pengaruh agama islam terhadap kebudayaan dan tradisi jawa di

advertisement
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
PENGARUH AGAMA ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN DAN TRADISI JAWA
DI KECAMATAN SINGOROJO KABUPATEN KENDAL
Jati Hemawan (10140001)
Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tentang seberapa besar pengaruh kebudayaan agama Islam
terhadap kebudayaan Jawa , penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersumber
dari data-data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian lapangan, penelitian yang
dilakukan ini adalah untuk melihat kondisi yang sebenarnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat
dan bertemu sumber-sumber yang dapat menjelaskan duduk perkara dan persoalan yang diteliti,
adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Analisa data dapat diketahui bahwa agama Islam terhadap terhadap kebudayaan Jawa di
Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial dan budaya
masyarakat setempat, agama Islam yang ada di Singorojo berkembang pesat berkat adanya
akulturasi antara agama Islam dan budaya Jawa, pengaruh ini masih terlihat dari beberapa tradisi
yang ada di Kecamatan Singorojo, nilai-nilai jawa yang berupa simbol-simbol penuh makna,
kemudian di masukan dalam penyebaran agama Islam di Kecamatan Singorojo sehingga membuat
agama ini menjadi agama terbesar di Kecamatan Singorojo dan tradisi Jawa-Islam merupakan salah
satu tata cara utama dalam beribadah kepada Allah SWT. Tradisi yang masih berkembang yang
syarat dengan nuansa kebudayaan jawa dan agama Islam dapat terlihat dari Nyadran makam Kiai
Doseno dan Kiai Silaut dan peringatan Makam Kiai Dapu, kedua tradisi ini menggunakan Tumpeng
yang merupakan bagian dari tradisi jawa, namun saat ini muatan yang berbentuk mantra ini dirubah
menjadi doa-doa dalam agama Islam, dalam penyampaian agama Islam di Kecamatan Singorojo
mengalami banyak rintangan, namun dengan kesamaan visi dan misi serta tujuan yang sama dalam
berbagai pandangan diantaranya tentang tujuan hidup, keprcayaan kepada Gaib serta pandangan
dalam bermasyarakat membuat agama Islam dan Kebudayaan Jawa mampu berpadu sampai saat ini
dan masa akan datang. Bahwa kebudayaan Tradisonal Jawa yang berkembang di Kecamatan
Singorojo mempunyai banyak kesamaan, sehingga masyarakat cenderung mudah untuk menerima
perpaduan antara ajaran Islam dan kebudayaan Jawa.
Kata Kunci : agama islam, tradisi jawa
PENDAHULUAN
Kebudayaan, kata yang mungkin telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari kita,
kebudayaan sendiri dari segi bahasa berasal dari kata “budhhayah “ yang dapat diartikan akal dan
budi, sementara makna dari kebudayaan adalah rasa, karsa, dan cita yang ada dalam kehidupan
masyarakat, budaya ini menjadi cara pandang suatu kelompok yang terus dikembangkan dan
diwariskan kepada generasi berikutnya agar kebudayaan yang ada tidak menghilang ataupun luntur
ditelan zaman. Kebudayaan memiliki unsur unsur yang sangat kompleks yang dapat digunakan oleh
setiap generasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ada 7 unsur kebudayaan yang universal yaitu
agama/ kepercayaan, organisasi sosial, ilmu pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, dan
tekhnologi yang digunakan. Unsur unsur ini selalu ada dalam setiap kebudayaan.
Negara kita yang terdiri dari ribuan pulau dan terdiri dari banyak suku bangsa, membuat negara
kita kaya dengan beraneka macam kebudayaan yang berkembang disetiap daerahnya, ada beberapa
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
44
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
kebudayaan yang sangat menonjol di Indonesia dari zaman dahulu hingga zaman sekarang yaitu
Kebudayaan Jawa, Kebudayaan Sumatera, dan kebudayaan yang ada di Papua.
Semuanya itu merupakan warisan yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat saat ini. Pulau
Jawa merupakan salah satu wilayah yang berada di Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam
banyak hal manusia yang hidup di Pulau Jawa sejak masa lalu sudah mempunyai kepandaian yang
lebih dibanding suku-suku lain yang ada di wilayah nusantara, hal ini dapat dilihat dari peninggalan
peninggalan yang ada, peninggalan tersebut berupa berupa bahasa, adat istiadat, kesenian,
kepercayaan, tekhnologi, mata pencaharian, dan ilmu pengetahuan yang baik.
Unsur unsur tersebut dapat berkembang hingga saat ini, kebudayaan Jawa mempunyai
pandangan-pandangan yang baik tentang kehidupan masyarakat, seiring masuknya agama Islam ke
Nusantara, kebudayaan Jawa pun mulai digunakan dalam upaya penyebaran ajaran Islam, hal ini
karena sifat kebudayaan Jawa yang mudah di padukan dengan kebudayaan Islam. Seperti Sunan
Kalijaga yang menggunakan media Wayang sebagai alat dakwah yang populer, keberhasilan dalam
penggunaan media lokal ini banyak ditiru oleh para penyebar agama Islam yang lain, dengan
memasukan ajaran ajaran Islam dalam ritual-ritual yang ada di masyarakat Jawa pada masa itu
menciptakan hal baru dalam ritual-ritual ibadah yang ada dimasyarakat, ritual yang ada ini berbeda
dengan yang ada di negara lain.
Masyarakat Kecamatan Singorojo yang telah beragama Islam, sampai sekarang masih
menggunakan kebudayaan tradisional Jawa sebagai salah satu cara beribadah kepada Allah SWT,
maka dari itu dalam penelitian ini akan dibahas tentang seberapa besar perkembangan sosial dan
budaya masyarakat Kecamatan Singorojo dan pengaruhnya dalam perkembangan kebudayaan Jawa
dan kebudayaan Islam, selain itu juga akan dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya
kedua kebudayaan tersebut.
KAJIAN PUSTAKA
Agama Islam
Merupakan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang turun dari Allah SWT,
agama ini bersifat damai, tidak memaksa, dan mempunyai toleransi yang sangat tinggi bagi setiap
manusia agama Islam mempunyai kitab suci yang bernama Al-Quran dan Al Hadist, dalam
perkembangannya Nabi Muhammad SAW berhasil menyebarkan ajarannya hingga keseluruh jazirah
Arab. Sepeninggal Muhammad, agama Islam kemudian menyebar keseluruh dunia baik di Asia,
Eropa, Afrika dan kedaerahlainnya, karena Agama Islam ini bersifat damai dan tolelir terhadap
kebudayaan lokal, maka dengan cepat dapat menjadi salah satu agama yang terbesar didunia, dalam
kurun waktu sekitar 500 tahun Islam pernah menjadi suatu kekuatan yang sangat besar di Asia, Afrika
dan Eropa (Musthafa, 199).
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
45
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan merupakan suatu cara hidup yang dimiliki oleh sebuah kelompok dan diwariskan
secara turun temurun ke setiap generasinya yang merupakan hasil cipta rasa dan karsa manusia dan
mempunyai unsur-unsur pendukung yaitu Adat Istiadat, bahasa, tekhnologi, mata pencaharian, seni,
kepercayaan dan lain-lain, kebudayaan mempunyai peran yang sangat
penting dalam upaya
membangun suatu bangsa, karena dengan mempelajari kebudayaan dapat mengambil suatu pelajaran
yang positif dalam membangun watak dan perilaku (Mustopo, 1983).
Kebudayaan Tradisional Jawa
Kebudayaan Tradisional Jawa, mungkin itu adalah kata-kata yang sering kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari, hal itu karena memang kita hidup dan tinggal didaerah yang lazim disebut
Pulau Jawa yang dalam perkembanganya dihuni oleh suku yang bernama suku Jawa. Kebudayaan
Jawa sendiri merupakan sekumpulan hasil karya dan karsa masyarakat Jawa dalam rangka beradaptasi
dengan lingkungan alam yang ada di Jawa. Apabila kita cermati lebih dalam masyarakat Jawa pada
masa lalu maupun masa kini selalu mengedepankan toleransi bermasyarakat dan kebaikan bersama
agar tercapai masyarakat yang harmonis, rukun, saling menghormati dan damai.
Masyarakat Jawa pada masa lalu juga merupakan salah satu masyarakat yang mempunyai
kebudayaan yang sangat tinggi, hal itu didukung dengan sumber daya manusia yang sangat baik dan
juga dukungan sumber daya alam yang sangat melimpah. Pandangan hidup orang Jawaselalu
mengedepankan keselamatan didunia dan akhirat dengan menggunakan situasi dan kondisi yang ada
pada lingkungan sekitarnya. Pandangan tentang dunia akhirat itu dapat kita lihat dalam perkembangan
spiritual yang ada di Jawa, salah satu contoh dari hal itu adalah adanya kepercayaann-kepercayaan
masyarakat Jawa terhadap energi energi yang berasal dari lingkungannya yang mempunyai daya
magis yaitu Animisme dan Dinamisme, kedua kepercayaan yang sedah ada di Jawa sejak berabadabad tersebut secara langsung mempengaruhi pola kehidupan dan pandangan masyarakat yang ada di
Jawa.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
menggunakan pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara
bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.Penelitian ini
memfokuskan pada fakta-fakta sejarah yang berkaitan dengan masalah-masalah serta dugaan-dugaan
yang diambil dari kajian pustaka, oleh karena itu penelitian yang dilakukan oleh penulis
menggunakan jenis penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif sendiri menitikberatkan pada peran
peneliti sebagai instrumen yang paling penting dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2009). Penelitian ini
digunakan pada obyek alamiah yang berkembang apa adanya, yang tidak dimanipulasi oleh peneliti
dan kehadiran peneliti tidak merubah dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian Kualitatif
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
46
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Instrumen utama adalah manusia, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas,
sehingga mampu bertanya menganalisis, melihat, dan mengkontruksi situasi sosial yang diteliti agar
penelitian lebih bermakna.
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, lokasi ini dipilih karena
letaknya dekat dengan peneliti, sedangkan waktu yang digunakan dalam penelitian adalah antara
Bulan Mei sampai dengan Bulan Agustus tahun 2014.
Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang terlibat dalam penyebaran agama Islam di
Kecamatan Singorojo, diantaranya :
1. Kiai/ Ustadz yang berperan dalam penyebaran Agam Islam.
2. Dalang selaku orang yang dianggap sebagai orang yang melestarikan budaya Jawa, dan sebagai
pemberi petuah.
3. Masyarakat sebagai penganut ajaran agama Islam, baik yang mengikuti paham Islam tradisi
maupun yang bukan.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ni adalah sumber Data Primer dan sumber Data
Skunder.
1. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung yang didapatkan dari hasil wawancara kepada
narasumber atau informan yang dianggap mampu memberi informasi yang relevan dan sebenarnya
dilapangan, sebagai sumber wawancara adalah Kepala Desa, Dalang, Tokoh Masyarakat, Ustadz,
Petinggi Hindu dan Masyarakat.
2. Data Sekunder
Adalah data yang didapatkan dari sumber kedua, data ini merupakan sumber pelengkap
yang nantinya akan dikorelasikan dengan sumber data primer sumber data skunder ini membantu
peneliti dalam untuk mendapatkan bukti maupun bahan yang digunakan dalam penelitian, data ini
berasal dari catatan penelitian, buku sejarah Kabupaten Kendal serta arsip desa.
Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan berasal dari sumber lisan atau wawancara serta sumber yang
berasal dari buku serta arsip-arsip daerah kendal serta sumber lain yang mendukung seperti Internet.
Dalam penelitian yang kualitatif ini, maka digunakan beberapa langkah dalam pengumpulan data,
yaitu :
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumen
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
47
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Keabsahan Data
Penelitian kualitatif yang dilakukan ini dapat keabsahan data dapat dibuktikan dengan teknik
Triangulasi data
yaitu melihat beberapa sumber kemudian ditarik kesimpulan sebagai bahan
pembanding terhadap data tersebut (Moleong, 2010). Dalam penggunaan teknik ini adalah dengan
melakukan perbangan serta pengecekan ulang derjat kebenaran atau kepercayaan suatu informasi
yang didapatkan dari alat dan waktu yang berbeda. Pembuktian ini dapat dilakukan dengan :
1. Melakukan perbandingan data dari hasil pengamatan dan hasil wawancara.
2. Melakukan perbandingan antara hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berhubungan
atau dokumen sumber.
3. Melakukan perbandingan antara pemikiran seseorang dengan pendapat orang lain ditinjau dari segi
pendidikannya.
HASIL PENELITIAN
Pengaruh Agama Islam Terhadap Kebudayaan dan Tradisi Jawa di Kecamatan Singorojo
Perkembangan agama Islam di tanah Jawa tidak dapat dipisahkan dari pengaruh kebudayaan
Jawa yang ada didalam kehidupan masyarakat, karena dengan perpaduan antara kedua kebudayaan
tersebut agama Islam sampai saat ini masih mampu eksis dan membentuk suatu kekuatan yang sangat
besar dan kuat, perkembangan agama Islam ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang
mempunyai penduduk muslim terbesar didunia. Banyak orang yang berpendapat bahwa ajaran agama
Islam dan nilai-nilai dalam kebudayaan Jawa mempunyai kesamaan dalam penyampaiannya, ajaran
Jawa yang selalu mengedepankan toleransi antar masyarakat juga sejalan dengan ajaran agama Islam
tentang kehidupan bermasyarakat.
Kebudayaan jawa yang berkembang sejak zaman dahulu merupakan suatu akulturasi antara
kebudayaan masyarakat tradisional dan juga agama yang masuk ke tanah Jawa, dimulai dari
masuknya ajaran agama Hindu yang berasal dari tanah India yang kemudian menyebar dan mengisi
kehidupan masyarakat tradisional Jawa, pada saat itu masyarakat jawa tidak serta merta mengikuti
semua ajaran yang ada dalam agama Hindu, masyarakat Jawa yang masih tradisional pada masa itu
hanya mengambil beberapa hal yang cocok dengan kehidupan mereka sedangkan yang tidak cocok
dengan kebudayaan pada masa itu ditinggalkan (Iman, 2012)
Bukti tentang masyarakat yang selalu melihat sisi baik dan buruk dari budaya Hindu yang
datang ini tercermin dari tidak berjalannya sistem kasta seperti yang ada di India, masyarakat Jawa
yang memang tidak suka membedakan golongan-golongan manusia sejalan dengan ajaran agama
Islam bila dalam agama Islam perbedaan derajat manusia hanya dapat ditentukan oleh kekuatan
imannya, sedangkan dalam ajaran kebudayaan Jawa derajat manusia dinilai dari sebagaimana dia
berbuat, bertingkah laku serta bermasyarakat, apabila dalam kegiatan bermasyarakat baikdan tidak
membeda-bedakan, maka penilaian baik pun akan diberikan oleh orang lain. Kehidupan masyarakat
Jawa tidak lepas dari adanya aturan serta larangan, seperti yang ada didalam ajaran agama Islam,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
48
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
aturan serta larangan yang merupakan kontrol masyarakat ini sejalan dengan ajaran yang
dikembangkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Pandangan masyarakat Jawa tentang kepercayaan dan agama bila kita maknai dengan baik,
maka kita akan mengerti hakekat dari adanya nilai-nilai, norma dan diciptakannya agama, menurut
masyarakat jawa yang masih sederhana agama, hukum dan larangan-larangan diciptakan karena
adanya sifat manusia yang tercela, ingin menang sendiri dan mempunyai hawa nafsu berbuat buruk,
mereka menganggap bahwa intisari semua ajaran itu sama dan selalu mengajarkan cinta kasih antar
umatnya, sehingga manusia tidak perlu berebut ingin menjadi yang paling benar, karena sifat egois
golongan tersebut membuat manusia menjadi lupa akan tugasnya sebagai manusia yang seharusnya
menjaga kehidupan yang ada didunia.
Ajaran yang selanjutnya menjadi salah satu panutan dari masyarakat Jawa adalah kepercayaan
pada saudara empat, ajaran ini diperjelas oleh Sunan Kalijaga yang menyebarkan agama Islam di
Tanah Jawa, dalam ajaran ini masyarakat Jawa percaya bahwa manusia hidup didunia ini ditemani
oleh saudara gaibnya yang senantiasa menjaga dari berbagai kejahatan gaib yang mungkin akan
menimpanya, dalam ajaran ini dikenal bahwa manusia lahir membawa empat saudara yaitu ketuban,
ari-ari, darah dan pusar. Masyarakat percaya bahwa keempat saudara ini adalah yang paling setia
dalam menjaga kehidupan si bayi didalam maupun diluar perut sang ibu, bila kita dalami makna dari
saudara empat tersebut kita dapat menyelaraskannya dengan ajaran agama Islam tentang empat
malaikat yang selalu menemani kehidupan manusia, keempat malaikat itu adalah Jibril sebagai
penyampai wahyu kepada manusia, namun hakekat Jibril dalam ajaran jawa adalah Roh yang selalu
menemani raga manusia, kemudian yang kedua adalah malaikat Israfil yang mempunyai tugas untuk
meniup terompet sengkakala yang menandakan akhir dan kebangkita Roh manusia, yang ketiga
adalah malaikat Mikail yang bertugas untuk memelihara kehidupan yang ada di dunia dan yang
terakhir adalah malaikat Izroil yang merupakan malaikat maut yang datangnya tidak dapat disangka
dan diduga (Chodjim, 2008)
Keunikan dari ajaran Jawa yang berpadu dengan agama Islam adalah penggunaan tembang atau
kidung dalam penyampaian nasehat dan petuah, tembang-tembang yang diciptakan oleh Walisongo
merupakan alat yang sangat cocok digunakan dalam pengajaran agama Islam, karena pada masa itu
masyarakat Jawa sangat suka dengan kesenian. Cara seperti ini sampai sekarangpun masih digunakan
banyak kiai maupun ustad dalam menyampaikan ajaran agama Islam,dan hasilnya dapat dilihat
dengan semakin banyaknya masyarakat yang masuk kedalam ajaran agama Islam yang damai dan
toleran yang selaras dengan kebudayaan Jawa.
Ajaran yang mempengaruhi Islam di tanah Jawa adalah kepercayaan masyarakat Jawa dalam
tiga tentang pedoman kehidupan didunia dan diakhirat, yang pertama adalah mengkaji tentang ayat
suci maksud dari hal ini adalah manusia yang hidup pasti mempunyai kepercayaan tentang kekuatan
alam dan kekuatan Tuhan, hukum sebab akibat ini semuanya tertuang dalam kitab pedoman
masyarakat Jawa, baik yang berasal dari kitab Weda Injil maupun Kitab Suci Al Quran, menurut
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
49
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
pandangan para pemuka adat Jawa pada hakekatnya mengkaji kitab suci merupakan salah satu
pedoman yang sangat baik untuk kehidupan bermasyarakat, karena didalam kitab suci semua
permasalah hidup di dunia dan akhirat mendapat pencerahan langsung dari pembawanya, sehingga
manusia dapat secara tegas dalam menentukan jalan menuju kedamaian di dunia dan akhirat bila
mampu mengamalkannya (wawancara, Ponijan 16-07-2014).
Kemudian masyarakat Jawa mengenal istilah mengkaji keadaan, tidak seperti mengkaji kitab
suci yang sama dalam setiap situasi, mengkaji keadaan cenderung bersifat lokal dan hanya dalam
lingkup yang sangat sempit, mengkaji keadaan ini mempunyai maksud agar manusia senantiasa
beradaptasi kepada lingkungan yang ada disekitarnya, karena dengan mengerti dengan keadaan yang
ada disekitarnya manusia dapat mengerti permasalahan pada lingkungan tersebut. Proses
menyelesaikan permasalahan pada setiap lingkungan berbeda-beda, maka dari itu masyarakat Jawa
selalu berpedoman pada ajaran sederhana yang telah dijaga oleh para leluhur dimasa lalu, dalam
ajaran Islam pun kemudian mulai menggunakan pandangan-pandangan ini sebagai bahan
pertimbangan dalam upaya mengembangkan ajaran agama Islam.
Pengkajian yang dilakukan masyarakat Jawa yang selanjutnya adalah mengkaji rasa, dalam
mengkaji rasa ini lingkupnya sangat terbatas pada setiap individu yang hidupa, hal ini dikarenakan
setiap individu yang hidup di dunia ini mempunyai perbedaan pemikiran, pengendalian diri yang
berbeda, serta pandangan hidup yang berbeda pula. Manusia diciptakan mempunyai perasaan dan akal
inilah yang menyebakan manusi menjadi makhluk yang sempurna dan mampu mengendalikan
perasaanya dalam bermasyarakat, dalam melihat hal-hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
ajaran inipun bila diselarakan pada ajaran agama Islam akan menjadikan persatuan Islam semakin
kuat, dan tidak merasa bahwa suatu golongan adalah golongan terbaik dan tidak merasa dirinya yang
paling hebat, karena dengan mengerti bahwa hakekat manusia sebagai makhluk yang tidak sempurna
dan sebagai tempatnya salah mengkaji rasa nampaknya adalah suatu yang perlu direnungkan dengan
baik (wawancara, Ponijan 16-07-2014).
Kepercayaan Masyarakat jawa tentang wayang sebagai perlambang kehidupan membuat
mereka menggunakan Pendawa sebagai filosofi dalam menerima agama Islam, Pendawa diagunakan
karena merupakan tokoh pilihan dalam perbuatan kebaikan, mereka menggunakan filosofi tokoh
wayang Yudistira sebagai pertimbangannya, dalam pewayangan diterangkan bahwa sosok Yudistira
merupak tokoh yang mempunyai kebijaksanaan, tidak suka memaksa, mengalah, serta bersih dari
noda. Maksud dari filosofi ini bahwa ajaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
adalah agama langit yang tidak mempunyai noda, mampu menjawab pertentangan zaman, selalu
menciptakan kedamaian, tidak memaksakan kehendak dan bijaksana dalam menyelesaikan urusan
didunia dan akhirat (wawancara, Muhammad Nasir 10 Agustus 2014)
Selain itu juga digunakan filosofi seorang Bima yang merupakan tokoh yang tegas, Jujur dan
Adil. Agama Islam juga merupakan agama yang menjunjung tinggi keadilan antar umat beraga, dalam
kitab suci Al Quran disebutkan bahwa semua manusia mempunyai kesamaan dalam hukum Allah
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
50
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
SWT, jadi penyejajaran antara ajaran agama Islam dan kebudayaan Jawa sangat mungkin untuk
dikembangkan bila dilihat dari segi pandangan dalam mengatasi kehidupan sehari-hari, selanjutnya
filosofi yang digunakan adalah filosofi Arjuna, sosok Arjuna yang punya wajah rupawan dan dicintai
oleh isteri-isterinya dimaknai bagai ajaran Islam yang selalu menjadikan manusia sebagai pribadi
yang tampan akhlaknya dan selalu dicintai oleh masyarakat yang ada disekitarnya, hal ini dikarenakan
ajaran agama Islam mengajarkan tentang cinta kasih kepada seluruh makhluk hidup yang ada didunia.
Dalam kitab suci Alquran dijelaskan bahwa manusia mempunyai tujuan untuk menjadi pemimpin dan
pengelola dunia dan isinya.
Filosofi berikutnya adalah menggunakan tokoh Nakula yang mempunyai sifat taat serta tahu
balas budi, ajaran ini sejalan dengan kehidupan masyarakat Islam yang selalu taat pada ketentuaan
yang telah dibuat oleh Allah SWT, manusia Islam selalu menjalankan ibadahnya dengan baik yang
merupakan wujud dari rasa syukur terhadap kenikmatan yang telah dilimpahkan oleh Tuhannya,
selanjutnya yang terakhir adalah filosofi Sadewa yang merupakan sosok yang pandai dan bijaksana
dalam menghadapi kehidupan sosial yang ada dijagat pewayangan, hal ini sejalan dengan penyebar
agama Islam yang ada di Jawa yang merupakan kaum terpelajar dan bijaksana yang menjadi panutan
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat (wawancara, Ponijan 16-07-2014)
Begitulah pengaruh yang diberikan oleh kebudayaan Jawa yang membuat agama Islam semakin
maju, dengan pandangan-pandangan yang ada dalam ajaran Jawa yang kemudian dipadukan dengan
budaya Islam, membuat masyarakat lebih tertarik dalam belajar dan menuntut ilmu Islam, sentuhan
dalam bentuk pandangan tersebut pada kenyataanya membuat agama Islam yang ada di Jawa menjadi
berbeda dengan yang ada di daerah lain, begitupula di Singorojo yang merupakan wilayah dari Pulau
Jawa yang menggunakan Islam yang bernuansa Jawa dalam ibadah kepada Allah SWT.
Faktor Yang Membuat Agama Islam Dan Budaya Tradisional Jawa Dapat Berpadu dan
Berkembang
Perkembangan agama Islam dan kebudayaan Jawa tidak terlepas dari pemikiran - pemikiran
yang sangat tradisional dan sederhana, pemikiran yang dimiliki masyarakat jawa telah menjadi
anugrah yang sangat berharga bagi perkembang kehidupan masyarakat Jawa itu sendiri.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi berkembang dan berpadunya ajaran Agama Islam dan budaya
Jawa di kecamatan Singorojo, yaitu :
1. Kesamaan Antara Spiritual Agama Islam dan Kebudayaan Jawa.
Kesamaan pandangan spiritualantara ajaran Agama Islam dan kebudayaan jawa nampaknya
menjadi sesuatu yang sangat penting pada penyebaran agama Islam di Jawa, masyarakat Jawa
tradisional yang hidup pada masa lalu telah mempunyai pemikiran tentang adanya energi yang
besar yang terdapat pada alama semesta, sehingga pada kehidupan zaman dahulu dikenal dengan
Animisme dan Dinamisme, Animisme merupakan suatu kepercayaan masyarakat yang
berhubungan dengan Roh atau makhluk halus yang hidup berdampingan dengan manusia
masyarakat Jawa pada masa lalu mempercayai bahwa dalam menjalani kehidupan didunia ini
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
51
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
manusia tidak berjalan sendirian, namun meanusia juga berdampingan dengan makhlu halus atau
Roh, kepercayaan masyarakat Jawa saat itu adalah mempercayai adanya Roh nenek moyang atau
leluhur yang terus mengawasi mereka dan menjaga mereka dari bahaya yang ada di alam ssemesta.
Masyarakat saat itu juga memepercayai bahwa Roh yang hidup berdampingan dengan mereka
mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam menyelesaikan permasalahan hidup,
kepercayaan ini terus berkembang dalam khasanah kehidupan masyarakat Jawa Tradisional,
mereka menganggap bila Roh nenek moyang sudah menyukai masyarakat, maka Roh tersebut
akan membantu dalam banyak bidang kehidupan, begitu pula sebaliknya bila Roh yang hidup
berdampingan dengan masyarakat murka maka hal buruk akan terjadi pada segala aspek kehidupan
masyarakat (wawancara, Suhadi 18-07-2014).
Kepercayaan akan energi besar yang dimiliki oleh Roh nenek moyang ini sampai sekarang
juga tidak serta merta menghilang dari kehidupan sebagian masyarakat Islam di Kecamatan
Singorojo, hal ini masih terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, kepercayaan tentang Roh ini bila
dimaknai dengan kearifan pemikiran kkita dapat dilihat bahwa masyarakat Jawa sejak dahulu
memang menghormati seluruh kehidupan yang ada di dunia ini, baik kehidupan yang bersifat
nyata maupun yang bersifat gaib. Penghormatan akan kehidupan lain yang ada di dunia membuat
manusia Jawa menjadi salah satu masyarakat yang bijaksana dan selalu menghormati kebudayaan
lain yang datang dan berkembang di tanah Jawa.
Dinamisme, merupakan salah satu kepercayaan tradisional masyarakat Jawa yang
mempercayai bahwa setiap benda yang ada di dunia ini mempunyai energi gaib dan kekuatan yang
tidak dapat dijelaskan dengan pemikiran manusia, energi yang terdapat dalam benda- benda
tersebut dipercaya membawa berkah maupun musibah untuk siapa saja yang ada disekitarnya.
Dalam kehidupan masyarakat Jawa tradisional dikenal sebuah senjata yang bernama Keris, dalam
banyak hal Keris ini selalu dikaitkan dengan hal- hal yang gaib, masyarakat Jawa percaya bahwa
pada Keris tertentu mempunyai kekuatan metafisis yang dapat mempengaruhi pemikiran dan gaya
hidup manusia, selain Keris masyarakat Jawa juga percaya bahwa batu batu tertentu mempunyai
kekuatan magis dan dapat digunakan untuk membantu kehidupan masyarakat, bila kita bandingkan
dengan kepercayaan Agama Islam kita hanya akan memiliki sedikit perbedaan dalam
perbandingan kedua kebudayaan ini, dalam agama Islam terdapat keprcayaan mengenai hal- hal
yang bersifat gaib, karena percaya pada hal gaib merupakan kewajiban dari masyarakat yang
beragama Islam.
Kitab suci Alquran menerangkan bahwa Allah SWT merupakan salah satu Dzat yang
bersifat gaib, hal ini karena Allah SWT tidak dapat dilihat maupun dirasakan namun mempunyai
kekuatan yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat Islam, dijelaskan pula dalam kitab suci
Alquran malaikat yang diciptakan Allah SWT pun adalah makhluk gaib dalam Alquran malaikat
digambarkan sebagai makhluk yang suci, tidak mempunyai hawa nafsu serta selalu tunduk dengan
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
52
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
perintah Allah SWT, malaikat ini mempunyai tugas-tugas yang berbeda seperti yang tercantum
dalam surat Alquran.
Malaikat nerupakan makhluk gaib yang tidak mungkin dilihat oleh manusia biasa, satu
satunya manusia yang pernah melihat malaikat adalah Nabi Muhammad SAW yang pernah
melihat sebanyak dua kali, manusia tidak dapat melihat wujud malaikat dikarenakan manusia
hanya terbuat dari tanah dan air, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya, malaikat dipercaya
sebagai makhluk yang tidak bertambah usia dan bertambah tua, Malaikat juga tidak mempunyai
perbedaan dalam hal jenis kelamin, mereka selalu berdzikir kepada Allah SWT dan taat kepadaNya.
Gaib yang selanjutnya yang wajib dipercaya oleh masyarakat Islam adalah hari kiamat,
menurut kepercayaan Islam hari kiamat merupakan suatu akhir dari seluruh kehidupan didunia ini,
pada saat itu gunung, lautan, serta selurh isi dunia akan bergejolak dan situasi itu tidak akan dapat
dikendalikan oleh manusia, pada saat itu semua manusia akan mati, hal gaib yang selanjutnya
adalah Qadha dan Qodar, Qadha yang mempunyai arti ketentuan atau peristiwa yang akan terjadi
di dunia ini yang telah diciptakan oleh Allah SWT yang mempunyai sifat mutlak dan tidak dapat
berubah, sedangkan Qadar atau Takdir merupakan sesuatu jalan yang dapat diusahakan oleh
manusia.
Kesamaan antara agama Islam dan kebudayaan Jawa di Kecamatan Singorojo tidak hanya
dalam pandangan gaib saja, selanjutnya adalah persamaan dalam pandangan bermasyarakat antara
agama Islam dan kebudayaan Jawa, dalam ajaran agama Islam masyarakat merupakan kesatuan
yang sangat penting dan mempunyai peran dalam pembangunan agama Islam itu sendiri, di dalam
Alquran juga dijelaskan bahwa masyarakat ini harus selalu bersatu untuk memperbaiki dan
mengembangkan agama Islam, di dalam ajaran Islam tidak mengenal yang disebut Kasta atau
pembagian kelas sosial masyarakat, dalam Islam manusia dibedakan hanya dalam segi
keimanannya saja sedangkan dalam segi kehidupan sosial semua derajat manusia adalah sama
yaitu makhluk Allah SWT, dengan pandangan itu dapat kita lihat bahwa dalam Islam manusia itu
sama.
Kesamaan itu juga dapat kita lihat dalam kebudayan Jawa di Kecamatan Singorojo, sejak
zaman dahulu masyarakat Singorojo yang menggunakan tradisi Jawa memang selalu menganggap
bahwa manusia itu hidup dan diciptakan dengan tujuan yang sama dan mempunyai derajat yang
sama pula, bila kita telaah lebih dalam lagi sistem Kasta yang berasal dari Agama Hindu yang
berkembang di Jawa pada saat itu tidak serta merta merubah tatana sosial seluruh masyarakat di
Jawa, mungkin bila dibandingkan dengan ajaran spiritual dari agama Hindu yang berhasil merubah
kepercayaan masyarakat, tidak diikuti oleh keberhasilan dalam bidang sosial bermasyarakat hal ini
dikarenakan pemikiran sederhana masyarakat Jawa telah dapat dipahami sebagai ajaran sosial yang
sangat bijaksana, maka setelah agama Islam masuk ke Jawa dan Indonesia, Islam mampu menjadi
agama besar dengan waktu yang relatif singkat. Kesamaan-kesamaan ini merupakan salah satu
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
53
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
jalan yang menjadi latar belakang perkembangan agama Islam di masyarakat Jawa (wawancara,
Marsudi 16-07-2014).
2. Kebudayaan Jawa dan Islam Mempunyai Kesamaan Pandangan HidupTentang Persatuan
Mayarakat.
Persatuan nasional merupakan suatu yang sangat diimpikan seluruh elemen masyarakat yang
ada di Indonesia, karena dengan persatuan ini negara yang kita cintai ini dapat menjadi lebih baik,
maju dan mampu bersaing dengan negara lain, sejak dahulu masyarakat Jawa yang masih
Tradisional mempunyai pemikiran-pemikiran yang sangat bijaksana tentang pentingnya persatuan
dan kesatuan bermasyarakat, antara kebudayaan Jawa dan Agama Islam telah mengatur kehidupan
bermasyarakat yang telah di mengerti serta dipahami oleh semua orang yang mempercayai ajaran
Islam. Tradisi Islam dan Kebudayaan Jawa yang berpadu ini berkembang dengan sangat baik dan
beiringan sesuai dengan tujuan awal yang telah direncanakan, sehingga tujuan untuk
mempersatukan masyarakat dapat berjalan dengan baik, pada banyak tradisi yang digunakan di
Kecamatan Singorojo selalu diikuti oleh berbagai kalangan dan berbagai Agama, mereka
menggunakan tradisi tersebut sebagai bahan untuk mempertebal persatuan bermasyarakat, mereka
senantiasa selalu bekerja sama bahu membahu untuk mensukseskan ritual atau tradisi yang masih
mereka jalani (wawancara, Nurusabah 17-07-2014)
Agama Islam telah mengatur dengan sedemikian rupa perihal kehidupan bermasyarakat
yang telah dibahas secara jelas dalam Alquran, dan Hadist. Aturan yang ada didalam Agama Islam
ini juga sejalan dengan pandangan hidup masyarakat Jawa di Kecamatan Singorojo pada masa
lalu, dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa di Kecamatan Singorojo ini selalu menjunjung
tinggi rasa solidaritas antar golongan maupun antar individu agar selalu tercapai kebaikan bersama
dalam kehidupan masyarakat, pandangan tentang persatuan ini sampai sekarang masih bertahan
dan akan selalu dipertahankan oleh masyarakat Jawa di Kecamatan Singorojo sebagai salah satu
warisan yang telah di jaga secara turun temurun oleh setiap generasi masyarakat agar tetap
lestari(wawancara, Suhadi 18-07-2014).
3. Kesamaan Tentang Tujuan Hidup
Tujuan agama Islam diciptakan oleh Allah SWT adalah sebagai pengontrol kehidupan
manusia yang sudah sangat menyimpang dari kodrat yang telah ditentukan oleh sang Pencipta,
Agama Islam yang diturunkan membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat didunia
baik bagi pemeluknya ataupun bukan pemeluknya. Agama Islam sendiri mempunyai tujuan yang
sangat mulia yaitu menyelamatkan manusia dari kehancuran didunia maupun di akhirat, dalam
menyelamatkan manusia dari kehancuran tersebut, maka Allah SWT menerapkan hukum-hukum
yang ditulis didalam kitab suci Alquran yang wajib diikuti oleh semua manusia, Islam sebagai
ajaran penyempurna mempunyai banyak kesamaan tujuan dengan kebudayaan Jawa yang ada di
Kecamatan Singorojo, kesamaan itu terlihat dalam nilai-nilai yang berkembang dalam kebudayaan
Jawa selalu memberikan pencerahan tentang hukum sebab akibat yang dapat terjadi di masyarakat,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
54
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
masyarakat Jawa selalu memberikan nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai pedoman hidup
bermasyarakat. Masyarakat jawa selalu memandang bahwa kehidupan didunia ini pasti akan
berakhir, namun sebelum mereka mengakhiri kehidupan mereka didunia ini mereka perlu
membakhtikan kehidupan mereka untuk alam, masyarakat dan kehidupan sekitar mereka, hal ini
yang membuat mereka selalu berusaha untuk memperbaiki nilai-nilai yang terkandung didalam
ajarannya agar selalu dapat di padukan dengan perkembangan zaman.
Melihat kesamaan dari kedua kebudayaan yang ada kita dapat menyimpulkan bahwa dalam
ajaran Agama Islam dan Kebudayaan Jawa selalu menekankan pada usaha memperbaiki diri dalam
rangka mempersiapkan diri menyongsong kehidupan masyarakat yang lebih baik dan dalam
rangka mempersiapkan diri menuju kematian, hal lain yang harus diingat dalam pelaksanaan
tradisi ini adalah tetap berusaha untuk menjaga diri dari perbuatan menyekutukan Allah SWT
karena itu merupakan dosa terbesar manusia (wawancara, Zaenuri 20-07-2014).
KESIMPULAN
Setelah mengadakan penelitian serta melakukan analisa terhadap data yang diperoleh dari
berbagai sumber, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Kondisi sosial budaya masyarakat Islam di kecamatan Singorojo pada saat ini sangat dipengaruhi
oleh kebudayaan tradisional Jawa, hal ini dapat terlihat dari tradisi-tradisi yang masih berkembang
dalam kehidupan masyarakat Singorojo, perkembangan agama Islam dan tradisi Jawa yang ada di
Kecamatan Singorojo dianggap sebagai salah satu bahan pemersatu masyarakat serta sesuatu
tradisi untuk menhormati para leluhur dari anggota masyarakat, kepercayaan terhadap tradisi ini
menyebabkan adanya kerjasama yang sangat kuat dalam bidang sosial kemasyarakatan, sementara
dalam pelaksanaan tradisi ini dapat dilihat tentang kemauan masyarakat dalam menjaga tradisi
para leluhur agar selalu lestari dan terjaga pada setiap generasi.
2. Bahwa pengaruh agama Islam terhadap kebudayaan dan tradisi jawa di Kecamatan Singorojo
sangat terlihat dari masih di lestarikan nya tradisi tradisi yang merupakan perpaduan dari agama
Islam dan kebudayaan Jawa, hal ini masih tetap terjaga dengan baik karena secara umum
masyarakat masih dalam pendidikan yang rendah, maka dari itu kepercayaan terhadap kekuatan
alam masih sangat besar terutama didaerah yang berada didalam lingkungan hutan dan pedalaman,
masyarakat di Kecamatan Singorojo mengangkat budaya tradisional yang berbentuk tradisi ini
sebagai salah satu bagian dari gaya hidup bermasyarakat.
Pandangan Jawa yang dianggap mempunyai nilai-nilai yang sangat luhur untuk diterapkan dalam
kehidupan masyarakat, hal ini juga terlihat dalam ajaran saudara empat yang diajarkan oleh Sunan
Kalijaga pada saat beliau memperkenalkan ajaran agama Islam di Tanah Jawa, ajaran ini sejalan
dengan ajaran yang ada di dalam kitab suci Alquran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Ajaran lain yang masih dijunjung tinggi dalam kebudayaan Jawa adalah ajaran mengkaji tiga
perkara yaitu mengkaji Kitab Suci, mengkaji keadaan dan juga mengkaji rasa, dalam semangat
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
55
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
kehidupan masyarakat Jawa tiga hal tersebut adalah jalan terbaik dalam mencapai kerukunan
masyrakat serta mencapai tujuan hidup di akhirat.
3. Ritual yang merupakan penggabungan dari tradisi masyarakat Jawa dan agama Islam masih dapat
ditemui dalam ritual-ritual yang ada di Kecamatan Sinngorojo yang diantaranya adalah Nyadran
Kiai Doseno dan Kiai Silaut, serta Nyadran ke makam Kiai Dapu, dalam pelaksanaan nyadran di
makam Kiai Doseno dan Kiai Silaut dapat dilihat tentang adanya perpaduan antara kebudayaan
tradisional Jawa dan ajaran agama Islam, hal sederhana yang dapat dilihat dan merupakan
perpaduan kedua kebudayaan tersebut adalah digunakannya doa-doa serta kewajiban membawa
tumpeng yang menggunakan beras hitam dalam ritual tersebut.
4. Faktor yang membuat agama Islam dan kebudayaan tradisional Jawa adalah kesamaan dalam
banyak hal yang mencakup cara hidup manusia, ajaran agama Islam yang sangat luhur dan sangat
baik ini jika kita lihat muatannya sama dengan nilai-nilai dalam ajaran Jawa, pandangan tentang
ketuhanan adalah sesuatu yang sangat terlihat dalam persamaan ini masyarakat Jawa yang dahulu
melihat adanya kekuatan yang menggerakan alam semesta dan seluruh isinya sejalan dengan
ajaran agama Islam untuk menyembah Allah SWT, kesamaan berikutnya adalah kesamaan tentang
persatuan dalam masyarakat, agama Islam selalu mengajarkan kepada semua pemeluknya untuk
menjaga kehidupan disekitar mereka, manusia diciptakan kedunia untuk memimpin dan
memperbaiki kehidupan serta menjaganya agar selalu baik, ajaran ini sama dengan yang ada dalam
kebudayaan Jawa yang selalu mengedepankan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi,
persamaan pandangan ini menyebabkan penyebaran agama Islam di Kecamatan Singorojo hingga
saat ini semakin baik.
Kesamaan yang berikutnya adalah tujuan hidup manusia Jawa adalah menuju alam kematian, hal
ini sesuai dalam ajaran Islam tentang adanya alam baka dan akhirat, kesamaan tujuan ini mungkin
tidak disadari oleh masyarakat Islam yang ada di Kecamatan Singorojo.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung. 2007. Metodologi peneletian sejarah. Yogyakarta: Arruz Media.
Anshori, M Junaedi.2010. Sejarah Nasional Indonesia. Jakarta : PT Mapan.
As Sibai, Musthafa. 1999. Min Rowai Hadhorotina. Beirut. Dal al waroq liNasyr wa Tauji.
Chodim, Ahmad. 2008. Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta.
Djamaan, satori. Aan Komariah. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Dojosantoso. 2009. Unsur Religius Dalam Sastra Jawa. Semarang: aneka Ilmu.
Giri, Wahyana.2009. Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Indonesia
http://www.kendal.go.id
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
56
Vol. 02. No. 1, Nopember 2014
Moleong, Lexy. 2010. Metodhologi Penelitian. Jombang : Inti Media.
Mustopo, M Habib.1983. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.
Nashir, Haedar. 2012. Manhaj Gerakan Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Noeradyo, Siti Woerjan Soemadyah. 2013, Betaljemur Adammakna. Solo: CV. Buana Raya.
Poesponegoro, Marwati Djoened. 2010. Sejarah Nasional Indonesia III . Jakarta : Balai Pustaka.
Rochani, Ahmad Hamam. 2003. Babad Tanah Kendal. Solo: Inter Media Paramadina.
Santosa, Imam Budi.2012 Spiritualisme Jawa (Sejarah, Laku dan Intisari Ajaran). Yogyakarta:
Memayu Publishing.
Sensus Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2013
Soekamto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Solikhin, Muhammad. 2010. Ritual dan Tradisi Islam Jawa. Yogyakarta: Narasi.
Sugiyono. 2009. Methodologi Penelitian kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tim Redaksi Institut. 2014 Buku Pedoman Skripsi. IKIP Veteran Semarang.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang |
57
Download