UPAYA PENERAPAN TEKNIK MEMBACA KRITIS

advertisement
ISSN 0215 - 8250
91
UPAYA PENERAPAN TEKNIK MEMBACA KRITIS
DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN
MEMAHAMI ARTIKEL BERITA DI MEDIA MASSA SISWA
KELAS II SLTP NEGERI I SINGARAJA
oleh
Ida Bagus Sutresna
Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan (1) mengetahui apakah
penerapan teknik membaca kritis dapat meningkatkan aktivitas dan
kemampuan memahami artikel berita di media massa siswa kelas II SLTP
Negeri 1 Singaraja, dan (2) menentukan langkah-langkah yang tepat dalam
menerapkan teknik membaca kritis guna meningkatkan aktivitas belajar dan
kemampuan siswa dalam memahami artikel berita di media massa. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas IIF SLTP Negeri 1 Singaraja, sedangkan
objeknya upaya guru dalam meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan
siswa dalam memahami artikel berita di media massa. Pengumpulan data
aktivitas belajar dilakukan dengan pemantauan dan prestasi belajarnya
digunakan tes. Untuk melengkapi data utama dilakukan wawancara dengan
siswa setelah proses pembelajaran selesai. Hasil pemantauan dan
wawancara dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil tes
dianalisis dengan menggunakan penskoran dan penilaian ketuntasan
belajar. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah pengupayaan penerapan
teknik membaca kritis dapat meningkatkan aktivitas belajar dan
berpengaruh terhadap peningkatakan prestasi belajarnya. Nilai rata-rata
aktivitas belajar secara klasikal pada pratindakan 6, 4 (kategori cukup),
tindakan I 6,8 (kategori cukup), dan tindakan II 7,8 (kategori hampir baik),
sedangkan nilai prestasi belajarnya pada pratindakan 6,80 (kategori cukup),
tindakan I 70,00 (kategori lebih dari cukup), dan tindakan II 8,15 (kategori
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
92
baik). Peningkatan nilai aktivitas dari pratindakan sampai dengan tindakan
II adalah 1,4 dan prestasi belajarnya 1,30. Sehubungan dengan temuan
dalam penelitian ini, dapat direkomendasikan kepada guru-guru bahasa
Indonesia SLTP Negeri 1 Singaraja bahwa temuan ini dapat dijadikan salah
satu alternatif dalam mengupayakan penerapan teknik membaca kritis guna
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajarnya. Setidak-tidaknya dapat
dijadikan refrensi dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajarnya dalam memahami bacaan.
Kata kunci : tenik membaca kritis, aktivitas, prestasi, artikel berita.
ABSTRACT
This classroom action research aimed at (1) finding out whether the
use of critical reading technique could improve activity and ability in
understanding news articles in mass media among the second year students
of SLTP Negeri 1 Singaraja, and (2) finding out appropriate steps in using
critical reading technique in improving learning activity and the students’
ability in understanding news articles in mass media. The subjects of this
research were the students of Class IIF Negeri 1 Singaraja, whereas the
object was the teacher’s effort to improve the learning activity and the
students’ ability in understanding news articles in mass media. The data
about the learning activity were collected by monitoring and those of the
learning achievement were collected by a test. To complete the main data
an interview was conducted with the students after the learning process.
The results of monitoring and interview were analyzed by scoring and the
evaluation of learning mastery. The conclusion of the result of this research
in the effort to use critical reading technique can improve learning activity
and has an effect on the increase of learning achievement. The average
score of the classical learning activity at the pre-action was 6,4 (falling into
the sufficient category), that of the first action was 6.8 (falling into the
sufficient category), and that of the third action was 7.8 (falling into the
close to good category), whereas the learning achievement score at the pre____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
93
action was 6.80 (falling into the sufficient category), that of the first action
was 70.00 (more than sufficient), that of the second action was 8.15 (good).
The increase in the score of the activity from the pre-action up to the third
action was 1.4 and that for the learning achievement was 1.30. In relation
to the findings in this research it can be recommended to the teachers who
teach Indonesian at SLTP Negeri 1 Singaraja to use the findings as one of
the alternatives in using critical reading technique to improve the activity
and learning achievement. At least the findings can be used as a reference
in an effort to improve activity and learning achievement in understanding
reading texts.
Key words : critical reading technique, activity, achievement, news article.
1. Pendahuluan
Membaca merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa,
yang diajarkan sejak peserta didik mengikuti pendidikan formal di bangku
sekolah. Membaca pada dasarnya adalah suatu proses yang dilakukan
pembaca untuk memperolah pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media bahasa tulis. Pengajaran membaca yang diberikan pada
siswa SLTP sudah diarahkan tidak hanya memandangi dan
menyuarakannya, melainkan harus mampu memaknai lambang-lambang
bahasa tersebut. Oleh karena itu, para pelajar haruslah dibantu untuk
menanggapi atau memberi responsi terhadap lambang-lambang visual, yang
menggambarkan tanda-tanda oditori yang sama, dan yang telah mereka
tanggapi sebelumnya. (Tarigan, 1983 : 8). Ini berarti, kegiatan membaca
merupakan proses penyandian kembali dan penafsiran sandi berupa
lambang bahasa agar dapat dipahami maksudnya. Kegiatannya dapat
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
94
dimulai dari mengenali huruf, kata, frase, kalimat, paragraf, dan wacana
serta menghubungkan bunyi bahasa dengan maksudnya.
Kegiatan membaca pada tataran yang lebih tinggi, pembaca harus
mampu memahami menerima, menolak dan meyakini pendapat yang
dikemukakan oleh penulisnya. Membaca pada tingkat ini, pembaca tidak
cukup hanya memahami apa yang tersurat, lebih dari itu dapat
menghubungkan kemungkinan maksud penulis berdasarkan pengalaman
pembaca. Di samping itu, pengetahuan tentang teknik-teknik membaca
sangat perlu dipahami oleh pembaca, agar dapat memahami isi bacaan
dengan sebaik-baiknya, terutama dalam membaca kritis.
Membaca kritis sering juga disebut membaca kreatif atau
interpreatatif. Dalam membaca kritis, pembaca dituntut agar dapat
memahami maksud penulis, organisasi dasar tulisan, menilai penyajian
penulis, menerapkan prinsip-prinsip membaca kritis, dan prinsip-prinsip
penilaian bahan bacaan (Tarigan : 1983 : 90).
Pengajaran membaca kritis merupakan strategi membaca yang
bertujuan untuk memahami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional
lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis dan
merupakan analisis yang dapat dihandalkan (Sujana, 1988 : 23). Dalam
membaca kritis dikenal tiga cara, yaitu : (1) Membaca baris, adalah
membaca baris demi baris untuk dapat memahami arti kata-kata setiap
baris; (2) Membaca di antara baris, mempunyai pengertian menganalisis
maksud penulis yang sebenarnya; (3) Membaca di luar baris, bertujuan
mengevaluasi dan memahami hal-hal yang perlu diaplikasikan dalam
membaca kritis, pembaca akan dapat melakukan kegiatan membaca dalam
waktu singkat, namun memperoleh informasi yang lengkap dan benar. Di
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
95
samping itu, keberhasilan dalam membaca kritis sangat perlu berlatih dan
berlatih terus, sehingga pembaca akan dapat memperoleh informasi yang
benar, baik yang tersurat maupun tersirat dalam wacana yang dibacanya.
Adapun bahan yang dapat digunakan latihan membaca kritis, bisa berupa
wacana apa saja, misalnya : artikel, cerita, dialog, karya ilmiah populer,
termasuk karya ilmiah.
Berkenaan dengan pengalaman peneliti melakukan ASD (Academic
Staff Deployment) di SLTP Negeri 1 Singaraja, menemukan kenyataan
bahwa kemampuan siswa memahami isi bacaan masih rendah. Kenyataan
ini besar kemungkinannya karena siswa tidak memiliki pengetahuan yang
memadai dalam memahami isi bacaan atau bahan ajar yang dipilih guru
tidak cocok dengan tingkat keterbacaan dan tingkat kesesuaian dengan
umur siswa. Sehubungan dengan ini, sangat pelu dicari solusi
pemecahannya, agar tujuan pengajaran membaca kritis dapat dicapai sesuai
dengan harapan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di depan, penelitian ini
dilakukan dengan tujuan apakah teknik membaca kritis dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas II SLTP Negeri 1 Singaraja dalam memahami
artikel berita di media massa. Di samping itu, untuk menemukan langkahlangkah yang tepat dalam memahami artikel berita tersebut. Hasilnya
setidak-tidaknya akan bermanfaat bagi dosen, guru, dan siswa SLTP Negeri
1 Singaraja dalam pembelajaran membaca kritis.
2. Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IIF
SLTP Negeri 1 Singaraja pada Cawu 2 tahun ajaran 2001/2002. Jumlah
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
96
subjek penelitian ini seluruhnya 40 orang, sedangkan objeknya adalah
penerapan teknik membaca kritis dalam upaya meningkatkan aktivitas dan
kemampuan siswa dalam memahami artikel berita di media massa.
Penelitian tindakan kelas sebenarnya adalah penelitian yang terdiri atas
siklus-siklus sampai ditemukan alternatif terbaik dalam proses
pembelajaran, tetapi penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus selama satu
catur wulan. Rancangan tindakan tiap siklus terdiri atas empat tahapan,
yaitu : perencanaan, tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi.
Data penelitian ini dikumpulkan melalui tes hasil belajar,
pemantauan aktivitas pembelajaran, dan wawancara. Tes dilakukan untuk
mengetahui prestasi siswa dalam memahami artikel berita di media massa,
yang materinya diarahkan mulai dari pemahaman kalimat dalam paragraf
sampai dengan memahami isi artikel berita. Hasil tes siswa dianalisis
dengan menggunakan penskoran dan penilaian serta ketuntasan belajar
berdasarkan kurikulum 94 (Peroman Penilaian Depdikbud 1994).
Pemantauan aktivitas pembelajaran, ada lima komponen yang di
nilai secara klasikal terhadap aktivitas siswa selama proses belajarmengajar berlangsung. Selanjutnya, untuk melengkapi data utama
dilakukan wawancara dengan siswa mengenai kegiatan pembelajarannya.
Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan mengadakan refleksi
awal, guna mendapatkan gambaran yang objektif tentang kemampuan siswa
memahami artikel berita. Sebelum diberikan tes kemampuan memahami isi
artikel berita, siswa ditugaskan membaca dan mencermatinya sesuai arahan
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
97
guru. Setelah itu, siswa masih diberikan kesempatan untuk menanyakan
hal-hal yang belum dipahaminya. Ternyata, hasil tes prestasi belajarnya
baru mencapai nilai rata-rata 6,80 (kategori cukup) dan aktivitas belajarnya
mencapai nilai rata-rata 6,4 (kategori cukup). Berdasarkan hasil refleksi
inilah dilakukan penelitian tindakan kelas ini.
3.1 Hasil Tindakan I
Penilaian terhadap aktivitas belajar siswa dinilai secara klasikal.
Aspek yang dinilai terdiri dari lima komponen dan hasilnya disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 1. Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus I
No
Aktivitas
Nilai
Kategori
2
Respons siswa terhadap uraian guru
Respons siswa tehadap uraian teman
7
7
Lebih dari cukup
Lebih dari cukup
3
Kegiatan siswa dalam berdiskusi
7
Lebih dari cukup
4
5
Ketekunan siswa selama pembelajaran
6
7
Cukup
Lebih dari cukup
Jumlah
34
Rata-rata
6,8
1
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
Cukup
Hasil pengamatan peneliti terhadap aktivias belajar siswa dicermati
secara klasikal. Untuk komponen nomor 4 dikategorikan cukup atau secara
kuantitatif diberi nilai 6. Diberikannaya nilai 6 (enam), karena kegiatan
berdiskusinya belum begitu bagus atau tidak terarah. Komponen yang
lainnya seperti nomor 1, 2, 3 dan 5 dikategorikan lebih dari cukup atau
secara kuantitatif masing-masing diberi nilai 7 (tujuh). Komponen ini perlu
ditingkatkan lagi, lebih-lebih komponen nomor empat. Dengan
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
98
meningkatnya aktivitas belajar siswa besar kemungkinannya prestasi
belajarnya menjadi meningkat.
Prestasi siswa dalam memahami artikel berita di media massa,
dinilai dari 5 segi, antara lain : (1) memahami kalimat dalam paragraf, (2)
menentukan kalimat utama dan penjelas, (3) menentukan gagasan, (4)
menentukan tema, dan (5) memahai isi artikel. Hasilnya dikemukakan
dalam tabel berikut.
Tabel 2. Nilai hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No
Nilai
Predikat
Jumlah siswa
Prosentase
1
2
3
4
5
6
7
8
100
90 - 95
80 - 85
70 - 75
60 - 65
50 - 55
40 - 45
30 - 35
Istimewa
Sangat baik
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Tidak cukup
Kurang
Kurang sekali
0
0
7
18
12
3
0
0
0,00 %
0,00 %
17,50 %
45,00 %
30,00 %
7,50 %
0,00 %
0,00 %
9
10
20 - 25
10 - 15
Buruk
Buruk sekali
0
0
0,00 %
0,00 %
40
100 %
Jumlah
Pembelajaran dikatakan tuntas, jika secara individual sudah
memperoleh nilai 6,5 ke atas dan secara klasikal jika sudah mencapai 85%
mendapatkan nilai 6,5 ke atas.
Hasil penelitian ini kalau dicermati secara klasikal sudah dapat
dikatakan tuntas karena sudah 85% mencapai nilai rata-rata 6,5 ke atas,
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
99
namun secara indivdual masih ada 3 orang siswa yang belum tuntas hasil
belajarnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, tampaknya masih
banyak siswa yang kesulitan dalam memahami konsep tema, kalimat
utama, gagasan, dan kekurangan waktu dalam mengerjakan soal. Di
samping itu jumlah anggota kelompok diskusi tidak banyak, berkisar 6
sampai 7 orang tiap kelompok.
3.2 Hasil Tindakan II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini bersifat mempertahankan
rancangan skenario siklus I yang sudah efektif dan menambah kurangi
tindakan yang tidak efektif. Tegasnya, konsepnya masih sama dengan
pembelajaran siklus I. Pada siklus ini dijelaskan kembali konsep membaca
kritis, tema, kalimat utama, mengurangi jumlah orang dalam setiap
kelompok diskusi, dan menambahkan waktu dalam mengerjakan tes.
Adapuan hasil yang dicapai dalam siklus ini disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 3. Nilai Aktivitas Siswa pada Siklus II
No
Aktivitas
Nilai
Kategori
1
Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
2
Respons siswa terhadap uraian guru
Respons siswa tehadap uraian temannya
8
8
Lebih dari cukup
Lebih dari cukup
3
4
Kegiatan siswa dalam berdiskusi
Ketekunan siswa selama kegiatan pembelajaran
8
7
Lebih dari cukup
Cukup
5
Lebih dari cukup
8
Jumlah
34
Rata-rata
6,8
Cukup
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
100
Hasil pengamatan peneliti tehadap aktivitas siswa pada siklus ini,
setiap komponen ada peningkatan dibandingkan aktivitas pembelajaran
siswa pada Siklus I.
Pada Siklus I mencapai rata-rata 6,8 (kategori cukup), sedangkan
siklus II mencapai rata-rata 7,8 (kategori hampir baik). Peningkatan
aktivitasnya ini dapat dinyatakan cukup berarti.
Prestasi kemampuan siswa dalam memahami artikel berita di media
massa pada siklus ini disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4. Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No
Nilai
Predikat
Jumlah siswa
Prosentase
1
2
3
4
5
6
7
100
90 - 95
80 - 85
70 - 75
60 - 65
50 - 55
40 - 45
Istimewa
Sangat baik
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Tidak cukup
Kurang
0
6
30
0
4
0
0
0,00 %
15,00 %
75,00 %
0,00 %
10,00 %
0,00 %
0,00 %
8
9
10
30 - 35
20 - 25
10 - 15
Kurang sekali
Buruk
Buruk sekali
0
0
0
0,00 %
0,00 %
0,00 %
40
100 %
Jumlah
Hasil penelitian ini kalau dicermati secara klasikal adalah tuntas,
karena pencapaian prestasinya sudah mencapai 95% memperoleh nilai ratarata 6,5 ke atas. Secara individual ada 2 orang dari 40 siswa memperoleh
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
101
nilai rata-rata 6,0 (kategori cukup). Kedua orang siswa ini tidak dapat
dikatakan tidak berhasil karena sudah mencapai nilai minimal.
3.3 Pembahasan
Pengajar (guru) dalam mengupayakan pembelajaran membaca kritis
secara berkelompok dalam kaitannya memahami artikel berita di media
massa telah diaplikasikan dengan baik, sesuai dengan skenario yang telah
ditetapkan.
Ternyata, langkah-langkah pembelajaran ini dapat memotivasi
meningkatnya aktivitas siswa belajar. Dengan meningkatnya aktivitas siswa
belajar sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi hasil belajarnya.
Peningkatan aktivitas belajar siswa yang dinilai dari lima komponen
secara klasikal cukup berarti, demikian juga halnya dengan prestasi belajar
yang dicapainya.
Pada refleksi awal, yaitu dalam pratindakan nilai rata-rata
aktivitasnya 6,4 (kategori cukup) dengan prestasi belajarnya 6,80 (kategori
cukup). Pada tindakan I nilai rata-rata aktivitasnya 6,8 (kategori cukup) dan
prestasi belajarnya 7,00 (kategori cukup). Sekali pun nilai aktivitas dan
prestasi belajarnya masih dalam kategori cukup, tetapi secara kuantitas
sudah ada peningkatan sekitar 0,4. Pada tindakan II atau terakhir nilai ratarata aktivitasnya mencapai 7,8 (kategori hampir baik) dan prestasi
belajarnya mencapai 8,15 (kategori baik). Kalau dibandingkan pencapaian
aktivitas dan prestasi belajarnya antara pratindakan dan tindakan II, terjadi
peningkatan untuk aktivitas belajarnya 1,4 dan prestasi belajarnya
meningkat 1,30. Jika dilihat dari segi ketuntasan belajar, pembelajaran pada
tindakan II ini sudah dapat dikatakan tuntas, karena dari 40 orang siswa, 38
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
102
orang (95 %) nilainya sudah di atas rata-rata 6,5 dan hanya 2 orang siswa
(5%) baru mencapai rata-rata 6,0 (kategori cukup). Kedua anak ini tidak
dapat dikatakan tidak berhasil karena sudah mencapai nilai minimal.
Penyebab meningkatnya prestasi belajar siswa kelas IIF SLTP
Negeri 1 Singaraja dalam memahami artikel berita di media massa, dapat
dinyatakan didasari dengan adanya peningkatan aktivitas belajarnya. Dalam
mengupayakan peningkatan aktivitas siswa, banyak cara yang ditempuh
dan diusahakan guru. Cara-cara tersebut, antara lain : (1) Materi yang
diiktiarkan guru disesuaikan dengan tingkat keterbacaan dan kesesuaian
kemampuan siswa; (2) Materi pembelajaran disampaikan guru dengan baik
dan jelas, sehingga mudah dipahami siswa; (3) Jumlah anggota kelompok
diskusi yang tidak terlalu banyak dan dibimbing guru, maka diskusinya
menjadi efektif; dan (4) Guru tidak henti-hentinya memberi semanagt dan
motivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami artikel berita di media massa sangat
perlu mengupayakan peningkatan aktivitas belajar siswa. Apabila aktivitas
belajar siswa dapat ditingkatkan besar kemungkinannnya prestasi
belajarnya akan meningkat. Oleh karena itu, temuan penelitian ini dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan memahami
bacaan pada umumnya, dan khususnya artikel berita yang diterbitkan di
media massa.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
103
4. Penutup
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, dapat di simpulkana
bahwa pengupayaan teknik membaca kritis dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siwa kelas IIF SLTP Negeri 1 Singaraja dalam memahami
artikel berita di media massa. Peningkatan aktivitas dan prestasi belajarnya
dari pratindakan sampai dengan tindakan II (terakhir) adalah aktivitasnya
mencapai peningkatan rata-rata 1,4 dan prestasi belajarnya meningkat ratarata 1,30. Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa tidak terlepas
dengan suaha guru dalam mengupayakan pembelajaran teknik membaca
kritis. Langkah-langkah yang ditempuhnya adalah menyederhanakan materi
yang sulit menjadi mudah, pembelajarannya diaplikasikan dalam wujud
diskusi kelompok-kelompok kecil, dan guru tidak henti-hentinya
memotivasi siswa sehingga aktivitasnya menjadi meningkat. Peningkatan
aktivitas belajarnya sangat berpengaruh terhadap peningkatan prestasi
belajarnya. Ini berarti, dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa sangat
besar kemungkinannya prestasi belajarnya akan meningkat.
Sehubungan dengan ini, direkomendasikan kepada : (1) Guru-guru
bahasa Indonesia di SLTP Negeri 1 Singaraja, agar temuan ini dapat
dijadikan salah satu alternatif dalam upaya meningkatkan pembelajaran
memabca kritis, setidak-tidaknya dapat dijadikan refresinya, dan (2) Para
peneliti lainnya, diharapkan dapat menindak lanjuti temuan penelitian ini,
dengan melakukan kajian yang lebih mendalam guna pengembangan dan
kesempurnaan proses pembelajaran membaca.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
ISSN 0215 - 8250
104
DAFTAR PUSTAKA
Ambary Abdullah, 1983. Intisari Tata Bahasa Indonesia Untuk SLTP.
Bandung : Djatmika.
Depdikbud. 1986. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Deptikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar, GBPP Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Deptikbud, 1996. Petunjuk Teknis Pengajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Harja Sujana, Ahmad, S. et. al. 1988. Membaca. Jakarta : Karunia.
Haryadi dkk. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Oka, I Gusti Ngurah. 1983. Pengantar Membaca dan Pengajarannya.
Surabaya : Usaha Nasional.
Syamsuddin. H, 1997. Studi Wacana Bahasa Indonesia. Jakarta :
Depdikbud, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Tampubolon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Efektif dan Efisien.
Bandung : Angkasa.
Winarso. S. 1984. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung :
Tarsito.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 1 TH. XXXIX Januari 2006
Download