ANALISIS PENGARUH FAKTOR GESEK TERHADAP PRESSURE DROP PADA PIPA BAJA BERGELOMBANG DENGAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS ( CFD ) Dr. Ir. Ahmad Indra. S *), Ridwan, ST, MT *), Yugo Kuswantoro**) E-mail : [email protected] *) Dosen Teknik Mesin Universitas Gunadarma **) Alumni Teknik Mesin Universitas Gunadarma Abtraksi Pipa merupakan alat transportasi fluida yang sangat murah, pipa memiliki berbagai ukuran dan bentuk penampang. Penurunan tekanan aliran didalam pipa sangat penting untuk diketahui guna merancang sistem perpipaan. Kekasaran pipa, panjang pipa, diameter pipa, jenis fluida, kecepatan dan bentuk aliran adalah hal yang sangat terkait dengan penurunan tekanan (Pressure Drop). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari perubahan faktor gesek ( friction ) terhadap penurunan tekanan (pressure drop) pada pipa baja bergelombang. Simulasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara teknis faktor penting pada penurunan tekanan (pressure drop) pada pipa bergelombang. Dengan bantuan aplikasi CFD dilakukan variasi besarnya nilai konstanta faktor gesek ( friction ) yang mempengaruhi penurunan tekanan. Kata Kunci: Pipa Baja Bergelombang, Analisis Faktor Gesek, CFD I. dan Pendahuluan Seiring dengan teknologi. Ini disebabkan ilmu perkembangan pengetahuan dan teknologi berhubungan zaman, kebutuhan akan teknologi akan erat dengan industri. Ilmu pengetahuan semakin meningkat. Teknologi kini tidak dan hanya konsumsi individu yang modern kembangkan pada saat ini berdampak akan tetapi adalah bagian dari kehidupan tidak hanya pada bidang komunikasi dan sehari-hari yang akan selalu dibutuhkan transportasi, tapi juga dibidang industri dan akan terus mengalami perkembangan yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan adanya era globalisasi. manusia itu sendiri. Industri teknologi semakin yang umat bersaing lagi manusia dengan Dalam dunia industri tersebut satu efisiensi dan kwalitas produk mempunyai Negara hubungan yang sangat erat dengan termasuk Indonesia, kemajuan industri jumlah biaya yang diperlukan, karena akan lebih baik jika dipacu dan didukung dengan efisiensi yang tinggi maka biaya oleh kemajuan bidang ilmu pengetahuan yang diperlukan dapat ditekan dan harga sektor andalan merupakan dari salah setiap jual barang mereka lebih kompetitif dan membuat rumusan yang merupakan salah satu teknologi yang berguna dalam hukum dunia industri untuk mencapai tingkat menyatukan hubungan antara tekanan efisiensi kerja yang tinggi adalah dengan (P), kecepatan (V) dan head (H) dari menggunakan fluida yang merupakan prinsip dari teori pompa dan pipa guna pendistribusian fluida cair dalam proses aliran fluida yang mekanika fluida secara umum. produksi. Fluida adalah suatu yang tidak Munculnya ilmu mekanika fluida karena dasar mengikuti penemuan berbagai bisa lepas dari kehidupan sehari-hari kita, dimanapun dan kapanpun kita berada, hukum dan lahirnya sejumlah kasus yang fluida punya hubungan dengan keseimbangan kegiatan kita dalam kehidupan sehari-hari dan gerakan fluida. Orang pertama yang kita baik itu dalam bentuk liquid ataupun mempelajari dan memperkenalkan ilmu ini gas. Berbagai fenomena dalam fluida adalah Leonardo pertengahan Da abad XV selalu berbagai Vinci pada dapat kita pelajari sebagai bagian dari dengan karya ilmu fisika, atau secara khusus kita dapat tulisnya “On The Flow Of Water And River mendalaminya Structures” fluida. yang mempengaruhi didapatkannya ketika melakukan observasi dan pengalaman membangun instalasi fluida. Pipa dalam ilmu mekanika merupakan sarana transportasi fluida yang murah. Pipa Berikutnya muncul Galileo dengan memiliki berbagai ukuran dan bentuk study sistematik mengenai dasar-dasar penampang. mekanika fluida. Dan pada tahun 1643 penampangnya, Toreicelli memperkenalkan hukum tentang berpenampang lingkaran (pipa sirkular) aliran bebas zat cair melewati lubang adalah kemudian pada tahun 1650 diperkenalkan digunakan. hukum distribusi tekanan dalam zat cair macam, yaitu plastic, baja, pvc, logam, yang dikenal dengan hukum Pascal, yakni acrylic, dan lain-lain. hukum tentang gesekan dalam fluida yang Dari pipa segi bentuk pipa yang Material yang paling pipa banyak bermacam- Aliran fluida didalam pipa pada mengalir, yang sangat terkenal sampai kenyataannya saat ini dirumuskan oleh Isaac Newton. tekanan seiring dengan panjang pipa mengalami penurunan Dasar teori mekanika fluida dan yang dilalui fluida tersebut. Menurut teori hidrolika kemudian menjadi baku setelah dalam mekanika fluida, hal ini disebabkan Daniel Bernoulli memperkenalkan ilmunya karena fluida yang mengalir memiliki antara 1728-1778 dengan menerbitkan 47 viskositas. Viskositas ini menyebabkan judul buku tentang matematika, mekanika timbulnya dan menghambat. Untuk melawan gaya geser lain-lain. tulisannya Salah tentang satunya dinamika dengan fluida tersebut gaya geser diperlukan yang energi sifatnya sehingga mengakibatkan adanya energi yang hilang bidang pada aliran fluida. Energi yang hilang ini computer dengan metode numeric. fluida dengan menggunakan mengakibatkan penurunan tekanan aliran Computational fluida atau disebut juga kerugian tekanan Dynamics (CFD) adalah suatu (head loses). Mekanika fluida merupakan bidang ilmu yang melakukan perhitungan cabang secara numeric (metode numeric) untuk ilmu teknik mesin yang Fluid mempelajari keseimbangan dan gerakan memecahkan gas maupun zat cair serta gaya tarik dalam fluida. Masalah yang diselesaikan dengan benda - benda disekitarnya atau dalam CFD ini dalam bentuk persamaan- yang dilalui saat mengalir. Dimana pada persamaan yang berlaku dalam ilmu dunia industri sebagian besar fluidanya fluida. mengalir pada pipa tertutup (closed conduit (Computational Fluid Dynamics) saat ini flow) dan memiliki beberapa masalah sudah utama yang terjadi antara lain : kelebihannya 1. Terjadinya gesekan disepanjang dinding pipa. berbagai Penggunaan sangat permasalahan teknologi berkembang terutama CFD karena dalam hal menganalisis suatu permasalahan yang berkaitan dengan masalah aliran fluida, 2. Terjadinya kerugian tekanan 3. Terbentuknya perpindahan kalor dan massa maupun turbulensi akibat fenomena yang terlibat didalamnya gerakan relative dalam molekul (seperti reaksi pembakaran) dalam waktu fluida yang dipengaruhi viskositas yang lebih cepat dan mengeluarkan biaya fluida. yang lebih kecil. Salah satu fenomena Karena masalah-masalah diatas dapat fluida yang dapat disimulasikan dengan menyebabkan timbulnya kerugian pada menggunakan kinerja mesin fluida, maka diperlukan fenomena kajian didalam yang mendalam dalam bidang mekanika fluida supaya masalah - masalah teknologi yang pipa terjadi baja CFD yaitu pada aliran bergelombang (Corrugated Steel Culvert Pipe ). diatas dapat dipecahkan. Dewasa perkembangan ini, ilmu seiring dengan pengetahuan dan II Landasan Teori 2.1 teknologi, ilmu fluida semakin dituntut untuk berkembang pula. Salah satu efek perkembangan ilmu teknologi bidang di pengetahuan fluida dan adalah perkembangan ilmu “Computational Fluid Dynamics” yaitu perhitungan dan pemecahan berbagai permasalahan dalam Mekanika Fluida Mekanika cabang ilmu fluida teknik merupakan mesin yang mempelajari keseimbangan dan gerakan gas maupun zat cair serta gaya tarik dengan benda-benda disekitarnya atau yang dilalui saat mengalir. Sedangkan istilah fluida didalam mekanika mempunyai pengertian yang lebih luas dibanding yang kita lihat dalam kehidupan Berdasarkan pergerakannya aliran fluida sehari-hari, dimana fluida adalah semua terdiri dari : bahan yang cenderung berubah bentuknya walaupun mengalami gaya luar • yang Steady flow merupakan suatu aliran sangat kecil. fluida dimana kecepatannya tidak Fluida secara khusus didefinisikan sebagai zat menerus Steady Flow yang selama terpengaruh oleh perubahan waktu, berdeformasi terus sehingga kecepatan konstan pada dipengaruhi suatu setiap titik pada aliran tersebut. tegangan geser. Sebuah tegangan geser • Non Steady Flow terbentuk apabila sebuah gaya tangensial Non steady flow terjadi apabila ada bekerja pada sebuah permukaan. Apabila suatu perubahan kecepatan pada benda-benda padat biasanya seperti baja aliran tersebut terhadap perubahan atau logam-logam lainnya dikenai oleh waktu. suatu tegangan geser, mula-mula benda • Uniform Flow itu akan berdeformasi (biasanya sangat Uniform flow merupakam aliran kecil), tetapi tidak akan terus menerus fluida yang terjadi besar dan arah berdeformasi (mengalir). Namun, cairan dari vector-vektor kecepatan tidak seperti air, minyak, dan udara memenuhi berubah dari suatu titik ke titik definisi dari sebuah fluida. Secara umum berikutnya fluida dibagi menjadi dua, yaitu statika tersebut. fluida dan dinamika fluida. Statika fluida • dalam aliran fluida Non Uniform Flow adalah fluida yang tidak bergerak (diam), Aliran ini terjadi jika besar dan arah dinamika fluida adalah fluida yang vector-vektor bergerak. Dalam penerapannya, fluida selalu tidak terlepas dari viskositas. kecepatan berubah fluida terhadap Viskositas lintasannya. Ini terjadi apabila luas secara umum dapat didefinisikan sebagai penampang medium fluida juga ketahanan berubah. sebuah fluida deformasi / perubahan bentuk. terhadap [1] Aliran fluida berdasarkan gaya yang 2.2 Macam-macam Aliran Fluida bekerja pada fluida tersebut: Mekanika fluida adalah ilmu yang • Aliran Laminar mempelajari tentang tipe-tipe aliran fluida Aliran laminar didefinisikan sebagai dalam medium yang berbeda-beda. Aliran aliran dengan fluida yang bergerak fluida terbagi atas beberapa kategori, dalam lapisan-lapisan, atau lamina- dibagi berdasarkan sifat-sifat yang paling lamina dominan meluncur secara merata. Dalan dari aliran tersebut, atau berdasarkan jenis dari fluida yang terkait. [2] aliran dengan laminar satu ini lapisan viskositas berfungsi untuk meredam kecenderungan-kecenderungan terjadinya gerakan relative antara lapisan. Sehingga aliran Aliran • tidaknya Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu memenuhi pasti hukum viskositas mampat. • τ =µ bisa dicompres : laminar Newton, yaitu: berdasarkan Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat. du dy (2.1) 2.3 dimana : τ Bilangan = tegangan geser pada fluida (N/m ) µ = viskositas dinamik digunakan apakah aliran tersebut laminar, transisi fluida (kg/m.det) atau turbulen. Osborne Reynolds telah du/dy mempelajari untuk mencoba menentukan = gradient kecepatan bila dua situasi aliran yang berbeda akan ((m/det/m) serupa secara dinamik bila memenuhi: Aliran Turbulen Aliran turbulen didefinisikan sebagai 1. Kedua aliran tersebut serupa pergerakan secara geometrik, yakni ukuran- partikel-partikel fluida sangat tidak ukuran linier yang bersesuaian menentu mempunyai perbandingan yang aliran yang dimana karena mengalami konstan. pencampuran serta putaran partikel antar lapisan, yang mengakibatkan 2. Garis-garis aliran yang adalah serupa saling tukar momentum dari satu bersesuaian bagian fluida kebagian fluida yang secara geometrik, atau tekanan- lain dalam skala yang besar. Dalam tekanan keadaan maka bersesuaian terjadi perbandingan konstan. aliran turbulensi turbulen yang Dalam mengakibatkan tegangan geser yang di titik-titik yang mempunyai menyimak dua situasi merata diseluruh fluida sehingga aliran yang serupa secara geometrik menghasilkan Reynolds menyimpulkan bahwa aliran- aliran. kerugian-kerugian aliran [2] dinamik • Reynolds untuk menentukan sifat pokok aliran, 2 • Bilangan Reynolds transisi merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. jika akan serupa secara persamaan-persamaan diferensial umum yang menggambarkan Aliran Transisi Aliran tersebut aliran-aliran tersebut indentik. [3] Re = VDρ Viskositas dipengaruhi oleh temperatur, µ tekanan, kohesi dan laju perpindahan momentum molekulernya. Viskositas zat cair cenderung menurun dengan seiring (2.2) tambahnya kenaikan temperatur hal ini µ υ= ρ disebabkan gaya-gaya kohesi pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan (2.3) Dengan mensubtitusikan persamaan (2.3) kedalam persamaan (2.2) maka akan didapat : dengan semakin bertambahnya temperature pada zat cair yang menyebabkan turunnya viskositas dari zat cair tersebut. [4] Viskositas dibagi menjadi dua macam: νD Re = υ 1. Viskositas dinamik viskositas mutlak atau (absolute viscosity) mempunyai nilai sama (2.4) dengan hukum viskositas Newton. dimana: µ= V = kecepatan fluida yang mengalir (m/det) D = diameter dalam pipa (m) ρ = massa jenis fluida (kg/m ) = viskositas dinamik du dy (kg/m.s) 3 µ τ fluida 2 (kg/m .det) (2.5) dimana: τ = tegangan geser pada 2 fluida (N/m ) 2 υ = viskositas kinetik (m /s) Pada fluida air suatu du/dy aliran = gradient kecepatan ((m/s)/m) diamsusikan laminar bila aliran tersebut mempunyai bilangan Reynolds (Re) kurang 2. Viskositas kinematik merupakan dari 2000, untuk aliran transisi berada pada perbandingan antara viskositas bilangan Re 2000 < 3000 biasa juga mutlak disebut sebagai bilangan Reynolds kritis, massa sedangkan aliran turbulen mempunyai υ= bilangan Reynolds lebih dari 3000. 2.4 Viskositas Viskositas fluida merupakan ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk. terhadap µ ρ kerapatan (m2/s) (2.6) dimana: µ = nilai dari viskositas dinamik fluida (kg. m/s) Debit aliran dipergunakan untuk ρ = nilai kerapatan massa fluida 3 (kg/m ) menghitung Tabel 2.1 Sifat-sifat air [4] kecepatan aliran pada masing-masing pipa dimana rumus debit aliran : [4] Q= ∀ t (2.8) dari persamaan kontinuitas didapat Q = VA Maka V = 2.5 Dimana A = Rapat Jenis (Density) Density atau rapat jenis (ρ) sutau V = tersebut dan dinyatakan dalam massa per satuan volume, sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nisbah (ratio) massa zat yang terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian tersebut. Hubungannya dapat dinyatakan sebagai 1 πD 2 4 Dengan memasukan A didapat zat adalah ukuran bentuk konsentrasi zat Q 1 πD 2 4 (2.9) dimana : Q = debit aliran (m3/s) berikut: V = kecepatan aliran (m/s) dm ρ= dv A = luas penampang (m2) 3 (kg/m ) ∀ = volume fluida(m3) (2.7) dimana: 2.7 m = massa fluida (kg) density dapat Persamaan-persamaan dipengaruhi oleh Persamaan kontinuitas [4] ρ . A.V = m = konstan temperatur, semakin tingi temperatur maka (2.10) kerapatan suatu fluida semakin berkurang karena disebabkan gaya yang berkaitan dengan aliran fluida V = volume fluida (m3) Nilai Q A kohesi molekul-molekul semakin berkurang. [4] dari dimana: ρ = massa jenis fluida (kg/m3) A = luas penampang yang dilalui fluida 2.6 Debit Aliran (m2) V = kecepatan aliran fluida (m/s) Karena pada aliran incompressible tidak g = percepatan gravitasi (m/s2) ada perubahan aliran massa jenis maka f = friction factor (tidak berdimensi) berlaku: untuk mencari taktor gesek f ( friction ) A.V = Q = konstan Aliran laminar f = (2.11) dimana: 64 NR Q = debit aliran (laju volumetrik) Persamaan Bernoulli [2] (2.14) ⎛ P ⎞ ⎛V 2 ⎞ ⎟⎟ + g.z = konstan ⎜⎜ ⎟⎟ + ⎜⎜ ⎝ρ⎠ ⎝ 2 ⎠ Aliran turbulen f = (2.12) dimana : P = tekanan pada suatu titik aliran fluida ( Pa ) suatu titik dari permukaan (m) 2.8 berada disekitar pintu masuk dicari dengan rumus sebagai berikut: Le = 0,06. Re D stedi didalam pipa, aliran laminar atau penurunan tekanan (pressure drop). Untuk perhitungan didalam pipa pada dipakai persamaan aliran turbulen Untuk (2.17) Darcy [4] 2.9 untuk mencari f (factor gesekan) L V2 hf = f ⋅ ⋅ D 2⋅ g Untuk (2.16) 1 Le = 4,4. Re 6 D dinyatakan dalam kerugian tinggi-tekan Weisbach. atau mencari aliran berkembang penuh dapat Dalam aliran takmampu mampat umumnya simulasi atau belum berkembang penuh. Untuk Aliran di Dalam pipa (incompressible) analisa kecepatan aliran diandaikan seragam g = percepatan gravitasi (m/s) tinggi Pada ketika V = kecepatan fluida (m/s) = (2.15) eksperimen aliran fluida didalam pipa ρ = massa jenis fluida (kg/m3) z 0,316 R1 / 4 Fluida Newtonian dan Fluida Non-newtonian Fluida (m) (2.13) dimana : L = panjang pipa (m) D = diameter pipa (m) V = kecepatan rata-rata aliran (m/detik) ditinjau dari tegangan geser yang dihasilkan maka fluida dapat dikelompokan dalam dua fluida yaitu, fluida Newtonian dan Non-newtonian. Fulida Newtonian mengalami hubungan yang linier antara besarnya tegangan geser dengan rate of share-nya yang berarti pada permukaan pipa (pipa sirkular) adalah pipa yang paling tegangan gesernya yang terjadi dan laju banyak digunakan. Keistimewaan pipa perubahan bentuk yang diakibatkan nya. baja bergelombang adalah bisa menjadi Hal ini dapat diartikan bahwa viskositas material pilihan untuk berbagai macam fluida (µ) konstan. (sesuai dengan hukum pemakaian viskos Newton), sedangkan fluida Non- pembuangan air, penggantian jembatan newtonian dan gorong-gorong. [5] mengalami dinding hubungan yang seperti pengelolaan air, tidak linier lagi antara besarnya tegangan Pipa baja bergelombang memiliki dimensi geser yang terjadi dan laju perubahan diameter luar pipa (OD), diameter dalam bentuknya. Suatu plastik ideal mempunyai spiral (Di), diameter luar spiral (Do) dan tegangan searah tertentu dan hubungan panjang pitch pipa baja bergelombang (P) linier yang konstan antara tegangan geser seperti Gambar 2.4 dan laju perubahan bentuk. Suatu zat Tampak samping : tiksotropik, seperti tinta cetak, mempunyai viskositas yang perubahan tergantung bentuk sebelumnya zat dan pada langsung mempunyai kecenderungan untuk mengental bila tidak Tampak depan : bergerak. Pada umumnya gas dan cairan encer cenderung bersifat Newtonian, sedangkan hidrokarbon berantai panjang yang kental Newtonian. mungkin bersifat Non- [4] Gambar 2.4 Pipa Baja Bergelombang 2.10.1 Sifat baja bergelombang Gambar 2.3 Diagram Rheologi [4] 2.10 - Durability (Daya Tahan) - Flexibelity (Kelenturan) - Strength (Kekuatan) - Ease Of Pipa Baja Bergelombang Pipa merupakan alat transportasi fluida yang murah. Pipa memiliki berbagai ukuran dan bentuk penampang salah satunya adalah pipa baja bergelombang. Namun pipa yang berpenampang lingkaran Installation (Instalasi Mudah) - Efesien dan Ekonomis 2.10.2 Aplikasi Pipa Bergelombang 1. Pembuangan Air Baja - Jalan Raya - Jalan Kereta Api 2.11 - Lapangan Terbang Dinamics) - Semburan Air / Air Tanah (Computational Computational 2. Sistem Penahanan (CFD) Jalan yang melintang dibawah - CFD jembatan adalah Fluid metode Fluid Dynamics perhitungan dengan sebuah control dimensi, luas dan volume dengan memanfaatkan bantuan - Kabel terowongan komputasi komputer untuk melakukan - Ventilasi perhitungan - Tiang selongsong pembaginya. Prinsipnya adalah suatu pada tiap-tiap elemen ruang yang berisi fluida yang akan dilakukan 2.10.3 Jenis Pipa Dari sekian pembuatan pipa secara umum dapat dikelompokan menjadi dua bagian: [3] 1. Jenis penghitungan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian, hal ini sering disebut dengan sel dan prosesnya dinamakan meshing. Bagian-bagian yang pipa tanpa (pembuatan sambungan terbagi tanpa kontrol pipa pengelasan) tersebut merupakan penghitungan sebuah yang akan dilakukan adalah aplikasi. Kontrol-kontrol 2. Jenis pipa dengan sambungan (pembuatan pipa dengan pengelasan) penghitungan ini beserta kontrol-kontrol penghitungan lainnya merupakan pembagian ruang yang disebut tadi atau meshing. Nantinya, pada setiap titik 2.10.4 Macam Sambungan Perpipaan Sambungan perpipaan dapat dikelompokan sebagai berikut: kontrol penghitungan penghitungan oleh akan dilakukan aplikasi dengan batasan domain dan boundary condition 1. Sambungan dengan menggunakan pengelasan yang telah ditentukan. Prinsip inilah yang banyak 2. Sambungan dengan menggunakan dipakai penghitungan pada dengan proses menggunakan ulir bantuan komputasi komputer. Contoh lain Selain sambungan seperti diatas, penerapan prinsip ini adalah Finite terdapat pula penyambungan khusus yang Element Analysis (FEA) yang digunakan menggunakan pengeleman (perekat) serta untuk menghitung tegangan yang terjadi pekeleman (untuk pipa plastik dan pipa pada benda solid. viber glass).Pada pengilangannya Sejarah CFD berawal pada tahun umumnya pipa bertekanan rendah dan 60-an dan terkenal pada tahun 70-an pipa awalnya pemakaian konsep CFD hanya dibawah 2” sajalah menggunakan sambungan ulir. [4] yang digunakan untuk aliran fluida dan reaksi kimia, namun seiring dengan terlibat dalam domain. Misalnya ketika perkembangannya industri ditahun 90-an suatu membuat CFD makin dibutuhkan pada melibatkan berbagai aplikasi lain. Contoh sekarang ini tersebut melibatkan persamaan energi banyak sekali paket-paket sofware CAD atau konservasi dari energi tersebut. menyertakan konsep CFD yang dipakai Inisialisasi awal dari persamaan adalah untuk menganalisa stress yang terjadi boundary condition. Boundary condition pada desain yang dibuat. Pemakaian CFD adalah kondisi dimana kontrol-kontrol secara umum dipakai untuk memprediksi : perhitungan didefinisikan sebagai definisi model yang akan temperatur dianalisa berarti model • Aliran dan panas awal yang akan dilibatkan ke kontrol- • Transfer massa kontrol penghitungan yang berdekatan • Perubahan proses fasa melting seperti pada pengembunan dengannya melalui persamaan yang terlibat. persamaan[5] dan pendidihan Secara umum proses penghitungan CFD • Reaksi kimia seperti pembakaran terdiri atas 3 bagian utama: • Gerakan mekanis seperti piston 1. Preposessor dan fan 2. Processor Tegangan dan tumpuan pada 3. Post processor • Sub-Program Pre-processor benda solid - CAD (Membangun Geometri) CFD adalah penghitungan yang - Membangun Mesh mengkhususkan pada fluida. Mulai dari - Input Data Sifat Fluida Kerja aliran fluida, heat transfer dan reaksi kimia (massa yang terjadi pada fluida. Atas prinsip- konduktivitas dll.) prinsip dasar mekanika fluida, konservasi - • Gelembung elektromagnetik jenis, viskositas, Input Kondisi Batasan Aliran energi, momentum, massa, serta species, Sub-Program Processor (Solver) penghitungan Persamaan Dasar Aliran Fluida CFD dapat sederhana proses - Massa (Kontinuitas) penghitungan yang dilakukan oleh aplikasi - Momentum CFD - Energi dilakukan. dengan Secara adalah dengan kontrol-kontrol penghitungan yang telah dilakukan maka kontrol penghitungan melibatkan dengan Model Fisika akan - Turbulensi memanfaatkan - Reaksi (Pembakaran) - Radiasi tersebut persamaan-persamaan yang terlibat. Persaman-persamaan ini adalah persamaan yang membangkitkan dengan Sub-Program Post-Processor memasukan parameter apa saja yang Menyajikan Hasil : - Pola Aliran (vektor dan kontur dalam akan suatu masalah yang akan kecepatan, streamline, pathline dll.) diselesaikan - mengenai Distribusi Tekanan dan Distribusi Temperatur (untuk kasus non- isotermal) diinput pemahaman karakterisrik melihat hasil lebih aliran fluida berupa grafik, vektor, kontur dan bahkan animasi dari Prepocessor adalah tahap dimana data dengan dan mulai dari proses simulasi. [5] pendefinisian domain serta pendefinisian kondisi batas atau boundary condition. Ditahap ini juga III. Desain Pipa Baja Bergelombang Dan Tahapan Proses Simulasi sebuah benda atau ruangan yang akan dianalisa dibagi-bagi dengan jumlah grid 3.1 Pipa tertentu atau sering juga disebut dengan meshing. Tahap selanjutnya adalah processor, pada tahap ini dilakukan proses penghitungan data-data input dengan persamaan yang terlibat secara iteratif. Artinya penghitungan dilakukan hingga hasil menuju error terkecil atau hingga mencapai nilai Penghitungan menyeluruh yang terhadap volume secara kontrol dengan proses integrasi persamaan diskrit. Tahap akhir merupakan tahap postprocessor dimana hasil perhitungan di interpretasikan kedalam gambar, grafik bahkan animasi. Hal yang paling mendasar mengapa konsep CFD (Software CFD) banyak sekali digunakan dalam dunia industri, dengan CFD dapat dilakukan analisa terhadap suatu sistem dengan mengurangi tentunya biaya waktu melakukan eksperimen yang eksperimen panjang tersebut. dan dalam Atau merupakan sarana transportasi fluida. Pipa memiliki berbagai ukuran dan bentuk penampang salah satunya adalah Namun pipa pipa yang bergelombang. berpenampang lingkaran (pipa sirkular) adalah pipa yang paling banyak digunakan. Aliran fluida didalam pipa pada konvergen. dilakukan Pipa Bergelombang kenyataannya mengalami penurunan tekanan seiring dengan panjang pipa yang dilalui fluida tersebut. Menurut teori dalam mekanika fluida, hal ini disebabkan karena fluida yang mengalir memiliki viskositas. Viskositas ini menyebabkan timbulnya gaya geser yang sifatnya menghambat. Untuk melawan gaya geser tersebut diperlukan energi sehingga mengakibatkan adanya energi yang hilang pada aliran fluida. Energi yang hilang ini mengakibatkan penurunan tekanan aliran fluida atau disebut juga kerugian tekanan (head loses). dalam proses design enggineering tahap yang harus dilakukan menjadi lebih pendek. Hal ini yang mendasari pemakaian konsep CFD adalah pemahaman lebih yang 3.2 Langkah-langkah Simulasi Untuk memudahkan proses Gambar 3.1 Flowchart langkah simulasi dalam sub bab ini akan dijelaskan pembuatan model CAD dan proses secara bertahap proses simulasi yang simulasi dimulai dari pembentukan geometri. Secara keseluruhan proses tersebut terdiri 3.2.1 dari enam langkah yaitu : Pembuatan Model Pipa Baja Bergelombang Hal yang perlu dilakukan pertama 1. Membuat model pipa baja bergelombang adalah membuat model aliran yang terjadi 2. Menentukan kondisi fisik model model volume. Asumsi penyederhanaan boundary condition 5. Menentukan parameter Dalam pembuatan model menggunakan dan SolidWork Office Premium 2007 sebagai menjalankan simulasi simulasi model yang dilakukan adalah dengan menganggap ketebalan pipa diabaikan. penyelesaian 6. Menampilkan pada pipa baja bergelombang. Dalam hal ini model yang dibuat adalah berupa 3. Membuat mesh 4. Menentukan kali sebelum melakukan proses simulasi pembuat model. Dan model yang akan hasil disimulasikan pada skripsi ini adalah seperti gambar dibawah ini : Mulai Pembuatan model Pipa bergelombang Menentukan kondisi fisik model Langkah Pembuatan meshing Gambar 3.2 Model aliran pipa Membuat kondisi batasan bergelombang Menentukan parameter perhitungan numerik 3.2.2 Melaksanakan perhitungan atau komputasi Menampilkan hasil simulasi Menentukan Kondisi Fisik Model Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah penentuan kondisi fisik dari model yaitu penentuan model Selesai penyelesaian, fluida yang dipakai dan kondisi operasi. Penentuan model dibagi besarnya nilai Pressure, Temperature menjadi dua yaitu model penyelesaian dan velocity yang di berikan dalam analisis tipe Internal flow dan External flow melakukan proses simulasi. Dibawah ini dan dalam hal ini analisis Internal flow adalah merupakan menentukan kondisi operasi. pilihan penyelesaian yang tepat dalam gambar dialog box untuk menganalisis faktor gesek pada pipa baja bergelombang, Dibawah ini adalah gambar dialog box dalam pemilihan tipe analisis untuk menentukan model penyelesaian. Gambar 3.5 Menentukan kondisi operasi Gambar 3.3 Penentuan model 3.2.3 Meshing Meshing adalah proses dimana penyelesaian geometri secara keseluruhan dibagi-bagi Pemilihan jenis fluida merupakan salah dalam satu elemen faktor menentukan yang hasil penting analisa yang dalam akan elemen-elemen kecil ini kecil. Elemen- nantinya berperan sebagai kontrol surface atau volume data diperoleh, dimana fluida ini terdiri dari perhitungan fluida Newtonian, Non-newtonian dan Gas. elemen ini akan menjadi input untuk Dan dalam analisis ini fluida yang dipakai elemen disebelahnya. Hal ini akan terjadi adalah fluida Newtonian => air ( water). berulang-ulang hingga domain terpenuhi. yang kemudian tiap-tiap Dalam meshing elemen-elemen yang akan dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan bentuk geometri. Aplikasi meshing yang dipakai adalah Result and Geometry Resolution, Setelah geometri berhasil di input selanjutnya adalah proses meshing. Dalam penelitian ini Gambar 3.4 Pemilihan jenis fluida semua konfigurasi tipe elemen di simulasi menggunakan Menentukan kondisi operasi dalam melakukan analisis adalah suatu hal yang harus dilakukan peneliti dalam menentukan tetrahedron elemen interval hybrid Result atau resolution sebesar 3 dan besarnya minimum gap size box sebesar 0.3322m. Dibawah ini sederhana maka boundary condition yang adalah proses pembuatan meshing pipa mungkin dan sesuai untuk mendefinisikan baja bergelombang melalui Result and keadaan aktualnya adalah velocity inlet Geometry Resolution dan gambar untuk tempat masuknya air dari pompa. hasil meshing : Dan outlet sebai tempat keluar air dari pipa bergelombang. Pada skripsi ini kondisi batasan yang digunakan adalah : Spesifikasi pipa baja bergelombang Tabel 3.1 Kapasitas Produk ( Product Capacity ) Diameter Pipa Min. Ø 150 mm – Max.Ø 3600mm Gambar 3.6 Proses pembuatan meshing Berikut di bawah ini adalah gambar Pipa Tabel 3.2 Standart Aplikasi Baja Bergelombang setelah mengalami ( Application Standart ) proses meshing. Unit : mm Pitch Depth Radius 38 6.5 7.1 Application Ø150 – Ø800mm Small diameter 68 13 17.5 Gambar 3.7 Hasil meshing dari Result Ø300 – Ø1.500mm and Geometry Resolution Medium diameter 3.2.4 Membuat Kondisi Batasan ( 75 25 17.5 boundary condition ) Boundary definisi dari condition zona-zona Large telah diameter terdefinisi sebelumnya pada Result and Geometry Resolution. Dalam EFD nilainilai dan karakteristik dari masing-masing boundary tipe, yang telah didefinisikan sebelumnya dalam Result and Geometry Resolution, di definisikan. Karena model yang digunakan adalah model aliran air – Ø3.600mm merupakan yang Ø1.000 Diameter Pipa : 2,8m Panjang : 113,709m Flow rate : 19500 m³/h Velocity : 0,881 m/s Friction Coef : 0,0509 Mayor loss : 0,082m melakukan proses iterasi simulasi, di dalam melakukan perhitungan secara Diameter Pipa : 3,3m komputasi ini secara otomatis komputer Panjang : 884,697m akan Flow rate : 39000 m³/h elemen Velocity : 1,269 m/s konvergensi, proses iterasi akan berhenti Friction Coef : 0,0482 setelah terjadi konvergensi. Pada saat Mayor loss : 1,059m proses iterasi maka akan tampil grafik melakukan perhitungan takhingga sampai metode mencapai proses perhitungan numerik dan display Dalam memberikan data input boundary kontur condition peneliti harus jelih karena untuk gambar dibawah ini . tekanan dalam pipa seperti pengisian terdapat beberapa hal yang harus dilakukan seperti pemilihan gambar permukaan untuk lubang inlet ( Lid 1 ), menentukan arah sumbu referensi axis , menentukan tipe boundary condition, dan menentukan besarnya nilai flow parameter. Di bawah ini adalah gambar dialog box dalam features boundary condition yang akan tampil dalam proses simulasi. Gambar 3.9 Grafik proses perhitungan numerik Gambar 3.8 Boundary condition Gambar 3.10 Hasil perhitungan numerik 3.2.5 Menentukan Parameter Perhitungan Numerik Setelah selesai 3.2.6 mendefinisikan Menampilkan Hasil Simulasi Setelah mencapai konvergensi model yang akan disimulasikan maka dari tahap menentukan adalah tahap untuk melihat hasil simulasi parameter perhitungan numerik yang akan yang telah dilakukan. Dalam melihat hasil digunakan seperti kontrol solusi, simulasi melakukan initialize awal, monitor dengan berbagai cara, dilihat secara perhitungan numerik, dan kemudian keseluruhan maupun target tertentu saja selanjutnya adalah solusi, dari maka EFD tahap dapat selanjutnya dilakukan dengan menentukan bidang, garis atau titik pengamatan. Karena target utama adalah untuk melihat bagaimana pengaruh perubahan diameter terhadap pressure drop akibat faktor gesek (friction) mulai dari inlet sampai outlet, maka akan dilihat vektor kecepatan baik itu keseluruhan maupun bidang yang dibuat sebelumnya, dan kontur serta melihat garis aliran (path Gambar 3.13 Flow trajectory hasil line) untuk menentukan apakah aliran yang simulasi terjadi sudah efektif atau belum. IV Pembahasan 4.1 Analisa perbandingan pressure drop pada pipa baja bergelombang dengan cara empiris dan simulasi CFD. Berdasarkan dasar teori yang telah dijelaskan pada bab II maka pada bab Gambar 3.11 Kontur hasil simulasi ini akan dilakukan analisa dimensional mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tekanan ( pressure drop ). Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu dilakukan simulasi dengan menggunakan software CFD, perubahan dari variabel-variabel fungsi yang berpengaruh terhdap tekanan akan dilakukan menggunakan CFD. Karena dalam Gambar 3.12 Isolines hasil simulasi modeling perubahan bentuk geometri lebih mudah dilakukan. Oleh Dari hasil gambar simulasi garis aliran (part karena lines) dibawah ini kita dapat menyimpulkan bergelombang apakah pola aliran yang terjadi dalam pipa CAD baja bergelombang sudah efektif atau dilakukan analisa dimensional khususnya belum. menyangkut perubahan geometri yang akan itu yaitu dalam modeling menggunakan SolidWork. berpengaruh pada pipa software Setelah itu penurunan tekanan ( pressure drop ) pada aliran fluida didalam pipa. Dalam suatu aliran didalam pipa pada kenyataan terjadi penurunan tekanan = 0,785 x 7,84 = 6,154 m² Dengan memasukan A didapat yang disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut antara lain panjang pipa, diameter pipa, kecepatan, kekasaran permukaan V = Q A V = 5,416 6,154 dinding pipa sebelah dalam, sifat-sifat fluida, kerapatan viskositas.Perbandingan dan Pressure Drop pada pipa baja bergelombang dengan cara empiris dan simulasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana selisih atau perbedaan Pressure drop dengan cara empiris dan dengan cara simulasi pada CFD. 4.1.1 = 0,881 m/s Jadi kecepatan aliran fluida baja bergelombang dengan diameter 2,8 m sebesar 0,881 m/s dimana : Q = debit aliran (m3/s) Analisa pressure drop pipa baja V = kecepatan aliran (m/s) bergelombang dengan metode A = luas penampang (m2) empiris Diketahui : Panjang ( L ) = 113,709 m Flowrate ( Q ) = 19500 m³/h Dalam skripsi ini suhu air diasumsikan 20ºC sehingga ρ = 998,2 kg/m³ dan µ = 1,005 x 10 ³ N.s/m² ( tabel 2.1 ) Diameter ( D ) = 2,8 m friction = 0,0509 Re = Velocity ( V ) = 0,881 m/s Perhitungan debit aliran pipa baja ρVD = µ 1 jam = 3600 s (detik) 998,2 × 0,881 × 2,8 2462,35976 = = −3 1,005 × 10 1,005 × 10 −3 Flow rate pipa diameter 2,8 mm 2450109,214 bergelombang diameter 2,8 meter 9 untuk pipa 19500 m³/h => 19500 : 3600 = 5,416 m³/s Q Maka V = A Dimana luas penampang 1 A = πD 2 4 Faktor gesekan ( f ) = 0,0509 f ( L / D ) ρV 2 ∆P = = 2 0,0509.(113,709 / 2,8).998,2.0,8812 2 = 1 = .3,14.2,8 2 4 1601,48905 = 800,75 Pa 2 Pada analisa simulasi atau eksperimen aliran didalam pipa tidak langsung berkembang penuh, sehingga untuk Flow rate pipa diameter 3,3 m mencari aliran berkembang penuh dapat 39000 m³/h => 39000 : 3600 dicari dengan cara sebagai berikut : = 10,833 m³/s 1 Le = 4,4. Re 6 D Le = D.4,4. Re = 2,8.4,4.2450109,214 4.1.2 Q A Maka V = 1 Dimana luas penampang 6 1 1 A = πD 2 4 = 143,05 m 6 ( pressure drop ) untuk pipa baja 1 = .3,14.3,3 2 4 bergelombang = 0,785 x 10,89 Perhitungan penurunan tekanan diameter 2,8 = 8,548 m² meter Untuk melakukan perhitungan Dengan memasukan A didapat perhitungan secara empiris, maka data yang diperoleh adalah sebagai berikut. V = Q A V = 10,833 8,548 Diketahui : Panjang ( L ) = 113,709 Diameter ( D ) = 2,8 m Percepatan gravitasi ( g ) = 9,81 m/s² Kecepatan rata-rata aliran ( V ) = 0,881 m/s friction factor = 0,0509 hf = f ⋅ 2 L V ⋅ D 2⋅ g = 1,269 m/s Jadi kecepatan aliran fluida baja bergelombang untuk pipa dengan diameter 3,3m sebesar 1,269 m/s dimana : Q = debit aliran (m3/s) = 0,0509 ⋅ 113,709 0,8812 ⋅ 2,8 2 ⋅ 9,81 V = kecepatan aliran (m/s) A = luas penampang (m2) Dalam skripsi ini suhu air diasumsikan 113,709 0,78 = 0,0509 ⋅ ⋅ 2,8 19,62 20ºC sehingga ρ = 998,2 kg/m³ dan µ = 1,005 x 10 ³ N.s/m² ( tabel 2.1 ) = 0,0509 . 40,62 . 0,040 = 0,082 m 4.1.3 Perhitungan debit aliran pipa baja bergelombang diameter 3,3 meter 9 1 jam = 3600 s (detik) Re = ρVD = µ 998,2 × 1,269 × 3,3 4180,16214 = 1,005 × 10 −3 1,005 × 10 −3 = 4159365,313 Faktor gesek ( f ) = 0,0482 ∆P = = 1,059 m f ( L / D ) ρV 2 = 2 4.2 Analisa pressure drop pada pipa baja bergelombang dengan metode simulasi CFD 0,0482.(884,697 / 3,3).998,2.1,269 2 2 4.2.1 Analisa pressure drop pipa baja bergelombang diameter 0,28 meter 20771,52883 = 10385,76 Pa = 2 Re model = Re prototype Pada analisa simulasi atau eksperimen Re = aliran didalam berkembang pipa tidak penuh, langsung sehingga untuk mencari aliran berkembang penuh dapat dacari dengan cara sebagai berikut : 3,3.4,4.4159365,313 1 6 Dalam skripsi ini suhu air diasumsikan 20ºC sehingga ρ = 998,2 kg/m³ dan µ = 1,005 x 10 ³ N.s/m² ( tabel 2.1 ) Diketahui : Re model = 2450109,214 1 Le = 4,4. Re 6 D Le = D.4,4. Re ρVD µ Diameter pipa 0,28 meter Ditanya : V model 1 = 6 = 184,14 m Re = ρVD µ = 998,2 ×V × 0,28 1,005 × 10 −3 2450109,214 4.1.4 Perhitungan penurunan tekanan V model = ( pressure drop ) untuk pipa baja bergelombang diameter 3,3 meter Diketahui : Panjang ( L ) = 884,697 m Diameter ( D ) = 3,3 m 2450109,214 × 1,005 × 10 −3 0,28 × 998,2 = 2462359,76 × 10 −3 279,496 = 8810 × 10 −3 = 8,81 m/s Dimana luas penampang A = Percepatan gravitasi ( g ) = 9,81 m/s² 1 πD 2 4 Kecepatan rata-rata aliran ( V ) = 1,269 m/s friction factor = 0,0482 hf = f ⋅ L V2 ⋅ D 2⋅ g 884,697 1,269 2 = 0,0482 ⋅ ⋅ 3,3 2 ⋅ 9,81 = 0,0482 ⋅ 1 = .3,14.0,28 2 4 = 0,785 x 0,0784 = 0,0615 m² Diketahui : A model = 0,0615 m² V model = 8,81 m/s 884,697 1,61 ⋅ 3,3 19,62 Ditanya : Q model = 0,0482 . 268,09 . 0,082 Jawab : Q model = V model x A model = = 8,81 m/s x 0,0615 m² = 0,54 m³/s Gambar 4.2 Isolines pipa baja f model = f prototype ( f = 0,0509 ) bergelombang f ( L / D ) ρV 2 ∆P = = 2 0,0509.(1 / 0,28).998,2.8,812 = 2 14084,10108 = 7042,05 Pa 2 Analisa ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pressure drop aliran fluida didalam pipa yang terjadi pada Gambar 4.3 Flow trajectory pipa baja pipa baja bergelombang . Untuk dapat bergelombang mengetahui pressure drop yang terjadi Pada pada aliran fluida di dalam pipa penulis menunjukkan mencoba untuk meneliti dan menganalisa pressure drop ) yang terjadi pada pipa hal simulasi. baja bergelombang dengan nilai tekanan Simulasi ini dilakukan dengan debit aliran maksimum sebesar 99620,7 Pa dan nilai sebesar 0,54 m³/s ,panjang pipa 1 m dan minimumnya sebesar -71,9121 Pa. Dan diameter 0,28 m. banyaknya iterasi yang terjadi sebanyak itu dengan melakukan gambar hasil simulasi penurunan diatas tekanan ( 80 iterasi. Dari data hasil simulasi diatas dapat kita lakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya nilai koefisien faktor gesek ( friction ) pada gambar pipa bergelombang tersebut dengan melihat grafik dan daftar tabel hasil perhitungan simulasi dibawah ini : Gambar 4.1 Kontur tekanan statis pada pipa baja bergelombang Gambar 4.4 Grafik pressure perhitungan simulasi ∆P = P output – P input = Jawab : 18940,52465 Pa – 13678,44202 Pa = 5262,08263 Pa = 5262,08 Pa ∆P = Gambar 4.5 Grafik velocity perhitungan simulasi maka Tabel 4.1 Hasil perhitungan simulasi f = f ( L / D ) ρV 2 2 ∆Ρ.2.D L.ρ .V 2 = 5262,08 × 2 × 0,28 1 × 998,2 × 8,812 = 2946,764 77476,391 = 0,0381 Jadi besarnya nilai faktor gesek ( friction ) untuk pipa baja bergelombang dengan diameter 0,28m sebesar 0,0381 Setelah mengetahui besarnya nilai faktor gesek (friction) maka kita dapat mengetahui penurunan tekanan (pressure drop) seperti dibawah ini : Diketahui : Panjang ( L ) = 1 m Diameter ( D ) = 0,28 m Percepatan gravitasi ( g ) = 9,81 m/s² Diketahui : Kecepatan rata-rata aliran ( V ) = 8,81 Tekanan awal ( P inlet) = 13678,44202 Pa m/s Tekanan akhir ( Poutlet) = 18940,52465 Pa friction factor = 0,0381 Diameter pipa ( D ) = 0,28m Ditanya : penurunan tekanan (pressure Panjang pipa ( L ) = 1m drop) Kecepatan aliran ( V ) = 8,81 m/s Jawab : Massa jenis fluida ( ρ ) = 998,2 kg/m³ ( suhu air 20º C ) Ditanya : f ( faktor gesek ) hf = f ⋅ L V2 ⋅ D 2⋅ g 1 = .3,14.0,33 2 4 1 8,812 ⋅ 0,28 2 ⋅ 9,81 = 0,0381 ⋅ = 0,785 x 0,1089 = 0,0854 m² 1 77,61 ⋅ 0,28 19,62 = 0,0381 ⋅ Diketahui : A model = 0,0854 m² = 0,0381 . 3,571 . 3,955 V model = 12,69 m/s = 0,538 m Jadi Ditanya : Q model besarnya (pressure drop) penurunan untuk tekanan pipa Jawab : Q model = V model x A model = 12,69 m/s x 0,0854 m² baja = 1,083 m³/s bergelombang dengan diameter 0,28m sebesar 0,538 m f model = f prototype ( f = 0,0482 ) 4.2.2 Analisa pressure drop pipa baja ∆P = bergelombang diameter 0,33 m Re model = Re prototype Re = ρVD µ 20ºC sehingga ρ = 998,2 kg/m³ dan µ = = 0,0482.(1 / 0,33).998,2.12,69 2 2 = Dalam skripsi ini suhu air diasumsikan f ( L / D ) ρV 2 2 23478,69251 = 11739,34 Pa 2 Analisa ini dilakukan dengan 1,005 x 10 ³ N.s/m² ( tabel 2.1 ) tujuan untuk mengetahui pressure drop Diketahui : Re model = 4159365,313 aliran fluida didalam pipa yang terjadi Diameter pipa 0,33 meter pada pipa baja bergelombang . Untuk Ditanya : V model dapat mengetahui pressure drop yang ρVD µ terjadi pada aliran fluida di dalam pipa Re = = 998,2 ×V × 0,33 1,005 × 10 −3 menganalisa hal itu dengan melakukan = 4159365,313 4159365,313 × 1,005 × 10 −3 V model = 0,33 × 998,2 −3 = 4180162,14 × 10 329,406 = 12690 × 10 −3 = 12,69 m/s Dimana luas penampang A = penulis mencoba untuk meneliti dan 1 πD 2 4 simulasi. Simulasi ini dilakukan dengan debit aliran sebesar 1,083 m³/s, panjang pipa 1 m dan diameter 0,33 meter. mengetahui besarnya nilai koefisien faktor gesek ( friction ) pada gambar pipa bergelombang tersebut Dengan melihat grafik dan daftar tabel hasil perhitungan simulasi dibawah ini : Gambar 4.6 Kontur tekanan statis pada pipa baja bergelombang Gambar 4.9 Grafik pressure perhitungan simulasi Gambar 4.7 Isolines pipa baja bergelombang Gambar 4.10 Grafik velocity perhitungan simulasi Tabel 4.2 Hasil perhitungan simulasi Gambar 4.8 Flow trajectory pipa baja bergelombang Pada gambar menunjukkan hasil simulasi penurunan diatas tekanan ( pressure drop ) yang terjadi pada pipa baja bergelombang dengan nilai tekanan maksimum sebesar 176256 Pa dan nilai minimumnya sebesar -29559 Pa. Dan banyaknya iterasi yang terjadi sebanyak 91 iterasi. Dari data hasil simulasi diatas dapat kita lakukan perhitungan untuk Diketahui : Panjang ( L ) = 1 m Diameter ( D ) = 0,33 m Percepatan gravitasi ( g ) = 9,81 m/s² Diketahui : Kecepatan rata-rata aliran ( V ) = 12,69 Tekanan awal ( P inlet) = 25483,6548 Pa m/s Tekanan akhir ( P outlet) = 39696,36704Pa friction factor = 0,0583 Diameter pipa ( D ) = 0,33m Ditanya : penurunan tekanan (pressure Panjang pipa ( L ) = 1m drop) Kecepatan aliran ( V ) = 12,69 m/s Jawab : Massa jenis fluida ( ρ ) = 998,2 kg/m³ L V2 hf = f ⋅ ⋅ D 2⋅ g ( suhu air 20º C ) Ditanya : f ( faktor gesek ) Jawab : ∆P = P outlet – P inlet = 39696,36704 Pa – 25483,6548 Pa = 0,0583 ⋅ 1 12,69 2 ⋅ 0,33 2 ⋅ 9,81 = 0,0583 ⋅ 1 161,03 ⋅ 0,33 19,62 = 14212,71224 Pa = 14212,71 Pa ∆P = f ( L / D ) ρV 2 2 = 0,0583 . 3,030 . 8,207 = 1,449 m maka f = ∆Ρ.2.D L.ρ .V 2 Jadi (pressure 14212,71 × 2 × 0,33 = 1 × 998,2 × 12,69 2 = besarnya drop) penurunan untuk tekanan pipa baja bergelombang dengan diameter 0,33 m sebesar 1,449 m 9380,388 160746,235 = 0,0583 Jadi besarnya nilai faktor gesek ( friction ) untuk pipa baja bergelombang dengan diameter 0,33m sebesar 0,0583 Setelah mengetahui besarnya nilai faktor gesek (friction) maka kita dapat mengetahui penurunan tekanan (pressure drop) seperti dibawah ini : Gambar 4.11 Vektor Plot Kecepatan Di Sekitar Ulir • Penurunan tekanan (pressure drop) sebesar 0,082 m b. Perhitungan pada pipa baja bergelombang diameter 0,28 m dengan cara simulasi CFD Gambar 4.12 Vektor Plot Kecepan • Velocity sebesar 8,81 m/s • Nilai faktor gesek (friction) sebesar 0,0381 V PENUTUP • Debit aliran sebesar 0,54 m³/s • Penurunan tekanan (pressure Kesimpulan drop) sebesar 0,538 m Setelah dilakukan analisa fluida di c. Perhitungan pada pipa baja dalam pipa baja bergelombang dengan bergelombang menggunakan metode CFD maka dapat dengan cara empiris diambil kesimpulan sebagai berikut : • Velocity sebesar 1,269 m/s • Nilai 1. Hasil simulasi yang dilakukan pada pipa baja bergelombang dengan faktor gesek 3,3 m (friction) sebesar 0,0482 variasi diameter dimana semakin • Debit aliran sebesar 10,83 m³/s besar diameter pada pipa baja • Penurunan tekanan (pressure bergelombang maka pengaruh faktor gesek (friction) yang terjadi drop) sebesar 1,059 m d. Perhitungan pada pipa baja semakin kecil dan hal itu juga yang bergelombang diameter 0,33 m menyebabkan penurunan tekanan dengan cara simulasi CFD (pressure drop) semakin kecil. • Velocity sebesar 12,69 m/s • Nilai 2. Pengaruh faktor gesek terhadap velocity, debit aliran dan presure drop pada masing-masing pipa baja bergelombang melalui perhitungan empiris dan simulasi CFD diketahui bahwa : a. Perhitungan pada bergelombang pipa diameter baja 2,8 m dengan cara empiris • Velocity sebesar 0,881 m/s • Nilai faktor gesek (friction) sebesar 0,0509 • diameter Debit aliran sebesar 5,41 m³/s faktor gesek (friction) sebesar 0,0583 • Debit aliran sebesar 1,083 m³/s • Penurunan tekanan (pressure drop) sebesar 1,449 m DAFTAR PUSTAKA 1. Reuben M. Olson & Steven J. Wright, Dasar-Dasar Mekanika Fluida Teknik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1993. 2. Victor L. Streeter & E. Benjamin Wylie. Mekanika Jakarta: Fluida, Erlangga.1993. 3. Bruce R. Munson & Donald F. Young, Mekanika Fluida, Jakarta: Erlangga. 2005. 4. Raswani, Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpipaan, Universitas Indonesia. Jakarta, 1987. 5. Ahmad Fauzan, Rancangan Bangun Circular Hovercraft Aliran pada Mempengaruhi dengan dan Analisa Bagian yang Cushion Computational Pressure Fluid Dynamics, Jakarta. 2006. 6. Situs internet :http://www.EFD.lab.com 7. Situs csp.co.id internet :http://www.pt-