) merupakan serangga indikator untuk perairan yang bersih [1], [10]. Ephemeroptera dan Trichoptera lebih menyukai substrat berkerikil atau berbatu dengan kondisi yang stabil. Famili Baetidae biasanya menempati perairan lentik dan lotik. Genus Callibaetis sedikit toleran terhadap faktor lingkungan dan biasanya di jumpai pada alur, sungai atau danau yang bersih dan larva Ephemeridae biasanya bersembunyi di dalam substrat pasir sungai, alur atau danau [14]. Larva Trichoptera berada di dalam kantong yang terbuat dari pasir atau kerikil atau tumbuhan yang terdapat di dasar perairan. Kantong ini berfungsi sebagai pelindung bagi larva ini. Bentuk dan arsitektur kantong yang digunakan oleh kelompok Trichoptera dapat dijadikan sebagai salah satu karaakter untuk mengidentifikasi serangga ini [10]. Genus-genus dari ordo Coleoptera dan Hemiptera yang tertangkap pada penelitian ini merupakan kelompok yang tersebar pada perairan relatif bersih. Tiga famili dari ordo Coleoptera yang tertangkap ini merupakan famili yang umum di jumpai pada perairan tawar. Kelompok ini banyak terdapat pada alur, sungai, dan kolam. Kumbang-kumbang ini selalu muncul ke permukaan air untuk mendapatkan udara. Larva Dysticidae dan Pselphenidae merupakan predator pada dasar perairan, mempunyai prothoraks yang keras dan memanjang [14]. Ordo Hemiptera yang tertangkap pada umumnya tergolong pada genus Belastoma. Serangga ini banyak didapatkan pada tumbuhan air di sekitar tepi danau. Pada bagian dorsal 468 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 dari beberapa individu yang tertangkap terdapat telur. Belastoma juga lebih menyukai kawasan yang relatif terlindung dari sinar matahari. Belastomatidae umumnya di jumpai pada kolam, sungai atau alaur yang relatif tenang dan sering bersembunyi pada debris dan tumbuhan air [14]. Keanekaragaman serangga akuatik di Danau Laut Tawar pada kelima stasiun pengambilan sampel tergolong rendah {stasiun Desa Bintang (H’ =1,63) , Boom (H’ = 1,95) dan Toweran (H’ = 1,4)} sampai sedang (stasiun Desa Klitu (H’ = 2,44) dan Mupar (H’ = 2,55)}. Sementara itu nilai indeks keanekaragaman secara keseluruhan juga tergolong sedang (H’= 2,68). Hal ini sesuai dengan pendapat Barus [15], yang menyatakan bahwa apabila 0 < H' < 2,302 maka indeks keanekaragaman rendah, apabila 2,302 < H' < 6,907 maka indeks keanekaragaman sedang, dan apabila H' > 6,907 maka indeks keanekaragaman tinggi. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kualitas air juga mempengaruhi indeks keanekaragaman serangga yang hidup di dalamnya. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa serangga-serangga dari ordo Ephemeroptera dan Trichoptera dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas perairan yang bersih di Danau Laut Tawar. Komposisi serangga pada setiap lokasi bervariasi tergantung pada kondisi habitat. Genus-genus yang tergolong dalam ordo Hemiptera dan Odonata tersebarpada habitat yang tercemar sampai pada habitat yang bersih. Ordo Odonata mendominasi komposisi serangga yang terdapat di Danau Laut Tawar ini, terutama genus Ischanura Aeshna, dan Pantala. Kondisi perairan di Desa Mupar dan Klitu lebih bersih dibanding tiga desa lainnya. 5. UCAPAN TERIMAKASIH Terima kasih kami ucapkan kepada Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Tengah yang telah membantu pendanaan dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Terima kasih juga disampaikan pada Bapedal Aceh yang telah membantu dalam menganalisis parameter kualitas air Danau Laut Tawar dan semua tim yang telah bekerjasama. 6. DAFTAR PUSTAKA [1]. Che Salmah MR, Hassan STS, Abu Hassan A, Ali AB. Aquatic insects diversities in Kedah, Pinang and Bongor rivers and their potential uses as indicator of environmental stress. Proceeding of River. Universiti Sains Malaysia, 1999. pp. 335-343. 469 Prosiding Semirata 2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat Universitas Tanjungpura Pontianak Hal 461 - 470 [2]. Merrit RW, Cummins KW. An introduction to The Aquatic Insects of North America. Second edition. Hunt Publishing Company.1996. [3]. Subramanian KA, Sivaramakrishnan KG. Aquatic Insects for Biomonitoring Freshwater Ecosystem – A Methodology Manual. Asoka Trust for Research in Ecology and Wnviromnent (ATREE). Banglore, India. 2007; [4]. Wardhani TS. Perbandingan Populasi Larva Odonata di Berbagai Sungai di Pulau Pinag dan Hubungannya dengan Pengaruh Habitat dan Kualiti Air. Thesis. Universiti Sains Malaysia. 2007. [5]. Heino J. Biodiversity of aquatic insects: spatial gradients and environmental correlates of assemblage-level measures at large scales. Journal of Freshwater Reviews. 2009. 2: 129. [6]. Che Salmah MR, Abu Hassan A. Distribution of aquatic insects in relation to rice cultivation phases in rain fed field rice. Journal Bioscience 2002.13(1): 87-107. [7]. Suhaila AH, Che Salmah MR. Influence of substrate embeddedness and canopy cover on the distribution of Ephemeroptera, Plecoptera and Trichoptera (EPT) in tropical rivers. International Journal of Freshwater Entomology. 2011. 33(4): 281-292. [8]. Muchlisin ZA, Musman M, Siti-Azizah MN. Lenght-weight relationship and condition factors of two threatened fishes, Rasbora tawarensis and Poropuntius tawarensis, endemic of Lake Laut Tawar, Aceh Province, Indonesia. Journal of Apllied Ichtyology. 2010. 26: 949-953. [9]. Patrick W, McCafferty WP. Aquatic Entomology. Jones and Bartlett Publisher Inc. Boston. 1981. [10]. Morse JC, Lingfang Y, Lixin T. Aquatic Insects of China Useful for Monitoring Water Quality. Hohai University Press. Nanjing-China. 1994. [11]. Peter KLNg. A guide to Fresh Water Life in Singapore. Singapore Science Centre. 1995. [12]. Southwood TRE, Henderson PA. Ecological Methods. Third edition. Blackwell Science. Oxford. 2000. [13]. Ward JV. Aquatic Insects Ecology. John Willey & Sons Inc. New York. 1992 [14]. McCafferty WP, Provonsha AV. Aquqtic Entomology. John and Bartlett Publisher. Inc. Boston. 1983. [15]. Barus TA. Pengantar Limnologi – Studi tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press. Medan. 2004. 470